m 2 Luas lantai <10.000

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "m 2 Luas lantai <10.000"

Transkripsi

1 FORM I JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) DI KOTA DEPOK 1. Pendahuluan Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) ditetapkan berdasarkan: a. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, setiap usaha dan/ atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL, wajib memiliki UKL-UPL; b. Ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL diatur dalam keputusan Walikota yang mengatur menganai rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL dan SPPL. c. Ketersediaan teknologi untuk menanggulangi dampak negatif yang timbul akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 2. Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). No. JENIS UDAHA/KEGIATAN SATUAN SKALA/BERSARAN KETERANGAN A. BIDANG PERTAHANAN 1. Pembangunan Pusat Latihan Tempur Ha < Pembangunan Lapangan Tembak TNI dan Ha Semua Besaran POLRI 3. Pembangunan Gudang Amunisi ha Semua Besaran 4. Pembangunan Rusunawa untuk TNI dan POLRI m 2 Luas lantai < B. BIDANG PERTANIAN I. Tanaman Pangan dan Hortikultura 1. Percetakan sawah di luar Kawasan Hutan Lindung 2. Budaya Tanaman Pangan dan Hortikultura a. Semusim dengan atau tanpa unit pengolahannya. b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya. Ha 5 Luas < 500 Terletak pada satu hamparan lokasi Ha 5 Luas < Terletak pada satu hamparan lokasi Ha 5 Luas < (terletak pada satu hamparan lokasi) 3. Penggilingan padi dan penyosohan beras ton beras/ jam Kapasitas > 0,3 II. Perkebunan 1. Budidaya tanaman perkebunan a. Semusim dengan tanpa unit pengolahannya: - Dalam kawasan budidaya non kehutanan. b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya: - Dalam kawasan budidaya non kehutanan. ha 50 Luas < ha 50 Luas < 3.000

2 C. BIDANG PETERNAKAN 1. Budidaya sapi potong ekor campuran Populasi > 25 (terletak pada satu hamparan lokasi 2. Sapi Perah ekor campuran Populasi > 20 (terletak pada satu hamparan lokasi 3. Ayam Ras petelur ekor induk Populasi > Ayam ras pedaging ekor produksi /siklus atau 5. Itik/angsa/entog ekor campuran atau 6. Kalkun ekor campuran atau 7. Burung puyuh ekor campuran atau 8. Burung dara ekor campuran atau > m 2 Populasi > > m 2 Populasi > > 5000 m 2 Populasi > > 5000 m 2 Populasi > > 5000 m 2 Populasi > 1000 > 5000 m 2 9. Kerbau ekor campuran Populasi > Kuda ekor campuran Populasi > Kelinci ekor campuran Populasi> Rusa ekor campuran Populasi > Kambing dan Domba ekor campuran Populasi > Rumah sakit hewan 15. Pasar hewan terpadu 16. Laboratorium Kesehatan hewan dan Pengayom satwa 17. Lainnya ekor campuran Populasi > 100 D. BIDANG PERIKANAN I. Penanganan/Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) 1. Usaha penanganan/pengolahan. a. Usaha pengolahan tradisional ton/hari/unit Kapasitas 5 (perebusan, penggaraman, pengeringan, pengasapan dan/ atau fermentasi). b. Usaha penanganan / pengolahan tradisional (perebusan, penggaraman, pengeringan, pengasapan, dan atau fermentasi) II. Perikanan Budidaya 1. Usaha budidaya tambak udang/ikan tingkat teknologi maju dan madya dengan atau tanpa unit pengolahannya. Ha 5 Luas < Budidaya perikanan air tawar a. Budidaya perikanan air tawar (danau) dengan menggunakan jaring apung atau per sistem. - Luas, atau - Jumlah b. Budidaya ikan air tawar menggunakan teknologi intensif - Luas, atau - Kapasitas produksi ha unit ha ton/hari 1 Luas < 2,5 100 Unit < 500 Luas < 5 Kapasitas produksi 50

3 E. BIDANG KEHUTANAN 1. Wisata alam yang tidak berbatasan dengan ha hutan lindung 2. Pembangunan kebun binatang ha 15 Luas < Pengusahaan Pariwisata Alam (PPA) di ha 0,5 Luas < 100 blok pemanfaatan taman hutan raya dengan luas bagian zona/blok pemanfaatan yang menjadi objek pembangunan sarana dan prasarana 4. Pembangunan taman satwa untuk tujuan ha Semua Besaran komersil 5. Pembangunan tempat penampungan satwa liar yang diperdagangkan m F. BIDANG TELEKOMUNIKASI 1. Pemasangan kabel telekomunikasi bawah tanah Km 0,5 2. Pemancar radio atau televise Ha M 3. Antene Telepon Seluler atau Based Trancerver Station (BTS) dengan ketinggian 4. Papan reklame / iklan dengan total luas P x L 0,5<luas<1 50 Ketinggian dari permukaan tanah M 30 Ketinggian dari permukaan tanah m Papan reklame elektronik (videotron) m 2 >50 G. BIDANG PERHUBUNGAN / I. Perhubungan Darat Ha 1. Pembangunan terminal angkutan jalan Ha 0,5 Luas < 5 2. Depo/Pool Angkutan/Depo Angkutan/ Ha 0,5 Luas < 5 pool taksi 3. Pembangunan Depo peti Kemas/termninal Ha 0,5 Luas < 5 peti kemas 4. Pembangunan terminal terpadu Moda dan Fungsi ha 0,5 Luas < 5 - Luas lahan 5. Pembangunan Terminal Angkutan Barang - Luas lahan ha 0,5 Luas < 5 6. Pengujian kendaraan bermotor Ha 0,5 Luas < 5 7. Pembangunan Jaringan Jalur Kereta Api - Panjang Km Pembangunan Stasiun Kereta Api Ha 9. Depo dan balai jasa Ha 0,5 Luas < Kegiatan penempatan hasil keruk (dumping) di darat (cut and fill) - Volume m volume < Luas area dumping Ha 0,5 Luas < 5 II. Perhubungan Udara 1. Pengembangan Bandar Udara beserta salah satu faislitas berikut: a. Landasan Pacu M Panjang 200 b. Terminal penumpang atau terminal kargo m 2 Luas c. Pengambilan air tanah liter/detik Debit 50 (dari 1 sumur sampai dengan 3 sumur dalam satu area, luas 5 Ha) 2. Perluasan Bandar udara beserta salah satu fasilitasnya: - Prasarana sisi udara, terdiri : a. Perpanjangan landasan pacu; M 50 < Panjang < 200 b. Pembangunan taxi way; m 2 50 < Luas < 200 c. Pengembangan apron; m < Luas < 1.000

4 d. Pembuatan airstrip; M 800 < luas < 900 e. Pembangunan helipad; f. Pemotongan bukit dan pengurukan lahan dengan volume m < volume < Prasarana sisi darat, terdiri : a. Pembangunan terminal penumpang m < Luas < b. Pembangunan terminal kargo m < Luas < c. Jasa Kargo porsi/hari 500 < Produksi < d. Power House/genset kva 500 < Daya < e. Pembangunan menara pengawas lalu lintas udara f. Depot penyimpanan dan penyaluran bahan bakar untuk umum - Fasilitas penunjang lainnya, terdiri: a. Pembangunan fasilitas pemancar/ NDB; liter 1000 < Volume < b. Bengkel kendaraan bermotor Ha 0,5 Luas < 5 maintenance bandara c. Pemindahan penduduk KK Jumlah 200 d. Pembebasan lahan Ha Luas Pembangunan Bandar udara baru beserta fasilitasnya (untuk fixed wing maupun rotary wing) (termasuk kelompok Bandar udara di luar kelas A, B dan C beserta hasil studi rencana induk yang telah disetujui) H. BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1. Buah-buahan dalam kaleng/kemasan ton/tahun Produksi riil Sayuran dalam botol ton/tahun Produksi riil Pengolahan dan pengawetan lainnya untuk ton/tahun Produksi rill 500 buah-buahan dan sayuran 4. Air minum dalam kemasan M3/hari Kecap liter/tahun Produksi rill Ransum/pakan jadi ikan dan biota perairan ton/tahun Produksi riil 200 lainnya. 7. Ransum/pakan setengah jadi ternak besar, ton/tahun Produksi riil 5000 ternak kecil, aneka ternak 8. Ransum/pakan setengah jadi ternak besar, ternak kecil, aneka ternak - Pakan lain untuk ternak - Tepung tulang ton/tahun ton/tahun ton/tahun Produksi riil 5000 Produksi riil 5000 Produksi riil Minuman ringan mengandung CO 2; - Minuman ringan tidak mengandung CO 2; botol/tahun Produksi riil liter/tahun Produksi riil Minuman ringan mengandung alcohol <1% - Minuman lainnya liter / tahun Produksi riil Benang hasil proses penyempurnaan lainnya, benang hasil proses meserisasi, benang kelantang dan celup 13. Pengawetan kulit 14. Penyamakan kulit 15. Barang kulit

5 16. Sepatu dari kulit 17. Hasil ikutan/sisa pembuatan bubur kertas (pulp), Jasa penunjang industri bubur kertas (pulp) 18. Bahan pembersih 19. Barang dari fiberglass 20. Perabot rumah tangga dan barang hiasan dan barang lainnya dari semen, hasil iktan/sisa & jasa penunjang industry barang lainnya dari semen; Pot bunga dari semen. 21. Kapur tohor, kapur sirih/kapur tembok, kapur hidrolis; Kapur kembang, hasil ikutan sisa & jasa penunjang industry barang dari kapur. 22. Barang dari kapur, hasil ikutan/sisa & jasa penunjang dari kapur. 23. Perlengkapan rumah tangga dari tanah liat tanpa/dengan glazur, hiasan rumah tangga & pot bunga segala jenis dari tanah liat ikutan/sisa & jasa penunjang industri barang dari tanah liat untuk keperluan rumah tangga, piring tanah liat tanpa/ dengan glazur (segala jenis) cangkir & pisin tanah liat tanpa/dengan glazur. 24. Industri alat pertanian dari logam 25. Industri alat pertukangan dan pemotongan dari logam. 26. Industri alat dapur dari aluminium 27. Industri alat dapur dari logam bukan aluminium 28. Alat pertukangan, pertanian dan dapur yang terbuat dari logam 29. Industri perabot rumah tangga dan kantor dari logam 30. Industri barang logam lainnya yang belum tercakup manapun 31. Industri mesin tekstil 32. Industri mesin percetakan 33. Mesin kantor dan akuntansi manual 34. Mesin kantor dan komputansi akuntansi elektronikal 35. Industri mesin Jahit 36. Mesin fluida, Mesin Pengeboran, Mesin Pompa 37. Kabel listrik dan telepon 38. Alat listrik dan komponen lainnya 39. Komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor 40. Industri sepeda dan perlengkapannya

6 41. Peralatan professional ilmu pengetahuan, pengukur dan pengatur manual. 42. Industri alat optik untuk pengetahuan, teropong, dan alat optik untuk pengetahuan 43. Kamera fotografi 44. Mesin pendingin 45. Industri kerupuk Orang 20 tenaga kerja Industri sabun Orang 20 tenaga kerja Industri cat Orang 20 tenaga kerja Furniture Orang 20 tenaga kerja Rumah potong Bebek dan bangunan 50. Rumah potong ayam 51. Keramik mozaik Orang 20 tenaga kerja Perakitan barang elektronik 53. Penjernih air 54. Corrugated dan offset packaging MFG 55. Sari daging dan air daging, daging beku, daging olahan tanpa kedap udara, daging olahan dalam kemasan kedap udara lainnya, daging olahan dan awetan lainnya, daging dalam kaleng, susu kepala (whey), susu bubuk, susu yang diawetkan, susu cair dan susu kental. 57. Mentega, keju dan makanan dari susu Ton/tahun Produksi riil 600 lainnya 58. Es krim dari susu Ton/tahun Produksi riil Oleochemical, minyak kasar/lemak hewani, minyak kasar nabati. 60. Margarin Ton/tahun Produksi riil Minyak goreng kelapa Ton/tahun Produksi riil Minyak goreng kelapa sawit Ton/tahun Produksi riil Minyak goreng lainnya dari nabati atau Ton/tahun Produksi riil 600 hewani 64. Tepung terigu Ton/tahun Produksi riil Makanan dari tepung beras atau tepung Ton/tahun Produksi riil 600 lainnya - Makanan dari tepung terigu 66. Pembuatan gula lainnnya Ton/tahun Produksi riil Sirup dari bahan gula Ton/tahun Pemakaian gula Pengolahan gula lainnya selain sirup Ton/tahun Produksi riil Kembang gula mengandung kakao, kakao olahan, makanan yang mengandung kakao; - Kembang gula yang tidak mengandung kakao. Ton/tahun Produksi riil Pati/sari ubi kayu (tepung tapioka); hasil Ton/tahun Produksi riil 600 ikutan/sisa industri pati/sari ubi kayu. 71. Sagu; pati palma, hasil ikutan/sisa industri Ton/tahun Produksi riil 600 berbagai pati palma 72. Tahu/Tempe Ton/tahun Jumlah kedelai Komponen bumbu masak Ton/tahun Produksi riil Industri penyedap masakan kimiawi dan Ton/tahun Produksi riil 600 non kimiawi 75. Garam meja, garam bata dan garam lainnya. Ton/tahun Produksi riil 600

7 76. Industri aneka tenun Kain kelantang dari serat tekstil hewani, campuran serat, sintetis dan setengah sintesis, tumbuh-tumbuhan; - Kain celup dari serat hewani, campuran serat, sintetis dan setengah sintetis, tumbuh-tumbuhan; - Pelusuhan/pencucian tekstil/pakaian jadi, kain hasil proses penyempurnaan. 78. Kain cetak 79. Pembatikan 80. Kain goni 81. Penggergajian dan pengawetan kayu 82. Komponen rumah dari kayu (prefab housing) 83. Decorative plywood 84. Particle board, hard board, dan black board 85. Rotan mentah dan rotan setengah jadi, rotan barang jadi, sumpit, tusuk gigi dan sendok es krim dari kayu. 86. Kertas koran, kertas tulis dan cetak, kertas berharga atau khusus, hasil ikutan/sisa pembuatan kertas budaya, jasa penunjang industri kertas budaya. 87. Industri percetakan dan penerbitan 88. Cat anti lumut/anti karat/cat dasar/cat lainnya dari bahan lainnya yang dilarutkan dalam media bukan air. 89. Cat anti lumut/anti karat/cat dasar/cat lainnya dari bahan lainnya yang dilarutkan dalam media air Sabun rumah tangga, sabun bukan untuk keperluan rumah tangga, deterjen, pemutih, pelembut cucian, enzim pencuci, - Bahan pembersih; - Produk untuk kesehatan gigi dan mulut, hasil ikutan/sisa & jasa penunjang industri sabun dan pembersih keperluan rumah tangga termasuk tapal gigi. 91. Sediaan: rias wajah, wangi-wangian, rambut, perawatan rambut, kuku, perawatan kulit, perawatan badan, cukur. 92. Kosmetik dan sejenisnya 93. Hasil ikutan/sisa & jasa penunjang industri kosmetik. 94. Tinta tulis, tinta cetak, tinta khusus, tinta lainnya, hasil ikutan/sisa dan jasa penunjang industri tinta. 95. Industri karoseri mobil 96. Sales dan service kendaraan bermotor m 2 Luas Showroom kendaraan/furniture dll m 2 Luas Bengkel, service kendaraan m 2 Luas 500

8 99. Pergudangan m 2 Luas Industri penggergajian kayu/pengolahan kayu 101. Industri saos, industri makanan ringan 102. Industri kaca 103. Pengumpul limbah non B Industri pembuatan mesin tenun 105. Industri barang-barang dari plastik 106 Kemasan karton 107. Teh ekstrak Ton/tahun Produksi riil > Pasar Tradisional Ha Pasar swalayan (supermarket) atau toserba m (Departemen Store), dengan luas bangunan 110. Kegiatan industri yang tidak termasuk pada angka 1 s/d 109 dengan investasi: Rupiah Orang Investasi 500 Juta Jumlah pekerja 30 Selain tanah I BIDANG PEKERJAAN UMUM Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran kota yang menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu: > jiwa I. Sumber Daya Air 1. Pembangunan atau rehabilitasi bendungan / waduk / jenis tampungan air lainnya - Tinggi ; - Luas genangan ; - Volume tampungan 2. Normalisasi sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir II. Jalan dan Jembatan 1. Pembangunan/peningkatan Jalan (termasuk jalan Tol) yang membutuhkan pengadaan tanah diluar rumija (ruang milik jalan) 2. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran yang membutuhkan pengadaan tanah: Kota besar/metropolitan - Panjang atau - Pengadaan lahan 3. a. Pembangunan: - Subway/underpass. terowongan/ tunnel, jalan raya/fly over, panjang: b. Pembangunan jembatan (di atas M ha m 3 Km m 3 5 < tinggi < 15 5 < luas < volume < ,5 < Panjang < < Volume < Km 1<panjang< 5 km ha 1 < Panjang < 5 2 < Luas < 20 Km 0,5 < Panjang < 2 sungai/badan air), panjang bentang utama M III. Kecipta-karyaan 4. Persampahan a. Pembangunan TPA sampah domestic Pembuangan dengan system control landfill/sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya - Luas kawasan TPA ha < < Panjang < 500

9 b. Pembangunan transfer station - Kapasitas ton/hari 100 <kapasitas< 500 c. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu ton/hari 100 <kapasitas< Kapasitas d. Pembangunan Composting Plant - Kapasitas ton/hari 100 <kapasitas< Pembangunan Perumahan/Permukiman a. Pembangunan Perumahan / townhouse Ha Unit 0,4 < Luas lahan < b. Pembangunan Instalasi Pengolahan air Limbah (IPAL) limbah domestic termasuk fasilitas penunjangnya. - Luas, atau Ha 0,5 < Luas < 3 - Beban organic ton/hari < 2,4 c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah/sewerage/off-site sanitation system, - Luas Layanan, atau Ha < Debit air limbah m 3 /hari < Air limbah domestik/pemukiman a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya - Luas, atau Ha 0,5 < Luas < 2 - Kapasitasnya m 3 /hari < 5 7. a. Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di permukiman Km < 5 8. Jaringan air bersih a. Pembangunan jaringan transmisi - Panjang Km 2 < Panjang < Pengambilan air dari danau, sungai, mata air permukaan, atau sumber air permukaan lainnya - Sungai / danau - Mata air 10. Pengembangan kawasan pemukiman baru, peningkatan kualitas pemukiman, penanganan kawasan kumuh perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan infrastruktur tanpa pemindahan penduduk dan/ atau dengan pendekatan peremajaan kota disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan rumah susun liter/ detik liter/ detik Ha Unit 50 < Debit < 250 2,5 < Debit < 250 0,4 < Luas < Pembangunan gedung di atas/dibawah tanah dengan fungsi keagamaan dan fungsi sosial budaya (pendidikan, sekolah, olah raga, kesenian, tempat ibadah) a. Fungsi Pendidikan - Luas lahan atau m < Luas < Luas Bangunan m < Luas < b. Fungsi Ibadah - Luas lahan atau m < Luas < Luas Bangunan m < Luas < c. Fungsi Sosial, Kesenian dan Olahraga - Luas lahan atau m < Luas < Luas Bangunan m < Luas <

10 12. Pertokoan / rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan). m 2 Unit > 2000 > Pemakaman, lahan parkir atau tutupan yang m 2 > 5000 bukan merupakan bangunan. 14. Bangunan Pusat Pelatihan. m Jaringan utilitas bawah tanah a. Galian terbuka - Panjang dan atau Km 0,5 Panjang < 1 Luas bangunan b. Pengeboran horizontal, dengan diameter M 20 Diameter < 100 c. Urugan tanah, dengan volume isi. M Volume < J. BIDANG SUMBER DAYA ENERGI DAN MINERAL I. Mineral, Batubara & Panas Bumi 1. Mineral, batubara & panas bumi - Luas perizinan atau - Luas daerah terbuka untuk pertambangan Ha Ha (kumulatif) 2,5< luas <200 2,5< luas <200 II. Minyak & Gas Bumi 2. Survey seismik di darat 3. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Ton 4. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Ton 5. Stasiun Pengisian Bulk Elpiji Ton 6. Stasiun Pengisian Aspal Curah Ton 7. Stasiun Compressed Nature Gas (CNG) 8. Pipanisasi minyak dan gas bumi di darat Km 9. Kegiatan penyimpanan dalamkegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi yang terdiri dari, bahan bakar minyak dan bahan bakar gas dan hasil olahannya di darat dan perairan. 10. Stasiun kompresor gas bumi dalam kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi 11. Blending bahan bakar minyak dan minyak pelumas (lube base oil) III. Listrik & Pemanfaatan Energi 7. Tegangan jaringan transmisi tenaga listrik - SUTT kv - SKIT (Saluran Kabel Tegangan Tinggi kv Bawah Tanah) - Pusat tenaga listrik MW 1 Daya < 10 Semua jenis sumber daya 8. Tenaga Listrik untuk Kepentingan sendiri MW 0,5 Daya < Galian Kabel kv > 100 K. BIDANG KESEHATAN 1. Rumah sakit kelas C atau yang setara 2. Laboratorium kesehatan Pemerintah meliputi: a. Balai Laboratorium Kesehatan atau yang setara b. Badan teknis Kesehatan Lingkungan atau yang setara 3. Laboratorium Kesehatan Swasta meliputi: a. Laboratorium Klinik Utama b. Laboratorium Kesehatan Masyarakat Utama 4. Laboratorium Surveyor, dengan investasi. Rupiah > 1 Miliar 5. Laboratorium Pengujian Mutu, dengan investasi. Rupiah > 1 Miliar

11 6. Perusahaan obat tradisional golongan pabrik jamu 7. Industri farmasi yang memproduksi bahan baku obat 8. Klinik, Rumah Bersalin, Puskesmas: sesuai Perda Kesehatan Kota Depok: - Klinik Utama Rawat Inap - Klinik Pratama Rawat Inap - Puskesmas Rawat Inap 9. Salon kecantikan - Luas bangunan - Jumlah Karyawan L. BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1. Wisata Binaan - Kebun Binatang - Theme Park (Taman bertema) - Taman Rekreasi (non tema) - Wisata buatan lainnya 2. Jasa Makanan & Minuman - Restoran - Rumah Makan - Kafe - Bar - Diskotik - Pub dan sejenisnya - Jasa Boga m 2 Orang >1000 >25 Ha > 0,5 - Luas bangunan - Jumlah kursi - Jumlah porsi m 2 buah porsi Luas < >75 > Penyediaan Akomodasi m Luas < Luas bangunan - Hotel kelas melati, dll - Villa - Pondok Wisata - Penyediaan akomodasi lainnya Lainnya 4. Rumah kost kamar Obyek & data tarik wisata lainnya - Gelanggang renang - Bioskop - Arena latihan golf (driving range) 6. Industri handycraft/kerajinan Orang Tenaga Kerja Museum, Gallery dan sejenisnya m 2 Luas Art shop m 2 Luas Panti uap/spa m 2 Luas 1000 M. BIDANG PENGELOLAN LIMBAH B3 1. Setiap kegiatan pengumpulan limbah B3 sebagai kegiatan utama skala kecil, seperti pengumpul minyak kotor dan slope oil, timah dan flux solder, minyak pelumas bekas, aki bekas, solvent bekas atau limbah lainnya yang terkontaminasi limbah B3 Pengumpul dan penyimpan

12 FORM II JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (SPPL) 1. Pendahuluan DI KOTA DEPOK Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) ditetapkan berdasarkan: a. Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL, yang wajib membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL); b. Ketentuan lebih lanjut mengenai SPPL diatur dalam Keputusan Walikota yang mengatur mengenai rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib SPPL. c. Ketersediaan teknologi untuk menanggulangi dampak negatif yang timbul akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 2. Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). A. BIDANG PERTANIAN I. Tanaman Pangan dan Hortikultura 1. Percetakan sawah di luar Kawasan Hutan Lindung 2. Budaya Tanaman Pangan dan Hortikultura a. Semusim dengan atau tanpa unit pengolahannya. b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya. Ha < 5 Terletak pada satu hamparan lokasi Ha < 5 Terletak pada satu hamparan lokasi Ha < 5 (terletak pada satu hamparan lokasi) 3. Penggilingan padi dan penyosohan beras ton beras/ jam Kapasitas < 0,3 II. Perkebunan 1. Budidaya tanaman perkebunan a. Semusim dengan tanpa unit pengolahannya: - Dalam kawasan budidaya non kehutanan. b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya: - Dalam kawasan budidaya non kehutanan. B. BIDANG PERIKANAN I. Penanganan/Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) 1. Usaha penanganan/pengolahan. a. Usaha pengolahan tradisional (perebusan, penggaraman, pengeringan, pengasapan dan/ atau Ha <100 Ha <100 ton/hari/unit Kapasitas <5

13 fermentasi). b. Usaha penanganan / pengolahan tradisional (perebusan, penggaraman, pengeringan, pengasapan, dan atau fermentasi) II. Perikanan Budidaya 1. Usaha budidaya tambak udang/ikan tingkat teknologi maju dan madya dengan atau tanpa unit pengolahannya. 2. Budidaya perikanan air tawar a. Budidaya perikanan air tawar (danau) dengan menggunakan jaring apung atau per sistem. - Luas, atau - Jumlah b. Budidaya ikan air tawar menggunakan teknologi intensif - Luas, atau - Kapasitas produksi Ha < 5 ha unit ha ton/hari < 1 20<jumlah<100 C. BIDANG PETERNAKAN 1. Budidaya sapi potong ekor campuran Populasi < 25 (terletak pada satu hamparan lokasi 2. Sapi Perah ekor campuran Populasi << 20 (terletak pada satu hamparan lokasi 3. Ayam Ras petelur ekor induk 4. Ayam ras pedaging ekor produksi /siklus atau 5. Itik/angsa/entog ekor campuran atau 6. Kalkun ekor campuran atau 7. Burung puyuh ekor campuran atau 8. Burung dara ekor campuran atau < 5 < 50 Populasi < < m 2 Populasi < < m 2 Populasi < < 5000 m 2 Populasi < 5000 < 5000 m 2 Populasi < 5000 < 5000 m 2 Populasi < 2000 < 5000 m 2 9. Kerbau ekor campuran Populasi < Kuda ekor campuran Populasi < Kelinci ekor campuran Populasi < Rusa ekor campuran Populasi < Kambing dan Domba ekor campuran Populasi < Lainnya ekor campuran Populasi < 100 D. BIDANG KEHUTANAN 3. Pengusahaan Pariwisata Alam (PPA) di Ha < 0,5 blok pemanfaatan taman hutan raya dengan luas bagian zona/blok pemanfaatan yang menjadi objek pembangunan sarana dan prasarana 5. Pembangunan tempat penampungan satwa liar yang diperdagangkan m 2 <1000 E. BIDANG TELEKOMUNIKASI 1. Pemasangan kabel telekomunikasi bawah Km <0,5 tanah 2. Pemancar radio atau televise Ha < 0,5 Ketinggian dari

14 M < 50 permukaan tanah 3. Antene Telepon Seluler atau Based Trancerver Station (BTS) dengan ketinggian 4. Antene Telepon Seluler atau Based Trancerver Station (BTS) dengan ketinggian 5. Papan reklame / iklan dengan total luas PxL M < 30 Ketinggian dari permukaan tanah M Ketinggian dari atap gedung m 2 20<luas< Papan reklame elektronik (videotron) m 2 20<luas<50 F. BIDANG PERHUBUNGAN / I. Perhubungan Darat Ha 1. Pembangunan terminal angkutan jalan Ha < 0,5 2. Depo/Pool Angkutan/Depo Angkutan/ Ha < 0,5 pool taksi 3. Pembangunan Depo peti Kemas/termninal Ha < 0,5 peti kemas 4. Pembangunan terminal terpadu Moda dan Fungsi Ha < 0,5 - Luas lahan 5. Pembangunan Terminal Angkutan Barang < 0,5 - Luas lahan Ha 6. Pengujian kendaraan bermotor Ha < 0,5 9. Depo dan balai jasa Ha < 0,5 10. Kegiatan penempatan hasil keruk (dumping) di darat (cut and fill) - Volume m volume < Luas area dumping Ha < 0,5 II Perhubungan Udara 11. Perluasan Bandar udara baru beserta/atau fasilitasnya a. Pemindahan Penduduk atau pembebasan lahan KK > 10 s.d. < 50 Ha > 5 s.d. < 25 m 3 > s.d. < b. Pemotongan bukit atau pengurugan lahan, dengan volume G. BIDANG KESEHATAN No. Jenis Kegiatan Satuan Skala / Besaran Keterangan 1. Klinik Utama Rawat Jalan 2. Klinik Pratama Rawat Jalan 3. Puskesmas 4. Salon Kecantikan - Luas bangunan - Jumlah karyawan < 1000 < 25 orang 5. Laboratorium Klinik 6. Laboratorium Surveyor, dengan investasi. Rupiah. < 1 Miliar 7. Laboratorium Pengujian Mutu, dengan investasi. Rupiah. < 1 Miliar H. BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1. Buah-buahan dalam kaleng/kemasan ton/tahun Produksi riil < Sayuran dalam botol ton/tahun Produksi riil < Pengolahan dan pengawetan lainnya untuk ton/tahun Produksi rill < 500 buah-buahan dan sayuran 4. Air minum dalam kemasan 5. Kecap liter/tahun Produksi rill < Ransum/pakan jadi ikan dan biota perairan ton/tahun Produksi riil < 500

15 lainnya. 7. Ransum/pakan setengah jadi ternak besar, ton/tahun Produksi riil < ternak kecil, aneka ternak 8. Ransum/pakan setengah jadi ternak besar, ternak kecil, aneka ternak - Pakan lain untuk ternak - Tepung tulang ton/tahun ton/tahun ton/tahun Produksi riil < Produksi riil < Produksi riil < Minuman ringan mengandung CO 2; botol/tahun Produksi riil < Minuman ringan tidak mengandung CO 2; liter/tahun Produksi riil < 1,6 Juta - Minuman ringan mengandung alcohol <1% - Minuman lainnya liter / tahun Produksi riil < 1,2 Juta 10. Benang hasil proses penyempurnaan lainnya, benang hasil proses meserisasi, benang kelantang dan celup 13. Pengawetan kulit 14. Penyamakan kulit 15. Barang kulit 16. Sepatu dari kulit 17. Hasil ikutan/sisa pembuatan bubur kertas (pulp), Jasa penunjang industri bubur kertas (pulp) 18. Bahan pembersih 19. Barang dari fiberglass 20. Perabot rumah tangga dan barang hiasan dan barang lainnya dari semen, hasil iktan/sisa & jasa penunjang industry barang lainnya dari semen; Pot bunga dari semen. 21. Kapur tohor, kapur sirih/kapur tembok, kapur hidrolis; Kapur kembang, hasil ikutan sisa & jasa penunjang industry barang dari kapur. 22. Barang dari kapur, hasil ikutan/sisa & jasa penunjang dari kapur. 23. Perlengkapan rumah tangga dari tanah liat tanpa/dengan glazur, hiasan rumah tangga & pot bunga segala jenis dari tanah liat ikutan/sisa & jasa penunjang industri barang dari tanah liat untuk keperluan rumah tangga, piring tanah liat tanpa/ dengan glazur (segala jenis) cangkir & pisin tanah liat tanpa/dengan glazur. 24. Industri alat pertanian dan logam 25. Industri alat pertukangan dan pemotongan dari logam. 26. Industri alat dapur dan aluminium 27. Industri alat dapur dari logam bukan aluminium 28. Alat pertukangan, pertanian dan dapur yang terbuat dari logam 29. Industri perabot rumah tangga dan kantor dari logam

16 30. Industri barang logam lainnya yang belum tercakup manapun 31. Industri mesin tekstil 32. Industri mesin percetakan 33. Mesin kantor dan akuntansi manual 34. Mesin kantor dan komputansi akuntansi elektronikal 35. Industri mesin Jahit 36. Mesin fluida, Mesin Pengeboran, Mesin Pompa 37. Kabel listrik dan telepon 38. Alat listrik dan komponen lainnya 39. Komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor 40. Industri sepeda dan perlengkapannya 41. Peralatan professional ilmu pengetahuan, pengukur dan pengatur manual. 42. Industri alat optik untuk pengetahuan, teropong, dan alat optik untuk pengetahuan 43. Kamera fotografi 44. Mesin pendingin 45. Industri kerupuk Orang < 20 Tenaga kerja 46. Industri sabun Orang < 20 Tenaga kerja 47. Industri cat Orang < 20 Tenaga kerja 48. Furniture Orang < 20 Tenaga kerja 49. Rumah potong Bebek dan bangunan 50. Rumah potong ayam 51. Keramik mozaik Orang < Perakitan barang elektronik 53. Penjernih air 54. Corrugated dan offset packaging MFG 55. Sari daging dan air daging, daging beku, daging olahan tanpa kedap udara, daging olahan dalam kemasan kedap udara lainnya, daging olahan dan awetan lainnya, daging dalam kaleng, susu kepala (whey), susu bubuk, susu yang diawetkan, susu cair dan susu kental. 57. Mentega, keju dan makanan dari susu Ton/tahun Produksi riil <600 lainnya 58. Es krim dari susu Ton/tahun Produksi riil < Oleochemical, minyak kasar/lemak hewani, minyak kasar nabati. 60. Margarin Ton/tahun Produksi riil < Minyak goreng kelapa Ton/tahun Produksi riil <600

17 62. Minyak goreng kelapa sawit Ton/tahun Produksi riil < Minyak goreng lainnya dari nabati atau Ton/tahun Produksi riil <600 hewani 64. Tepung terigu Ton/tahun Produksi riil < Makanan dari tepung beras atau tepung Ton/tahun Produksi riil <600 lainnya - Makanan dari tepung terigu 66. Pembuatan gula lainnnya Tonujuopi/ta hun Produksi riil < Sirup dari bahan gula Ton/tahun Pemakaian gula < Pengolahan gula lainnya selain sirup Ton/tahun Produksi riil < Kembang gula mengandung kakao, kakao Ton/tahun Produksi riil <600 olahan, makanan yang mengandung kakao; - Kembang gula yang tidak mengandung kakao. 70. Pati/sari ubi kayu (tepung tapioka); hasil Ton/tahun Produksi riil <600 ikutan/sisa industri pati/sari ubi kayu. 71. Sagu; pati palma, hasil ikutan/sisa industri Ton/tahun Produksi riil <600 berbagai pati palma 72. Tahu/Tempe Ton/tahun Jumlah kedelai < Komponen bumbu masak Ton/tahun Produksi riil < Industri penyedap masakan kimiawi dan Ton/tahun Produksi riil <600 non kimiawi 75. Garam meja, garam bata dan garam lainnya. Ton/tahun Produksi riil < Industri aneka tenun Kain kelantang dari serat tekstil hewani, campuran serat, sintetis dan setengah sintesis, tumbuh-tumbuhan; - Kain celup dari serat hewani, campuran serat, sintetis dan setengah sintetis, tumbuh-tumbuhan; - Pelusuhan/pencucian tekstil/pakaian jadi, kain hasil proses penyempurnaan. 78. Kain cetak 79. Pembatikan 80. Kain goni 81. Penggergajian dan pengawetan kayu 82. Komponen rumah dari kayu (prefab housing) 83. Decorative plywood 84. Particle board, hard board, dan black board 85. Rotan mentah dan rotan setengah jadi, rotan barang jadi, sumpit, tusuk gigi dan sendok es krim dari kayu. 86. Kertas koran, kertas tulis dan cetak, kertas berharga atau khusus, hasil ikutan/sisa pembuatan kertas budaya, jasa penunjang industri kertas budaya. 87. Industri percetakan dan penerbitan 88. Cat anti lumut/anti karat/cat dasar/cat lainnya dari bahan lainnya yang dilarutkan dalam media bukan air. 89. Cat anti lumut/anti karat/cat dasar/cat lainnya dari bahan lainnya yang dilarutkan

18 dalam media air Sabun rumah tangga, sabun bukan untuk keperluan rumah tangga, deterjen, pemutih, pelembut cucian, enzim pencuci, - Bahan pembersih; - Produk untuk kesehatan gigi dan mulut, hasil ikutan/sisa & jasa penunjang industri sabun dan pembersih keperluan rumah tangga termasuk tapal gigi. 91. Sediaan: rias wajah, wangi-wangian, rambut, perawatan rambut, kuku, perawatan kulit, perawatan badan, cukur. 92. Kosmetik dan sejenisnya 93. Hasil ikutan/sisa & jasa penunjang industri kosmetik. 94. Tinta tulis, tinta cetak, tinta khusus, tinta lainnya, hasil ikutan/sisa dan jasa penunjang industri tinta. 95. Industri karoseri mobil 96. Sales dan service kendaraan bermotor m 2 Luas < Showroom kendaraan/furniture dll m 2 Luas < Bengkel, service kendaraan m 2 Luas < Pergudangan m 2 Luas < Industri handycraft/kerajinan Orang Tenaga Kerja < Museum, Gallery dan sejenisnya m 2 Luas < Art shop m 2 Luas < Panti uap/spa m 2 Luas < Industri penggergajian kayu/pengolahan kayu 105. Industri saos, industri makanan ringan 106. Industri kaca 107. Pengumpul limbah non B Industri pembuatan mesin tenun 109. Industri barang-barang dari plastik 110 Kemasan karton 111. Teh ekstrak Ton/tahun Produksi riil < Pasar Tradisional Ha < Pasar swalayan (supermarket) atau toserba (Departemen Store), dengan luas bangunan 114. Kegiatan industri yang tidak termasuk pada angka 1 s/d 113 dengan investasi: m 2 < Rupiah Orang Investasi < 500 Juta Jumlah pekerja < 30 Selain tanah I BIDANG PEKERJAAN UMUM Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran kota yang menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu: > jiwa I. Sumber Daya Air 1. Pembangunan atau rehabilitasi bendungan / waduk / jenis tampungan air lainnya - Volume tampungan m volume

19 2. Normalisasi sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir Km m 3 < ,2 < Panjang < 0, < Volume < II. Jalan dan Jembatan 3. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran yang membutuhkan pengadaan tanah: Kota besar/metropolitan - Panjang atau - Pengadaan lahan 4. c. Pembangunan: - Subway/underpass. terowongan/ tunnel, jalan raya/fly over, panjang: d. Pembangunan jembatan (di atas km ha Km <0,5 0,5 < Panjang <1 1 < Luas < 2 < 50 sungai/badan air), panjang bentang utama M III. Kecipta-karyaan 5. Jaringan air bersih b. Pembangunan jaringan transmisi - Panjang Km 1 < Panjang < 2 6. Pengembangan kawasan pemukiman baru, peningkatan kualitas pemukiman, penanganan kawasan kumuh perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan infrastruktur tanpa pemindahan penduduk dan/ atau dengan pendekatan peremajaan kota disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan rumah susun 7. Pembangunan gedung di atas/dibawah tanah dengan fungsi keagamaan dan fungsi sosial budaya (pendidikan, sekolah, olah raga, kesenian, tempat ibadah ) Ha Unit < 0,4 < 20 d. Fungsi Pendidikan - Luas lahan atau m < Luas < Luas Bangunan m 2 < 1000 e. Fungsi Ibadah - Luas lahan atau m < Luas < Luas Bangunan m 2 < f. Fungsi Sosial, Kesenian dan Olahraga - Luas lahan atau m < Luas < Luas Bangunan m 2 < Pertokoan / rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan). m 2 Unit < 2000 < Pemakaman, lahan parkir atau tutupan yang m 2 < 5000 bukan merupakan bangunan. 10. Jaringan utilitas bawah tanah Urugan tanah, dengan volume isi. M Volume < J. BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1. Wisata Binaan - Kebun Binatang - Theme Park (Taman bertema) - Taman Rekreasi (non tema) - Wisata buatan lainnya Ha < 0,5 Luas bangunan

20 2. Jasa Makanan & Minuman - Restoran - Rumah Makan - Kafe - Bar - Diskotik - Pub dan sejenisnya - Jasa Boga - Luas bangunan - Jumlah kursi - Jumlah porsi m 2 buah porsi < < 75 < Penyediaan Akomodasi m 2 < Luas bangunan - Hotel kelas melati, dll - Villa - Pondok Wisata - Penyediaan akomodasi lainnya Lainnya 4. Rumah kost kamar < Bola Ketangkasan 6. Arena Bola Sodok 7. Pangkas Rambut (Barbershop) 8. Laundry 9. Gel. Perm. Mekanik/elektronik 10. Kolam Memancing 11. Panti Pijat 12. Seluncur

JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (SPPL) DI KOTA DEPOK

JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (SPPL) DI KOTA DEPOK FORM II JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (SPPL) 1. Pendahuluan DI KOTA DEPOK Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib

Lebih terperinci

1. Budidaya burung puyuh Ekor < Populasi <

1. Budidaya burung puyuh Ekor < Populasi < LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR TAHUN 016 011 TENTANG PEDOMAN PENGANGGARAN BIAYA PENYUSUNAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UKL-UPL

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UKL-UPL LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UKL-UPL A. Bidang Pertanian 1 Budidaya tanaman pangan dan holtikultura dengan

Lebih terperinci

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) Tabel : SP-1C (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA KECIL Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 TERPASANG SENYATANYA 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas 100.00 55.71 Industri

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KECAMATAN DENPASAR TIMUR

DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KECAMATAN DENPASAR TIMUR KECAMATAN DENPASAR TIMUR 1 Industri Air Minum Dalam Kemasan 4 2 Industri Alas Kaki Lainnya 5 3 Industri Alat Pertanian dari Logam 3 4 Industri Alat-alat Dapur Dari Logam 4 5 Industri Alat-alat Dapur dari

Lebih terperinci

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UKL-UPL

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UKL-UPL JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UKL-UPL LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 27 JANUARI 2015 NO. KEGIATAN PENAPISAN UKL-UPL KETERANGAN 1. Kantor (500

Lebih terperinci

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU JENIS-JENIS PERUSAHAAN DAN TINGKAT GANGGUAN I. Perusahaan yang menggunakan mesin dengan tingkat

Lebih terperinci

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) Tabel : SP-1A (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU A. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU A. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU A. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN I. Kegiatan/Usaha Yang Menggunakan Mesin. a. Intensitas Gangguan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 3 TAHUN 2000 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA - Diubah dengan Perwal Nomor 30 Tahun 2013 - Diacabut dengan Perwal Nomor 77 Tahun 2014 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 TAHUN 2010 LAMPIRAN : - TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN. TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN SEDERHANA

TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN. TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN SEDERHANA 1 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERTURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 107 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERTURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 107 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERTURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 107 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN HARGA DASAR AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 0 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR TAHUN 0 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Lebih terperinci

Jenis-jenis Sumber Daya Alam

Jenis-jenis Sumber Daya Alam Jenis-jenis Sumber Daya Alam Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam? Sumber daya alam merupakan kekayaan alam di suatu tempat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai jenis tumbuhan,

Lebih terperinci

BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-12. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009

BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-12. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009 BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 009 NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) JUMLAH PERUSAHAAN KAPASITAS

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

Kata Pengantar KATA PENGANTAR 2 Ne r a c asa t e l i tpa r i wi s a t ana s i o na l 201 6 KEMENTERI ANPARI WI SATA Websi t e:ht t p: / / www. kemenpar. go. i d ht t p: / / www. i ndonesi a. t r avel Emai l :pusdat i n@kemenpar. go.

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2015

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2015 SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI

Lebih terperinci

PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5)

PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5) L A M P I R A N I PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... SE. NO. /PJ. /19... KLU... NO. URUT NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5) KP. PPN. 9B-1. L A M P I

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN, PEMROSESAN, DAN PENERBITAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta) Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Februari 2017 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data PEKERJAAN UMUM A. Panjang Jalan

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG

BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KARANGASEM BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 11-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI HASIL USAHA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0 Tidak

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 218 /KPTS/013/2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 218 /KPTS/013/2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 218 /KPTS/013/2011 TENTANG KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Januari Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor

Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Januari Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Januari 2017 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 10.400 10.200 10.000 9.800 9.600 9.400 9.200 9.000 10.136,84 Perkembangan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 PERHITUNGAN SKOR PENETAPAN KRITERIA PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Kriteria Organisasi Perangkat Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Lebih terperinci

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TAHUN 000 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) SERTA SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011-2031 I. PENJELASAN UMUM Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR NOVEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,73 PERSEN Pada bulan November Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008 Tabel 6.1.01 : Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008 Unit Usaha. Tenaga Kerja. 1. Industri Argo dan Hasil Hutan 390 8,716 9,106 3,937 33,616 37,553 2. Industri Tekstil,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2018

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2018 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Industry *) Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 24/04/Th. XIII, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR FEBRUARI HARGA GROSIR NAIK 0,04 PERSEN, HARGA GROSIR BAHAN BAKU NAIK 0,05 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

BIAYA / RETRIBUSI PELAYANAN UMUM DI BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN

BIAYA / RETRIBUSI PELAYANAN UMUM DI BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN UMUM DI BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN BIAYA / RETRIBUSI PELAYANAN

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR : 11 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011-2031 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI Pola Ruang Kota

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI Page 1 of 5 www.sertifikasi.biz DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI L ampiran Peraturan LPJK Nomor 2 Tahun 2014 A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM Sub-bidang, bagian Sub-bidang

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam Bab 7 Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam Bab ini akan membahas tentang kegiatan ekonomi yang didasarkan pada potensi alam. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat mengenal aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/192/KPTS/013/2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/192/KPTS/013/2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/192/KPTS/013/2009 TENTANG KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2013 T E N T A N G TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAMARTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2013 T E N T A N G TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAMARTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2013 T E N T A N G TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAMARTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM Upah Bulanan Terendah : UPAH POKOK TERMASUK TUNJANGAN TETAP MASA KERJA KURANG DARI 1 (SATU) TAHUN (PASAL 8 PERMENAKER NO.

Lebih terperinci

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005 Katalog BPS:1302018 Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II BADAN PUSAT STATISTIK Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II TABEL KESESUAIAN LAPANGAN USAHA CETAKAN II ISBN : 978-979-064-365-9 No. Publikasi

Lebih terperinci

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT KETERANGAN ASAL BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 570-8 - 2013 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah) Pemerintah Kabupaten Klungkung Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Bulan : Oktober 2014 LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2031 I. UMUM Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA

Lebih terperinci

BAB III STUDI LITERATUR

BAB III STUDI LITERATUR BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi : Potensi Industri di Kabupaten Garut Tahun 2012

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi : Potensi Industri di Kabupaten Garut Tahun 2012 Industri/ Industry Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi..0 : Potensi Industri di Kabupaten Garut Tahun 0 Number of Establishment, Employment, Investation and Value of Potential Industrial

Lebih terperinci

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009 Tabel 6.1.01 : Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009 Komoditi Unit Usaha _ Tenaga Kerja _ (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Industri Argo dan Hasil Hutan 390 8.736

Lebih terperinci

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2001 RETRIBUSI PELAYANAN IZIN GANGGUAN DAN IZIN TEMPAT USAHA

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2001 RETRIBUSI PELAYANAN IZIN GANGGUAN DAN IZIN TEMPAT USAHA LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2001 RETRIBUSI PELAYANAN IZIN GANGGUAN DAN IZIN TEMPAT USAHA (1) Perusahaan yang termasuk dalam Undang-undang Gangguan besar/tinggi : a. Perusahaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENGGOLONGAN PELANGGAN AIR BERSIH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G PENYESUAIAN TARIP AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAMARTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G PENYESUAIAN TARIP AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAMARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G PENYESUAIAN TARIP AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAMARTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Membaca : 1. Surat Direksi Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data Tabel Input-Output Propinsi Kalimantan Timur tahun 2009 klasifikasi lima puluh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG INSENTIF BAGI INVESTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG INSENTIF BAGI INVESTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG INSENTIF BAGI INVESTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya menarik minat investor dalam maupun

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR : PDAM.82/AM/2/2014

PENGUMUMAN NOMOR : PDAM.82/AM/2/2014 PENGUMUMAN NOMOR : PDAM.82/AM/2/2014 TENTANG PENETAPAN TARIF AIR MINUM Menindak Lanjuti Peraturan Walikota Denpasar Nomor : 31 Tahun 2013 Tanggal 8 oktober 2013, tentang Tarif Air Minum Perusahaan Daerah

Lebih terperinci