BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Potensi Pengembangan Peternakan Sapi Usaha ternak merupakan suatu proses mengkombinasikan faktor-faktor produksi berupa lahan, ternak, tenaga kerja, dan modal untuk menghasilkan produk peternakan. Para peternak mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut untuk memproduksi produk peternakan yang diinginkan. Baik atau tidaknya peternak dalam melaksanakan proses tersebut akan mempengaruhi keberhasilan mereka. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur, yaitu bibit, pakan, dan manajemen atau pengelolaan. Manajemen mencakup pengelolaan perkawinan, pemberian pakan, perkandangan, dan kesehatan ternak. Manajemen juga mencakup penanganan hasil ternak, pemasaran, dan pengaturan tenaga kerja. 4 Hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang bersifat teknis yang dilakukan oleh peternak. Peternak sebagai pelaksana teknis dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam peternakan dituntut untuk dapat melaksanakannya sebaik mungkin demi memperoleh produk peternakan yang diharapkan. Peternak memilih mengusahakan ternak sapi bukan tanpa alasan, mereka memiliki tujuan tertentu, salah satunya adalah untuk memperoleh pendapatan. Besarnya kontribusi ternak sapi terhadap pendapatan bergantung pada jenis sapi yang dipelihara, cara pemeliharaan, dan alokasi sumber daya yang tersedia di masing-masing wilayah. 5 4 Achmad Suryana, 2004, Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis dengan Pola Kemitraan, Jurnal Litbang Pertanian, hal Achmad Suryana, ibid, hal

2 Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah yang penduduknya menjadi peternak sapi. Sebagian besar penduduk yang berprofesi sebagai petani menjadikan usaha peternakan sebagai usaha yang mereka jalankan bersanding dengan usaha pertanian mereka. Populasi sapi perah pada tahun 2006 adalah ekor, dengan produksi susu ton serta jumlah peternak orang (Laporan Tahunan Dinas Peternakan Prov. Jawa Tengah 2006). 6 Berdasarkan pada informasi tersebut, kita dapat mengetahui adanya peternakan sapi perah yang ada di Jawa Tengah. Hal ini tentunya menjadikan Kecamatan Getasan sebagai salah satu bagian dari Propinsi Jawa Tengah juga menjadi salah satu wilayah yang memiliki peternakan sapi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Getasan, populasi sapi yang ada di Kecamatan Getasan pada tahun 2011 mencapai ekor sapi perah dan 855 ekor sapi pedaging. Jumlah peternak sapi di Kecamatan Getasan sendiri mencapai yang terdiri dari rumah tangga masyarakat dan beberapa peternakan sapi. Jumlah ini dinilai akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertambahan jumlah sapi yang dimiliki oleh peternak dinilai menjadi salah satu indikator semakin meningkatnya kontribusi usaha peternakan sapi perah dalam memberikan pendapatan bagi peternak di Kecamatan Getasan. Keuntungan yang diperoleh oleh peternak tidak hanya berasal dari penjualan susu sapi produksinya. Peternak yang memelihara sapi perah juga dapat memperoleh penghasilan lain. Jika sapi perah melahirkan anak sapi atau sering disebut 6 Pranowo, 2010, Prospek Pengembangan Sapi Perah di Jawa Tengah, 13

3 pedet, maka mereka dapat menjualnya atau mengembangkannya sendiri. Anak sapi berkelamin betina dapat dimanfaatkan sebagai calon induk baru dan anak sapi berkelamin jantan dapat dimanfaatkan sebagai sapi pedaging yang nantinya dapat dijual. Peternak yang memanfaatkan anak sapi berkelamin jantan sebagai sapi pedaging biasanya memanfaatkan situasi-situasi tertentu dalam menjual sapi mereka seperti pada saat hari raya atau momen-momen lain yang membutuhkan daging sapi. Biasanya, pada saat tersebut terjadi kenaikan permintaan daging sapi. Peternak juga dapat memperoleh keuntungan dari limbah kotoran sapi yang mempunyai nilai jual karena sering dimanfaatkan sebagai pupuk kandang untuk pertanian. Selain keuntungan yang dapat diperoleh peternak, usaha sapi perah juga dapat memberikan keuntungan bagi pihak lain yang berhubungan dengan sapi perah. Ada pengumpul-pengumpul dan pengecer-pengecer susu sapi yang menjadikan susu sapi sebagai komoditas usaha mereka. Ada pula makelarmakelar sapi yang menjadikan sapi sebagai komoditas dagang mereka, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Masih ada pihak lain seperti petani yang memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk kandang untuk tanaman yang mereka tanam. Selain susu segar yang diperoleh peternak sapi perah, daging juga diperoleh dari penggemukan sapi perah jantan serta kotoran untuk pupuk kandang dan biogas. Hal inilah yang mendorong peternak sapi perah untuk tetap mempertahankan usahanya dalam bidang peternakan sapi perah. 7 7 Pranowo, op. cit. 14

4 Melihat dari sekian banyak hasil dari peternakan sapi, yang paling banyak dijadikan komoditas bisnis di Kecamatan Getasan adalah susu sapi. Susu sapi hasil produksi peternak atau dikenal sebagai susu segar ini banyak dijadikan pelaku-pelaku usaha sebagai komoditas usahanya. Nilai susu sapi menjadi salah satu perhatian penting dalam hal ini. Daya tawar dan nilai tambah dari susu sapi juga menjadi satu perhatian dalam pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Daya tawar adalah pencapaian posisi relatif perusahaan dalam industri dari segi jumlah pemasok, jumlah pasokan, penentuan harga, kualitas dan produk. 8 Mengacu pada pengertian tersebut, produsen susu sapi yang dalam hal ini adalah peternak sapi perah ingin memposisikan produknya dalam jumlah, harga dan mutu produk pada level tertentu. Peternak ingin susu sapi yang mereka produksi laku dipasaran dengan harga yang setinggi-tingginya. Supaya tujuan tersebut dapat dicapai, mereka harus melaksanakan pemeliharaan sapi perah dengan perlakuan-perlakuan tertentu untuk dapat mencapai mutu susu sapi yang diharapkan dapat dihargai sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Peternak sapi perah yang dapat memproduksi susu sapi dengan mutu yang tinggi dapat menjadikan susu sapi hasil produksinya mempunyai daya tawar yang tinggi pula. Nilai tambah dalam artian produksi diartikan sebagai nilai yang muncul dari pengurangan nilai penjualan produk dikurangi dengan nilai masukan utama dan nilai barang tersebut ketika masih menjadi barang setengah jadi. Nilai tambah jika dikaji dari artian perdagangan dapat diartikan sebagai hasil pengurangan nilai penjualan dikurangi dengan nilai pembelian suatu barang. 9 8 Rahayu, 2011, Analisis Rantai Nilai Susu Siap Minum, Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, hal Rahayu, ibid, hal

5 Nilai tambah susu sapi dalam artian produksi susu sapi sangat diharapkan oleh pihak-pihak yang menggunakan susu sapi sebagai bahan baku produksi mereka. Pihak-pihak dalam hal ini seperti perusahaan susu kemasan siap minum, susu kaleng, susu bubuk, produsen keju dan yogurt serta perusahaan-perusahaan lain yang menggunakan susu sapi sebagai bahan baku produksi. Nilai tambah dalam artian perdagangan merupakan nilai tambah yang diharapkan oleh pihakpihak yang menjadikan susu sapi sebagai komoditas usahanya yang dalam hal ini mereka tidak merubah bentuk susu sapi tersebut kedalam bentuk lain. Geliat usaha yang menggunakan susu sapi sebagai komoditas usaha baik produsen suatu produk maupun usaha dagang terus berkembang. Di sisi lain ternyata kebutuhan susu sapi di dalam negeri belum terpenuhi secara maksimal. Kebutuhan susu sapi dalam negeri masih bergantung pada impor susu sapi. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Priyono : Industri Pengolahan Susu (IPS) supaya dapat memenuhi kebutuhan konsumen, harus memperoleh bahan baku susu segar dari industri peternakan. Industri peternakan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu usaha peternakan rakyat dan usaha intensif untuk tujuan komersil. Industri peternakan dalam negeri saat ini hanya mampu memasok 30 % bahan baku susu segar untuk memenuhi permintaan IPS. Hal ini menunjukkan bahwa 70 % bahan baku susu segar masih harus diimpor. Dengan melihat kondisi ini, maka usaha ternak sapi perah harus ditingkatkan lagi populasi dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. 10 Melihat pendapat serta informasi yang disampaikan di atas, kita dapat melihat bahwa peternakan sapi adalah salah satu usaha yang mempunyai potensi 10 Priyono, Analisi Usaha Tani Ternak Sapi Rakyat, 21 Agustus 2009, 16

6 berkembang cukup baik. Permintaan susu sapi dan daging sapi yang besar seharusnya dapat direspon masyarakat dengan mengembangkan usaha peternakan sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Potensi ini patut untuk diperhitungkan dengan lebih cermat mengingat susu sapi dan daging sapi merupakan komoditas yang senantiasa dibutuhkan manusia Sapi Perah Sapi adalah binatang yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Produk yang dihasilkan sapi beraneka ragam, mulai dari susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah sampai kotoran sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Selain itu, sapi juga dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber daging. Sapi yang dimaksud dalam hal ini adalah sapi pedaging yang sengaja dibudidayakan untuk dijadikan sumber daging. Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus. Di Indonesia, manajemen pemeliharaan biasanya terbagi atas pemeliharaan sapi perah dan sapi potong. Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein M. Wahiddudin, Manajemen Pengelolaan Sapi Perah, 21 Agustus, 2009, 17

7 Sapi perah adalah penghasil susu sapi. Sapi perah banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai model pengelolaan, tetapi pada dasarnya ada dua jenis peternakan sapi perah yang ada di Indonesia, yaitu konvensional dan modern. Peternakan konvensional masih menggantungkan pengelolaan sapi pada cara-cara bersifat tradisional. Berbeda dengan peternakan yang sudah modern, peternakan modern lebih terencana dan pengelolaannya pun lebih baik dan terstruktur serta didukung oleh produk-produk hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sapi perah ini dipelihara oleh para peternak yang mempunyai tujuan dalam memelihara sapi perah. Tujuan yang ditetapkan oleh peternak tidak jauh dari susu segar sebagai produk utama dari sapi perah. Tujuan akhir berternak sapi perah bagi sebagian besar peternak sapi perah ialah mendapatkan produksi susu sapi sebanyak mungkin supaya mereka mendapatkan pendapatan finansial yang semakin banyak Susu Sapi Susu sapi merupakan salah satu sumber pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Manusia mengkonsumsi susu sapi dalam berbagai bentuk olahan susu sapi, mulai dari susu segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara yang benar, yang kandungan alaminya tidak ditambah atau dikurangi sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun Indonesia, Standar Nasional Indonesia No Tentang Susu Segar, ibid. 18

8 Susu segar adalah susu murni yang disebutkan diatas dan tidak mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. 13 Kemurnian susu sapi tergantung pada tindakan pasca panen yang dilakukan oleh peternak yang memproduksinya. Jika peternak tidak mencampur susu sapi dengan bahan-bahan yang lain, maka kemurnian susu sapi masih baik. Susu murni mengandung banyak gizi. Setiap 100 gram susu terkandung panas sebesar 70.5 kilokalori, protein sebanyak 3.4 gram, lemak 3.7 gram, mengandung kalsium sebesar 125 miligram, sementara prosentase penyerapan dalam tubuh sebesar 98% 100%. 14 Saat masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steril. Namun, apabila sudah terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman. Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiranbutiran lemak, protein, dan mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul. Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri 13 Indonesia, Standar Nasional Indonesia No Tentang Susu Segar, op. cit. 14 Sandy Nugroho, Manfaat Susu Sapi, 19

9 mudah sekali berubah bila terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas. Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/l. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cp, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak, serta temperatur susu. Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air yang berbeda Mutu Susu Sapi dan Standar Mutu Susu Sapi Susu sapi yang dihasilkan satu sapi dengan sapi yang lain relatif terlihat sama jika hanya dilihat dan dirasakan dengan panca indera semata. Namun, sebenarnya susu sapi yang dihasilkan oleh satu sapi berbeda dengan susu sapi yang dihasilkan oleh sapi yang lain jika dilihat dari sudut pandang mutu yang diukur secara teliti. Mutu dapat didefinisikan sebagai : derajat/tingkat kerakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan 15 hal Rudi Suardi, 2004, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Penerbit PPM, Jakarta, 20

10 Mengacu pada pengertian diatas, mutu susu sapi dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang terkandung atau melekat pada susu sapi yang berhubungan dengan kandungan zat-zat yang ada di dalam susu sapi tersebut. Artinya, mutu susu sapi ditentukan oleh kandungan zat-zat yang ada di dalam susu sapi tersebut. Kandungan zat yang ada di dalam susu sapi tersebut berbeda antara satu kumpulan susu sapi dengan kumpulan susu sapi yang lain. Satu sapi perah dengan sapi perah yang lain juga menghasilkan susu sapi yang mempunyai kandungan zat yang berbeda atau sama saja setiap sapi menghasilkan mutu susu sapi yang berbeda. Mutu susu sapi dapat diukur dengan memakai standar tertentu. Para pelaku usaha menggunakan standar mutu susu sapi dalam mengukur seberapa tinggi mutu susu sapi yang menjadi komoditas dagang mereka. Standar mutu yang mereka terapkan dalam mengukur mutu susu sapi relatif sama, namun ada pula yang menerapkan stadar mutu yang berbeda, terutama dikalangan pengusaha yang skala usahanya masih kecil. Di Indonesia sendiri terdapat satu standar mutu susu sapi yang umum dipakai. Mutu susu sapi dapat diukur berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Dewan Standarisasi Nasional. Standar tersebut memuat beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur seberapa tinggi mutu susu sapi beserta syarat dari perameter-perameter yang ada dalam standar tersebut. Berikut adalah parameter mutu susu segar berdasarkan Standar Nasional Indonesia Nomor : 21

11 Tabel 2.1 Parameter Mutu Susu Segar berdasarkan SNI No di Indonesia Tahun 1998 *) NO PARAMETER SYARAT A Berat jenis pada suhu 27,5 C Minimum 1,028 B Kadar lemak Minimum 3% C Kadar bahan kering tanpa lemak Minimum 8% D Kadar protein Minimum 2,7 % E Warna, bau, rasa dan kekentalan Tidak ada perubahan F Derajat asam 6-7 SH G Uji alkohol (70%) Negatif H Uji katalase Maksimum 3 (cc) I Angka refrakse J Angka reduktase 2-5 (Jam) K L M N Cemaran mikroba : 1 Total kuman Maksimum 1 X CFU/ml 2 Salmonella Negatif 3 Patogen Negatif 4 Coliform Maksismum 20/ml 5 Streptososus Group B Negatif 6 Staphylococus eraeus Maksimum 1 X 1.000/ml Maksimum Jumlah sel radang 4 X /ml Cemaran logam berbahaya : 1 Timbal Maksimum 0,3 ppm 2 Seng Maksimum 0,5 ppm 3 Merkuri Maksimum 0,5 ppm 4 Arsen Maksimum 0,5 ppm Residu : 1 Antibiotika 2 Pestisida/insektisida Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian yang berlaku O Kotoran dan benda asing Negatif P Uji pemalsuan Negatif Q Titik beku -0,52 C s.d. -0,56 C R Uji peroxidase Negatif *) Sumber : Modul Pasca Panen Susu Sapi, SNI No Tentang Susu Segar, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Instalasi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jakarta, 1997/1998, hal. 7. Standar mutu ini dipakai oleh pelaku-pelaku usaha dengan produk susu sapi sebagai acuan dalam pengendalian mutu produknya. Kendali mutu adalah usaha untuk menjaga dan mengarahkan agar mutu produk dari suatu perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan Rudi Suardi, ibid, hal

12 Pengendalian mutu susu sapi dilakukan oleh pelaku-pelaku usaha dengan berbagai tujuan. Umumnya, tujuan dari pengendalian mutu antara lain : 1. Tujuan kendali mutu adalah menghasilkan produk bermutu, meningkatkan produktivitas 2. Perbaikan hubungan manusia serta mutu barang atau jasa 3. Peningkatan moral, prakarsa, dan kerja sama karyawan 4. Pengembangankemampuan kerja karyawan 5. Peningkatan produktivitas dan profitabilitas usaha 17 Pengendalian mutu penting untuk dilakukan supaya produk yang dijadikan sebagai komoditas usaha oleh pihak-pihak tersebut terjaga mutunya. Hal ini harus dilakukan untuk menjaga keberlangsungan usaha yang dijalankan masing-masing pihak dalam pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Pengendalian mutu menggunakan standar mutu dalam proses pelaksanaannya. Berdasarkan uraian tentang mutu susu sapi dan kendali mutu susu sapi tersebut, dapat di definisikan pengertian tentang standar mutu susu sapi. Standar mutu susu sapi adalah kumpulan syarat yang berupa parameter-parameter beserta batasan kadar yang terkandung dalam susu sapi yang akan menentukan seberapa tinggi mutu susu sapi Harga Susu Sapi Susu sapi yang diproduksi oleh peternak adalah produk yang selanjutnya akan dijual oleh peternak. Peternak menjual susu sapi yang mereka produksi kepada pihak-pihak yang dalam hal ini adalah pelaku-pelaku usaha yang 17 Andi Setiadi, 2009, Tujuan dan Manfaat Kendali Mutu, 23

13 menjadikan susu sapi sebagai komoditas usahanya. Penjualan susu sapi dari peternak kepada pihak-pihak ini melibatkan faktor harga di dalamnya. Harga (Price) adalah nilai dinyatakan dengan uang. 18 suatu barang yang Ada pula definisi lain dari harga : Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu satuan barang atau jasa dengan pengorbanan tertentu. 19 Berdasarkan dua definisi harga di atas, harga dalam penelitian ini adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pihak pembeli susu sapi baik pengumpul maupun pengecer yang akan diberikan kepada peternak sebagai suatu pengorbanan dalam rangka mendapatkan susu sapi hasil produksi peternak. Faktor harga menjadi penting bagi peternak sebagai produsen susu sapi. Harga menjadi satu-satunya bauran pemasaran yang menjadi sumber pendapatan bagi peternak. Harga susu sapi dikalangan peternak ditentukan oleh pembelinya. Pembeli-pembeli tersebut antara lain adalah para pengumpul susu sapi dan para pengecer susu sapi yang selanjutnya akan menjual susu sapi langsung kepada konsumen. Peternak sebagai produsen susu sapi mengharapkan hasil produksinya mendapat harga yang pantas. Peternak mengharapkan produknya dihargai dengan harga yang wajar dan pantas, sehingga jerih payah atau pengorbanannya dalam memproduksi barang dapat memberikan nilai keuntungan yang akan dapat memperbaiki kehidupannya. 18 Buchari Alma, 2009, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung, hal Basu Swasta dan Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, BPFE Yogyakarta, hal

14 Harga mempunyai empat macam fungsi, diantaranya : 1. Sebagai pembayaran kepada lembaga saluran atas jasa-jasa yang ditawarkannya. 2. Sebagai senjata dalam persaingan. 3. Sebagai alat untuk mengadakan komunikasi. 4. Sebagai alat pengawasan saluran. 20 Fungsi-fungsi tersebut hendaknya diperhatikan dalam menetapkan harga supaya harga yang ditetapkan tidak menjadi sisi lemah dari suatu usaha. Penetapan harga menjadi penting bagi pihak yang ingin memiliki memperoleh susu sapi. Harga menjadi indikator penting bagi penjual susu dalam menentukan kepada siapa mereka menjual susu sapi. Proses penetapan harga harus memperhatikan beberapa elemen penetapan harga sebagai berikut : Gambar 2.1. Tujuan harga Elemen Penetapan Harga Strategi harga Penetapan harga Analisis permintaan Hubungan relevan biaya dan harga Sumber : Kusjadi, 2009, Essensi Pemasaran Suatu Pegangan Teori & Praktek, Widya Sari, Salatiga, hal. 94. Penetapan harga merupakan salah satu bagian dari strategi harga. Strategi harga dapat digunakan untuk memenangkan persaingan. Cara yang dapat dilakukan terkait dengan strategi harga adalah dengan menawarkan suatu tingkatan harga pada posisi tertentu. Berkaitan dengan pemasaran susu sapi, strategi harga dapat dilaksanakan oleh pembeli dengan cara menetapkan harga yang lebih tinggi supaya mereka dapat memperoleh susu sapi dengan mutu tertentu. 20 Basu Swastha, 1979, Saluran Pemasaran, BPFE UGM, Yogyakarta, hal

15 Prosedur penetapan harga juga perlu diperhatikan supaya harga yang nantinya akan terbentuk mampu menjadi satu senjata dalam memenangkan persaingan. Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga antara lain : a. Menaksir permintaan b. Mengidentifikasi persaingan c. Memperhatikan kebijakan-kebijakan yang ada di bidang produksi, saluran distribusi dan cara-cara promosi serta kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh perusahaan d. Pemilihan strategi-strategi khusus di bidang harga akan mewarnai penetapan harga 21 Strategi harga merupakan salah satu unsur penetapan harga yang mendasari sampai pada tingkat harga tertentu. Strategi harga merupakan upaya yang jelas dalam upaya mempengaruhi permintaan. Ada lima tipe dasar untuk pengembangan strategi harga, yaitu : 1. Mendapatkan konsumen (a) dari konsumen pesaing (b) dari bukan konsumen yang ada 2. Mempertahankan dan memegang teguh keberadaan konsumen (a) semua konsumen (b) konsumen yang dipilih 3. Meningkatkan keberadaan dari keberadaan konsumen 4. Meningkatkan jumlah produk komplementer 5. Menggeserkan konsumen terarah pada produk subtitusi 22 Berdasarkan tipe-tipe dasar pengembangan strategi harga tersebut, dapat disusun pula suatu pengembangan strategi harga susu sapi yang dapat dilakukan oleh pelaku pemasaran susu sapi. Strategi tersebut dapat disusun berdasarkan atas asumsi-asumsi yang dibangun dari lima tipe dasar pengembangan strategi harga yang telah dipaparkan tersebut. 21 Kusjadi, 2009, Essensi Pemasaran Sebuah Pegangan Teori & Praktek, Widya Sari, Salatiga, hal Kusjadi, ibid, hal

16 2.6. Pemasaran Susu Sapi dan Saluran Pemasaran Susu Sapi Susu sapi yang dihasilkan oleh peternak menjadi satu komoditas usaha bagi beberapa pihak. Pihak-pihak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peternak sebagai produsen, pengumpul, pengecer dan perusahaan-perusahaan manufaktur sebagai distributor serta masyarakat sebagai konsumen. Susu sapi ini menjadi produk yang dialirkan dari produsen kepada konsumen. Aliran barang dari produsen kepada konsumen ini terjadi dalam suatu proses pemasaran. Ada beberapa definisi pemasaran yang pada dasarnya sama. Pemasaran adalah keseluruhan kegiatan perusahaan yang mencakup kegiatan perencanaan harga, promosi, dan distribusi barang dan/atau jasa yang menjadi alat pemuas kebutuhan konsumen sekarang dan konsumen potensial 23 Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. 24 Pemasaran susu sapi melibatkan beberapa pihak. Pihak-pihak yang terkait dalam pemasaran susu sapi ini dapat disebut dengan saluran pemasaran susu sapi. Saluran merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan. 25 Saluran pemasaran yang efektif akan membantu keseluruhan kegiatan pemasaran yang efisien dan sukses. Pemahaman ini dapat diperkuat dengan definisi lain dari saluran pemasaran yang pada dasarnya sama dengan definisi yang telah dipaparkan sebelumnya : 23 Fandy Tjiptono, 2005, Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Malang, hal Basu Swastha, op. cit., hal Basu Swastha, ibid, hal 4. 27

17 Yang dimaksud dengan saluran distribusi atau saluran pemasaran adalah suatu seri dari lembaga-lembaga atau orang-orang yang memfasilitasi proses perpindahan barang/jasa dari produsen ke konsumen akhir atau user (industrial user). 26 Seperti kita ketahui bahwa selain peternak sebagai produsen dan masyarakat umum sebagai konsumen, masih ada beberapa pihak yang terlibat dalam pemasaran susu sapi. Mereka ini adalah para pedagang dalam berbagai jenis yang menggunakan susu sapi sebagai barang dagangan mereka. Ada pengumpul susu sapi yang dalam hal ini dapat disamakan dengan agen. Agen adalah lembaga yang membeli atau menjual barang-barang kepada pihak lain. 27 Agen dalam pemasaran susu sapi yang ada di penelitian ini adalah mereka yang menjadi pengumpul baik dalam skala kecil maupun besar dan para pengecer susu sapi. Jadi, pengumpul dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang membeli susu sapi baik dari peternak maupun pengumpul lain yang kemudian menjual susu sapi tersebut kepada pengumpul lain lagi dan/atau kepada perusahaan pengolah susu sapi. Sementara itu, pengecer yang dimaksud adalah mereka yang membeli susu sapi dari peternak dan menjualnya langsung kepada konsumen susu sapi. Pengecer dapat didefinisikan sebagai seorang pedagang yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. 28 Kebanyakan pengecer yang penulis jumpai adalah pengecer susu sapi yang membeli susu sapi dari daerah Kecamatan Getasan yang menjual susu sapi kepada masyarakat luas baik di dalam maupun di luar Kecamatan Getasan. Banyak 26 Kusjadi, op. cit., hal Basu Swasta, op. cit., hal Basu Swasta, ibid, hal

18 pengecer yang dijumpai oleh penulis mempunyai strategi yang berlainan antara satu pengecer dengan pengecer yang lain. Semua strategi yang berbeda ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu pengecer ingin memperoleh laba yang sebanyak mungkin. Strategi yang dilakukan oleh pengecer bervariasi, mulai dari strategi bersaing yang bersih, hingga strategi yang mengindikasikan adanya kecurangan yang merugikan peternak dan konsumen susu segar. Keberadaan saluran pemasaran dalam kegiatan pemasaran merupakan fasilitas yang memperlancar kegiatan pemasaran dan mempercepat transfer of tittle dari suatu produk atau jasa. 29 Pentingnya saluran pemasaran dalam pemasaran susu sapi membuat pertimbangan dalam memilih saluran distribusi itu perlu didasarkan pada faktorfaktor penting. Faktor-faktor tersebut diantaranya : 1. Karakteristik konsumen dan industrial pembeli akhir 2. Karakteristik produk 3. Karakteristik perusahaan 4. Karakteristik perantara 5. Karakteristik lingkungan 30 Saluran pemasaran ini sangat berarti bagi pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan yang dapat dilihat dari fungsi dan tugasnya dalam pemasaran. Secara umum, saluran pemasaran mempunyai sembilan fungsi. Fungsi saluran pemasaran diantaranya adalah fungsi informasi, fungsi promosi, fungsi negosiasi, fungsi pemesanan, fungsi pembiayaan, fungsi pengambilan risiko, fungsi kepemilikan fisik, fungsi pembayaran dan fungsi kepemilikan Kusjadi, op. cit., hal Kusjadi, ibid, hal D. Saladin, 2002, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, Bandung, Linda Karya, hal

19 Fungsi informasi diwujudkan saluran pemasaran dalam bentuk peranan mereka sebagai pengumpul dan penyebar informasi tentang potensi dan kemampuan pasar, pesaing, dan kekuatan-kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran. Fungsi promosi yang melekat pada saluran pemasaran memungkinkan produk dapat diperkenalkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan produk tersebut. Fungsi negosiasi yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perpindahan hak milik. Fungsi pemesanan merupakan komunikasi saluran ke belakang mengenai minat membeli oleh anggota saluran pemasaran. Pemesanan dapat dilakukan berdasarkan beberapa hal, seperti kualitas dan kuantitas. Fungsi pembiayaan tercermin dari beban-beban yang harus ditanggung oleh masing-masing saluran pemasaran. Fungsi pengambilan risiko merupakan perkiraan besaran resiko berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan masing-masing saluran pemasaran tersebut. Fungsi kepemilikan fisik merupakan milik dari penyimpangan dan pergerakan barang secara fisik dari bahan mentah sampai ke konsumen akhir. Fungsi pembayaran diwujudkan dalam arus pembayaran berbentuk uang kepada penjual atas jasa atau produk atau jasa yang telah diserahkan. Fungsi kepemilikan merupakan arus kepemilikan produk dari suatu lembaga pemasaran ke lembaga pemasaran lainnya. 30

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

TINJAUAN PUSTAKA. Susu TINJAUAN PUSTAKA Susu segar Susu adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produksi Susu di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi pusat pengembangan sapi perah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi.

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Susu sapi merupakan salah satu sumber pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan manusia akan susu sapi tidak lepas dari tingginya nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, pertama kali

BAB II LANDASAN TEORI. Tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, pertama kali 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tembakau 2.1.1 Pengertian Tembakau Tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, pertama kali diketemukan oleh Colombus pada tahun 1492, ketika mendarat dipulau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

Susu segar-bagian 1: Sapi

Susu segar-bagian 1: Sapi Standar Nasional Indonesia Susu segar-bagian 1: Sapi ICS 67.100.01 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi merupakan hewan ternak yang menghasilkan daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I. PENDAHULUAN.  [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia dengan kelezatan dan komposisinya yang ideal karena susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komponen subsektor peternakan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah agribisnis persusuan. Susu merupakan komoditas yang mudah rusak, mempunyai

Lebih terperinci

PEMASARAN SAPI DAN SUSU DAIRY PRODUCTION

PEMASARAN SAPI DAN SUSU DAIRY PRODUCTION PEMASARAN SAPI DAN SUSU DAIRY PRODUCTION 2005 SUSU 80-90 % SAPI 10-20 % USAHA PRODUK AKHIR KONSUMEN PEMASARAN MAXIMALISASI PENGEMBALIAN DANA FAKTOR PENENTU NILAI JUAL/BELI SAPI FAKTOR EKONOMI PENAWARAN-PERMINTAAN

Lebih terperinci

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyediaan dan Peredaran Susu. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMENTAN/PK.450/7/2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEREDARAN SUSU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA. berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA. berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan ternak perah lainnya.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan produk cair berwarna putih yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina dengan tujuan utama untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang didalamnya terkandung nilai gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan susu sebagai bahan pangan. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kuda dan domba. Masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian dalam sistem pangan nasional. Industri peternakan memiliki peran sebagai penyedia komoditas pangan hewani. Sapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi Pada tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa dan diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BBKBN)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV. ANALISIS DAN SINTESIS IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Produk 2.1.1 Susu Kita mengenal beberapa bahan makanan yang mengandung sedikit atau tidak sama sekali bagian-bagian yang sangat diperlukan (vital) untuk tubuh kita. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan berkembang. Pasar senantiasa merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yang disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Susu Susu merupakan salah satu pangan asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya (Suwito dan Andriani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang memiliki karakteristik secara ekonomis dengan pertumbuhan yang cepat sebagai ayam penghasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian

I. PENDAHULUAN. menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian adalah peternakan, yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Sapi Perah.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Sapi Perah. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Sapi Perah. Peternakan sapi perah di Indonesia umumnya merupakan usaha keluarga di pedesaan dalam skala kecil, sedangkan usaha skala besar masih sangat terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Sebenarnya, perkembangan kearah komersial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan

I. PENDAHULUAN. Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan mengakibatkan kebutuhan permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat di Indonesia. Berdasarkan data statistik, produktivitas ubi jalar pada tahun 2015 mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana MS Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian I. PENDAHULUAN Populasi penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah nasional menghadapi tantangan dari negara-negara maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang saat ini masih

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%) TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi, atau ternak lain yang sedang laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU MENANGANI AIR SUSU MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU Air susu mengandung zat-zat gizi yg sangat cocok utk perkembangbiakan bakteri penyebab kerusakan air susu. Proses produksi yg tdk hygienes, penanganan yg

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%)... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia

kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia 5. Menciptakan makanan yang terbuat dari bahan organik bukan dari bahan kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. 2. Manfaat Usaha 1. Secara ekonomis, bisnis ini akan bermanfaat untuk menambah pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan dari sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit. penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah.

BAB I PENDAHULUAN. Dan dari sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit. penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis sapi perah di Indonesia merupakan industri peternakan rakyat, karena yang mengusahakannya adalah peternak skala kecil sampai skala besar. Dan dari sekian

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan bagian yang sangat penting untuk membangun, mempertahankan, dan mengembangkan sebuah bisnis. Lingkungan eksternal juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang berperan menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, dan telur yang mengandung zat gizi

Lebih terperinci

Susu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena. vitamin, mineral, dan enzim. Menurut Badan Standart Nasional (2000).

Susu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena. vitamin, mineral, dan enzim. Menurut Badan Standart Nasional (2000). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap antara lain lemak, protein, laktosa, vitamin, mineral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usus sapi merupakan bagian dalam hewan (jeroan) sapi yang dapat. digunakan sebagai sumber bahan makanan hewani. Sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Usus sapi merupakan bagian dalam hewan (jeroan) sapi yang dapat. digunakan sebagai sumber bahan makanan hewani. Sebagian masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usus sapi merupakan bagian dalam hewan (jeroan) sapi yang dapat digunakan sebagai sumber bahan makanan hewani. Sebagian masyarakat menganggap usus sapi memiliki kolestrol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, karena didalamnya mengandung semua komponen bahan yang

I. PENDAHULUAN. manusia, karena didalamnya mengandung semua komponen bahan yang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Produk susu dikenal sebagai bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena didalamnya mengandung semua komponen bahan yang diperlukan dalam tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berkembang paling pesat di negara-negara berkembang. Ternak seringkali dijadikan sebagai aset non lahan terbesar dalam

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09 Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG 64 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 2: 64-70, 2017 PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG Wirawan, Gatut Suliana,

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. subsistem agribisnis hulu peternakan (upstream agribusiness) yakni kegiatan

I. PENDAHULUAN. subsistem agribisnis hulu peternakan (upstream agribusiness) yakni kegiatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan yang mampu memberikan peningkatan pendapatan peternak rakyat yang relatif tinggi dan menciptakan daya saing global produk peternakan adalah paradigma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Peternakan Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil susu. Susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar ambing. di antara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Susu Kambing Disusun Oleh : Nama : Nurwidi Asmoro NIM : 11.02.8078 Kelas Jurusan : 11-D3MI-03 : Manajemen Informatika SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hayati yang begitu banyak, salah satunya adalah buah stroberi (Fragaria sp.).

BAB I PENDAHULUAN. hayati yang begitu banyak, salah satunya adalah buah stroberi (Fragaria sp.). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang begitu banyak, salah satunya adalah buah stroberi (Fragaria sp.). Meskipun stroberi bukan

Lebih terperinci