BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan 1. Pengertian Kesejahteraan Dari hasil Pre-Confrence Working for the 15th international confrence of social welfare.kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan memiiki tujuan utama untuk meningktakan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya juga tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dala berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya (Sulistiati, 2004: 25 dalam Huda, 2009 : 73). Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhi semua kebutuhan : fisik materil, mental spritual dan sosial yang yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang mantap dan matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas (BKKBN, 2002). Fungsi Keluarga Sejahtera terdiri dari : a. Fungsi Keagamaan Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama. Keluarga juga dapat menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlah baik dan bertaqwa. 6

2 b. Fungsi Sosial Budaya Manusia adalah makhluk sosial. Ia bukan hanya membutuhkan orang lain. Setiap keluarga tinggal disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengambangkan sosial budaya setempat. Disamping itu keluarga juga mampu menanamkan rasa memiliki terhadap budaya daerahnya tetapi berlebih-lebihan, sehingga ia mampu menghargai perbedaan budaya harus disajdikan rahmat bukan dijadikan bahan ejekan yang menyebabkan terjadinya permusuhan dan perpecahan. c. Fungsi Cinta Dan Kasih Sayang Mendapatkan cinta dan kasih sayang adalah hak anak dan kewajiban orangtua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orangtua, anak belajar bukan hanya menyayangi yang lainnya tetapi belajar menghargai orang lain. Membimbing dan mendidik mendidik anak dengan penuh cinta kasih akan membuat anak berkembang menjadi anak yang lembut penuh kasih sayang dan bijaksana. d. Fungsi Perlindungan Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindug bagi anggota keluarga. Dalam hal dimaksdukan keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. Dalam ajaran islam bahwa salah satu tujuan pernikahan adalah diperolehnya rasa aman, tenang dan tentram. e. Fungsi Reproduksi Salah satu tujuan perkawinan adalah melestarikan keturunan, karena itu perkembangan suatu keturunan bagi suatu kelarga akan mengurangi kebahagiaan bahkan menjadi sebab penderitaan batin bagi keluarga. 7

3 f. Fungsi Sosialisasi Dan Pendidikan Orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Keluarga selain berfungsi sebagia pendidik juga sebagai pembimbing dan pendaping dalam tumbuh kembang anak, baik secara fiisk, mental sosial dan spritual, mendidik anak adalah kewajibanorangtua. Orang tua wajib mengarahkan anaknya agar mengenal, mengetahui dan menjalankan kewajibannya. g. Fungsi Ekonomi Pemenuhan kebutuhan berupa sandang pangan dan papan adalah kewajiban setiap orangtua, tetapi selain itu adalah bagaimana mendorong anggotan keluarganya untuk hidup sederhana tidak berlebih-lebihan sehingga ia dapat menghargai setiap jerih payah yang telah dilakukan oleh kedua orang tuanya. h. Fungsi Lingkungan Kemampuan keluarga dalam pelestarian lingkungan merupakan langkah yang positif. Penempatan untuk keluarga sejahtera dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamissecara serasi, selaras dan seimbang. Uapaya untuk pengembangan fungsi keluarga ini dimaksudkan sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengatualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera dengan difasilitasi oleh institut masyarkat sebagai lingkungan sosialnya dan dukungan dari pemerintah. Lingkungan hidup perlu dilestarikan karena baik buruknya lingkungan berkaitan dengan fungsi kelestarian lingkungan. 8

4 B. Aspek Kesejahteraan Kesejahteraan merupakan sesuatu yang bersifat obyektif, sehingga ukuran kesejahteraan bagi setiap individu berbeda atau keluarga berbeda sama lain. Tetapi pada prinsipnya kesejahteraan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar. Apabila kebutuhan dasar terpenuhi, maka dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan individu atau keluarga tersebut dapat terpenuhi. Sedangkan tidak terpenuhnya kebutuhan dasar, maka dikatakan bahwa individu atau keluarga tersebut berada dibawah kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik (2002), pendapatan per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarkat yang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi masyarkat yang kurang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang rendah. Tingkat kesejahteraan sosial pada penelitian diukur dengan pedekatan pengamatan terhadap kondisi pendidikan orangtua, pendapatan, konsumen dan pengeluaran. Kesejahteraan masyarakat mempunyai aspek yang sangat kompleks oleh sebab itu tidak mungkin meyajikan data yang mampu mengukur semua aspek kesejahteraan. Aspek yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan aspek kesejahteraan di Desa Pekandangan Kecamatan Banjarmangu. 1. Aspek Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Dalam keluarga sejahtera secara minimal kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi, menurut (BKKBN, 2002) Antara lain : a. Pangan Pangan adalah makanan sehari- hari yang sangat penting untuk pertumbuhan kesehatan jasmani dan rokhani dalam membentuk keluarga yang sehat, cerdas dan kuat. Ditinjau dari pangan keluarga sejahtera adalah keluarga yang mampu memnuhi 9

5 kebutuhan pangan, yaitu pada umumnya satu hari makan dua kali atau lebih dan paling kurang seminggu sekali keluarga menyediakan daging, ikan, telur sebagai lauk pauk. Jadi dalam keluarga sejahtera dibutuhkan mutu pangan untuk menjamin status kesehatan keluarga. b. Sandang Sandang merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan merupakan kelengkapan hidup manusia maka perlu selalu diusahakan adanya sandang dalam jumlah yang cukup terpelihara dan sehat. Bagi keluarga kecil, usaha pemenuhan kebutuhan sandang tidak begitu sulit bila dibandingkan keluarga yang banyak anaknya, maka keluarga sejahtera ditinjau dari segi sandang adalah keluarga yang mampu memenuhi sandang secara baik, yaitu memiliki pakaian yang berbeda saat dirumah bekerja sekolah dan bepergian. c. Perumahan Perumahan berfungsi sebagai tempat berteduh dan berlindung serta dapat memberikan rasa hidup tentram, aman dan bahagia. Oleh sebab itu perlu dusahakan perumahan yang memenuhi kesehatan teratur lingkungan untuk meningkatkan rasa bahagia, tentram dan mutu hidup. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang memenuhi kebutuhan perumahan, ini sesuai dengan persyaratan yang memadai yaitu setiap rumah ditempati kurang dari 8 orang. d. Kesehatan Kesehatan adalah syarat untuk kebahagiaan hidup, karena iti perlu dihayati bagaimana cara memelihara kesehatan itu baik pribadi maupun keluarga sampai 10

6 kesehatan lingkungan. Keluarga sejahtera secara kesehatan adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dengan mandiri. e. Pendidikan Untuk membentuk manusia seutuhnya berdasarkan pancasila, meliputi pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya. Medidik anak yang sedikit lebih mudah dari pada abanyak mendidik anak banyak. Keluarga yang mampu menempuh pendidikan dasar 9 tahun, merupakan standar terendah dari keluarga sejahtera. Karena keluarga tersebut baru memiliki syarat minimum pendidikan. 2. Penggolongan tingkat kesejahteraan masyarakat menurut BKKBN (2002) Secara rinci keberadaan keluarga sejahtera digolongkan ke dalam lima tingkatan sebagai berikut : a. Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) Keluarga pra sejarah (Pra KS) yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan spritual, pangan, sandang, papan dan kesehatan, termasuk keluarga pra sejarah. Kriteria keluarga pra sejarah (sangat miskin) adalah belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : 1) Indikator ekonomi a) Makan dua kali atau lebih sehari b) Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya dirumah, bekerja sekolah dan berpergian). c) Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah 11

7 2) Indikator Non ekonomii a) Melaksanakan ibadah b) Bila anak sakit dibawa kesarana kesehatan b. Keluarga sejarah 1 (miskin) Keluarga sejahtera 1 (miskin ) yaitu keluarga keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memnuhi kebutuhan sosial psikologisnya (sociopsycological needs). Seperti kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Kriteria keluarga sejahtera 1 (miskin) adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi : 1) Indikator ekonomi a) paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telor b) setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu setel pakaian baru c) luas lantai rumah paling kurang 8m² untuk tiap penghuni. 2) Indikator Non ekonomi a) Ibadah teratur b) Sehat tiga bulan terakhir c) Punya penghasilan tetap d) Usia tahun dapat baca tulis huruf latin e) Usia 6 15 tahun bersekolah f) Anak lebih dari 2 orang BerKB 12

8 c. Keluarga sejahtera 2 (KS II) Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi : 1) Memiliki tabungan keluarga 2) Makan bersama sambil berkomunikasi 3) Mengikuti kegiatan masyarakat 4) Rekreasi bersama (6bulan sekali) 5) Meningkatkan pengetahuan agama 6) Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah 7) Menggunakan sarana transportasi d. Keluarga sejahtera 3 (KS III) Keluarga sejarah 3 (KS III)yaitu keluarga keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologi dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat. Seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Kriteria keluarga sejahtera III Plus yaitu sudah dapat memenuhi beberapa indikator meliputi : 1) Aktif memberikan sumbangan secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materi untuk kegiatan sosial. 2) Ada anggota keluarga secara aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/instusi masyarakat. 13

9 C. Pendidikan Anak 1. Pengertian Pendidikan Anak Menurut ihsan (2010 :1) ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Isitilah ini berasal dari kata pedagogia (yunani) yang berate pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan yang sering digunakan istilah pedagogos adalah seorang pelayan bujang pada zaman yunani kuno uang pekerjaan mengantar dan menjeput anak-anak sekolah. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan pedagogos yang awal mulanya beerati pelayanan kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia, Karena pengertian pedagogo dari pedagogos berati seorang yang tugasnya membimbing anak didalam pertumbuhannya kedaerah yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Menurut (Hadi, 2008:22). Orang dewasa yang bertanggung jawab atas pendidikan anak itu adalah : a. Orangtua(ayah ibu), menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Orangtua sebagai pendidik adalah kodrati. Begitu sepasang suami istri dikarunia anak, begitu pula sebutan orang tua sebagai pendidik diberikan dengan kesadaran yang mendalam disertai rasa cinta kasih sayang orang tua mengasuh dan mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab. Orang tua sering disebut sebagai pendidik kodrat atau pendidik asli dan berperan dalam lingkungan pendidikan informal atau keluarga. b. Pengajar atau guru disekolah yang disebut pendidik karena jabatannyaatau karena keahliannya, maka dinamakan pendidik formal atau disekolah. Guru sering pula disebut dengan pendidik pembantu, karena guru menerima limpahan sebagaian tanggung jawab orang tua atau menolong dan membimbing anaknya. 14

10 2. Tingkat pendidikan anak Menurut ihsan (2010:22) tingkat pendidikan atau jenjang pendidikan merupakan tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangaan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Disamping jenjang pendidikan itu dapat diadakan pendidikan pra sekolah yang tidak merupak pra syarat untuk memasuki pendidikan dasar. a. Pendidikan Dasar Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada prinsispnya pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat. b. Pendidikan Menengah Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat menegembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. c. Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan atau profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan 15

11 menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia (Kepmendikbud No.0186/P/1984). Menurut (Yusuf,1982:25-34) memahami lingkungan-lingkungan pendidikan, pendidikan adalah merupakan suatu proses yang berkelanjutan secara terus menerus. Sebagai suatu proses, pendidikan itu berlangsung dalam macam-macam situasi dan lingkungan. Secara mencasar dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat diklasifikasikan menjadi : 1) Lingkungan Keluarga Keluarga adalah merupakan kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang paling kecil. Dengan demikian jelaslah bahwa lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dalam membentuk pribadi anak didik. Dalam lingkungan ini anak dimulai dibina dan dilatih fisik, mental, sosial dan bahasa serta ketrampilannya, ia mulai dilatih berjalan, berlari dan sebagainya, ia mulai meraba dan selanjutnya berbicara. Pada waktunya yang bersamaan mereka juga bergaul dengan teman sebayanya. Ia mulai dikenalkan dengan tata karma kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. 2) Lingkungan Sekolah Jelaslah bahwa peranan dan fungsi sekolah yang pertama-tama ialah membantu keluarga dalam pendidikan anak-anaknya disekolah. Sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya melalui wewenang hukum yang dimiliknya berusaha melaksanakan tugas kedua yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara lengkap sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak mendapatkan pendidikan informal dengan terkait kepada tata aturan tertentu, maka setelah mereka datang kesekolah kepada mereka diperkenalkan tata karma, peraturan dan disiplin sekolah. 16

12 3) Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat adalah merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Pada lingkungan keluarga telah dikemukakan peranannya dalam pembentuk anak-anak, demikian juga lingkungan sekolah. Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat, tidak semua ilmu pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun perfomans dapatdapat dikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga. Karena keterbatasan dana kelengkapan lembaga tersebut. Kekurangan yang dirasakan akan dapat diisi dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi anak didik atau individual secara utuh dan terpadu. D. Petani Petani adalah seseorang yang bergerak dalam pertanian, yaitu dengan cara melakukan pengolahan tanah dengan tujuan menumbuhkan dan memeliara tanaman (seperti padi, jagung, buah bunga dll) dengan harapan memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah ataua lebih), walau dia sudah mempunyai pekerjaan bukan sebagai petani. Maksudnya kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bekerja sama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berati pemilik tanah telah memberikan lapangan pekerjaan kepada orang lain walaupun hasilnya tidak banyak. 17

13 A. Penelitian Yang Relevan Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitin No Penulis Trisna Wulaningtyas Teguh Santosa Intan Indra Natalia (2015) (2015) (2016) Judul Kajian kesejahteraan Kajian tingkat Kajin tingkat pengrajin batu bata kesejahteraan penambang kesejahteraan dan terhadap pendidikan batu gamping dan pendidikan anak petani anak di desa tunjung kecamatan jatilawang pendidikan anak di desa darmakradenan kecamatan salak pondoh di Desa Pekandangan Kecamatan kabupaten bnyumas. ajibarang kabupaten Banjarmangu Kabupaten banyumas Banjarnegara. Tujuan Untuk mengetahui Untuk mengetahui tingkat Mengetahui keterkaitkan antara kesejahteraan dengan tingkat pendidikan anaknya kesejahteraan penambang batu gamping dan untuk menhgetahui tingkat pendidikan anak penambang batu gamping di desa darmakredanan kecamatan ajibarang Kabupaten Banyumas. Pengambilan dengan sampel teknik angket, dan dokumentasi. analisi data menggunakan table frekuensi dan tabulasi silang. Adanya sebuah hubungan positif antara kesejahteraan dengan pendidikan anak pada tingkat atau kategori tinggi yaitu didapat sebesar 0.01 yang lebih kecil dari 0,05 didesa darmakredanan kesejahteraan dan pendidikan anakk petani salak pondoh di Desa Pekandangan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Metode Random sampling. Pengambilan dengan Angket (kuesioner) sampel teknik angket, dan dokumentasi. analisi data menggunakan table frekuensi dan tabulasi silang. Hasil Kesejahteraan Kesejahteraan petani pengrajin batu bata di salak pondoh desa desa tunjung sangat pekandangan adalah rendah. Dan kategori III yaitu pendidikan anak berjumlah 32 orang 68%. sangat rendah Tingkat pendidikan anak petani salak pondoh tidak kecamatan ajibarang berpengaruh terhadap kabupaten banyumas kesejahteraan petani salak pondoh dan hasilnya negatife. Sumber : Trisna Wulaningtyas (skripsi 2015), Teguh Santoso (skripsi 2015) 18

14 B. Kerangka Pikir Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pikir diatas maka disusun sebagai berikut tingkat kesejahteraan petani salak pondok di Desa Pekandangan lebih dari >50% termasuk dalam kriteria keluarga sejahtera III Dan kesejahteraan hanya mampu mempengaruhi pendidikan anak sebesar 1% dan hanya 99% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Tidak ada pengaruh yang signifikan kesejahteraan terhadap pendidikan anak. 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Menurut Muhibbin syah (2010:10) Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapatkan awalan me sehingga menjadi mendidik, artinya memelihara dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Nelayan Nelayan dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan sebagai orangorang yang secara aktif melakukan penangkapan ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom KONSEP KELUARGA SEJAHTERA OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom tanggal upload : 28 April 2009 A. LATAR BELAKANG KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) ANGKA KELAHIRAN (TOTAL FERTILITY RATE),

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes Pendahuluan Visi GKBN ( Gerakan Keluarga Berencana Nasional ) Mewujudkan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional (pasal 1 ayat 1), pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama. BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Keluarga Keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan

Lebih terperinci

Konsep Keluarga Sejahterah

Konsep Keluarga Sejahterah Konsep Keluarga Sejahterah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan program Pembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI bahwa pembangunan ditujukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendapatan Keluarga 1. Pengertian Pendapatan Pada dasarnya tujuan orang bekerja adalah untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

3. Seluruh ayggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian. 6. Paling kurang satu orang aggota keluarga berumur 15 tahun ke atas

3. Seluruh ayggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian. 6. Paling kurang satu orang aggota keluarga berumur 15 tahun ke atas LAMPIRAN Lampiran 1 Tahapan keluarga sejahtera (BKKBN 2003) Keluarga pra sejahtera. Keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama,

Lebih terperinci

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri oleh : Kasriyati, S.Pd. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang ditulis Hernawati tentang Upaya Meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang ditulis Hernawati tentang Upaya Meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang ditulis Hernawati tentang Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Penyuluhan Program Keluarga Berencana dalam penelitian mendiskripsikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan masyarakat repong damar Desa Bandarjaya di Kecamatan Bengkunat Kabupaten

Lebih terperinci

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP), PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TERHADAP PESERTA PROGRAM DI KELURAHAN KERTASARI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012 Oleh : Teguh Setiadi Abstrak : Penelitian ini ingin mengkaji

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kesejahteran Keluarga a. Pengertian Keluarga Sejahtera Keluarga adalah Suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggotaanggotanya terikat oleh adanya

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92 TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Pencapaian Indikator Kluster Perlindungan Khusus % 55 55 6 6 65 65 7 7 BKBPP Jumlah Indikator Kluster Perlindungan Khusus yang tercapai dibagi jumlah

Lebih terperinci

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright 2000 BPHN PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA *33776 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 21 TAHUN 1994 (21/1994) Tanggal: 1 JUNI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pendapatan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pendapatan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak 1. Pengertian Pendidikan Anak Pendidikan adalah karakteristik penting dalam menentukan pekerjaan dan pendapatan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran yang penting

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Keluarga Sejahtera Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat Menteri Negara Kependudukan BKKBN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap negara di dunia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan bisa terjadi dimana saja dan dimensi kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, 1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan pendekatan penelitian Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu. BAB II LANDASAN TEORI A. DEFINISI TENUN Berbagai pengertian telah banyak dikemukakan oleh para ahli mengenai pertenunan. Pengertian-pengertian ini secara umum merujuk kepada pengertian yang sama, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian, ini dilaksanakan di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara, dengan waktu penelitian selama 2 (dua) bulan

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh Negara Indonesia adalah kemiskinan. Dari tahun ke tahun masalah ini terus menerus belum dapat terselesaikan, terutama sejak

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PEDAGANG DI OBYEK WISATA DESA WINDUAJI KECAMATAN PAGUYANGAN

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PEDAGANG DI OBYEK WISATA DESA WINDUAJI KECAMATAN PAGUYANGAN KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PEDAGANG DI OBYEK WISATA DESA WINDUAJI KECAMATAN PAGUYANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S-1) Oleh: TEGUH AFRIYANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis terbentuk paling dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang

Lebih terperinci

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ) Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ) KONDISI KEPENDUDUKAN SAAT INI TREN JUMLAHPENDUDUK INDONESIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.

Lebih terperinci

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Artikel MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Sunartiningsih, SE Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. INDUSTRI 1. Pengertian Industri Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan merubah bahan dasar dan atau barang yang kurang nilainya manjadi barang yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara yang maju, kuat dan makmur tidak hanya membutuhkan kekayaaan alam yang banyak dan pemimpin yang hebat, tetapi yang terpenting adalah sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang eksistensi proyek Bangsa Indonesia yang mempunyai tujuan untuk menyejahterakan rakyatnya seperti yang tercantum dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Dan perjuangan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan bahwa keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara menyeluruh kualitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Pemberdayaan mempunyai dua dimensi. Pertama, suatu proses mengalihkan kemampuan, kekuatan dan kekuasaan kepada masyarakat agar menjadi lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan 19 III. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Mohamad Ali (1985 : 20) adalah : Metode yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah tangga merupakan bagian terkecil dari komponen perekonomian suatu bangsa yang ikut mempengaruhi sendi-sendi kehidupan. Oleh karena itu, rumah tangga memegang

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK BATIK I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai makna dasar pemberdayaan di mana daya bermakna kekuatan (power). Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Menyekolahkan Anak 1. Pengertian Minat Menurut yang paling dasar, minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya

Lebih terperinci

A /'\ purposive. pzzq. ' sampling METODE PENELITIAN sampling

A /'\ purposive. pzzq. ' sampling METODE PENELITIAN sampling METODE PENELITIAN Desain, ternpat dan waktu penelitian Desain penelitian ini adalah cross secrional. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Lembata selama 3 bulan, mulai bulan Juni sampai dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH Zulwida Rahmayeni Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: rzulwida.mm@gmail.com

Lebih terperinci

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain, dimana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dan hidup dengan manusia lain.

Lebih terperinci

2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama C. Lembaga Sosial 1. Pengertian Lembaga Sosial dan Norma Lembaga Sosial suatu sistem norma yg bertujuan utk mengatur tindakan tindakan maupun kegiatan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga karena dalam diri anak melekat harkat, martabat, dan hakhak sebagai manusia

Lebih terperinci

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH I. Pendahuluan Allah SWT menurunkan Agama Islam sebagai rahmatan lil alamin, Agama Islam merupakan tuntunan dan petunjuk bagi umat dalam memelihara hubungan dengan Allah, hubungan

Lebih terperinci

Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA

Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA Data-Data, Tata Cara Pendataan, dan Pemetaan Keluarga Formulir-formulir yang diperlukan untuk melakukan pendataan dan pemetaan : 1.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA. HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA. HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015 DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015 LATAR BELAKANG Pendataan dan Pemetaan Keluarga Pembentukan

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL PROGRAM TERPADU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERPERSPEKTIF GENDER (P2M-BG) KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN

BAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN 36 BAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN A. Sejarah Desa Pamiritan Sejarah Desa Pamiritan tidak diketahui secara jelas awal kemunculan dan perkembanganya. Menurut cerita tutur dari generasi ke

Lebih terperinci

\Pengertian Lembaga Keluarga

\Pengertian Lembaga Keluarga \Pengertian Lembaga Keluarga Lembaga keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Dalam sebuah keluarga, diatur hubungan antar anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perkawinan Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; sedangkan menurut Purwadarminta (1979), kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB III INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

BAB III INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT BAB III INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT A. INDIVIDU 1. Pengertian Individu Individu berasal dari kata latin individuum artinya yang tak terbagi/satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta beserta isinya yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan sosial merupakan keseluruhan usaha yang terorganisir dan mempunyai tujuan yang sama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mobilitas Penduduk 1. Pengertian Mobilitas penduduk Menurut Mantra, (2003, dalam Novayanti dan Sudibia, 2013:565) mobilitas penduduk merupakan suatu gerak penduduk yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut WHO (1970), Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut WHO (1970), Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Keluarga Berencana 2.1.1. Pengertian Keluarga Berencana Menurut WHO (1970), Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk: (1)

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA LATAR BELAKANG Pendataan dan Pemetaan Keluarga Pembentukan Pengelolaan Pengembangan Posdaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah 7 TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah Duvall (1971) menyatakan bahwa kesiapan menikah adalah laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan masa remajanya dan siap secara fisik, emosi, finansial, tujuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Nelayan Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan sebagai tuntutan di

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lansia di seluruh dunia berjalan sangat cepat dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak, dimana anak mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Walaupun seorang anak telah mencapai masa remaja dimana

Lebih terperinci

PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL

PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S 2 Diajukan Oleh: Dinar Hidayati Astika T 100 005 028 kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sebelum seseorang peneliti memulai kegiatannya meneliti, harus memulai membuat rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut disebut desain penelitian.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1998 TENTANG PENJELASAN ATAS UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG CACAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1998 TENTANG PENJELASAN ATAS UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG CACAT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1998 TENTANG PENJELASAN ATAS UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya manusia di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan di kodratkan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individual memiliki unsur

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS LINGKUNGAN PONDOK SOSIAL KEPUTIH PADA DINAS SOSIAL

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja 84 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Tabel. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir. Karakteristik tenaga kerja. Nama. Alamat. Umur 4. Jenis kelamin 5. Status perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah ( analisis konsep pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah persepektif Zakiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara didunia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan bisa terjadi dimana saja dan dimensi kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehiduan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara kita (Indonesia) tentang pendidikan juga diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci