PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI
|
|
- Harjanti Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI Widiatmo, Sayogo, Marheni Djoko Puspito Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI. Untuk memperbaiki pengambilan sisa semen dalam kolam tampungan limbah sementasi maka dibuat filter semen yang dipasang pada pipa saluran buang sistem sementasi tersebut. Filter dipasang tegak. Panjang Filter L = 90 cm sesuai dengan tinggi pipa buangan diukur dari dasar bak penampung, diameter luar d o = 11 cm, diameter dalam d i =10 cm. Sambungan ke system pemipaan sementasi digunakan pipa peralon berdiameter 2 inchi. Bentuk lubang filter adalah lubang dan garis. Lubang-lubang filter berdiameter 2 mm sedangkan bentuk garis dengan panjang 10 cm. Pada bagian bawah filter terdapat lubang dilengkapi tutup berulir, digunakan untuk pengosongan semen. Dengan berat total sebesar gram maka filter mudah diangkat setelah sambungan dilepas terlebih dahulu. ABSTRACT PREDESIGN CEMENT AND WASTEWATER SEPARATION EQUIPMENT IN CEMENTATION WASTE WATER SYSTEM. The filter was designed in order to develope the separation process between cement and wastewater in waste water-cement pooling system. The filtered is connected to the discharge outlet of the waste water-cement and it is installed perpendicular of the pool bottom. The filter is made from PVC, L = 90 cm length, the length depends on outlet waste water-cement position. Outside diameter is d o = 11 cm and inside is diameter d i = 10 cm, it is also depends on cement-waste water pipe diameter. The connection of the filter and the cement-waste water is used 2 inches of PVC pipe. The shape holes of the filter are combination of hole and line type. The holes were 2 mm diameter and the striner were 10 cm length. The bottom of the filter is a hole and equipped with screw-stopped plate, it is used to discharge of filtered cement. By total weight gram, the filter is easy and could be handled directly by disconnecting the filter from the pipe. LATAR BELAKANG. Sisa-sisa semen pada proses sementasi di ruang proses solidifikasi dan kompaksi harus dibersihkan. Limbah pembersihan berupa butiran semen yang sudah mengeras serta air. limbah tersebut dialirkan ke suatu bak penampung yang terletak di basemen, lewat pipa berdiameter 3 inchi secara gravitasi. Selanjutnya sampah semen tersebut di pompakan keluar dengan pompa peristaltik sebagai doubfull effluent. Pemompaan ini tidak selalu sempurna, sehingga ada sisa semen dalam bak penampung. Sisa semen yang tertinggal dalam penampung dikeluarkan secara manual dengan sekop, sehingga menimbulkan kontak yang cukup lama antara personil dan limbah semen. Sebaiknya cara ini dihindari, atau paling tidak lama kontak dikurangi. Limbah butiran semen akan mengurangi umur pakai dari pompa peristaltik. Oleh karena itu, maka butiran semen dengan ukuran yang terlalu besar harus dihilangkan sebelum dipompakan. Pemasangan filter pada input sangat mengganggu kinerja pompa, maka filter dipasang pada pipa buangan tepat diatas bak penampung buangan. Filter tersebut dirancang dapat dipasang
2 dan dilepas dengan mudah dan cepat. Sedangkan butiran semen yang terperangkap dalam filter dapat dikosongkan, sehingga filter dapat digunakan lagi. Dengan dipasangnya filter maka terjadinya penumpukan semen di bak penampung dapat dikurangi atau ditiadakan. Filter sistem Nutsche dipilih serta dilakukan modifikasi, karena dipandang mudah operasinya dan murah. TEORI Teori filtrasi pada dasarnya tidak dapat digunakan untuk membuat rancangan filter, tetapi hanya digunakan untuk memprediksi pengujian skala laboratorium, unjuk optimasi kerja dari filter dan bilamana terjadi perubahan operasi filter [1]. Filter Nutsche sangat sederhana, terdiri tabung dengan dasar terbuat dari false bottom dengan plate berlubang-lubang (Perforated Plate) ataupun screen yang dapat dibuka. Pengeluaran hasil filtrasi dilakukan dengan membuka dasar tersebut, selanjutnya dikeluarkan secara manual atau dengan vibrasi. Pemasukan umpan filter dilakukan dengan gravitasi. Keunggulan dari filter tersebut adalah sangat sederhana, harga murah, dapat dibuat dari berbagai material. Untuk butiran dengan ukuran besar dan berat jenis tinggi material tersaring cepat turun. Kelemahan filter tersebut adalah low rate [1]. Filter dibuat dari pipa peralon dengan diameter 4 inchi, panjang 90 cm. Panjang filter disesuaikan dengan tinggi posisi pipa buangan, sekitar 100 m dari dasar bak penampung. Dirancang filter dapat dipasang tegak. Dasar filter merupakan piringan, dapat dibuka dengan sistem ulir. Lubang input dari filter disesuaikan dengan lubang pipa buangan semen 2 inchi. Modifikasi dilakukan terhadap cara penyaringan. Penyaringan tidak dilakukan lewat dasar pipa seperti layaknya filter Nutsche, tetapi dibuatkan lubang lubang dengan diameter 2 mm dikombinasikan dengan lubang berbentuk garis strainer dengan panjang 10 cm dan lebar 1 mm pada badan peralon. Luas total lubang dan garis lebih besar atau setara dengan 19,6 cm 2. Sedangkan posisi garis dibuat sehingga tidak mengurangi kekuatan pipa peralon. ( Gambar 1.). Gambar 1. Filter Pemisah Limbah Semen dan Air 27
