Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),"

Transkripsi

1 PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TERHADAP PESERTA PROGRAM DI KELURAHAN KERTASARI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012 Oleh : Teguh Setiadi Abstrak : Penelitian ini ingin mengkaji Pengaruh Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Peserta Program di Kelurahan Kertasari Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jumlah populasi yang ada adalah 65 orang peserta PKH di Kelurahan Kertasari. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh atau sensus. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan studi lapangan yang terdiri dari kuesioner, wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Implementasi PKH di Kelurahan Kertasari memperoleh skor rata-rata 204,38 yang termasuk pada kategori cukup, kesejahteraan peserta program memperoleh skor 174,22 yang termasuk pada kategori cukup. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi 0,978 yang termasuk dalam kategori sangat kuat dengan nilai koefisien determinasi sebesar 95,65% artinya implementasi PKH mempunyai pengaruh sangat kuat sebesar 95,65% terhadap kesejahteraan peserta, sedangkan 4,35% adalah faktor lainnya. Kata kunci :Implementasi PKH, Kesejahteraan A. Pendahuluan Pada Tahun 2012 tercatat ada 65 peserta PKH di Kelurahan Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan layanan kesehatan (imunisasi, pemeriksaan kandungan, pertolongan persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP), PKH diharapkan dapat memberikan manfaat dalam jangka pendek berupa income effect kepada RTSM melalui pengurangan beban ekonomi dalam hal pengeluaran rumah tangga serta dalam jangka panjang program ini diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi (Pedoman Umum PKH 2012:5). 1

2 Namun dalam pelaksanaannya ditemukan permasalahan sebagai berikut: masih rendahnya pemahaman peserta terhadap maksud dan tujuan PKH, peserta menerima bantuan tunai tidak sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum PKH, masih adanya kasus anak putus sekolah atau tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta pelayanan kesehatan bagi RTSM yang menggunakan kartu PKH masih mengalami kendala. Adanya berbagai masalah tersebut diduga disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: kurangnya sosialisasi dari Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH), lambatnya peny aluran dana PKH kepada peserta, dana PKH yang diberikan tidak cukup untuk biaya sekolah anak, serta kesimpangsiuran informasi mengenai pelayanan kesehatan antara Jamkesmas dan kartu PKH. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana implementasi Program Keluarga Harapan di kelurahan Kertasari? 2) Bagaimana kesejahteraan peserta PKH di Kelurahan Kertasari? 3) Bagaimana pengaruh implementasi Program Keluarga Harapan terhadap kesejahteraan peserta program di kelurahan Kertasari? Untuk menyelesaikan beberapa persoalan diatas, penulis memiliki kerangka pemikiran sebagai berikut : Dalam model implementasi yang 2

3 dikembangkan Edwards (1980:10-11) terdapat empat variabel yang harus diperhatikan dari suatu implementasi kebijakan, yaitu: komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Menurut Sunarti (2008:17) terdapat dua indikator untuk mengukur kesejahteraan objektif, yaitu indikator utama dan indikator tambahan. Indikator utama merupakan tingkat pendapatan perkapita per bulan dibandingkan dengan standar garis kemiskinan daerah yang ditetapkan BPS. Sedangkan indikator tambahan meliputi pentahapan keluarga sejahtera sesuai dengan indikator yang digunakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Jika digambarkan, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Direct And Indirect Impact Of Implementation (George.C.Edwards III) Implementasi PKH Kesejahteraan Peserta PKH Pendekatan kesejahteraan objektif (Sunarti) Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka peneliti mengemukakan anggapan dasar sebagai berikut: 1) Implementasi PKH adalah program bantuan tunai bersyarat dari pemerintah yang dilaksanakan UPPKH dengan tujuan 3

4 untuk membantu RTSM dalam bidang kesehatan, pendidikan dan income effect. 2) Kesejahteraan RTSM peserta program adalah situasi yang terjadi ketika peserta program merasa aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan relatif mencukupi. 3) Jika implementasi PKH telah dilaksanakan dengan baik maka kesejahteraan peserta program akan meningkat. Berdasarkan anggapan dasar diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : Terdapat pengaruh positif antara implementasi PKH terhadap kesejahteraan peserta program di Kelurahan Kertasari. B. Metode Penelitian ini dilakukan di lingkungan Kelurahan Kertasari sepanjang bulan Januari sampai dengan Mei 2013 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif menurut tingkat eksplanasi, yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Jumlah populasi yang ada adalah 65 orang peserta PKH di Kelurahan Kertasari. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh atau sensus, yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan studi lapangan yang terdiri dari kuesioner, wawancara dan observasi. 4

5 Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel independen yaitu Implementasi PKH dan variabel dependen yaitu kesejahteraan peserta program. Apabila disajikan dalam bentuk operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut : Variabel Dimensi Indikator Alat Ukur Implementasi PKH di Kelurahan Kertasari Kesejahteraan Peserta PKH di Kelurahan Kertasari Komunikasi, yaitu proses yang terjadi antara pelaksana dan peserta PKH meliputi proses penyampaian dan kejelasan isi program Sumber daya, yaitu sumber daya manusia mencakup kualitas implementor dan sumber daya finansial meliputi dana, fasilitas, sarana dan prasarana. Disposisi, yaitu kecenderungan perilaku atau karakteristik dari petugas. Struktur Birokrasi, aspek struktur ini mencakup dua hal penting yaitu mekanisme dan struktur organisasi pelaksana program. Pendapatan dan kepemilikan aset, merupakan kebutuhan dalam bidang ekonomi. Pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan non-ekonomi. Pemenuhan kebutuhan pangan, merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam hal asupan makanan. Pemenuhan kebutuhan pakaian, merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam hal berpakaian. - Kejelasan informasi seputar PKH - Cara penyampaikan informasi yang baik. - Mampu memberikan kualitas pelayanan yang baik. - Fasitas, sarana dan prasarana yang baik. - Penampilan petugas. - Keramahan petugas. - Birokrasi yang tidak berbelit-belit. - Penyaluran dana sesuai jadwal. - Mempunyai penghasilan tetap. - Memiliki tabungan keluarga atau barang yang mudah dijual dengan nilai Rp , - Beribadah secara teratur. - Hubungan yang baik dengan tetanga - Makan duakali sehari atau lebih. - Makan daging, ikan atau telur minimal seminggu sekali. - Memiliki pakaian yang berbeda untuk beraktivitas (misalnya di rumah, bepergian, bekerja). - Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru. 5

6 Pendidikan anak, merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak. Perawatan kesehatan keluarga, merupakan kemampuan untuk menjaga kesehatan dengan baik. Informasi, merupakan kemampuan untuk mendapatkan akses terhadap berita terkini. Rekreasi, merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam hal memperoleh kesenangan atau kebahagiaan. Aktualisasi diri, merupakan kemampuan untuk mewujudkan eksistensi dalam kehidupan sosial. - Anak usia 0-6 tahun mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) - Anak usia 6-15 tahun bersekolah. - Anggota keluarga tidak ada yang sakit selama tiga bulan terakhir. - Pemeriksaan kesehatan anak balita secara rutin ke Posyandu - Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV atau majalah. - Memperoleh berita atau informasi dari kantor pemerintahan setempat. - Rekreasi bersama (6 bulan sekali) - Meluangkan waktu bersama keluarga - Aktif memberikan sumbangan material secara teratur - Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. Untuk keperluan kuantitatif maka jawaban setiap item instrumen diberi skor sesuai skala Likert yang mempunyai gradasi sangat positif sampai negatif sebagai berikut : Pilihan Jawaban Skor Selalu 5 Seringkali 4 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Tidak pernah 1 Untuk menjawab rumusan masalah, digunakan analisis kuantitatif melalui pengolahan data yang ditabulasikan dan dideksripsikan ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menentukan rentang nilai, yaitu dengan cara skor atau nilai tertinggi dikurangi skor / nilai terendah. 6

7 Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) Skor tertinggi : 5 x 65 Responden = 325 Skor Terendah : 1 x 65 Responden = 65 Rentang : = 260 Interval Kelas : 260 : 5 = 52 Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti pada gambar kuartil berikut ini : Tidak Baik Kurang baik Cukup Baik Sangat baik ) Menentukan Kategori Penilaian Variabel X dan Y 1. Untuk kategori sangat kurang : 65 X/Y < Untuk kategori kurang : 117 X/Y < Untuk kategori cukup : 169 X/Y < Untuk kategori baik : 221 X/Y < Untuk kategori sangat baik : 273 X/Y 325 3) Menentukan Persentase Dalam distribusi frekuensi, total skor kenyataan dari masingmasing item dapat dipersentasikan dalam perhitungan sebagai berikut : 100% Sumber : Sumber Arikunto, 1998: 246 Untuk mengetahui ukuran prosentase tersebut, maka penulis menggunakan pedoman persentase sebagai berikut : 7

8 Interval Persentase % % % < 40 % Sumber Arikunto, 1998: 246 Kategori Persentase Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Untuk mengetahui korelasi hubungan antara dua variabel, maka dilakukan uji statistik parametik dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment (Sugiyono, 2009:184) sebagai berikut : ( ) ( ) Selanjutnya untuk dapat memberikan penafsiran atau interpretasi seberapa kuat hubungan antara variabel x dan variabel y digunakan pedoman sebagai berikut : Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,0-0,199 0,20-0, 399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sumber : (Sugiyono, 2009: 184) Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Kemudian untuk menghitung besarnya pengaruh implementasi PKH terhadap kesejahteraan peserta program di Kelurahan Kertasari dapat digunakan rumus koefisien determinasi (Sudjana, 1982:24) dengan rumus: = 100% Untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji t (Sugiyono, 2009:184) dengan rumus : 8

9 = r n 2 1 (r) Jika t hitung < t tabel : Maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan positif antara implementasi PKH dengan kesejahteraan peserta program. Jika t hitung > t tabel : Maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan positif antara implementasi PKH dengan kesejahteraan peserta program. C. Landasan Teoritis Implementasi kebijakan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses kebijakan publik yang dapat menimbulkan pengaruh (sebab/akibat) kepada masyarakat. Edwards (1980:1) berpendapat bahwa : Implementasi kebijakan merupakan proses yang krusial, karena seberapa baiknya suatu kebijakan kalau tidak dipersiapkan dan direncanakan dengan baik implementasinya maka apa yang menjadi tujuan kebijakan tidak akan terwujud. Begitu pula sebaliknya, walau bagaimanapun baiknya persiapan dan perencanaan implementasi kebijakan, kalau kebijakannya tidak dirumuskan dengan baik maka tujuan kebijakan tidak akan bisa tercapai. Edward mengembangkan model implementasi yang disebut dengan Direct and Indirect Impact of Implementation Seperti terlihat dalam gambar berikut : 9

10 Lebih lanjut Sunarti (2008:15) berpendapat bahwa tingkat kesejahteraan dapat diukur melalui dua pendekatan, yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan objektif. Dimana kesejahteraan subjektif adalah pengukuran tingkat kepuasan dan kebahagian seseorang terhadap keadaannya dalam waktu tertentu. Sedangkan kesejahteraan objektif diperoleh melalui pengamatan atau observasi dari suatu objek yang dapat dibandingkan dengan standar baku tertentu. Oleh karena itulah maka penelitian ini menggunakan pendekatan kesejahteraan objektif untuk megukur tingkat kesejahteraan peserta PKH, agar sesuai dengan standar baku pengukuran kesejahteraan di Indonesia yang mengacu pada standar BPS dan BKKBN disesuaikan dengan desain penelitian kuantitatif dalam penelitian yang dilakukan. BPS mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. BPS menetapkan batas garis kemisinan daerah Jawa Barat tahun 2012 adalah keluarga dengan pendapatan perkapita per bulan sebesar RP ,- (Berita Resmi Statistik BPS,2012). Untuk menghitung tingkat kesejahteraan BKKBN melakukan pendataan kemiskinan yang dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap. Berikut adalah indikator yang digunakan BKKBN dalam pentahapan keluarga sejahtera: 10

11 Tahap Deskripsi Indikator Ekonomi Non-ekonomi Keluarga Pra Sejahtera (Sangat Miskin) Keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Makan dua kali atau lebih sehari Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya: di rumah, bekerja/ sekolah dan bepergian) Melaksanakan ibadah Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah (misalnya: bambu/kayu berkualitas rendah) Keluarga Sejahtera I (Miskin) Keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru Luas lantai rumah paling sedikit 8m2 untuk tiap orang/ penghuni Ibadah teratur Sehat tiga bulan terakhir (sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik). Punya penghasilan tetap Usia tahun dapat baca tulis huruf latin Usia 6-15 tahun bersekolah Anak lebih dari 2 orang, ber-kb Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Sudah dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Memiliki tabungan keluarga / barang yang mudah dijual dengan nilai Rp , seperti: sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya Rekreasi bersama (6 bulan sekali) Meningkatkan pengetahuan agama Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah Menggunakan sarana transportasi Memiliki tabungan keluarga Makan bersama sambil berkomunikasi Mengikuti kegiatan masyarakat 11

12 Rekreasi bersama (6 bulan sekali) Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah Menggunakan sarana transportasi Keluarga Sejahtera III plus Belum dapat memenuhi beberapa indikator Sudah dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Aktif memberikan sumbangan material secara teratur Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. Aktif memberikan sumbangan material secara teratur Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. Sumber : Togiaratua Nainggolan dkk, 2012 :14-15 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam proses pengisian kuesioner, penulis meminta responden untuk memberikan identitas diri sebagai penunjang data. Berdasarkan pengisian tersebut, diperoleh hasil yang akan penulis uraikan pada tabel berikut ini: Keadaan Peserta PKH Berdasarkan Tingkat Usia Nomor Tingkat Usia Jumlah Persentase ,46 % ,09% ,15% ,30% Total % Sumber : Data Primer, diolah 2013 Tabel di atas, menunjukan bahwa mayoritas peserta PKH adalah Wanita Usia Subur (WUS). Berdasarkan konsep Departemen Kesehatan Republik Indonesia, WUS adalah wanita dalam usia reproduktif, yaitu usia tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum nikah (Uu No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan). 12

13 Keadaan Peserta Berdasarkan Tingkat Pendidikan Nomor Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1 Tidak Sekolah 17 26,15 % 2 SD 29 44,61% 3 SMP 11 16,92% 4 SMA 8 12,32% Total % Sumber : Data Primer, diolah 2013 Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan peserta PKH relatif rendah, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mereka semakin miskin atau sebaliknya, kemiskinanlah yang menyebabkan mereka tidak dapat mengenyam pendidikan dengan layak. Keadaan Peserta Berdasarkan Pekerjaan Nomor Pekerjaan Jumlah Persentase 1 Ibu Rumah Tangga 16 24,62 % 2 Buruh Tani 12 18,46 % 3 Dagang 4 6,15 % 4 Pembantu Rumah Tangga % Total % Sumber : Data Primer, diolah 2013 Tabel diatas memberikan gambaran bahwa mayoritas peserta bekerja dengan menjual tenaganya kepada orang lain (buruh). Keadaan Peserta Program Berdasarkan Penghasilan Keluarga Nomor Pekerjaan Jumlah Presentasi 1 kurang dari ribu/bulan 44 67,71 % ribu/bulan 17 26,15 % ribu/bulan 2 3,07 % lebih dari 800 ribu/bulan 2 3,07 % Total % Sumber : Data Primer, diolah

14 Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa mayoritas peserta program berada dibawah garis kemiskinan merujuk pada batas garis kemisinan daerah Jawa Barat tahun 2012 adalah keluarga dengan pendapatan perkapita per bulan sebesar RP ,- (Berita Resmi Statistik BPS, 2012:5) Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Variabel X Implementasi PKH di Kelurahan Kertasari No. Indikator Skor Kategori 1 Kejelasan informasi yang diberikan pada peserta 187 Cukup program 2 Cara petugas dalam memberikan informasi pada 220 Cukup peserta program 3 Kualitas pelayanan yang baik pada peserta program 214 Cukup 4 Fasilitas, sarana dan prasarana yang diberikan pada 201 Cukup peserta program 5 Penampilan petugas 262 Baik 6 Keramahan petugas dalam melayani peserta program 214 Cukup 7 Birokrasi yang tidak berbelit-belit 206 Cukup 8 Ketepatan waktu dalam pembayaran dana bantuan pada peserta program 131 Kurang Total Skor 1635 Rata-rata 204,38 Cukup Berdasarkan tabel rekapitulasi dengan 8 item pertanyaan mengenai Implementasi PKH di Kelurahan Kertasari didapat perhitungan sebagai berikut : Skor rata-rata variabel x = = = 204,38 14

15 Dipersentasekan =, = 100% = 62,89 % Dengan demikian implementasi PKH memiliki skor rata-rata sebesar 204,38, jika dipersentasekan adalah 62,89%. Karena hasil perhitungan berada di antara 56-75%, sesuai dengan pedoman persentase maka implementasi PKH di Kelurahan Kertasari berada pada kategori cukup baik. Berdasarkan model Direct And Indirect Impact Of Implementation dapat disimpulkan bahwa implementasi PKH tersmasuk pada kategori cukup karena berada dalam interval 169 X < 221. Artinya implementasi PKH belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik karena masih terdapat indikator yang memiliki skor rendah diantaranya adalah kejelasan informasi dan ketepatan waktu dalam pembayaran dana bantuan pada peserta program. Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Variabel Y Kesejahteraan Peserta PKH No. Indikator Skor Kategori 1 Memiliki pendapatan tetap. 103 Sangat Kurang 2 Kepemilikan Tabungan Keluarga Atau Barang yang Mudah Dijual senilai Rp ,- 102 Sangat Kurang 3 Keteraturan beribadah 279 Sangat Baik 4 Hubungan yang baik dengan tetangga 319 Sangat Baik 5 Makan dua kali sehari atau lebih 171 Cukup 6 Konsumsi daging, telur, ikan dalam satu minggu 140 Kurang 15

16 7 Mempunyai pakaian yang berbeda dalam setiap 233 Baik aktivitas 8 Mempunyai satu stel pakaian baru dalam satu tahun 137 Kurang terakhir 9 Anak usia 0-6 tahun ikut serta dalam PAUD 217 Cukup 10 Menyekolahkan anak dengan usia antara 6-15 tahun 194 Cukup 11 Tidak ada keluarga yang sakit selama tiga bulan 211 Cukup terakhir 12 Pemeriksaan kesehatan anak balita secara rutin ke 225 Baik Posyandu 13 Memperoleh berita dari televisi, surat kabar atau majalah 157 Kurang 14 Memperoleh berita dari kantor pemerintahan 159 Kurang setempat 15 Rekreasi bersama keluarga 70 Sangat Kurang 16 Meluangkan waktu bersama keluarga 193 Cukup 17 Memberikan sumbangan material secara teratur 137 Kurang 18 Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan 89 Sangat Kurang Total Skor 3136 Rata-rata 174,22 Cukup Berdasarkan tabel rekapitulasi dengan 18 item pertanyaan mengenai kesejahteraan peserta PKH di Kelurahan Kertasari didapat perhitungan sebagai berikut : Skor rata-rata variabel x = Dipersentasekan = = = 174,22 =, 100% = 53,60 % 16

17 Dengan demikian kesejahteraan peserta PKH memiliki skor ratarata sebesar 174,22, jika dipersentasekan adalah 53,60%. Karena hasil perhitungan berada di antara 40-55%, sesuai dengan pedoman persentase maka kesejahteraan peserta PKH di Kelurahan Kertasari berada pada kategori kurang baik. Berdasarkan pendekatan kesejahteraan objektif (Sumarti, 2008:17), maka dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan peserta PKH termasuk pada kategori cukup karena berada dalam interval 169 X <221. Artinya kesejahteraan peserta PKH belum sepenuhnya mengalami kemajuan karena masih terdapat indikator yang memiliki skor rendah diantaranya adalah pendapatan tetap, kepemilikan tabungan keluarga, rekreasi dan aktualisasi diri. Setelah menganalisis variabel x (implementasi PKH) dan variabel y (kesejahteraan peserta) selanjutnya penulis menjawab rumusan masalah yang ketiga, yaitu pengaruh implementasi PKH terhadap kesejahteraan peserta program di Kelurahan Kertasari Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Untuk mengetahui hubungan tersebut dapat dilihat dari perhitungan statistik berikut : (Sugiyono,2009:184) ( ) ( ) = 5561,54 = 2310,46 = 14002,06 (, ).(, ),, = 0,978, 17

18 Dari perhitungan korelasi tersebut diperoleh nilai korelasi product moment sebesar 0,978. Berdasarkan interval koefisien dan determinasi, maka koefisien korelasi sebesar 0,978 termasuk pada kategori sangat kuat. Jadi terdapat hubungan yang sangat kuat antara implementasi PKH dengan kesejahteraan peserta program di Kelurahan Kertasari. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara implementasi PKH terhadap kesejahteraan peserta program di Kelurahan Kertasari dapat dihitung dengan menghitung koefisien determinan dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi. Untuk mengetahui koefisien determinan maka dihitung dengan rumus berikut : = 100% = 0,978 2 x 100% = 95,65% Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinan dalam penelitian ini didapat nilai 95,65%. Artinya implementasi PKH mempunyai pengaruh positif sebesar 95,65% terhadap kesejahteraan peserta, sedangkan 4,35% adalah faktor lainnya. Untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan di awal penelitian, maka penulis membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel dengan menggunakan rumus : = ( ) (Sugiyono, 2009:184) 18

19 t hitung =,, t hitung =,,, t hitung = 36,964 Untuk mencari t tabel dengan tinggi keyakinan 95% dengan = 0,05 dan n = 65 maka diperoleh t tabel sebesar 3,452. Karena t hitung sebesar 36,964 > 3,452 Maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya hipotesis yang diajukan penulis yaitu : Terdapat pengaruh positif antara implementasi PKH terhadap kesejahteraan peserta program di Kelurahan Kertasari diterima. E. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan terkait dengan perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1) Implementasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kertasari pada tahun 2012 telah dilaksanakan dengan cukup baik, terbukti dari hasil perolehan skor rata-rata yang mencapai angka 204,38 yang berada pada kategori cukup. 2) Kesejahteraan peserta PKH di Kelurahan Kertasari pada tahun 2012 dalam keadaan cukup baik, terbukti dari hasil perolehan skor rata-rata yang mencapai 174,22 yang berada pada kategori cukup. 3) Terdapat hubungan positif antara implementasi PKH terhadap kesejahteraan peserta program di Kelurahan 19

20 Kertasari pada tahun 2012, terbukti dari hasil perhitungan korelasi ditemukan koefisien determinan sebesar 95,65%, artinya implementasi PKH mempunyai pengaruh positif sebesar 95,65% terhadap kesejahteraan peserta, sedangkan 4,35% adalah faktor lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis memberi masukan atau saran terkait dengan rumusan masalah yang ada, sebagai berikut: 1) BPS perlu memberikan data yang up to date sesuai dengan standar dan karakteristik penduduk di daerah sehingga penyaluran dana PKH benar-benar tepat sasaran. 2) UPPKH melakukan pendataan ulang penerima PKH. 3) Implementasi PKH harus lebih transparan dengan memberikan informasi yang bisa diakses publik. 4) Diperlukan usaha untuk meminimalisir keterlambatan, agar peserta program menerima dana bantuai tepat sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam pedoman umum PKH. 20

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, 1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan pendekatan penelitian Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Menurut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 224 LAMPIRAN 225 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 2 3 1 4 Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 226 Lampiran 2 Hasil uji reliabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan dalam mendapatkan data dari penelitiannya

Lebih terperinci

3. Seluruh ayggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian. 6. Paling kurang satu orang aggota keluarga berumur 15 tahun ke atas

3. Seluruh ayggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian. 6. Paling kurang satu orang aggota keluarga berumur 15 tahun ke atas LAMPIRAN Lampiran 1 Tahapan keluarga sejahtera (BKKBN 2003) Keluarga pra sejahtera. Keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama,

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom KONSEP KELUARGA SEJAHTERA OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom tanggal upload : 28 April 2009 A. LATAR BELAKANG KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) ANGKA KELAHIRAN (TOTAL FERTILITY RATE),

Lebih terperinci

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa. Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Siantar Utara jl.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa. Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Siantar Utara jl. A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5).

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5). BAB II METODE PENELITIAN.1. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan analisa data kuantitatif dan menggunakan rumus statistic untuk membantu

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA 5.1 Kelembagaan PKH Pemilihan rumah tangga untuk menjadi peserta PKH dilakukan berdasarkan kriteria BPS. Ada 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan masyarakat repong damar Desa Bandarjaya di Kecamatan Bengkunat Kabupaten

Lebih terperinci

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun penelitian asosiatif bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kini adalah negara dengan sistem demokrasi baru yang bersemangat, dengan pemerintahan yang terdesentralisasi, dengan adanya keterbukaan sosial dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan, diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat agar tujuan dari penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 9 1.3 Rumusan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan

BAB II METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009) obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga KERANGKA PEMIKIRAN Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Umumnya pengertian survey dibatasi. mewakili seluruh populasi Singarimbun, 1999:3)

III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Umumnya pengertian survey dibatasi. mewakili seluruh populasi Singarimbun, 1999:3) 38 III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu penelitian mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas masalah yang ada saat ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian, ini dilaksanakan di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara, dengan waktu penelitian selama 2 (dua) bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap karyawan, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Evaluasi (penilaian) suatu program biasanya dilakukan pada suatu waktu tertentu atau pada suatu tahap tertentu (sebelum program, pada proses pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 45 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan absolute. Dalam penelitiuan ini variable yang akan diteliti terdiri

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian korelasional, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat adakah pengaruh dan seberapa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil studi lapangan berupa data tentang kebiasaan membaca Al- Qur an dan minat belajar pendidikan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes Pendahuluan Visi GKBN ( Gerakan Keluarga Berencana Nasional ) Mewujudkan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja 84 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Tabel. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir. Karakteristik tenaga kerja. Nama. Alamat. Umur 4. Jenis kelamin 5. Status perkawinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penulis dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif analitik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai hasil pengolahan data yang didapat dari dua variabel dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian seorang peneliti terlebih dahulu harus mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Objek Penelitian SMA Negeri 1 Limboto dan SMA Negeri 2 Limboto merupakan sekolah unggulan di kabupaten Gorontalo. Lokasi kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dalam menyusun penelitian skripsi, metode atau metodologi penelitian yang digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan bagian yang harus diperhatikan bagi peneliti supaya dapat mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan BAB II METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara menyeluruh kualitas

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. (Explanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan atau untuk

BAB II METODE PENELITIAN. (Explanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan atau untuk BAB II METODE PENELITIAN.1.Bentuk Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian Eksplanasi (Explanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara variabel

Lebih terperinci

Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lana Maulana ABSTRAK

Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lana Maulana ABSTRAK Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Lana Maulana ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN Program penanggulangan kemiskinan, khususnya PKH tidak terlepas dari berbagai faktor yang memperngaruhi jalannya program. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y

BAB III METODE PENELITIAN. bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah kompensasi sebagai variabel bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y (dependent

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. Menurut Nawawi (2006:67) metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Garut yang berlokasi di Jl. Suherman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Garut yang berlokasi di Jl. Suherman 8 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMKN Garut yang berlokasi di Jl. Suherman No. 90 kotak pos 103, Telp./Fax. (06) 33141 Garut. 3. Metode Penelitian Metode merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk untuk menguji hipotesis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian dilakukan melalui analisis deskriptif, yaitu suatu metode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Analisis deskriptif ini dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 59 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK MISKIN DAERAH (JAMKESKINDA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi. BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi studi merupakan salah satu pemukiman padat penduduk yang dekat dengan pusat kota dan tingkat pendapatan masyarakat menengah ke bawah. Berdasarkan kriteria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab dan diuji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

A /'\ purposive. pzzq. ' sampling METODE PENELITIAN sampling

A /'\ purposive. pzzq. ' sampling METODE PENELITIAN sampling METODE PENELITIAN Desain, ternpat dan waktu penelitian Desain penelitian ini adalah cross secrional. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Lembata selama 3 bulan, mulai bulan Juni sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data valid yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian ini

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian ini BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.7 Bentuk Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, rancangan penelitian, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh Peer Group Terhadap Timbulnya Perilaku Menyimpang Remaja akan dilakukan di Kota Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK PENGARUH KOORDINASI INTERNAL OLEH KEPALA DESA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA DI KANTOR KEPALA DESA SADANANYA KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK Organisasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan good governance terhadap efektivitas

BAB II METODE PENELITIAN. melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan good governance terhadap efektivitas BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitiannya yang digunakan penulis adalah bentuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian tentang pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci