PENGEMBANGAN SISTEM COMPUTER AIDED DIAGNOSIS BERBASIS FREE OPEN SOURCE SOFTWARE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SISTEM COMPUTER AIDED DIAGNOSIS BERBASIS FREE OPEN SOURCE SOFTWARE"

Transkripsi

1 0121: Anto Satriyo Nugroho dkk. TI-15 PENGEMBANGAN SISTEM COMPUTER AIDED DIAGNOSIS BERBASIS FREE OPEN SOURCE SOFTWARE Anto Satriyo Nugroho 1, Made Gunawan 1, Ismail Ekoprayitno Rozi 2, Vitria Pragesjvara 1, Miranti Jatnia Riski 1, Desiani 1, Nuke Dewi Kania, Theda Lukito, Agung Riyadi, Yuni Arti, Ninon Nurul Faiza 1 Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi, Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi Gedung Teknologi 3 Lantai 3 Puspiptek Serpong, Tangerang Tel. (021) Ext.236 Fax. (021) Divisi Bioinformatika, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jl. Diponegoro 69, Jakarta Tel. (021) Fax. (021) anto.satriyo@bppt.go.id, asnugroho@gmail.com Disajikan Nop 2012 ABSTRAK Malaria merupakan penyakit tropis utama yang hingga kini masih banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Penyakit Malaria disebabkan oleh infeksi protozoa pada darah yang disebut plasmodia. Parasit ini terdiri dari 4 spesies: Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. Penyakit Malaria diindikasikan dari berbagai gejala seperti menggigil, demam tinggi, sakit kepala, anemia dan pembesaran Limfa. Di Indonesia diperkirakan jumlah penderita Malaria mencapai sekitar 15 juta, dengan angka kematian 30 ribu per tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa Malaria merupakan salah satu penyakit tropis di Indonesia yang harus mendapatkan penanganan serius dan cepat. Salah satu faktor penting dalam penanganan kasus Malaria adalah diagnosa dini Malaria yang akurat. Badan Pengkajian Penerapan Teknologi telah bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengembangkan sistem Computer Aided Diagnosis berbasis teknik pengolahan citra yang mampu membantu proses diagnosa agar berlangsung cepat dan akurat. Dalam periode pertama penelitian ini (2011), telah dikembangkan prototype sistem Computer Aided Diagnosis memanfaatkan teknologi pengolahan citra, untuk mengidentifikasi status penyakit Malaria dari citra apusan tipis darah pasien Malaria, sedangkan pada tahun kedua (2012), sistem ini disempurnakan dengan memasukkan modul klasifikasi komponen darah. Sistem yang dikembangkan merupakan transformasi dari pengetahuan yang dimiliki oleh ekspert microscopist ke dalam rule-based classifier dikombinasikan dengan Bayes Decision. Dalam uji coba dengan data citra mikroskopis darah yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia, sistem ini menunjukkan hasil yang relatif bagus. Akurasi identifikasi tiap komponen: erythrocyte 94.75%, leucocytes 90%, platelets 41.28% dan erythrocyte yang terinfeksi oleh parasit 84.5%, sedangkan akurasi secara keseluruhan sekitar 77.53%. Kata Kunci: Computer aided diagnosis, malaria, microphotograph, apusan tipis I. PENDAHULUAN Malaria merupakan penyakit tropis utama yang hingga kini masih banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Penyakit Malaria disebabkan oleh infeksi protozoa pada darah yang disebut plasmodia. Parasit ini terdiri dari 4 spesies: Plasmodium Vivax, Plasmodium Falciparum, Plasmodium Ovale dan Plasmodium Malariae. Indikasi penyakit ini terlihat dari berbagai gejala seperti menggigil, demam tinggi, sakit kepala, anemia dan pembesaran Limfa. Di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 15 juta penderita, dengan angka kematian 30 ribu per tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa Malaria merupakan salah satu penyakit tropis di Indonesia yang harus mendapatkan penanganan serius dan cepat. [1] Salah satu faktor penting dalam penanganan kasus Malaria adalah diagnosa dini Malaria yang akurat. Dalam praktek medis, dikenal berbagai teknik diagnosa seperti PCR, diagnosa klinis dan diagnosa mikroskopi. Di antara teknik tersebut, diagnosa mikroskopi merupakan teknik gold standard dan relatif paling murah. Teknik ini memanfaatkan mikroskop untuk menghitung parasit, di mana sampel darah diberikan pewarnaan melalui proses kimia yang disebut (Giemsa) staining. Selain murah, diagnosa mikroskopi juga bersifat sensitif, yaitu dapat menentukan kepadatan para-

2 TI-16 sit dari darah pasien. Diagnosa ini juga informatif, yaitu dapat dipakai untuk menentukan jenis plasmodium Malaria, yang merupakan salah satu pertimbangan dalam memberikan terapi kepada pasien. Akan tetapi diagnosa mikroskopi ini juga memiliki berbagai kelemahan. Akurasi diagnosa sangat tergantung kepada keahlian dan pengalaman mikroskopis (orang yang bertugas membaca slide apusan darah). Terlebih lagi, prevalensi Malaria di Indonesia cukup rendah, sehingga slide yang dibaca umumnya negatif, maksudnya tidak terjangkit Malaria. Padahal untuk memastikan bahwa seorang pasien darahnya negatif jauh lebih sulit daripada menentukan bahwa seorang pasien statusnya positif terjangkit Malaria. Untuk itu, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dalam pengembangan sistem Computer Aided Diagnosis berbasis teknik pengolahan citra, yang mampu membantu proses diagnosa, agar berlangsung cepat dan akurat. Dari kajian literatur, beberapa pihak melakukan upaya serupa untuk kasus Malaria di luar negeri, akan tetapi terbatas pada kasus dengan skala kecil. Misalnya Premaratne memakai artificial neural network yang dikhususkan pada spesies Plasmodium falciparum. Model tersebut memakai citra sel yang telah dinormalisasikan sebagai input bagi proses training maupun testing neural network. [2] Studi lain dilakukan oleh Ross yang memakai warna, tekstur dan ciri geometri dari parasit dan sel sebagai vektor fitur, yang selanjutnya diklasifikasikan ke salah satu spesies plasmodium dalam dua tahap. [3] Akan tetapi studi yang mereka lakukan hanya terbatas pada data berskala kecil, 5 sampel untuk training dan 15 sampel untuk testing, sedangkan karakteristik parasit sangat kompleks. Dapat disimpulkan bahwa hingga kini, belum ada studi komprehensif yang dilakukan untuk mengembangkan computer aided diagnosis terhadap kasus Malaria, khususnya di Indonesia berskala besar. Dalam periode pertama penelitian ini (2011), telah dikembangkan prototype sistem Computer Aided Diagnosis memanfaatkan teknologi pengolahan citra, untuk mengidentifikasi status penyakit Malaria dari citra apusan tipis darah pasien Malaria. Beberapa algoritma baru pengolahan citra telah dikembangkan oleh tim peneliti dan bekerja sama dengan ahli mikroskopi di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, sehingga hasilnya [4, 5] dapat diverifikasi langsung oleh praktisi lapangan. Pada tahun pertama penelitian, algoritma tersebut telah dievaluasi pada data citrayang telah terinfeksi oleh Plasmodium Falciparum, dengan hasil cukup baik. sensitivity 92.59% dan specificity of 99.65%, Positive Predictive Value (PPV) of 67.56%, and F1 score of [5] Dalam tahun kedua penelitian ini (2012), kegiatan penelitian difokuskan pada penyempurnaan prototype system sehingga bisa dipakai untuk mendeteksi keber- 0121: Anto Satriyo Nugroho dkk. adaan berbagai spesies parasit selain Plasmodium falciparum (P. malariae, P. ovale, P. vivax), pada citra dengan berbagai pada kualitas lapangan. II. METODOLOGI A. Persiapan Data Microphotograph Sample darah pasien Malaria dipersiapkan oleh tim peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, diperoleh dari berbagai daerah di Indonesia. Sample tersebut terdiri dari 5 spesies: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium Malariae, dan Plasmodium Knowlesi. Setiap slide dilakukan proses staining memakai standard Giemsa staining protocol. Slide kemudian diperiksa di bawah mikriskop dengan pembesaran , dan citra ditangkap dengan 5-megapixel Nikon digital sight DS 5 Mc, yang didesain khusus untuk mikroskop cahaya. Data set tersebut kemudian dianalisa secara manual, dan dilakukan perhitungan jumlah parasite, serta fase dan tipe masing-masing sel. B. Sistem Computer Aided Diagnosis Sistem yang dikembangkan merupakan transformasi pengetahuan yang dimiliki oleh microscopist analyst Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke dalam algoritma pengolahan citra. GAMBAR 1 memperlihatkan bagan sistem yang dibangun untuk melakukan identifikasi citra microphotograph darah pasien. Sistem itu terdiri dari fase preprocessing untuk memperbaiki kualitas citra dan menghapus noise, dilanjutkan dengan fase segmentasi komponen darah dan klasifikasi komponen darah. Tujuan dari dua fase ini adalah mengenali jenis berbagai komponen darah, seperti erythrocyte, leucocyte, thrombocyte, dan artefacts. Erythrocyte sendiri dibagi dua: erythrocyte sehat dan suspected erythrocyte, yaitu erythrocyte yang dicurigai terinfeksi oleh parasit. Selanjutnya Bayes Classifier dipakai untuk menentukan apakah erythrocyte tersebut sehat (bercak hitam itu hanya sekedar artefak) ataukah erythrocyte tersebut benar-benar terinfeksi parasit. GAMBAR 1: Rancangan sistem Computer Aided Diagnosis Malaria

3 0121: Anto Satriyo Nugroho dkk. TI-17 B-1. Prepocessing Dalam tahap ini, citra dikonversikan ke gray-scale image, karena informasi warna tidak diperlukan untuk melakukan klasifikasi komponen sel darah. Noise pada citra dihapus memakai Median filter. Pada GAMBAR 2 diperlihatkan gambar berbagai komponen darah: (1) erythrocyte (sel darah merah), (2) leucocyte (sel darah putih) dan (3) platelet dan (4) erythrocyte yang mengandung parasit. Tahap ini bertujuan untuk melakukan segmentasi, yaitu memisahkan tiap citra komponen darah dari citra latar belakang. Pada citra input, intensitas terbagai ke dalam 3 level: paling terang, menengah dan paling gelap. Citra thrombocytes, leucocytes dan artefacts umumnya terbentuk dari pixel dengan warna gelap, sedangkan erythrocytes tersusun dari pixel dengan intensitas medium (abu-abu), dan latar belakang paling terang. Karena ada 3 intensitas yang dominan, citra input didekomposisikan ke dalam 3 citra memakai Otsu Dual Thresholding. Citra yang diperoleh terdiri dari 3 dan disebut mask. Mask pertama mengidentifikasikan posisi seluruh komponen darah dan dinotasikan dengan A. Mask kedua adalah citra yang terdiri dari pixel dengan warna paling gelap. Pixel pada mask ini mengindikasikan posisi artefact, nucleus parasit, thrombocytes dan leucocytes. Mask kedua diidentifikasikan dengan Λ. Mask yang terakhir mengindikasikan posisi erythrocytes, yaitu yang tersusun dari pixel dengan warna medium. Mask ini dinotasikan dengan E Karena erythrocytes memiliki struktur cekung, pada saat dual thresholding dilakukan, akan terbentuk lobang di tengah. Agar proses segmentasi berjalan benar, hasil segmentasi tersebut diperbaiki dengan proses morfologi hole-filling yang dikembangkan pada penelitian terdahulu. [4] GAMBAR 3-4 menunjukkan proses morfologi hole filling yang diterapkan pada sebuah citra, sehingga diperoleh hasil dengan lubang tertutup. GAMBAR 2: sampel citra darah dengan berbagai komponen yang diberi nomor GAMBAR 3: Fast Hole Filling B-2. Segmentasi komponen darah B-3. Klasifikasi tahap pertama: klasifikasi komponen berbasis aturan Setelah 3 mask file diperoleh, komponen darah diidentifikasi berdasarkan aturan berikut: A mewakili semua komponen dari citra darah, Λ mewakili komponen dengan pixel gelap, E mewakili komponen dengan intensitas piksel sedang. Lima kelas didefinisikan sebagai berikut: ω 1 erythrocyte sehat, ω 2: leucocyte ω 3: thrombocyte, ω 4: Thrombocyte menumpang di erythrocyte ω 5: suspected erythrocyte. Selanjutnya klasifikasi dilakukan berdasarkan aturan-aturan sebagai berikut: [6] GAMBAR 4: kiri: mask file sebelum dilakukan hole filling kanan: setelah hole filling (i) X A s.t. (X / Λ) (X E) X ω 1 (ii) X A s.t. (X Λ φ) (X E = φ) X ω 3

4 TI-18 (iii) X A s.t. (X Λ φ) (X E φ) (τ 1 area(x) τ 2) X ω 4 (iv) X A s.t. (X Λ φ) (X E φ) (area(x) > τ 2) X ω 2 (v) X A s.t. (X A φ) (X E φ) (area(x) < τ 1) X ω 5 B-4. Klasifikasi tahap kedua Apabila sebuah erythrocyte diklasifikasikan ke dalam ω 5 (suspected erythrocyte), maka sel tersebut akan diidentifikasikan lebih lanjut untuk memastikan apakah benar-benar terinfeksi oleh parasit atau bercak hitam itu hanya sekedar artefact. Verifikasi ini dilakukan dengan mempartisi sel ke dalam 3 area berdasarkan Otsu dual thresholding (lihat GAM- BAR 5), kemudian menghitung rasio white/black pixel sebagaimana diperlihatkan pada GAMBAR 6, sebagai acuan untuk membuat keputusan dengan Bayes classifier. [5] 0121: Anto Satriyo Nugroho dkk. keberhasilan yang dicapai secara keseluruhan adalah 77.63%, dengan akurasi masing-masing: erythrocyte 94.75%, leucocytes 90%, platelets 41.28% dan erythrocyte yang terinfeksi oleh parasit 84.5%. [6] Analisa terhadap error menunjukkan bahwa umumnya hal itu disebabkan oleh kegagalan segmentasi. Contoh dari kegagalan segmentasi ini diperlihatkan pada GAMBAR 7, di mana thrombocyte masih tersambung dengan erythrocyte, sehingga diidentifikasikan sebagai parasit. Beberapa kesalahan lain disebabkan oleh komponen yang tumpang tindih (overlapping). Saat ini tengah dikaji solusi dari masalah tersebut dengan memanfaatkan teknik segmentasi watershed. [8] GAMBAR 7: Error yang disebabkan kegagalan segmentasi. Thrombocyte masih tersambung dengan erythrocyte, sehingga diidentifikasikan sebagai parasit GAMBAR 5: hasil dual thresholding terhadap erythrocyte yang terinfeksi oleh parasit dan erythrocyte yang ditumpangi oleh artefacts GAMBAR 6: rasio white/black pixel sebagaimana sebagai acuan untuk membuat keputusan dengan Bayes classifier [5] III. HASIL DAN PEMBAHASAN Computer Aided Diagnosis system yang dibangun selanjutnya dievaluasi dengan 40 citra microphotograph. Tingkat Eksperimen juga dilakukan terhadap spesies yang lain. Eksperimen ini memakai 5 slide P. Falciparum dan 7 slide P.vivax pada fase asexual. Tiap slide diambil data sebanyak 150 citra microphotograph. Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa sistem mampu mendeteksi fase aseksual P. falciparum dan P. vivax relatif baik. Untuk P. falciparum, tingkat sensitifitas sistem 73.59% sedangkan specifisitas 98.54%, PPV (Positive Predicted Value) 23.97% dan score F1 sebesar 29.54%. Adapun P. vivax, sensitifitas sistem sebesar 79.15%, spesifisitas 98.42%, PPV 7.62%, dan score F1 sebesar 12.69%. [7] IV. KESIMPULAN Studi ini merupakan bertujuan untuk mengembangkan sistem Computer Aided Diagnosis, yang membantu praktek klinis di lapangan agar bisa melakukan diagnosa dini Malaria dengan cepat dan akurat. Sistem ini memakai citra microphotograph apusan tipis darah pasien Malaria yang telah dilakukan pewarnaan dengan Giemsa staining. Sistem yang dibangun merupakan transformasi dari pengetahuan ekspert diagnosa mikroskopis yang sering disebut microscopist pada Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, ke dalam algoritma pengolahan citra. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil diagnosa yang dilakukan secara manual oleh para microscopist tersebut. Salah satu masalah utama dalam studi ini adalah melakukan klasifikasi komponen darah, dan menentukan ada tidaknya sel darah merah yang terinfeksi. Klasifikasi komponen darah berhasil dilakukan dengan membagi citra darah ke 3 sub citra secara otomatis berdasarkan kemiripan intensitasnya, dan selanjutnya mendefinisikan class tiap komponen

5 0121: Anto Satriyo Nugroho dkk. TI-19 lewat klasifikasi berbasis aturan (rule based classifier). Secara keseluruhan, algoritma yang dikembangkan mampu mendeteksi 77.53% class tiap komponen darah, dengan akurasi masing-masing: erythrocyte sehat 94.75%, suspicious erythrocytes 84.50%. Suspicious erythrocytes ini selanjutnya akan diidentifikasikan dengan Bayes rule, apakah memang benarbenar positif parasit ataukah hanya artefak yang kebetulan posisinya di erythrocyte. Prototype piranti lunak ini sedang dikembangkan lebih lanjut dengan integrasi pada hardware, yaitu microscope camera dan mikroskop dan disambungkan pada laptop yang ringkas dan dapat dipakai secara portable untuk melakukan identifikasi status Malaria pada daerah rawan. Tahun 2013 direncanakan untuk mengevaluasi sistem di kawasan Indonesia timur, yang prevalensi Malaria yang cukup tinggi. DAFTAR PUSTAKA [1] US Namru-2 Jakarta (2008), Panduan Pelatihan Diagnosis Mikroskopi Malaria, Departemen Parasitologi Medis, [2] S.P. Premaratne, N.D. Karunaweera, S. Fernando, W.S.R. Pererab, R.P. Asanga, S. Rajapaksha (2003), A Neural Network Architecture for Automated Recognition of Intracellular Malaria Parasites in Stained Blood Films, APAMI & CJKMI-KOSMI Conference 2003 [3] N.E. Ross, C.J. Pritchard, D.M. Rubin, A.G. Duse, (2006), Automated Image Processing method for the diagnosis and classification of Malaria on thin blood smears, Medical and Biological Engineering and Computing, Vol.44, No.5, pp , 2006 [4] D. Anggraini, A.S. Nugroho, C. Pratama, I.E. Rozi, A.A. Iskandar, R.N. Hartono (2011), Automatic Status Identification of Microscopic Images Obtained from Malaria Thin Blood Smears, Proc. of 3rd International Conference on Electrical Engineering and Informatics (ICEEI 2011), CDROM A3-2, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia, July 17-19, 2011 [5] D. Anggraini, A.S. Nugroho, C. Pratama, I.E. Rozi, V. Pragesjvara and M. Gunawan (2011), Automated Status Identification of Microscopic Images Obtained from Malaria Thin Blood Smears using Bayes Decision: A study case in Plasmodium Falciparum, Proc. of International Conference on Advance Computer Science and Information System 2011, Jakarta, Indonesia, December 2011 [6] N.D. Kania, T. Lukito, A.S. Nugroho, I.E. Rozi, M. Gunawan, V. Pragesjvara, D. Anggraini (2012), Blood Component Classification for Malaria Computer Aided Diagnosis from Thin Blood Smear Microphotographs, Proc. of 5 th International Symposium on Computational Science (ISCS), pp , May 2012 [7] T. Lukito, N.D. Kania, I.E. Rozi, A.S. Nugroho, M. Gunawan, V. Pragesjvara, D. Anggraini (2012), Semiautomated Computer-aided Diagnosis for Malaria Multi species Parasite Detection from Thin Blood Smear Microphotographs, Proc. of 5th International Symposium on Computational Science (ISCS), pp , May 2012 [8] A. Riyadi, M.J. Riski, N.N. Faiza, Y. Arti, A.S. Nugroho, M. Gunawan, I.E. Rozi (2012), Evaluasi Algoritma Watershed pada Pemisahan Citra Apusan Tipis Sel Darah Merah Yang Bertumpuk, Prosiding Konferensi Nasional Sistem & Informatika ( KNS&I ), 17 November 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh dari genus dengan perantara nyamuk Anopheles betina. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2014 sendiri telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksinya parasit malaria terhadap sel darah merah. Parasit malaria tergolong jenis parasit dari genus Plasmodium,

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN 3.1 Analisis Masalah dan Kebutuhan Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi yang akan kami buat. 3.1.1 Analisis Masalah Untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 18-29 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit malaria merupakan jenis penyakit tropis yang banyak dialami di negara Asia diantaranya adalah negara India, Indonesia, dan negara Asia lainnya. (Dewi, 2010).

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium. Ada lima jenis Plasmodium yang sering menginfeksi manusia, yaitu P. falciparum,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PARASIT PLASMODIUM SP. PADA PREPARAT APUS DARAH TIPIS DENGAN METODE RULE BASED SKRIPSI

IDENTIFIKASI PARASIT PLASMODIUM SP. PADA PREPARAT APUS DARAH TIPIS DENGAN METODE RULE BASED SKRIPSI IDENTIFIKASI PARASIT PLASMODIUM SP. PADA PREPARAT APUS DARAH TIPIS DENGAN METODE RULE BASED SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu Jurusan Informatika Disusun oleh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS ORBITH VOL. 12 NO. 1 MARET 2016 : 29 34 IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS Oleh: Indah Susilawati Staf Pengajar Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan aktifitas kita dengan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PLASMODIUM VIVAX BERBASIS PENGOLAHAN CITRA MIKROSKOPIS MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI PLASMODIUM VIVAX BERBASIS PENGOLAHAN CITRA MIKROSKOPIS MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI PLASMODIUM VIVAX BERBASIS PENGOLAHAN CITRA MIKROSKOPIS MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Komang Budiarta,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

OTOMATISASI PENGHITUNGAN PERSENTASE PARASITEMIA Plasmodium Falciparum MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK NISH ELEMENT D 2.3

OTOMATISASI PENGHITUNGAN PERSENTASE PARASITEMIA Plasmodium Falciparum MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK NISH ELEMENT D 2.3 OTOMATISASI PENGHITUNGAN PERSENTASE PARASITEMIA Plasmodium Falciparum MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK NISH ELEMENT D 2.3 Dwi Ramadhani dan Siti Nurhayati * ABSTRAK OTOMATISASI PENGHITUNGAN PERSENTASE PARASITEMIA

Lebih terperinci

SEGMENTASI SEL DARAH PUTIH PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS

SEGMENTASI SEL DARAH PUTIH PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS 142 JURNAL MATRIX VOL. 5, NO. 3, NOPEMBER 2015 SEGMENTASI SEL DARAH PUTIH PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS Oleh: Indah Susilawati Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan proses penyakit yang terjadi karena sel abnormal mengalami mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara abnormal

Lebih terperinci

Segmentasi Bagian Paru-Paru di Citra 2D CT-Scan

Segmentasi Bagian Paru-Paru di Citra 2D CT-Scan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Segmentasi Bagian Paru-Paru di Citra 2D CT-Scan Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan no.86 Renon Denpasar e-mail: naser.jawas@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

Identification of Parasite Pasmodium SP. on Thin Blood Smears With Rule-Based Method

Identification of Parasite Pasmodium SP. on Thin Blood Smears With Rule-Based Method Identification of Parasite Pasmodium SP. on Thin Blood Smears With Rule-Based Method Faisal Dharma Adhinata Program Studi Informatika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret fadhinata@gmail.com Esti Suryani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di dunia

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan menggunakan Microsoft Visual C Express Edition (Version

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan menggunakan Microsoft Visual C Express Edition (Version BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Aplikasi ini kami rancang pada Windows 7 Ultimate 32-bit Service Pack 1 dengan menggunakan Microsoft Visual C++ 2010 Express Edition (Version 10.0.40219.1

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IMAM SUBEKTI 2209106021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST, MT. Latar

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Malaria Sudah diketahui sejak jaman Yunani Kutukan dewa wabah disekitar Roma Daerah rawa berbau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu cara diagnosis suatu penyakit ataupun keadaan kondisi tubuh secara umum oleh tenaga medis pada pasien, yaitu membutuhkan informasi berupa jumlah dan komposisi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memasuki milenium ke-3,infeksi malaria masih merupakan problema klinik bagi negara tropik/sub topik dan negara berkembang maupun negara yang sudah maju.malaria merupakan

Lebih terperinci

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1 DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ Muhammad Imron Rosadi 1 Prodi Teknik Informatika, Universitas Yudharta Pasuruan Purwosari 67162 Pasuruan Jawa Timur 1 Email : Imron_uyp@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL I Gusti Ngurah Suryantara, Felix, Ricco Kristianto gusti@bundamulia.ac.id Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang melakukan proses data mulai dari pengolahan citra otak hingga menghasilkan output analisa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH BERTUMPUK BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN OPERASI MORFOLOGI

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH BERTUMPUK BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN OPERASI MORFOLOGI PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH BERTUMPUK BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN OPERASI MORFOLOGI Koredianto Usman Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi No.1 Terusan Buah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada penilitian ini, penulis akan menggunakan ekstraksi tekstur dan warna untuk mengidentifikasi jenis parasit plasmodium vivax. Dengan menggunakan kedua ekstraksi ciri

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN SUKABUMI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN SUKABUMI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN SUKABUMI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011 Dimas Aditia Gunawan, 2012 Pembimbing I : July Ivone, dr., MKK., MPd. Ked. Pembimbing II : Prof. Dr. Susy Tjahjani,

Lebih terperinci

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto Media Informatika Vol. 14 No.3 (2015) Abstrak PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT

SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP 2404 100 032 Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT JURUSAN TEKNIK FISIKA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS Ikhwan Ruslianto KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS IKHWAN RUSLIANTO Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Program Aplikasi Dalam proses identifikasi karakter pada plat nomor dan tipe kendaraan banyak menemui kendala. Masalah-masalah yang ditemui adalah proses

Lebih terperinci

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI 4.1 Data dan Metode Pengujian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data yang digunakan dalam proses penelitian yang dilakukan oleh penulis. Selain itu, akan dilakukan juga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN TUGAS...iv HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xv

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen Yusfia Hafid Aristyagama (23214355) Electrical Engineering, Digital Media and Game Technology Institut Teknologi Bandung Bandung,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 TUJUAN Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan mikroskpis sediaan darah malaria sesuai standar : Melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100

BAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu penyakit menular yang masih sulit diberantas dan merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia termasuk Indonesia, Separuh penduduk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran. ABSTRAK Leucocytozoonosis merupakan salah satu penyakit yang sering menyebabkan kerugian berarti dalam industri peternakan. Kejadian penyakit Leucocytozoonosis dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu umur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang serius dan fatal yang disebabkan oleh parasit protozoa genus plasmodium yang ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk Anopheles

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang kwh-meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya pemakaian energi listrik pada suatu bangunan atau gedung [1]. Berdasarkan sistem pembayarannya,

Lebih terperinci

SEGMENTASI KANDIDAT PARASIT MALARIA DARI CITRA MIKROSKOPIS APUSAN TEBAL DARAH MENGGUNAKAN ACTIVE CONTOUR WITHOUT EDGE

SEGMENTASI KANDIDAT PARASIT MALARIA DARI CITRA MIKROSKOPIS APUSAN TEBAL DARAH MENGGUNAKAN ACTIVE CONTOUR WITHOUT EDGE SEGMENTASI KANDIDAT PARASIT MALARIA DARI CITRA MIKROSKOPIS APUSAN TEBAL DARAH MENGGUNAKAN ACTIVE CONTOUR WITHOUT EDGE HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dengan teknologi yang terus berkembang. Pengembangan teknologi yang erat kaitannya dengan dunia kesehatan atau dunia

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi terletak di Jalan Raya Karang Tengah km 14 Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Dinas kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan salah satu panca indra yang digunakan manusia untuk melihat. Namun mata manusia memiliki keterbatasan dalam menangkap sinyal elektromagnetik.

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis Review Paper Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis Agus Zainal Arifin a,*, Akira Asano b a Graduate School of Engineering, Hiroshima University, 1-4-1 Kagamiyama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel jaringan pada bagian tubuh tertentu. Kanker payudara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL Andri STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Sinar Monika 1, Abdul Rakhman 1, Lindawati 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan Pendahuluan Malaria merupakan salah satu penyakit parasit paling umum di dunia dan menempati urutan ke 3 dalam tingkat mortalitas diantara prnyakit infeksi utama lainnya. Parasit protozoa penyebab malaria

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan pada skripsi. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Automatic Number Plate Recognition Automatic Number Plate Recognition atau yang disingkat dengan ANPR adalah metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan

Lebih terperinci

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosesor Intel (R) Atom (TM) CPU N550

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI KEBERADAAN KANKER SERVIKS DARI CITRA EPITEL KANKER SERVIKS DENGAN MIKROSKOP TERMODIFIKASI DIGITAL DAN CITRA KANKER SERVIKS CT-SCAN

SISTEM IDENTIFIKASI KEBERADAAN KANKER SERVIKS DARI CITRA EPITEL KANKER SERVIKS DENGAN MIKROSKOP TERMODIFIKASI DIGITAL DAN CITRA KANKER SERVIKS CT-SCAN KO-86 SISTEM IDENTIFIKASI KEBERADAAN KANKER SERVIKS DARI CITRA EPITEL KANKER SERVIKS DENGAN MIKROSKOP TERMODIFIKASI DIGITAL DAN CITRA KANKER SERVIKS CT-SCAN Amar Vijai Nasrulloh, Ika Kustiyah Oktaviyanti,

Lebih terperinci

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T.

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T. Oleh: Angger Gusti Zamzany(1210100 073) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T. DAFTAR ISI I II III IV V VI PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGUJIAN

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Adhika Aryantio School of Electrical Engineering and Informatics Institute Technology of Bandung 10th Ganeca Street Bandung, Indonesia. Adhikaaryantio.x6@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kematian

Lebih terperinci

BINARISASI CITRA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN PIKSEL

BINARISASI CITRA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN PIKSEL BINARISASI CITRA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN PIKSEL Teady Matius Surya Mulyana Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Dan Desain, Universitas Bunda Mulia, Jakarta e-mail : tmulyana@bundamulia.ac.id,

Lebih terperinci

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Abstrak Segmentasi citra merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan citra yang penting, terutama dalam dunia medis. Apabila seorang dokter

Lebih terperinci

Deteksi dan Klasifikasi Citra Berdasarkan Warna Kulit Menggunakan HSV

Deteksi dan Klasifikasi Citra Berdasarkan Warna Kulit Menggunakan HSV Jati Sasongko Wibowo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : jatisw@gmail.com Abstrak Dalam model HSV (Hue Saturation Value) ini digunakan untuk segmentasi warna kulit manusia dan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem parkir khususnya untuk parkir mobil di tempat-tempat pusat perbelanjaan di Indonesia pada umumnya sudah menerapkan sistem otomatis. Setiap mobil yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim

Lebih terperinci

Pengolahan Citra Nanopartikel untuk Penentuan Formula Feed Additive Berdasarkan Jumlah Sel Kurkumin Shofwatul Uyun, Nafiatun Sholihah Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014 872 Artikel Penelitian Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014 Hans Everald 1, Nurhayati 2, Elizabeth Bahar 3 Abstrak Pengobatan malaria

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Juli 2013, Vol.3 No.3 : ISSN KADAR HEMOGLOBIN DAN DENSITAS PARASIT PADA PENDERITA MALARIA DI LOMBOK TENGAH

JST Kesehatan, Juli 2013, Vol.3 No.3 : ISSN KADAR HEMOGLOBIN DAN DENSITAS PARASIT PADA PENDERITA MALARIA DI LOMBOK TENGAH JST Kesehatan, Juli 2013, Vol.3 No.3 : 298 304 ISSN 2252-5416 KADAR HEMOGLOBIN DAN DENSITAS PARASIT PADA PENDERITA MALARIA DI LOMBOK TENGAH Hemoglobin Level and Parasite Density of Malaria Patients in

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL Andi Hendra 1 1 Jurusan Matematika MIPA Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian pengolahan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Hendrick Rofen Nicolas¹, Koreadianto Usman², Msc³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sebuah citra, sangat dimungkinkan terdapat berbagai macam objek. Objek yang ada pun bisa terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Salah satu objek yang mungkin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyebab Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditransmisikan ke manusia melalui nyamuk anopheles betina. 5,15 Ada lima spesies

Lebih terperinci