BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan secara keseluruhan menunjukkan perusahaan di Indonesia melakukan penyesuian ke leverage yang ditargetkan. Berdasarkan partial adjustment model, kecepatan penyesuaian struktur modal perusahaan di Indonesia ke leverage yang ditargetkan rata-rata kurang dari 100%, atau membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu) tahun untuk mencapai leverage yang ditargetkan. Leverage yang ditargetkan diestimasi dengan mempertimbangkan biaya kebangkrutan, biaya keagenan, dan biaya asimetri informasi sebagaimana dijelaskan pada teori trade-off dan teori pecking order. Determinan struktur modal tersebut meliputi faktor karakteristik perusahaan, dan ekonomi makro. Kedua, kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang memberikan dampak pada biaya penyesuaian, yaitu faktor karakteristik perusahaan maupun faktor ekonomi makro. Perusahaan yang hutangnya tidak berlebih/underleverage dapat lebih lamban dalam menyesuaikan ke leverage yang ditargetkan dibandingkan dengan perusahaan yang hutangnya berlebih/overleverage. Perusahaan cenderung menyesuaikan struktur modalnya pada target leverage lebih cepat pada kondisi ekonomi makro yang baik dibandingkan dengan pada kondisi ekonomi makro yang buruk. Berdasarkan model dinamis yaitu dengan memasukkan parameter kecepatan penyesuaian yang menunjukkan perusahaan mempertimbangkan biaya penyesuaian/adjustment cost, struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh faktor karakteristik perusahaan. 158

2 Berdasarkan hasil pengujian empiris, menunjukkan hasil sebagai berikut: Pertama, Perusahaan di Indonesia melakukan penyesuian ke leverage yang ditargetkan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1. Kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan kurang dari 1 atau kurang dari 100% (δ it < 1 atau δ it < 100%). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa penyesuaian ke leverage yang ditargetkan perusahaan di Indonesia tidak mencukupi, dan struktur modal yang diobservasi berada di bawah struktur modal pada tingkat yang ditargetkan. Kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan menunjukkan kurang dari 1 atau kurang dari 100% ini menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai leverage yang ditargetkan melebihi 1 tahun. Berdasarkan hasil pengujiam kecepatan penyesuaian seluruh perusahaan di Indonesia selama periode 2000 sampai dengan 2011 menunjukkan kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan adalah 41,25% per tahun atau untuk mencapai leverage yang ditargetkan diperlukan waktu 2,4 tahun. Kedua, kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan dipengaruhi oleh faktor karakteristik perusahaan dan kondisi ekonomi makro. Pengaruh distance atau penyimpangan struktur modal perusahaan dari leverage yang ditargetkan terhadap kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan menunjukkan menunjukkan pengaruh negatip dan signifikan. Hopotesis 2a, yang menyatakan semakin besar penyimpangan leverage perusahaan dari leverage yang ditargetkan semakin lamban penyesuaian struktur modal perusahaan ke leverage yang ditargetkan, terdukung. Hubungan antara kecepatan penyesuaian dan jarak dari leverage yang ditargetkan negatip, karena perusahaan perlu menyesuaikan pendanaan internalnya melalui kebijakan dividennya. Jika biaya tetap penyesuaian 159

3 yang sangat tinggi, penyesuaian mungkin terjadi tanpa transaksi secara eksternal di pasar modal. Kebijakan dividen dapat digunakan untuk menyesuaikan struktur modal perusahaan. Hubungan negatip mengindikasikan struktur modal disesuaikan secara internal melalui kebijakan dividennya. Dengan demikian penyesuaian menjadi lamban dan memerlukan waktu beberapa tahun. Hal ini karena jika biaya penyesuaian tetap tinggi, dan perusahaan akan menghindari menggunakan pendekatan pasar modal, dan akan menggunakan pendekatan kebijakan dividen untuk mencapai leverage yang ditargetkan. Hipotesis 2b, yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan semakin cepat penyesuaian struktur modal perusahaan ke leverage yang ditargetkan, terdukung. Perusahaan yang tumbuh akan perusahaan yang tumbuh akan lebih mudah merubah struktur modalnya dengan memilih beberapa alternative sumber pendanaan, dan dengan merubah komposisi modal baru yang diperoleh. Lebih lanjut lagi perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh, semakin besar kemungkinan bagi perusahaan untuk mendapatkan pendanaan eksternal. Hipotesis 2c, yang menyatakan semakin besar ukuran perusahaan, semakin rendah kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan, terdukung. Semakin besar ukuran perusahaan semakin lambat penyesuaian struktur modal perusahaan ke leverage yang ditargetkan. Perusahaan besar lebih banyak menggunakan hutang publik yang menunjukkan lebih mahal, sehingga perusahaan besar menyesuaikan kebutuhan sumberdana eksternalnya menggunakan ekuitas bukan dengan hutang, sehingga ada hubungan negatip antara ukuran perusahaan dan kecepatan penyesuaian pada leverage yang ditargetkan. 160

4 Semakin tinggi tingkat keuntungan perusahaan, semakin lamban penyesuaian struktur modal perusahaan ke leverage yang ditargetkan, namun pengaruhnya tidak signifikan. Hipotesis 2d, yang menyatakan bahwa semakin besar tingkat keuntungan perusahaan, semakin rendah kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan, terdukung secara tanda. Profitabilitas berpengaruh negatip dengan kecepatan penyesuaian pada leverage yang ditargetkan karena perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, semakin memperkecil kebutuhan untuk mendapatkan pendanaan eksternal dan memperkecil biaya pendanaan eksternalnya, sehingga profitabilitas perusahaan memiliki hubungan negatip terhadap kecepatan penyesuaian pada leverage yang ditargetkan. Hipotesis 2e, yang menyatakan semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan, terdukung. Pengujian pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi (growth of gross domestic product/ggdp) terhadap kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan adalah positip dan signifikan. Pada masa resesi terjadi penurunan tingkat pertumbuhan GDP, perusahaan akan sulit mendapatkan hutang. Sebaliknya pada kondisi ekonomi baik, perusahaan akan lebih mudah mendapatkan hutang, sehingga akan lebih mudah menyesuaikan ke leverage yang ditargetkan. Oleh karena itu ada pengaruh positip antara pertumbuhan ekonomi dan kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan. Kecepatan penyesuaian pada leverage yang ditargetkan akan lebih cepat pada kondisi ekonomi yang bagus, yaitu ketika tingkat pertumbuhan gross domestik product GDP/gGDP tinggi. Pengujian hipotesis 2f, pengujian tingkat bunga (interest rate/int) terhadap kecepatan penyesuaian pada leverage yang ditargetkan, menunjukkan pengaruh 161

5 negatip, namun tidak signifikan. Semakin tinggi perubahan tingkat bunga, semakin lamban kecepatan penyesuaian leverage perusahaan ke leverage yang ditargetkan, namun pengaruhnya tidak signifikan. Berdasarkan teori pecking order perusahaan akan menggunakan hutang ketika kondisi ekonomi baik dan akan menggunakan ekuitas ketika kondisi ekonomi buruk yang ditunjukkan dari tingkat bunga. Dengan demikian semakin rendah perubahan tingkat bunga semakin besar kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan, dan semakin tinggi perubahan tingkat bunga semakin rendah kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan. Pengujian hipotesis 2g, Perusahaan dalam kondisi underleverage berpengaruh negatip, dan signifikan terhadap kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan, yang berarti bahwa perusahaan underleverage akan menyesuaikan lebih lamban ke leverage yang ditargetkan, dengan demikian hipotesis 2g, terdukung. Hal ini terjadi dimungkinkan karena walaupun perusahaan dalam kondisi underleverage, namun karena kinerja pasar saham bagus, maka perusahaan cenderung mengeluarkan saham baru untuk mendapatkan pendanaannya, dan bukannya meningkatkan hutang. Kemungkinan lain juga perusahaan dalam kondisi underleverage, namun memiliki sumberdana internal, maka penyesuaiannya cenderung tidak dengan meningkatkan hutang. Perusahaan akan menyesuaikan ke leverage yang ditargetkan lebih cepat pada kondisi ekonomi makro yang baik dari pada kondisi ekonomi makro yang buruk, dengan demikian hipotesis 2h, terdukung. Pada masa resesi atau ketika kondisi ekonomi makro buruk perusahaan akan sulit mendapatkan hutang. Ketiga, pengujian struktur modal dengan model dinamis yaitu dengan memasukkan parameter kecepatan penyesuaian dalam menentukan leverage 162

6 perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengujian pengaruh variabilitas pendapatan/income variability (IV) perusahaan terhadap leverage sebagaimana pengaruh negatip namun menunjukkan tidak signifikan, dengan demikian hipotesis 3a terdukung secara tanda. Variabilitas pendapatan berhubungan negatip dengan struktur modal karena semakin berfluktuasi pendapatan semakin tinggi kemungkinan perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan. Semakin tinggi variabilitas pendapatan, semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan yang timbul karena perusahaan kesulitan melakukan pembayaran bunga hutang, dengan demikian semakin besar variabilitas pendapatan perusahaan cenderung semakin kecil penggunaan hutang. Pengaruh variabilitas pendapatan terhadap leverage pada model dinamis menunjukkan konsisten secara tanda dengan model statis. Pengujian pengaruh pengurang pajak bukan hutang/non-debt tax shield (NDTS) perusahaan terhadap leverage menunjukkan pengaruh negatip, dan signifikan, dengan demikian hipotesis 3b terdukung. Tanda negatip menunjukkan semakin tinggi tingkat pengurang pajak bukan hutang, membuat perusahaan semakin kecil mempercayakan pengurang pajak pada hutang, dan menunjukkan pengaruh yang signifikan. Semakin tinggi tingkat pengurang pajak bukan hutang, membuat perusahaan semakin kecil mempercayakan pengurang pajak pada hutang. Semakin besar pengurang pajak bukan hutang, maka terdapat dana yang sementara bisa digunakan untuk membiayai perusahaan. Pengujian pengaruh struktur aktiva/tangibility (TANG) perusahaan terhadap leverage menunjukkan pengaruh positip dan signifikan, dengan demikan hipotesis 3c terdukung. Perusahan dengan struktur aktiva yang tinggi dapat meminjam dengan tingkat bunga yang rendah dan adanya struktur aktiva sebagai jaminan 163

7 memberikan keamanan bagi kreditor, mengurangi biaya keagenan hutang yang memberikan dampak perusahaan dapat meningkatkan tingkat hutangnya. Hasil penelitian ini mendukung teori trade-off dan teori pecking order. Perusahan dengan struktur aktiva yang tinggi dapat meminjam dengan tingkat bunga yang rendah dan adanya struktur aktiva sebagai jaminan memberikan keamanan bagi kreditor, yang memberikan dampak perusahaan dapat meningkatkan tingkat hutangnya. Berdasarkan teori pecking order, perusahaan yang memiliki aktiva berwujud akan tidak banyak menjumpai masalah asimetri informasi, sehingga akan lebih menyukai mengurangi penggunaan hutang. Pengujian pengaruh pertumbuhan perusahaan pada struktur modal menunjukkan pengaruh positip, dan signifikan, dengan demikian hipotesis 3d terdukung. Perusahaan yang sedang tumbuh lebih membutuhkan pendanaan eksternal dan seharusnya memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi, sehingga ada hubungan positip antara pertumbuhan dan leverage. Hasil penelitian ini mendukung pecking order mengimplikasikan bahwa hutang perusahaan akan meningkat ketika investasinya melebihi laba yang ditahan. Penelitian ini juga mengkonfirmasi teori agency yang merupakan bagian dari teori trade-off, biaya keagenan hutang meningkat terkait adanya konflik antara pemegang hutang dan pemegang saham. Manajer memiliki motivasi untuk menginvestasikan dana pada bisnis yang berisiko bagi pemegang saham, karena jika investasi gagal, pemberi pinjaman akan menanggung mayoritas konsekuensinya, sedangkan jika investasi berhasil pemegang sahamlah yang akan menerima manfaat mayoritas. Dengan demikian perusahaan cenderung menggunakan hutang untuk membiayai investasinya. 164

8 Pengujian faktor ukuran perusahaan berpengaruh positip pada leverage, dengan demikian hipotesis 3e terdukung. Ukuran perusahaan dan struktur modal memiliki pengaruh positip, terutama untuk perusahaan besar karakteristiknya memiliki biaya kebangkrutan yang kecil, dan cenderung terdiversifikasi yang memungkinkan perusahaan menggunakan kapasitas hutang yang lebih tinggi. Perusahaan besar juga memberikan argumentasi bahwa perusahaan besar cenderung menggunakan hutang yang lebih banyak, karena adanya kepercayaan too big to fail. Pengujian faktor profitabilitas berpengaruh negatip pada struktur modal perusahaan, dengan demikian hipotesis 3f, yang menyatakan faktor profitabilitas perusahaan berpengaruh negatip pada leverage terdukung. Perusahaan dengan tingkat keuntungan tinggi cenderung menggunakan hutang yang rendah, dan hal ini mengimplikasikan bahwa ekuitas yang diperoleh dari internal perusahaan lebih murah dibandingkan dengan ekuitas yang diperoleh dari eksternal. Temuan ini mendukung pada teori pecking order yang mengimplikasikan bahwa ekuitas yang diperoleh dari internal perusahaan lebih murah dibandingkan dengan ekuitas yang diperoleh dari eksternal. Menurut hipotesa pecking order, perusahaan memiliki preferensi membiayai perusahaan dengan menggunakan sumber dana internal dibandingkan dengan sumber dana eksternal. Pengaruh profitabilitas terhadap leverage adalah negatip, hal ini juga karena adanya asimetri informasi, adanya biaya trasaksi yang besar jika menggunakan sumber dana ekuitas, dan juga karena adanya penghematan pajak dari dampak pembayaran bunga, tidak begitu berpengaruh secara signifikan. 165

9 Pengujian pengaruh tingkat bunga (interest rate/int) terhadap leverage menunjukkan pengaruh positip, namun tidak signifikan, dengan demikian hipotesis 3g yang menyatakan faktor tingkat bunga berpengaruh negatip pada leverage tidak terdukung. Tidak terdukungnya hipotesis ini berdasarkan model dinamis, dengan adanya biaya penyesuaian, dimungkinkan tingkat bunga yang merupakan biaya modal perusahaan, bukan merupakan faktor yang penting bagi perusahaan dalam menentukan leverage, namun lebih penting mempertimbangkan fleksibilitas perusahaan dalam menentukan leverage. Berdasarkan hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya konsistensi antara model statis dan model dinamis, bahwa karakteristik perusahaan menentukan leverage perusahaan di Indonesia Implikasi Hasil penelitian ini dapat memberikan tiga implikasi yaitu implikasi teoritis dan empiris, implikasi metodologi, serta implikasi kebijakan. Penjelasan ketiga implikasi penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, implikasi teoritis dan empiris, hasil penelitian ini dapat memperkaya secara teoritis dan pengujian empiris yang dapat menjadi referensi bagi peneliti yang tertarik dalam bidang manajemen keuangan perusahaan khususnya dalam penentuan kebijakan struktur modal perusahaan berdasarkan dynamic trade-off theory/teori struktur modal dinamis. Berdasarkan teori struktur modal dinamis membedakan antara leverage yang diobservasi dan leverage yang ditargetkan. Leverage optimal atau leverage yang ditargetkan bervariasi sepanjang waktu. Leverage yang ditargetkan ini dispesifikkan dan diestimasi. Berdasarkan model ini perusahaan melakukan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan dengan 166

10 mengidentifikasikan Speed of adjustment/kecepatan penyesuaian. Kecepatan penyesuaian adalah kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan. Penyesuaian pada leverage yang ditargetkan dengan mengkaitkan struktur modal pada periode sebelumnya dan target leverage yang merupakan fungsi dari karakteristik perusahaan, dan ekonomi makro. Kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan pada perusahaan di Indonesia, ditentukan oleh faktor karakteristik perusahaan maupun faktor ekonomi makro. Dengan menambahkan parameter penyesuaian perusahaan, model struktur modal dinamis dapat menguji pengaruh variabel-variabel tertentu yaitu variabel karaketristik perusahaan dan ekonomi makro terhadap struktur modal perusahaan. Kedua, kontribusi metodologi, penelitian ini menggunakan model dinamis. Penelitian ini membedakan antara leverage yang diobservasi dengan leverage yang ditargetkan. Penelitian ini juga dapat menangkap kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan, dengan menggunakan partial adjustment model. Model ini didasarkan atas pada kondisi ideal struktur modal yang diobservasi sama dengan leverage ditargetkan. Dalam seting dinamis mengimplikasikan bahwa perubahan leverage saat ini dengan leverage pada periode sebelumnya sama dengan perubahan yang diperlukan untuk mencapai leverage yang ditargetkan. Berdasarkan model ini akan dapat diperoleh parameter penyesuian yang menunjukan penyesuaian dalam ke leverage yang ditargetkan. Penelitian ini juga menguji faktor yang menentukan kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan. Penelitian ini menggunakan variabel karakteristik perusahaan dan ekonomi makro yang menentukan kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan. Penelitian ini diharapkan juga memberikan kontribusi model dinamis 167

11 dalam menjelaskan faktor yang menentukan struktur modal perusahaan di Indonesia yaitu dengan memasukkan parameter kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan. Ketiga, implikasi kebijakan, implikasi dari semakin cepat kecepatan penyesuaian pada leverage yang ditargetkan bagi peserta pasar modal yang lebih luas memberikan informasi yang penting. Semakin besar kecepatan penyesuaian mendekati angka 1, menunjukkan semakin cepat penyesuaian leverage perusahaan mencapai leverage yang ditargetkan. Manfaat bagi investor ekuitas baik investor yang sudah ada dan maupun investor potensial, semakin cepat penyesuaian pada leverage yang ditargetkan memberikan sinyal biaya rekapitalisasi yang rendah, biaya modal secara keseluruhan stabil dan adanya fleksibilitas keuangan. Berdasarkan hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kecepatan penyesuaian pada leverage yang ditargetkan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor penyimpangan leverage perusahaan dari yang ditargetkan/distance, pertumbuhan perusahaan/growth, ukuran perusahaan/size, dan pertumbuhan ekonomi/growth GDP. Oleh karena itu perusahaan yang mengupayakan meningkatkan kecepatan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan, dalam merancang struktur modal perusahaan dalam rangka meningkatkan fleksibilitas keuangan dan memberikan dampak pada nilai perusahaan dan nilai kekayaan pemegang saham. Bagi calon investor, hasil penelitian ini juga dapat menjadi acuan dalam memilih perusahaan yang akan diinvestasikan. 168

12 5.3. Keterbatasan Penelitian ini menguji struktur modal dengan model dinamis. Penelitian ini dilakukan dengan mengestimasi leverage yang ditargetkan, dan menguji faktor yang menentukan kecepatan penyesuaian, serta pada pengujian faktor yang mempengaruhi struktur modal berdasarkan model dinamis. Variabel yang digunakan dalam mengestimasi struktur modal yang ditargetkan dan variable yang mempengaruhi kecepatan penyesuaian ke struktur modal yang ditargetkan, penelitian ini hanya membatasi pada faktor karakteristik perusahaan dan kondisi ekonomi makro saja, dan tidak memasukkan faktor institusional. Hasil penelitian ini akan lebih komprehensif apabila faktor institusional dimasukkan. Hasil penelitian ini juga akan lebih robust jika pengujian dilakukan pada perusahaan keuangan di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya dapat dilakukan perbandingan apakah perusahaan keuangan juga melakukan penyesuaian ke leverage yang ditargetkan. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat dukungan empiris dalam perilaku penentuan leverage perusahaan Saran Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti memberikan saran bagi akademisi untuk pengembangan penelitian ini di masa mendatang. Pertama, penelitian berikutnya hendaknya memasukkan faktor institusional dalam pengujian, sehingga hasil penelitian menjadi lebih komprehensif. Kedua, peneliti bisa juga membandingkan dengan kelompok industri keuangan, sehingga akan terlihat bagaimana perbedaan perilaku keputusan struktur modal antar dua kelompok industri yang berbeda spesifikasinya. 169

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam suatu proses pengambilan keputusan pendanaan, seorang manajer keuangan harus mempertimbangkan sifat dan biaya dari sumber pendanaan yang akan dipilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk bisa memaksimalkan nilai perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik supaya bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, struktur modal menjadi salah satu objek yang menarik untuk diteliti dalam teori keuangan modern. Sebagian besar teori dari struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor riil harus digerakkan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti

BAB V. Kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti BAB V Kesimpulan 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti profitabilitas, size, growth opportunities, tangibilitas, cost of financial distress, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% perusahaan yang listed di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejauh ini penelitian empiris mengenai struktur modal bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejauh ini penelitian empiris mengenai struktur modal bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejauh ini penelitian empiris mengenai struktur modal bertujuan untuk mengidentifikasikan model atau teori struktur modal yang dapat menjelaskan perilaku keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Struktur modal adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). Dimana kunci dalam pendanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tinggi rendahnya perekonomian suatu negara didasarkan juga pada aktivitas bisnis di negara tersebut. Apabila aktivitas bisnis di suatu negara beroperasional dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan yang juga berarti memaksimumkan kekayaan pemilik saham. Aktivitas utama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kasenda (2005) menggunakan kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan dan profitabilitas sebagai variabel independen dalam penelitiannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai sebuah. Kinerja yang bagus berdampak pada harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat krusial demi berlangsungnya kestabilan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat krusial demi berlangsungnya kestabilan dalam sebuah perusahaan. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setiap perusahaan pasti selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan keuangan dalam perusahaan atau setidaknya bertahan dalam menghadapi situasi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat dan perusahaan berlomba lomba untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Struktur Modal Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010) struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan dalam struktur modal. Penggunaan utang dalam struktur modal mampu memberikan manfaat positif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Pada umumnya suatu perusahaan dapat memilih struktur modal yang diinginkan. Keputusan struktur modal dapat memiliki implikasi yang penting bagi nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelolah dan menjalankan perusahaannya. Seorang manajer harus berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. mengelolah dan menjalankan perusahaannya. Seorang manajer harus berhati-hati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan tidak hanya berfokus pada pencapaian laba yang maksimal tetapi berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemilik, yang diterjemahkan sebagai nilai perusahaan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemilik, yang diterjemahkan sebagai nilai perusahaan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari berdirinya suatu perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik, yang diterjemahkan sebagai nilai perusahaan. Salah satu aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan (PPh) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan perlu melakukan pendanaan dalam perusahaannya. Keputusan pendanaan berdampak pada struktur modal perusahaan tersebut, sehingga manajer perlu berhati-hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak menentu dikarenakan kondisi ekonomi global cenderung tidak stabil. Apalagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Hutang Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif pendanaan yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda (Christianti, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda (Christianti, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar keputusan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Keputusan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan dengan menetapkan keputusan struktur modalnya.

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan dengan menetapkan keputusan struktur modalnya. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keputusan pembiayaan merupakan hal yang sangat penting bagi kinerja keuangan perusahaan. Keputusan yang salah tentang proporsi struktur modal dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini telah menciptakan suatu kondisi persaingan yang ketat antar perusahaan. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang mulai memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan perusahaan semakin tajam. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Modal Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari itemitem yang ada disisi kanan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. perusahaan selain kegiatan investasi. Sumber pendanaan perusahaan dapat berupa

BAB I PENGANTAR. perusahaan selain kegiatan investasi. Sumber pendanaan perusahaan dapat berupa BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pendanaan adalah salah satu bagian penting dalam suatu kegiatan bisnis. Hal ini menjadikan pendanaan sebagai fungsi strategis dari manajemen keuangan perusahaan selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia perekonomian semakin maju. Hal itu berdampak pada semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil

Lebih terperinci

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal TEORI STRUKTUR MODAL A. Pengertian Modal dan Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan yang memiliki orientasi memperoleh keuntungan akan memfokuskan kegiatannya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnissaat ini berada dalam era globalisasi di iringi perkembangan teknologiyang semakin canggih dan memadai yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua orang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai media komunikasi antara manajer dan investor perusahaan. Laporan keuangan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi dan menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam. Struktur Modal : Merupakan pilihan pendanaan antara hutang dan ekuitas. Bauran modal yang optimal dapat menekan biaya modal, yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah variasi perubahan komposisi struktur modal yang dapat mengubah besarnya rata-rata tertimbang biaya modal yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perusahaan selain meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perusahaan selain meningkatkan nilai perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari perusahaan selain meningkatkan nilai perusahaan adalah memakmurkan kekayaan para pemilik modal dengan mempercayakan kepada manajer atas pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini sangat pesat. Banyak perusahaan yang tumbuh dan berkembang dimasing-masing bidang usaha yang mereka jalani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal (capital structure) didefinisikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manajer keuangan di perusahaan akan menghadapi dua keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan pendanaan merupakan keputusan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Pendanaan tersebut diperoleh dari suatu keputusan struktur modal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Pendanaan tersebut diperoleh dari suatu keputusan struktur modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu perusahaan, penentuan pendanaan diperlukan untuk melangsungkan kegiatan operasi. Pendanaan tersebut diperoleh dari suatu keputusan struktur modal yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat. semakin bertambahnya jumlah perusahaan baru dari hari ke hari membuat persaingan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk menyalurkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk menyalurkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk menyalurkan dan menginvestasikan dana yang menghasilkan keuntungan untuk investor. Melalui pasar modal perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Harjito dan Martono (2013:256) struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diantaranya growth opportunity suatu perusahaan, struktur modal. perusaahan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diantaranya growth opportunity suatu perusahaan, struktur modal. perusaahan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Nilai perusahaan merupakan indikator bagi pasar untuk menilai perusahaan.nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di era modern ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan kemajuan yang pesat, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan utilitas pemiliknya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan utilitas pemiliknya yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan utilitas pemiliknya yaitu memaksimalkan keuntungan dan kemakmuran para pemegang saham.tujuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. DOSEN : DR. SUWANDI, S.E., M.Si TUGAS IV, STRUKTUR MODAL. Oleh Desi Espenti Rinsan Hutabarat

MANAJEMEN KEUANGAN. DOSEN : DR. SUWANDI, S.E., M.Si TUGAS IV, STRUKTUR MODAL. Oleh Desi Espenti Rinsan Hutabarat MANAJEMEN KEUANGAN DOSEN : DR. SUWANDI, S.E., M.Si TUGAS IV, STRUKTUR MODAL Oleh Desi Espenti 55108120117 Rinsan Hutabarat 55108120079 M.Emil Rahman 55108120081 M.Chusnul Syaichudin 55108120016 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi ataupun mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi ataupun mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu keputusan penting dalam pengelolaan fungsi keuangan yaitu seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang digunakan untuk beroperasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia membuat iklim investasi di Asia tumbuh dengan cepat. Hal ini tentu menuntut kemampuan bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. menaikkan harga saham tersebut: pertama, memerlukan operasi yang efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. menaikkan harga saham tersebut: pertama, memerlukan operasi yang efisien untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan pemilik atau pemegang saham, ini diwujudkan dengan menaikkan harga saham biasa. Untuk menaikkan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik

Lebih terperinci

B^EB 1 PtrND.&HI.]LUA.N

B^EB 1 PtrND.&HI.]LUA.N B^EB 1 PtrND.&HI.]LUA.N BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer perusahaan, khususnya manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha membangun sebuah perusahaan dibutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha membangun sebuah perusahaan dibutuhkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia usaha membangun sebuah perusahaan dibutuhkan dana atau sering kita sebut modal. Kebutuhan akan modal merupakan hal yang sangat penting, karena banyak pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggap wajar apabila ditinjau dari segi kebutuhan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggap wajar apabila ditinjau dari segi kebutuhan manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan persaingan dalam dunia usaha merupakan sebuah hal yang dianggap wajar apabila ditinjau dari segi kebutuhan manusia dan perkembangan dunia teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikaitkan dengan pembiayaan hutang dan ekuitas. Keputusan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dikaitkan dengan pembiayaan hutang dan ekuitas. Keputusan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam aktivitas suatu perusahaan, sumber pendanan menjadi sesuatu yang vital. Ada banyak teori yang digunakan untuk menjelaskan variasi model rasio hutang di perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kebijakan Hutang Pada dasarnya kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (internal) maupun dari luar (external). Maka disinilah pentingnya manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. (internal) maupun dari luar (external). Maka disinilah pentingnya manajer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa krisis ini, manajer keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal mencari sumber dana yang baik. Manajer keuangan harus mengetahui sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan yang penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh perkembangan pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan pada manajer. Pengelolaan asset yang telah dipercayakan kapada

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan pada manajer. Pengelolaan asset yang telah dipercayakan kapada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran dapat terwujud jika pengelolaan seluruh perusahaan dilakukan dengan baik. Pembiayaan merupakan elemen penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang menukung

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia usaha berkembang dengan pesat dan persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang melakukan

Lebih terperinci

Halaman Judul Halaman Pengesahan Pernyataan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Singkatan.

Halaman Judul Halaman Pengesahan Pernyataan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Singkatan. Halaman Judul Halaman Pengesahan Pernyataan Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Singkatan Abstract Intisari DAFTAR ISI Hal ii iii iv v x xiii xiv xv xviii xix xx BAB I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sartono (2008) menyatakan bahwa tujuan akhir yang harus dicapai dari keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau maximization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor tersier (jasa) (IDX Fact Book 2012:76). Perusahaan manufaktur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor tersier (jasa) (IDX Fact Book 2012:76). Perusahaan manufaktur memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor industri sekunder yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, selain sektor primer (pertanian dan pertambangan)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis di era modern ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan menjadi sangat ketat. Manajemen perusahaan harus mampu membuat keputusan penting,

Lebih terperinci

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan selalu membutuhkan modal baik untuk pembukaan bisnisnya maupun pengembangan usahanya. Untuk dapat memenuhi pembiayaan dalam kegiatan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan global setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa perusahan-perusahaan yang berdiri di Indonesia, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, dimana perusahaan besar di Indonesia berawal dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini dan dengan semakin maraknya krisis perekonomian dunia membuat banyak perusahaan harus berusaha semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat antar

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1999 dan 2008 memberikan dampak langsung terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan Indonesia mengalami kerugian dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan adalah dengan melihat nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan adalah dengan melihat nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan usaha dan semakin rumitnya situasi yang dihadapi oleh perusahaan modern masa kini menuntut ruang lingkup dan peran seorang manajer keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci