Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada Frekuensi Radio dari Andaliman
|
|
- Hengki Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada (Determination of Thermal Diffusivity and Dielectric Properties in Radio Frequency of Andaliman [Zanthoxylum acanthopodium DC]) Firman R. L. Silalahi dan Armansyah H. Tambunan Abstract Determination of dielectric properties in radio frequency and thermal diffusivity of andaliman were conducted. Dielectric properties was measured by developed Q-meter at frequency of 9, 11, 13, 15, 17, 19, and 21 MHz for moisture content of 8,52%; 9,93%; 14,27% and 16,17%. Thermal diffusivity was measured using Dickerson s method for those moisture content. Dielectric constant and dielectric loss depend on frequency and moisture content. Dielectric constant and dielectric loss tend to decrease for higher frequency. Conversely the dielectric constant and loss tend to increase with moisture content. While thermal diffusivity of andaliman tend increases with moisture content. Key words: dielectric properties, thermal diffusivity, radio frequency, andaliman Abstrak Pengukuran sifat dielektrik pada frekuensi radio dan difusivitas termal dari andaliman telah dilakukan. Sifat dielektrik diukur dengan metode Q-meter pada frekuensi 9, 11, 13, 15, 17, 19, dan 21 MHz pada kandungan air bahan 8,52%; 9,93%; 14,27%, dan 16,17%. Difusivitas termal diukur dengan metode Dickerson untuk kandungan air bahan tersebut. Konstanta dielektrik dan kehilangan dielektrik bergantung pada frekuensi dan kandungan air. Konstanta dielektrik dan kehilangan dielektrik cenderung menurun pada frekuensi yang lebih tinggi. Sebaliknya cenderung meningkat pada kandungan air yang lebih tinggi. Sementara difusivitas termal andaliman cenderung meningkat pada kandungan air yang lebih tinggi. Kata kunci: sifat dielektrik, difusivitas termal, frekuensi radio, andaliman Latar Belakang Pendahuluan Berdasarkan hasil-hasil eksperimen penggunaan gelombang elektromagnetik yang dikombinasikan dengan cara konvensional memberikan hasil pemanasan yang lebih cepat dan distribusi temperatur yang lebih seragam dalam bahan (Tulasidas et al. 1997, Monzo-Cabrera et al. 2000, Sanga et al. 2001). Salah satu pemanfaatan gelombang elektromagnetik untuk pemanasan adalah pada frekuensi radio (RF). Pemanfaatan gelombang elektromagnetik pada frekuensi radio didasarkan pada kelebihan penetrasi gelombang yang lebih dalam dan panas yang dihasilkan tidak terlalu tinggi dibandingkan pada microwave. Untuk dapat menganalisis proses pemanasan pada kisaran gelombang radio, perlu diketahui sifat dielektrik bahan pada kisaran gelombang radio, yaitu sifat menyimpan energi listrik (konstanta dielektrik, ε ) dan sifat yang menghamburkan energi listrik (faktor kehilangan dielektrik ε ). Pada penerapan panas konvensional, difusivitas termal bahan adalah sifat fisik bahan yang menentukan kecepatan 55
2 Firman R. L. Silalahi dan Armansyah H. Tambunan: Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada distribusi panas dalam bahan. Difusivitas termal adalah sifat yang secara natural mendistribusikan panas keseluruh bagian produk (Holman, 1994). Semakin besar nilai difusivitas termal bahan semakin cepat terjadi pembauran panas dalam bahan dan sebaliknya. Sifat difusivitas termal bahan digunakan untuk menganalisis konduksi panas yang terjadi dalam bahan. Sifat difusivitas termal dipengaruhi oleh kadar air bahan, komposisi kimia bahan dan struktur bahan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur sifat dielektrik (konstanta dan kehilangan dielektrik) pada kisaran frekuensi radio dan difusivitas termal dari andaliman pada beberapa tingkat kadar air bahan. Bahan Penelitian Metodologi Penelitian Bahan adalah andaliman yang terdiri dari empat tingkat kadar air. Untuk mendapatkan kondisi kadar air bahan yang berbeda dilakukan pengeringan dengan dioven. Peralatan Penelitian 1. Alat ukur difusivitas termal Peralatan pengukur difusivitas termal yang dirancang berdasarkan metode Dickerson (menggunakan pendekatan model silinder tak hingga). 2. Alat Ukur Sifat Dielektrik Peralatan pengukur sifat dielektrik adalah hasil pengembangan dari rancangan Harmen (2001) yaitu dirancang berdasarkan metode Q-Meter. Alat Perekam Pengaduk Pemanas Termokopel Silinder Bak Gambar 1. Bagan Peralatan Pengukur Sifat Difusivitas Termal AC VOLTMETER Wadah Contoh Pencacah Frekwens L R CV Kapasitansi Meter OSILATOR Gambar 2. Bagan Peralatan Pengukur Sifat Dielektrik 56
3 Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 2 Desember 2005 Tahapan Penelitian 1. Pengukuran Sifat Dielektrik Pengukuran sifat dielektrik andaliman dilakukan pada 4 tingkat kadar air dan pada frekuensi kisaran radio 9, 13, 15, 17, 19, dan 21 MHz dengan 4 ulangan. Prosedur pengukuran dalam mengunakan alat pengukur adalah pertamatama mengatur keluaran frekuensi dari osilator sebesar frekuensi yang diinginkan, dengan mengukur keluaran osilator menggunakan pencacah frekuensi. Keluaran dari osilator menjadi sumber arus bagi rangkaian LRC. Dengan memanfaatkan voltmeter, posisi dari variabel kapasitor yang terdapat dalam rangkaian LRC diatur sedemikian rupa hingga didapatkan pembacaan tegangan maksimum pada voltmeter. Tegangan yang diperoleh dicatat sebagai Q1 (tegangan tanpa bahan). Kemudian dengan menggunakan kapasitansi meter, besarnya kapasitansi variabel kapasitor pada posisi tersebut, diukur dan dicatat sebagai C1 (kapasitansi tanpa bahan). Pada saat mengukur kapasitansi variabel kapasitor, hubungan arus ke rangkaian LRC diputus. Selanjutnya wadah contoh disambungkan secara paralel dengan variabel kapasitor. Tegangan maksimum yang ada sebelumnya, akan berubah (menurun). Besarnya tegangan yang terjadi setelah diparalelkan dengan bahan, dicatat sebagai Q2 (tegangan setelah ada bahan). Posisi variabel kapasitor diatur kembali untuk mendapatkan tegangan maksimum yang dapat terbaca oleh voltmeter. Setelah didapatkan tegangan maksimum, wadah contoh dilepaskan hubungannya dari variabel kapasitor dan arus ke rangkaian LRC diputus. Pada posisi tersebut, kapasitansi variabel kapasitor diukur dan dicatat sebagai C2 (kapasitansi ada bahan). Selanjutnya dilakukan perhitungan, dengan langkah-langkah berikut: Tetapan dielektrik (ε ) : C d ε' = d..(1) Aε 0 Mendapatkan Qx : Q1Q2 C1 C2 Q x =. (2) Q1 Q2 C1 Kehilangan dielektrik (ε ): ε' ε " =.(3) Q x 2. Pengukuran Koefisien Difusivitas Termal Pengukuran difusivitas termal dilakukan pada 4 tingkat kadar air dengan 2 ulangan. Prosedur pengukuran adalah memasukan andaliman yang sudah diketahui kadar airnya, kedalam silinder alat ukur. Bahan yang masuk ke dalam benarbenar padat. Kepadatan bahan untuk tiap ulangan pengamatan harus sama. Silinder yang sudah berisi bahan ditutup rapat-rapat dan kemudian dimasukkan kedalam bak pemanas yang sudah berisi air. Selanjutnya pengaduk, heater dan perekam dinyalakan. Perekam akan mencatat perubahan suhu bahan (pada permukaan dinding dan pusat dalam silinder) dan air pemanas. Proses pemanasan pada awalnya akan menghasilkan kurva pemanasan yang T mempunyai gradien suhu ( ) yang tidak r stabil. Setelah beberapa lama, proses pemanasan akan menghasilkan T r yang stabil. Proses pemanasan dihentikan setelah kurva pemanasan menunjukkan gradien suhu stabil, karena proses perhitungan difusivitas termal bahan sudah dapat dilakukan. Gradien suhu yang stabil inilah yang dimanfaatkan untuk menghitung besarnya nilai difusivitas termal bahan dengan menggunakan persamaan 4. 2 A R = 4 T s T c α.(4) ( ) Hasil dan Pembahasan Sifat Dielektrik Andaliman Pengukuran sifat dielektrik telah dilakukan pada empat tingkat kadar air 57
4 Firman R. L. Silalahi dan Armansyah H. Tambunan: Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada Tabel 1. Rata-Rata Konstanta dan Kehilangan Dielektrik Andaliman pada Empat Tingkat Kadar Air dan Tujuh Tingkat Frekuensi Catu Daya Konstanta Dielektrik (ε ) k. Air (%) Frekuensi (MHz) Kehilangan Dielektrik (ε ) Konstanta Dielektrik Frekuensi (M Hz) Ka 7.06 Ka 8.54 Ka 9.69 Ka Gambar 3. Pengaruh Frekuensi Catu Daya terhadap Konstanta Dielektrik Andaliman Kehilangan Dielektrik Ka 7.06 Ka 8.54 Ka 9.69 K a Frekuensi (M Hz) Gambar 4. Pengaruh Frekuensi Catu Daya terhadap Kehilangan Dielektrik Andaliman 7,06%; 8,54%; 9,69% dan 20,92%, dan pada tujuh tingkat frekuensi catu daya: 9 MHz, 11 MHz, 13 MHz, 15 MHz, 17 MHz, 19 MHz, dan 21 MHz dengan 4 ulangan. Rata-rata nilai konstanta dielektrik dan kehilangan dielektrik hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 1. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai konstanta dielektrik andaliman berubah 58
5 Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 2 Desember 2005 dengan berubahnya frekuensi catu daya yang diterapkan. Misalnya untuk andaliman dengan kadar air 20,92%; 9,69%; dan 7,06%, nilai konstanta dielektriknya pada frekuensi 9 MHz adalah 6,84; 6,24 dan 5,43 berturutturut. Pada frekuensi 11 MHz nilainya meningkat menjadi 7,37; 6,30; dan 5,86 berturut-turut. Pola-pola nilai konstanta dielektrik andaliman terhadap perubahan frekuensi catu daya berbeda-beda. Tetapi dengan bentuk grafik yang dihasilkan, terdapat kecenderungan bahwa nilai konstanta dielektrik andaliman menurun pada frekuensi catu daya yang lebih tinggi untuk semua tingkatan kadar air dari andaliman. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa pada frekuensi catu daya yang lebih tinggi nilai kehilangan dielektrik andaliman dapat meningkat dan sebaliknya. Misalnya ketika frekuensi catu daya meningkat dari 13 MHz ke 15 MHz, nilai kehilangan dielektriknya meningkat untuk semua tingkat kadar air. Pada frekuensi 17 MHz, nilai kehilangan dielektriknya menurun untuk andaliman dengan kadar air 7,06% dan 9,69%. Pola-pola perubahan (bentuk grafik yang dihasilkan) nilai kehilangan dielektrik andaliman terhadap peningkatan frekuensi catu daya berbeda-beda untuk tiap tingkat kadar air. Tetapi secara keseluruhan nilai kehilangan dielektrik andaliman cenderung menurun pada frekuensi yang lebih tinggi. Berdasarkan Gambar 5, pada frekuensi catu daya 11 MHz, 15 MHz, 19 MHz, dan 21 MHz, nilai konstanta dielektriknya menurun ketika kadar air andaliman meningkat dari 7,06% ke 8,54%. Sebaliknya untuk frekuensi 9 MHz, 13 MHz, dan 17 MHz. Pada kadar air dari 8,54% ke 20,92%, untuk semua frekuensi (kecuali frekuensi 9 MHz), nilai konstanta dielektrik meningkat sejalan dengan peningkatan kadar air andaliman. Secara keseluruhan berdasarkan bentuk grafik yang dihasilkan, dapat dikatakan bahwa nilai konstanta dielektrik andaliman cenderung meningkat pada kadar air yang lebih tinggi. Terutama pada selang kadar air 8,54% hingga 20,92%. Berdasarkan bentuk-bentuk grafik pada Gambar 6 yang dihasilkan untuk tiap frekuensi catu daya, terlihat polanya tidak sama. Peningkatan kadar air andaliman untuk frekuensi tertentu mengakibatkan peningkatan nilai kehilangan dielektrik dan sebaliknya. Misalnya pada frekuensi 9 MHz, 13 MHz dan 15 MHz, di mana nilai kehilangan dielektriknya meningkat pada kadar air yang lebih tinggi dan sebaliknya untuk frekuensi pengukuran lainnya. Pola perubahan nilai kehilangan dielektrik andaliman untuk tiap frekuensi catu daya berbeda-beda. Tetapi secara keseluruhan nilai kehilangan dielektrik andaliman cenderung meningkat pada kadar air yang lebih tinggi. 7.5 Konstanta Dielektrik Frek. 9 Frek. 11 Frek. 13 Frek. 15 Frek. 17 Frek. 19 Frek Kadar Air (% bk) Gambar 5. Pengaruh Kadar Air Terhadap Konstanta Dielektrik Andaliman 59
6 Firman R. L. Silalahi dan Armansyah H. Tambunan: Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada Tabel 2. Nilai Difusivitas Termal Andaliman Empat Tingkat Kadar Air Ulangan Difusivitas termal (m 2 /detik) Ka=20,92%(bk) Ka=9,69%(bk) Ka=8,54%(bk) Ka=7,06%(bk) 1 2,8E-07 3,19667E-07 2,82262E-07 2,7122E ,58898E-07 2,96333E-07-2,49444E-07 Rata-Rata 2,69449E-07 3,08E-07 2,8226E-07 2,60332E e-7 3.4e-7 3.2e-7 3.0e-7 2.8e-7 2.6e-7 Difusivitas termal (m^2/detik) 2.4e-7 2.2e Kadar air (% bk) Gambar 7. Hubungan antara Kadar Air dengan Difusivitas Termal Andaliman Difusivitas Termal Andaliman Pengukuran dilakukan dengan dua ulangan pada kadar air 20,92; 9,69; 8,54; dan 7,06% (bk). Dari grafik hubungan waktu dengan suhu, kemudian dihitung kecepatan peningkatan suhu bahan (A) dan perbedaan suhu permukaan dengan pusat bahan (Ts Tc). Hasil-hasil perhitungan difusivitas termal andaliman untuk tiap tingkat kadar air disajikan dalam Tabel 2. Berdasarkan Gambar 7, terlihat pada kadar air 7,06% (bk) hingga 9,69% (bk) nilai difusivitas termal andaliman meningkat pada kadar air yang lebih tinggi. Selanjutnya pada kadar air 20,92%, nilai difusivitas termal andaliman menurun hingga lebih kecil dari nilai difusivitas termal pada kadar air 8,54%. Hal ini menunjukkan andaliman dengan kadar air pada tingkat tertentu tidak mempunyai hubungan positif dengan nilai difusivitas termalnya. Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa nilai konstanta dan kehilangan dielektrik andaliman cenderung menurun pada frekuensi pengukuran yang lebih tinggi. Sebaliknya nilai konstanta dan kehilangan dielektrik andaliman cenderung meningkat pada kadar air yang lebih tinggi. Sementara nilai difusivitas termal andaliman cenderung meningkat pada kadar air yang lebih tinggi. Daftar Pustaka Cabrera, Juan Monzo, Murcillo, A.D., Civera, J. M. C. and Reyes, E. de los Heat and Massa Transfer Caracteristics of Microwaves Drying of Leather. ADC Harmen Rancang bangun Alat dan Pengukuran Nilai Sifat Dielektrik Bahan Pertanian Pada Kisaran Frekuensi Radio. Bogor. Tesis. Jurusan Keteknikan Pertanian Pasca Sarjana IPB Bogor. Holman, J. P Heat Transfer. New York. Mc Graw Hill. 60
7 Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 2 Desember 2005 Moshenin, Nuri Thermal Properties of Food and Agricultural Materials. New York. Gordon and Breach Publishers. Moshenin, Nuri Electromagnetic Radiation Properties of Food and Agricultural Product. New York. Gordon and Breach Publishers. Paulus, Gunawan Suharto Pengukuran Nilai Difusivitas Panas Bubur dan Tepung Cabe Merah dari Hasil Pengeringan Alami dan Buatan. Bogor. Skripsi. Jurusan Keteknikan Pertanian IPB Bogor. Prasad, Suresh Physical and Thermal properties of gorgon nut. Journal of food process. Engineering Vol. 16. p Rao, M. A. and Rizvi S. S. H Engineering Properties of Foods. New York. Mercel Decker. Sanga, E., A. S. Mujumdar and G. S. V. Raghavan Experimental and Numerical Analysis of Intermitent Microwave Convection Drying. ADC (Editet by Daud et al). Tulasidas, T. N., Ratti, C., and Raghavan, G. S. V Modelling of microwave drying of grapes. Journal od Canadian Agricultural Engineering. Vol. 39. No
RANCANG BANGUN MESIN PENGERING BERDASARKAN SIFAT DIELEKTRIK UNTUK PENGERINGAN REMPAH-REMPAH 1
RANCANG BANGUN MESIN PENGERING BERDASARKAN SIFAT DIELEKTRIK UNTUK PENGERINGAN REMPAH-REMPAH 1 Harmen 2, Bastamansyah 2 dan Yose Sebastian 2 ABSTRAK Indonesia kaya akan tanaman rempah-rempah dan tanaman
Lebih terperinciThe Influence of LRC Current from the Q-Meter to the Measured Value of Dielectric Properties Within Radio Frequency Range
Vol. 17, No. 1, April 2003 PENGARUH ARUS LUARAN LRC PADA METODA Q-METER TERHADAP HASlL PENGUKURAN NlLAl SlFAT DlELEKTRlK Dl SEKITAR FREKUENSI RADIO The Influence of LRC Current from the Q-Meter to the
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Termal Kayu Meranti (Shorea Leprosula Miq.) Karakteristik termal menunjukkan pengaruh perlakuan suhu pada bahan (Welty,1950). Dengan mengetahui karakteristik termal
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Gambar 4.1. Fenomena case hardening yang terjadi pada sampel.
BAB IV ANALISA 4.1 FENOMENA DAN PENYEBAB KERUSAKAN KUALITAS PRODUK 4.1.1 Fenomena dan penyebab terjadinya case hardening Pada proses pengeringan yang dilakukan oleh penulis khususnya pada pengambilan data
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung tapioka merk ROSE BRAND". Dari hasil analisa bahan baku (AOAC,1998), diperoleh komposisi
Lebih terperinciThe Influence of LRC Current from the Q-Meter to the Measured Value of Dielectric Properties Within Radio Frequency Range
Vol. 17, No. 1, April 2003 PENGARUH ARUS LUARAN LRC PADA METODA Q-METER TERHADAP HASlL PENGUKURAN NlLAl SlFAT DlELEKTRlK Dl SEKITAR FREKUENSI RADIO The Influence of LRC Current from the Q-Meter to the
Lebih terperinciKAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR. Jumingin 1, Susi Setiawati 2
KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR Jumingin 1, Susi Setiawati 2 e-mail: juminginpgri@gmail.com 1 Dosen Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang 2
Lebih terperinciHEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL
HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004
Lebih terperinciMETODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat
METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik
Lebih terperinci4.1 FENOMENA DAN PENYEBAB KERUSAKAN KUALITAS PADA PRODUK PENGERINGAN
BAB IV ANALISA 4.1 FENOMENA DAN PENYEBAB KERUSAKAN KUALITAS PADA PRODUK PENGERINGAN 4.1.1 Fenomena dan Penyebab Terjadinya Water Front Fenomena lain yang terjadi pada saat penulis mengeringkan tapel parem
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR
ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR Budi Kristiawan 1, Wibowo 1, Rendy AR 1 Abstract : The aim of this research is to analyze of rice heat pump dryer model performance by determining
Lebih terperinciI. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.
SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. 2.Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor. 3.Memahami prinsip pengisian dan pengosongan muatan listrik
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciPENENTUAN KARAKTERISTIK TERMOFISIK BAWANG MERAH (Allium cepa var.ascalonicum) ARFANDIWANGSA
PENENTUAN KARAKTERISTIK TERMOFISIK BAWANG MERAH (Allium cepa var.ascalonicum) ARFANDIWANGSA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kapasitansi Membran Telur dari Ayam Petelur Tanpa Perebusan
Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan penelitian, persiapan eksperimen, eksperimen, analisa data dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil dalam bentuk skripsi. Persiapan penelitian
Lebih terperinciPERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER
SKRIPSI RK 1583 PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER AULIA AGUS KURNIADY NRP 2303 109 016 NIDIA RACHMA SETIYAJAYANTRI NRP 2306 100 614
Lebih terperinciReferensi. Penilaian. Pokok Bahasan 9/26/2012. Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc. Quiz 20% Tugas 20% UTS 20% UAS 20% Praktikum 20%
Pokok Bahasan Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc No. MATERI 1. Pengantar Sifat fisik dan thermal bahan pangan dan hasil pertanian. Rheologi 3. Evaporasi 4. Pengeringan pangan 5. Pengolahan Non Termal 6. Pemanasan
Lebih terperinciSeminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017
PENGARUH PERBANDINGAN PELARUT DAN BAHAN BAKU TERHADAP PENINGKATAN RENDEMEN MINYAK NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH) DENGAN DESTILASI AIR MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO Kusyanto 1), Ibnu Eka Rahayu 2 1),2) Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokompsit Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kekuatan Bahan dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembuatan Varistor Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan, dan penyinteran. Pada tahap preparasi ini terlebih dahulu dilakukan penimbangan
Lebih terperinciPengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger
Pengaruh Tebal Isolasi Thermal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen
Lebih terperinciSistem pengering pilihan
Sistem pengering pilihan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan alat pengeringan yang khusus (pilihan) Sub Pokok Bahasan 1.Pengering dua tahap 2.Pengering
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMENTAL NILAI KONDUKTIVITAS THERMAL DAN PANAS SPESIFIK BEBERAPA JENIS IKAN
KAJIAN EKSPERIMENTAL NILAI KONDUKTIVITAS THERMAL DAN PANAS SPESIFIK BEBERAPA JENIS IKAN Experimental Study on Thermal Conductivity and Heat Specific of Several Fish Species Ernawati Jassin ABSTRAK Sifat
Lebih terperinciLABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS
Lebih terperinciPENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK MATERIAL CALCIUM COPPER TITANAT ( CaCu 3 Ti 4 O 12 ) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI TERKOMPUTERISASI
J. Sains Dasar 217 6 (1) 26-3 PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK MATERIAL CALCIUM COPPER TITANAT ( CaCu 3 Ti 4 O 12 ) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI TERKOMPUTERISASI MEASUREMENT OF THE DIELECTRIC CONSTANT
Lebih terperinciReferensi. Penilaian. Pokok Bahasan 9/12/2012. Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc. Quiz 20% Tugas 20% UTS 20% UAS 20% Praktikum 20%
Pokok Bahasan Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc No. MATERI 1. Pengantar Sifat fisik dan thermal bahan pangan dan hasil pertanian. Rheologi 3. Evaporasi 4. Pengeringan pangan 5. Pengolahan Non Termal 6. Pemanasan
Lebih terperinciEKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DALAM TRAY DRYER
EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DALAM TRAY DRYER Disusun oleh : Kristina Dwi yanti Nia Maulia 2308 100 537 2308 100 542 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Susianto, DEA Prof.
Lebih terperinciKarakterisasi Berbagai Jenis Batu Bara Menggunakan Teknik Kapasitansi
Karakterisasi Berbagai Jenis Batu Bara Menggunakan Teknik Kapasitansi Desiani 1,a, Didied Haryono 1,b, Mahfudz Al Huda 2, Warsito P. Taruno 2, Marlin R. Baidillah 2 and Irwin Maulana 2 1 Department of
Lebih terperinciENERGI DAN DAYA LISTRIK
ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI LISTRIK A I V W = Q V B C Energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup disebut dengan energi listrik Keterangan : Q = muatan listrik
Lebih terperinciDistribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD
Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD Rosyida Permatasari1, a *, M. Sjahrul Annas2,b, Bobby Ardian3,c Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol Jakarta Indonesia a prosyida@yahoo.com,
Lebih terperinciKarakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah
Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah Mustaza Ma a 1) Ary Bachtiar Krishna Putra 2) 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana Teknik Mesin
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciLATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...
Lebih terperinciKAPASITOR MINGGU KE-5
KAPASITOR MINGGU KE-5 Kapasitor: Penyimpan Muatan & Energi Listrik Kapasitor: dua konduktor terisolasi dengan muatan yang sama Q dan berbeda tanda dan beda potensial ΔV diantaranya. Satuan: Coulomb/Volt
Lebih terperinciLATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,
Lebih terperinciSIFAT KAPASITANSI PARALEL, INDUKTANSI PARALEL, DAN KONDUKTANSI BISKUIT (KERAS) DALAM KEMASAN ALUMUNIUM FOIL DAN PLASTIK
Jurnal Biofisika 8 (2): 25-33 SIFAT KAPASITANSI PARALEL, INDUKTANSI PARALEL, DAN KONDUKTANSI BISKUIT (KERAS) DALAM KEMASAN ALUMUNIUM FOIL DAN PLASTIK Erna Rusliana M. Saleh* Program Studi Teknologi Hasil
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hardware Sistem Kendali Pada ISD Pada penelitian ini dibuat sistem pengendalian berbasis PC seperti skema yang terdapat pada Gambar 7 di atas. Pada sistem pengendalian ini
Lebih terperinciPemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga
Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciPerpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02
MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KONTROL KADAR AIR GABAH PADA ALAT PENGERING GABAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8
Rancang angun Sistem...(Adilia Rismawati) 48 RANCANG ANGUN SISTEM KONTROL KADAR AIR GAAH PADA ALAT PENGERING GAAH ERASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8 DESIGN OF PADDY MOISTURE CONTENT CONTROL SYSTEM ON THE PADDY
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR. Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto
PENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru,
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES Ersi Selparia *, Maksi Ginting, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch
12 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.1, No.1, April 2013, 12-17 Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch Chyntya Rahma Ningsih 1, Siska Novita Posma 2, Wahyuni Khabzli
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2012 hingga September 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : TEKNIK PENGERINGAN NOMOR KODE / SKS : TEP 421/ 2 + 1 DESKRIPSI SINGKAT : Pendahuluan (definisi, keuntungan dan kelemahan teknik, alasan dilakukan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciPengeringan Beku dengan Metode Pembekuan Vakum dan Lempeng Sentuh dengan Pemanasan Terbalik pada Proses Sublimasi untuk Daging Buah Durian
Pengeringan Beku dengan Metode Pembekuan Vakum dan Lempeng Sentuh dengan Pemanasan Terbalik pada Proses Sublimasi untuk Daging Buah Durian (Freeze Drying with Vacuum Freezing and Flate Freezing with Back
Lebih terperinciFISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)
No FISIKA 2014 TIPE A SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya masing-masing 20 3 N mengapit sudut 30 o di atas sumbu X positif, 20 N mnegapit sudut 60 o di atas sumbu X negatif, 5 N pada
Lebih terperinciEksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data
7 jam dan disonikasi selama jam agar membran yang dihasilkan homogen. Langkah selanjutnya, membran dituangkan ke permukaan kaca yang kedua sisi kanan dan kiri telah diisolasi. Selanjutnya membran direndam
Lebih terperincihubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?
1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA
Edu Physic Vol. 3, Tahun 2012 PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Vandri Ahmad Isnaini, S.Si., M.Si Program Studi Pendidikan Fisika IAIN
Lebih terperinciDETEKTOR KELEMBABAN GABAH BERDASARKAN PENGUKURAN KAPASITANSI
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fiska FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi Oktober 2016. ISSN.1412-2960 DETEKTOR KELEMBABAN GABAH BERDASARKAN PENGUKURAN KAPASITANSI Syafitri Wahyuni 1, Lazuardi
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. LEMBAR JUDUL. LEMBAR HAK CIPTA. LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL. LEMBAR HAK CIPTA. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv v vii ix xiii xvi xviii
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI AMBIENT ELECTROMAGNETIC HARVESTING PADA FREKUENSI TV BROADCASTING UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK MELALUI TRANSFER DAYA TANPA KABEL
IMPLEMENTASI AMBIENT ELECTROMAGNETIC HARVESTING PADA FREKUENSI TV BROADCASTING UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK MELALUI TRANSFER DAYA TANPA KABEL Oxy Riza P 1, A. Bhakti S 1,Desi Natalia 1, Achmad Ansori
Lebih terperinciFISIKA EKSPERIMENTAL I 2014
PENGUKURAN EMISIVITAS EFEKTIF RATA-RATA SUATU MATERIAL PADAT (SOLID MATERIALS) Novi Tri Nugraheni (081211333009), Maya Ardiati (081211331137), Diana Ega Rani (081211331138), Firdaus Eka Setiawan (081211331147),
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN
KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN Afdhal Kurniawan Mainil Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu e-mail: Afdhal_km@yahoo.com Abstract Based on heat transfer properties, materials
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH
RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH T. Ahri Bahriun 1) 1) Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak Rele arus lebih berfungsi untuk membuka circuit breaker jika terjadi
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi alat pengisi baterai menggunakan modul termoelektrik generator. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi perancangan
Lebih terperinciMENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK
112 MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK Dalam bidang pertanian dan perkebunan selain persiapan lahan dan
Lebih terperinciPEMANFAATAN ALAT PENGERING DENGAN PENGONTROL SUHU UNTUK PAKAN IKAN PADA CV. FAJAR ABADI
PEMANFAATAN ALAT PENGERING DENGAN PENGONTROL SUHU UNTUK PAKAN IKAN PADA CV. FAJAR ABADI Sandra (Fak.Teknologi Pertanian, Univ. Andalas) 08121856240, sandra.malinsutan@yahoo.co.id) Mulyadi (Politeknik Engineering
Lebih terperinciBAHAN DIELEKTRIK. Misal:
BAHAN DIELEKTRIK BAHAN DIELEKTRIK BAHAN DIELEKTRIK. Bahan dielektrik yaitu bahan yang apabila diberikan medan potensial (tegangan) dapat mempertahankan perbedaan potensial yang timbul diantara permukaan
Lebih terperinciSISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan
SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT PRODUK PERTANIAN TPG 326
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SIFAT-SIFAT PRODUK PERTANIAN TPG 326 OLEH: Dr. ANDASURYANI, S.TP, M.Si MISLAINI R., S.TP, MP PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. 3.1 alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. Pembentukan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor
39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor 1. Hasil Preparasi Pada proses preparasi sampel yang didopan dengan zat tertentu terlebih dahulu melakukan penimbangan
Lebih terperinciTata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron
Standar Nasional Indonesia Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron ICS 13.080.40; 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciRESONANSI PADA RANGKAIAN RLC
ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian
Lebih terperinciEKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)
EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR) PENGANTAR Banyak sistem elektronik menggunakan rangkaian yang mengubah energi DC menjadi berbagai bentuk AC yang bermanfaat. Osilator, generator, lonceng
Lebih terperinciGambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator
Lebih terperinciSatuan Operasi dan Proses TIP FTP UB
Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Pasteurisasi susu, jus, dan lain sebagainya. Pendinginan buah dan sayuran Pembekuan daging Sterilisasi pada makanan kaleng Evaporasi Destilasi Pengeringan Dan lain
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciPENGERINGAN REMPAH-REMPAH MENGGUNAKAN ALAT ROTARY DRYER
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGERINGAN REMPAH-REMPAH MENGGUNAKAN ALAT ROTARY DRYER Determining the Rate of Drying Spices on the Rotary Dryer Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program
Lebih terperinciA. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N
1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm
Lebih terperinciD. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri
1. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari lengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di muka cermin sejauh : A. 60 cm B. 30 cm C. 20 cm Kunci
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature
Lebih terperinciANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM
ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM Akhmad Dzakwan Jurusan Fisika FMIPA Unila Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, 35145 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB 2 FISIKA TERMAL. Gambar 2.1 Perpindahan panas melalui proses konduksi [12]
BAB 2 FISIKA TERMAL Dalam fisika termal, perpindahan panas adalah perpindahan energi termal dari benda panas ke benda yang lebih dingin. Ketika sebuah benda memiliki perbedaan suhu dengan lingkungannya
Lebih terperinciANTIREMED KELAS 10 FISIKA
ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-07 halaman 1 01. Seseorang berdiri di depan cermin datar sehingga ia dapat melihat keseluruhan bayangannya. Jika cermin
Lebih terperinciAnalisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel
Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Annisa Diasyari 1,*, Bidayatul Armynah 1, Bannu 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin 1 Email:
Lebih terperinciBAB II SALURAN TRANSMISI
BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina
Lebih terperinciPengujian Meter Kadar Air
Pengujian Meter Kadar Air 1 POKOK BAHASAN 1 2 Meter Kadar Air (MKA) Pengujian MKA Pengujian MKA Metode Referensi Pengujian MKA Metode Master Meter Pengujian MKA Metode Master Sample 2 Review 1 2 Definisi
Lebih terperinciKAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL
KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL Disusun Oleh : Brigita Octovianty Yohana W 125100601111030 Jatmiko Eko Witoyo 125100601111006 Ravendi Ellyazar 125100600111006 Riyadhul
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan (D-IV) Teknik Energi Jurusan Teknik Kimia
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PENGERING TENAGA SURYA UNTUK PRODUK PANGAN (Evaluasi Efektivitas Termal Pada Ruang Pengering Dual Solar System Dengan Variasi Penempatan Fan) Disusun Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciBAB I CENTRIFUGAL FAN TESTING APPARATUS
DAFTAR ISI BAB I CENTRIFUGAL FAN TESTING APPARATUS 1.1 Dasar Teori 1.1.1 Pengertian Fan 1.1.2 Jenis-Jenis Fan 1.1.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Fan 1.1.2.2 Jenis-Jenis Sudu pada Fan 1.1.3 Hukum Kontinuitas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciP I N D A H P A N A S PENDAHULUAN
P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI
ANALISA KINERJA PENUKAR PANAS AKIBAT PERUBAHAN DIAMETER TABUNG DARI 9 mm MENJADI 13 mm PADA BANTALAN OLI PENDUKUNG UNIT 1 PT. PJB UP PLTA CIRATA PURWAKARTA Bono Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan
Lebih terperinciAnalisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja Ketut Astawa1, Nengah Suarnadwipa2, Widya Putra3 1.2,3
Lebih terperinciAssalamuaalaikum Wr. Wb
Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial
Lebih terperinciBAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal
BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Sinyal merambat dengan kecepatan terbatas. Hal ini menimbulkan waktu tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal sinusoidal, maka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN
34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar
Lebih terperinci