BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar, kadang - kadang
|
|
- Hadian Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Infeksi Menular Seksual (IMS) Defenisi IMS IMS adalah infeksi yang penularannya kebanyakan melalui hubungan seksual baik oral, anal, maupun pervaginam. Meskipun begitu penularan IMS dapat juga menular dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar, kadang - kadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan (Murtiastutik, 2008) Epidemiologi Peningkatan insidensi IMS dan penyebarannya diseluruh dunia tidak dapat diperkirakan secara tepat. Di sebagian besar negara menyebutkan insidensi IMS masih relative'x tinggi dan setiap tahun beberapa juta kasus baru beserta komplikasi medisnya, antara lain kemandulan, kecacatan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker bahkan kematian memerlukan penanggulangan. Selain itu pola infeksi juga mengalami perubahan, misalnya klamidia, herpes genital, dan kondiloma akuminata dibeberapa negara cenderung meningkat (Hakim, 2011). Dalam salah satu penelitian yang dilakukan di Kanada, dari 2376 orang pelajar tingkat 7 sampai tingkat 12 dari suku Aborigin yang dijadikan sebagai sampel, sebanyak 33,7% dari total 1140 orang anak laki-laki dan sebanyak 35% dari total 1336 orang anak perempuan pernah melakukan hubungan seks.
2 Sebanyak 63,3% laki-laki dan 56,1% perempuan memiliki lebih dari satu partner seks; 21,4% laki-laki dan 40,5% perempuan tidak menggunakan kondom saat mereka terakhir kali melakukan hubungan seks (Ester, 2010). WHO memperkirakan pada tahun 1999 terdapat 340 juta kasus baru IMS (gonore, infeksi Chlamidia, sifilis, dan trikomoniasis) setiap tahunnya, sedangkan jumlah infeksi HIV saat ini lebih dari 33,6 juta kasus (Hakim, 2011) Kelompok Perilaku Resiko Tinggi Dalam IMS yang dimaksud dengan perilaku risiko tinggi adalah perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai risiko besar terserang penyakit. Yang tergolong dalam kelompok risiko tinggi adalah : 1. Usia tahun pada laki laki tahun pada wanita tahun pada kedua jenis kelamin 2. Pelancong 3. Pekerja seksual komersial atau wanita tuna susila 4. Pecandu narkotik 5. Homoseksual (Hakim, 2011) Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingginya insiden IMS, antara lain: 1. Perubahan demografik secara luar biasa : a) Meningkatnya jumlah penduduk dengan pesat
3 b) Pergerakan masyarakat yang bertambah, dengan berbagai alasan. misalnya: Pekerjaan Liburan Pariwisata Rapat/kongres/seminar dan lain - lain c) Kemajuan sosial ekonomi, terutama dalam bidang industii menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial dan lebih banyak waktu yang terbuang. 2. Perubahan sikap dan tindakan akibat perubahan - perubahan demografik di atas, terutama daiam bidang agama dan moral. 3. Kelalaian beberapa negara dalam pemberian pendidikan kesehatan dan pendidikan seks khususnya. 4. Perasaan aman pada penderita karena kemudahan memperoleh obat antibiotik yang dijual bebas. 5. Akibat dari pemakaian antibiotik tanpa petunjuk yang sebenarnya, maka timbul resistensi kuman terhadap antibiotik tersebut. 6. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai trutama fasilitas laboratorium dan klinik pengobatan. 7. Banyaknya kasus asimtomatik, merasa tidak sakit, tetapi dapat menulari orang lain (Daili, 2009).
4 Klasifikasi IMS Klasifikasi IMS dapat dibagi berdasarkan penyebabnya : Infeksi Menular Seksual dengan penyebab Bakteri Infeksi Menular Seksual dengan penyebab Virus Infeksi Menular Seksual dengan penyebab Jamur Infeksi Menular Seksual dengan Penyebab Protozoa dan Ektoparasit (Daili, 2009) Tabel 2.1. Klasifikasi IMS Berdasarkan Patogennya 1. Bakteri Neisseria gonorrhoeae Chilamydia trachomatis Mycoplasma hominis Ureaplasma urealyticum Treponema palladium Gardnerella vaginalis Donovania granulomatis 2. Virus Herpes simplex virus Herpes B virus Human papiloma virus Uretritis, epididimitis, servisitis, proktitis, faringitis, konjuntivitis, Barthoholinitis Uretritis, epididimitis, servisitis, proktitis, salpingitis, limfofranuloma venerum (hanya C. trachomatis) Sifilis Vaginitis Granuloma Inguinale Herpes genitalis Hepatitis fulminan akut dan kronik Kondiloma akuminata Molluscum contaginosum Virus Human immuinodeficiency virus Moloskum kontangiosum AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) 3. Protozoa Trichomonas vaginalis Vaginitis, uretritis, blasnitis 4. Fungus Candida albicans Vulvaginits, blanitis balanopostitis 5. Ekstroparasit Phthirus pubis Sarcoptes scabiei Pedikulosis pubis Scabies var. hominis Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 5 (Daili, 2009)
5 Ada beberapa jenis IMS yang insidensinya cukup tinggi dikalangan masyarakat, diantaranya: Gonore(GO) Sifilis Trikomoniasis Kondiloma Akuminata Infeksi Chlamydia HIV-AIDS (Hakim, 2011) 2.2. Gonore Defmisi dan Etiologi Gonore mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang merupakan kuman gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan diumumkan pada tahun 1882 (Daili, 2011). Gonokok ini termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, bersifat tahan asam, dan dengan pewarnaati gram bersifat gram negatif (Daili,2011). Kuman ini tidak dapat hergerak sendiri dan tidak membentuk spora. Neisseria Gonorrhoeae dapat dibiakkan dengan media Thayer Martin dengan suhu optimal C, ph 6,5-7,5 dengan kadar CO2 5% (Murtiastutik, 2008). Secara morfologik gonokok ini terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang (Daili, 2011).
6 Pada dinding sel N.gonorrheae terlihat mempunyai komponen - komponen permukaan yang diduga berperan pada pathogenesis virulensinya. Komponen - komponen tersebut mulai dari lapisan paling dalam hingga lapisan luar dengan susunan sebagai berikut; (Murtiastutik, 2008) Membran sitoplasma Membran ini menghasilkan beberapa enzim seperti suksinat dehidrogenase, laktat dehidrogenase, NADHdehidrogenase danatp ase. Lapisan peptidoglikan Lapisan ini mengandung beberapa jenis asam amino seperti pada kuman gram negative lainnya. Lapisan ini mengandung penicillin binding component yang merupakan sasaran antibiotik penisilin dalam proses kematian kuman. Terjadi hambatan sintesis dinding sel, sehingga kuman akan mati. Membran luar (dinding sel) Membran luar ini terdiri dari beberapa komponen yaitu : Lapisan polisakarida Pili Protein LipoOligosacharida Ig A 1 protease Komponen - komponen ini berperan dalam virulensi dan pathogenesis kuman N.gonorrhoeae.
7 Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (immatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas (Daili, 2011) Gejala Minis Masa tunas sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, terkadang lebih lama. Pada wanita masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumnya asimtomatik (Daily, 2011). Pada laki - laki biasanya bersifat akut yang didahului rasa panas di bagian distal uretra, diikuti rasa nyeri pada penis, dan keluhan berkemih seperti disuria dan polakisuria.terdapat duh tubuh yang bersifat purulen atau sero purulen.kadang - kadang terdapat juga ektropion.pada beberapa keadaan duh tubuh baru keluat setelah dilakukan pemijatan atau pengurutan korpus penis ke arah distal, tetapi pada keadaan penyakit yang lebih berat nanah tersebut menetes sendiri keluar (Murtiastutik, 2008) Sifilis Definisi dan Etiologi Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.penyakit ini merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik. Perjalanan penyakit ini dapat menyerang seluruh tubuh, memiliki masa laten tanpa manifestasi lesi tubuh, dan dapat ditularkan oleh ibu kepada bayi di dalam kandungan (Hutapea, 2011). Bakteri Treponema pallidum sebagai penyebab dari penyakit sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman pada tahun Bakteri ini termasuk
8 kedalam ordo spiroehaetales, -toerbentuk spiral teratur dengan panjang 6-15, terdiri atas 8-24 lekukan. Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam (Natahusada dan Djuanda, 2009). Sifilis ditularkan melalui kontak langsung dari lesi yang infeksius. Treponema masuk melalui selaput lendir yang utuh, atau kulit yang mengalami abrasi, menuju kelenjar limfe, lalu masuk ke dalam pembuluh darah, dan'diedarkan keseluruh tubuh.sekitar 3 minggu (10 s/d 90 hari) setelah bakteri masuk, di tempat masuk pada tubuh timbul lesi primer berupa luka (Hutapea, 2011). Penyakit sifilis yang tidak segera diobati akan menjadi sifilis primer, sekunder, laten dini dan sifilis tingkat lanjut (Hutapea, 2011) Gejala Klinis 1. Sifilis Primer (SI) Dalam waktu 3 minggu setelah kontak terjadi, tanda klinis yang pertama akan timbul adalah tukak. Tukak dapat terjadi dimana saja di daerah genitalia eksterna.jumlah tukak biasanya hanya satu, tapi terkadang juga dapat multiple. Lesi awal yang terjadi biasanya berupa papul yang merigalami erosi, teraba keras karena terdapat indurasi.permukaannya biasanya tertutup krusta dan dapat terjadi ulserasi. Jika tidak disertai dengan bakteri lain maka bentuknya akan lebih khas dan tidak terasa nyeri. Pada pria biasanya selalu disertai dengan pembesaran kelenjar limfe inguinal medial unilateral belateral, sedangkan pada wanita tukak jarang terlihat pada genitalia eksterna, karena lesi sering pada serviks atau vagina wanita. Pemeriksaan serologi pada stadium ini sudah reaktif (Hutapea,2011).
9 2. Sifilis Sekunder (S II) Biasanya S II timbul setelah 6-8 minggu sejak SI dan sepertiga dari kasus masih disertai SI. Gejala pada S II umumnya tidak berat, berupa anoreksia, berat badan menurun, malese, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi dan artralgia (Natahusada,Djuanda, 2008).Kelainan yang timbul juga dapat mengenai kulit (75%), selaput 4endir (30%), kelenjar getah bening (50%), dan alat - alat dalam (10%) (Murtiastutik, 2008). Kelainan Kulit; Makula yang berwarna merah terang yang disebut roseola sifilitika, dengan distribusi menyebar hampir diseluruh tubuh tanpa rasa gatal. Papula dengan berbagai bentuk dan variasi. Papulaskuamosa seperti psoriasis (psoriasis sifilitika), papulakrustosa seperti frambusia (frambusia sifilitika). Pustule, biasanya bersifat destruktif dan timbul pada keadaan umum yang buruk. Kelainan pada selaput lendir berupa mucous patch, berbentuk bulat, kemerahan dan dapat menjadi ulkus. Biasanya terdapat pada mukosa bibir, pipi, laring, tonsil, dan dapat juga pada mukosa genitalia. Kelainan pada kelenjar getah bening berupa pembesaran kelenjar dengan sifat seperti pada SI dan umumnya mengenai seluruh kelenjar getah bening superfisialis (limfadenopati generalisata). Kelainan pada organ - organ lain
10 - Kuku : onikia, rapuh dan buram - Mata : uveitis anterior, korioretinitis, iridosiklitis - Tulang : periostitis - Hepar : hepatomegali, hepatitis 3. Sifllis Laten Sifilis laten merupakan stadium sifllis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan serologis positif (J. Panggabean, 2010). 4. Sifilis Tersier (S III) / Sifllis Lanjut Lesi sifllis lanjut berupa endarteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis (Daili, 2003). Lesi ini juga terjadi pada laring, paru, gastrointestinal, hepar, dan testis. Pada kardiovaskuler, sifllis III menyebabkan miokarditis, gangguan katup jantung dan aneurisma aorta (Panggabean, 2010). 2.4 Kondiloma Akuminata Defmisi dan Etiologi Kondiloma akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus papiloma humanus (VPH) tipe tertentu dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa (Ester, 2011) Gejala Minis HPV ini bisa menyebabkan terjadinya genital warts (kondiloma akuminata) yang berbentuk seperti jengger ayam yang biasanya tumbuh pada vagina, penis dan rektum. Warts ini biasanya muncul pada bulan pertama hingga
11 bulan keenam setelah terinfeksi dengan gambaran permukaan yang lembut, lembab, berwarna merah dan bengkak serta membesar dengan cepat (Ester, 2011) 2.5. HIV & AIDS (Human Immunodefciency Krus & Acquired immunodeficiency syndrome) Defmisi & Etiologi AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Duarsa, 2011). Penularan utama HIV adalah melaui 3 jalur yang melibatkan cairan tubuh tersebut, yaitu jalur hubungan seksual (homoseksual/heteroseksual), jalur pemindahan darah atau produk darah seperti jalur transplantasi alat tubuh, dan jalur transplasental (janin dalam kandungan ibu hamil dengan infeksi HIV dan infeksi perinatal) (J. Panggabean, 2010) Gejala Klinis Kebanyakan pasien mengalami gejala inisial yang hampir tidak disadari oleh diri mereka sendiri.gejala yang sering timbul ialah seperti demam, kemerahan pada kulit, lemah dan pembengkakan kelenjar limfe dalam masa beberapa minggu setelah terinfeksi. Pasien bisa mendapat infeksi ini selama beberapa tahun hingga masa sebelum berkembang,menjadi AIDS (N Huda,2010). - Bukti-bukti menunjukkan menurunnya hitungan sel CD4 di bawah 200/ml, serta peningkatan B2 mikro globulin, p24 (antibodi terhadap protein core) dan peningkatan IgA menunjukkan perkembangan yang semakin memburuk. CDC menetapkan klasifikasi infeksi HIV pada orang dewasa sebagai berikut:
12 Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok IVa Kelompok Vlb Kelompok IVc : Infeksi akut : Infeksi asimtomatis : Limfadenopati Generalisata Persisten (LGP) : Penyakit-penyakit lain : Penyakit konstitusi (panas. diare, kehilangan berat badan) : Penyakit-penyakit neurologis (ensefah'tis, demensia) : Penyakit-penyakit infeksi sekunder (Pneumocystis carinii, Cytomegalo virus) Kelompok VId : Kanker sekunder (sarkoma Kaposi, limfoma non-hodgkin) Vie : Keadaan-keadaan lain (Daili, 2003). 2.6 Pencegahan IMS Pencegahan IMS ini tidak dapat dicapai hanya dengan melakukan intervensi klinis saja. Intervensi pencegahan primer termasuk di praktek dan diluar praktek yaitu tempat dimana terjadinya transmisi infeksi ini.hal ini melibatkan pengetahuan tentang pemakaian kondom yang betul bisa menurunkan angka kejadian kasus HIV dan juga IMS sebanyak 80-85% (N.Huda, 2010). Pencegahan IMS sendiri kita bagi menjadi pencegahan primer dan pencegahan sekunder, dimana tujuan dan pencegahan primer itu sendiri adalah untuk mencegah penularan penyakit. Pencegahan primer adalah cara satu-satunya yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi virus yang tidak dapat diobati. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi:
13 1. Perilaku seksual yang lebih aman. 2. Penggunaan kondom untuk tindakan-tindakan seksual yang melakukan penetrasi. Sedangkan pencegahan sekunder memerlukari cara-cara khusus untuk mengobati dan merawat orang-orang yang sudah terinfeksi dan menderita IMS. Berbagai aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: 1. Promosi kesehatan dengan menyelidiki kebiasaan dan perilaku seksual, bukan hanya kepada orang-orang yang sudah positif terinfeksi IMS, tapi juga kepada orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk tertular IMS. 2. Pelayanan kesehatan yang terjangkau, dapat diterima dan efektif, dan menawarkan jasa diagnosis dan pengobatan yang efektif baik untuk IMS yang simptomatik dan asimptomatik, dan pasangan seksual mereka. 3. Memberi dukungan dan pelayanan konseling untuk pasien IMS (WHO, 2006). 2.7 Teori Perilaku Kesehatan 1. Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta. lingkungan (Notoatmodjo, 2007). 2. Domain perilaku kesehatan terdiri dari: a) ranah kognitif (cognitive domain), b) ranah afektif (affective domain), dan c) ranah psikomotor (psychomotor domain). Untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari:
14 A. Pengetahuan Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan mempunyai enam tingkat, yaitu: a. Tahu (know): diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterirna. Oleh sebab itu, 'tahu' ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefmisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (comprehension): diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application): diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
15 d. Analisis (analysis): adalah suatu objek kemampuan untuk menj abarkan mated atau suatu objek ke dalam komponenkomponen. tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis): menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation); berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan remaja mengenai IMS masih mengkhawatirkan. Banyak remaja merasa bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat (Notoatmodjo, 2007). B. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yakni:
16 a. Menerima (receiving): menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b. Merespons (responding'): memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan - adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut. c. Menghargai (valuing)', mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsible): bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007) Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo,2007). 2.8 Remaja Adolescentia berasal dari istilah Latin, adolescentia, yang berarti masa muda yang terjadi antara tahun ( Dariyo, 2004). Menurut World Health Organization (2006), remaja adalah periode transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana usia yang dikategorikan sebagai remaja adalah tahun.
17 " Menurut Thornburg, penggolongan remaja terbagi 3 tahap, yaitu (a) remaja awal (usia tahun), (b) remaja tengah (usia tahun), (c) remaja akhir (usia tahun). Pada masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sedangkan masa remaja tengah, individu sudah duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA).Kemudian, mereka yang tergolong remaja akhir, umumnya sudah memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMA dan mungkin sudah bekerja (Dariyo, 2004).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Menular Seksual 2.1.1. Definisi Penyakit Menular Seksual Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) 2.1.1. Pengertian IMS IMS adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gonore atau penyakit kencing nanah adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang paling sering terjadi. Gonore disebabkan oleh bakteri diplokokus gram negatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kelamin (veneral diseases) merupakan suatu fenomena yang telah lama kita kenal seperti sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venerum dan granuloma inguinal.
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2 1. Kelainan pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum adalah... Sifilis Epididimitis Kanker prostat Keputihan
Lebih terperinciA. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya,
Lebih terperinciHIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
HIV/AIDS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Definisi HIV/AIDS Tanda dan gejala HIV/AIDS Kasus HIV/AIDS di Indonesia Cara penularan HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS Cara menghindari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kelamin sudah lama dikenal dan sering disebut sebagai Veneral Disease (VD) yang berasal dari kata Venus (dewi cinta) dan yang termasuk ke dalam Veneral Disease
Lebih terperinciMenggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan
Agar terhindar dari berbagai persoalan karena aborsi, maka remaja harus mampu menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kritis mengenai segala kemungkinan
Lebih terperinciPENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS Kasus PMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja. Berbagai jenis PMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang
Lebih terperinciMAKALAH. Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI IIA
MAKALAH Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI 09.03 IIA AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN Jl. Jokotole (belakang SMU 2) Telp. (0324) 321076 2010 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penyusun haturkan ke-hadirat
Lebih terperinciTentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26
Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.
Lebih terperinciINFORMASI TENTANG HIV/AIDS
INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
Lebih terperinciIMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin
IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Untuk Kalangan Terbatas www.aidsindonesia.or.id IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Apa itu IMS? IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual (vaginal,
Lebih terperinciBAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). 10,11 Virus ini akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000
BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pasangan suami istri Seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah, dan sudah boleh melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000 hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten, dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pekerja seks komersial, pelacur, wanita tuna susila, sundal adalah beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerja Seks Komersial (PSK) Pekerja seks komersial, pelacur, wanita tuna susila, sundal adalah beberapa sebutan terhadap seseorang yang memberikan pelayanan jasa pemuas kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola perilaku seksual Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai suatu bentuk kenakalan. Hubungan bebas diartikan sebagai hubungan seksual yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma Akuminata, HIV/ Acquired Immuno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serviks merupakan bagian penghubung vagina uterus. Kelenjar serviks berfungsi sebagai pelindung terhadap masuknya organisme lain yang bersifat parasit pada saluran vagina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Servisitis adalah sindrom peradangan serviks dan merupakan manifestasi umum dari Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan infeksi yang bisa didapat melalui kontak seksual. IMS adalah istilah umum dan organisme penyebabnya, yang tinggal dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pap smear merupakan salah satu pemeriksaan skrining yang penting untuk mendeteksi adanya karsinoma serviks sejak dini. Pap smear sangat penting di Indonesia mengingat
Lebih terperinciSKDI 2012 INFEKSI MENULAR SEKSUAL
SKDI 2012 INFEKSI MENULAR SEKSUAL Tingkat Kemampuan 2 Mendiagnosis dan merujuk 1. Epididimitis 2. Infeksi virus herpes- 2 Tingkat Kemampuan 3A Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Menular Seksual (IMS) 1. Definisi Infeksi Menular Seksual adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri sering terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat atau infeksi karena hubungan seksual (Manuaba,2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya seperti sifilis, gonore, dan herpes. Ilmu pengetahuan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kelamin merupakan fenomena penyakit yang telah lama kita kenal diantaranya seperti sifilis, gonore, dan herpes. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, menemukan
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka A. HIV/AIDS 1. Definisi HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan tubuh dianggap menurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menjaga kesehatannya. Dalam usaha menjaga kesehatan, seseorang paling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang dari 30 jenis mikroba (bakteri, virus,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pola Hubungan Seksual Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian seksologi tentang jejaring seksual. Pola hubungan seksual dikelompokkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya. Didalam era globalisasi seperti sekarang, banyak orang berbondong-bondong untuk menjaga dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun, jutaan orang terekspos risiko penyakit mematikan melalui transfusi darah yang tidak aman. Pada database global, skrining tidak dilakukan untuk penyakit
Lebih terperinciVirus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).
AIDS (Aquired Immune Deficiency Sindrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus yang mengurangi kekebalan tubuh secara perlahan-lahan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Menular Seksual 2.1.1. Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual Penyakit kelamin (veneral diseases) sudah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Menular Seksual 1. Pengertian Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas adalah masa ketika seseorang anak
Lebih terperinciANDA DAN HIV/AIDS, IMS
ANDA DAN HIV/AIDS, IMS Tahun 2008 APAKAH AIDS ITU? AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh. AIDS = A c q u i r e d I m m u n e D e f i c i e n c y Syndrome. AIDS bukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau
BAB II 2.1. HIV/AIDS TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian HIV/AIDS Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang
Lebih terperinci2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota dan perubahan sosial budaya yang tidak sesuai dan selaras, menimbulkan berbagai masalah antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Usia Reproduktif Merupakan masa antara awal seorang wanita mulai mendapat haid sampai akhir pubertas atau seorang wanita tidak haid lagi/menopouse, bisanya pada usia
Lebih terperinciFaktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual
Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual a. Penyebab penyakit (agent) Penyakit menular seksual sangat bervariasi dapat berupa virus, parasit, bakteri, protozoa (Widyastuti, 2009).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya pencegahan IMS yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak diantaranya adalah Gonorea, Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS, Kandidiasis dan Trichomonas.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexual transmitted disease. (STD) atau penyakit menular seksual (Fahmi dkk, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kelamin ( veneral disease) sudah lama dikenal dan beberapa diantaranya sangat popular di Indonesia yaitu sifilis dan gonorhea. Semakin majunya ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIV/AIDS 1. Pengertian HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS. HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus
PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS Apakah HIV itu? HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus Penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat
Lebih terperinciBuku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina,
BAB 4 IMS Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda Kamu tahu ga sih apa itu IMS? Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit yang salah satu cara penularannya melalui hubungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual. majunya ilmu pengetahuan, seiring dengan perkembangan peradaban
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual Penyakit kelamin (veneral diseases) sudah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer
Lebih terperinciINFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU
INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS TAMBAR KEMBAREN Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU 1 PENGENALAN HIV(Human Immunodeficiency Virus) ad alah virus yang menyerang SISTEM KEKEBALAN tubuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT HEPATITIS B 1. Pengertian Hepatitis. Hepatitis B atau yang sering disebut penyakit kuning adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan
Lebih terperinciPenyakit Radang Panggul. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Penyakit Radang Panggul Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Penyakit radang panggul adalah gangguan inflamasi traktus genitalia atas perempuan, dapat meliputi endometritis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada manusia. Virus ini akan memasuki tubuh manusia dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan mengaktualisasikan dirinya. Kesehatan juga berarti keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu mulai berkembang dan pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu masa saat individu mulai berkembang dan pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder ketika telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) sudah diketahui sejak dari zaman dahulu kala dan tetap ada sampai zaman sekarang. Penyakit infeksi menular seksual ini penyebarannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab sekumpulan gejala akibat hilangnya kekebalan tubuh yang disebut Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Menular Seksual (IMS) 2.1.1. Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS) Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya
Lebih terperinciBAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS. MODUL : Sindrom Discar Genital (Gonore dan Non Gonore)
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS MODUL : Sindrom Discar Genital (Gonore dan Non Gonore) Oleh: Dr.Andi Friadi,SpOG(K) Diterbitkan Oleh: Bagian Obstetri dan Ginekologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan seks merupakan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu yang telah mencapai kematangan fisik dan psikis baik pada wanita maupun laki-laki terutama
Lebih terperinciPORTFOLIO. 2. Riwayat Pengobatan Pasien sudah sempat berobat ke dokter, kemudian diberikan obat (yang pasien tidak tahu namanya).
PORTFOLIO Nama Peserta: dr. Evan Regar Nama Wahana: Poliklinik Mandiri Puskesmas Kecamatan Cengkareng Topik: Infeksi Menular Seksual pada Remaja dengan Perilaku Risiko Tinggi Tanggal (Kasus): Senin, 10
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi menular seksual (IMS) yang disebut juga penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang menular lewat hubungan seksual baik dengan pasangan yang sudah tertular,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh memiliki kurang lebih 600 kelenjar getah bening, namun pada orang sehat yang normal
Lebih terperinciGangguan & Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia
Gangguan & Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia Gangguan & Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia Gangguan pada system reproduksi manusia 1. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita Gangguan pada alat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan wujud penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
Lebih terperinci12/21/2011. Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat. Pengertian. Karakteristik remaja
Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat dr dini FIK UNY Mengapa informasi kesehatan reproduksi remaja diperlukan? Jumlah remaja (10-19 th): 30% dari jumlah penduduk (lebih kurang 65 juta jiwa).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat umum dan penting, sedangkan infeksi bakteri lebih sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Infeksi menular seksual merupakan infeksi yang rute transmisinya terutama adalah melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual dapat disebabkan oleh bakteri,
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit keganasan serviks akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. Kanker serviks
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanamisin termasuk dalam golongan aminoglikosida. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KANAMISIN Kanamisin termasuk dalam golongan aminoglikosida. 14 Tersusun atas tiga unit senyawa, yaitu 6-D-glukosamina, 1,3-diamino-4,5,6-trihidroksi sikloheksana, dan 3-D-glukosamina.
Lebih terperinciACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerja Seks Komersiil Umumnya telah diketahui bahwa sumber utama penularan penyakit hubungan seks adalah pekerja seks komersial, dengan kata lain penularan lewat prostitusi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran fisiologis Vagina Selama periode reproduksi pada wanita dengan tingkat estrogen yang mencukupi, lactobacillus merupakan flora normal yang paling dominan(>95%) hidup
Lebih terperinciKUESIONER. Data Pribadi. 2. Pekerjaan :... 3.Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah. b. SD/sederajat. c. SLTP/sederajat. d.
KUESIONER Data Pribadi 1.Usia :... tahun 2. Pekerjaan :... 3.Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah b. SD/sederajat c. SLTP/sederajat d. SLTA/sederajat e. Akademik/Perguruan Tinggi 4.Apakah Saudara
Lebih terperinciGonore Menyebabkan Vagina Bernanah
Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah - Kelamin sakit dan kencing bercampur nanah bisa terjadi karena infeksi bakteri gonore. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Sifilis 2.1. Pengertian Sifilis Sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS). Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Lebih terperinciKanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?
Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penghindaran terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Lebih terperincib/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T
S A S D P L b/c f/c Info Seputar AIDS HIV Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: IMS N C Y F O R IN R N A I ON AG AL V D O I UN N M inside f/c inside b/c Apakah HIV itu? HIV, yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, dipelihara, dan dibina sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik. World Health Organisation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health
Lebih terperinciStatistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation
1. Analisis Univariat Frequencies Statistics Total skor pengetahuan Total skor sikap Total skor tindakan N Valid 8 8 8 Missing 0 0 0 Mean 2.14 1.1 1.33 Median 2.00 1.00 1.00 Std. Deviation.350.35.501 Minimum
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.
Lebih terperinci