BAB IV KONSEPSI NEGARA DAN REVOLUSI MENURUT V.I LENIN. Bab IV adalah pembahasan yang diuraikan oleh penulis sesuai dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONSEPSI NEGARA DAN REVOLUSI MENURUT V.I LENIN. Bab IV adalah pembahasan yang diuraikan oleh penulis sesuai dengan"

Transkripsi

1 68 BAB IV KONSEPSI NEGARA DAN REVOLUSI MENURUT V.I LENIN Bab IV adalah pembahasan yang diuraikan oleh penulis sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana terungkap dalam Bab I dan dalam Bab IV ini penulis menggunakan Metode Historis untuk menguraikannya sebagaimana yang telah diungkapkan dalam Bab III sebelumnya. Untuk lebih mengarahkan jalannya penulisan, maka diajukanlah beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut : 1. Mengapa V.I Lenin berpikir kritis mengenai konsep negara dan revolusi? 2. Bagaimana pemikiran V.I Lenin tentang negara dan revolusi? 3. Bagaimana kontribusi pemikiran tokoh-tokoh intelektual yang mempengaruhi pemikiran V.I Lenin tentang konsep negara dan revolusi? 4. Bagaimana dampak pemikiran V.I Lenin tentang konsep negara dan revolusi terhadap perkembangan sejarah di Rusia? Rusia yang akan dibicarakan dalam bab ini adalah Rusia pada tahun 1917 dimana terjadi sebuah Revolusi yang dinamakan Revolusi Bolshevik dibawah pimpinan Vladimir Ilyich Lenin untuk menurunkan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Alexander Kerensky. Adapun penjabaran dari negara Rusia, adalah negara terbesar diantara 15 Republik Uni Sovyet (Republik Uni Sovyet ini adalah kumpulan dari negaranegara yang berada di Eropa Timur). 15 negara tersebut adalah Rusia, Ukraina, Belarusia, Uzbekistan, Kazakstan, Georgia, Azerbeijan, Lithuania, Moldavia, 68

2 69 Latvia, Kirghistan, Tajikhistan, Armenia, Turkmenistan dan Estonia. Rusia terbentang antara sebelah utara dekat kutub utara dan sampai pada samudera Arktika yang es-nya selalu membeku walaupun pada musim panas. Sebelah selatan Rusia ini selalu basah oleh air yang berasal dari Laut Hitam sehingga tumbuh pohon Salem dan jeruk. Sebelah barat Rusia berbatasan dengan Lautan Baltik dan di sebelah Timur terbentang sampai ke Laut Bering yang memisahkan antara Asia dan Amerika. Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka penulis membagi bab ini menjadi beberapa sub-bab, hal ini dilakukan agar memudahkan penulis dalam proses pembahasan dan penulisan menjadi sistematis dan lebih terarah. Adapun sub-bab tersebut antara lain riwayat singkat Vladimir Ilyich Lenin, latar belakang V.I Lenin berpikir kritis, pemikiran V.I Lenin tentang negara dan revolusi, kontribusi pemikiran tokoh-tokoh intelektual yang mempengaruhi pemikiran V.I Lenin tentang konsep negara dan revolusi, serta dampak pemikiran V.I Lenin tentang konsep negara dan revolusi terhadap perkembangan sejarah di Rusia. A. Riwayat singkat Vladimir Ilyich Lenin Bila dilihat dari latar belakangnya, tidak akan ada seorang yang pun yang menyangka bahwa Vladimir Ilyich Ulyanov akan menjadi tokoh besar yang menentukan nasib dari negara Uni Sovyet selanjutnya. Sebelum melanjutkan pembahasan terhadap apa yang dipikirkan V.I Lenin tentang negara dan revolusi,

3 70 terlebih dahulu penulis akan mendeskripsikan latar belakang keluarga Lenin dan bagaimana perjalanan hidupnya hingga mencapai Revolusi Bolshevik tahun Lenin adalah: Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arif dan Prasetyo (2004:2), bahwa...sosok yang cerdas yang dilahirkan dengan nama Vladimir Ilyich Ulyanov pada tanggal 10 April 1870 menurut kalender Rusia atau 22 April 1870 menurut kalender modern di Simbrisk atau yang kemudian berubah namanya menjadi Ulyanovski di wilayah Olga. Dia adalah anak ketiga dari seorang ahli bedah dan administrator sekolah yang telah mencapai derajat terhormat dalam kehidupan sosial masyarakat Rusia pada saat itu. Lenin muda tumbuh menjadi seorang pelajar yang cerdas dan teliti. Hempasan dalam hidupnya dimulai dengan meninggalnya sang ayah dan hal itu menjadikan Lenin menjadi seorang Atheis. Dengan kutipan tersebut dapat kita ketahui bahwa setelah dua orang terdekatnya itu meninggal, hal itu mengakibatkan pukulan yang berat bagi Lenin sampai akhirnya ia dikeluarkan dari Universitas Kasan. Akan tetapi, ia dapat melanjutkan studi hukumnya di Universitas Petersburg. Pada tahun 1892 ia mulai bekerja sebagai pengacara. Ia mulai masuk ke dalam pelbagai kelompok Marxis dan menulis artikel-artikel tentang masalah-masalah sosialisme. Ia menentang anggapan kaum Narodniki (kawan-kawan rakyat) bahwa di Rusia proletariat industri dapat diganti oleh kaum tani dalam revolusi sosialis. Karena agitasi politiknya tersebut, maka pada tahun 1986 Lenin dihukum pembuangan ke Siberia. Meskipun tengah mengalami hukum pembuangan akan tetapi Lenin diperbolehkan untuk membawa kekasihnya dengan alasan dinikahi terlebih dahulu hingga akhirnya Lenin menikah dengan wanita yang juga berjiwa revolusioner yaitu Nadyeshda Konstantinova Krupskaya.

4 71 Kemudian pada tahun 1989, didirikanlah Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR) namun tak berselang lama Lenin dihukum pembuangan lagi akan tetapi ia dapat melarikan diri ke Eropa Barat dan menetap di Swiss. Bersama dengan dengan Plekhanov, Martov dan Vera Sassulic, Lenin menerbitkan majalah Marxis-revolusioner Iskra (Bunga Api) yang kemudian diselundupkan di Rusia. Berselang dari itu, pada tahun 1902, terbitlah tulisan Lenin yang pertama kalinya yaitu Berbuat Apa? dimana ia mengeluarkan pahamnya yang baru tentang partai perintis. Konsepsi partai itu mendapat tentangan yang luas antara lain dari Rosa Luxemburg. Perbedaan tentang partai mengakibatkan perpecahan Partai Sosial Demokrat Rusia dalam kongresnya 1903 di Brussel dan London kedalam dua kubu yaitu Kaum Bolshevik berarti mayoritas (bolshintvo) yang mendukung konsepsi Lenin dan kaum Menshevik berarti minoritas (menshintvo) yang dipimpin oleh Martov dan kawan-kawannya menolak apa yang dikemukakan oleh Lenin. Perjalanan berikutnya merupakan tahun-tahun yang kurang menguntungkan bagi Lenin dan partainya. Revolusi 1905 di Rusia pecah secara mendadak dan kaum sosial demokrat tidak siap. Keadaan politik dan ekonomi di Rusia mulai membaik dan kaum Bolshevik tidak mempunyai ruang gerak dan tempat yang luas untuk berpijak. Sementara itu, di pengasingan antara lain Muenchen, Paris, Krakau, dan Geneva, Lenin terus berhubungan dengan partainya di Rusia. Ia juga turut serta dalam pelbagai polemik dalam Internasionale II

5 72 (Asosiasi Buruh Internasional II). Lagi, menurut Suseno (2005:4) menerangkan bahwa: Lenin dengan tulisan-tulisannya tersebut, ia menyerang dengan sangat populis segala pendapat di kalangan sosialis yang dianggapnya dapat memperlemah kesadaran revolusioner proletariat. Pada tahun 1908 terbitlah buku yang berjudul Materialisme dan Empiro-kritisisme yang kemudian bersama dengan buku Anti-Dühring karangan Engels akan menjadi dasar Materialisme Dialektis, filsafat alam resmi Marxisme- Leninisme. Kemudian, situasi itu berubah karena adanya Perang Dunia I, perang itu dengan nasionalisme menggelora di kedua belah pihak ternyata memecahbelah kaum sosial demokrat Eropa. Sayap kiri, diantaranya Lenin, menuntut agar kaum sosialis menentang perang kaum kapitalis dan imperialis itu, tetapi mayoritas dalam partai-partai sosialis di Jerman dan Prancis berpihak pada pemerintah masing-masing dan ikut menyetujui pinjaman-pinjaman pemerintah masingmasing untuk membiayai pelaksanaan perang. Sebagai akibat perpecahan itu Internasionale II amruk. Lenin ikut dalam konferensi anti-perang kaum sosialis kiri di Zimmerwald (1915) dan Kienthal (1916), namun resolusinya untuk mengubah perang dijadikan perang saudara tidak dapat diterima. Lenin dan kaum kiri radikal kelihatan sama sekali tersingkir dari kejadian-kejadian di panggung dunia. Pada waktu yang sama Lenin masih sempat mempelajari buku Logika Hegel. Sementara itu, di Rusia telah terjadi perkembangan yang akan berakibat jauh. Sesudah sederetan kekalahan di medan perang dan dengan keadaan ekonomi semakin hancur, Tsar Nikolaus II dipaksa turun tahta pada tanggal 15 Maret 1915 atau peristiwa tersebut lebih dikenal dengan sebutan Revolusi Maret 1917.

6 73 Pemerintahan diambil alih oleh sebuah koalisi semua kekuatan nasional. Itulah kesempatan yang ditunggu-tunggu Lenin. Dengan bantuan staf angkatan perang Jerman, yang mengharapkan bahwa Lenin akan memperlemah tekad Rusia untuk melanjutkan perang, Lenin pulang ke Rusia pada tanggal 3 April. Kemudian ia langsung menarik partai Bolshevik dari koalisi nasional dan mengumumkan sebuah program radikal untuk mematangkan kondisi-kondisi untuk melakukan revolusi. Sekali lagi Suseno menegaskan (2005:5), bahwa: Dengan semogan Roti dan Perdamaian ia mencari dukungan masa yang menderita. Ia menuntut agar perang melawan Jerman dan Australia- Hongaria langsung dihentikan, tanah para bangsawan diserahkan kepada kaum tani, bank-bank dinasionalisasikan, produksi industri dan pembagian hasilnya diawasi oleh para buruh sendiri, tentara, polisi dan demokrasi dihapus. Dengan tuntutan, seluruh kekuasaan kepada sovyet-sovyet ( dewan buruh dan prajurit yang desersi). Lenin mencoba menggerogoti legitimasi parlemen resmi. Sebuah percobaan pemberontakan sayap kiri partai Bolshevik pada bulan Juli 1917 gagal karena tergesa-gesa sehingga Lenin terpaksa harus melarikan diri kembali ke Finlandia. Pemerintah yang diambil alih oleh Kerensky dari Partai Sosial Revolusioner tidak berhasil menstabilkan keadaan. Barulah kemudian, pada bulan Oktober 1917, Lenin kembali Petrograd dan bersama Trotsky mempersiapkan pemberontakan bersenjata, dan terbuktilah pada tanggal 7 Novembern 1917 (menurut penanggalan kuno Rusia masih di Bulan Oktober) massa buruh pendukung Lenin yang dibantu oleh kelas-kelas angkatan laut dari Kronstadt, mengambil alih kekuasaan di Petrograd. Kerensky

7 74 berhasil melarikan diri. Di bawah Lenin dibentuklah Dewan Komisaris Rakyat sebagai pemerintahan baru. Namun, Lenin mengalami banyak tantangan dalam proses kepemimpinannya, baik dari dalam partai maupun dari luar Partai Bolshevik. Adapun hal yang harus dihadapi oleh Lenin pasca revolusi, Arif dan Prasetyo (2005:18) menyimpulkan: Pertama, Lenin harus segera menghadapi keinginan kelompok sayap kanan dalam kepemimpinan Partai Bolshevik tentang perlu dimasukkannya Partai Menshevik dan Partai Sosial Revolusioner sayap kanan dalam pemerintahan koalisi. Kedua, Lenin harus dengan segera mengatasi persoalan perdamaian dengan Jerman, sebagaimana yang dijanjikannya menjelang Revolusi Oktober Hal itu terbukti dengan ditandatanganinya antara Pemerintahan Sovyet dengan Jerman dalam Perjanjian Brest-Litovsk. Ketiga, dan yang paling sulit adalah tantangan ekonomi. Selain persoalan ekonomi peninggalan dari Pemerintahan Sementara, kebijakan Komunisme Perang pada saat perang sipil juga menambah beban berat ekonomi rakyat. Melalui kebijakan itu, pemerintah mengambilalih alat-alat produksi dan sangat membatasi ruang bagi kepemilikan pribadi, dan untuk mendukung bahan pangan bagi para buruh dan tentara yang sedang perang, pemerintah menyita gandum dari para petani kecil. Tantangan yang akan dihadapi Lenin begitu berat dan mengandung banyak aspek, baik itu masalah internal pemerintahan Rusia sendiri, masalah perekonomian hingga permasalahan hubungan luar negeri dengan Jerman ketika Perang Dunia I. Dalam menyikapi persoalan yang pertama, yaitu memasukkan Partai Mensyevik dan Partai Sosial Revolusioner sayap kanan kedalam pemerintahan koalisi yang dipimpin Lenin. Kemudian, dengan tegas lenin menjawabnya dengan menberikan syarat-syarat yang tidak akan mungkin diterima oleh Menshevik dan Partai Sosial Revolusioner yaitu agar partai-partai tersebut mau menerima bentuk

8 75 pemerintahan Sovyet dan bukan lagi parlementer. Namun, hanyalah Partai Sosialis Revolusioner sayap kiri saja yang menerima syarat tersebut dan dapat masuk kedalam pemerintahan koalisi. Seiring dengan masuknya partai lain dalam pemerintahan koalisi tersebut, Lenin pun tak segan untuk membubarkan dewan konstituante apabila tidak seperti yang ia harapkan. Dan untuk mencegah hal tersebut terjadi dibentuklah Polisi Rahasia Cheka yang bertujuan untuk mengatasi musuh-musuh revolusi. Dalam permasalahan yang kedua yaitu Perjanjian Brest-Litovsk dengan Jerman. Lenin menemui banyak reaksi yang diakibatkan perjanjian tersebut, namun nampaknya Lenin tidak mempunyai pilihan lain agar revolusi yang ia jalankan dapat berjalan dengan lancar. Akibat dari perjanjian ini juga, Rusia kehilangan Finlandia, Polandia, provinsi-provinsi Baltik dan Ukraina. Hal tersebut dianggap sangat mengecewakan, dan munculah beragai reaksi dari tiga pihak yaitu 1) Kelompok komunis kiri yang secara fanatik menolak perjanjian dan mengajak berperang, meski itu berarti membahayakan Pemerintahan Sovyet. Lenin menolaknya dengan tegas dan memberikan pilihan menerima atau dia mengundurkan diri dari pemerintahan. Menurut Lenin, perdamaian adalah hasrat yang paling dalam dari rakyat yang sudah jemu dengan perang. Dan akhirnya, Sentral Komite Partai dapat menerima perjanjian itu. 2) Kelompok-kelompok pengikut Tsar di Rusia dan reaksi ini didukung oleh reaksi yang ketiga 3) yaitu dari sekutu. Pihak sekutu yang tidak menyukai perjanjian damai dan ini berarti akan kehilangan dukungan dari Rusia dalam pertempurannya menghadapi Jerman, dan sekutu berusaha untuk menjatuhkan pemerintahan Sovyet tersebut dengan

9 76 mendukung usaha-usaha pemberontakan kaum pengikut Tsar untuk kembali berkuasa. Inggris, AS, Jepang Perancis menyerbu Sovyet dar timur (Vladivostok), utara (Murmansk), barat (Estonia, Turki), selatan (Laut Kaspia). Para perwira tentara anti-bolshevik di Rusia Selatan mengerahkan tentara sukarela dibawah pimpinan Jenderal Lavr Kornilov dan Anton Denikin dengan mendapat dukungan dari Inggrisd an Perancis. Kekuatan anti-bolshevik inilah yang kemudian dikenal sebagi Rusia Putih. Namun semua serangan itu dapat dilumpuhkan oleh Tentara Merah yang dipimpin oleh Trotsky. Tiga tahun berikutnya menjadi tahun yang penuh dengan tantangan. Hanya berkat dan tekad tangan besi Lenin kaum Bolshevik berhasil memantapkan kekuasaan mereka setelah membasmi segala macam perlawanan. Dalam pemilihan umum untuk Konstituante hanya 17 hari sesudah Revolusi Oktober partai Bolshevik mengalami kekalahan besar dari Partai Sosial Revolusioner yang memperoleh 58 persen dari semua suara. Tetapi Lenin tidak peduli nampaknya, hal itu terbukti ketika hari pertama sidang lenin membubarkannya dengan bantuan satu kompi penembak jitu dari Latvia. Kemudian, pemerintahan baru segera memulai dan melaksanakan program kaum Bolshevik yaitu: tanah para tuan tanah diambil alih dan diserahkan kepada dewan-dewan tani; ditetapkan hak penentuan diri bagi semua bangsa di Rusia; hukum khusus yang mendiskriminasikan orang yahudi yang dibatalkan dan perang diakhiri dalam perdamaian Brest-Litowsk. Partai Bolshevik secara resmi menggantikan namanya menjadi Partai Komunis Rusia dan pemerintahan pindah ke Moskwa. Semua rencana yang dicanangkan oleh kaum Bolshevik

10 77 langsung dilaksanakan dan diambil alih oleh negara. Untuk lebih efektif dalam melawan segala bentuk perlawanan hanya beberapa hari sesudah kaum Bolshevik merebut kekuasaan, Lenin menyuruh Felix Dsershinski seorang Polandia dan kawan akrab untuk membangun polisi rahasia Tsheka. Namun, nampaknya perlawanan terhadap rezim komunis masih kuat. Hal itu terukti selama tahun pelbagai pasukan putih dalam dan luar negeri berusaha menjatuhkan pemerintahan komunis, namun akhirnya dipatahkan oleh bantuan dari Tentara Merah yang dipimpin oleh Leon. D Trotsky. Situasi komunisme perang ini memaksa pemerintah revolusioner untuk mengambil tindakan keras terhadap serangan semua lawan. Untuk memaksa para petani menyerahkan sebagian hasil panennya dikirim ekspedisi-ekspedisi hukuman ke desa-desa. Para petani menjawab dengan menyembelih hewan ternak dan berhenti menggarap tanah mereka. Maka, sebagai akibatnya tak ayal lagi adalah produksi pertanian di Rusia menurun drastis. Dalam kelaparan pada tahun diperkirakan ada lima juta orang mati dan pada tahun 1919 Lenin membubarkan dewan-dewan buruh (sovyet) yang pada tahun 1917 menjadi tulang punggung perebutan kekuasaan. Dua tahun kemudian kelasi-kelasi di Kronstandt yang empat tahun sebelumnya memainkan peran kunci dalam Revolusi Oktober berontak terhadap rezim komunis, tetapi atas perintah Lenin juga ditumpaslah oleh Trotsky. Pada tahun 1921, Lenin membalikkan kebijakannya karena menyadari bahwa Rusia berada dalam bahaya kehancuran. Ditetapkan kebijakan ekonomis baru (new economic politics) dimana penyerahan hasil pertanian diganti pajak berbentuk hasil produksi dan perdagangan bebas diizinkan kembali di pasar-pasar

11 78 demikian juga usaha pertukangan, perusahaan kecil dan menengah swasta. Pada tahun 1922 diumumkan undang-undang dasar baru: dimana Rusia menjadi Uni Republik Sovyet Sosialis atau biasa disebut dengan Uni Sovyet dan hal bangsabangsa republik-republik itu untuk memisahkan diri diakui secara eksplisit. Tiga tahun sebelumnya Lenin telah mendirikan Asosiasi Internasional Sosialis III (Komintern). Melalui komintern Moskwa dapat menggerakan dan sekaligus mengontrol partai-partai komunis lokal di seluruh dunia yang sebaliknya selalu mendapat dukungan dan perlindungan dari Moskwa. Mulailah gerakan komunis internasional yang akan menjadi salah satu kekuatan politik utama dalam abad ke-20. Kemudian, pada musim semi 1922, Lenin jatuh sakit parah. Setelah dalam bulan April, dokter berhasil mengeluarkan sebuah peluru dari lehernya yang didapati saat rencana pembunuhan pada bulan Agustus 1918 sehingga mengakibatkan Lenin mengalami pendarahan otak. Pada 10 Maret 1923, serangan stroke yang kedua membuatnya tak lagi bisa berbicara, setengah lumpuh dan berakhirlah aktivitas politiknya. Hingga akhirnya pada 21 Januari 1924, tibalah saat-saat terakhir dari seorang tokoh besar. Pagi hari tanggal 21 Januari 1924 serangan stroke yang ketiga menyerang, dan pada siang harinya dia meninggal dunia di Gorky, dekat Moskow. Jenazahnya diawetkan dan dimakamkan di dekat Kremlin dalam suatu Mausoleum (makam yang indah) dimana setiap rakyat Rusia dapat melihat wajah dari Bapak Komunisme Rusia itu di persemayaman yang terakhirnya.

12 79 B. Latar Belakang V.I Lenin berpikir kritis Pemikiran kritis Vladimir Ilyich Lenin didasari atas banyak alasan dan konsekuensi yang ingin diwujudkan Lenin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Rusia. Khususnya dalam hal ini bagaimana mewujudkan Revolusi Sosialis sehingga Negara Sosialis pun dapat terbentuk sebagaimana yang dipikirkannya. Semangat revolusionernya bukan tumbuh begitu saja, tetapi merupakan puncak dari rangkaian demi rangkaian peristiwa yang terjadi pada Lenin. Pada awalnya semangat itu bukan diinspirasi oleh suatu visi tentang masa depan yang lebih adil, akan tetapi semangat tersebut dilandasi oleh kemarahan dan didorong oleh hasrat untuk balas dendam. Menurut Pipes (2003: 43) menyatakan bahwa salah satu ciri utama kepribadian Lenin adalah kebencian yang didasari atas pengalaman tragis yang terjadi selama hidupnya. Berjalan seiring waktu akhirnya Lenin menemukan jati dirinya sebagai pejuang revolusioner Rusia yang ingin mengubah masa depan negaranya yang selama ini dilingkupi oleh sistem feodalis. Semua berawal dari Revolusi rusia yang terjadi pada tahun 1905, peristiwa tersebut mengakibatkan runtuhnya pemerintahan feodalis Tsar dan digantikan dengan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Pangeran George Lvov. Pertentangan antara kedua golongan dari Partai Buruh Sosial Demokratik Rusia yaitu Bolshevik dan Mensyevik semakin tajam setelah teradinya Revolusi menurut Arif dan Prasetyo (2004: 11) dalam bukunya menyatakan bahwa : Menurut Mensyevik yang dipimpin oleh Plekhanov, revolusi 1905 itu terdiri dari dua tahap yaitu pertama, revolusi borjuis yang dipraktikkan dengan aliansi dengan kaum liberal dan kedua revolusi proletar. Namun oleh Lenin, hal tersebut ditentang keras. Lenin menolak aliansi kaum

13 80 proletar dengan kaum borjuis dengan alasan kaum borjuis terlalu penakut untuk melakukan revolusinya sendiri. Justru menurut Lenin, kaum proletar harus beraliansi dengan kaum petani kecil untuk mendirikan sebuah kediktatoran demokratik revoluisoner kaum proletariat dan petani kecil. Pertentangan tersebut menimbulkan gesekan yang semakin tajam antara Bolshevik dan Menshevik, sehingga semakin sulit untuk disatukan oleh adanya persamaan ideologi dan perjuangan revolusioner yang mereka usung ketika pertama membentuk Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia. Selain hal tersebut, munculnya pemikiran kritis Lenin juga dilatarbelakangi oleh kondisi Rusia sebelum terjadinya Revolusi Bolshevik Oktober 1917 sebagaimana yang diungkapkan oleh Kohn (1966:103) yaitu sebagai berikut: Peperangan telah memakan biaya sebesar 1,820 juta Rubbel pada tahun 1915 dan 14,573 juta Rubbel pada tahun 1916, hampir delapan kali lipat. Pada permulaan perang, uang kertas yang beredar berjumlah 1,630 juta Rubbel. Indeks harga naik dari 100 pada permulaan perang menjadi 115 pada tanggal 1 Januari 1915, 238 pada tanggal 1 Januari 1916 dan melonjak naik 702 pada tanggal 1 Januari Keadaan yang diungkapkan diatas adalah hal-hal yang diakibatkan oleh adanya Perang Dunia yang melibatkan Rusia sebagai pihak sekutu bersama dengan Inggris, Perancis, dan Serbia. Pada bulan Juli 1917, Rusia mengalami situasi sosial dan politik yang semakin memburuk dan penuh dengan ketidakpastian. Rakyat sebagai pihak yang paling banyak dirugikan atas dampak perang tersebut menjadi semakin menderita. Rusia mengalami kerugian ekonomi yang begitu besar sedangkan apa yang dihasilkan dari sumber daya alamnya tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya. Kekalahan Rusia di medan perang untuk membantu sekutu di Barat pada bulan Juli 1917 nampaknya berhasil

14 81 menghancurkan moral tentara Rusia dan membuat Pangeran George Lvov digantikan oleh Alexander Karensky pada tanggal 20 Juli Pemerintahan sementara yang dipimpin Alexander Karensky tersebut merupakan pemerintahan yang dipimpin oleh mayoritas golongan Menshevik. Ketika menggantikan Lvov, pemerintahan Karensky berjanji untuk sesegera mungkin mengadakan sidang Majelis Konstituante guna membentuk suatu pemerintah republik yang baru: tetapi karena terbebani oleh tugas-tugas lain yang lebih mendesak ia terus-menerus menunda pemilihannya. Selain itu juga pemerintah menunda Reformasi Agraria. Para petani penggarap yang sudah tidak sabar kemudian menyerang tanah-tanah pribadi sementara para tentara meninggalkan medan peperangan karena ingin segera pulang untuk menerima pembagian tanah yang telah dijanjikan pemerintah. Menurut Pipes (2003:52) dalam bukunya Komunisme Sebuah Sejarah menyatakan bahwa kelemahan dari pemerintahan sementara adalah: 16) bahwa : Selama kurun waktu itu, pemerintahan sementara bersikeras tetap meneruskan peperangan yang sudah semakin kehilangan pendukung di dalam negeri. Negeri tersebut, yang selam berabad-abad dipersatukan lebih oleh otoritas negara daripada oleh kohesi sosial, dan jatuh pada anarki. Pendapat Pipes juga selaras dengan pendapat dari Arif dan Prasetyo (2004: Ketika terjadi kekalahan perang, pemerintahan Karensky telah kehilangan dukungan populernya. Keresahan dan keputusasaan sosial terjadi dimanamana. Tentara sudah jemu untuk berperang, para petani kecil membutuhkan lahan garapan, dan kaum buruh kekurangan pangan. Mereka menginginkan perubahan yang menyeluruh. Akhirnya pada bulan September diadakan pemilihan umum untuk memilih anggota-anggota Dewan Sovyet Petrograd, dan Dewan Soviet di kota-kota besar dan kecil

15 82 di seluruh negeri. Dengan slogan Perdamaian, Pembagian tanah dan Bahan Pangan, Bolshevik meraih kemenangan mayoritas. Situasi politik saat itu memiliki nilai positif bagi pergerakan yang dilakukan oleh Lenin, dengan semboyan Roti, Pembagian Tanah dan Perdamaian ia mencari dukungan massa yang menderita dari petani yang tanahnya diambil oleh para bangsawan dan dari tentara yang kawan dan keluarganya meninggal di medan perang. Lenin juga menarik simpati massa dengan janji akan mengembalikan situasi dan kondisi menjadi aman terkendali. Ia menuntut agar perang melawan Jerman dan Austria-Hongaria langsung dihentikan, tanah para bangsawan diserahkan kepada kaum tani, bank-bank dinasionalisasikan, produksi industri dan pembagian hasilnya diawasi oleh para buruh sendiri, tentara, polisi dan birokrasi harus dihapuskan. Ketidakmampuan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Karensky tersebut, memberikan kesempatan bagi Lenin untuk mengatur jalannya revolusi Juli 1917 namun dapat digagalkan oleh tentara Karensky karena terlalu terburuburu sehingga membuat Lenin harus menyingkir terlebih dahulu ke Finlandia. Selanjutnya, faktor lain yang melatarbelakangi Lenin berpikir kritis tentang apa yang terjadi di negaranya adalah adanya pemikiran mengenai perwujudan dari negara Sosialis dengan Revolusi Sosialis sebagai sarana untuk mencapainya. Hal yang terlebih dahulu harus diwujudkan adalah dalam bentuk yang paling kecil yaitu organisasi untuk menghimpun massa buruh dan petani kecil yang menjadi sasaran utama dari gerakan yang dilancarkan Lenin. Pemikiran Karl Marx yang diselaraskan dengan apa yang dipikirkan Lenin menjadi tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

16 83 Lenin bahwa: Suseno (2005:9) menyatakan dalam bukunya Dalam Bayang-bayang Masalah besar yang dihadapi oleh Lenin ketika terjun di gelanggang perjuangan politik adalah apakah di Rusia sosialisme harus dicapai melalui jalan yang sama dengan di negara-negara industri maju, ataukah ada sebuah jalan khusus, langsung dari feodalisme ke sosialisme. Sebagai seorang Marxis, bagi Lenin jawabannya jelas: tak ada jalan khusus Rusia menuju sosialisme. Di Rusia pun sosialisme hanya dapat tercapai melalui sebuah revolusi anti-kapitalis. Tahap kapitalisme tidak dapat diloncati. Hal itu berarti, sosialisme dapat diwujudkan apabila Rusia sudah melewati tahapan Kapitalis yang matang sebagaimana yang dikatakan oleh Marx dan Rusia harus menunggu hingga berpuluh-puluh tahun hingga hal itu dapat benar-benar terjadi. Lenin menolak tentang kesimpulan ini, dan ia memutuskan bahwa Sosialisme harus cepat direalisasikan tanpa harus menunggu berakhirnya Kapitalisme sedangkan Rusia saat itu masih berada dalam fase awal kapitalis. Suseno (2005:10) mengutip pernyataan dari Lenin yaitu teori yang mengatakan bahwa Imperialisme sebagai tahap akhir kapitalisme. Lenin berpendapat (Suseno, 2005:10) bahwa: Imperialisme merupakan sarana negara-negara kapitalis maju untuk sementara dapat mengekspor ketegangan-ketegangan internal mereka ke negara-negara pra-kapitalis. Tetapi dengan demikian itulah kesimpulan asli Lenin revolusi sosialis justru lebih mungkin akan pecah di negaranegara pra-kapitalis. Negara-negara itu adalah mata rantai yang paling lemah dalam sistem kapitalisme internasional. Jadi revolusi sosialis akan pecah bukan di pusat kapitalisme, melainkan di pinggirannya. Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan utama dari pergerakan yang dilakukan oleh Lenin adalah untuk menciptakan Revolusi Sosialis dengan mewujudkan kekuatan yang dimiliki oleh kaum proletar yaitu buruh dan petani

17 84 kecil. Dengan peranan dari kaum yang terpelajar (Inteligensia), kaum proletar bisa dijadikan kekuatan dan kelas revolusioner. Hal pertama yang dilakukan adalah pembentukan partai buruh yang berbeda dari organisasi buruh yang sudah ada. Lenin menegaskan bahwa partai itu memerlukan struktur organisatoris sedemikian rupa, hingga betul-betul dapat memimpin perjuangan buruh. Suseno mengutip perkataan Lenin (2005:15) bahwa: Partai tidak boleh terbuka luas, melainkan terdiri atas orang-orang yang pekerjaan pokoknya adalah kegiatan revolusioner yang terlatih secara profesional dalam seni perjuangan melawan polisi politik. Partai itu harus merupakan sebuah organisasi tertutup dan konspirasif yang terdiri atas orang-orang revolusioner purna waktu, dengan tidak membedakan antara kaum buruh dan kaum intelektual. Maka, dengan ada penjabaran yang begitu kompleks dari Lenin mengenai ideologi, partai, tujuan, sasaran, dan penggerak lengkap sudah apa yang harus dimilikinya dalam proses menuju terwujudnya Revolusi Sosialis. Sebagai puncak dari apa yang dipikirkan Lenin, adalah adanya bentuk kenegaraan yang dinamakan Diktator Proletariat yang terdiri dari gabungan dari kaum buruh dan kaum tani yang berjiwa revolusioner. Aspek-aspek tersebutlah yang akan mempengaruhi pemikiran kritis Lenin mengenai konsep negara dan revolusi yang dipikirkannya. Tak hanya sebatas teoritis, Lenin berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan hal tersebut sehingga apa yang dipikirkannya dapat diwujudkan dalam tataran praktis. C. Pemikiran V.I Lenin tentang Negara dan Revolusi Pemikiran Karl Marx tidak akan ada artinya apabila tidak dibuktikan oleh adanya sumbangsih dari pemikiran Lenin sendiri. Pemikiran Marx hanya akan

18 85 diketahui oleh para tokoh filsafat dan ahli ekonomi saja, tak akan ada pula hal yang disebut Marxisme-Leninisme sebagai sebuah isme dan ideologi yang berpengaruh pada negara yang disebut Negara Komunis. Lenin telah menjadi pelopor orang yang mempraktiskan pemikiran-pemikiran Marx, tidak hanya sekedar berwacana saja tetapi dibuktikan dalam pergerakan revolusionernya di Rusia. Lenin jugalah bukti dari anak remaja Rusia yang mampu memberikan kekuatan luar biasa bagi terciptanya gerakan-gerakan perubahan, perubahan dari penindasan kaum borjuis dan kapital dalam industrialisasi menuju terwujudnya sebuah komunitas masyarakat yang sosialis, tanpa kelas dan tanpa penindasan. Sejak akhir September, Lenin dari persembunyiannya di Finlandia (sebagai akibat dari gerakan pada Juli 1917) mengirimkan artikel-artikel dan surat-surat ke Petrograd yang menyarankan pada Sentral Komite Partai untuk mengorganisasikan pengambilalihan kekuasaan dengan bersenjata tanpa menunda-nunda lagi. Tapi jerih payahnya ini tidak banyak direspon, sehingga Lenin memutuskan untuk mengambil tindakan, sebuah tindakan yang akan membawa perubahan dalam kehidupannya selanjutnya yaitu Revolusi. Pengikut Lenin tidak banyak, tetapi mereka sangat terorganisasi dan patuh pada perintah yang diberikan oleh Komite Pusat. Tidak ada partai lain yang seperti itu: kaum Sosialis-Revolusioner yang jauh lebih cepat popular di mata warga, terutama di kalangan petani penggarap, mempunyai struktur yang longgar yang tidak memungkinkan mereka memobilisasi pengikutnya.

19 86 Selain itu juga, tercatat tidak ada politisi selain Lenin, yang ingin mengambil alih kekuasaan dan memikul tanggung jawab untuk memerintah sebuah negara yang tampaknya tidak terkendali itu dan menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Hingga akhirnya terjadilah Revolusi Bolshevik pada tanggal Oktober Sebagaimana yang telah diungkapkan pada sub-bab sebelumnya bahwa Lenin memiliki kekuataan dari pada buruh dan petani kecil. Akan tetapi tidak begitu saja, buruh dan petani kecil itu bisa diubah menjadi tentara bersenjata yang revolusioner. Oleh karena itu tak heran apabila Lenin menolak mentah-mentah gagasan kaum Menshevik dengan Teori Dua Jembatannya yang menyatakan bahwa untuk sampai pada Revolusi Sosialis para proletariat itu (buruh dan petani kecil) harus bekerja sama dengan kaum borjuis untuk dapat mewujudkan revolusi. Sebagaimana yang dikutip oleh Suseno (2005:10) Lenin berpikir bahwa : Kaum proletariat harus bersekutu dengan kelas Borjuasi, tetapi sebagai yang memimpin gerakan revolusioner. Apabila kekuasaan Tsar sudah dihancurkan, proletariat lalu sudah berada dalam posisi untuk dalam waktu tidak terlalu lama meneruskan revolusi dan mengakhiri kekuasaan Borjuasi. Karena itu, Lenin selalu menegaskan bahwa proletariat harus dibentuk sebagai kekuatan politik mandiri yang tidak hanya melawan kekuasaan feudal Tsar saja, melainkan senantiasa sadar bahwa musuhnya yang sebenarnya adalah para pemilik modal. Pada kenyataannya, Buruh dan petani kecil Rusia belum bisa diandalkan begitu saja dalam pergerakan revolusioner, oleh karena itu perlu diadakan penyuntikkan kesadaran revolusioner dalam diri mereka agar dapat melaksanakan semua tujuan revolusionernya. Secara logika, para buruh dan petani kecil yang hanya mengenyam pendidikan rendah tidak akan mudah secara spontan dapat sampai ke sosialisme ilmiah yang begitu kompleks. Dalam semua cerita dari

20 87 negara-negara industri para buruh hanya bisa menumbuhkan kesadaran pola serikat buruh artinya keyakinan akan perlunya mempersatukan diri dalam serikatserikat untuk berjuang melawan majikan, memaksakan pemerintah untuk membuat undang-undang demi kepentingan buruh saja akan tetapi perjuangan pergerakan buruh juga harus diarahkan pada tujuan yang lebih kompleks lagi yaitu terwujudnya Revolusi Sosialis dimana tercipta Diktator Proletariat yang memimpin kelas-kelas borjuasi sehingga negara sebagai lembaga organisasi paling tinggi lambat laun akan lenyap. Berdasarkan Buku yang ditulis Arif dan Parsetyo (2004:50-59) menyatakan bahwa pokok-pokok pemikiran Vladimir Ilyich Lenin itu, terdiri atas 4 aspek yaitu sebagai berikut: 1. Kepercayaan atas Hukum Evolusi Sejarah Umat Manusia Sebagai pengikut Marxis, Lenin juga meyakini akan adanya Hukum evolusi sejarah yang berjalan dalam tahapan-tahapan: tahap primitif, tahap perbudakan, tahap feodalis, tahap kapitalis dan tahap sosialis. Kelima tahapan tersebut niscaya akan berlangsung mengikuti perkembangan daya-daya produktif manusia. Sebagai negara yang dipimpin oleh Tsar yang bersifat kekaisaran, banyak orang yang berpikir bahwa saat itu Rusia masih berada dalam fase feodalis. Akan tetapi berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Georgia Plekhanov (salah satu tokoh Marxis Rusia) dan Lenin. Mereka berdua sama-sama beranggaan bahwa saat itu Rusia sudah memasuki tahapan awal kapitalisme. Hal itu dibuktikan dengan mulai ramainya industrialisasi

21 88 di Rusia, meskipun sistem pemerintahan dan agraria masih menuruti sistem feodalis. Akan tetapi untuk bidang kemajuan industri dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Rusia sudah memasuki tahapan kapitalisme awal. Hal itu dibuktikan dengan adanya pembentukan kelas buruh sebagai dampak dari munculnya industrialisasi dan mulai bermunculanlah kaum-kaum intelektual atau intelegensia dari berbagai kalangan dan latar belakang ekonomi. Sepaham dengan Plekhanov dalam hal itu, tetapi Lenin bertentangan dengan Plekhanov dalam hal Revolusi menuju masyarakat Sosialis di Rusia. Dalam hal ini, Plekhanov menyatakan bahwa untuk mencapai masyarakat sosialis di Rusia, maka kaum proletar (yang saat itu jumlahnya amat kecil) harus membantu kaum Borjuis-kapitalis mengadakan revolusi menyatukan kekuasaan feodal dan menggantikannya dengan rezim kapitalisme. Dibawah rezim ini, kapitalisme akan berkembang dan dengan demikian berkembang pulalah jumlah dan kekuatan kaum proletar. Dengan kekuatan tersebut, diharapkan kaum proletar akan sanggup melakukan revolusi sosialis. Lenin dengan tegas membantah dua fase tersebut, baginya kaum Borjuis-kapitalis tak bisa dipercaya untuk membuka jalan bagi terbentuknya revolusi sosialis dan masyarakat sosialis. Oleh karena itu, kaum proletar tak perlu mendukung apalagi menjadi sekutu kaum Borjuiskapitalis untuk menjatuhkan feodalisme di Rusia. Kaum proletar tak boleh bergantung pada revolusi borjuis untuk mencapai masyarakat sosialis.

22 89 Kaum proletar harus menciptakan revolusi sosialisnya sendiri. Tapi yang menjadi pertanyaannya apakah kekuatan kaum Proletar saja cukup untuk melakukan revolusinya sendiri?. Arif dan Prasetyo menjawab pertanyaan tersebut dengan mengutip tulisan Lenin dalam bukunya yang berjudul Development of Capitalism in Rusia yang diterbitkan tahun dalam buku ini Lenin berpandangan bahwa:...ternyata bukan kaum proletar saja yang menderita akibat kapitalisme, namun juga para petani kecil. Akibat perkembangan kapitalisme, komunitas-komunitas kaum petani hancur, dan para petani terbelah menjadi petani kaya, petani menengah, dan petani miskin atau petani kecil. Dan jumlah para petani kecil inilah yang jumlahnya telah memenuhi sebagian dari populasi para petani di Rusia yang menurut pandangan Lenin harus disatukan dan dijadikan sekutu bagi kaum proletar Rusia yang jumlahnya masih minim. Mulai dari saat itulah, konsentrasi Lenin tertuju pada dua pihak kaum proletariat yaitu kaum buruh dan petani kecil sebagai penyokong jalannya Revolusi Sosialis yang ingin dicapai oleh Lenin. 2. Kaum Proletar-Petani Kecil sebagai Pilar Revolusi Sosialis Sebagaimana yang ditulis Marx dalam Manifesto Komunis bahwa kelas menengah kecil termasuk didalamnya para petani dianggap tidak revolusioner tetapi konservatif dan reaksioner hanya bertindak kalau hak mereka sebagai petani dirampas. Dengan kata lain, Marx tidak menganggap kaum petani sebagai kekuatan Revolusioner. Pernyataan tersebut juga selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Plekhanov yang menyatakan bahwa Sosialisme Rusia hanya akan berjaya hanya sebagai

23 90 sebuah gerakan revolusioner dari kaum buruh atau tidak sama sekali. Bagi Plekhanov, hanya kaum proletarlah satu-satunya kelas revolusioner dalam analisis kelas. Dalam pandangan Plekhanov, pertarungannya adalah antara kelas proletar dan kelas borjuis-kapitalis. Maka tak heran ketika Lenin menerima kaum petani kecil sebagai kekuatan revolusioner, Plekhanov orang pertama yang menggugat hal tersebut. Plekhanov beranggapan bahwa kekuatan revolusioner kaum petani bertentangan dengan teori kelas. Arif dan Presetyo mengungkapkan (2004:52) bahwa: Dalam pandangan Plekhanov, partai sosialis yang akan menjalankan revolusi sosialis tidak boleh berkompromi dengan kekuatan-kekuatan sosial dan politik yang lain. Termasuk dengan petani yang lebih mewakili masa lalu dan berbeda dengan kaum proletar, masih memiliki alat-alat produksi dan karenanya tak bisa menjadi sebuah kekuatan sosialis. Hal diatas menunjukkan bahwa Plekhanov terlalu menganggap kaum petani tidak memiliki kekuatan revolusioner yang akan membantu dalam revolusi sosialis. Berbeda dengan Lenin, ia justru menjadikan kekuatan petani kecil sebagai kekuatan baru yang akan membantu jalannya revolusi. Lenin juga menyadari bahwa bagaimanapun juga kekuatan kaum proletar di Rusia terlalu kecil untuk sanggup mengadakan revolusi sosialis. Selain itu, dalam pandangan yang mengatakan bahwa kaum borjuis kapitalis yang memiliki kekuatan untuk melakukan revolusi menyingkirkan feodalisme, tak bisa dipercaya sepenuhnya. Maka muncullah kediktatoran proletariat yang telah diperbaharui dengan memadukan dua kekuatan revolusioner yaitu buruh dan petani.

24 91 Sehingga pertarungan kini bukan lagi antara kelas proletar dan kelas borjuis, tetapi antara kelas buruh dan tani melawan kelas borjuis-kapitalis. Pendapat ini juga didukung oleh Theodor Shanin (1986) yang menuliskan pikiran lenin sebagai berikut:..bahwa untuk mencapai tujuan alamiahnya, revolusi harus berlandaskan pada kehendak mayoritas dan radikalisme petani pada saat mengecam keragu-raguan kaum borjuis (yang akan berkompromi dengan kekuasaan Tsar). Jelas sekali sebagaimana yang diungkapkan diatas bahwa, semenjak Lenin menginjakkan kakinya lagi di Rusia setelah persembunyiannya di Finlandia. Ia sebenarnya telah menyadari bahwa untuk melakukan sebuah revolusi sosialis yang cukup besar kapasitasnya, diperlukan tenaga, kekuatan, strategi, visi, misi dan tujuan yang jelas sehingga mulailah ia berpikir untuk menemukan kekuatan baru menuju revolusi sosialis. Dan ia menemukan kekuatan tersebut dalam jiwa petani yang juga merupakan korban berkembangnya kapitalisme di Rusia. Petani itu mencakup sebagian dari populasi petani yang ada di Rusia dan apabila disekutukan dengan kekuatan buruh yang juga berjiwa revolusioner akan memunculkan kekuatan baru yaitu Kediktatoran Proletariat. 3. Tugas Partai dan Sifat Kepemimpinannya Sebagai tindak lanjut dari apa yang disebut organisasi oleh Lenin, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah pendirian partai yang sesuai dengan tujuan revolusioner. Karl Marx, dalam Manifesto Komunisnya menyebutkan bahwa partai komunis hanya sebagai koordinator gerakan-gerakan kaum buruh di

25 92 seluruh dunia. Dalam buku ini, Arif dan Prasetyo mengungkapkan bahwa Lenin menolak pemikiran Marx tersebut. Baginya Partai Komunis memiliki tugas dan fungsi yang vital daripada sekedar mengkoordinasikan gerakan-gerakan buruh di seluruh dunia. Tugas itu ialah menyuntikkan kesadaran sosialis pada diri kaum buruh dan sekaligus menjadi mentor, pemimpin dan pemandu bagi kaum proletar dalam melaksanakan revolusi sosialisnya. Dalam hal ini Lenin mengoreksi apa yang dikatakan Marx, (2005:54), Lenin mengatakan bahwa:...kesadaran politik suatu kelas dapat ditanamkan kepada kaum buruh hanya dari luar yaitu hanya di luar dari pertarungan ekonomi, diluar dari atmosfer hubungan antara buruh dan majikan. Kesadaran tersebut harus disuntiikan dari luar oleh sebuah organisasi revolusioner dan oleh golongan intelegensia dari organisasi tersebut. Dengan demikian, kesadaran sosialis dari kaum buruh dan petani bisa disuntikkan oleh orang-orang terpelajar yang ada dalam organisasi revolusioner tersebut sehingga Lenin menganggap tidak memerlukan massa yang banyak tetapi tidak dapat terkoordinasi dengan baik dan disiplin. Karena alasan itulah, terjadi perpecahan dalam Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia yaitu antara Bolshevik dan Menshevik. Arif dan Prasetyo juga menyimpulkan bahwa (2005:57): Secara komprehensif, pandangan Lenin didasarkann pada pemahamannya bahwa partai komunis sedang berada di tengahtengah perang yaitu perang antarkelas. Karena itu, prinsip-prinsip partai komunis haruslah juga menerapkan sifat-sifat organisasi yang tengah terlibat perang yaitu rahasia, kepemimpinan oleh minoritas, kewenangan yang tersentralisasi dan penggunaan caracara ilegal. Mengenai kepimpinan minoritas oleh sejumlah kecil

26 93 revolusioner profesional hal tersebut sangatlah vital bagi pencapaian revolusi sosialis. Selain itu juga, Arif dan Prasetyo mengutip pernyataan dari Ebenstein (1969) yaitu: Menurut Lenin, dibawah kapitalisme, mayoritas kaum buruh tak mampu mengeluarkan dirinya dari mentalitas kapitalis dan hanya sejumlah kecil kaum revolusioner yang sadar kelas yaitu partai komunis sebagai garda depan dari proletariat yang dapat menganalisis situasi secara tepat dan memeta sebuah rancangan aksi yang tepat. Kediktatoran atas kaum proletar oleh partai komunis adalah perlu sampai mayoritas buruh telah mengeluarkan dirinya dari ideologis kapitalis. Selanjutnya Lenin kembali menambahkan pendapatnya bahwa Mayoritas kaum buruh akan mencapai ideologi proletarian yang tepat hanya setelah kondisi-kondisi obyektif kehidupan mereka telah diubah, yaitu setelah partai komunis sebagai garda depan kaum proletariat telah menjatuhkan kaum kapitalis penindas dan institusi-institusi kapitalisme. Hanya perubahan revolusioner yang semacam ini, Lenin berargumen yang akan mengeluarkan kaum buruh dari sifat-sifat egois, tak bersatu, jahat dan lemah yang ditimbulkan oleh kepemilikan pribadi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Karx bahwa kaum petani bukan termasuk golongan revolusioner akan tetapi konservatif bahkan cenderung reaksioner. Mereka (kaum petani) akan bereaksi apabila kepentingankepentingan mereka terganggu dan hal itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan kepemilikan tanah. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menjadikan kaum petani sebagai salah satu kekuatan revolusioner yang akan menjamin tercapainya revolusi sosialis. Diperlukan pembinaan dan penyuntikkan kesadaran revolusioner terlebih dahulu agar kaum petani dapat menyadari kekuatannya. Disinilah pentingnya peranan organisasi atau bahkan kalau

27 94 perlu partai revolusioner yang akan berpengaruh terhadap kesadaran tersebut. Berkaitan dengan partai, Lenin memiliki banyak sifat dan karakteristik sebagaimana yang diungkapkan diatas. Dan dari situ Lenin mengambil kesimpulan bahwa perjuangan spontan proletariat akan menjadi perjuangan kelas sunguh-sungguh selama perjuangan itu dipimpin oleh sebuah organisasi kaum revolusioner yang kuat. Lenin juga menegaskan bahwa partai itu harus disusun secara sentralistik dan birokratis dalam arti bahwa unsur-unsur bawah mutlak harus taat terhadap unsur-unsur atas. Apalagi karena kaum intelektual, lain daripada kaum buruh, cenderung suka tidak disiplindan tidak mantap dalam sikap politik. 4. Revolusi Permanen Satu hal lagi pemikiran dari Lenin yang disimpulkan oleh Arif dan Prasetyo yaitu adanya Revolusi Permanen. Ketika kita berbicara mengenai revolusi sosialis, Lenin juga memikirkan secara perspektif global. Berbeda dengan panutannya Marx, yang percaya bahwa revolusi sosialis akan terjadi lebih dahulu di negeri-negeri yang tingkat perkembangan kapitalismenya telah matang, Lenin justru menyatakan bahwa revolusi sosialis akan terjadi lebih dahulu di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Eropa Timur yang tingkat perkembangannya kapitalismenya masih lemah. Hal itu dikarenakan tingkat resistansi antikomunis di negeri-negeri tersebut masih rendah. Tugas kaum komunis adalah menyerang dan menghancurkan sistem politik dan sosial yang terlemah yaitu di daerah

28 95 yang secara ekonomu masih terbelakang di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Eropa Timur. Melihat kasus yang terjadi di rusia, keberhasilan revolusi sosialis bukanlah tujuan akhir. Tujuan akhir adalah sebagaimana yang diajarkan Marx: terciptanya tahapan sejarah masyarakat sosialis di dunia. Namun itu bukan berarti kemenangan kaum komunis di Rusia tidak bernilai. Justru sebaliknya kemenangan kaum komunis di Rusia memberikan basis dan pusat bagi kegiatan-kegiatan revolusi komunis di negara-negara lain di seluruh dunia. Selain itu juga, Lenin berpandangan bahwa seluruh partai komunis di segenap penjuru dunia harus mengikuti model partai Komunis Rusia yaitu partai yang memiliki watak-watak: rahasia, kepemimpinan oleh minoritas revolusioner profesional, kewenangan yang tersentralisasi dan penggunaan cara-cara ilegal. Dengan demikian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arif dan Prasetyo di atas dapat kita ketahui bahwa isi pemikiran Lenin berpusat pada Hukum Evolusi Sejarah Manusia, peranan kaum proletar-petani kecil sebagai Pilar Revolusi Sosialis, tugas partai dan sifat kepemimpinannya dan adanya Revolusi Permanen. Untuk mewujudkan tujuan tercapainya Revolusi Sosialis Lenin telah menyiapkan beberapa aspek yang diperlukan agar revolusi itu dapat dilaksanakan. Kali ini Lenin menyiapkan bantuan dari kekuatan proletar kecil lain yaitu para petani karena dianggap petani juga merasakan dampak dari adanya kapitalisme yang semakin merajarela di Rusia. Oleh karena itu, Kaum Proletar kini disatukan antara kaum buruh dan petani kecil.

29 96 Selain itu juga Lenin mengatakan bahwa untuk mencapai revolusi itu, diperlukan adanya sebuah lembaga dan organisasi yang mengatur kaum proletar agar revolusi tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan visi, misi dan tujuan revolusi sosialis. Barulah kemudian setelah revolusi itu tercapai dan kaum proletar dapat menduduki kekuatan kapitalisme di negara Rusia, Lenin memikirkan agar hal yang dilakukan di Rusia tersebut dapat emenjadi inspirasi bagi lahirnya revolusi-revolusi sosialis di negara lain khususnya di negara dunia ketiga. Adapun revolusi yang dimaksud disini oleh Lenin adalah Revolusi dengan kekerasan karena tanpa kekerasan bangsa Borjuis tidak akan dengan mudah menyerahkan kekuasaannya kepada kaum proletar. Revolsui yang diinginkan adalah revolusi sosialis dengan cukup hanya satu langkah saja, tidak seperti yang diungkapkan oleh Marx dan yang dipercayai oleh golongan Menshevik. Sesuai dengan apa yang dikemukakan diatas, bahwa fokus pemikiran Lenin yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab ini adalah pemikiran mengenai Negara dan Revolusi. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Arif dan Prasetyo, dikutif dari buku State and Revolution, Lenin mengungkapkan begitu banyak ide, konsep dan teori yang menerangkan mengenai negara dan revolusi. Selain itu juga, Lenin mendeskripsikan, menganalisis, mengurai atau bahkan juga menyimpulkan, apa sebenarnya yang ia pikirkan yang tak terlepas dari pemikiranpemikiran tokoh-tokoh sosialis sebelum Lenin sendiri ada yang sama-sama mengungkapkan konsep pemikiran tentang Negara dan Revolusi. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Karl Marx, Georgii Plekhanov, Hegel, Engels, dan Kaum Populis Rusia.

30 97 Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa latar belakang yang mengakibatkan Lenin berpikir kritis mengenai konsep negara dan revolusi begitu kompleks. Namun, meskipun begitu, Lenin dapat dengan fokus, merumuskan konsep negara dan revolusi tersebut sehingga dapat diaplikasikan dalam kondisi yang sedang dihadapi oleh Rusia saat itu. Oleh karena itu, penulis akhirnya dapat menguraikan bahwa pemikiran inti Lenin sendiri itu berpusat dan fokus pada konsep Negara dan Revolusi. Penulis mengkaji konsep negara dan revolusi tersebut dalam hubungannya dengan Revolusi Bolshevik 1917 yang terjadi di Rusia dan juga dipelopori oleh Lenin. a) Negara, Menurut V.I Lenin Melihat kenyataan yang terjadi di Rusia sebelum Revolusi Bolshevik 1917, maka keinginan terbesar dari Lenin adalah adanya perubahan terhadap apa yang selama ini dianggap salah di negaranya. Sebagaimana yang diungkapkan dalam bukunya yang berjudul State and Revolution, fokus pemikiran Lenin sebenarnya adalah terhadap permasalahan Negara dan Revolusi, akan tetapi untuk mencapai konsep yang dia inginkan dalam negara ataupun revolusi, ada banyak aspek yang saling berkaitan dan mendukung satu dengan lainnya. Dalam buku tersebut juga, Lenin mengutarakan aspek-aspek pendukung lainnya seperti partai politik, hukum evolusi sejarah manusia, kedikatatoran proletariat, dan sifat dan cara revolusi yang dapat mendukung berjalannya Revolusi Sosialis sehingga akhirnya dapat mencapai negara yang sosialis pula.

31 98 Sesudah revolusi sosialis, apa yang harus dilakukan terhadap Negara? pertanyaan itu dijawab oleh Lenin, sebagaimana yang dikutip oleh Suseno (2005:34) bahwa: Seperti biasanya, Lenin memaparkan pandangannya dengan menghantam pandangan-pandangan yang dianggapnya akan mengancam daya revoluisoner kelas buruh. Dalam Negara dan Revolusi dua pihak diserang dengan ganas. Pertama, kaum sosial demokrat yang mengharapkan bahwa sosialisme dapat diwujudkan melalui mekanisme demokratis. Kedua, kaum anarkis yang menuntut agar sesudah revolusi negara langsung dihapuskan. Masalah yang menjadi perhatian Lenin adalah masalah penerapan ajaran Karl Marx dalam situasi dan kondisi khususnya di Rusia. Lenin, memandang suatu konsep mengenai negara tak lepas dari adanya pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh sosialis lain yang berpikir hal yang sama misalnya seperi Marx dan Engels yang menjadi acuannya dalam berpikir mengenai Negara dan Revolusi. Pengertian Negara, Lenin mengutip pernyataan dari Engels (1917: 2) : Negara, dengan demikian, adalah sama sekali bukan merupakan kekuatan yang dipaksakan dari luar kepada masyarakat, sebagai suatu sesempit realitas ide moral, bayangan dan realitas akal sebagaimana ditegaskan oleh Hegel. Malahan, negara adalah produk masyarakat pada tingkat perkembangan tertentu; negara adalah pengakuan bahwa masyarakat ini terlibat dalam kontrakdisi yang tak terpecahkan dengan dirinya sendiri, bahwa ia telah terpecah menjadi segi-segi yang berlawanan yang tak terdamaikan dan ia tidak berdaya melepaskan diri dari keadaan demikian itu. Dan supaya segi-segi yang berlawanan ini, kelas-kelas yang kepentingan-kepentingan ekonominya berlawanan, tidak membinasakan satu sama lain dan tidak membinasakan masyarakat dalam perjuangan yang sia-sia, maka untuk itu diperlukan kekuatan yang nampaknya berdiri di atas masyarakat, kekuatan yang seharusnya meredakan bentrokan itu, mempertahankannya di dalam batas-batas tata tertib ; dan kekuatan ini, yang lahir dari masyarakat, tetapi menempatkan diri di atas masyarakat tersebut dan yang semakin mengasingkan diri darinya, adalah negara (halaman , edisi bahasa Jerman yang keenam).

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia KEADAAN RUSIA SEBELUM REVOLUSI 1917 Tahun Pemimpin Politik Sosial Ekonomi Even Dampak (1894-1917) Tsar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Vladimir Ilyich Lenin adalah seorang sosialis komunis yang menganut

BAB I PENDAHULUAN. Vladimir Ilyich Lenin adalah seorang sosialis komunis yang menganut 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Vladimir Ilyich Lenin adalah seorang sosialis komunis yang menganut paham Marxisme secara praktis. Pemikiran-pemikiran dari V.I Lenin tersebut memiliki dampak

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

PERANG SAUDARA DI RUSIA

PERANG SAUDARA DI RUSIA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1917, Rusia mengalami sebuah peristiwa yang menandai munculnya sebuah pemerintahan baru yang berbentuk Republik Sosialis. Peristiwa itu yakni

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan Mikhail Gorbachev: Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan 15 Desember 2016 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38311912 Image captionmikhail Gorbachev, 85 tahun, kini jarang tampil untuk wawancara. Mantan

Lebih terperinci

Peran Partai Boshelvik dalam Revolusi 1917 Dibawah Pimpinan Vladimir Lenin

Peran Partai Boshelvik dalam Revolusi 1917 Dibawah Pimpinan Vladimir Lenin Peran Partai Boshelvik dalam Revolusi 1917 Dibawah Pimpinan Vladimir Lenin PUTRI KRISTINAWATI Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan

Lebih terperinci

BAB 21: SEJARAH RUNTUHNYA KOMUNISME

BAB 21: SEJARAH RUNTUHNYA KOMUNISME 1. Sosialisme yang diterapkan di Uni Soviet adalah pengertian dari... a. Fasisme b. Sosial demokrat c. Komunisme d. Marhaenisme e. Nasionalisme 2. Uni Soviet tidak berhasil menanamkan pengaruhnya di seluruh

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

Serikat Buruh * Sarana dan taktik apa yang harus digunakan. Serikat buruh muncul pertama kali di Inggris, Anton Pannekoek

Serikat Buruh * Sarana dan taktik apa yang harus digunakan. Serikat buruh muncul pertama kali di Inggris, Anton Pannekoek penebare-news Serikat Buruh * Nomor 8, September - 2005 Redaksi: Edi Cahyono, Maxim Napitupulu, Maulana Mahendra, Muhammad H.T., Hemasari Dharmabumi Diterbitkan oleh: Yayasan Penebar penebar e-news terbit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan

Lebih terperinci

2016 PERBAND INGAN SOSIALISME JOSEPH STALIN D AN LEON TROTSKY D I UNI SOVIET

2016 PERBAND INGAN SOSIALISME JOSEPH STALIN D AN LEON TROTSKY D I UNI SOVIET BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eropa adalah tempat yang sangat unik, banyak paham-paham yang lahir di benua tersebut. Membicarakan tentang sosialisme tidak terlepas dari pahampaham seperti

Lebih terperinci

Konflik Politik Karl Marx

Konflik Politik Karl Marx Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

Berikut ini saya teruskan karangan yang ditulis oleh Kawan Eddi Sugianto.

Berikut ini saya teruskan karangan yang ditulis oleh Kawan Eddi Sugianto. Kawan- Kawan yang baik, Berikut ini saya teruskan karangan yang ditulis oleh Kawan Eddi Sugianto. Pada tahun 1965 ia adalah aktivis CGMI, pernah ditahan di Kamp interogasi Operasi Kalong, Rumah Tahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penulisan sejarah Amerika Latin merupakan sebuah tantangan bagi peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB 1 PERANG DUNIA I

BAB 1 PERANG DUNIA I Page1 BAB 1 PERANG DUNIA I I. Penyebab Langsung a. 28 Juni 1914: Terbunuhnya Franz Ferdinand (pewaris tahta kerajaan Austria-Hongaria) dan istrinya karena ditembak oleh Gavrilo Princip (anggota teroris

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No

ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No Compromise edisi April 2004) menyimpulkan bahwa manusia,

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena,

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kemenangan Partai Komunis Cina (PKC) dan berdirinya Republik Rakyat Cina (Cina) pada tahun 1949, Cina secara resmi menggunakan ideologi sosialis-komunis

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi yang berjudul Blokade Ekonomi Napoleon Bonaparte dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun 1967 1972 Oleh: Ida Fitrianingrum K4400026 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggal 22 Agustus 1991, ribuan orang berkumpul memadati lapangan utama kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada diambang kehancuran.

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

Kisah 'perburuan' kaum komunis di BBC

Kisah 'perburuan' kaum komunis di BBC Kisah 'perburuan' kaum komunis di BBC 7 jam lalu http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/01/160127_majalah_bbc_komunis?ocid=wsindonesian.content-promo.email.newsletters..newsletter Image copyrightgetty

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah * Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah * Farchan Bulkin 1. Gejala kelas menengah dan sektor swasta tidak bisa dipahami dan dianalisa tanpa pemahaman dan analisa kapitalisme. Pada mulanya, dewasa ini

Lebih terperinci

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu. BAB 5 KESIMPULAN Pembebasan Prancis merupakan sebuah proses yang terdiri dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah penyerangan ke Normandie yang memungkinkan Sekutu mendirikan pangkalan untuk mengatur pembebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia

Lebih terperinci

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO Oleh : Wahyu Ishardino Satries Abstrak This writing is an adaption from the book of Suwarsono and Alvin Y. So Social

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN. By FEBRIANI M.I.P

PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN. By FEBRIANI M.I.P PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN By FEBRIANI M.I.P PEMBAHASAN DISINI MENCAKUP: Pengertian partai politik Sejarah kemunculan partai politik Klasifikasi ideologi partai PENGERTIAN PARTAI POLITIK Partai

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN

ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN Oleh Prof. Jose Maria Sison Ketua Komite Koordinator Internasional Liga Internasional Perjuangan Rakyat

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

Mengapa Sosialisme? Albert Einstein

Mengapa Sosialisme? Albert Einstein Mengapa Sosialisme? Albert Einstein Apakah pantas bagi seseorang yang bukan merupakan pakar di bidang persoalan sosial dan ekonomi mengemukakan pandangannya berkaitan dengan sosialisme? Karena berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci