ANALISA LAJU INFILTRASI SUMUR PERESAPAN DI PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE HORTON
|
|
- Yohanes Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Media Teknik Sipil, Volume XI, Juli 211 ISSN ANALISA LAJU INFILTRASI SUMUR PERESAPAN DI PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE HORTON Elizar 1), Yolly Adriati 2) 1), 2)Universitas Islam Riau, Jln.Kaharuddin Nst 113 Pekanbaru Abstrak Air merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Air hujan yang jatuh kepermukaan tanah sering kali terjadi limpasan menjadi aliran permukaan tanah sehingga tidak sempat meresap ke dalam tanah yang berakibat kurangnya kandungan air tanah dan banjir. Sumur resapan berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan maupun air buangan rumah tangga, guna mempertahankan muka air tanah dan mencegah banjir. Berdasarkan survey lapangan, Pekanbaru sering terjadi banjir hal ini disebabkan aliran pembuangan rumah tangga dan limpasan air hujan menuju drainase kota dan memiliki air tanah yang dangkal sehingga tidak memungkinkan untuk membuat sumur resapan. Untuk permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan membuat sumur resapan dengan kondisi tanah dasar lempung dan jenis penyaring yang berbeda yaitu ijuk, daun kering dan sabut kelapa yang banyak ditemukan di Pekanbaru. Dengan menggunakan metode Horton dilakukan analisa terhadap laju infiltrasi yang terjadi pada 3 model sumur resapan. Berdasarkan hasil analisa diperoleh laju infiltrasi tercepat menggunakan daun kering yaitu sebesar 19,192cmt/jam dengan Model Horton ft = 13,8 + 7,8e -4,43t dan type bangunan sumur resapan yang di desain untuk wilayah Pekanbaru, sebaiknya menggunakan bangunan peresapan type horisontal, hal ini mengingat kondisi daerah lokasi penelitian memiliki muka air yang dangkal. Kata kunci : Infiltrasi, limpasan, muka air tanah, sumur resapan Abstract Water is one component that important role in various aspects of life. Rain water that falls surface soil is often occurs runoff into the soil surface so that the flow could not soak into the soil resulting lack of soil water content and flooding. Infiltration wells serves to accommodate and absorb rain water and household sewage, in order to maintain groundwater and prevent flooding. Based on field surveys, Pekanbaru frequent flooding it caused the flow of household waste and rainwater runoff into the city drainage and shallow ground water has made it impossible to make a well catchment. For the problem then do the research by making well catchment with clay base soil conditions and different types of filter fibers, dry leaves and coconut fiber which are found in Pekanbaru. By using the method of Horton performed an analysis of the rate of infiltration that occurs in three models of infiltration wells. Based on the analysis results obtained using the fastest infiltration rate of dry leaf that is equal to 19,192 cm/hour with Horton models ft = 13,8 + 7,8e -4,43t and the type of building wells are designed to Pekanbaru area, preferably using impregnation building horizontal type, it is given the condition of the areas where the research has a shallow water. Keywords: Groundwater, infiltration, infiltration wells, runoff 1. PENDAHULUAN Air merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Bagi manusia air berperan penting dalam kegiatan pertanian, industri dan dalam kebutuhan rumah tangga. Air hujan yang jatuh kepermukaan tanah sering kali dibiarkan melimpas menjadi aliran permukaan tanah sehingga tidak sempat meresap ke dalam tanah yang berakibat kurangnya kandungan air tanah, sehingga muncul kekeringan. Air limbah rumah tangga sering kali terlihat dialirkan keselokan sehingga terjadinya limpasan ketika hujan dan berakibat genangan air permukaan. Pengelolaan yang tidak baik pada air hujan dan air limbah rumah tangga akan dapat mengakibatkan efek-efek buruk bagi lingkungan dan air tanah. Efek-efek buruk tersebut antara lain adalah banyaknya genangan-genangan air yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor, berkembangbiaknya nyamuk penyebab demam berdarah, dan apabila tidak diresapkan dengan baik akan menyebabkan berkurangnya pasokan air tanah. Jenis penggunaan lahan yang bersifat alami seperti semak belukar dan hutan kota memiliki kemampuan yang tinggi dalam meresapkan air [6]. Resapan buatan mampu memberikan pengurangan limpasan, menjaga kualitas air, menurunkan debit puncak, meningkatkan isian air tanah dan mengurangi dampak aliran permukaan [1]. Infiltrasi adalah cara yang paling efektif untuk megendalikan limpasan air hujan karena dapat mengurangi air buangan dan dampak negatif genangan air hujan [2]. Unit penahan hujan terdiri dari dua jenis yaitu penyimpanan dan peresapan. Jenis peresapan yaitu infiltration trench, sumur resapan, kolam resapan dan infiltration pavement [4]. 78
2 Elizar, Yolly Adriati, 211, Analisa laju Infiltrasi Media Teknik Sipil, Vol. XI, No.2, Hal Kondisi tanah di Pekanbaru bersifat lunak dan permukaan air tanah yang dangkal, merupakan permasalahan dalam mendesain sumur peresapan maka perlu dilakukan penelitian desain sumur peresapan dengan meninjau laju infiltrasi Infiltrasi Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air, danau dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering [5]. Daya infiltrasi (f) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, yang ditentukan oleh kondisi permukaan, termasuk lapisan atas tanah [3] Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi Secara teoritis, bila kapasitas infiltrasi tanah diketahui, volume air larian dari suatu curah hujan dapat dihitung dengan cara mengurangi besarnya curah hujan dengan air infiltrasi ditambah genangan air oleh cekungan permukaan tanah (surface detention) dan air intersepsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah sebagai berikut ini [4] : a. Kedalaman genangan dan tebal lapisan yang jenuh. b. Kelembaban tanah c. Pemampatan oleh curah hujan d. Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus e. Tanaman penutup f. Topografi g. Intensitas hujan h. Udara yang terdapat dalam tanah Besarnya infiltrasi tergantung dari tipe vegetasi dipermukaan tanah, faktor lapisan permukaan tanah, suhu, intensitas hujan, karakteristik fisik tanah, dan kualitas airnya [7] Kapasitas Infiltrasi Laju infiltrasi diukur dalam satuan panjang per waktu. Satuan yang sama berlaku untuk laju curah hujan. Satu sentimeter curah hujan dalam waktu satu jam pada satuan luas tertentu, menandakan bahwa satu jam setelah permulaan hujan, air yang dapat ditampung dalam ember, misalnya : akan mempunyai kedalaman 1 cm tersebar merata pada dasar ember tersebut Cara pengujian laju infiltrasi Rumus Horton memberi hasil hitungan Laju Infiltrasi dalam hubungan dengan waktu, yaitu [3] :......[1] keterangan : = kapasitas infiltrasi pada saat t (cm/jam) = besar infiltrasi saat konstan (cm/jam) = besar infiltrasi saat awal (cm/jam) k = nilai konstanta t = waktu e = 2, METODE Penelitian ini dilakukan di lingkungan Laboratorium Universitas Islam Riau. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membuat model sumur resapan dengan menggunakan jenis tanah sesuai dengan kondisi tanah di Pekanbaru dan 3 jenis penyaring yang berbeda terdapat di ligkungan lokasi penelitian. Model sumur resapan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Model sumur resapan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. a. Tiga sumur peresapan pasangan batu bata dengan ukuran (1 x 1 x 1) cm dengan penyaring yang berbeda yaitu dengan bahan ijuk, serabut kelapa dan daun-daun kering b. Tabel pencatatan dan pena c. Stopwatch d. Tabung ukur e. Ember dan gayung Bangunan sumur peresapan terdiri dari 3 buah sumur peresapan dari pasangan batu bata dengan penyaring yang berbeda (ijuk, serabut kelapa dan daun kering) ; material terdiri dari lapisan kerikil, pasir dan tanah lempugn ; sumur resapan dilengkapi pipa secara horisontal dan kran. 79
3 Elizar, Yolly Adriati, 211, Analisa laju Infiltrasi Media Teknik Sipil, Vol. XI, No.2, Hal Laju infiltrasi merupakan daya serap tanah untuk mengalirkan air dari permukaan (surface) kedalam tanah. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan cara: a. Air dituang pada sumur resapan dengan kran tertutup hingga air tidak mengalami penurunan (konstan), air tersebut diasumsikan sebagai genangan air hujan yang akan terinfiltrasi kedalam lapisan sumur resapan. b. Setelah air penuh dan konstan, stopwach dinyalakan dan kran air dibuka, air yang keluar dari kran ditampung, diukur menggunakan gelas ukur selama 5 menit. c. Pada 5 menit pertama kran ditutup, penurunan air permukaan dan air yang keluar dari kran diukur serta hasil pengukuran dicatat. d. Pada 5 menit ke-2, ke-3 dst, dilakukan hal yang sama hingga air pada permukaan sumur resapan dan kran sama dengan nol. e. Hasil pengumpulan data digunakan untuk menganalisa laju infiltrasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data pengamatan dan analisa yang telah dilakukan maka hasil analisa laju infiltrasi dari tiga jenis saringan dari bahan ijuk, daun kering dan sabut kelapa dapat dilihat rata-rata laju infiltrasi terbesar pada bahan penyaring dari daun kering yaitu sebesar 34,8 cm/jam. Penurunan air permukaan pada bak peresapan untuk bahan penyaring ijuk air habis pada 5 (lima) menit ke-7, bahan penyaring daun kering pada 5 (lima) menit ke-4, sedangkan bahan penyaring sabut kelapa pada 5 menit ke-15 sehingga yang tercepat meresap adalah bahan penyaring dari daun kering. Perbedaan laju infiltrasi dapat dilihat pada Gambar 4...[2] Menentukan nilai konstanta, k berdasarkan rumus Horton : Sisi kiri dan kanan jadikan logaritma jadi,...[3]...[4]...[5] Gambar 2. Air pada permukaan sumur resapan Gambar 3. Pengukuran laju infiltrasi Persamaan linier : Y = t m = -1/k log e X = log (ft fc) C = (1/k log e) log(f f c) Dari persamaan m = -1/k log e Sehingga, k = -1/m log e = -1/m log 2,718 = -1/,434m dimana m = gradien m ditentukan dengan grafik hubungan antara t dan log (f-fc) terlihat pada Gambar 4 Berdasarkan Gambar 4 diperoleh persamaan linier : Tabel 1. Persamaan linear Jenis Persamaan m k Penyaring Ijuk Daun Kering Sabut Kelapa Y = -,5529X +,727 Y = -,521X +,645 Y = -,5561X +,7137 -,5529 -,521 -,5561 4,17 4,43 4,14 8
4 Elizar, Yolly Adriati, 211, Analisa laju Infiltrasi Media Teknik Sipil, Vol. XI, No.2, Hal Gambar 4. Grafik hubungan antara t dan log (f fc) Berdasarkan data pengamatan dan pengukuran, maka persamaan kapasitas infiltrasi model Horton untuk penyaring ijuk adalah sebagai berikut ini. fc = f = 1 k = 4,17 maka persamaan kurva infiltrasi : Untuk hasil analisa selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Laju infiltrasi ijuk f t t (cm (me fc (jam) /jam nit) ) ,8,17,25,33,42,5,58,67,75,83,92 1, 1,8 1,17 1,25 1 9,6 8,4 8,4 7,6 6,8 6,4 5,2 4,4 3,9 3,4 f - fc 6,8 6,4 5,2 5,2 4,4 2, 1,2,7,4,2 log (f-fc),833,86,716,716,643,556,55,31,79 -,135 -,436 -,699 f t (cm/ jam) 8,4 6,394 5,33 4,495 3, ,481 3, Jadi kapasitas infiltrasi model Horton untuk penyaring ijuk : Persamaan kapasitas infiltrasi model Horton untuk penyaring daun kering dapat dihitung : fc = 13,8 f = 21,6 k = 4,43 Hasil analisa selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 3 81 Tabel 3. Laju infiltrasi daun kering f t t (cm f - fc (me fc (jam) /jam nit) ) 5,8 21,6 13,8 7,8 1,17 2,4 13,8 6,6 15,25 19,2 13,8 5,4 2,33 17,4 13,8 25,42 16,9 13,8 3,1 3,5 16,8 13,8 3, 35,58 16,4 13,8 2,6 4,67 14,6 13,8,8 45,75 14,3 13,8,5 5,83 14,2 13,8,4 55,92 13,8 13,8 6 1, 13,8 13,8 65 1,8 13,8 13,8 7 1,17 13,8 13,8 75 1,25 13,8 13,8 log (f-fc),892,82,732,556,491,477,415 -,97 -,31 -,398 f t (cm/ jam) 19,192 16,954 15,584 14,622 14,289 14,127 13,996 13,842 13,818 13,81 13,8 13,8 13,8 13,8 13,8 Persamaan kapasitas infiltrasi model Horton untuk daun kering : Persamaan kapasitas infiltrasi model Horton untuk penyaring sabut kelapa dapat dihitung dengan cara: fc = f = 8,4 k = 4,14 Hasil analisa selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Laju infiltrasi sabut kelapa f t t (cm f - fc (me fc (jam) /jam nit) ) ,8,17,25,33,42,5,58,67,75,83,92 1, 1,8 1,17 1,25 8,4 7,8 7,2 6, 6, 5,4 5,4 4,2 2,6 2,4 2,1 6,6 6, 5,4 4,2 4,2 2,4,8,6,3 log (f-fc),82,778,732,623,623,556,556,38 -,97 -,222 -,523 f t (cm/ jam) 6,474 4,89 3,718 2,857 2,548 2,254 2,122 1, Jadi persamaan kapasitas infiltrasi model Horton untuk sabut kelapa : Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa yang telah dilakukan dan dengan kondisi lahan di Pekanbaru memiliki muka air tanah dangkal maka desain sumur resapan menggunakan sumur resapan horisontal atau memanjang. Jenis penyaring digunakan dari daun
5 Elizar, Yolly Adriati, 211, Analisa laju Infiltrasi Media Teknik Sipil, Vol. XI, No.2, Hal kering karena memiliki tingkat kapasitas infiltrasi terbesar yaitu 19,192 cm/jam. Desain sumur resapan seperti Gambar 5. tanah kurang lebih 8 cm. Dengan sumur resapan horisontal, jenis penyaring daun kering yang cepat membusuk dapat diganti secara berkala dan bahan lebih mudah diperoleh. 5. REKOMENDASI Sumur resapan dengan menggunakan jenis penyaring daun kering perlu diterapkan pada lingkungan daerah yang memiliki muka air dangkal dan desain sumur resapan secara horisontal atau memanjang. Gambar 5. Desain sumur resapan horisontal 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa laju ilfiltrasi terbesar dengan menggunakan penyaring daun kering yaitu sebesar 19,192 cm/jam dengan model kapasitas infiltrasi Horton. Sumur resapan yang digunakan di daerah Pekanbaru yang memiliki muka air tanah dangkal adalah sumur resapan horisontal atau memanjang dengan kedalaman diatas muka air 6. UCAPAN TERIMAKASIH Tulisan paper ini merupakan bagian dari penelitian yang dibiayai oleh DIPA Kopertis Wilayah X Nomor: 265/1/KU/21 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Prof. DR.Elfindri, SE., MA, selaku Koordinator dan Penanggung jawab Pelaksanaan Penelitian Dosen-dosen, Prof. Dr.Ir. Sugeng Wiyono selaku Dekan FT-UIR, Dr.Ir.H. Agusnimar, MSc selaku Ketua Lembaga Penelitian UIR, para pihak laboratorium yang telah membantu dalam pengumpulan data. Gambar 6. Model kapasitas infiltrasi Horton 82
6 Elizar, Yolly Adriati, 211, Analisa laju Infiltrasi Media Teknik Sipil, Vol. XI, No.2, Hal DAFTAR PUSTAKA [1] Atchison, Potter, Severson, 26, Design Guidelines for Stromwater Bioretention Fasilities, Civil and Environmental Engineering, University of Wiconsin, Madison. [2] Khory,Norma, 29, Rainwater Infiltration, Fachvereinigung Betriebsund Regenwassernutzung.e.V, Germany [5] Triatmodjo, Bambang, 29, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta [6] Utaya, Sugeng, 28, Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik Tanah dan Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang Forum Geografi, Malang. [7] Viessmann, K.,Lewis, 1977, Introduction to Hydrology, Harper and Row, New York. [3] Soemarto,C.D, 1999, Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta 1 [4] Suripin, 24, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta. 83
PENENTUAN BESARNYA LAJU INFILTRASI AIR OLEH TANAH DENGAN METODE SINGLE RING INFILTROMETER. ABSTRACT
PENENTUAN BESARNYA LAJU INFILTRASI AIR OLEH TANAH DENGAN METODE SINGLE RING INFILTROMETER Widia Wati 1, Juandi 2, G. Moriza 3 1Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2Dosen Jurusan Fisika 3Staf Dinas Pertambangan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI
EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI Siswanto *, Lita Darmayanti *, Polo Tarigan** Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciKAPASITAS INFILTRASI TANAH TIMBUNAN DENGAN TUTUPAN PAVING BLOK (UJI MODEL LABORATORIUM) <satu spasi> Abd. Rakhim Nanda 1*, Nurnawaty 2** 1,2
Prosiding SNTT FGDT 2015 KAPASITAS INFILTRASI TANAH TIMBUNAN DENGAN TUTUPAN PAVING BLOK (UJI MODEL LABORATORIUM) Abd. Rakhim Nanda 1*, Nurnawaty 2** 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III. INFILTRASI DAN PERKOLASI
BAB III. INFILTRASI DAN PERKOLASI A. Pendahuluan Pada bab ini akan dipelajari tentang pengertian infiltrasi dan perkolasi serta cara pengukuran kapasitas infiltrasi. Tujuan yang ingin dicapai (TIK) setelah
Lebih terperinciKAJIAN KAPASITAS SERAP BIOPORI DENGAN VARIASI KEDALAMAN DAN PERILAKU RESAPANNYA
Kajian Kapasitas Serap Biopori Dengan Variasi Kedalaman Dan Perilaku Resapannya (Umar Abdul) KAJIAN KAPASITAS SERAP BIOPORI DENGAN VARIASI KEDALAMAN DAN PERILAKU RESAPANNYA Umar Abdul Aziz Dosen Jurusan
Lebih terperinciI Dewa Gede Jaya Negara*, Anid Supriyadi*, Salehudin*
144 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 3, No. 2 : 144-155, September 2016 ANALISIS KEMAMPUAN PERESAPAN LIMPASAN AIR HUJAN PADA MODEL EMBUNG LAHAN DIAGONAL (ELD) TERHADAP GRADASI LAPISAN TANAH DI LAHAN
Lebih terperinciPengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 16, No. 1, 57-64, Mei 2013 57 Pengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir (The Effect of Rain to the Change
Lebih terperinciPengukuran Nilai Infiltrasi Lapangan dalam Upaya Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan di Kampus UMY
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 3 No.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2017 Pengukuran Nilai Infiltrasi Lapangan dalam Upaya Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan di Kampus
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada
II. DAUR HIDROLOGI A. Siklus Air di Bumi Air merupakan sumberdaya alam yang sangat melimpah yang tersebar di berbagai belahan bumi. Di bumi terdapat kurang lebih 1,3-1,4 milyard km 3 air yang terdistribusi
Lebih terperinciNASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA INTISARI
NASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Ivan Setyo Prabowo 1, Nursetiawan 2, Burhan Barid 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UMY, 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciUnjuk Kerja Resapan Air Hujan