3 Ukuran limbah semen yang berbentuk butiran semen terdiri atas berbagai ukuran, dari serbuk halus hingga berdiameter lebih besar dari 2 mm. Bila saringan hanya berbentuk lubang berdiameter 2 mm (perforated) maka akan mudah tersumbat. Dengan cara mengkombinasikan antara lubang dengan bentuk garis diharapkan tidak mudah terjadi penyumbatan, sedangkan ukuran butir kurang dari 2 mm dapat tersaring lebih banyak. Limbah tersaring dikategorikan Incompressible karena merupakan butiran rigid. Hasil filtrasi pada umumnya membentuk formasi lapisan (layer) pada media saringan. Sehingga laju filtrasi (fitration rate) dapat didekati dengan persamaan [1] : W ρ.c = w.v =.V (1) 1 m.c dimana : W : Laju dari masa padatan kering setiap volume V dari filtrat (cm 3.jam -1 ) w : masa padatan kering setiap unit volume V filtrat (gram.cm -1 ) V : Volume filtrat terkoleksi (cm 3.jam -1 ) ρl : Berat jenis filtrat (gram.cm -3 ) c : fraksi masa padatan dalam slurry m : rasio padatan kering dan padatan basah Persamaan diatas dapat digunakan untuk memprediksi jangka penggunaan filter. Proses pembersihan limbah dari ruang sementasi dan kompaksi menggunakan air, kebutuhan air untuk mengguyur sangat bervariasi, mengakibatkan harga c sangat bervariasi. Sehingga jangka waktu operasi pelepasan dan pemasangan filter juga sangat bervariasi, Direncanakan pemasangan dan pelepasan filter dan juga pengosongan filter akan dilakukan secara manual. Oleh karena itu berat dari filter tidak boleh berlebihan, tetapi tidak boleh terlalu sering dilepas atau dipasang. Untuk menghitung berat maksimum dari filter dianggap filter secara penuh terisi semen. Berat maksimum isi filter (semen tersaring) dapat didekati dengan persamaan : 2 G = ρs.( π.r.l).(1 ϕ). (2) dimana : G : Berat semen terfilter (gram) ρs : berat jenis semen (gram.cm -3 ) ϕ : void dari semen dalam filter R : jari-jari dari filter (cm) L : panjang filter (cm) Untuk prakiraan berat filter setelah dioperasikan digunakan asumsi sebagai berikut : Ukuran butir sisa-sisa semen bervariasi dari serbuk hingga sebesar pasir kasar maka harga void dapat didekati dengan harga void dari campuran 28
4 pasir halus hingga kasar bernilai sekitar 0,3 [2] dan void tersebut diasumsikan penuh terisi air. Sedangkan berat jenis beton yang digunakan dalam proses sementasi dan kompaksi berkisar sekitar 1,6 (gram. cm -3). Dengan ukuran filter dengan panjang filter 90 cm dan diameter 4 inchi (10 cm), maka dengan Persamaan (2) dapat diperhitungkan berat dari fiter yang dipenuhi limbah semen adalah 8 kg. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan dari filter diambil bahan bahan dengan ukuran yang tersedia dipasaran sehingga harga relatif murah. Kebutuhan bahan dapat dilihat dari Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan bahan pembuatan filter. Sedangkan prakiraan kondisi filter setelah dioperasikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Prakiraan operasi. Cara modifikasi filter Nutsche sangat sederhana dengan menambahkan strainer pada badan filter, sehingga mudah dan murah. Material dapat dibuat dari berbagai jenis material. Operasional dilakukan secara gravitasi membuat filter tersebut mudah dioperasikan, akan tetapi kecepatan filtrasi menjadi rendah. Sedangkan kontak personil dengan semen tersaring, dimana semen tersebut masuk kategori doubfull effluent terjadi saat pengosongan filter, tetapi waktu kontak tersebut tidak akan sebesar dengan system dengan cara pengosongan bak penampung memakai sekop. Dengan berat total sekitar gram maka filter penuh semen akan mudah diangkat serta dikosongkan, sehingga dapat digunakan lagi. 29
5 SARAN Cara pengosongan filter hendaknya dalam keadaan basah. DAFTAR PUSTAKA 1. Robert H. Pery, Chemical Engineers Hand Book, Mc Graw Hill Kogakusha Ltd, Tokyo, 6 th, 1984, T. William Lambe, Robert N., Soil Mechanics, S1-version, John Willey and Son, New York, 1979,
LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK
LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Plate and Frame Filter Press : Iwan Ridwan, ST, MT Tanggal Praktikum : 10 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 21 Juni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair atau gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain, untuk menghilangkan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di
23 BAB III. METODE PENELITIAN A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di Laboratorium Metode Falling Head Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari alat
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN
METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN
METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN SNI 03-6877-2002 1. Ruang Lingkup 1.1 Metoda pengujian ini adalah untuk menentukan kadar rongga agregat halus dalam keadaan lepas (tidak
Lebih terperinciAugustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 40 MPa PADA BENDA UJI SILINDER BERDIAMETER 150 mm DAN TINGGI 300 mm Augustinus NRP : 0421024
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL) Disusun oleh: Joseph Bimandita Sunjoto Dr. Irwan Noezar Dr. Dendy Adityawarman Dr. Adriyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinci10/2/2012 TANK SYSTEM AQUACULTURE ENGINEERING
TANK SYSTEM 1 2 1 Menciptakan Volume yang dibatasi dimana ikan atau organisme akuatik lainnya dapat di beri makan pada lingkungan air yang baik. Tujuan Utama 3 1. Asupan air, termasuk oksigen terlarut
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciJUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat telah mendorong
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat telah mendorong pengguna bangunan, terutama pada bangunan-bangunan sarana prasarana umum dan permukiman menjadi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
Lebih terperinciKLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA
Yogyakarta, 3 November 212 KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Ir. Adullah Kuntaarsa, MT, Ir. Drs. Priyo Waspodo US, MSc, Christine Charismawaty Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI
TUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DEWATERING Disusun Oleh : Hilman Arief Ramadhan 4014030009 Fakultas : Teknik Sipil Program Studi : Manajeman Konstruksi Lanjutan Dosen :
Lebih terperinciBAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang
BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Langkah Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang penelitian terhadap beton ringan yang menggunakan sebagai bahan campuran. Referensi yang didapat lebih banyak
Lebih terperinci#% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *! % +#&!"# $ %!&!!&!'!! " (!) "
*!!" #"$ #% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *!"$% *! % +#& (!) " + ( " " " # #) # #$ & " + * ' (!) "" "$ #, - ( $ "$ #& &./ 0$#$$1 /!&! $ & # $#$# $,# $ $!$$&# / )"!! #"# ' #! $ # (!$ $( $" $ #, #, / )"!!
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan, salah satunya yaitu limbah kaca. Penggunaan limbah
Lebih terperinciPRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF
PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
METODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM BAB I DESKRIPSI 1.1. Umum Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada
Lebih terperinciMODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN
MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2008 2 Modul 1.04 FILTRASI I. Tujuan Praktikum: Mahasiswa dapat memahami tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciTATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM
TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN
METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN SNI 13-6427-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode pengujian ini meliputi prosedur penentuan kehilangan campuran tanah semen, perubahan kadar
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT
METODE PENGUJIAN BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara dalam Agregat ini mencakup : 1) perhitungan berat isi dalam kondisi
Lebih terperinciInstalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui
Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNOLOGI POMPA TANPA MOTOR (HYDRAM PUMP) UNTUK MEMBANTU IRIGASI PERSAWAHAN DI PROPINSI LAMPUNG
62 PENGGUNAAN TEKNOLOGI POMPA TANPA MOTOR (HYDRAM PUMP) UNTUK MEMBANTU IRIGASI PERSAWAHAN DI PROPINSI LAMPUNG Jorfri B. Sinaga Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung ABSTRAK Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semen (umumnya Portland Cement), dan air. Kelebihan beton antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan bahan yang banyak digunakan dan menjadi unsur utama pada bangunan. Beton merupakan bahan pembentuk struktur bangunan yang umumnya terdiri dari campuran
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi
Lampiran A.1 : Pasir : Kali Progo A. AGREGAT HALUS (PASIR) Jenis Pengujian : Pemeriksaan gradasi besar butiran agregat halus (pasir) Diperiksa : 25 Februari 2016 a. Berat cawan kosong = 213,02 gram b.
Lebih terperinciKajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.)
Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.) Oleh: Bambang Purwantana 1, Tri Purwadi 1, Muhammad Fauzi 2 Abstrak Pati aren merupakan komoditas yang banyak digunakan
Lebih terperinciI. PENGUKURAN INFILTRASI
I. PENGUKURAN INFILTRASI A. Proses Infiltrasi Presipitasi (hujan) yang jatuh dipermukaan tanah sebagian atau semuanya akan mengisi pori-pori tanah. Pergerakan air ke arah bawah ini disebabkan oleh gaya
Lebih terperinciDAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 4. Air Bersih/ Air Minum 1. Metode Pengujian Meter Air Bersih (Ukuran
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET
METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau
Lebih terperinciEvaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya
F144 Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya Hutomo Dwi Prabowo dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Laporan Praktikum Proses Pemisahan & Pemurnian Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Rifandi, MSc 2 A TKPB Kelompok
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA MESIN PENGADUK PADA PROSES PEMBUATAN PATI AREN (ARENGA PINNATA MERR.) 1
KAJIAN KINERJA MESIN PENGADUK PADA PROSES PEMBUATAN PATI AREN (ARENGA PINNATA MERR.) 1 Bambang Purwantana 2, Tri Purwadi 3, Muhammad Fauzi 4 ABSTRAK Pati aren merupakan komoditas yang banyak digunakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Dikarenakan belum adanya buku peraturan dan penetapan standard untuk beton berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperincimassa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bidang konstruksi semakin berkembang. Salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah beton, karena mudah dibentuk dan harga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RENCANA PENELITIAN Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan cacahan polypropylene pada beton normal, maka dilakukan beberapa pengujian, antara lain terhadap kuat tekan
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS MAKADAM ASBUTON LAWELE (SKh-3.6.6.1) SPESIFIKASI KHUSUS-3 INTERIM SEKSI 6.6.1 LAPIS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELTIAN
BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penilitian adalah benda uji yang berupa silinder
Lebih terperinciSpesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong
Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong SNI 03-6367-2000 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air
Lebih terperinciCara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan
Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperincimaterial lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembuatan adukan beton untuk benda uji direncanakan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Penelitian perbaikan tanah dengan menggunakan semen pada tanah colluvium memiliki variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh presentase jumlah semen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alur Penelitian Mulai Hipotesis Survei Bahan Studi Literatur Penentuan Bahan Material Pengujian Bahan Material Sesuai Mix Desain Sesuai Pembuatan Benda Uji Perawatan
Lebih terperinciLampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram
Lampiran A Berat Jenis Pasir Berat Piknometer = A = 186 gram Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram Berat piknometer + Air = D = 665 gram Berat contoh kering
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di Laboraturium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Mercu Buana, kemudian menguji kuat tekan pada umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan berbagai sektor di wilayah Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan akan energi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tahapan dalam simulasi Penelitian ini merupakan kegiatan monitoring pengembanganan digester biogas digunakan. Metode kegiatan yang telah dilakukan yaitu : a. Demontrasi yaitu
Lebih terperinciISBN
ISBN 978-979-98831-1-7 Proceeding Simposium Nasional IATMI 25-28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta STUDI KEMUNGKINAN PENGGUNAAN FIBER SEBAGAI SARINGAN PASIR DI INDUSTRI MIGAS Oleh : Suwardi UPN VETERAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian pelaksanaan pembuatan beton dilakukan dari bulan Februari- April 2016 di laboratorium dimulai dari jam 08.00 sampai dengan 13.00
Lebih terperinciStudi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan
1 Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan Sulistiya Nengse, Didik Bambang Supriyadi, dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun Beton Pemeriksaan bahan susun beton yang dilakukan di laboratorium telah mendapatkan hasil sebagai berikut : 1. Hasil Pemeriksaan Agregat
Lebih terperinciHeru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT DENGAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa PADA BENDA UJI SILINDER DIAMETER 150 mm DAN TINGGI 300 mm Heru Indra Siregar NRP : 0321086 Pembimbing
Lebih terperinciBAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL
BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN
METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup Metode pengujian ini meliputi pekerjaan pengujian untuk mendapatkan nilai kuat tekan benda uji campuran tanah semen yang dicetak
Lebih terperinciPEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON
PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi
Lebih terperinciUji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi
Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB III UJI MATERIAL
BAB III UJI MATERIAL 3.1. Uraian Umum Eksperimen dalam analisa merupakan suatu langkah eksak dalam pembuktian suatu ketentuan maupun menentukan sesuatu yang baru. Dalam ilmu pengetahuan dibidang teknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat
III. METODE PENELITIAN A. Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat tekan paving block. Di Indonesia, paving block pada umumnya dibuat dari campuran semen, pasir, dengan
Lebih terperincia. Faktor C/E (rasio berat semen terhadap berat air) Perencanaan campuran beton menurut metoda Dreux didasarkan pada rumus :
5. Perhitungan Proposi Campuran metoda Dreux Georges Dreux menyusun suatu metoda perencanaan campuran beton yang dikenal dengan Metoda Dreux. Menurut metoda ini, kuat tekan beton dipengaruhi oleh kuat
Lebih terperinciPEMBUATAN CAMPURAN MATRIKS UNTUK SEMENTASI. Tri Salyo, Sarjono, Syarip Unus Pusat Teknologi Limbah Radioaf,tif, SATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852-2979 PEMBUATAN CAMPURAN MATRIKS UNTUK SEMENTASI Tri Salyo, Sarjono, Syarip Unus Pusat Teknologi Limbah Radioaf,tif, SATAN ABSTRAK PEMBUATAN CAMPURAN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Penyusun Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan
Lebih terperinciMetodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat dibawah ini : Ide Studi Penurunan Fe total dan Mn dengan Saringan
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur B. Metode Pengambilan Sampel Pada saat pengambilan sampel
Lebih terperincidengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukam adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembebanan adukan beton untuk benda uji direncanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah pasir menggunakan tabung pipa paralon
Lebih terperinciCara uji kepadatan ringan untuk tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAB V HASIL PEMBAHASAN
BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENGUJIAN PENDAHULUAN FILTER Dalam pengambilan sampel partikel tersuspensi (TSP) dengan metode high volume air sampling, salah satu komponen utama yang harus tersedia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat, maka secara tidak langsung hal tersebut medorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut
Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut Yohanna Lilis Handayani, Lita Darmayanti, Frengki Ashari A Program Studi Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)
PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200) Asri Mulyadi 1), Fachrul Rozi 2) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)
PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi
Lampiran 1 PENGUJIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR A. Pemeriksaan Gradasi Butiran Agregat Halus ( Pasir ) Bahan : Pasir Merapi Asal : Merapi, Yogyakarta Jenis Pengujian : Gradasi Butiran Agregat Halus (Pasir)
Lebih terperinciCBR LABORATORIUM (ASTM D )
VIII. CBR LABORATORIUM (ASTM D 1883-99) I. MAKSUD 1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) dari suatu tanah yang dilakukan di laboratorium. 2. Nilai CBR adalah bilangan
Lebih terperinciLampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William)
Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William) pipa Koefisien Kehalusan C Pipa besi cor, baru 130 Pipa besi cor, tua 100 Pipa baja, baru 120 ~ 130 Pipa baja, tua 80 ~ 100 Pipa dengan lapisan semen
Lebih terperinciBAB IV METODE ANALISIS
BAB IV METODE ANALISIS 4.1 PEMERIKSAAN AGREGAT Tujuan Percobaan Menentukan berat isi agregat sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya. 4.1.1 Analisis Agregat Halus Peralatan a.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa yosomulyo, Kota Metro Timur. Sampel tanah yang diambil adalah tanah terganggu (disturbed soil)
Lebih terperinciStandar Kompetensi Nasional. Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga udara dalam agregat
Standar Kompetensi Nasional Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga udara dalam agregat ICS 91.100.20 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Ruang Lingkup...
Lebih terperinciCara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong
SNI 6792:2008 Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional SNI 6792:2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...
Lebih terperinciCara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciROTARY DRUM FILTER Emmanuella. MW.Ir
ROTARY DRUM FILTER Emmanuella. MW.Ir I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rotary drum filter merupakan salah satu jenis filter yang dioperasikan secara kontinyu. Seperti alat filtrasi pada umumnya, alat
Lebih terperinci5- PEKERJAAN DEWATERING
5- PEKERJAAN DEWATERING Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah untuk menganalisa kuat tekan dan permeabilitas beton foam. Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium teknologi beton Universitas Muhammadiyah Malang. 3.1.
Lebih terperinci