terhadap perusahaan maka perusahaan akan mengalami kerugian. Lalu akibat positif yang dirasakan karyawan memiliki tingkat komitmen tinggi yaitu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "terhadap perusahaan maka perusahaan akan mengalami kerugian. Lalu akibat positif yang dirasakan karyawan memiliki tingkat komitmen tinggi yaitu"

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Pada abad ke 21, era globalisasi ini terjadi persaingan di berbagai sektor terutama bisnis sangat tajam. Sehingga perusahaan berjuang memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage). Oleh karena itu, pimpinan perusahaan memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang memenuhi kualifikasi persyaratan psikologis dengan berkualitas optimal agar mereka mampu mencapai kinerja tinggi, sehingga merekapun mampu menduduki posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan kompetensi yang dimiliki pelaku bisnis pesaing (Mangkunegara, 2000). Jika perusahaan ingin berkembang pesat dan maju, maka jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik bagi karyawannya, sehingga kualitas SDM nya semakin baik. Hal tersebut akan memberikan kreativitas, ide-ide yang inovatif untuk perusahaan, dan selanjutnya akan membuat perusahaan berkembang dan menghasilkan keuntungan yang besar (Marwansyah, 2010). Fenomena yang terlihat pada karyawan PT Dunia Setia Sandang Asli Tekstil Surakarta (DSSA) menyatakan bahwa beberapa karyawan bagian produksi di PT DSSA memiliki tingkat komitmen organisasi yang rendah. Akibat negatif yang dirasakan perusahaan adalah adanya beberapa karyawan yang datang ke tempat kerja terlambat, sering absen, beberapa orang tidak bekerja saat jam kerja, pulang kerja lebih cepat dari jam yang seharusnya, terutama bila pemimpinnya tidak beberapa di tempat (perusahaan). Apabila karyawan kurang berkomitmen

2 2 terhadap perusahaan maka perusahaan akan mengalami kerugian. Lalu akibat positif yang dirasakan karyawan memiliki tingkat komitmen tinggi yaitu karyawan bekerja dengan lebih tanggung jawab, mereka jarang sekali absen, masuk kerja dan pulang kerja sesuai dengan jam kerja bahkan sampai lembur dan mereka bekerja dengan sungguh-sungguh, baik pada waktu pemimpin mereka berada atau tidak berada di tempat (perusahaan). Oleh karena itu dengan adanya beberapa karyawan yang berkomitmen maka keuntungan atau pendapatan yang didapat perusahaan semakin meningkat. Oleh karena adanya fenomena yang berkaitan dengan komitmen organisasi maka organisasi sangat memerlukan sumber daya manusia yang berpotensi, berkualitas, dan berkomitmen tinggi untuk menunjang keberhasilan. Komitmen organisasi karyawan menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidup sebuah organisasi apapun bentuk organisasinya. Komitmen menunjukkan hasrat karyawan sebuah perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan (Kuntjoro, 2002). Komitmen organisasi memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan organisasi. Robbins (1998) menyebutkan bahwa ada korelasi negatif antara komitmen organisasi dengan tingkat intensitas turn over (keluarnya karyawan dari satu perusahaan lalu bekerja di perusahaan lain) juga dengan tingkat kelambanan dalam bekerja (Angle & Perry, 1981). Hal itu didukung juga dengan temuan oleh beberapa peneliti, (Caldwell, dkk, 1990; Mowday dkk, 1982; serta Shore & Martin dalam Greenberg &

3 3 Baron, 1993), yang menunjukkan semakin tinggi komitmen organisasi, semakin rendah intensitas turn over karyawan. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan mempunyai keinginan yang rendah untuk keluar dari perusahaan. Menurut Dessler (1997) dengan adanya komitmen organisasi, akan tercipta karyawan yang setia terhadap organisasi, mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dan tujuan, dan memperlakukan perusahaan seperti milik mereka sendiri. Karyawan akan merasa telah menjadi satu dengan organisasi dan tidak terpisahkan. Hal ini akan berakibat terciptanya hubungan antara karyawan dengan organisasi menjadi lebih baik. Selain itu, setiap karyawan juga akan bersedia berusaha keras dan memberikan performance terbaik demi tercapainya tujuan dan kelangsungan organisasi. Organisasi yang memiliki tipe karyawan seperti ini akan menjadi organisasi yang sehat dan berkembang baik. Mowday, dkk (1982) mengatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan lebih termotivasi untuk hadir dalam organisasi dan berusaha mencapai tujuan organisasi. Komitmen organisasi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti: usia karyawan, lama bekerja dalam perusahaan, jenis pekerjaan dan lain lain (Schultz & Schultz, 1998). Selain itu, faktor kepribadian juga dapat mempengaruhi komitmen organisasi dalam bekerja di perusahaan. Faktor yang berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasi adalah kepribadian, nilai yang dianut, dan kepercayaan, di mana hal tersebut merupakan karakteristik individu yang turut

4 4 mempengaruhi komitmen karyawan dalam bekerja. Hal ini sejalan dengan pernyataan Mowday, dkk, (1982) yang menyatakan bahwa karakteristik personal (seperti kepribadian), peran, pengalaman kerja, dan struktural mempengaruhi komitmen organisasi. Tidak banyak yang mengetahui bahwa faktor kepribadian turut berperan penting dalam komitmen karyawan terhadap organisasi. Menurut Davison, dkk, (2004) kelompok kepribadian tipe A lebih mempunyai komitmen organisasi tinggi dibandingkan dengan kelompok kepribadian tipe B. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kepribadian ikut mempengaruhi hubungan antara komitmen organisasi dengan kepribadian tipe A dan B. Hasil ini juga menunjukkan kepribadian tipe B lebih mempunyai komitmen organisasi yang rendah dibandingkan tipe kepribadian A. Pernyataan ini dapat dilihat dari ciri kepribadian tipe A yaitu orang yang kompetitif, terburu-buru, dan berkomitmen pada pekerjaan. Sementara orang yang bertipe B ini kurang kompetitif, kurang berkomitmen terhadap pekerjaannya, dan tidak terburuburu dalam mengerjakan segala sesuatu apabila dibandingkan dengan tipe A. Penelitian sebelumnya yang dilakukan menurut Ruvina & Zamralita (2007) melakukan penelitian di tiga perusahaan yang bergerak di bidang IT, bidang produksi, dan distributor beras di Jakarta dengan mengumpulkan data terhadap 108 karyawan. Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa tidak ada perbedaan komitmen organisasi pada karyawan yang memiliki kepribadian tipe A dan tipe B. Namun bertentangan dengan penelitian yang

5 5 dilakukan oleh Tseng dan Lee (1985) mereka melakukan penelitian di perusahaan Publik Teknologi Tinggi di Taiwan dengan mengumpulkan data terhadap 304 karyawan tentang perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari tipe kepribadian A dan B, yang menunjukkan hasil bahwa karakteristik kepribadian berpengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi. Kepribadian tipe A secara signifikan berhubungan dengan komitmen organisasi dan memiliki sikap komitmen yang tinggi terhadap organisasi. Oleh sebab itu untuk mendukung kebenaran dari penelitian yang bertentangan tesebut disertai dengan fenomena yang diungkap dalam uraian di atas maka penulis berkeinginan untuk meneliti perbedaan Komitmen Organisasi antara karyawan Kepribadian tipe A dan tipe B yang bekerja di PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil pada divisi Dyeing bagian produksi. Perumusan Masalah: Dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah: Apakah ada perbedaan yang signifikan Komitmen Organisasi antara karyawan Kepribadian tipe A dan tipe B yang bekerja di PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil pada divisi Dyeing bagian produksi?

6 6 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Komitmen Organisasi Allen & Meyer (1997) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu keadaan psikologis yang mencirikan hubungan antara karyawan dengan organisasi, dan berimplikasi pada keputusan untuk melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi. Menurut Mowdy, dkk (dalam McKenna, 2000) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai hubungan yang kuat dari identifikasi seseorang dan keterlibatan dalam organisasi. Relative strength of an individual s identification with and involvement in an organization. Lebih lanjut, Prabowo (2001) dkk berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi saat pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai dan sasaran organisasinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah proses identifikasi dan keterlibatan seseorang terhadap suatu organisasi dan mengekspresikan keinginan dan kepedulian terhadap organisasi menerima tujuan, nilai, adanya sasaran organisasi agar tercapai suatu kesuksesan dan kesesejahteraan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis dalam penelitian ini akan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Allen & Meyer (1997) bahwa komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan psikologis yang mencirikan hubungan antara karyawan dengan organisasi, dan berimplikasi pada keputusan untuk melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi.

7 7 Komponen Komitmen Organisasi Meyer & Allen (1997) mengidentifikasi tiga komponen komitmen organisasi yaitu : (a) Affective commitment, berasal dari kelekatan emosional karyawan terhadap organisasi, sehingga karyawan yang memiliki komitmen efektif yang kuat akan mengidentifikasikan diri dengan terlibat dalam organisasi, dan menikmati keanggotaannya dalam organisasi. (b) Continuance commitment, berkaitan dengan komitmen yang didasarkan pada persepsi atas kerugian yang akan diperoleh dirinya jika karyawan tidak melanjutkan pekerjaannya dalam organisasi. Oleh karena itu, karyawan yang memiliki continuance commitment yang kuat akan bertahan dalam organisasi karena mereka memang membutuhkan (need to). (c) Normative Commitment, merupakan keyakinan individu tentang tanggung jawab terhadap organisasi. Normative Commitment berkaitan dengan perasaan-perasaan karyawan tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi. Faktor-faktor yang memengaruhi Komitmen Organisasi Menurut Dyne dan Graham (dalam Coetzee, 2005). Ada 3 faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi (1). Personal factor: Ada beberapa faktor personal yang mempengaruhi latar belakang pekerja, antara lain usia, latar belakang pekerja, sikap dan nilai serta kebutuhan intrinsik pekerja. Ada banyak penelitian menunjukkan bahwa beberapa tipe pekerja memiliki komitmen yang lebih tinggi pada organisasi yang memperkerjakannya.

8 8 Berdasarkan hasil penelitian tersebut pekerja yang lebih teliti, ekstrovert, dan mempunyai pandangan positif terhadap hidupnya (optimis), cenderung lebih berkomitmen. (2) Situasional factors, a. Workplace values / nilai-nilai ditempat kerja: Nilai yang tidak terlalu kontroversial (kualitas, inovasi, kooperasi, partisipasi, dan Trust akan mempermudah setiap anggota / karyawan untuk saling berbagi dan membangun hubungan erat. b. Subordinatesupervisor interpersonal relationship: Perilaku dari supervisor merupakan suatu hal yang mendasar dalam menentukan tingkat kepercayaan interpersonal dalam unit pekerjaan. c.job characteristics: Meliputi pekerjaan yang penuh makna, otonomi dan umpan balik dapat merupakan motivasi kerja yang internal. d. Organizational support: Ada hubungan yang signifikan antara komitmen pekerja dengan kepercayaan pekerja terhadap keterikatan, dengan organisasinya. (3) Positional/ penempatan, a. Organizational tenure: Penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang lebih lama bekerja di organisasi akan lebih mempunyai hubungan yang kuat dengan organisasi tersebut. b. Hierarchical job level: Penelitian menyebutkan bahwa status sosial ekonomi menjadi satu-satunya prediktor yang kuat dalam komitmen organisasi.

9 9 Kepribadian Tipe A dan Tipe B Definisi Kepribadian Menurut Kartono (1979) kata kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin persona yang artinya kedok atau topeng. Topeng ini biasanya digunakan oleh pemain teater Yunani untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter tertentu. Personality juga berasal dari personare yang artinya menembus, maksudnya dengan menggunakan topeng dapat menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk tingkah laku tertentu. Persona merupakan gambaran salah satu bentuk atau tipe individu tertentu. Jung (dalam Kartono, 1979) menyatakan persona itu merupakan topeng bagi individu sepanjang hidupnya yang berfungsi sebagai benteng pelindung untuk menutupi dan melindungi diri sendiri agar mempunyai penampilan yang menyenangkan dan lebih baik. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa kepribadian yaitu total keseluruhan kualitas, ciri-ciri atau sifat, dan perilaku yang mengkarakteristikan sifat individu seseorang dan bersamaan dengan ciri fisik mereka sehingga disebut sebagai seseorang yang unik (Aiken, 1993, h. 20). Selanjutnya menurut Allport (dalam Wallace, 1993, h.251) menyatakan bahwa kepribadian sebagai organisasi dinamik dalam sistem individu psiko-fisikal yang menentukan penyesuaian unik mereka terhadap lingkungan yang baru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan kualitas, ciri-ciri, perilaku yang mengakarakteristikan sifat individu yang menentukan

10 10 penyesuaian unik mereka terhadap lingkungan yang baru sehingga membedakan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Definisi Kepribadian Tipe A dan Tipe B Dari hal-hal tersebut, maka penulis mengacu pendapat Bortner (dalam Edwards, Baglioni, & Cooper, 1990) bahwa kepribadian dibagi menjadi dua tipe kepribadian yaitu tipe A dan tipe B. Kepribadian tipe A adalah individu yang mengerjakan tugas dengan cepat, mempunyai sikap kompetitif tinggi, tidak sabar dengan cara apapun untuk mencapai tujuan yang diinginkannya atau menyelesaikan tugas dari waktu yang ditentukan, berorientasi pada prestasi, ambisius, agresif, mudah stres, mudah tertekan, tergesa-gesa, mudah gelisah, sering mengalami ketegangan, dan berbicara dengan penuh semangat. Sedangkan tipe B mempunyai ciri-ciri rileks, tidak suka kesulitan, jarang marah, menggunakan banyak waktunya untuk kegiatankegiatan yang disenangi, tidak mudah stres, tidak mudah iri, bekerja terus - menerus, jarang kekurangan waktu, dan berbicara dengan nada suara pelan dan bergeraknya lamban. Menurut Yusuf (2002) menjelaskan ada lima faktor yang memengaruhi kepribadian: pertama fisik, faktor ini dipandang memengaruhi perkembangan adalah postur tubuh), kecantikan, kesehatan, keutuhan tubuh dan keberfungsian organ tubuh. Kedua Intelegensi, tingkat inteligensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Individu yang inteligensinya tinggi atau normal biasanya mampu menyesuaikan diri dengan

11 11 lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ketiga keluarga, suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian individu. Keempat teman Sebaya, melalui hubungan interpersonal dengan teman sebaya, individu belajar menilai dirinya dan kedudukannya dalam kelompok. Kelima kebudayaan, setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, suku bangsa) memiliki tradisi, adat, atau kebudayaan yang khas. Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya. Komitmen organisasi berdasarkan kepribadian tipe A dan tipe B Faktor kepribadian dapat mempengaruhi komitmen organisasi dalam bekerja di perusahaan (Miner, 1992). Komitmen organisasi adalah proses identifikasi dan keterlibatan sesorang terhadap suatu organisasi dan mengekspresikan keinginan dan kepedulian terhadap organisasi menerima tujuan, nilai, adanya sasaran organisasi agar tercapai suatu kesuksesan dan kesesejahteraan Allen & Meyer (1997) mengidentifikasi komitmen organisasi atas tiga komponen utama, yaitu: Affective commitment, Continuance commitment, Normative Commitment. Adanya komitmen organisasi mendorong karyawan untuk mempunyai semangat berkomitmen dan bertanggung jawab dengan maksimal terhadap perusahaan serta turut berpartipasi

12 12 didalam kemajuan perusahaannya. Komitmen organisasi dapat ditunjukkan melalui identifikasi karyawan terhadap organisasi, persetujuan karyawan terhadap objektivitas dan sistem value yang berlaku dalam perusahaan, dan secara sukarela memberikan usaha ekstra bagi kelangsungan organisasi. Karyawan yang berkomitmen tinggi juga akan bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaannya. Komitmen organisasi tidak terlepas dari nilai, kepercayaan, atau kepribadian yang dimiliki oleh karyawan. (McKenna, 2000) Terdapat penelitian yang mendukung adanya perbedaan komitmen organisasi berdasarkan kepribadian tipe A dan tipe B. Penelitian Tseng & Lee (1985) menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian bepengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Kepribadian tipe A secara signifikan berhubungan dengan komitmen organisasi. Selanjutnya Penelitian dilakukan oleh Daisy Edowati (1996) pada karyawan bank pemerintah dan bank asing di Jakarta membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara kepribadian dengan komitmen karyawan pada organisasi. Kemudian Ruvina & Zamralita (2007) melakukan penelitian di tiga perusahaan yang bergerak di bidang IT, bidang produksi, dan distributor beras di Jakarta dengan mengumpulkan data terhadap 108 karyawan. Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa tidak ada perbedaan komitmen organisasi pada karyawan yang memiliki kepribadian tipe A dan tipe B. Menurut Bortner (1969) sebagaimana dikutip dalam Edwards et.al (1990; h.322) yang telah mengelompokkan kepribadian ke

13 13 dalam dua tipe yang berbeda yaitu tipe A dan tipe B. Tipe A mempunyai ciri - ciri individu yang mengerjakan tugas dengan cepat, mempunyai sikap kompetitif tinggi, tidak sabar dengan cara apapun untuk mencapai tujuan yang diinginkannya atau menyelesaikan tugas dari waktu yang ditentukan, berorientasi pada prestasi, ambisius, agresif, mudah stres, mudah tertekan, tergesa-gesa, mudah gelisah, sering mengalami ketegangan, dan berbicara dengan penuh semangat. Sedangkan tipe B mempunyai ciri-ciri rileks, tidak suka kesulitan, jarang marah, menggunakan banyak waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang disenangi, tidak mudah stres, tidak mudah iri, bekerja terus - menerus, jarang kekurangan waktu, dan berbicara dengan nada suara pelan dan bergeraknya lamban. Dari penjelasan diatas memungkinkan ada perbedaan komitmen organisasi berdasarkan kepribadian tipe A dan tipe B. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah komparasi atau uji perbedaan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: Kepribadian Tipe A dan Tipe B sebagai variabel bebas, dan Komitmen Organisasi sebagai variabel Terikat. Dalam penelitian ini mengambil subyek penelitian sebanyak 60 orang karyawan divisi dyeing bagian produksi PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil Surakarta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara teknik sampling jenuh yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel (Sugiyono, 2009).

14 14 Proses pengumpulan data penulis lakukan setelah mendapat izin dari bagian personalia PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil Surakarta pada tanggal 9 April sampai dengan 13 April Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode angket/ kuisioner. Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan modifikasi oleh Allen & Meyer Sedangkan kepribadian tipe A dan tipe B diukur dengan menggunakan modifikasi skala Bortner. Pada modifikasi komitmen organisasi dibuat dengan menurunkan 3 komponen komitmen organisasi di kemukakan oleh Allen & Meyer (1997). Pada item-item favorable, skor 4 diberikan untuk pilihan jawaban sangat setuju (SS), skor 3 untuk pilihan jawaban setuju (S), skor 2 untuk pilihan jawaban tidak setuju (TS) dan skor 1 untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS). Sedangkan pada aitem-aitem unfavorable, skor 4 diberikan untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS), skor 3 untuk pilihan jawaban tidak setuju (TS), skor 2 untuk pilihan jawaban setuju (S), dan skor 1 untuk pilihan jawaban sangat setuju (SS). Skala pengukuran pola perilaku kepribadian tipe A dan tipe B disusun berdasarkan skala Bortner (dalam Edwards, Baglioni & Cooper, 1990). Modifikasi skala ini terdiri dari 14 pasang item pernyataan. Sistem penilaian modifikasi skala Bortner adalah dengan memberikan skor pada setiap interval dalam jangkauan kontinum yang terdiri dari 5 interval. Pada setiap pasang, ciri kepribadian tipe A terletak di kolom sebelah kiri sedangkan ciri kepribadian tipe B terletak di kolom sebelah kanan.

15 15 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uji validitas modifikasi skala Bortner, koefisien korelasi pada 14 item yang valid bergerak antara r = sampai dengan r = Oleh sebab itu diperoleh aitem yang valid sejumlah 14 aitem berdasrkan standar koefisien korelasi r > 0,3. Dinyatakan tidak ada item gugur dalam skala ini dan semua aitem dapat dipertahankan untuk dianalisa. Berdasarkan komitmen organisasi, diperoleh item-item yang valid sejumlah 20 item dari 25 item awal sehingga diketahui item-item yang gugur dengan koefisien korelasi dibawah standar yang ditentukan adalah sebanyak 5 item yaitu item nomor 1,2,11,14, dan 16. Sejumlah item yang gugur ini tidak ikut disertakan dalam perhitungan selanjutnya sehingga koefisen korelasi item totalnya setelah membuang 5 item yang gugur bergerak antara r = sampai dengan r = Pada modifikasi skala Bortner memperoleh koefisien reliabilitas sebesar sesuai standar reliabilitas menurut Azwar (1998), maka skala Bortner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dengan kategori dapat diterima. Sedangkan pada modifikasi komimen organisasi memperoleh koefisien reliabilitas sebesar Maka modifikasi komitmen organisasi yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dengan kategori baik. Untuk mendapatkan indikasi mengenai jenis kepribadian subjek maka peneliti hanya menganalisa sejumlah 21 subjek termasuk ke dalam kriteia kepribadian tipe A ekstrim dan tipe A rendah. Yang keseluruhan tergolong dalam karyawan kepribadian

16 16 tipe A. Sedangkan sejumlah 39 subjek termasuk dalam dalam kriteria kepribadian tipe B ekstrim dan tipe B rendah yang keseluruhan tergolong dalam karyawan keperibadian tipe B. Subjek diindikasikan berkepribadian tipe A ekstrim apabila jumlah skor totalnya berkisar 14<x<28 sedangkan subjek yang diindikasikan berkepribadian tipe A rendah apabila jumlah skor totalnya berkisar 28<x<42. Sedangkan Subjek diindikasikan berkepribadian tipe B ekstrim apabila jumlah skor totalnya berkisar 42<x<56 sedangkan subjek yang diindikasikan berkepribadian tipe B rendah apabila jumlah skor totalnya berkisar 56<x <70. Berdasarkan hasil analisa data penelitian mengenai perbedaan komitmen organisasi berdasrkan kperibadian tipe A dan tipe B dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows version Diperoleh nilai t-hitung adalah sebesar 0.19 dengan Sig.(2-tailed) adalah Sig.(2-tailed) > 0.05), maka hipotesis nihil diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Kelompok kepribadian Tipe A mempunyai nilai mean sedangkan kelompok kepribadian Tipe B mempunyai mean Sehingga dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan komitmen organisasi berdasarkan tipe kepribadian A dan B pada karyawan divisi dyeing bagian produksi di PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil. Komitmen organisasi pada karyawan dengan tipe kepribadian A dan B yaitu sama-sama pada kategori tinggi.

17 17 Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan komitmen organisasi berdasarkan kepribadian tipe A dan tipe B di PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil Surakarta dimungkinkan pertama, Komitmen organisasi berdasarkan karyawan kepribadian tipe A dan tipe B menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan ada kemungkinan disebabkan oleh pertama, kepribadian tipe A dan tipe B memiliki mean yang sama-sama tinggi mean tipe A sebesar dan tipe B Hal tersebut berarti perbedaan komitmen organisasi tidak bisa dikaitkan dengan kepribadian tipe A dan tipe B. Dengan kata lain bahwa komitmen organisasi tidak memberi pengaruh kepada perbedaan kepribadian tipe A dan tipe B. Kedua, tidak adanya perbedaan yang lain kemungkinan disebabkan tipe A yang mempunyai ciri-ciri suka kompetisi, bekerja tergesa-gesa, cepat ingin berprestasi tinggi, tidak sabar, agresif. Berbanding terbalik dengan individu yang berkepribadian tipe B, karena individu tipe B mempunyai ciri yang bertentangan dengan individu yang berkepribadian tipe A. Berdasarkan ciri-ciri kepribadian tipe A dan tipe B tersebut tidak nampak atau tidak muncul dengan kondisi atau lingkungan di budaya Jateng dengan kebiasaan yang tidak menonjolkan diri, alon-alon waton kelakon mungkin berpengaruh sehingga tidak ada perbedaan. ( Sehingga bertentangan dengan teori yang diungkapkan oleh Bortner (1969). Selanjutnya alasan lain apabila dilihat dari job karakteristik bidang pekerjaan, hanya meneliti bagian produksi saja sehingga tidak terlihat jelas yang menonjol kepribadian tipe A atau tipe B.

18 18 Kemungkinan apabila penelitian ditunjukkan kepada bagian supervisor atau manajerial akan terlihat yang menonjol apakah kepribadian tipe A atau tipe B. Ketiga, Karyawan yang mempunyai kepribadian tipe A dan tipe B sama-sama memiliki komitmen organisasi yang tinggi sehingga kemungkinan tidak nampak adanya perbedaan. Walaupun tidak ada perbedaan komitmen organisasi dengan kepribadian, komitmen organisasi yang tinggi perlu diperhatikan, dipertahankan, dan tetap dijaga. (Greenberg & Baron, 1993) Keempat, tidak adanya perbedaan komitmen organisasi antara karyawan kepribadian tipe A dan tipe B dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain, yaitu karyawan dyeing bagian produksi yang ada di PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil yang paling menonjol adalah dari hal positional / penempatan, penelitian menyebutkan adanya hubungan antara masa jabatan dan hubungan pekerja dengan organisasi, pekerja yang lebih lama akan mempunyai hubungan yang kuat dengan organisasi tersebut Dyne dan Graham (dalam Coetzee, 2005) Kelima, tidak adanya perbedaan komitmen organisasi berdasarkan kepribadian tipe A dan tipe B mungkin dipengaruhi oleh etos kerja yang dimiliki karyawan sama-sama seimbang sehingga tidak ada perbedaan. Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok rasial tertentu.

19 19 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan komitmen organisasi berdasarkan tipe kepribadian A dan B pada karyawan divisi Dyeing bagian produksi di PT Dunia Setia Sandang Asli Textile Surakarta, dapat diperoleh kesimpulan: 1. Tidak ada perbedaan komitmen organisasi berdasarkan tipe kepribadian A dan tipe B pada karyawan divisi Dyeing bagian produksi di PT. Dunia Setia Sandang Asli Tekstil Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya nilai t- hitung yang lebih besar dari t-tabel (0.19 > dengan taraf signifikansi 5% dari nilai p sebesar 0,859 > 0, Rata-rata komitmen organisasi pada karyawan dengan kepribadian tipe A (64.23) sebaliknya pada karyawan dengan kepribadian tipe B (64.20). Kedua tipe kepribadian tersebut tergolong dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan diharapkan tetap mempertahankan komitmen organisasi dengan cara memberikan dukungan bagi karyawannya. Yaitu: a. Hubungan interelasi diciptakan dengan cara mengadakan rapat mingguan untuk evaluasi membahas program kerja pada masing-masing bidang beserta kendala-kendalanya yang terjadi dalam perusahaan. b. Menciptakan karakteristik pekerjaan yang beragam, tiap rentang waktu tertentu, misalnya enam bulan sekali supaya

20 20 karyawan dapat memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan dan bakat mereka di berbagai bidang pekerjaan. Bagi Karyawan, Setiap karyawan diberikan kebebasan untuk terlibat dalam sharing antar karyawan dan pimpinan mengungkapkan perasaan-perasaan yang terjadi di perusahaan dan kendala-kendala karyawan dalam bekerja. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya yang berminat dalam kajian mengenai komitmen organisasi dapat menggunakan variabel bebas yang berbeda dari tipe kepribadian A dan tipe B, perlu mempertimbangkan adanya faktor-faktor lain seperti lama bekerja karyawan, jenis pekerjaan, usia karyawan, dan lain-lain. Oleh karena itu, disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat diulas lebih lanjut. Karena penelitian ini hanya dilakukan terhadap karyawan bagian produksi saja maka diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memperluas populasi dan memperbanyak sampel, agar ruang lingkup dan generalisasi penelitian menjadi lebih luas.

21 21 DAFTAR PUSTAKA Aiken,L.R (1993). Personality: Theories research, and applications. Upper Saddle River, NJ: Prentice- Hall. Angle, H.L., & Perry, J.L. (1981). An empirical assessment of organizational commitment and organizational effectiveness. Administrative Science Quarterly, 27, Arikunto, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Penerbit Pelajar. Azwar, S. (1998). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Liberty.. (2002). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.. (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Caldwell, D.F., Chatman, J.A., & O Reilly, C.A. (1990). Building organizational commitment: A multifirm study. Journal of Occupational Psychology, 63, Chaplin, J.P. (2010). Kamus lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press. Coetzee, M.(2005) Employee commitment. University of Pretoria etd. nrestricted/05chapter5.pdf. November 27,2007. Cook, C.W., & Hunsaker, P, L. (2001). Management and organizational behavior (3rd ed.). NJ: McGraw-Hill.

22 22 Davison, G.C., Neale. J.M., & Kring, A.M. (2004). Abnormal psychology : internasional edition ( 9 th ed.). New York : John Wiley & Sons. Dessler, G. (1997). Manajemen sumber daya manusia (2nd ed.). Jakarta: Prenhallindo. Djati, S.P. & Khusaini M. (2003). Kajian terhadap kepuasan kompensasi, komitmen organisasi, dan prestasi kerja. Jurnal manajemen dan kewirausahaan. w/ Diakses 19 desember Edwards, J. R., & Baglioni, A, J., & Cooper, C. L. (1990). The psychometric properties of the Bortner Type A Scale. British Journal of Psychology, 81, Friedman & Rosenman, (1974) Type A Behavior and Your heart. New York: Random House. Inc. Greenberg, J., & Baron, R.A. (1993). Behavior in organizations: Understanding and managing the human side of work (5th Ed.), Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Hadi, S. (2004). Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Ofset. Kartono, (1980), Teori Kepribadian. Bandung. Alumni. Kaswara, Leliana, dan Santoso, (2008) Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi pada PT. Steel Pipe Industry of Indonesia unit 2. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Kreitner & Kinicki, (2005) Perilaku Organisasi, buku 1 Jakarta: Salemba Empat. Kuntjoro, Z.S. (2002). Komitmen Organisasi. Dari : diakses 17 desember 2009.

23 23 Luthans, (1985). Organization Behavior, 4 th ed. Singapore : McGraw Hills Inc: hal 137. Mangkunegara, A.P. (2002). Manajemen SDM Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Marwansyah, (2010). Manajemen Sumber Dya Manusia. Bandung. ALFABETA. McKenna, E. (2000) Businesss Psychology and Organizational Behavior : A Student s handbook (3rd ed.). Phiadelphia Psychology Press. Meyer, J.P. & Allen, N.J. (1997). Commitment in the Workplace: Theory, Research, and Application. Thousand Oaks, CA: Sage Publications. Miner, J.B (1992). Industrial organizational psychology. NJ: McGraw- Hill. Mowday, R.T., Porter, L.W., & Steers, R.M. (1982). Employeeorganization linkages: The psychology of commitment, absenteeism, and turnover. New York: Academic Press. Mowday, R.T., Steers, R.M., & Porter, L.W. (1984), The Measurement of organizational commitment, Journal of Vocational Behavior. Pulkkinen, L., (1996) Female and Male Personality styles: a Typological and Development Analysis, Journal of Personality & Social Psychology, Vol 7, June, pp Purba, D.E., & Seniati. A.N.L. (2004) Pengaruh Kperibadian & Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenzhip Behavior. Jurnal Makara Sosial Humaniora, VOL. 8, NO. 3, Desember 2004:

24 24 Prabowo, S. (2001). Mengapa seseorang bertahan dalam organisasi? Psikodemensia, I diakses 19 Desember Robbins, S.P. (1998). Organizational behavior: consepts, controversies, and applications (8 th ed.). NJ: Prentice Hall. Ruvina & Zamralita (2007). Komitmen Organisasi karyawan tipe kepriadian A & B Jurnal ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi, VOL 9, NO. 2. Santrock, J.W. (1996). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Schultz, D.P., & Schultz, S.E (1998). Psychology and work today : An introduction to industrial and organizational psychology (7 th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Sjabadhyni, B., Graito, B. K. L., Wutun, R. P. (Eds.). (2001) Pengembangan kualitas SDM dari perspektif PIO. Depok : Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi, Yogyakarta : Andi offset. Steers, R.M. (1977). Antecedents and outcomes of organizational commitment. Administrative Science Quarterly, 22, Sugiyono, DR., Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, cetakan kesembilan, Bandung, Sutanto, E.M. (1999). The Relationship Between Employee Commitment and Job Performance. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 1, No. 1.

25 25 Tseng, L.Y & Lee, T. S. (2011). A Study of the Relationship among Employee Personality Characteristics, Organizational Culture, Leadership Style, Organizational Commitment, and Task Performance With the High-Tech Industry in Taiwan as an Example. Taiwan. Fun Jen Catholic University. International Journal of Business Administration. VOL. 2. NO. 2, Mei Wijono, S. (1997). Hubungan di antara motivasi kerja dan personality dengan prestasi kerja di sebuah organisasi. Thesis (tidak diterbitkan). Universiti Kebangsaan Malaysia. Yusuf, S.L.N. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Bandung Kepribadian-Ekstrovert-Dan-Introvert.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada di dalam perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada di dalam perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN TEORI 2.1.1 Budaya Perusahaan Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan para karyawan dalam menjalankan kewajibannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengujian komitmen organisasi terhadap variabel lain terkait sikap kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. pengujian komitmen organisasi terhadap variabel lain terkait sikap kerja karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian besar dari praktisi maupun akademisi telah diberikan kepada pengujian komitmen organisasi terhadap variabel lain terkait sikap kerja karyawan dan hasil organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri dan semakin memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat penjualan produk dan jasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : Hasil analisis Kepuasan kerja pada PT.Telkom Indonesia.

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : Hasil analisis Kepuasan kerja pada PT.Telkom Indonesia. BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan analisa yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : 5.1.1. Hasil analisis Kepuasan kerja pada

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN ADITYA BEACH RESORT LOVINA SINGARAJA TAHUN 2014

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN ADITYA BEACH RESORT LOVINA SINGARAJA TAHUN 2014 Vol: 5 No: 1 Tahun: 2015 PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN ADITYA BEACH RESORT LOVINA SINGARAJA TAHUN 2014 Ngurah Agung Guruh Saputra Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA AGORA Vol. 4, No. 2, (2016) 389 PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA Rossalia Mahadewi Tanuwijaya dan Dhyah Harjanti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982; BAB II LANDASAN TEORI A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi dapat didefenisikan dengan dua cara yang amat berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan organisasi pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena merupakan salah satu sarana penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB.

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB. ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB. MUNA) Oleh: LAODE ASFAHYADIN ALIDDIN (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

THEORY : TYPE A PERSONALITY KEPRIBADIAN TIPE A

THEORY : TYPE A PERSONALITY KEPRIBADIAN TIPE A THEORY : TYPE A PERSONALITY KEPRIBADIAN TIPE A Litelature Hendry admin of http://teorionline.wordpress.com/ DEFINISI Kepribadian Tipe A merupakan kompleks tindakan emosi yang dapat diamati dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: BAB II URAIAN TEORITIS A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; 2. Keinginan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SKRIPSI

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SKRIPSI HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA (Pada Anggota TNI AU Abdulrachaman Saleh Malang) SKRIPSI Disusun Oleh : Friska Mayasari 08810146 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka penelitian ini bersifat kuantitatif, menurut Wiratna (2014) bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel tergantung : Stres Kerja Variabel bebas 1 : Kesejahteraan Keluarga (Family Well-being) Variabel bebas 2 1 : Kepribadian Tipe A Variabel

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Atwer, E. (1992). Adolescense. Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall.

DAFTAR PUSTAKA. Atwer, E. (1992). Adolescense. Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall. DAFTAR PUSTAKA Atwer, E. (1992). Adolescense. Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prediksi Revisi v. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US:

DAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US: DAFTAR PUSTAKA Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US: Wadsworth Cengage Learning. Arishanti, K. I. (2007). Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional, dan Kepuasan Kerja

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga. variabel bebas dengan variabel tergantung.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga. variabel bebas dengan variabel tergantung. 38 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data yang sudah valid dan reliabel menjadi data hasil penelitian. Selanjutnya dilakukan

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Kontribusi Komitmen Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Produksi di PT. X Contribution Study of Organizational Commitment to Work Discipline on Production

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR IKLIM ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI (STUDI KASUS PADA PT KIMIA FARMA APOTEK)

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR IKLIM ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI (STUDI KASUS PADA PT KIMIA FARMA APOTEK) PENGARUH FAKTOR-FAKTOR IKLIM ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI (STUDI KASUS PADA PT KIMIA FARMA APOTEK) Dra. Tri Siwi Nugrahani, SE. Msi Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta Drs. Eddy Murianto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan atau organisasi di Indonesia semakin lama semakin pesat, terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sebagai penutup di bagian akhir bab ini akan disampaikan kesimpulan dan

BAB V PENUTUP. Sebagai penutup di bagian akhir bab ini akan disampaikan kesimpulan dan BAB V PENUTUP Sebagai penutup di bagian akhir bab ini akan disampaikan kesimpulan dan saran. Seluruh kesimpulan dan saran ini dibuat berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP ORGANISASI 1. Defenisi Komitmen Karyawan terhadap Organisasi Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara individu karyawan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices 48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji analisis faktor diperoleh sebuah kesimpulan bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Dimana penelitian ini menghubungkan antara variabel X (beban kerja)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Bebas : Komitmen Organisasi Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior B. Definisi Operasional 1. Organizational Citizenship Behavior

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM.

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM. DAFTAR PUSTAKA Agustian, R. 2011. Intensi Turnover pada Karyawan Kontrak Ditinjau Dari Job Insecurity dan Status Perkawinan. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. Ali,

Lebih terperinci

IKLIM KERJA, PEMBERDAYAAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL. Aan Hardiyana STIE Pasundan Bandung

IKLIM KERJA, PEMBERDAYAAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL. Aan Hardiyana STIE Pasundan Bandung Majalah Bisnis dan Iptek Vol.8, No. 2, Oktober 2015, 63-72 Hardiyana, Iklim Kerja, Pemberdayaan 2015 IKLIM KERJA, PEMBERDAYAAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL Aan Hardiyana STIE Pasundan Bandung Email: aan@stiepas.ac.id

Lebih terperinci

D.07 HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN

D.07 HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN D.07 HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN Achmad Dwityanto O, S. Psi, M. Si Pramudhita Ayu Amalia Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA Oleh: Reza Rizky Aditya Abstrak Sumber daya manusia salah satu sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, banyak perusahaan yang telah menetapkan pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan swasta maupun

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk Oleh: ADHY PURWANTO MIFTAHUN NI MAH SUSENO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Burnout Burnout mempunyai lima dimensi utama, yaitu: (1) Kelelahan fisik, ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang

Lebih terperinci

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA Flora Grace Putrianti Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 83 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI : KASUS PT. CENTRAL BANDUNG RAYA

PENGARUH TEKANAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI : KASUS PT. CENTRAL BANDUNG RAYA PENGARUH TEKANAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI : KASUS PT. CENTRAL BANDUNG RAYA GRINNA TRI HANDAYANI IWAN NURSALAM ABSTRAK Salah satu faktor yang menentukan hasil penjualan adalah kinerja karyawan. Hal

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI GENDER KARYAWAN PT. INDOMARCO PRISMATA MEDAN ABSTRAK

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI GENDER KARYAWAN PT. INDOMARCO PRISMATA MEDAN ABSTRAK Psikologia, 2013, Vol. 8, No. 1, hal. 19-24 19 PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI GENDER KARYAWAN PT. INDOMARCO PRISMATA MEDAN Putri Ayu Rizki dan Rahmi Lubis Universitas Medan Area ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia (SDM) adalah sumber daya terpenting di setiap perusahaan karena memegang banyak peranan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1,

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1, ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 221 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala

Lebih terperinci

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : ELI ACHMAD MAHIRI *) email : elimahiri@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan perekonomian pasar bebas dalam abad 21 adalah persaingan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia yang menjadi perencanaan, pelaku dan penentu dari operasional

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Buku Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Bernardine, Russel (2002). Human Resource : An Experimental Approach. New York.

Lebih terperinci

KEPERCAYAAN (TRUST) TERHADAP PENGURUS ORGANISASI DAN KOMITMEN AFEKTIF PADA ORGANISASI MAHASISWA DAERAH DI YOGYAKARTA

KEPERCAYAAN (TRUST) TERHADAP PENGURUS ORGANISASI DAN KOMITMEN AFEKTIF PADA ORGANISASI MAHASISWA DAERAH DI YOGYAKARTA KEPERCAYAAN (TRUST) TERHADAP PENGURUS ORGANISASI DAN KOMITMEN AFEKTIF PADA ORGANISASI MAHASISWA DAERAH DI YOGYAKARTA Melisa Dwi Putri* dan Erika Setyanti Kusumaputri *Program Studi Psikologi, Fakultas

Lebih terperinci

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin (Employees Burnout in Relation to Perception toward Psychological Work Environment and Sex) Imelda Novelina

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini, dapat diambil. beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini, dapat diambil. beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis arithmetic mean menunjukkan tingkat kepuasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.A. Komitmen Organisasi II.A.1. Definisi Komitmen Organisasi Streers dan Porter (1991) mengemukakan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi sangat

Lebih terperinci

Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang

Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang muncul, semakin banyak perusahaan yang muncul, semakin banyak pula persaingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang digerakkan oleh sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan. Perbankan membutuhkan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode ilmiah adalah suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN : PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN *( Ali Fathoni Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Para ahli umumnya memberikan pandangan yang beragam mengenai pengertian komitmen organisasional. Priansa (2014) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan Unit Usaha Industri Hilir Teh Bagian Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan Unit Usaha Industri Hilir Teh Bagian Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan Unit Usaha Industri Hilir Teh Bagian Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung 1 Anggita Nandya,

Lebih terperinci

Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Jamali, SE, MM

Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Jamali, SE, MM Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Akademi Keuangan dan Perbankan (Akubank) usantara Aceh Timur Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X Wahyudhi Sutrisno Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bagian operasional pada bank BRI (persero). Dari 45 kuisioner yang dibagikan

BAB V PENUTUP. bagian operasional pada bank BRI (persero). Dari 45 kuisioner yang dibagikan 80 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja, sistem penghargaan, dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan bagian operasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan wadah yang menunjukkan adanya pembagian tugas

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan wadah yang menunjukkan adanya pembagian tugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan wadah yang menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. satu dengan yang lain dalam menyeimbangkan perekonomian masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. satu dengan yang lain dalam menyeimbangkan perekonomian masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada gejala globalisasi saat ini, banyak perusahaan bersaing dalam kancah perekonomian untuk menjadi yang terbaik diantara begitu banyak perusahaan multinasional maupun

Lebih terperinci

JURNAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR FACTOR IN JOB SATICFACTION OF EMPLOYEES AT PT TELKOM KEDIRI

JURNAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR FACTOR IN JOB SATICFACTION OF EMPLOYEES AT PT TELKOM KEDIRI JURNAL PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI, FAKTOR SOSIAL, DAN FAKTOR UTAMA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT TELKOM KEDIRI ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan penelitian. Cara atau tehnik dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang objek yang

Lebih terperinci

PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM

PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM 1 PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM Gigih Budi Pramuktiarto Email: gigihpramuktiarto@yahoo.co.id Esti Margiyanti Utami, S.E.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dimediasi Oleh Komitmen Organisasional Pada Karyawan Pt. Sekar Laut Di Surabaya

Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dimediasi Oleh Komitmen Organisasional Pada Karyawan Pt. Sekar Laut Di Surabaya Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dimediasi Oleh Komitmen Organisasional Pada Karyawan Pt. Sekar Laut Di Surabaya Sean Wijaya 3103008277 seanwijaya@yahoo.com ABSTRACT To be able to survive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diabaikan, karena sekolah merupakan wadah penyelenggara pendidikan dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto 2005). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, yaitu suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB 6. Kesimpulan dan Saran BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya tentang hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja karyawan, maka penulis mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. penting yang dibutuhkan dalam menjaga kepercayaan individu dan organisasi.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. penting yang dibutuhkan dalam menjaga kepercayaan individu dan organisasi. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi tentu kinerja pegawai sangat berpengaruh bagi kemajuan organisasi/perusahaan. Hal ini dikarenakan sebuah organisasi/perusahaan tidak akan bergerak

Lebih terperinci

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI Pemerintah merupakan organisasi pelayanan publik yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Pegawai negeri sipil yang merupakan pelaksana tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen organisasi perlu diperhatikan pada setiap anggota yang ada dalam organisasi.allen dan Meyer (1990: 2) menyatakan anggota dengan komitmen organisasi, memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DEPARTEMEN PRODUKSI PUSRI IV PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DEPARTEMEN PRODUKSI PUSRI IV PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DEPARTEMEN PRODUKSI PUSRI IV PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG Dwi Hurriyati Dosen Universitas Bina Darma Jalan A. Yani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja yang terpenting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang) PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang) Maulya Septiani Bambang Swasto Sunuharyo Arik Prasetya Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO Unika Prihatsanti ; Kartika Sari Dewi Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE. Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia

ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE. Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia Abstrak : Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri obat-obatan, yang terletak

Lebih terperinci