BAB III OBYEK PENELITIAN. Riwayat Singkat PT PELNI Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III OBYEK PENELITIAN. Riwayat Singkat PT PELNI Jakarta"

Transkripsi

1 BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Riwayat Singkat PT PELNI Jakarta Sejarah berdirinya PT. PELNI (Pelayaran Nasioanal Indonesia) dimulai dengan adanya komitmen pemerintah untuk memiliki suatu badan usaha pelayaran niaga milik negara, bermula dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama ( SKB ) antara Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal (Pepuska). Latar belakang pendirian yayasan Pepuska sebenarnya politis diawali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di Indonesia, yaitu KPM menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah Indonesia juga menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia. Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total tonage death weight ton (DWT), Pepuska berlayar berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman lebih dari setengan abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang ketika itu, karena armada KPM selain telah berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak monopoli. 36

2 Akhirnya pada tanggal 28 April 1952 Yayasan Pepuska resmi dibubarkan. Pada saat yang sama didirikan PT. PELNI berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Ir. R. Djuanda Nomor M.2/1/2 tanggal 23 februari 1952 dan No A.2/1/2 tanggal 19 April Berdasarkan Akte Notaris No 92 Tahun 1952, serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni 1952, secara resmi PT. PELNI berdiri. Sebagai Presiden Direktur pertamanya diangkatlah R. Ma moen Soemadipraja ( ), dengan modal nominal dalam bentuk saham bernilai Rp ,- (dua ratus juta rupiah) yang semuanya dimilki pemerintah/negara. Dalam Pasal 4 Berita Negara tersimpul: Menjalankan perusahaan pelayaran untuk melayani masyrakat pada umumnya dan pemerintah pada khususnya dalam pengangkutan orang, hewan, serta barang terutama di perairan dan di lautan Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan di atas Direksi PT. PELNI melaksanakan tugas pokok perusahaan, yaitu: 1. Melayani lin-lin ( jaring pelayaran) tetap yang ditentukan oleh pemerintah; 2. Melayani lin-lin khusus dalam pengangkutan barang-barang bulk seperti batu bara, semen, dan sandang pangan/beras; 3. Mengangkut barang-barang keperluan logistik pemerintah termasuk pengangkutan pasukan (militer). 37

3 Delapan unit kapal milik Yayasan Pepuska diserahkan kepada PT. PELNI sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi, maka Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian kapal sebagai tambahan dan memesan 45 coaster dari Eropa Barat. Sambil menunggu datangnya coaster yang dipesan dari Eropa, PT. PELNI mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari berbagai bendera. Langkah ini diambil untuk mengisi trayek-trayek yang ditinggalkan KPM. Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang dicarter itu diganti dengan coaster yang datang dari Eropa. Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil rampasan perang dari Jepang. Status PT, PELNI mengalami dua kali perubahan. Pada tahun 1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari Perusahaan Persero menjadi Perusahaan Negara (PN) dan dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN Kemudian pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) PELNI sesuai dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juni PT. PELNI didirikan untuk jangka waktu 75 tahun lamanya berturut-turut dan mulai pada hari perseroan ini menjadi badan hukum dengan mengindahkan apa yang ditetapkan dalam Pasal 47 dan Pasal 57 KUHD. Modal PT. PELNI pada awal berdirinya sebesar Rp ,- (Tujuh puluh lima miliar rupiah) yang terbagi aats modal pemerintah sebesar 75% dan saham milik swasta sebesar 25%. PT. 38

4 PELNI dipimpin dan diurus oleh suatu direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan sekurang-kurangnya satu orang dan sebanyakbanyaknya empat orang direktur di bawah pengurusan dewan komisaris yang terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang diantaranya sebagai komisaris utama. III.1.1 Maksud dan tujuan PT. PELNI Adapun maksud tujuan didirikannya PT. PELNI, yaitu: 1. Menjalankan pelayaran nusantara dan samudera dekan untuk pengangkutan penumpang, hewan, dan barang dengan kapal dan kapal khusus; 2. Kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha-usaha pelayaran nusantara dan samudera dekat, keagenan, kegiatan terminal, pergudangan, ekspedisi, reparasi dan pemeliharaan; 3. Kegiatan-kegiatan penunjangan lainnya menurut pertimbangan direksi dengan persetujuan dewan komisaris. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, disamping berfungsi sebagai perusahaan biasa, PT. PELNI juga mempunyai kewajiban sosial politis, dimana kapal-kapal PT. PELNI bisa direkrut pemerintah dan para pelautnya bisa di militerisasikan, misalnya jika negara dalam keadaan darurat, jika terjadi krisis bahan pokok di suatu daerah, kapal-kapal PT. PELNI bisa dikerahkan. Kewajiban sosial politis ini terjelma juaga dalam pelayaran perintis. 39

5 Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan usaha, perusahaan mengalami beberapa kali perubahan bentuk Badan Usaha pada tahun 1975 berbentuk Perseroan sesuai Akta Pendirian Nomor 31 tanggal 30 Oktober 1975 dan Akte Perubahan Nomor 22 tanggal 4 Maret 1998 tentang aanggaran Dasar PT. PELNI yang diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 April 1999 Nomor 31 Tambahan Berita Negara Nomor III.1.2 Visi dan Misi Visi: Menjadi perusahaan pelayaran yang tangguh dan memiliki jaringan nasional yang optimal. Misi: Mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin aksesibilitas masyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara, meningkatkan kontribusi pendapatan bagi negara, karyawan serta berperan di dalam pembangunan lingkungan dan pelayaran kepada masyarakat, menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). 1. Sumber Daya Manusia Selain terus meningkatkan dan produktifitas kepada para karyawan, manajemen menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan perubahan asset terbesar dan juga merupakan salah satu kunci utama untuk mempertahankan posisi perusahaan sebagai pelaku pasar 40

6 yang kuat dan layak diperhitungkan dalam era globalisasi. Sejalan dengan hal tersebut, perusahaan mengembangkan program pelatihan khusus dan berkala yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial para karyawannya. 2. Tenaga Kerja Jumlah sumber daya manusia pada akhir tahun 2006 diperkirakan sebanyak pegawai dengan rincian sebagai berikut: 1) Perusahaan induk Kantor Pusat : 417 pegawai Kantor Cabang : 800 pegawai Pegawai Laut/ABK : 2934 pegawai RS PELNI Petamburan : 1032 pegawai Wisma Bahtera Cipayung : 24 pegawai Sub jumlah : 5207 pegawai 2) Perusahaan anak PT SBN dan PT PIDC : sub jumlah : 159 pegawai, jumlah total : 5366 Pegawai. Bagian Pelatihan Perusahaan telah mengembangkan program pelatihan khusus dan berkala untuk meningkatkan keahlian operasional para karyawannya. Pelatihan di titik beratkan pada spesialis teknik dan manajerial di bidang masing-masing guna meningkatkan kinerja dan kompetensi yang mengarah pada peningkatan mutu pelayanan yang berkualitas tinggi. Profesionalisme Anak 41

7 Buah Kapal (ABK) yang di lengkapi dengan Sertifikasi Pengawakan ( sesuai STCW 95) antara lain: 1) Sertifikat Keahlian a) Ahli Nautika Tingkat (ANT) b) Ahli Teknik Tingkat (ATT) 2) Sertifikat Keterampilan a) Basic Safety Training (BST) b) Advance Fire Fighting (AFF) c) Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) d) Survival Craft and Rescue Boat (SCRB) e) Medical First Aid (MFA) f) Medical Careon Board Radar Simulator ARPA Simulator Crowd g) Management Crisis Managemen h) Bridge Resource Management (BRM) III.2 Struktur Organisasi Organisasi Kantor Pusat perusahaan disusun berdasarkan pendekatan fungsi utama organisasi, yaitu usaha, armada, keuangan, sumber daya manusia dan umum. Susunan organisasi Kantor Pusat perusahaan terdiri atas: 42

8 1) Unsur Pimpinan, adalah berupa Dewan Direksi yang bekerja secara kolektif dan beranggotakan: 2) Direktur Utama sebagai koordinator dan sekaligus anggota Direksi Perusahaan; 3) Direktur Usaha sebagai pimpinan Direktorat Usaha; 4) Direktur Armada sebagai pimpinan Direktorat Armada; 5) Direktur Keuangan sebagai pimpinan Direktorat Keuangan; 6) Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum sebagai pimpinan Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum. Unsur organisasi Staf di Kantor Pusat terdiri atas unit kerja: 1) Satuan Pengawasan Intern (SPI), merupakan unit kerja staf Direktur Utama yang dipimpin oleh seorang Kepala dan membawahi para Pengawas Intern Area yang mengkoordinir para Pemeriksa Intern dalam penyelenggaraan kegiatan pengawasan internal pada unit kerja Kapal, Kantor Cabang, Unit Bisnis Strategik (SBU) dan Kantor Pusat; 2) Designated Person(s) Ashore (DPA), merupakan fungsi staf Direksi yang secara teknis dikoordinir oleh Direktur Armada dan unit kerja ini dipimpin oleh seorang Kepala yang membawahi para Pengawas Bidang ISM-Code; ISPS-Code; serta OHSAS/SMK-3; 3) Biro, merupakan unit kerja di bawah Dewan Direksi yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan setiap Biro dipimpin oleh seorang Senior Manager yang membawahi unit kerja Bagian yang dipimpin oleh Manager dengan susunan organisasi sebagai berikut: a) Biro Sekretariat Perusahaan, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Utama dan terdiri atas unit kerja: 43

9 (1) Bagian Hubungan Korporat; (2) Bagian Sekretariat Direksi dan Good Corporate Governance. b) Biro Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Sistem Informasi Manajemen, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Usaha dan terdiri atas unit kerja: (1) Bagian Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan; (2) Bagian Sistem Informasi Manajemen. c) Biro Hukum dan Manajemen Risiko, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum serta terdiri atas unit kerja: (1) Bagian Hukum; (2) Bagian Manajemen Risiko. d) Biro Pengadaan, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Keuangan dan terdiri atas unit kerja: (1) Bagian Administrasi Pengadaan dan Pembelian; (2) Bagian Pergudangan 4) Divisi, merupakan unit kerja di bawah Direktorat yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan setiap Divisi dipimpin oleh seorang Senior Manager yang membawahi unit kerja Bidang yang dipimpin oleh Manager dengan susunan organisasi sebagai berikut: a) Direktorat Usaha, terdiri atas unit kerja: (1) Divisi Pemasaran dan Pengembangan Usaha, membawahi unit kerja: (a) (b) Bidang Pemasaran; Bidang Pengembangan Usaha. (2) Divisi Pelayanan Jasa, membawahi unit kerja: 44

10 (a) (b) Bidang Operasi Kapal; Bidang Jaminan Kualitas Pelayanan. b) Direktorat Armada, terdiri atas unit kerja: (1) Divisi Teknika, membawahi unit kerja: (a) (b) Bidang Perencanaan dan Pengendalian Teknik; Bidang Pemeliharaan Kapal; (2) Divisi Nautika, membawahi unit kerja: (a) (b) (c) Bidang Pemeliharaan dan Sertifikasi Kapal; Bidang Telekomunikasi dan Elektronika; Bidang Pelayanan dan Perbekalan Kapal. c) Direktorat Keuangan, terdiri atas unit kerja: (1) Divisi Akuntansi, membawahi unit kerja: (a) (b) Bidang Akuntansi Keuangan; Bidang Akuntansi Manajemen dan Anggaran. (2) Divisi Perbendaharaan, membawahi unit kerja: (a) Bidang Administrasi Keuangan; (b) Bidang Pengelolaan Dana, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. d) Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum, terdiri atas unit kerja: (1) Divisi Sumber Daya Manusia, membawahi unit kerja: (a) (b) Bidang Administrasi Personalia; Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi. (2) Divisi Umum, membawahi unit kerja: 45

11 (a) (b) Bidang Administrasi dan Rumah Tangga Kantor; Bidang Pendayagunaan dan Pengamanan Asset Umum. 46

12 Struktur organisasi PT. PELNI adalah sebagai berikut: 47

13 Dewan Komisaris Komisaris Utama Anggota Komisaris : Dr. Ir.Tjuk Sukardiman, Msi : Laksda (purn) TNI Setio Raharjo, Ir. Harry Susetyo Nugroho, MBA, Kalalo Nugroho, SH Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Usaha Direktur Armada Direktur Keuangan Direktur SDM dan Umum : Drs. Isnoor Haryanto, Ak : Dra. Jussabella Sahea, M.M : Capt. M. Lutfi, M.Mar : Wibisono, S.E, M.M : Agus Sumitro, S.E, M.M Fungsi dan Tugas Pokok Direksi adalah sebagai berikut; a. Direksi sebagai satu kesatuan kolektif dalam wadah Dewan Direksi, berperan atau berfungsi sebagai: 1) Pelaksana pengurusan perusahaan untuk memenuhi kepentingan dan mencapai tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik di dalam atau pun di luar pengadilan; 2) Pimpinan dan pengelola perusahaan yang menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan; 3) Perumus dan yang menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan serta pengendali atas pelaksanaannya sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Pemegang Saham; 4) Penyiapan rencana kerja dan anggaran perusahaan, penyampaian laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil usaha perusahaan menurut ketentuan serta waktu yang telah ditetapkan oleh Pemegang Saham. 48

14 b. Direksi mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1) Mengelola kegiatan perusahaan secara terpadu; 2) Mengembangkan organisasi dan manajemen perusahaan; 3) Mengusahakan serta mengembangkan pelayanan jasa angkutan laut, jasa penunjangnya dan jasa-jasa lain yang dibolehkan menurut ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Pembagian tugas Direksi perusahaan diatur sebagai berikut: a. Direktur Utama: 1) Menjalankan pengurusan perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi perusahaan dan melakukan tugas lain sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pemegang Saham; 2) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang diselenggarakan oleh para Direktur, mengendalikan pelaksanaan tugas pengawasan intern perusahaan dan bersama dengan para Direktur dalam kedudukannya selaku Direksi perusahaan mengendalikan pelaksanaan fungsi staf Kantor Pusat; 3) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang diselenggarakan oleh unit kerja Kapal, Kantor Cabang serta Unit Bisnis Strategis (SBU) perusahaan secara menyeluruh. b. Para Direktur: 1) Memberikan masukan, pertimbangan serta saran-saran dalam penetapan kebijaksanaan serta keputusan Direksi; 2) Bertindak atas nama Direksi sesuai dengan ruang lingkup kegiatan Direktorat yang dipimpinnya; 49

15 3) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dan tata laksana Direktorat yang dipimpinnya pada seluruh unit kerja perusahaan termasuk unit kerja Kantor Pusat, Kapal, Kantor Cabang serta Unit Bisnis Strategis (SBU) dan unit kerja lainnya, yaitu: a) Direktorat Usaha, membina pengelolaan kegiatan pemasaran, pengembangan usaha dan pelayanan jasa-jasa perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai jumlah produksi, pangsa pasar, pendapatan usaha, jaminan kualitas pelayanan jasa angkutan laut dan usaha jasa penunjangnya yang optimal; b) Direktorat Armada, membina pengelolaan kegiatan penyiapan pakai kapal, fasilitas penunjang, peralatan bantu penyelenggaraan usaha pokok angkutan laut dan usaha penunjangnya serta pelayanan dan perbekalan kapal sesuai dengan kebutuhan pengusahaan perusahaan dan ketentuan yang berlaku agar dicapai kelaikan laut (sea worthiness), kesiapan pakai alat produksi, keselamatan pelayaran, kesiapan pelayanan dan perbekalan kapal serta kepuasan pengguna jasa angkutan laut yang optimal; c) Direktorat Keuangan, membina pengelolaan keuangan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja keuangan perusahaan yang optimal; d) Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum, membina pengelolaan sumber daya manusia, organisasi, administrasi perkantoran dan pelayanan umum kerumahtanggaan kantor perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja produktivitas sumber daya manusia, organisasi dan ketertiban serta kelancaran penyelenggaraan sistem administrasi dan 50

16 layanan umum kerumahtanggaan kantor serta pengamanan dan pendayagunaan asset umum perusahaan yang optimal. 4) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan serta tata laksana Direktorat yang dipimpinnya. Pembagian fungsi dan tugas pokok para direktorat a) Direktorat Usaha Direktorat Usaha memiliki fungsi penyelenggaraan usaha jasa angkutan laut yang meliputi kegiatan pemasaran, pengembangan usaha, penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa angkutan laut, emplooi, jasa-jasa penunjang dan usaha-usaha lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai pangsa pasar, produksi, pendapatan dan jaminan kualitas pelayanan jasa angkutan laut serta jasa-jasa penunjang. Direktorat Usaha mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek dan program kerja perusahaan di bidang pemasaran, pengembangan usaha, pelayanan jasa angkutan laut, emplooi dan usahausaha penunjang lainnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan; b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang pemasaran, pengembangan usaha, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi dan jaminan kualitas pelayanan jasa angkutan laut, emplooi dan jasa-jasa penunjang lainnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku; 51

17 c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan usaha-usaha pokok perusahaan meliputi kegiatan pemasaran, pengembangan usaha, operasi dan jaminan kualitas pelayanan jasa angkutan laut, emplooi dan usaha-usaha penunjang lainnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan; d. menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan pengusahaan jasa-jasa perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b) Direktorat Armada Direktorat Armada memiliki fungsi penyelenggaraan penyiapan pakai alat produksi jasa-jasa perusahaan yang meliputi kegiatan perencanaan, penyediaan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan kapal atau alat produksi jasa angkutan laut dan fasilitas penunjangnya serta penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja kelaikan laut (sea worthiness), kesiapan pakai alat produksi dan fasilitas penunjangnya, keselamatan pelayaran serta kepuasan pengguna jasa yang optimal. Direktorat Armada mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek dan program kerja perusahaan di bidang pemeliharaan, perawatan, perbaikan alat produksi jasa angkutan laut dan fasilitas penunjang usahausaha perusahaan serta penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan di kapal (pre/post on board services); 52

18 b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang perencanaan, penyediaan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan alat produksi jasa angkutan laut dan fasilitas penunjangnya serta penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan di kapal (pre/post on board services) yang menjamin kelaikan laut (sea worthiness), keselamatan pelayaran dan kesiapan pakai kapal beserta alat penunjangnya serta kepuasan pengguna jasa (customer satisfaction) angkutan laut atas pelayanan di kapal (pre/post on board services) perusahaan; c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan kegiatan penyiapan pakai alat produksi angkutan laut melalui kegiatan pemeliharaan, perawatan dan perbaikan kapal dan fasilitas penunjangnya agar kapal laik laut (sea worthiness), siap pakai serta kesiapan penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan di kapal (pre/post on board services) agar dicapai keselamatan pelayaran dan kepuasan pengguna jasa (customer satisfaction) yang optimal; d. menyiapkan laporan berkala kondisi kelaikan laut (sea worthiness) dan penyiapan pakai kapal sebagai alat produksi dan fasilitas penunjang usaha angkutan laut perusahaan serta penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan di kapal (pre/post on board services) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 53

19 c) Direktorat Keuangan Direktorat Keuangan memiliki fungsi penyelenggaraan pengelolaan keuangan perusahaan yang meliputi anggaran, akuntansi, perbendaharaan, program kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja pengelolaan keuangan perusahaan yang optimal. Direktorat Keuangan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek dan program kerja perusahaan di bidang pengelolaan keuangan yang meliputi anggaran, akuntansi, perbendaharaan, program kemitraan dan bina lingkungan; b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang pengelolaan keuangan yang meliputi anggaran, akuntansi, perbendaharaan, program kemitraan dan bina lingkungan perusahaan; c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan kegiatan pengelolaan keuangan yang meliputi anggaran, akuntansi, perbendaharaan, program kemitraan dan bina lingkungan perusahaan; d. menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan pengelolaan keuangan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d) Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum memiliki fungsi penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan, penelaahan, pengendalian dan pelaporan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan organisasi, administrasi dan kesejahteraan 54

20 personalia, pengelolaan administrasi kantor, pelayanan umum kerumahtanggaan kantor, pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja produktivitas sumber daya manusia, organisasi serta kelancaran penyelenggaraan administrasi dan layanan umum kerumahtanggaan kantor serta pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan yang optimal. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek dan program kerja perusahaan di bidang pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan organisasi, administrasi dan kesejahteraan personalia, administrasi dan layanan umum kerumahtanggaan kantor, pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan; b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan organisasi, administrasi dan kesejahteraan personalia, administrasi dan layanan umum kerumahtanggaan kantor serta pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan; c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan organisasi, administrasi dan kesejahteraan personalia, administrasi dan layanan umum kerumahtanggaan kantor serta pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan; 55

21 d. menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan pengelolaan sumber daya manusia dan layanan umum perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. III.3 Kegiatan Usaha III.3.1 kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan PT. PELNI Usaha pokok PT.PELNI adalah menyediakan jasa angkutan transportasi laut yang meliputi jasa angkutan penumpang dan jasa angkutan muatan barang antar pulau. Saat ini perusahaan mengoperasikan 28 unit armada kapal penumpang yang di klasifikasi berdasarkan kapsitas jumlah penumpang, diantaranya : kapal type 3000 pax, type 2000 pas, type 1000 pax, type 500 pax, type Ro-Ro (Roll on Roll Off) dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas seluruhnya berjumlah penumpang. Di samping itu PT. PELNI juga mengoperasikan 4 unit armada kapal barang dengan total bobot mati berjumlah 1200 ton. Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau, sangat membutuhkan sarana transportasi laut untunk menghubungkan pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Sesuai misinya mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin aksesibilitas masyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara PT. PELNI melaksanakan tanggung jawabnya dengan tidak hanya terbatas melayani route komersial, tetapi juga melayani pelayaran dengan route pulau-pulau kecil terluar (Pepres No 78 Tahun 2005 tentang pengelolaan Pulaupulau Kecil Terluar). Disamping itu, pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan dapat tercapai sesuai target sasaran. 56

22 III.3.2 Usaha Terkait Lainnya Usaha sampingan Rumah Sakit PT. PELNI, Wisma Bahtera Cipayung, Usaha Penunjang Angkutan, Bandar Keagenan Kapal Dock Perbengkelan Kapal Anak Perusahaan, PT. SBN : Bongkar Muat dan EMKLPT. PIDC: Freight Forwarding, Pengelolaan Over Bagasi Reservasi Tiket. III.4 Sistem Perpajakan Perusahaan Seperti halnya perusahaan lain, PT. PELNI juga melakukan pembukuan untuk mencatat transaksi-transaksi usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan juga memiliki kebijakan dalam perpajakan yang sesuai dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 dari UU PPh No 17. Tahun 2000, maka perusahaan diwajibkan memotong pajak penghasilan atas gaji yang dibayarkan perusahaan kepada karyawannya. Kebijakan perpajakan yang ditetapkan oleh PT. PELNI untuk dapat melaksanakan penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 meliputi : 1. Penghasilan pegawai yang merupakan PPh Pasal 21 yang terhutang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. 2. Atas iuran premi asuransi kecelakaan kerja dan asuransi kematian dibayar oleh perusahaan masing-masing sebesar 0.3% dan 0.5% melalui program kerja JAMSOSTEK. 3. Setiap pegawai PT PELNI yang telah pensiun mendapatkan pelayanan kesehatan bagi karyawannya yang dikelola oleh Yayasan Kesehatan Pensiun Pelni (YKPP), dimana bagi pegawai organik perusahaan membayar iuran sebesar 2% dari gaji pokok terakhir setiap bulannya,dan perusahaan membayar 57

23 iuran sebesar 3% dari gaji pokok seluruh pegawai organik terakhir setiap bulannya.. 4. Setiap tahun sekali semua pegawai akan mendapat bonus/thr yang akan menambah penghasilan bruto pegawai. 5. Setiap pegawai yang bekerja di PT. PELNI harus menyerahkan bukti-bukti mengenai statusnya (kawin/tidak kawin) berupa surat pernyataan dan menyerahkan fotocopy kartu keluarga sebagai bukti keberadaan anggota keluarga yang menjadi tanggungan pegawai tersebut. Dalam melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21,PT. PELNI menetapkan kebijakan tepat waktu sesuai UU PPh No. 17 Tahun 2000 yang telah dirubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 dan senantiasa mengikuti perkembangan perpajakan apabila terdapat peraturanperaturan yang terbaru (update). Walaupun PPh Pasal 21 dihitung, dipotong, disetor dan dilaporkan perbulan, namun pada akhir tahun pajak harus dihitung kembali untuk mengetahui jumlah PPh Pasal 21 dalam setahun. Apabila terjadi PPh Pasal 21 kurang bayar, maka perusahaan harus membayar sisa kekurangan tersebut. Perusahaan selalu berusaha menghitung setepat mungkin agar tidak terjadi lebih bayar. Pada umumnya PT. PELNI dalam menangani dan menerapkan kebijakan perpajakannya, telah mengikuti tata cara perundang-undangan yang berlaku saat ini, dimana masalah perpajakan serta perkembangannya diikuti secara terusmenerus dengan mempelajari surat edaran dari Direktorat Jenderal Pajak, surat 58

24 keputusan dari Menteri Keuangan, Peraturan Pemerintah dan melakukan konsultasi dengan pihak yang berkompeten di bidang perpajakan. III.5 Proses Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang akurat, maka dalam proses pengumpulan data, penulis menetapkan metode studi lapangan (field research) yaitu dengan mengunjungi langsung perusahaan yang dijadikan objek penelitian untuk mengetahui secara jelas cara perusahaan menghitung pajak terutang, hal tersebut dilakukan dengan cara : 1. Wawancara Dengan melakukan tanya-jawab kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan permasalahan guna memperoleh data yang diperlukan untuk mendukung penelitian. 2. Observasi Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen yang berkaitan dengan pajak penghasilan pegawai. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan proses penelusuran bukti-bukti baik bukti ekstern maupun bukti intern atas transaksi atau kegiatan yang diteliti. Penulis mengemukakan dokumen apa yang diteliti, isi informasi yang dikandungnya, dan kegunaannya. Selain itu, penulis harus pula menguraikan hasil dari proses dokumentasi tersebut. 59

25 4. Reperformance (Pengujian Perhitungan) Reperformance merupakan proses pengujian perhitungan atas suatu perhitungan yang telah dilakukan oleh pegawai perpajakan perusahaan. Penulis menguraikan data apa yang dihitung ulang, cara perhitungan yang dilakukannya, serta hasil dari perhitungan tersebut. Dalam melakukan penelitian diperlukan data yang akurat dan relevan, oleh karena itu data amat menentukan kualitas suatu penelitian. Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, penulis meminta dokumen-dokumen yang dibutuhkan yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini. Dokumendokumen tersebut antara lain Surat Setoran Pajak (SSP), SPT Tahunan PPh Pasal 21 (Form 1721), Daftar nama karyawan beserta status, jabatan, alamat dan penghasilan yang diterima karyawan selama tahun pajak. Pada penelitian ini, penulis mengolah data yang diperoleh mengenai penghasilan karyawan beserta tunjangan-tunjangan agar dapat dilakukan perbandingan antara perhitungan perusahaan dengan hasil perhitungan berdasarkan peraturan perpajakan. 60

METODOLOGIPENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian penulis adalah PT. Pelayaran

METODOLOGIPENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian penulis adalah PT. Pelayaran B A B III METODOLOGIPENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian penulis adalah PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. Pelni) yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 14 Jakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarh Singkat PT. Pelnas Lestari Indoma Bahari 1

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarh Singkat PT. Pelnas Lestari Indoma Bahari 1 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarh Singkat PT. Pelnas Lestari Indoma Bahari 1 Melalui akta tertanggal 02 November 1979 No 90 yang dikeluarkan NOTARIS dan Penjabat Pembuat Akta Tanah, telah

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. dimulai sebelum tahun 1972, dimana Direksi Bank Indonesia dalam upaya memberikan

BAB III OBYEK PENELITIAN. dimulai sebelum tahun 1972, dimana Direksi Bank Indonesia dalam upaya memberikan BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaan Awal pendirian Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI) dimulai sebelum tahun 1972, dimana Direksi Bank Indonesia dalam upaya memberikan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA. A. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA. A. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Nama Sebutan : PT PELNI (Persero) Bidang Usaha : Pelayaran Status Badan Hukum : Perseroan Terbatas

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. PCI berdiri pada tanggal 23 November 2004 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ/2001 serta akte pendirian

Lebih terperinci

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang BAB II GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Lebih terperinci

-2- c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Pelayaran Surabaya pada Kementerian Perhubungan, telah dibahas dan dikaji ol

-2- c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Pelayaran Surabaya pada Kementerian Perhubungan, telah dibahas dan dikaji ol No.541, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Poltek Pelayaran. Surabaya. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PMK.05/2016 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MENJADI PERSEROAN TERBATAS AGRO KALTIM UTAMA DENGAN

Lebih terperinci

BAB III DATA PT PELNI (PERSERO)

BAB III DATA PT PELNI (PERSERO) BAB III DATA PT PELNI (PERSERO) III.1 Sejarah Perseroan PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) disingkat PT. PELNI (PERSERO) pada awalnya didirikan pada tanggal 28 April 1952, dengan Surat Keputusan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi dan eksploitasi sumber daya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian pada PT. Dirgantara Indonesia penulis memperoleh data dan mengetahui pelaksanaan perencanaan pajak pasal 21 atas

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Gedung Kantor Pusat PT. (Persero) Djakarta Lloyd adalah di Jl. Senen Raya No. 44, Jakarta Pusat. 2. Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN ,. MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK. 05/2018 TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU PELAYARAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (17/10/2008) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Hj. YULFITA RAHIM Sarjana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (17/10/2008) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Hj. YULFITA RAHIM Sarjana BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan PT Mitra Beton Mandiri berkedudukan di Pekanbaru yang anggaran dasarnya termuat dalam akta tertanggal tujuh belas Oktober dua ribu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputeramuda 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM

TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM a. bahwa berdasarkan Pasal 88 Undang-Undar.~ Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran diatur dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PT.PELNI)

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PT.PELNI) BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PT.PELNI) 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. PELNI Persero berdiri sejak dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 425/KMK.06/2003

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 425/KMK.06/2003 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 425/KMK.06/2003 TENTANG PERIZINAN DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERUSAHAN PENUNJANG USAHA ASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA JAKARTA LLOYD PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu segera melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN PASAL 2 Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN PASAL 2 Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ), berkedudukan di Jakarta Pusat. 2. Perseroan dapat

Lebih terperinci

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar FORMULIR ISIAN PESERTA PENERIMA PENGHARGAAN PRIMANIYARTA TAHUN 2013 I. PROFIL PERUSAHAAN Nama Perusahaan : NPWP : SIUP : TDP : SITU atau ijin lainnya : Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA Skala Bisnis : Mikro

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Badan Layanan Umum. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Badan Layanan Umum. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Tarif. No.260, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Badan Layanan Umum. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.05/2010 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia terjadi sejak awal abad

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG MEDAN Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai dengan akte No. 18 April 1988 yang dibuat dihadapan

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA DESAIN LOGO DESAIN LOGO BRANDING PT PELNI (PERSERO) BAB I KETENTUAN UMUM LOMBA DESAIN LOGO PT PELNI (Persero)

PERATURAN LOMBA DESAIN LOGO DESAIN LOGO BRANDING PT PELNI (PERSERO) BAB I KETENTUAN UMUM LOMBA DESAIN LOGO PT PELNI (Persero) PERATURAN LOMBA DESAIN LOGO DESAIN LOGO BRANDING PT PELNI (PERSERO) BAB I KETENTUAN UMUM LOMBA DESAIN LOGO PT PELNI (Persero) Pasal 1 Pengertian 1. Pembuat Lomba Desain Logo adalah PT PELNI (Persero).

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In No.1817, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bongkar Muat. Barang. Kapal. Penyelenggaraan. Pengusahaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa pelaksanaan Pasal 9 ayat (1) huruf b

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 25 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) berada Jl. Jend. Achmad Yani Kav. 52A Jakarta merupakan perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan. Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan. Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar Perseroan dengan Akta No. 28 Tanggal 11 Desember

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 /PMK.05/2016 TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA PADA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) PAPUA GRACIA AIRLINES

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) PAPUA GRACIA AIRLINES PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) PAPUA GRACIA AIRLINES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Laporan Pertanggungjawaban, Anggaran Biaya, Alat Pengendalian Biaya

Kata Kunci : Laporan Pertanggungjawaban, Anggaran Biaya, Alat Pengendalian Biaya PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA (Studi Kasus Pada PT. PELNI Kantor Cabang Tanjungpinang) HENDRI JUNAIDI ( 070420103033 ) Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY PERSEROAN TERBATAS BHUMI PANDANARAN SEJAHTERA (PERSERODA) KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN MENJADI PERSEROAN TERBATAS JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Toyofuji Serasi Indonesia merupakan perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang logistik yang didirikan pada tanggal 7 Desember 2005. PT

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/8/PBI/2007 TENTANG PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN PROGRAM ALIH PENGETAHUAN DI SEKTOR PERBANKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/8/PBI/2007 TENTANG PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN PROGRAM ALIH PENGETAHUAN DI SEKTOR PERBANKAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/8/PBI/2007 TENTANG PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN PROGRAM ALIH PENGETAHUAN DI SEKTOR PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi dunia dan saat ini kita telah memasuki yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari tentang dunia perpajakan

Lebih terperinci

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk Pedoman Direksi (Piagam Direksi) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Ketentuan Umum Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan pengurusan Perseroan, sesuai dengan visi,

Lebih terperinci

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan. 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat yang berkantor di Surabaya, mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 Propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang: a. perlu segera melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola secara bertanggung jawab. Pengelolaan keuangan publik pemerintah pusat dilakukan dengan

Lebih terperinci

b. Akte Notaris Imah Fatimah.S.H Nomor 66 tanggal 9 Februari 1984,

b. Akte Notaris Imah Fatimah.S.H Nomor 66 tanggal 9 Februari 1984, BAB III METODOLOGIPENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perikanan Samudera Besar didirikan pada tanggal 12 Mei 1972. Kantor pusat berada di Jakarta dan hingga saat ini

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penelitian untuk skripsi ini dilakukan di PT. Esstar Indorim yang beralamat di Jl. Yos Sudarso No. 1 Tegal Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah Singkat dan Masa Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah Singkat dan Masa Perkembangan Perusahaan 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat dan Masa Perkembangan Perusahaan PT. Fitra Wika berdiri pada tanggal 01 januari 2007 di pekanbaru.pt. Fitra Wika adalah sebuah perusahaan yang begerak

Lebih terperinci

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. Ayat 1 Tidak Ada Perubahan Perubahan Pada Ayat 2 menjadi berbunyi Sbb: NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perseroan dapat membuka kantor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2062, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Politeknik Ilmu Pelayanan Makassar. Tarif Layanan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 262/PMK.05/2015 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Mitra Sinergi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan pipa dan bahan bangunan

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

NPWP : TDP :

NPWP : TDP : BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Profil Perusahaan (Company Profile) Nama : PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Nama Sebutan :PT PELNI (Persero) Cabang : Semarang Bidang Usaha : Pelayaran Status Badan

Lebih terperinci

BAB III PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS PENGADAAN KAPAL LAUT (VESSEL) yang terbagi atas beberapa Direktorat, antara lain Dirjen Perhubungan laut.

BAB III PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS PENGADAAN KAPAL LAUT (VESSEL) yang terbagi atas beberapa Direktorat, antara lain Dirjen Perhubungan laut. BAB III PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS PENGADAAN KAPAL LAUT (VESSEL) A. Gambaran umum objek penelitian Industri pelayaran di Indonesia berada dibawah Departemen perhubungan yang terbagi atas beberapa Direktorat,

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa Menteri Perhubungan melalui Surat Nomor: PR.306/1/3 PHB 2015 tanggal 26 Maret 2015, telah mengajukan usulan perubahan terhad

2015, No c. bahwa Menteri Perhubungan melalui Surat Nomor: PR.306/1/3 PHB 2015 tanggal 26 Maret 2015, telah mengajukan usulan perubahan terhad No.2060, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Tarif Layanan. Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Kementerian Perhubungan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 262/PMK.05/2015

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 25/ KMK.06/ 2003 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 25/ KMK.06/ 2003 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 4 25/ KMK.06/ 2003 TENTANG PERIZINAN DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERUSAHAN PENUNJANG USAHA ASURANSI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara Tahun 1961 berdasar Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961, status

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PELAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PELAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI NAUTIKA

PROGRAM STUDI NAUTIKA PROGRAM STUDI NAUTIKA V I S I Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan profesional dalam bidang Kenautikaan dan IPTEK Kelautan yang berstandar Internasional pada tahun 2016 M I S I - Menyelenggarakan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu sarana

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan

Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan i Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan Tangguh: 1. Pertumbuhan perusahaan maksimal (company s value growth) 2. Center of Excellence usaha pelayaran naisonal : SDM,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1975 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1975 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1975 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dipandang perlu untuk menegaskan kedudukan, tugas pokok,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya lapangan terbang Husein Sastranegara, merupakan lapangan terbang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda ( sebelum PD II ) dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ATAU SUSUNAN ORGANISASI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

Ijazah yang diberikan untuk jurusan Teknika adalah : - Ijazah Akademik : Diploma III (A.Md) - Ijazah Profesi : ATT III (Ahli Teknika Tingkat III)

Ijazah yang diberikan untuk jurusan Teknika adalah : - Ijazah Akademik : Diploma III (A.Md) - Ijazah Profesi : ATT III (Ahli Teknika Tingkat III) Tujuan umum jurusan Teknika adalah mendidik dan melatih para lulusan SMU/SMK/MA untuk menjadi Perwira Pelayaran Besar (Samudra) bidang keahlian Mesin Kapal. Tugas dan tanggung jawab untuk jurusan Teknika

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1982 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN NEGARA ANGKUTAN MOTOR "DAMRI" MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan

BAB III OBJEK PENELITIAN. PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan BAB III OBJEK PENELITIAN III. 1 Gambaran Umum Perusahaan III. 1.1 Sejarah Singkat PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Putra Salfan PT.Puta Salfan didirikan pada tanggal 09 September 2011 dengan akta pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan Bab 3 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank

Lebih terperinci

PT. VITALITAS GAYA MANDIRI. Nomor : 110. h)

PT. VITALITAS GAYA MANDIRI. Nomor : 110. h) AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT. VITALITAS GAYA MANDIRI Nomor : 110. h).----------------------------------------------------------------------------------------------- - Hadir dihadapan saya, HARTONO,

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 1/PBI/2002 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR BANK BERDASARKAN PRINSIP

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 45 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU

Lebih terperinci