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 133-142, November 2012 133 Unjuk Kerja Resapan Air Hujan (Performance Recharge Rain Water) BURHAN BARID, PRASETYO ADI NUGROHO, ASRI LUTFI HUDA ABSTRACT Nowadays,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infiltrasi Menurut Munaljid dkk. (2015) infiltrasi adalah proses masuknya air dari atas (surface) kedalam tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori pori tanah dipengaruhi
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peil Banjir Peil Banjir adalah acuan ketinggian tanah untuk pembangunan perumahan/ pemukiman yang umumnya di daerah pedataran dan dipakai sebagai pedoman pembuatan jaringan drainase
Lebih terperinciANALISIS RESAPAN LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN LUBANG BIOPORI DAN KOLAM RETENSI DI FAKULTAS TEKNIK UNS SKRIPSI
ANALISIS RESAPAN LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN LUBANG BIOPORI DAN KOLAM RETENSI DI FAKULTAS TEKNIK UNS Analysis of surface runoff infiltration with biopori hole and retention pool in the Faculty of Engineering
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang
Lebih terperinciSISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE TL 4001 Rekayasa Lingkungan 2009 Program Studi Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan o Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah
Lebih terperinciSISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE MI 3205 Pengetahuan Lingkungan 2013 D3 Metrologi ITB Pendahuluan o Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah o Air limbah
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM INFILTRASI. Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP
PANDUAN PRAKTIKUM INFILTRASI Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2017 PRAKATA Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
Lebih terperinciKAJIAN UNIT RESAPAN DENGAN LAPISAN TANAH DAN TANAMAN DALAM MENURUNKAN LIMPASAN PERMUKAAN
Berkala Ilimiah Teknik Keairan Vol. 13, No.4 Desember 2007, ISSN 0854-4549 Akreditasi No. 23a/DIKTI/KEP/2004 TEKNIK KEAIRAN KAJIAN UNIT RESAPAN DENGAN LAPISAN TANAH DAN TANAMAN DALAM MENURUNKAN LIMPASAN
Lebih terperinciSISTEM SANITASI DAN DRAINASI
SISTEM SANITASI DAN DRAINASI Pendahuluan O Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah O Air limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang dan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS MODEL SISTEM RESAPAN HORIZONTAL DENGAN PARIT INFILTRASI DALAM MENGURANGI LIMPASAN PERMUKAAN
EFEKTIFITAS MODEL SISTEM RESAPAN HORIZONTAL DENGAN PARIT INFILTRASI DALAM MENGURANGI LIMPASAN PERMUKAAN Hamdani Abdulgani Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Wiralodra, Indramayu Abstract
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Umum
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Umum Pada bab ini akan diuraikan hasil perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan yang telah ditentukan berdasarkan wilayah kawasan rawan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Seperti yang telah dijelaskan pada bab I dan II bahwa penelitian studi kapasitas infiltrasi menggunakan metode Horton hal ini disebabkan karena data
Lebih terperinciSeva Darwia, Ichwana, Mustafril Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Laju Infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) Berdasarkan Jenis Bahan Organik Sebagai Upaya Konservasi Air dan Tanah (Infiltration Rate of Absorption Holes Biopore Based on Type of Organic Material as Water
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh punggungpunggung gunung atau pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan
Lebih terperinciDAERAH ALIRAN SUNGAI
DAERAH ALIRAN SUNGAI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Limpasan (Runoff) Dalam siklus hidrologi, bahwa air hujan yang jatuh dari atmosfer sebelum air dapat mengalir di atas permukaan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis Daerah penelitian terletak pada 15 7 55.5 BT - 15 8 2.4 dan 5 17 1.6 LS - 5 17 27.6 LS. Secara administratif lokasi penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa
Lebih terperinciAnalisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan Rawan Banjir Di Kecamatan Telaga Biru
Analisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan Rawan Banjir Di Kecamatan Telaga Biru Ilyas Ichsan 1) dan Zulkifli S. Hulalata 2) 1) Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gorontalo e-mail : ilyasichsan10@gmail.com
Lebih terperinciINFILTRASI. Infiltrasi adalah.
INFILTRASI REKAYASA HIDROLOGI Universitas Indo Global Mandiri Infiltrasi adalah. Infiltrasi adalah proses air masuk (penetrating) ke dalam tanah. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah,
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA
STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA Ronaldo Toar Palar L. Kawet, E.M. Wuisan, H. Tangkudung Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan permukiman sedangkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama
Lebih terperinciASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB. PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN STADION SURAJAYA KABUPATEN LAMONGAN OLEH: MAHASISWA : BRANI BIJAKSONO NRP: 3111 105 028 DOSEN PEMBIMBING : UMBORO LASMINTO, ST.MSc.Dr.Techn NIP: 19721202
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Dalam konteksnya sebagai sistem hidrologi, Daerah Aliran Sungai didefinisikan sebagai kawasan yang terletak di atas suatu titik pada suatu sungai yang oleh
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan di DAS Krasak, tiga lokasi tersebut terdiri berdasarkan peta kawasan rawan
Lebih terperinciPENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)
PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS Oleh: Suryana*) Abstrak Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dilakukan secara integratif dari komponen biofisik dan sosial budaya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan Curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu (Arsyad, 2010). Menurut Tjasyono (2004), curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Aliran Permukaan dan Infiltrasi dalam suatu DAS. pengangkut bagian-bagian tanah. Di dalam bahasa Inggris dikenal kata run-off
7 TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan dan Infiltrasi dalam suatu DAS Aliran permukaan, yaitu air yang mengalir di atas permukaan tanah. Bentuk aliran inilah yang penting sebagai penyebab erosi, karena merupakan
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciSTUDI LAJU INFILTRASI KAWASAN DENGAN MENGGUNAKAN LUBANG BIOPORI SEBAGAI UPAYA PENURUNAN TINGGI GENANGAN DAN UPAYA KONSERVASI AIR TANAH
ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 138-147 STUDI LAJU INFILTRASI KAWASAN DENGAN MENGGUNAKAN LUBANG BIOPORI SEBAGAI UPAYA PENURUNAN TINGGI GENANGAN DAN UPAYA KONSERVASI AIR TANAH Yulia 1, Alfiansyah Yulianur 2,
Lebih terperinciHIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian hidrosfer dan siklus hidrologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan denga air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebaran, sifat-sifatnya dan hubunngan dengan lingkungan terutama dengan
Lebih terperinciGambar 3.1 Siklus hidrologi (Triatmodjo, 2008)
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan denga air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebaran, sifat-sifatnya dan hubunngan dengan lingkungan terutama dengan
Lebih terperinciAnalisis Potensi Air A I R
Analisis Potensi Air A I R Sumber Daya habis terpakai tetapi dapat diperbaharui/di daur ulang Persediaan air bumi yang dapat diperbaharui diatur oleh siklus hydrologic (Siklus air), yaitu suatu sistem
Lebih terperinciUJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR
UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR Johannes Patanduk, Achmad Bakri Muhiddin, Ezra Hartarto Pongtuluran Abstrak Hampir seluruh negara di dunia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk, terutama manusia. Dua pertiga wilayah bumi terdiri dari lautan
Lebih terperinciPengaruh Pemodelan Kotak Resapan Buatan di Saluran Drainase terhadap Debit Limpasan
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 17, No. 1, 61-67, Mei 2014 61 Pengaruh Pemodelan Kotak Resapan Buatan di Saluran Drainase terhadap Debit Limpasan (Study of Infiltration Model in Drainage Channel on
Lebih terperinciSub Kompetensi. Pengenalan dan pemahaman pengembangan sumberdaya air tanah terkait dalam perencanaan dalam teknik sipil.
PENGEMBANGAN AIR TANAH Sub Kompetensi Pengenalan dan pemahaman pengembangan sumberdaya air tanah terkait dalam perencanaan dalam teknik sipil. 1 PENDAHULUAN Dalam Undang-undang No 7 tahun 2004 : air tanah
Lebih terperinciKuliah : Rekayasa Hidrologi II TA : Genap 2015/2016 Dosen : 1. Novrianti.,MT. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi II 1
Kuliah : Rekayasa Hidrologi II TA : Genap 2015/2016 Dosen : 1. Novrianti.,MT 1 Materi : 1.Limpasan: Limpasan Metoda Rasional 2. Unit Hidrograf & Hidrograf Satuan Metoda SCS Statistik Hidrologi Metode Gumbel
Lebih terperinciBKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi
% liat = [ H,( T 68),] BKM % debu = 1 % liat % pasir 1% Semua analisis sifat fisik tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mempengaruhi infiltrasi. 3. 3... pf pf ialah logaritma dari
Lebih terperinciaintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013,
Jurnal aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 86-100 ISSN: 1410-7783 PENGARUH DEBIT LIMPASAN (SURFACE RUN OFF) TERHADAP DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SAIL KOTA PEKANBARU SHERLYA DESRIANI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah pengukuran laju infiltrasi secara langsung di
Lebih terperinciSTUDI SISTEM DRAINASE RESAPAN UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DI LINGKUNGAN III, PASAR III, PADANG BULAN, MEDAN.
STUDI SISTEM DRAINASE RESAPAN UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DI LINGKUNGAN III, PASAR III, PADANG BULAN, MEDAN Maulidi Al Kahfi 1 dan Ahmad Perwira Mulia 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) -6 Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo Yusman Rusyda Habibie, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN
ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN Anugerah A. J. Surentu Isri R. Mangangka, E. M. Wuisan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum Pada bab ini akan diuraikan perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan yang telah ditentukan berdasarkan wilayah kawasan rawan bencana (KRB).
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI 11 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai Agustus 2009. Penelitian dilakukan di lapang dan di laboratorium konservasi tanah dan air. Pada penelitian
Lebih terperinciSUMUR RESAPAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AIR DAN BANJIR
48 Jurnal Scientific Pinisi, Volume 3, Nomor 1, April 2017, hlm. 48-54 SUMUR RESAPAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AIR DAN BANJIR Hakim Duppa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Pepabri Makassar
Lebih terperinciSurface Runoff Flow Kuliah -3
Surface Runoff Flow Kuliah -3 Limpasan (runoff) gabungan antara aliran permukaan, aliran yang tertunda ada cekungan-cekungan dan aliran bawah permukaan (subsurface flow) Air hujan yang turun dari atmosfir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi. Menurut Triatmodjo (2008) Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifatsifatnya
Lebih terperinciDaur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi
Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume
Lebih terperinciGambar 1. Peta DAS penelitian
Gambar 1. Peta DAS penelitian 1 1.1. Proses Penentuan Model Kemiringan Lereng Kemiringan lereng ditentukan berdasarkan informasi ketinggian dan jarak pada data DEM yang berbasis raster (piksel). Besarnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Parameter Infiltrasi Metode Horton Tabel hasil pengukuran laju infiltrasi double ring infiltrometer pada masingmasing lokasi dapat dilihat pada Lampiran A. Grafik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut (Triatmodjo, 2008:1).Hidrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya. Penerapan ilmu hidrologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut (Soemarto,1999). Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak pasti), melalui permukaan dan secara vertikal. Setelah beberapa waktu kemudian,
Lebih terperinciLembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lampung PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN DRAINASE DI DAERAH PERMUKIMAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN DRAINASE DI DAERAH PERMUKIMAN Dwi Jokowinarno 1), Dyah Indriana Kusumastuti 2) 1,2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Email: d.jokowinarno@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah banjir dan kekeringan merupakan masalah-masalah nasional yang akhir-akhir ini terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Kedua masalah tadi saling
Lebih terperinciKajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan
Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan Uyu Saismana 1, Riswan 2 1,2 Staf Pengajar Prodi Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
ANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Arkham Fajar Yulian, Teguh Marhendi, Amris Azizi* Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciStudi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya
Jurnal APLIKASI Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Edy Sumirman, Ismail Sa ud, Akhmad Yusuf Zuhdi Program Studi Diploma Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.
BAB I SIKLUS HIDROLOGI A. Pendahuluan Ceritakan proses terjadinya hujan! Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air. Tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciUJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI KENDALI BANJIR DAERAH GENANGAN KECAMATAN ANTANG
JURNAL TUGAS AKHIR UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI KENDALI BANJIR DAERAH GENANGAN KECAMATAN ANTANG DISUSUN OLEH : LIN YUN FAT D111 08 277 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014
Lebih terperinciStudi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan
1 Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan Sulistiya Nengse, Didik Bambang Supriyadi, dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soemarto (1999) infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak pasti), melalui permukaan dan secara vertikal. Setelah beberapa waktu kemudian,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO
STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO Meny Sriwati Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik Dharma Yadi Makassar ABSTRACT This study aimed (1)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan
Lebih terperinciANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN
ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN Kristanto Wibisono 1, Antonius C 2, Herry P. Chandra 3, Cilcia K. 4 ABSTRAK : Seiring dengan bertambahnya
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN
STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN Sugeng Sutikno 1, Mutia Sophiani 2 1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang 2 Alumni
Lebih terperinciSeminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN (Studi Kasus : Model inlet persegi panjang di bahu jalan dengan hambatan rumput) Muhamad Sudiman 1, Burhan Barid 2, Nursetiawan
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK SIPIL USU
JURNAL TEKNIK SIPIL USU KAJIAN EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM MEREDUKSI DEBIT BANJIR AKIBAT AIR LIMPASAN HUJAN (RUN-OFF) PADA KAWASAN PERUMAHAN (STUDI KASUS: PERUMAHAN CLASSIC 3, MEDAN) Muhammad
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lingkungan Masjid Al-Wasi i Universitas Lampung
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lingkungan Masjid Al-Wasi i Universitas Lampung pada bulan Juli - September 2011. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang
Lebih terperinciI. PENGUKURAN INFILTRASI
I. PENGUKURAN INFILTRASI A. Proses Infiltrasi Presipitasi (hujan) yang jatuh dipermukaan tanah sebagian atau semuanya akan mengisi pori-pori tanah. Pergerakan air ke arah bawah ini disebabkan oleh gaya
Lebih terperinciRC TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE
RC 141356 TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE EVALUASI EVALUASI AKHIR SEMESTER : 20 % EVALUASI TGH SEMESTER : 15 % TUGAS BESAR : 15% PENDAHULUAN 1.1. Fasilitas Drainase sebagai Salah Satu Infrastruktur (Sarana
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP DEBIT PUNCAK PADA SUBDAS BEDOG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. R. Muhammad Isa
PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP DEBIT PUNCAK PADA SUBDAS BEDOG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA R. Muhammad Isa r.muhammad.isa@gmail.com Slamet Suprayogi ssuprayogi@ugm.ac.id Abstract Settlement
Lebih terperinciINDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION
INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan
Lebih terperinciDRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)
BAB 5 DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE) Tujuan Untuk mengeringkan lahan agar tidak terjadi genangan air apabila terjadi hujan. Lahan pertanian, dampak Genangan di lahan: Akar busuk daun busuk tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya sarana maupun fasilitas kepentingan umum yang layak dan memadai, merupakan salah satu wujud dari keberhasilan program pembangunan. Fasilitas kepentingan
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp
PENGARUH LUBANG RESAPAN BIOPORI PADA TANAH BERPENUTUP RUMPUT GAJAH MINI (Pennisetum Purpureum Schumach. 1827) TERHADAP REDUKSI LIMPASAN PERMUKAAN Rizki Putro Kurniawan 1), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3)
Lebih terperinciKAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT
KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT (Study of soil infiltration rate in some land uses at Desa Tanjung Putus Kecamatan
Lebih terperinciPAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK
PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK Nama Kelompok : IN AM AZIZUR ROMADHON (1514031021) MUHAMAD FAISAL (1514031013) I NENGAH SUMANA (1514031017) I PUTU MARTHA UTAMA (1514031014) Jurusan
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPENGARUH LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN Edho Victorianto 1), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3)
ISSN 2354-8630 PENGARUH LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN Edho Victorianto 1), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2), 3) Pengajar
Lebih terperinciOleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)
Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...) Disampaikan pada PELATIHAN PENGELOLAAN DAS (25 November 2013) KERJASAMA : FORUM
Lebih terperinci