BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. 4.1 Fitur dan Faktor Pertimbangan Dalam Memilih Sistem Keamanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. 4.1 Fitur dan Faktor Pertimbangan Dalam Memilih Sistem Keamanan"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Fitur dan Faktor Pertimbangan Dalam Memilih Sistem Keamanan Untuk memenuhi kebutuhan akan penggunaan sistem keamanan pada gedung perkantoran para pengelola gedung (Management Building) perkantoran telah memiliki beberapa syarat (Requirement) tertentu. Berdasarkan hasil wawancara, biasanya pihak pengelola gedung menyewa jasa konsultan yang menangani masalah security untuk melakukan analisa terhadap gedung yang akan dipasang sistem keamanan. Hasil analisa tersebut berupa titik-titik vital dari bagian gedung yang harus dipasang sistem keamanan, sistem keamanan apa saja yang harus dipasang, dan berapa banyak sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan pada gedung tersebut. Berdasarkan data yang didapat melalui penyebaran kuisioner dan kepada pihak pengelola gedung perkantoran maka didapat data mengenai fitur-fitur yang dibutuhkan untuk sistem keamanan secara umum dan faktor pertimbangan dalam memilihih sistem keamanan khususnya untuk kamera keamanan Fitur-Fitur Yang Dibutuhkan Untuk Sistem Keamanan Secara Umum Dari data yang didapat melalui kuisioner kepada 21 pengelola gedung perkantoran terdapat 8 fitur utama yang dibutuhkan dalam menggunakan sistem keamanan antara lain kamera, sensor atau alaram, acces control, recording, motion detection, auto back up, sistem kontrol berbasis LAN atau WAN, dan sistem control akses kamera melalui internet. 54

2 55 Fungsi masing-masing fitur tersebut adalah: Kamera Kamera digunakan untuk melihat suasana ruangan di suatu tempat atau ruangan di gedung perkantoran Sensor dan Alarm Sensor yang banyak digunakan di gedung perkantoran adalah : Sensor Logam Sensor ini dipasang di lobby masuk utama, dimana kegunaan sensor ini untuk mendekteksi bahan-bahan yang mengandung logam yang berada di badan orang yang akan masuk ke gedung. Logam yang dicurigai berbentuk seperti senjata api, pisau, dan logam-logam yang berbahaya. Sensor Api Sensor ini dipasang di setiap bagian ruangan gedung perkantoran dan diletakkan pada langit-langit ruangan tersebut, dimana kegunaan sensor ini adalah untuk mendekteksi adanya energi panas yang dihasilkan oleh api. Biasanya sensor ini terintegrasi dengan alarm peringatan. Sensor Bahan Kimia Sensor ini biasanya digunakan oleh petugas penjaga di pintu masuk utama, dimana sensor ini digunakan untuk mendekteksi bahan-bahan kimia yang berbahaya yang dicurigai untuk membuat bom seperti TNT.

3 56 Acces Control Alat ini berupa suatu modul yang dipasang di depan pintu ruangan yang tidak oleh di akses oleh sembarang orang, dimana cara kerja alat ini adalah user yang berhak memasuki ruangan harus memasukan kode rahasia atau password dan setelah di authentikasi oleh alat maka pintu baru dapat dibuka. Recording Sistem ini digunakan untuk merekam gambar berupa video pada suatu tempat atau ruangan yang telah dipasang kamera keamanan. Biasanya sistem ini terintegrasi dengan sistem motion detection Motion Detection. Sistem ini digunakan untuk menangkap adanya gerakan atau perubahan gambar dari suatu objek yang dipantau. Sistem ini biasanya terintegrasi dengan sistem recording dimana penggunaan memiliki tujuan untuk menghemat media penyimpanan. Auto Backup. Sistem ini digunakan untuk melakukan membuat duplikasi dari data utama dimana dengan tujuan untuk penyelamatan data jika terjadi gangguan teknis dari sistem recording. Data yang diduplikasi adalah data rekaman berupa video pada setiap tempat atau ruangan di dalam gedung. Sistem Kontrol Berbasis LAN(Local Area Network) dan WAN( Wide Area Network). Sistem ini memungkinkan untuk melakukan kontrol jarak jauh terhadap suatu sistem keamanan di dalam gedung. Sistem ini biasanya digunakan untuk

4 57 mengontrol Acces Control dan Kamera keamanan jika terjadi error atau pelanggaran keamanan pada sistem keamanan gedung. Sistem Kontrol Berbasis Internet Sistem kontrol melalui internet ini dimungkinkan jika suatu gedung telah memiliki akses ke jaringan internet, dimana sistem ini biasanya terintegrasi dengan sistem kamera keamana. Jadi jika user yang memiliki hak akses terhadap sistem maka si user dapat melihat kondisi ruangan yang akan mereka pantau melalui kamera keamanan. Tabel tabulasi frekuensi dan perhitungan bisa dilihat lampiran halaman L31 Fitur-Fitur Yang Dibutuhkan Suatu Sistem Keamanan Fitur-Fitur Sistem control melalui internet Sistem control berbasis LAN atau WAN Auto Back Up Motion Detection Recording Acces Control sensor/alaram Kamera 23.80% 66.60% 57.10% 80.90% 100% 71.40% 52.40% 95.20% Persentase Gambar 4.1 Fitur Yang Dibutuhkan Suatu Sistem Keamanan. Dari gambar di atas dapat dilihat persentase masing-masing fitur yang dibutuhkan dalam sistem keamanan adalah recording (100%), kamera (95.2%) dan motion detection (80.9%), access kontrol (71.4%), sistem kontrol berbasis LAN atau

5 58 WAN (66.6%), auto back up (57.1%), sensor (52.4%) dan yang terakhir sistem kontrol akses kamera melalui internet (23.8%). Dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 fitur utama sistem keamanan yang menjadi prioritas pihak pengelola gedung adalah Recording, Kamera, dan Motion detection. Sistem yang menjadi penelitian telah mendukung ketiga fitur tersebut Faktor Pertimbangan Dalam Memilih Sistem Keamanan Kamera Dari 3 fitur utama sistem keamanan yang dibutuhkan oleh para pengelola gedung perkantoran yaitu Recording (Sistem Rekam), Kamera, dan Motion Detection (Sistem Pendekteksi Objek Bergerak). Dari 3 fitur utama yang dibutuhkan sistem keamanan, semuanya tergabung dalam satu sistem yaitu sistem keamanan kamera. Dalam memilih sistem keamanan kamera pihak manajemen building juga menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Ada beberapa faktor pertimbangan antara lain ditunjukkan pada grafik dibawah ini. Tabel tabulasi frekuensi dan perhitungan bisa dilihat lampiran halaman L32 Faktor Pertimbangan Dalam Memilih Sistem Keamanan Kamera Faktor Pertimbangan Harga Merk/negara produksi kamera In-Out door kamera Beroperasi pada intensitas cahaya yang kurang Kehalusan gambar Kamera yg bisa berputar Radius/Jarak jangkau kamera 52.58% Persentase 91.70% 78.57% 92.86% 91.70% 75.00% 79.76% Sangat Penting Penting Kurang Penting Tidak Penting Gambar 4.2 Faktor Pertimbangan Dalam Memilih Sistem Keamanan Kamera.

6 59 Dari data diatas, terlihat bahwa faktor yang menjadi pertimbangan adalah bisa beroperasi pada intensitas cahaya yang kurang sangat penting 92.86%, kehalusan gambar sangat penting 91.7%, harga sangat penting 91.7%, radius atau jarak jangkau kamera penting 79.76%, kamera yang bisa berputar sangat penting 75%, in-out door kamera penting 78.57%, dan merk atau negara produksi kamera kurang penting 52.58%. Dari gambar 4.2 diatas dapat disimpulkan 3 faktor pertimbangan yang utama dalam memilih sistem keamanan kamera adalah : Dapat beroperasi dalam intensitas cahaya yang kurang Penggunaan kamera agar dapat beroperasi cahaya yang kurang dikarenakan pada malam hari tidak semua lampu penerang ruangan di dalam gedung perkantoran dinyalakan sehingga kamera keamanan harus dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut Kehalusan gambar Kriteria dari kualitas gambar yang dihasilkan kamera yang diinginkan oleh konsumen adalah gambarnya jelas dan jernih, cukup jelas untuk indentifikasi pengunjung gedung, dapat dilihat dengan jelas kalau gambarnya di zoom, fokus dan resolusi yang cukup tinggi. Harga Untuk menggunakan sistem keamanan kamera pengelola gedung telah mengalokasikan biaya tertentu sehingga harga menjadi salah satu alasan utama dalam memilih kamera yang digunakan.

7 60 Ada beberapa faktor pertimbangan lainnya yang dibutuhkan konsumen dalam memilih sistem keamanan kamera, antara lain kamera yang tahan akan cuaca panas dan hujan, kamera yang mudah dalam perawatannya, kamera yang memiliki jaminan purna jual (after sales service) dan yang terakhir kamera memiliki bentuk yang tidak menggangu estetika ruangan. Berdasarkan kamera yang digunakan pada sistem yang diteliti tidak dapat beroperasi dalam intensitas cahaya yang kurang, dan kehalusan gambar yang dihasilkan kamera tidak sebagus seperti kriteria yang diinginkan konsumen. Tetapi kamera yang digunakan memiliki harga yang cukup murah dari harga pasar. Jadi dari ketiga faktor pertimbangan tersebut kamera yang digunakan pada sistem yang diteliti hanya unggul pada faktor harga saja. Sehingga untuk pengembangan selanjutnya diharapkan spesifikasi kamera yang digunakan dapat memenuhi kedua faktor lainnya, yaitu faktor kamera dapat beroperasi pada intensitas cahaya yang kurang dan faktor kehalusan gambar yang sesuai kriteria dengan keinginan konsumen.

8 Harga Implementasi Sistem Kamera Keamanan Nirkabel Dari data yang didapat bahwa harga dari implementasi sistem termasuk dalam 3 faktor pertimbangan utama oleh konsumen dalam memlih sistem keamanan kamera. Alasan mengapa harga termasuk dalam faktor pertimbangan utama karena pihak pengelola gedung telah mengalokasikan biaya tertentu untuk pemasangan sistem kamera keamanan, sehinggan biaya pemasangan sistem tidak boleh melebihi biaya yang telah ditetapkan. Dari penjabaran pada point diatas disebutkan bahwa harga dari sistem yang dilakukan penelitian dapat bersaing dengan harga dari sistem yang sudah ada di pasaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penjabaran biaya implementasi sistem yang diteliti dengan sistem yang sudah ada di pasaran pada kedua tabel berikut ini: Tabel 4.1 Harga Implementasi Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Biaya Implementasi Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Nama Barang Harga satuan Total Harga Kamera Digital (D-Link DCS 900 W-Digital video camera-10base-t/100 Base-TX, WiFi) 4 unit $ $ D-Link DWL-900 AP+ 22Mbit Access Point 1 Sistem unit $95 $95 Linksys 8-port layer 2 switch (SD2008) 1 unit $ $ Jumlah $ Sistem Pendukung Komputer IBM vseries 346 (884011u) server 1 unit $2, $2, Software $85 $85 Total Harga $2, $2,739.90

9 62 Harga implementasi sistem keamanan kamera nirkabel per unit adalah sebesar $2, sedangkan harga impelementasi sistem keamanan kamera nirkabel secara total bernilai sebesar $2, Harga tersebut untuk implementasi sistem secara keseluruhan dengan asumsi bahwa gedung perkantoran yang akan dipasang sistem tersebut belum menggunakan sistem komputer sama sekali. Jika gedung perkantoran yang telah menggunakan sistem komputer maka penggunaan server dapat disesuaikan dengan server yang sudah ada. Spesifikasi server yang ditawarkan untuk sistem ini telah mendukung performance dari sistem. Server bisa saja dibeli sendiri. Tidak ditutup kemungkinan apabila user ingin mengganti spesifikasi server dengan spesifikasi dibawah spesifikasi yg dianjurkan dengan harga yg lebih murah, tetapi tidak menjamin performance dari sistem tersebut. Harga implementasi sistem dihitung menggunakan 4 kamera. Jika penggunaan kamera untuk diimplementasi pada gedung terasa kurang maka harga implementasi sistem hanya mengeluarkan biaya sistemnya saja sebesar $653.67, untuk biaya sistem pendukung nya tidak diperlukan lagi. Tetapi apabila tiap penambahan 16 kamera, maka diperlukan biaya tambahan untuk sistem pendukung sebesar $2,

10 63 Tabel 4.2 Harga Implementasi Sistem Keamanan Kamera CCTV Biaya Impelementasi Sistem Keamanan Kamera CCTV Nama Barang Harga satuan Total Harga Kamera Fix megasys wide dynamic colour camera 4 unit $270 $1,080 Sistem Kabel 200 m $0.95 $190 DVR 4 port 1 unit $450 $450 Jumlah $1,720 Sistem Pendukung Pc server 1 unit $2,200 $2,200 Total Harga $2, $3,825 Tabel diatas ini menjabarkan biaya yang akan dikeluarkan untuk implementasi sistem yang sudah ada di pasaran. Sebagai perbandingan harga implementasi dengan sistem yang diteliti. Harga implementasi sistem keamanan kamera CCTV per unit adalah sebesar $2, sedangkan harga impelementasi sistem keamanan kamera CCTV secara keseluruhan sebesar $3,825. Harga sistem tersebut hanya dibatasi menggunakan 4 kamera, karena sebagai bahan pembanding dengan sistem yang diteliti yang juga dibatasi 4 kamera. Jika penggunaan kamera untuk diimplementasi pada gedung terasa kurang maka harga implementasi sistem kamera CCTV hanya mengeluarkan biaya sistemnya saja sebesar $1,720, untuk biaya sistem pendukung nya tidak diperlukan lagi. Tetapi apabila tiap penambahan 16 kamera, maka diperlukan biaya tambahan untuk sistem pendukung sebesar $2,200.

11 64 Spesifikasi server yg dianjurkan supplier sebagai berikut Pentium IV 2.8 Ghz atau diatasnya, Memory 256 MB RAM DDR PC 3200, Motherboard Intel Chipset 865 series, Graphic cards GE FORCE MX MB, Hardisk 200 GB 7200RPM (smaller or bigger size is optional). Tabel 4.3 Harga Implementasi Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Pada Gedung JWC Biaya Implementasi Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Pada Gedung JWC Nama Barang Harga satuan Total Harga Kamera Digital (D-Link DCS 900 W-Digital video camera-10base-t/100 Base-TX, WiFi) 32 unit $ $3, D-Link DWL-900 AP+ 22Mbit Access Point 21 Sistem unit $95 $1,995 Linksys 8-port layer 2 switch (SD2008) 9 unit $ $ Jumlah $6, Sistem Pendukun g Komputer IBM vseries 346 (884011u) server 2 unit $2, $4, Software 2 unit $85 $170 Total Harga $10,742.81

12 65 Tabel 4.4 Harga Implementasi Sistem Keamanan Kamera CCTV Pada Gedung JWC Biaya Impelementasi Sistem Keamanan Kamera CCTV Pada gedung JWC Nama Barang Harga satuan Total Harga Kamera Fix megasys wide dynamic colour Sistem camera 32 unit $270 $8,640 DVR 4 port 8 unit $450 $3,600 Jumlah $12,240 Sistem Pendukung Pc server 2 unit $2,200 $4,400 Total $16,640 Biaya implementasi sistem keamanan kamera dicontohkan pada kasus gedung JWC Bina Nusantara. Berdasarkan hasil wawancara pada gedung JWC terdapat 4 lantai keatas dan 3 lantai basement, tiap lantai memerlukan 3 buah access point untuk menjangkau seluruh wilayah, jadi untuk menjangkau seluruh lantai dan wilayah gedung JWC maka diperlukan 21 access point. Berdasarkan tabel 4.3 diatas implementasi sistem keamanan kamera nirkabel pada gedung JWC memerlukan 21 unit access point, karena kamera yang digunakan sebanyak 32 kamera, maka diperlukan 2 unit PC server dan software. Total biaya yang diperlukan untuk implementasi sistem keamanan kamera nirkabel sebesar $10, Berdasarkan tabel 4.4 diatas implementasi sistem keamanan CCTV pada gedung JWC memerlukan 8 unit DVR dan karena kamera yang digunakan sebanyak 32 kamera, maka diperlukan 2 unit PC server. Pada perhitungan diatas, biaya kabel tidak diperhitungkan. Total biaya yang diperlukan untuk implementasi sistem keamanan CCTV sebesar $16,640.

13 66 Jadi bisa disimpulkan bahwa biaya implementasi pada gedung JWC menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel lebih murah sebesar $5, dari pada menggunakan sistem keamanan CCTV. Tetapi pada sistem keamanan kamera nirkabel memiliki kelemahan, yaitu kamera yang digunakan tidak secanggih dan gambarnya tidak sebagus kamera yang digunakan pada sistem keamanan CCTV, hal tersebut yang membuat harga kamera pada sistem keamanan kamera nirkabel lebih murah pada sistem keamanan CCTV. Tabel 4.5 Biaya Maintenance Untuk Sistem Keamanan Kamera CCTV No. Bagian Biaya 1. Kamera Rp ,- 2. Server Rp ,- 3. Kabel Rp ,- 4. Pemindahan titik per-kamera Rp ,- Untuk biaya maintenance untuk sistem CCTV dijabarkan pada table 4.3. Biaya diatas hanya biaya perawatan kamera dan server tanpa mengganti spare parts. Biaya penggantian spareparts kamera dan server tergantung jenis kerusakan yang dialami. Sedangkan untuk biaya pergantian kabel tergantung dari per-titik kerusakan kamera.

14 67 Tabel 4.6 Biaya Maintenance Untuk Sistem Keamanan Kamera Nirkabel No. Bagian Biaya 1. Kamera Rp ,- 2. Server Rp ,- 3. Access Point Rp ,- Untuk sistem keamanan kamera nirkabel biaya maintenancenya bisa lebih murah kamera hanya maintenance pada bagian kamera, server dan access point. Biaya diatas hanya biaya perawatan dan tanpa mengganti spare parts. Beban biaya maintenance kabel dan biaya pemindahaan titik kamera dapat dikurangi dikarenakan sistem ini tidak menggunakan kabel melainkan menggunakan gelombang Wi-Fi (Wireless Fidelity). Dan untuk melakukan perpindahan kamera sangat fleksibel sehingga tidak memerlukan biaya yang cukup besar. Tetapi yang harus menjadi perhatian dalam pemasangan kamera nirkabel adalah kamera tidak boleh diletakkan terlalu jauh dan tidak boleh banyak penghalang antara kamera dan access point yang dapat menyebabkan pengiriman data menjadi terganggu.

15 Penggunaan Kamera Nirkabel dan Akses Kamera Melalui Internet Sistem kamera keamanan nirkabel yang dilakukan penelitian termasuk bukan termasuk produk yang baru. Hal ini dapat dibuktikan pada grafik dibawah ini yang merupakan hasil penyebaran kuisioner kepada para pengelola gedung perkantoran. Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L34 Apakah Anda pernah mendengar sistem keamanan kamera nirkabel? 100% 95.20% Persentase 80% 60% 40% 20% 4.80% 0% Ya Jawaban Tidak Gambar 4.3 Grafik familiarity Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Dari data diatas dapat dilihat bahwa 95.2% pengguna sistem keamanan pernah mendengar sistem keamanan kamera nirkabel dan 4.80% tidak pernah mendengar sistem keamanan kamera nirkanel. Jadi dapat disimpulkan bahwa familiarity sistem keamanan kamera nirkabel sudah cukup beredar di kalangan pengguna sistem keamanan. Familirity dari kamera keamanan nirkabel memang sangatlah besar, tetapi tidak diimbangi dengan konsumen yang menggunakan sistem tersebut. Hal ini dapat dibuktikan pada grafik dibawah ini : Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L34.

16 69 Apakah Anda menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel? 100% 90% Persentase 80% 60% 40% 20% 10% 0% Ya Jaw aban Tidak Gambar 4.4 Grafik Pengguna Sistem Keamanan Kamera Nirkabel. Dari data diatas terlihat bahwa dari 95.2% responden yang pernah mendengar sistem keamanan kamera nirkabel, hanya 10% yang menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel dan 90% tidak menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel. Dari beberapa gedung perkantoran yang menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel memiliki alasan menggunakan sistem tersebut dikarenakan :Mudah proses instalasinya dikarenakan tidak menggunakan kabel dan hemat biaya pemasangan jika dibandingkan dengan kamera yang menggunakan kabel Dari beberapa gedung-gedung perkantoran yang tidak menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel, ada beberapa alasan tidak menggunakan sistem tersebut dikarenakan : Harganya mahal karena tidak menggunakan kabel sehinggga dirasakan lebih canggih dari sistem yang menggunakan kabel

17 70 Kurangnya sosialisasi dari pihak supplier tentang keunggulan dari sistem keamanan kamera nirkabel. Transfer data dan frekuensi yang jelek, dikhawatirkan mengganggu frekuensi peralatan lainnya. Hal ini disebabkan oleh manajemen frekuensi yang kurang baik di Indonesia, sehingga peralatan yang menggunakan frekuensi yang sama dapat saling berinteferensi. Dari data yang didapat melalui hasil wawancara kepada supplier juga menguatkan argumen tersebut (Lampiran halaman L9-L19) Kualitasnya belum teruji dan belum diperlukan pemakaiannya. Gambar 4.5 Alasan Tidak Menggunakan Sistem Keamanan Kamera Nirkabel. Dari data diatas, terlihat bahwa alasan-alasan tidak menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel, 72.2% harganya mahal, 22.2% kurangnya sosialisasi dari pihak supplier tentang keunggulan dari sistem keamanan kamera nirkabel, 22.2%

18 71 transfer data dan frekuensi yang jelek, 11.1% dikhawatirkan mengganggu frekuensi peralatan lainnya, 5.5.% kualitasnya belum teruji, dan 5.5% cukup dengan kamera kabel. Dari beberapa alasan-alasan pihak pengelola gedung perkantoran yang tidak menggunakan sistem kamera nirkabel, ada alasan yang paling menonjol, yaitu harga implementasi dari sistem masih memerlukan biaya yang tinggi. Tetapi dari analisis biaya yang telah dilakukan terhadap sistem yang diteliti menunjukkan bahwa dari sisi harga sistem keamanan kamera nirkabel dapat bersaing dengan sistem yang ada di pasaran. Sehingga apabila harga dari sistem keamanan kamera nirkabel bisa lebih murah dari sistem keamanan kamera CCTV, maka ada kemungkinan konsumen mau menggunakan sistem keamanan kamera nirkabel. Fitur lain yang ditawarkan dari sistem keamanan kamera yang diteliti adalah akses kamera melalui jaringan internet. Melihat perkembangan jaringan internet sangat pesat pada masa sekarang dan telah banyak gedung perkantoran telah menggunakannnya, maka sistem akses kamera melalui jaringan internet dirasakan dapat menjadi nilai tambah untuk sistem kamera keamanan nirkabel. Berdasarkan data hasil penyebaran kuisioner maka dapat diketahui bahwa akses kamera melalui jaringan internet sudah cukup familier dikalangan pengguna sistem keamanan. Hal ini dapat dibuktikan pada grafik dibawah ini: Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L34.

19 72 Apakah Anda pernah mendengar sistem akses kamera melalui internet Persentase 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 71.40% Ya Jawaban Tidak 28.57% Gambar 4.6 Grafik familiarity Sistem Akses Kamera Melalui Internet Dari data diatas dapat dilihat bahwa 71.4% pengguna sistem keamanan pernah mendengar sistem akses kamera melalui internet dan 28.57% tidak pernah mendengar sistem akses kamera melalui internet. Jadi dapat disimpulkan bahwa familiarity sistem akses kamera melalui internet sudah cukup beredar di kalangan pengguna sistem keamanan. Dari data yang berhasil didapat sekitar 71.4% pengguna sistem keamanan pernah mendengar sistem akses kamera melalui internet. Hanya sedikit sekali yang menggunakan fasilitas tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan garfik dibawah ini : Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L35.

20 73 Apakah Anda menggunakan sistem akses kamera melalui internet? 80% Persentase 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Ya 20% Tidak Jaw aban Gambar 4.7 Grafik Penguna Sistem Akses Kamera Melalui Internet Dari data diatas terlihat bahwa dari 71.4% responden yang pernah mendengar sistem akses kamera melalui internet, hanya 20% yang menggunakan sistem akses kamera melalui internet dan 80% tidak menggunakan sistem akses kamera melalui internet. Berdasarkan data yang didapat dari konsumen yang menggunakan sistem akses kamera melalui internet, sistem tersebut fungsinya masih dianggap kurang penting dalam mendukung sistem keamanaan dan sistem tersebut kurang sering pemakaiannya. Untuk mengakses kamera melalui internet diperlukan minimal bandwidth sekitar 64Kbps agar sistem dan gambar yang dihasilkan dapat berjalan dengan baik.

21 74 Dari beberapa gedung-gedung perkantoran yang tidak menggunakan sistem akses kamera melalui internet, ada beberapa alasan tidak menggunakannya, yaitu belum dirasakan perlu penggunaanya, sudah cukup puas dengan pengamanan yang sudah ada, tidak perlu pengamanan ekstra, dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dan kurangnya sosialisasi dari pihak supplier tentang keunggulan dari sistem akses kamera melalui internet. Gambar 4.8 Alasan Tidak Mengunakan Sistem Akses Kamera Melalui Internet Dari data diatas, terlihat bahwa alasan-alasan tidak menggunakan sistem akses kamera melalui internet, 41.6% belum dirasakan perlu penggunaannya, 25% sudah cukup akurat pengamanan yang sudah ada, 25% tidak perlu pengamanan ekstra, 8.3% dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dan 8.3% kurangnya sosialisasi dari pihak supplier tentang keunggulan dari sistem akses kamera melalui internet.

22 75 Dari beberapa alasan-alasan pihak pengelola gedung perkantoran yang tidak menggunakan sistem akses kamera melalui internet, ada alasan yang paling menonjol, yaitu untuk sekarang sistem akses kamera melalui jaringan internet dirasakan kurang perlu pemakaiannya oleh user. 4.4 Sistem Keamanan Yang Digunakan Konsumen Saat ini hampir semua gedung perkantoran menggunakan sistem keamanan. Alasan utama menggunakan sistem keamanan adalah untuk mengamankan gedung perkantoran tersebut dari tindakan-tindakan seperti: Pencurian Penggunaan sistem keamanan digunakan untuk merekam kejadian pencurian sehingga dapat dijadikan barang bukti untuk diproses di kepolisisan. Perusakan fisik terhadap fasilitas gedung perkantoran, Penggunaan sistem keamanan digunakan untuk memonitoring bagian-bagian gedung yang dianggap vital sehingga perusakan fasilitas fisik gedung perkantoran dapat dicegah. Pembatasan hak akses untuk karyawan pada ruangan tertentu. Penggunaan sistem keamanan untuk menjaga ruangan-ruangan yang dianggap vital seperti: ruangan server, ruangan direktur, brankas perusahaan, dan lain-lain. Pemberian hak akses bertujuan untuk menjaga dari tindakan kejahatan yang mungkin dilakukan karyawan yang tidak berkepentingan pada ruangan-ruangan tersebut.

23 76 Pemberian peringatan kepada penggunan gedung jika terjadi kebakaran, gempa, dan teror bom yang sering terjadi akhir-akhir ini. Penggunaan sistem keamanan digunakan sebagai tanda peringatan jika terjadi kebakaran dan gempa bumi sehingga para karyawan dapat dievakuasi ke tempat yang lebih aman Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L35. Penggunaan Sistem Keamanan Digedung Perkantoran % Persentase 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Ya Tidak 0.00% Jawaban Gambar 4.9 Persentase Penggunaan Sistem Keamanan di Gedung Perkantoran Berdasarkan hasil kuisioner yang didapat membuktikan semua gedung yang dijadikan sample menggunakan sistem keamanan. Hal ini dapat membuktikan bahwa penggunaan sistem keamanan dianggap sangat penting oleh semua pengelola gedung perkantoran.

24 77 Seberapa penting sistem keamanan digedung Anda? 9.50% 0% 90.50% Sangat Penting Penting Kurang Penting Tidak Penting Gambar 4.10 Persentase Tingkat Kepentingan Penggunaan Sistem Keamanan Dari 4 parameter pengukuran seberapa penting penggunaan sistem keamanan, dari data diatas terlihat bahwa dari semua gedung perkantoran yang mengunakan sistem keamanan, 90.50% menjawab sangat penting penggunaan sistem keamanan dan 9.5% menjawab penting penggunaan sistem keamanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa memang pada saat sekarang ini penggunaan sistem keamanan dirasakan sangat penting digunakan di gedung-gedung perkantoran. Selain alasan untuk mengamankan gedung penggunaan sistem keamanan juga merupakan tuntutan dari penyewa gedung karena penyewa gedung merasa lebih aman dan nyaman jika kantor yang mereka sewa memiliki sistem keamanan yang baik. Dari data yang berhasil didapat terdapat 3 sistem keamanan utama yang banyak digunakan pada gedung perkantoran. 3 sistem keamanan tersebut adalah Kamera keamanan CCTV, access control, sensor,dan alarm. Dari data yang didapat semua gedung yang dijadikan sampel penelitian menggunakan kamera keamanan CCTV. Hal ini dapat dilihat dari grafik dibawah ini. Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L35.

25 78 Jenis Sistem Keamanan Yang Digunakan Persentase 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% % 62.00% 47.60% CCTV Access Control Sensor/Alaram Jenis Sistem Keamanan Gambar 4.11 Persentase Jenis Sistem Keamanan Yang Digunakan Gedung Perkantoran Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa ada 3 jenis sistem keamanaan yang banya digunakan pada gedung perkantoran. Dari data yang berhasil didapat menyatakan bahwa persentase penggunaan sistem keamanan pada gedung perkantoran adalah 100% menjawab menggunakan CCTV, 62% menjawab menggunakan Access Control, dan 47.6% menjawab menggunakan Sensor atau alaram. Pada dasarnya ketiga sistem keamana tersebut dapat digunakan secara bersamaan pada sebuah gedung perkantoran. Tetapi tidak semua pengelola gedung perkantoran menggunakan ketiga sistem keamanan tersebut secara bersamaan dikarenakan berdasarkan permintaan dari penyewa gedung. Biasanya Kamera keamanan CCTV dan sensor atau alarm banyak digunakan secara bersamaan dan untuk access control digunakan sesuai dengan permintaan penyewa gedung. Jadi dapat disimpulkan penggunaan kamera untuk mendukung sistem keamanan banyak digunakan oleh gedung perkantoran sehingga sistem keamanan kamera nirkabel dapat masuk ke dalam segmen pasar gedung perkantoran. Hal ini sesuai dengan data

26 79 yang didapat melalui hasil wawancara dengan pihak supplier bahwa segmen pasar yang paling besar untuk sistem keamanan kamera berada pada segmen gedung perkantoran. Maka dari itu penelitian akan difokuskan pada segmen ini. Berdasarkan data pada gambar 4.1 membuktikan fitur yang paling penting dibutuhkan untuk sistem keamanan adalah recording. Sistem recording yang banyak digunakan sekarang ini adalah VCR( Video Cassette Recorder) dan DVR (Digital Video Recording). Perlu diketahui bahwa sistem VCR masih menggunakan sistem analog sedangkan DVR sudah menggunakan sistem digital dalam pengolahan data dan gambarnya. Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L36. Jenis Sistem Pengolahan Data dan Gambar Yang digunakan Persentase 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 47.60% VCR DVR 61.90% Jenis Sistem Gambar 4.12 Persentase Jenis Sistem Pengolahan Data dan Gambar Yang Digunakan. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jenis sistem pengolahan data dan gambar yang sudah digunakan pada gedung perkantoran adalah 47.6% menggunakan VCR dan 61.9% menggunakan DVR.

27 80 Jadi dapat disimpulkan penggunaan sistem digital dalam pengolahan data dan gambar pada saat ini sudah banyak digunakan bahkan sudah melebihi penggunaan sistem analog. Melihat perkembangan tersebut sistem kamera nirkabel yang sudah menggunakan sistem digital memiliki peluang yang besar diterima jika akan dipasarkan pada segmen ini. Untuk media penyimpanan data dan gambar di gedung perkantoran sudah banyak menggunakan Harddisk untuk menyimpan datanya. Penggunaan Harddisk yang menggunakan PC (Personal Computer) tidak memerlukan spesifikasi hardware yang tinggi dikarenakan semua proses pengelolaan gambar terpusat pada DVR card, yang paling penting adalah kapasitas Hardisk yang besar sehingga dapat menampung data dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk media penyimpanan yang menggunakan kaset tape atau VHS masih digunakan tapi memiliki presentasi yang kecil. Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L36. Media penyimpanan data dan gambar Persentase 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 38.10% Kaset Tape Harddisk 71.40% Gambar 4.13 Persentase Jenis Media Penyimpanan Data dan Gambar Yang Digunakan.

28 81 Dari data pada grafik diatas dapat dilihat bahwa jenis media penyimpanan data dan gambar yang banyak digunakan digedung perkantoran adalah 38.1% menggunakan Kaset Tape dan 71.4% menggunakan Hardisk. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan PC ( Personal Computer) untuk media penyimpanan data dan gambar sudah banyak digunakan sehingga peluang sistem kamera keamanan nirkabel yang sudah menggunakan PC dapat diterima jika akan dipasarkan pada segmen ini. Kamera keamanan yang digunakan pada gedung perkantoran diletakkan di didalam ruangan (in-door) dan diluar ruangan (out-door). Penelitian ini akan melihat jenis kamera yang banyak digunakan di gedung perkantoran untuk in-door ataupun outdoor, pengambilan data tersebut bertujuan untuk melihat persentase jenis kamera yang digunakan di masing-masing tempat. Jenis kamera yang biasa digunakan ada 2 yaitu : Fix Kamera Fix kamera adalah kamera yang berbentuk kotak atau balok. Biasanya kamera jenis ini lensanya dapat diganti-ganti untuk mendapatkan fokus sesuai dengan kondisi ruangan. Dom Kamera Dom kamera adalah jenis kamera yang berbentuk bola setengah lingkaran sehingga jika dilihat tidak seperti kamera melainkan seperti sebuah bola lampu. Biasanya kamera jenis ini digunakan di ruangan-ruangan yang tidak ingin diketahui oleh orang bahwa ruangan tersebut telah diletakkan kamera pengawas.

29 82 Penggunaan jenis kamera In-door 60% 52.40% 52.40% 50% Persentase 40% 30% 20% 10% 0% Fix Kamera Jenis kamera Dom Kamera Gambar 4.14 Persentase Jenis Kamera Yang Digunakan di In-door Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L36. Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pemakaian kamera fix dan kamera dom sangat merata dalam ruangan (in-door) gedung perkantoran. Alasan-alasan pemilihan kamera yang digunakan In-door yaitu : Kualitas gambar bagus, harga lebih murah, tidak diperlukan kamera yang terlalu canggih, dilihat dari bentuk kamera yang tidak menggangu estetika ruangan.

30 83 Pengunaan jenis kamera Out-door % Persentase 100% 80% 60% 40% 20% 0% 0.00% Fix Kamera Dom Kamera Jenis kamera Gambar 4.15 Persentase Jenis Kamera Yang Digunakan di Out-door Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L37 Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pemakaian kamera fix sangat dominan dalam ruangan out-door. Hal ini dikarenakan kamera fix memiliki daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan kamera doom. Alasan-alasan pemilihan kamera yang digunakan di out-door yaitu : Mudah pengoperasiaan dan maintenance, jarak jangkau dan detail gambar (zoom), kamera tahan cuaca panas dan hujan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sistem kamera keamanan yang digunakan digedung-gedung perkantoran penggunaan kamera untuk in-door terdiri dari 2 jenis yaitu kamera fix dan kamera dom, pengunaan kamera Out-door adalah kamera fix.

31 84 Dari data yang didapat diketahui bahwa pengelola gedung sudah merasa cukup efektif terhadap sistem keamanan yang sudah mereka gunakan sekarang ini. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar grafik dibawah ini. Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L37 Apakah penggunaan sistem keamanan sudah dirasakan efektif? Persentase 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0.00% Sangat efektif 76.20% Efektif 23.80% Kurang Efektif 0% Tidak Efektif Jawaban Gambar 4.16 Tingkat Keefektifan Penggunaan Sistem Keamanan di Perkantoran. Dari data pada grafik diatas dapat dilihat bahwa 76.2% pengguna merasa efektif dengan sistem keamanan yang disudah digunakan sekarang dan 23% merasa kurang efektif dengan sistem keamanan yang disudah digunakan sekarang.

32 85 Apakah sistem keamanan sering terjadi masalah? persentase 50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 0.00% Sangat sering 19.00% Sering 47.60% Kurang Sering 33% Tidak Sering Jawaban Gambar 4.17 Grafik Frekuensi Terjadi Masalah Pada Sistem Keamanan Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L37 Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari sistem keamanan yang digunakan sekarang 19% sering terjadi masalah, 47.6% kurang sering terjadi masalah dan 33% tidak sering terjadi masalah. Berdasarkan data tentang sistem keamanan yang sudah digunakan sekarang sudah efektif dan kurang sering terjadi masalah, sehingga dapat disimpulkan pengelola gedung sudah merasa puas akan sistem tersebut. Jadi kemungkinan user untuk mengganti sistem yang sedang berjalan sangat kecil.

33 86 Bagian Sistem Keamanan Kamera Yang Terjadi Masalah 14% 19.00% Sistem Kabel 52.40% 57.10% Kamera Software Gambar 4.18 Persentase Bagian Sistem Keamanan Kamera Yang Terjadi Masalah. Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L38. Untuk sistem keamanan kamera CCTV yang digunakan sekarang ini masalah yang paling sering timbul adalah di bagian kabel karena sering digigit oleh binatang pengerat seperti tikus. Dari data yang didapat bagian sistem keamanan kamera CCTV yang sering terjadi masalah, 19% sistem atau server, 57.1% dari kabel, 52.4% dari kamera, 14% dari software yang digunakan. Untuk itu perlu dicari pemecahan untuk mengatasi masalah pengkabelan untuk kamera CCTV karena masalah tersebut paling sering dihadapi oleh pengelola gedung perkantoran. Sistem kamera nirkabel yang sudah menggunakan teknologi Wireless (Tanpa Kabel) cocok digunakan pada gedung yang sering mengalami masalah pada sistem pengkabelan untuk kamera. Sistem kamera nirkabel sudah menggunakan gelombang radio dengan frekuensi 2,4 GHz untuk pengiriman datanya sehingga sangat fleksibel dalam masalah pemasangan dan instalasi dari kamera karena tidak menggunakan kabel.

34 87 Penempatan kamera juga menjadi bagian yang tidak kalah penting untuk dibahas karena penempatan kamera yang tidak tepat dapat menyebabkan proses pengawasan pada gedung menjadi tidak efektif. Dari data yang didapat pengelola gedung banyak menempatkan kamera di tempat masuk parkir atau pintu masuk mobil. Penempatan kamera di tempat ini digunakan untuk merekam jika terjadi pencurian kendaraan. Data tentang penempatan sistem keamanan kamera pada gedung perkantoran dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Tabel tabulasi frekuensi bisa dilihat lampiran halaman L38. Tempat Diletakkan Sistem Keamanan Kamera Pintu Masuk parkir atau tempat parkir 100% Basement 76.20% Tempat Ruang/kantor Kerja Koridor 19.00% 57.10% Loby 95.20% Depan/dalam Lift 80.90% Persentase Gambar 4.19 Persentase Penempatan Kamera Keamanan Dari data pada grafik diatas dapat dilihat kamera yang digunakan digedung perkantoran diletakkan ditempat : 80.9% diletakkan di depan dan dalam lift, 95.2% diletakkan di lobby, 57.1% diletakkan di koridor, 19% diletakkan di ruang kerja, 76.2% diletakkan di basement, dan 100% diletakkan di pintu masuk atau tempat parkir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem keamanan kamera banyak diletakkan dibagian pintu masuk atau tempat parkir, di lobby, di depan dan dalam lift.

35 Spesifikasi Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Sistem sekuriti dengan menggunakan kamera nirkabel ini akan dibuat dengan perancangan sebagai berikut : WIFI CAMERA I SWITCH WIFI CAMERA II ACCESS POINT WIFI CAMERA III WIRELESS WIFI CAMERA IV NETWORK Data base Client I Client II Remote Administrator Gambar 4.20 Model Perancangan Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Sistem sekuriti ini dapat menggunakan beberapa wireless camera yang beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz. Masing-masing kamera akan mempunyai alamat IP yang unik pada jaringannya. Wireless network akan dihubungkan ke Local Area Network (LAN) dengan menggunakan access point. Sebuah server akan ditambahkan untuk mendukung sistem database dari sistem sekuriti ini. Komputer-komputer client dapat mengakses kamera wireless setelah mendapatkan otentifikasi untuk akses data kamera wireless. Data-data visual akan dikirimkan melewati port 80 yaitu port HTTP, untuk pengiriman streaming image visual dari kamera dan akan ditampilkan dengan sistem perangkat lunak. Sistem perangkat

36 89 lunak yang dirancang akan memperhatikan jumlah tampilan kamera yang dapat ditampilkan sekaligus pada layar komputer. Aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini dibatasi maksimum hanya 4 kamera.untuk melihat tampilan sistem perangkat lunak yang digunakan dapat dilihat pada lampiran halaman L27-L30 streaming video yang diterima oleh komputer melalui port 80, yaitu port HTTP (HyperText Transport Protocol), akan di capture per frame oleh komputer server untuk disimpan sebagai file yang berisikan frame interval tertentu maka format penyimpanannya adalah format JPEG atau dapat pula disimpan dalam format movie file AVI untuk data bergerak. Untuk melakukan video streaming kecepatan transfer data (data rate) didalam jaringan sangatlah berpengaruh, jika transfer data pada jaringan lambat maka gambar dari video streaming yang akan dilihat oleh user akan memiliki delay dan tidak real time sehingga akan mengurangi kejelasan pandangan dari pihak user. Untuk itu diperlukan bandwith dan kecepatan jaringan yang besar. Kecepatan data atau data rate yang ideal untuk sistem ini adalah 256 Kbps. Dimana data rate tersebut dibutuhkan untuk melakukan video streaming. Untuk spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan yang menjadi komponen sistem keamanan kamera nirkabel penelitian ini menganjurkan spesifikasi sebagai berikut: Wi-Fi Camera DCS-900W Access Point DWL-900AP+ Linksys 8-port layer 2 switch (SD2008) IBM xseries 346 (884011u) Server

37 90 Untuk melihat spesifikasi detail dari tiap komponen penyusun sistem kamera keamanan nirkabel dapat dilihat pada lampiran halaman L20-L Sistem Motion Detection pada Sistem Kamera Keamana Nirkabel Seperti kamera keamanan yang telah ada di pasaran, sistem kamera keamanan nirkabel sudah dilengkapi fitur motion detection (pendekteksi gerak). Sistem ini digunakan untuk menghemat media penyimpanan, karena jika kamera digunakan untuk merekam secara continue maka data yang disimpan akan sangat besar. Sistem motion detection yang dirancang hanya akan aktif bila ada pergerakkan dan perubahan intensitas cahaya. Sensitivitas yang dipakai pada motion detection ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan image, seperti perubahan objek benda yang ditangkap, besar dari objek yang bergerak dan adanya perubahan intensitas cahaya.besar dari objek yang ditangkap juga mempengaruhi perbedaan frame yang dihasilkan dalam hal ini akan mempengaruhi sensitivitas dari motion detection yang didesain Usulan Teknik Pengamanan Data Sistem Keamanan Kamera Nirkabel Untuk mengamanakan data yang dikirim benar-benar secure diperlukan pengamanan secara hardware dimana utility yang digunakan adalah perangkat firewall dalam bentuk hardware. Penelitian ini lebih menyarankan penggunaan perangkat firewall dalam bentuk hardware dikarenakan penggunaan firewall dalam bentuk software ada kemungkinan besar lebih mudah dihack oleh hacker karena apabila hacker berhasil menghack OS( Operating System) yang ada pada server maka kegunaan dari

38 91 firewall dan settingannya dapat diubah. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan perangkat firewall dalam bentuk hardware. Dalam konfigurasi firewall yang diusulkan menggunakan firewall jenis X- Edge yang memiliki kapasitas user. Pada firewall ini terdapat 3 area yaitu: 1. Area internal : orang dalam yang mengelola server 2. Area eksternal : user yang mengakses dari luar melalui access point. 3. Area DMZ < Demiliterized zone >: area yang berguna untuk menempatkan public server untuk mencegah hacker masuk lebih jauh ke dalam jaringan dari pengelola server. Sedangkan untuk kelancaran sistem ini faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah : 1. Bandwith yang digunakan. 2. Besar data yang dikirimkan. 3. Interferensi yang ada selama pengiriman ataupun permintaan data. 4. Pengaturan quality of service Dalam pengaturan quality of service ini dapat diatur prioritas data serta prioritas bandwith terhadap data. Untuk pengamanan dari jaringan wirelessnya sendiri akan dilakukan dengan menghidden SSID jaringan yang dipakai, Dengan kata lain jaringan SSID yang dipakai tidak dibroadcast untuk umum. Ini dapat mengurangi resiko hacker mengganggu jaringan kita. Apabila SSID dihidden maka untuk menjamin supaya lancarnya komunikasi data maka SSID antara client dan access point harus sama sehingga dapat saling terkoneksi satu sama lainnya pada saat melakukan contact. Selain dengan cara ini, cara lain yang dapat dipakai adalah dengan memberlakukan WEP (Wireless Equivalent

39 92 Privacy). WEP dapat menambah keamanan dari data yang dikirim serta diterima secara wireless seperti yang dilakukan pada LAN. Pada WEP ini menyediakan layanan keamanan dengan cara meng-enkripsi data dan melakukan autentifikasi berlaku ketika ingin mengakses access point sedangkan proses enkripsi dilakukan pada paket data yang akan dikirimkan. Masalah frekuensi juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Seperti yang diketahui bahwa frekuensi WI-FI 2,4Ghz sekarang sudah dibebaskan penggunaannya oleh pemerintah sehingga kemungkinan terjadinya gangguan frekuensi sangat besar. Untuk mengatasi masalah ini kami menganjurkan beberapa cara antara lain: mengganti channel dimana frekuensi yang terkena interferensi dengan channel yang lain karena seperti yang diketahui terdapat 12 channel pada setiap frekuensi, melakukan pendekatan dengan orang atau perusahaan yang frekuensinya dianggap menganggu, menambah penguat sinyal <booster> dengan resiko dapat menggangu frekuensi orang lain.

40 93 Berikut ini adalah blok diagram mengenai usulan sistem keamanan pada sistem keamanan kamera nirkabel yang diteliti sebagai berikut : External External WIFI CAMERA I WIFI CAMERA 2 WEP WIFI CAMERA 3 Internet WIFI CAMERA 4 ACCESS POINT Firewall Switch Switch DMZ Server Server Server Server Server Computer Computer Computer Local Area Network Users Inside Gambar 4.21 Blok Diagram Usulan Sistem Keamanan Pada Sistem Keamanan Kamera Nirkabel 4.6 Sistem Keamanan Yang Diharapkan Konsumen Sistem keamanan yang banyak digunakan pada gedung perkantoran menunjukkan bahwa sistem keamanan merupakan faktor yang cukup penting dirasakan dalam penggunaannya. Alasan penggunaan sistem keamanan yang paling utama adalah untuk mengamankan gedung dari tindakan-tindakan seperti pencurian, perusakan fisik terhadap fasilitas gedung, peringatan terhadapa kebakaran dan bencana alam, teror bom, dan masih banyak lagi.

41 94 Salah satu sistem keamanan yang banyak digunakan sekarang ini adalah kamera keamanan CCTV. Untuk penggunaan kamera keamanan fitur yang paling penting adalah motion detection (dengan persentase 80.90%) dan recording (dengan persentase 100%). Penggunaan sistem motion detection (pendekteksi gerakan) pada sistem kamera keamanan digunakan untuk menghemat media penyimpanan. Media penyimpanan yang banyak digunakan sekarang sudah menggunakan harddisk, sehingga data yang disimpan adalah data yang berbentuk data digital. Untuk mengkonvert data analog ke data digital yang dihasilkan kamera, sistem kamera keamanan CCTV menggunakan DVR (Digital Video Record) card. sehingga pada DVR card terdapat modul ADC (Analog to Digital Converter) untuk melakukan proses konvert data tersebut. Sedangkan untuk memilih kamera keamanan itu sendiri pengelola gedung menetapkan beberapa kriteria seperti : Dapat beroperasi dalam intensitas cahaya yang kurang, kehalusan gambar yang dihasilkan kamera, dan harga. Pada penelitian ini akan mencoba menganalisis suatu sistem keamanan yang menggunakan kamera nirkabel. Pengembangan sistem keamanan kamera nirkabel yang sudah menggunakan teknologi wireless (tanpa kabel) diharapkan dapat mengggantikan kamera keamanan CCTV yang masih menggunakan kabel sebagai media pengantaran datanya. Masalah yang paling sering timbul dalam penggunaan kamera CCTV adalah pada proses instalasi yang rumit dan sering terjadinya masalah media kabel yang digunakan, untuk itu teknologi kamera wireless yang akan ditawarkan diharapkan dapat mengatasi kerumitan dalam proses instalasi dan gangguan yang sering diakibatkan oleh media kabel.

42 95 Sistem keamanan kamera nirkabel yang dijadikan penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan yang dimiliki kamera kemanan nirkabel dibandingkan kamera keamanan CCTV adalah : Dapat beroperasi dalam intensitas cahaya yang kurang Kamera nirkabel yang dijadikan penelitian ini tidak dapat beroperasi pada intensitas cahaya yang kurang dikarenakan sensor yang digunakan masih membutuhkan intensitas cahaya yang baik agar dapat beroperasi secara normal. Sedangkan sensor yang digunakan pada kamera CCTV masih dapat beroperasi pada intensitas cahaya yang kurang. Kehalusan gambar yang dihasilkan kamera Gambar yang dihasilkan kamera kemanan nirkabel masih kurang halus karena disebabkan transmisi pengiriman data image dengan menggunakan media nirkabel mempunyai respon frame rate per second yang kurang stabil. Masalah security data yang ditransmisikan Sistem kamera nirkabel masih memiliki masalah security dalam proses transmisi datanya karena kamera tersebut menggunakan media gelombang radio sehingga rentan terhadap penyadapan data. Untuk itu perlu dilakukan perancangan sistem sekuriti pengiriman data frame image berupa tambahan fasilitas enkripsi data. Sedangkan untuk kamera CCTV yang menggunakan media kabel masalah penyadapan data tidak begitu signifikan terjadi.

43 96 Salah satu fitur lain dari sistem kamera nirkabel adalah fasilitas akses dari jaringan internet. Fitur ini juga sudah didukung oleh sistem kamera CCTV yang sudah menggunakan DVR card. Fasilitas akses ke jaringan internet ini dirasakan kurang perlu pemanfaatannya oleh pihak user dikarenakan sistem monitoring yang dijalankan masih menggunakan sistem close circuit monitoring sehingga monitoring dari jarah jauh atau remote monitoring jarang digunakan. Sedangkan dari segi harga implementasi dan maintenance, sistem keamanan nirkabel dapat bersaing dengan sistem keamanan kamera CCTV. Untuk itu jika faktor harga implementasi menjadi bahan pertimbangan utama maka sistem kamera keamanan nirkabel dapat menjadi sistem alternatif.

Kuisioner. Analisis Kebutuhan Penggunaan Sistem Keamanan. Menggunakan Kamera Nirkabel

Kuisioner. Analisis Kebutuhan Penggunaan Sistem Keamanan. Menggunakan Kamera Nirkabel L1 Kuisioner Analisis Kebutuhan Penggunaan Sistem Keamanan Menggunakan Kamera Nirkabel Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu yang telah bersedia meluangkan sedikit waktu untuk mengisi

Lebih terperinci

SEKILAS WIRELESS LAN

SEKILAS WIRELESS LAN WIRELESS NETWORK SEKILAS WIRELESS LAN Sejarah kemunculan WLAN dimulai pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN yang pertama diberi kode 802.11. Peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi atau Information Technology ( IT ) dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi atau Information Technology ( IT ) dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi atau Information Technology ( IT ) dewasa ini dirasakan sangat cepat dibandingkan pada era tahun 80 dan 90-an. Perkembangan IT yang cepat ini

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN CCTV ANALOG

ANALISIS SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN CCTV ANALOG ANALISIS SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN CCTV ANALOG PENDAHULUAN Sistem kamera CCTV analog adalah sistem surveillance yang mengirimkan signal video (gambar yang tertangkap oleh kamera CCTV) menggunakan format

Lebih terperinci

Demikian kami sampaikan perkenalan ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Demikian kami sampaikan perkenalan ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Kepada Yth. Bapak/Ibu Manager Purchassing/Engineering Di Tempat Perihal : Proposal Security Sytem CCTV IP Camera Arecont Dengan hormat, Perusahaan kami bergerak di spesialis produk security system, dengan

Lebih terperinci

WIRELESS SECURITY. Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1

WIRELESS SECURITY. Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1 WIRELESS SECURITY Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1 Abstract As the number of wireless networks increased, so too did the need for a wireless networking standard. 802.11 belongs to the Institute of Electrical

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Dalam penelitian perancangan dan implementasi radio streaming di LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, digunakan beberapa data pendukung sebagai

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 3.1 Sasaran Kemampuan Sistem Untuk menjawab beberapa pertanyaan pada rumusan masalah di bagian pendahuluan, sistem yang diusulkan harus memiliki kemampuan sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 188 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan perancangan jaringan serta perhitungan pemakaian akses internet pada PT. Bonet Utama ini antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN E-15

BAB I PENDAHULUAN E-15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan keamanan, saat ini telah banyak dikembangkan dan digunakan berbagai macam sistem keamanan. Kamera CCTV (Closed

Lebih terperinci

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless Mega Elinda A. lynda.loverscake@gmail.com http://nunalinda.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep wireless / Hotspot Menguasai

Lebih terperinci

Akses Remote Database via Internet

Akses Remote Database via Internet Akses Remote Database via Internet Konfigurasi network sederhana sebuah kantor perusahaan UKM kurang lebih mirip seperti yang ada digambar berikut, tidak harus wirelss network (seperti gambar), bisa juga

Lebih terperinci

Akses Remote Database via Internet

Akses Remote Database via Internet Akses Remote Database via Internet Konfigurasi network sederhana sebuah kantor perusahaan UKM kurang lebih mirip seperti yang ada digambar berikut, tidak harus wirelss network, bisa juga kabel LAN. Salah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi 47 48 Dari kerangka yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa metodologi dimulai dengan melakukan analisa sistem yang sedang berjalan yaitu melihat

Lebih terperinci

menjadi channel-channel seperti pembagian frekuensi untuk stasiun radio.

menjadi channel-channel seperti pembagian frekuensi untuk stasiun radio. 2.8.8 Wireless Channel Jaringan wireless menggunakan konsep yang sama dengan stasiun radio, dimana saat ini terdapat dua alokasi frekuensi yang digunakan yaitu 2,4 GHz dan 5 GHz yang bisa dianalogikan

Lebih terperinci

Diagram skematik dari dua aplikasi pada wireless LAN dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini :

Diagram skematik dari dua aplikasi pada wireless LAN dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini : MODUL 12 WIRELESS NETWORK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa mampu memahami system enkripsi di jaringan wireless 2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan system sekuriti di jaringan wireless 3. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Setelah melalui proses perancangan sistem, kini saatnya mengimplementasikan apa yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Implementasi sistem Video

Lebih terperinci

IndoChip Network Aman dan Murah. Proposal

IndoChip Network Aman dan Murah. Proposal IndoChip Network Aman dan Murah Proposal Penawaran Pembuatan Jaringan Komputer Untuk Perusahaan: Network Management System (NAM), Hotspot Area Management, Wireless, Instalasi Router / Server dll. Latar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Up 37350,00 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pembangunan Warung internet sanjaya.net terdiri dari 30 komputer dengan rincian satu komputer sebagai Billing computer berada dilantai 1 dan 29 komputer

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. misalnya EyeSpyFx. Aplikasi ini memiliki fitur untuk melakukan pemantauan keamanan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. misalnya EyeSpyFx. Aplikasi ini memiliki fitur untuk melakukan pemantauan keamanan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sudah banyak aplikasi webcam monitoring yang telah beredar dipasaran saat ini, misalnya EyeSpyFx. Aplikasi ini memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Quantum Tera Network adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum telah mengalami kemajuan yang pesat. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi, hal

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Jaringan internet di lingkungan Universitas Bina Nusantara dibagi menjadi 3 wilayah diantaranya daerah Anggrek, Syahdan, dan Taisir. Hal

Lebih terperinci

Sejarah dan Perkembangan Closer Circuit Television (CCTV)

Sejarah dan Perkembangan Closer Circuit Television (CCTV) Sejarah dan Perkembangan Closer Circuit Television (CCTV) CCTV atau Closer Circuit Television (CCTV) pertama kali ditemukan oleh Walter Brunch. CCTV pertama kali digunakan oleh tim pelaksana peluncuran

Lebih terperinci

SNIFFING PASSWORD MENGGUNAKAN APLIKASI CAIN AND ABEL PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK. Disusun Oleh : Very Dwi Primajaya Teknik Informatika

SNIFFING PASSWORD MENGGUNAKAN APLIKASI CAIN AND ABEL PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK. Disusun Oleh : Very Dwi Primajaya Teknik Informatika SNIFFING PASSWORD MENGGUNAKAN APLIKASI CAIN AND ABEL PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK Disusun Oleh : Very Dwi Primajaya 58411862 Teknik Informatika Abstraksi Very Dwi Primajaya, 58411862 Sniffing Password

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

By. Gagah Manunggal Putra Support by :

By. Gagah Manunggal Putra Support by : Computer Networking By. Gagah Manunggal Putra Support by : Apa itu Jaringan Komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750 Achmad Muharyadi 23109113 Latar Belakang Mikrotik merupakan salah satu system operasi yang berbasis linux. Dibandingkan dengan distro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam menjalankan bisnis mereka. Perusahaan sekecil apapun pasti

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam menjalankan bisnis mereka. Perusahaan sekecil apapun pasti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, setiap perusahaan yang ada pasti membutuhkan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis mereka. Perusahaan sekecil apapun pasti tidak lepas

Lebih terperinci

Utility Jaringan (Panduan Mengoptimalkan Jaringan Komputer Berbasis Windows) Penulis : Ahmad Yani Ukuran : 15,5 x 23,5 cm Tebal : 102 BW (bonus CD)

Utility Jaringan (Panduan Mengoptimalkan Jaringan Komputer Berbasis Windows) Penulis : Ahmad Yani Ukuran : 15,5 x 23,5 cm Tebal : 102 BW (bonus CD) Utility Jaringan (Panduan Mengoptimalkan Jaringan Komputer Berbasis Windows) Penulis : Ahmad Yani Ukuran : 15,5 x 23,5 cm Tebal : 102 BW (bonus CD) ISBN : 979-757-106-8 Harga : Rp26.000 Untuk membentuk

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi jaringan nirkabel (wireless) merupakan salah satu teknologi informasi yang saat ini sedang berkembang dengan pesat dan banyak diterapkan di berbagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN NIRKABEL SEBAGAI MEDIA AKSES INTERNET PADA PT.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN NIRKABEL SEBAGAI MEDIA AKSES INTERNET PADA PT. UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN NIRKABEL SEBAGAI MEDIA AKSES INTERNET PADA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis kebutuhan dan perancangan sistem informasi keamanan berbasis SMS gateway dengan arduino dan CCTV. 3.1 Gambaran Umum Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Ad-Hoc. Dalam segi keamanan, jaringan ad-hoc dapat di konfigurasi tanpa password (open) atau menggunakan 2 metode yaitu WEP dan WPA.

Ad-Hoc. Dalam segi keamanan, jaringan ad-hoc dapat di konfigurasi tanpa password (open) atau menggunakan 2 metode yaitu WEP dan WPA. Ad-Hoc Jaringan Ad-hoc adalah salah satu jenis dari Wireless Local Area Network (WLAN) yang terdiri dari sekumpulan node-node yang berkomunikasi satu sama lain secara langsung tanpa melibatkan node perantara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan File Server Menggunakan Cloud Perancangan layanan file server menggunakan cloud pada PT Mugi Cipta Perkasa dilakukan dengan menggunakan sebuah server yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 51 Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan perancangan penulis secara langsung, maka penulis mensimulasikan jaringan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MONITORING IP KAMERA MENGGUNAKAN PROTOKOL RTSP PADA MOBILE PHONE

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MONITORING IP KAMERA MENGGUNAKAN PROTOKOL RTSP PADA MOBILE PHONE ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MONITORING IP KAMERA MENGGUNAKAN PROTOKOL RTSP PADA MOBILE PHONE PENDAHULUAN Keamanan pada saat ini menjadi hal yang penting. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 4. Perancangan dan Implementasi

BAB 4. Perancangan dan Implementasi BAB 4 Perancangan dan Implementasi 4.1 Perancangan Sistem Sistem pemantau ini dirancang dengan menggunakan 23 kamera yang akan dibagi menjadi tiga bagian kamera P dengan 9 kamera, kamera RL dengan total

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

b. Perancangan Sistem

b. Perancangan Sistem BAB III METODE DAN PERANCANGAN 3.1 Langkah Penelitian Model penelitian yang digunakan adalah model waterfall. Metode waterfall merupakan proses pengembangan rekayasa perangkat lunak, di mana proses pengembangannya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. penempatan yang cocok untuk IP Camera tersebut. penempatan IP Camera ini sangat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. penempatan yang cocok untuk IP Camera tersebut. penempatan IP Camera ini sangat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Penempatan IP Camera A. Letak IP Camera Dalam melakukan penelitian ini pertama kali yang dilakukan adalah menentukan penempatan yang cocok untuk IP Camera tersebut.

Lebih terperinci

Analisis Kelemahan Keamanan pada Jaringan Wireless Aji Supriyanto

Analisis Kelemahan Keamanan pada Jaringan Wireless Aji Supriyanto Analisis Kelemahan Keamanan pada Jaringan Wireless Aji Supriyanto Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang e-mail : ajisup@gmail.com PENULIS : NAMA : SANUSI HASAR NPM : 1211050201 FAKULTAS

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi SIA 1. Henny Medyawati Program Sarmag Universitas Gunadarma

Pengantar Teknologi SIA 1. Henny Medyawati Program Sarmag Universitas Gunadarma Pengantar Teknologi SIA 1 Henny Medyawati Program Sarmag Universitas Gunadarma Tahun 1997, IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama, 802.11 peralatan yang sesuai standar tsb dapat bekerja pada frek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Melakukan Survey Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User Perancangan Jaringan Hotspot Perancangan Sistem Bandwidth Management Melakukan Uji Coba dan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT)

PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT) PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT) A. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi sebuah Access Point 3. Mahasiswa dapat mengukur beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini secara rinci akan membahas mengenai langkah-langkah yang diterapkan terhadap rancangan infrastruktur jaringan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN TANDA LULUS... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... vix DAFTAR

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

KONSEP CAPTIVE PORTAL UNTUK AUTHENTIKASI PENGGUNA LAYANAN INTERNET (STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DI JURUSAN MATEMATIKA)

KONSEP CAPTIVE PORTAL UNTUK AUTHENTIKASI PENGGUNA LAYANAN INTERNET (STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DI JURUSAN MATEMATIKA) KONSEP CAPTIVE PORTAL UNTUK AUTHENTIKASI PENGGUNA LAYANAN INTERNET (STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DI JURUSAN MATEMATIKA) SKRIPSI Disusun Oleh : ERI SETIADI BUDIAWAN J2A 003 022 PROGRAM STUDI MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di abad ke 21 ini, teknologi yang memegang peranan kunci adalah teknologi pengumpulan, pengolahan, dan pengiriman informasi atau data, baik data visual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi infomasi telah menyebabkan perubahan dan cara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi infomasi telah menyebabkan perubahan dan cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi infomasi telah menyebabkan perubahan dan cara pandang hidup manusia dan suatu organisasi. Perkembangan yang sedemikian pesatnya telah membawa

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir proses perancangan dan pembuatan Live Video Streaming menggunakan jaringan internet, WLAN dan Wireless IP camera 40 3.2 Topologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tindak kejahatan yang marak saat ini menuntut diciptakan sesuatu sistem keamanan yang dapat membantu memantau dan mengawasi segala sesuatu yang berharga. Salah satu

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor 1. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN 2. DASAR TEORI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. ruangan yaitu ruangan marketing dan Gudang. Dimana untuk bagian Marketing

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. ruangan yaitu ruangan marketing dan Gudang. Dimana untuk bagian Marketing BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Konfigurasi Jaringan CV. SAGT Bandung CV. SAGT berencana memasang jaringan untuk menghubungkan 2 ruangan yaitu ruangan marketing dan Gudang. Dimana untuk bagian Marketing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL a. Pilihan Ganda 1. Protokol TCP/IP berhubungan dengan pengguna aplikasi yang berguna untuk terminal maya jarak jauh a. HTTP b. FTP c. SMTP d. TELNET e. UDP 2. Proses pencampuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengguna layanan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 1. Processor Intel Core 2 GHz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 1. Processor Intel Core 2 GHz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi ini telah diimplementasikan pada komputer dengan spesifikasi hardware sebagai berikut : 1. Processor Intel Core 2 Duo @2,8 GHz 2. 2 GB RAM 3. 2

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Sekolah Eksistensi Sekolah Tarsisius Vireta dimulai setelah Yayasan Bunda Hati Kudus (Kantor Pusat yang bertempat di Jakarta) berhasil mendirikan TK Tarsisius

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK Franky Sunarto Ricky Adhiputra Wibowo Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480, 021 5345830 sassy_b_boy@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dapat diketahui hasil sinyal Wi-Fi. 1. Pergerakan penumpang Terminal 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dapat diketahui hasil sinyal Wi-Fi. 1. Pergerakan penumpang Terminal 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengetahui parameter sistem seperti langkah langkah pengumpulan pergerakan penumpang dan konfigurasi sistem pada

Lebih terperinci

BAB VIII. Keamanan Wireless

BAB VIII. Keamanan Wireless BAB VIII Keamanan Wireless Pengertian Wi-FI Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu kelompok standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL AD HOC MODE WLAN

JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL AD HOC MODE WLAN JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL AD HOC MODE WLAN Nama Kelas : Fauzan Hilmanda : TK-2C No Absen : 6 PROGRAM STUDI T.TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2013 AdHoc Mode WLAN I. Langkah Kerja 1. Masuk ke

Lebih terperinci

KARYA ILMIYAH TENTANG WIRELESS

KARYA ILMIYAH TENTANG WIRELESS KARYA ILMIYAH TENTANG WIRELESS Nama : Febi Andara NIM : 10.12.4806 Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 1 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tidaklah asing lagi mendengar istilah Wireless, kemajuan teknologi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. Agar komunikasi data dapat dilakukan, 3 buah elemen harus ada. data. Media transmisi. penerima. sumber

KOMUNIKASI DATA. Agar komunikasi data dapat dilakukan, 3 buah elemen harus ada. data. Media transmisi. penerima. sumber JARINGAN KOMPUTER Pendahuluan Jaringan komputer adalah kumpulan dari dua atau lebih komputer yang terhubung(terkoneksi) satu dengan yang lainnya. Apabila komputer-komputer berada dalam suatu jaringan maka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, dimana jaringan komputer ini menggunakan NAT Server yang berada dalam fitur Router OS Mikrotik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terlepas dari teknologi jaringan yang dapat menghubungkan dua atau lebih komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. terlepas dari teknologi jaringan yang dapat menghubungkan dua atau lebih komputer 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini terus berkembang dengan pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan dan keakuratan

Lebih terperinci

Willy Permana Putra, S.T., M.Eng Willy Permana Putra, S.T Jaringan Komputer

Willy Permana Putra, S.T., M.Eng Willy Permana Putra, S.T Jaringan Komputer Willy Permana Putra, S.T., M.Eng Willy Permana Putra, S.T., M.Eng Jaringan Komputer Jaringan Komputer Jaringan Komputer atau biasa dikenal dengan Local Area Network (LAN) adalah hubungan antara 2 komputer

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-05. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-05. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Pengantar Teknologi FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO http://www.dinus.ac.id Informasi (Teori) Minggu ke-05 Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom Apa itu Jaringan?

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Syahril Rizal 1, Timur Dali Purwanto 2 1 Universitas Bina Darma, Palembang, syahril.rizal@binadarma.ac.id 2 Universitas Bina Darma, Palembang,

Lebih terperinci

CARA MENJALANKAN PROGRAM

CARA MENJALANKAN PROGRAM CARA MENJALANKAN PROGRAM 4.1.1 Konfigurasi Router Dalam konfigurasi Wireless Distribution System (WDS) setiap mikrotik wireless dikonfigurasi sama dan saling terhubung yang sedikit berbeda hanya pada mikrotik

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Adalah : Suatu hubungan antara unsur-unsur penyusun jaringan komputer yaitu node, link dan station Atau Yang memperlihatkan hubungan jaringan atau sambungan antar komputer. Node : Titik suatu

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB III PEDOMAN-PEDOMAN

BAB III PEDOMAN-PEDOMAN BAB III PEDOMAN-PEDOMAN Bab ini berisi tentang rangkuman dari pedoman-pedoman yang sudah dibuat. Pedoman yang dibuat terdapat pada halaman lampiran skripsi. 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat ditujukan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan VPN Untuk menghubungkan jaringan PT. Finroll dan perusahaan relasinya maka perlu adanya proses tunneling antar perusahaan tersebut. Dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST Pipit Wulandari 1*, Sopian Soim 1, Mujur Rose 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN. Jasa Teknologi Informasi Dan Telekomunikasi

PROPOSAL PENAWARAN. Jasa Teknologi Informasi Dan Telekomunikasi PROPOSAL PENAWARAN Jasa Teknologi Informasi Dan Telekomunikasi Office : Jl. RTM Raya Kelapa dua-depok Telp : 085693072261 / 0816103048 website : http://www.cmpsolution.webs..com email : Cakramandiri@windowslive.com

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis saat sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat melakukan pengolahan sistem informasi bisnis secara cepat dan aman, tapi semua pemrosesan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang telah direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian sistem juga berguna untuk mengetahui

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN)

LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN) LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN) Wireless LAN - AP O L E H Nama : Wahyudi Rahmat NIM : 0506021286 Fak/Jur : F S T/Teknik Elektro Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

TAKARIR. Action Script

TAKARIR. Action Script TAKARIR Action Script Capture Closed Circuit Television Collision Dedicated Delay Digital Network Camera Digital Video Recorder DNS Server Encoding Image Digitizer Indirect Control Internet Camera IP Camera

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Universitas Lampung dan Linux

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Universitas Lampung dan Linux 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Universitas Lampung dan Linux Lampung pada semester ganjil tahun 2009-2010. 3.2 Peralatan dan Tool Yang

Lebih terperinci