I. PENDAHULUAN. PJP I telah mencapai sukses besar, yaitu mengantar Indonesia dari suatu negara
|
|
- Djaja Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional Indonesia. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian di Indonesia pada periode PJP I telah mencapai sukses besar, yaitu mengantar Indonesia dari suatu negara pengimpor beras terbesar di dunia menjadi negara yang berswasembada beras. Sukses ini dirintis sejak tahun 1967 antara lain melalui peningkatan teknologi pertanian dengan menggunakan bibit unggul, penggunaan pupuk, obat-obatan dan teknik pengairan serta pengolahan tanah yang tepat (panca usahatani), sehingga produktivitas pertanian khususnya padi meningkat pesat. Peningkatan produktivitas padi yang tadinya hanya mampu memenuhi kebutuhan beras untuk konsumsi sendiri, meningkat mempunyai nilai surplus produksi yang dapat dijual ke pasar (Solahuddin, 2009). Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional terbukti nyata baik dalam kondisi perekonomian yang normal maupun saat menghadapi krisis. Hal ini dapat dilihat dari dua indikator penting, yaitu kontribusi sektor pertanian terhadap PDB Indonesia dan penyerapan tenaga kerja. Dari kontribusinya terhadap PDB Indonesia tahun 2005, sektor pertanian menyumbang ketiga terbesar setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan yaitu, sebesar 14,54%. Sementara itu, dari penyerapan tenaga kerja sektoral, sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi, yaitu sebesar 44% (Haryanto, dkk., 2009). 1
2 2 Kabupaten Gresik yang terkenal dengan sektor industri, ternyata sektor pertaniannya merupakan penyumbang PDRB terbesar ketiga, yaitu sebesar 8,17% (Badan Pusat Statistik, 2012). Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Gresik. Hal ini dapat disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Nilai PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2011 No Sektor 2011 Rupiah (Juta) % 1 Industri Pengolahan ,07 2 Perdagangan, hotel, restoran ,11 3 Pertanian ,17 4 Jasa ,88 5 Pertambangan ,51 6 Bank/KEU/Perum ,58 7 Angkutan/Komunikasi ,38 8 Listrik dan Air Bersih ,03 9 Bangunan ,26 Total Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012 Sektor pertanian merupakan sektor yang penting karena dari sektor ini dihasilkan berbagai macam pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya. Sektor pertanian dibagi menjadi lima subsektor, yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Dari kelima subsektor tersebut, subsektor tanaman pangan merupakan penyumbang tertinggi PDRB di sektor pertanian. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Gresik mempunyai potensi yang tinggi dalam pertanian tanaman pangan (Badan Pusat Statistik, 2012). Salah satu kecamatan di Kabupaten Gresik yang mempunyai potensi pertanian adalah Kecamatan Panceng. Sebagian besar wilayah di Kecamatan Panceng merupakan lahan pertanian, yaitu seluas 4.708,7 ha atau 75,23% dari luas
3 3 wilayah. Sisanya 1.550,4 ha atau 24,77% merupakan permukiman, hutan, tambak, industri dan lainnya. Selain mempunyai potensi dalam sektor pertanian, Kecamatan Panceng juga mempunyai potensi dolomit melimpah dengan kualitas baik yang terdapat di Gunung Kukusan, Gunung Pundut, dan Gunung Guotowo (Riyanto dan Harsodo, 1994; Risyanto, dkk., 2001). Melimpahnya cadangan dolomit di Kecamatan Panceng menyebabkan banyaknya industri pengolahan dolomit beroperasi. Industri pengolahan dolomit ini terletak di Desa Banyutengah, Kecamatan Panceng dan didirikan pada tahun Keberadaan industri pengolahan dolomit tersebut telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar industri. Aktivitas pengolahan dolomit menghasilkan debu sebagai hasil sampingannya. Debu yang dihasilkan tidak hanya mencemari lingkungan kerja tetapi juga di luar lingkungan kerja. Debu yang hanya beberapa mikron ukurannya berterbangan sehingga menyebabkan pencemaran udara, penurunan kualitas lingkungan hidup, dan terganggunya kesehatan terutama saluran pernafasan bagi pekerja industri dan masyarakat yang tinggal di sekitar industri. Penurunan kualitas lingkungan hidup oleh industri pengolahan dolomit dikarenakan debu yang dihasilkan selama proses pengolahan dolomit berterbangan di sekitar industri dan terbawa angin kemudian menempel di genteng-genteng rumah, pohon-pohon, dan tanaman pertanian yang terdapat di sekitar lokasi industri karena lokasi industri berdekatan dengan lahan pertanian.
4 4 Tambak Industri Pemukiman Lahan pertanian Tambang Gambar 1.1 Lokasi Industri Pengolahan Dolomit Debu yang dihasilkan oleh industri pengolahan dolomit tidak hanya mencemari lahan pertanian di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik tetapi juga mencemari lahan pertanian di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Hal ini dikarenakan letak industri pengolahan dolomit yang berada di perbatasan. Industri pengolahan dolomit terletak di Desa Banyutengah yang berbatasan dengan Desa Tlogosadang dan Desa Waru Lor, yang termasuk Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.
5 5 Gambar 1.2 Debu Dolomit yang Menempel pada Tanaman Pertanian Suatu tanaman dalam kondisi normal atau terganggu oleh lingkungannya dapat diketahui dari kondisi morfologis dan proses fisiologisnya. Kondisi morfologis dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman. Sementara proses fisiologis dapat diketahui dari kadar klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Debu yang menempel pada daun dapat menyebabkan penutupan stomata daun. Pada tengah hari yang panas, stomata menutup untuk mengurangi penguapan. Sementara pada waktu yang lain stomata terbuka. Stomata yang terbuka atau tertutup akan terganggu bila ada partikel debu menempel pada daun bahkan dapat merusak jaringan (Fandeli, 2000). Tumbuhan secara fisiologis dapat meredam atau mengurangi efek negatif dari polutan yang ada di sekelilingnya (Grey dan Deneke, 1978 dalam Hesaki, 2004). Pada umumnya proses penangkapan debu oleh daun, cabang, dan ranting pohon dilakukan melalui dua proses, yaitu penyerapan dan penjerapan. Besarnya debu yang diserap maupun dijerap oleh tumbuhan bergantung dari luas permukaan bidang penangkap debu. Tumbuhan berdaun lebar, rimbun dengan
6 6 ranting dan cabang yang banyak, secara intensif cepat menangkap partikel lebih banyak dibanding tumbuhan berdaun sempit dan jarang (Fandeli, 2000). Wardhana (1994) dalam Hesaki (2004); Kristanto (2004) menyatakan bahwa partikel yang paling berpengaruh terhadap tanaman adalah debu. Jika debu bergabung dengan uap air atau air hujan (gerimis) akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun yang tidak dapat tercuci oleh air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan terhalangnya pertukaran CO 2 dari atmosfer. Terganggunya proses fotosintesis menyebabkan pembentukan protein dan lemak sebagai sumber energi menjadi berkurang. Jika energi yang dihasilkan rendah, maka proses pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Lerman dan Darley (1984) dalam Hesaki (2004) menyatakan bahwa, jumlah buah cherry yang berasal dari pohon di pinggir jalan yang terletak di dekat pabrik semen berkurang jumlahnya. Hal ini dikarenakan debu yang menutupi stigma mencegah terjadinya pembentukan buah. Pada penelitian lain, untuk mengetahui akibat pencemaran oleh debu batugamping terhadap vegetasi pada kondisi alami, Brandt dan Rhoades (1972) dalam Hesaki (2004) membandingkan komunitas hutan yang terkena debu batugamping dengan komunitas hutan yang tidak terkena debu batugamping dari hasil pabrik pemrosesan. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang sangat berbeda pada struktur dan komposisi semak belukar, anak pohon, dan strata pohon yang tercemar oleh jatuhnya debu semen.
7 7 Mengacu pada berbagai konsep tersebut, maka keberadaan industri pengolahan dolomit menyebabkan kerusakan lingkungan tanaman pertanian. Aktivitas industri pengolahan dolomit menghasilkan debu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Sekitar lokasi industri pengolahan dolomit merupakan lahan pertanian tanaman jagung, ubi kayu, dan cabai rawit sehingga penelitian ini difokuskan pada kerusakan tanaman jagung, ubi kayu, dan cabai rawit. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini. (1) Bagaimanakah sebaran kerusakan lingkungan tanaman pertanian akibat debu dari industri pengolahan dolomit yang menimbulkan masalah lingkungan? (2) Bagaimanakah nilai kerusakan lingkungan tanaman pertanian akibat debu dari industri pengolahan dolomit? (3) Bagaimanakah strategi pengelolaan lingkungan untuk mengendalikan kerusakan lingkungan tanaman pertanian? 1.3 Keaslian dan Batasan Penelitian Penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi sekaligus perbandingan untuk menunjukkan keaslian penelitian disajikan dalam Tabel 1.2.
8 8 Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu Peneliti, Tahun, No Judul 1. Chafid Fandeli (2000) Dampak Debu Pabrik Semen terhadap Vegetasi 2. Gatot Suhariyono, M. Sri Saeni, Ahmad Bey (2003) Analisis Tingkat Bahaya Partikel Debu PM 10 dan PM 2,5 terhadap Kesehatan Penduduk di Sekitar Pabrik Semen, Citeureup- Bogor 3. John L. Rantung (2006) Dampak Polusi Udara pada Pohon Angsana (Pterocarpus indicus Will) 4. Aditya Surya Atmaja, Denny Ardyanto (2007) Identifikasi Kadar Debu di Lingkungan Kerja dan Keluhan Subyektif Pernafasan Tenaga Kerja Bagian Finish Mill 5. Sri Suryani, Gunawan, Ambo Upe (2010) Model Sebaran Polutan SO 2 pada Cerobong Asap PT Semen Tonasa 6. Dini Atikawati (2013) Kajian Kerusakan Lingkungan Tanaman Pertanian Akibat Industri Pengolahan Dolomit di Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Tujuan Utama Metode Hasil a) mengetahui emisi partikel debu pabrik semen di lingkungan ambien; b) mengetahui besarnya volume debu yang terjerap pada daun; dan c) mengetahui dampak partikel debu pabrik semen pada vegetasi pohon Mengetahui partikel debu PM 10 dan PM 2,5 di rumahrumah sekitar pabrik semen di Citeureup dibandingkan dengan baku mutu udara ambien yang ditetapkan pemerintah Mengetahui efek polutan terhadap pohon Angsana di sekitar lokasi industri atau pabrik tertentu a) mengukur kadar debu total di bagian Finish Mill PT Semen Gresik; b) mengidentifikasi keluhan subyektif pernafasan tenaga kerja bagian Finish Mill PT Semen Gresik a) memodelkan sebaran polutan SO 2 yang dikeluarkan PT Semen Tonasa; b) menentukan konsentrasi polutan SO 2 dari jarak tertentu; dan c) menentukan tinggi cerobong dan jarak cerobong dari pemukiman penduduk a) mengkaji sebaran kerusakan lingkungan tanaman pertanian; b) menilai kerusakan lingkungan tanaman pertanian; dan c) merumuskan strategi pengelolaan lingkungan untuk mengendalikan kerusakan lingkungan tanaman pertanian Sumber: Telaah Pustaka dan Perumusan, 2013 Metode tabel silang dan grafis Penggunaan cascade impactor yang dihubungkan dengan flowmeter, manometer dan pompa isap Metode observasional (expost facto) dengan rancangan cross sectional Metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional Metode analisis deskriptif kuantitatif dengan persamaan kepulan asap Gauss Metode observasi dengan analisis spasial, deskriptif kualitatif, dan deskriptif kuantitatif Bahan penetapan baku mutu ambien atau lingkungan bagi daerah yang memiliki pabrik semen dan pemilihan jenis pohon yang dipergunakan untuk penghijauan kota Konsentrasi partikel debu PM 10 dan PM 2,5 di rumahrumah sekitar pabrik semen dan di pinggir jalan melebihi baku mutu udara ambien nasional Polutan SO 2, NO 2, dan debu berpengaruh terhadap luas kerusakan daun, indeks kerusakan daun, jumlah kerusakan stomata, indeks kerusakan stomata dan perubahan kandungan klorofil daun Angsana Kadar debu di bagian Finish Mill masih di bawah Nilai Ambang Batas yang ditetapkan dan 87,5% tenaga kerja menderita keluhan saluran pernafasan Model sebaran polutan SO 2 dan konsentrasi polutan SO 2 Peta sebaran debu, peta sebaran debu pada tanaman pertanian, dan peta tingkat kerusakan tanaman pertanian serta strategi pengelolaannya
9 9 Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dapat dirumuskan perbedaan penelitian ini, baik ditinjau dari objek material maupun formal, sekaligus sebagai batasan terhadap objek kajian dan lingkup analisis dalam penelitian ini. (1) Tinjauan dari sisi objek material Objek material sebagai sasaran dari penelitian ini adalah tanaman pertanian. Tanaman pertanian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu jagung, ubi kayu, dan cabai rawit. Objek material tersebut belum banyak dikaji oleh peneliti-peneliti terdahulu karena kebanyakan kajian terdahulu meneliti kadar debu semen, polutan SO 2 dan NO 2 terhadap kesehatan manusia dan pohon bukan tanaman pertanian. Kerusakan lingkungan tanaman pertanian dalam penelitian ini merujuk pada kerusakan tanaman yang didasarkan pada sebaran debu pada tanaman, kenampakan fisik, dan kondisi fisiologis tanaman serta penilaian kerusakan secara ekonomi. Kenampakan fisik yang diteliti meliputi daun, batang, dan buah. Kondisi fisiologis diteliti dengan menggunakan parameter kadar klorofil daun. Penilaian kerusakan secara ekonomi menggunakan perubahan produksi hasil pertanian yang kemudian dinilai dengan harga pasar. Akhirnya, hasil dari penelitian ini berupa peta sebaran debu, peta sebaran debu pada tanaman pertanian, peta tingkat kerusakan tanaman pertanian, dan strategi pengelolaan lingkungan. Diharapkan temuan atau hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi daerah lain yang mempunyai kasus serupa.
10 10 (2) Tinjauan dari sisi objek formal Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya ditinjau dari sisi objek formal, meliputi: metode analisis dan penyajian hasil penelitian. (a) Metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial, analisis deskriptif kualitatif, dan analisis deskriptif kuantitatif. (b) Analisis spasial digunakan untuk menjelaskan sebaran debu, sebaran debu pada tanaman pertanian, dan tingkat kerusakan tanaman pertanian. (c) Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk membuat pengkelasan debu dan penilaian kerusakan lingkungan secara ekonomi. (d) Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kenampakan fisik dan kondisi fisiologis tanaman pertanian serta merumuskan strategi pengelolaan lingkungan. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji sebaran kerusakan lingkungan tanaman pertanian akibat debu dari industri pengolahan dolomit yang menimbulkan masalah lingkungan; (2) menilai kerusakan lingkungan tanaman pertanian akibat debu dari industri pengolahan dolomit; serta (3) merumuskan strategi pengelolaan lingkungan untuk mengendalikan kerusakan lingkungan tanaman pertanian.
11 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari aspek akademis dan praktis. (1) Ditinjau secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang kajian kerusakan lingkungan tanaman pertanian akibat debu yang dihasilkan oleh aktivitas industri pengolahan dolomit dan sebagai informasi yang dapat digunakan untuk menunjang tuntutan ganti rugi terutama oleh petani yang menderita kerugian karena penurunan produktivitas pertanian. (2) Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik kerusakan lingkungan tanaman pertanian, sehingga diketahui indikasi peringatan dini mengenai perubahan yang tidak dikehendaki pada tanaman pertanian. Selain itu, dapat dijadikan sebagai data autentik yang membuktikan bahwa keberadaan industri pengolahan dolomit memberikan dampak negatif terhadap tanaman pertanian, sehingga sebagai bahan informasi dan masukan kepada pemerintah dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan untuk mengendalikan kerusakan tanaman pertanian.
BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya kemajuan dan kestabilan pembangunan nasional menempatkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai kota metropolitan dengan kondisi perekonomian yang selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri merupakan salah satu penggerak perekonomian negara. Keberadaan industri memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyakat karena menyediakan lapangan pekerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan ekosistem buatan yang terjadi karena campur tangan manusia dengan merubah struktur di dalam ekosistem alam sesuai dengan yang dikehendaki (Rohaini, 1990).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar belakang Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Tetapi keberadaan jalur hijau jalan pada saat ini di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat telah dikenal sejak tahun 1997 dan merupakan bencana nasional yang terjadi setiap tahun hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang ada 37 perusahaan (5,65%). Industri berskala kecil ada 144 perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa daerah di Jawa Timur yang mengalami perkembangan yang pesat dari sektor industri salah satunya di Kecamatan Ngoro. Jumlah perusahaan industri pengolahan di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan manusia, pada dasarnya menimbulkan suatu dampak yang positif maupun negatif. Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan sumber daya alam milik bersama yang besar pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk bernafas umumnya tidak atau kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Hal ini disebabkan oleh potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan Industri yang pesat di Indonesia tidak hanya memberikan dampak positif bagi pendapatan negara dan kesejahteraan rakyat, tetapi juga memberikan dampak negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran hutan merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia (Stolle et al, 1999) yang menjadi perhatian lokal dan global (Herawati dan Santoso, 2011). Kebakaran
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alam, kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan Arsitektur Ekologi dan Berkelanjutan Minggu ke 4 By : Dian P.E. Laksmiyanti, St, MT Email : dianpramita@itats.ac.id http://dosen.itats.ac.id/pramitazone Ini yang sering nampak Pencemaan
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciAnalisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :
1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun di Indonesia terjadi peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang cukup besar. Di sisi lain dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan dan pemakaian bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia yang berkembang pesat dewasa ini terutama dalam bidang industri telah mengakibatkan kebutuhan tenaga listrik meningkat dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang biasanya digunakan untuk mengamati perubahan kondisi ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Achmad, R Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
143 DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Askary, M. 2001. Panduan Umum Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan untuk Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri seharusnya memiliki kualitas sesuai standar yang ditentukan. Dalam proses pembuatannya tentu diperlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperincikarena corong plastik yang digunakan tidak tahan terhadap benturan pada saat transportasi di lapangan. Model kedua yang digunakan terbuat dari bahan
33 karena corong plastik yang digunakan tidak tahan terhadap benturan pada saat transportasi di lapangan. Model kedua yang digunakan terbuat dari bahan polimer yang lebih kuat dan tebal. Canister model
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Per Kecamatan Kota yang terdiri dari enam kecamatan memiliki proporsi jumlah penduduk yang tidak sama karena luas masing-masing kecamatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor pertanian sebagai tumpuan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk. Keberadaan pertanian
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
30 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pencemaran Udara yang Terjadi di Lokasi Penelitian 5.1.1 Potensi pencemaran yang terjadi di lokasi penelitian Kualitas udara dapat diketahui dengan membandingkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan suatu industri adalah merupakan pedang bermata dua. Disatu sisi kegiatan tersebut membuka kesempatan kerja, menambah
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri telah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga sering disebut sebagai negara agraris yang memiliki potensi untuk mengembangkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batam sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan fisik kota yang ditentukan oleh pembangunan sarana dan prasarana. Lahan yang seharusnya untuk penghijauan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen hidup yang sangat penting untuk manusia maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa hari, tanpa minum manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pencemaran udara didefinisikan sebagai hadirnya satu atau lebih substansi/ polutan di atmosfer (ambien) dalam jumlah tertentu yang dapat membahayakan atau mengganggu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU
TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU Disusun : HENDRO DWI SAPTONO NIM : D 200 050 116 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MEI 2010 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan disatu pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta
Lebih terperincipertambangan. Seperti contohnya perubahan lahan menjadi lahan pertambangan. Berdasarkan hasil penelitian Hermansyah (1999), tanah bekas tambang emas
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah sebagai salah satu sumber daya alam, wilayah hidup, media lingkungan, dan faktor produksi biomassa yang mendukung kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
Lebih terperinciPOLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG
POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG Sumaryati Peneliti Bidang Komposisi Atmosfer, LAPAN e-mail: sumary.bdg@gmail.com,maryati@bdg.lapan.go.id RINGKASAN Pengelolaan polusi udara pada prinsipnya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses meningkatnya suhu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di bidang industri merupakan perwujudan dari komitmen politik dan pilihan pembangunan yang tepat oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi segenap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana fisik seperti pusat-pusat industri merupakan salah satu penunjang aktivitas dan simbol kemajuan peradaban kota. Di sisi lain, pembangunan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN DAMPAK PERUSAHAAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN DAMPAK PERUSAHAAN Dalam bagian ini akan dibahas mengenai dampak perusahaan yang diteliti dalam penelitian. Dampak perusahaan merupakan dampak yang diterima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencarian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya
Lebih terperincitersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.
ELABORASI Letak geografis yang strategis menunjukkan betapa kaya Indonesia akan sumber daya alam dengan segala flora, fauna dan potensi hidrografis dan deposit sumber alamnya yang melimpah. Sumber daya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi
Lebih terperinciGambar 16 Pohon angsana di Kota Yogyakarta (a) dan di Kota Solo (b).
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Gunung Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010. Letusan gunung ini mengeluarkan gas dan materi vulkanik. P2PL (2010) melaporkan bahwa letusan Gunung Merapi mengeluarkan berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian terbagi atas subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor kehutanan,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah
Lebih terperincike tiga dan seterusnya kurang efektif dalam mereduksi konsentrasi partikel timbal di udara. Halangan yang berupa vegetasi akan semakin efektif
PEMBAHASAN UMUM Dalam studi ini salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara konsentrasi partikel Pb yang berasal dari emisi kendaraan bermotor dengan besarnya penurunan konsentrasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu
PENDAHULUAN Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan saat ini konsumsi meningkat. Namun cadangan bahan bakar konvesional yang tidak dapat diperbahurui makin menipis dan akan
Lebih terperinciANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN. Biro Riset LMFEUI
ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN Biro Riset LMFEUI Data tahun 2007 memperlihatkan, dengan PDB sekitar Rp 3.957 trilyun, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar, yaitu Rp
Lebih terperinciPERTANIAN.
PERTANIAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN Menyediakan kebutuhan pangan penduduk Menyerap tenaga kerja Pemasok bahan baku industri Sumber penghasil devisa SUBSEKTOR PERTANIAN Subsektor tanaman pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat potensial. Penambangan telah menjadi kontributor terbesar dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan bagian pokok didalam kehidupan dimana dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan pemenuhan sandang, pangan, maupun papan yang harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia saat ini meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran lingkungan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas unggulan di Kabupaten Bekasi, pembangunan pertanian berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah
Lebih terperinciMATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN Analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang disusun oleh konsultan AMDAL. Di Indonesia AMDAL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pencemaran udara adalah proses masuknya atau dimasukkannya zat pencemar ke udara oleh aktivitas manusia atau alam yang menyebabkan berubahnya tatanan udara sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 30'
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara agraris, artinya petani memegang peran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan Negara agraris, artinya petani memegang peran penting dari keseluruhan perekonomian nasioanal. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI
PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri
Lebih terperinci1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil
Lebih terperinciPENDAHULUAN. (Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya taraf
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM
INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM Izzati Winda Murti 1 ), Joni Hermana 2 dan R. Boedisantoso 3 1,2,3) Environmental Engineering,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di
Lebih terperinciPOTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG
POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG Oleh: Muchjidin Rachmat*) Abstrak Tulisan ini melihat potensi lahan, pengusahaan dan kendala pengembangan palawija di propinsi Lampung. Potensi
Lebih terperinciBAB VI R E K O M E N D A S I
BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan
Lebih terperinci8.1. Keuangan Daerah APBD
S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekenomian dari suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Lebih terperinciRINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.
PEMETAAN PENYEBARAN POLUTAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA CILEGON BAKHTIAR SANTRI AJI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
Lebih terperinci