SISTEM DISTRIBUSI PT. JASATAMA POLAMEDIA MENGGUNAKAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM DISTRIBUSI PT. JASATAMA POLAMEDIA MENGGUNAKAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW"

Transkripsi

1 SISTEM DISTRIBUSI PT. JASATAMA POLAMEDIA MENGGUNAKAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW Faris Yahya Hidayat; Dwi Satya; Nitya Paramitha Wisnuwardani; Ketut Gita Ayu Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah,Jakarta Abstract Today s challenge in the media world is how to deliver information in the morning with a good distribution so that the news will still be fresh and on time. The problem occur in PT. Jasatama Polamedia as a distributor is the tardiness of the delivery (17%) caused by heavy traffic in Jakarta and little delivery time limit for the office area. Analyzing process focused on the design of the distribution process in order to overcome the tardiness of the delivery. VRPTW method is used as an analyzing method of the distribution process and RULA test is used to determine maximum capacity for the newspaper load that will be sent by each courier with ergonomy consideration. From the analization that has been done, the less precise of regional grouping and the courier load that exceed the maximum capacity become one of the cause of tardiness. It shows from the far area that are served more than one service point. The clustering process result in regional grouping that serve by the nearest service point, that will reduce the risk of tardiness. From the routing process, Clarke & Wright algorithm produce the shortest travelling time compared to sweep and nearest neighbor, where it does not exceed the maximum time capacity for the residential customer and office customer. The result can decrease tardiness up top 100% where almost 75% courier can finish residential area delivery 30 minute before maximum limit and 67% can finish office area delivery 15 minute before maximum limit. Keywords :VRPTW, Clarke &Wright algorithm, sweep, nearest neighbor, RULA, ergonomy Abstrak Tantangan media cetak saat ini adalah bagaimana mengirimkan informasi dipagi hari dengan distribusi yang baik sehingga berita tersebut masih hangat dan standar pelayanan waktu pengiriman dapat tercapai.permasalahan yang dihadapi PT. Jasatama Polamedia sebagai distributor adalah adanya keterlambatan pengiriman (17%) yang disebabkan padatnya lalulintas di Jakarta serta batasan waktu pengiriman di daerah pelanggan perkantoran yang sempit. Proses analisa difokuskan pada desain sistem distribusi dengan tujuan mengatasi keterlambatan pengiriman. Metode VRPTW digunakan sebagai metode untuk analisa proses distribusi dan Uji RULA dilakukan untuk menentukan kapasitas maksimal koran yang dikirim oleh tiap loper mempertimbangkan faktor ergonomi. Dari hasil analisa yang dilakukan, kurang tepatnya pengelompokkan daerah pengiriman dan jumlah bawaan loper yang melebihi kapasitas menjadi salah satu kemungkinan penyebab keterlambatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya daerah yang jauh dan dilayani lebih dari satu service point. Proses clustering yang dilakukan menghasilkan pengelompokan daerah yang dilayani oleh satu service point terdekat, sehingga akan mengurangi resiko keterlambatan. Dari proses routing, metode Clarke &Wright Algorithm menghasilkan waktu tempuh tersingkat dibandingkan metode sweep dan nearest neighbor, dimana tidak melebihi batasan waktu maksimal baik pelanggan perumahan dan perkantoran. Hasil tersebut dapat mengurangi keterlambatan hingga 100% dimana hampir 75% loper dapat menyelesaikan pengiriman daerah perumahan 30 menit sebelum batas maksimal dan 67% dapat menyelesaikan pengiriman daerah perkantoran 15 menit sebelum batas maksimal. Kata Kunci :VRPTW, Clarke &Wright algorithm, sweep, nearest neighbor, RULA, ergonomi

2 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya dunia perekonomian, bisnis, dan politik di Indonesia, menuntut masyarakat untuk terus mendapatkan dan mengupdate berita daninformasi yang dibutuhkan.sejalan dengan hal ini, berkembangnya teknologi di bidang komunikasi dan informasi juga turut serta mendukung masyarakat dalam mendapatkan berita dan informasi terbaru yang beredar.terdapat 2 peranan besar yang mendukung tersebarnya informasi dan berita hingga ke masyarakat, yaitu media cetak dan media digital. Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang informasi digital, maka membuat peranan media cetak sulit untuk dapat bersaing dalam penyampaian informasi di masyarakat.hal ini dikarenakan media digital dapat dengan cepat diakses dan diupdate informasi dan berita hangatnya yang sedang berkembang. Namun peranan media cetak sebagai dasar dan sejarah dari terbentuknya penyampaian informasi, masih dirasakan memiliki peranan penting oleh sebagian kelompok masyarakat, karena media cetak dianggap media yang memiliki aktualitas dan akurasi yang dapat dipercaya.dua tantangan media cetak saat ini adalah bersaing dengan media digital dan juga antar media cetak itu sendiri.hal yang harus dilakukan adalah bagaimana dapat mengirimkan informasi dipagi hari dengan distribusi yang baik sehingga berita tersebut masih hangat dan standar pelayanan waktu pengiriman dapat tercapai agar pelanggan tidak berpindah ke agen distribusi media cetak lainnya. PT. Jasatama Polamedia bergerak di bidang usaha distribusi media cetak yang mengutamakan distribusi produk Kompas Gramedia, dengan 99% dari semua produk yang didistribusikan adalah Koran Kompas Gramedia (KKG). Terdapat 4 service point yang melayani pengiriman koran di wilayah Jakarta, yaitu Tebet, Casablanca, Pasar Minggu, dan Palmerah. Total daerah yang dilayani oleh 4 service point terbagi menjadi 2 daerah pelanggan, yaitu perumahan dan perkantoran, dimana 83% dari total daerah adalah pelanggan perumahan. Permasalahan yang dihadapi oleh PT.Jasatama Polamedia sebagai distributor adalah adanya keterlambatan pengiriman (17%) yang disebabkan padatnya lalulintas di Jakarta dan waku pengiriman daerah pelanggan perkantoran yang sempit.dari peta pembagian wilayah tujuan pengiriman terdapat 11 daerah yang dilayani lebih dari 1 service point.adanya crossing daerah yang tidak dilayani oleh service point terdekat diperkirakan menjadi faktor pendukung terjadinya keterlambatan pengiriman. METODE PENELITIAN Untuk mengatasi permsalahan keterlambatan pengiriman pada PT. Jasatama Polamedia dimana terdapat batasan waktu pengiriman, dilakukan analisa sistem distribusi dengan menggunakan metode vehicle routing problem time window. HASIL DAN BAHASAN Pada proses distribusinya PT. Jasatama Polamedia melakukan pengiriman koran Kompas dengan sistem langganan (reguler) dan non langganan (non reguler). Data awal yang dibutuhkan untuk dapat menganalisa demand adalah data permintaan pengiriman koran Kompas dalam jangka waktu 1 tahun terakhir. Didapatkan data koran yang harus dikirim ke pelanggan dari bulan April 2014 hingga Maret Dari data permintaan selama satu tahun terakhir, persentase jumlah permintaan pelanggan reguler pada service point Tebet adalah (99.05%), Casablanca (98.93%), Pasar Minggu (98.92%), dan Palmerah (99.44%), dimana mendominasi total pengiriman koran di seluruh service point. Tabel 4.1 menunjukkan rincian persentase jumlah koran yang dikirm ke pelanggan reguler dan non reguler. Tabel 1. Jumlah Total dan Persentase Permintaan Pelanggan Reguler dan Non Reguler Selama Satu Tahun Jumlah Persentase Reguler Non Reguler Total Reguler Non Reguler Tebet 350,315 3, , % 0.95% Casablanca 280,334 3, , % 1.07% Pasar Minggu 91, , % 1.08% Palmerah 101, , % 0.56%

3 Analisa selanjutnya adalah melihat bagaimana pola permintaan dari pelanggan reguler dan non reguler. Tabel 4.2 menunjukkan rincian dari rata-rata jumlah koran yang harus dikirim perhari dalam satu tahun terakhir. Dengan melihat persentase permintaan pelanggan reguler yang sangat mendominasi di empat service point, dan standar deviasi yang tidak signifikan, maka analisa sistem distribusi difokuskan pada pelanggan reguler, namun pada desain distribusi, tetap dipertimbangkan allowance capacity untuk memenuhi permintaan pelanggan non reguler. Tabel 2 Data Jumlah Rata-Rata dan Standar Deviasi Permintaan Pelanggan Reguler dan Non Reguler Selama Satu Tahun Pelanggan reguler Pelanggan non reguler Max Min Mean Stdv Max Min Mean Stdv Tebet Casablanca Pasar Minggu Palmerah Uji Normalitas Setelah menganalisa jumlah permintaan selama satu tahun terakhir, maka proses pengumpulan data selanjutnya dengan melihat pola permintaan pada tiap daerah pengiriman. Diambil sample data untuk tiap service point dalam jangka waktu satu bulan, dengan melihat jumlah maksimal pengiriman dalam jangka waktu satu tahun.analisa jumlah yang dikirim ke tiap daerah pengiriman bertujuan untuk melihat bagaimana fluktuasi permintaan ditiap daerah. Dari data, dapat dilihat bahwa permintaan di daerah tujuan pada empat service point tidak menunjukkan fluktuasi yang tinggi, dimana probabilitas bertambah atau berkurangnya pelanggan di service pointtebet-0.16%; Casablanca-0.99%; Pasar Minggu-1.11%; Palmerah-0.58%. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah permintaan di daerah tersebut berdistribusi secara normal sehingga dapat dilakukan rata-rata demand yang akan menjadi acuan untuk dilakukan analisa desain distribusi yang baru. Pada service point Tebet uji normalitas dilakukan pada daerah Pal Batu dan Casablanca, dimana terjadi penambahan sebanyak 1 pelanggan pada kedua daerah tersebut. Setelah dilakukan uji normalitas, semua daerah yang memiliki perubahan pelanggan menunjukkan distribusi normal (Tabel 4.4). Maka dengan hasil uji normalitas tersebut, didapatkan ratarata demand setiap hari di semua daerah tujuan yang dapat menjadi acuan sebagai jumlah permintaan koran yang akan dilakukan pengiriman di tiap daerah pada tiapservice point. Kapasitas Pengiriman Mempertimbangkan Faktor Ergonomi Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kemungkinan loper membawa koran terbagi menjadi 3 : a. Menggunakan tas (58%) b. Menggunakan tas, namun melebihi kapasitas (16%) c. Tidak menggunakan tas (25%) Gambar 4.2 menunjukkan kemungkinan loper dalam menyusun koran untuk dilakukan proses pengiriman. yang menggunakan tas tanpa melebihi kapasitas, menyusun koran hanya pada tas yang disediakan (a). Namun terdapat loper yang menggunakan tas namun membawa koran melebihi kapasitas yang disediakan dengan menambahkan bawaannya pada bagian belakang stang motor (b). yang tidak menggunakan tas menyusun koran pada belakang jok dan bagian belakang stang (c). Dari hasil pengumpulan data menggunakan kuisioner Nordic Body Map untuk melihat keluhan Musculusketal Disorders (MSDs) yang disebar ke seluruh loper, ditemukan keluhan pada bagian tubuh tertentu pada tiga jenis loper diatas. Keluhan pada tubuh bagian atas; leher (83%), bahu (83%), lengan (83%), punggung(83%), dan pinggang (83%) dengan kategori sakit didominasi oleh jenis loper yang tidak menggunakan tas. Untuk melihat hasil lebih detailnya dapat dilihat pada grafik dan keterangan dibawah ini: Dengan melihat adanya permasalahan keluhan Musculusketal Disorders (MSDs) pada beberapa loper, maka dilakukan uji Rula (Rapid Upper Limb Assesment) untuk melihat bagaimana seharusnya posisi loper yang benar dalam mengendarai sepeda motor, dengan tujuan mengurangi resiko cidera yang dialami loper dalam proses distribusi. Untuk melakukan uji Rula, data yang dibutuhkan adalah posisi loper dalam mengendarai sepeda motor.dilakukan pengambilan data untuk menentukan sudut-sudut posisi tubuh para loper yang sedang mengendarai sepeda motor.posisi tubuh yang dilakukan pengukuran adalah arm, forearm, hand, head, lumbar+thoracic, foot, leg dan tight.

