PENGARUH SUBLETAL PESTISIDA ORGANOFOSFAT TERHADAP DROSOPHILA MELANOGASTER
|
|
- Yuliani Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 963 PENGARUH SUBLETAL PESTISIDA ORGANOFOSFAT TERHADAP DROSOPHILA MELANOGASTER Alfonds Andrew Maramis Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Manado alfondsmaramis@yahoo.com ABSTRAK Uji toksikologi suatu xenobiotic pada tingkat organisme umumnya hanya dikaji yang berkaitan dengan dampak letalnya, sementara itu banyak informasi pengaruh subletal yang perlu untuk diketahui. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh subletal insektisida Curacron 8E (CGA-15324) yang mengandung bahan aktif profenofos terhadap Drosophila melanogaster. Organisme target D. melanogaster dibiakkan dalam media kontrol (tanpa penambahan pestisida) dan media perlakuan (lima tingkat konsentrasi pestisida), selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap jumlah anakan (F1). Perlakuan yang sama dilanjutkan terhadap anakan sampai pada turunan ke 5 (F5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) jumlah anakan D. melanogaster menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi bahan aktif profenofos; 2) Pengembalian D. melanogaster kekeadaan semula menunjukkan peningkatan jumlah anakan menuju jumlah yang normal; dan 3) Organisme target yang terpapar terus menerus menunjukkan perlawanan terhadap tekanan toksikan, yangditunjukkan dengan adanya adaptasi terhadap tekanan toksikan, sehingga lama-kelamaan, organisme target menjadi toleran terhadap toksikan tersebut. Kata kunci: Pengaruh subletal, pestisida, D. melanogaster. ABSTRACT Toxicology test of a xenobiotic at the organism level generally only be assessed with regard to its lethal impact while there is a lot of information about sublethal effect that needs to be known. This study aims to determine the sublethal effect of insecticide Curacron 8E (CGA-15324) containing the active ingredient profenofos against Drosophila melanogaster. D. melanogasteras target organisms were cultured in control media (without addition of pesticides) and treatment media (five concentration levels of pesticides), then performed the observations of the number of offsprings (F1). The same treatment was continued to the offsprings until 5 th descent (F5). The results showed that: 1) the number of offspring decreased with increasing concentration of active ingredient profenofos; 2) return of D. melanogasterto its original state showed an increased number of offspring to the normal amount; and 3) the target organisms which were exposed constantly showing resistance against toxicant pressure as indicated by the adaptation to the toxicant pressure, so that gradually the target animal becomes tolerant to the toxicant. Keywords: Sublethal effect, pesticide, D. melanogaster. PENDAHULUAN Toksisitas pestisida yang pada umumnya mengandung bahan aktif organofosfat berkaitan erat dengan gugus donor elektronnya, seperti unsur O atau S, dan ligan fosfor (gugus yang mengelilingi fosfat pada senyawa). Toksisitas yang ekstrim dari senyawa ini terletak pada kemampuannya untuk mengikat asam amino serine, yang mengubah
2 964 kemampuan meng-katalisasi dan menghalangi active site dari enzim tersebut. Toksisitas akut dari senyawa ini sering ditandai kemampuannya mengikat enzim kritis sistem saraf acetylcholinesterase. Dalam transmisi normal impuls saraf dari sel saraf satu ke sel saraf lainnya, acetylcholine dikeluarkan ke dalam sinapsis untuk menghasilkan eksitasi pada neuron penerima impuls. Bila acetylcholine rusak akibat ikatan enzim dengan organofosfat, sel saraf penerima akan dibakar, menyebabkan tidak terkoordinasinya pergerakan otot, kepala pening, dan berbagai gangguan lainnya (Landis dan Yu 1999). Bahan aktif seperti profenofos terkandung dalam insektisida/mitisida dengan merek dagang Curacron 8E, CGA yang diproduksi oleh Novartis Crop Protection, Inc. Bahan aktif ini pertama kali tercatat oleh USEPA pada tahun Rumus molekul profenofos dapat dilihat pada gambar 1.Nama kimia dari bahan aktif ini yaitu O-(4-bromo-2- chlorophenyl)-o-ethyl-s-propyl phosphorothioate, dan termasuk dalam keluarga organofosfat. Rumus empirik dari bahan aktif ini yaitu C 11 H 15 O 3 PSBrCl dengan berat molekul g/mol (USEPA 2000). Gambar 1.Rumus Molekul Bahan Aktif Profenofos Toksikologi suatu polutan terjadi melalui tiga interaksi. Pertama, adanya interaksi antara polutan dengan lingkungan. Interaksi ini menggambarkan nasib dan distribusi polutan dalam biosfer dan organisme, setelah polutan ini terlepas ke lingkungan. Kedua, polutan berinteraksi dengan site of action-nya. Site of action pada umumnya merupakan bagian dari protein atau molekul biologi yang lain yang dapat berinteraksi dengan toksikan. Ketiga, interaksi yang terjadi antara polutan dengan site of action pada tingkat molekuler menghasilkan dampak pada tingkatan yang lebih tinggi dari organisasi biologi. Dalam biosfer atau organisme, pertama-tama polutan mengalami biotransformasi sebelum masuk pada site of action. Setelah bertemu dengan site of action-nya, polutan dapat mengakibatkan perubahan pada tingkat yang rendah pada organisme yang dapat diketahui dari beberapa parameter biokimiawi seperti penghambatan acetylcholinesterase dan pembentukan metallothionein. Perubahan biokimiawi menyebabkan terjadinya perubahan pada fisiologi dan tindak-tanduk organisme seperti kerusakan kromosom, perubahan tingkahlaku dan kematian. Pada tingkat populasi, perubahannya dapat diketahui dari parameter kepadatan, produktifitas dan perubahan struktur genetik. Perubahan yang bermula dari tingkat rendah semakin menuju pada tingkatan yang lebih tinggi akibat sosialisasi organisme (yang terpapar polutan) dengan komunitas dan ekosistemnya. Perubahan pada tingkat ekosistem dapat diketahui dari efisiensi transfer energi antara organisme hidup dalam sistem ekologi tersebut.
3 965 Dampak subletal sering digunakan dalam uji toksikologi terhadap suatu organisme. Pada umumnya, uji toksisitas subletal sering didasarkan pada uji reproduktif yang memeriksa kemampuan reproduksi dari suatu organisme. Selain reproduksi, sering juga digunakan dalam uji toksikologi, dampak yang sering terjadi akibat pemaparan suatu toksikan pada organisme. Kontrol ini seperti kemampuan untuk menetas (hatchability), persentasi kehilangan berat badan, kelangsungan hdup, perubahan bentuk, dan lainnya. Transmisi informasi biologi dari induk ke keturunannya merupakan faktor yang penting dalam perkembangan organisme hidup dan mencakup evolusi mekanisme genetika. Untuk tinjauan luas mengenai prinsip genetika dari transmisi gen, pertalian, jenis kelamin, dampak dari radiasi, interaksi gen, phenocopies (variasi fenotip yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak semestinya dan menyerupai ekspresi normal dari genotip yang lain), penyimpangan kromosom, dan perubahan evolusioner dalam populasi, hampir tidak ada organisme yang sebaik lalat buah, Drosophila melanogaster. D. melanogastertelah digunakan dalam ilmu keturunan sejak 1909 oleh T. H. Morgan. Selain mempunyai banyak strain genetik yang telah dikembangkan, Drosophila juga mempunyai kelebihan seperti waktu siklus hidup yang relatif pendek (10 hari pada 25 0 C), ukuran yang kecil sehingga mudah pemeliharaannya, dan hanya membutuhkan tempat yang relatif kecil, juga organisme ini cukup besar sehingga karakter mutan dapat diamati (Strickberger 1967).Selain untuk ilmu keturunan, lalat buah juga sering digunakan dalam ilmu ekotoksikologi khususnya menyangkut uji toksisitas suatu toksikan. Uji SLRL (sexlinked recessive lethal) sering digunakan pada organisme ini untuk mendeteksi terjadinya mutasi dan kematian. Mutasi letal merupakan perubahan dalam genom, ketika diekspresikan, menyebabkan kematian pada carrier-nya, sedangkan mutasi resesif merupakan perubahan dalam genom yang diekspresikan dalam kondisi homozigot atau hemizigot (USEPA 1996). Uji toksikologi suatu xenobiotic pada tingkat organisme umumnya hanya dikaji dampak letalnya, sementara itu banyak informasi pengaruh subletal yang belum diketahui. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh subletal insektisida Curacron 8E, CGA yang mengandung bahan aktif profenofos terhadap D. melanogaster. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Piranti yang digunakan yaitu botol selai, kertas merang, kain, karet gelang, pinset, mortar, spatula, gelas beaker, pipet volume, kaca pembesar dan mikroskop stereo binokuler.bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pestisida Curacron, pisang, tape dan kloroform.organisme target D. melanogaster diambil dari biakan Laboratorium Ekologi, Fakultas Biologi, UKSW. Strain organisme target yang digunakan yaitu vertiagial. Persiapan Media Kultur Media kultur D. melanogaster dibuat dari campuran antara pisang dan tape, dengan perbandingan masing-masing 5 : 1 bagian. Untuk membuat enam media kultur diperlukan sekitar 300 g pisang dan 60 g tape. Pisang dan tape tersebut dihaluskan dengan mortar kemudian dimasukkan kedalam botol selai masing-masing 60 g. Kedalam botol selai yang telah berisi media kultur diberi kertas merang yang telah dilipat.
4 966 Persiapan Larutan Induk Bahan Aktif Profenofos Dalam 1 L Curacron, terkandung didalamnya 500 g bahan aktif profenofos, yang setara dengan 500 mg dalam 1 ml Curacron. Dari konsentrasi ini, dilakukan pengenceran bertingkat sampai konsentrasi akhir menunjukkan 0,5 ppm (μg bahan aktif/ml). Pengembang-biakan Induk Organisme Target Organisme target dari biakan laboratorium diambil 2 pasang untuk masing-masing 3 buah media kultur. Organisme target pertama-tama dibius dengan kloroform dan dipilah berdasarkan jenis kelamin. Dari pilahan tersebut diambil masing-masing 2 ekor jantan dan betina, dan dimasukkan kedalam botol kosong kemudian ditutup dengan kain. Organisme target tersebut dibiarkan dalam botol kosong sampai organisme tersebut siuman. Setelah siuman, organisme tersebut dipindahkan kedalam botol yang berisi media kultur dan ditutup dengan kain dan karet gelang. Setelah organisme target tersebut bertelur, induknya dikeluarkan dari media kultur tersebut. Telur organisme dalam mediakultur tersebut dibiarkan pada kondisi laboratorium selama 10 hari atau sampai D. melanogaster berada pada fase dewasa. D. melanogaster dewasa yang berasal dari biakan ini digunakan sebagai induk pada perlakuan bahan aktif profenofos (F1). Perlakuan Bahan Aktif pada Organisme Target Pertama-tama disiapkan sebanyak 18 media kultur untuk 6 seri konsentrasi bahan aktif dengan 3 ulangan. Seri konsentrasi dibuat dengan mengambil sekitar 0 (kontrol); 0,25; 0,5; 1; 1,5; dan 2 ml, dan masing-masing dicampurkan kedalam 6 media kultur. Konsentrasi akhir bahan aktif yang dicampurkan pada 60 g media kultur yaitu 0; 2,083; 4,167; 8,333; 12,500; dan 16,667 μg bahan aktif/ kg media kultur. Induk organisme target (F1) yang terdiri dari 2 pasang kemudian dimasukkan kedalam tiap botol yang telah diberi bahan aktif dan diperlakukan sama seperti pada tahap pengembang-biakan induk organisme target. Offspring/ anakan (F2) yang dihasilkan pada tahap perlakuan ini kemudian dihitung, dan dilihat pada konsentrasi mana, terjadinya perbedaan jumlah anakan yang sangat ekstrim. Perlakuan Lanjutan Untuk perlakuan lanjutan, anakan (F2) dari media kultur kontrol dan perlakuan (mengandung bahan aktif dengan konsentrasi yang menunjukkan perbedaan jumlah yang ekstrim) dilanjutkan lagi perkembang-biakannya dengan masing-masing perlakuan yang sama. Selain itu, anakan (F2) dari media kultur perlakuan dikembang-biakan juga kedalam kedalam media kultur yang tanpa bahan aktif. Anakan (F3) dari masing-masing perlakuan pada tahap ini diperlakukan lagi dengan perlakuan yang sama sehingga didapat anakan F5. Masing-masing perlakuan dan tahapan dibuat rangkap tiga. Jumlah anakan pada berbagai perlakuan dan masing-masing tahapan dihitung. HASIL DAN PEMBAHASAN Data jumlah anakan F1 organisme target D. melanogaster dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1, diketahui bahwa purata jumlah anakan F1 yaitu 211 ekor.
5 Jumlah Anakan Unmas 967 Tabel 1. Jumlah Anakan F1 Organisme Target Ulangan Jumlah I 211 II 195 III 227 Purata 211,00 Data jumlah anakan F2 organisme target berdasarkan perlakuan seri konsentrasi bahan aktif dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Dari data tersebut menunjukkan bahwa media kultur yang mengandung bahan aktif yang jumlah anakannya paling ekstrim yaitu pada perlakuan konsentrasi 16,667 μg bahan aktif / kg media kultur. Tabel 2. Jumlah Anakan F2 Berdasarkan Perlakuan Bahan Aktif Ulangan Konsentrasi (μg bahan aktif / kg media kultur) I (0) II (2,083) III (4,167) IV (8,333) V (12,500) VI (16,667) I II III Purata 199,00 197,33 175,00 199,67 178,00 83, Konsentrasi Perlakuan Gambar 2.Kurva Purata Jumlah F2 Berdasarkan Konsentrasi Perlakuan Data jumlah anakan D. melanogaster berdasarkan perlakuan lanjutan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3. Dari Tabel 3 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa purata jumlah anakan pada kontrol relatif tetap, sedangkan pada perlakuan lanjutan tanpa bahan aktif dan dengan bahan aktif menunjukkan fluktuasi yang searah. Untuk perlakuan lanjutan tanpa bahan aktif, purata jumlah anakan (F3) menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan jumlah induk mereka yaitu anakan F2. Hal seperti ini terjadi pula pada anakan F4 dan F5. Peningkatan ini menunjukkan perubahan menuju jumlah anakan yang normal. Ini menunjukkan bahwa pengaruh bahan aktif yang dipaparkan pada induk perlahan akan hilang pada anakannya, seiring dengan tidak dipaparkan lagi bahan aktif tersebut. Berbeda dengan perlakuan lanjutan yang tanpa bahan aktif, jumlah anakan organisme target pada perlakuan lanjutan dengan bahan aktif menunjukkan penurunan pada jumlah anakan ke-3 dan ke-4 namun meningkat pada jumlah anakan ke-5 (F5). Fenomena ini
6 968 menunjukkan adanya perlawanan dari organisme target terhadap tekanan bahan aktif pestisida tersebut. Menurut Scott (1995), Organisme mempunyai kecenderungan untuk membentuk perlawanan secara genetika molekuler sebagai respons dari suatu tekanan. Perlawanan ini diawali dengan adaptasi terhadap tekanan toksikan, dan terjadinya mutasi, sehingga lama-kelamaan, organisme tersebut menjadi toleran terhadap toksikan tersebut. Tabel 3.Jumlah Anakan F3, F4 dan F5 dari Organisme Target Anakan Perlakuan Kontrol Tanpa Bahan Aktif 16,667 μg bahan aktif Anakan F3 I II III Purata 217,00 152,33 79,67 Anakan F4 I II III Purata ,67 13,67 Anakan F5 I II III Purata 214,67 176,33 46,33 Gambar 3.Kurva Purata Jumlah Anakan F2, F3, F4, dan F5 Terhadap Perlakuan SIMPULAN Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Jumlah Anakan D. melanogaster menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi bahan aktif profenofos. 2. Pengembalian organisme target kekeadaan semula menunjukkan peningkatan jumlah anakan menuju jumlah yang normal, jika dibandingkan dengan pada waktu berada dalam tekanan toksikan.
7 Organisme Target yang terpapar terus menerus menunjukkan perlawanan terhadap tekanan toksikan. Hal iniditunjukkan dengan adanya adaptasi terhadap tekanan toksikan, sehingga lama-kelamaan, organisme target menjadi toleran terhadap toksikan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Landis, W. G., and M. H. Yu Introduction to Environmental Toxicology, Impacts of Chemicals Upon Ecological Systems, 2 nd Edition. Lewis Publishers, USA. Scott, J. A The Molecular Genetics of Resistance: Resistance as A Response to Stress. Florida Entomologist 78(3). Strickberger, M. W Experiments in Genetics with Drosophila. John Wiley and Sons, Inc. USA. USEPA Interim Reregistration Eligibility Decision (IRED), Profenofos. United States Environmental Protection Agency. USEPA Health Effects Test Guidelines, Sex-Linked Recessive Lethal Test in Drosophila melanogaster. United States Environmental Protection Agency.
ABSTRAK. RASIO PERBANDINGAN F 1 DAN F 2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA
ABSTRAK RASIO PERBANDINGAN F 1 DAN F 2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA Nirmala Fitria Firdauzi, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Lebih terperinciPEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO MENDEL
PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO MENDEL Ahmad Fauzi 1, Aloysius Duran Corebima 2 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas
Lebih terperinciNisbah Kelamin pada Persilangan Homogami I Wayan Karmana 13
NISBAH KELAMIN PADA PERSILANGAN HOMOGAMI D. melanogaster STRAIN NORMAL (N),WHITE (w), DAN SEPIA (Se) ABSTRAK I WAYAN KARMANA FPMIPA IKIP Mataram Pada D. melanogaster sering terjadi penyimpangan nisbah
Lebih terperinciACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA
ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA
Lebih terperinciSilabus Olimpiade BOF XI Soal SMP
Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk
Lebih terperinciBidang : Biologi Terapan
Bidang : Biologi Terapan Lingkup kegiatan : a. Test project mencakup aspek tes teori 1 dan 2 (hari pertama) dan praktek (hari kedua) b. Materi uji aspek teori tertulis meliputi seluruh kemampuan dasar
Lebih terperinciGambar 1.1. Variasi pada jengger ayam
Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu
Lebih terperinciPENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) : 44-49 (Januari 2012) ISSN 1829-6084 PENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD, Fe, AND NH 3 IN LEACHATE
Lebih terperinciPENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN
PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat penyelesaian Program Sarjana Sains (S1)
Lebih terperinciMateri Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi
Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan 1 ANATOMI, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Struktur Bagian Tubuh Tanaman a. Mekanisme fotosintesis b. Mekanisme respirasi, fotorespirasi,
Lebih terperinciABSTRAK. FENOMENA PAUTAN KELAMIN PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN N x w DAN N x b BESERTA RESIPROKNYA
ABSTRAK FENOMENA PAUTAN KELAMIN PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN N x w DAN N x b BESERTA RESIPROKNYA Nur Alim Natsir, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Lebih terperinciSTUDI PERISTIWA EPISTASIS RESESIF PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN SEPIA (se) >< ROUGH (ro) DAN STRAIN VESTIGIAL (vg) >< DUMPHI (dp)
Jurnal ßIOêduKASI ISS : 23014678 Vol 1 o (2) Maret 2013 STUDI PERISTIWA EPISTASIS RESESIF PADA PERSILAGA Drosophila melanogaster STRAI SEPIA (se) >< ROUGH (ro) DA STRAI VESTIGIAL (vg) >< DUMPHI (dp) 1)
Lebih terperinciFENOMENA GAGAL BERPISAH, EPISTASIS, DAN NISBAH KELAMIN PADA Drosophila melanogaster
FENOMENA GAGAL BERPISAH, EPISTASIS, DAN NISBAH KELAMIN PADA Drosophila melanogaster Ahmad Fauzi 1, Aloysius Duran Corebima 2 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang 2 Jurusan Biologi,
Lebih terperinciPEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MEMPELAJARI HUKUM PEWARISAN MENDEL
PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MEMPELAJARI HUKUM PEWARISAN MENDEL Ahmad Fauzi 1, Aloysius Duran Corebima 2 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciKISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program : XII/IPA Semester : 1 KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Standar Kompetensi Kompetensi dasar Uraian Materi Indikator
Lebih terperinciABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
i DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv vii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinci2/23/2010 PEMISAHAN BIOKIMIAWI PIGMEN MATA KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Praktikum Genetika 25 Februari 2010 PENDAHULUAN PEMISAHAN BIOKIMIAWI PIGMEN MATA KONTROL EKSPRESI GEN DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Laboratorium Genetika Departemen Biologi Fakultas
Lebih terperinciMUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom
MUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom Mutasi kromosom disebut juga aberasi kromosom. Macam aberasi kromosom merupakan perubahan pada sesuatu bagian kromosom dari pada perubahan kromosom secara keseluruhan
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Terhadap Biota Uji Ikan Guppy (Poecillia reticulate) dan (Pistia stratiotes)
Uji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Terhadap Biota Uji Ikan Guppy (Poecillia reticulate) dan (Pistia stratiotes) Ni Nyoman Yudhi Lestari, Bieby Voijant Tangahu Jurusan Teknik Lingkungan,Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN. Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014 disusun oleh: Jessica Esther 10613067 Kelompok 5 Asisten: Mia Audina (10611026)
Lebih terperinciParamita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012
MK. GENETIKA (BIOLOGI SEM 4) Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email *: paramita@uny.ac.id 2 1. From Mendel to DNA 2. The double helix 3. Genomics 4. The impact of genetic engineering 5. Model organisms 6. The
Lebih terperinciGambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila
I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati
Lebih terperinciBIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE
07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih
Lebih terperinciKIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR
OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA- PT) BIDANG BIOLOGI (TES I) 22 MARET 2017 WAKTU 120 MENIT KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU
PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS
Lebih terperinciGENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono
GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP
Lebih terperinciSimpulan 6 PEMBAHASAN UMUM
Simpulan Karakter morfologi kerang darah Bojonegara berbeda dengan kerang darah Panimbang dan Kuala Tungkal, hal ini erat kaitannya dengan kondisi lingkungan lokal yang menjadi habitat kerang darah. Keragaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan
29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) berdasarkan prosedur yang direkomendasikan oleh
Lebih terperinciPetunjuk Praktikum BIC 124
Petunjuk Praktikum BIC 124 Disusun Oleh : Victoria Henuhili Suratsih Paramita CK Jurdik Biologi FMIPA UNY 2012 NAMA NIM ALAMAT : : : victoria@uny.ac.id Page 1 Kata Pengantar Petunjuk praktikum Genetika
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL
KISI-KISI PENULIS USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 KOMPETESI DAR 1 2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan
Lebih terperinciPERBEDAAN LATAR BELAKANG DAN UMUR MATERNAL TERHADAP FREKUENSI PINDAH SILANG ANTARA LOKUS
PERBEDAAN LATAR BELAKANG DAN UMUR MATERNAL TERHADAP FREKUENSI PINDAH SILANG ANTARA LOKUS b DENGAN LOKUS dp PADA LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) SKRIPSI Oleh Rizki Auliya NIM 091810401020 JURUSAN
Lebih terperinciPENGARUH COD DAN SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRI TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD AND SURFACTANT IN LAUNDRY LIQUID WASTE ON LC50 VALUE
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) :110-114 (Juli 2012) ISSN 1829-6084 PENGARUH COD DAN SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRI TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD AND SURFACTANT IN LAUNDRY LIQUID WASTE ON
Lebih terperinciMETODE Persiapan tempat
Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair (Tilapia missambicus) Acute Toxicity Test At the Car Wash Waste Towards Tilapia Shabrina Raedy Adlina 1), Didik Bambang
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
I. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) 1. Mata Kuliah : Genetika dan Pemuliaan Ikan 2. Kode / bobot : PKB 363/ 3 SKS 3. Deskripsi Singkat : Genetika dan Pemuliaan Ikan merupakan mata kuliah dasar yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas
17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di laboratorium Biologi Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciTOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50
TOKSIKOMETRIK TOKSIKOMETRIK Toksikologi erat hubungannya dengan penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek toksik sehubungan dengan terpaparnya mahluk hidup. Sifat spesifik dan efek suatu paparan
Lebih terperinciKONJUGASI PADA BAKTERI
KONJUGASI PADA BAKTERI Konjugasi adalah suatu proses transfer informasi genetik satu arah yang terjadi melalui kontak sel langsung antar suatu sel bakteri donor dan suatu sel bakteri resipien (Russel,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN LALAT BUAH (Drosopilla sp.) PADA BERBAGAI MEDIA DAN SUMBANGANNYA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA
PERTUMBUHAN LALAT BUAH (Drosopilla sp.) PADA BERBAGAI MEDIA DAN SUMBANGANNYA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA Eko Sri Wahyuni Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI FRM/FMIPA/063-01 18 Februari 2011 Fakulltas : MIPA Program Studi : Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi Mata Kuliah/Kode : BIC 223 Jumlah SKS :
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciBeberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex
Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :
Lebih terperinciLAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciKISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1
KISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 KELAS 7 KTSP 1 1.1. Mendeskripsikan besaran Besaran pokok, satuan dan alat ukurnya, pokok dan besaran turunan konversi satuan besaran turunan menjadi SI, beserta satuannya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai
TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM S I L A B U S
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM S I L A B U S JURUSAN : Biologi MATA KULIAH : Biologi Molekuler 1.1. Nama Mata Kuliah : Biologi Molekuler 1.2. Kode Mata Kuliah :
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium
13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciMengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).
HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan
Lebih terperinciSIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster
SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster KELOMPOK VII KELAS A Azki Afidati Putri Anfa (1410422025), Josano Rehan Dhani (1410422020), Merini Apriliani (1410422043), Ratna Suleka (1410421035), Rifta Septiavi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Konsentrasi ekstrak daun jambu biji merah (Psidium
Lebih terperinciPELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD
PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (
Lebih terperinciPembiakan dan Pertumbuhan Bakteri
Pembiakan dan Pertumbuhan Bakteri A. Pertumbuhan Sel Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme, Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan
Lebih terperinciANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim
Lebih terperinciA. JUDUL Pengamatan Kromosom Raksasa Pada Drosophila melanogaster B. TUJUAN Pada praktikum ini, ada beberapa tujuan antara lain: 1.
A. JUDUL Pengamatan Kromosom Raksasa Pada Drosophila melanogaster B. TUJUAN Pada praktikum ini, ada beberapa tujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui letak kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT (LD50)
UJI TOKSISITAS AKUT (LD50) 1. Tujuan percobaan Adapun tujuan yang diharapkan dalam praktikum ini adalah : a. Untuk mengetahui dosis suatu obat yang menimbulkan kematian 50% dari hewan percobaan. b. Untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
30 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi
30 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Oleh :
UJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SKRIPSI Oleh : NURUL AINI 090302080 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYAPERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri
11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung
Lebih terperinciSiklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina
Lama bunting Kawin sesudah beranak Umur sapih Umur dewasa kelamin Umur dikawinkan Siklus kelamin poliestrus (birahi) Lama estrus Saat perkawinan Berat lahir Berat dewasa Jumlah anak perkelahiran Kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia (Suhartini dan Nur 2005 dalam Granada 2011),
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN PRAKATA v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN PRAKATA v DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i DAFTAR LAMPIRAN ii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Keaslian Penelitian 5 C. Tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Metil metsulfuron merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam herbisida.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metil metsulfuron merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam herbisida. Senyawa aktif tersebut umum digunakan oleh para petani untuk mengendalikan gulma yang ada
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Fakultas / Program Studi : FMIPA / Biologi 2. Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 3. Jumlah SKS : Teori = 2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
Lebih terperinciPengaruh Macam Strain dan Umur Betina terhadap...i Wayan Karmana 1
ABSTRAK PENGARUH MACAM STRAIN DAN UMUR BETINA TERHADAP JUMLAH TURUNAN LALAT BUAH (Drosophila melanogaster) I WAYAN KARMANA FPMIPA IKIP Mataram GaneÇ Swara Vol. 4 No.2, September 2010 Drosophila melanogaster
Lebih terperinciPENGARUH INSEKTISIDA PROFENOFOS TERHADAP FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR CACING TANAH (Lumbricus rubellus) Oleh
PENGARUH INSEKTISIDA PROFENOFOS TERHADAP FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR CACING TANAH (Lumbricus rubellus) Oleh Tuti Marlinda, Nurhadi dan Rina Widiana Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciLABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010
LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010 1. Mengetahui dan memahami struktur kromosom politen Drosophila melanogaster. 2. Mengetahui
Lebih terperinciKromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BIODIESEL HASIL BIODEGRADASI SECARA AEROB SKALA LABORATORIUM
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BIODIESEL HASIL BIODEGRADASI SECARA AEROB SKALA LABORATORIUM Esmiralda Laboratorium Penelitian, Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Email
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV PEWARISAN SIFAT
BAB IV PEWARISAN SIFAT Apa yang akan dipelajari? Apakah gen dan kromosom itu? Bagaimanakah bunyi Hukum Mendel? Apa yang dimaksud dengan sifat resesif, dominan, dan intermediat? Faktor-faktor apakah yang
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI Fakultas : FMIPA Program studi : Biologi Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 Jumlah SKS : Teori = 2 ; Praktek = 0 Semester : Gasal (5) Mata
Lebih terperinciRasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: Ilmiah: bukti-bukti yang nyata.
EVOLUSI YUNI WIBOWO Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: kreasi khusus ebolusi Ilmiah: bukti-bukti yang nyata. Evolusi perubahan
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JUDUL MATAKULIAH : BIOLOGI DASAR KODE MATAKULIAH/SKS : BIO100 / 3(2-3) KOORDINATOR MK : Dr. Tri Atmowidi DESKRIPSI MATAKULIAH TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mata
Lebih terperinciSELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA (SIMAK-UI) Mata Pelajaran : IPA TERPADU Tanggal : 01 Maret 2009 Kode Soal : 914 PENCEMARAN UDARA Secara umum, terdapat 2 sumber pencermaran udara, yaitu pencemaran akibat
Lebih terperinciA. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.
A. Judul: Alel Ganda B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda C. Latar belakang dan menentukan genotipnya sendiri. Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : BIOLOGI KODE MATAKULIAH / SKS = MKK
TIU : Agar mahasiswa mampu mengenal dan memahami dasar-dasar biologis makhluk hidup beserta sistem-sistem dasar hidupan dalam kaitannya dengan proses evolusi dan adaptasi untuk memahami kaitannya dengan
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JUDUL MATAKULIAH : BIOLOGI UMUM KODE MATAKULIAH/SKS : BIO101 / 2(2-0) KOORDINATOR MK : Dr. Tri Atmowidi DESKRIPSI MATAKULIAH : Mata kuliah ini diberikan di Tingkat
Lebih terperinciImplementasi New Tech Anim Breeding: Analisis teknis dan ekonomis peningkatan kualitas genetik dan produksi ternak (KA,IB,TE, RG)
Implementasi New Tech Anim Breeding: Analisis teknis dan ekonomis peningkatan kualitas genetik dan produksi ternak (KA,IB,TE, RG) Program alternatif PT Program Alternatif PT: Inseminasi Buatan, TE, Kloning
Lebih terperinciUJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS
UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS Kelompok : Kelompok 1 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Alfontius Linata
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.
23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pestisida pada bidang pertanian dapat menimbulkan masalah lingkungan, antara lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: 59-63 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KONSENTRASI PEMAPARAN SURFAKTAN Alkyl Benzene Sulfonate Dwi Cindanita Hardini*, Yayat Dhahiyat** dan Eddy Afrianto**
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MIFTAHUR RAHMI
PENENTUAN KADAR RESIDU PESTISIDA PADA BUAH TOMAT DENGAN BAHAN AKTIF KLORPIRIFOS YANG BEREDAR DI PASAR PAGI DAN PASAR SORE PADANG BULAN MEDAN MENGGUNAKAN ALAT KROMATOGRAFI GAS TUGAS AKHIR MIFTAHUR RAHMI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
Lebih terperinciAplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel
Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN POLIPLOIDI PADA SEMANGKA
MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN POLIPLOIDI PADA SEMANGKA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 POLIPLOIDI PADA SEMANGKA I. TUJUAN 1. Mahasiswa
Lebih terperinciBiologi Medik BIOLOGI MEDIK. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si. Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2013
Biologi Medik i ii Biologi Medik Biologi Medik iii iv Biologi Medik BIOLOGI MEDIK Penulis: Dra. Agnes Sri Harti, M.Si. Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinci