JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UKL-UPL
|
|
- Suparman Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UKL-UPL A. Bidang Pertanian 1 Budidaya tanaman pangan dan holtikultura dengan atau tanpa unit pengolahannya terdiri : a. semusim;dan luas < ha (satu hamparan) b. tahunan. luas < ha (satu hamparan) 2 Budidaya tanaman perkebunan : a. semusim dengan atau tanpa unit pengolahannya terdiri: 1. dalam kawasan budidaya non luas < ha kehutanan; dan 2. dalam kawasan hutan produksi luas < ha yang dapat dikonversi (HPK); b. tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya terdiri: 1. dalam kawasan budidaya non luas < ha kehutanan; dan 2. dalam kawasan hutan produksi luas < ha yang dapat dikonversi (HPK); 3 Percetakan sawah di luar kawasan 100 luas 500 ha ( terletak pada hutan 4 Penggilingan padi dan penyosohan beras B. Bidang Kehutanan satu hamparan lokasi ) Kapasitas 0,3 ton beras / jam 1 Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu luas < ha (UPHHK) dari hutan tanaman 2 Usaha pengolahan kayu kebutuhan volume 300 m³/bulan bahan baku 3 Pembangunan taman safari semua besaran 4 Pembangunan kebun binatang semua besaran 5 Pemanfaatan aliran air di hutan lindung semua besaran dan hutan produksi 6 Pengusahaan pariwisata alam luas < 100 ha 7 Pengusahaan kebun buru luas < 250 ha 8 Pengembangan wisata alam semua besaran
2 - 2-9 Penangkaran satwa liar di hutan semua besaran lindung 10 Penangkaran satwa liar di hutan luas < 5 ha produksi 11 Pemanfaatan air di hutan lindung volume pengambilan air kurang dan hutan produksi dari 30% dari ketersediaan sumber daya atau debit 12 Wisata alam di hutan lindung semua besaran dan hutan produksi 13 Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu luas < ha restorasi ekosistem dalam hutan alam pada hutan produksi 14 Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi: a. Hutan Tanaman Industri (HTI); luas ha b. Hutan Tanaman Rakyat (HTR);dan luas ha c. Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi luas ha (HTHR). 15 Usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (UPHHBK) dalam hutan alam dan hutan tanaman pada hutan produksi : a. rotan, sagu, nipah, bambu yang luas ha meliputi kegiatan penanaman, pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil; b. getah, kulit kayu, daun, buah atau luas ha biji, gaharu, yang meliputi kegiatan pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan dan pemasaran hasil; dan c. komoditas pengembangan bahan luas ha baku bahan bakar nabati (biofuel). 16 Industri primer hasil hutan: a. industri primer hasil hutan (industri kapasitas produksi m 3 penggergajian kayu, industri serpih kayu, industri veneer, industri kayu lapis dan laminated veneer lumber);dan b. industri primer hasil hutan bukan luas 15 ha kayu. 17 Pengusahaan Pariwisata Alam (PPA) di luas < 100 ha zona pemanfaatan taman wisata alam, atau di blok pemanfaatan taman hutan raya dengan luas bagian zona/blok pemanfaatan yang menjadi objek pembangunan sarana dan prasarana. 18 Pengusahaan taman baru dengan luas luas < ha total sub blok pengelolaan dan sub blok pemanfaatan. 19 Penangkaran tumbuhan alam dan/ semua besaran atau penangkaran satwa liar yang diperdagangkan.
3 Pembangunan taman satwa untuk semua besaran tujuan komersial. 21 Pembangunan tempat penampungan luas m 2 satwa liar yang diperdagangkan. 22 Pengembangan wisata alam terbatas luas Ha pada kawasan hutan. C. Bidang Perhubungan 1 Pembangunan Jalur Kereta api, dengan atau tanpa stasiunnya: a. pada permukaan tanah (atgrade) panjang 5 km s.d. < 25 km ;dan b. pada permukaan tanah (elevated). Panjang < 5 km 2 Pembangunan terminal penumpang 0.5 s.d. < 5 ha dan terminal barang transportasi jalan. 3 Pembangunan bandar udara untuk fixed wing beserta fasilitasnya: a. landasan pacu;dan b. terminal penumpang atau terminal kargo. panjang < m luas < m 2 4 Stasiun Kereta Api. luas m² 5 Biro Travel/Car Rental. jumlah unit kendaraan 6 Warnet. jumlah 50 unit 7 Terminal peti kemas luas. luas < 5 ha 8 Pembangunan depo peti kemas. 0,25 luas 2 ha 9 Pemancar radio atau televisi. luas 0,5 s/d < 1 ha atau tower tinggi 50 m D. Bidang Perindustrian 1 Minyak goreng kelapa. produksi riil ton/th 2 Tepung terigu. produksi riil ton/th 3 Makanan dari tepung beras atau produksi riil ton/ th tepung lainya. 4 Makanan dari tepung terigu. produksi riil > ton/th 5 Pembuatan gula lainya. produksi riil > ton/th 6 Sirup dari bahan gula. penggunakan gula 150 ton/th 7 Pengolahan gula lainnya selain sirup. investasi > 500 juta (diluar lahan 8 Pati/sari ubi kayu (tepung tapioca) hasil ikutan/sisa industry pati/sari ubi kayu. penggunaan singkong > ton/th 9 Teh ekstrak. produksi riil > ton/ th 10 Kecap. produksi riil ton/ th atau ltr/ th 11 Tahu dan tempe. penggunaan kedelai > 500 ton/ th 12 Air minum dalam kemasan. semua besaran 13 Kerupuk. produksi riil > ton/ th 14 Rotan mentah, setengah jadi, chopstick, tusuk gigi dan sendok es krim dari kayu. produksi riil > m 3 / th
4 Pengolahan biji mete. produksi riil > 10 ton/ hari 16 Pengolahan tempurung kepala. produksi riil > ton/ th 17 Rokok. produksi riil 300 jt btg/ th 18 Perabot/kelengkapan rumah tangga dari kayu, meubel dan kotak TV. investasi > 500 juta (diluar lahan 19 Pembuatan kusen. produksi riil 400 m 3 / th 20 Karung goni. investasi > 500 juta (diluar lahan 21 Perabot rumah tangga lainnya. investasi > 500 juta (diluar lahan 22 Industri percetakan lain. investasi > 500 juta (diluar lahan atau jumlah mesin 5 unit 23 Industri penyempurnaan kain. Investasi > 500 juta (diluar lahan 24 Industri batik. Investasi > 500 juta (diluar lahan 25 Pakaian jadi dari tekstil. Investasi > 500 juta (diluar lahan 26 Barang dari kulit dan kulit buatan. Investasi > 500 juta (diluar lahan 27 Pupuk alam yang berasal dari batuan/ semua besaran bukan batuan pupuk alam/sintetis lainya, hasil ikutan/sisa dari jasa penunjang industry pupuk alam/non sintetis. 28 Perlengkapan rumah tangga dari tanah liat tanpa atau dengan glazur, hiasan rumah tangga dan pot bunga segala jenis dari tanah liat, hasil ikutan/sisa dari jasa penunjang industry barang dari tanah liat untuk keperluan rumah tangga. 29 Batu bata berongga atau tidak berongga press mesin, batu bata press mesin dan tangan, semen merah, kerikir tanah liat, batu bata lainnya dari tanah liat, hasil ikutan/sisa dan jasa penunjang industry genteng dan tanah liat. 30 Barang lainnya dari tanah liat, barang dari tanah gemuk hasil ikutan/sisa dan jasa penunjang industry barang kainnya dari tanah liat. investasi > 500 juta (diluar lahan Investasi > 500 juta (diluar lahan investasi > 500 juta (diluar lahan 31 Alat pertanian dari logam. investasi > 500 juta (diluar lahan 32 Alat pemotong dan alat-alat lain yang investasi > 500 juta (diluar lahan digunakan dalam rumah tangga. 33 Alat pertukangan, pertanian dan investasi > 500 juta (diluar lahan dapur dari logam. 34 Pemeliharaan dan perbaikan mesin investasi > 500 juta (diluar lahan pertanian, mesin pengolah/ pengerjaan logam danperlengkapannya. 35 Mesin pengolah/pengerjaan kayu dan perlengkapannya. investasi > 500 juta (diluar lahan
5 Pemeliharaan/ perbaikan mesin logam/ investasi > 500 juta (diluar lahan kayu. 37 Mesin pengolah hasil pertanian dan investasi > 500 juta (diluar lahan perkebunan,hasil kehutanan dan mesin pengolah makanan minuman serta mesin pengolah lainnya. 38 Mainan. investasi > 500 juta (diluar lahan 39 Rotan barang jadi. investasi > 500 juta (diluar lahan 40 Handycarft/ kerajinan. tenaga kerja > 100 orang 41 Penggergajian kayu/ pengolahan kayu. semua besaran 42 Pelinting rokok. investasi > 500 juta (diluar lahan 43 Pulp dan kertas yang terintegrasi dengan Hutan Tanaman Industri. kapasitas < ton pulp per tahun atau investasi > 500 juta (diluar lahan 44 Percetakan dan penerbitan. jumlah mesin 5 unit atau investasi > 500 juta (diluar lahan 45 Alat pertanian dari logam. luas m² atau investasi > 500 juta (diluar lahan 46 Aluminium, perak, emas dan sejenisnya. luas m² atau Investasi > 500 juta (diluar lahan 47 Penyamakan kulit. luas m² lahan 48 Tekstil/ tenun dan pakaian. luas m² lahan 49 Buah-buahan dan sayuran. luas m² atau investasi > 500 juta (diluar lahan 50 Kerajinan ukiran dan alat- alat dapur dari kayu. luas m² atau investasi > 500 juta (diluar lahan 51 Jasa perbengkelan. luas m² lahan 52 Jasa binatu. luas ptg/ hari lahan 53 Kayu dan kertas/karton. luas m² lahan 54 Kimia, cat, karet, pupuk, plastik, kaca dan keramik. luas m² lahan 55 Semen, batu, kapur dan asbes. luas m² lahan
6 Logam dasar bukan besi. luas m² lahan 57 Kendaraan bermotor dan komponennya luas m² lahan 58 Industri peralatan olahraga luas m² lahan atau Investasi > 500 juta (diluar lahan 59 Gudang luas m² lahan 60 Kegiatan industri yang tidak termasuk tersebut diatas adalah: a. urban; dan b. rural. E. Bidang Pekerjaan Umum luas lahan 0,5 ha, luas bangunan m 2 lahan. luas lahan 1 ha, luas bangunan m 2 lahan. 1 Pembangunan bendungan/waduk: a. pembangunan bendungan/waduk atau jenis tampungan air lainnya: 1. tinggi; 2. luas genangan;atau 3. volume tampungan. b. rehabilitas bendungan/ waduk atau jenis tampungan air lainnya: 1. tinggi; 2. luas genangan;atau 3. volume tampungan. 2 Daerah irigasi: a. pembangunan baru; b. peningkatan; atau c. pencetakan sawah. 3 Normalisasi sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir: a. di kota sedang;atau 1. panjang; dan 2. volume pengerukan. b. pedesaan. 1. panjang; dan 2. volume pengerukan. 4 Pembangunan/ peningkatan jalan (termasuk jalan tol) yang membutuhkan pengadaan tanah diluar rumija (ruang milik jalan): 6 tinggi < 15 m 50 luas < 200 ha volume < m³ 6 tinggi < 15 m 50 luas < 200 ha Volume < m³ 500 luas < ha 500 luas < ha 100 luas < 500 ha(perkelompok) 3 panjang < 10 km Volume < m³ 10 panjang < 25 km Volume < m³
7 - 7 - a. di kota sedang; atau 1. panjang; dan 2. pengadaan tanah b. di pedesaan 1. panjang; dan 2. pengadaan tanah 5 Persampahan: a. pembangunan TPA sampah domestic pembuangan dengan sistem controlled landfill/ sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya: 1. luas kawasan TPA; dan 2. kapasitas total 3< panjang < 10 km 5 < luas < 10 ha 10 < panjang < 30 km 10 < luas < 30 ha semua besaran s.d. < 10 ha semua besaran s.d. < ton b. pembangunan transfer station; kapasitas < 1000 ton/ hari c. pembangunan instalasi pengolahan sampah terpadu; 50 kapasitas 100 ton/ hari d. Composting plant; dan kapasitas< 500 ton/ hari e. Pembangunan incinerator. kapasitas< 500 ton/ hari 6 Air Limbah Domestik: a. pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya; b. pembangunan Instalasi Air Limbah(IPAL) limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya; dan c. pembangunan sistem perpipaan air limbah. 7 Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di pemukiman di kota sedang. 8 Air Minum: a. Pembangunan jaringan distribusi; b. Pembangunan jaringan pipa transmisi (dengan panjang) kota sedang/kecil; c. Pengambilan air baku dari sungai, danau, dan sumber air permukaan lainnya; 1. sungai/ danau; dan 2. mata air. d. Pembangunan instalasi pengolahan air dengan pengolahan lengkap;dan e. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan: 1. pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM;dan 2. kegiatan lain dengan tujuan komersil. 9 Pembangunan kolam retensi/polder di area pemukiman 1. luas < 2 ha; atau 2. kapasitasnya < 11 m³/ hari 1. luas < 3 ha; atau 2. beban organik < 2,4 ton / hari 1. luas layanan < 500 ha;atau 2. debit air limbah< m³/ hari panjang 2 s.d. < 10 km (luas layanan) ha 8 Panjang < 10 km 50 Debit < 250 liter/ detik 2,5 Debit < 250 liter/ detik 50 < Debit < 100 liter/detik 2,5 Debit < 50 liter/ detik 1,0 Debit < 50 liter/ detik 1 Luas 5 ha
8 - 8 - F. Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman 1 Pembangunan Perumahan dan kawasan luas 1 ha s.d. 10 ha Permukiman. 2 Pembangunan gedung : a. pembangunan gedung di atas 5000 luas tanah/ bawah tanah; dan b. pembangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana 5000 luas dan/ atau sarana umum. 3 Pengembangan kawasan permukiman baru : a. pengembangan kawasan permukiman luas kawasan 10 ha baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan; dan b. pengembangan kawasan permukiman luas kawasan 10 ha baru dengan pendekatan kasiba/ Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun). 4 Peningkatan kualitas permukiman kegiatan ini dapat berupa: a. penanganan kawasan kumuh luas kawasan 10 ha di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrakstuktur, tanpa pemindahan penduduk; b. pembangunan kawasan luas kawasan 10 ha tertinggal;dan c. pembangunan kawasan pedesaan. luas kawasan 10 ha G. Bidang Energi dan Sumber daya mineral 1 Mineral Batubara kegiatan eksploitasi semua besaran detail pada tahap IUP yang berupa kegiatan delineasi 3 dimensi yang mencakup pemboran, pembuatan puritan, lubang bor, shaft dan terowongan. 2 Eksploitasi (operasi produksi) mineral dan batubara: a. Perizinan;dan luas 1 s.d < 200 ha b. daerah terbuka untuk pertambangan. luas 1 s.d < 200 ha/ tahun 3 Eksploitasi(operasi produksi) mineral logam / bukan logam : a. kapasitas biji; dan/ atau b. jumlah material penutup yang dipindahkan. 4 Eksploitasi (operasi produksi) mineral batuan : a. kapasitas; dan/ atau b. jumlah material penutup yang dipindahkan. < ton/ tahun < ton/ tahun s.d. < m 3 / tahun < m 3 / tahun
9 5 Survei seismik di darat dan laut. semua besaran 6 Kegiatan penyimpanan BBM di darat semua besaran dan/atau di perairan. 7 Pembangunan stasiun pengisian bahan semua besaran bakar umum. 8 Pembangunan stasiun semua besaran pengisian bahan bakar gas. 9 Kilang minyak pelumas (termasuk fasilitas). kapasitas< ton/ tahun 10 Stasiun pengisian bahan bakar di darat semua besaran dan di perairan di perairan. 11 Stasiun pengisian bahan bakar gas, semua besaran stasiun pengisian bulk elpiji. 12 Stasiun mini CNG. semua besaran 13 Pembangunan jaringan transmisi: a. saluran Udara Tegangan Tinggi b. saluran Kabel Tegangan Tinggi tegangan 150 kv tegangan 150 kv 14 Tenaga listrik untuk kepentingan 0,5 < daya < 10 MW sendiri H. Bidang Pariwisata 1 Taman rekreasi. luas s.d m² 2 Hotel berbintang. luas < m² 3 Hotel melati. kapasitas 20 kamar 4 Kolam pemancingan. luas m² 5 Restoran / rumah makan. kapasitas >100 orang/kursi 6 Jasa boga. kapasitas 500 s.d porsi 7 Pembangunan dan pengelolaan tempat hiburan: a. kafe; b. diskotik; c. karaoke; d. billyard;dan e. salon atau klinik kecantikan. 8 Tempat konvensi, pameran dan balai pertemuan. 9 Pembangunan gelanggang renang/ kapasitas > 50 orang +life music kapasitas > 50 orang +life music kapasitas > 10 ruang kapasitas > 20 meja kapasitas > m² luas m² s.d m² luas m² s.d m² sarana olahraga. 10 Pondokan/ kos kosan. kapasitas 50 s.d. 200 kamar 11 Pembangunan bioskop. kapasitas 500 s.d kursi 12 Toko serba ada. kapasitas m² s.d m² I. Bidang Kesehatan 1 Rumah sakit. semua besaran 2 Puskesmas dengan rawat inap. semua besaran 3 Laboratorium kesehatan. semua besaran 4 Laboratorium uji. semua besaran 5 Klinik Kesehatan Pratama/ Utama semua besaran dengan rawat inap.
10 Industri farmasi produksi obat semua besaran 7 Apotik/ toko obat luas m² 8 Industri rumah tangga, makanan dan minuman luas m² J. Bidang Kominfo 1 Pemasangan kabel telekomunikasi panjang 5 km bawah tanah. 2 Antena telepon selular atau Based Transceiver Station (BTS) ketinggian menara. panjang 50 m K. Bidang Peternakan 1 Budidaya Unggas terletak pada satu hamparan lokasi : a. Burung Puyuh; b. Ayam Petelur; c. Itik/ angsa/ entok; d. Kalkun; dan e. Ayam Pedaging produksi per siklus. jumlah ekor jumlah ekor jumlah ekor jumlah ekor jumlah ekor atau jumlah > 1 ha jumlah 300 ekor 2 Budidaya kambing dan domba terletak pada satu hamparan lokasi. 3 Budidaya sapi potong terletak pada jumlah 100 ekor satu hamparan lokasi. 4 Budidaya sapi perah terletak pada satu jumlah 20 ekor hamparan lokasi. 5 Budidaya kerbau terletak pada satu jumlah 50 ekor hamparan lokasi. 6 Budidaya kuda terletak pada satu kapasitas 50 ekor hamparan lokasi. 7 Budidaya babi terletak pada satu jumlah 50 ekor hamparan lokasi. 8 Budidaya rusa terletak pada satu jumlah 300 ekor hamparan lokasi. 9 Budidaya kelinci terletak jumlah 1000 ekor pada satu hamparan lokasi. 10 Rumah pemotongan hewan: a. ayam potong dengan kapasitas jumlah 100 ekor produksi; dan b. sapi / kerbau / kambing / domba. jumlah 20 ekor 11 Pasar hewan perkotaan. semua besaran 12 Rumah sakit hewan. semua besaran 13 Laboratorium kesehatan hewan. semua besaran 14 Budidaya ternak terpadu (lebih dari semua besaran satu jenis ternak) yang terletak pada satu hamparan. 15 Produsen obat hewan. semua besaran
11 L. Bidang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) 1 Setiap kegiatan pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 sebagai kegiatan utama. semua besaran BUPATI KUDUS, ttd. M U S T H O F A
12 - 12 -
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR TAHUN 016 011 TENTANG PEDOMAN PENGANGGARAN BIAYA PENYUSUNAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciDIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KECAMATAN DENPASAR TIMUR
KECAMATAN DENPASAR TIMUR 1 Industri Air Minum Dalam Kemasan 4 2 Industri Alas Kaki Lainnya 5 3 Industri Alat Pertanian dari Logam 3 4 Industri Alat-alat Dapur Dari Logam 4 5 Industri Alat-alat Dapur dari
Lebih terperinciJENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UKL-UPL
JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UKL-UPL LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 27 JANUARI 2015 NO. KEGIATAN PENAPISAN UKL-UPL KETERANGAN 1. Kantor (500
Lebih terperinciNO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)
Tabel : SP-1C (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA KECIL Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 TERPASANG SENYATANYA 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas 100.00 55.71 Industri
Lebih terperinci-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement
No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciKLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar
KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang
Lebih terperinciKLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN
Lebih terperinciJenis-jenis Sumber Daya Alam
Jenis-jenis Sumber Daya Alam Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam? Sumber daya alam merupakan kekayaan alam di suatu tempat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai jenis tumbuhan,
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang
Lebih terperinciWALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 24/04/Th. XIII, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR FEBRUARI HARGA GROSIR NAIK 0,04 PERSEN, HARGA GROSIR BAHAN BAKU NAIK 0,05 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG
BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN, PEMROSESAN, DAN PENERBITAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
Lebih terperinci1. Budidaya burung puyuh Ekor < Populasi <
LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya
Lebih terperinciBUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2015
SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciNO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI
Lebih terperinciKata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya
Lebih terperinciBUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG
BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KARANGASEM BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciNO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)
Tabel : SP-1A (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kata Pengantar
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang
Lebih terperinciPotensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON
Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327
Lebih terperinciBAB V SUMBER DAYA ALAM
BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (
Lebih terperinci1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Industry *) Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 71/11/Th. XIV, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,20 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;
Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Lebih terperinci- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciLAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU JENIS-JENIS PERUSAHAAN DAN TINGKAT GANGGUAN I. Perusahaan yang menggunakan mesin dengan tingkat
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2031 I. UMUM Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara
Lebih terperinciKata Pengantar KATA PENGANTAR
2 Ne r a c asa t e l i tpa r i wi s a t ana s i o na l 201 6 KEMENTERI ANPARI WI SATA Websi t e:ht t p: / / www. kemenpar. go. i d ht t p: / / www. i ndonesi a. t r avel Emai l :pusdat i n@kemenpar. go.
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data PEKERJAAN UMUM A. Panjang Jalan
Lebih terperinciLAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018
LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
- Diubah dengan Perwal Nomor 30 Tahun 2013 - Diacabut dengan Perwal Nomor 77 Tahun 2014 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 TAHUN 2010 LAMPIRAN : - TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR NOVEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,73 PERSEN Pada bulan November Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 44/07/Th. XIII, 1 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR JUNI HARGA GROSIR NAIK 0,72 PERSEN Pada bulan Juni Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERTURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 107 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERTURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 107 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN HARGA DASAR AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TAHUN PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan
Lebih terperinci(Jalan Ahmad Marzuki Pontianak)
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR NO. 13 TAHUN 2017 BIDANG DAN JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN YANG DILIMPAHKAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN PENERBITAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA DINAS PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU A. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN
LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU A. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN I. Kegiatan/Usaha Yang Menggunakan Mesin. a. Intensitas Gangguan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011-2031 I. PENJELASAN UMUM Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 3 TAHUN 2000 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Lebih terperinciBAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-12. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009
BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 009 NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) JUMLAH PERUSAHAAN KAPASITAS
Lebih terperinciTARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN. TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN SEDERHANA
1 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN
Lebih terperinciJENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (SPPL) DI KOTA DEPOK
FORM II JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (SPPL) 1. Pendahuluan DI KOTA DEPOK Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
Lebih terperinciJumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008
Tabel 6.1.01 : Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008 Unit Usaha. Tenaga Kerja. 1. Industri Argo dan Hasil Hutan 390 8,716 9,106 3,937 33,616 37,553 2. Industri Tekstil,
Lebih terperinciLAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN
Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 0 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR TAHUN 0 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana
Lebih terperinciBAB III STUDI LITERATUR
BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
Lebih terperinciBAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK I. UMUM Berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang
Lebih terperinciLapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov
Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan
Lebih terperinciLapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00
Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 11-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan
Lebih terperinciPENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5)
L A M P I R A N I PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... SE. NO. /PJ. /19... KLU... NO. URUT NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5) KP. PPN. 9B-1. L A M P I
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 70/11/Th. XIII, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,17 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 30/05/Th. XIV, 2 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR APRIL HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada Bulan April Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar
Lebih terperinciSMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TAHUN 000 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Lebih terperinciLapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov
Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0 Tidak
Lebih terperinciTabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005
Katalog BPS:1302018 Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II BADAN PUSAT STATISTIK Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II TABEL KESESUAIAN LAPANGAN USAHA CETAKAN II ISBN : 978-979-064-365-9 No. Publikasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 570-8 - 2013 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG
QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI HASIL USAHA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2002 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2002 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI INDUSTRI ATAU KEGIATAN USAHA LAINNYA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa air
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 78/12/Th. XIII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR NOVEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,36 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 PERHITUNGAN SKOR PENETAPAN KRITERIA PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Kriteria Organisasi Perangkat Daerah
Lebih terperinciJumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009
Tabel 6.1.01 : Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009 Komoditi Unit Usaha _ Tenaga Kerja _ (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Industri Argo dan Hasil Hutan 390 8.736
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN
KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN SOLUSI PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN UNTUK KEGIATAN NON KEHUTANAN Disampaikan oleh : Kementerian
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah
Lebih terperinciLapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02
Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0
Lebih terperinciUPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM
UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM Upah Bulanan Terendah : UPAH POKOK TERMASUK TUNJANGAN TETAP MASA KERJA KURANG DARI 1 (SATU) TAHUN (PASAL 8 PERMENAKER NO.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud
Lebih terperinciTABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN
TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN 2013 2012 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG BUPATI KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU DALAM PENYELENGGARAAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013
No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013
Lebih terperinciPenataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
Lebih terperincim 2 Luas lantai <10.000
FORM I JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) DI KOTA DEPOK 1. Pendahuluan Jenis rencana usaha dan/atau
Lebih terperinciKepala BPPTPM Tipe C dan D 15 Izin Mendirikan Dan menyelenggarakan Rumah Sakit Khusus Tipe C Kepala BPPTPM
DATA PERIZINAN DAN NON PERIZINAN YANG DILIMPAHKAN KE BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN LAMANDAU SESUAI DENGAN PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciBAB III URAIAN SEKTORAL
BAB III URAIAN SEKTORAL alah satu kendala dalam memahami publikasi Produk Domestik Regional Bruto adalah masalah konsep dan definisi serta ruang lingkupnya yang memuat data dan informasi statistik. Disamping
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Lebih terperinciL E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 02 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG
SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 0 TAHUN 007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 0 TAHUN 007 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN,
Lebih terperinciDAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIDANG PELAYANAN PERIZIANAN TERPADU NO 1 DIUMUMKAN SECARA BERKALA DIUMUMKAN SECARA SERTA MERTA DOKUMENTASI DAN
Lebih terperinciJumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi : Potensi Industri di Kabupaten Garut Tahun 2012
Industri/ Industry Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi..0 : Potensi Industri di Kabupaten Garut Tahun 0 Number of Establishment, Employment, Investation and Value of Potential Industrial
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1
DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah)
Pemerintah Kabupaten Klungkung Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Bulan : Oktober 2014 LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR DESEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,68 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT KETERANGAN ASAL BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI
Page 1 of 5 www.sertifikasi.biz DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI L ampiran Peraturan LPJK Nomor 2 Tahun 2014 A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM Sub-bidang, bagian Sub-bidang
Lebih terperinci