Studi Eksperimen Kinerja Traksi Kendaraan Hybrid Sapujagad

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Eksperimen Kinerja Traksi Kendaraan Hybrid Sapujagad"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: Studi Eksperimen Kinerja Traksi Kendaraan Hybrid Sapujagad Dimaz Gesang Billy Christanyo dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia tantra@me.its.ac.id Abstrak Bahan bakar fosil, khususnya bensin merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Menurut data APEC, cadangan minyak bumi di dunia per 2014 hanya tinggal sedikit lagi dan semakin bertambah tahun, konsumsi bahan bakar fosil tersebut semakin cepat. Atas dasar tersebut perlu adanya teknologi yang membuat sebuah kendaraan bisa meminimalkan konsumsi bahan bakar. Perlu adanya teknologi kendaraan yang irit bahan bakar namun memiliki performa yang baik. Maka dari itu ditemukanlah teknologi kendaraan hybrid berbasis dua sumber tenaga dengan jenis hybrid seri yang diterapkan pada mobil Sapujagad. Perlu dilakukan analisa untuk memanajemen energi pada mobil Sapujagad karena menggunakan dua sumber tenaga penggerak. Sebagai kendaraan hybrid seri, Sapujagad mempunyai empat mode berkendara, yaitu mode berkendara hybrid, full electric, engine only dan juga charging. Agar dalam pengoperasiannya dapat memaksimalkan daya dan mengurangi kerugian daya dari dua sumber tenaga penggerak. Perlu dilakukan pengujian torsi,gaya dorong dan juga percepatan dari keempat mode berkendara. Kata Kunci : drag force, gaya dorong, manajemen energi, mode berkendara, Sapujagad. I. PENDAHULUAN erkembangan dunia industri otomotif dan teknologi Pmengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai macam teknologi telah ditemukan dalam upaya memberikan kendaraan dengan kondisi terbaik untuk masyarakat. Salah satu bagian yang mengalami perkembangan adalah bagian sumber penggerak. Sumber penggerak merupakan sistem yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan melalui bagian transmisi. Transmisi merupakan sistem yang menyalurkan tenaga dari sumber penggerak hingga sampai ke roda. Kendaraan yang menggabungkan dua sumber tenaga penggerak adalah kendaraan hybrid. Hybrid adalah sebuah ssistem dengan menggunakan dua atau lebih sumber tenaga penggerak. Hybrid yang banyak digunakan saat ini adalah hybrid listrik dengan menggunakan baterai kimia. Sistem pengisian pada baterai pun bermacam-macam, ada yang menggunakan sistem pengisian langsung, ada pula yang menggunakan KERS (Kinetic Energy Recovery System), bahkan ada yang menggunakan solar cell untuk memperoleh energi surya yang kemudian disimpan pada baterai. Kapasitas baterai yang digunakan pada kendaraan hybrid listrik bervariasi, mulai dari 200 Wh sampai dengan 800 Wh. Kapasitas baterai tersebut masih terbilang cukup rendah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Sapujagad merupakan kendaraan hybrid seri yang dibuat oleh mahasiswa Teknik Mesin ITS. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa terhadap Sapujagad. Analisa yang dilakukan bertujuan untuk mengoptimasikan kendaraan terhadap kondisi jalan. Dengan mengetahui kondisi jalan serta karakteristik kendaraan maka dapat dilakukan pengujian. Kemudian dianalisa bagaimana metode berkendara dalam kondisi jalan dan kecepatan t ertentu untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Pada tugas akhir kali ini akan dilakukan analisis mode berkendara kendaraan hybrid seri beroda tiga yang menggabungkan mesin dengan bahan bakar bensin dan motor listrik sebagai penggerak. Sehingga mampu menghasilkan kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan. II. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan pelaksanaan penelitian ini sebagai Tahap pertama adalah studi literatur tentang teori kendaraan hybrid. Tahap kedua adalah observasi lapangan tujuannya untuk mendapatkan spesifikasi kendaraan Sapujagad. Tahap ketiga adalah identifikasi permasalahan, hal ini mencakup gaya dorong kendaraan dan juga percepatan kendaraan untuk keempat macam mode berkendara. Tahap keempat adalah pengujian performa Sapujagad, tujuannya untuk mendapatkan torsi, gaya dorong dan juga percepatan. Pengujian performa Sapujagad ini terdapat empat macam mode berkendara yaitu hybrid, full electric, engine only dan charging. Untuk pengujian performa Sapujagad dilakukan tahapan sebagai Menyiapkan bahan pengujian berupa kendaraan Sapujagad dengan kondisi sesuai hasil pembuatan. Mencari torsi dengan uji chassis waterbrake dynamometer dengan keempat macam mode berkendara, yakni hybrid, full electric, engine only dan charging. Hasil uji chassis waterbrake dynamometer diolah menjadi nilai gaya dorong sebagai fungsi dari kecepatan kendaraan. Mencari nilai percepatan tiap perubahan kecepatan dengan interval 10 km/jam mulai dari kecepatan 0 sampai 50 km/jam. Membandingkan data yang telah diolah, yaitu gaya dorong dan percepatan. Serta dilakukan analisa mode berkendara apa yang sesuai untuk kecepatan tertentu.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: A. Studi Literatur Teori Kendaraan Hybrid Kendaraan hybrid Kendaraan hybrid adalah kendaraan yang menggunakan dua sumber tenaga penggerak atau lebih. Sumber tenaga yang dipakai oleh kendaraan hybrid antara lain solar,electric dan fuell cell. Sumber tenaga yang dipakai untuk kendaraan hybrid adalah listrik(electric). Alasan pemakaian sumber tenaga listrik ini karena sangat mudah dalam pengaplikasiannya yaitu dengan menggabungkan baterai dan motor pembakaran dalam. Klasifikasi kendaraan hybrid berdasarkan drivetrain Apabila dilihat dari skema aliran daya untuk menggerakkan kendaraan, sistem hybrid dibagi menjadi tiga, yakni sitem hybrid paralel, seri dan seri-paralel. Pada penelitian ini yang dibahas adalah hybrid seri dan paralel. Hybrid seri Hybrid seri adalah konfigurasi hybrid paling sederhana. Pada hybrid seri, hanya motor listrik yang menggerakkan roda. Motor listrik menerima tenaga listrik dari baterai atau generator yang digerakkan oleh engine-generator. Engine generator yang digunakan biasanya berkapasitas kecil dan dihubungkan secara seri karena hanya digunakan untuk menambah jarak tempuh berkendara. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kebutuhan t enaga yang besar sehingga ukuran baterai dan motor lebih besar. Akibatnya, biaya hybrid seri lebih mahal dibandingkan hybrid paralel. Di samping itu, sistem seri ini juga tidak memerlukan kopling dan transmisi agar mobil bisa bekerja pada berbagai kondisi kerja. Engine-generator. Skema hybrid seri dapat dilihat pada gtambar 1 Gambar 2. Skema hybrid paralel [1] Dengan menggunakan teori tentang hybrid, maka akan dilakukan analisa tentang gaya dorong dan percepatan kendaraan hybrid. B. Pola Operasi Pada kendaraan hybrid seri, sistem engine atau generator terpisah dari roda penggerak. Torsi dan putaran engine tidak tergantung oleh kecepatan kendaraan dan kebutuhan torsi untuk menggerakkan kendaraan, maka engine dapat dioperasikan pada setiap titik pada grafik kecepatan-torsi. Umumnya, Mesin harus dikendalikan di sedemikian rupa bahwa itu selalu beroperasi di wilayah operasi yang optimal,dimana konsumsi bahan bakar dan emisi engine yang diminimalkan. Adapun mode berkendara pada Sapujagad sebagai berikut [1] : 1. Mode berkendara hybrid Ketika membutuhkan tenaga yang besar, baik mesingenerator maupun perangkat penyimpanan energi, juga disebut Power Peak Source(PPS), menyalurkan tenaga ke motor listrik. Mode berkendara hybrid dapat dilihat pada gambar 3 Gambar 1. Skema hybrid seri [1] Hybrid paralel Pada hybrid paralel engine-generator dan motor listrik langsung menggerakkan roda. Tambahan pengendali dan transmisi memungkinkan komponen bekerja secara bersama-sama. Hybrid paralel dapat menggunakan baterai yang lebih kecil karena sebagian tenaga dibantu oleh engine. Ketika kebutuhan tenaga tidak terlalu besar, hybrid paralel memanfaatkan tenaga engine guna memutar generator untuk mengisi baterai atau digunakan sebagai charger tambahan. baru bekerja bila energi pada baterai habis. Skema hybrid paralel dapat dilihat pada gambar 2 Gambar 3. Mode berkendara hybrid Mode berkendara hybrid dapat dinyatakan persamaan pada P demand = P e/g + P pps (2.1) Dimana, P demand adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan, dalam satuan Watt. P e/g adalah daya yang dihasilkan generator atau engine, dalam satuan Watt. P pps adalah daya yang dihasilkan oleh PPS(baterai), dalam Watt. 2. Mode berkendara full electric Hanya menggunakan PPS untuk menggerakkan motor listrik. Dapat dikatakan bahwa PPS yang memenuhi kebutuhan daya P demand. Mode berkendara full electric dapat dilihat pada gambar 4

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: Gambar 4. Mode berkendara full electric Mode berkendara full electric dapat dinyatakan sebagai P demand = P pps (2.2) 3. Mode berkendara engine only Kendaraan akan menggunakan mode ini apabila P e/g sama dengan atau lebih besar dari P demand. Mode berkendara engine only dapat dilihat pada gambar 5 Adapun gaya gaya yang bekerja pada kendaraan sebagai 1. Gaya Dorong(Ft) F t adalah gaya dorong adalah gaya yang bekerja berlawanan dengan arah gerak gaya hambat kendaraan, gaya dorong ini dihasilkan dari daya yang dihasilkan oleh kendaraan melalui sistem transmisi sehingga roda bisa bergerak.. Dalam penelitian ini gaya dorong diperoleh dari hasil pengujian chassis waterbrake dynamometer. Skema aliran daya motor listrik ke roda penggerak u ntuk memperoleh gaya dorong dapat dilihat pada gambar 8 [3] P m Motor Listrik ηt T m Drivetrain Tr Gambar 8. Skema aliran daya motor listrik ke roda penggerak Gaya dorong ini dapat dirumuskan sebagai Gambar 5. Mode berkendara engine only Mode berkendara engine onlyi dapat dinyatakan sebagai P demand = P e/g (2.3) 4. Mode berkendara charging Kendaraan akan menggunakan mode ini apabila SOC baterai berada di SOCmin, SOC min ini mengindikasikan kondisi voltase baterai s aat ini berada dibawah voltase yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Sehingga daya dari engine generator digunakan untuk menggerakkan kendaraan dan juga mengisi baterai. Mode berkendara charging dapat dilihat pada gambar 6 Gambar 6. Mode berkendara charging Mode berkendara charging dapat dinyatakan sebagai P demand = P e/g P pps (2.4) C. Dinamika Kendaraan Gaya gaya yang bekerja pada sebuah kendaraan yang sejajar dengan arah akselerasi kendaraan dapat dijabarkan dalam gambar 7 F t = T r.i t.i g.η t (2.5) r Dimana: F t : gaya dorong kendaraan, dalam satuan Newton T r : torsi roda penggerak, dalam satuan Newton meter i t : rasio transmisi i g : rasio final drive η t : efisiensi transmisi, dalam satuan persen r : ja ri jari dinamik roda penggerak kendaraan, dalam satuan meter 2. Gaya Hambat Gaya hambat pada kendaraan adalah gaya gaya yang melawan arah dari perpindahan kendaraan. Gaya hamabt kendaraan dibagi menjadi tiga, yaitu gaya hambat udara(r a ), gaya hambat rolling(r r ) dan gaya inersia(f i ). 2.1 Gaya hambat udara(r a ) Gaya hambat udara ini dipengaruhi oleh massa jenis udara(ρ udara ), luasan frontal area(a f ), coefficient of drag(c D ) dan kecepatan kendaraan(v). Gaya hambat udara dapat dirumuskan dalam persamaan R a =½.ρ udara.c D. A f.v 2 (2.6) Dimana: R a : gaya hambat udara, dalam satuan Newton ρ udara : massa jenis udara, dalam satuan kg/m 3 C D : coefficient of drag A f : luasan frontal area, dalam satuan m 2 V : kecepatan kendaraan, dalam satuan m/s 2.2 Gaya hambat rolling(r r ) Gaya hambat rolling ini diakibatkan oleh gesekan ban dengan jalan. Besarnya gaya hambat ini dipengaruhi oleh coefficient of rolling resistance(c r ), massa kendaraan(m) dan percepatan gravitasi(g). Gaya hambat rolling dapat dirumuskan sebagai Gambar 7. Dinamika Kendaraan Sapujagad [2] R r =C r.m.g (2.7)

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: Dimana : R r : gaya hambat rolling,dalam satuan Newton C r : coefficient of rolling resistance m : massa kendaraan, dalam satuan kilogram g : percepatan gravitasi, dalam satuan m/s Gaya Inersia(F i ) Akselerasi memiliki pengaruh besar pada performa kendaraan. Untuk melakukan akselerasi, diperlukan gaya lebih karena harus melawan gaya inersia kendaraan. Gaya inersia karena akselerasi ini dipengaruhi oleh besar akselerasi (a) dan massa kendaraan(m). Gaya inersia dapat dirumuskan sebagai F i =m.a (2.8) Dimana : F i : gaya inersia, dalam satuan Newton m : massa kendaraan, dalam satuan kilogram a : percepatan kendaraan, dalam satuan m/s 2 D. Spesifikasi Sistem Hybrid Sapujagad Sapujagad merupakan mobil beroda tiga yang dirancang dan dibuat oleh mahasiswa teknik Mesin ITS. Mobil ini telah menggunakan teknologi hybrid seri, yaitu motor listrik sebagai penggerak utama dan generator sebagai support untuk menempuh daya jelajah kendaraan. Adapun spesifikasi sistem hybrid Sapujagad dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi Sistem Hybrid Sapujagad Engine-generator Power(Continuous)Output 2200W Baterai Merek Panasonic Tipe VRLA Voltase 48 V Discharge 0,4C 3C Kapasitas 75 Ah SOCmax(80%) 13.5V SOCmin(30%) 11.5V Brushless DC Motor Voltase 48 V Daya rata rata 10 kw Putaran rpm Setelah didapatkan rancangan spesifikasi s istem hybrid Sapujagad, maka selanjutnya menentukan mode berkendara. Adapun mode berkendara pada Sapujagad yang dianalisis pada penelitian ini ada 4 macam, yaitu mode berkendara hybrid, mode berkendara full electric dan mode berkendara charging. E. Skema pengujian torsi, gaya dorong dan percepatan kendaraan sebagai fungsi kecepatan kendaraan 1. Skema pengujian torsi kendaraan Awalnya kendaraan harus di set pada chassis waterbrake dynamometer. Kendaraan harus diikat dengan sabuk pengaman agar tidak mengalami guncangan dan pergeseran saat pengujian. Selanjutnya diukur rasio antara silinder chassis waterbrake dynamometer dengan silinder pembantu mesin kendaraan. Chassis waterbrake dynamometer dinyalakan dan parameter rasio kedua silinder dimasukkan. Rasio ini dimasukkan agar hasil pengukuran langsung keluar berupa torsi dari motor listrik dan bukan dari silinder chassis waterbrake dynamometer. Kemudian throttle dibuka seratus persen dan tinggal menunggu output dari alat chassis waterbrake dynamometer berupa torsi motor listrik sebagai putaran dari motor itu sendiri. Skema pengujian torsi kendaraan dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9. Skema pengujian torsi sebagai fungsi putaran motor listrik 2. Skema pengujian gaya dorong kendaraan. Awalnya kendaraan harus di set pada chassis waterbrake dynamometer. Kendaraan harus diikat dengan sabuk pengaman agar tidak mengalami guncangan dan pergeseran saat pengujian. Selanjutnya diukur rasio antara silinder chassis waterbrake dynamometer dengan roda kendaraan. Chassis waterbrake dynamometer dinyalakan dan parameter rasio antara roda dan silinder dimasukkan. Rasio ini dimasukkan agar hasil pengukuran langsung keluar berupa torsi dari roda dan bukan dari silinder chassis waterbrake dynamometer. Kemudian throttle dibuka seratus persen dan tinggal menunggu output dari chassis waterbrake dynamometer berupa torsi roda sebagai putaran dari roda itu sendiri. Selanjutnya torsi ini dikonversi menjadi gaya dorong dan putaran roda dikonversi sebagai kecepatan kendaraan. Skema pengujian gaya dorong kendaraan bisa dilihat pada gambar 10. Gambar 10. Skema pengujian gaya dorong kendaraan sebagai fungsi kendaraan. 3. Skema pengujian percepatan kendaraan sebagai Awalnya kendaraan harus di set pada alat chassis waterbrake dynamometer. Kendaraan harus diikat dengan sabuk pengaman agar tidak mengalami guncangan dan pergeseran saat pengujian. Selanjutnya diukur rasio antara silinder alat chassis waterbrake dynamometer dengan roda kendaraan. Alat chassis waterbrake dynamometer dinyalakan dan parameter rasio antara roda dan silinder dimasukkan. Kemudian throttle dibuka seratus persen dan tinggal menunggu output dari alat chassis waterbrake dynamometer berupa waktu yang dibutuhkan ditiap interval kecepatan dari 0

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: sampai 50 km/jam. Setelah data waktu berhasil didapatkan maka bisa dihitung percepatan yang dibutuhkan kendaraan pada tiap interval kecepatan. Skema pengujian percepatan kendaraan bisa dilihat pada gambar 11. Gambar 11. Skema pengujian percepatan kendaraan III. HASIL DAN DISKUSI A. Analisis Torsi Nilai torsi untuk tiap putaran dapat dilihat pada gambar Gambar 13. Grafik perbandingan gaya dorong keempat macam mode berkendara Dari grafik diatas tampak perubahan nilai gaya dorong untuk kecepatan kendaraan 10 k m/jam hingga 40 k m/jam. Nilai gaya dorong tampak naik hingga nilai maksimum. Dengan nilai gaya dorong maksimum masing-masing untuk mode berkendara hybrid aktual sebesar 514,89 N, untuk mode berkendara full electric aktual sebesar 504,06 N, untuk mode berkendara engine only aktual sebesar 356,09 N, serta untuk mode berkendara charging aktual 323,01 N. Secara umum nilai gaya dorong cenderung mengalami kenaikan seiring bertambahnya kecepatan kendaraan. Hal ini mengindikasikan bahwa seiring bertambahnya kecepatan kendaraan diperlukan gaya dorong yang besar pula. C. Analisis Percepatan Nilai percepatan u ntuk tiap kecepatan kendaraan dapat dilihat pada gambar Gambar 14. Grafik perbandingan percepatan aktual dengan percepatan teoritis keempat mode berkendara Gambar 12. Grafik perbandingan torsi keempat macam mode berkendara Dari grafik diatas tampak perubahan nilai torsi untuk putaran motor 400 rpm hingga 1600 rpm. Nilai torsi tampak naik hingga nilai maksimum. Dengan nilai torsi maksimum masing-masing untuk mode berkendara hybrid aktual sebesar 42,8 Nm, untuk mode berkendara full electric aktual sebesar 41,9 Nm, untuk mode berkendara engine only aktual sebesar 29,6 Nm, serta untuk mode berkendara charging aktual 26,8 Nm. Secara umum nilai torsi cenderung mengalami kenaikan seiring bertambahnya putaran motor. B. Analisis Gaya Dorong Nilai gaya dorong untuk tiap kecepatan kendaraan dapat dilihat pada gambar Dari grafik diatas tampak perubahan nilai percepatan untuk kecepatan kendaraan 10 k m/jam hingga 40 k m/jam. Nilai percepatan t ampak turun hingga nilai minimumnya. Dengan nilai percepatan maksimum masing-masing untuk mode berkendara hybrid aktual sebesar 4 m/s 2, untuk mode berkendara full electric aktual sebesar 3,5 m/s 2, untuk mode berkendara engine only aktual sebesar 3,1 m/s 2, serta untuk mode berkendara charging aktual 3,05 m/s 2. Secara umum nilai percepatan cenderung mengalami penurunan seiring bertambahnya kecepatan kendaraan. Hal ini mengindisikan masing-masing mode berkendara memiliki batas kecepatan maksimum yang dapat dicapai. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Gaya dorong yang dihasilkan oleh mode berkendara hybrid memiliki karakteristik yang lebih baik dari kedua mode berkendara lainnya jika dilihat dari peningkatan gaya dorong. Gaya dorong mode berkendara hybrid mampu bertahan pada kondisi maksimal sampai pada kecepatan 40 k m/jam dan lebih baik jika dibandingkan dengan ketiga mode berkendara lainnya yang hanya mampu bertahan pada kondisi maksimal pada kecepatan 30 km/jam. 2. Percepatan yang dihasilkan oleh mode berkendara hybrid mampu dipertahankan dalam nilai maksimal sampai pada kecepatan 40 k m/jam sementara untuk

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: percepatan yang dihasilkan oleh kedua mode berkendara lainnya hanya bisa bertahan pada kondisi maksimal pada kecepatan 30 km/jam. Dari beberapa parameter yang memiliki karakteristik yang serupa maka bisa dikatakan mode berkendara hybrid lebih efektif dibandingkan dengan full electric, engine only dan charging. 3. Berdasarkan Ft, untuk kecepatan dibawah 20 km/jam menggunakan mode berkendara full electric.sedangkan untuk kecepatan diatas 20 km/jam menggunakan mode berkendara hybrid. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis D.G.B.C mengucapkan terima kasih kepada Keluarga, Tim HyVI Sapujagad, ITS Team-Sapuangin 2012, Sapuangin Speed Team, Pak Mardi serta karyawan P.T. Maruline Maju Utama atas bantuan selama proses manufacturing, P.T. PDAM Surya Sembada selaku sponsor penelitian ini, Rekan LBMM, Rekan SMRM, Dosen serta Karyawan Teknik Mesin ITS, serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Ehsani, Mehrdad., Gao, Yimin., Gay, Sebastien E., and Emadi, Ali., Modern Electric, Hybrid Electric and Fuel Cell Vehicles: Fundamentals, Theory and Design, CRC Press LLC, Florida, [2] Kusuma, Bagus R, Perencanaan Layout dan Analisis Stabilitas pada kendaraan Hybrid Roda Tiga HyVi Sapujagad. [3] Sutantra, N. & Sampurno, B., 2010, Teknologi Otomotif Edisi kedua, Surabaya: Guna Widya.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD 1 RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD Hangga Dwi Perkasa dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-5 1 Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik Andhika Iffasalam dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc PhD Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh

Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh Oky Bayu Murdianto,dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc.,

Lebih terperinci

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc LOGO Analisa Kinerja Sistem Transmisi pada Kendaraan Multiguna Pedesaan untuk Mode Pengaturan Kecepatan Maksimal Pada Putaran Maksimal Engine dan Daya Maksimal Engine Mohamad Fikki Rizki NRP. 2110105011

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA

SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA Didi Widya Utama 1), Kennard Dhammabhakti 1) dan Asrul Aziz 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA ISBN No. 979-545-0270-1 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Traksi Dan Redesign Transmisi Armored Personnel Carrier Komodo 4x4

Analisis Kinerja Traksi Dan Redesign Transmisi Armored Personnel Carrier Komodo 4x4 E7 Analisis Kinerja Traksi Dan Redesign Transmisi Armored Personnel Carrier Komodo 4x4 M. Anggi Siregar dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) B-8 Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar,, Plus Dan Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah Rapotan Saragih dan Djoko Sungkono Kawano Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-23 Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6 Muhamad Johan Putra Prasetya dan I Nyoman

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3

Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-301 Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin

Lebih terperinci

PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT

PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT PKMT-3-8-1 PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT D.Z. Anugra, M.H. Yanuar, S. Widodo, S.R. Wibowo, R. Kusuma Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir, batasan masalah, metodologi yang digunakan, dan sistematika

Lebih terperinci

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD Oleh: Bagus Kusuma Ruswandiri 2108100120 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS Muhammad Burhanuddin dan Harus Laksana Guntur Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1

Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (212) ISSN: 231-9271 1 Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1 Pradana Setia B.L dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin ITS, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang demikian pesat, maka kebutuhan akan bahan bakar minyak dan gas menjadi suatu kebutuhan yang harus

Lebih terperinci

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG? PERUMUSAN MASALAH Masalah yang akan dipecahkan dalam studi ini adalah : Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies PEMBAHASAN 1. Mean Effective Pressure 2. Torque And Power 3. Dynamometers 4. Air-Fuel Ratio (AFR) and Fuel-Air Ratio (FAR) 5. Specific Fuel Consumption 6. Engine Effeciencies 7. Volumetric Efficiency 1.

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL HIBRIDISASI TOYOTA SOLUNA DENGAN KONFIGURASI PARALLEL HEV

KAJIAN AWAL HIBRIDISASI TOYOTA SOLUNA DENGAN KONFIGURASI PARALLEL HEV KAJIAN AWAL HIBRIDISASI TOYOTA SOLUNA DENGAN KONFIGURASI PARALLEL HEV Agung Dwi Sapto, 96111001 Program Magister Manajemen Manufaktur Universitas Gunadarma Center for Automotive Research (CAR) Universitas

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal. 37-41 ISSN 0216-7395 HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR Tabah Priangkoso 1*, Aditya Wildana 1 dan

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Pegas Kopling Terhadap Gaya Dorong dan Percepatan Pada Kendaraan Yamaha Vixion 150 cc

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Pegas Kopling Terhadap Gaya Dorong dan Percepatan Pada Kendaraan Yamaha Vixion 150 cc JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (6) ISSN: 337-3539 (3-97 Print) F-95 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Pegas Kopling Terhadap Gaya Dorong dan Percepatan Pada Kendaraan Yamaha Vixion 5 cc Reza Prakoso madhan

Lebih terperinci

HADID BISMARA TEDJI

HADID BISMARA TEDJI PERANCANGAN FLYWHEEL UNTUK SISTEM HYBRID PADA ATC BUS TRANS JAKARTA BERDASARKAN MODEL DINAMIKA LONGITUDINAL KENDARAAN YANG MENYERTAKAN INTERAKSI PENGEMUDI KENDARAAN PADA DRIVING CYCLE PULAU GADUNG MONAS

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (214) ISSN: 231-9271 1 Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 Fachri Nugrahasyah Putra dan Unggul Wasiwitono

Lebih terperinci

Optimasi Pengaktifan Motor Penggerak pada Prototipe Sepeda Motor Hibrid untuk Menurunkan Konsumsi Bahan Bakar

Optimasi Pengaktifan Motor Penggerak pada Prototipe Sepeda Motor Hibrid untuk Menurunkan Konsumsi Bahan Bakar ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Optimasi Pengaktifan Motor Penggerak pada Prototipe Sepeda Motor Hibrid untuk Menurunkan Konsumsi Bahan Bakar Aris Suryadi, Budi Triyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS Bambang Setyoko Program Studi Diploma Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof H. Sudharto, SH, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Traksi Serta Redesign Rasio Transmisi Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 Sr (At 4x4)

Analisis Karakteristik Traksi Serta Redesign Rasio Transmisi Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 Sr (At 4x4) Analisis Karakteristik Traksi Serta Redesign Rasio Transmisi Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 Sr (At 4x4) Nico Yudha Wardana dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION

KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION I G N P Tenaya dan I Ketut Adi Atmika Staf pengajar PST. Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana ABSTRAK

Lebih terperinci

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Prototipe Hybrid Shock : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Mohammad Ikhsani dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2301-9271 A-35 Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan Faisal

Lebih terperinci

Hybrid electric-petroleum vehicles. Mobil hybrid adalah mobil yang berjalan dengan dua sumber tenaga, yaitu ICE dan motor listrik.

Hybrid electric-petroleum vehicles. Mobil hybrid adalah mobil yang berjalan dengan dua sumber tenaga, yaitu ICE dan motor listrik. Hybrid electric-petroleum vehicles Mobil hybrid adalah mobil yang berjalan dengan dua sumber tenaga, yaitu ICE dan motor listrik. Jenis-jenis Hybrid Electric Vehicle Berdasarkan struktur drivetrain: Seri

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Dr. Triwahju Hardianto,

Lebih terperinci

Oleh: Galih Priyo Atmojo. Dosen Pembimbing: Dr. M. Nur Yuniarto, S.T. JUMAT, 01 JULI 2011

Oleh: Galih Priyo Atmojo. Dosen Pembimbing: Dr. M. Nur Yuniarto, S.T. JUMAT, 01 JULI 2011 TUGAS AKHIR GALIH PRIYO ATMOJO 2106 100 035 PERMODELAN DAN SIMULASI PERFORMA SAPU ANGIN I DENGAN ENGINE PE-M 40 BERSIKLUS MILLER MENGGUNAKAN MATLAB SIMULINK Oleh: Galih Priyo Atmojo 2106 100 035 Dosen

Lebih terperinci

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014 1 UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN SINJAI SISTEM INJEKSI BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM BIOETHANOL (E-50) DENGAN PENGATURAN WAKTU PENGAPIAN DAN DURASI INJEKSI. Bambang Junipitoyo 1,*, Bambang Sudarmanta

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. (05), 337-3539 (30-97 Print) F5 Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain MD 900 Intan Kumala Bestari dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD 1 PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD Bagus Kusuma Ruswandiri, dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dan spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT Jurnal Ilmiah Research Sains VOL.. NO. Februari 07 OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 500 CCKENDERAAN RODA EMPAT Oleh: Efrata Tarigan, ST.,MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR

HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR Tabah Priangkoso 1*, Aditya Wildana 1, Setyoko 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Mobil Sapu Angin 7 di Sirkuit Sepang Guna Memperoleh Metode Berkendara Dengan Bahan Bakar Minimal

Pemodelan dan Simulasi Mobil Sapu Angin 7 di Sirkuit Sepang Guna Memperoleh Metode Berkendara Dengan Bahan Bakar Minimal Pemodelan dan Simulasi Mobil Sapu Angin 7 di Sirkuit Sepang Guna Memperoleh Metode Berkendara Dengan Bahan Bakar Minimal Diva Aulia Pratama dan Witantyo Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Institut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN TUGAS iv HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN MOTTO vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER Oleh : Bernadie Ridwan 2105100081 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Sutantra,

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengembangan teknologi di Indonesia untuk lebih mengoptimalkan sumber daya potensial yang ada di lingkungan sekitar masih terus digalakkan, tak terkecuali di dunia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Power Loss Power loss adalah hilangnya daya yang diakibatkan kesalahan pengemudi dalam melakukan pemindahan gigi transmisi yang tidak sesuai dengan putaran mesin seharusnya, sehingga

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Riccy Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930

Lebih terperinci

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS Momentum, Vol. 9, No. 2, Oktober 2013, Hal. 25-30 ISSN 0216-7395 ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya Perkembangan Teknologi khususnya dalam dunia otomotif telah memberikan sarana yang mendukung serta kebebasan bagi konsumen untuk memilih produk-produk teknologi

Lebih terperinci

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini zaman sudah semakin berkembang dan modern. Peradaban manusia juga ikut berkembang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia terus berpikir bagaimana

Lebih terperinci

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN BAKAR Warsono Rohmat Subodro (UNU Surakarta, rohmadsubodro@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-161 Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal ISSN , e-issn

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal ISSN , e-issn Momentum, Vol., No., April, Hal. 9- ISSN -9, e-issn -99 HUBUNGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR DENGAN LAJU DAN JENIS BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERMESIN BENSIN -TAK BERTRANSMISI CVT Tabah Priangkoso *, Muhammad

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN ENERGI LISTRIK PADA SEPEDA LISTRIK HYBRID

ANALISA PERHITUNGAN ENERGI LISTRIK PADA SEPEDA LISTRIK HYBRID 9 ANALISA PERHITUNGAN ENERGI LISTRIK PADA SEPEDA LISTRIK HYBRID Dhimas Satria 1,*, Rina Lusiani 2, Haryadi 3, Imron Rosyadi 4, Ahmad Fauzi 5 1,2,3,4,5 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (213) 1-5 1 Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar dan Berbasis Pada Simulasi Yustinus Setiawan, Semin dan Tjoek Soeprejitno

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas pemikiran dan kebutuhan manusia yang juga berkembang pesat. Atas dasar itulah penerapan teknologi

Lebih terperinci

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-130 Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan timbulnya masalah yang semakin komplek diberbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam

Lebih terperinci

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno Noorsakti Wahyudi Program Studi Mesin Otomotif Politeknik Negeri Madiun (PNM) Madiun, Indonesia ns.wyudi@yahoo.com Indah Puspitasari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Dr. Triwahju Hardianto,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm E126 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm Idestrian Adzanta dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Isu energi merupakan isu yang sedang hangat diperdebatkan. Topik dari perdebatan ini adalah berkurangnya persediaan sumber-sumber energi terutama sumber energi berbasis

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol. No.1 Januari 2015, 1 - STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN Nazaruddin Sinaga 1) ; Mulyono 2) 1) Magister Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO Fahmi Wirawan, Djoko

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis. dyno test yang menggunakan software yang dipakai di scanner,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis. dyno test yang menggunakan software yang dipakai di scanner, 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis Sebagai data acuan untuk mengetahui tingkat akurasi data dari hasil dyno test yang menggunakan software yang dipakai

Lebih terperinci

Desain Kontroler Fuzzy untuk Distribusi Torsi pada Hybrid Electric Vehicle

Desain Kontroler Fuzzy untuk Distribusi Torsi pada Hybrid Electric Vehicle JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Desain Kontroler Fuzzy untuk Distribusi Torsi pada Hybrid Electric Vehicle Nyoman Pradjna Paramitha, Mochammad Rameli, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 31 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 4.1 MENGHITUNG PUTARAN POROS PISAU Dengan mengetahui putaran pada motor maka dapat ditentukan putaran pada pisau yang dapat diketahui dengan persamaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12 RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DONALD SUPRI

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

Cara Kerja Mobil Hybrid

Cara Kerja Mobil Hybrid Cara Kerja Mobil Hybrid Mahalnya harga bahan bakar minyak, membuat produsen mobil berlomba-lomba membuat mobil yang irit bahan bakar minyak. Tentunya mobil yang irit bahan bakar kemudian mengurangi performa

Lebih terperinci

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemakaian kendaraan bermotor dari tahun ketahun semakin meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2008 jumlah kendaraan bermotor

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY Sangriyadi Setio 1 dan Antonius Irwan 2 Program Studi Teknik Mesin, FTMD, ITB Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERLINTASAN PORTAL AREA PARKIR

PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERLINTASAN PORTAL AREA PARKIR PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME AAT PEMBANGKIT ISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERINTASAN PORTA AREA PARKIR Anthony Nugroho 1) Joni Dewanto 2) Program Otomotif Program Studi Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Analisa Kestabilan Arah pada Kendaraan Formula Sapu Angin Speed Berdasarkan Variasi Posisi Titik Berat, Kecepatan dan Tes Dinamik Student Formula

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW SULIONO Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) Bidang Keahlian Rekayasa Konversi Energi Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX THE INFLUENCE OF INDUCT PORTING INTAKE AND EXHAUST FOR THE 4 STROKES 200 cc PERFORMANCE

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009 DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PERTAMAX Ricky Septianda

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc Untuk mendapatkan hasil torsi motor dilakukan pengujian menggunakan metode dynotest atau dynamometer. Setelah dilakukan

Lebih terperinci

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun

BAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) merupakan kegiatan yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun kendaraan yang aman, irit dan ramah lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri khususnya dunia otomotif memang sudah sangat maju dan pesat. Berbagai produk otomotif dihasilkan dengan beraneka jenis dan variasi baik dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir.H.D.SUNGKONO, M.Eng.Sc. KAPASITAS BESAR Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS Theo

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG Bambang Yunianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Traction Control pada Parallel Hybrid Electric Vehicle (HEV) dengan Menggunakan Metode Kontrol Neuro-Fuzzy Prediktif

Traction Control pada Parallel Hybrid Electric Vehicle (HEV) dengan Menggunakan Metode Kontrol Neuro-Fuzzy Prediktif JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (24) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) E-25 Traction Control pada Parallel Hybrid Electric Vehicle (HEV) dengan Menggunakan Metode Kontrol Neuro-Fuzzy Prediktif Bayu Prasetyo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Mesin-mesin dan Alat Uji Untuk mengetahui Perbandingan atau Pengaruh Pegas Katup Standar Dengan Pegas Katup XR dan EDR Terhadap Laju Aliran Bahan Bakar dan Kecepatan maka

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Aplikasi Flywheel Pada Pembangkit Listrik Untuk Daerah Terpencil

Studi Eksperimen Aplikasi Flywheel Pada Pembangkit Listrik Untuk Daerah Terpencil Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Studi Eksperimen Aplikasi Flywheel Pada Pembangkit Listrik Untuk Daerah Terpencil Fakhrizal Akbar Ilmiawan* a), Joke

Lebih terperinci