2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali."

Transkripsi

1 Pengenalan Alat-Alat Panjat Tebing Sebelum mengenal lebih dalam lagi tentang olahraga panjat tebing, pengetahuan tentang peralatan harus diketahui lebih dahulu mengenai nama dan bentuk peralatan kemudian paham fungsi alat tersebut serta yang terakhir yang tidak kala pentingnya dapat mempraktekkan peralatan tersebut sesuai dengan teori yang perna didapat/sesuai standar prosodur pemakaian. Alat-alat yang diguanakan dalam pemanatan artificial 1. Tali carmentel Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu : - Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% 9%, digunakan untuk tali fixed rope yang digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm. - Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi. 2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali. 3. Carabiner adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan dgn alat lainnya. - Karabiner Skrup/carabiner srew gate

2 - Karabiner Snap/carabiner non screw gate 4. Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari benturan dari benda-benda yang terjatuh dari atas. 5. Webbing, peralatan panjat yg berbentuk pipih tidak terlalu kaku dan lentur, biasa digunakan sebagai harnest 6. Prusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm, biasanya digunkan sbg pengganti sling runner dan juga dpt digunakan untuk meniti tali keatas dengan menggunakan simpul prusik, seperti pada SRT.

3 7. Sepatu Panjat, sbg pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dpt melekat di tebing. Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras) 8. Chock bag/calk bag, sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg berfungsi agar tangan tdk licin karena berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan. 9. Descender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali kebawah serta mengamankan leader disaat membuat jalur, biasanya yg sering digunakan adalah figure of eight dan auto stop. 10. Ascender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan secara otomatis akan mengunci bila dibebani. Jenis yang digunakan biasanya jumar dan croll 11. Grigri, alat ini digunakan untuk membelay, alat ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya.

4 12. Hammer, berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali, biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan tinggi dan ujungnya berfungsi mengencangkan mur pada saat memasang hanger. 13. Pulley, mirip katrol, kecil dan ringan tetapi memiliki kemampuan dalam beban yg berat. Digunakan untuk perlengkapan evakuasi. 14. Handdrill, merupakan media untuk mengebor tebing secara manual, yg berfungsi untuk menempatkan pengaman berupa bolt serta hanger.

5 Manajement roop Ketika Anda mendaki rute multi-pitch, Anda akan perlu untuk penambatan kedua Anda terserah Anda, yang berarti Anda perlu mencari tahu apa yang harus dilakukan dengan tali Anda. Jika Anda serampangan tentang manajemen tali, itu akan terjerat, dan waktu Anda diselamatkan dengan menjadi malas akan apa-apa dibandingkan dengan waktu Anda akan perlu untuk membersihkan kekacauan. Ada beberapa teknik untuk mengelola tali atau tali di bagian atas yang naik, dan mereka semua bekerja cukup baik, namun ada juga yang lebih baik untuk sikap tertentu daripada yang lain. Di sini kita mencakup tiga sistem untuk mengelola tali Anda, dan kapan harus menggunakan

6 DASAR-DASAR PANJAT TEBING Sebagian orang berpendapat bahwa kaki merupakan titik utama yang harus diperhatikan dalam memanjat tebing. Sebagai contoh, ketika menaiki anak tangga yang disandarkan di dinding dengan posisi miring. Disini kedua tangan boleh dikatakan hanya berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Posisi ini membuat kedua tangan tidak menerima beban berat tubuh Jika kekuatan kedua tangan dipergunakan untuk menaiki anak tangga, artinya memberi beban pada keduatangan tanpa peduli akan tumpuan kedua kaki di anaktangga yang sudah stabil, maka dalam jarak yang tidakterlalu jauh tenaga akan terkuras habis dan tangan menjadi tegang. Prinsip ini juga berlaku pada waktu memanjat tebing. Kebanyakan pemula cenderung mempergunakan kedua tangan sebagai titik tumpuan yang utama tanpa percaya pada kedua kaki sebagai penumpu berat tubuh di tebing. Yang perlu diperhatikan oleh para pemula ketika memanjat tebing ialah kombinasi antara kekuatan tangandengan penempatan titik keseimbangan. Gunakan sebaik mungkin set iap hold (pegangan, pijakan) yang ada. Batasi penggunaan tangan hanya untuk pengatur keseimbangan tubuh. Kecuali pada tempat tertentu yang menuntut kekuatan tangan semata. Penempatan kaki yang baik bukan saja menghemat tenaga, tapi juga menjadikan gerakan si pemanjat lebih indah dipandang mata. Sebagai pemula, berlatihlah di tebing yang tidak terlalu curam dan rendah. Untuk menjaga keamanan, pastikan bahwa batuannya tidak labil, tidak mudah runtuh. Berlatihlah secara teratur dan hati-hati; ini yang penting diperhatikan. Biasanya pemula cenderung untuk tergesa-gesa dalam bergerak di tebing, akibatnya sering terjadi kecelakaan. Selain itu, pemula cenderung untuk memanjat tebing yang tinggi karena dianggap mudah tanpa menghiraukan sistem pengaman pemanjatan (belaying system). Mereka. pemula, bangga jika dapat mencapai puncak tebing lewat rute mudah tanpa tali pengaman. Padahal inilah kecenderungan yang salah dan berbahay.pada waktu berlatih, pelajarilah cara penempatan kaki pada hold dan crack (rekahan di permukaan tebing). Pertimbangan pertama dalam hat penempatan kaki adalah gerakan selanjutnya. Penempatan kaki yang pas akan membantu keseimbangan dan memantapkan ge rakan selanjutnya. Pertimbangan kedua, melalui insting sehingga kita dapat bergerak dengan alami dari hold dan crack yang satu ke yang lain. Gerakan insting ini hanya dapat terangkai dengan baik apabila dilatih terus-menerus dan teratur. jika kebetulan menemui hold yang tipis dan tajam seperti sisi meja,pergunakan sisi sepatuteristimewa jika mempergunakan sepatu khusus panjat tebing sehingga kontak antara kaki dan tebing semakin banyak. Dengan cara ini pula kaki akan lebih rapat ke tebing. Dalam ke-adaan ini kecenderungan kaki untuk menekuk pada gerakan selanjutnya berkurang sehingga memperkecil kemungkinan terpeleset.pada tempat yang membulat dan miring (rounded), usahakan agar tumit tetap rendah dan. di bawah horisontal hold semacam itu. Posisi ini akan membuat pijakan semakin mantap dan subil karena gaya gesek tapak sepatu menjadi maksimal. Untuk itu, latihlah tumit dengan cara berjingkat-jingkat atau membengkok-bengkokkannya. Cara berpijak pada hold yang miring untuk melatih tangan dan kaki pada hold yang tipis, carilah slab (tebing licin dan hampir rata tetapi tidak curam) agar mampu menguasai teknik penggunaan tangan dan kaki pada berbagai macam bentuk dan ukuran hold.pemula cenderung meraih hold atau crack yang terlalu jauh dan di luar jangkauan normal, akibatnya ia harus ngotot dan mengeluarkan banyak tenaga. Tidak jarang keseimbangan menjadi terganggu. Jika kaki atau tangan digerakkan terlalu jauh bukan tidak mungkin titik

7 keseimbangan tergeser, karena tumit ikut terangkat.akibat lebih jauh dati tergesernya keseimbangan, terpaksa terjun bebas ke bawah. Bagi pemula meraih pegangan yang terlalu jauh bisa berakibat fatal Seorang pemanjat yang baik dapat diibaratkan gerakannya sebagai gerakan seekor kucing tanpa bersuara dan cekatan.jika kita sudah mampu Inelakukan itu, hal ini berarti sudah melakukan hal yang benar. Untuk bergerak seperti itu, pilihlah hold dengan hati-hati. Kemudian tempatkan kaki dan tangan pada posisi yang benar serta mantap, tanpa menimbulkan suara berisik, tanpa kegaduhan, dan tanpa melakukan gerakan yang tidak perlu. Ada aksioma yang berlaku dalam olahraga panjat tebing, yaitu tiga kuat satu mencari. Tiga dimaksudkan sebagai tumpuan yang kuat di tebing dan satu sebagai pencari tumpuan. Dua tangan berpegang kuat dan mantap, satu kaki berpijak dengan mantap pula. Posisi seperti ini memungkinkan satu kaki yang lain bergerak untuk mencari pijakan. Untuk memindah kan tangan, maka dua kaki berpijak dengan mantap dan satu tangan berpegang kuat. Begitulah seterusnya Sebelum bergerak, pastikan bahwa posisi sudah mantap. Pada posisi seperti ini jika salah satu pijakan atau pegangan terlepas oleh suatu hal, keseimbangan tubuh masih terjaga kecuali jika posisinya dua kaki satu tangan, maka pegangan terlepas, akan mengakibatkan kecelakaan. Ini penting diperhatikan karena pemula sering membua( gerakan yang tidak perlu, sehingga kehilangan keseimbangan dan bisa berakibat fatal. Untuk melatih agar trampil ddlam mempergunakan tangan dan kaki, berlatihlah di slab atau di tebing yang banyak terdapat crack, meskipun crack dan hold yang kita jumpai hanya cukup untuk menempatkan ujung sepatu Bicara tentang jenis pegangan dan pijakan, maka crack merupakan jenis yang terbaik buat pemanjat tebing. Crack bisa terjadi pada permukaan tebing karena proses alami. Crack yang terjadi bisa miring, horisontal dan vertikal. Namun demikian, kesulitan dapat terjadi pada waktu mempergunakan crack sebagai pijakan. Kaki yang terjepit sukar dilepaskan dari crack ketika akan bergerak naik atau menyamping (traverse). Apalagi jika crack itu miring dan sepatu terjepit dengan keras oleh gerakan kita di crack. Untuk itu penempatan kaki pada crack perlu diperhitungkan dengan cermat. Teknik Menuruni Tebing Meskipun kita mempelajari berbagai teknik memanjat, namun yang tidak boleh dilupakan ialah teknik menuruni tebing dengan merayap. Ini perlu, mengingat padaasus tertentu kita dipaksa oleh tebing untuk melakukan gerakan turun ini. Tanpa berlatih khusus teknik menuruni tebing, suatu saat kesulitan akan menghadang ketika kita.menuruni tebing yang telah kita panjat. Kesulitan ini karena tidak dapat melihat hold atau crack di bawah kita. Untuk dapat menuruni tebing, posisi tubuh harus dijaga agar tetap seimbang. Agar lebih mudah, bergeraklah ke samping. jangan tegak lurus, sebab akan sulit melihat hold atau crack di bawah kita. Gerakan menyamping ini lebih aman daripada langsung ke bawah meskipun kadang-kadang sulit untuk menempatkan kaki pada hold atau crack. Apalagi jika tebingcukup curam bererlatih menuruni tebing, lebih-lebih yang sulit, akan menambah kepercayaan terhadap diri sendiri. Pada suatu saat ketika memanjat rute yang sulit, kita terpaksa turun lagi dengan merayap untuk beristirahat atau mengatur strategi pemanjatan selanjutnya, jarang ada pemanjat yang

8 dapat melewati rute sulit dengan sekali gebrakan. Penempatan kaki, pegangan dan pengaman memerlukan strategi yang baik agar gerakan memanjat dapat terangkai dengan baik. jika tidak terbiasa dengan latihan ini biasanya pemanjat akan grogi lebih-lebih di medan yang belum dikenalnya manakala cuaca tiba-tiba berubah buruk, misalnya Pentingnya penggunaan kaki sudah cukup untuk di ketahui. Kini kita beralih dengan penggunaan tangan. Fungsi Tangan Fungsi tangan tidak kalah penting daripada kaki. Secara alami tangan sudah terlatih sejak kecil untuk memegang. Ini yang memungkinkan tangan lebih cepat dapat dilatih daripada kaki Pada latihan, usahakan sebanyak mungkin menggunakan seluruh jari tangan untuk memegang atau menekan, karena pada suatu saat kita akan dihadapkan pada situasi di mana hold atau crack hanya cukup untuk dua jari. Tanpa latihan yang baik kesulitan ini akan menghambat gerakan selanjutnya. Selagi memanjat, batasi jangkauan tangan agar keseimbangan tidak terganggu. Tentu saja suatu saat kita harus menjangkau hold atau crack yang cukup jauh. Pada situasi seperti ini bergeraklah dengan hati-hati. Pastikan bahwa pijakan dan pegangan sudah mantap. Pemula lebih cenderung mempergunakan kekuatan tangan untuk memanjat tanpa memperhatikan penting nya penempatan kaki. Meskipun kaki tetap berpijak tetapi biasanya ngambang. Apalagi jika pijakannya kecil. Hal ini disebabkan ketidak yakinan untuk berpijak. Akibat hal ini, tangan cepat kehabisan tenaga. Yang penting untuk diperhatikan oleh para pemula pada waktu memanjat ialah bagaimana menempatkan kaki, pegangan dan menjaga keseimbangan agar kelelahan pada tangan dapat teratasi. Dalam pemanjatan terdapat bermacam-macam teknik yang lazim dipergunakan dalam menghadapi medan tertentu, yaitu Handholds hold ada bermacam-macam bentuk, ukuran dan posisi. Yang perlu diingat, kemampuan mengkombinasikan gerakan memanjat dengan mempergunakan handhold dan foothold (pijakan kaki) dengan baik dan benar, sesuai dengan titik keseimbangan posisi yang dihadapi pada saat itu. Pegangan terbaik bagi pemanjat, jika keseluruhan jaritangannya dapat berpegang. Pegangan semacam Ini disebut handhold atau jug handle. Pegangan semacam ini menambah keyakinan si pemanjat untuk bergerak lebih lanjut. Memang bisa dikatakan pegangan semacam inilah yang merupakan surga bagi pemanjat tebing. Fingerholds Hold yang lebih kecil dari handhold, dimana jari-jari hanya menempel kira-kira satu ruas, disebut fingerhold. Pada fingerhold usahakan merapatkan jari-jari ke permukaan tebing dengan man up, sehingga seluruh kekuatan dapat terpusat ke ruas jari yang berpegangan pada hold. Cara ini mencegah jari-jari terpeleset dari hold. Pinchgrip Pada suatu ketika akan ditemui jenis pegangan yang untuk memegangnya harus mencubit

9 dengan menekankan jari-jari dan ibu jari pada arah yang berlawanan. Biasanya pinchgrip berada pada posisi miring dan vertikal. Undercling Dasar teknik ini, tekanan tangan dan kaki pada arah yang berlawanan. Tangan berpegang pada bibir crack atau tonjolan batu yang menghadap ke bawah dengan tarikan ke atas. Sementara itu kaki menekan dengan mantap di dinding tebing. Akibat tarikan tangan yang memberi gay a ke atas kaki dapat tertekan ke dinding tebing. Untuk bergerak lebih lanjut, jaga agar posisi ini tetap mantap sebelum tangan yang satu dilepas untuk mencari pegangan yang lain. Yang perlu diperhatikan pada posisi ini, ialah titik keseimbangan. Usahakan sedemikian hingga titik keseimbangan tetap terkontrol meskipun hanya dengan satu tangan yang memberi gaya tarikan. Jamming tebing-tebing batu sering dijumpai crack yang terlalu lebar untukdapat dipakai sebagai pijakan atau pegangan. Untuk mengatasi crack semacam ini dipergunakan teknik khusus yang disebut jamming. Dasar teknik ini dibagi dua: jepitan tangan (hand jam) dan jepitan kaki (foot jam). Dengan cara menempatkan kaki atau tangan ke dalam crack agar terjepit, maka akan timbul gaya gesekan antara kaki atau tangan dengan tebing. Cara menempatkan kaki atau tangan tergantung pada kondisi crock itu sendiri. Layback Teknik ini dipergunakan pada crack vertikal ataupun tonjolan vertikal di tebing yang cukup panjang. Prinsip teknik ini hampir sarna dengan undercling, hanya saja lebih banyak tenaga yang terkuras akibat panjangnya medan yang harus dilalui Gerakan kaki dan tangan harus berirama. Artinya, gerakan hanya satu per satu dan kompak. Jika tangan bergerak, maka yang lain tetap di tempat. Setelah tangan mantap berpegang, satu per satu kaki digerakkan keatas. Meskipun teknik ini menguras tenaga, namun suatu saat akan diperlukan. Untuk itu latihlah teknik layback ini. Tidak harus di tebing, di pagar besipun

10 TEKNIK DASAR PANJAT TEBING I. SEJARAH FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA FPTI didirikan pada tanggal 21 April 1988, dengan dukungan beberapa pengurus cabang serta pengurus daerah lain. Dengan tujuan menciptakan pemanjat indonesia yang mampu berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional. Sebagai pendamping pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan panjat tebing indonesia, FPTI berada di bawah koordinasi Menteri Pemuda dan Olah raga sesuai rapat Paripurna Nasional I tahun 1991, Tahun 1992 sudah direncanakan menjadi anggota Komite Olahraga Nasional (KONI) dan Union Internasional Des Associations D`Alpinisme (UIAA) II. ETIKA DALAM PEMANJATAN Pada dasarnya Pemanjat Tebing dimanapun itu paling alergi dengan peraturan-peraturan yang resmi. Inilah uniknya dari olahraga yang satu ini, Olahraga ini tidak membutuhkan aturan tertulis dibandingkan dengan olahraga yang lain. Namun pada perkembangannya ketika panjat dinding mulai berkembang menyamai olahraga panjat tebing alam sehingga diperlukan aturan yang tertulis. Untuk itu di bentuk aturan pertandingan yang `Fair` yang aturan tersebut dibuat dan disesuaikan dengan kondisinya. Maka diciptakan kata `Kode Etik` yang merupakan adaptasi dari kata `peraturan`. Adapun isi Kode etik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemanjatan pertama mungkin meliputi pembersihan seminimum mungkin tanaman dan batuan asli yang lepas dari titik penambatan untuk turun. Merusak pegangan dan pijakan tidak diperkenankan. 2. Pemakaian Piton harus di jaga seminimum mungkin. 3. Pemakaian bor hanya digunakan sebagai alternatif terakhir. 4. Pemakaian Magnesium hanya digunakan ketika dibutuhkan. 5. Dalam suatu kasus ketika pemanjatan jatuh, pemanjat tersebut harus turun ke tempat pengaman terakhir, dan ia dapat beristirahat di tebing dan dapat kembali melanjutkan pemanjatan. 6. Bergantung ditali sesudah jatuh disebut `Hand Dogging`, dan jatuh dari runner disebut`yoyoing`. III. DEFINISI PANJAT TEBING/ROCK CLIMBING Pada dasarnya Panjat Tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan dan kekuatan tubuh, kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan Peralatan maupun tidak dalam menyiasati tebing itu sendiri dengan memanfaatkan cacat batuan. IV. KATEGORI TEBING BERDASARKAN BENTUKNYA - Face yaitu Permukaan tebing yang berbentuk datar. - Hang yaitu Bentuk sisi miring pada tebing. - Roof yaitu relief tebing yang berbentuk seperti teras terbalik. - Top yaitu puncak Tebing. V. PELAKU DALAM PEMANJATAN Climber yaitu Orang yang melakukan Pemanjatan - Belayer yaitu orang yang mengamankan pemanjat VI. MOTTO PANJAT TEBING - Otak yaitu seorang pemanjat membutuhkan keterampilan khusus dalam penguasan tehnik-tehnik pemanjatan dan peralatan. - Otot yaitu seorang pemanjat membutuhkan kekuatan khusus dalam pemanjatan dengan ini di butuhkan latihanlatihan seperti latihan fisik, beban dan senam kebugaran panjat tebing.

11 - Hoki yaitu keberuntungan dalam pemanjatan baik itu keselamatan maupun suksesnya pemanjatan. VII. ABA-ABA DALAM PEMANJATAN - On Belay yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang pemanjat bahwa ia telah melakukan pemanjatan. - Belay On yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang Belayer bahwa ia telah siap melakukan Pemanjatan. - Full yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada Belayer untuk mengencangkan tali pemanjatan. - Slag yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada seorang belayer untuk mengendurkan Tali pemanjatan. VIII. SISTEM PEMANJATAN a. Alpine Tactics yaitu Sistem Pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai puncak dengan membawa seluruh prlengkapan dan Peralatan pemanjatan biasanya climber bermalam diatas tebing/flying Camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk. Biasanya pada sistem ini seorang climber harus mempunyai kemampuan khusus dalam penguasaan tehnik-tenhik pemanjatan karena resiko pemanjatannya sangat tinggi. b. Himalayan Tactics yaitu Sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap hingga mencapai puncak tanpa membawa seluruh perlengkapannya dan pemanjat kembali ke shelter induk. IX. TEHNIK PEMANJATAN a. Free Climbing yaitu Tehnik memanjat yang hanya menggunakan keterampilan tangan dan kaki, sedangkan peralatan hanya digunakan untuk mengamankan diri pemanjat itu sendiri bila jatuh dan tidak digunakan untuk menambah ketinggian. Biasanya digunakan pada lomba memanjat. b. Bouldering yaitu Tehnik pemanjatan yang dilakukan pada tebing-tebing pendek secara rutinitas, biasanya dilakukan untuk melatih kemampuan seorang climber. c. Soloing yaitu Tehnik pemanjatan yang dilakukan baik tebing pendek ataupun tinggi dengan sendiri tanpa menggunakan peralatan. d. Aid (Artificial) Climbing yaitu biasanya pada tehnik pemanjatan ini, pemanjat menggunakan secara langsung peralatan untuk menambah ketinggian pemanjatannya. Biasanya digunakan pada pembuatan jalur. X. GERAKAN MEMANJAT Ada beberapa jenis gerakan yang digunakan pada dinding vertikal : a. Lay Back yaitu diantara dua tebing yang membentuk sudut tegak lurus, sering dijumpai retakan yang memanjang dari bawah ke atas. Gerakan ke atas untuk kondisi tebing seperti ini adlah dengan mendorong kaki pada tebing dihadapan kita dan menggeser-geserkan tangan pada retakan tersebut keatas secara bergantian pada saat yang sama. Gerakan ini sangat membutuhkan tenaga yang sangat besar. b. Chimey yaitu bila kita menemui dua tebing berhadapan yang membentuk suatu celah yang cukup besar untuk memasukkan tubuh, cara yang dilakukan adalah dengan menyandarkan tubuh pada tebing yang satu dan menekan atau mendorong kaki dan tangan pada dinding yang lain. Chimey terbagi atas beberapa macam yaitu Wriggling, Backing Up dan Bridging. c. Wriggling yaitu dilakukan pada celah yang tidak terlalu luas sehingga hanya cukup untuk tubuh saja. d. Backing Up yaitu dilakukan pada celah yang sangat luas, sehingga badan dapat menyusun dan bergerak lebih bebas. e. Bridging yaitu dilakukan pada celah yang sangat lebar sehingga hanya dapat dicapai apabila merentangkan kaki dan tangan selebar-lebarnya. f. Traversing yaitu gaya pemanjatan yang dilakukan ke kiri ataupun ke kanan pada saat melakukan perpindahan gerak jalur pemanjatan. g. Undercling yaitu dilakukan apabila menghadapi pegangan terbalik, dimana tangan memegangnya secara terbalik dan menarik badan keluar, kemudian kaki naik mendorong badan keluar. Antara dorongan kaki dan tangan saling berlawanan arah sehingga dapat menimbulkan gerakan keatas. h. Cheval yaitu dilakukan pada batu yang yang biasa disebut punggungan (arete), pemanjat yang menggunakan cara ini mula-mula dudk seperti penunggang kuda pada arete, lalu dengan kedua tangan menekan bidang batu dibawahnya, ia mengangkat atau memindahkan tubuhnya keatas atau kedepan. i. Slab Climbing yaitu pemanjatan yang dilakukan pada tebing licin yang kondisinya tidak terlalu curam.

12 j. Mantleshelf yaitu dilakukan apabila menghadapi suatu tonjolan datar (flat) yang luas sehingga dapat menjadi bidang untuk berdiri. XI. JENIS PIJAKAN a. Friction step yaitu cara menempatkan kaki pada permukaan tebing dengan menggunakan bagian bawah sepatu (sol) dan mengandalkan gesekan karet sepatu. b. Edging yaitu cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar kaki (sepatu). Normalnya daerah penggunaan edging pada kaki sebelah kiri. c. Smearing yaitu tehnik berdiri pada seluruh pijakan di tebing. d. Heel Hooking yaitu tehnik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang menggantung ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di gunakan sebagai pengganti tangan. XII. JENIS PEGANGAN a. Open grip yaitu pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing, biasanya di tonjolan tebing yang agak datar dan lebar. b. Cling grip (I) yaitu jenisnya sama dengan di atas namun pegangannya agak sedikit lebih kecil dan mirip dengan mencubit. c. Cling grip (II) yaitu jenisnya sama dengan diatas tetapi ditambah dengan menggunakan ibu jari untuk menahan kekuatan tangan. d. Vertikal grip yaitu pegangan veritkal yang menggunakan berat badan untuk menariknya kebawah. e. Pocket grip yaitu pegangan yang biasa digunakan pada tebing batuan limestone (kapur) yang sering banyak lubang. f. Pinch grip yaitu pegangan yang digunakan untuk memegang tonjolan pada tebing, bentuknnya seperti mencubit. XIII. PERALATAN PANJAT TEBING a. Tali/Carnmantel berfungsi sebagai pengaman pemanjat apabila terjatuh. b. Webbing. c. Carabiner d. Piton e. Runners f. Prusik/sling g. Harness h. Hammer i. Tangga j. Chock stopper k. Chock hexentric l. Friend m. Tri Cam n. Bolt o. Jummar p. Helm q. Sky Hook/Fifi Hook r. Chalk bag s. D. SIMPUL YANG DIGUNAKAN DALAM PEMANJATAN

13 t. Simpul simpul yang digunakan dalam pemanjatan 1. Simpul Delapan Ganda Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% 59%. u. v. 2. Simpul Delapan Tunggal Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest apabila carabiner tidak ada Toleransi 55% 59%. w. x. 3. Simpul Pangkal Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.

14 y. z. 4. Simpul Jangkar Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.

15 aa. bb. Simpul Jangkar cc. 5. Simpul Kambing / bowline knot Untuk pengaman utama dalam penambatan atau pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harnest. Toleransi 52%. dd.

16 ee. 6. Simpul Kupu kupu / Butterfly knot Untuk membuat ditengah atau diantara lintasan horizon. Bisa juga digunakan untuk menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi terhadap kekuatan tali 50%. ff. gg. 7. Simpul Nelayan / Fisherman Knot Untuk menyambung 2 tali yang sama besarnya dan bersifat licin. Toleransi 41% 50% hh. ii. 8. Simpul Frusik Simpul yang digunakan dalam teknik Frusiking SRT jj.

17 kk. 9. Simpul Pita Untuk Menyambung Tali yang sejenis, yang sifatnya licin atau berbentuk pipih (umumnya digunakan untuk menyambung Webbing) ll. mm. 10. Simpul Italy Untuk repeling jika tidak ada figure eight atau grigri. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang 45%. nn.

Materi Rock Climbing C. ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut :

Materi Rock Climbing C. ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut : Materi Rock Climbing A. DEFINISI Panjat Tebing adalah Seni olahraga yang dilakukan dengan mengandalkan kelenturan dan kekuatan otot serta teknik untuk memanjat mencapai puncak tertinggi tebing. B. ETIKA

Lebih terperinci

WALL CLIMBING. Bouldering

WALL CLIMBING. Bouldering WALL CLIMBING Bouldering Panjat Tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung

Lebih terperinci

Susur Gua Vertikal dan Horisontal

Susur Gua Vertikal dan Horisontal Susur Gua Vertikal dan Horisontal Oleh: Sunu Widjanarko I. PENELUSURAN GUA HORISONTAL Medan pada gua horisontal sangat bervariasi, mulai pada lorong-lorong yang dapat dengan mudah di telusuri, sampai lorong

Lebih terperinci

Dalam panjat tebing terdapat 2 klasifikasi pembedaan, yaitu :

Dalam panjat tebing terdapat 2 klasifikasi pembedaan, yaitu : ROCK CLIMBING Mendengar kata Rock Climbing (panjat tebing), kita seperti dikenalkan pada suatu jenis olahraga baru. Benarkah kita belum mengenalnya? Barangkali kita masih ingat masa kecil dulu, alangkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat luas dan mulai digemari oleh para pemuda Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat luas dan mulai digemari oleh para pemuda Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga panjat tebing saat ini menjadi salah satu olahraga yang sudah dikenal oleh masyarakat luas dan mulai digemari oleh para pemuda Indonesia, bahkan

Lebih terperinci

K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti

K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti PENDAHULUAN Globalisasi disegala aktifitas pekerjaan manusia menuntut tersedianya prasarana dan sarana kerja yang dapat menjamin lancarnya suatu pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, hampir setiap hari manusia menemui kesulitankesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, hampir setiap hari manusia menemui kesulitankesulitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Dalam kehidupan, hampir setiap hari manusia menemui kesulitankesulitan yang berbeda-beda. Kesulitan itu sudah menjadi bagian dari diri individu dan tidak dapat

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan olahraga dalam kehidupan manusia sangat penting karna melalui olahraga dapat di bentuk manusia yang sehat jasmani rohani serta mempunyai watak disiplin

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Sains. Disusun Oleh

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Sains. Disusun Oleh HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN LENGAN, DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MEMANJAT TEBING PADA MAHASISWA PENCINTA ALAM PERGURUAN TINGGI SE - KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Panjat tebing merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini mulai digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang berjiwa muda.

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

ukur tinggi pohon dengan tali utama, kita turun dari pohon menggunakan tali prussik maupun descender.

ukur tinggi pohon dengan tali utama, kita turun dari pohon menggunakan tali prussik maupun descender. ukur tinggi pohon dengan tali utama, kita turun dari pohon menggunakan tali prussik maupun descender. Disarankan agar pemanjat menerima training/peltihan yang tepat terhadap teknik dan tindakan pencegahan

Lebih terperinci

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN http//: www.salmanisaleh.wordpress.com A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan pekerjaan pemasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang kegiatannya yang juga terkait dengan unsur-unsur olahraga dan prestasi, seperti arung

Lebih terperinci

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling

Lebih terperinci

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik Orientasi Chevron OE/HES untuk FDT Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik Chevron 2005 DOC ID Tujuan Modul Memami bahaya dan aturan Keselamatan Penanganan Manual Memahami bahaya dan aturan Keselamatan

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian A. Pendahuluan Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak, Seorang manusia tidak akan terlepas dari aktivitas yang membutuhkan gerak. Seperti yang disampaikan Supandi (1991)

Lebih terperinci

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang (Indonesian) DM-RD0004-08 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE XTR RD-M9000 DEORE XT RD-M8000 Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...

Lebih terperinci

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se CARA MEMPELAJARI KETERAMPILAN MOTORIK PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun semua cara mampu

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk 2. Berdiri tanpa bantuan 3. Duduk tanpa bersandar dengan kaki bertumpu

Lebih terperinci

MODUL III BAJA RINGAN

MODUL III BAJA RINGAN MODUL III BAJA RINGAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN TAHAN GEMPA A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan tahan gempa. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang

Pemindah Gigi Belakang (Indonesian) DM-MBRD001-04 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pemindah Gigi Belakang SLX RD-M7000 DEORE RD-M6000 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

TEHNIK MOBILITAS DAN STRATEGI LAYANAN IRHAM HOSBI PLB FIP UPI

TEHNIK MOBILITAS DAN STRATEGI LAYANAN IRHAM HOSBI PLB FIP UPI TEHNIK MOBILITAS DAN STRATEGI LAYANAN IRHAM HOSBI PLB FIP UPI DIKLAT PROGRAM KHUSUS ORIENTASI DAN MOBILITAS Hotel BMI Lembang, 12 19 Maret 2010 BPPTKPLB Dinas Pendidiian Provinsi Jawa Barat Di dalam melakukan

Lebih terperinci

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Tipe Tubuh Manusia Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Namun pada ebook kali ini akan membahas mengenai cara menambah berat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

HIKE SAFE AND FUN SAFETY AND FUN SKILL KNOWLED GE ATTITUDE

HIKE SAFE AND FUN SAFETY AND FUN SKILL KNOWLED GE ATTITUDE HIKE SAFE AND FUN HIKE SAFE AND FUN SAFETY AND FUN SKILL ATTITUDE KNOWLED GE HIKE SAFE AND FUN ATTITUDE Aspek yang meliputi perilaku personal untuk memahami tentang aturan dan etika mendaki gunung. SKILL

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

TALI, SIMPUL DAN IKATAN

TALI, SIMPUL DAN IKATAN TALI, SIMPUL DAN IKATAN A. Tali Ada beberapa macam tali yang digunakan dalam dunia kepanduan antaraain: 1. Tali Carn Mantel (untuk kegiatan yangberkauitan dengan alam baebas) 2. Tali Serat Nanas (tali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing merupakan kegiatan yang memiliki nilai-nilai olahraga sekaligus nilai petualangan di alam bebas

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan jenis wesel yang umum digunakan di Indonesia Mahasiswa dapat menjelaskan standar pembuatan bagan wesel dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat Indonesia menyadari bahwa pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup sehat jasmani dan rohani. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN. 7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 KESIMPULAN. 7-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 7 KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi Berdasarkan hasil pengamatan, didapat gerakan-gerakan yang dilakukan saat menggunakan

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS Positive Psychology. Tahun 1998, presiden American Psychology Association (APA) yang

BAB II LANDASAN TEORITIS Positive Psychology. Tahun 1998, presiden American Psychology Association (APA) yang BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Flow 2.1.1. Positive Psychology Tahun 1998, presiden American Psychology Association (APA) yang dijabat oleh Martin E. P. Seligman mengupayakan misi psikologi yang terabaikan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

PANJAT TEBING OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS

PANJAT TEBING OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS PANJAT TEBING OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS a. Setiap fakultas dapat mengirimkan maksimal 3 orang putra perwakilannya. b. Setiap Peserta mengirimkan Pas Foto

Lebih terperinci

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503 (Bahasa Indonesia) DM-ST0001-05 Panduan Dealer Tuas pemindah MTB RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370 EZ-FIRE Plus ST-EF65 ST-EF51 ST-EF51-A ST-TX800 ST-EF41 ST-EF40 JALANAN Tiagra

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR JARAK DI LAPANGAN WAKTU (JAM):

Lebih terperinci

2. Pengoperasian Cam-lock

2. Pengoperasian Cam-lock Daftar isi 1. Kata pengantar. 2. Pengoperasian Cam-lock.. 3. Pencegahan Kebocoran Uap Air. 4. Panel Cold Storage Dengan Panel Atap & Lantai 5. Memasangan Lantai Panel Cold Storage. 6. Memasang Wall Panel

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI & DAYA

USAHA, ENERGI & DAYA USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

Pengertian Lari Estafet

Pengertian Lari Estafet Pengertian Lari Estafet Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Lari ini dilakukan bersambung dan bergantian

Lebih terperinci

Mendapatkan Tubuh Ideal

Mendapatkan Tubuh Ideal Mendapatkan Tubuh Ideal Anda mendambakan tubuh padat berotot tanpa lemak? Tidak bisa dipungkiri lagi, baik pria maupun wanita mendambakan tubuh ideal. Pria pada umumnya menginginkan tubuh yang padat dengan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk 1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk bekerja di ketinggian. 3. Mengerti bahaya bekerja di

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

Panduan Instalasi Deadbolt 02.

Panduan Instalasi Deadbolt 02. Panduan Instalasi Deadbolt 02. versi 0.7.1 Spesifikasi Model igloohome Smart Deadbolt 02 Bahan Zinc Alloy Rating Arus (Siaga) ~30uA Rating Arus (Aktif) ~200mA Baterai 4 x AA Alkaline (Non - Rechargeable)

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN PASANGAN BATU MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMASANG BOUWPLANK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus

Lebih terperinci

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman (Bahasa Indonesia) DM-RCBR001-00 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Rem Kantilever BR-CX70 BR-CX50 BL-4700 BL-4600 BL-R780 BL-R3000 ST-7900 ST-6700 ST-5700

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi

Lebih terperinci

LOGO EKONOMI GERAKAN

LOGO EKONOMI GERAKAN LOGO EKONOMI GERAKAN PERENCANAAN SISTEM KERJA STUDI GERAKAN Faktor Sistem Kerja: EKONOMI GERAKAN Pekerja, Bahan, Mesin dan Perlatan, Lingkungan Perencanaan Sistem Kerja: Mendapatkan sistem kerja yang lebih

Lebih terperinci

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH 18 BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH Pengantar Menembak (shooting) dalam olahraga panahan sangat memerlukan konsistensi (keajegan) dan stabilitas yang tinggi, sehingga dengan adanya konsistensi dan stabilitas

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. USAHA DAN ENERGI Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. SOAL - SOAL : 1. Pada gambar, kita anggap bahwa benda ditarik sepanjang jalan oleh sebuah gaya 75

Lebih terperinci

: LANTAI PERINGKAT 1

: LANTAI PERINGKAT 1 : LANTAI PERINGKAT 1 1. Roll belakang dengan lengan dan kaki bengkok berakhir di posisi berdiri kangkang, badan horisontal dengan kedua lengan horisontal ke samping. Tahan 2 detik. 2. Tempatkan kedua tangan

Lebih terperinci

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1 Lompat Jangkit Lompat jangkit (triple jump), di Indonesia dalam perlombaan adalah (hop step jump) atau lompat jangkit. Dimana lompatan terdiri dari sebuah jingkat (hop), sebuah langkah (step), dan sebuah

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON B A B B A B

HUKUM NEWTON B A B B A B Hukum ewton 75 A A 4 HUKUM EWTO Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkah kalian melihat orang mendorong mobil yang mogok? Perhatikan pada gambar di atas. Ada orang ramai-ramai mendorong mobil yang mogok.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran bahwa hal tersebut merupakan bagian dari

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.386, 2016 KEMENAKER. Pekerjaan pada Ketinggian. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

MELATIH ANJING HERDER (bagian pertama) Oleh : Susila Sujarwo*)

MELATIH ANJING HERDER (bagian pertama) Oleh : Susila Sujarwo*) MELATIH ANJING HERDER (bagian pertama) Oleh : Susila Sujarwo*) Keberhasilan melatih anak anjing herder tergantung dari anjing-anjing yang dilatih dan faktor pelatihnya (kasih sayang, perhatian dan waktu).

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang NASKAH SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 CALON PESERTA INTERNATIONAL PHYSICS OLYMPIAD (IPhO) 015 FISIKA Teori Waktu: 5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci