PT. TOLAN TIGA INDONESIA

Transkripsi

1 Rev. 1 October of 8 3. FIELD LINING Pemancangan di Lapangan 3.1 Flat or gently undulating land (i) The lining of reasonably flat areas for straight planting is quite simple. Rows are set in an east-west direction or across the slopes. (ii) Generally, straight planting is satisfactory in areas with a slope less than 5 o. The risk of soil erosion is minimal in flat areas. Consideration should, however, be given to minimize the risk of sheet erosion in large areas of sloping land. As a guide, soil conservation bunds ought to be provided across the slopes at the following distance: 3.1 Tanah rata atau sedikit bergelombang (i) Pemancangan pada tanah rata adalah dengan pacang lurus. Barisan diarahkan timur-barat atau memotong kemiringan. (ii) Penanaman lurus sesuai untuk areal dengan kemiringan kurang dari 5 o. Resiko erosi cukup rendah, tetapi harus diperhitungkan juga langkah untuk memperkecil erosi permukaan pada tanah miring. Contoh, untuk pengawetan tanah harus dibuat benteng atau teras pada kemiringan 5 15 O dengan jarak sebagai berikut: Slope 0 o 5 up to 10 o 10 o to 15 o Soil Conservation bunds/borrow pit interval Nil 16 to 24 m 8 to 15 m Table 3.1 Pit interval for soil conservation (iii) The terrace or bud construction can be done by bulldozer at the stage of land preparation. Field lining by using Abney Level. (iii) Pembuatan benteng atau teras dapat dilakukan menggunakan buldozer pada tahap persiapan lahan. Pemancangan menggunakan Abney Level.

2 Rev. 1 October of 8 (iv) Areas of not possible for terracing by bulldozer are installed by silt-pit bund which constructed manually with the dimention of the front drain 60 x 40 x 40 cm and back bund with the same dimention. (iv) Pada areal yang tidak dapat dibuat teras dengan menggunakan buldozer maka harus dibuat silt-pit bund dengan manual dengan ukuran parit 60 x 40 x 40 cm di depan dan benteng dibelakang dengan ukuran yang sama Hilly land Contour planting and terracing must be considered where slopes are more than 5 o. 3.2 Tanah berbukit Penanaman secara kontur harus dibuat pada kemiringan lebih dari 5 o Terracing a. In areas to be contour planted, the position of the bench terraces must first be marked out. This can be done with a dumpy level, clonometer, road tracer e.q. an Abney Level. b. The procedure for contour marking of terraces is as under: Pembuatan teras a. Di areal yang ditanami secara kontur, harus terlebih dahulu dilakukan pemancangan teras. Ini dapat dilakukan dengan dumpy level, clinometer, road tracer (Abney level) dll. b. Prosedur pemancangan teras adalah seperti di bawah ini: c. Establish a base line with coloured marker pegs at 6 m (horizontal distance) down the average slope of each hill or separate topographical entity for the purpose of single row planting. For double row planting the distance between terrace are 7-8 m or adjusted to the field situation c. Buatlah pancang kepala dengan pancang berwarna pada jarak 6 m (secara horizontal) di kemiringan ratarata dari seluruh topografi yang ada untuk penanaman satu baris (single row) Untuk penanaman baris ganda (double row) jarak antar teras 7 8 m atau sesuai kondisi lapangan.

3 Rev. 1 October of 8 d. Three different colours are used for the pegs, red, yellow and blue. During pegging out the base line the three colours should continue to be used in sequence. d. Untuk pancang gunakan tiga warna,merah, kuning dan biru. Selama memancang pancang kepala, ketiga warna ini harus diulang secara berurutan. e. After pegging out the full base line, the terraces are marked on the contour, using marker pegs of the base line color for that terrace, around the hill using any reasonably, easy to operate, leveling device such as an Abney Level mounted on T-shaped support 1.5m high. A white sighting board with a thick black sighting line at the same height as the sighting instrument from the ground is used to fix the contour points. As noted above, the color of the marking peg along the contour should be the same as the base peg for that contour as this helps the bulldozer driver/worker to keep level and not stray from the contour, above or below. e. Setelah selesai membuat pancang kepala, gunakan warna pancang kepala tersebut untuk warna pancang teras, keliling bukit menggunakan alat yang cukup mudah untuk dioperasikan seperti Abney level, yang diletakkan pada kaki yang berbentuk huruf T setinggi 1.5 m. Papan yang berwarna putih diberi garis hitam tebal, yang tingginya sama dengan kaki Abney level, digunakan untuk menentukan pancang kontur. Warna pancang kontur harus sama dengan pancang kepala, karena ini membantu supir buldoser/pekerja tetap berada di tempat rata, tidak menembus kontur di atasnya atau di bawahnya. f. To ease later sighting, the contour markers should be placed at about 10 m intervals. f. Untuk mempermudah pengukuran berikutnya pancang teras harus diletakkan setiap 10 m.

4 Rev. 1 October of 8 g. Terrace should not be any closer than 4.5 m for single row planting and 6 m for double row planting respectively, or further apart than 7.0 m for single row planting and 9.5 m for double row planting respectively. If a terrace becomes closer than 4.5 m to the next, e.g. at a steep ravine edge, the terrace should be closed and reopened where the slope allows acceptable spacing again. Similarly, where the distance between terraces increases an extra terrace should be inserted until distances narrow. g. Teras tidak boleh lebih rapat dari 4.5 m untuk penanaman satu baris dan 6 m untuk penanaman dua baris dan tidak boleh lebih jauh dari 7.0 m untuk penanaman satu baris dan 9.5 m untuk penanaman dua baris. Jika teras lebih kecil dari 4.5 m dari pancang beriktunya, misalnya, di sisi jurang yang curam, teras harus dimatikan dan dibuka kembali pada kemiringan yang memungkinkan. Demikian juga, jika jarak antara dua teras bertambah, harus disisip sampai jaraknya menyempit Terrace construction (i) For the purpose of double row planting construct the terrace by bulldozer due to terrace width of m. Therefore, manually dug terraces are preferable, especially in areas too steep for the bulldozer to operate Pembuatan teras (i) Untuk penanaman double row harus dengan buldozer karena lebar teras min 3.5m dan max 4m. Teras lebih baik dikerjakan secara manual, terutama di daerah terlalu curam bagi buldoser untuk beroperasi. (ii) Terraces should be dug m wide for single row planting and m for double row planting respectively with a slope towards the back of the terrace (15 o 20 o slope), depending on (ii) Teras harus dipotong selebar 1.5m 2.0m untuk single row dan m untuk penanaman double row dengan kemiringan dasar teras mengarah ke belakang teras (15 o 20 o ) tergantung

5 Rev. 1 October of 8 terrace width and slope of terrain. It is necessary to construct stop bunds across terraces every 10 m (every three trees) to stop the flow of water along the terrace. Construction of terrace start at the hill top and works downwards. dari lebar teras dan kemiringan. Perlu dibuat stop bund memotong teras setiap 10 m (setiap tiga pohon) untuk menghentikan aliran air di sepanjang teras. Pembuatan teras dimulai dari puncak bukit ke arah bawah. (iii) Checking to ensure that the back slope of the terrace is up to required standard may easily be done using an angled frame set at 75 o with a bob indicator illustrated on figure 3.2. (iii)pemeriksaan untuk mengetahui kemiringan teras dibuat seperti yang diinginkan, dapat dilakukan dengan bingkai yang bersudut 75 o dengan indicator plum bob seperti gambar 3.2. (iv) When checking the back slope, place the instrument to the back of the terrace with the base arm flat on the terrace. The vertical arm should be perpendicular with the back face of the terrace and the plumb bob should hang down parallel with the vertical arm if the slope is correct. If, when the base arm is flat on the terrace, the plumb bob hangs down away from the terrace back and the vertical back face of the terrace, then the slope is too little. See figures 3.4. (iv) Untuk mengukur kemiringan letakkan alat tersebut pada dinding teras, dengan dasar rata pada teras. Lengan yang vertikal harus tegak lurus dengan permukaan belakang teras dan plum bobnya harus paralel dengan lengan yang bertikal jika memang kemiringannya benar. Jika dasar teras rata, plumb bob akan tergantung menjauh dinding teras dan lengan vertikalnya menjauh dari sisi vertikal teras, ini berarti kemiringannya kurang. Lihat gambar 3.4

6 Rev. 1 October of 8 (v) Terraces cut manually should be cut at least 1 m into solid earth with a 0.5 m back drop. The terrace is built up to around m wide for single row planting and m for double row planting respectively including the displaced soil. In areas where continuous terraces are not possible due to steep land or rock then platforms will have to be constructed. (v) Teras yang dipotong secara manual setidak-tidaknya dipotong sedalam 1 m ke dalam tanah pada dan tanah galiannya 0.5 m. Teras dibuat selebar m untuk penanaman satu baris termasuk tanah galian dan m untuk penanaman dua baris. Di arealareal yang tidak memungkinkan dibuat teras bersambung karena tanahnya curam atau berbatu maka buatlah platform. 3.3 Low land Principally, the low land area should opened and be cultivated to gain optimum SPH. The permanent flooded area, as principally the water can be drained out as the area could be opened Tanah Berair (lowland) Pada prinsipnya areal harus dibuka dan ditanami untuk mendapatkan SPH yang tinggi. Tanah berair secara tahunan atau musim, prinsipnya sepanjang air masih dapat dialirkan maka areal ini harus dibuka Narrow flooded area There are situated between 2 adjacent hills that form a swamp. Arrange a drain with a dimention of 1.5m x 1m x 1m to drain the logging water. Arrange a fishbone drain with a dimention of 1m x 1m x 1m Areal berair yang sempit Areal ini biasanya diapit oleh bukit sehingga membentuk rawa di tengah-tengah. Buat parit drainage ukuran 1.5 x 1 x 1m untuk mengalirkan air. Jika perlu dapat dibuat parit sirip ikan ukuran 1 x 1 x 1m Swamps /low land area Permanent swamps can be opened through a flat form arrangement Areal Rawa / Low Land Areal rawa yang basah sepanjang tahun dapat dibuka dengan membuat flat form.

7 Rev. 1 October of 8 The flat form arrangement technique describe below : (i) Observe the maximum height of water surface level throughout the year and make the marks in the field. Teknik membuat flat form seperti berikut : (i) Amati ketinggian muka air maksimum sepanjang tahun dan buat tandanya di lapangan. (ii) Arrange the flat form 20 cm higher than maximum level of water surface. (ii) Buat plat form 20cm lebih tinggi dari tinggi maksimum permukaan air. (iii) Calculate the volume of soils needed to budding to the particular soil surface level. The flat form tolerable to planting row drain ratio of 2:1. All the drain and flat form works subject to ESD HO approval prior to field implementation. (iii) Hitung volume tanah yang dibutuhkan untuk menimbun permukaan tanah yang diinginkan. Platform masih ditoleransi dengan ratio 2 baris tanaman 1 parit. Setiap pembuatan parit dan plat form harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari ESD HO Medan. Plumb line 150 cm Bob 75o 100 cm

8 Rev. 1 October of 8 Figure 3.3 Instrument for checking the slope 75 o 75 o 3.4a Frame on flat terrace 3.4b Frame on correct slope