V3 (II) V2 (I) V7 (III) 50 cm V6 (I) V8 (III) V3 (III) V6 (II) V8 (I) V9 (I) V5 (III) V4 (III) V2 (II) V10 (I) V3 (I) V1 (III) V4 (I) V5 (II) V8 (II)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V3 (II) V2 (I) V7 (III) 50 cm V6 (I) V8 (III) V3 (III) V6 (II) V8 (I) V9 (I) V5 (III) V4 (III) V2 (II) V10 (I) V3 (I) V1 (III) V4 (I) V5 (II) V8 (II)"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Bagan Penelitian 50 cm V3 (II) V2 (I) V7 (III) 50 cm V6 (I) V8 (III) V3 (III) V6 (II) V8 (I) V9 (I) V5 (III) V4 (III) V2 (II) V10 (I) V3 (I) V1 (III) V4 (I) V5 (II) V8 (II) V1 (I) V10 (II) V10 (III) V1 (II) V7 (II) V9 (III) V4 (II) V5 (I) V9 (II) V2 (III) V6 (III) V7 (I)

2 Lampiran 2. Deskripsi Varietas Tebu PS 85-1 Deskripsi Tebu Varietas PS 85-1 SK Pelepasan Nomor : 685/Kpts-IX/98 Tanggal : 9 Oktober 1998 Asal Persilangan : Antara PS 57 x B pada tahun 1985 dari nomor seleksi PS Sifat Botanis 1. Batang Ruas-ruas tersusun agak berbiku, berbentuk konis dengan penampang melintang agak pipih sampai bulat Warna ruas hijau kekuningan Lapisan lilin tebal mempengaruhi warna ruas Noda gabus, retak gabus dan retakan tumbuh tidak ada Alur mata tidak ada Buku ruas berbentuk silindris, mata akar terdiri dari 2 sampai 3 baris, baris paling atas tidak melewati puncak mata Teras massif 2. Daun Helai daun berwarna hijau kekuningan, ukuran lebar daun sempit, ujung melengkung kurang dari setengah panjang helai daun Pada pelepah terdapat telinga dengan pertumbuhan sedang dan kedudukan tegak Rambut pelepah lebat, condong, panjang 2-3 mm Membentuk jalur lebar tidak mencapai ujung pelepah daun 3. Mata Terletak pada bekas pangkal pelepah daun Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada tengahmata Pusat tumbuh terletak diatas tengah mata Tepi sayap mata rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata Rambut tepi basal dan rambut jambul tidak ada Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan sedang Tidak berbunga-berbunga sporadis Diameter batang sedang 2. Potensi produksi di ekolokasi unggulan Lahan sawah Hasil tebu 1050±465 ku/ha Rendemen 9,03±2,73%

3 Hasil hablur 86,4±27,2 ku/ha Lahan tegalan Hasil tebu 739±280 ku/ha Rendemen 10,74±1,35% Hasil hablur 76,8±22,3 ku/ha Pola Keprasan Hasil tebu 760±430 ku/ha Rendemen 11,10±2,20% Hasil hablur 78,1±29,3 ku/ha Ketahanan terhadap hama penyakit 1. Hama : toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek batang 2. Penyakit : tahan terhadap mosaic dan blendok, peka terhadap pokahbung Keterangan Cocok untuk lahan tegalan dan dapat diusahakan di lahan sawah Tahan kepras Sesuai untuk tanah alluvial beriklim D3 di wilayah takalar, comal, sragi, dan Sumberharjo

4 Lampiran 3. Deskripsi Varietas Tebu PS 86-2 DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 862 SK Pelepasan Nomor : 685.b/Kpts-IX/1998 Tanggal : 9 Oktober 1998 Asal persilangan Persilangan F162 polycross pada tahun 1986 dari nomor seleksi PS Sifat-sifat botanis 1. Batang Ruas-ruas tersusun lurus agak berbiku, berbentuk konis sampai kumparan dengan penampang melintang bulat. Warna ruas hijau kekuningan Lapisan lilin sedang mempengaruhi warna ruas Noda gabus, retak gabus dan retakan tumbuh tidak ada Alur mata sempit, dangkal, tidak mencapai tengah ruas Buku ruas berbentuk konis terbalik, mata akar terdiri dari 2-3 baris, baris paling atas tidak melewati puncak mata Teras berlobang agak besar 2. Daun Helai daun berwarna hijau, ukuran lebar daun sedang, ujung melengkung kurang dari setengah panjang helai daun Pada pelepah terdapat telinga dengan pertumbuhan kuat dan kedudukan tegak Rambut pelepah lebat, condong, panjang 2-3 mm, membentuk jalur sempit tidak mencapai ujung pelepah daun 3. Mata Terletak pada bekas pangkal pelepah daun Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata Pusat tumbuh terletak di atas tengah mata Tepi sayap mata rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata Rambut tepi basal dan rambut jambul tidak ada Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan sedang Berbunga sedang Diameter batang besar Kerapatan batang sedang 2. Potensi produksi di ekolokasi unggulan Lahan Sawah Hasil tebu 993 ± 370 ku/ha Rendemen 9,45 ± 1,51% Hasil hablur 91,0 ± 29,1 ku/ha

5 Lahan tegalan Hasil tebu 883± 175ku/ha Rendemen 10,87 ± 1,21 % Hasil hablur 97,4 ± 2,04 ku/ha Pola Keprasan Hasil tebu 928 ± 75 ku/ha Rendemen 10,80 ± 0,50 % Hasil hablur 103,0 ± 10,2ku/ha 3. Ketahanan terhadap hama penyakit Hama : toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek batang Penyakit : tahan terhadap mosaik dan blendok, peka terhadap pokahboeng Perilaku varietas PS 862 sebelumnya dikenal dengan nama seri PS merupakan keturunan dari induk F 162 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian tahun PS 862 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal dan pembentukan tunas yang serempak, berbatang tegak, diameter besar, lubang kecil-sedang, berbunga jarang, umur kemasakan awal tengah dengan KDT terbatas, kadar sabut sekitar 12%. Mudahnya daun tua diklentek dengan tanaman tegak dan serempak memberikan tingkat potensi rendemen tinggi. Kondisi tanah subur dengan kecukupan air sangat membantu pertumbuhan pemanjangan batang yang normal. Pada kondisi kekeringan atau drainasinya terganggu akan terjadi pemendekan ruas batang. Perkecambahan mata tunas sangat mudah dan cepat tumbuh serempak. Respon terhadap pupuk N yang sangat tinggi mempunyai pengaruh bahwa apabila kekurangan N akan mudah berbunga. Oleh karena ini dosis N yang memadai dengan aplikasi yang tepat waktu sangat diinginkan oleh varietas ini. Varietas Ps 862 cocok dikembangkan pada tanah ringan sampai geluhan (Regosol, Mediteran, Alluvial). Anakan agak kurang dan sulit membentuk sogolan, oleh karena itu jumlah bibit pada saat tanam agak lebih rapat. Varietas ini memerlukan pengairan yang cukup dan masa tanam awal. Rendemen potensialnya sangat tinggi (12 %) pada awal giling (Mei-Juni), tetapi daya tahan rendemen relatif pendek. Pertumbuhan tegak, mudah klentek daun dan tebu tidak terlalu tinggi. Keterangan Cocok untuk lahan tegalan dan dapat diusahakan di lahan sawah Tahan dikepras Sesuai untuk tanah aluvial beriklim C2 di wilayah Jatiroto dan di D3 di wilayah Camming, tanah mediteran beriklim D2 di wilayah Takalar, Comal, Sragi dan Sumberharjo Lampiran 4. Deskripsi Varietas Tebu TLH 1

6 DESKRIPSI TEBU KLON GTO 1 DENGAN NAMA TOLANGHULA 1 (TLH 1) Lampiran : Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 3678/Kpts/SR.120/11/2010 Tanggal : 12 Nopember 2010 Tentang : Pelepasan Tebu Klon GTO 1 dengan Tolanghula 1 (TLH 1) Asal Usul Sifat Morfologi 1. Batang : Dari Kendari (Mr. Huang Chung Wu) dengan kode klon CW 2161 Bentuk Ruas : susunan antararuas lurus dengan penampang melintang bulat, bentuk silindris Warna batang : Kuning kehijauan Lapisan lilin : Tebal Retakan tumbuh : tidak ada Cincin tumbuh : melingkar datar pada puncak mata Teras dan lubang : tidak ada Bentuk buku ruas : lurus Alur mata : tidak ada 2. Daun Warna daun : hijau tua Ukuran lebar daun : lebar Lengkung daun : tegak Telinga daun : ada, kuat, dan kedudukan tegak Bulu bidang punggung : ada, lebat, lebar sampai pelepah Sifat lepas pelepah : sedang 3. Mata Letak mata Bentuk mata Sayap mata Rambut tepi basal Rambut jambul Pusat/titik tumbuh Sifat Agronomis Perkecambahan Awal pertunasan Kerapatan batang Diameter batang Pembungaan Kemasakan Daya kepras : pada bekas pangkal pelepah daun : bulat : tidak ada : tidak ada : tidak ada : di atas tengah mata : Sedang : sedang : sedang : besar : tidak sampai sporadis : Awal-tengah : baik Potensi produksi

7 Hasil tebu (ku/ha) : Rendemen (%) : 8,59-10,24 Hablur gula : 68,7-131,8 Ketahanan Hama dan penyakit Penggerek pucuk : agak tahan Penggerek batang : tahan Noda merah : agak rentan Noda kuning : agak toleran Karat daun : agak toleran Blendok : agak toleran Pokkahbung : agak toleran Leaf scorch : agak toleran Luka api : agak toleran Kesesuaian lokasi : cocok untuk lahan alluvial dan mediteran dengan kandungan liat rendah Evaluator lapangan : Eka Sugiyarta, Kusmiyanto, Ardi praptono, Gatot Subroto, Suhardi Hadju, Mahmud Muhammad, dan Lusser Pengusul : Pemerintah Provinsi Gorontalo, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya, dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan Nama yang diusulkan : Tolanghula 1 (TLH 1)

8 Lampiran 5. Deskripsi Varietas Tebu VMC DESKRIPSI KLON TEBU DENGAN NAMA VMC Nomor : 3676/Kpts/SR.120/11/2010 Tanggal : 12 Nopember 2010 Tentang : Pelepasan Klon Tebu dengan Nama VMC Asal Usul Sifat Morfologi 1. Batang Bentuk Ruas Warna batang Lapisan lilin Alur mata 2. Daun Warna daun Ukuran Lebar Lengkung Daun Warna segitiga Lepas daun Telinga daun Bulu punggung : VMC adalah varietas introduksi dari Philippine hasil pertukaran varietas padav CFC/ISO/20 Project Tahun Mata Letak mata Bentuk mata Sayap mata Rambut jambul Pusat/titik tumbuh Sifat Agronomis Pertumbuhan Ketegakan batang Perkecambahan Kerapatan batang Diameter batang Pembungaan Kemasakan Kadar sabut : 15,04% Potensi produksi Hasil tebu (ku/ha) : 1.105±182 Rendemen (%) : 10,02±0,52 Hablur (ku/ha) : 89,27±19,90 Ketahanan Hama dan Penyakit Pengggerek pucuk : toleran : Tersusun agak berbiku, bentuk silindris : kuning keunguan bila terlindung matahari, dan menjadi merah keunguan setelah terpapar matahari : ada dan tipis tidak mempengaruhi warna batang : sempit tidak sampai tengah ruas : Hijau : Sedang : Melengkung kurang dari ½helai daun : hijau keunguan : agak sulit : ada, sedang, dengan kedudukan serong : ada, sedikit, kurang dari ¼ lebar pelepah, helai daun kedudukan rebah : Pada pangkal pelepah daun : bulat telur, bagian terlebar pada tengah mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi : tidak ada : di puncak mata : Sedang : tegak : cepat : sedang : sedang : tidak berbunga sampai sporadis : awal-tengah

9 Penggerek batang : toleran Mosaic : tahan Blendok : tahan Pokkahbung : tahan Luka api : tahan Keseuaian lokasi : cocok dikembangkan pada topologi lahan sawah dan tegalan beriklim C2 dan D3 (Oldeman) dengan jenis tanah alluvial dan grumosol. Toleran terhadap gangguan drainase 3 hari genangan dan toleran terhadap kekeringan Nama Peneliti : Eka Sugiyarta, Mirzawan PDN, Budiarto,, Harsono, Nanik Setyaningsih, Bambang HB, Nasrulloh, dan Ign. Hery Krisanto Pengusul : PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di Surabaya Nama yang diusulkan : VMC 76-16

10 Lampiran 6. Deskripsi Varietas Tebu PS 88-2 DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 882 SK PELEPASAN Nomor : 1369/kpts/SR.120/10/2008 Tanggal : 8 Oktober 2008 Tentang : Pelepasan Tebu Klon PSBM Asal persilangan : persilangan dari BU 794 polycross Sifat-sifat morfologis 1. Batang Bentuk ruas : tersusun lurus, berbentuk silindris sedikit konis Warna batang : kuning kehijauan Lapisan lilin : tebal mempengaruhi warna ruas Teras dan lubang : kecil Alur mata : tidak ada 2. Daun Helai daun : hijau kekuningan Warna daun : segitiga daun warna coklat kekuningan Telinga daun : ada, tinggi, kedudukan tegak Bulu bid. Punggung : ada lebat, kedudukan condong Daun : agak sulit lepas Lebar daun : ujung melengkung kurang dari ½ helai daun 3. Mata Letak mata : pada pangkal pelepah daun Bentuk mata : bulat, melebar pada tengah mata Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata Rambut jambul : tidak ada Pusat/titik tumbuh : di atas tengah mata Ukuran : sedang Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan : sedang Kerapatan batang : sedang Diameter batang : sedang Pembungaan : sporadis Kemasakan : awal tengah Kadar sabut : 13,42 % 2. Potensi hasil Hasil tebu (ku/ha) : Rendemen (%) : 10,19 + 1,98 Hablur gula (ku/ha) : 93, ,90 3. Ketahanan Hama dan Penyakit Penggerek batang : toleran Penggerek pucuk : toleran Blendok : tahan Leaf scorch : tahan

11 Luka api : tahan Mosaik : tahan Kesesuaian lokasi : cocok dikembangkan pada tipologi lahan tegalan beriklim C2 (Oldeman) dengan jenis tanah Inceptisol, Vertisol dan Ultisol Nama peneliti Mirzawan PDN Pemilik Varietas : Eka Sugiyarta, Hermono Budhisantosa, dan : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI

12 Lampiran 7. Deskripsi Varietas Tebu PS 86-4 DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 864 SK PELEPASAN Nomor : 56/Kpts/SR.120/1/2004 Lampiran : 16 Januari 2004 Asal persilangan : PR 1117 Polycross pada tahun 1986 Sifat Morfologi 1. Batang Bentuk batang : Konis, susunan antar ruas berbiku, dengan penampang melintang agak pipih. Warna batang : Hijau kekuningan Lapisan lilin : tipis Retakan tumbuh: ada, tetapi tiidak semua ruas Cincin tumbuh : Melingkar datar diatas puncak mata, dengan warna kuning kecoklatan Teras dan Lubang : Masif dengan penampang melintang agak pipih. Bentuk buku ruas : Konis terbalik, dengan 3-4 baris mata akar, baris paling atas tidak melewati puncak mata. Alur mata : Tidak ada 2. Daun Warna : Hijau kekuningan Ukuran lebar daun : 4-6 cm Lengkung daun : Melengkung kurang dari ½ panjang daun Telinga daun : Ada, pertumbuhan lemah, dengan kedudukan serong Bulu bidang punggung : Sempit dan jarang, tidak mencapai puncak pelepah, kedudukan condong Sifat lepas pelepah : agak mudah 3. Mata Letak mata : pada bekas pangkal pelepah Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di atas tengah-tengah mata Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata Rambut tepi basal : tidak ada Rambut jambul : tidak ada Pusat tumbuh : di atas tengah mata Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan : baik Kerapatan batang : rapat (> 10 per meter) Diameter batang : sedang Pembungaan : sporadis, namun berbunga lebat pada kondisi kurang N

13 Kemasakan : tengahan sampai lambat Daya kepras : baik 2. Potensi produksi Hasil tebu (ku/ha) : 1221 ± 228 (sawah); 888 ± 230 (tegalan) Rendemen : 8,34 ± 0,60 (sawah); 9.19 ± 0.64 (tegalan) Hablur gula (ku/ha) : 101,4 ± 18,5 (sawah); 82,5 ± 27,3 (tegalan) 3. Ketahanan hama dan penyakit Agak tahan terhadap hama penggerek pucuk Tahan terhadap penyakit-penyakit pokkahbung, blendok dan mosaik tahan dan agak tahan terhadap penyakit luka api 4. Kesesuaian lokasi : Cocok untuk dikembangkan ditanahtanah aluvial bertipe iklim C2, baik dilahan sawah maupun tegalan. Pemberian pupuk N yang cukup akan menekan pembungahan dan memperlambat kemasakan. 5. Keterangan lain Peneliti : Mirzawan P.D.N; Eka Sugiyarta; Kabul Agus Wahyudi; Hermono Budhisantosa; Suwandi; Widi Sasongko; Mutomo Adi. Nama lama sebelum diusulkan : PS

14 Lampiran 8. Deskripsi Varietas Tebu PSDK 923 DESKRIPSI TEBU VARIETAS PSDK 923 Lampiran : Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 4570/Kpts/SR.120/8/2013 Tanggal : 12 Agustus 2013 Tentang : Pemutihan Tebu Klon PS Sebagai Varietas Unggul dengan Nama PSDK 923 Asal : Persilangan BK 280 x PS 46 pada tahun 1992 Sifat Morfologi 1. Batang Warna Batang : Hijau kekuningan (tidak dan terpapar sinar matahari). Bentuk Ruas : Silindris Susunan Ruas : Lurus Noda Gabus : Tidak ada Retak Gabus : Ada, rapat dan mencapai tengah ruas Lapisan Lilin : Tipis (tidak mempengaruhi warna batang) Retakan Tumbuh : Ada, tidak di semua ruas (< ¼ jumlah ruas) Teras dan Lubang : Masif, namun pada batang yang berdiameter besar bagian bawah masif, bagian atas lubang kecil Penampang Melintang : Bulat Alur Mata : Ada, dangkal tidak mencapai tengah ruas 2. Buku ruas Bentuk buku ruas : Konis Cincin tumbuh : Melingkar datar di atas puncak mata Mata akar : 3 (tiga) baris, tidak melewati puncak mata 3. Daun Warna Daun : Hijau Lebar Daun (cm) : 4 6 cm (sedang) Lengkung Daun : Melengkung ½ panjang helai daun Telinga Daun : Kuat dengan kedudukan serong Bulu Bidang Punggung : Ada, sempit, tidak mencapai puncak pelepah, lebat, kedudukan condong Bidang tepi pelepah : Tidak terdapat rambut Lapisan Lilin Pelepah : Tebal Sifat Lepas Pelepah : Agak mudah Warna sendi segitiga daun : Hijau kekuningan 4. Mata Letak Mata : Di atas pangkal pelepah daun Bentuk Mata : Bulat telur Bagian Terlebar : Pada tengah-tengah mata Tepi Sayap : Rata ukuran sama lebar dengan puncak sayap berlekuk Rambut Jambul : Tidak ada Rambut tepi basal : Tidak ada

15 Pusat Tumbuh : Pada tengah mata Ukuran : Besar Sifat agronomis 1. Pertumbuhan Pertumbuhan : Cepat Perkecambahan : Sedang Ketegakan batang : Agak condong Kerapatan Batang : Rapat Diameter Batang : Sedang-besar Pembungaan : Sedikit sampai sporadis Tipe kemasakan : Tengah lambat Kadar Sabut (%) : 13,58 2. Potensi produksi di Ekolokasi Unggulan Tanaman Pertama (PC) Hasil tebu (Ku/ha) : Rendemen (%) : 10,93 + 1,05 Hasil hablur (Ku/ha) : 98,9 + 26,8 Tanaman Keprasan Hasil tebu (Ku/ha) : Rendemen (%) : 11,97 + 0,37 Hasil hablur (Ku/ha): 81,1 + 9,50 Ketahanan terhadap hama dan penyakit Penggerek pucuk : Toleran Penggerek batang : Tahan Pokkahboeng : Toleran Blendok : Tahan Luka api : Tahan Mosaik : Tahan Kesesuaian lokasi Cocok dikembangkan pada tanah grumosol dengan tipe iklim C2 Oldeman. Toleran terhadap tegalan dan gangguan drainase.

16 Lampiran 9. Deskripsi Varietas Tebu PS 88-1 DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 881 SK Pelepasan Nomor : 1368/kpts/SR.120/10/2008 Tanggal : 8 Oktober 2008 Asal persilangan : persilangan dari BQ 33 polycross Sifat-sifat morfologis 1. Batang Bentuk ruas batang Warna batang Lapisan lilin Teras dan lubang Alur mata 2. Daun Warna daun Ukuran daun Telinga daun Bulu bidang punggung Sifat lepas pelepah 3. Mata Letak mata Bentuk mata Sayap mata Rambut jambul Pusat tumbuh Ukuran Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan Kerapatan Batang Diameter batang Pembungaan : tersusun lurus, berbentuk konis sampai silindris : hijau kecoklatan : tebal mempengaruhi warn ruas : kecil : tidak ada : hijau kecoklatan : lebar dengan helaian tegak : ada, tinggi, kedudukan serong : ada jarang, kedudukan rebah : daun tua mudah lepas : sedang : sedang : sedang : sedang Kemasakan : awal Kadar sabut : 13,47 % 2. Potensi Hasil Hasil tebu (ku/ha) : Rendemen (%) : 10,22 + 1,64 Hablur gula (ku/ha) : 95, ,30 3. Ketahanan Hama dan Penyakit Penggerek batang Penggerek pucuk Blendok Leaf scorch Luka api Mosaik : pada pangkal pelepah daun : bulat, melebar pada tengah mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata : tidak ada : di atas tengah-tengah mata : sedang sampai besar : toleran : toleran : tahan : tahan : toleran : tahan

17 4. Kesesuaian Lokasi Cocok untuk tipologi lahan tegalan beriklim C2 (Oldeman) dengan jenis tanah Inceptisol, Vertisol dan Ultisol Perilaku Varietas Varietas PS 881 sebelumnya dengan nama seri PSBM , merupakan keturunan hasil persilangan polycross BQ 33 pada tahun Setelah diseleksi sejak dini di wilayah Bungamayang, dan diuji adaptasi di wilayah Jawa Timur ternyata cocok dikembangkan pada lahan dengan spesifik lokasi Inceptisol, Vertisol dan Ultisol dengan tipe iklim C2 (Oldeman). Potensi rendemen yang tinggi dengan kategori kemasakan awal giling, dengan pertumbuhan cepat dengan kadar sabut sekitar 13-14%. Secara nyata kemasakan varietas PS 881 lebih cepat dari pada PS 851, dan sedikit lebih awal dari PS 862. Sebagai varietas masak awal,yang penting bahwa selama tanaman telah berumur 8 bulan atau lebih, maka pada bulan Mei-Juni harus sudah ditebang. Sifat pembungaan adalah sedang, oleh karena itu jadwal tebang terhadap varietas ini harus lebih pasti. Sumber : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

18 Lampiran 10. Deskripsi Varietas Tebu Kentung DESKRIPSI TEBU VARIETAS KENTUNG SK Pelepasan Nomor : 1365/kpts/SR.120/10/2008 Tanggal : 8 Oktober 2008 Asal Usul : Pertama kali ditemukan di lahan petani di Dukuh Kentung, Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri Jawa Timur. Sifat-sifat morfologis 1. Batang Bentuk ruas batang Warna batang Lapisan lilin Teras dan lubang Alur mata 2. Daun Warna daun Ukuran daun Lengkung daun Telinga daun Bulu bidang punggung 3. Mata Letak mata Bentuk mata Sayap mata : Tersusun lurus, bentuk silindris : Hijau kekuningan : Tebal dan mempengaruhi warna batang : Masif : Tidak ada : hijau muda : lebar : melengkung kurang dari ½ panjang daun : ada dengan kedudukan serong : Jarang dan kedudukan rebah : pada bekas pelepah daun : Bulat telur : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi Rambut jambul : tidak ada Pusat tumbuh : di atas tengah mata Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan : Cukup (70-80%) Kerapatan Batang : Sedang (8-10 batang/meter) Diameter batang : Sedang (2,5-3,0 cm) Pembungaan : Sporadis Kemasakan : Awal - tengah Kadar sabut : 14,51 % 2. Potensi Hasil Hasil tebu (ku/ha) : Rendemen (%) : 8,33 + 0,31 Hablur gula (ku/ha) : 97, ,31 3. Ketahanan Hama dan Penyakit Penggerek batang Penggerek pucuk Mosaik Luka api Pokahbung : Toleran : Toleran : Tahan : Tahan : Tahan

19 Blendok : Tahan 4. Kesesuaian Lokasi Cocok untuk lahan tegalan dan regosol yang tersedia cukup air Perilaku Varietas Varietas Kentung (KT) sebelumnya banyak dikenal sebagai PL 54 di wilayah PTPN X, atau SS 57 di Lampung, dan beberapa wilayah lainnya pada awalnya beradaptasi baik di Kediri dan sekitarnya. Khususnya pada lahan bertekstur ringan (geluh-pasiran), dengan tipologi kelengasan lahan cucukp tampaknya KT berkembang baik. Pada kondisi lahan terganggu drainasenya dan pada lahan kering tanpa pengairan kurang memuaskan pertumbuhannya. Potensi rendemen tinggi dengan tipe kemasakan awal, berbunga sporadis, kadar sabut sekitar 12-13%. Sumber : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

20 Lampiran 11. Deskripsi Varietas Tebu BZ 134 DESKRIPSI TEBU VARIETAS BZ SIFAT-SIFAT MORFOLOGIS 1.1 Daun Helai daun : Warna daun hijau-kuning dengan ukuran sedang. Kedudukan daun hampir tegak dengan ujung-ujung daun melengkung kurang dari ¼ panjang helai daunnya Pelepah Daun : Telinga daun, telinga daun sebelah dalam ada dengan pertumbuhan yang kuat dan berkedudukan tegak hampir serong. Telinga daun sebelah luar terdapat pula dengan pertumbuhan yang lemah serta tegak. Bidang punggung, terdapat bulu-bulu bidang punggung pelepah daun yang panjangnya lebih kurang 3 mm, pertumbuhannya lebar, lebat dan tidak sampai ke puncak pelepah daun. Bulu-bulu tersebut berdiri 1.2 Batang Ruas Buku ruas : Sifat-sifat umum, ruas-ruas tersusun lurus, bentuk kelos hampir konis dengan penampang melintang ruas yang bulat. Warna ruas hijau ungu agak kemerahan, dengan lapisan lilin yang tebal. Besar ruas termasuk sedang dengan panjang ruas yang sedang pula. Alur mata, tidak terdapat dan kalau ada pertumbuhannya sempit, pendek dan dangkal. Retakan tumbuh, kadang-kadang ada Noda gabus, kadang-kadang ada Teras, terdapat lobang kecil ditengah-tengah ruas : Cincin tumbuh, melingkar mendatar dibelakang puncak mata, kadang-kadang melingkar mendatar diatas puncak mata. Cincin akar, berwarna hijau kekuningan, berbentuk konis terbalik sampai silindris. Mata akar terdiri dari 2-3 baris, barisan atas tidak melampaui puncak mata. 1.3 Mata : Sifat-sifat umum, mata duduk pada bekas pangkal pelepah daun, bentuk mata pada umumnya belah ketupat dengan bagian terlebar ditengah-tengah mata. Pusat tumbuh terletak diatas tengah-tengah mata.

21 Sayap mata, berpangkal dibawah tengah samping mata, ukuran sayap sama lebarnya dengan tepi sayap mata rata Rambut mata, terdapat rambut tepi basal-mata berupa pita yang lebarnya kurang dari 1 mm, sedang rambut jambul tidak ada 2. SIFAT-SIFAT AGRONOMIS 2.1 Pertumbuhan Kecepatan Tumbuh Jenis ini mempunyai kecepatan pertumbuhan sejak awal hingga akhir lebih baik dari POJ 3016 dan POJ 3067 Pengukuran tinggi batang yang dilakukan menjelang tebang menunjukkan bahwa F 156 mencapai 3.96 m, sedang POJ 3016: 2.34 m dan POJ 3067: 2.93 m Jumlah batang Hitungan batang yang dapat dihimpun, tercatat F 156 mempunyai batang sebanyak ± batang/ha, sedang POJ 3016: ± batang/ha dan POJ 3067: ± batang/ha Berat per meter Tercatat ± 0.64 kg, sedang POJ 3016: 0.67 kg, POJ 3067: 0.53 kg Pembungaan F 156 termasuk jenis yang berbunga lebat dengan persentase 78.2% sedang POJ 3067: 10.6% 2.2 Produksi Berat Tebu Jenis ini menghasilkan tebu kurang lebih sama dengan POJ 3016, tetapi mungkin lebih rendah dari pada POJ Dalam percobaan, jenis ini menghasilkan tebu 761 kw/ha, sedangkan POJ 3016: 686 kw/ha dan POJ 3067: 919 kw/ha Rendemen Jenis ini mempunyai rendemen mungkin lebih rendah dari pada POJ 3016 dan kurang lebih sama dengan POJ Dalam percobaan, rendemen jenis ini tercatat 11.90, sedang POJ 3016 : dan POJ 3067: Hablur Jenis ini menghasilkan hablur kurang lebih sama dengan POJ 3016, tetapi mungkin lebih rendah dari pada POJ Dalam percobaan, jenis ini menghasilkan hablur kw/ha,sedang POJ 3016: kw/ha dan POJ 3067: kw/ha 3. DATA DARI NEGERI ASALNYA Kekhususan jenis ini adalah baik untuk tanah yang beririgasi 4. RESISTENSINYA TERHADAP PENYAKIT 4.1 Mosaik

22 Dari hasil pengujian resistensi terhadap mosaik yang diselenggarakan di BP3G, ternyata F 156 tergolong resisten dengan persentase 0%, sedang POJ 3016: 5% dan POJ 3067: 45% 4.2 Blendok Terhadap penyakit blendok tercatat F 156 sebesar 0%, sedang POJ 3016: 0% dan POJ 3067: 22% Sumber : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

23 Lampiran 12. Panjang Tajuk Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan * Galat Total Keterangan: tn = tidak nyata * = nyata Uji Jarak Duncan Subset for alpha = 0.05 Varietas N PS PS PS PSDK Kentung PS VMC TLH BZ PS Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

24 Lampiran 13. Diameter Batang Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = sangat nyata Lampiran 14. Berat Basah Tajuk Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS

25 PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit SK Perlakuan * Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata * = nyata Uji Jarak Duncan Subset for alpha = 0.05 Varietas N PSDK PS BZ PS PS PS Kentung TLH PS VMC Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

26 Lampiran 15. Berat Kering Tajuk Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan ** Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = Sangat nyata Uji Jarak Duncan Subset for alpha = 0.05 Varietas N PSDK PS PS BZ Kentung TLH PS PS VMC PS Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

27 Lampiran 16. Berat Basah Akar Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan ** Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = Sangat nyata Uji Jarak Duncan Subset for alpha = 0.05 Varietas N 1 2 PSDK PS PS Kentung BZ TLH PS VMC PS PS Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

28 Lampiran 17. Berat Kering Akar Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan ** Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = Sangat nyata Uji Jarak Duncan Subset for alpha = 0.05 Varietas N PSDK PS PS BZ Kentung TLH PS PS VMC PS Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

29 Lampiran 18. Keparahan Penyakit Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata **= nyata

30 Lampiran 19. Kejadian Penyakit 3 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata **= nyata

31 Lampiran 20. Kejadian Penyakit 4 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan * Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata * = nyata Uji Jarak Duncan Subset for alpha = 0.05 Varietas N 1 2 BZ PS PS TLH PS PS VMC Kentung PSDK PS Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

32 Lampiran 21. Kejadian Penyakit 5 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

33 Lampiran 22. Kejadian Penyakit 6 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

34 Lampiran 23. Kejadian Penyakit 7 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit SK Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

35 Lampiran 24. Kejadian Penyakit 8 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

36 Lampiran 25. Kejadian Penyakit 9 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

37 Lampiran 26. Kejadian Penyakit 10 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

38 Lampiran 27. Kejadian Penyakit 11 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

39 Lampiran 28. Kejadian Penyakit 12 MSI Varietas Ulangan Total Rataan BZ PS PS PS PS VMC Kentung TLH PS PSDK Total Rataan Daftar Sidik Ragam SK db JK KT F hit Ket Perlakuan tn Galat Total Keterangan : tn = tidak nyata ** = nyata

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 864 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 864 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 864 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 891 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 891 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 891 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan produksi dan mutu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 951 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 951 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 951 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan produksi dan mutu

Lebih terperinci

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198)

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198) Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kidang Kencana Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 334/Kpts/SR.120/3/2008 Tanggal : 28 Maret 2008 Tentang Pelepasan Tebu Varietas PA 198 DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Media Media PDA (Potato Destrose Agar) Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang 250 gram, dipotong

Lampiran 1. Pembuatan Media Media PDA (Potato Destrose Agar) Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang 250 gram, dipotong Lampiran 1. Pembuatan Media Media PDA (Potato Destrose Agar) Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang 250 gram, dipotong dadu berukuran 1-2 cm, kemudian kentang dimasak dengan air suling steril

Lebih terperinci

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA Oleh : Afanti Septia, SP (PBT Ahli Pertama) Eko Purdyaningsih, SP (PBT Ahli Muda) PENDAHULUAN Dalam mencapai target swasembada gula, pemerintah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian Karakter Bibit Kualitas Bibit Bibit yang Digunakan dalam Penelitian Varietas Bibit PSJT 94-33 atau PS 941 Asal Bibit Kebun Tebu Giling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) termasuk dalam kelas Monokotiledon, ordo Glumaccae, famili Graminae, genus Saccharum. Beberapa spesies tebu yang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati ialah fungsi-fungsi ekologi atau layanan alam, berupa layanan yang dihasilkan oleh satu spesies dan/ ekosistem (ruang hidup) yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani dan Ekologi Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledone, ordo Graminales dan famili Graminae (Deptan, 2005). Batang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Bagan Penanaman Pada Plot 20 cm 70 cm X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X = Tanaman Sampel. Pengambilan dilakukan secara acak tanpa mengikutsertakan satu barisan terluar plot.

Lebih terperinci

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tebu dan Morfologi Tebu Tebu adalah salah satu jenis tanaman monokotil yang termasuk dalam famili Poaceae, yang masuk dalam kelompok Andropogoneae, dan masuk dalam genus Saccharum.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

MENGENAL VARIETAS TEBU NXI-4T SEBAGAI PRODUK REKAYASA GENETIKA DI PTPN XI ( PERSERO

MENGENAL VARIETAS TEBU NXI-4T SEBAGAI PRODUK REKAYASA GENETIKA DI PTPN XI ( PERSERO MENGENAL VARIETAS TEBU NXI-4T SEBAGAI PRODUK REKAYASA GENETIKA DI PTPN XI ( PERSERO ) Agung Mahardhika, SP ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. LATAR

Lebih terperinci

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg = LAMPIRAN 1 Perhitungan Kebutuhan Pupuk Kebutuhan pupuk kandang/ha = 2 ton Kebutuhan pupuk kandang/polibag Bobot tanah /polybag = Dosis Anjuran Massa Tanah Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah dan Diameter Pembuluh Lateks Klon BPM 1 dan PB 260 KLON Jumlah Pembuluh Lateks Diameter Pembuluh Lateks 22.00 22.19 24.00 24.09 20.00 20.29 7.00 27.76 9.00 24.13 5.00 25.94 8.00 28.00

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PG TASIKMADU

BAB IV GAMBARAN UMUM PG TASIKMADU 23 BAB IV GAMBARAN UMUM PG TASIKMADU 4.1 Sejarah Penemuan Bibit Pada PG Tasikmadu Tebu, saccharum officinarum L, memiliki sejarah yang panjang sebagai komoditas pertanian komersial. Tebu diperkirakan berasal

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit LAMPIRAN 52 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Aek Sibundong Nomor pedigri : BP1924-1E-5-2rni Asal persilangan : Sitali/Way Apo Buru//2*Widas Golongan : Cere Umur tanaman : 108-125 hari Bentuk tanaman : Tegak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST. Sumber Keragaman db KT

Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST. Sumber Keragaman db KT Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST Sumber Keragaman db KT 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST Pembumbunan (P) 2 1.550 tn 0.650 tn 0.117 tn 0.217

Lebih terperinci

V2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V1K3 V2K1 V2K0 V1K1

V2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V1K3 V2K1 V2K0 V1K1 Lampiran1. Bagan Penelitian Percobaan c BLOK I a BLOK II BLOK III V2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V2K2 V1K2 V3K1 b V1K3 V1K2 V3K1 V3K0 V2K0 V1K1 V2K1 V3K3 V2K0 V2K3 V1K3 V1K0 V2K0 V3K2 V2K1 V1K2 V2K2 V3K2 V1K1

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara 34 Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot 40 cm x x 15 cm 100 cm x x x x x 200 cm x x 35 Lampiran 2. Bagan Lahan Penelitian III 100 cm I I 50 cm 200 cm T0R3 T1R2 T1R3 T0R0 T0R2 T1R1 100 cm U T0R1 T1R0 T1R2

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Aspek Khusus 6.1.1. Pengelolaan Kebun Bibit Datar di PG. Krebet Baru Pengelolaan kebun bibit berjenjang dilakukan mulai KBP (Kebun Bibit Pokok), KBN (Kebun Bibit Nenek), KBI

Lebih terperinci

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007. 76 Lampiran 1. Deskripsi varietas jagung hibrida Bima3 DESKRIPSI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA BIMA3 Tanggal dilepas : 7 Februari 2007 Asal : Silang tunggal antara galur murni Nei 9008 dengan galur murni Mr14.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil No Jenis Analisis Nilai Metode 1. C-Organik (%) 1.53 Spectrophotometry 2. N-Total (%) 0.16 Kjeldahl 3. P-Bray I (ppm) 16.31 Spectrophotometry

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV

Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV P0V1 P0V1 P0V1 P0V1 P1V1 P1V1 P1V1 P1V1 P2V1 P2V1 P2V1 P2V1 P3V1 P3V1 P3V1 P3V1 P4V1 P4V1 P4V1 P4V1 P0V2 P0V2 P0V2 P0V2 P1V2 P1V2

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah Dilepas tahun : 1950 Nomor induk : 61 Asal : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21 Spanish 18-38 Hasil rata-rata : 1,8 t/ha Warna batang : Hijau Warna

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Jenis Kegiatan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Persiapan Lahan X Penanaman X Penjarangan X Pemupukan X X Aplikasi Pupuk Hayati X X X X Pembubunan

Lebih terperinci

: Kasar pada sebelah bawah daun

: Kasar pada sebelah bawah daun Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Varietas : Ciherang Nomor Pedigree : S 3383-1d-Pn-41-3-1 Asal/Persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR Golongan : Cere Bentuk : Tegak Tinggi : 107 115 cm Anakan

Lebih terperinci

Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F M. Bentuk penampang melintang batang : segi empat

Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F M. Bentuk penampang melintang batang : segi empat Lampiran 1. Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F1 Golongan varietas : hibrida pesilangan 12545 F X 12545M Umur mulai berbunga : 32 hari Umur mulai panen : 41-44 hari Tipe tanaman : merambat Tipe

Lebih terperinci

FK = σ 2 g= KK =6.25 σ 2 P= 0.16 KVG= 5.79 Keterangan: * : nyata KVP= 8.53 tn : tidak nyata h= Universitas Sumatera Utara

FK = σ 2 g= KK =6.25 σ 2 P= 0.16 KVG= 5.79 Keterangan: * : nyata KVP= 8.53 tn : tidak nyata h= Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Data pengamatan Waktu Berkecambah (Hari) BLOK PERLAKUAN I II III Total Rataan R0S0 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 R1S0 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 R2S0 5.25 5.25 4.75 15.25 5.08 R3S0 4.75 5.50 4.75

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang Lampiran 1. Deskripsi Jagung Varietas Bisma Golongan : Bersari bebas Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) Umur panen : ± 96 HST Batang : Tinggi sedang, tegap dengan tinggi ± 190 cm Daun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kutu Perisai (Aulacaspis tegalensis) 2.1.1 Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis Zehntner termasuk dalam Ordo Hemiptera,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Penelitian. Letak tanaman dalam plot. Universitas Sumatera Utara P3M2. P0M2 1,5 m P2M0 P0M3 P1M1 P2M2 P0M3. 1,5 m P3M1 P0M1 P2M0

Lampiran 1. Bagan Penelitian. Letak tanaman dalam plot. Universitas Sumatera Utara P3M2. P0M2 1,5 m P2M0 P0M3 P1M1 P2M2 P0M3. 1,5 m P3M1 P0M1 P2M0 57 Lampiran 1. Bagan Penelitian P3M3 P2M3 P3M2 Letak tanaman dalam plot P1M0 P1M2 P0M2 1,5 m P2M1 P3M3 P2M0 P2M2 P0M3 P1M1 P3M2 P3M2 P0M3 P2M0 P3M1 P0M1 1,5 m P3M0 P0M0 P2M3 P3M1 P1M1 P2M1 P0M2 P2M1 P1M0

Lebih terperinci

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai

Lebih terperinci

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5 Lampiran 1. Bagan Percobaan 1 2 3 J2V5 J1V2 J3V1 X X X X X X X X X X J1V4 J2V2 J3V3 X X X X X X X X X X J3V1 J3V4 J1V1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X J2V3 J1V5 J2V4 X X X X X X X X X X J1V2 J3V5

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk Asal : PT. East West Seed Philipina Silsilah : rekombinan 5607 (F) x 5607 (M) Golongan varietas : menyerbuk silang Tipe pertumbuhan : tegak Umur panen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Asal Kebun 1 651.11 651.11 35.39** 0.0003 Ulangan 2 75.11 37.56 2.04 0.1922 Galat I 2 92.82 46.41 2.52 0.1415 Posisi Batang 2 444.79 222.39

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Blok I Blok II Blok III 30 cm

Blok I Blok II Blok III 30 cm Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian Blok I Blok II Blok III 30 cm P 0 V 1 P 3 V 3 P 2 V 1 T 20 cm P 1 V 2 P 0 V 1 P 1 V 2 U S P 2 V 3 P 2 V 2 P 3 V 1 B P 3 V 1 P 1 V 3 P 0 V 3 Keterangan: P 0 V 2 P 0 V

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm.

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm. Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian V1P2 V3P2 V2P1 V2P3 V1P3 V2P4 V3P3 V3P1 V3P4 Ulangan I U V1P4 V2P2 b V1P1 a V1P2 V3P1 V2P3 V3P4 V2P1 V1P1 V2P2 V3P3 V3P2 Ulangan II V1P3 V2P4 V1P4 V2P1 V3P3 V1P4 V3P1

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE

Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE Nomor seleksi : B2484B-PN-28-3-MR-1 Asal persilangan : Pelita I-1/B2388 Golongan : Cere, kadang-kadang berbulu Umur tanaman : 135-140 hari Bentuk tanaman :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN TEBU

BUDIDAYA TANAMAN TEBU Sumber: www.agrindonesia.wordpress.com BUDIDAYA TANAMAN TEBU 1. PEMBUKAAN KEBUN Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari jalan utama atau lori pabrik. Ukuran got standar

Lebih terperinci

V3G1 V3G4 V3G3 V3G2 V3G5 V1G1 V1G3 V1G2 V1G5 V1G4 V2G2 V2G5 V2G3 V2G4

V3G1 V3G4 V3G3 V3G2 V3G5 V1G1 V1G3 V1G2 V1G5 V1G4 V2G2 V2G5 V2G3 V2G4 Lampiran 2. Bagan penelitian 40 cm 150 cm 20 cm V1G1 V3G1 V2G3 150 cm V1G2 V3G4 V2G2 U V1G3 V3G3 V2G1 V1G4 V3G2 V2G5 V1G5 V3G5 V2G4 B T V2G1 V1G1 V3G3 V2G2 V1G3 V3G5 S V2G3 V1G2 V3G2 V2G4 V1G5 V3G4 V2G5

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007)

Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007) Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007) No. Karakteristik Deskripsi Notasi Data 1 Kecambah : Panjang Sangat pendek 1 hipokotil (*) Pendek

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x

Lebih terperinci

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Keterangan : A B C D E F G = Kontrol = Urea = Urea

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN TEBU

BUDIDAYA TANAMAN TEBU BUDIDAYA TANAMAN TEBU PENDAHULUAN Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak berlebihan mengingat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu PEMBAHASAN UMUM Tujuan akhir penelitian ini adalah memperbaiki tingkat produktivitas gula tebu yang diusahakan di lahan kering. Produksi gula tidak bisa lagi mengandalkan lahan sawah seperti masa-masa

Lebih terperinci

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1 Lampiran 1. Bagan Penelitian a Blok I Blok II Blok III V 2 P 0 b V 1 P 1 V c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1 e d V 3 P 1 V 4 P 0 V 3 P 1 V 2 P 1 V 1 P 0 V 2 P 1 V 3 P 0 V 5 P 1 V 5 P 0 V 4 P 1 V 3 P 0 V

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penetapan Kadar Air Tanah (Sumber : Foth H.D,1984) - Ambil cawan 2 buah yang sudah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Penetapan Kadar Air Tanah (Sumber : Foth H.D,1984) - Ambil cawan 2 buah yang sudah diketahui beratnya. Lampiran 1. Penetapan Kadar Air Tanah (Sumber : Foth H.D,1984) - Ambil cawan 2 buah yang sudah diketahui beratnya. - Kemudian diambil sampel tanah secara komposit (BTKU) sebanyak 10 g. - Cawan berisi tanah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU TEMANGGUNG VIRGINIA RAJANGAN VARIETAS BOJONEGORO 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar Tahun pelepasan : 1991 Nomor galur : MI-5/Psj. Asal : iradiasi gamma dosis 0,1 Kgy di varietas Manyar Hasil rata-rata : 1-2 ton/ha biji bersih Warna daun

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai VARIETAS ANJASMORO KABA SINABUNG No. Galur MANSURIAV395-49-4 MSC 9524-IV-C-7 MSC 9526-IV-C-4 Asal Seleksi massa dari populasi Silang ganda 16 tetua Silang ganda

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman

Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman LAMPIRAN Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman Perlakuan 7 36,45586 5,20798 2,21161 JK Faktor A (Media Tanam) 1 0,498032 0,498032 0,211493 tn 4,26 7,82 JK Faktor B (Mikroorganisme) 3 29,47075

Lebih terperinci

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman yang berasal dari India

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman yang berasal dari India 4 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Tanaman tebu merupakan tanaman yang berasal dari India (Tjokroadikoesoemo dan Baktir, 2005). Namun, terdapat juga literatur yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Gempol, PG Sindang Laut, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Kebun berupa lahan sawah beririgasi dengan jenis tanah vertisol. Lahan percobaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 309/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU TEMANGGUNG VARIETAS KEMLOKO 2 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 309/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU TEMANGGUNG VARIETAS KEMLOKO 2 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 309/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU TEMANGGUNG VARIETAS KEMLOKO 2 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan

Lebih terperinci

P0V3 P2V4 P1V5. Blok II A B P1V2 P2V1 P0V5 P1V1 P0V1 P2V3

P0V3 P2V4 P1V5. Blok II A B P1V2 P2V1 P0V5 P1V1 P0V1 P2V3 Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian C Blok I P0V5 P2V2 P0V3 P0V4 P1V4 P1V3 P1V1 P2V4 P2V5 P0V2 P0V1 P2V3 P1V5 P1V2 P2V1 Blok II A B P0V3 P2V4 P1V2 P1V1 P2V5 P2V3 P0V1 P2V1 P1V3 P1V5 P2V2 P0V4 P0V5 P0V2

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal

Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal Jenis Amatan Nilai Kriteria ph H 2 O 4.78 Masam P-Tersedia 4.2 ppm Sangat Rendah N-Total 0.08 % Sangat Rendah Lampiran 2. Hasil Perhitungan Dosis Pupuk Untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu. LAMPIRAN-LAMPIRAN 1 Skema Penelitian Tahap 1 Persiapan Alat dan Bahan Pengeringan ampas tahu Tahap 2 Pembuatan Pelet Pembuatan tepung darah sapi Pembuatan arang sabut Pengukuran Kadar Lengas Pelet NPK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 2. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 2. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) A 23.8 26.2 22.2 72.2 24.07 B 20.8 18.9 20.8 60.5 20.17 C 26.3 29.1 24.4 79.8 26.60 D 28.1 24.6 25.6 78.3 26.10 Total 99 98.8 93 290.8 Rataan 24.75

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Prosedur Pembuatan Ekstraksi. Prosedur pembuatan ekstrak etanol cabai rawit :

Lampiran 1 : Prosedur Pembuatan Ekstraksi. Prosedur pembuatan ekstrak etanol cabai rawit : Lampiran 1 : Prosedur Pembuatan Ekstraksi Prosedur pembuatan ekstrak etanol cabai rawit : Simplisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cabai rawit yang diperoleh dari Ciwidey. Cabai rawit yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SL - SH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS SL 8 SHS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo Nomor seleksi : S3382-2D-PN-16-3-KP-I Asal Persilangan :S487B-75/IR 19661-131-3-1//IR 19661-131-3- I///IR 64////IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : 115-125

Lebih terperinci

BAGAN PENELITIAN II I III P2W3 P2W1 P2W0 P2W2 P1W2 P1W0 P1W1 P2W3 P1W3 P2W1

BAGAN PENELITIAN II I III P2W3 P2W1 P2W0 P2W2 P1W2 P1W0 P1W1 P2W3 P1W3 P2W1 Lampiran 1. BAGAN PENELITIAN II I III P1W1 P2W3 P1W3 P1W0 P2W1 P2W2 U P2W1 P2W0 P1W0 P1W2 P2W2 P1W1 P2W0 P1W2 P2W3 P1W3 P1W0 P1W2 P2W2 P1W1 P2W0 S P2W3 P1W3 P2W1 Keterangan: P1W0 : Perangkap sintetis (Chery

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm Lampiran 1. Bagan dan Plot Penelitian 1 2 3 a U b L 1 M 0 L 1 M 2 L 2 M 1 L 3 M 0 L 3 M 2 L 3 M 0 a = 40 cm (jarak antar blok) L 2 M 0 L 2 M 2 L 0 M 2 S b = 20 cm (jarak antar plot) L 0 M 1 L 3 M 0 L 3

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci