BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Definisi atau Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penghindaran terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan (cognitive) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : a) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu b) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus c) Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d) Trial, orang mulai mencoba perilaku baru e) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus Tingkat pengetahuan Dari teori Bloom yang dikutip dari Benjamin Bloom (1956) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. a) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali. Oleh sebab itu tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b) Memahami (comperhension)

2 Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari. Pada situasi suatu kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2.2 Infeksi Menular Seksual Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang penularannya utama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital (kelamin ke kelamin) saja, tetapi dapat juga secara oro-genital (mulut ke kelamin), atau ano-genital (kelamin ke dubur). Walaupun IMS dikenal sebagai penyakit kelamin, namun bukan berarti penyakit tersebut hanya dapat terjadi dan terlihat akibatnya pada alat kelamin. Tanda-tanda IMS dapat juga terlihat di mata, tenggorokan, mulut, saluran pencernaan, hati, bahkan otak, dan organ tubuh lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan kelamin, karena ada beberapa yang dapat juga

3 ditularkan melalui transfusi darah yang telah terinfeksi, kontak langsung dengan alat-alat, handuk, thermometer, dan ada juga yang dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya yang ada di dalam kandungan (Daili, 2007). Infeksi menular seksual terjadi akibat berhubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya. Setiap orang yang sudah melakukan hubungan seksual, mempunyai risiko untuk terkena infeksi menular seksual. Risiko akan semakin tinggi apabila seseorang berhubungan seksual dengan banyak pasangan yang berbeda, atau pasangannya mempunyai banyak partner yang berbeda ataupun melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom (American Association of Family Physicians, 2007). Selama dekade terakhir ini, insidens infeksi menular seksual cukup meningkat di berbagai negara di dunia. Banyak laporan mengenai penyakit ini, tetapi angka-angka yang dilaporkan tidak menggambarkan angka yang sesungguhnya. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh banyak kasus yang tidak dilaporkan, karena belum ada undang-undang yang mengharuskan melaporkan setiap kasus baru infeksi menular seksual yang ditemukan, bila ada laporan, sistem pelaporan yang berlaku belum seragam, fasilitas diagnostik yang ada sekarang ini kurang sempurna sehingga seringkali terjadi salah diagnosa dan penanganan, banyak kasus yang asimptomatik (tanpa gejala yang khas) terutama pada wanita dan pengontrolan terhadap infeksi menular seksual ini belum berjalan baik (Daili, 2007). Pada tahun 1999 WHO memperkirakan, 340 juta kasus baru IMS dapat disembuhkan (sifilis, gonore, klamidia dan trikomoniasis) terjadi setiap tahun di seluruh dunia pada orang dewasa berusia tahun. Di negara-negara berkembang, IMS dan komplikasinya di peringkat lima teratas kategori penyakit yang dewasa mencari perawatan kesehatan. Infeksi dengan IMS dapat menyebabkan gejala akut, infeksi kronis dan konsekuensi tertunda serius seperti infertilitas, kehamilan ektopik, kanker leher rahim dan kematian mendadak bayi dan orang dewasa. Pada wanita hamil dengan sifilis awal yang tidak diobati, 25% dari kehamilan menyebabkan bayi lahir mati dan 14% kematian neonatal - sebuah kematian perinatal secara keseluruhan sekitar 40%. prevalensi Sifilis pada ibu hamil di Afrika, misalnya, berkisar antara 4% sampai 15%. Sampai dengan 35% dari kehamilan di antara

4 perempuan dengan hasil infeksi gonokokal diobati di aborsi spontan dan kelahiran prematur, dan sampai dengan 10% kematian perinatal. Dengan tidak adanya profilaksis, 30% sampai 50% dari bayi yang lahir dari ibu dengan gonore tidak diobati dan sampai 30% dari bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi klamidia yang tidak diobati akan terjadi infeksi mata serius (Oftalmia neonatorum), yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati dini. Diperkirakan, di seluruh dunia, antara 1000 dan 4000 bayi yang baru lahir menjadi buta setiap tahun karena kondisi ini (WHO, 2010). Menurut satu kajian oleh Center for Research and Developmnet of Diseases Control, NIHRD mengenai prevalensi infeksi menular seksual dan perilaku berisiko terkait di kalangan anak jalanan di Jakarta, didapati bahawa prevalensi pemakaian kondom sangat rendah yaitu 5% selalu dan 6,5% jarang; prevalensi gonore 7,7%, klamidia 7,4%, sfilis 0% dan HIV 0%; bagian tubuh yang terinfeksi adalah dubur 2,2%, tenggorokan 2,2% dan uretra 9,5%; perilaku berisiko lain (pemakai aktif dan pernah) seperti merokok (77,5%), minum alkohol (49,4%), pakai obat terlarang, (31,7%), pakai narkoba suntik (4,4%), dan menghirup lem (20,1%); perilaku mencari pengobatan, 31,4% biasa mengobati sendiri (Sedyaningsih, 2000) Cara-cara dan jenis-jenis infeksi menular seksual Secara umum, IMS memang bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Akan tetapi, karena hubungan seksual ternyata banyak ragamnya dan setiap cara juga bisa saja mengundang resiko penyakit yang tersendiri, maka para medis menguraikan sebab-sebab atau cara-cara yang sering mengakibatkan penularan dan hubungan yang terjalin dalam terjadinya IMS. Antara hubungan lain yang boleh mengakibatkan IMS adalah seperti heteroseksual adalah hubungan seksual antara pria dan wanita. Homoseksual merupakan hubungan seksual antara pria dengan pria. Lesbianisme pula hubungan seksual antara wanita dengan wanita. Biseksual adalah hubungan seksual antara sesama jenis dan juga dengan lain jenis (baik pria dengan pria, pria dengan wanita atau wanita dengan wanita). Organ yang digunakan genito-genital (vagina sex) iaitu antara organ genital (alat kelamin) seterusnya oro-genital (oral sex) iaitu antar-organ genital dengan mulut akhirnya ano-genital (sodomi) yaitu antar-organ genital dengan anus.

5 Cara-cara kontak atau hubungan seksual tersebut menetukan masuknya kuman ke dalam tubuh dan juga menentukan kelainan awal pada organ yang sakit, sehingga memudahkan dalam menentukan diagnosis Organisme penyebab infeksi menular seksual Secara umumnya, IMS disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, parasit dan jamur dan jenis-jenisnya hanya bisa dilihat melalui mikroskop.

6 GAMBAR 2.1: GAMBARAN ORGANISME PENYEBAB IMS (Wicaksono, Bambang. 2001) Jenis-jenis penyakit yang disebabkan infeksi menular seksual Yang tertulis di bawah ini adalah beberapa diantara sekian banyak jenis IMS yang telah dikenal dan sering di dalam masyarakat.

7 A. Candidasis Genitalis Candidasis genitalis berasal dari nama sejenis jamur yang disebut Candida atau Monililia Albicans. Candida ini sering tumbuh pada organ genital, khususnya pada alat kelamin kaum wanita yang kurang dapat menjaga kebersihannya. Candida merupakan penyebab penyakit keputihan dan menyebabkan rasa gatal pada alat kelaminnya. Pada kaum wanita, vagina akan menjadi berawarna merah karena telah meradang atau bengkak dan kadang-kadang terlihat adanya bercak-bercak putih yang disebut keputihan. Faktor penyebab keputihan antara lain adalah diabetes militus atau penyakit kencing manis, pemakaian obat kortikosteroid (campuran hormon) atau antibiotika yang berlebihan, Pil KB (Keluarga Berencana) dan pengaruh iritasi atau luka setempat Iritasi vulva, kadang-kadang diketahui sebagai pruritus vulva, hal yang menimbulkan stres. Dapat terjadi pada hampir semua umur, tetapi paling sulit ditangani pada wanita yang tua. Sebab-sebabnya adalah iritasi akibat sektret vagina. Ini terutama merupakan kasus pada anak dan wanita dengan infeksi Trichonomonas atau Candida, bahan kimia yang digunakan pada kulit vulva, misalnya antiseptik dan deterjen yang digunakan untuk mencuci celana dalam, gula dalam urin terkontrol dengan buruk, seringkali terdapat infeksi bersama Candida, penyakit vulva lokal seperti distrofi vulva atau manifestasi vulva dari lesi kulit yang umum seperti psoriasis dan akhirnya faktor psikologis Pada beberapa pasien, antispetik dan bahan terkait yang digunakan pada kulit vulva dapat menimbulkan reaksi yang nyata. Sebaiknya dinyatakan pada pasien, apa yang ditambahkan pasien pada air mandi, dengan apa mencuci celana dalam, krim apa yang dipakai dalam kasus timbulnya reaksi alergi. Pada kelompok ini penggunaan bahan penyebab bersama dengan pemakaian krim lembut, seperti zinc dan minyak kastor, akan mengatasi kondisi ini. Walaupun demikian, penggunaan bahan yang menimbulkan iritasi, dapat memperberat rasa nyeri yang disebabkan hal lain, hal ini harus dicari jika gejala tidak mereda dengan cepat. Urin harus selalu diuji kadar gulanya pada pasien dengan nyeri vulva. Jika terdapat gula dalam urin, maka harus dilakukan tindakan lebih lanjut akan adanya

8 diabetes. Jika ditemukan bersama infeksi Candida albicans, maka hal ini juga harus diobati. B. Condyloma Acuminatum Condyloma Acuminatum adalah penyakit kelamin yang disebut sebagai kutil kelamin yang sering menyerang organ genitalia pria mapun wanita. Penyakit ini disebabkan oleh virus golongan Human Papiloma Virus (HPV). dengan gejala klinis berupa bintil-bintil yang mencuat runcing dan dapat membesar, menyerupai bentuk jengger ayam sehingga disebut pula penyakit jengger ayam. Virus HPV yang paling umum menyerang adalah tipe 4 dan 11 tetapi kadang-kadang tipe 16 dan 18 juga dijumpai. Tonjolan-tonjolan dapat timbul disetiap tempat di vulva dan mungkin sampai ke daerah anus. C. Gonore Gonore disebut juga dengan kencing nanah yang disebabkan oleh kuman Gonokokus atau neisseria yang tergolong dalam bakteri diplokokus. Gonore selain ditularkan dengan cara berhubungan seksual, juga dapat ditularkan melalui barang perantara yang sudah dipakai oleh penderita, seperti misalnya pakaian dalam, handuk dan sebagainya. Ia menyerang laki-laki maupun perempuan, terutama kelompok dewasa muda di seluruh dunia. Pasien yang tidak diobati selama berbulan-bulan bisa menulari orang lain. Umumnya seseorang yang terkena Gonore akan terkena Klamidia secara bersamaan. Gonore akan menimbulkan gejala umum atau khusus setelah terinfeksi selama 2-7 hari. Antara lain gejala umumnya adalah nyeri, gatal, panas saat kencing. Pada laki-laki dan perempuan infeksi ini bisa tanpa gejala, namun umumnya baik perempuan maupun laki-laki gejala yang umum terjadi adalah tampak cairan berupa nanah kental pada kemaluan, atau ada perasaan tidak enak ketika pembuangan air kecil. Bila melakukan seks anal maka akan keluar cairan yang sama dari dubur. Jika melakukan oral seks (melalui mulut) maka Gonore akan menginfeksi kerongkongan.

9 Gejala kronis yang umum terjadi dari Gonore ini adalah kemandulan. Bayi yang baru lahir dan terinfeksi Gonore akan menunjukkan gejala seperti mata merah dan bengkak. Dalam waktu 1-5 hari setelah kelahiran, mata itu akan mengeluarkan cairan yang kental. Apabila tidak ditindak lanjuti, maka akan terjadi kebutaan pada si bayi. Jenis tes yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan nanah dengan pemeriksaan gramstrain atau dengan cara pembiakan. D. Herpes Genitalis Herpes genitalis penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) atau tipe 2 (HSV-2). Kebanyakan herpes genital disebabkan oleh HSV-2. Kebanyakan orang tidak memiliki atau hanya tanda minimal atau gejala dari infeksi HSV-1 atau HSV-2. Ketika tanda-tanda yang terjadi, mereka biasanya muncul sebagai satu atau lebih lepuh pada atau di sekitar kelamin atau dubur. Istirahat lecet, meninggalkan borok tender (luka) yang dapat berlangsung dua sampai empat minggu untuk menyembuhkan merekayang pertama kali terjadi. Biasanya, wabah lain dapat muncul minggu atau bulan setelah yang pertama, namun hampir selalu kurang parah dan lebih pendek daripada wabah pertama. Meskipun infeksi dapat tinggal dalam tubuh tanpa batas, jumlah wabah cenderung menurun. Gejala umum yang timbul adalah badan lemas, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, demam. Gejala lain yang umum adalah bintil-bintil kecil berisi cairan yang terasa sakit, di alat kelamin, anus atau mulut. Gejala khusus yang seing terjadi adalah bintil-bintil akan timbul selama 1-3 minggu, dan kemudian menghilang. Beberapa waktu kemudian bintil-bintil akan muncul dan hilang secara berulang. Sebelum bintil-bintil muncul alat kelamin akan terasa gatal atau panas. Pada waktu bintil-bintil tersebut muncul maka kemungkinan besar orang tersebut mengalami gejala seperti flu. E. Trichomoniasis Trichomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh jenis protozoa atau penyakit parasit bersel tunggal yang disebut Trichomonas

10 Vaginalis yang sering menyerang bagian bawah traktus uro-genitalis yakni saluran alat kemih/kelamin baik pria maupun wanita sehingga sering disebut pula infeksi trichomonas vaginalis. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, nyeri saat buang air kecil, dan peradangan pada vagina sehingga mengeluarkan banyak cairan vagina berwarna kuning dan berbau tidak enak, tetapi umumnya tidak menimbulkan komplikasi yang berat. Dalam skala kecil biasanya menunjukkan gejala berupa peradangan saluran kencing, tetapi umumnya tidak memiliki gejala. Pengobatan bakunya adalah dengan metronidazol oral. F. Sifilis Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Hal ini sering disebut "peniru hebat" karena begitu banyak tanda-tanda dan gejala yang bisa dibedakan dari orang-penyakit lainnya. Biasanya terdapat edema vulva generalisata unilateral yang cukup besar. Chancre dimulai sebagai makula kemerahan yang tidak nyeri, yang kemudian menjadi papula. Erosi permukaan dengan segera menimbulkan ulkus dengan tepi yang berbatas jelas, bulat dan teratur. Dasarnya dapat memperlihatkan jaringan granulasi yang bersih, dengan warna merah yang suram, walaupun ada kemungkinan terdapat keropeng kekuningan yang kemudian mongering sebagai scab. Jika tidak diobati, lesi biasanya memerlukan waktu satu atau dua bulan untuk sembuh. Biasanya tidak terdapat nyeri, kecuali bila terdapat infeksi sekunder yang bermakna. Manifestasi sekunder dari sifilis adalah generalisata, tetapi dapat termasuk daerah kemerahan pada vulva atau ulkus yang berkaitan dengan bercak kulit berwarna merah mawar yang umum. Lesi seperti ini harus selalu dicurigai. Diagnosis sebelum terapi merupakan hal yang wajib. Pencarian spiroketa dalam kerokan dari dasar chancre biasanya mudah dilakukan, asal sampel diambil secara langsung. Walaupun demikian, kasus yang mencurigakan sebaiknya dirujuk ke klinik penyakit kelamin karena diagnose yang tepat sangat penting. Dalam diagnose banding harus dipikirkan lesi granulomatosa yang jarang-granuloma venereum atau imfogranuloma inguinale. Herpes vulva dengan inflamasi berat dan papula yang

11 memecah menjadi ulkus, jarang menyerupai sifilis. Diagnosis serologis biasanya memakan waktu enam minggu, dimana pada keadaan ini uji flokulasi seperti reaksi. G. HIV/AIDS Masa tunasnya adalah 3-11 tahun. Gejala Umum dari IMS jenis ini adalah virus walaupun sudah ada di dalam darah tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala khususnya pula adalah cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Gejala tidak terlihat walau telah terjangkit virus, bahkan alat kelamin masih terlihat sehat. HIV/AIDS ini sangat berbahaya dan mematikan, karena menyerang sistem imunitas tubuh manusia. Gejala yang ditimbulkan sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut. Namun,umumnya gejala yang ditimbulkan akibat HIV/AIDS adalah demam, keringat malam, sakit kepala, kemerahan di aksila, paha atau leher, mencret yang terus menerus, penurunan berat badan secara cepat, batuk, dengan atau tanpa darah, dan bintik ungu kebiruan pada kulit. 2.3 Pencegahan Dalam konteks kesehatan publik, tindakan mencegah merupakan tindakan yang lebih baik dari pada mengobati, oleh karena itu dorongan melakukan tindakan preventif dan promotif ditekankan untuk membantu masyarakat merubah perilaku yang lebih selaras dengan kaidah-kaidah hidup yang sehat UNAIDS, sebuah badan WHO yang khusus menangani IMS, memperkenalkan formula pencegahan IMS yang disebut sebagai kombinasi ABC, pola atau model pencegahan ini telah dikenal cukup lama dan diterapkan oleh berbagai institusi dalam pencegahan IMS Pola ABCDEFGH

12 a) A (Abstinence) artinya berpantang hubungan seks atau tidak berhubungan seks. Dalam konteks ini berpantang berarti menunda hubungan seks sampai pernikahan. b) B (Be faithful) artinya setia terhadap pasangan seks yaitu suami dan istri, dan tidak memperpanjang jaring pasangan seksual. Hal ini bermakna himbauan untuk menimbang poligami dan peringatan untuk tidak melakukan aktifitas seksual diluar pernikahan. c) C (Cleanliness) artinya menjaga kebersihan termasuk didalamnya adalah organorgan reproduksi dan menjaga kesehatannya agar tidak tertular penyakit. IMS (infeksi Menular Seksual) dapat dicegah melalui kebersihan, terutama yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau kutu. IMS merupakan pintu penularan HIV, apalagi jika ada perlukaan. Bagi laki-laki, C juga berarti Circumsition atau khatan. d) D (Do the test) artinya melakukan tes secara sukarela berbasis konseling (VCT, Voluntary Counseling Test). Terutama bagi komunitas yang beresiko tinggi. Tes dapat mendorong seseorang beresiko tinggi untuk dapat mengetahui statusnya untuk selanjutnya dapat terlibat dalam proses pencegahan penularan lebih lanjut. e) E (Equipment sterilization) artinya sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan penularan HIV/AIDS seperti jarum suntik. Untuk mengurangi dampak-dampak buruk sebaiknya para medis atau dokter menggunakan jarum suntik sekali pakai (disposable syringe). f) F (Find to an update information) artinya untuk terus dan senantiasa mencari serta belajar dari informasi terkini. Demikian pula informasi mengenai epidemiologisnya, kemungkinan mutasi virus, cara baru penularan, metode dan pendekatan perawatan dukungan dan treatment yang baru, termasuk kemungkinan adanya obat yang dapat membunuh virus dan lain-lain. g) G (Get action to prevent and for an appropriate care, support and treatment) artinya ketika menyadari bahwa penyebaran virus ini yang mengglobal di tengah hiruk pikuk globalisasi, dimana mobilitas manusia semakin cepat dan realtime, maka melakukan tindakan preventif tidak dapat ditunda lagi. h) H (Harm reduction) artinya pengurangan dampak buruk terutama bagi IDU s (pengguna jarum suntik) maupun juga dengan kelompok resiko tinggi lainnya.

13 Prinsip yang dianut tidak hanya mengurangi resiko penularan IMS saja tetapi juga sebagai upaya bertahap untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan. 2.4 Alat kontrapsepsi dalam pencegahan IMS Selain itu secara lebih khusus dari pencegahan terjadinya IMS, Student Sexuality Information Series (SSIS) of Brandeis University menyarankan beberapa alat-alat kontrasepsi dalam pencegahan terjadinya IMS seperti berikut dibawah yang terbukti tinggi keefektifannya Bendungan Gigi (dental dams) Dental dams atau bendungan gigi adalah suatu alat kontrasepsi yang di perbuat daripada lateks dan berbentuk segi empat lembar yang digunakan untuk perlindungan dan keamanan semasa melakukan hubungan seks oral-vaginal atau seks oral-anal. Pelbagai jenis IMS dapat ditularkan antara pasangan selama melakukan oral seks, oleh karena itu adalah penting untuk menggunakan gigi bendungan bagi menghindari dari infeksi. Dental dams harus ditempatkan pada bahagian yang berkontak dengan mulut. Pastikan tidak dibalikkan bendungan gigi yang sudah digunakan bagi mencegah transmisi IMS antara pasangan. Selain itu, bila beralih dari vagina ke anus, atau ketika bertukar pasangan, jangan menggunakan gigi bendungan yang sama Kondom laki-laki Kondom laki-laki adalah salah satu yang paling umum tersedia dalam mengamalkan seks aman dan sebagai kontrasepsi. Kondom sangat efektif bagi perlindungan terhadap kedua IMS / HIV dan sebagai kontrasepsi. Bila digunakan dengan spermisida atau cadangan metode lain, ia memberikan perlindungan yang optimal. SSIS merekomendasikan menggunakan kondom laki-laki selama oral, anal, dan vaginal seks dan tidak menggunakan kondom yang sama untuk kedua seks vagina dan anal. Kebanyakan kondom laki-laki adalah terlubrikasi dan terbuat dari latex.

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS Kasus PMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja. Berbagai jenis PMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada umumnya

Lebih terperinci

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH HIV/AIDS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Definisi HIV/AIDS Tanda dan gejala HIV/AIDS Kasus HIV/AIDS di Indonesia Cara penularan HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS Cara menghindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gonore atau penyakit kencing nanah adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang paling sering terjadi. Gonore disebabkan oleh bakteri diplokokus gram negatif,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2 1. Kelainan pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum adalah... Sifilis Epididimitis Kanker prostat Keputihan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka A. HIV/AIDS 1. Definisi HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan tubuh dianggap menurun

Lebih terperinci

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan Agar terhindar dari berbagai persoalan karena aborsi, maka remaja harus mampu menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kritis mengenai segala kemungkinan

Lebih terperinci

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina,

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina, BAB 4 IMS Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda Kamu tahu ga sih apa itu IMS? Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit yang salah satu cara penularannya melalui hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan infeksi yang bisa didapat melalui kontak seksual. IMS adalah istilah umum dan organisme penyebabnya, yang tinggal dalam

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WARIA DENGAN TINDAKAN PEMAKAIAN KONDOM DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden: I. IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pola Hubungan Seksual Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian seksologi tentang jejaring seksual. Pola hubungan seksual dikelompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kelamin sudah lama dikenal dan sering disebut sebagai Veneral Disease (VD) yang berasal dari kata Venus (dewi cinta) dan yang termasuk ke dalam Veneral Disease

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau BAB II 2.1. HIV/AIDS TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian HIV/AIDS Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang

Lebih terperinci

MAKALAH. Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI IIA

MAKALAH. Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI IIA MAKALAH Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI 09.03 IIA AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN Jl. Jokotole (belakang SMU 2) Telp. (0324) 321076 2010 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penyusun haturkan ke-hadirat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) sudah diketahui sejak dari zaman dahulu kala dan tetap ada sampai zaman sekarang. Penyakit infeksi menular seksual ini penyebarannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten, dapat

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang dari 30 jenis mikroba (bakteri, virus,

Lebih terperinci

IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Untuk Kalangan Terbatas www.aidsindonesia.or.id IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Apa itu IMS? IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual (vaginal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Menular Seksual 1. Pengertian Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000 BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pasangan suami istri Seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah, dan sudah boleh melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000 hal

Lebih terperinci

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS (Aquired Immune Deficiency Sindrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus yang mengurangi kekebalan tubuh secara perlahan-lahan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Menular Seksual 2.1.1. Definisi Penyakit Menular Seksual Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme

Lebih terperinci

ANDA DAN HIV/AIDS, IMS

ANDA DAN HIV/AIDS, IMS ANDA DAN HIV/AIDS, IMS Tahun 2008 APAKAH AIDS ITU? AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh. AIDS = A c q u i r e d I m m u n e D e f i c i e n c y Syndrome. AIDS bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan mengaktualisasikan dirinya. Kesehatan juga berarti keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya,

Lebih terperinci

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T S A S D P L b/c f/c Info Seputar AIDS HIV Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: IMS N C Y F O R IN R N A I ON AG AL V D O I UN N M inside f/c inside b/c Apakah HIV itu? HIV, yang merupakan

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri sering terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat atau infeksi karena hubungan seksual (Manuaba,2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman masyarakat tentang seksualitas masih amat kurang sampai saat ini. Kurangnya pemahaman ini amat jelas yaitu dengan adanya berbagai ketidaktahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kelamin (veneral diseases) merupakan suatu fenomena yang telah lama kita kenal seperti sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venerum dan granuloma inguinal.

Lebih terperinci

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh?

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh? Apa herpes itu? Herpes adalah masalah kulit yang umum dan biasanya ringan; kebanyakan infeksi tidak diketahui dan tidak didiagnosis Herpes disebabkan oleh virus: virus herpes simpleks (HSV) HSV termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak diantaranya adalah Gonorea, Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS, Kandidiasis dan Trichomonas.

Lebih terperinci

KUESIONER. Data Pribadi. 2. Pekerjaan :... 3.Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah. b. SD/sederajat. c. SLTP/sederajat. d.

KUESIONER. Data Pribadi. 2. Pekerjaan :... 3.Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah. b. SD/sederajat. c. SLTP/sederajat. d. KUESIONER Data Pribadi 1.Usia :... tahun 2. Pekerjaan :... 3.Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah b. SD/sederajat c. SLTP/sederajat d. SLTA/sederajat e. Akademik/Perguruan Tinggi 4.Apakah Saudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma

BAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma Akuminata, HIV/ Acquired Immuno

Lebih terperinci

Statistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation

Statistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation 1. Analisis Univariat Frequencies Statistics Total skor pengetahuan Total skor sikap Total skor tindakan N Valid 8 8 8 Missing 0 0 0 Mean 2.14 1.1 1.33 Median 2.00 1.00 1.00 Std. Deviation.350.35.501 Minimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan. Sifilis atau yang disebut

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesehatan fisik, mental dan sosial secara menyeluruh dalam semua hal berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi-fungsi serta proses-prosesnya,

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Usia Reproduktif Merupakan masa antara awal seorang wanita mulai mendapat haid sampai akhir pubertas atau seorang wanita tidak haid lagi/menopouse, bisanya pada usia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. PERILAKU SEKSUAL Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi

Lebih terperinci

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual a. Penyebab penyakit (agent) Penyakit menular seksual sangat bervariasi dapat berupa virus, parasit, bakteri, protozoa (Widyastuti, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah internasional dalam bidang kesehatan adalah upaya menghadapi masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang tertuang pada target keenam Millennium Development

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.

Lebih terperinci

Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah

Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah - Kelamin sakit dan kencing bercampur nanah bisa terjadi karena infeksi bakteri gonore. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia, tidak dapat diperkirakan secara tepat. Di beberapa negara disebutkan bahwa

Lebih terperinci

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS Astrid Wiratna Psikologi dan HIV-AIDS HIV-AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV Virus HIV bisa menginfeksi tubuh seseorang karena perilakunya Psikologi

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Lainnya pada Alat Kelamin. Mengapa IMS menjadi masalah penting pada seorang perempuan?

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Lainnya pada Alat Kelamin. Mengapa IMS menjadi masalah penting pada seorang perempuan? Bab XVI Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Lainnya pada Alat Kelamin Mengapa IMS menjadi masalah penting pada seorang perempuan? Bagaimana mengetahui kalau Anda beresiko terkena IMS? Apa yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun, jutaan orang terekspos risiko penyakit mematikan melalui transfusi darah yang tidak aman. Pada database global, skrining tidak dilakukan untuk penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya pencegahan IMS yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) adalah sindrom kekebalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang berarti Dewi cinta dari Romawi kuno) yang didefinisikan sebagai salah satu akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serviks merupakan bagian penghubung vagina uterus. Kelenjar serviks berfungsi sebagai pelindung terhadap masuknya organisme lain yang bersifat parasit pada saluran vagina

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menjaga kesehatannya. Dalam usaha menjaga kesehatan, seseorang paling

Lebih terperinci

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur BAB XXIV Kanker dan Tumor Kanker Masalah pada leher rahim Masalah pada rahim Masalah pada payudara Masalah pada indung telur Jenis kanker lain yang sering ditemukan Ketika kanker tidak dapat disembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) merupakan infeksi pada vulva dan/atau vagina dikarenakan pertumbuhan yang tidak terkendali dari jamur Candida sp., terutama Candida

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Trichomonas vaginalis 1. Sejarah Donne pada tahun 1836 pertama kali menemukan parasit ini dalam secret vagina seorang penderita wanita dengan vaginitis. Dan pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar di dunia termasuk di Indonesia. Kebutuhan akan adanya program penanggulangan IMS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Menular Seksual (IMS) 2.1.1. Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS) Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK 60 Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya Oleh : Septi Handayani ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk meningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci

HEPATITIS FUNGSI HATI

HEPATITIS FUNGSI HATI HEPATITIS Hepatitis adalah istilah umum untuk pembengkakan (peradangan) hati (hepa dalam bahasa Yunani berarti hati, dan itis berarti pembengkakan). Banyak hal yang dapat membuat hati Anda bengkak, termasuk:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar

Lebih terperinci

Penanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan. Ova Emilia 3 Juli 2015

Penanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan. Ova Emilia 3 Juli 2015 Penanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan Ova Emilia 3 Juli 2015 Topik Penanganan Korban datang 72 jam Korban datang > 72 jam Konseling Tindak lanjut EBM Pelayanan holistik fisik dan mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala hal

Lebih terperinci

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus. CIPROFLOXACIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Ciprofloxacin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

12/21/2011. Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat. Pengertian. Karakteristik remaja

12/21/2011. Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat. Pengertian. Karakteristik remaja Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat dr dini FIK UNY Mengapa informasi kesehatan reproduksi remaja diperlukan? Jumlah remaja (10-19 th): 30% dari jumlah penduduk (lebih kurang 65 juta jiwa).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Sifilis 2.1. Pengertian Sifilis Sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS). Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pekerja seks komersial, pelacur, wanita tuna susila, sundal adalah beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pekerja seks komersial, pelacur, wanita tuna susila, sundal adalah beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerja Seks Komersial (PSK) Pekerja seks komersial, pelacur, wanita tuna susila, sundal adalah beberapa sebutan terhadap seseorang yang memberikan pelayanan jasa pemuas kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seperti genitor genital, oro genita lmaupun anogenital

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIV/AIDS 1. Pengertian HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker dan lebih

Lebih terperinci

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Untuk Komplikasi Diabetes Pada Kulit Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda, termasuk juga kulit. Sebenarnya, permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT HEPATITIS B 1. Pengertian Hepatitis. Hepatitis B atau yang sering disebut penyakit kuning adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini salah satu aspek kesehatan yang menjadi bencana bagi manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Papilomavirus (HPV) merupakan virus yang paling umum menginfesi saluran reproduksi. Wanita maupun pria akan terkena infeksi virus ini ketika mereka telah aktif

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. saya sedang melakukan penelitian tentang Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. saya sedang melakukan penelitian tentang Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan Lampiran I Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Nur Apni Aryani (095102021) adalah mahasiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 42 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA DENGAN TINDAKAN TERHADAP HIV/AIDS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semua data yang terdapat pada kuesioner

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Menular Seksual (IMS) 1. Definisi Infeksi Menular Seksual adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. PMS merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. PMS merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. PMS merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS TAMBAR KEMBAREN Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU 1 PENGENALAN HIV(Human Immunodeficiency Virus) ad alah virus yang menyerang SISTEM KEKEBALAN tubuh

Lebih terperinci

Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke

Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke Jangan mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Salah-salah, penyakit lain pun menyerang Masih ingat pelawak Leysus? Ya, ia meninggal Selasa (3/1/06) lalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Badan kesehatan dunia World Health Organizationmemperkirakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Badan kesehatan dunia World Health Organizationmemperkirakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan kesehatan dunia World Health Organizationmemperkirakan bahwa setiap tahun terdapat kurang lebih 350 juta penderita baru Penyakit Menular Seksual di negara berkembang

Lebih terperinci

Etiology dan Faktor Resiko

Etiology dan Faktor Resiko Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas adalah masa ketika seseorang anak

Lebih terperinci