Jalan Rasuna Said No. 74 Padang Sumatera Barat Telp Fax Kode Pos : 25114

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jalan Rasuna Said No. 74 Padang Sumatera Barat Telp Fax Kode Pos : 25114"

Transkripsi

1 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP) BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI SUMATERA BARAT Jalan Rasuna Said No. 74 Padang Sumatera Barat Telp Fax Kode Pos : 25114

2 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah- Nya kepada kita semua sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat telah dapat diselesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan laporan tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam mencapai tujuan atau sasaran strategisnya. Dengan adanya LAKIP, diharapkan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat dapat menjadi Instansi Pemerintah yang Akuntabel, sehingga dapat menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien, efektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kepada seluruh pejabat dan staf yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan LAKIP ini disampaikan terima kasih. Padang, Januari 2017 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat Kepala, RATNAWILIS, A.Pi, M.Si Pembina Utama Madya NIP

3 IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Mekanisme Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi adalah laporan kinerja yang memberikan penjelasan mengenai pertanggung jawaban kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat selama setahun dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Setiap Program dan kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggung jawabkan kinerja atau hasil akhir kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (TAP MPR XI/1998 & UU Nomor 28 Tahun 1999.) Mekanisme Pengukuran Kebijakan pembangunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat dalam rangka pencapaian Visi Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menuju keluarga bahagia sejahtera maka untuk terwujudnya visi tersebut pada tahun 2016 telah ditetapkan 7 (tujuh) misi, 7 (tujuh) tujuan dan 7 (tujuh) sasaran strategis. Ketujuh sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 15 (lima belas ) indikator kinerja pada BPPr&KB Provinsi Sumatera Barat. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator dapat diilustrasikan dalam tabel berikut : No Sasaran Strategis Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian (%) Kategori Meningkatnya a. Indeks Pembangunan Gender 94,68% 94,74% 100,06% Amat Baik kesetaraan dan (IPG) (IKU) keadilan gender b. Indeks Pemberdayaan Gender 62,02% 62,42% 100,64% Amat Baik serta pemberdayaan (IDG) (IKU) perempuan c. Persentase organisasi 92,40% 93,67% 101,38% Amat Baik perempuan yang aktif (74/79) d. Persentase SKPD yang 89,79% 89,79% 100,00% Amat Baik menerapkan anggaran (44/49) berbasis gender 2 Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan 3 Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera Rasio Perempuan korban kekerasan per penduduk (usia 18 tahun ke atas) Persentase Penyedia Layanan Bagi Keluarga Mewujudkan KG dan Hak Anak 49 orang 27 orang (438/ ) 50% 95,52% (1516/15 87) 181,48% Amat Baik 191,04% Amat Baik

4 No Sasaran Strategis Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian (%) Kategori Meningkatnya Kabupaten/Kota Layak Anak ,71% Amat Baik pemenuhan hak (KLA) anak dan perlindungan anak 5 Meningkatnya Persentase Satuan Kerja 89,79 89,79% 100% Amat Baik pemanfaatan data Perangkat Daerah Provinsi yang terpilah memiliki data terpilah (44/49) 6 Meningkatnya Rasio Anak yang memerlukan ,42% Amat Baik perlindungan perlindungan khusus per khusus anak anak (usia kandungan 7 Meningkatnya kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana 18 tahun) a. Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia subur (WUS) usia Tahun b. CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) c. Unmet Need (Kebutuhan Ber KB) d. ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun e. Kehamilan yang tidak di inginkan dari WUS (15-19 tahun) f. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) IKU 2,61 52,5 8,30 21,00 12,40 1,22 2,60 48,53 8,31 11,00 12,40 1,26 100,38% 92,44% 99,88% 181,81% 100% 96,83% Amat baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat dalam rangka pencapaian kinerja tahun 2016 sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat yang mendukung kebijakan strategis Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. - Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan; - Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; - Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang; - Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii iv v BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Landasan Hukum... 3 D. Tugas dan Fungsi... 4 E. Aspek Strategis PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana strategis Visi Misi Tujuan dan Sasaran Indikator Kinerja B. Rencana Kinerja Tahunan C. Perjanjian Kinerja AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Pencapaian Target Kinerja B. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tahun C. Analisis Akuntabilitas Keuangan Tahun BAB IV PENUTUP 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN - Penghargaan Yang Diterima Formulir Rencana Strategis - Formulir Rencana Kinerja Tahun Formulir Penetapan Kinerja Data Pendukung Lainnya iv

6 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja 22 Tabel 2.2 Target Kinerja Jangka Menengah Pelayanan SKPD 23 Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama Provinsi Sumatera Barat 25 Tabel 2.4 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja 26 Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat Tabel 2.5 Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 27 (sebelum penetapan RPJMD ) Tabel 2.6 Rencana Kinerja Tahunan SKPD 2016 (sebelum penetapan RPJMD ) Tabel 2.7 Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (sebelum 28 penetapan RPJMD ) Tabel 2.8 Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 29 (sebelum penetapan RPJMD ) Tabel 2.9 Target Kinerja SKPD setelah Penetapan RPJMD dan 30 Renstra SKPD Tabel 3.1 Klasifikasi Penilaian 32 Tabel 3.2 Capaian Kinerja Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (Sebelum 32 Penetapan RPJMD ) Tabel 3.3 Capaian Kinerja Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (Setelah 33 Penetapan RPJMD ) Tabel 3.4 Capaian Perjanjian Kinerja SKPD Tahun 2016 (Sebelum Penetapan 33 RPJMD ) Tabel 3.5 Capaian Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja 35 Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Prov. Sumbar Tahun 2016 Tabel 3.6 Capaian Kinerja SKPD Tahun 2016 (Setelah Penetapan RPJMD dan 35 Renstra SKPD ) Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun (Sebelum Penetapan RPJMD ) Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun (Setelah Penetapan RPJMD ) Tabel 3.9 Realisasi IPG Dan IDG Sumatera Barat Antara Tahun Tabel 3.10 Realisasi IDPG Dan IDG Nasional Antara Tahun Tabel 3.11 Pembanding antara IPG dan IDG Sumatera Barat dengan Jambi 41 Tahun Tabel 3.12 Perbandingan IDG dan IPG Nasional dengan Sumatera Barat 42 Tabel 3.13 Komposisi Pejabat Struktural di Provinsi Sumatera Barat 43 Tabel 3.14 Indikator Kinerja Organisasi Perempuan Yang Aktif 44 Tabel 3.15 Indikator SKPD yang menerapkan Anggaran Berbasis Gender 45 Tabel 3.16 Indikator Rasio Perempuan Korban Kekerasan Per Penduduk (Usia 0-18 Tahun Keatas) Tabel 3.17 Data Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2014 dan Tabel 3.18 Indikator Kinerja Kualitas Keluarga 48 Tabel 3.19 Realisasi Kinerja Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 49 Tabel 3.20 Capaian Kinerja Data Terpilah 50 Tabel 3.21 Data Kekerasan Terhadap Perempuan Anak Tahun 2014 s.d iv

7 Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi 2015 dengan Capaian Realisasi Tabel 3.23 Realisasi Keuangan Per Kegiatan 55 iv

8 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pencapaian pembangunan tidak hanya diukur dari pencapaian pembangunan ekonomi semata, tetapi juga dilihat dari pembangunan sumber daya manusianya. Pembangunan TK kualitas hidup, manusia merupakan upaya terus-menerus yang dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembangunan ini ditujukan untuk kepentingan seluruh penduduk tanpa membedakan jenis kelamin terentu. Namun demikian tidak dapat dipungkiri, pada pelaksanaannya masih terdapat kelompok penduduk yang tertinggal ini disebabkan oleh berbagai persoalan pelik yang seringkali saling berkaitan satu dengan lainnya. Persoalan yang paling penting menghalangi upaya peningkatan kualitas hidup yang setara adalah pendekatan pembangunan yang mengabaikan isu tentang kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan perempudan dan perlindungan anak. Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan pelayanan kepada masyarkat, khusunya di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, maka dipandang perlu dibentuk Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang salah satunya adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, sesuai dengan Perda Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 Tahun Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuantujuan dan sasaran-sasaran telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban 1

9 secara periodik, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu Perencanaan Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi dan Pemanfaatan Informasi Kinerja. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Gubernur Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Renstra B. MAKSUD DAN TUJUAN P K enyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana tahun 2016 dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan penyusunan Laporan Akuntabiltas Kinerja (LAKIP) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah sebagai sarana bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Selain sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, LAKIP diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka : 1. Mendorong untuk dapat melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar, yang didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat dipertanggung-jawabkan; 2. Menjadikan Pemerintah yang akuntabel, sehingga dapat berperan secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan yang tentram, tertib, dan kondusif; 3. Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat guna membantu pelayanan kepada masyarakat lebih baik. 2

10 C. LANDASAN HUKUM L K andasan hukum Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi,sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011; 3

11 7. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011; 9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 Tahun 2012; 10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun ; 11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun D. TUGAS DAN FUNGSI 1. Tugas Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPr & KB) Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat yang secara umum mempunyai tugas pokok yaitu Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana. 2. Fungsi Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat mempunyai sejumlah fungsi 4

12 sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008, yaitu: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pemberdayaan Perempuan, perlindungan anak dan Keluarga Berencana b. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan Provinsi di bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan 3. Struktur Organisasi Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat (sesuai Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008) dipimpin oleh Kepala Badan (Esselon II.A) dan terdiri dari Sekretariat, 4 Bidang dan 11 Sub Bidang/Sub Bagian, dengan struktur organisasi sebagai berikut: a. Kepala Badan b. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan rumah tangga badan, ketatausahaan, tata laksana, humas, protokol, laporan, hukum, dan organisasi serta hubungan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Pengkoordinasian kegiatan Kesekretariatan untuk memfasilitasi kelancaran tugas bidang urusan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. 2) Pelaksanaan Perumusan Peraturan Perundang-Undangan sesuai ketentuan yang berlaku. 3) Pelaksanaan dan Perumusan Rencana Strategi. 4) Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Keluar dan di Dalam Organisasi 5

13 5) Pelaksanaan Fasilitasi Kelancaran Tugas dan Urusan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana berdasarkan azaz keseimbangan. 6) Pengkoordinasikan penyusunan laporan akuntabilitas keuangan SKPD. Sekretariat terdiri dari 3 Sub Bagian, yaitu : 1) Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian Mempunyai tugas Urusan Ketatausahaan, Ketatalaksanaan, Kepegawaian dan Organisasi, Humas, Protokol serta urusan Rumah Tangga Badan dengan uraian sebagai berikut : a) Mengendalikan surat masuk, keluar dan kearsipan. b) Melaksanakan pengendalian administrasi barang dan perlengkapan badan c) Merencanakan kebutuhan barang dan perlengkapan badan. d) Mempersiapkan bahan pelaksanaan pengadaan, penyaluran, pemakaian, penggunaan dan penghapusan barang dan perlengkapan. e) Menyiapkan bahan pelaksanaan administrasi penggunaan dan pemakaian barang inventaris, kendaraan badan serta penggunaan gedung kantor. f) Menyiapkan administrasi pengaturan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan lingkungan. g) Mengatur pelaksanaan penggunaan dan pemakaian barang inventaris dan perlengkapan kantor. h) Membuat rancangan dan program kerja Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian. i) Melaksanakan tugas keprotokolan badan. j) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan. k) Menyiapkan bahan pembuatan DP 3 setiap pegawai. l) Mengumpulkan, mengelola, dan menyiapkan data kepegawaian badan. m) Mempersiapkan rencana kebutuhan pegawai badan. n) Mempersiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, gaji berkala pegawai. 6

14 o) Mempersiapkan bahan mutasi dan pemberhentian, teguran pelanggaran disiplin, pensiun, dan surat cuti pegawai badan. p) Mempersiapkan bahan dan data pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan pegawai. q) Melaksanakan bahan rencana kesejahteraan pegawai. r) Mengkoordinir kehadiran pegawai. s) Membuat laporan kepegawaian dan daftar urut pangkat kepegawaian (DUK). t) Mempertanggungjawabkan kegiatan Sub. Bagian yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. u) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 2) Sub. Bagian Keuangan Mempunyai tugas untuk menyelenggarakan administrasi keuangan, menyelenggarakan pembukuan, laporan keuangan dan memelihara dokumen keuangan serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dengan uraian sebagi berikut : a) Menyusun Program dan rencana pengelolaan keuangan berdasarkan ketentuan yang berlaku. b) Mempelajari dan menelaah peraturan keuangan. c) Menyusun rencana kegiatan belanja langsung dan tidak langsung. d) Memproses Dokumen Pelaksanaan Anggaran. e) Menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan. f) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan. g) Menyiapkan bahan pertanggungjawaban dan menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. h) Menyiapkan dan memelihara dokumen keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. i) Melaksanakan penatausahaan keuangan. 7

15 j) Menyusun laporan bulanan,triwulan, dan tahunan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai pertanggungjawab pelaksanaan tugas. k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 3) Sub. Bagian Program Mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana umum jangka pendek, menengah dan jangka panjang, serta proposal pengembangan kegiatan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sesuai skala prioritas dan arahan pimpinan dengan uraian sebagai berikut : a) Mengumpulan data dan bahan yang berkaitan dengan perencanaan umum dan program. b) Mengumpulkan dan menganalisa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan urusan dan tugas badan. c) Menyiapkan bahan tentang pelaksanaan perencanaan umum dan program. d) Menyiapkan pedoman dan petunjuk tentang pelaksanaan perencanaan umum dan program pengelolaan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. e) Membuat rencana dan program kerja umum. f) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan. g) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan. h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku. i) Melaksanakan penatausahaan tugas Sub. Bagian Program. j) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub. Bagian Program. k) Menyiapkan bahan dan menyusun Rencana Strategi. l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 8

16 c. Bidang Data dan Informasi Bidang Data dan Informasi mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup data dan informasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Data dan Informasi mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas. 2) Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang. 3) Perencanaan kegiatan di ruang lingkup bidang Data dan Informasi berdasarkan skala prioritas. 4) Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan. 5) Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan. 6) Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan. 7) Pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan dan penyusunan laporan. Bidang Data dan Informasi terdiri dari 2 Sub Bidang, yaitu: 1) Sub. Bidang Data Informasi PUG dan Anak Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup Data Informasi PUG dan Anak yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Data Informasi PUG dan Anak, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Data Informasi PUG dan Anak dengan uraian sebagai berikut : a) Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub. Bidang Data Informasi PUG dan Anak sesuai dengan urusan. b) Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan. c) Menyusun rencana kegiatan Tahunan Sub. Bidang Data Informasi PUG dan Anak sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait. d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan. 9

17 e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan. f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait. g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan dengan unit kerja terkait. h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku. i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan. j) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan. l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 2) Sub. Bidang Data Informasi Keluarga Berencana Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup Data Informasi Keluarga Berencana yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Data Informasi Keluarga Berencana, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Data Informasi Keluarga Berencana dengan uraian sebagai berikut : a) Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub.Bidang Data Informasi Keluarga Berencana sesuai dengan urusan. b) Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan. c) Menyusun rencana kegiatan tahunan Sub. Bidang Data Informasi Keluarga Berencana sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait. d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan. e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan. f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait. g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan. 10

18 h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku. i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan. j) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan. l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. d. Bidang Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pengarusutamaan Gender mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijakan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Pengarusutamaan Gender. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengarusutamaan Gender mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas. 2) Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang. 3) Perencanaan kegiatan diruang lingkup bidang Pengarusutamaan Gender berdasarkan skala prioritas. 4) Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan. 5) Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan. 6) Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan. 7) Pelaksanaan pertanggungjawaban dan laporan. Bidang PUG terdiri dari 2 Sub Bidang, yaitu: 1) Sub. Bidang Advokasi dan fasilitasi PUG Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup Advokasi dan fasilitasi PUG yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Advokasi dan Fasilitasi PUG, sesuai urusan yang 11

19 menjadi kewenangan Sub. Bidang Advokasi dan fasilitasi PUG dengan uraian tugas sebagai berikut : a) Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub.Bidang Pemberdayaan Adat, Sosial dan tenaga Kerja Pedesaan sesuai dengan urusan. b) Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan. c) Menyusun rencana kegiatan tahunan Sub. Bidang Advokasi dan Fasilitasi PUG sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait. d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan. e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan. f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait. g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan. h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku. i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan. j) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan. l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 2) Sub. Bidang Pemberdayaan Organisasi Perempuan Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup Pemberdayaan Organisasi Perempuan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Organisasi Perempuan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub Bidang Pemberdayaan Organisasi Perempuan dengan uraian tugas sebagai berikut : a) Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan sub bidang pemberdayaan organisasi perempuan sesuai dengan urusan 12

20 b) Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan c) Menyusun rencana kegiatan tahunan sub bidang pemberdayaan organisasi perempuan sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga pemerintah terkait d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan j) Mempertanggung jawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan e. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Perlindungan Perempuan dan Anak. Dalam melaksanakan tugas Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rintisan 2) Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang 3) Perencanaan kegiatan diruang lingkup bidang perlindungan perempuan dan anak berdasarkan skala prioritas 4) Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan 5) Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan 13

21 6) Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan 7) Pelaksanaan pertanggungjawaban dan laporan Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri dari 2 Sub Bidang, yaitu 1) Sub. Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup kualitas hidup dan perlindungan perempuan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan sebagai berikut: a) Mengumpulkan data dan bahan untuk menyusun kegiatan sub bidang kualitas hidup dan perlindungan perempuan sesuai dengan urusan. b) Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan. c) Menyusun rencana kegiatan tahunan sub bidang kualitas hidup dan perlindungan perempuan sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga pemerintah terkait d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan j) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan 14

22 2) Sub. Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup Kesejahteraan dan Perlindungan Anak yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak sebagai berikut: a) Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak sesuai urusan b) Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan c) Menyusun rencana kegiatan tahunan Sub Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undanagn serta kebijakan teknis lembaga pemerintah terkait d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan j) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan pimpinan f. Bidang Keluarga Berencana Bidang Keluarga Berencana mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Keluarga Berencana. Dalam melaksanakan tugas Bidang Keluarga Berencana mempunyai fungsi sebagai berikut : 15

23 1) Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas 2) Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang 3) Perencanan kegiatan di ruang lingkup Bidang Keluarga Berencana berdasarkan skala prioritas 4) Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan 5) Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan 6) Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan 7) Pelaksanaan pertanggung jawaban dan laporan Bidang Keluarga Berencana terdiri dari 2 Sub Bidang, yaitu: 1) Sub. Bidang Kesejahteraan Keluarga Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup kesejahteraan keluarga yang berkaitan dengan pelaksanaan kesejahteraan keluarga, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Kesejahteraan Keluarga sebagai berikut: a) Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan sub. bidang kesejahteraan keluarga sesuai urusan b) Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan c) Menyusun rencana kegiatan tahunan sub. bidang kesejahteraan keluarga sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga pemerintah terkait d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku 16

24 i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan j) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan 2) Sub. Bidang Kesehatan Reproduksi Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kesehatan reproduksi, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Kesehatan Reproduksi sebagai berikut: a) Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan bahan sub bidang kesehatan reproduksi sesuai dengan urusan b) Menyiapkan bahan kebijakan sesuai dengan urusan c) Menyusun rencana kegiatan tahunan sub bidang kesehatan reproduksi sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga pemerintah terkait d) Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan e) Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait g) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan h) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku i) Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan j) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku k) Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan 17

25 l) Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. g. Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat tersebut dapat disajikan sebagaimana bagan di bawah ini: Kepala Badan Sekretariat Subag Umum dan Kepegawaian Kelompok Jabatan Fungsional Subag Keuangan Subag Program Bidang Data dan Informasi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Bidang Keluarga Berencana Subid Data Informasi PUG dan Anak Subid Advokasi dan Fasilitasi PUG Subid Kualitas Hidup dan Pemberdayaan Perempuan Subid Kesejahteraan Keluarga Subid Data Informasi KB Subid Pemberdayaan Organisasi Perempuan Subid Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Subid Kesehatan Reproduksi Gambar 1.1 Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat E. ASPEK STRATEGIS P K emerintah Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan Program Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana melibatkan semua pihak terkait seperti perguruan tinggi, swasta, LSM, tokoh masyarakat dan semua komponen lapisan masyarakat yang ada. 18

26 Keberhasilan pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan KB dapat dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi seiring dengan tuntutan dan adanya paradigma dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintah daerah menuju Good Governance. Dengan diwujudkannya Good Governance (Tata Kelola pemerintahan yang baik) yang mencerminkan antara lain transparansi, partisipasi dan akuntabilitas merupakan faktor yang berasal dari internal dan eksternal organisasi, dimana faktor ini sangat mempengaruhi tujuan dan sasaran yang akan dicapai di era otonomi daerah. Sesuai dengan isu pembangunan yang berkembang seiring dengan berjalannya proses Otonomi Daerah yang menuntut perlunya transparansi dan akuntabilitas baik secara vertikal maupun horizontal. Akuntabilitas sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang dilaksanakan secara periodik. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat merupakan perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi Instansi yang bersangkutan. Lingkungan Strategis yang mempengaruhi keberhasilan kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah : 1. Adanya Peraturan Perundang undangan yang mengatur Penyelenggaraan Program Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (KB) 2. Tersedianya Sumber Daya Aparatur yang berkualitas dan profesional dibidangnya 3. Adanya Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan KB baik kelembagaan Pemerintah maupun Organisasi Perempuan, LSM dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya yang saling berkoordinasi. 4. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai untuk pelaksanaan tugas. 5. Adanya sinergi yang konstruktif diantara unit kerja terkait dalam pelaksanaan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana di Provinsi Sumatera Barat. 19

27 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun Renstra ini merupakan acuan dan arahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana periode Tahun secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergis baik dalam bidang-bidang yang ada di BPPr & KB Sumatera Barat maupun dengan Instansi teknis terkait. Renstra BPPr & KB Sumatera Barat merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan pemberdayaan perempuan selama lima tahun ke depan ( ). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi dalam pembangunan perekonomian perempuan lima tahun ke depan. Renstra BPPr & KB Sumbar merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumatera Barat tentang pembangunan berwawasan gender di Sumatera Barat. Sesuai dengan reformasi dalam perencanaan dan sistem penganggaran berbasis kinerja (Performance-Based Budgeting), dokumen Renstra dilengkapi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi. Secara ringkas substansi Rentra tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1. Visi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat selaku penyelenggara dua urusan wajib pemerintahan, yaitu 20

28 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Urusan Keluarga Berencana dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya mempunyai Visi: Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender, Perlindungan Perempuan dan Anak Menuju Keluarga Berkualitas 2. Misi Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat menetapkan 7 (tujuh) misi yang dilaksanakan secara berkesinambungan yaitu: a. Meningkatkan kualitas hidup perempuan b. Meningkatkan perlindungan perempuan c. Meningkatkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera d. Meningkatkan pemenuhan hak anak e. Meningkatkan sistem data gender dan anak f. Meningkatkan perlindungan khusus anak g. Meningkatkan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan BPPr & KB Provinsi Sumatera Barat yang dijabarkan dari misi adalah sebagai berikut: a. Mewujudkan kualitas hidup perempuan b. Mewujudkan perlindungan perempuan c. Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera d. Mewujudkan pemenuhan hak anak e. Mewujudkan sistem data gender dan anak f. Mewujudkan perlindungan khusus anak g. Mewujudkan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana 21

29 Sasaran Sasaran pembangunan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana yang akan dicapai dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak adalah: a. Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan b. Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan c. Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera d. Meningkatnya pemenuhan hak anak dan perlindungan anak e. Meningkatnya pemanfaatan data terpilah f. Meningkatnya perlindungan khusus anak g. Meningkatnya kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan Keluarga Berencana 4. Indikator Kinerja Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat sampai dengan tahun 2016 sesuai dengan RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun Adapun tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan RPJMD Provinsi Sumatera Barat dan Renstra SKPD , tabel berikut ini : Tabel Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja No Misi Tujuan Sasaran Indikator Ket 1 Meningkatkan kualitas hidup Perempuan Mewujudkan kualitas hidup perempuan Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) (IKU) 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) (IKU) 3. Persentase organisasi perempuan yang aktif 4. Persentase SKPD yang menerapkan anggaran berbasis gender % % % % 22

30 No Misi Tujuan Sasaran Indikator Ket 2. Meningkatkan Perlindungan Perempuan. 3. Meningkatkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera Mewujudkan perlindungan perempuan Mewujudkan kualitas keluarga Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera Rasio Perempuan korban kekerasan per penduduk (usia 18 tahun ke atas) Persentase Penyedia Layanan Bagi Keluarga Mewujudkan KG dan Hak Anak % % 4. Meningkatkan Pemenuhan Hak anak 5. Meningkatkan Sistem Data Gender dan Anak 6 Meningkatkan Perlindungan Khusus Anak 7 Meningkatkan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana & Mewujudkan pemenuhan anak hak Mewujudkan sistem data gender dan anak Mewujudkan perlindungan khusus anak Mewujudkan pengendalian penduduk dan KB Meningkatnya pemenuhan hak anak dan perlindungan anak Meningkatnya pemanfaatan data terpilah Meningkatnya perlindungan khusus anak Meningkatnya kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpilah Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak (usia kandungan 18 tahun) a. Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia subur (WUS) usia Tahun b. CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) c. Unmet Need (Kebutuhan Ber KB) d. ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun e. Kehamilan yang tidak di inginkan dari WUS (15-19 tahun) f. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) IKU % % % % % % % % % Adapun target kinerja SKPD pada Renstra untuk Periode sesuai RPJMD Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Target Kinerja Jangka Menengah Pelayanan SKPD (Sesuai RPJMD dan Renstra SKPD) No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Kinerja Sasaran Mewujudkan Meningkatnya a. Indeks Pembangunan Gender 94,68 94,76 94,84 94,92 95,00 95,08 kualitas hidup kesetaraan dan (IPG) (IKU) perempuan keadilan gender b. Indeks Pemberdayaan 62,02 62,10 62,18 62,26 62,34 62,42 serta Gender (IDG) (IKU) pemberdayaan c. Persentase organisasi 92,40 94,93 96,20 97,46 98, perempuan perempuan yang aktif 23

31 No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Kinerja Sasaran d. Persentase SKPD yang 89,79 91,83 93,87 95,91 97, menerapkan anggaran berbasis gender 2 Mewujudkan perlindungan perempuan Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan Rasio Perempuan korban kekerasan per penduduk (usia 18 tahun ke atas) Mewujudkan kualitas keluarga 4 Mewujudkan pemenuhan hak anak 5 Mewujudkan sistem data gender dan anak Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera Meningkatnya pemenuhan hak anak dan perlindungan anak Meningkatnya pemanfaatan data terpilah Persentase Penyedia Layanan Bagi Keluarga Mewujudkan KG dan Hak Anak Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpilah ,79 91,83 93,87 95,91 97, Mewujudkan perlindungan khusus anak Meningkatnya perlindungan khusus anak Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak (usia kandungan 18 tahun) Mewujudkan pengendalian penduduk dan KB Meningkatnya kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana a. Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia subur (WUS) usia Tahun b. CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) c. Unmet Need (Kebutuhan Ber KB) d. ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun e. Kehamilan yang tidak di inginkan dari WUS (15-19 tahun) f. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) IKU 2,61 52,5 8,30 21,00 12,40 1,22 2,53 53,90 7,60 18,90 11,00 1,18 2,42 55,40 7,00 17,00 9,70 1,14 2,39 57,00 6,60 15,30 8,50 1,10 2,36 58,60 6,20 13,60 7,30 1,06 2,33 60,20 5,80 11,9 6,10 1,02 INDIKATOR KINERJA UTAMA Pengukuran keberhasilan rencana pembangunan jangka menengah daerah dalam pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah periode tercermin dari capaian indikator kinerja utama yang ditetapkan. Untuk mengukur keberhasilan program pembangunan yang telah ditentukan maka dipilih Indikator Kinerja Utama dan target capaian selama lima tahun ke depan menurut tujuan dan sasaran pada setiap misi. Penetapan kinerja BPPr & KB Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 ditetapkan dengan mengacu kepada sasaran strategis RPJMD, sebagai 24

32 implementasi dari pencapaian sasaran tersebut telah menetapkan sasaran dan indikator kinerja. Untuk mencapai sasaran strategis instansi ditetapkan indikator kinerja utama (IKU) sebagaimana daftar berikut ini : Tabel Indikator Kinerja Utama Provinsi Sumatera Barat Tahun No INDIKATOR TARGET Misi 3: Meningkatkan Sumberdaya Manusia Yang Cerdas, Sehat, Beriman, Berkarakter dan Berkualitas Tinggi 1. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) (%) 1,22 1,18 1,14 1,10 1,06 1,02 2. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 94,68 94,76 94,84 94,92 95,00 95,08 3. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 62,02 62,10 62,18 62,26 62,34 62,42 INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan dalam penyelengaraan pemerintah daerah khususnya dalam pemenuhan kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan umum dan daya saing. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program dan kegiatan prioritas ditetapkan. 25

33 Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah periode yang telah direncanakan. Ukuran keberhasilan/pencapaian suatu daerah membutuhkan indikator yang mampu menggambarkan kemajuan daerah tersebut. Indikator kinerja dimaksud juga diperlukan publik dalam rangka perwujudan akuntabilitas penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Indikator Kinerja Daerah Provinsi Sumatera Barat yang menjadi kewajiban pencapaian Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana secara rinci disajikan sebagai berikut : Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Tabel 2.4 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat Kondisi kinerja awal RPJMD (2015) TARGET KINERJA Kondisi Kinerja Pada Akhir RPJMD (2021) 1. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Jumlah kabupaten/kota layak anak b. Keterwakilan politik perempuan dilembaga parlemen(%) 10,77 10,77 10,77 10,77 10,77 10,77 10,77 c. Rasio perempuan korban kekerasan per 100,000 penduduk (usia 18 tahun keatas) d. Rasio anak yang memerlukan perlindungan khusus per 100,000 anak (usia kandungan 18 tahun) 2. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana a. Contraceptive prevalence rate CPR 51,3 52,5 53,9 55, ,6 60,2 (Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi) (%) b. Unmet need (Kebutuhan ber KB) (%) 9,1 8,3 7,6 7,0 6,6 6,2 5,8 c. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) (%) 1,25 1,22 1,18 1,14 1,10 1,06 1,02 B. RENCANA KINERJA TAHUNAN Dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016, dengan mempertimbangkan segenap sumber daya telah menetapkan Rencana Kerja Tahunan pada tahun Sebelum dilakukan perubahan RPJMD

34 dan Renstra SKPD telah dilakukan penetapan kinerja SKPD dengan Gubernur Sumatera Barat sebagai sebagai berikut : Tabel 2.5. Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (Sebelum Penetapan RPJMD ) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya Indeks a. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 94,24% Pembangunan Gender dan Tahun 2015 Pemberdayaan Gender b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Tahun ,94% 2 Menurunnya lanju pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk 1,34% Tabel 2.6. Rencana Kinerja Tahunan SKPD 2016 (Sebelum Penetapan RPJMD ) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya kesetaraan dan a. Persentase organisasi perempuan yang 90,48% keadilan gender serta aktif pemberdayaan perempuan b. Persentase SKPD yang menerapkan 71,43% anggaran berbasis gender 2 Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan a. Persentase penurunan kasus korban kekerasan terhadap perempuan b. Rasion perempuan korban kekerasan per penduduk usia 18 tahun keatas tingkat provinsi c. Persentase lembaga layanan terhadap perempuan dan anak yang aktif 1,26% 10 orang 75,34% 3 Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera 4 Tersedianya data gender dan anak a. Akseptor Keluarga Berencana a. Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpila 71,43% 5 Meningkatnya pemenuhan hak dan perlindungan anak 6 Meningkatnya perlindungan khusus anak a. Persentase penurunan kasus korban kekerasan terhadap anak b. Persentase Kabupaten dan Kota Layak Anak c. Persentase anak yang memiliki akta kelahiran d. Persentase kelembagaan anak yang aktif a. Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak di tingkat provinsi 1,15% 36,84% 75,50% 75,00% 394 orang 27

35 C. PERJANJIAN KINERJA Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat menyusun perjanjian kinerja ditandatangani oleh Gubernur. Perjanjian Kinerja merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 yang telah ditetapkan. Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis Tahun 2016 mengacu kepada Renstra SKPD Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat tahun yang diturunkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagai dasar untuk mengukur kinerja BPPr&KB untuk Tahun Pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga BerencanaTahun 2016 ini disajikan hasil pengukuran dan analisis indikator kinerja sasaran strategis yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Tahun Mempertimbangkan sumberdaya, telah menetapkan tekad dan janji kinerja yang akan dicapai/diwujudkan selama tahun 2016, merupakan perjanjian kinerja antara Gubernur Sumatera Barat dengan Kepala BPPr & KB sebelum dilakukan penetapan RPJMD sebagai berikut : Tabel 2.7. Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (Sebelum Penetapan RPJMD ) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya Indeks a. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 94,24% Pembangunan Gender dan Tahun 2015 Pemberdayaan Gender b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Tahun ,94% 2 Menurunnya laju pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk 1,34% 28

36 Tabel 2.8. Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Tahun 2016 (Sebelum penetapan RPJMD ) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya kesetaraan dan a. Persentase organisasi perempuan yang 90,48% keadilan gender serta aktif pemberdayaan perempuan b. Persentase SKPD yang menerapkan 71,43% 2 Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan 3 Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera 4 Tersedianya data gender dan anak anggaran berbasis gender a. Persentase penurunan kasus korban kekerasan terhadap perempuan b. Rasion perempuan korban kekerasan per penduduk usia 18 tahun keatas tingkat provinsi c. Persentase lembaga layanan terhadap perempuan dan anak yang aktif 1,26% 10 orang 75,34% a. Akseptor Keluarga Berencana a. Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpila 71,43% 5 Meningkatnya pemenuhan hak dan perlindungan anak 6 Meningkatnya perlindungan khusus anak a. Persentase penurunan kasus korban kekerasan terhadap anak b. Persentase Kabupaten dan Kota Layak Anak c. Persentase anak yang memiliki akta kelahiran d. Persentase kelembagaan anak yang aktif a. Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak di tingkat provinsi 1,15% 36,84% 75,50% 75,00% 394 orang No Program Anggaran Keterangan (Rp) 1 Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas APBD Anak dan Perempuan 2 Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan APBD Gender dan Anak 3 Peningkatan kualitas hidup dan Perlindungan APBD Perempuan 4 Peningkatan peran serta dan kesetaraan APBD Gender dalam pembangunan 5 Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan APBD Anak 6 Keluarga Berencana APBD 7 Kesehatan Reproduksi APBD 8 Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak APBD 9 Peningkatan Penanggulangan Narkoba dan PMS APBD termasuk HIV/AIDS Jumlah Sumber : PK Provinsi Sumatera Barat,

37 Untuk selanjutnya perjanjian kinerja Gubernur Sumatera Barat dengan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencaan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016, sebagaimana terlampir. Sedangkan setelah ditetapkan Renstra SKPD yang mempedomani RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun , telah disempurnakan target kinerja SKPD selama periode RPJMD. Untuk target kinerja SKPD tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 2.9. Target Kinerja SKPD setelah Penetapan RPJMD dan Renstra SKPD No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Mewujudkan Meningkatnya a. Indeks Pembangunan Gender (IPG) (IKU) 94,68% kualitas hidup kesetaraan dan b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) (IKU) 62,02% perempuan keadilan gender c. Persentase organisasi perempuan yang aktif 92,40% serta pemberdayaan d. Persentase SKPD yang menerapkan anggaran 89,79% perempuan berbasis gender 2 Mewujudkan perlindungan Meningkatnya perlindungan Rasio Perempuan korban kekerasan per penduduk (usia 18 tahun ke atas) 49 orang perempuan perempuan dari berbagai tindak kekerasan 3 Mewujudkan kualitas keluarga 4 Mewujudkan pemenuhan hak anak 5 Mewujudkan sistem data gender dan anak Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera Meningkatnya pemenuhan hak anak dan perlindungan anak Meningkatnya pemanfaatan data terpilah Persentase Penyedia Layanan Bagi Keluarga Mewujudkan KG dan Hak Anak 50% Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 7 Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpilah 89,79% 6 Mewujudkan perlindungan khusus anak Meningkatnya perlindungan khusus anak Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak (usia kandungan 18 tahun) 392 orang 7 Mewujudkan pengendalian penduduk dan KB Meningkatnya kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan dan keluarga berencana a. Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia subur (WUS) usia Tahun b. CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) c. Unmet Need (Kebutuhan Ber KB) d. ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun e. Kehamilan yang tidak di inginkan dari WUS (15-19 tahun) f. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) IKU 2,61 52,5 8,30 21,00 12,40 1,22 30

38 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA Akuntabilitas kinerja disusun sebagai wujud pertanggung jawaban keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja yang dilakukan adalah pengukuran pencapaian target kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat Tahun Adapun Metode pengukuran kinerja yang digunakan merupakan metode pengukuran sederhana dengan cara membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase capaian target kinerja adalah: Capaian Kinerja = Realisasi x 100% Target Hasil pengukuran pencapaian indikator kinerja dimaksud digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan mencapai sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPPr&KB Provinsi Sumatera Barat dan menjelaskan atas keberhasilan dan kegagalan dimaksud. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis ditentukan oleh pencapaian kelompok indikator kinerja sasaran strategis yang berkenaan. Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis, digunakan analisa deskriptif dengan ditetapkan klasifikasi penilaian pencapaian indikator kinerja dengan penilaian sebagai berikut : 31

39 Tabel 3.1. Klasifikasi Penilaian No. Klasifikasi Penilaian Predikat 1 85% - 100% Amat Baik 2 69% - 84% Baik 3 53%-68% Cukup 4 < 53% Gagal Analisis pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat untuk tahun 2016 dilakukan terhadap target indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat Tahun yang diturunkan pada Rencana Kerja Tahun 2016 dan Penetapan KinerjaTahun Tabel 3.2. Capaian Kinerja Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (Sebelum Penetapan RPJMD ) Target Realisasi No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Capaian Kategori Meningkatnya Indeks a. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun ,24% 94,74% 100,53% (94,74/9 Amat Baik Pembangunan 4,24) Gender dan Amat Baik Pemberdayaan Gender 2 Menurunnya laju pertumbuhan penduduk b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Tahun ,94% 62,42% 100,77% (62,42/6 1,94) Laju pertumbuhan penduduk 1,34% 1,26% 106,35% (1,34/1,2 6) Amat Baik Penjelasan : capaian kinerja tahun 2016 seluruhnya melebihi target kinerja karena berada di atas 100%. Khusus untuk laju pertumbuhan penduduk terjadi penurun laju pertumbuhan penduduk 6,35% (dibandingkan dengan realisasi capaiannya), maknanya bahwa dapat ditekan pertumbuhan penduduk di tahun yang bersangkutan. Artinya kategori kinerja diperoleh dari BPPr & KB kondisi Amat Baik. 32

40 Sedangkan setelah ditetapkan RPJMD , terjadi perubahan target pada RPMD dan Renstra SKPD bila dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditanda tangani. Akibatnya terjadi perubahan target kinerja tahun 2016 untuk IKU Provinsi Sumatera Barat. Adapun capaian Kinerja menurut RPJMD dan Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Capaian Kinerja Provinsi Sumatera Baat Tahun 2016 (Setelah Penetapan RPJMD ) Target Realisasi No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Capaian Kategori Meningkatnya Indeks a. Indeks Pembangunan 94,68% 94,74% 100,06% Amat Baik Pembangunan Gender Gender (94,74/9 dan Pemberdayaan (IPG) Tahun ,68) Gender b. Indeks Pemberdayaan 62,02% 62,42% 100,64% Amat Baik Gender (IDG) Tahun 2015 (62,42/6 2 Menurunnya laju pertumbuhan penduduk 2,02) Laju pertumbuhan penduduk 1,22% 1,26% 96,83% (1,26/1,2 2) Amat Baik Penjelasan : capaian kinerja tahun 2016 untuk IPG dan IDG Tahun 2015 capaiannya melebihi target kinerja karena berada di atas 100%. Khusus untuk laju pertumbuhan penduduk capaiannya hanya mencapai 96,83 artinya berada dibawah target kinerja, sehingga terdapat selisih atas laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Barat sebesar 3,27% (dibandingkan dengan realisasi capaiannya). Artinya kategori kinerja diperoleh dari BPPr & KB kondisi Amat Baik. Tabel 3.4. Capaian Perjanjian Kinerja SKPD Tahun 2016 (Sebelum Penetapan RPJMD ) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Kategori Meningkatnya a. Persentase organisasi perempuan 90,48% 93,67 103,53% Amat Baik kesetaraan dan yang aktif (74/79) keadilan gender b. Persentase SKPD yang 71,43% 89,79 125,70% Amat Baik serta pemberdayaan perempuan menerapkan anggaran berbasis gender (44/49) 2 Meningkatnya a. Persentase penurunan kasus 1,26% 7,10% 563,50% Amat Baik perlindungan korban kekerasan terhadap (458-33

41 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Kategori perempuan dari perempuan 493/493) berbagai tindak b. Rasion perempuan korban 10 orang 27 orang 37,04% Rendah kekerasan kekerasan per (438/158 penduduk usia 18 tahun keatas 3289) tingkat provinsi c. Persentase lembaga layanan 75,34% 85,00% 112,82% Amat Baik terhadap perempuan dan anak (17/20) yang aktif 3 Meningkatnya a. Akseptor Keluarga Berencana ,63% Baik keluarga kecil bahagia dan sejahtera 4 Tersedianya data gender dan anak a. Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpilah 71,43% 89,79% (44/49) 124,30% Amat Baik 5 Meningkatnya pemenuhan hak dan perlindungan anak a. Persentase penurunan kasus korban kekerasan terhadap anak b. Persentase Kabupaten dan Kota Layak Anak c. Persentase anak yang memiliki akta kelahiran d. Persentase kelembagaan anak yang aktif 1,15% 36,84% 75,50% 75,00% 7,10% ( /496) 31,58% (6/19) 75,50% 85,00% (17/20) 617,39% 85,72% 100% 113,33% Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik 6 Meningkatnya perlindungan khusus anak a. Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak di tingkat provinsi 394 orang 331 orang 119,03% Amat Baik Dari tabel diatas dapat disimpulkan capaian kinerja terhadap 5 sasaran strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 dan indikator kinerja utama menunjukkan gambaran keadaan capaian kinerjanya memperoleh predikat amat baik 10 (sepuluh) indikator, 1 (satu) baik, dan 1 (satu) rendah. 34

42 Tabel 3.5. Capaian Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Target 2016 Realisasi 2016 Capaian (%) Kategori 1. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Jumlah kabupaten/kota layak anak ,71% Amat Baik b. Keterwakilan politik perempuan dilembaga parlemen(%) 10,77 7,38 68,52% Baik c. Rasio perempuan korban kekerasan per 100,000 penduduk (usia 18 tahun keatas) ,48% Amat Baik d. Rasio anak yang memerlukan ,43% Amat Baik perlindungan khusus per 100,000 anak (usia kandungan 18 tahun) 2. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana a. Contraceptive prevalence rate CPR 52,5 48,53 92,44% Amat Baik (Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi) (%) b. Unmet need (Kebutuhan ber KB) (%) 8,3 10,40 79,81% Rendah c. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) (%) 1,22 1,26 103,28% Amat Baik Tabel 3.6. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2016 (Setelah Penetapan RPJMD dan Renstra SKPD ) No Sasaran Strategis Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian (%) Kategori Meningkatnya a. Indeks Pembangunan Gender 94,68% 94,74% 100,06% Amat Baik kesetaraan dan (IPG) (IKU) keadilan gender b. Indeks Pemberdayaan Gender 62,02% 62,42% 100,64% Amat Baik serta pemberdayaan (IDG) (IKU) perempuan c. Persentase organisasi 92,40% 93,67% 101,38% Amat Baik perempuan yang aktif (74/79) d. Persentase SKPD yang 89,79% 89,79% 100,00% Amat Baik menerapkan anggaran (44/49) berbasis gender 2 Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan 3 Meningkatnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera 4 Meningkatnya pemenuhan hak anak dan perlindungan anak Rasio Perempuan korban kekerasan per penduduk (usia 18 tahun ke atas) Persentase Penyedia Layanan Bagi Keluarga Mewujudkan KG dan Hak Anak Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 49 orang 27 orang (438/ ) 50% 95,52% (1516/15 87) 181,48% Amat Baik 191,04% Amat Baik ,71% Amat Baik 35

43 No Sasaran Strategis Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian (%) Kategori Meningkatnya Persentase Satuan Kerja 89,79 89,79% 100% Amat Baik pemanfaatan data Perangkat Daerah Provinsi yang terpilah memiliki data terpilah (44/49) 6 Meningkatnya Rasio Anak yang memerlukan ,42% Amat Baik perlindungan perlindungan khusus per khusus anak anak (usia kandungan 7 Meningkatnya kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana 18 tahun) a. Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia subur (WUS) usia Tahun b. CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) c. Unmet Need (Kebutuhan Ber KB) d. ASFR (Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur) Tahun e. Kehamilan yang tidak di inginkan dari WUS (15-19 tahun) f. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) IKU 2,61 52,5 8,30 21,00 12,40 1,22 2,60 48,53 8,31 11,00 12,40 1,26 100,38% 92,44% 99,88% 181,81% 100% 96,83% Amat baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA TAHUN 2016 Pencapaian kinerja BPPr & KB Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 yang didukung dengan dana APBD Provinsi Sumatera Barat dilaksanakan melalui dua urusan yaitu : a. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak b. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Perbandingan analisa capaian kinerja tahun 2015 dengan 2016 terurai, sebagai berikut: 36

44 Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun 2016 (Penetapan Kinerja sebelum RPJMD ) No Indikator Kinerja (2) 1 - Indeks Pembangunan Gender (IPG) Target Kinerja (3) 72,13% Tahun 2015 Tahun 2016 % Realisasi (4) 94,04% Capaian % (5) 130,38% Target Kinerja (6) 94,24% Realisasi (7) 94,74% Capaian % (8) 100,53% Pencapaian Kinerja (8/5) 77,11% - Indeks Developmen Gender (IDG) 7,02% 67,02% 100% 61,94% 62,42% 100,77% 100,77% - Persentase organisasi perempuan yang aktif 2 Persentase SKPD yang menerapkan anggaran berbasis gender 90,48 % 91,14% (72/79) 51,02 % 89,79% (44/49) 3 Persentase kelembagaan anak yang aktif 94,74 % 100,00% (19/19) 4 - Persentase penurunan kasus korban kekerasan 1,12% 9,21% terhadap perempuan ( )/445 - Persentase Penurunan kasus korban kekerasan terhadap anak 5 Persentase lembaga unit pelayanan terpadu perempuan dan anak yang aktif 6 - Laju pertumbuhan penduduk 1,26% 23,52% ( )/557 95,00% 100% (20/20) 1,34 1,34 100,73% 90,48% 93,67% 103,53% 102,78% 175,99% 71,43% 89,79 125,70% 71,42% 105,55% 75,00% 85,00% (17/20) 822,32% 1,26% (9,21/1,12 ) 1.866% 23,52/1,26 1,15% 7,10% ( /493 ) 7,10% ( / ,33% 107,37% 563,50% 617,39% 63,86% 33,09% 105,00% 75,34% 85,00% 112,82% 107,45 100,00% 1,34 1,26 106,35% 106,35% - Jumlah akseptor KB ,61% (157468/ ) ,63% 81,68% 37

45 Tabel 3.8. Perbandingan Capaian Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun 2016 (Penetapan Kinerja setelah RPJMD ) No Indikator Kinerja (2) 1 - Indeks Pembangunan Gender (IPG) Target Kinerja (3) 72,13 Tahun 2015 Tahun 2016 Realisasi (4) 94,04 Capaian % (5) 130,38% Target Kinerja (6) 94,68% Realisasi (7) 94,74% Capaian % (8) 100,06% % Pencapaian Kinerja (8/5) 76,74% - Indeks Developmen Gender (IDG) 7,02 67,02 100% 62,02% 62,42% 100,64% 100,64% - Persentase organisasi perempuan yang aktif 90,48 % 91,14% (72/79) 100,73% 92,40% 93,67% 101,38% 100,65% 2 Persentase SKPD yang menerapkan anggaran berbasis gender 3 51,02 % 89,79% (44/49) Persentase kelembagaan anak yang aktif 94,74 % 100,00% (19/19) 175,99% 89,79% 89,79% 100% 56,82% 105,55% Persentase penurunan kasus korban kekerasan terhadap perempuan 1,12% 9,21% ( )/ ,32% (9,21/1,12) 1,26% 7,10% ( /493) 563,50% 68,53% - Persentase Penurunan kasus korban kekerasan terhadap anak 1,26% 23,52% ( )/ % 23,52/1,26 1,15% 7,10% ( /496) 617,39% 33,09% 5 Persentase lembaga unit pelayanan terpadu perempuan dan anak yang aktif 95,00% 100% (20/20) 105,00%

46 No Indikator Kinerja (2) 6 - Laju pertumbuhan penduduk Target Kinerja (3) 1,34 Tahun 2015 Tahun 2016 Realisasi (4) 1,34 Capaian % (5) 100,00% Target Kinerja (6) 1,22 Realisasi (7) 1,26 Capaian % (8) 96,83% % Pencapaian Kinerja (8/5) 96,83% - Jumlah akseptor KB ,61% (157468/ )

47 Berikut disajikan hasil pengukuran kinerja beserta analisa Pencapaian Kinerja per sasaran Strategis : Sasaran Strategis 1 Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan Pada prinsipnya, perempuan di Indonesia khususnya Sumatera Barat, memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Dasar yang menjamin bahwa seluruhwarga Negara sama kedudukannya dimuka hukum. Disamping itu, Indonesia telah meratifikasi konvensi PBB untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Kenyataanya telah dibuktikan bahwa perempuan telah banyak mengalami kemajuan dalam ketenagakerjaan. Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan salah satu ukuran tingkat capaian keberhasilan pembangunan yang sudah mengakomodasi persoalan gender. Jadi IPG adalah ukuran pembangunan manusia berbasis gender dilihat dari tiga dimensi capaian dasar manusia yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. Indeks Pemberdayaan Gender atau yang disingkat IDG adalah indeks komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi yang disebut sebagai dimensi IDG. berikut : Untuk melihat gambaran IPG tahun 2010 s.d 2015 adalah sebagai Tabel 3.9. Realisasi IPG dan IDG Sumatera Barat antara tahun No Indikator Kinerja Indeks Pembangunan 1 Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan 2 Gender (IDG) Sumber data : BPS ,98 92,82 92,98 93,02 94,04 94,74 63,04 64,62 65,22 65,40 61,86 62,42 40

48 Tabel Realisasi IPG dan IDG Nasional antara tahun No Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Sumber data : BPS ,42 89,52 90,07 90,19 90,34 91,03 68,15 69,14 70,07 70,46 70,68 70,83 Dari tabel 3.9 diatas dapat digambarkan bahwa Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) tahun 2010 s.d 2015 capaiannya selalu meningkat/ naik dari tahun sebelumnya, artinya implementasi terhadap pembangunan gender di Sumatera Barat telah terwujud dan mencapai sasaran dari program kesetaraan gender dalam pembangunan. Sedangkan menurut Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mulai tahun 2001 s.d 2013 terjadi peningkatan setiap tahunnya dan tetapi di tahun 2014 bahwa IDG Provinsi Sumatera Barat menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,51% dan tahun 2015 naik kembali menjadi 62.42, maka hal ini dipengaruhi oleh keterwakilan perempuan di lembaga legislatif rendah hanya mencapai 7,38% di Provinsi Sumatera Barat. Jika dibandingkan dengan realisasi Nasional 2010 s.d 2015 dapat disimpulkan bahwa capain IPG Provinsi Sumatera Barat diatas rata-rata nasional, dan malahan pada tahun 2015 capaiannya merupakan urutan pertama di Nasional dengan nilai tertinggi 94,74. Selanjutnya IDG Provinsi Sumatera Barat dibanding dengan Nasional tahun 2010 s.d 2015, maka IDG Provinsi Sumatera Barat berada di bawah capaian nasional, artinya pemberdayaan gender di Sumatera Barat masih kurang dan belum optimal, salah satunya adalah masih rendahnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Jika dibandingkan dengan Jambi, dapat dilhat dibawah ini : Tabel Pembandingan antara IPG dan IDG Sumatera Barat dengan Jambi tahun IPG IDG TAHUN SUMATERA BARAT JAMBI SUMATERA BARAT JAMBI ,98 83,04 63,04 57, ,82 83,94 64,62 58, ,98 85,91 65,22 61, ,02 87,69 65,40 66,19 41

49 IPG IDG TAHUN SUMATERA BARAT JAMBI SUMATERA BARAT JAMBI ,04 87,88 61,86 61, ,74 88,44 62,42 62,43 Dari tabel 3.11 diatas dapat digambarkan bahwa Indikator Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2010 s.d 2015 Provinsi Sumatera Barat melebihi capaian kinerja dari Provinsi Jambi, sedangkan untuk IDG tahun 2010 s.d 2012 berada diatas capaian Jambi dan bahkan di tahun 2013 s.d 2015 IDG Provinsi Jambi lebih tinggi dari Sumatera Barat capaiannya kinerja Provinsi Jambi. Hal ini diperhatikan bahwa pemberdayaan gender Sumatera Barat masih berada di bawah Provinsi Jambi Untuk menilai pengaruh Indeks Pemberdayaan Gender terhadap suatu daerah dan hubungannya dengan IPG, bisa dibandingkan dan di analisa dengan analisis quadran.klarifikasi Provinsi-Provinsi di Indonesia di bagi kedalam 4 kuadran dengan menggunakan nilai nasional sebagai cut off point. Ke Empat kuadran itu adalah sebagai berikut : 1. Kuadran I : IPG tinggi dan IDG tinggi 2. Kuadran II : IPG rendah dan IDG tinggi 3. Kuadran III : IPG rendah dan IDG rendah 4. Kuadran IV : IPG tinggi dan IDG rendah Jika dilihat dari trend kinerja tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat beberapa indikator-indikator yang mengalami peningkatan setiap tahunnya, berikut perbandingan dengan IDG dan IPG secara Nasional.Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No Tabel Perbandingan IDG dan IPG Nasional dengan Sumatera Barat Indikator SUM- SUM- SUM- SUM- SUM- NAS NAS NAS NAS NAS BAR BAR BAR BAR BAR 1 IPG 92,82 89,52 92,98 90,07 93,02 90,19 94,04 90,34 94,74 91,03 2 IDG ,22 70,07 65,40 70,46 61,86 70,68 62,42 70,83 Kuadran IV IV IV IV IV Sumber : BPS 42

50 Dari tabel diatas dapat dilihat, Provinsi Sumatera Barat masuk dalam kuadran IV yaitu IPG tinggi dan IDG rendah. Ini berarti pembangunan manusia berbasis gender di Provinsi Sumatera Barat sudah berjalan dengan baik, di tandai dengan nilai IPG di atas cut off point (IPG Nasional ), namun kondisi tersebut tidak diikuti oleh pemberdayaan gender yang tercermin dari nilai IDG yang rendah. Salah satu penyebab masih rendahnya IDG di Sumbar jika dibandingkan Nasional adalah, karena masih rendahnya keterwakilan perempuan di bidang politik, dimana keterwakilan perempuan di bidang politik untuk Provinsi Sumatera Barat baru sebanyak 7,38% dari anggota legislatif. sedangkan untuk Pejabat Struktural di lingkup Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat, dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini : Tabel Komposisi Pejabat Struktural Di Provinsi Sumatera Barat NO JABATAN ESELON TOTAL LAKI - LAKI PERSENTASE PEREMPUAN PERSENTASE ESELON II ,49 88, , ESELON III ,73 70, ,27 29,43 3 ESELON IV ,59 57, ,41 42,16 Komposisi Pejabat Struktural Pemerintah Daerah Prov. Sumbar Tahun 2015 dan ESELON II ESELON III ESELON IV Laki-laki Perempuan 43

51 Pejabat Struktural Perempuan Pemerintah Daerah Prov. Sumbar Tahun 2015 dan ESELON II ESELON III ESELON IV No 1. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya IDG merupakan ukuran komposit yang dapat digunakan untuk mengkaji sejauh mana persamaan peranan perempuan dalam proses pengambilan keputusan serta kontribusi dalam aspek ekonomi maupun sosial, sehingga bisa menggambarkan keterlibatan perempuan dalam bidang politik melalui indikator persentase perempuan di parlemen. Untuk meningkatkan kualitas dan sumberdaya dan peran perempuan untuk terciptanya kesejahteraan dan peran aktif dari organisasi perempuan di Sumatera Barat. Indikator yang mendukungnya adalah persentase organisasi perempuan yang masih aktif atau masih eksis keberadaan dalam pemberdayaan perempuan. Dibawah ini merupakan capaian target kinerja sebagai berikut : Indikator Kinerja Persentase organisasi perempuan yang aktif Tabel Indikator Kinerja Organisasi Perempuan yang Aktif Organisasi Perempuan Yang Aktif 2015 Yang Aktif Realisasi Tahun ,67% (74/79) Capaian 101,38% Ket Amat Baik Capain kinerja tersebut merupakan data jumlah organisasi perempuan sebanyak 79 organisasi sedangkan dikategorikan masih aktif perannya sebagai kelembagaan organisasi perempuan 2015 sebanyak 72 organisasi sedangkan di 44

52 tahun 2016 menjadi 74 organisasi perempuan. Untuk meningkatkan persentase organisasi perempuan yang aktif, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana telah melaksanakan pembinaan kepada organisasi perempuan Provinsi Sumatera Barat, sesuai dengan target dari Indikator Kinerja yang telah di tetapkan pada Penetapan Kinerja Tahun Tabel Indikator SKPD Yang Menerapkan Anggaran Berbasis Gender No 1. Indikator Kinerja Persentase SKPD Yang Menerapkan Anggaran Berbasis Gender Jumlah SKPD SKPD Punya GBS 2015 SKPD Punya GBS Realisasi 89,79% (44/49) Capaian 100,00% Selanjutnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2016 telah menyerah penghargaan pembangunan gender di Provinsi Sumatera Barat yaitu Anugerah Prahita Ekapraya (APE) Tahun 2016 yang diserahkan oleh Wakil Presiden kepada Gubernur Sumatera Barat. Ket Amat Baik Sasaran Strategis 2 Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan Kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak azazi manusia, pelanggaran norma sosial dan kemanusiaan. Perempuan sampai dengan sekarang masih sering mengalami berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi dalam lingkup sosial dan budaya, baik yang terjadi di lingkungan rumah tangga maupun di luar rumah tangga. Perlindungan terhadap perempuan dari segala tindak kekerasan sangat dibutuhkan karena kekerasan terhadap perempuan merupakan kasus terbesar dari tindak kekerasan yang dilaporkan. Kekerasan terhadap perempuan terjadi sebagai dampak ketimpangan dalam hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, yang berakibat pada timbulnya dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan dan hambatan bagi kemajuan perempuan. Untuk memberikan jaminan perlindungan kepada warga Negara, maka pada tanggal 22 September 2004 telah diterbitkan Undang-Undang No

53 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Melalui Undang-Undang ini Pemerintah telah berupaya agar perempuan memperoleh perlindungan terutama dalam kehidupan rumah tangganya dan juga merupakan jaminan dari Negara dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap kasus kekerasan dalam Rumah Tangga, serta mengatur perlindungan dan hak-hak korban, saksi dan pendamping korban. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pencegahan, penanganan, pemberdayaan perempuan atas korban kekerasan serta meningkatkan efektifitas lembaga koordinasi layanan korban kekerasan terhadap perempuan, telah dilakukan upaya dan tindak lanjut atas perlindungan perempuan dianggarkan untuk melaksanakan sasaran strategis ini. Indikatornya adalah : Rasio perempuan korban kekerasan per 1000 penduduk perempuan usia 18 tahun ke atas di tingkat daerah Kab/Kota (Prov ) 27 orang = = Jumlah Perempuan Korban Kekerasan x Jumlah Penduduk Perempuan Usia 18 Tahun keatas di Provinsi 438 x Keterangan : - Jumlah Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2016 = 438 orang (Sumber Polda Sumbar) - Jumlah Penduduk Perempuan Usia 18 Tahun keatas di Provinsi = (SBDA 2016) Berdasarkan penghitungan indikator sasaran di atas, maka didapatkan rasio perempuan korban kekerasan per penduduk perempuan usia 18 tahun ke atas di tingkat daerah Kab/Kota adalah sebanyak 27 orang No 1. Indikator Kinerja Rasio perempuan korban kekerasan per penduduk (usia 0-18 tahun keatas) Tabel Indikator Rasio perempuan korban kekerasan per penduduk (usia 0-18 tahun keatas) Jumlah Penduduk Perempuan Perempuan Korban Kekerasan 2015 Perempuan Korban Kekerasan 2016 Target Tahun 2016 Realisasi Tahun 2016 Capaian orang 438 orang 49 orang 27 orang 181,48% 46

54 Data terkait dengan kekerasan perempuan yang terdiri dari kekerasan terhadap perempuan, perempuan sebagai pelaku dan perempuan sebagai korban untuk tahun 2014 s.d 2016, dapat dilihat pada tabel berikut ini. NO Kabupaten/Kota Tabel Data Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2014 s.d 2016 Kekerasan Terhadap Perempuan Perempuan Sebagai Pelaku Perempuan Sebagai Korban PROVINSI PADANG BUKIT TINGGI PESISIR SELATAN PASAMAN PAYAKUMBUH PADANG PARIAMAN TANAH DATAR SIJUNJUNG KOTA SOLOK AGAM KEP. MENTAWAI PASAMAN BARAT LIMA PULUH KOTA PARIAMAN PADANG PANJANG SAWAH LUNTO DHARMASRAYA SOLOK SOLOK SELATAN JUMLAH Ket Sumber : Polda Sumbar 2016 Berdasarkan data tabel kekerasan terhadap perempuan, bahwa pada tahun 2014 s/d 2016 terjadi penurunan kasus kekerasan terhadap perempuan yang sangat signifikan yaitu dari 705 kasus menjadi 442 kasus. Begitu juga dengan kasus kekerasan perempuan sebagai pelaku maupun perempuan sebagai korban juga mengalami penurunan yang sangat signifikan yakni pada tahun 2014 terdapat 787 kasus kekerasan perempuan sebagai korban menjadi 438 kasus pada tahun 2016 dan kasus perempuan sebagai pelaku pada tahun 2014 terdapat 229 kasus menjadi 104 kasus pada tahun

55 Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pencegahan, penanganan, pemberdayaan perempuan atas korban kekerasan serta meningkatkan efektifitas lembaga koordinasi layanan korban kekerasan terhadap perempuan, dan upaya tindak lanjut atas perlindungan perempuan yang dianggarkan anggaran untuk melaksanakan sasaran strategis ini telah berjalan efektif. Selanjutan juga telah melakukan Sertifikasi ISO untuk Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Barat di tahun 2016, sebagai langkah pelayanan penanganan kasus-kasus perempuan dan anak di Sumatera Barat. Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera Perempuan harus diberi peran untuk lebih mandiri sehingga dengan demikian kualitas keluarga dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan akan meningkat. Keberhasilan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan perempuan akan mengarah pada kesetaraan gender agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, politik, dan kesamaan menikmati hasil pembangunan. Kualitas keluarga dapat dinilai dari banyaknya lembaga layanan yang menyediakan layanan keluarga dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender industri rumahan yang dikelola oleh perempuan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat Tahun Berikut disajikan tabel realisasi kinerja sampai Tahun 2016: Tabel Indikator Kinerja Kualitas Keluarga No 1 Indikator Kinerja Persentase Penyedia Layanan Bagi Keluarga Mewujudkan KG dan Hak Anak Kelompok BKB 2016 BKB yang Aktif 2016 Target 2016 Realisasi (%) ,00% 95,52% Capaian Kinerja (%) 191,04% Ket Amat Baik 48

56 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Bina Keluarga Balita (BKB) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 sejumlah 1.587, sedangkan yang aktif/melapor di tahun 2016 sebanyak Capaian kinerja melebih target yang telah ditetapkan 45,52% (95,52-50,00) dengan capaian kinerja adalah 191,04%. Sasaran Strategis 4 Meningkatnya pemenuhan hak anak dan perlindungan anak Untuk meningkatkan pemenuhan hak dan perlindungan anak serta kesejahteraan anak supaya terwujudnya anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia, serta melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi. Oleh sebab itu dalam rangka pemenuhan hak anak, termasuk anak dalam kondisi khusus dan perlindungan anak telah dilakukan beberapa upaya dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Langkah-langkah dilakukan untuk pencapaian kinerja program dan kegiatan telah dilakukan penyusunan, pengkoordinasian, dan harmonisasi berbagai kebijakan pelaksanaan pemenuhan hak anak, termasuk kebijakan perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan sebagai acuan bagi Pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan Organisasi. Selanjutnya pendampingan teknis dalam penyusunan program, kegiatan dan anggaran pemenuhan hak dan perlindungan anak pada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kota Layak Anak adalah suatu kota yang mengintegrasikan mulai dari perencanaan, pengganggaran, pelaksanaan dengan melibatkan berbagai unsur baik pemerintah/swasta, media masa termasuk anak itu sendiri dan lain-lain dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak anak. Tabel Realisasi Kinerja Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) No 1 Indikator Kinerja Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Jumlah Kabupaten/Kota Realisasi Kabupaten/Kota Layak Anak Capaian ,71% Amat Baik Amat Baik 49

57 Kota yang telah menerima penghargaan menuju Kota Layak Anak di Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 sebagaiberikut : 1. Kota Padang 2. Kota Pariaman 3. Kota Bukittinggi 4. Kota Payakumbuh 5. Kota Sawahlunto 6. Kota Padang Panjang Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Pemanfaatan Data Terpilah Data adalah kumpulan nilai variabel yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif. Ringkasan data kuantitatif dinamakan statistik. Data terpilah adalah nilai variabel-variabel yang terpilah menurut berbagai jenis ciri atau karakteristik. Pada umumnya, pemilahan ini dilakukan apabila kita akan melokalisasi atau mempersempit ruang pemecahan masalah pembangunan di suatu bidang tertentu. Capaian kinerja terhadap SKPD Provinsi yang memiliki data terpilah sebanyak 44 SKPD tahun 2016, data sebagai berikut : Tabel Capaian Kinerja Data Terpilah No 1 Indikator Kinerja Persentase SKPD Provinsi yang memiliki data terpilah SKPD Provinsi SKPD Provinsi Data Terpilah Target Realisasi Capaian ,79% 89,79% 100,00% Data dapat dipilah menurut berbagai ciri atau karakterisrik tergantung pada jenis analisis yang akan dilakukan. Bila akan melakukan analisis gender, data perlu dipilah menurut jenis kelamin. Untuk melakukan analisis tentang kesenjangan alokasi pembangunan atau analisis spesial, data perlu dipilah 50

58 menurut wilayah. Begitu pula analisis dapat dilakukan berdasarkan umur atau waktu kejadian seperti analisis kohort dan analisis deret waktu atau analisis time series. Data gender adalah data mengenai hubungan relasi dalam status, peran, dan kondisi antara laki-laki dan perempuan. Data terpilah menurut jenis kelamin dapat membuka wawasan tentang adanya kesenjangan gender. Pemilahan menurut jenis kelamin di berbagai bidang dapat menunjukkan status, peran, kondisi dan kebutuhan masyarakat perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang pembangunan, serta permasalahan yang dihadapi dalam upaya mengurangi kesenjangan. Pemilahan data menurut jenis kelamin merupakan prasyarat utama dilakukannya analisis gender yang bermanfaat dalam penyusunan analisis kebijakan dan penyusunan anggaran yang responsif gender Data terpilah sangat bermanfaat untuk menyusun analisis gender dalam penyusunan penganggaran yang reponsif gender (PPRG) yang ditunjukkan dalam Gender Budget Statement (GBS) dan penyusunan reformulasi kebijakan agar responsif gender dengan menggunakan alat analisis antara lain Gender Analysis Pathway (GAP). Setelah jenis data dan indikator kinerja ditentukan, perbedaan peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dengan menghitung kesenjangan gender. Data pelaku pembangunan dan indikator kinerja dipilah menurut laki-laki dan perempuan. Kemudian, kesenjangan gender dapat diukur dengan cara membandingkan indikator kuantitatif seperti rasio dan persentase serta dengan cara melakukan analisis isi secara kualitatif terhadap dokumen hasil kegiatan pembangunan. Sasaran Strategis 6 Meningkatnya perlindungan khusus anak Indikator sasaran yang digunakan untuk mengukur terhadap perlindungan khusus anak adalah : Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak usia 0-18 di tingkat Daerah Provinsi dengan rumus sebagai berikut : 51

59 Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per anak usia 0-18 di tingkat Daerah Provinsi = Jumlah anak yang memerlukan perlindungan khusus x Jumlah Penduduk Anak Usia 0-18 Tahun di Provinsi 331 orang = x Keterangan : A. Jumlah anak yang memerlukan perlindungan khusus sebagai berikut : 1. Anak yang berhadapan dengan hukum =614 ( ) (Anak sebagai pelaku + anak sebagai korban) 2. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika =9 3. Anak dengan HIV/AIDS = 0 4. Anak Korban Kekerasan fisik dan / atau psikis = Anak Penyandang Disabilitas = Jumlah = Jumlah Penduduk Anak Usia 0-18 Tahun di Provinsi 2016= NO Berdasarkan penghitungan indikator sasaran di atas, maka didapatkan rasio anak yang memerlukan perlindungan khusus korban kekerasan per penduduk perempuan usia 18 tahun ke atas di tingkat daerah Kab/Kota adalah sebanyak 331 orang. Selanjutnya data kekerasan terhadap anak sebagai berikut : Kabupaten/Kota Tabel Data Kekerasan Terhadap Perempuan Anak Kekerasan Terhadap Anak Tahun 2014 s.d 2016 Anak Sebagai Pelaku Anak Sebagai Korban PROVINSI PADANG BUKIT TINGGI PESISIR SELATAN PASAMAN PAYAKUMBUH PADANG PARIAMAN Ket 52

60 NO Kabupaten/Kota Kekerasan Terhadap Anak Anak Sebagai Pelaku Anak Sebagai Korban TANAH DATAR SIJUNJUNG KOTA SOLOK AGAM KEP. MENTAWAI PASAMAN BARAT LIMA PULUH KOTA PARIAMAN PADANG PANJANG SAWAH LUNTO DHARMASRAYA SOLOK SOLOK SELATAN JUMLAH Ket Sumber : Polda Sumbar 2016 Berdasarkan data tabel kekerasan terhadap anak, bahwa pada tahun 2014 s/d 2016 terjadi penurunan kasus kekerasan terhadap anak signifikan yaitu dari 496 kasus menjadi 394 kasus. Begitu juga dengan kasus kekerasan anak sebagai pelaku terjadi peningkatan tahun 2016 dari 128 kasus menjadi 156 kasus. Sedangkan anak sebagai korban juga mengalami penurunan yang sangat signifikan yakni pada tahun 2016 terdapat 458 jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 493 anak sebagai korban. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pencegahan, penanganan terhadap perlindungan khusus anak baik atas korban kekerasan serta meningkatkan efektifitas lembaga koordinasi layanan perlindungan khusus anak, dan upaya tindak lanjut atas perlindungan khusus anak dianggarkan untuk melaksanakan sasaran strategis ini telah berjalan afektif. 53

61 No Sasaran Strategis 7 Meningkatnya kualitas kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana Salah satu urusan wajib yang diselenggarakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, telah melaksanakan urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Pertumbuhan jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan kualitas penduduk. Hal ini terlihat pada Human Development Indeks (HDI) Indonesia yang menduduki peringkat 124 dari 187 negara, serta masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan resiko 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu dekat) untuk melahirkan. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2016 sebesar 1,26%. Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Untuk mengukur indikator kinerja pengendalian penduduk dan keluarga berencana masih ada indikator kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS belum ada data capaian tahun Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Perbandingan Realisasi 2015 dengan Capaian Realisasi 2016 Indikator Sasaran Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 Capaian 2016 (%) Naik/Turun ( ) a. Total Fertility Rate (TFR) per Wanita Usia subur (WUS) usia Tahun b. CPR (Prevalensi Pemakaian Alat Kontrasepsi) c. Unmet Need (Kebutuhan Ber KB) 2,61 52,5 9,10 2,61 52,5 8,30 2,60 48,53 8,31 100,38% 92,44% 99,88% -0,01-3,97-0,79 d. ASFR (Angka Kelahiran 23,40 21,00 11,00 181,81% -12,4 Menurut Kelompok Umur) 54

Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar 1. Pendahuluan Dinas Pendidikan adalah salah satu Satuan kerja Perangkat Daerah yang ada dalam lingkungan Pemerintah Daerah kabupaten Tanah Datar yang beralamat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPr&KB) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008, tentang Kecamatan Bab I, Pasal 1 angka 5 menyebutkan bahwa Kecamatan atau dengan sebutan lain wilayah

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SIJUNJUNG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SIJUNJUNG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SIJUNJUNG No Nama Jabatan Tugas Pokok Fungsi Uraian Tugas Ket. 1 Kepala Dinas Kepala Dinas Pengendalian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 217-221 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAROS DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar belakang...

Lebih terperinci

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya 0 I-1 Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya telah mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jl. Raya Ratahan Belang Kel. Wawali Pasan Lingk. V Kec. Ratahan 95695

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 53, 2014 Menimbang : G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI

Lebih terperinci

PROFIL BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN TANAH DATAR

PROFIL BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN TANAH DATAR PROFIL BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN TANAH DATAR Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal (Bappeda dan PM) Kabupaten Tanah Datar beralamat di Jalan Sultan Alam Bagagarsyah Pagaruyung

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA,

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA, KATA PENGANTAR Assamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas ijinnya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun BAB I PENDAHULUAN Kedudukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) memiliki 3 (tiga) landasan utama yaitu : transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Akuntabilitas

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG 1.1. LATAR BELAKANG BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008 No. Urut: 03 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG Inspektorat Kota Serang Fungsi pengawasan di Kota Serang mulai diselenggarakan sejak tahun 2007. Sejalan dengan reformasi otonomi daerah yang didasarkan atas azas desentralisasi

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA - SKPD )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA - SKPD ) RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA - SKPD ) TAHUN 2010 2015 KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN MUSI MUSI RAWAS Jl. Poros Muara Beliti Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DAN AKADEMI KEBIDANAN KABANJAHE BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH D I S U S U N O L E H : BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 104 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR AssalamualaikumWrWb, Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 23, 2015 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kampar Nomor 06 Tahun 2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Susunan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kampar Nomor 06 Tahun 2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Susunan BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Inspektorat Kota Bangkinang Inspektorat Kabupaten Kampar dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 64 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA Jln.Kayangan No. 256 Telp. (0484) Watansoppeng 90811

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA Jln.Kayangan No. 256 Telp. (0484) Watansoppeng 90811 PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA Jln.Kayangan No. 256 Telp. (0484) 21178 Watansoppeng 90811 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

1. Camat mempunyai tugas pokok : Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang. dilimpahkan Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan

1. Camat mempunyai tugas pokok : Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang. dilimpahkan Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan Tugas Pokok 1. Camat mempunyai tugas pokok : Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. 2.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

Adapun tugas-tugas yang dilaksanakan sesuai kewenangan yang diberikan untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Adapun tugas-tugas yang dilaksanakan sesuai kewenangan yang diberikan untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di wilayah Kabupaten Bandung, bahwa Camat dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

-1- BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG -1- BHINNEKA TU L NGGA IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DATA INFORMASI PUBLIK OPD KANTOR CAMAT IV NAGARI

DATA INFORMASI PUBLIK OPD KANTOR CAMAT IV NAGARI DATA INFORMASI PUBLIK OPD KANTOR CAMAT IV NAGARI 1. Kedudukan, domisili dan alamat lengkap Kantor Camat IV Nagari Jln. Protokol Pantai cermin Nagari Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Provinsi

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi Dasar Hukum Peraturan Bupati Nomor 07 Tahun 2009 tentang rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di wilayah Kabupaten Bandung. Camat Camat mempunyai tugas

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Lebih terperinci

REVIEU MATRIK RENSTRA

REVIEU MATRIK RENSTRA REVIEU MATRIK RENSTRA 016-01 SKPD : VISI : MISI : 1 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana Kabupaten Sidoarjo yang Inovatif, Mandiri, Sejahtera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Satuan Kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis

Lebih terperinci

Praja Wibawa 1950

Praja Wibawa 1950 Praja Wibawa 1950 2 0 1 6 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, Provinsi Sumatera Barat dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 Bagian Umum TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci