POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PTPN VIII CIMULANG, BOGOR ENGGAR RENO HARUMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PTPN VIII CIMULANG, BOGOR ENGGAR RENO HARUMI"

Transkripsi

1 1 POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PTPN VIII CIMULANG, BOGOR ENGGAR RENO HARUMI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 2 POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PTPN VIII CIMULANG, BOGOR ENGGAR RENO HARUMI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

3 3 ABSTRAK ENGGAR RENO HARUMI. Populasi Kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PTPN VIII Cimulang, Bogor. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan YANA KURNIAWAN. Kumbang Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera : Curculionidae) adalah polinator pada tanaman kelapa sawit, yang telah digunakan di Indonesia sejak tahun Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari populasi kumbang E. kamerunicus dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Populasi kumbang diamati pada bunga jantan kelapa sawit dengan metode stratified random sampling pada bulan Juli, October, dan November Hubungan antara faktor-faktor lingkungan dan populasi kumbang dianalisis dengan korelasi Pearson, menggunakan software SigmaPlot versi Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi kumbang pada bulan November lebih tinggi dibandingkan pada bulan Juli dan Oktober. Populasi kumbang dipengaruhi oleh curah hujan dan jumlah spikelet per tandan. ABSTRACT ENGGAR RENO HARUMI. Population of Weevil Elaeidobius kamerunicus Faust on Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in PTPN VIII Cimulang, Bogor. Supervised by TRI ATMOWIDI and YANA KURNIAWAN. Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera : Curculionidae) is a weevil pollinator of oil palm which used in Indonesia since The aim of the research were to study the population of weevil and the environmental factors that affected the population of weevil. Weevil populations were observed in male flower of oil palm by stratified random sampling in July, October, and November. Relationship between environmental factors and weevil population were analyzed by Pearson s correlation using SigmaPlot software version Results showed that population of the weevil in November was higher than that in July and October. The population of weevil was affected by number of spikelet per bunch and rain fall.

4 4 Judul : Populasi Kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PTPN VIII Cimulang, Bogor Nama : Enggar Reno Harumi NRP : G Menyetujui: Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Tri Atmowidi, M. Si. Yana Kurniawan, M. Si. NIP NIP Mengetahui: Ketua Departemen Biologi, Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M. Si. NIP Tanggal Lulus:

5 5 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian karya ilmiah ini. Penelitian karya ilmiah yang berjudul Populasi Kumbang (Elaeidobius kamerunicus Faust) pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PTPN VIII Cimulang, Bogor dilaksanakan pada bulan Juli hingga November Penelitian ini merupakan salah satu syarat penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tri Atmowidi, M. Si. dan Yana Kurniawan, M. Si. yang telah membimbing penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf di PTPN VIII Kebun Cimulang, Bogor atas bantuan selama penelitian. Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua, kakak, dan seluruh keluarga besar atas dukungan, doa, serta bantuan dalam penulisan karya ilmiah ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Iqbal Kusnandarsyah, Fani Alfi Yanti, Kak Ednan, Kak Amin, Kak Tedy, Kak Dedi, dan Dara atas bantuan dan kerjasama dalam penelitian maupun penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga kepada seluruh rekan-rekan Biologi 43, Asri, Indah, Risti, Vina, dan Dimas Febriatmoko atas bantuan, dukungan, dan tawa yang selalu ada, serta seluruh rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas dukungannya selama ini. Penulis juga berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Bogor, Februari 2011 Enggar Reno Harumi

6 6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1988, dari Ayah M. Khumaedi dan Ibu Yohanah Lombogia. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di SDN Harapan Jaya III, lulus pada tahun 2000 kemudian melanjutkan ke SLTPN 5 Bekasi, lulus tahun Tahun 2006 penulis lulus dari SMAN 4 Bekasi dan pada tahun yang sama lulus masuk IPB melalui jalur SPMB dan setahun berikutnya penulis diterima di Mayor Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Minor Manajemen Fungsional. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Biologi Dasar pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 dan menjadi anggota BPH (Badan Pengawas Himabio) pada tahun 2008/2009.

7 7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN.. viii PENDAHULUAN.. 1 Latar Belakang.. 1 Tujuan Penelitian... 2 BAHAN DAN METODE... 2 Waktu dan Tempat 2 Alat dan Bahan... 2 Metode.. 2 HASIL.. 2 Morfologi dan Populasi Kumbang E. kamerunicus di Perkebunan Kelapa Sawit. 2 Populasi E. kamerunicus dalam Kaitannya dengan Parameter Lingkungan 4 PEMBAHASAN... 5 SIMPULAN.. 7 DAFTAR PUSTAKA.. 7 LAMPIRAN 10

8 8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Parameter lingkungan selama bulan pengamatan populasi kumbang E. kamerunicus. 4 2 Korelasi Pearson (r) dan nilai p antara populasi kumbang per tandan dengan jumlah spikelet per tandan dan parameter lingkungan. 5 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 2 Perkebunan Kelapa Sawit... Pengambilan sampel kumbang pada spikelet bunga jantan Kumbang E. kamerunicus betina (a) dan Kumbang E. kamerunicus jantan (b) Jumlah kumbang per tandan kelapa sawit pada bulan Juli, Oktober, dan November Jumlah spikelet per tandan selama bulan Juli, Oktober, dan November Curah hujan selama bulan Juli, Oktober, dan November Hubungan antara jumlah kumbang per tandan dengan suhu udara (a), kelembapan relatif (b), dan intensitas cahaya (c) Hubungan antara populasi kumbang per tandan dengan curah hujan. 5 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Peta perkebunan kelapa sawit milik PTPN VIII di Cimulang, Bogor... 10

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Elaeidobius kamerunicus Faust merupakan kumbang moncong (weevil), yang termasuk dalam ordo Coleoptera dan famili Curculionidae. Kumbang ini berukuran kecil (panjang +4 mm dan lebar +1,5 mm) dan berwarna cokat kehitaman (Syed et al. 1982). Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni siklus hidupnya terdiri dari telur-larvapupa-imago. E. kamerunicus memiliki peran dalam penyerbukan tanaman kelapa sawit. Penyerbukan terjadi karena kumbang ini tertarik dengan aroma bunga jantan, kemudian mendekati, dan saat hinggap di bunga jantan, serbuk sari akan melekat di tubuhnya. Sewaktu hinggap di bunga betina yang mekar (reseptif), serbuk sari akan terlepas dari kumbang dan menyerbuki bunga betina (Risza 1994, Setyamidjaja 2006). Selain itu, kumbang ini tidak berbahaya dan tidak mengganggu tanaman lain, karena kumbang ini hanya dapat makan dan bereproduksi pada bunga jantan kelapa sawit (Syed et al. 1982). E. kamerunicus didatangkan dari negara Kamerun (Afrika) pada tahun 1983 dan dilepas pertama kali di kebun percobaan kelapa sawit Sungai Pancur, Sumatera Utara (Lubis 1992). Serangga penyerbuk ini kemudian menyebar dan berperan penting dalam proses penyerbukan tanaman kelapa sawit di seluruh Indonesia, termasuk perkebunan PTP Nusantara VIII Cimulang, Bogor. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dipelopori oleh Adrien Hallet, seorang berkebangsaan Belgia, yang telah mempunyai pengalaman menanam kelapa sawit di Afrika. Pada tahun perusahaaan-perusahaan Belanda yang ada di Indonesia, termasuk perkebunan, mengalami proses nasionalisasi sehingga menjadi perusahaan milik Negara, yang kini disebut Perseroan Terbatas Perkebunan Negara (PTPN) (Lubis 1992). Permintaan akan minyak sawit dari dalam maupun luar negeri mendorong pengusaha perkebunan untuk melakukan pemeliharaan yang intensif pada pertanaman kelapa sawit (Risza 1994). Menurut Coley (1976), ada tiga jenis kelapa sawit, yaitu Elaeis guineeensis Jacq (ditanam di Indonesia, berasal dari Afrika), E. melanocca, dan E. odora (Barcella odora). Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal seperti dura, pisifera, tenera, dan diwikka-wakka (Fauzi 2006). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat. Spesies palm tropika ini bnyak ditanam di kawasan garis khatulistiwa. Pohon kelapa sawit tumbuh tegak dapat mencapai m (Hartley 1977). Kelapa sawit termasuk ke dalam Angiospermae, famili Arecaceae, dan genus Elaeis. Kelapa sawit adalah tanaman monoecious, yaitu bunga jantan dan betina ditemukan dalam satu tanaman. Bunga jantan dan betina matang (anthesis) pada waktu yang berbeda atau sangat jarang terjadi bersamaan (Hartley 1977). Penyerbukan alami terjadi dengan bantuan angin atau serangga, tetapi biasanya kurang efektif sehingga jumlah buah yang dihasilkan relatif lebih sedikit pada setiap tandannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh tandan-tandan dengan jumlah buah yang optimal, penyerbukan dapat dibantu melalui penyerbukan bantuan (assisted pollination). Penyerbukan kelapa sawit paling efektif menggunakan E. kamerunicus, yang bersifat spesifik dan beradaptasi baik pada musim basah maupun kering (Setyamidjaja 2006). Nilai fruit set kelapa sawit yang baik adalah diatas 75 persen dan untuk mencapai nilai tersebut diperlukan jumlah E. kamerunicus sekitar individu/ha (Hutauruk & Syukur 1985). Penyerbukan oleh E. kamerunicus pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatan hasil buah segar per tandan, peningkatan berat tandan, dan peningkatan tandan yang diproduksi. Berat tandan rata-rata mengalami peningkatan dari 14.1 kg menjadi 28.6 kg, hasil buah segar per tandan mengalami kenaikan sekitar 12 persen, dan biji meningkat dari 4.4 persen menjadi 6.2 persen (Chan et al. 1987). Perubahan ukuran populasi kumbang E. kamerunicus berpengaruh terhadap produksi dan fruit set kelapa sawit. Pada saat populasi E. kamerunicus tinggi, maka diduga fruit set juga tinggi. Sebaliknya, jika populasi E. kamerunicus rendah, diduga fruit set juga rendah (Harun & Noor 2002). Oleh karenanya, perlu dilakukan pengamatan populasi E. kamerunicus di lapangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya ukuran populasi. Penelitian tentang populasi E. kamerunicus telah dilakukan oleh Kurniawan (2010) di Banten, Mandiri

10 2 (2010) dan Wibowo (2010) di Kalimantan Tengah. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari populasi E. kamerunicus di perkebunan kelapa sawit PTPN VIII, Cimulang, Bogor. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November 2010 di PTP Nusantara VIII Cimulang, Bogor (Gambar 1). Perhitungan sampel kumbang dan pengamatan morfologi kumbang dilakukan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pengukuran Populasi E. kamerunicus Pengukuran populasi kumbang dilakukan dengan mengambil 9 spikelet per tandan, yaitu masing-masing 3 spikelet pada bagian pangkal, tengah, dan ujung tandan bunga jantan tanaman kelapa sawit umur 5-6 tahun, varietas SPO573B, yang sedang anthesis dengan metode stratified random sampling (Gambar 2). Jumlah kumbang per tandan diketahui dengan menghitung jumlah kumbang per spikelet dan jumlah spikelet per tandan. Pengukuran populasi dilakukan 5 pohon per blok. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 3 blok, yaitu blok 19, 20, dan 26 (Lampiran 1). Pengamatan populasi kumbang dilakukan pada bulan Juli, Oktober, dan November. Pengukuran data lingkungan meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan curah hujan, dilakukan untuk mendukung data populasi kumbang. ujung tengah pangkal Gambar 1 Perkebunan Kelapa Sawit Alat dan Bahan Bahan yang digunakan adalah kumbang E. kamerunicus. Alat yang digunakan adalah gunting tanaman, plastik, counter, luxmeter, thermometer, hygrometer, mikroskop stereo, dan kamera. Metode Pengamatan Morfologi dan Penghitungan Rasio Seks Kumbang E. kamerunicus Pengamatan morfologi kumbang jantan dan kumbang betina, meliputi ciri-ciri khusus yang terdapat pada kumbang jantan dan betina, serta ciri-ciri lainnya. Penghitungan rasio seks kumbang dihitung pada sampel yang telah dipeoleh, yaitu sampel kumbang dari satu pohon per blok. Penentuan rasio seks kumbang dilakukan dengan menghitung jumlah individu kumbang betina dan kumbang jantan dengan bantuan mikroskop stereo dan counter. Gambar 2 Pengambilan sampel kumbang pada bunga jantan kelapa sawit. Analisis data Data populasi kumbang pada setiap waktu pengambilan, disajikan dalam grafik batang. Hubungan antara jumlah kumbang dan faktor lingkungan, dianalisis dengan scatter plot, korelasi Pearson dan regresi, dan penghitungan nilai p, dengan software SigmaPlot versi HASIL Morfologi dan Populasi Kumbang E. kamerunicus di Perkebunan Kelapa Sawit Tubuh E. kamerunicus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Pada toraks terdapat dua pasang sayap, yaitu sepasang sayap depan yang tebal (elytra) dan sepasang sayap belakang tipis (membranous). Kumbang jantan dan betina memiliki beberapa perbedaan, diantaranya betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil (2-3 mm), moncong

11 3 panjang, dan terdapat rambut-rambut halus. Kumbang jantan memiliki tubuh yang lebih panjang (3-4 mm), moncong lebih pendek, terdapat rambut-rambut halus yang lebih banyak di bagian abdomen dari kumbang betina, dan terdapat tonjolan di pangkal elytra (Gambar 3). Rasio kumbang betina dan kumbang jantan di bunga jantan kelapa sawit pada bulan Juli, Oktober, dan November adalah 4:1. i Gambar 4 Jumlah kumbang per tandan kelapa sawit pada bulan Juli, Oktober, dan November Garis bar pada grafik menunjukkan standar error. (a) Jumlah spikelet per tandan ditemukan lebih tinggi pada bulan Juli, yaitu 116 spikelet/tandan dan jumlah spikelet relatif sama pada bulan lain (Gambar 5). ii iii i (b) Gambar 3 Kumbang E. kamerunicus betina (a), moncong (i), tonjolan elytra (ii), bulu-bulu halus (iii), kumbang E. kamerunicus jantan (b). Populasi kumbang di kebun kelapa sawit milik PTPN VIII di Cimulang, Bogor pada bulan November (3.598 individu/tandan) lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober (1.400 individu/tandan) dan Juli (2.143 individu/tandan) (Gambar 4). Gambar 5 Jumlah spikelet per tandan selama bulan Juli, Oktober, dan November Garis bar pada grafik menunjukkan standar error Curah hujan pada bulan Juli (158 mm) lebih rendah dibandingkan dengan bulan Oktober (246 mm) dan bulan November (339 mm) (Gambar 6). Gambar 6 Curah hujan selama bulan Juli, Oktober, dan November Garis bar pada grafik menunjukkan standar error.

12 4 Populasi E. kamerunicus dalam Kaitannya dengan Parameter Lingkungan Hasil pengukuran parameter lingkungan di lokasi perkebunan, selama bulan Juli, Oktober, dan November menunjukkan suhu udara berkisar C, kelembapan relatif udara berkisar 64-74%, dan intensitas cahaya berkisar lux (Tabel 1). Tabel 1 Parameter lingkungan di perkebunan selama bulan pengamatan populasi kumbang E. kamerunicus Bulan Parameter Lingkungan Suhu ( C) Kelembapan (%) Intensitas Cahaya (lux) Juli 31,19 67, (30,92-31,46) (66,48-69,12) ( ) Oktober 31,48 72, (30,13-31,83) (71,12-74,54) ( ) November 31 66, (30,76-31,24) (64,84-67,76) ( ) Ket: Angka berupa rata-rata dan kisaran minimum-maksimum Hasil pengamatan selama bulan Juli, Oktober, dan November, kumbang E. kamerunicus banyak ditemukan pada kisaran suhu udara C, kelembapan relatif 62-74%, dan intensitas cahaya lux (Gambar 7 a, b, c). (a) (b) (c) Gambar 7 Hubungan antara populasi kumbang per tandan dengan suhu udara (a), kelembapan relatif (b), dan intensitas cahaya (c).

13 5 Populasi kumbang per tandan berkorelasi positif dengan curah hujan (y = 8,187x + 352,7 dan r 2 = 0,439) (Gambar 8). Hasil uji korelasi Pearson dan uji signifikansi data lingkungan pada areal kelapa sawit menunjukkan bahwa suhu udara, kelembapan relatif, intensitas, cahaya, curah hujan, dan jumlah spikelet per tandan, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap populasi kumbang per tandan. Jumlah spikelet per tandan memiliki pengaruh yang cukup besar (p = 0,0622) terhadap populasi kumbang. Nilai korelasi curah hujan dengan populasi kumbang paling tinggi (r = 0,663) dibandingkan dengan parameter lingkungan lain (Tabel 2). Gambar 8 Hubungan antara populasi kumbang per tandan dengan curah hujan. Tabel 2 Korelasi Pearson (r) dan nilai p antara populasi kumbang per tandan dengan jumlah spikelet per tandan dan parameter lingkungan. Parameter Populasi Kumbang per Tandan Korelasi Pearson (r) r 2 Nilai Signifikansi (p) Suhu Udara 0,188 0,035 0,216 Kelembaban Relatif 0,0238 0,0006 0,877 Intensitas Cahaya ,012 0,460 Jumlah Spikelet per Tandan 0,280 0,078 0,0622 Curah Hujan 0,663 0,439 0,539 PEMBAHASAN Kumbang E. kamerunicus memiliki ciriciri morfologi, yaitu bentuk elips memanjang, agak ramping, tepian prothorax yang tajam. E. kamerunicus berwarna hitam, berwarna agak kekuningan hingga kemerahan. Elytra memiliki seta emas (O Brien 1986) dan tungkai tiga pasang yang terletak pada bagian toraks. Kumbang ini memiliki moncong dan bagian mulut terdapat di ujung mocong. Kumbang ini disebut kumbang moncong (weevil). Populasi kumbang di Cimulang, Bogor ditemukan tinggi pada bulan November (3.598 individu/tandan) dan rendah pada bulan Oktober (1.400 individu/tandan) (Gambar 4). Berdasarkan penelitian sebelumnya, Wibowo (2010) melaporkan populasi kumbang di Kalimantan Tengah pada bulan Mei, Juli, dan Oktober 2009 masing-masing sebanyak , , dan Wibowo (2010) menduga tingginya populasi kumbang di bulan Oktober 2009 berkaitan dengan tingginya sumberdaya polen (serbuk sari) yang ditunjukkan dari banyaknya jumlah spikelet per tandan pada bulan tersebut. Polen terdiri dari 15-30% protein, lemak, vitamin dan unsur penting lainnya (Schoonhoven & van Loon 1998). Berdasarkan pengukuran, populasi kumbang pada bulan Juli dan November cukup untuk penyerbukan minimum tanaman kelapa sawit. Menurut Syed & Salleh (1987), dibutuhkan 1500 kumbang E. kamerunicus dewasa untuk dapat menyerbuki bunga betina hingga mencapai tingkat polinasi minimum yang dapat diterima atau sekitar 50 persen hasil buah. Pada bulan Juli, Oktober, dan November, jumlah spikelet ditemukan relatif sama. Jumlah spikelet per tandan pada bulan Oktober (107 spikelet) lebih sedikit dibandingkan dengan spikelet pada bulan Juli (116 spikelet), November (115 spikelet) (Gambar 5). Hubungan antara jumlah spikelet per tandan dengan populasi kumbang memiliki nilai korelasi 0,280 dan p = 0,0622 (Tabel 2). Hal ini menunjukkan

14 6 jumlah spikelet per tandan dan populasi kumbang per tandan berkorelasi positif, walaupun secara statistik tidak signifikan. Mandiri (2010) dan Wibowo (2010) melaporkan bahwa jumlah spikelet per tandan memiliki korelasi positif terhadap populasi kumbang E. kamerunicus. Populasi kumbang dapat dipengaruhi oleh faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik yang diukur dalam penelitian ini adalah curah hujan, suhu udara, kelembapan relatif, dan intensitas cahaya. Curah hujan pada bulan November (339 mm) lebih tinggi dibandingkan bulan Juli dan Oktober (Gambar 6). Dhellepan dan Nampoothiri (1989) menyatakan E. kamerunicus dapat bertahan saat curah hujan tinggi, tetapi lebih aktif pada saat kering. Curah hujan bulan Oktober (246 mm) lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Juli (158 mm) (Gambar 6). Hasil uji korelasi Pearson, menunjukkan hubungan positif antara curah hujan dengan populasi kumbang per tandan meskipun tidak signifikan (r = 0,663, p = 0,539) (Tabel 2). Kurniawan (2010) menyatakan curah hujan kemungkinan berpengaruh terhadap penurunan populasi kumbang. Di Kalimantan Tengah, bulan Oktober (140 mm), curah hujan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap ukuran bunga (tandan). Berdasarkan data yang diperoleh, curah hujan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap populasi kumbang per tandan dibandingkan parameter lingkungan lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi yang lebih tinggi (r = 0,663, r 2 = 0,439, y = 8,187x + 352,7) (Gambar 8, Tabel 2). Moura et al. (2008) melaporkan bahwa populasi kumbang E. kamerunicus di Brazil dipengaruhi oleh curah hujan dan suhu udara. Pengukuran suhu udara terhadap populasi kumbang tertinggi terdapat pada kisaran suhu C (rata-rata suhu 31,22 C) (Gambar 7a). Wibowo (2010) melaporkan bahwa kumbang E. kamerunicus banyak ditemukan pada suhu C. Pada suhu 30 C, koloni lebah dapat beraktivas dan berkembang dengan baik (Barth 1991). Pada kisaran suhu tersebut, kumbang E. kamerunicus juga beraktivitas secara optimum dalam mencari pakan. Suhu merupakan salah satu komponen relung yang mempengaruhi distribusi serangga (Young 1982), serta pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas serangga (Speigh et al. 1999). Dalam penelitian ini, suhu udara tidak berpengaruh secara signifikan terhadap populasi kumbang per tandan (r = 0,188, p = 0,216) (Tabel 2). Pengukuran kelembapan relatif udara di lokasi perkebunan berkisar 62-74% (ratarata 68,98%) (Gambar 7b). Mandiri (2010) melaporkan populasi kumbang ditemukan tinggi pada kisaran 70-80%. Menurut Sastrodiharjo (1984), kelembapan udara memiliki dampak secara tidak langsung terhadap kehidupan populasi serangga. Kelembapan relatif udara tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kumbang per tandan (r = 0,0238, p = 0,877) (Tabel 2). Dhileepan (1994) melaporkan di India bahwa kelembaban relatif udara memiliki korelasi positif dengan populasi E. kamerunicus. Pengukuran intensitas cahaya di lokasi perkebunan berkisar antara lux (rata-rata 2753 lux) (Gambar 7c). Mandiri (2010) melaporkan bahwa populasi kumbang tinggi pada kisaran lux. Variasi intensitas cahaya berhubungan dengan waktu pengukuran (pagi atau siang). Sinar matahari merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kumbang biasanya beraktivitas pada pagi hari (Labarca et al. 2007). Hubungan antara intensitas cahaya dengan populasi kumbang per tandan memiliki nilai korelasi 0,133 dan p = 0,460 (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya tidak berkorelasi secara signifikan terhadap populasi kumbang per tandan. Disamping faktor abiotik, populasi kumbang juga dipengaruhi faktor biotik. Faktor biotik yang mempengaruhi populasi kumbang diantaranya adalah predator, parasitoid, dan penyakit. Predator yang menyerang larva dan pupa E. kamerunicus adalah tikus. Cacing parasit yang menyerang kumbang E. kamerunicus, yaitu Cylindrocorpus inevectus (Poinar et al. 2003), dan nematoda Elaeolenchus parthenonema (Poinar et al. 2002). Rasio seks kumbang E. kamerunicus betina dan jantan di bunga jantan kelapa sawit pada bulan Juli, Oktober, dan November masing-masing 4:1, 3:1, dan 7:1 dengan rata-rata 4:1. Kumbang betina lebih dominan pada bunga jantan kelapa sawit dibandingkan kumbang jantan. Hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah imago kumbang betina yang mampu bertahan hidup cukup tinggi sehingga mengalami peningkatan populasi yang lebih banyak di masa mendatang. Selain itu, siklus hidup betina lebih lama, yaitu berkisar hari

15 7 dibandingkan dengan lama hidup imago jantan, yaitu hari (Sholehana 2010) dengan nisbah kelamin betina/jantan 7:5 (Novalia 2010). Populasi kumbang betina di perkebunan akan semakin meningkat di masa mendatang. SIMPULAN Populasi E. kamerunicus pada perkebunan kelapa sawit di PTPN VIII Cimulang, Bogor ditemukan tinggi pada bulan November dibandingkan bulan Juli dan Oktober. Populasi kumbang di kebun cukup untuk penyerbukan minimum. Populasi kumbang yang tinggi terjadi pada saat curah hujan tinggi. Kumbang E. kamerunicus betina di kebun 4 kali lebih banyak dibandingkan kumbang jantan. DAFTAR PUSTAKA Barth FG Insect and Flowers : The Biology of Partnership. New Jersey: Princetin Univ Pr. Chan KW, Yong YY, Ahmad A, Goh KHM Comparison of the yield, bunch and oil characteristics and their heretabilities before and after the introduction of pollinating weevils (E. kamerunicus) in the oil palm (E. guineensis) in Malaysia. Inter. Oil Palm/Palm Oil Conf.-Progress and Prospects. June 23-26, Kuala Lumpur, Malaysia. Dheleepan K, Nampoothiri Pollination potential of introduced weevil, Elaeidobius kamerunicus in oil palm (Elaeis guineensis) plantation. J. Agr Sci 59: Dhileepan K Variation in populations of the introduced pollinating weevil (Elaeidobius kamerunicus) (Coleoptera: Curculionidae) and its impact on fruit set of oil palm (Elaeis guineensis) in India. Bull Entomol Res 84: Fauzi Y, Widyastuti YE, Iman S, Hartono R Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya. Hartley CWS The Oil Palm. London : Longmans Group Ltd. Harun MH, Noor MRMD Fruit Set and Oil Palm Bunch Components. J. Oil Palm Res 14: Hutauruk CH, Syukur S Seangga Penyerbuk Kelapa Sawit di Cote d Ivore, Benin dan Republic du Cameroun Afrika Barat. Bull Pusat Penelitian Marihat 5: Kurniawan Y Demografi dan Populasi Kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) sebagai Penyerbuk Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq). [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Labarca MV, Potillo E, Narvaez YZ Relationship Between Inflorescences, Climate and the Pollinating in Oil Palm (Elaeis guineensis Jacquin) Plantation Located in South Lake of Maracaibo, Zulia State. Rev. Fac. Agron. (LUZ). 24: Lubis AU Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Bandar Kuala, Sumatera Utara: Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat. Mandiri TL Populasi Kumbang Penyerbuk Elaeidobius kaerunicus Faust pada Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) Umur Enam Tahun. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Moura JIL et al Pollination of Oil Palm by Weevil in Southern Bahia, Brazil. Agropec 3: Novalia M Demografi dan Perbanyakan Kumbang Elaeidobius kamerunicus Sebagai Penyerbuk Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matenatika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. O Brien CW, Woodruff RE First Record in United States and South America of the African Oil Palm Weevils, Elaeidobius subvittatus (Faust) and Elaeidobius kamerunicus (Faust) (Coleoptera:Curculionidae). Entomol Circ : 284. Poinar GO, Jackson TA, Bell NL, Wahid MB Elaeolenchus parthenonema n. g., n. sp. (Nematoda: Sphaerularioidea: Anandranematidae n. fam.) parasitic in the palm-pollinating weevil Elaeidobius kamerunicus Faust, with a phylogenetic synopsis of the Sphaerularioidae Lubbock, Syst Parasitol 52:

16 8 Poinar GO, Jackson TA, Bell NL, Wahid MB Cylindrocorpus inevectus sp. n. associated with the oil palm weevil Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae), with s synopsis of the family Cylindrocorporidae and establishment of Longibuccidae n. fam. (Diplogastroidea:Nematoda). Nematology 5: Risza S Kelapa Sawit: Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sastrodiharjo Pengantar Entomologi Terapan. Bandung: ITB. Schoonhoven LM, Jermy T, van Loon JJA Insects Plant Biology from Physiology to Evolution. London: Chapman & Hall. Setyamidjaja D Kelapa Sawit Teknik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sholehana A Demografi kumbang penyerbuk kelapa sawit Elaeidobius kameunicus (Coleoptera : Curculionidae). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Speigh MR, Hunter MD, Watt AD Ecology of Insects : Concepts and Applications. London: Blackwell Science. Syed R, Law JH, Corley RHW Insect pollination of oil palm: introduction, establisment and pollinating efficiency of Elaeidobious kamerunicus. Malaysia Planter 58: Wibowo ES Dinamika Populasi Kumbang Elaeidobus kamerunicus (Curculionidae: Coleoptera) Sebagai Penyerbuk Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Umur Enam Tahun. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Young AM Population Biology of Tropical Insect. New York: Plenum Pr.

17 LAMPIRAN 9

18 10 Lampiran 1 Peta perkebunan kelapa sawit milik PTPN VIII di Cimulang, Bogor. Keterangan: Bagian yang diwarnai adalah blok yang diamati untuk pengukuran populasi kumbang E. kamerunicus, yaitu blok 19, 20, dan 26.

HASIL. ujung tandan. tengah tandan. pangkal tandan

HASIL. ujung tandan. tengah tandan. pangkal tandan 2 dihitung jumlah kumbang. Jumlah kumbang per spikelet didapat dari rata-rata 9 spikelet yang diambil. Jumlah kumbang per tandan dihitung dari kumbang per spikelet dikali spikelet per tandan. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

DINAMIKA POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus (CURCULIONIDAE : COLEOPTERA) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) UMUR ENAM TAHUN

DINAMIKA POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus (CURCULIONIDAE : COLEOPTERA) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) UMUR ENAM TAHUN DINAMIKA POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus (CURCULIONIDAE : COLEOPTERA) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) UMUR ENAM TAHUN EDNAN SETRYAWAN WIBOWO DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) YANA KURNIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Study of Weevil Population Elaidobius kamerinucus in Oil Palm Plant in Kebun Bangun PTPN III Simalungun District. Universitas Jenderal Soedirman

Study of Weevil Population Elaidobius kamerinucus in Oil Palm Plant in Kebun Bangun PTPN III Simalungun District. Universitas Jenderal Soedirman STUDI POPULASI SERANGGA PENYERBUK Elaidobius kamerinucus PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elais guieneensis Jacq) DI KEBUN BANGUN PTPN III KABUPATEN SIMALUNGUN Study of Weevil Population Elaidobius kamerinucus

Lebih terperinci

POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PTPN VIII KEBUN SUKAMAJU, CIKIDANG, SUKABUMI

POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PTPN VIII KEBUN SUKAMAJU, CIKIDANG, SUKABUMI i POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PTPN VIII KEBUN SUKAMAJU, CIKIDANG, SUKABUMI FANI ALFI YANTI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK Elaeidobius kamerunicus Faust. PADA BUNGA BETINA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PERKEBUNAN PTPN VIII CIKASUNGKA, BOGOR

FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK Elaeidobius kamerunicus Faust. PADA BUNGA BETINA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PERKEBUNAN PTPN VIII CIKASUNGKA, BOGOR FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK Elaeidobius kamerunicus Faust. PADA BUNGA BETINA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PERKEBUNAN PTPN VIII CIKASUNGKA, BOGOR AMINAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat. 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat. Spesies palm tropika ini banyak ditanam di kawasan garis khatulistiwa.

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TAHUN PERTAMA ASTRA AGRO LESTARI (AAL) RESEARCH AWARD TAHUN 2009

LAPORAN PENELITIAN TAHUN PERTAMA ASTRA AGRO LESTARI (AAL) RESEARCH AWARD TAHUN 2009 LAPORAN PENELITIAN TAHUN PERTAMA ASTRA AGRO LESTARI (AAL) RESEARCH AWARD TAHUN 2009 Judul: Aplikasi Kumbang Penyerbuk Elaeidobius kamerunicus Faust (Curculionidae: Coleoptera) untuk Peningkatan Produksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kelapa sawit, Elaeidobius kamerunicus, pembentukan buah, parameter lingkungan. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci: Kelapa sawit, Elaeidobius kamerunicus, pembentukan buah, parameter lingkungan. ABSTRACT ABSTRAK DARA VEMORISTA WINDHI. Populasi Kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust. (Curculionidae : Coleoptera) pada Bunga Jantan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI

Lebih terperinci

DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) YANA KURNIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bunga Kelapa Sawit Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah jika akan anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250 spikelet (tangkai

Lebih terperinci

FREKUENSI KUNJUNGAN KUMBANG PENYERBUK Elaeidobius kamerunicus PADA BUNGA BETINA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PERKEBUNAN PTPN VIII CIMULANG, BOGOR KOMAL

FREKUENSI KUNJUNGAN KUMBANG PENYERBUK Elaeidobius kamerunicus PADA BUNGA BETINA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PERKEBUNAN PTPN VIII CIMULANG, BOGOR KOMAL FREKUENSI KUNJUNGAN KUMBANG PENYERBUK Elaeidobius kamerunicus PADA BUNGA BETINA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PERKEBUNAN PTPN VIII CIMULANG, BOGOR KOMAL DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

DEMOGRAFI DAN PERBANYAKAN KUMBANG Elaeidobius kamerunicus SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) MONIKA NOVALIA

DEMOGRAFI DAN PERBANYAKAN KUMBANG Elaeidobius kamerunicus SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) MONIKA NOVALIA DEMOGRAFI DAN PERBANYAKAN KUMBANG Elaeidobius kamerunicus SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) MONIKA NOVALIA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

FREKUENSI KUNJUNGAN Elaeidobius kamerunicus Faust. PADA BUNGA BETINA DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAP PEMBENTUKAN BUAH KELAPA SAWIT MIRAH AYUNINGSIH

FREKUENSI KUNJUNGAN Elaeidobius kamerunicus Faust. PADA BUNGA BETINA DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAP PEMBENTUKAN BUAH KELAPA SAWIT MIRAH AYUNINGSIH FREKUENSI KUNJUNGAN Elaeidobius kamerunicus Faust. PADA BUNGA BETINA DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAP PEMBENTUKAN BUAH KELAPA SAWIT MIRAH AYUNINGSIH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Bunga Kelapa Sawit Kelapa sawit termasuk kelompok pohon berumah satu, artinya dalam satu pohon terdapat tandan bunga jantan dan tandan bunga betina. Pertumbuhan bunga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Palmae. Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil dan bersifat monocious, yaitu bunga jantan

Lebih terperinci

Rosma Hasibuan 1, I Gede Swibawa 1, Agus M. Hariri 1, Sudi Pramono 1, F.X. Susilo 1, dan Nurafiah Karmike 2. ABSTRACT

Rosma Hasibuan 1, I Gede Swibawa 1, Agus M. Hariri 1, Sudi Pramono 1, F.X. Susilo 1, dan Nurafiah Karmike 2. ABSTRACT J. Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika Vol. 2, No. 2: 42-46 (2002). ISSN 1411-7525 DAMPAK APLIKASI INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP SERANGGA HAMA (THOSEA SP.) DAN SERANGGA PENYERBUK (ELAEIDOBIUS KAMERUNICUS)

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: YENI RAWATI HARIANJA / AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI OLEH: YENI RAWATI HARIANJA / AGROEKOTEKNOLOGI DAMPAK PENGGUNAAN INSEKTISIDA SISTEMIK TERHADAP PERKEMBANGAN SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera : Curculionidae) SKRIPSI OLEH: YENI RAWATI HARIANJA / 120301041 AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG

DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (COLEOPTERA:CURCULIONIDAE) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PERKEBUNAN PT. AGRI ANDALAS, PROVINSI BENGKULU MEGA SARI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA. Ketinggian kebun Bah Birung Ulu berkisar m dpl pada bulan

BAHAN DAN METODA. Ketinggian kebun Bah Birung Ulu berkisar m dpl pada bulan 12 BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Birung Ulu dan Laboratorium Entomologis Hama dan Penyakit Tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

MORFOMETRI KUMBANG PENYERBUK KELAPA SAWIT, Elaeidobius kamerunicus F. DI WILAYAH DESA PANDU SENJAYA, KOTA WARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH

MORFOMETRI KUMBANG PENYERBUK KELAPA SAWIT, Elaeidobius kamerunicus F. DI WILAYAH DESA PANDU SENJAYA, KOTA WARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH MORFOMETRI KUMBANG PENYERBUK KELAPA SAWIT, Elaeidobius kamerunicus F. DI WILAYAH DESA PANDU SENJAYA, KOTA WARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH AMELIA MUTIARA FIKRA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Research and Development PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., Kalimantan Tengah, 2

Research and Development PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., Kalimantan Tengah, 2 Populasi Serangga Penyerbuk Kelapa. Populasi Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust dan Pengaruhnya terhadap Nilai Fruit Set pada Tanah Berliat, Berpasir dan Gambut di Kalimantan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

Warta. Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao

Warta. Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao Fakhrusy Zakariyya 1), Dwi Suci Rahayu 1), Endang Sulistyowati 1), Adi Prawoto 1), dan John Bako Baon 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni

TINJAUAN PUSTAKA. Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni TINJAUAN PUSTAKA Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni siklus hidupnya terdiri dari telur larva pupa imago. E. kamerunicus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk kelompok tanaman berumah satu (monoecious),

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk kelompok tanaman berumah satu (monoecious), TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Bunga Kelapa Sawit Kelapa sawit termasuk kelompok tanaman berumah satu (monoecious), artinya karangan bunga (inflorescence) jantan dan betina berada pada satu pohon, tetapi tempatnya

Lebih terperinci

POTENSI Elaeidobius kamerunicus Faust. SEBAGAI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT KABUPATEN BLITAR

POTENSI Elaeidobius kamerunicus Faust. SEBAGAI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT KABUPATEN BLITAR POTENSI Elaeidobius kamerunicus Faust. SEBAGAI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Oleh Ichwan Gayuh Firmansyah NIM 081510501007

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N KAJIAN KEMAMPUAN MENYEBAR KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.) BERDASARKAN ARAH MATA ANGIN (UTARA-SELATAN) PADA AREAL PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elais guinensis Jacq.) SKRIPSI OLEH DEWI HANDAYANI S 060302025

Lebih terperinci

BIOLOGI HAMA KUMBANG PENGGEREK PUCUK KELAPA SAWIT

BIOLOGI HAMA KUMBANG PENGGEREK PUCUK KELAPA SAWIT BIOLOGI HAMA KUMBANG PENGGEREK PUCUK KELAPA SAWIT (Oryctes rhinoceros L.) (Coleoptera: Scarabaeidae) PADA MEDIA BATANG DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH : AHMAD SEJAHTRA 070302031

Lebih terperinci

AGROEKOLOGI DAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT KAITANNYA DENGAN SERANGGA PENYERBUK DI PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN

AGROEKOLOGI DAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT KAITANNYA DENGAN SERANGGA PENYERBUK DI PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2009 AGROEKOLOGI DAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT KAITANNYA DENGAN SERANGGA PENYERBUK DI PT. BINA SAINS

Lebih terperinci

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A34104040 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

STUDI BIOLOGI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT. Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera : Curculionidae) Elaeis. guineensis Jacq.

STUDI BIOLOGI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT. Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera : Curculionidae) Elaeis. guineensis Jacq. STUDI BIOLOGI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera : Curculionidae) Elaeis guineensis Jacq. DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH : ROMI ARFIANTO S MELIALA 020302006 HPT DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KUMBANG PENYERBUK KELAPA SAWIT, Elaeidobius kamerunicus (COLEOPTERA : CURCULIONIDAE) AMALIA SHOLEHANA

DEMOGRAFI KUMBANG PENYERBUK KELAPA SAWIT, Elaeidobius kamerunicus (COLEOPTERA : CURCULIONIDAE) AMALIA SHOLEHANA DEMOGRAFI KUMBANG PENYERBUK KELAPA SAWIT, Elaeidobius kamerunicus (COLEOPTERA : CURCULIONIDAE) AMALIA SHOLEHANA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

JUMLAH POLEN KELAPA SAWIT DAN VIABILITASNYA PADA TUBUH KUMBANG JANTAN Elaeidobius kamerunicus Faust. SITI NABILAH

JUMLAH POLEN KELAPA SAWIT DAN VIABILITASNYA PADA TUBUH KUMBANG JANTAN Elaeidobius kamerunicus Faust. SITI NABILAH JUMLAH POLEN KELAPA SAWIT DAN VIABILITASNYA PADA TUBUH KUMBANG JANTAN Elaeidobius kamerunicus Faust. SITI NABILAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT SKRIPSI OLEH: VICTOR KOMALA 060301043 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA

Lebih terperinci

Program Lay ut Medan Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan Toba Lake Niagara Hotel Parapat Pematang Siantar Marihat Parapat Colloquium Location Field Clinic Location 1. Teknik Hatch

Lebih terperinci

MODE LOKOMOSI PADA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linn.) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, JAKARTA MUSHLIHATUN BAROYA

MODE LOKOMOSI PADA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linn.) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, JAKARTA MUSHLIHATUN BAROYA MODE LOKOMOSI PADA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linn.) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, JAKARTA MUSHLIHATUN BAROYA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : Vol.4, No.2. Agustus (12) :

Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : Vol.4, No.2. Agustus (12) : PENGGUNAAN BERBAGAI PLASMA NUTFAH KELAPA SAWIT KOLEKSI PPKS RIAU TERHADAP POPULASI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeidobius kamerunicus Faust.) The Use Of Various Oil Palm Germplasm Collection of Indonesian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Distribusi Spasial A. tegalensis pada Tiga Varietas Tebu Secara umum pola penyebaran spesies di dalam ruang terbagi menjadi tiga pola yaitu acak, mengelompok, dan teratur. Sebagian

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT: MINYAK NABATI BERPROSPEK TINGGI

KELAPA SAWIT: MINYAK NABATI BERPROSPEK TINGGI KELAPA SAWIT: MINYAK NABATI BERPROSPEK TINGGI Ameilia Zuliyanti Siregar, S.Si, M.Sc Staf Pengajar Departemen HPT Fakultas Pertanian USU Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan/zuliyanti@yahoo.com Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

Sih Kahono, Pungki Lupiyaningdyah, Erniwati, Hari Nugroho

Sih Kahono, Pungki Lupiyaningdyah, Erniwati, Hari Nugroho POTENSI DAN PEMANFAATAN SERANGGA PENYERBUK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DESA API-API, KECAMATAN WARU, KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA, KALIMANTAN TIMUR Sih Kahono,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA Oleh Fetrie Bestiarini Effendi A01499044 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NOFRIZAL AMRI

SKRIPSI. Oleh: NOFRIZAL AMRI ANALISIS POTENSI DAN PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN BUAH TERHADAP MUTU MINYAK KELAPA SAWIT TIPE DURA, PISIFERA, DAN TENERA DI KEBUN BANGUN BANDAR, DOLOK MASIHUL, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: NOFRIZAL AMRI

Lebih terperinci

COCOPET SEBAGAI PREDATOR DAN POLINATOR PADA TANAMAN KELAPA

COCOPET SEBAGAI PREDATOR DAN POLINATOR PADA TANAMAN KELAPA COCOPET SEBAGAI PREDATOR DAN POLINATOR PADA TANAMAN KELAPA Rahma dan Salim Balai Penelitian Tanaman Palma, Manado ABSTRAK Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami baik yang diperkenalkan ataupun

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : SITI HARDIANTI WAHYUNI / HPT

SKRIPSI OLEH : SITI HARDIANTI WAHYUNI / HPT EFEKTIFITAS TUNGAU MESOSTIGMATA TERHADAP IMAGO PENGGEREK PUCUK KELAPA SAWIT (Oryctes rhinoceros L.) (Coleoptera: Scarabidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH : SITI HARDIANTI WAHYUNI 070302030 / HPT DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I)

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) Oleh M. TAUFIQUR RAHMAN A01400022 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 SURVEI INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DAN PERSENTASE SERANGAN RAYAP PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT BILAH PLANTINDO KABUPATEN LABUHAN BATU SKRIPSI OLEH KRISNO JONO ARIFIN

Lebih terperinci

TANGGAP FUNGSIONAL PARASITOID TELUR Trichogramma pretiosum Riley terhadap TELUR INANG Corcyra cephalonica Stainton pada PERTANAMAN KEDELAI

TANGGAP FUNGSIONAL PARASITOID TELUR Trichogramma pretiosum Riley terhadap TELUR INANG Corcyra cephalonica Stainton pada PERTANAMAN KEDELAI TANGGAP FUNGSIONAL PARASITOID TELUR Trichogramma pretiosum Riley terhadap TELUR INANG Corcyra cephalonica Stainton pada PERTANAMAN KEDELAI Oleh : Mia Nuratni Yanti Rachman A44101051 PROGRAM STUDI HAMA

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DIURNAL PADA TANAMAN PENUTUP TANAH

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DIURNAL PADA TANAMAN PENUTUP TANAH KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DIURNAL PADA TANAMAN PENUTUP TANAH Mucuna bracteata DI PERTANAMAN KELAPA SAWIT DI AREAL PERKEBUNAN PT. TOLAN TIGA KERASAAN ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI IIN N. SIDABUTAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT KANTONG PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) PADA USIA BERBEDA DI KEBUN YAYASAN DARUL JAMIL

SKRIPSI. INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT KANTONG PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) PADA USIA BERBEDA DI KEBUN YAYASAN DARUL JAMIL SKRIPSI INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT KANTONG PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) PADA USIA BERBEDA DI KEBUN YAYASAN DARUL JAMIL Oleh: Mhd Novra Lahiri 10782000050 Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN HAMA WERENG BATANG COKELAT

ANALISIS KESESUAIAN HAMA WERENG BATANG COKELAT ANALISIS KESESUAIAN HAMA WERENG BATANG COKELAT (Nilaparvata lugens Stal.) TERHADAP FAKTOR IKLIM MENGGUNAKAN PEMODELAN CLIMEX 3.0 (Studi Kasus Kabupaten Cilacap) AMRI SAJAROH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) ASAL JAWA BARAT DENGAN PENANDA RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) ASAL JAWA BARAT DENGAN PENANDA RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) ANALISIS KERAGAMAN GENETIK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) ASAL JAWA BARAT DENGAN PENANDA RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) MUHAMMAD IQBAL SYUKRI DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA RANI KURNILA A24052666 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja,

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja, I. PENDAHULUAN Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Desa Serang terletak pada ketinggian 800-1200 dpl dan memiliki curah hujan bulanan mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu

Lebih terperinci

DAYA PREDASI Sycanus croceovittatus (Hemiptera: Reduviidae) TERHADAP ULAT API Setothosea asigna PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI INSEKTARIUM OLEH:

DAYA PREDASI Sycanus croceovittatus (Hemiptera: Reduviidae) TERHADAP ULAT API Setothosea asigna PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI INSEKTARIUM OLEH: DAYA PREDASI Sycanus croceovittatus (Hemiptera: Reduviidae) TERHADAP ULAT API Setothosea asigna PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI INSEKTARIUM SKRIPSI OLEH: NENA CHRISTA DAELI 050302006 DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

Pusat Penelitian Biologi LIPI

Pusat Penelitian Biologi LIPI [I.29] POTENSI DAN PEMANFAATAN SERANGGA PENYERBUK UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KALIMANTAN TIMUR Erniwati, S. Kahono, D. Peggie, H. Nugroho, dan P. Lupiyaningdyah Pusat Penelitian Biologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Relung Ekologi Relung (niche) menunjukkan peranan fungsional dan posisi suatu organisme dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi juga

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller) PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller) NUR RACHMAN A44104056 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE)

KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) LILIH RICHATI CHASANAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produktivitas minyak (CPO) per hektar perkebunan kelapa sawit merupakan indikator terpenting dalam mengukur efektifitas dan efisiensi usaha perkebunan kelapa sawit. Tingkat

Lebih terperinci

EVALUASI SIFAT FISIK TANAH TERHADAP LAJU INFEKSI GANODERMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT.PD.PATI) S K R I P S I OLEH :

EVALUASI SIFAT FISIK TANAH TERHADAP LAJU INFEKSI GANODERMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT.PD.PATI) S K R I P S I OLEH : EVALUASI SIFAT FISIK TANAH TERHADAP LAJU INFEKSI GANODERMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT.PD.PATI) S K R I P S I OLEH : KARTIKA UTAMI 110301238 AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU

dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR(TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN M. Zainul Arifin SPY 1), Salmiah 2) dan Emalisa 3) 1) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN 18 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Model pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dengan berbagai taraf penunasan dibangun melalui dua kegiatan yaitu (1) percobaan lapangan, dan (2) penyusunan model. Percobaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci

Efek Ukuran Serbuk Sari dalam Pernyerbukan Terhadap Perkembangan Buah Tanaman Kelapa Sawit

Efek Ukuran Serbuk Sari dalam Pernyerbukan Terhadap Perkembangan Buah Tanaman Kelapa Sawit Efek Ukuran Serbuk Sari dalam Pernyerbukan Terhadap Perkembangan Buah Tanaman Kelapa Sawit Ahmad Akmal Hasibuan dan Enceng Sobari Jurusan Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam

Lebih terperinci

SIKLUS HIDUP BLACK SOLDIER FLY (Hermetia illucens) PADA MEDIA BUNGKIL KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN SILASE IKAN ISTIROKHAH

SIKLUS HIDUP BLACK SOLDIER FLY (Hermetia illucens) PADA MEDIA BUNGKIL KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN SILASE IKAN ISTIROKHAH SIKLUS HIDUP BLACK SOLDIER FLY (Hermetia illucens) PADA MEDIA BUNGKIL KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN SILASE IKAN ISTIROKHAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei

Lebih terperinci

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

ANALISIS KEHILANGAN CRUDE PALM OIL PADA PABRIK KELAPA SAWIT BAH JAMBI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

ANALISIS KEHILANGAN CRUDE PALM OIL PADA PABRIK KELAPA SAWIT BAH JAMBI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV ANALISIS KEHILANGAN CRUDE PALM OIL PADA PABRIK KELAPA SAWIT BAH JAMBI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV IZWAR MUNANDAR 070308019 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

PENGARUH LAMANYA INOKULASI

PENGARUH LAMANYA INOKULASI PENGARUH LAMANYA INOKULASI Sturmiopsis inferens Town (Diptera: Tachinidae) TERHADAP JUMLAH INANG Phragmatoecia castaneae Hubner (Lepidoptera: Cossidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH : TETRA FEBRYANDI SAGALA

Lebih terperinci

ANALISIS KEHILANGAN CRUDE PALM OIL PADA STASIUN PEMURNIAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III SEI MANGKEI

ANALISIS KEHILANGAN CRUDE PALM OIL PADA STASIUN PEMURNIAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III SEI MANGKEI ANALISIS KEHILANGAN CRUDE PALM OIL PADA STASIUN PEMURNIAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III SEI MANGKEI SKRIPSI AHMAD WIDI SIREGAR 070308002 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci