ANALISIS DETERMINASI KEPUTUSAN REVALUASI ASET TETAP (Studi Perbandingan Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Singapura Tahun )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DETERMINASI KEPUTUSAN REVALUASI ASET TETAP (Studi Perbandingan Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Singapura Tahun )"

Transkripsi

1 ANALISIS DETERMINASI KEPUTUSAN REVALUASI ASET TETAP (Studi Perbandingan Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Singapura Tahun ) NIA EGI RAMADHANI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACK This study aimed to analyze the factors that influence the decision of fixed asset revaluation. In particular, this research examines the effect of firm size, fixed asset intensity, level of indebtedness, liquidity, and declining cash flow from operation of the decision fixed asset revaluation. The sample was all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange and Singapore Exchange in Samples were selected by purposive sampling technique. The method of analysis in this study using logistic regression analysis because the dependent variable is dummy variables. The results showed that the variable fixed assets intensity is significantly positive and liquidity significantly negative effect on the decision revaluation of fixed assets in Indonesia. While variable firm size, level of indebtedness, and declining cash flow from operations are not shown to affect the decision of fixed assets revaluation in Indonesia. In contrast to what happened in Singapore, the results showed the only variable fixed asset intensity is significantly positive influence on the decision fixed assets revaluation in Singapore. While variable firm size, level of indebtness, liquidity, and declining cash flow from operations are not shown to affect the decision of fixed assets revaluation in Singapore. Keywords: fixed assets revaluation, firm size, fixed asset intensity, level of indebtedness, liquidity, declining cash flow from operation 1. PENDAHULUAN Arus globalisasi yang berkembang pesat membuat negara-negara di dunia khususnya di Indonesia terus berupaya untuk memperbaiki standar laporan keuangannya. International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi keuangan Indonesia yang berbasis IFRS dianggap lebih bisa meningkatkan kualitas standar laporan keuangan dan daya banding laporan keuangan (Bank Indonesia, 2011 dalam Yulistia, dkk., 2015). Menurut Wondabio (2001) konvergensi IFRS bertujuan untuk mengeliminasi perbedaan (gap) antara standar

2 akuntansi di Indonesia dengan IFRS. Pengadopsian IFRS di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada PSAK, salah satunya adalah PSAK No. 16 tentang aset tetap. Menurut Yulistia, dkk. (2015), ada perbedaan pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal yang sebelumnya pada PSAK 16 (Revisi 1994) aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan dan tidak memperbolehkan adanya revaluasi aktiva tetap (IAI, 2002 dalam Yulistia, dkk., 2015). Namun selanjutnya pengukuran setelah pengakuan menurut PSAK No. 16 entitas dapat memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan mengaplikasikan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Penelitian Kurniawati (2013) mengatakan bahwa entitas yang memutuskan merevaluasi asetnya, setelah pengakuan awal aset tetap dicatat sebesar jumlah revaluasian yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi dan akumulasi penyusutan. Penelitian Seng dan Su (2010) menemukan bahwa faktor politis yang diproksi dengan size (ukuran perusahaan) dapat mempengaruhi pilihan perusahaan untuk merevaluasi asetnya. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tay (2009) dan Barac dan Sodan (2011) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan (firm size) secara signifikan berkontribusi pada keputusan revaluasi. Lain halnya dengan penelitian Nurjanah (2013) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap revaluasi. Selain itu, penelitian Manihuruk dan Farahmita (2015) dan Yulistia, dkk (2015) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap revaluasi, artinya perusahaan yang berukuran besar lebih kecil kemungkinan menggunakan model revaluasi pada pencatatan aset tetap mereka. Pada penelitian Seng dan Su (2010) dan Tay (2009) intensitas aset tetap (fixed asset intensity) yang mewakili information asymmetri factor ditemukan signifikan dalam pengujian univariate tetapi secara statistik tidak

3 signifikan dalam metode regresi logistik. Sedangkan penelitian Manihuruk dan Farahmita (2015) menemukan bahwa intensitas aset tetap berpengaruh secara positif terhadap revaluasi aset tetap dan hasil ini berlawanan dengan penelitian Yulistia, dkk., (2015) dan Barac dan Sodan (2011). Penelitian yang dilakukan Barac dan Sodan (2011) membuktikan bahwa level of indebtedness tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset menaik, sedangkan perusahaan dengan rasio likuiditas rendah lebih mungkin untuk melakukan revaluasi menaik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Black, Sellers dan Manly (1998) dalam Manihuruk dan Farahmita (2015) yang menemukan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap pilihan merevaluasi aset. Sedangkan penelitian Manihuruk dan Farahmita (2015) dan Andison (2015) tidak berhasil membuktikan bahwa liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap. Declining cash flow from operation yang mewakili contracting factor pada penelitian Seng dan Su (2010) tidak ditemukan signifikan terhadap revaluasi aset tetap yang artinya declining cash flow from operation tidak berpengaruh terhadap revaluasi menaik. Hasil ini sesuai dengan penelitian Yulistia, dkk. (2015) yang menemukan bahwa penurunan arus kas operasi tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap. Sedikitnya jumlah perusahaan yang memilih model revaluasi aset tetap membuat topik ini menjadi menarik diteliti kembali untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi perusahaan melakukan revaluasi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Manihuruk dan Farahmita (2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang mencoba membandingkan perusahaan di Indonesia dan Singapura. Selain itu, peneliti juga menambahkan satu variabel yaitu declining cash flow from operation dalam penelitian ini.

4 Singapura dipilih karena sudah termasuk dalam negara maju. Peneliti berpikir mungkin terjadi perbedaan hasil antara negara maju dan negara berkembang. Singapura juga dipilih karena memiliki persamaan dengan Indonesia, yaitu mulai efektif melakukan konvergensi IFRS pada 1 Januari 2012 dan cara pengadopsian IFRS dilakukan secara gradual system (sistem bertahap). Adanya perbedaan hasil penelitian pada variabel firm size (ukuran perusahaan), fixed asset intensity (intensitas aset tetap), liquidity (likuiditas) pada penelitian Manihuruk dan Farahmita (2015), Yulistia, dkk (2015), Seng dan Su (2010) membuat variabel ini menjadi menarik diuji kembali untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan revaluasi aset tetap. Sedangkan variabel declining cash flow from operation dan variabel level indebtedness ditambahkan karena masih sedikit peneliti yang menggunakan variabel tersebut dan supaya berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris terkait pengaruh firm size, fixed asset intensity, level of indetbtedness, liquidity, dan declining cash flow from operation terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia dan Singapura. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Akuntansi Positive Accounting Theory yang dikemukakan oleh Watt dan Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan Siregar (2014) dapat menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih metode akuntansi yang akan diterapkannya. Menurut Azouzi dan Jarboui (2012) riset tentang revaluasi aset merupakan bagian dari penelitian dalam teori positif akuntansi. Teori akuntansi positif diterapkan untuk menjelaskan motivasi melakukan revaluasi aset. Ini berarti bahwa perusahaan

5 akan mengubah metode akuntansi mereka untuk mengakui asetnya dari biaya historis ke nilai wajar untuk meminimalkan biaya kontrak. Penelitian Seng dan Su (2010) mengklasifikasikan faktor yang dapat mempengaruhi manajer dalam memutuskan kebijakan akuntansinya menjadi tiga faktor, yaitu: (1) Contracting Factors, menjelaskan bahwa pemilihan kebijakan akuntansi dilakukan untuk mempengaruhi kontrak utang; (2) Political Factors yang erat kaitannya dengan political cost hypothesis, dimana tujuan perusahaan mengurangi laba dalam laporan keuangan perusahaan untuk mengurangi visibilitas politis dan biaya politis yang mungkin terjadi; (3) Information Asymmetry, menjelaskan bahwa kebijakan akuntansi ditentukan oleh asimetri informasi yang berusaha mempengaruhi penilaian atau harga dari suatu aset. 2.2 Revaluasi Aset Tetap Revaluasi aset tetap adalah peninjauan kembali nilai dari suatu aset tetap. Revaluasi sering dimaknai penilaian ulang yang menyebabkan nilai aset menjadi lebih tinggi, padahal revaluasi dapat menghasilkan nilai yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari aset tercatat (Tay, 2009). PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015) menyatakan bahwa ketika suatu aset tetap direvaluasi, maka jumlah tercatat dari aset tetap tersebut disesuaikan pada jumlah revaluasiannya. Pada tanggal revaluasi, aset diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini: (a) jumlah tercatat bruto disesuaikan secara konsisten dengan revaluasi jumlah tercatat aset. Sebagai contoh, jumlah tercatat bruto dapat disajikan kembali dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi atau dapat disajikan kembali secara proporsional terhadap perubahan jumlah tercatat. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi disesuaikan untuk menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat bruto dan

6 jumlah tercatat aset setelah memperhitungkan akumulasi rugi penurunan nilai; atau (b) akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset. 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu Barac dan Sodan (2011) melakukan penelitan di Kroasia. Pada penelitiannya ditemukan bahwa variabel liquidity, debt growth, return on equity, dan size secara statistik signifikan pada tingkat 5% dan koefisien bertanda sesuai dengan hipotesis. Artinya, variabel tersebut lebih mungkin untuk melakukan revaluasi aset tetap. Sedangkan fixed assets intensity, operating income to income costs, level of indebtedness, dan cash return on equity ditemukan tidak signifikan pada tingkat 5%. Cash flow ratios secara statistik signifikan tetapi tidak memiliki arah yang sesuai dengan hipotesis. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan arus kas operasi lebih mungkin untuk merevaluasi aset mereka, yang mana bertentangan dengan hasil penelitian ini dan penelitian sebelumnya. Hal ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa pertumbuhan arus kas operasi tidak mengindikasian likuiditas perusahaan baik. Yakni, arus kas bersih bisa menjadi negatif karena perusahaan dapat memiliki arus kas negatif yang besar dari aktivitas pendanaan dan investasi pada saat yang sama. Penelitian Seng and Su (2010) yang dilakukan di Selandia Baru menemukan bahwa ukuran perusahaan yang menjadi proksi contracting factors berpengaruh secara signifikan terhadap revaluasi menaik. Artinya, revaluasi memang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk mengurangi biaya politik. Sedangkan variabel leverage level, declining cash flow from operation, prior revaluation, growth options, takeover offer, dan bonus issue tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap. Hanya fixed asset intensity yang ditemukan

7 signifikan dalam pengujian univariate tetapi tidak signifikan dalam model regresi logistik. Manihuruk dan Farahmita (2015) melakukan penelitian pada perusahaan di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel intensitas aset tetap dan leverage berpengaruh positif terhadap revaluasi aset tetap. Artinya perusahaan dengan intensitas aset tetap yang lebih besar akan semakin besar kemungkinan memilih menggunakan model revaluasi pada pencatatan aset tetap mereka dan perusahaan dengan tingkat hutang yang lebih besar akan semakin besar kemungkinan memilih menggunakan model revaluasi pada pencatatan aset tetap mereka Sedangkan variabel ukuran perusahaan dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap. Penelitian Yulistia, Fauziati, Minovia, Khairati (2015) yang dilakukan pada perusahaan manufaktur di Indonesia tahun menemukan bahwa variabel leverage, arus kas operasi, firm size, dan fixed asset intensity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap revaluasi aset tetap menaik. Penelitian ini hanya menemukan total 10 perusahaan pengguna model revaluasi di tahun 2012 dan Menurut peneliti, dengan diperbolehkannya perusahaan memilih model biaya dan model revaluasi membuat perusahaan cenderung memilih model biaya. Hal ini disebabkan karena walaupun model revaluasi dianggap lebih relevan, tetapi dalam praktiknya masih sulit untuk diterapkan dan membutuhkan biaya yang mahal misalnya saja untuk penggunaan tenaga penilai serta peningkatan biaya audit.

8 2.4 Penurunan Hipotesis Firm Size (ukuran perusahaan) sering menjadi proksi dari political factor. Hal ini sesuai dengan political cost hypothesis dimana perusahaan besar berusaha untuk menampilkan konservatisme pada profitabilitas mereka demi bisa menghindar dari visibilitas politik yang dapat memberi dampak pada meningkatnya biaya politik dan peraturan yang lebih ketat. Revaluasi aset dapat menampilkan konservatisme yang bisa mengurangi visibilitas politik disebabkan karena depresiasi yang semakin besar (Manihuruk dan Farahmita, 2015). Penelitian di luar negeri menemukan bahwa perusahaan besar akan melakukan revaluasi untuk mengurangi return on equity, aset, dan potensi keuntungan modal yang diperoleh dari penjualan sehingga akan mengurangi biaya politik (Lin dan Peasnell, 2000; Tay, 2009; Seng dan Su, 2010; Barac dan Sodan, 2011). Penelitian ini memilih posisi yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa karena ingin menurunkan tekanan politik pemerintah atau serikat buruh, perusahaan besar akan cenderung melakukan revaluasi aset tetap. H1a: Firm Size berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. H1b: Firm Size berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Tay (2009) berpendapat bahwa revaluasi penting untuk diperhatikan dimana porsi terbesar dari total aset adalah aset tetap yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan dan karena itu memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan basis aset. Tidak hanya itu, revaluasi juga diterapkan untuk mengurangi pelaporan

9 profitabilitas perusahaan, baik melalui depresiasi yang lebih besar, maupun dengan peningkatan basis aset yang digunakan untuk mengukur return on equity. Perusahaan yang memiliki intensitas aset tetap yang lebih besar cenderung semakin besar kemungkinannya dalam memilih model revaluasi pada pencatatan aset tetap mereka (Manihuruk dan Farahmita, 2015). Penelitian Lin dan Peasnell (2000) menemukan bahwa intensitas aset tetap memiliki hubungan yang signifikan positif terhadap pilihan model revaluasi aset tetap perusahaan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tay (2009), Seng dan Su (2010), Manihuruk dan Farahmita (2015). H2a: Fixed Asset Intensity berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. H2b: Fixed Asset Intensity berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi akan memutuskan merevaluasi asetnya untuk meningkatkan kelayakan perusahaan dihadapan kreditur (Manihuruk dan Farahmita, 2015). Barac dan Sodan (2011) mengatakan bahwa perusahaan dengan rasio utang tinggi lebih mungkin untuk merevaluasi aset mereka karena revaluasi dapat menurunkan nilai rasio utang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lin dan Peasnell (2000), Manihuruk dan Farahmita (2015), Andison (2015) yang menemukan bahwa tingkat utang berpengaruh positif terhadap revaluasi aset tetap. H3a: Level of Indebtedness berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia.

10 H3b: Level of Indebtedness berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Menurut Andison (2015) rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Perusahaan yang memiliki likuiditas rendah akan memilih melakukan revaluasi agar dapat memperlihatkan nilai aset tetap mereka yang sebenarnya dapat dikonversi dalam bentuk kas (Manihuruk & Farahmita, 2015). Andison (2015) mengatakan bahwa kebijakan revaluasi aset akan berdampak positif pada posisi keuangan, hal ini tentu memberikan respon positif bagi kreditur dalam memberikan pinjaman. Dalam penelitiannya, Tay (2009) berargumen bahwa revaluasi membantu memberikan informasi secara lebih aktual mengenai jumlah kas yang diperoleh dari penjualan aset, sehingga dapat membantu meningkatkan kapasitas pinjaman perusahaan serta mengurangi biaya pinjaman. Black, Sellers dan Manly (1998) dalam Manihuruk dan Farahmita (2015) menemukan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap pilihan merevaluasi aset. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Barac & Sodan (2011). H4a: Liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. H4b: Liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Cotter & Zimmer (1995) dalam Seng & Su (2010) berpendapat revaluasi dapat memberikan sinyal nilai yang lebih tinggi dari aset jaminan perusahaan, yang akan membantu meyakinkan debtholders tentang kemampuan perusahaan melunasi hutangnya. Oleh karena itu, revaluasi akan mengembalikan kapasitas pinjaman

11 perusahaan. Mereka mengusulkan bahwa perusahaan dengan arus kas menurun lebih mungkin merevaluasi asetnya. Penelitian Cotter dan Zimmer (1995) dalam Barac dan Sodan (2011) menemukan bahwa rasio arus kas yang rendah lebih mungkin untuk merevaluasi asetnya. H5a: Declining Cash Flow From Operation berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. H5b: Declining Cash Flow From Operation berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh populasi yang ada, hanya diambil sampel perusahaan yang memenuhi kriteria sesuai dengan teknik purposive sampling, dengan kriteria (1) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapore Exchange periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, (2) memiliki aset tetap antara tahun , (3) memiliki informasi mengenai revaluasi, (4) memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan selama periode pengamatan. Sumber data yang digunakan sebagai sampel penelitian yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan dan dapat diunduh dari website resmi Bursa Efek Indonesia ( dan Singapore Exchange ( Seluruh data yang digunakan dalam variabel penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan digunakan untuk memperoleh data

12 penelitian yaitu firm size, fixed asset intensity, level of indebtness, liquidity, dan declining cash flow from operation. Sedangkan keputusan revaluasi aset tetap diperoleh dari catatan atas laporan keuangan (CALK) perusahaan. 3.2 Model Penelitian Dalam penelitian ini, variabel dependen diukur menggunakan dummy, maka analisis yang digunakan adalah metode regresi logistik (logistic regression) dalam pengujian hipotesisnya. Pengolahan dan perhitungan data menggunakan program SPSS for windows. Pengujian faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan model revaluasi aset tetap menggunakan model regresi logistik sebagai berikut: REVi = α + β1size + β2fai + β3dr + β4liq + β5cffo + e Keterangan: REVi = Kemungkinan perusahaan memilih model revaluasi aset tetap. Nilai 1 jika melakukan revaluasi, 0 jika tidak melakukan revaluasi. α = Konstanta β1 β5 = Koefisien regresi SIZE = Firm Size FAI = Fixed Asset Intensity DR = Debt to Asset Ratio (Level of Indebtedness) LIQ = Liquidity CFFO = Declining Cash Flow from Operation

13 e = Error 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Sampel dan Statistik Deskriptif Tabel 1 pada lampiran menunjukkan prosedur pemilihan sampel perusahaan Indonesia dan Singapura. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa 458 dari total 489 perusahaan manufaktur di Indonesia lebih memilih model biaya dan hanya 31 dari total 489 perusahaan yang memilih model revaluasi. Sedangkan 224 dari total 262 perusahaan manufaktur di Singapura lebih memilih model biaya dan hanya 38 dari total 262 perusahaan yang memilih model revaluasi. Tabel 2 pada lampiran menunjukkan statistik deskriptif perusahaan Indonesia dan tabel 3 menunjukkan statistik deskriptif dari perusahaan Singapura. Pada tabel 2 tersebut menunjukkan hasil uji statistik secara keseluruhan, khusus variabel firm size dinyatakan dalam jutaan rupiah. Firm size memiliki nilai rata-rata sebesar ,34, fixed asset intensity memiliki nilai rata-rata sebesar 0, , level of indebtedness memiliki nilai rata-rata 0, , liquidity memiliki nilai rata-rata sebesar 2, , dan declining cash flow from operation memiliki nilai rata-rata sebesar -0, Sedangkan pada tabel 3 dapat kita lihat, firm size memiliki nilai rata-rata sebesar ,55, fixed asset intensity memiliki nilai rata-rata sebesar 0, , level of indebtedness memiliki nilai rata-rata 0, , liquidity memiliki nilai rata-rata sebesar 19, , dan declining cash flow from operation memiliki nilai rata-rata sebesar -304, Hasil Pengujian Hipotesis dan Analisis Hubungan Firm Size Terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap

14 Berdasarkan tabel 4 pada lampiran, variabel firm size yang diukur dengan logaritma natural dari total aset memiliki nilai koefisien -0,213 dengan nilai sig 0,138 > alpha 0,05 dan arah koefisien negatif tidak sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1a ditolak, hal ini menunjukkan bahwa firm size tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. Artinya, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Sedangkan berdasarkan tabel 5 pada lampiran, variabel firm size memiliki nilai koefisien -0,221 dengan nilai sig 0,133 > alpha 0,05 dan arah koefisien negatif tidak sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1b ditolak, hal ini menunjukkan bahwa firm size tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Artinya, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Hal ini berarti mungkin saja terjadi, dimana revaluasi yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia dan Singapura bersifat upward revaluation, yang artinya selisih dari nilai buku dan nilai revaluasi akan berakibat pada naiknya saldo laba komprehensif di perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan besar tidak bisa menghindari pajak yang sudah ditetapkan. Adanya peraturan pajak PMK No.191/2015 yang mengenakan pajak final antara 3% sampai 6% terhadap selisih revaluasi nilai wajar aset memungkinkan perusahaan lebih memilih model biaya untuk menghindari risiko terkena regulasi perpajakan yang menyebabkan kenaikan pembayaran pajak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurjanah (2013), Manihuruk dan Farahmita (2015), dan Yulistia, dkk (2015) yang

15 menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap revaluasi, artinya perusahaan yang berukuran besar lebih kecil kemungkinan menggunakan model revaluasi pada pencatatan aset tetap mereka Hubungan Fixed Asset Intensity Terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan tabel 4 pada lampiran, variabel fixed asset intensity yang diukur dengan nilai buku dari total aset tetap dibagi total aset memiliki nilai koefisien 4,481 dengan nilai sig 0,000 < alpha 0,05 dan arah koefisien positif sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2a diterima, hal ini menunjukkan bahwa fixed asset intensity berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. Artinya, semakin banyak aset tetap yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Sedangkan berdasarkan tabel 5 pada lampiran, variabel fixed asset intensity memiliki nilai koefisien 4,721 dengan nilai sig 0,000 < alpha 0,05 dan arah koefisien positif sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2b diterima, hal ini menunjukkan bahwa fixed asset intensity berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Artinya, semakin banyak aset tetap yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Hasil pengujian ini sesuai hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa intensitas aset tetap berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap. Sesuai dengan penelitian Tay (2009) yang berpendapat bahwa revaluasi penting untuk diperhatikan dimana jumlah terbesar total aset perusahaan adalah aset tetap yang dapat mengakibatkan nilai suatu

16 perusahaan meningkat dan karena itu menjadi besar potensinya untuk meningkatkan basis aset. Tidak hanya itu, revaluasi juga diterapkan agar dapat mempengaruhi pelaporan profitabilitas sehingga menjadi rendah dalam laporan keuangan perusahaan, melalui penyusutan yang lebih besar, atau dengan basis aset yang meningkat untuk mengukur return on equity. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tay (2009), Seng dan Su (2010), Manihuruk dan Farahmita (2015) yang menemukan bahwa intensitas aset tetap signifikan positif terhadap pilihan model revaluasi aset tetap perusahaan Hubungan Level of Indebtedness Terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan tabel 4 pada lampiran, variabel level of indebtedness yang diukur dengan total kewajiban dibagi total aset memiliki nilai koefisien - 0,245 dengan nilai sig 0,712 > alpha 0,05 dan arah koefisien negatif tidak sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3a ditolak, hal ini menunjukkan bahwa level of indebtedness tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. Artinya, semakin tinggi rasio utang perusahaan maka semakin rendah kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Sedangkan, berdasarkan tabel 5 pada lampiran, variabel level of indebtedness memiliki nilai koefisien -1,737 dengan nilai sig 0,016 < alpha 0,05 dan arah koefisien negatif tidak sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3b ditolak, hal ini menunjukkan bahwa level of indebtedness tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Artinya, semakin

17 tinggi rasio utang perusahaan maka semakin rendah kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Lin dan Peasnell (2000) menyatakan bahwa revaluasi yang digunakan sebagai alat akuntansi efektif dalam meningkatkan kapasitas pinjaman tidak dapat dijamin kepastiannya, karena sebagian debtholders dapat mengecualikan revaluasi dalam dasar untuk menghitung rasio utang. Selain itu, revaluasi aset yang digunakan untuk menghindar dari kegagalan pembayaran pada perjanjian utang dapat mengurangi kredibilitas manajemen sehingga akan berdampak pada meningkatnya biaya contracting di masa depan (Cotter, 1999 dalam Seng dan Su, 2010). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Barac dan Sodan (2011) yang membuktikan bahwa level of indebtedness tidak berpengaruh terhadap revaluasi Hubungan Liquidity Terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan tabel 4 pada lampiran, variabel liquidity yang diukur dengan acid test ratio memiliki nilai koefisien -1,044 dengan nilai sig 0,023 < alpha 0,05 dan arah koefisien negatif sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4a diterima, hal ini menunjukkan bahwa liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. Artinya, semakin rendah likuiditas perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Sedangkan, berdasarkan tabel 5 pada lampiran, variabel liquidity memiliki nilai koefisien -0,016 dengan nilai sig 0,242 > alpha 0,05 dan arah koefisien negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4b ditolak, hal ini

18 menunjukkan bahwa liquidity tidak berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Artinya, semakin rendah likuiditas perusahaan maka semakin rendah kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Menurut Andison (2015) rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Perusahaan yang memiliki likuiditas rendah akan memilih melakukan revaluasi agar dapat menunjukkan nilai aset tetap perusahaan yang sebenarnya dapat diubah ke dalam bentuk kas. Andison (2015) juga mengatakan bahwa kebijakan revaluasi aset akan berdampak positif pada posisi keuangan, hal ini tentu memberikan respon positif bagi kreditur dalam memberikan pinjaman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Black, Sellers dan Manly (1998) dalam Manihuruk dan Farahmita (2015) dan Barac Sodan (2011) yang menemukan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap pilihan merevaluasi aset. Lain halnya dengan yang terjadi di Singapura, Manihuruk dan Farahmita (2015) beranggapan bahwa kebijakan perusahaan merevaluasi aset tetapnya cenderung dianggap tidak berpengaruh pada kinerja di perusahaan. Perusahaan yang likuiditasnya rendah akan lebih fokus berusaha meningkatkan likuiditas mereka agar tidak melanggar perjanjian utang, walaupun perusahaan yang likuiditasnya tinggi lebih bebas untuk memilih kebijakan lain karena mereka tidak terjerat masalah likuiditas. Hasil ini sesuai dengan penelitian Manihuruk dan Farahmita (2015), Andison (2015), dan Tay (2009) yang tidak berhasil membuktikan bahwa liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap.

19 4.2.5 Hubungan Declining Cash Flow From Operation Terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan tabel 4 pada lampiran, variabel declining cash flow from operation yang diukur dengan perubahaan arus kas operasi selama 2 tahun dibagi total aset tetap memiliki nilai koefisien -0,276 dengan nilai sig 0,443 > alpha 0,05 dan arah koefisien negatif tidak sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H5a ditolak, hal ini menunjukkan bahwa declining cash flow from operation tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. Artinya, semakin tinggi penurunan arus kas operasi perusahaan maka semakin rendah kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Sedangkan, berdasarkan tabel 5 pada lampiran, variabel declining cash flow from operation memiliki nilai koefisien -0,001 dengan nilai sig 0,834 > alpha 0,05 dan arah koefisien negatif tidak sesuai dengan hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H5b ditolak, hal ini menunjukkan bahwa declining cash flow from operation tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura. Artinya, semakin tinggi penurunan arus kas operasi perusahaan maka semakin rendah kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Hal ini mungkin disebabkan karena menurut Seng dan Su (2010), arus kas operasi merupakan bagian dari arus kas perusahaan. Oleh karena itu penurunan arus kas dari aktivitas operasi dapat diimbangi oleh aktivitas lain, yaitu seperti aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Hal ini yang mengakibatkan kreditur tidak hanya melihat arus kas operasi saja melainkan juga arus kas perusahaan secara keseluruhan. Hasil ini sesuai dengan

20 penelitian Seng dan Su (2010) dan Yulistia, dkk. (2015) yang tidak menemukan pengaruh signifikan penurunan arus kas operasi terhadap revaluasi aset tetap. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan revaluasi aset tetap. Analisis keputusan revaluasi aset tetap tersebut diuji dengan melihat pengaruh firm size, fixed asset intensity, level of indebtedness, liquidity, dan declining cash flow from operation terhadap keputusan revaluasi aset tetap. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu, secara statistik firm size tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia dan Singapura. Artinya, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Secara statistik, fixed asset intensity berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia dan Singapura. Artinya, semakin banyak aset tetap yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Secara statistik, level of indebtedness tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia dan Singapura. Artinya, semakin tinggi rasio utang perusahaan maka semakin rendah kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Secara statistik, liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia. Artinya, semakin rendah likuiditas perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Sedangkan di Singapura, secara statistik liquidity tidak

21 berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap. Artinya, semakin rendah likuiditas perusahaan maka semakin rendah pula kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. Secara statistik, declining cash flow from tidak berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia dan Singapura. Artinya, semakin tinggi penurunan arus kas operasi perusahaan maka semakin rendah kemungkinan perusahaan merevaluasi aset tetapnya. 5.2 Saran Bagi peneliti selanjutnya, tambahkan sampel perusahaan dari negara ASEAN lain yang sudah mengadopsi IAS 16, misalnya seperti Malaysia dan Filiphina. Gunakan proksi yang berbeda untuk mewakili masing-masing faktor yang diteliti agar dapat dibandingkan apakah hasil yang diperoleh sama atau tidak. Tambahkan variabel penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan revaluasi aset tetap, misalnya seperti bonus dan profitabilitas. Perpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. Coba ganti variabel penurunan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan menjadi penurunan arus kas dari seluruh aktivitas perusahaan, untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sama atau berbeda. Daftar Pustaka Andison, 2015, Fixed Asset Revaluation: Market Reaction, Simposium Nasional Akuntansi, Universitas Trisakti. Azouzi, Mohamed Ali dan Anis Jarboul, 2012, The Evidence of Management Motivation to Revalue Property Plant and Equipment in Tunisia, Journal of Accounting and Taxation, Vol. 4(2). Barać, Ž. A., dan Šodan, Slavko., 2011, Motives For Asset Revaluation Policy Choice In Croatia, Croatian Operational Research Review (Crorr), Vol. 2.

22 Farahmita, Aria, dan Siregar, S. V., 2014, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Memilih Metode Nilai Wajar untuk Properti Investasi, Simposium Nasional Akuntansi, Universitas Indonesia. Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam, 2016, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 23, Edisi 8, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. IAI, 2015, Exposure Draft Aset Tetap PSAK 16, Jakarta. Kurniawati, Heni, 2013, Analisis dan Tren Penggunaan Accounting Choice yang Dilakukan Perusahaan di Indonesia Pasca Adopsi IFRS, Binus Business Review, Vol. 4 No. 2, Binus University. Lin, Y. C., and Peasnell, K. V., 2000, Fixed Asset Revaluation and Equity Depletion in UK, Journal of Business Finance and Accounting, 27. Manihuruk, Tunggul Natalius H., dan Farahmita, Aria, 2015, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Saham Beberapa Negara ASEAN, Simposium Nasional Akuntansi, Universitas Indonesia. Nurjanah, Ai Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Pelatihan Dampak Penerapan PSAK Terbaru Berbasis IFRS terhadap Dunia Pendidikan dan Industri, Padang. Seng, Dyna dan Jiahua Su, Managerial Incentives Behind Fixed Asset Revaluation: Evidence from New Zealand Firms, International Journal of Business Research, Department of Accountancy and Business Law, Working paper series, No 3. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. Tay, Ink Fixed Asset Revaluation: Management Incentives dan Market Reaction. Lincoln University, Canterbury, New Zealand. Wondabio, Ludovicus Sensi, Konvergensi IFRS dan Pemahaman PSAK terkini, Pelatihan Dampak Penerapan PSAK Terbaru Berbasis IFRS terhadap Dunia Pendidikan dan Industri, Padang. Yulistia R. M., Fauziati P., Minovia A. F., Khairati A, Pengaruh Leverage, Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan Fixed Asset Intensity Terhadap Revaluasi Aset Tetap, Universitas Bung Hatta Padang.

23 LAMPIRAN Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Perusahaan Indonesia dan Singapura Keterangan Indonesia Singapura Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapore Exchange periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 Tidak memiliki aset tetap antara tahun Perusahaan dengan data yang tidak dapat diperoleh periode tahun yang terdiri dari: - Laporan keuangan tidak ditemukan - Komponen pembentuk variabel tidak (5) (35) (227) (316) lengkap Outliers (29) (8) Sampel perusahaan final tahun yang terdiri dari: Model Revaluasi Model Biaya FIRM_SIZE (jutaan rupiah) Tabel 2 Statistik Deskriptif Indonesia N Minimum Maximum Mean Std. Deviation , ,442 FAI 489 0, , , , DR 489 0, , , , LIQ 489-0, , , , CFFO 489-7, , , , Valid N (listwise) 489 Sumber: Output SPSS 21, 2016

24 Tabel 3 Statistik Deskriptif Singapura N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FIRM_SIZE (jutaan rupiah) , ,020 FAI 262 0, , , , DR 262 0, , , , LIQ 262 0, , , , CFFO , , , , Valid N (listwise) 262 Sumber: Output SPSS 21, 2016 Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis Indonesia Step 1 a B S.E. Wald df Sig. Exp(B) FIRM_SIZE(Ln) FAI DR LIQ CFFO Constant a. Variable(s) entered on step 1: FIRM_SIZE, FAI, DR, LIQ, CFFO. Sumber: Output SPSS 21, 2016 Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Singapura Step 1 a B S.E. Wald df Sig. Exp(B) FIRM_SIZE(Ln) FAI DR LIQ CFFO Constant a. Variable(s) entered on step 1: FIRM_SIZE, FAI, DR, LIQ, CFFO. Sumber: Output SPSS 21, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diterapkannya. Menurut Azouzi dan Jarboui (2012) riset tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diterapkannya. Menurut Azouzi dan Jarboui (2012) riset tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Kebijakan Akuntansi Positive Accounting Theory yang dikemukakan oleh Watt dan Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan Siregar (2014) dapat menjelaskan mengapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun 2013-2015. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standard Board (IASB). Menurut penelitian

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standard Board (IASB). Menurut penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, arus globalisasi yang berkembang pesat membuat negaranegara di dunia khususnya di Indonesia terus berupaya untuk memperbaiki standar laporan keuangannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan Manihuruk (2015) dapat. historis ke nilai wajar untuk meminimalkan biaya kontrak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan Manihuruk (2015) dapat. historis ke nilai wajar untuk meminimalkan biaya kontrak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Landasan Teori a. Kebijakan akuntansi Positive Accounting Theory yang dikemukakan oleh Watt dan Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu. kemudian disampaikan kepada pemakai informasi tersebut (Januarti,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu. kemudian disampaikan kepada pemakai informasi tersebut (Januarti, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Akuntansi Positif Watt dan Zimmerman (1978) mengembangkan teori positif tentang penetapan standar akuntansi. Teori tersebut membantu

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap keputusan revaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Prosedur pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dijelaskan sebagai berikut: No 1 2 3 4 Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Singapura pada tahun Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. Singapura pada tahun Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singapura pada tahun 1992.

Lebih terperinci

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012 Pengaruh Negosiasi Debt Contracts Dan Political Cost Terhadap Perusahaan Untuk Melakukan Revaluasi Aset Tetap ( Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010) Egy Firmansyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh pengembalian yang maksimal atas dana yang ditanamkan pemilik dalam perusahaan. Dana tersebut akan dinvestasikan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Standar Akuntansi Aset Tetap Harga perolehan dari pos properti, pabrik dan peralatan akan diakui sebagai suatu aset jika aset tersebut memiliki manfaat

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Bringham, E,F dan Weston, J,F Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jilid 2, Edisi 9. Jakarta : Erlangga

Daftar Pustaka. Bringham, E,F dan Weston, J,F Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jilid 2, Edisi 9. Jakarta : Erlangga 65 Daftar Pustaka Aboody, David., Mary E. Barth dan Ron Kasznik (1999). Revaluation of Fixed Asset and Future Firm Performance: Evidence from the UK. Journal of Accounting and Economics Agustinus, M. (2016).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan menerapkan metoda nilai wajar atas aset atau

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan menerapkan metoda nilai wajar atas aset atau BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keputusan revaluasi aset merupakan salah satu keputusan manajemen perihal penentuan jumlah tercatat aset yang dimiliki perusahaan setelah pengakuan awal. Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memiliki sarana yang akan dicapai, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba dan menaikkan nilai perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aset yang memiliki masa pemakaian yang lama atau lebih dari satu periode dan

BAB I PENDAHULUAN. aset yang memiliki masa pemakaian yang lama atau lebih dari satu periode dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional tersebut agar dapat berjalan secara maksimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2009) populasi merupakan obyek/subyek yang di generalisasi oleh peneliti untuk menetapkan karakteristik dan kualitas tertentu sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERUSAHAAN MEREVALUASI ASET TETAP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERUSAHAAN MEREVALUASI ASET TETAP DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman 1-11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak yang memiliki kepentingan-kepentingan terhadap. sumber daya perusahaan terhadap pemilik perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak yang memiliki kepentingan-kepentingan terhadap. sumber daya perusahaan terhadap pemilik perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberlangsungan hidup suatu perusahaan tidak terlepas dari komunikasi yang dilakukan oleh pengelola perusahaan dengan pemilik perusahaan (Shareholders) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham (Karnadi, 1993). Nilai pemegang saham akan

Lebih terperinci

Terhadap Perusahaan Untuk Melakukan Revaluasi Aset Tetap

Terhadap Perusahaan Untuk Melakukan Revaluasi Aset Tetap Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi Volume 1 No. 1, Maret 2015 ISSN Pengaruh Negosiasi Debt Contracts dan Political Cost Terhadap Perusahaan Untuk Melakukan Revaluasi Aset Tetap Mario Agung Ramadhan Erly

Lebih terperinci

Truly Data Gallery Lily C0027FFDB. Paling Pas untuk Cantikmu. 566F662F / channel:

Truly Data Gallery Lily C0027FFDB. Paling Pas untuk Cantikmu. 566F662F / channel: Paling Pas untuk Cantikmu Laporan Keuangan Laporan Tahunan ICMD Info SAHAM Suku Bunga BI Data Inflasi Kurs Rupiah PDB/GDP Statistik Perbankan (Konvensional/Syariah) Truly Data Provider Pemesanan dan Update

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan gambaran hasil penelitian, hasil pengujian hipotesis hipotesis, dan pembahasan. Ketiga bagian tersebut dijelaskan secara terpisah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan, auditor, akademisi maupun bagi para manajemen perusahaan yang listing

BAB I PENDAHULUAN. akuntan, auditor, akademisi maupun bagi para manajemen perusahaan yang listing BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini IFRS menjadi perbincangan hangat bagi para akuntan, auditor, akademisi maupun bagi para manajemen perusahaan yang listing di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup sering digunakan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap keberlangsungan siklus bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak lancar (aset tetap). Aset lancar berupa kas ataupun aset lainnya

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak lancar (aset tetap). Aset lancar berupa kas ataupun aset lainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aset adalah komponen yang sangat penting dalam sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasi usahanya, baik itu aset lancar maupun aset tidak lancar (aset tetap).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konvergensi PSAK dengan IFRS/IAS merupakan salah satu komitmen dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International Federation of Accountants

Lebih terperinci

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The Influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets To Dividend Policy: An Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013 This study tries

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aset Tetap Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba yang diinginkan dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH NEGOSIASI DEBT CONTRACTS TERHADAP PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIAYA PAJAK PENGHASILAN

PENGARUH NEGOSIASI DEBT CONTRACTS TERHADAP PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIAYA PAJAK PENGHASILAN PENGARUH NEGOSIASI DEBT CONTRACTS TERHADAP PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIAYA PAJAK PENGHASILAN Erly Sherlita erly.sherlita@widyatama.ac.id Diana Sari diana.sari@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN BAB V SARAN DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pengaruh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Nilai Perusahaan yang terhadap Praktik Perataan Laba (Income

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas, Laba Akuntansi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate

Pengaruh Arus Kas, Laba Akuntansi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Pengaruh Arus Kas, Laba Akuntansi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 NOVIA RATNA PRATIWI Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Properti investasi adalah properti berupa tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua duanya yang dikuasai oleh pemilik (lessor) atau penyewa (lesse)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Cash Ratio, Return on Equity, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen

ABSTRAK. Kata Kunci: Cash Ratio, Return on Equity, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen ABSTRAK Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dimiliki perusahaan untuk membagikan labanya kepada para pemegang saham. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kebijakan dividen dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Financial Leverage, Return On Equity (ROE) dan Firm Size terhadap Tingkat Underpricing (Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Initial Public

Lebih terperinci

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP (STUDI EMPERIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI Indeks LQ 45 PERIODE 2103-2015 Nama : Josy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus berubah karena adanya globalisasi. Setiap negara mempunyai

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris variabel variabel yang mempengaruhi opini audit going concern. Variabel variabel yang diujikan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODEL REVALUASI SEBAGAI MODEL PENGUKURAN ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN LABA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODEL REVALUASI SEBAGAI MODEL PENGUKURAN ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN LABA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODEL REVALUASI SEBAGAI MODEL PENGUKURAN ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN LABA Rini Martini 1 Universitas Bunda Mulia rinimartani64@yahoo.com Kurniawati

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015) Oleh : Aprilyandhika Putri Wulansari

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAPORAN KEUANGAN MELALUI INTERNET (INTERNET FINANCIAL REPORTING) PADA PERUSAHAAN TRADE & SERVICE DI BURSA EFEK INDONESIA Anny Widiasmara Program Studi Akuntansi STIE Dharma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2017) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13, Properti investasi adalah suatu properti berupa tanah atau

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh struktur good corporate governance yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Objek Penelitian. menggunakan data sekunder yang di dapat dari situs resmi BEI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Objek Penelitian. menggunakan data sekunder yang di dapat dari situs resmi BEI BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

Analisis Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards) PT. Astra International Tbk. Pada Investment Property Terhadap Laba

Analisis Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards) PT. Astra International Tbk. Pada Investment Property Terhadap Laba Analisis Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards) PT. Astra International Tbk. Pada Investment Property Terhadap Laba Nama : Rina Wahyuni NPM : 25210973 Jurusan Pembimbing : Akuntansi

Lebih terperinci

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT PENGARUH KUALITAS AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013 Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya laju pertumbuhan bisnis saat ini menuntut Indonesia untuk menyetarakan standar keuangan serta penyusunan laporan keuangan mengikuti standar internasional

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Saham Beberapa Negara ASEAN

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Saham Beberapa Negara ASEAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Saham Beberapa Negara ASEAN TUNGGUL NATALIUS H MANIHURUK ARIA FARAHMITA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah ISSN: 2597-3991 AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Volume 1, Nomor 1, 2017 Pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen: Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Suryawan Aji Permana NIM: Dosen Pembimbing Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh: Suryawan Aji Permana NIM: Dosen Pembimbing Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak., CA. PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013 2015 Disusun Oleh: Suryawan Aji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi di Indonesia yang semakin pesat membuat para pelaku bisnis semakin ketat dalam bersaing. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. B. Teknik Sampling Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR ISSN : 2302 8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709-716 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Putu Yunita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri serta arus globalisasi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk mampu bergerak sejalan dengan perkembangan tersebut. Selain itu dengan

Lebih terperinci

Rita Pratiwi, Nova Retnowati, Nurul Iman Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Rita Pratiwi, Nova Retnowati, Nurul Iman Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya PENGARUH PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI (2010-2013) Rita Pratiwi, Nova Retnowati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dapat mendapatkan hasil yang akurat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dapat mendapatkan hasil yang akurat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di 38 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metode penelitian merupakan suatu panduan bagi peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol 1. Variabel Dependen Variabel dependen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP REVALUASI ASET TETAP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP REVALUASI ASET TETAP FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP REVALUASI ASET TETAP (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IS 81 0 1.23.426 SIZE 81 4.8932 7.4245 6.171004.6447805 NPM 81.0002.2895.093994.0754724

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN YANG MENGADOPSI STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN YANG MENGADOPSI STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN YANG MENGADOPSI STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL Maulidya Nurisya 1 Wardoyo 2 1,2 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015) Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi saat ini telah menghilangkan batasan-batasan geografis dalam kegiatan perekonomian dan menuntut adanya suatu sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II A. Landasan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengasumsikan bahwa informasi yang diterima oleh masingmasing pihak tidak sama. Atau dengan kata lain, teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan untuk membandingkan dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya kesamaan dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR BANK DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR BANK DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR BANK DI BURSA EFEK INDONESIA DEWI UTAMI UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA Abstract The purpose of this research is

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Nana Trisna Hayati dan Hotmal Jaafar: Analisis Faktor yang Mempengaruhi Praktek ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Nana Trisna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan merupakan perusahaan yang go public

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan merupakan perusahaan yang go public BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi data Data yang digunakan merupakan perusahaan yang go public di bursa efek indonesia. Sampel yang dipakai berupa laporan keuangan selama periode 2012 sampai

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah adalah perusahaan yang tercatat, dan terdaftar di buku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Property & Real Eastate yang Terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang disediakan perusahaan, terkait dengan kinerja manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan, adalah laporan keuangan. Selain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: arus kas bersih dari kegiatan operasi, rasio aktivitas, return saham, ukuran perusahaan. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: arus kas bersih dari kegiatan operasi, rasio aktivitas, return saham, ukuran perusahaan. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas, arus kas bersih dari kegiatan operasi, dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) serta melalui

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.  dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) serta melalui BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Untuk pengujian hipotesis, data yang diambil berdasarkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Eek Indonesia, dengan mengumpulkan keterangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2010 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: BIMBI KUMALANINGRUM B 200 110 109

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari website resmi PT. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Likuiditas, Sales Growth dan Leverage dalam Memprediksi Kondisi Financial Distress Effect of Liquidity, Sales Growth and Leverage in Predicting The Condition

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas, 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia secara langsung sudah menjadi perusahaan go public, dimana laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia secara langsung sudah menjadi perusahaan go public, dimana laporan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mengambil data 30 laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2 tahun berturut-turut

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Dara Arum Sari, Mahsina, Juliani Pudjowati Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

BAB V PENUTUP. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh set peluang investasi, pertumbuhan perusahaan, struktur aset, laba ditahan, dan kepemilikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2009-2011 Affectings Factors On Debt Policy In Manufacturing Company In The Period 2009-2011 Feliks Leonard, Nurhayati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengakuan kerugian tepat waktu sebelum dan sesudah adopsi IFRS pada perusahaan properti dan real estate

Lebih terperinci

4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang

4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini melakukan survey di Bursa Efek Indonesia (BEI) tepatnya pusat referensi pasar dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perbedaan manajemen laba akrual dengan menggunakan pengukuran Model

BAB V PENUTUP. perbedaan manajemen laba akrual dengan menggunakan pengukuran Model 73 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris mengenai perbedaan manajemen laba akrual dengan menggunakan pengukuran Model Kothari sebelum dan sesudah implementasi

Lebih terperinci

DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.2 September 2015

DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.2 September 2015 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.2 September 2015 PENGARUH PROFITABILITAS, OPINI AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN, TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Going concern, debt fault, audit quality, and prior audit opinion.

ABSTRACT. Keywords: Going concern, debt fault, audit quality, and prior audit opinion. ABSTRACT The research is aimed to empirically analyze the factors that influence the going concern audit opinion. The factors used on this research are debt fault, audit quality, prior audit opinion. This

Lebih terperinci

Triyanto Prasetya Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Triyanto Prasetya   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PERSEDIAAN, DAN PERPUTARAN AKTIVA TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Triyanto Prasetya Email: yantosetia7@gmail.com

Lebih terperinci