MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM"

Transkripsi

1 MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN MALANG 2017

2 PL I PENGUJIAN KOMPOSISI PASIR CETAK 1.1 Tujuan Pengujian Kadar Air 1. Praktikan mengetahui dan memahami persentase kadar air pasir cetak 2. Praktikan mengetahui penguapan rata-rata pasir cetak 3. Praktikan mengetahui laju penguapan pasir cetak 1.2 Pelaksanaan Pengujian Kadar Air Alat dan Bahan yang Digunakan A. Alat yang Digunakan 1. Moisture Analyzer Alat ini digunakan untuk mengukur kandungan kadar air pasir cetak. Spesifikasi alat : Merk : Saitorius Voltase : V (AC) Model : MA 30 Frekuensi : Hz Arus : 3,3 A / 1,6 A Sample Disk : Ø 90 mm Housing Dimensions (WxDxH) : 217x283x165 (mm) Net weight : approx. 5.5 (kg) Sample weight : max. 30 g, typical 5 10 Temperature increments : 5 C Measuring Heating Method : by infrared rays, determination of weight loss Readability (moisture content) : 0.01% Temperature range : C

3 Gambar 1.1 Moisture Analyzer Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2. Timbangan Elektrik Alat ini digunakan untuk menimbang berat pasir cetak sebelum dan sesudah diukur kandungan kadar airnya. Spesifikasi alat : Merk : Melter Frekuensi : Hz Type : PJ 3000 Voltase : V 80mA / V 45mA Beban maksimal : 2100 gram Dimensi (PxLxT) : 31x29x6 (cm) Gambar 1.2 Timbangan Elektrik Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

4 3. Cawan Alat ini digunakan untuk wadah spesimen yang akan di masukan pada moisture analyzer. Spesifikasi : Tipe Produk : Weighing dish Diameter : 90 mm Kapasitas : 80 ml Gambar 1.3 Cawan Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya B. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan adalah pasir cetak sebanyak... gr, dengan komposisi : - pasir silika :... % - pengikat :... % - air :... % Urutan Kerja Pengujian Urutan kerja dalam pengujian ini adalah : 1. Ambil pasir cetak kemudian timbanglah seberat 25 gram sebanyak 3 buah sebagai spesimen. 2. Nyalakan Moisture Analyzer dengan menekan tombol ON/OFF sampai terdengar bunyi alarm. 3. Masukkan cawan pertama ke dalam alat penentu kelembapan kemudian panaskan pada suhu 110 o C selama 10 menit. 4. Mengatur temperatur dengan menekan tombol F1 dan tekan F1 kembali untuk menaikkan suhu sampai 110 o C kemudian tekan ENTER 5. Mengatur waktu pemanasan dengan menekan tombol F2 dan tekan tombol F1 untuk mengatur waktu sampai 10 menit kemudian tekan ENTER 6. Tekan ENTER untuk menghilangkan TAR lalu letakkan spesimen di dalam cawan.

5 7. Tutup penutup Moisture Analyzer lalu tekan ENTER untuk mengeksekusi. 8. Catat kandungan kadar air yang terbaca pada alat pengukur tiap menitnya. 9. Setelah terdengar bunyi alarm, ukurlah berat akhir pasir cetak setelah dikeringkan dengan menekan tombol CF. 10. Ulangi langkah 3 9 untuk cawan berikutnya.

6 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN KADAR AIR PASIR CETAK Gambar 1.4 Diagram Alir Pengujian Kadar Air Pasir Cetak

7 1.3 Pengolahan Data Data Hasil Pengujian Tabel 1.1 Data Hasil Pengujian Kadar Air Berat Spesimen Awal No. ( gram ) Sumber : Berat Spesimen Akhir ( gram ) Kadar Air ( % ) Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Berat Awal No. ( gram ) Σ Sumber : Berat Akhir ( gram ) Kadar Air (%) ( X ) ( X - X ) ( X - X ) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perhitungan Data Hasil Pengujian Perhitungan Statistika : - Kadar air rata rata ( x ) X = x n

8 - Simpangan baku ( ) = ( x x) n Simpangan baku rata rata ( ) = n - Kesalahan relatif (Kr) Kr = x Kr 100% Derajat kebebasan (db) = n t.( /2;db) Interval penduga kesalahan permeabilitas pasir cetak Perhitungan Data Hasil Pengujian Perhitungan Statistika

9 1.4 Tujuan Pengujian Kadar Pengikat 1. Praktikan mengetahui persentase kadar pengikat dalam pasir cetak 2. Praktikan mengetahui dan mampu menganalisis pengujian kadar pengikat Pelaksanaan Pengujian Kadar Pengikat Alat dan Bahan yang Digunakan A. Alat alat yang digunakan. 1. Kompor listrik Alat ini digunakan untuk mengeringkan spesimen Merk : Maspion (tipe 1) Daya : W Berat : 3 Kg Dimensi (PxLxT) : 24x22x4 (cm) Sistem pemanasan dengan elemen koil Bodi plat besi Gambar 1.5 Kompor listrik Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2. Timbangan Elektrik Alat ini digunakan untuk menimbang spesimen sebelum dan sesudah dikeringkan. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 1.2 dan penjelasannya).

10 3. Panci Digunakan sebagai wadah pasir cetak untuk menghilangkan pengikat dan mengeringkan pasir pada kompor listrik Dengan spesifikasi : Bahan : Aluminium Berat : 400 g Diameter : 25 cm Tinggi : 14 cm Tebal : 1 mm Gambar 1.6 Panci Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 4. Gelas Ukur Alat ini digunakan untuk mengukur volume larutan yang dipakai. Dengan spesifikasi : Kapasitas : 250 ml Tinggi : 32 cm Diameter : 4 cm Tebal : 1,5 mm Bahan : Glass

11 Gambar 1.7 Gelas ukur Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya B. Bahan - bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan untuk pengujian kadar pengikat antara lain : - Pasir cetak seberat 100 gr - Larutan NaOH 2,5 % sebanyak 50 ml - Air sebanyak 950 ml Urutan Kerja Pengujian Urutan kerja pengujian kadar pengikat pada pasir cetak adalah : 1. Timbang pasir cetak seberat 100 gr sebagai spesimen 2. Larutkan pasir di dalam 950 ml air pada panci 3. Tambahkan NaOH 2,5 % sebanyak 50 ml atau sekitar 2,5 gr 4. Aduk campuran tersebut dan biarkan pasir mengendap selama 5 menit 5. Buang airnya sebanyak 5/6 dari tinggi permukaan air. Ingat : Jangan Sampai Pasir Ikut Terbuang. 6. Tambahkan airnya hingga seperti semula dan ulangi langkah kerja 4, 5, 6 dan diamkan selama 5 menit hingga airnya jernih 7. Panaskan pasir cetak dalam panci dengan kompor listrik pada daya 600 watt. 8. Aduk pasir hingga kering 9. Timbang pasir cetak kering tersebut dan catat hasilnya 10. Hitung kadar lempung dengan rumus di bawah ini : Berat Awal - Berat Akhir Kadar pengikat = x100 % - Kadar Air Rata-Rata Berat Awal

12 1.5 Pengolahan Data Data Hasil Pengujian Tabel 1.3 Data Hasil Pengujian Pengikat Berat Spesimen Awal No (gr) Sumber : Berat Spesimen Akhir (gr) Kadar Pengikat (%) Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Tabel 1.4 Data Hasil Perhitungan Berat Awal Berat Akhir No (gr) (gr) Σ Sumber : % Kadar Pengikat (X ) ( X - X ) ( X - X ) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perhitungan Data Hasil Pengujian Perhitungan Statistika : - Persentase kadar pengikat pada spesimen : Berat Awal - Berat Akhir Kadar pengikat = x100 % - Kadar Air Rata-Rata Berat Awal - Kadar lempung rata rata ( X ) X = n X

13 - Simpangan baku ( ) = 2 ( X X ) n Simpangan baku rata rata ( ) = n - Kesalahan relatif (KR) KR = X Kr 100% Derajat kebebasan (db) = n t(α/2;db) Interval penduga kesalahan prosentase kadar lempung pasir cetak x { t.( 2; db). } x x { t.( 2; db). }

14 1.5.3 Perhitungan Data Hasil Pengujian Perhitungan Statistika

15 1.6 Tujuan Pengujian Distribusi Besar Butir Pasir Cetak 1 Praktikan Mengetahui besar butir pasir melalui nomor kehalusan 2 Praktikan mampu menganalisis dan melakukan pengujian distribusi besar butir pasir cetak Pelaksanaan Pengujian Kadar Air Alat dan Bahan yang Digunakan A. Alat alat yang digunakan. 1. Mesin Pengguncang Rotap Alat ini berfungsi untuk menyaring pasir Spesifikasi alat : - Jenis : Rotap - Tipe : VS 1 - Merk : Retsch - Voltase : 220 V - Daya : 430 Watt - Buatan : Jerman Barat - Artikel : No. Serie : Frekuensi : 50 Hz

16 Gambar 1.8 Mesin Pengguncang Rotap Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2. Timbangan Pasir Elektrik Alat ini digunakan untuk menimbang pasir yang akan diuji. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 1.2 dan penjelasannya). 3. Cawan Alat ini digunakan untuk menampung pasir silika. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 1.3 dan penjelasannya) Urutan kerja pengujian Urutan kerja pengujian distribusi pasir cetak adalah : 1. Ambil pasir silika seberat 50 gr sebanyak 3 sampel. 2. Susun ayakan dari bawah ke atas dengan tingkat mesh semakin ke atas semakin besar meshnya, kemudian letakkan pada mesin pengguncang Rotap. 3. Letakkan spesimen pasir silika pada ayakan paling atas lalu tutup. 4. Hidupkan mesin pangguncang Rotap selama 15 menit dengan frekuensi getar 50 Hz. 5. Setelah selesai, timbang berat pasir yang berada pada masing-masing mesh. 6. Cari harga Sn dari tiap-tiap mesh yang ada dari tabel-tabel yang terlampir. 7. Hitung besar nomor kehalusan pasir cetak dalam skala FN maupun standar AFS.

17 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN DISTRIBUSI BESAR BUTIR PASIR CETAK T Y Gambar 1.9 Diagram Alir Pengujian Distribusi Besar Butir Pasir Cetak

18 1.7 Pengolahan Data Data hasil pengujian Tabel 1.5 Data Hasil Pengujian Ukuran Mesh No ( m) Sumber : Berat 1 (gr) Berat 2 (gr) Berat 3 (gr) Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Rumus yang digunakan untuk mencari nomor kehalusan pasir cetak adalah: ( Wi. Mi) AFS Number Wi Dimana : AFS Number = Nomor kehalusan butir pasir standar AFS W = Berat pasir pada ayakan ke i M = Faktor pelipat untuk ukuran butir ayakan ke i

19 Tabel 1.9 Data Perhitungan Spesimen 1 Ukuran Mesh No Us M Wn1 (Wn1. Sn) ( m) Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Contoh Perhitungan 1 :

20 Tabel 1.10 Data Perhitungan Spesimen 2 Ukuran Mesh No ( m) Us M Wn2 (Wn2. Sn) Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Contoh Perhitungan 2 :

21 Tabel 1.11 Data Perhitungan Spesimen 3 Ukuran Mesh No Us M Wn3 (Wn3. Sn) ( m) Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Contoh Perhitungan 3 :

22 1.7.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian Perhitungan Statistika

23 1.8 Pembahasan

24 PL II PENGUJIAN KARAKTERISTIK PASIR CETAK 2.1 Tujuan Pengujian 1. Agar praktikan mengetahui macam-macam karakteristik pasir cetak. 2. Agar praktikan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pasir cetak. 3. Agar praktikan mengetahui cara menguji karakteristik pasir cetak.. 4. Agar praktikan mampu menganalisis karakteristik pasir cetak Pelaksanaan Pengujian Permeabilitas Alat dan Bahan yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. Stop Watch Alat ini digunakan untuk mengukur waktu sampai 2000 cc udara. Gambar 2.1 Stopwatch Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2. Sand Rammer Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk spesimen yang dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5 cm (luas penampang = 19,625 cm 2 ). Spesifikasi alat : - Tipe : POU - Merk : George Fisher - Fabr : Buatan : Jerman Barat

25 Gambar 2.2 Sand Rammer Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 3. Permeabilitas Meter Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar angka permeabilitas dari pasir cetak yang diuji. Spesifikasi alat : - Tipe : POU - Buatan : Jerman Barat - Fabr : 1725

26 Gambar 2.3 Permeabilitas Meter Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 4. Timbangan Elektrik Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dan berat spesimen yang akan digunakan dalam pengujian. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 1.2 dan penjelasannya) Urutan Kerja Pengujian 1. Panaskan pasir cetak selama 60 menit dengan temperatur 110 C 2. Siapkan 150 gr pasir cetak untuk pengujian ini dengan menggunakan sand rammer, 3. Buka pelindung orifice dan pilihlah salah satu posisi penunjuk skala yang akan digunakan. - Tanda biru untuk skala p (Permeabilitas) = 0-50 cm 3 /menit - Tanda merah untuk skala p (Permeabilitas) = cm 3 /menit Skala p (Permeabilitas) dibaca dari skala merah bagian luar dari pengukuran tekanan

27 Skala paling dalam menunjukkan tekanan dinamis antara orifice dan spesimen dalam mm kolom air (mm Wh). 4. Memutar keran pada posisi B dan angkat tabung udara ke atas secara perlahan-lahan hingga angka Nol terlihat tepat pada batas tabung bawah lalu kunci pada posisi E, 5. Letakkan tabung spesimen berikut spesimen di dalamnya pada orifice, 6. Putar keran pada posisi A bersamaan mulai menghitung waktu dengan stop watch saat udara dialirkan ke spesimen pasir cetak. Hal ini ditandai dengan tabung udara mulai turun ke bawah, 7. Catat besar p (Permeabilitas) spesimen pasir cetak dengan tekanan yang terbaca pada skala permeabilitas meter saat 1000 cc udara yang sudah terlewatkan, 8. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan udara sebanyak 2000 cc melalui tabung spesimen pasir cetak yang diuji. 9. Ulangi langkah 1-8 sampai spesimen 3 serta catat data P (tekanan).

28 DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SPESIMEN UJI PERMEABILITAS Gambar 2.4 Diagram Alir Pengujian Kadar Air Pasir Cetak

29 DIAGRAM ALIR UJI PERMEABILITAS T Y T Y T Y

30 T Y Gambar 2.5 Diagram Alir Pengujian Permeabilitas

31 2.3 Pengolahan Data Data hasil pengujian Tabel 2.1 Tabel Hasil Pengujian Tekanan (p) No ( mm ka ) Sumber : Waktu (t) ( menit ) Panjang (l) ( mm ) Permeabilitas ( ml/menit ) Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Tabel 2.2 Tabel Perhitungan Permeabilitas No P ( ml/menit ) ( P - P ) ( P - P ) Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perhitungan Data Hasil Pengujian Perhitungan Permeabilitas V. H P p. A. t di mana : P = Permeabilitas ( cm 3 /menit = ml/menit ) V = Volume udara yang dialirkan ( 1 ml = cm 3 ) H = Tinggi spesimen ( cm ) p = Tekanan fluida yang mengalir ( 10 gr/cm² = 10 cmka )

32 A = Luas penampang spesimen ( cm 2 ) T = Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 1 liter udara (menit) Perhitungan Statistika - Permeabilitas Rata-rata ( P ) : P = ΣP n - Simpangan Baku ( δ ) : 2 ( P P) n 1 - Simpangan Baku Rata-rata ( δ ) : δ δ = n - Kesalahan Relatif ( Kr ) : Kr P Kr 100% Interval Penduga Kesalahan : P - { t ( α /2 ; db ). δ } < P < P + { t ( α /2 ; db ). δ } Perhitungan Data Hasil Pengujian Perhitungan Permeabilitas

33 Perhitungan Statistika

34 2.4 Pembahasan

35 2.5 Pelaksanaan Pengujian Kekuatan Alat dan Bahan yang Digunakan A. Alat yang Digunakan 1. Universal Strength Machine Alat ini digunakan untuk menguji kekuatan pasir cetak. Spesifikasi alat : - Merk : Georg Fischer - Buatan : Jerman Barat Gambar 2.6 Alat Penguji Kekuatan Pasir Cetak Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Keterangan gambar : 01. Main Piston 02. Low Pressure Gauge 03. Pressure Piston Hydraulic Press Hand Operated 04. Handwheel 05. Throttle Reflux Valve 06. Plug In Coupling 07. Compression Insert

36 2. Locking Plug Kepala penekan untuk uji kekuatan tekan 3. Kepala penekan untuk uji kekuatan geser Gambar 2.7 (a) Kepala penekan untuk uji kekuatan tekan, (b) Kepala penekan untuk uji kekuatan geser Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 4. Kepala penekan untuk uji kekuatan tarik Gambar 2.8 Kepala penekan untuk uji kekuatan tarik Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 5. Sand rammer Alat ini digunakan untuk memadatkan pasir cetak dalam tabung spesimen. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 2.2 dan penjelasannya). 6. Timbangan elektrik Alat ini digunakan untuk menimbang pasir cetak sebelum dibuat spesimen. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 1.2 dan penjelasannya).

37 7. Cetakan spesimen uji kekuatan geser Gambar 2.9 Skala alat uji kekuatan pasir cetak Sumber : Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya B. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan adalah pasir cetak sebanyak... gr, dengan komposisi : - pasir silika :... % - pengikat :... % - air :... % Urutan Kerja Pengujian A. Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Tekan a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas 1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gr, lalu buat spesimen uji tekan dengan menggunakan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah). 2. Pasang kepala uji tekan pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir cetak. 3. Letakkan spesimen pada kepala uji tekan pasir cetak secara hati-hati jangan sampai rusak. 4. Putar handwheel secara terus menerus dengan putaran konstan dan perlahanlahan hingga spesimen hancur. 5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut (lengkap dengan satuannya) pada skala paling luar yang terdapat pada alat uji tekan pasir cetak. 6. Lakukan langkah 1 5 untuk spesimen berikutnya.

38 b. Langkah-langkah pengujian dengan perlakuan panas Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak dibentuk spesimen uji tekan lakukan pemanasan dalam dapur pemanas dengan suhu 110 C selama 1 jam. B. Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Geser a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas 1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gr, kemudian buat spesimen uji geser dengan menggunakan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah). 2. Pasang kepala uji geser pasir cetak pada alat uji kekuatan geser pasir cetak. 3. Letakkan spesimen pada kepala uji geser secara hati-hati jangan sampai spesimen rusak. 4. Putar handwheel secara terus menerus dengan putaran konstan dan perlahan-lahan hingga spesimen hancur. 5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut pada skala yang di tengah pada alat uji geser tersebut. b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak dibentuk spesimen uji geser lakukan pemanasan dalam dapur pemanas dengan suhu 110 C selama 1 jam. C. Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Tarik a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas 1. Ambil campuran pasir cetak seberat 125 gr, kemudian buat spesimen uji tarik dengan menggunakan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah). 2. Pasang kepala uji tarik pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir cetak. 3. Letakkan spesimen pada kepala uji tarik pasir cetak secara hati-hati jangan sampai rusak. 4. Putar handwheel secara terus menerus dengan putaran konstan dan perlahan-lahan hingga spesimen hancur. 5. Baca dan catat besar kekuatan tarik pasir cetak tersebut (lengkap dengan satuannya) pada skala paling dalam yang terdapat pada alat uji tarik pasir cetak. 6. Lakukan langkah 1 5 untuk spesimen berikutnya.

39 b. Langkah-langkah pengujian dengan perlakuan panas Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak dibentuk spesimen uji tarik lakukan pemanasan dalam dapur pemanas dengan suhu 110 C selama 1 jam.

40 DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SPESIMEN UJI TEKAN DAN GESER T Y Gambar 2.10 Diagram Alir Pembuatan Spesimen Uji Tekan dan Geser

41 DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SPESIMEN UJI TARIK T Y Gambar 2.11 Diagram Alir Pembuatan Spesimen Uji Tarik

42 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN Gambar 2.12 Diagram Alir Pengujian Kekuatan Tekan

43 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN KEKUATAN GESER Gambar 2.13 Diagram Alir Pengujian Kekuatan Geser

44 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN KEKUATAN TARIK Gambar 2.14 Diagram Alir Pengujian Kekuatan Tarik

45 2.6 Pengolahan Data Data hasil pengujian A. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tekan Tabel 2.3 Data pengujian tanpa perlakuan Kekuatan Tekan No (N/cm 2 ) Sumber : _ (X-X) _ (X-X) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Tabel 2.4 Data hasil pengujian dengan perlakuan panas Kekuatan Tekan No _ (N/cm 2 ) (X-X) Sumber : _ (X-X) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

46 B. Data Hasil Pengujian Kekuatan Geser Tabel 2.5 Data pengujian tanpa perlakuan Kekuatan Geser No (N/cm 2 ) Sumber : _ (X-X) _ (X-X) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Tabel 2.6 Data pengujian dengan perlakuan panas Kekuatan Geser No _ (N/cm 2 ) (X-X) Sumber : _ (X-X) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

47 C. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Tabel 2.7 Data pengujian tanpa perlakuan panas Kekuatan Tarik No (N/cm 2 ) Sumber : _ (X-X) _ (X-X) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Tabel 2.8 Data pengujian dengan perlakuan panas Kekuatan Tarik No _ (N/cm 2 ) (X-X) Sumber : _ (X-X) 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perhitungan Data Hasil Pengujian A. Perhitungan pengujian kekuatan tekan Perhitungan statistika - Perhitungan kekuatan rata-rata ( X ) X X = n

48 - Simpangan baku ( ) = 2 ( X X ) n Simpangan baku rata rata ( ) = n - Kesalahan relatif (KR) KR = X Kr 100% Derajat kebebasan (db) = n t( /2;db) Interval penduga kesalahan prosentase kadar lempung pasir cetak x { t.( 2; db). } x x { t.( 2; db). } Uji T - Tingkat kesalahan ( ) - Derajat bebas (db) - Dari tabel t di dapat, t(( /2;db) - Hipotesa : 1. Daerah terima, H0: μ1 = μ2 2. Daerah tolak, H1: μ1 μ2 3. t hitung = {( n 1 1) 2 1 ( X 1 X 2 2 ( n2 1) 2 }(1/ n n n ) / n ) 2

49 2.6.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian A. Perhitungan pengujian kekuatan tekan Perhitungan statistika

50 B. Perhitungan Pengujian Kekuatan Geser Perhitungan statistika

51 C. Perhitungan Pengujian Kekuatan Tarik Perhitungan statistika

52 2.7 Pembahasan

53 PL III PERENCANAAN PENGECORAN 3.1 Tujuan Pengujian 1. Agar praktikan mampu memahami dan mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam perencanaan pengecoran 2. Agar praktikan dapat merencanakan dan membuat cetakan pasir, sistem saluran dan pola. 3. Agar praktikan mampu memecahkan masalah-masalah dalam perencanaan pengecoran 3.2 Pelaksanaan Pembuatan Cetakan Pasir Alat dan bahan yang digunakan Alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. Rangka Cetak (Cope dan Drag) Alat ini digunakan sebagai tempat untuk membuat cetakan pasir. 2. Saluran Masuk dan Saluran Penambah Alat ini digunakan sebagai tempat mengalirnya logam cair dalam cetakan. 3. Pola Alat ini digunakan untuk membuat bentuk/rongga cetakan benda cor. 4. Papan Datar Alat ini digunakan sebagai tempat landasan dalam membuat cetakan. 5. Kamera Digunakan sebagai alat dokumentasi. Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi pasir silica, bentonit, dan air serta : 1. Pasir silika halus 2. Grafit

54 3.2.2 Urutan Kerja Pembuatan Cetakan Pasir Langkah-langkah dalam pembuatan cetakan adalah : 1. Aduk pasir cetak dengan komposisi tertentu dengan tangan agar campurannya merata. 2. Letakkan pola cetakan pada papan datar berikut drag, kemudian masukkan pasir cetak dan padatkan hingga rata dan padat memenuhi drag. Ratakan permukaan pasir cetak bagian atas dengan papan kayu. 3. Balik drag, kemudian taburi pola dengan grafit. Sedangkan untuk pasir cetak taburi dengan pasir silika halus agar pola dan pasir cetak tidak lengket, kemudian ratakan dengan kuas secara hati-hati. 4. Letakkan cope di atas drag, kemudian letakkan saluran turun dan saluran penambah. 5. Isi cope dengan pasir cetak, padatkan dan selama pemadatan jangan sampai saluran turun maupun saluran penambah berubah posisinya. 6. Ambil saluran turun, saluran penambah dengan hati-hati jangan sampai pasir ikut terangkat. 7. Angkat cope dari drag secara hati-hati, kemudian ambil polanya. Apabila masih terjadi kerusakan, maka tempatkan kembali pola ke posisi semula dan isi bagianbagian yang rusak tersebut dengan pasir cetak. 8. Taburi rongga bekas pola tersebut dengan grafit, kemudian ratakan dengan kuas secara hati-hati. 9. Letakkan kembali kup di atas drag, kemudian cetakan yang sudah jadi tersebut letakkan di tempat yang aman dan datar, di atas cetakan beri pemberat. PERHATIAN!!!!!! 1. Sekali cavity rusak akan sulit untuk diperbaiki dan pembuatan cetakan pasir harus diulang kembali. Oleh karena itu berhati-hatilah ketika menggerakkan rangka cetak. 2. Urutan kerja praktikum di atas dapat berubah sesuai dengan bentuk benda yang akan dicor.

55 Gambar 3.1 Rangka Cetak Sumber : Tata Surdia (1996: 95) Gambar 3.2 Prosedur Pembuatan Cetakan Pasir Sumber : (Tata Surdia 1996 : 94)

56 Contoh Pola : 1. Pola Plat Pasangan Gambar 3.3 Pola Plat Pasangan Sumber : Mechanical Inventions (2017) 2. Pola Cetakan Sapuan Gambar 3.3 Pola Cetakan Sapuan Sumber : Iron Foundry (2010) 3. Pola Cope dan Drag Gambar 3.4 Pola Cope dan Drag Sumber : Mechanical Inventions (2017)

57 3.3 Rancangan Cetakan Pasir dan Pola Sistem saluran

58 3.3.2 Gambar Cetakan Pasir dan Pola (Terlampir) 3.4 Studi Kasus dan Pemecahannya Kasus pada cetakan pasir yang dibuat

59 3.4.2 Pemecahan masalah

60 PL IV PENUANGAN LOGAM DAN INSPEKSI 4.1 Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami definisi beserta macam pengecoran logam 2. Praktikan dapat mengetahui macam cacat coran beserta penyebab dan pencegahannya. 3. Praktikan mampu menganalisis hasil coran beserta solusi pada cacat coran 4.2 Pelaksanaan Penuangan Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Stopwatch Digunakan untuk menghitung waktu penuangan. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 2.1 dan penjelasannya). 2. Kamera Digunakan sebagai alat dokumentasi Urutan Kerja Penuangan Logam Praktikum ini dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut : 1. Panaskan dan cairkan aluminium di dalam dapur listrik di atas titik cairnya ( 900 C). 2. Pakai pelindung tubuh, sarung tangan dan kaca mata sebelum mengambil logam cair dari dalam dapur. 3. Siapkan cetakan pasir dan dekatkan pada dapur. 4. Sebelum mengambil logam cairnya, maka bersihkan dulu terak-terak di atasnya dengan alat pengambil terak. 5. Setelah bersih dari terak, ambil logam cair dengan ladel secara hati-hati, kemudian tuangkan logam cair kedalam cetakan pasir melalui saluran masuk. 6. Selama penuangan, jaga kecepatan tuangnya jangan sampai terlalu cepat atau terlalu lambat. Gunakan stopwatch untuk mencacat waktu penuangan dan hentikan stopwatch ketika logam cair sudah muncul dari saluran keluar. 7. Hentikan penuangan jika logam cair sudah muncul dari saluran keluar. 8. Kembalikan logam cair sisa ke dalam dapur. 9. Bongkar cetakan pasir jika logam sudah dingin. INGAT!!!! Pembongkaran jangan

61 sampai merusak coran. 10. Amati hasil coran dan analisa permasalahan yang timbul pada hasil coran. Jangan lupa mendokumentasikan hasil coran dengan kamera.

62 DIAGRAM ALIR UJI PIKNOMETRI Gambar 4.1 Diagram Alir Pengujian Piknometri

63 4.3 Hasil Coran A. Benda Cor I Gambar 4.2 Sumber : Dokumentasi Pribadi B. Benda Cor II Gambar 4.3 Sumber : Dokumentasi Pribadi

64 4.4 Pembahasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi 50 III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi dilakukan di PT. Tanjung, Tanjung

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR Latar belakang Pengecoran logam Hasil pengecoran aluminium

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak.

V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak. V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK A. Sub Kompetensi Pasir cetak dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian

Lebih terperinci

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 37 III. METODE PENELITIAN III.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan abu sekam di Politeknik Negeri Lampung pada tanggal 11 Desember hingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi Teknik Mesin Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu pada bulan September

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. B. Pelaksanaan Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (4) ISSN: 7-59 (-97 Print) F-66 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu dengan Pengikat Semen pada Pasir Cetak terhadap Cacat Porositas dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran

Lebih terperinci

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING URZA RAHMANDA, EDDY WIDYONO Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam, Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang

Lebih terperinci

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A Proses Manufaktur (TIN 105) 1 Suatu proses penuangan logam cair ke dlm cetakan kemudian membiarkannya menjadi beku. Tahapan proses pengecoran logam (dengan cetakan pasir) : Bahan baku pola Pasir Persiapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik 26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.

Lebih terperinci

Dwi Hartono., Budi H., S.T., M.Eng., Herman S., S.Pd., M.T., M.Pd.

Dwi Hartono., Budi H., S.T., M.Eng., Herman S., S.Pd., M.T., M.Pd. PENGARUH VARIASI JENIS BENTONIT TERHADAP TINGKAT PERMEABILITAS DAN KEKUATAN TEKAN PADA CETAKAN PASIR GREEN SAND Dwi Hartono., Budi H., S.T., M.Eng., Herman S., S.Pd., M.T., M.Pd. Prodi. Pend. Teknik Mesin,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang 49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang diambil dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. B. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini proses pengecoran sudah sangat luas aplikasinya di bidang industri, pengecoran adalah proses pembentukan logam dengan cara memasukan logam cair kedalam cetakan

Lebih terperinci

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI 1 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Judul modul ini adalah Modul Pengecoran.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam,desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai Studi Pustaka Identifikasi masalah Rencana Kerja dan Desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer). 27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta

Lebih terperinci

Sera Desiana - Pengaruh Variasi Waterglass terhadap Kadar Air dan Kadar Lempung...

Sera Desiana - Pengaruh Variasi Waterglass terhadap Kadar Air dan Kadar Lempung... PENGARUH VARIASI WATERGLASS TERHADAP KADAR AIR DAN KADAR LEMPUNG PADA PASIR CETAK Sera Desiana, Danar Susilo Wijayanto, dan Budi Harjanto Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa Kampung Baru Bandar Lampung. Pengambilan sampel tanah menggunakan karung dan cangkul

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari 27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung

Lebih terperinci

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang digunakan dari desabelimbing sari kec. Jabung,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama mencakup peralatan pembuatan paduan Al-Si dengan penambahan

Lebih terperinci

Gemilang Tegar K., Budi H., S. T., M. Eng., Herman S., S.Pd., M.Pd., M.T.

Gemilang Tegar K., Budi H., S. T., M. Eng., Herman S., S.Pd., M.Pd., M.T. STUDI PENAMBAHAN BENTONIT PADA PASIR CETAK BASAH TERHADAP PERMEABILITAS DAN KEKUATAN TEKAN Gemilang Tegar K., Budi H., S. T., M. Eng., Herman S., S.Pd., M.Pd., M.T. Prodi. Pend. Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM 1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian III.1 Flowchart Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini dijelaskan pada flowchart Gambar III.1. Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap agregat halus dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian Untuk memudahkan dalam proses penelitian, diperlukan rencana dalam menyusun langkah-langkah penelitian, seperti yang ditampilkan dalam bagan alir pada Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 2111106036 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

MANUAL PROSEDUR LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM MANUAL PROSEDUR LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM PROGRAM SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 MANUAL PROSEDUR LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM PROGRAM SARJANA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat di daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan sampel tanah dapat

Lebih terperinci

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2. BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mortar dengan bahan tambahan abu merang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam Pengambilan data ini menggunakan motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu Dengan Pengikat Semen Pada Pasir Cetak Terhadap Cacat Porositas Dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran Aluminium Alloy

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Sumber Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Gambar 3. Denah Lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi Motor Diesel 4-Langkah Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

kekuatan ikatan yang baik dalam pasir cetak tersebut. B. METODE PENELITIAN

kekuatan ikatan yang baik dalam pasir cetak tersebut. B. METODE PENELITIAN PENGARUH PENAMBAHAN BENTONIT PADA ABU VULKANIK SEBAGAI PASIR CETAK TERHADAP PERMEABILITAS DAN KEKUATAN TEKAN UNTUK SUPLEMEN MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN Adib Multahada, Budi Harjanto,

Lebih terperinci

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses penuangan. 2. Proses pencetakan. Proses penuangan adalah proses

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Metodologi penelitian adalah urutan urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample dan diteruskan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI FERDINAND FASSA, S.T., M.T. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2016 1 I. PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR A. Pendahuluan Pasir adalah butiran butiran mineral yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Bahan Pengecoran Dengan Penambahan Ti-B Coran dg suhu cetakan 200 o C Coran dg suhu cetakan 300 o C Coran dg suhu cetakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi sampel

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir Gedong Kelurahan Benteng Sari Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur dengan titik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik yang berasal dari Rawa Sragi, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Dan Cornice

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Eksperimen Fisika

Lebih terperinci

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan

Lebih terperinci

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA A. Sub Kompetensi Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum BAB IV METODE PENELITIAN A. Uraian Umum Data hasil penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan melakukan berbagai macam percobaan sehubungan dengan data-data yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengujian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti, III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah pasir menggunakan tabung pipa paralon

Lebih terperinci

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

BAB 3. PENGECORAN LOGAM BAB 3. PENGECORAN LOGAM Kompetensi Sub Kompetensi : Menguasai ketrampilan pembentukan material melalui proses pengecoran : Menguasai pembentukan komponen dari aluminiun melalui pengecoran langsung DASAR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur B. Metode Pengambilan Sampel Pada saat pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran Pencampuran

Lebih terperinci

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material Metal Casting Processes Teknik Pembentukan Material Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-80 Studi Eksperimental Pengaruh Model Sistem Saluran dan Variasi Temperatur Tuang terhadap Prosentase Porositas, Kekerasan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Laboratorium Biokomposit dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini dilakukan sebuah perumahan yang berada di kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,

Lebih terperinci

Menyiapkan Pasir Cetak

Menyiapkan Pasir Cetak SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Menyiapkan Pasir Cetak Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

MEMPERSIAPKAN DAN MENCAMPUR PASIR UNTUK CETAKAN PENGECORAN LOGAM

MEMPERSIAPKAN DAN MENCAMPUR PASIR UNTUK CETAKAN PENGECORAN LOGAM KODE MODUL M4.4 A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN MEMPERSIAPKAN DAN MENCAMPUR PASIR UNTUK CETAKAN PENGECORAN LOGAM BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING TUGAS AKHIR Surabaya, 15 Juli 2014 PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING Oleh : Muhammad MisbahulMunir NRP. 2112 105 026 Dosen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas

Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas Dedy Masnur 1, Warman Fatra 2 Casting and Solidification Technology Group Laboratorium Pengujian Bahan,

Lebih terperinci

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir Standar Nasional Indonesia Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir ICS 75.140; 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING Sidang Tugas Akhir (TM 091486) STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING oleh : Rachmadi Norcahyo

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 21 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari 1), Tuwoso 2), Eky Aristiyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam adalah salah satu teknik produksi manufaktur, teknologi pengecoran pun semakin menunjukan perkembangan sesuai dengan kebutuhan industri logam itu sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat, yang kemudian mempengaruhi meningkatnya kebutuhan proses produksi yang sebagian besar menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen

Lebih terperinci

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Proses penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu; proses pengujian keadaan fisik bahan-bahan beton ( cth : specific gravity, absorpsi, dan kadar air ) serta preparasi benda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penyiapan Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Serat ijuk aren Serat ijuk aren didapatkan dari salah satu sentra

Lebih terperinci