III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah
|
|
- Ida Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah satu silinder. Adapun spesifikasi mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut: Merk/Type Jenis Posisi Katup Valve rocker clearance Robin Fuji DY23D Motor Diesel 1 silinder Di atas 0,10 mm Volume Langkah Torak 230 cm 3 Langkah Torak Diameter Silinder 60 mm 70 mm Perbandingan Kompresi 21 Torsi Maksimum Daya Engkol Maksimum Putaran Maksimum Waktu Injeksi Bahan Bakar Berat 10,5 Nm pada 2200 revs/min 3,5 kw pada 3600revs/min 3600 revs/min 23 o BTDC 26 kg
2 41 Gambar 5.Robin Fuji DY23D b. Instrumen Penguji Instrumen penguji pada penelitian ini adalah sebuah dinamometer hidraulik yang digunakan untuk mengukur torsi, dan unit instrumentasi TD 114 yang merupakan panel hasil pengukuran putaran mesin, torsi, temperatur gas buang, laju pemakaian bahan bakar dan laju pemakaian udara bahan pembakaran Gambar 6.Unit Instrumentasi TD 114
3 42 c. Tachometer Tachometer yang dipakai dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui putaran mesin (rpm). Gambar 7. Tachometer d. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu pada saat pengujian. Gambar 8. Stopwatch
4 43 e. Gelas ukur 100 ml Gelas ukur 100 ml yang digunakan untuk mengukur volume aquades yang digunakan dalam proses pembuatan pelet. Gambar 9. Gelas ukur 100 ml f. Termometer air raksa Termometer air raksa ini digunakan untuk mengetahui temperatur ruangan saat pengujian. Gambar 10. Termometer Air Raksa
5 44 g. Buffer Buffer adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) ph dari penambahan asam atau basa. ph larutan buffer tidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar. Buffer berfungsi sebagai media kalibrasi phmeter sebelum digunakan. Gambar 11. Buffer h. Cetakan Cetakan digunakan sebagai alat untuk mencetak hasil campuran fly ash, aquades dan tapioka yang sebelumnya diaduk dan dibuat adonan kemudian dihaluskan permukaannya dengan ampia dengan diameter 1cm (10 mm). Gambar 12. Cetakan
6 45 i. Oven Digunakan untuk mengeringkan fly ash yang telah dicuci dengan air rendaman zeolit dan mengaktivasi fisik fly ash yang telah dibentuk pelet. Gambar 13. Oven j. Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk mengukur berat fly ash sebelum dilakukan pencampuran dalam pembuatan fly ash pelet dan menimbang NaOH sdalam proses pembuatan larutan untuk aktivasi kimia. Gambar 14. Timbangan Digital
7 46 k. Kompor Listrik Digunakan untuk memasak atau memanaskan campuran tepung tapioka dan aquades. Gambar 15. Kompor Listrik l. Bor Tangan Digunakan untuk mencampur fly ash dengan larutan NaOH dalam proses aktivasi kimia agar pencampurannya merata sempurna. Gambar 16. Bor (pengaduk)
8 47 m. Ayakan 100 Mesh Ayakan digunakan untuk menyaring fly ash menjadi lebih halus dengan ukuran 100 mesh. Gambar 17. Ayakan Mesh 100 n. Filter Udara fly ash Filter udara ini digunakan sebagai tempat meletakkan fly ash pelet yang digunakan sebagai penyaring udara pada mesin. Berikut adalah gambar frame bentuk filter udara yang digunakan. Gambar 18. Filter udara Fly ash
9 48 2. Bahan penelitian Fly ash Fly ash yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari PLTU Tarahan yang mengandung komposisi kimia SiO 2, Al 2 O 3, MgO, CaO dan Fe 2 O 3. Air Air ini dipakai untuk mencampur fly ash agar mudah dibentuk menjadi fly ash pelet. Pada penelitian ini menggunakan 2 jenis air, yaitu air biasa dengan penyaringan zeolit dan air aquades. Tepung Tapioka Tepung tapioka yang digunakan adalah tepung tapioka yang dijual di pasaran Bandar Lampung yang berfungsi sebagai bahan perekat. Larutan basa NaOH Larutan NaOH ini digunakan untuk mengaktivasi fly ash secara kimia pada persiapan bahan. Setiap 1 gram fly ash diaktivasi dengan 1 ml larutan NaOH (1 : 1) B. Persiapan Penelitian a) Pengayakan fly ash Fly ash diayak dengan ayakan ukuran 100 mesh yang bertujuan untuk menyaring partikel yang lebih besar agar tidak tercampur dengan yang lebih kecil sehingga didapatkan ukuran partikel yang seragam yaitu 100 mesh.
10 49 Semakin kecil ukuran partikel fly ash maka akan semakin kuat daya rekatnya (Rilham, 2012). Pada penelitian ini menggunakan pelet fly ash seberat 64 gram. Berikut ini (Gambar 19) fly ash sebelum dan sesudah di ayak dengan ayakan 100 mesh. Gambar 19. Proses Pengayakan Fly ash b) Perendaman air dengan Zeolit Pada proses ini, diberikan perlakuan perendaman zeolit terhadap air sumur yang biasanyaa ph lebih dari 6 dengan tujuan untuk menyerap kandungan mineral yang terdapat dalam air sehingga kadar H 2 O meningkat. Sebelum direndam zeolit dicuci hingga bersih dengan air sumur biasa hingga air sisa cucian zeolit tersebut bersih atau tidak keruh lagi. Kemudian zeolit yang sudah perbandingan dibersihkan ditimbang dan direndam dengan air dengan 20% zeolit : 80% air selama 12 jam. Setelah itu dilakukan
11 50 pengukuran dengan menggunakan ph meter untuk mendapatkan ph air yang netral atau mendekati 7. Air hasil rendaman yang memiliki ph mendekati 7 lalu di simpan didalam galon atau ember peyimpanan dan ditutup rapat. Berikut ini gambar 20 proses pembuatan air rendaman zeolit: Gambar 20. Proses perendaman air dengan Zeolit c) Pembuatan Pelet Fly ash Aktivasi Fisik Pertama-tama fly ash harus diayak dahulu dengan ayakan ukuran 100 mesh agar fly ash terpisah dengan partikel kotoran dan didapatkan ukuran yang seragam. Kemudian timbang fly ash dengan berat 64 gram dan tuang ke dalam wadah untuk membuat adonan. Kemudian masak air aquades dengan tapioka menggunakan kompor listrik kurang lebih 5 menit dengan perbandingan komposisi air aquades 32 ml dan tapioka 4 gram hingga
12 51 campuran tersebut berbentuk seperti lem. Kemudian pindahkan campuran tapioka dan aquades yang telah berbentuk lem tersebut ke wadah yang telah berisi fly ash. Campuran tersebut diaduk hingga merata sampai terjadi sebuah campuran adonan yang kalis. Kemudian campuran tersebut diratakan dengan menggunakan ampia hingga mendapatkan permukaan campuran yang sama rata. Setelah merata bisa dilakukan pencetakan fly ash pelet dengan ukuran diameter lebar 10 mm dan tebal 3 mm. Proses pencetakan dilakukan secara manual dengan ukuran yang sama oleh karena itu tekanan yang diberikan diabaikan. Hasil cetakan fly ash yang telah berbentuk pelet tersebut didiamkan pada pada temperatur ruangan (secara alami) hingga pelet fly ash kering selama kurang lebih 24 jam, setelah itu baru dilakukan aktivasi fisik dengan oven pada temperatur 150 o C selama 1 jam. Pemanasan ini bertujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pelet fly ash. Langkah-langkahnya adalah oven dipanaskan dari temperatur ruangan sekitar 28 o C sampai mencapai temperatur 150 o C selama 10 menit. Saat tercapai temperatur yang diinginkan, oven dibuka dan memasukkan tablet fly ash yang telah ditempatkan ke dalam wadah oven berbahan aluminium secara merata. Waktu yang dibutuhkan dalam pemasukan pelet fly ash ini diusahakan singkat, sehingga temperatur di dalam oven tidak turun secara signifikan. Setelah 1 (satu) jam berlalu, oven dibuka kembali, pelet fly ash yang telah dipanaskan dikeluarkan yang kemudian diletakkan pada
13 52 temperatur ruangan (pendinginan secara alami). Pelet fly ash yang sudah dingin tadi dimasukkan ke dalam plastik kedap udara agar tidak terkontaminasi oleh udara luar. Setelah diaktivasi fisik pelet fly ash tersebut ditimbang dengan timbangan digital kemudian diletakkan didalam kawat strimin untuk dibentuk sesuai dengan filter udara motor yang diuji dengan menggunakan variasi massa yaitu 25 gram, 50 gram, dan 75 gram. Selanjutnya pelet fly ash siap digunakan untuk pengujian. Proses pembuatan pelet fly ash aktivasi fisik dapat dilihat pada Gambar 21 berikut Gambar 21. Proses Pembuatan Pelet Fly ash Aktivasi Fisik.
14 53 d) Pembuatan Pelet Fly ash Aktivasi NaOH-Fisik Untuk pelet fly ash yang diaktivasi kimia akan menggunakan 3 variasi normalitas yaitu 0,25 N; 0,5 N; 0,75 N, dan 3 variasi massa yaitu 25, 50, 75 gram. Karena 1 mol NaOH memiliki 1 ion OH - maka nilai normalitas = nilai molaritas, dengan kata lain NaOH 0,25 N = NaOH 0,25 M. Langkah pertama adalah membuat larutan basa NaOH dengan variasi normalitas tersebut dengan cara menghitung molaritas senyawa NaOH untuk mendapatkan nilai gram NaOH per satuan liter larutan. Berikut kebutuhan massa NaOH untuk tiap normalitas NaOH. Untuk NaOH 0,25 N dibutuhkan 0,25 mol NaOH atau sebanyak 0,25 x 40 gram NaOH = 10 gram NaOH. Sehingga untuk membuat larutan NaOH 0,25 mol dibutuhkan 10 gram NaOH dalam 1 liter larutan. Dengan cara yang sama untuk membuat NaOH 0,50N dibutuhkan 20 gram NaOH dan 0,75N dibutuhkan 30 gram NaOH. Sehingga untuk membuat larutan NaOH 0,50 mol dibutuhkan 20 gram NaOH dalam 1 liter larutan, dan untuk membuat larutan NaOH 0,75 mol dibutuhkan 30 gram NaOH dalam 1 liter larutan. Adapun prosedur pembuatan larutan NaOH 0,25N adalah sebagai berikut : Pertama tuang air sebanyak 1000 ml ke dalam gelas ukur menjadi 2 bagian. Bagian pertama sebanyak 800 ml dan bagian kedua sebanyak 200 ml. Selanjutnya tuangkan 800 ml air tersebut kedalam wadah tabung, kemudian masukkan 10 gram NaOH kedalamnya, lalu diaduk hingga homogen (semua NaOH telah terlarut).
15 54 Kemudian tambahkan air 200 ml tersebut secara perlahan ke dalam wadah tabung hingga volumenya menjadi 1 liter, selanjutnya aduk kembali hingga homogen. Sehingga didapat sisa air dalam gelas ukur sebanyak massa NaOH yang dicampurkan. Lebih jelasnya, kebutuhan NaOH dan air untuk pembuatan larutan NaOH ini dengan variasi normalitas ditunjukan pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Variasi normalitas larutan NaOH No Normalitas Jumlah Larutan Jumlah NaOH Jumlah air NaOH(mL) (gram) (ml) 1 0,25 N ,50 N ,75 N Setelah larutan dibuat, fly ash dicampurkan dengan larutan tersebut dengan perbandingan rasio fly ash larutan NaOH 1:1 (1 gram fly ash berbanding 1 ml larutan NaOH). Dalam proses ini larutan kimia NaOH dan fly ash dicampur dan kemudian diaduk menggunakan mixer selama 45 menit agar pencampuran keduanya merata. Fly ash yang telah selesai diaktivasi ini dicuci terlebih dahulu dengan tujuan untuk menetralkan kembali ph fly ash dengan menggunakan air penyaringan rendaman zeolit granular atau air aquades hingga air cucian fly ash netral atau mendekati 7 ketika diukur dengan ph meter. Setelah itu fly ash tersebut dikeringkan menggunakan panas matahari selama 3 jam atau dipanaskan didalam oven pada suhu 110 o C selama 1 jam. Fly ash yang telah dikeringkan kemudian diayak kembali untuk
16 55 mendapatkan partikel yang seragam, selanjutnya dibentuk menjadi pelet sebagaimana proses yang dilakukan pada fly ash aktivasi fisik. Pelet fly ash diletakkan di kawat strimin dengan variasi massa yang telah ditentukan dan dibentuk sesuai dengan filter motor internal yang akan diuji. Jadi, perbedaan proses pembuatan fly ash aktivasi NaOH-fisik dengan fly ash aktivasi fisik adalah fly ash aktivasi NaOH-fisik pertamatama diaktivasi menggunakan NaOH, lalu dipanaskan, sedangkan fly ash aktivasi fisik langsung dipanaskan. Berikut ini gambar 22 proses pembuatan fly ash aktifasi NaOH-fisik. Gambar 22. Proses Pembuatan Pelet Fly ash NaOh-Fisik.
17 56 e) Persiapan Untuk Pengujian Penelitian menggunakan filter fly ash yang telah dimodifikasi (sesuai dengan bentuk filter). Penelitian ini menggunakan 2 jenis aktivasi (Fisik dan NaOH-Fisik) dengan 3 variasi normalitas (0,25N, 0,50N, dan 0,75N) dan 3 variasi massa (25 gram, 50 gram dan 75 gram). Berikut adalah persiapan dari penelitian ini. 1. Membuat dimensi dari masing-masing variasi filter dengan menyesuaikan variasi massa yaitu, 25 gram, 50 gram dan 75 gram. 2. Memotong kawat strimin dan kain sesuai ukuran yang diperlukan. Fungsi dari kawat strimin yaitu sebagai rangka pada frame. Frame yang sudah terbentuk sesuai filter kemudian ditempatkan di depan filter udara motor diesel. C. Prosedur Pengujian Prosedur percobaan yang dilakukan dalam pengujian adalah sebagai berikut : 1. Pengkalibrasian Torsimeter TD 114 Sebelum melakukan uji mesin, Torsimeter harus di-nol-kan dan dikalibrasi terlebih dahulu. Adapun caranya adalah sebagai berikut: a. Menghubungkan Unit Instrumentasi TD114 ini dengan arus listrik, dan hidupkan unit instrumentasi TD114 ini. b. Memutar span control hingga posisi maksimum (searah jarum jam). c. Mengguncangkan dinamometernya untuk mengatasi kekakuan seal bantalannya. Vibrasi terjadi secara otomatis bila mesin berputar. d. Memutar zero control hingga torsimeter terbaca nol.
18 57 e. Mengguncangkan dinamometer lagi untuk memeriksa keakuratan posisi nol tersebut. f. Menggantungkan beban sebesar 3,5kg pada lengan dynamometer itu. g. Memutar span controlhingga torsimeter TD114 menunjukkan bacaan 8,6 Nm. h. Mengguncangkan dinamometer lagi hingga pembacaan Torsimeter stabil. i. Menyingkirkan beban 3,5kg tadi, dan ulangi langkah 4 hingga langkah 8 sebanyak 3 kali agar penyetelan zero dan span controlnya benar-benar akurat. 2. Pengambilan Data Setelah melakukan proses kalibrasi torsimeter TD 114, mesin dihidupkan selama kurang lebih 15 menit untuk proses pemanasan mesin hingga keadaan stabil. Pengambilan data dimulai dengan meletakkan beban 3kg pada dinamometer. Variasi putaran mesin yang digunakan pada pengujian ini adalah 1500, 2500, dan 3500 rpm. Fly ash teraktivasi yang digunakan dalam pengujian ini adalah aktivasi fisik dan NaOH-fisik dengan normalitas 0,25N; 0,50N; dan 0,75N. Proses pengambilan data dilakukan sebanyak tiga tahap dalam putaran yang sama, tahap pertama merupakan pengambilan data tanpa menggunakan fly ash, tahap kedua adalah pengambilan data menggunakan fly ash yang diaktivasi secara fisik yaitu dipanaskan dalam oven dengan suhu 150 C dan tahap ketiga adalah pengambilan data menggunakan fly ash yang diaktivasi dengan natrium
19 58 hidroksida (NaOH), dilakukan pengulangan pengambilan data sebanyak tiga kali. Dalam hal ini filter udara fly ash diletakkan di saluran udara masuk sehingga udara yang masuk ke ruang bakar melewati fly ash pelet dan mengalami proses adsorbsi yang dilakukan oleh fly ash, dengan menggunakan laju pemakaian bahan bakar sebesar 8 ml. Setelah torsi stabil, maka data dicatat dan pengambilan data dilakukan untuk setiap putaran mesin. Contoh pengambilan data fly ash pelet pada putaran 1500 rpm. Proses pengambilan data adalah sebagai berikut, setelah mesin dihidupkan selama kurang lebih 15 menit, beban digantungkan seberat 3 kg, tunggu sampai torsi dan putaran stabil. Pertama data yang diambil adalah data tanpa menggunakan fly ash, kemudian menggunakan fly ash aktivasi fisik, saat torsi dan putaran stabil pada putaran 1500 rpm, lalu memulai proses pengambilan data. Untuk data yang pertama kali dicatat adalah data variabel operasi mesin tanpa fly ash, lalu dilanjutkan data menggunakan fly ash aktivasi fisik dengan massa 25 gram, 50 gram dan 75 gram. Kemudian dilakukan pengulangan dari massa 75 gram, 50 gram, 25 gram dan tanpa menggunakan filter fly ash, selanjutnya diulang kembali dari tanpa filter fly ash, massa 25 gram, 50 gram dan 75 gram. Sehingga diperoleh penggambilan data sebanyak 3 kali. Langkah pengujian selanjutnya yaitu melakukan pengujian dengan cara yang sama pada filter fly ash yang
20 59 diaktivasi NaOH-fisik dengan normalitas 0,25N sebanyak 3 kali dan dilanjutkan normalitas 0,50N sebanyak 3 kali dan yang terakhir normalitas 0,75N sebanyak 3 kali. Proses pengujian selanjutnya yaitu pada putaran 2500 rpm dengan prosedur dan tahapan yang sama dengan putaran 1500 rpm, dan yang terahir pada puraran 3500 rpm dengan prosedur dan tahapan yang sama juga. Adapun data yang diambil untuk menentukan parameter prestasi mesin diesel 4 langkah pada saat melakukan pengujian ini adalah : 1. Pembacaan temperatur udara ruangan pada termometer air raksa. 2. Pembacaan kecepatan putaran mesin (rpm) pada Tachometer. 3. Pembacaan Torsimeter pada instrumen TD Pembacaan Exhaust temperatur meter (temperatur gas buang) pada instrumen TD Pembacaan Air flow manometer (laju pemakaian udara) pada instrumen TD Pembacaan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 8 ml bahan bakar solar pada stop watch. Prosedur pengambilan data dan analisa dapat dijelaskan menggunakan diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 23 berikut ini.
21 60 Mulai Persiapan Alat dan Bahan Memasang Beban 3kg Memasukkan fly ash Pelet ke saringan udara Mengambil Data Tanpa fly ash dengan Putaran Mesin 1500, 2500 dan 3500 rpm Mengambil data fly ash dengan aktivasi fisik dan NaOH-fisik normalitas 0,25N; 0,50N; dan 0,75N dengan Putaran Mesin 1500, 2500 dan 3500 rpm Pengujian variasi massa 25 gram, 50 gram, dan 75 gram. Analisis Data Kesimpulan Selesai Gambar 23. Diagram Alir Persiapan dan Pengujian Fly ash
22 61 D. Analisa Data Seluruh data hasil pengujian dianalisa dengan menggunakan persamaanpersamaan yang ada pada bab 2 untuk mendapatkan daya engkol yang dihasilkan dan pemakaian bahan bakar spesifik. Analisa data dilakukan dengan menggunakan perbandingan prestasi mesin tanpa fly ash dan prestasi mesin menggunakan fly ash yang diaktivasi fisik dan aktivasi dengan NaOH dengan variasi normalitas yang berbeda 0,25N;0,50N; dan 0,75N serta variasi massa 25 gram, 50 gram dan 75 gram. Hasil analisa data ditampilkan dalam bentuk grafik, dengan melihat perbandingan nilai pada grafik dapat dilihat prestasi mesin. Tabel 3. Data hasil pengujian motor diesel. Ukuran (diameter tebal) : 10mm, 3mm Bahan Bakar : Solar Temperatur Pemanasan : 150 C Densitas : 0,84 Kg/liter Waktu Pemanasan : 1 jam Nilai Kalor Bahan Bakar : kj/ kg Putaran Mesin, rpm : 1500,2500,3500 Tekanan udara ruangan : Pa = 1,013 bar Aktivasi : Fisik & NaOH-fisik Hasil Pengamatan Data Nomer Pengujian a) Jumlah Fly ash, gram gr gr gr gr gr gr gr gr gr b) Temperature Udara ruangan, C c) Putaran Mesin, rpm d) Beban Tergantung, kg e) Torsi, Nm f) Waktu Pemakaian Bahan Bakar, detik g) Laju Pemakaian Udara, mm H2O h) Temperature gas Buang, C I). Daya engkol (bp), kw J). Laju pemakaian udara actual (mact), kg/jam K). Laju pemakaian B.bakar (mf), kg/jam L). Pemakaian b.bakar spesifik (bsfc), kg/kwh M) Perbandingan udara - bahan bakar (A/F)
METODOLOGI PENELITIAN
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam Pengambilan data ini menggunakan motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi sebagai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi Motor Diesel 4-Langkah Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian. Alat penelitian a. Sepeda motor. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor bensin 4-langkah 0 cc. Adapun spesifikasi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji
4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun
Lebih terperinci1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor
5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian. Alat penelitian a. Sepeda Motor Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor bensin 4-langkah 0 cc. Adapun spesifikasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Dalam pengambilan data untuk laporan ini penulis menggunakan mesin motor baker 4 langkah dengan spesifikasi sebagai berikut : Merek/ Type : Tecumseh TD110 Jenis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah melakukan pengujian maka diperoleh beberapa data, diantaranya adalah data pengujian penghembusan udara bertekanan, pengujian kekerasan Micro Vickers dan pengujian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 135 cc, dengan merk Yamaha
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain : 1. Motor Bensin 4-langkah 110 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang
Lebih terperinciKEMAMPUAN BENTONIT PELET TEKAN TERAKTIVASI FISIK SEBAGAI PENGGANTI ZEOLIT DALAM MENGHEMAT KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL 4-LANGKAH
Jurnal Mechanical, Volume 2, Nomor 1,Maret 2011 KEMAMPUAN BENTONIT PELET TEKAN TERAKTIVASI FISIK SEBAGAI PENGGANTI ZEOLIT DALAM MENGHEMAT KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL 4-LANGKAH Herry Wardono Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memlakukan penelitian ini, mesin yang digunakan adalah sepeda
7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-Langkah 5cc Dalam memlakukan penelitian ini, mesin yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah. Adapun spesifikasinya
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 2, April 2013
JURNAL FEMA, Volume, Nomor, April Pengaruh Variasi Temperatur dan Derajat Keasaman (ph) Air Pencucian Pada Aktivasi Zeolit Pelet Terhadap Prestasi Mesin Diesel 4-Langkah Chandra Winata P. ) dan Herry Wardono
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan data yang merupakan parameterparameter
48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan data yang merupakan parameterparameter dari daya engkol dan laju pemakaian bahan bakar spesifik yang kemudian digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah
BAB III METODE PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah 0 cc dengan merk Honda Blade. Adapun spesifikasi
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jenis Aktivator Asam dan Nilai Normalitas Pada Aktivasi Zeolit Pelet Perekat Terhadap Prestasi Mesin Motor Diesel 4-Langkah
Pengaruh Variasi Jenis Aktivator Asam dan Nilai Normalitas Pada Aktivasi Zeolit Pelet Perekat Terhadap Prestasi Mesin Motor Diesel 4-Langkah Herry Wardono dan Chandra Winata P. Jurusan Teknik Mesin - Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014
PENGARUH VARIASI JENIS AIR DAN KONDISI AKTIVASI DARI ADSORBEN FLY ASH BATU BARA TERHADAP PRESTASI MESIN DAN KANDUNGAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH Denfi Efendri 1) dan Herry Wardono
Lebih terperinciPENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.
PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK. ABSTRAK Oleh : M. Yunus dan Indriyani (Dosen Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PEMANASAN ZEOLIT PELET TEKAN PADA AKTIVASI BASA-FISIK NaOH DAN KOH TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL 4-LANGKAH Novian Korin A. 1) dan Herry Wardono 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciyang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki
Lebih terperinciPengaruh Variasi Normalitas NaOH pada Aktivasi Basa-Fisik Zeolit Pelet Perekat terhadap Prestasi Sepeda Motor Bensin 4-Langkah
Jurnal Mechanical, Volume 5, Nomor 1, Maret 2014 Pengaruh Variasi Normalitas NaOH pada Aktivasi Basa-Fisik Zeolit Pelet Perekat terhadap Prestasi Sepeda Motor Bensin 4-Langkah Herry Wardono 1, A. Yudi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bahan bakar minyak pada saat ini, sudah menjadi kebutuhan pokok oleh warga negara Indonesia untuk menjalankan kehidupan ekonomi. Kebutuhan akan bahan bakar minyak
Lebih terperincil. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan pada proses pembakaran. Udara mengandung banyak gas seperti nitrogen, oksigen, hydrogen, uap air, karbon dioksida,
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014
PENGARUH VARIASI NORMALITAS NaOH PADA AKTIVASI BASA- FISIK ZEOLIT PELET PEREKAT TERHADAP PRESTASI SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH Ari Andrew Pane 1), Herry Wardono 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciLAMPIRAN C DOKUMENTASI
LAMPIRAN C DOKUMENTASI C.1 Pembuatan Reaktor Pulp 1. Penyiapan peralatan penunjang reaktor pulp Pengaduk Ternokopel Pemarut Pembaca Suhu Digital Pengatur Suhu Pemanas Motor Pengaduk Peralatan Lainnya yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (www.solopos.com)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lembaga Kajian untuk Reformasi Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup (ReforMiner Institute) bahwa cadangan minyak bumi Indonesia akan habis 11 tahun lagi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan laju penemuan cadangan minyak bumi baru. Menurut jenis energinya,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Data & Informasi Energi Sumber Daya Mineral (2010) menyatakan bahwa cadangan minyak bumi Indonesia cenderung menurun. Penurunan cadangan minyak bumi diakibatkan oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditegaskan oleh BP Plc. Saat ini cadangan minyak berada di level 1,258 triliun barrel
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah membuktikan bahwa cadangan minyak mulai menyusut sejak tahun lalu; penurunan pertama sejak 1998 yang dipimpin oleh Rusia, Norwegia, dan China. Hal ini ditegaskan
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014
JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 PENGARUH VARIASI JENIS AIR DAN TEMPERATUR AKTIVASI DALAM CAMPURAN FLY ASH BENTUK PELET TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di Laboratorium Daya dan Alat, Mesin Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian (Tabel 6) yang digunakan untuk menghitung besarnya daya engkol ( bp) dan konsumsi bahan
Lebih terperinciMesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji
Lebih terperincipemanfaatan fly ash dalam banyak terapan, seperti sebagai adsorben udara pembakaran.
PENGARUH VARIASI NORMALITAS AKTIVATOR PADA AKTIVASI NaOH-FISIK ADSORBEN FLY ASH BATUBARA TERHADAP PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH Herry Wardono1,a * dan Mario2,b 1,2 Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan timbulnya masalah yang semakin kompleks diberbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material Jurusan Fisika FMIPA Unila dan Laboratorium Teknik Sipil
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK
BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014
Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 PENGARUH VARIASI JENIS AIR DAN KONDISI AKTIVASI DARI ADSORBEN ARANG SEKAM TERHADAP PRESTASI MESIN DAN KANDUNGAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4 langkah 100 cc, dengan merk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain :. Motor Bensin 4-langkah 5 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang digunakan
Lebih terperinciUji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS
Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pada mulanya diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan kegiatan yang melebihi kemampuannya. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama proses treatment atau perlakuan alkalisasi serat kenaf dapat dilihat pada Gambar 3.1. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 3.1. Peratalatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di Laboratorium Fisika Material Universitas Lampung, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian bahan bakar dan penghasil polusi udara terbesar saat ini. Pada 2005, jumlah kendaraan bermotor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengetahui Perbandingan Pemakaian 9 Power Dengan Kondisi Standar Pada Motor 4 langkah Honda Supra X 125 cc perlu melakukan suatu percobaan. Akan tetapi penguji menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses Industri Kimia) selama 5 minggu. 2. Pengujian Kandungan Biodiesel dilakukan di
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan
25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pembangkit listrik surya termal yang menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan mesin stirling jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan daging ayam broiler sebanyak 8 ekor yang berasal dari CV. Putra Mandiri, dan strain
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN
PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di
19 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di Laboratorium Bioproses dan Pasca Panen dan Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tetang perbandingan Premium ethanol dengan Pertalite untuk mengetahui perbandingan torsi, daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan program dilakukan dibeberapa tempat yang berbeda, yaitu : 1. Pengambilan bahan baku sampah kebun campuran Waktu : 19 Februari 2016
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga
20 III. METODE PENELITIAN A. Umum Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Obyek dalam penelitian ini adalah paving block dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain : 1. Motor Bensin 4-langkah 110 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III.I Kegiatan Penelitian Dalam pengujian yang dilakukan menggunakan tanah gambut yang berasal dari Desa Tampan, Riau. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi pengujian triaksial
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Eksperimen Fisika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut : Gambar 3.1 Yamaha Rx
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari
27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN A.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Mototech. Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2017. Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
8 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan bahan-bahan berupa tandan kosong sawit (TKS) yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014
PENGARUH VARIASI MASSA DAN TEMPERATUR AKTIVASI FLY ASH PELET DARI CANGKANG DAN SERABUT KELAPA SAWIT TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH Hadi Prayitno 1) dan Herry Wardono 2) 1)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc
III. METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.1.1. Alat Penelitian a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc Dalam Penelitian ini,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi
Lebih terperinci