BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga.
|
|
- Widya Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran umum dari variabel penelitian yang digunakan Analisis diskriptif bersifat pemaparan dalam bentuk tabel, grafik, dan diagram dan menjelaskan keterkaitan antara faktor ekonomi, demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga Penduduk dan Kemiskinan Penduduk Indonesia pada tahun 2000, 2005 dan 2010 sebanyak 205,132 juta, 219,852 juta, dan 237,641 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 sebesar 1,49. Sedangkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada tahun 2010 sebanyak 119,630 juta dan 118,010 juta jiwa dengan sex rasio sebesar 101. Pertambahan penduduk yang semakin meningkat diharapkan menjadi daya dongkrak peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan permintaan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mempunyai pola yang sama dengan pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumahtangga dengan pola pertumbuhan yang positif. Komposisi penduduk Indonesia adalah komposisi penduduk muda, dimana penduduk umur dibawah 20 tahun masih cukup banyak. Sedangkan angka beban ketergantungan (dependency ratio) penduduk Indonesia sebesar 0,51 dimana setiap penduduk usia produktif (15-64 tahun) harus menanggung penduduk usia
2 55 tidak produktif (<15 tahun dan >64 tahun). Tingkat konsumsi penduduk dipengaruhi umur dimana penduduk dengan umur muda belum mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi melalui penciptaan pendapatan. Tabel 4.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 (Jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Lakilaki+Perempuan (1) (2) (3) (4) Total Dependency Ratio 0,51 Sex Rasio 101 Sumber: Badan Pusat Statistik, Pada tahun 2010 penduduk yang tinggal diwilayah pedesaan sebesar 50,21 persen dan diperkotaan sebesar 49,79 persen. Migrasi penduduk atau perubahan proporsi penduduk di perkotaan akan memengaruhi tingkat konsumsi dimana pengeluaran konsumsi penduduk perkotaan hampir dua kali lipat pengeluaran konsumsi penduduk di pedesaan. Pada tahun 2009 pengeluaran konsumsi perkapita perbulan penduduk perkotaan sebesar 549 ribu rupiah sedangkan
3 56 pengeluaran konsumsi penduduk di pedesaan sebesar 318 ribu rupiah. Semakin tinggi penduduk yang tinggal diperkotaan akan semakin tinggi tingkat konsumsi karena kebutuhan konsumsi di perkotaan lebih besar dari pedesaan. Kemiskinan identik dengan kemampuan penduduk dalam memenuhi konsumsi kebutuhan dasar. Semakin miskin penduduk pengeluaran konsumsinya juga semakin berkurang, begitu pula sebaliknya. Tingkat kemiskinan di Indonesia sampai dengan tahun 2010 mencapai 13,33 persen, menurun dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 14,15 persen. Kemiskinan lebih banyak terjadi di wilayah pedesaan, hal ini berkaitan dengan tingkat pendapatan masyarakat pedesaan yang masih mengandalkan sektor pertanian tradisional sebagai mata pencaharian. Pola kemiskinan di Indonesia yang semakin menurun diikuti pula oleh pola peningkatan konsumsi rumahtangga. Tabel 4.2 Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Wilayah (1) (2) (3) Kota Miskin (%) 10,72 9,87 Tidak Miskin (%) 89,28 90,13 Garis Kemiskinan (Rp.) Desa Miskin (%) 17,35 16,56 Tidak Miskin (%) 82,65 83,44 Garis Kemiskinan (Rp.) Kota + Desa Miskin (%) 14,15 13,33 Tidak Miskin (%) 85,85 86,67 Garis Kemiskinan (Rp.) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011.
4 Ketenagakerjaan Pada tahun 2010 jumlah angkatan kerja di Indonesia sebanyak 116,263 juta jiwa dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 67,77 persen. Jumlah pengangguran pada tahun 2010 sebesar 7,27 persen, menurun dibandingkan tahun 2009 sebesar 8,01 persen. Penurunan jumlah pengangguran akan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan jumlah pendapatan nasional, dimana semakin banyak orang yang akan bekerja dan memperoleh penghasilan. Tabel 4.3 Penduduk Menurut Kegiatan Jenis Kegiatan 2005* 2006* 2007* 2008* 2009* 2010* 1 Penduduk Angkatan Kerja 3 TPAK (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,40 66,45 66,80 67,25 67,41 67,77 Bekerja Pengangguran Terbuka TPT 10,75 10,36 9,43 8,42 8,01 7,27 Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumahtangga Lainnya *) Rata-rata setahun Sumber: Badan Pusat Statistik, Jenis lapangan usaha, status pekerjaan, dan tingkat pendidikan pekerja erat kaitannya dengan besaran balas jasa dalam bentuk pendapatan yang diperoleh penduduk. Penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebagian besar bekerja di sektor pertanian dan perdagangan, rumah makan dan hotel. Status pekerjaan penduduk
5 58 Indonesia dari tahun ke tahun masih didominasi sebagai buruh/karyawan/pegawai. Pada tahun 2010 penduduk yang berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai sebanyak 32,521 juta jiwa, sedangkan yang berusaha dibantu buruh tidak tetap dan berusaha sendiri sebanyak 21,682 juta dan 21,031 juta jiwa. Penduduk yang bekerja dengan status berusaha belum mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan pendapatan nasional. Mereka yang yang berstatus berusaha sebagian adalah mereka yang bekerja dalam sektor pertanian dengan mengandalkan pekerja keluarga dalam membantu pekerjaannya. Sektor pertanian di Indonesia identik dengan pertanian tradisional dan bersifat musiman. Semakin tinggi tingkat pendidikan pekerja semakin besar pula pendapatan yang akan diperoleh. Tingkat pendidikan pekerja di Indonesia pada bulan Agustus 2010 masih didominasi lulusan SD sebesar 28,94 persen, diikuti oleh lulusan SMTA sebesar 22,91 persen Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran konsumsi rumahtangga mempunyai proporsi yang cukup besar dalam pembentukan PDB pendekatan pengeluaran. Proporsi pengeluaran konsumsi rumahtangga dari tahun berfluktuasi dan mempunyai kecenderungan pola yang menurun. Proporsi terbesar terjadi pada tahun 2000 sebesar 61,65 persen dan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 56,55 persen. Pada tahun 2010 tingkat pengeluaran konsumsi rumahtangga di Indonesia sebesar 1.306,8 triliun rupiah. Selama sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 450 triliun rupiah.
6 Rp. (trilyun) 59 2,500 2,000 1,500 1, Tahun Konsumsi Ruta PDB Sumber : Badan Pusat Statistik, Gambar 4.1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga dan Produk Domestik Bruto (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Sedangkan pertumbuhan konsumsi rumahtangga masih tetap tumbuh positif dari tahun ketahun dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun sebesar 5,34 persen dan terendah tahun sebesar 3,49 persen. Fenomena yang menarik diamati adalah ketika pertumbuhan konsumsi rumahtangga yang mengalami penurunan pada tahun dan akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis global tahun Pengeluaran konsumsi dapat meredam guncangan akibat kenaikan harga BBM dan krisis dengan mempertahankan kestabilan pertumbuhan ekonomi.
7 % Tahun Konsumsi Ruta PDB Sumber : Badan Pusat Statistik, Gambar 4.2 Pertumbuhan Konsumsi Rumahtangga dan Produk Domestik Bruto Pengeluaran konsumsi penduduk Indonesia masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi makanan dibandingkan konsumsi bukan makanan. Pada tahun 2010 persentase pengeluaran konsumsi perkapita makanan penduduk Indonesia sebesar 51,43 persen, sedangkan pengeluaran konsumsi bukan makanan sebesar 48,57 persen. Selama tahun terdapat kecenderungan penurunan persentase pengeluaran makanan terhadap total pengeluaran konsumsi penduduk dari 53,86 persen menjadi 51,43 persen. Penurunan persentase konsumsi makanan terjadi seiring dengan kenaikan pendapataan yang diperoleh penduduk. Hal ini sejalan dengan teori Engel yang menjelaskan proporsi pengeluaran makanan pokok akan semakin berkurang seiring dengan naiknya pendapatan. Pendapatan yang meningkat akan dialokasikan untuk konsumsi kebutuhan lain seperti pembelian barang-barang.
8 61 Tabel 4.4 Persentase Pengeluaran Konsumsi Perkapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Kelompok Barang Makanan: (1) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Jumlah (Rp.) Persentase 53,86 53,01 49,24 50,17 50,62 51,43 Bukan makanan: Jumlah (Rp.) Persentase 46,14 46,99 50,76 49,83 49,38 48,57 Total (Rp.) Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik, Pendapatan Nasional Pendapatan nasional pendekatan pengeluaran diperoleh dari nilai PDB dikurangi transfer pendapatan netto, pajak tak langsung dan penyusutan. Pendapatan nasional merupakan agregasi dari balas jasa faktor yang diterima seluruh penduduk Indonesia. Pendapatan Nasional pada tahun 2010 sebesar 2.020,9 triliun rupiah, mengalami peningkatan sebesar 754,9 triyun rupiah selama kurun waktu sepuluh tahun. Pertumbuhan pendapatan nasional selama tahun berfluktuatif dimana pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebesar 8,71 persen dan terendah pada tahun 2001 sebesar 0,71 persen. Akibat krisis tahun 2008 pendapatan nasional sempat mengalami penurunan pertumbuhan yang tinggi dari sebelumnya 8,71 persen menjadi hanya sebesar 2,14 persen pada tahun Kenaikan pendapatan nasional dari tahun diikuti pula oleh kenaikan pengeluaran konsumsi. Hal ini menunjukan jika pendapatan disposibel
9 % 62 meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat, hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposibel (Mankiw, 2007) Tahun Pendapatan Nasional PDB Sumber : Badan Pusat Statistik, Gambar 4.3 Pertumbuhan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto Pendapatan perkapita Indonesia tahun 2010 sebesar 8,503 juta rupiah (atas dasar harga 2000). Kesenjangan pendapatan di Indonesia dilihat dari distribusi pendapatan yang diterima penduduk menurut kategori Bank Dunia, proporsi pendapatan yang diterima 20 persen lapisan atas sebesar 41,24 persen, 40 persen lapisan sedang sebesar 37,54 persen, dan 40 persen lapisan bawah sebesar 21,22 persen. Sedangkan ketimpangan pendapatan di Indonesia kategori ketimpangan yang rendah dengan besaran indeks gini pada tahun 2010 sebesar 0,38.
10 Tabungan dan Investasi Tabungan yang dalam penelitian ini menggunakan jumlah uang kuasi mempunyai pola yang semakin meningkat dari tahun Fenomena selama kurun waktu sepuluh tahun terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah tabungan daripada pertumbuhan jumlah pengeluaran konsumsi. Kondisi ini terjadi dimana peningkatan pendapatan digunakan oleh masyarakat untuk menambah nilai tabungan. Hal ini menunjukan berlakunya Hukum Engel (Engel s Law) dimana semakin tinggi tingkat pendapatan maka proporsi konsumsi terhadap pendapatan akan semakin berkurang. Sedangkan pertumbuhan uang kuasi berfluktuasi antara tahun Penurunan pertumbuhan juga terjadi akibat adanya guncangan kenaikan BBM dan krisis dimana pertumbuhan uang kuasi turun akibat dari penarikan tabungan yang akan digunakan oleh masyarakat untuk mempertahankan tingkat konsumsi. Investasi selama tahun mempunyai pola yang meningkat. Pertumbuhan investasi sangat dipengaruhi pada situasi perekonomian dimasa depan yang tidak dapat diramalkan, sehingga investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah. Pertumbuhan investasi di Indonesia berfluktuatif mengikuti pertumbuhan jumlah tabungan. Tingkat kepercayaan dalam pengembalian pinjaman investasi masih dipengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Iklim investasi masih dipengaruhi oleh adanya krisis dan kenaikan BBM sehingga pelaku investasi masih menunggu (wait and see) adanya kestabilan perekonomian dalam jangka panjang. Pertumbuhan investasi tertinggi
11 % 64 terjadi tahun 2004 sebesar 14,68 persen dan terendah tahun 2003 sebesar 0,60 persen Tahun Tabungan Investasi Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 dan Bank Indonesia, Gambar 4.4 Pertumbuhan Investasi dan Tabungan Inflasi dan Suku Bunga Inflasi dapat memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat, dimana adanya inflasi tanpa adanya peningkatan pendapatan menyebabkan daya beli masyarakat akan menurun. Inflasi triwulanan di Indonesia berfluktuatif antara tahun inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2005 dimana terjadi fenomena kenaikan harga minyak dunia yang diikuti kenaikan harga BBM di dalam negeri yang terjadi pada triwulan keempat sebesar 10,34 persen. Kecenderungan untuk menabung sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku. Tingkat suku bunga yang berlaku dapat dibedakan menjadi suku bunga riil dan nominal. Tingkat suku bunga riil selama sepuluh tahun
12 % 65 berfluktuasi dimana tingkat bunga riil sangat dipengaruhi adanya guncangan dalam perekonomian dalam bentuk inflasi. Sedangkan tingkat bunga nominal mempunyai kecenderungan menurun hingga tahun Hingga tahun 2010 triwulan terakhir suku bunga tabungan berada pada tingkat 3,28 persen pertahun Tahun Inflasi Bunga Tabungan Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 dan Bank Indonesia, Gambar 4.5 Inflasi dan Suku Bunga Tabungan 4.2. Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan program komputer EViews, ditampilkan sebagai berikut:
13 66 Tabel 4.5 Hasil Estimasi Koefisien Regresi Linier Berganda Variable Coefficient t-statistic Prob. (1) (2) (4) (5) Constanta NI SIR INF RINV DUM R 2 = Ajusted R 2 = Sumber: Pengolahan Eviews Guna mengetahui apakah estimasi model tersebut merupakan model yang terbaik dan layak untuk digunakan maka perlu dilakukan serangkaian tes atau pengujian. Estimator dalam model dikatakan terbaik jika memiliki sifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) yakni linier, tidak bias dan memiliki varian minimum. Pengujian dilakukan dengan metode uji statistik untuk melihat tingkat kesesuaian model, uji ekonometrika terhadap semua asumsi yang digunakan serta uji ekonomi terhadap arah hubungan dari semua variabel Pengujian Asumsi Model Pengujian sumsi model dilakukan dengan metode ekonometrika yakni untuk menguji apakah model regresi linier berganda dari fungsi konsumsi dengan metode OLS telah memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan. Asumsi
14 67 yang akan diuji tersebut meliputi asumsi normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinieritas Asumsi Normalitas Pemeriksaan asumsi pertama yaitu pemeriksaan kenormalan digunakan Jarque-Bera test. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal. Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : Error berdistribusi normal. H 1 : Error tidak berdistribusi normal. Jika hasil Jarque-Bera test lebih besar dari nilai chi square pada tingkat signifikansi α = 5 persen, maka tolak hipotesis nol yang berarti error tidak berdistribusi normal Series: Residuals Sample 2000Q2 2010Q4 Observations 43 Mean -3.76e-15 Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sumber: Pengolahan Eviews Gambar 4.6 Hasil uji kenormalan dengan metode Jarque-Bera
15 68 Berdasarkan hasil penghitungan, didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,4999. Nilai tersebut lebih besar dari nilai 5 persen, maka terima H 0. Artinya error model berdistribusi normal Uji Autokorelasi Model yang dipilih harus memenuhi asumsi terbebas dari autokorelasi, yaitu tidak ada hubungan antar error. Pengujian autokorelasi menggunakan menggunakan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Hipotesis uji ini adalah : H 0 : Tidak ada masalah otokorelasi H 1 : Ada masalah otokorelasi Apabila nilai Obs* R-squared > nilai kritis maka H 0 ditolak yang berarti terdapat autokorelasi atau chi square hitung < α maka H 0 ditolak yang berarti terdapat autokorelasi. Hasil deteksi autokorelasi dengan metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test mendapatkan nilai chi-square ( ) sebesar 0,8316 dengan nilai Prob. chi square hitung sebesar 0,6598. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi α (5 persen), artinya menerima H 0 yang berarti tidak terdapat masalah autokorelasi dalam model. Tabel 4.6 Nilai Obs*R-squared dan Prob. Chi-Square(2) dari pengujian Breusch- Godfrey Serial Correlation LM Test F-statistic Prob. F(2,35) Obs*R-squared Prob. Chi- Square(2) Sumber: Pengolahan Eviews
16 Uji Heterokedastisitas Pemeriksaan asumsi selanjutnya adalah pengujian heteroskedastisitas yang dilakukan dengan uji Breusch-Pagan-Godfrey test. Hipotesis dalam pengujian ini adalah: H 0 : Tidak terdapat heteroskedastistas H 1 : Terdapat heteroskedastisitas Apabila chi square hitung lebih besar dari chi square tabel pada α = 5 persen, maka tolak hipotesis nol yang berarti terjadi heteroskedastisitas. Hasil deteksi heteroskedastisitas dengan metode Breusch-Pagan-Godfrey Heteroskedasticity Test mendapatkan nilai chi-square ( ) sebesar 6,1545 dengan nilai probabilitas chi-square sebesar 0,2915. Nilai probabilitas chi-square tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi =0,05, sehingga keputusan yang diambil adalah menerima H 0 sehingga varian sisaan dari model bersifat konstan (homoskedastisitas). Tabel 4.7 Nilai Obs*R-squared dan Prob. Chi-Square dari pengujian Breusch- Pagan-Godfrey test F-statistic Prob. F(5,37) Obs*R-squared Prob. Chi-Square(5) Scaled explained SS Prob. Chi-Square(5) Sumber: Pengolahan Eviews Uji Multokolinieritas Pemeriksaan asumsi terakhir adalah pemeriksaan multikolinieritas, dimana dalam model yang dipilih tidak ada korelasi tinggi antarvariabel-variabel independen. Uji Multikolinieritas menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas
17 70 sempurna antarvariabel-variabel independen yang ditunjukkan oleh korelasi antarvariabel yang berada di bawah batas rule of thumb (r < 0,85). Tabel 4.8 Matrik Korelasi Antarvariabel Independen Pendapatan Nasional Suku Bunga Tabungan Pertumbuhan Investasi Inflasi Pendapatan Nasional Suku Bunga Tabungan Inflasi Pertumbuhan Investasi Sumber: Pengolahan Eviews Metode lain untuk menguji asumsi multikolinieritas adalah menggunakan deteksi Klien, yakni membandingkan nilai R 2 dari model asal dengan nilai R 2 dari semua regresi auxilary. Berdasarkan hasil pengolahan dengan Program Eviews dapat diketahui bahwa semua nilai R 2 dari regresi auxilary lebih rendah dari R 2 pada model regresi awal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa estimasi model regresi sudah memenuhi asumsi yang keempat, yakni terbebas dari multikolinieritas Pengujian Parameter Model Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji statistik yang pertama dilakukan adalah uji koefisien determinasi (R 2 ) yakni untuk melihat tingkat kesesuaian atau kecocokan dari estimasi model yang erbentuk (goodness of fit). Koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar proporsi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Dalam model diperoleh nilai koefisien R 2 0,9748 yang berarti variabel pendapatan
18 71 nasional, suku bunga tabungan, inflasi, dan pertumbuhan investasi dapat memengaruhi variabel pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 97,48 persen, selebihnya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model Uji Koefisien Regresi Secara Menyeluruh (Uji F) Pengujian parameter model berikutnya adalah dengan menggunakan uji koefisien regresi secara menyeluruh atau disebut uji F (F-tes). Hipotesis nol (H 0 ) yang diajukan dalam uji ini adalah nilai koefisien β 1 =β 2 =β 3 =β 4 =β 5 =0 yang berarti tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Hipotesis alternatifnya adalah ada satu koefisien β i 0 atau minimal ada satu variabel bebas yang memengaruhi variabel tidak bebas. Nilai F-hitung dari hasil regresi signifikan pada nilai α=5% dengan nilai F- hitung sebesar 326,1480. Berdasarkan kondisi tersebut maka keputusan yang diambil adalah menolak hipotesis nol atau menerima hipotesis alternatif. Hal ini berarti keempat variabel tidak bebas dalam model secara bersama-sama memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel pengeluaran konsumsi rumahtangga atau model yang digunakan cukup baik Tabel 4.9 Nilai Statistik Model Pengaruh Pendapatan Nasional, Suku Bunga Tabungan, Inflasi, Pertumbuhan Investasi dan Dummy Kenaikan BBM terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga R-squared Adjusted R-squared F-statistic Prob(F-statistic) Sumber: Pengolahan Eviews
19 Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t) Pengujian secara parsial terhadap semua koefisien regresi dilakukan dengan uji t (t-test). Hipotesis yang diajukan dalam pengujian ini adalah masingmasing koefisien persamaan bernilai nol atau β i =0. Artinya adalah tidak ada pengaruh dari variabel bebas X i terhadap variabel tidak bebas Y. Sedangkan hipotesis alternatifnya adalah β i 0 yang artinya ada pengaruh dari setiap variabel bebas X i terhadap variabel tidak bebas Y. Jika nilai t statisik > t table (α/2,n-k) maka tolak H 0 berarti dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas. Selain itu, dapat juga dilihat dari prob masing-masing variabel bebasnya. Apabila prob variabel bebas < α=0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas. Dibandingkan dengan nilai t-tabel (t 0,05/ 2; 37) yang sebesar , koefisien 0, 1, 2, dan 4, dalam persamaan memiliki nilai t-hitung yang lebih besar. Hanya koefisien 3 dan 5 yang lebih rendah dari t-tabel, atau signifikan pada taraf 0,5893 dan 0, Analisis Model Fungsi Konsumsi Fungsi pengeluaran konsumsi rumahtangga di Indonesia selama kurun waktu tahun secara ekonomi dipengaruhi oleh pendapatan nasional, suku bunga tabungan, dan perubahan investasi. Kenaikan harga BBM yang terjadi antara tahun ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap pengeluaran
20 73 konsumsi rumahtangga. Sedangkan inflasi yang terjadi selama kurun waktu tersebut tidak signifikan memengaruhi pengeluaran konsumsi rumahtangga Pengaruh Pendapatan Nasional Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pendapatan nasional berpengaruh dan mempunyai hubungan yang positif dalam meningkatkan pengeluaran konsumsi rumahtangga dengan MPC sebesar 0,4664. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan pendapatan nasional sebesar 1 triliun akan meningkatkan konsumsi rumahtangga sebesar 0,4664 triliun rupiah, ceteris paribus. Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi dalam penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menunjukan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga. Hal ini sesuai dengan teori konsumsi yang ada dimana konsumsi secara mutlak (absolut) cenderung lebih banyak dipengaruhi tingkat pendapatan sekarang. Penelitian Siregar menunjukan bahwa fungsi konsumsi mempunyai MPC sebesar 0,43 sedangkan penelitian Isyani menunjukan fungsi konsumsi dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai MPC sebesar 0,21 dan 0,83. Hal ini juga sesuai dengan dugaan Keynes bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah antara 0 dan Pengaruh Suku Bunga Tabungan Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Tingkat suku bunga tabungan berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga. Koefisien regresi tingkat suku bunga tabungan sebesar 2,8080 menunjukkan bahwa adanya kenaikan tingkat suku bunga sebesar 1 persen akan menurunkan pengeluaran
21 74 konsumsi rumahtangga sebesar 2,8080 triliun, ceteris paribus. Sejalan dengan model yang dikembangkan ekonom Irving Fisher tingkat suku bunga memberikan pengaruh terhadap individu untuk membuat pilihan antar waktu dalam melakukan konsumsi yang dibatasi anggaran atau pendapatan (budged constraint). Adanya kenaikan tingkat suku bunga tabungan akan menarik minat masyarakat untuk mengalihkan sebagian pendapatannya yang tidak dikonsumsi untuk ditabung dengan mengharapkan balas jasa dari bunga yang cukup besar dalam jangka panjang Pengaruh Inflasi Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Inflasi selama tahun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga. Konsumsi masyarakat Indonesia relatif tidak terpengaruh dengan adanya perubahan harga karena tingkat ekonomi masyarakat yang rendah. Sebagian besar dari pendapatan masyarakat digunakan untuk konsumsi terutama konsumsi makanan dan kebutuhan pokok. Inflasi yang terjadi antara tahun lebih didominasi adanya kenaikan harga-harga bahan makanan, makanan jadi dan minuman sehingga berapapun tingkat harga yang ditawarkan tetap akan dibeli oleh masyarakat Pengaruh Pertumbuhan Investasi Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pertumbuhan investasi di Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengeluaran konsumsi dengan koefisien sebesar -0,8429. Hal ini menunjukan setiap peningkatan jumlah investasi sebesar 1 persen maka akan terjadi pengurangan pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 0,8429 triliun,
22 75 ceteris paribus. Konsumsi dalam perekonomian dua sektor dipengaruhi oleh pendapatan dan investasi. Rumah tangga dihadapkan kepada pilihan untuk mengalokasikan pendapatan yang diperoleh untuk kegiatan konsumsi atau untuk tabungan. Oleh lembaga keuangan tabungan yang ada akan disalurkan untuk kegiatan investasi Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Kenaikan BBM yang terjadi tahun tidak berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga. Kenaikan harga BBM otomatis akan menyebabkan inflasi dan menurunkan dayabeli masyarakat. Adanya penurunan dayabeli masyarakat akibat kenaikan harga BBM diantisipasi oleh pemerintah dengan mengeluarkan berbagai kebijakan. Pemerintah memberikan keringanan pajak impor bagi bahan kebutuhan pokok serta subsidi bagi komoditas seperti beras, tepung terigu, jagung, dan kedelai serta menaikan pajak ekspor untuk CPO untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dalam negeri dan menstabilkan harga minyak goreng. Dalam rangka mengurangi beban masyarakat berpenghasilan rendah akibat kenaikan harga BBM, pemerintah mengalokasikan dana kompensasi yang disalurkan dalam bentuk Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM). Program ini didistribusikan ke dalam empat bidang yaitu, pendidikan, kesehatan, infrastruktur pedesaan, dan bantuan langsung tunai (BLT).
Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)
81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Asumsi Pengujian asumsi dilalukan untuk memastikan bahwa model yang dipilih telah memenuhi asumsi yang telah ditentukan. Ada empat tahapan pengujian asumsi yang harus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,
BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari
34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data
1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah
III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan
Lebih terperinciPENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN
PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan
40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode
38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis dari data-data penelitian yang telah diolah menggunakan Eviews, diikuti dengan pembahasan dari hasil pengolahan data.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat
III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan
Lebih terperincisemua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder
47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka, Suku Bunga Deposito dan Inflasi 4.1.1 Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka Pada periode pengamatan, yaitu Januari 2004
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian
28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.
Lebih terperinci5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB
Sementara itu, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Teluk Wondama tercatat sebagai daerah dengan rata-rata angka kesempatan kerja terendah selama periode 2008-2010. Kabupaten Supiori hanya memiliki rata-rata
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data
47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam
48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa
Lebih terperinci1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.
LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi
III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi tentang satuan pengukuran,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber data penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series tahunan dari tahun 1993-2013. Jenis data yang
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu apakah jumlah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi
III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia dari tahun 1990 sampai tahun 2014
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data
40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995 2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun 2010- juni 2015.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data
IV. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk suatu keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi,
Lebih terperinciBAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan
BAB IV STUDI KASUS 4.1 Indeks Harga Konsumen Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang. Indeks Harga Konsumen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai
51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa
72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series
51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah
63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah
Lebih terperinciHASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE
HASIL ANALISA DATA STATISTIK DESKRIPTIF Date: 06/15/16 Time: 11:07 Sample: 2005 2754 ROE LDA DA SDA SG SIZE Mean 17.63677 0.106643 0.265135 0.357526 0.257541 21.15267 Median 11.00000 0.059216 0.251129
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan metode purposive sampling yang digunakan, sampel yang
67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemiskinan rumah tangga yang secara berturut-turut pada periode tahun 1981
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga
53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga Analisis ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel independen yang diduga memengaruhi variabel dependen (tabungan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari
54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab V ini akan diuraikan analisis hasil penelitian yaitu hasil analisis kovariansi (covariance anaysis) dan ekonometrika yang mencoba melihat pengaruh jumlah penduduk bekerja,
Lebih terperinci(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata
L A M P I R A N 95 96 Lampiran 1 (Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata TAHUN PAD Sektor Pariwisata Jumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif mewakili seluruh contoh populasi dalam penelitian. Hal ini menjelaskan mengenai kecenderungan data tengah dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN A. Hasil Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS atau uji analsis regresi berganda, pada pengujian ini digunakan dua pengujian yaitu uji asumsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari www.bps.go.id dan www.bi.go.id. Data yang
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab V ini akan dilakukan pengujian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. Dimana variabel terikat (variable dependent) meliputi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder
42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara deskriptif dan
Lebih terperinciMsi = x 100% METODE PENELITIAN
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang
38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR
32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan
Lebih terperinciPUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL
PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL OLEH WILIA AGUSTIANI Willia.Agustiani@gmail.com FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional
Lebih terperinci