4 Uji Rula dilakukan menggunakan software Ergonomi Catia, dimana data yang di-input adalah data derajat posisi tubuh. Dari hasil uji Rula yang dilakukan, didapatkan score tertinggi ada pada loper yang tidak menggunakan tas (6), diikuti loper yang menggunakan tas namun menambahkan koran di bagian depan (4), dan yang terakhir adalah loper yang menggunakan tas tanpa melebihi kapasitas (3). Dengan hasil tersebut, maka resiko posisi tubuh yang mengalami cidera tertinggi ada pada loper yang tidak menggunakan tas. Dibawah ini adalah hasil uji Rula yang dilakukan pada ke-tiga jenis loper: Posisi (a) Posisi (b) Posisi (c) Dari uji Rula yang dilakukan, diketahui bahwa keluhan loper jenis ke-tiga (tidak menggunakan tas) berbanding lurus dengan hasil uji Rula yang dilakukan pada loper tersebut.dari hasil kuisioner Nordic Body Map, loper jenis ke-tiga paling banyak mengalami keluhan bagian tubuh, diikuti oleh loper jenis ke-dua (menambahkan koran di bagian depan). Dengan mempertimbangkan faktor ergonomi, maka ditetapkan bahwa kapasitas maksimal yang dapat dibawa loper adalah sebanyak kapasitas tas yang telah diberikan oleh PT. Jasatama Polamedia, yaitu 210 eksemplar koran. Melihat dari standar berat beban sepeda motor berdasarkan Buku Panduan Beban Motor (150 kg) maka berat 210 eksemplarkoran (35 kg) masih masuk dalam standar berat beban yang ditetapkan. Penetapan kapasitas maksimal ini bertujuan untuk mengurangi resiko cidera dari para loper dalam melakukan proses distribusi, yang mana selama ini kerap dikeluhkan oleh para loper yang tidak menggunakan tas atau melebihi kapasitas tas yang disediakan. Dalam hal ini penentuan kapasitas maksimal dari koran yang akan dibawa akan berpengaruh pada proses analisa distribusi yang akan dilakukan, karena berhubungan pada penentuan batasan kapasitas dari loper tersebut. Penentuan Rute Setelah melakukan analisa terhadap jumlah permintaan koran pada setiap daerah pengiriman dan menentukan kapasitas maksimal yang dapat dibawa oleh loper, dilakukan penentuan rute. Permasalahan distribusi pada PT. Jasatama Polamedia adalah pada keterlambatan waktu dan terdapat batasan-batasan yang berbeda pada daerah pelanggan perumahan dan perkantoran. Maka dengan permasalahan tersebut metode yang digunakan adalah vehicle routing time window dimana data yang dibutuhkan adalah matriks waktu. Pada prosesnya, dilakukan proses desain distribusi awal yaitu pada daerah perumahan. Hal ini dikarenakan para loper baru dapat melakukan distribusi pada daerah perumahan terlebih dahulu dikarenakan batasan waktu yang ada. Daerah Perumahan Proses awal yang dilakukan adalah mengelompokkan semua daerah pengiriman pelanggan perumahan yang memiliki waktu tempuh tersingkat dengan service point. Proses ini disebut dengan clustering. Gambar 1 Wilayah Pelanggan Perumahan Setelah Clustering Setelah didapatkan hasil pengelompokkan, makadilakukan pengambilan data matriks waktu setelahpengelompokkan.dari data tersebut dilakukan penentuan rute pengiriman pada tiap service point. Proses penentuan rute dilakukan dengan tiga metode, yaitu sweep, nearest neighbor, clarkewright algorithm. Berikut adalah ketentuan dan batasan proses routing daerah perumahan:

5 a) berangkat dari tiap service point pada pukul pagi. b) Batasan waktu maksimal pengiriman pada daerah perumahan adalah pukul pagi. c) Maksimal kapasitas koran yang dibawa oleh tiap loper sebanyak 210 eksemplar. Dari hasil penentuan rute dengan menggunakan tiga metode tersebut, didapatkan perbandingan waktu tempuh, jarak tempuh, dan jumlah loper yang dibutuhkan. Dari perbandingan proses routing antara tiga metode diatas, metode clarke wright mendapatkan waktu tempuh yang paling singkat di tiap service point dan jumlah loper yang paling sedikit Maka ditetapkan rute yang diambil adalah rute pada metode clarkewright. Berikut adalah detail hasil routing dari metode yang dipilih : Casablanca Tebet Pasar Minggu Palmerah Tabel 3 Hasil Routing Service PointCasablanca Tabel 4.Hasil Routing Service Point Tebet Tabel 5 Hasil Routing Service Point Pasar MingguTabel 6 Hasil Routing Service PointPalmerah Daerah Perkantoran Dilakukan proses yang sama, yaitu dengan mengelompokkan daerah perkantoran yang memiliki jarak tempuh terdekat dengan service point. Gambar 2 Wilayah Pelanggan Perkantoran SetelahClustering Setelah didapatkan hasil pengelompokkan, makadilakukan pengambilan data matriks waktu setelahpengelompokkan.dari data tersebut dilakukan penentuan rute pengiriman pada tiap service

6 point. Metode yang digunakan yaitu sweep, nearest neighbor, danclarkewright algorithm. Terdapat perbedaan ketentuan dan batasan dengan pelanggan daerah perumahan, yaitu : a) berangkat dari tiap service point pada pukul pagi. b) baru bisa masuk ke daerah perkantoran pada pukul pagi c) Batasan waktu maksimal pengiriman pada daerah perkantoran adalah pukul pagi. d) Maksimal kapasitas koran yang dibawa oleh tiap loper sebanyak 210 eksemplar Maka ditetapkan rute yang diambil adalah rute pada metode clarkewright. Berikut adalah detail hasil routing metode yang dipilih: Casablanca Tebet Pasar Minggu Tabel 7 Hasil Routing Service PointCasablanca Palmerah Tabel 8 Hasil Routing Service Point Tebet Tabel 9 Hasil Routing Service Point Pasar MingguTabel 10 Hasil Routing Service PointPalmerah Pembahasan Hasil Terdapat dua aspek yang mencakup proses perbaikan, yang pertama melihat dari aspek ergonomi para pekerja (loper), dan yang kedua dari aspek peningkatan pelayanan perusahana kepada para pelanggan. Analisa Ergonomi Pekerja () Proses perbaikan sistem distribusi koran dimulai dari permasalahan yang timbul pada para loper dalam penentuan jumlah kapasitas maksimal koran dalam proses pengiriman. Penentuan kapasitas maksimal koran yang dibawa loper bertujuan sebagai batasan dari analisa sistem distribusi yang akan dilakukan. Keadaan yang terjadi di lapangan adalah tidak adanya batasan maksimal jumlah koran yang

7 dibawa oleh setiap loper, hal ini mengakibatkan seringnya terjadi keterlambatan pengiriman dikarenakan banyaknya jumlah koran yang harus dikirim. Adanya keluhan Musculusketal Disorders (MSDs) dari para loper menambah permasalahan dari tidak adanya batasan jumlah koran yang dapat dibawa, dimana menuntut untuk dilakukannya perbaikan. Dari hasil pengolahan data dengan uji RULA (Rapid Upper Limb Assesment), maka ditemukan penyebab keluhan tersebut, dimana posisi duduk dalam mengendarai sepeda motor untuk loper yang tidak menggunakan tas serta melebihi kapasitas memiliki tingkat resiko cidera yang lebih besar dari pada loper yang menggukana tas tanpa melebihi kapasitas. Uji Rula pada loper yang tidak menggunakan tas dengan menaruh bawaan koran pada bagian belakang, hasil akhir menunjukkan score 6. Hasil tersebut menunjukkan besarnya resiko dari cidera dan diperlukan perubahan dengan segera.hasil yang didapat, bagian tubuh yang memiliki resiko cidera cukup besar ada pada pergelangan tangan (score 3) dan postur B; leher, punggung, dan kaki (score 7). Besarnya resiko pada bagian tersebut dikarenakan posisi tubuh yang cenderung lebih maju dari posisi normal, dikarenakan adanya bawaan koran pada bagian belakang punggung. Pada loper yang menggunakan tas namun membawa bawaan koran melebihi kapasitas, hasil akhir yang didapat menunjukkan score 4. Secara detail, resiko cidera yang cukup besar ada pada bagian tubuh leher, badan, dan kaki yaitu dengan score 5. Besarnya resiko tersebut dikarenakan adanya tumpukan koran dibagian depan yang menyebabkan posisi kaki lebih melebar dari keadaan normal. Gambar 4.19 menunjukkan posisi kaki pada loper yang menaruh bawaan koran pada bagian depan. Dengan hasil tersebut, maka penetapan batas maksimal bawaan koran adalah sebanyak 210 dimana sesuai dengan kapasitas maksimal tas yang diberikan PT. Jasatama Polamedia. Hal ini dikarenakan pada uji RULA yang dilakukan, loper yang menggunakan tas tanpa melebihi kapasitas memiliki resiko cidera yang paling rendah (score 3). Tetap adanya resiko pada loper yang menggunakan tas dikarenakan kondisi tubuh loper yang kurang sempurna saat mengendarai sepeda motor dan terdapat motor yang telah diubah dan tidak seperti kondisi awal. Penetapan batasan maksimal ini diperlukan untuk mengurangi resiko cidera dari para loper, dimana batasan maksimal ini akan berpengaruh pada proses distribusi yang dilakukan Analisa Sistem Distribusi Dari hasil pengamatan dan pengolahan data yang dilakukan, penyebab keterlambatan pengiriman koran pada PT. Jasatama Polamedia adalah pada penerapan sistem distribusi yang dilakukan. Adanya sistem berlangganan secara direct atau langsung dengan loper akan berimbas pada jauhnya daerah cakupan dari service point tempat loper tersebut berangkat dan jumlah bawaan yang melebihi kapasitas. Hal ini dikarenakan para loper langsung menerima pesanan langganan tanpa mempertimbangkan lokasi daerah, waktu, dan jumlah koran yang dibawa. Dengan keadaan tersebut akan berakibat pada lamanya waktu pengiriman yang dilakukan dan menyebabkan tidak tercapainya standar waktu pengiriman baik di daerah perumahan dan daerah perkantoran. Keadaan ini dibuktikan dengan adanya loper yang mengirim dari service point Palmerah ke daerah Gatot Subroto atau dari service point Tebet ke daerah Menteng Pulo. Sempitnya waktu pengiriman di daerah perkantoran menambah sulitnya para loper dalam mencapai target standar waktu pengiriman. Gambar 4.20 (a)peta Sebaran daerah Pengiriman Awal dan (b) Peta Sebaran daerah Pengiriman Setelah clustering, menunjukkan banyaknya daerah pengiriman yang jauh dari cakupan posisi service point dimana terdapat service point yang memiliki jarak tempuh lebih dekat. Dengan dilakukannya proses clustering daerah berdasarkan waktu tempuh terdekat, dan penentuan kapasitas maksimal makaakan mengurangi waktu tempuh para loper agar dapat mempermudah dalam pencapaian standar waktu pengiriman Gambar 3(a) Gambar 3(b) Dari hasil penentuan rute menggunakan metode clarkewright, didapatkan rute yang dapat disarankan pada loper dalam pengiriman koran ke pelanggan. Dalam penentuan rute telah dipertimbangkan kapasitas dan waktu untuk daerah pelanggan perumahan dan perkantoran, sehingga loper dalam prosesnya dapat mencapai target standar waktu yang ditetapkan. Dari hasil rute yang didapat masih terlihat beberapa crossing rute pada service point tertentu.maka dilakukan

8 penyempurnaan rute dengan tujuan apakah masih terdapat rute yang memiliki waktu tempuh yang lebih singkat.dari hasil yang didapat, rute setelah penyempurnaan menunjukkan waktu tempuh yang lebih lama dari rute sebelumnya. Seperti yang dilakukan pada service point Pasar Minggu. Setelah dilakukan proses perbaikan, hasil jarak tempuh dapat berkurang dari mile menjadi mile, namun waktu tempuh menjadi 87 menit dari yang awalnya 75 menit (Tabel 4.23). Tabel 11 Perbandingan dan setelah Improvement Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Casablanca Pasar Minggu Casablanca (Perkantoran) Dari hasil improvement yang dilakukan, dapat dilihat terdapat penambahan waktu tempuh pada tiap service point. Penambahan waktu tempuh ini akan berpengaruh pada batasan waktu baik daerah perumahan atau perkantoran. Pada service point Casblanca baik daerah perumahan atau perkantoran, penambahan waktu tempuh setelah improvementakan melampaui batas maksimal waktu. Namun untuk service point Pasar Minggu daerah perumahan, masih terdapat sisa waktu yang cukup walaupun terdapat penambahan waktu tempuh, maka rute improvement dapat digunakan hanya pada service point Pasar Minggu daerah perumahan, yaitu dengan rute baru D Proses pengambilan data menggunakan aplikasi Waze dimana waktu tempuh mempertimbangkan kondisi jalanan di Jakarta yang sebenarnya, sehingga jarak tempuh yang dekat belum tentu menghasilkan waktu tempuh yang singkat. Dikarenakan fokus utama adalah waktu tempuh, maka dengan hasil tersebut ditetapkan tetap menggunakan rute awal. Dalam prosesnya, PT. Jasatama Polamedia menentukan honor loper berdasarkan banyaknya koran yang dibawa (Rp 100,- per eksemplar) dan pemberian uang bensin yang sama rata pada semua loper ( Rp 20,000,- per hari) tanpa melihat jarak tempuh pengiriman. Sebelumnya, PT. Jasatama Polamedia memiliki jumlah loper 24 orang di empat service point. Total biaya yang dikeluarkan PT. Jasatama Polamedia untuk honor sebelumnya adalah Rp 21,680,000,- per bulan, dimana rata-rata honor dari 24 loper adalah Rp 882,000,-. Dikarenakan terdapat perbedaan bawaan jumlah koran yang dikirim, gaji maksimal yang diterima loper sebelumnya sebesar Rp 1,410,000,- (dengan banyak koran yang dikirim 270) dan minimal Rp Rp 690,000,- (dengan banyak koran yang dikirim 30). Dari hasil penentuan rute menggunakan metode clarke wright, didapatkan jumlah total loper sebanyak 17 orang dengan rute pengiriman koran ke daerah perumahan dan perkantoran yang masuk dalam standar waktu pelayanan PT. Jasatama Polamedia. Dengan jumlah loper yang berkurang maka total biaya honor yang dikeluarkan PT. Jasatama Polamedia menjadi Rp 16,968,000,- untuk setiap bulan. Pengurangan ini dikarenakan berkurangnya jumlah loper dimana biaya bensin yang harus dikeluarkan perusahaan untuk 24 loper menjadi 17 loper.jika para loper diberikan honor berdasarkan banyaknya jumlah koran yang dikirim, dimana dari proses routing yang dilakukan telah ditetapkan jumlah tetap koran untuk tiap loper (maksimal 210), maka akan berakibat pada pengurangan jumlah honor dari sebelumnya. Dengan keadaan tersebut, loper akan mencari pelanggannya sendiri untuk menambahkan honor yang diterima dan berakibat pada berubahnya clustering daerah dan rute yang telah ditetapkan. Alternatif Pertama Honor tambahan ditetapkan dengan adanya bonus yang akan diterima para loper jika standar waktu pengiriman dari koran yang dikirim tercapai. Bonus yang diterima para loper ditetapakan sebesar 4% dari total penagihan uang koran yang standar waktu pengirimmannya tercapai. Penetapan nilai 4% berdasarkan nilai bonus tersebut masih dibawah total biaya yang dikeluarkan perusahaan dan diatas honor yang akan diterima para loper dari sistem sebelumnya. Maka rata-rata honor yang diterima loper sebesar Rp 1,157,364,- dengan honor maksimal Rp 1,482,000,- ( jumlah maksimal koran yang dikirim dan tercapai standar waktu pengiriman) dan honor minimal Rp 726,000,- (jumlah minimal koran yang dikirim dan tercapai standar waktu pengiriman). Total biaya honor yang dikeluarkan PT. Jasatama Polamedia dengan sistem yang baru sebesar Rp 19,675,200,- (dengan asumsi semua pengiriman tercapai) untuk setiap bulanya. Perhitungan bonus yang diberikan: X= Jumlah totaldemand/bulan x harga kompas/eksemplar = 6,780 x Rp 3500,-

9 = Rp 236,880,000,- Y = 4% x X = 4% x Rp 236,880,000,- = Rp 9,475,200,- Z = Y / 17(jumlah loper) = Rp 9,475,200 / 17 = Rp 555,364,- Keterangan : X = Jumlah total penagihan uang koran yang dikirim Y = Jumlah total bonus (4%) yang diberikan untuk loper Z = Rata-rata bonus yang diberikan tiap loper Bonus maksimal = 4% x jumlah penagihan koran terbanyak yang dikirim = 4 % x (jumlah eksemplarmaksimal x 30 hari) = Rp 882,000,- Honor maksimal = Bonus maksimal + uang Bensin = Rp 882,000,- + (Rp 20,000,- x 30 hari) = Rp 1,482,000,- Rata-Rata Honor / Bulan Gaji Maksimal Gaji Minimal Total Beban Honor /Bulan Awal IDR882,000 IDR1,410,000 IDR690,000 IDR21,168,000 Sekarang IDR1,157,365 IDR1,482,000 IDR726,000 IDR19,675,200 Alternatif Kedua Alternatif lainya adalah dengan memberikan honor tetap berdasarkan banyaknya jumlah koran yang dikirim namun terdapat penambahan honor bensin sebesar Rp 5,308,- per hari. Penambahan honor bensin dialokasikan dari selisih total beban honor setiap bulan dengan bonus dan total beban honor setiap bulan dengan sistem banyaknya koran yang dikirim. Maka akan mengahasilkan total beban yang sama. Alternatif ini akan mengahasilkan rata-rata honor sebesar Rp 1,157,364,- dengan honor maksimal Rp 1,569,247,- dan honor minimal Rp 849,247,-. Alternatif dengan sistem banyaknya koran yang dikirim ini dengan catatan loper tidak boleh menambah jumlah pelanggan secara langsung, hal ini untuk mengantisipasi kelebihan kapasitas dan berubahnya clustering sehingga terjadi keterlambatan. Tabel 13 Perbandingan Rincian Beban Honor Setiap Bulan Berdasarkan Banyaknya Koran yang Dikirim dengan Uang Bensin Tambahan Jumlah Cost Jumlah /Bulan Bensin / Bulan Honor/Eks Awal IDR14,400,000 IDR6,768,000 Sekarang IDR12,907,200 IDR6,768,000 Tabel 14 Perbandingan Total Beban Honor Setiap Bulan Berdasarkan Banyaknya Koran yang Dikirim dengan Uang Bensin Tambahan Rata-Rata Honor / Bulan Gaji Maksimal Gaji Minimal Total Beban Honor /bulan Awal IDR882,000 IDR1,410,000 IDR690,000 IDR21,168,000 Sekarang IDR1,157,364 IDR1,569,247 IDR849,247 IDR19,675,200 Dengan memberikan kedua alternatif diatas, maka perusahaan dapat mempertimbangkan sistem pemberian honor berdasarkan bonus banyaknya jumlah koran yang sesuai standar pengiriman atau banyaknya jumlah koran yang dikirim dengan memberikan uang bensin tambahan, dimana keduanya menghasilkan saving 7 % dari beban honor awal. Kedua aternatif diatas dapat dipertimbangkan berdasarkan fokus perusahaan pada pencapaian target waktu pengiriman yaitu dengan pemberian honor berdasarkan jumlah koran yang mencapai target pengiriman, atau ingin meningkatkan kesejahteraan loper yaitu memberikan honor tetap berdasarkan banyaknya koran yang dikirim dengan uang bensin tambahan.

10 Proses pengiriman para loper untuk dapat tercapainya standar waktu pengiriman telah dipermudah dengan adanya rute yang ditetapkan dari proses routing denganmenggunakan metode clarke wright untuk setiap loper pada empat service point, dimana proses routing tersebut telah memperhatikan kapasitas maksimal dan waktu yang masuk dalam standar pelayanan pengiriman. Dengan diterapkannya sistem ini, PT. Jasatama Polamedia dapat mengurangi biaya honor sebesar 7% perbulan, dan dapat meningkatkan honor yang diterima para loper, dengan tetap memprioritaskan standar waktu pengiriman, karena para loper diberikan honor berdasarkan tercapainya standar waktu pengiriman. Hasil Perbandingan Dari hasil pengolahan data dan analisa yang dilakukan, maka didapatkan beberapa poin yang dapat dibandingkan antara kondisi sebelum dan setelah dilakukan proses perbaikan pada sistem distribusi. Dibawah ini adalah tabel perbandingan dengan beberapa kategori yang dapat dilihat : No Kategori Kondisi Awal Kondisi Sekarang 1 Kapasitas koran Tidak terdapat penentuan kapasitas maksimal koran yang dapat di bawa oleh loper, dimana terdapat loper yang menyusun koran melebihi kapasitas tas yang diberikan. Berdasarkan hasil uji resiko, ditentukan kapasitas maksimal koran yang dapat dibawa sebanyak 210 eksemplar dimana loper diharuskan untuk menggunakan tas yang telah diberikan tanpa melebihi 2 Proses Berlangganan 3 Penentuan Covering Wilayah Service Point 4 Penentuan Rute 5 Pemberian Honor Terdapat dua tipe, yaitu secara direct( langsung dengan loper yang bersangkutan) dan secara terpusat (kantor) Tidak terdapat aturan yang jelas pada proses penentuan cakupan wilayah service point, dimana hanya berdasarkan intuisi dan proses berlangganan secara direct. melakukan pengiriman ke wilayah pelanggan secara acak tanpa memperhitungkan waktu tempuh tersingkat dan batasan wilayah pelanggan perumahan dan perkantoran. Pemberian honor dilakukan berdasarkan banyaknya jumlah koran yang dapat dikirim. kapasitas tas tersebut Proses berlangganan dilakukan secara terpusat, dimana kordinator yang melakukan pengaturan berdasarkan hasil clustering yang dilakukan. Proses berlangganan secara direct dapat dilakukan dan akan mendapatkan bonus, dengan catatan loper tetap melaporkan pelanggan tersebut pada kordinator. Berdasarkan hasil clustering dengan metode nearest neighbor, cakupan wilayah pelanggan telah ditentukan berdasarkan waktu tempuh tersingkat. Dari hasil proses routing menggungakan metode Clarke Wright, telah ditentukan rute yang akan dilalui setiap loper dengan memperhitungkan waktu tempuh tersingkat, serta batasan waktu pengiriman dimana akan mempermudah dalam mengurangi resiko keterlambatan pengiriman. Pemberian honor dilakukan berdasarkan standar tercapainya waktu pengiriman atau adanya tambahan uang bensin dimana setiap loper tidak boleh melebihi kapasitas maksimal koran yang ditentukan.

11 No Kategori Kondisi Awal Kondisi Sekarang 6 Pencapaian Target Waktu Pengiriman Tebet 350,315 pengiriman, keterlambatan sebesar 45,720 (13%), dimana 18,111 (5%) perumahan dan (8%) perkantoran. Casablanca 280,334 pengiriman, keterlambatan sebesar 53,640 (19%), dimana 14,016 (5%) perumahan dan 39,527 (14%) perkantoran. Pasar Minggu 91,037 pengiriman, keterlambatan sebesar 18,720 (21%), dimana 8,029 (9%) perumahan dan 9,368 (10%) perkantoran. Palmerah 101,723 pengiriman, keterlmabatan sebesar 25,200 ( 25%), dimana 6,358 (6%) perumahan dan 18,366 (19%) perkantoran. Hasil analisa sistem distribusi dapat mengurangi keterlambatan hingga 100% dimana tidak terdapat keterlambatan pada rute yang baru pada empat service point. Hasil routing dengan metode Clarke Wright menunjukkan hampir 75% loper dapat menyelesaikan pengiriman daerah perumahan 30 menit sebelum batas maksimal, dan 67% dapat menyelesaikan daerah perkantoran 15 menit sebelum batas maksimal. SIMPULAN 1. Keterlambatan yang terjadi selama ini dikarenakan kurang tepatnya pemetaan wilayah pengiriman. 2. Hasil clustering yang dilakukan dengan metode nearest mengelompokkan daerah pengiriman berdasarkan waktu tempuh tersingkat. 3. Dari hasil uji RULA, resiko cidera paling rendah (score 3) adalah loper yang menggunakan tas tanpa melebihi kapasitas (kapasitas maksimal 210). 4. Hasil proses routing yang dilakukan menggunakan metode clarke wright, menghasilkan rute dengan waktu tempuh tersingkat dimana dapat membantu loper dalam mencapai standar waktu proses pengiriman Koran. 5. Hasil analisa sistem distribusi dapat mengurangi keterlambatan hingga 100% dimana tidak terdapat keterlambatan pada rute yang baru. Hampir 75% loper dapat menyelesaikan pengiriman daerah perumahan 30 menit sebelum batas maksimal, dan 67% dapat menyelesaikan daerah perkantoran 15 menit sebelum batas maksimal. 6. Terdapat pengurangan jumlah loper dari 24 menjadi 17 loper. Pengurangan ini menghasilkan saving biaya honor yang dikeluarkan untuk para loper. 7. Ada dua alternatif yang ditawarkan kepada PT. Jasatama Polamedia dalam proses pemberian honor kepada loper, yang pertama adalah tetap memberikan honor berdasarkan banyaknya koran yang dikirim dengan uang bensin tambahan, atau pemberian honor berdasarkan jumlah koran yang mencapai target waktu pengiriman dimana keduanya menghasilkan saving sebesar 7%. SARAN 1. Proses berlangganan dapat dilakukan secara terpusat (Kantor PT. Jasatama Polamedia) atau secara langsung dengan loper. 2. Proses berlangganan dengan loper dapat dilakukan, dengan catatan loper tersebut melaporkan data alamat pelanggan baru ke kordinator pusat, dan kordinator yang akan menentukan daerah tersebut akan dikirimkan oleh service point dan loper tertentu berdasarkan hasil clustering yang dilakukan. 3. Jika sebelumnya proses pemberian honor para loper dilakukan hanya berdasarkan banyaknya jumlah koran yang dikirim, maka sistem yang baru dirubah menjadi bonus yang diberikan berdasarkan banyaknya koran yang dikirim sesuai

12 standar waktu yang ditentukan. Alternatif kedua adalah loper tetap diberikan honor berdasarkan banyaknya jumlah koran yang dikirim dengan uang bensin tambahan, namun dengan catatan loper tidak boleh menambah pelanggan secara langsung. 4. Untuk tetap memicu para loper dalam mencari pelanggan baru demi menambah jumlah pelanggan PT. Jasatama Polamedia, maka bonus tambahan akan diberikan pada loper yang mendapatkan pelanggan dan melaporkan data pelanggan pada kordinator pusat. REFERENSI Laporte, G. (1992). The Vehicle Routing Problem: An Overview Of Exact And Approximate Algorithm. European Journal Of Operational Research, 59, Sun, K., Yang, G.K., Chen, Y.W. (2008). Hybrid Scatter Search With Extremal optimization for Solving the Capacitated Vehicle Routing Problem.Advanced Intelligent Computing Theories and Applications With Aspects of Artificial Intelligence: Fourth International Conference on Intelligent Computing.De-Shuang Huang, Donald C. Wunsch, Daniel S. Levine, Kang-Hyun Jo (Eds). 2557, McAtamney, L., Corlett, E. N. (1993). RULA: A Survey Method For The Investigation Of Work- Related Upper Limb Disorders. Applied Ergonomics, 24(4), Straka, M., Greskovicova, S., Lenort, R., Besta, P. (2012). Methodology For Optimization Of Transport Plans In Tesco Distribution Center Presov. Carpathan Logistic Congress, 11, 7-9. Nurmianto, E. (2003).Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Edisi Pertama. Guna Widya: Surabaya. Pinem, D. (2009). Catia Si Jago Desain Tiga Dimensi Versi 5R-16.Edisi Pertama. Kawan Pustaka : Surabaya. Kroemer, K. H. E., Kroemer, H. B., dankroemer-elbert, K. E.(2001). Ergonomics: How to Design for Ease and Efficiency. 2 nd ed. Prentice Hall of International Series: New Jersey. P., Surekha, S., Sumathi.(2011). Solution to Multiple Depot Vehicle Routing Problem Using Genetics Algorithms.World Applied Programming, 1(3), Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPS. BP Universitas Diponegoro, Semarang. Kai, N.,Yao-Ting, Z.,&Yue-Peng, M. (2014). Shortest Path Analysis Based on Dijkstra s Algorithm in Emergency Response System. TELKOMNIKA Indonesia Journal of Electrical Engineering, 12(5), Zuhori, S. T., Peya, Z. J., Mahmud, F. (2012). A Novel Three-Phase Approach for Solving Multi- Depot Vehicle Routing Problem with Stochastic.Algorithm Research. 1(4), Goetschalckx, M. (2011).Supply Chain Engineering. 1 st ed. Springer: US Fransiskus, A., Rizani, N. C., Dian M. S. (2008). Identifikasi Risiko Ergonomi Pada Stasiun Perakitan Daun Sirip Diffuser di PT. X.J@TI Undip. 3(2), Lucyan, T. (2011).PenentuanMetode Heuristics Klasik Terbaik Pada Permasalahan Rute Kendaraan. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Studi Teknik Industri Universitas Indonesia.

13

Gambar 1.1. Grafik Jenis Pelanggan PT. Jasatama Polamedia

Gambar 1.1. Grafik Jenis Pelanggan PT. Jasatama Polamedia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia perekonomian, bisnis, dan politik di Indonesia, menuntut masyarakat untuk terus mendapatkan dan mengupdate berita dan informasi

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Lebih terperinci

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Chaffin, D. & Andersson, G., Occupational Biomechanics, John Wiley & Sons, Kanada, 2004.

DAFTAR PUSTAKA. Chaffin, D. & Andersson, G., Occupational Biomechanics, John Wiley & Sons, Kanada, 2004. DAFTAR PUSTAKA Chaffin, D. & Andersson, G., Occupational Biomechanics, John Wiley & Sons, Kanada, 2004. Kroemer, K., et al, Ergonomics How to Design For Ease and Efficiency, Prentice Hall, New Jersey,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Studi Kasus : UD. Dhiana Kali Ampo Batu - Malang Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi penelitian berperan untuk membantu agar masalah dapat diselesaikan secara lebih terarah dan sistematis. Dalam metodologi penelitian, akan diuraikan

Lebih terperinci

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Maret 0, pp.77-8 ISSN 0-95X Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Saepul Bahri, Ja far Salim, Wahyu Susihono,, JurusanTeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom USULAN PERBAIKAN SPESIFIKASI ALAT BANTU DI STASIUN KERJA PENGIKISAN ALAT CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Yuvie Mutiarasari 1, Rino Andias

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang:

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR Dian Kurniawati Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta dian_kurniawati83@yahoo.com Agus

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com

Lebih terperinci

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk

Lebih terperinci

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X)

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pengolahan Data Harian Divisi operasional di JNE Logistics and Distribution bertanggung jawab untuk memastikan bahwa komoditas dari vendor-vendor yang memakai jasa JNE Logistics

Lebih terperinci

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) Rizki Wahyuniardi *), Dhia Malika Reyhanandar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG)

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 23374349 MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Putri Mety Zalynda Dosen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM : TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEKERJA PANEN BUAH KELAPA SAWIT (TBS) MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT (REBA) D i PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang hendak diteliti, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan

Lebih terperinci

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN Isana Arum Primasari *, Muhammad Hindarto Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta *email: i_prisa@yahoo.com

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT. SURYA AGUNG KARYA UTAMA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC TUGAS AKHIR Oleh Dicky Handes 1100033536 Kishi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R.

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R. PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R., Dwi Lestari Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model vehicle routing

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Roti Dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm

Usulan Rute Distribusi Roti Dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Usulan Rute Distribusi Roti Dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm Heru Chrystianto,

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP PANDUAN APLIKASI TSP-VRP oleh Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si Darmawan Satyananda, S.T, M.T JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 0 Pengantar Aplikasi ini dikembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM Pembimbing: Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Disusun Oleh: Jurusan Teknik Industri Andre T.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia

LAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia LAMPIRAN RULA Employee Assessment Worksheet based on RULA: a survey method for the investigation of work-related upper limb disorders, McAtamney & Corlett, Applied Ergonomics 1993, 24(2), 91-99 A. Arm

Lebih terperinci

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh   Abstrak ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW 1 SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW DISUSUN OLEH: MARTHA ANANTASIA S (5303005013) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA Erma Budhi Kurnia Susanti 1),Ahmad Rusdianyah 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)*

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)* Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR ABSTRAKSI Rinadi Mappunna Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma *Email : Rinaldi_aldimd@yahoo.com Perlindungan

Lebih terperinci

APLIKASI PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI AIR MINERAL MENGGUNAKAN GRAVITY LOCATION MODEL

APLIKASI PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI AIR MINERAL MENGGUNAKAN GRAVITY LOCATION MODEL APLIKASI PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI AIR MINERAL MENGGUNAKAN GRAVITY LOCATION MODEL 1) Emmalia Adriantantri, 2) Yosep Agus Pranoto, 3) Thomas Priyasmanu 1) Teknik Industri S-1, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usaha bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 125-138) ISSN : 2450 766X ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU 1

Lebih terperinci

BAB 4 DATA DAN DEFINISI MASALAH

BAB 4 DATA DAN DEFINISI MASALAH BAB 4 DATA DAN DEFINISI MASALAH 4.1. Data Capacitated Vehicle Routing Problem Program CVRPLB yang dihasilkan diuji dengan data berupa contoh kasus yang disusun oleh peneliti terdahulu. Banyak contoh kasus

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi

Lebih terperinci

MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX

MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX Supriyadi 1, Kholil Mawardi 2, Ahmad Nalhadi 3 Departemen Teknik Industri Universitas Serang Raya supriyadimti@gmail.com,

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN ALAT BANTU YANG ERGONOMIS UNTUK MENGEFISIENSIKAN PENGGANTIAN BATERAI FORKLIFT DI PT LINFOX LOGISTICS INDONESIA BEKASI

USULAN PERANCANGAN ALAT BANTU YANG ERGONOMIS UNTUK MENGEFISIENSIKAN PENGGANTIAN BATERAI FORKLIFT DI PT LINFOX LOGISTICS INDONESIA BEKASI USULAN PERANCANGAN ALAT BANTU YANG ERGONOMIS UNTUK MENGEFISIENSIKAN PENGGANTIAN BATERAI FORKLIFT DI PT LINFOX LOGISTICS INDONESIA BEKASI Diajukan oleh : SUGENG TRI SURYO 2012.10.215.060 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (VRPTW) MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (VRPTW) MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM TUGAS AKHIR SM 1330 PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (VRPTW) MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM HARMERITA NRP 1202 100 006 Dosen Pembimbing Drs. Soetrisno, MIKomp JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem distribusi/trasportasi adalah salah satu hal yang penting bagi perusahaan, karena berkaitan dengan pelayana kepada konsumen. Dalam sistem distribusi/trasportasi

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X SKRIPSI Disusun Oleh: MELATI PUSPA NUR FADLILAH 24010212140026 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO 091402023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR

PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR Herry Christian Palit, *), Sherly ) ) Industrial Engineering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanganan material secara manual (Manual Material Handling) didefinisikan sebagai pekerjaan penanganan material yang terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN PENENTUAN RUTE PENGAMBILAN SAMPAH DI KOTA MERAUKE DENGAN KOMBINASI METODE EKSAK DAN METODE HEURISTIC Endah Wulan Perwitasari Email : dek_endah@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Optimasi Rute Distribusi Bantuan Logistik Bencana Erupsi Gunung Merapi Menggunakan Algoritma Sweep

Optimasi Rute Distribusi Bantuan Logistik Bencana Erupsi Gunung Merapi Menggunakan Algoritma Sweep Petunjuk Sitasi; Sulistyo, S. R., & Zulfikar, M. (2017). Optimasi Rute Distribusi Bantuan Logistik Bencana Erupsi Gunung Merapi Menggunakan Algoritma Sweep. Prosiding STI dan SATELIT 2017 (pp. H24-29).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh : Erick Rinaldi ( ) : Prof. Dr. Ing. I Made Londen Batan, M.Eng

TUGAS AKHIR. Oleh : Erick Rinaldi ( ) : Prof. Dr. Ing. I Made Londen Batan, M.Eng TUGAS AKHIR Oleh : Erick Rinaldi (2105 100 069) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ing. I Made Londen Batan, M.Eng Pada tahun 2004 telah dibuat sepeda santai yang ringan dan kuat yang sudah dievaluasi uji tarik

Lebih terperinci

SKRIPSI PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS)

SKRIPSI PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS) SKRIPSI PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS) OLEH: HENDRA BUCIKA GLEN KADAM 5303013039 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2017

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang industri yang pesat dan maju dapat terlihat pada jumlah produk dalam setiap produksi dari sebuah perusahaan atau pabrik. Produk yang telah di

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP UNTUK MEMINIMASI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN HETEROGENEOUS FLEET DAN TIME WINDOW MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT.XYZ Muhammad Zuhdi Aiman Anka 1,

Lebih terperinci

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... Error! Bookmark not defined. Halaman Persembahan... iii Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik atau distributor tentunya memiliki konsumen-konsumen yang harus dipenuhi kebutuhannya. Dalam pemenuhan kebutuhan dari masing-masing konsumen

Lebih terperinci

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN SAVING MATRIKS, SEQUENTIAL INSERTION, DAN NEAREST NEIGHBOUR DI VICTORIA RO

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN SAVING MATRIKS, SEQUENTIAL INSERTION, DAN NEAREST NEIGHBOUR DI VICTORIA RO Penyelesaian Capacitated Vehicle (Marchalia Sari A) 1 PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN SAVING MATRIKS, SEQUENTIAL INSERTION, DAN NEAREST NEIGHBOUR DI VICTORIA RO SOLVING CAPACITATED

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI DALAM OPTIMALISASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DELIVERY AND PICK-UP (VRPDP)

IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI DALAM OPTIMALISASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DELIVERY AND PICK-UP (VRPDP) IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI DALAM OPTIMALISASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DELIVERY AND PICK-UP (VRPDP) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Jurusan Informatika HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah transportasi merupakan aspek penting dalam kehidupan seharihari. Transportasi juga merupakan komponen yang sangat penting dalam manajemen logistik

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini akan diuraikan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data hingga terbentuk rute distribusi usulan serta perancangan alat bantu hitung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri di Indonesia. Sehingga industri perlu mengadakan perubahan untuk mengikuti

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU Ratnanto Fitriadi 1*, Dini Hapsari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 PUSLOGIN (Pusat Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN

BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN 7.1. Kesimpulan Pada penelitian ini, model distribusi peneliti diselesaikan dengan 4 pendekatan dengan mengkombinasikan pertimbangan kesetaraan tingkat pemenuhan dan minimum

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Rozak Arief Pratama 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (1-0) Insertion Intra Route (Studi Kasus di PT X) *

Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (1-0) Insertion Intra Route (Studi Kasus di PT X) * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.0 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 205 Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (-0) Insertion Intra

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Dwi Nurul Izzhati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik UDINUS Jl. Nakula I, No.5-11, Semarang E-mail: dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ Muhammad Zein Anwar 1, Abdul Rahim Matondang 2, Anizar 3 Departemen Teknik

Lebih terperinci

OPTIMASI SISTEM DISTRIBUSI PADA DISTRIBUTOR SEPEDA DI PD. TRIJAYA SEMARANG

OPTIMASI SISTEM DISTRIBUSI PADA DISTRIBUTOR SEPEDA DI PD. TRIJAYA SEMARANG OPTIMASI SISTEM DISTRIBUSI PADA DISTRIBUTOR SEPEDA DI PD. TRIJAYA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri VINCENTIA ADELINA HARTONO 11

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDER DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASESSMENT

USULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDER DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASESSMENT USULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDER DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASESSMENT (Studi Kasus: CV. Budi Jaya) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW Tjutju T. Dimyati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Penentuan

Lebih terperinci