PEMODELAN SISTEM 4.1 KONFIGURASI SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN SISTEM 4.1 KONFIGURASI SISTEM"

Transkripsi

1 VI. PEMODELAN SISTEM 4.1 KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan standar mutu biodiesel yang diproduksi oleh industri kecil yang dapat diakses melalui web. Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel ini dirancang menjadi suatu halaman situs yang diberi nama QBioDSS. Sistem Penunjang Keputusan ini terdiri dari empat model, yaitu : 1. Model Penentuan Proses Pengolahan Biodiesel 2. Model Perhitungan Kebutuhan Bahan Tambahan untuk Proses Pengolahan Biodiesel 3. Model Penentuan Mutu Produk Biodiesel 4. Model Analisis Penyebab Ketidaksesuaian Mutu dengan SNI pada Biodiesel Konfigurasi model QBioDSS terdiri dari Sistem Manajemen Basis Data, Sistem Manajemen Basis Pengetahuan, Sistem Manajemen Basis Model yang dihubungkan dengan Sistem Pengolahan Terpusat. Kemudian dengan adanya Sistem Manajemen Dialog akan memudahkan komunikasi antara pengguna (user) dengan komputer yang bersifat interaktif melalui antar muka pengguna (user interface) yang bersifat user friendly. Sistem Pengolahan Terpusat merupakan bagian sistem yang bertujuan mengorganisasikan dan mengendalikan seluruh komponen sistem, serta memungkinkan sistem berinteraksi secara dua arah dengan sistem lainnya. Sistem pengolahan terpusat QBioDSS divisualisasikan dalam bentuk menu utama yang terdiri dari Basis Data Statis, Basis Data Dinamis, Basis Pengetahuan dan Basis Model. Sistem Manajemen Dialog merupakan bagian dari sistem yang memungkinkan pengguna dengan mudah berinteraksi dengan sistem. Sistem Manajemen Dialog dalam Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Berbasis Web menyediakan fasilitas interaktif antara model dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Manajemen Basis Data merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengolahan data, yaitu mengendalikan dan memanipulasi data yang tersimpan. Proses tersebut diantaranya input data, ubah data, dan hapus data. Sistem Manajemen Basis Model merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengelolaan model untuk perhitungan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Manajemen Basis Pengetahuan merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengetahuan baik dari pakar maupun pustaka. Konfigurasi SPK dalam sistem QBioDSS dapat dilihat pada Gambar 10. Halaman situs ini dirancang dengan menggunakan PHP. Manajemen Basis Data Statis dirancang dengan menggunakan HTML (Hyper Text Markup Language) dan dibuka oleh Mozilla Firefox atau Web Browser lainnya yang diintegrasikan pada program utama. Manajemen Basis Data Dinamis dirancang dengan menggunakan My SQL dan bahasa pemrograman PHP. Sistem Manajemen Dialog Dirancang dengan menggunakan paint dan notepad++. 25

2 PENGGUNA FASILITAS PENJELASAN SISTEM MANAJEMEN DIALOG MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT SISTEM MANAJEMEN BASIS PENGETAHUAN (SISTEM AHLI) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA SISTEM MANAJEMEN BASIS MODEL ANALISA KARAKTERISTIK MUTU BAHAN BAKU BIODIESEL ANALISA FAKTOR PENYEBAB TIDAK SESUAI SPESIFIKASI DATA PROFIL BIODIESEL DATA PROFIL BAHAN BAKU DATA PROSES PRODUKSI BIODIESEL DATA MUTU BIODIESEL DAN MINYAK BAKAR LAIN DATA PERALATAN PRODUKSI BIODIESEL SUB MODEL PENENTUAN PROSES PENGOLAHAN BIODIESEL SUB MODEL PERHITUNGAN BAHAN TAMBAHAN DALAM PROSES PENGOLAHAN SUB MODEL ANALISIS PENYEBAB KETIDAK SESUAIAN MUTU DENGAN SNI PADA BIODIESEL SUB MODEL PENENTUAN MUTU PRODUK BIODIESEL DATA PROSEDUR ANALISIS MUTU DATA FAKTOR PENYEBAB TIDAK LOLOS SPESIFIKASI Gambar 10. Konfigurasi Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel 4.2 KEBUTUHAN FUNGSIONAL (FUNCTIONAL REQUIREMENTS) Sistem penunjang keputusan ini memiliki lima aspek dasar informasi yang selanjutnya akan menjadi output yang dihasilkan. Lima aspek penting dalam Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel adalah penentuan proses pengolahan biodiesel, penentuan jumlah kebutuhan bahan tambahan, penentuan kesesuaian standar mutu biodiesel, saran terhadap ketidaksesuaian mutu dengan SNI, dan update (admin). 26

3 Penentuan proses pengolahan biodiesel merupakan hasil pohon keputusan berdasarkan data karakteristik bahan baku yang dimiliki. Alternatif proses yang disediakan terdiri dari empat proses yaitu proses satu tahap, proses dua tahap, proses degumming dengan satu tahap, proses degumming dengan dua tahap. Penentuan jumlah kebutuhan bahan tambahan merupakan hasil perhitungan kebutuhan bahan tambahan pada proses pengolahan terpilih sesuai dengan jumlah bahan baku yang dimiliki. Penentuan kesesuaian standar merupakan hasil dari nilai-nilai parameter standar mutu biodiesel yang dimasukkan oleh pengguna yang berupa informasi apakah biodiesel yang diolah sesuai dengan SNI atau tidak. Jika tidak sesuai dengan mutu maka akan ada saran terhadap produk biodiesel tersebut untuk di re-process atau diberi tambahan aditif. Update merupakan suatu fungsi yang hanya bisa diakses oleh admin. Pada fungsi ini, admin mengakses dengan cara memasukkan password yang telah dibuat sebelumnya. Pada fungsi update perubahan pada basis data dapat dilakukan. Pada fungsi ini dapat dilakukan penambahan, delete, dan edit baik pada field basis data maupun pada basis data tersebut. Dalam pembuatan sistem penunjang keputusan mutu biodiesel, dibutuhkan analisis kebutuhan fungsional yang terdiri atas lima perangkat yaitu hardware, software, brainware, netware, dan organoware. Perangkat yang pertama yaitu hardware, dalam hardware untuk menentukan sistem penunjang keputusan digunakan komputer (dengan jenis apapun selama mendukung pengoperasian software) dengan spesifikasi minimum Pentium III dan RAM 128 MB (untuk user dan admin), Hard Disk 80 GB, printer multifungsi yang dapat digunakan untuk scan, print, dan fotocopy, keyboard dan mouse standar. User memiliki kepentingan untuk mendapatkan output yang diinginkan dengan memasukkan data yang diminta sistem dan diketahui oleh user. Kebutuhan untuk brainware digunakan user dan admin, masing-masing memiliki keperluan dan fungsi yang berbeda terhadap sistem ini. Pada brainware ini data akan dimasukkan ke dalam program yaitu software PHP yang kemudian akan diolah oleh programmer. Untuk organoware yang dibutuhkan di dalamnya yaitu pohon keputusan (decision tree). Perangkat selanjutnya yaitu Netware. Dalam Netware yang dibutuhkan di dalamnya yaitu wireless dan Local Area Network (LAN) Perangkat selanjutnya adalah software. Software- software yang digunakan untuk sistem ini terdiri dari freeware dan open source (PHP (XAMPP), notepad ++, web browser seperti Mozilla firefox, internet explorer, dan google chrome). Selain itu, digunakan juga licence software seperti Sybase power designer, Microsoft visio, Windows 7dan Microsoft Office. Microsoft visio digunakan untuk memasukkan data yang akan digunakan untuk membuat DFD, pohon keputusan, ER-Diagram (CDM) dan PDM. Windows 7 merupakan sistem operasi yang umum digunakan sebagai wadah untuk software yang digunakan. XAMPP merupakan software yang digunakan untuk membuat program dengan memasukkan input data dalam sistem penunjang mutu biodiesel. Microsoft Office digunakan untuk menyimpan sumber data dan data yang sudah diproses. Analisis kebutuhan fungsional dapat dilihat pada Tabel 4. Pada Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel digunakan metode decision tree untuk mengambil keputusan dalam menentukan proses pengolahan paling tepat sesuai dengan karakteristik bahan baku. Sumber informasi didapatkan dari Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC), diskusi dengan ahli, dan studi pustaka. Data yang didapatkan dari SBRC diletakkan pada tabel CRUD dan diletakkan pada bais data yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem penunjang keputusan ini. 27

4 Tabel 6. Analisis Kebutuhan Fungsional Hardware Software Brainware Organoware Netware komputer (dengan jenis Sybase Manager Decision tree Wireless apapun selama mendukung pengoperasian software) Spaces Minimum 128 MB Windows 7 Entry Data DFD Local Area Network (LAN) HD 80 GB XAMPP Programmer ER-Diagram Printer multifungsi untuk scan, print, dan fotokopi Keyboard dan mouse standar (PHP) Microsoft Office (CDM) Rule Base PDM 4.3 KEBUTUHAN PROSES (PROCESS REQUIREMENT) Pemodelan QBioDSS dilakukan dengan pendekatan berarah fungsi yang terdiri atas pembuatan diagram aliran data atau data flow diagram (DFD). DFD memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem termasuk nilai input, nilai output, serta tempat penyimpanan internal. Diagram aliran data adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek kemudian melewati suatu proses yang mentransformasinya ke tujuan lain. Diagram aliran data terdiri atas empat unsur, yaitu proses, aliran data, entitas, dan data store (Nugroho 2002). Proses adalah sesuatu yang melakukan transformasi terhadap data. Setiap proses harus memiliki sedikitnya satu masukkan (input) dan satu keluaran (output) aliran data. Sebuah aliran data juga digunakan untuk menunjukan pembuatan, pembacaan, penghapusan, serta pemutakhiran data pada sebuah berkas atau basis data (Whitten 2004). Aliran data berguna untuk menghubungkan keluaran dari suatu objek atau proses yang terjadi pada suatu masukkan. Entitas adalah objek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi atau mengkonsumsi data. Data store adalah objek pasif dalam diagram aliran data yang menyimpan data untuk penggunaan lebih lanjut. DFD dapat dibuat dalam program aplikasi (software) salah satunya dengan Microsoft Visio. Sistem penunjang keputusan ini terdiri atas suatu global dan proses-proses lebih detail yang menyusun proses gobal tersebut. Penggambaran dari proses global sistem akan menghasilkan diagram konteks atau DFD level 0, sedangkan analisa dari proses lebih detail yang menyusun diagram konteks tersebut akan mengahasilkan DFD level 1 dan seterusnya. Diagram alir data level 0 pada sistem ini dibutuhkan 3 input yaitu nilai parameter mutu biodiesel, nilai karakteristik bahan baku, dan jumlah bahan baku. Nilai-nilai yang dimasukkan tersebut akan menghasilkan keluaran jenis proses pengolahan, kebutuhan bahan tambahan dalam proses, penentuan mutu produk biodiesel, dan saran terhadap ketidaksesuaian mutu dengan standar. Pada diagram alir data level 1 menjelaskan proses yang terjadi di dalam sistem dan basis data apa saja yang digunakan. Masukkan data sistem yang berasal dari SBRC dan studi pustaka. Entitas SBRC, diskusi dengan ahli, dan pustaka memberikan masukkan kepada sistem berupa data karakteristik bahan baku, proses pengolahan, analisis mutu, dan nilai kebutuhan bahan tambahan. Untuk DFD level 0 dapat dilihat pada Gambar 11 dan untuk DFD level 1 dapat dilihat pada Gambar

5 Nilai Parameter Mutu Biodiesel Nilai Karakteristik Bahan Baku User Jumlah Bahan Baku Kebutuhan Proses Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel (QBioDSS) Data Update Ubah Password Admin Penentuan Mutu produk Biodiesel Proses Pengoalahan Sesuai Karakteristik Bahan Baku Saran terhadap Ketidaksesuaian Bahan dan Produk Gambar 11. Diagram alir data level 0 Pengguna Input Nilai Lihat alternatif Penentuan Proses Pengolahan Ubah informasi proses pengolahan Ubah informasi Administrator Ambil data Isi data Ubah password db nilai karakteristik bahan baku dan proses pengolahan Ubah informasi Pengguna Input Nilai Hasil operasi aritmatika Perhitungan Bahan Tambahan Ubah informasi bahan tambahan pada proses Ubah Password Isi password Ambil data Operasi aritmatika Isi data db nilai bahan tambahan Ubah informasi db admin Pengguna Input Nilai Sesuai standar atau alternatif standar mutu mimyak lain / reprocess Penentuan Mutu Produk Biodiesel Isi data Ambil data Ubah informasi Isi data Ambil data db SNI biodiesel db alternatif proses dan standar mutu minyak bakar lain Gambar 12. Diagram Alir Data Level 1 29

6 4.4 ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ERD) Model Entity Relationship adalah suatu penyajian data dengan menggunakan Entity Relationship. Ada dua model data, yaitu : Entity Relationship Diagram (ERD) dan model relasional. Keduanya menyediakan cara untuk mendeskripsikan perancangan basis data pada peringkat logika. ER-Diagram untuk sistem penunjang keputusan mutu biodiesel dapat dilihat pada Gambar 13. Model ERD atau Conceptual Data Model (CDM) : model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. Model Relasional atau Physical Data Model (PDM) : model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik. Entity adalah obyek yang dapat dibedakan dalam dunia nyata. Sedangkan entity set adalah kumpulan dari entity yang sejenis yang dapat berupa obyek secara fisik (contoh : rumah, kendaraan, dan peralatan) dan obyek secara konsep (contoh: pekerjaan, perusahaan, dan rencana). ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu : Entitas Entitas merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entitas ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang. Atribut Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasi isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips. Hubungan / Relasi Relationship merupakan hubungan yang terjadi antar satu entitas atau lebih yang dinotasikan dengan diamond. Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu : - Satu ke satu (One to one) Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B. - Satu ke banyak (One to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A. - Banyak ke banyak (Many to many) Setiap banyak entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas B. 30

7 Gambar 13. ER-Diagram (CDM) untuk Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Keterangan : : tabel entitas dengan atributnya A B :setiap satu objek A berelasi dengan banyak objek A B : setiap banyak objek A berelasi dengan banyak objek B 4.5 PHYSICAL DATA MODEL ( PDM) Physical data model merupakan konsumsi computer specialist yang mencakup detil penyimpanan data di komputer. Pada konsep ini data direpresentasikan dalam bentuk record format, record ordering dan acces path. Dimana acces path adalah suatu struktur pencarian sehingga pencarian record dalam basis data diharapakan bisa efisien. Model Relasional atau Physical Data Model (PDM) adalah model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik. Pada Physical Data Model (PDM) Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel ini, terlihat alur hubungan antara entitas entitas yang ada. Hubungan-hubungan tersebut dapat menunjukkan model penentuan keputusan proses untuk mutu biodiesel. PDM untuk sistem ini dapat dilihat pada Gambar

8 Gambar 14. PDM untuk Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel 4.6 GLOBAL DESIGN Crud Tabel CRUD merupakan singkatan dari create, read, update, dan delete. CRUD didapat dari data input DFD level ke-1 pada Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel ini. Pengisian tabel CRUD disesuaikan dengan kenyataan dan kebutuhan dalam tujuan yang akan dicapai yaitu membentuk sistem penunjang keputusan mutu biodiesel. Kolom tabel diceklist apabila input tersebut dapat dibuat, dibaca, diperbaharui, atau dihapus. CRUD dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. CRUD untuk SPK mutu biodiesel No. Item Data C (create) R (read) U (update) D (delete) 1 Karakteristik Bahan Baku 2 Jenis Bahan Baku N/A 3 Penentuan Proses 4 Jenis Proses N/A 5 Standar Nasional Indonesia N/A N/A N/A 6 Standar Mutu Negara Lain N/A N/A N/A 7 Analisis Mutu Biodiesel 8 Prosedur Analisis Mutu N/A 9 Peralatan Produksi N/A 32

9 4.6.2 Normalisasi Data Normalisasi adalah suatu teknik untuk meng-organisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghilangkan kerangkapan data, mengurangi kompleksitas, dan mempermudah pemodifikasian data. Tabel normalisasi dimulai dari tahap normalisasi dasar yaitu 1NF, yang mana masih belum sampai pada tingkat efektifitas maksimal, masih banyak kemungkinan terjadinya redundancy data atau duplikasi data. Untuk BCNF yaitu tahap normalisasi setelah 3NF, yang mana efektifitas telah mencapai maksimal, kemungkinan terjadinya redundancy data dan duplikasi data lebih kecil dari pada 1NF. Tabel normalisasi pada Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel normalisasi yang tersedia dibuat berdasarkan entity relationship diagram. Tabel normalisasi tersebut terdiri dari tabel proses, tabel perhitungan bahan tambahan, tabel penentuan mutu, dan tabel analisis mutu. Pada tabel normalisasi proses terdapat ID karakteristik bahan baku, karakteristik bahan baku dan nilainya, serta jenis proses. Pada tabel normalisasi perhitungan bahan tambahan terdapat ID proses, jenis proses, jenis bahan tambahan dan nilai dari setiap bahan tambahan. Pada tabel normalisasi penentuan mutu biodiesel terdapat ID SNI, standar mutu biodiesel, dan nilai standar mutu biodiesel. Untuk tabel normalisasi ketidaksesuaian standar mutu ID SNI, standar mutu biodiesel, nilai standar mutu biodiesel, penyebab ketidaksesuaian, pengaruh, dan alternatif yang dapat dilakukan. 4.7 KEBUTUHAN LAPORAN (REQUIREMENT REPORTS) Laporan atau report merupakan hal yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan. Dimana pembuatan laporan ini dapat berfungsi sebagai bahan evaluasi dari sebuah sistem. Penyajian kebutuhan report biasa disajikan dalam bentuk tabulasi tabel. Dalam tabulasi tersebut terdapat laporan beberapa output yang dapat disajikan, baik melalui hardcopy ataupun softcopy. Selain itu, output juga dapat dilakukan dengan melakukan control report yang frekuensi aksesnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kebutuhan pelaporan disajikan dengan format yang berbeda untuk setiap outputnya. Format pelaporan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan isi dan waktu. Kombinasi dari kedua kondisi tersebut disebut dengan ADHOC. Berdasarkan waktunya, maka laporan yang bersifat history (H) merupakan bentuk laporan yang berlandaskan data yang sudah ada sebelum dibuat sistem informasi. Laporan yang bersifat prediktif (P) merupakan bentuk laporan yang mengacu kepada hasil yang akan datang dari keputusan sistem tersebut. Sedangkan laporan yang bersifat status (St) merupakan output dari laporan pada saat sistem dilaksanakan. Dari segi isinya, laporan dapat dibagi menjadi laporan komprehensif (K), summary (S), dan eksepsi (E). Laporan yang bersifat komprehensif merupakan laporan secara detail yang dilakukan oleh sistem. Sedangkan laporan summary merupakan bentuk pelaporan secara umum (tidak dijelaskan secara detail). Selain itu, pelaporan juga dapat disajikan dalam bentuk laporan eksepsi, dimana ini merupakan laporan tambahan yang tidak diharapkan oleh user, melainkan laporan tersebut memiliki utilitas tambahan. Pada pembuatan sistem penunjang keputusan mutu biodiesel ini disajikan tabulasi kebutuhan report untuk memantau dan dapat memperbaiki sistem informasi yang selalu update. Output yang akan disajikan dalam laporan ini diantaranya : 33

10 a. Proses Pengolahan untuk Biodiesel Output ini akan disajikan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Sehingga pengguna dapat melihat dan menerima hasil dari sistem informasi yang dimasukkannya. Pada informasi proses pengolahan ini dilakukan laporan secara control, sehingga dapat diketahui proses keterkiniannya. Format dalam output ini berupa laporan komprehensif dan history. b. Perhitungan Bahan Tambahan Hasil dari perhitungan ini dilaporkan dalam bentuk softcopy. Sedangkan format yang digunakan pada laporan perhitungan bahan tambahan ini berupa komprehensif dan status. c. Kesesuaian Standar Mutu Biodiesel Data ini akan dilaporkan melalui hardcopy dan softcopy. Format yang digunakan adalah summary dan history. d. Ketidaksesuaian Standar Mutu Biodiesel Data dari model ini akan dilaporkan dalam bentuk softcopy dengan dilakukan control report setiap tiga bulan sekali. Format yang digunakan untuk laporan ini adalah summary dan history. e. Informasi Lengkap Mengenai Biodiesel Ouput ini dilaporkan dalam bentuk softcopy, dengan dilakukan control report sebanyak 3 bulan sekali. Sedangkan format yang digunakan adalah kombinasi antara komprehensif dan history. Tabel 8. Kebutuhan Laporan pada Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel No. Nama Output Report SC HR CR Frekuensi Akses Format 1 Proses Pengolahan untuk - K-H Biodiesel 2 Perhitungan Bahan K-H Tambahan 3 Kesesuaian Standar Mutu - - S-H Biodiesel 4 Ketidaksesuaian Standar - 3 kali/bulan K-H Mutu Biodiesel 5 Informasi Lengkap Mengenai Biodiesel 3 kali/bulan K-H Keterangan: SC = Softcopy Report HC = Hardcopy Report CR = Control Report K = Komprehensif St = Status P = Prediktif H = History S = Summary E = Eksepsi 34

11 4.8 KERANGKA MODEL Perancangan dan pengembangan Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel akan dirancang dengan nama QBioDSS (Quality Biodiesel Decision Support Sistem). Perangkat lunak terdiri dari dari 4 bagian utama : Sistem Pengolahan Terpusat QBioDSS menyediakan fasilitas sistem pengolahan terpusat yang berfungsi mengelola seluruh elemen sistem sehingga menjadi bagian yang terintegrasi. Sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan, dan sistem manajemen basis model diatur oleh sistem pengolahan terpusat sehingga memungkinkan pengguna untuk mengakses seluruh fasilitas yang tersedia. Akses tersebut dilakukan melalui perintah-perintah yang terdapat dalam menu QBioDSS Sistem Manajemen Dialog Sistem manajemen basis dialog merupakan fasilitas yang diberikan untuk berkomunikasi antara model dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Fungsi utama dari sistem manajemen basis dialog adalah menerima input dan memberikan output yang dikehendaki pengguna. Sistem QBioDSS ini diharapkan sangat bersahabat dengan pengguna (user friendly) dan sederhana sehingga para pengguna tidak akan mengalami kesulitan dalam mengoperasikannya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dengan menggunakan tampilan yang menarik Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data terdiri dari dua bagian yaitu sistem manajemen basis data statis dan dinamis. Manajemen basis data merupakan salah satu komponen penting dari suatu sistem karena adanya perbedaan kebutuhan data. Sistem manajemen basis data statis QBioDSS merupakan bagian dari sistem yang di dalamnya terdiri dari basis data yang bersifat tetap. Basis data ini digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat tetap dan tidak dapat mengalami perubahan. Dalam paket program ini yang menjadi basis data statis adalah semua informasi yang ada pada menu sistem informasi karena user tidak bisa menambah, mengubah, dan menghapus informasi yang ada. Sementara itu, sistem manajemen basis data dinamis menyediakan fasilitas-fasilitas untuk memanipulasi data dalam pengolahan data, seperti menambah, menghapus, mengedit, dan menyimpan data. Penanganan data dinamis pada program ini dibantu dengan menggunakan MySQL sebagai akses penempatan basis data. Dalam paket program ini yang menjadi basis data dinamis adalah model penunjang keputusan yaitu model penentuan proses dan model penentuan mutu produk biodiesel Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Sistem manajemen basis pengetahuan merupakan basis data yang diperoleh dari seorang ahli baik dalam bentuk tacit knowledge ataupun explicit knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman, kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan susah didefinisikan di mana biasanya dibagikan lewat diskusi-diskusi, dan cerita-cerita. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), tacit knowledge diartikan sebagai suatu pengetahuan yang personal, spesifik, dan umumnya susah diformalisasi dan dikomunikasi kepada pihak lain. 35

12 Sedangkan explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diformulasikan, biasanya disajikan dalam bentuk tulisan misalnya peraturan, buku-buku literatur-literatur. Dalam organisasi proses penyebaran/sharing pengetahuan akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Explicit atau codified knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang dapat ditransformasikan dal am bentuk formal dan bahasa yang sistematis. Dalam program ini yang termasuk kedalam tacit knowledge, seperti hasil untuk model analisis penyebab ketidaksesuaian mutu dengan SNI pada biodiesel, sedangkan yang termasuk ke dalam explicit knowledge adalah hasil dari model untuk menentukan proses sesuai karakteristik bahan baku Sistem Manajemen Basis Model Sistem manajemen basis model merupakan bagian dari sistem dalam sistem penunjang keputusan mutu biodiesel yang memberikan fasilitas pengelolaan model untuk mengkomputasikan pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan. Sistem ini meliputi berbagai formulasi matematika sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan (decision making). Sistem manajemen basis model yang dikembangkan terdiri dari : a. Model Penenetuan Proses Pengolahan Biodiesel Model penentuan proses ini merupakan model yang digunakan untuk menentukan jenis proses pengolahan paling tepat sesuai bahan baku sehingga mengurangi kesalahan dalam proses pengolahan. Metode yang digunakan dalam model ini adalah decision tree dan rule base. Decision tree digunakan untuk menentukan goal yang akan dihasilkan, sedangkan rule base digunakan untuk membuat aturan dengan melihat decision tree yang telah dibuat. Hasil dari pada model ini adalah proses pengolahan biodiesel sesuai dengan karakteristik bahan baku yang dimiliki. Kriteria yang digunakan dalam model ini adalah karakteristik bahan baku seperti densitas, FFA, fosfor, kadar air dan sedimen, viskositas, dan bilangan iod. Semua nilai karakteristik bahan baku tersebut ditentukan berdasarkan studi pustaka dan fakta di lapangan. Setelah mendapatkan nilai tersebut dibuat decision tree dengan mengurutkan atribut yang memiliki pengaruh paling besar, membagi nilai menjadi lebih besar dan lebih kecil kemudian dibuat aturan sehingga menghasilkan goal berupa jenis proses. Diagram alir deskripsi model penentuan proses pengolahan dapat dilihat pada Gambar

13 Mulai Nilai dan Karakteristik bahan baku: 1. densitas 2. fosfor 3. FFA 4. kadar air dan sedimen 5. viskositas 6. bilangan iod Jenis proses pengolahan bahan baku : 1. proses satu tahap 2. proses dua tahap 3 degumming dan proses satu tahap 4. degumming dan proses dua tahap Decision Tree (Gambar 8) Rule Base If (qualifier) and (qualifier) then (goal) (Lampiran 1) Penentuan proses pengolahan Selesai Gambar 15. Diagram Alir Deskripsi Model Penentuan Proses Pengolahan b. Model Perhitungan Kebutuhan Bahan Tambahan dalam Proses Pengolahan Model perhitungan kebutuhan bahan tambahan ini merupakan model yang digunakan untuk menentukan jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan sehingga para pengolah dapat dengan mudah melakukan proses pengolahan tanpa harus menghitung jumlah bahan tambahan yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam model ini adalah perhitungan aritmatika (tambah, kurang, kali, dan bagi) dan rule base. Hasil dari model ini adalah nilai kebutuhan bahan tambahan yang diperlukan dalam proses. Diagram alir dari model perhitungan bahan tambahan dapat dilihat pada Gambar

14 Mulai Jenis proses pengolahan bahan baku : 1. proeses satu tahap 2. proses dua tahap 3. degumming dan proses satu tahap 4. degumming dan proses dua tahap proses satu tahap: Kebutuhan metoksida: - katalis basa 0,5-1wt% - metanol 10-20wt% proses dua tahap: Kebutuhan metoksida - katalis asam 5% dari ffa bahan baku - metanol 225% dari ffa bahan baku Degumming dengan proses satu tahap: - asam fosfat 20% sebanyak 0.4% (v/v) - Penambahan air 3% v/v Kebutuhan metoksida: - katalis basa 0,5-1wt% - metanol 10-20wt% Degumming dengan proses satu tahap: - asam fosfat 20% sebanyak 0.4% (v/v) - Penambahan air 3% v/v Kebutuhan metoksida: - katalis asam 5% dari ffa bahan baku - metanol 225% dari ffa bahan baku Perhitungan Aritmatika dan rule base Perhitungan Bahan Tambahan Selesai Gambar 16. Diagram Alir Deskripsi Model Perhitungan Bahan Tambahan 38

15 c. Model Penentuan Mutu Produk Biodiesel Model penentuan mutu produk ini merupakan model yang digunakan untuk menentukan biodiesel yang diproduksi sesuai dengan SNI atau tidak. Metode yang digunakan dalam model ini adalah rule base. Dalam model ini yang dijadikan parameter adalah SNI. Hasil dari model ini adalah nilai kesesuaian dari produk biodiesel yang dihasilkan. Diagram alir dari model penentuan produk biodiesel ini dapat dilihat pada Gambar 17. Mulai Parameter standar mutu biodiesel berdasarkan SNI Nilai setiap parameter Rule Base If (qualifier) and (qualifier) then (goal) (Lampiran 1) Kesesuaian biodiesel dengan standar mutu Selesai Gambar 17. Diagram Alir Model Penentuan Mutu Produk Biodiesel 39

16 d. Model Analisis Terhadap Ketidaksesuaian Mutu dengan SNI Model analisis ketidaksesuaian mutu dengan SNI pada biodiesel ini merupakan kelanjutan dari model penentuan mutu produk. Jika pada model penentuan produk biodiesesl, biodiesel yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu maka sistem akan mencari kesalahannya dan memberikan alternatif standar dan saran yang dapat dilakukan oleh pengolah sehingga minyak yang sudah diproduksi tidak terbuang dan dapat dimanfaatkan. Sedangkan saran yang diberikan yaitu berupa penambahan aditif jika memungkinkan, re-process, dan keterangan mengenai ketidaksesuaian produk. Diagaram alir dari model penyebab ketidaksesuaian spesifikasi pada biodiesel ini dapat dilihat pada Gambar 18. Mulai Parameter standar mutu biodiesel berdasarkan SNI Bobot setiap parameter Alternatif standar untuk bahan bakar lain, reprocess,saran atau penyebab terjadinya ketidaksesuaian Rule Base If (qualifier) and (qualifier) then (goal) (Lampiran 1) Alternatif, saran atau penyebab ketidaksesuaian Selesai Gambar 18. Diagram Alir Model Analisis Penyebab Ketidaksesuaian Pada Biodiesel 40

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rantai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Persediaan Barang pada CV. BARUMUN, yang telah dibuat serta akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PROGRAM UTAMA QBioDSS Model QBioDSS dirancang untuk dijadikan alat bantu dalam menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan mutu biodiesel.

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MUTU BIODIESEL BERBASIS WEB A WEB-BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE QUALITY OF BIODIESEL ABSTRACT ABSTRAK

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MUTU BIODIESEL BERBASIS WEB A WEB-BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE QUALITY OF BIODIESEL ABSTRACT ABSTRAK SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MUTU BIODIESEL BERBASIS WEB A WEB-BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE QUALITY OF BIODIESEL Eva Arifah *, Dwi Setyaningsih, dan Marimin DepartemenTeknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

6.1 HASIL APLIKASI DAN OPERASIONAL SISTEM

6.1 HASIL APLIKASI DAN OPERASIONAL SISTEM VI. APLIKASI SISTEM 6.1 HASIL APLIKASI DAN OPERASIONAL SISTEM Sistem operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Abstrak Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Pelayanan Informasi ini dapat diakses oleh admin dan user, untuk mengakses sistem ini diwajibkan untuk melakukan login terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Masalah Analisis permasalahan sistem yang ada adalah dimana proses dalam perorganisasian data pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru. BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan bahan kimia. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan sekumpulan rangkaian tahapan kegiatan atau prosedur yang digunakan oleh pelaksana penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG 1329040112 PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini meliputi : 1. Tahapan awal penelitian a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan c.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Membuat suatu situs memerlukan persiapan, perencanaan yang baik, tujuan yang jelas dan percobaan yang berulang-ulang karena menyangkut semua elemen yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian 3.1.1. Sistem Pengertian Sistem menurut Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 28 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang dibutuhkan untuk membangun Aplikasi Berbagi Cerita Wisata Surakata Berbasis Android yaitu meliputi hardware dan software

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di Rush Kurir, secara garis besar permasalahan pada Rush Kurir adalah kurangnya informasi jasa pengiriman dan report

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibangun sebelumnya. Aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses rancang bangun aplikasi sistem pendukung keputusan untuk pemilihan mobil baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1. Pengertian Komputer Siagian (2011:92), komputer adalah alat mesin elektronika yang menerima dan mengolah data sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem Menurut Yakub (dalam Yoni Widhiarso dkk, 2013:2) Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem, implementasi merupakan penerapan dari proses sebelumnya yaitu proses

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan. 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman Online Buku yang berbasis Web, terlebih dahulu penulis merencanakan bagaimana alur kerja

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI SISTEM. terhadap sistem inventaris hardware serta sistem pengolahan data hardware

BAB IV DESKRIPSI SISTEM. terhadap sistem inventaris hardware serta sistem pengolahan data hardware 30 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum proses analisa BAB IV DESKRIPSI SISTEM dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari survey, wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI. Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang

BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI. Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan pengamatan secara langsung di perusahaan PT. Telkom Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang meliputi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN. Proses tersebut meliputi penawaran detil paket hosting yang dilakukan oleh

BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN. Proses tersebut meliputi penawaran detil paket hosting yang dilakukan oleh BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di Adimatra Network, secara garis besar permasalahan pada perusahaan ini adalah proses bisnis yang ada dan diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, pada bab ini akan dijelaskan mengenai skema umum penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan utama,

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem pelayanan pengelolaan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Studi kasus pada kerja praktik ini pada Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rencana Anggaran Biaya Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi Rencana Anggaran Biaya Dalam Pembangunan Rumah. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendefinisian Sistem Sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan karyawan yang dibangun merupakan sistem yang mengolah proses penilaian karyawan sampai diputusakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN...I-1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PANGKALAN DATA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PANGKALAN DATA BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PANGKALAN DATA 3.1 Analisis Ada dua analisis yang digunakan yaitu analisis permasalahn dan analisis persyaratan yang akan dijelaskan di bawah ini. 3.1.1 Analisis Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user.

BAB III PEMBAHASAN. Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Perancangan Antarmuka Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user. 3.1.1 Perancangan Struktur Menu User Pembuatan Aplikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II DASAR TEORI Definisi Aplikasi Definisi Belajar Sumber Belajar E-Learning...8.

DAFTAR ISI. BAB II DASAR TEORI Definisi Aplikasi Definisi Belajar Sumber Belajar E-Learning...8. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG...iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 81 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan proses untuk melakukan pembuatan perangkat lunak yang telah disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang dibangun

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. analisis dan perancangan sebelumnya diterjemahkan ke dalam suatu bentuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. analisis dan perancangan sebelumnya diterjemahkan ke dalam suatu bentuk BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang berdasarkan pada hasil analisis dan perancangan sebelumnya diterjemahkan ke dalam suatu bentuk bahasa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soemarso (2007:08) dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soemarso (2007:08) dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pembelian Pembelian merupakan kegiatan utama untuk menjamin kelancaran transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya pembelian, perusahaan dapat secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konseling Menurut Surya (1988), Konseling merupakan seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada klien supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat kerja praktik di Bizteknet anak dari PT Adimatra Nugraha Konsultan secara garis besar masalah yang ada pada perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK) Fadmanova Anantasean 1, Tubagus Purworusmiardi 2, Dwi Rolliawati 3 1,2,3 Sistem

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Pemodelan Data Pemodelan Data dalam rekayasa perangkat lunak adalah proses menciptakan sebuah model data dengan menerapkan model deskripsi formal data menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem Setiap penyusunan sebuah ujian, pasti dibutuhkan soal soal yang diambil dari materi yang sudah pernah diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Dalam pelaksanaanya

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Pada suatu penelitian banyak hal yang harus dilakukan terutama dalam hal analisis dan perancangan sistem terhadap suatu masalah yang akan diteliti. Sebelum

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Gambaran umum system Tugas Akhir Sistem Monitoring Local Area Network Kabupaten Sukoharjo Berbasis PHP dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui proses-proses pencatatan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCARIAN PEKERJAAN (SPP)

SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCARIAN PEKERJAAN (SPP) SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCARIAN PEKERJAAN (SPP) Dipersiapkan oleh: Kelompok 7 1. Febri Adinda Yanti Ritonga J3D111071 2. Mutiara Widara Sakinah J3D111026 3. Novella Timal J3D111118

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada penyewaan gedung UPT. Taman Budaya Jawa Timur

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mengelola data-data pengumuman dan agenda kegiatan secara terintegrasi.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mengelola data-data pengumuman dan agenda kegiatan secara terintegrasi. BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Bea cukai Kendari memiliki prosedur sistem yang hampir sama dengan bea cukai yang lain. Dimana sistem yang dijalankan masih tergolong manual. Manual disini mempunyai arti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi yang utuh kedalam berbagai bagian-bagian komponennya serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang berdasarkan pada analisis dan perancangan sebelumnya akan diterjemahkan ke dalam suatu bentuk bahasa

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3. BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi sistem. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Skripsi dan Tugas Akhir Jurusan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Skripsi dan Tugas Akhir Jurusan Ilmu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Skripsi dan Tugas Akhir Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa saja yang

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa saja yang BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa dan Perancangan Sistem 2.1.1 Perencanaan Sistem Perencanaan sistem merupakan langkah awal dalam proses pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang dibangun.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang dibangun. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Dalam implementasinya secara konsep desain didapat alur sistem (system flow), diagram alur data (DFD), serta diagram relasi antar table (entity

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Company Profile Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile adalah sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda pengenal perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari sistem informasi geografis lokasi kolam renang di kota Medan. 1. Halaman Menu Awal Tampilan pertama kali saat sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama guna melakukan suatu pekerjaan untuk memcapai suatu tujuan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisa dan perancangan sistem dari aplikasi ongkos kirim dan tracking ekpedisi. Analisa dan perancangan ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Perancangan Basidata ( Database Design ) Proses perancangan database merupakan bagian dari micro lifecycle. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam proses tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Jogiyanto (2005), sistem merupakan kumpulan dari elemenelemen yang satu dengan yang lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 1.1.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan perusahaan ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan perusahaan ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Perusahaan Pada tinjauan perusahaan ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta uraian tugas dari masing masing bagian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Halaman antar muka program terdapat pada tampilan hasil. Tampilan hasil tersebut menjadi interface program yang menghubungkan antara admin dengan user,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, dan menjelaskan system yang digunakan pada kerja praktik ini. Adapun teori-teori

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mampu mempengaruhi prestasi dari sumber daya manusia khususnya untuk

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mampu mempengaruhi prestasi dari sumber daya manusia khususnya untuk BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Analisa sistem Dalam pengembangan teknologi informasi ini dibutuhkan analisa dan perancangan sistem pengolah data. Sistem pengolah data tersebut diharapkan mampu mempengaruhi

Lebih terperinci