BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar Keterampilan adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang. Keterampilan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 935) diartikan sebagai Kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Secara sederhana keterampilan dasar dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan dasar untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. (Sardiman, 2011:47). Sejalan dengan Sardiman, Uzer Usman (2010:6) mengatakan bahwa, Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Pengertian mengajar yang diungkapkan oleh para ahli tersebut merujuk pada suatu proses mengorganisasi lingkungan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut sebagian besar berada dalam pengelolaan guru. Untuk dapat mengelola suatu proses pembelajaran guru 11

2 12 memerlukan keterampilan dasar mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang diutarakan oleh As. Glicman dalam Dadang Sukirman (2011:3) bahwa : Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan professional. Sedangkan Dadang Sukirman (2011:3) sendiri mengatakan bahwa: Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Selain kedua pendapat tersebut, Susiwi (2011:2) mengutarakan tentang pengertian keterampilan dasar mengajar bahwa, Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang bersifat generik atau keterampilan dasar teknik instruksional yang harus dikuasai oleh seorang guru. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan dasar mengajar guru merupakan kemampuan atau keahlian dasar seorang guru dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan mengajar agar tercipta kualitas proses pembelajaran yang baik. Keterampilan dasar mengajar harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru sebagai kemampuan dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar diperlukan oleh guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh pendapat dari Wina Sanjaya (2009:32) yang mengutarakan bahwa: Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.

3 Peran Guru Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal. Peranan yang paling dominan diklasifikasikan sebagai berikut (Uzer Usman, 2010 : 9-12) : adalah : 1. Guru sebagai demonstrator 2. Guru sebagai pengelola kelas 3. Guru sebagai mediator dan fasilitator 4. Guru sebagai evaluator Adapun penjelasan dari peran guru dalam proses belajar mengajar tersebut Ad 1. Sebagai demonstrator, seorang guru harus menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dan meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya untuk membantu menentukan hasil belajar yang dicapai siswa. Ad 2. Sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Ad 3. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai media pembelajaran agar proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan untuk memilih, menggunakan, dan mengusahakan media tersebut dengan baik. Sedangkan sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang efektif dan menunjang pancapaian tujuan dan proses pembelajaran. Ad 4. Sebagai evaluator, guru harus memiliki kemampuan untuk menilai prestasi siswa. Sudah seharusnya guru mengikuti terus menerus hasil belajar siswa

4 14 dari waktu ke waktu untuk mendapatkan umpan balik yang akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran selanjutnya. Slameto (2010 : 98-99) mengemukakan pula peran guru dalam proses pembelajaran yaitu : 1. Sebagai perencana pengajaran, seorang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif. 2. Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. 3. Sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya senantiasa secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. 4. Sebagai direktur belajar, hendaknya guru senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa guru memiliki peran yang sangat penting sejak proses pembelajaran direncanakan, dilaksanakan, sampai dievaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk menjalankan peran yang penting itulah guru memerlukan keterampilan dasar mengajar Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar Keterampilan mengajar guru merupakan kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Ada delapan keterampilan dasar yang mutlak harus dimiliki seorang guru untuk menjadi tenaga pendidik yang baik ( Uzer Usman, 2010 : ) :

5 15 1. Keterampilan bertanya 2. Keterampilan memberi penguatan 3. Keterampilan mengadakan variasi 4. Keterampilan menjelaskan 5. Keterampilan memuka dan meutup pelajaran 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Penjelasan dari keterampilan mengajar tersebut adalah sebagai berikut: Ad 1. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang diberi pertanyaan. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan rangsangan yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir. Ad 2. Penguatan adalah segala bentuk respon, baik bersifat verbal maupun non verbal yang merupakan modifikasi dari tingkah laku guru atas tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan umpan balik kepada siswa atas perbuatannya, baik sebagai dorongan ataupun koreksi. Ad 3. Keterampilan mengadakan variasi merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. Ad 4. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.

6 16 Ad 5. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan oleh guru untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Sedangkan menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Ad 6. Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang optimal dengan tujuan berbagi pengalaman, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah. Ad 7. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Ad 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan adalah jika siswa yang dihadapi oleh guru berjumlah terbatas, yaitu berkisar 3-8 orang untuk kelompok kecil dan seorang untuk perorangan. Namun bukan berarti dalam hal ini guru hanya mengahadapi satu kelompok atau satu orang saja sepanjang waktu dalam belajar. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

7 Indikator Keterampilan Dasar Mengajar Dalam penelitian ini keterampilan dasar mengajar guru diukur dengan menggunakan indikator keterampilan dasar mengajar yang dikemukakan oleh Hasibuan dan Moedjiono (2010 : 58-94) yaitu : 1. Keterampilan Bertanya a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat b. Pemberian acuan; supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasiinformasi yang menjadi acuan pertanyaan. c. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta; pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit. d. Pemindahan giliran menjawab; pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. e. Penyebaran pertanyaan; untuk maksud tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang lain. f. Pemberian waktu berpikir; dalam mengajukan pertanyaan guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa merespons pertanyaannya. g. Pemberian tuntunan; bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan. 2. Keterampilan Memberikan Penguatan a. Penguatan verbal Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru. b. Penguatan gestural Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. c. Penguatan dengan cara mendekati Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. d. Penguatan dengan sentuhan Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa. e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

8 Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain. f. Penguatan berupa tanda atau benda Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. 3. Keterampilan Mengadakan Variasi a. Variasi dalam gaya mengajar guru Variasi gaya mengajar guru meliputi komponen-komponen variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik, serta perubahan posisi guru. b. Variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran Ditinjau dari reseptor penerima rangsang yang diberikan, maka media dan bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi media dan bahan pengajaran yang dapat didengar, yang dapat dilihat, dan yang dapat disentuh, diraba atau dimanipulasikan. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa Rentangan interaksi dapat bergerak di antara dua kutub yang ekstrem, yakni guru sebagai pusat kegiatan dan siswa sebagai pusat kegiatan. 4. Keterampilan menjelaskan a. Merencanakan penjelasan Dalam merencanakan penjelasan perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan dan penerima pesan. b. Menyajikan penjelasan Beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, memberikan penekanan, pengorganisasian materi, dan balikan dari siswa. 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka pelajaran : a. Menarik perhatian siswa : beberapa cara yang digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain gaya mengajar, penggunaan alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi. b. Menimbulkan motivasi : untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan dengan cara menunjukkan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ideide yang bertentangan, serta memperhatikan minat siswa. c. Memberikan acuan : Acuan merupakan usaha memberikan gambaran yang jelas kepada siswa mengenai hal-hal yang akan dipelajari dengan cara mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang relevan. d. Membuat kaitan : bahan pengait sangat penting digunakn bila guru ingin memulai pelajaran baru, usaha yang dapat dilakukan guru antara lain membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan 18

9 dari mata pelajaran yang dikenal siswa, guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama, dan lain-lain. Menutup Pelajaran : a. Meninjau kembali inti pelajaran dengan cara merangkum keseluruhan pelajaran dan membuat ringkasan. b. Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru dalam situasi lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis. 6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil a. Pemusatan perhatian Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara : merumuskan tujuan atau topik diskusi, menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan penyimpangan, menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevan, membuat rangkuman sementara. b. Memperjelas masalah Permasalahan dapat diperjelas dengan cara : merangkum ide-ide siswa, melacak komentar siswa, dan memperluas pandangan siswa. c. Menganalisa pandangan siswa Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif. d. Meningkatkan urunan pikiran siswa Kemampuan guru dalam meningkatkan urunan pendapat siswa sangat penting dalam usaha mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis. e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi Guru perlu meningkatkan partisipasi semua anggota kelompok dengan cara : memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpartisipasi, mencegah kegaduhan, mencegah secara bijaksana siswa yang memonopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk memberikan komentar terhadap pendapat teman. f. Menutup diskusi Keterampilan ini dapat diidentifikasikan sebagai : membuat rangkuman secara jelas dan singkat tentang butir-butir yang penting, memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi, dan mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi. 7. Keterampilan Mengelola Kelas a. Menunjukkan sikap tanggap : melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. 19

10 20 b. Membagi perhatian : pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula baik secara verbal maupun visual. c. Memusatkan perhatian kelompok : perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, menuntut tanggung jawab siswa. d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas e. Menegur : teguran verbal yang kuat harus tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan, menghindari peringatan kasar atau yang mengandung penghinaan, dan menghindari ocehan yang berkepanjangan. f. Memberi penguatan : pemberian penguatan dapat dilakukan kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat dia tertangkap melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah wajar sebagai contoh. g. Memodifikasi tingkah laku h. Pengelolaan kelompok i. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan a. Mengadakan pendekatan secara pribadi Prinsip yang penting dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab antara guru dan siswa. b. Mengorganisasi Sebagai organisator guru memerlukan keterampilan untuk memberikan orientasi umum mengenai kegiatan kelompok, memvariasikan kegiatan, membentuk kelompok yang tepat, mengkoordinasikan kegiatan dengan penggunaan materi dan sumber, membagi-bagi perhatian, dan mengakhiri kegiatan. c. Membimbing dan memudahkan belajar Keterampilan ini diperlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami frustasi. d. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar Keterampilan ini meliputi membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran, merencanakan kegiatan belajar bersama siswa, berperan sebagai penasihat bagi siswa, dan membantu menilai pencapaian dan kemajuan siswa Prinsip-prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar Beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam melaksanakan keterampilan dasar mengajar menurut Dadang Sukirman (2011 : 6-8) adalah sebagai berikut :

11 21 1. Kesesuaian (relevant) 2. Kreativitas dan inovatif 3. Ketepatan (akurasi) 4. Kebermanfaatan 5. Membangkitkan perhatian dan motivasi 6. Menyenangkan Penjelasan mengenai prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : Ad 1. Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan kesesuaian dengan seluruh komponen pembelajaran. Ad 2. Kreativitas dan invasi dalam menentukan unsur-unsur keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan agar suasana pembelajaran selalu menarik dan menyenangkan bagi siswa. Ad 3. Penggunaan unsur keterampilan dasar mengajar dimaksudkan untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu saat menentukan unsur keterampilan dasar mengajar yang akan digunakan harus memperhatikan aspek ketepatan atau akurasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Ad 4. Keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus dapat menambah nilai manfaat dari proses pembelajaran bagi siswa agar siswa mengalami kebermaknaan selama proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan potensi dirinya dan untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang baik. Ad 5. Perhatian dan motivasi merupakan unsur penting selama proses pembelajaran sehingga keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus dapat menjaga perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

12 22 Ad 6. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat mempengaruhi semangat dan daya tahan siswa selama menjalani proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dan mengembangkan potensi dirinya Minat Pengertian Minat Minat merupakan salah satu faktor dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Menurut Slameto (2010:57), Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Selain itu, Slameto (2010:180) juga mengemukakan pendapat lain mengenai minat, yaitu Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Pendapat lain dari Muhibbin Syah (2010:133) bahwa, Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Adapula Winkel dalam Qym (2009:2) yang menyatakan bahwa, Minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa minat merupakan ketertarikan terhadap sesuatu hal atau kegiatan tertentu. Dalam hal ini minat belajar siswa dapat diartikan sebagai ketertarikan dan kesukaan siswa dalam mempelajari mata pelajaran tertentu.

13 Indikator Minat Indikator minat yang diukur dalam penelitian ini diambil dari beberapa pendapat ahli. Purnama dalam Qym (2006:1) mengemukakan mengenai karakteristik minat sebagai berikut : Karakteristik individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu : adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif. Sedangkan, menurut Ani Endriani (2011:1), menyebutkan bahwa, Indikator untuk menentukan minat belajar seseorang dapat dilihat pada lima aspek yaitu: (1) Rajin dalam belajar, (2) Tekun dalam belajar, (3) Rajin dalam mengerjakan tugas, (4) Memiliki jadwal belajar, dan (5) Disiplin dalam belajar. Pendapat lain dari Slameto (2010:57) mengemukakan bahwa, Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. 1. Rasa suka Berdasarkan pendapat Slameto tersebut indikator minat terdiri dari : 2. Partisipasi dalam suatu aktivitas 3. Memberikan perhatian lebih besar Upaya Meningkatkan Minat Minat belajar yang dimiliki seorang siswa berasal dari dalam dirinya. Meskipun demikian, minat belajar siswa dapat diupayakan peningkatannya oleh

14 24 guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010:180) bahwa, Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Guru dapat membantu siswa untuk menumbuhkan minat dengan berbagai cara antara lain dengan memberikan pandangan kepada siswa mengenai bagaimana pengetahuan tertentu mempengaruhi dirinya, mencapai tujuantujuannya, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Selain itu, seorang guru harus dapat melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui hal-hal yang disukai dan tidak disukai sebagai modal untuk mengembangkan minat siswa tersebut sebagaimana yang dikatakan Slameto (2010:180) bahwa, Cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Dalam mata pelajaran akuntansi, guru akuntansi harus mengetahui minat siswa. Apabila guru sudah mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi, guru dapat mengupayakan peningkatan minat siswa tersebut, antara lain dengan memberikan pandangan kepada siswa bagaimana pengaruh penguasaan akuntansi terhadap kehidupan nyata, untuk mencapai tujuan-tujuan siswa, dan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar Sebelum membahas mengenai pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari prsetasi dan belajar itu sendiri.

15 25 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 700), prestasi diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh nilai yang diberikan oleh guru. Syaiful Bahri Djamarah (2008:19) mengungkapkan bahwa : Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak mungkin dicapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih. Dari beberapa definisi tersebut, dapat diketahui bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Slameto (2010:2) mengatakan bahwa, Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Sardiman (2011:20) mengatakan bahwa : Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar itu mengalami atau melakukannya. Adapun pengertian belajar menurut Muhibbin Syah (2010:90) adalah Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari beberapa pengertian tersebut dapat kita lihat bahwa dalam pengertian belajar tidak lepas dari suatu proses dan perubahan tingkah laku, sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung

16 26 berulang-ulang sehingga menimbulkan kesan dan mengakibatkan adanya perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Adapun pengertian prestasi belajar yang diungkapkan Muhibbin Syah (2008:141) adalah Hasil interaksi dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. pendapat tersebut didukung oleh Uzer Usman dan Lilis (1993:10) bahwa, Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yaitu faktor yang berasal dari dirinya (faktor internal) dan faktor di luar dirinya (faktor eksternal). Selain itu, Winkel (dalam Ridwan, 2009:2) mengatakan bahwa, Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Senada dengan pendapat-pendapat tersebut Nana Syaodih (2005:124) menjelaskan bahwa : Prestasi belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di luar sekolah yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang disengaja maupun tidak disengaja. Dengan demikian kita dapat mendefinisikan prestasi belajar sebagai suatu hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Prestasi merupakan hasil akhir dari suatu proses pembelajaran secara keseluruhan, maka untuk mengetahui prestasi belajar siswa, kita dapat mengukurnya melalui evaluasi belajar yang dapat berupa tes sumatif maupun ujian nasional.

17 27 Prestasi belajar tidak akan terlepas dari proses pembelajaran karena adanya prestasi belajar disebabkan oleh proses pembelajaran. Komponen-komponen dalam proses pembelajaran sebagaimana yang disebutkan oleh Loree dalam Abin Syamsudin (2000:164) digambarkan seperti berikut : Instrumental Input (sarana) Raw Input (siswa) Proses Belajar Mengajar Expected Output (hasil belajar yang diharapkan) Environmental Input (lingkungan) Gambar 2.1 Komponen-komponen PBM Berdasarkan gambar 2.1, dapat diketahui bahwa raw input, instrumental input, dan environmental input mempengaruhi proses pembelajaran dimana hasil dari proses tersebut adalah expected ouput yang berupa prestasi siswa. Raw input yang dimaksud pada gambar tersebut terdiri atas kapasitas (IQ), bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan, sikap/kebiasaan, dan lain-lain yang berkaitan dengan hal-hal dari dalam diri siswa. Instrumental input terdiri atas guru, metode, teknik, media, bahan, sumber, program, tugas, dan lain-lain yang berkaitan dengan sarana proses pembelajaran. Environmental input merupakan faktor lingkungan yang terdiri atas lingkungan sosial, fisik, kultural, dan lain-lain. Sedangkan expected output merupakan hasil belajar atau prestasi siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

18 Tujuan Belajar Setiap kegiatan akan berjalan terarah jika kita mempunyai tujuan. Dalam melaksanakan suatu kegiatan kita harus mengetahui apa manfaat dari kegiatan tersebut, apa target yang harus dicapai dari kegiatan tersebut, termasuk dalam kegiatan belajar. Kita harus mengetahui apa tujuan kita belajar, tujuan kita mempelajari sesuatu, dan apa yang akan kita dapatkan dari kegiatan belajar tersebut. Pentingnya tujuan dalam belajar adalah sebagai petunjuk dan pemberi arah bagi guru dan siswa dalam mencapai target belajar sehingga belajar yang dilakukan sesuai dengan porsi dan kebutuhannya. Menurut Sardiman (2011 : 26-29), tujuan belajar dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan adanya kemampuan berpikir. Tujuan ini memiliki kecenderungan yang lebih besar perkembangannya dalam proses belajar. Berpikir disini memiliki arti yang seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah. 2. Penanaman konsep dan keterampilan Berkaitan dengan keterampilan motorik dan informasi verbal. Keterampilan motorik yang diperoleh siswa di sekolah, diantaranya menulis, membaca, menggunakan jangka, dan menggunakan alat labolatorium. Sedangkan yang dimaksud informasi verbal adalah pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. 3. Pembentukan sikap Pembentukan sikap dan nilai berhubngan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Prestasi Belajar Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, seperti yang diungkapkan oleh Ngalim Purwanto (2006 :102) adalah :

19 29 1. Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual atau faktor intrinsik, seperti kesehatan, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi. 2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang disebut dengan faktor sosial atau faktor eksternal, seperti lingkungan dan alat instrumen belajar (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan faslitas serta guru / pengajar). Sedangkan dalam hal prestasi, Hamid Darmadi (2009:187) mengungkapkan bahwa : Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yakni (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar tidak berdiri sendiri melainkan merupakan hasil dari berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Apabila diuraikan satu persatu keempat faktor tersebut, maka dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Bahan atau materi yang dipelajari, berkaitan dengan tingkat kesulitan dari materi tersebut. 2. Lingkungan, terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik. 3. Faktor instrumental, menunjuk pada kualifikasi dan kelengkapan sarana yang diperlukan seperti guru, metode, bahan atau sumber, program, dan kurikulum. 4. Kondisi peserta didik, meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, motivasi, keadaan jasmani & rohani.

20 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kardiman dkk (2002:3) mengungkapkan bahwa : Ditinjau dari rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang serta menganalisis hasil dari teknik tersebut. Akuntansi ialah suatu seni pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang atas segala transaksi dan kejadian yang sedikitnya bersifat keuangan dan kemudian dilakukan penafsiran terhadap hasil ikhtisar tersebut. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Losina dan Indah (2007:100) mengatakan bahwa : Definisi akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut. Dalam Winardi (1998:5) disebutkan pula bahwa, Accounting adalah prinsip serta teknik pembukuan, pemeliharaan serta analisis catatan-catatan transaksi sebuah perusahaan, organisasi pemerintah atau kesatuan lain. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik inti akuntansi adalah sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk menghasilkan pertimbangan dan keputusan berupa laporan keuangan yang akan dipakai oleh pihak internal dan eksternal perusahaan Fungsi dan Tujuan Akuntansi Fungsi dan tujuan mata pelajaran akuntansi yang dikemukakan oleh Kardiman dkk (2002:4) adalah :

21 31 Fungsi pokok akuntansi dalam masyarakat ekonomi modern adalah untuk mengumpulkan dan menghubung-hubungkan informasi yang bersifat keuangan untuk mendapatkan gambaran mengenai aktivitas perusahaan, baik besar maupun kecil dalam bentuk perusahaan perseorangan, firma, perseroan, badan-badan yang tidak bersifat mencari keuntungan (nonprofit organization), pemerintah, dan badanbadan/lembaga-lembaga pemerintahan. Lebih spesifik lagi tujuan pokok akuntansi adalah menyediakan informasi dalam bentuk suatu laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang saham, penanam modal, pemberi kredit, pemerintah dan badan-badan pemerintah, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik ke dalam (intern) maupun ke luar (extern) perusahaan. Sedangkan pendapat lain menurut Losina dan Indah (2007:101) fungsi dan tujuan akuntansi adalah : Fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan pokok akuntansi adalah memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif mengenai unit-unit usaha ekonomi berupa gambaran mengenai aktivitas perusahaan, terutama yang bersifat keuangan, yang diperlukan oleh para penggunanya untuk pengambilan keputusan Prinsip dan Konsep Dasar Akuntansi Prinsip Akuntansi Prinsip akuntansi merupakan suatu istilah yang menunjukkan konsep, ketentuan, prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang tersedia. Penggunaan prinsip akuntansi diperlukan untuk menyamakan cara, metode, dan prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan dan konsisten. Adapun

22 32 prinsip-prinsip akuntansi tersebut yang dikemukakan dalam Losina dan Indah (2007 : 105) adalah : 1. Prinsip Harga Perolehan 2. Prinsip Realisasi Penghasilan 3. Prinsip Objektif 4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Disclosure) 5. Prinsip Konsistensi Konsep Dasar Akuntansi Konsep dasar akuntansi adalah konsep-konsep yang dipilih untuk menentukan cara-cara menyampaikan informasi keuangan. Menurut Losina dan Indah (2007 : ) konsep tersebut antara lain : 4. Kesatuan Usaha (Business Entity) 5. Konsep Beban Historis 6. Kesinambungan (Going Concern) 7. Periode Akuntansi 8. Substansi di Atas Bentuk (Substance over Form) 2.5. Pengaruh Keterampilan Dasar Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Keterampilan dasar mengajar diterapkan sejak proses pembelajaran itu direncanakan, kemudian dilaksanakan, dan dievaluasi sehingga jelas bahwa keterampilan dasar mengajar memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah guru. Dalam hal ini, guru merupakan orang yang sangat berperan dalam

23 33 berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Guru yang memiliki keterampilan dasar mengajar dapat mengemas proses pembelajaran sebaik dan semenarik mungkin agar dapat menumbuhkan kemauan siswa dalam belajar. Keterampilan dasar mengajar yang dipergunakan dengan tepat akan merangsang siswa untuk mengikuti mata pelajaran akuntansi dengan baik. Nana Sudjana (2009:42) mengatakan bahwa, 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru dimana 32,43% diantaranya adalah sumbangan dari kemampuan guru mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat terlihat bahwa keterampilan dasar mengajar menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Di dalam keterampilan dasar mengajar guru terkandung kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki seorang guru untuk dapat merangsang minat dan motivasi siswa, mengembangkan bakat siswa, dan meningkatkan kemampuan intelegensi siswa. Oleh karena itu, seorang guru yang memiliki keterampilan dasar mengajar dan mempergunakannya dengan maka dapat membantu siswa untuk menumbuhkan kemauan belajarnya dalam mata pelajaran akuntansi sehingga siswa tersebut memperoleh prestasi yang memuaskan Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu hal. Dalam penelitian ini, minat belajar siswa merupakan ketertarikan, kesukaan, dan kemauan siswa untuk mempelajari mata pelajaran akuntansi. Minat adalah salah

24 34 satu faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Tanpa minat seorang siswa tidak akan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain menjadi faktor pengaruh belajar, minat juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang tidak memiliki minat belajar untuk mata pelajaran akuntansi maka akan mengalami kesulitan belajar dimana kesulitan belajar tersebut akan mempengaruhi perolehan prestasinya. Berbeda halnya dengan siswa yang memiliki minat belajar dalam mempelajari akuntansi, siswa tersebut akan sangat antusias terhadap pelajaran akuntansi, rajin dan tekun dalam belajar akuntansi sehingga dapat memperoleh prestasi yang memuaskan. Dalyono (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008:191) mengatakan bahwa, Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Pendapat tersebut menegaskan bahwa minat belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, disajikan dalam tabel 2.1. No Nama Peneliti 1. Dede Nunung W. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Judul Hasil Persamaan Penelitian Penelitian Pengaruh Kompetensi Minat Kompetensi guru dan minat sebagai Guru terhadap berpengaruh variabel Minat Belajar positif terhadap bebas dan Siswa serta prestasi belajar prestasi Perbedaan Penelitian ini mengungkap pengaruh kompetensi guru terhadap

25 35 2. Vidya Risma Utami Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Haurgeulis Tahun Ajaran Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa serta Implikasinya Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA PGII 2 Bandung siswa. Keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. belajar sebagai variabel terikat Keterampilan dasar mengajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat minat belajar terlebih dahulu kemudian implikasinya terhadap prestasi sedangkan penelitian penulis ingin mengetahui pengaruh keterampilan dasar megajar dan minat terhadap prestasi secara parsial dan simultan. Penelitian ini menambahkan motivasi sebagai variabel bebas, sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis variabel bebas kedua adalah minat belajar. Keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap

26 36 3. Eva Yuliyana Sumber : Repository UPI Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi di SMKN 11 Bandung prestasi belajar siswa melalui motivasi belajar siswa. Minat dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar secara parsial dan simultan. Minat sebagai variabel bebas prestasi belajar sebagai variabel terikat dan Penelitian ini menambahkan motivasi sebagai variabel bebas sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis selain minat, yang menjadi variabel bebas adalah keterampilan dasar mengajar guru Kerangka Pemikiran Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada seseorang yang disebabkan adanya interaksi yang dia lakukan. Dalam hal ini, belajar memiliki makna yang sangat luas dan merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses belajar itu sendiri hanya dapat dilihat berdasarkan gejala perubahan perilakunya saja. Belajar terjadi disebabkan karena adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya. Dunia pendidikan adalah salah satu tempat terjadinya interaksi yang mengakibatkan seorang individu mengalami masa belajar. Dalam dunia pendidikan seseorang berhak memasuki suatu lingkungan pendidikan dimana di dalamnya terjadi interaksi antara individu yang belajar dengan individu yang mengajar dan lingkungannya. Interaksi belajar dan

27 37 mengajar tersebut kita kenal sebagai proses pembelajaran dimana siswa sebagai individu yang belajar dan guru sebagai individu yang mengajar. Proses pembelajaran tidak selalu berjalan sesuai dengan arah tujuannya. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah : 1. Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual atau faktor intrinsik, seperti kesehatan, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi. 2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang disebut dengan faktor sosial atau faktor eksternal, seperti lingkungan dan alat instrumen belajar (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan faslitas serta guru / pengajar). Belajar dalam suatu proses pembelajaran merupakan proses aktif yang diarahkan kepada tujuan tertentu. Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mengetahui ketercapaian tujuan tersebut, maka harus diadakan penilaian terhadap proses pembelajaran. Penilaian tersebut akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang dapat mencerminkan kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran yang telah dilaluinya. Prestasi merupakan hasil dari usaha siswa dalam melaksanakan proses belajar yang sebaik-baiknya mengarah kepada tujuan pembelajaran tertentu. Prestasi yang diperoleh siswa dapat berupa nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor yang dinyatakan dengan angka. Prestasi tersebut beraneka ragam nilainya, ada yang rendah dan ada pula yang tinggi. Tinggi rendahnya prestasi

28 38 yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa maupun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajarnya. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Bahan atau materi yang dipelajari, berkaitan dengan tingkat kesulitan dari materi tersebut. 2. Lingkungan, terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik. 3. Faktor instrumental, menunjuk pada kualifikasi dan kelengkapan sarana yang diperlukan seperti guru, metode, bahan atau sumber, program, dan kurikulum. 4. Kondisi peserta didik, meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, motivasi, keadaan jasmani & rohani. Pada proses pembelajaran, guru sebagai individu yang mengajar dan mendidik memiliki peran yang sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan adanya guru sebagai faktor eksternal dan instrumental yang berpengaruh baik pada proses belajar maupun prestasi belajar, sehingga kualitas pembelajaran yang diperoleh siswa akan dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar dan pendidik yang kemudian akan menentukan prestasi belajar siswa. Guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Efektifitas pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa hampir seluruhnya bergantung pada guru. Proses pembelajaran di dalam kelas sebagian besar ditentukan oleh peran guru.

29 39 Seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar wajib dimiliki oleh seorang guru karena keterampilan tersebut diperlukan guru untuk dapat melaksanakan peran-perannya di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai seorang guru menurut Uzer Usman ( 2010: ) adalah : 1. Keterampilan bertanya (questioning skills) 2. Keterampilan memberikan penguatan (reinforcement skills) 3. Keterampilan mengadakan variasi (variation skills) 4. Keterampilan menjelaskan (explaning skills) 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure) 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan Delapan keterampilan dasar mengajar tersebut merupakan satu rangkaian keterampilan yang saling berkaitan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan memiliki keterampilan tersebut seorang guru dapat memilih strategi dan metode mengajar yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam mata pelajaran Akuntansi khususnya, keterampilan-keterampilan tersebut diperlukan untuk memudahkan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran Akuntansi memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan konsentrasi yang baik untuk dapat memahaminya. Selain itu, pengemasan proses pembelajaran yang menarik diperlukan pula untuk dapat merangsang siswa memberi perhatian dan keingintahuan untuk mempelajari Akuntansi. Guru yang mengajar dengan keterampilan dasar mengajar

30 40 memungkinkan siswa untuk mengalami proses belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, efektif, dan efisien, sehingga siswa mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan. Selain guru, ada pula minat belajar siswa yang menjadi faktor dari dalam diri siswa sendiri. Siswa yang tidak memiliki minat mustahil dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, guru memiliki tanggung jawab untuk dapat merangsang siswa menumbuhkan minat di dalam dirinya. Jika siswa sudah memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, dapat dipastikan siswa tersebut dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan memperoleh prestasi belajar sesuai yang diharapkan. Minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Minat yang dimiliki seorang siswa dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang dialami siswa tersebut, sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2010 : 57) bahwa, Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Pendapat Slameto tersebut menunjukkan pentingnya seorang siswa untuk memiliki minat agar siswa tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran tertentu akan menumbuhkan semangat dan keseriusan dalam mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga siswa dapat mencapai prestasi sesuai yang diharapkannya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa berperan sebagai faktor

31 41 yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa. Gambaran mengenai kerangka pemikiran tersebut ditunjukkan dalam bagan berikut : Kesehatan Jasmani & Rohani Kecerdasan Faktor Internal Bakat Minat dipengaruhi Belajar dipengaruhi Motivasi Guru / Pengajar dengan Keterampilan Dasar Mengajar mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kurikulum Faktor Eksternal Metode Pembelajaran Sarana & Fasilitas Lingkungan Keluarga, Sekolah, Teman, & Masyarakat Keterangan : arah hubungan faktor-faktor yang tidak diteliti faktor-faktor yang diteliti Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran

32 42 Adapun hubungan antar variabel berdasarkan paparan kerangka pemikiran tersebut digambarkan sebagai berikut : Keterampilan Dasar Mengajar Guru (X 1 ) Prestasi Belajar Siswa (Y) Minat Belajar Siswa (X 2 ) Gambar 2.3 Hubungan antar Variabel Penelitian 2.9. Hipotesis Berdasarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Keterampilan dasar mengajar guru akuntansi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. 2. Minat belajar siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. 3. Keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa secara bersamasama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Para peserta diharapkan dapat memahami hakikat

Lebih terperinci

8-Keterampilan Dasar Mengajar. Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia

8-Keterampilan Dasar Mengajar. Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia 8-Keterampilan Dasar Mengajar (Teaching Skills) Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia Curriculum Vitae Nama : Badru Zaman Tempat Tanggal Lahir : Darangdan (Purwakarta) 6 Agustus 1974

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR RIYAN HIDAYATULLAH riyanhidayat28@gmail.com Dasar Hukum (Pembelajaran) UU No. 20/2003 Sisdiknas, Pasal 1 (20): Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta dengan

Lebih terperinci

RAMADHAN PRASETYA WIBAWA X

RAMADHAN PRASETYA WIBAWA X PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan sosial siswa. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STRATEGI PEMBELAJARAN AUD KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR AUD OLEH: NUR CHOLIMAH Email: nurcholimah@uny.ac.id KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN Membuka Pelajaran Kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1 PUSAT 1 PUSAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar 2 PAU-PPAI-UT 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menjelaskan hakikat komunikasi PUSAT 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1 TUJUAN dan KEGIATAN TUJUAN: Menerapkan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran KEGIATAN: Berbagi pengalaman Penyajian

Lebih terperinci

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Oleh :Winarto* 1. Abstrak: Tujuan penjelasan ini untuk mendiskripsikan dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat tujuh

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S.

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Apa? Pengertian Dasar yaitu keterampilan yang bersifat generik atau Keterampilan Dasar Teknik Instruksional yang harus dikuasai seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Disampaikan pada Perkulaian Pembelajaran Mikro (Micro Teachinh) Program DuaModes S1 PGSD Oleh: dadang Sukirman e-mail: dadang_sukirman@yahoo.co.id JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah Pengajaran Mikro Farida Nurhasanah Orientasi Pengajaran Mikro 1. Pengertian Pengajaran Mikro 2. Ketrampilan Dasar Mengajar 3. Proses Pelaksanaan Praktik Mengajar 4. Proses Penilaian / evaluasi kegiatan

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill)

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) 1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau proses yang memasukkan peserta didik ke

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta perubahan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental bagi siswa serta menarik perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Model Quantum Teaching Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Menurut Sugiyono (2010:32) mengungkapkan bahwa, Kajian pustaka adalah kajian terhadap teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia ini segalanya berubah, tidak ada yang abadi melainkan perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber daya manusia menyesuaikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR JENIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran Ketrampilan menjelaskan Kertampilan memberikan variasi Ketrampilan bertanya Ketrampilan mengaktifkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin MIN Pemurus Dalam beralamat di kelurahan Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Biologi Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI Pembimbing 1 : Dr. H. Walidun Husain, M.Si Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO SCIENCE 1. PEDAGOGI 2. KEPRIBADIAN ramah, santun toleran dan peduli 3. PROFESIONAL 4. SOSIAL No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen MEMBUAT SISWA BELAJAR SEBAGAI FASILITATOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan berkembang dengan pesat. Kini pendidikan merupakan hal yang utama bagi sebagian masyarakat di Indonesia, terbukti dengan menjamurnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang secara luas dikenal di masyarakat adalah pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar dan Format Penilaian Keterampilan Mengajar dalam Praktek Microteaching

Keterampilan Dasar Mengajar dan Format Penilaian Keterampilan Mengajar dalam Praktek Microteaching dan Format Penilaian Keterampilan Mengajar A. Pendahuluan Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, karena dalam kegiatan pembelajaran senantiasa mengintegrasikan berbagai komponen dan kegiatan,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN LAMPIRAN 7 Format Penilaian Latihan Keterampilan Terbatas 1 KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN 1 Menarik perhatian siswa a. Gaya mengajar guru b. Menggunakan alat-alat bantu mengajar c. Pola interaksi yang

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi a. Pengertian Partisipasi Partisipasi dalam Bahasa Inggris yaitu participation.menurut kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2007, partisipasi artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan dapat membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan dibutuhkan dalam masa pembangunan yang sedang berlangsung. Melalui pendidikan sekolah berbagai

Lebih terperinci

Margunani 1 Siti Fatimah 2

Margunani 1 Siti Fatimah 2 Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Sma Negeri Se Kabupaten Kebumen Margunani 1 Siti Fatimah 2 Abstrak : Pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi terciptanya

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. RINI NINGSIH, M. Pd.

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. RINI NINGSIH, M. Pd. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR RINI NINGSIH, M. Pd. C-O-C-O-n-U-T Nyiur Hijau Maladi Nyiur hijau di tepi pantai Siar siur daunya melambai Padi mengembang kuning meraya Burung-burung bernyanyi gembira Tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan guru sebagai upaya transformasi ilmu kepada siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik (Asrohah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan. 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang digunakan untuk menginplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945, secara fundamental merupakan pernyataan dan tekad untuk membangun bangsa. Salah satu wujud nyata yang harus ditempuh dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Keterampilan merupakan kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Keterampilan merupakan kemampuan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Keterampilan Mengajar Guru a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. PENGARUH PENGGUNAAN METODE RESITASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa : II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pembelajaran yang telah dirancang dengan baik tentunya diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang baik juga, hal ini sejalan dengan pendapat Corey (dalam Ruminiati,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

2015 ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi guru di Indonesia merupakan profesi mulia yang semakin diminati oleh masyarakat sejak reformasi guru dimulai dengan deklarasi Guru sebagai profesi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106 PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BOLONG KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pengajaran IPS merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan antara guru dan siswa secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya, sebagaimana tersurat dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pendidikan itu berfungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar Ekonomi a. Pengertian Prestasi Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, yang berarti hasil dari usaha. Menurut Muhibbin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk membangun manusia seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN Dr. Ainur Rofieq, M.Kes. ainurrofieq@yahoo.co.id Materi: Ketrampilan Dasar Mengajar Ketrampilan Interpersonal (komunikasi) Ketrampilan Pengelolaan Kelas Pembelajaran Orang Dewasa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci