HUBUNGAN JARAK, USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIANSIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

Transkripsi

1 Yefrida Rustam; Hubungan Jarak, Usia Dan Jenis Kelamin,,,,,,,,,,hal HUBUNGAN JARAK, USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIANSIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Yefrida Rustam, DewiSusanti, Alsri Windra Doni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT Sibling rivalry is competition between siblings for getting love and attention from their parents. Previous studies indicate that the incidence of sibling rivalry reached 89.9%. Initial survey conducted in the district of Padang Koto Tangah to interview 10 mother, eight people said their child had a sibling jealousy of the exhibit behaviors like injuring her sister. The purpose of this study to determine the relationship between the distance of age and gender with the incidence of sibling rivalry in infants Padang.Analytical study with cross-sectional design.the study population of all mothers who have children and have a brother.sample size of 42 responden with simple random sampling technique. The data collection was conducted in November and December The research instrument used questionnaire with interview and observation. Analysis of univariate and bivariate data using chi-square test with 95% confidence interval. The results of the univariate analysis found 66.7% had a toddler sibling rivalry, 50% with close age range, 73.8% with the same sex. From the bivariate analysis at age get the distance value (pvalue = 0.022), gender (pvalue = 0.024). there is a relationship between the distance of age and gender with the incidence of sibling rivalry. It is recommended that parents can minimize the occurrence of sibling rivalry in children and remain always trying to create a healthy competition and positive in children and the elderly should pay attention in accordance with the age of the child, appropriate parenting, and early detection of sibling rivalry aggressive in the family. Keywords: Distance Age, Gender, Genesis Sibling Rivalry ABSTRAK Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian orang tua. Beberapa studiter dahulu menunjukkan bahwa angka kejadian sibling rivalry mencapai 89,9 %. Survey awal yang dilakukan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dengan wawancara 10 ibu, 8 orang mengatakan anaknya mengalami kecemburuan terhadap saudara kandungnya dengan menunjukkan perilaku seperti mencederai adiknya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara jarak usia dan jenis kelamin dengan kejadian sibling rivalry pada balita Kota Padang.Jenis Penelitian Analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian semua ibu yang memiliki balita yang memiliki adik danbesarsampelsebanyak 42 orang dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan pada November sampai Desember2015. Instrumen penelitian menggunakan Kuesioner dengan wawancara dan observasi. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil analisis univariat didapatkan balita 66,7% mengalami sibling rivalry, 50% dengan jarak usia dekat, 73,8% dengan jenis kelamin yang sama. Dari analisa bivariat di dapatkan nilai jarak usia (pvalue=0.022), jenis kelamin (pvalue=0,024). ada hubungan antara jarak usia dan jenis kelamin dengan kejadian sibling rivalry. Dianjurkan agar orang tua bisa meminimalisasi timbulnya sibling rivalry pada diri anak dan tetap selalu berusaha untuk menciptakan persaingan yang sehat dan positif pada 90

2 Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016 diri anak dan orang tua harusnya memberikan perhatian sesuai dengan usia anak, pola asuh yang tepat,serta deteksi dini sibling rivalry agresif dalam keluarga. Kata Kunci : Jarak Usia, Jenis Kelamin, Kejadian Sibling Rivalry PENDAHULUAN Anak merupakan generasi penerus bangsa, oleh karenanya seorang anak harus mendapatkan pendidikan yang baik dan benar. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia berawal dari kehidupan prenatal, terutama sejak awal kehamilan. Faktor kunci terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat menentukan masa depannya adalah suatu periode emas. Periode emas anak tersebut terjadi dalam lingkungan keluarga.lingkungan keluarga merupakan tempat untuk mengembangkan kepribadian yang utuh dan serasi bagi anak. Seperti yang tertuang dalam Mukadimah Konvensi Hak-hak Anak yaitu bahwa anak, demi pengembangan sepenuhnya dan keharmonisan dari kepribadiannya, harus tumbuh dalam lingkungan keluarga, dalam iklim kebahagiaan, cinta kasih,dan pengertian. (KPP & PA, 2013) Dalam keluarga yang berpusat pada anak, hubungan antarsaudara kandung mempunyai pengaruh yang lebih besar pada suasana rumah dan seluruh anggota keluarga daripada dalam rumah yang berpusat pada orang dewasa. Karena keluarga masa kini cenderung berpusat pada anak,hubungan saudara kandung mempunyai pengaruh yang lebih besar pada hubungan keluarga daripada di masa lampau. (Hurlock, 2006) Bila hubungan antarsaudara kandung baik, suasana rumah menyenangkan dan bebas dari perselisihan. Sebaliknya, bila hubungan antarsaudara penuh perselisihan dan ditandai rasa iri, permusuhan dan gejala ketidakharmonisan lainnya, hubungan ini merusak hubungan keluarga dan suasana rumah. Dengan demikian,hubungan antar saudara ini membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial seluruh anggota keluarga, orang dewasa dan anak-anak. Hal ini merupakan salah satu penyebab memburuknya hubungan keluarga yang begitu umum dalam keluarga masa kini. Persaingan,perselisihan atau kompetesi antara saudara kandung ini dikenal dengan sibling rivalry (Suherni,2009). Sibling rivalry terjadi karena anakmerasa kehilangan orang tua dan menganggap saudaranya sebagai saingan dalam mendapatkan cinta kasih,afeksi, dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau 91

3 Yefrida Rustam; Hubungan Jarak, Usia Dan Jenis Kelamin,,,,,,,,,,hal untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih (E.Siwi Walyani,2015). Penelitian Ensi dan Winarianti (2009) di Kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Kota Depok, hasil penelitian ditemukan (89,9%) mengalami Sibling Rivalry dan mengakibatkan terjadinya cedera pada saudara yang lebih muda akibat perlakuan sang kakak dengan bentuk cedera akibat perilaku kakak yang teridentifikasi paling banyak terjadi adalah jatuh akibat perilaku kakak mendorong atau membanting adiknya. Listiani (2010) dalam skripsinya yang berjudul Penyebab terjadinya Sibling Rivalry pada anak usia sekolah di RW 9 Kelurahan Jomblang Kota Semarang mengungkapkan bahwa hasil penelitian menunjukkan factor sikap, urutan kelahiran, jenis kelamin, perbedaan usia, jumlah saudara kandung anak, hubungan anak dengan saudara kandungnya, pola asuh orang tua dan adanya anak emas diantara anak mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya sibling rivalry. Penguji hipotesis mendapatkan adanya faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya sibling rivalry. Dalam penelitian Siti Fatimah (2012), Mengenai Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-6 Tahun di Wilayah Kring Timur Desa Pacarejo Semanu Gunung Kidul Yogyakarta dengan 30 partisipan, Karakteristik Partisipan berdasarkan jenis kelamin didapatkanhasilkejadian sibling rivalry pada sebanyak 18 partisipan (27%) anak berjenis kelamin perempuan dan pada anak laki-laki terdapat 17 partisipan (57%). Pada penelitian tersebut menyatakan bahwa kejadian sibling rivalry paling banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan hal itu disebabkan karena partisipan berjenis kelamin laki-laki sebesar 20 partisipan (67%) lebih banyak dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 10 partisipan (33%). Berdasarkan jenis kelamin anak dan jenis kelamin adik, didapatkan hasil kejadiansibling rivalry pada anak perempuan dengan adik perempuan sebanyak 4 partisipan (13%) sedangkan untuk anak laki-laki dengan adik laki-laki sebanyak 5 partisipan (17%). Kemungkinan sibling rivalry akan semakin besara pabila anak berjenis kelamin sama dan jarak usianya cukup dekat. Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dari 10 ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun dan memiliki adik, 8 ibu mengatakan bahwa anaknya mengalami kecemburuan 92

4 Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016 dengan saudara kandungnya. Adapun perilaku Sibling Rivalry yang ditunjukkan oleh anak tersebut yaitu mendorong bayi dari pangkuan ibu, menjauhkan putting susu dari mulut bayi, berebut berada dalam pangkuan ibunya. Penelitian mengenai Hubungan Perbedaan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Sibling Rivalry pada Balita belum ditemukan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang sehingga peneliti meneliti Hubungan Jarak Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Sibling Rivalry pada Balita di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat Analitik dengan rancangan cross sectional, variable independen (Jarak usia dan jenis kelamin) danvariabeldependen (kejadian sibling rivalry). Penelitian dilakukan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, padabulan November sampai Desember Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibuyang memiliki balita yang memiliki adik kandung Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 42 orang diambil dengan teknik random sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling Data primer yaitu data yang diperoleh langsung diperoleh dari responden melalui hasil observasi dan wawancara dengan alat ukur kuesioner tentang Jarak Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian Sibling Rivalry pada Balita.Data yang diperoleh langsung Dinas Kesehatan Kota Padang. Analisa Univariat dengan teknik persentase dan analisa Bivariat dengan menggunakan uji statistikchi square pada program komputerisasi dengan tingkat kepercayaan 95%. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan jarak usia dan jenis kelamin dengan kejadian Sibling Rivalry di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dengan jumlah responden sebanyak 42 responden, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut : 93

5 Yefrida Rustam; Hubungan Jarak, Usia Dan Jenis Kelamin,,,,,,,,,,hal Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Sibling Rivalry Di Kecamatan Koto Tangah Kota PadangTahun 2015 Kejadian sibling rivalry F % Terjadi Tidak Terjadi Jumlah Tabel.1 menunjukkan bahwa lebih dari separoh (66,7%) balita mengalami sibling rivalry di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Usia Balita dengan Saudara Kandung Di Kecamatan Koto Tangah Kota PadangTahun 2015 Jarak Usia f % Dekat Jauh Jumlah Tabel 2 menunjukkan bahwa separoh (50%) balita memiliki perbedaan usia yang dekat dengan adiknya di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Tabel.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Balita dan Saudara Kandung di Kecamatan Koto Tangah Kota PadangTahun 2015 Jenis Kelamin f % Sama Berbeda Jumlah Tabel 3 menunjukkan lebih dari separoh (73,8%) balita memiliki jenis kelamin yang sama dengan adiknya di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 94

6 Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Perbedaan Usia dengan kejadian Sibling Rivalry Di Kecamatan Koto Tangah Kota PadangTahun 2015 Kejadian Sibling Rivalry Total Jarak usia Terjadi Tidak Terjadi f % f % f % Dekat 18 85,7 3 14, Jauh 10 47, , Jumlah 28 66, , P Value : Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 21balita dengan jarak usia yang dekat dengan adiknya terdapat 18 orang mengalami sibling rivalry. Sedangkan dari 21balita dengan perbedaan usia yang jauh dengan adiknya terdapat 10 orang mengalami sibling rivalry. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat pemaknaan 95% didapatkan p<0,05 yaitu p:0,022, maka dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara jarak usia saudara kandung dengan kejadian sibling rivalry pada balita di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Sibling Rivalry di Kelurahan Kota PadangTahun 2015 Kejadian Sibling Rivalry Jenis Kelamin Terjadi Tidak Terjadi Total f % f % f % Sama 24 77,4 7 22, Berbeda 4 36,4 7 63, Jumlah 28 66, , P Value : Tabel 4. dapat dilihat bahwa dari 31balita dengan jenis kelamin yang sama dengan adiknya terdapat 24 orang mengalami Sibling Rivalry. Sedangkan dari 11balita dengan jenis kelamin yang berbeda dengan adiknya terdapat 4 orang mengalami Sibling Rivalry. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat pemaknaan 95% didapatkan p<0,05 yaitu p:0,024, maka dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin saudara kandung dengan kejadian sibling rivalry 95

7 Yefrida Rustam; Hubungan Jarak, Usia Dan Jenis Kelamin,,,,,,,,,,hal pada balita di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap 42 balita di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2015 lebih dari separoh (66,7%) yang mengalami Sibling Rivalry. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ensi dan Winarianti (2009) di Kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Kota Depok, hasil penelitian ditemukan (89,9%) mengalami Sibling Rivalry dan mengakibatkan terjadinya cedera pada saudara yang lebih muda akibat perlakuan sang kakak. Sibling Rivalry dapat menimbulkan dampak negatif dan dampak positif. Adapun dampak positif Sibling Rivalry yaitu mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting, diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif (pandangan) orang lain. Di samping itu, dengan sibling rivalry juga merupakan cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi, serta mengontrol (mencegah) dorongan untuk bertindak agresif. Oleh karena itu, agar segi positif sibling rivalry tersebut dapat dicapai, maka orang tua Hasil penelitian ini bahwa dari 21 balita yang memiliki perbedaan usia harus menjadi fasilitator. (Suherni dkk, 2009).Sedangkan dampak negatif dari kejadian Sibling Rivalry yaitu anak dapat mencederai saudaranya dan menganggap saudaranya sebagai lawan dan juga dapat merusak kualitas persaudaraan dan menyebabkan perilaku agresif anak terutama terhadap saudaranya dirumah. (Setiawati, 2008). Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dimana perubahan perilaku yang menunjukkan sibling rivalry yang dilakukan kakak terhadap adik bayinya terdapat 13 orang yang rebutan mainan dengan adiknya hingga membuat adiknya menangis, 8 orang yang bertingkah agresif seperti marah dan kesal jika adiknya berada dipangkuan ibu, dan 7 orang yang sampai memukul adiknya. Untuk mengatasi terjadinya sibling rivalry, perawat/bidan sebagai edukator sekaligus konselor dapat memberikan edukasi kepada orang tua tentang sibling rivalry pada anak. Hal ini karena orang tua kunci yang mempengaruhi sibling rivalry, namun orang tua pula yang dapat memperkecil terjadinya sibling rivalry (Setiawati & Zulkaidah, 2007). dekat dengan adiknya terdapat 18 orang yang mengalami Sibling Rivalry. 96

8 Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016 Sedangkan dari 21 balita yang memiliki perbedaan usia jauh dengan adiknya terdapat 10 orang mengalami Sibling Rivalry. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat pemaknaan 95% didapatkan p<0,05 yaitu p:0,022, maka dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara perbedaan usia saudara kandung dengan kejadian sibling rivalry pada balita. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan usia saudara kandung mempengaruhi cara seseorang bereaksi antara saudara yang satu dengan saudara yang dan cara orang tua memperlakukan anakanaknya. Perbedaan usia yang kecil cenderung meningkatkan perselisihan antar saudara. Konsep peran keluarga mempunyai pengaruh besar pada hubungan keluarga Orangtua adalah kunci bagi munculnya Sibling Rivalry dan juga berperan memperkecil munculnya hal tersebut. (Hurlock,2006). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitan Ita Rahmawati () tentang Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Sibling Rivalry di Desa Pelemkerep Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara bahwa responden dengan jarak kelahiran dekat mengalami sibling rivalry (27,6%). Sedangkan responden dengan jarak kelahiran jauh, mengalami sibling rivalry (72,4%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Jarak Kelahiran dengan Kejadian Sibling Rivalry dengan pvalue (0,738). Sedangkan hasil penelitian Listiani (2010) tentang Penyebab Terjadinya Sibling rivalry pada Anak Usia sekolah di RW 9 Kelurahan Jomblang Kota Semarang menunjukkan bahwa perbedaan usia yang dekat mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya Sibling Rivalry pada anak usia sekolah di RW 9 Kelurahan Jomblang Kota Semarang. Hubungan antar saudara paling lama terjadi dibandingkan hubungan antar manusia yang lainnya, karena hubungan antar saudara terjadi sejak anak dilahirkan sampai salah satu diantara mereka meninggal dunia. hubungan antar saudara dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, jumlah saudara, jarak kelahiran,rasio saudara laki-laki terhadap saudara perempuan, umur orang tua pada saat mempunyai anak pertama dan jenis disiplin (Hurlock,2006) Perasaan cemburu seorang anak akan cenderung lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki. Anak perempuan lebih mudah cemburu karena sikapnya yang loyal terhadap orang lain. (Anderson,2006). Kecemburuan anak pada adik kandungnya dapat dinilai wajar,dan 97

9 Yefrida Rustam; Hubungan Jarak, Usia Dan Jenis Kelamin,,,,,,,,,,hal setiap keluarga selalu mengalami itu. Akan tetapi,perasaan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Persaingan antar saudara dalam keluarga tidak dapat dihindari. Namun, naluri keibuan, kasih sayang dan kepekaan orang tua akan sangat membantu meminimalkan perasaan cemburu dan permusuhan antara anak, sehingga timbul empati dan kesediaan sikap untuk berbagi dengan saudaranya yang lain. Dalam kasus dua anak yang berdekatan umur, berjenis kelamin sama dan diperlakukan sama, maka kedua anak akan merasakan tekanan persaingan yang besar. Hal ini disebabkan karena mereka diharapkan berbuat sama. Perbedaan umur yang kecil memberi tekanan pada adik untuk menandingi kakak. Hal ini menyebabkan adik merasa tidak mampu. Kakak dapat juga merasa frustasi karena tidak mendapat hak istimewa sesuai dengan umurnya. Anak laki-laki dan perempuan bereaksi sangat berbeda terhadap saudara lakilaki dan perempuannya. Misalnya, dalam kombinasi perempuanperempuan, terdapat lebih banyak iri hati daripada dalam kombinasi lakiperempuan atau laki-laki. Seorang kakak perempuan kemungkinan lebih cerewet dan suka mengatur terhadap adik perempuannya daripada adik lakinya. Anak laki-laki lebih banyak berkelahi dengan kakak laki-laki daripada dengan kakak perempuannya, untuk sebagian karena orang tua tidak akan membiarkan agresivitas yang berlebihan terhadap kakak perempuan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2015 dapatdisimpulkanbahwa Lebih dari separoh balita mengalami sibling rivalry di Kelurahan Kota Padang Tahun 2015 Separoh balita memiliki jarak usia yang dekat dengan adiknya di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun Lebih dari separoh balita berjenis kelamin sama dengan adiknya di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun Ada hubungan antara jarak usia dengan kejadian Sibling Rivalry pada balita di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian Sibling Rivalry pada balita di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun Diharapkan pada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padng agar memasukan program pendidikan kesehatan sibling rivalry dalam memberikan pelayanan kebidanan yang diintegrasikan dalam pelayanan KIA.Diharapkan hasil penelitian ini 98

10 Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016 dapat dijadikan tambahan bahan bacaan di pustaka sekaligus untuk bahan perbandingan bagi peneliti.bagi peneliti selanjutnya disarankan sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat variabel-variabel lain seperti sikap orang tua, urutan kelahiran, jumlah saudara dan jenis disiplin yang berhubungan dengan Sibling Rivalry. DAFTAR PUSTAKA Hidayat,Aziz Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika Hurlock PerkembanganAnakJilid 2.Jakarta : Erlangga LiaDewi, V.N &Sunarsih,T Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta :SalembaMedika Nunung, Siti,Nurjanah, dkk Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung: Reflika ADITAMA Walyani E.S &Purwoastuti,E. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta: PustakaBaru kejadian cedera pada saudara sekandungnya di RW 12 Kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Beji kota Depok Mei Girsang,H.Y, 2008, Hubungan Pola ASuh dengan Respon Sibling Rivalry pada Anak. Khasanah.Tutik Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku Orangtua dalam Menghadapi sibling rivalry (cemburu) pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Aspuah,Siti faktor-faktor Apa Saja yang Menyebabkan terjadinya sibling rivalry di Desa Karang Wangkal, Kecamatan Purwokerto Utara. Dangkua,N.S. Hubungan Persiapan Kelahiran Adik Baru dengan Perilaku Sibling Rivalry pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Ensi,rita.Winarianti Hubungan sibling rivalry toddler dengan 99