Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William)"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William) pipa Koefisien Kehalusan C Pipa besi cor, baru 130 Pipa besi cor, tua 100 Pipa baja, baru 120 ~ 130 Pipa baja, tua 80 ~ 100 Pipa dengan lapisan semen 130 ~ 140 Pipa dengan lapisan asphalt 130 ~ 140 Pipa PVC 140 ~ 150 Pipa besi galvanis 110 ~ 120 Pipa beton (baru, bersih) 120 ~ 130 Pipa beton (lama) 105 ~ 110 Alumunium 135 ~ 140 Pipa bambu (betung, wulung, tali) 70 ~ 90 36

2 Lampiran 2. Data Teknis PATM di Kabupaten Bone Bolango NO DATA RENCANA AKTUAL KETERANGAN 1 Jumlah PATM (unit) unit pompa mengalami kerusakan 2 Jumlah Hidropore (unit) Ukuran Bak penampung 5x5x2,5 5x5x2,5 4 Panjang Pipa Pemasukan Diameter Pipa Pemasukan (inchi) Diameter Pipa Pengantar (inchi) Diameter Pipa Penyatuan I (inchi) Diameter Pipa Penyatuan II (inchi) Diameter Pipa Pasok (inchi) Tinggi Tabung Udara (cm) Diameter Tabung Udara (cm) Tinggi Terjun (Hs) 2,6 2,15 13 Tinggi Tekan (Hd) Jarak Aliran ,05 55,05 16 Masuk (lt/det) Keluar (lt/det) PPN (%) 10% 10% 19 Jumlah Operator (orang) Beroperasi Setahun (jam) * ) Gaji Operator (Rp/orang/bulan) Efisiensi (%) 38,78 13,79 * ) Tergantung kondisi penggunaan 37

3 Lampiran 3. Data Teknis Mesin dengan Merk Niagara GTR 8 inchi NO DATA VOLUME 1 Model Kubota 25 HP KND 250 DI 2 Jumlah silinder 1 3 Diameter x Langkah (mm x mm) 118 x Isi Silinder (cc) Tenaga Kontinyu (HP/RPM) 20/ Tenaga Maksimum (HP/RPM) 25/ Torsi Maksimum (kg/rpm) 8,8/ Sistem Pembakaran Direct Injection 9 Pemakaian Bahan Bakar (gram/hp) Sistem Pendinginan Hopper 11 Isi Pendingin (liter) Isi Tangki Bahan Bakar (liter) Isi Minyak Pelumas (liter) 3 14 Minyak Pelumas SAE Berat Mesin (kg) Model/type Niagara GTR 8" 17 Panjang (mm) Lebar (mm) Tinggi (mm) Bobot (kg) Maksimum (lt/det) 98,83 22 Maksimum Effisiensi (%) Putaran Mesin (RPM) Daya yang dibutuhkan (HP) Shaft Horse Power Brake Horse Power Water Horse Power (HP) 16,25 29 yang dihasilkan (lt/det) 64,14 38

4 Lampiran 4. Perhitungan dan Efisiensi PATM Bone Bolango (Perlakuan 1) No Saluran Sekunder Keluar Limbah 1 Limbah 2 Limbah 3 Hs Hd Hf Q Masuk Q Keluar 1 1,104 0,006 0,990 0,263 0,005 2, ,05 55,05 0,836 0, ,426 0,007 1,058 0,250 0,005 2, ,05 55,05 1,171 0, ,029 0,006 1,058 0,210 0,004 2, ,05 55,05 0,815 0, ,093 0,006 1,058 0,272 0,005 2, ,05 55,05 0,817 0, ,337 0,006 1,010 0,194 0,005 2, ,05 55,05 1,138 0, ,325 0,006 1,058 0,201 0,004 2, ,05 55,05 1,120 0, ,287 0,005 1,031 0,226 0,005 2, ,05 55,05 1,056 0, ,374 0,006 0,941 0,209 0,005 2, ,05 55,05 1,160 0, ,325 0,006 0,958 0,181 0,005 2, ,05 55,05 1,139 0, ,333 0,007 0,976 0,209 0,005 2, ,05 55,05 1,119 0,007 Rata- Rata 1,263 0,006 1,014 0,221 0,005 2, ,05 55,05 1,037 0,006 Saluran Sekunder 1,263 Limbah 1 1,014 Limbah 2 0,221 Limbah 3 0,005 Masuk 1,037 Keluar 0,006 Tinggi Terjun 2,2 Tinggi Tekan 55 Efisiensi (%) 14,6 39

5 Lampiran 5. Perhitungan dan Efisiensi PATM Bone Bolango (Perlakuan 2) No Saluran Sekunder Keluar Limbah 1 Limbah 2 Limbah 3 Hs Hd Hf Q Masuk Q Keluar 1 1,742 0,006 1,087 0,234 0,004 2, ,40 52,40 1,505 0, ,636 0,006 1,087 0,295 0,003 2, ,40 52,40 1,337 0, ,625 0,006 1,040 0,234 0,004 2, ,40 52,40 1,388 0, ,301 0,006 1,167 0,281 0,004 2, ,40 52,40 1,017 0, ,302 0,006 1,139 0,267 0,004 2, ,40 52,40 1,031 0, ,235 0,006 1,167 0,276 0,003 2, ,40 52,40 0,956 0, ,351 0,006 1,112 0,290 0,003 2, ,40 52,40 1,058 0, ,486 0,005 1,112 0,290 0,003 2, ,40 52,40 1,194 0, ,256 0,006 1,139 0,263 0,004 2, ,40 52,40 0,989 0, ,294 0,006 1,196 0,290 0,004 2, ,40 52,40 1,001 0,007 Rata- Rata 1,423 0,006 1,125 0,272 0,003 2, ,40 52,40 1,147 0,006 Saluran Sekunder 1,423 Limbah 1 1,125 Limbah 2 0,272 Limbah 3 0,003 Masuk 1,148 Keluar 0,006 Tinggi Terjun 2,1 Tinggi Tekan 52,4 Efisiensi (%) 13 40

6 41

7 Lampiran 6. Perhitungan Investasi Mesin Niagara 8 inchi No Nama Item Jumlah Umur Ekonomis Harga Awal (Rp) Harga Akhir (Rp) Keterangan BIAYA INVESTASI 1 Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" (jam) * ) Jaringan Perpipaan (tahun) 1 25* ) Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI (jam) * ) Pembangunan Bak Penampung (tahun) 3 50* ) TOTAL *)Asumsi/dugaan umur ekonomi Harga akhir diperkirakan 0,1% dari harga awal 41

8 Lampiran 7. Perhitungan Mesin Niagara 8 Inchi a. Pengoperasian selama 12 jam/hari selama 300 hari/tahun. No I a b c d II a b c d Nama Item BIAYA TETAP PENYUSUTAN Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak penampung TOTAL BUNGA MODAL Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak penampung TOTAL Keterangan Tingkat bunga modal 10%/tahun * ) TOTAL BIAYA TETAP * ) Tingkat bunga pinjaman komersial 42

9 Lampiran 7. Perhitungan Mesin Niagara 8 inchi (lanjutan) b. Pengoperasian selama 10 jam/hari selama 300 hari/tahun. No I a b c d II a b c d Nama Item BIAYA TETAP PENYUSUTAN Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak Penampung TOTAL BUNGA MODAL Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak Penampung TOTAL Keterangan Tingkat bunga modal 10%/tahun * ) TOTAL BIAYA TETAP * ) Tingkat bunga pinjaman komersial 43

10 Lampiran 7. Perhitungan Mesin Niagara 8 inchi (lanjutan) c. Pengoperasian selama 8 jam/hari selama 300 hari/tahun. No I a b c d II a b c d Nama Item BIAYA TETAP PENYUSUTAN Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak Penampung TOTAL BUNGA MODAL Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak Penampung TOTAL Keterangan Tingkat bunga modal 10%/tahun * ) TOTAL BIAYA TETAP * ) Tingkat bunga pinjaman komersial 44

11 Lampiran 7. Perhitungan Mesin Niagara 8 inchi (lanjutan) d. Pengoperasian selama 6 jam/hari selama 300 hari/tahun. No I a b c d II a b c d Nama Item BIAYA TETAP PENYUSUTAN Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak Penampung TOTAL BUNGA MODAL Pengadaan dan Pemasangan Mesin Niagara 8" Jaringan Perpipaan Pembelian Mesin Diesel Kubota 25 HP KND 250 DI Pembangunan Bak Penampung TOTAL Keterangan Tingkat bunga modal 10%/tahun * ) TOTAL BIAYA TETAP * ) Tingkat bunga pinjaman komersial 45

12 Lampiran 8. Perhitungan Tak mesin Niagara 8 inchi a. Pengoperasian 12 jam/hari selama 300 hari/tahun No Nama Item Laju Pemakaian Bahan Satuan Volume Jumlah Satuan BIAYA TAK TETAP PENGOPERASIAN jam/tahun Satuan Harga Bahan Harga Satuan (Rp) Tak 1 Pembelian Bahan Bakar lt/jam 4, Rp/lt Pergantian Mur-Baut kali/tahun 6,00 1 Rp/unit Pembelian Pelumas lt/jam 0, Rp/lt Pembelian Gemuk lt/jam 0, Rp/lt Gaji Operator orang 9 12 Rp/bulan/orang Tak TOTAL BIAYA

13 Lampiran 8. Perhitungan Tak mesin Niagara 8 inchi (lanjutan) b. Pengoperasian 10 jam/hari selama 300 hari/tahun No Nama Item Laju Pemakaian Bahan Satuan Volume Jumlah Satuan BIAYA TAK TETAP PENGOPERASIAN jam/tahun Satuan Harga Bahan Harga Satuan (Rp) Tak 1 Pembelian Bahan Bakar lt/jam 4, Rp/lt Pergantian Mur-Baut kali/tahun 6,00 1 Rp/unit Pembelian Pelumas lt/jam 0, Rp/lt Pembelian Gemuk lt/jam 0, Rp/lt Gaji Operator orang/tahun 9 12 Rp/bulan/orang Tak TOTAL BIAYA

14 Lampiran 8. Perhitungan Tak mesin Niagara 8 inchi (lanjutan) c. Pengoperasian 8 jam/hari selama 300 hari/tahun No Nama Item Laju Pemakaian Bahan Satuan Volume Jumlah Satuan BIAYA TAK TETAP PENGOPERASIAN jam/tahun Satuan Harga Bahan Harga Satuan (Rp) Tak 1 Pembelian Bahan Bakar lt/jam 4, Rp/lt Pergantian Mur-Baut kali/tahun 6,00 1 Rp/unit Pembelian Pelumas lt/jam 0, Rp/lt Pembelian Gemuk lt/jam 0, Rp/lt Gaji Operator orang/tahun 9 12 Rp/bulan/orang Tak TOTAL BIAYA

15 Lampiran 8. Perhitungan Tak mesin Niagara 8 inchi (lanjutan) d. Pengoperasian 6 jam/hari selama 300 hari/tahun No Nama Item Laju Pemakaian Bahan Satuan Volume Jumlah Satuan BIAYA TAK TETAP PENGOPERASIAN jam/tahun Satuan Harga Bahan Harga Satuan (Rp) Tak 1 Pembelian Bahan Bakar lt/jam 4, Rp/lt Pergantian Mur-Baut kali/tahun 6,00 1 Rp/unit Pembelian Pelumas lt/jam 0, Rp/lt Pembelian Gemuk lt/jam 0, Rp/lt Gaji Operator orang/tahun 9 12 Rp/bulan/orang Tak TOTAL BIAYA

16 Lampiran 9. Analisis Investasi PATM di Kabupaten Bone Bolango No Nama Item Jumlah Umur Ekonomi Harga Awal Harga Akhir (Tahun) (Rp) (Rp) BIAYA INVESTASI 1 Pengadaan dan Pemasangan PATM Jaringan Perpipaan 1 25 * ) Jaringan Pipa Hantar 1 25 * ) Hidropore Pembangunan Bendungan 1 50 * ) Pembangunan Bak penampung 1 50 * ) TOTAL *) Asumsi/dugaan umur ekonomi Keterangan Harga akhir diperkirakan 0,1% dari harga awal 50

17 Lampiran 10. Perhitungan PATM di Kabupaten Bone Bolango No I a b c d e f II a b c d e f Nama Item BIAYA TETAP PENYUSUTAN Pengadaan dan Pemasangan PATM Jaringan Perpipaan Pipa Hantar Hidropore Pembangunan Bendungan Pembangunan Bak penampung TOTAL BUNGA MODAL Pengadaan dan Pemasangan PATM Jaringan Perpipaan Pipa Hantar Hidropore Pembangunan Bendungan Pembangunan Bak penampung TOTAL Keterangan Tingkat bunga modal 10%/tahun TOTAL BIAYA TETAP

18 Lampiran 11. Perhitungan Tak PATM di Kabupaten Bone Bolango No Nama Item Volume (Kali/tahun) Jumlah (Unit) BIAYA TAK TETAP Umur Ekonomi (Tahun) Harga Satuan (Rp/Unit) 1 Pergantian Per 1, Pergantian Baut-baut 0, Pergantian Katup 0, Pergantian Paking 0, Pergantian Handle 0, Pergantian As-Baud Segiempat 0, Pergantian Rangka/Klep 0, Gaji Operator 12, TOTAL BIAYA TIDAK TETAP BIAYA TOTAL TAHUNAN

19 Lampiran 12 Perbedaan Pokok Pengangkatan PATM di Kabupaten Bone Bolango a. Dalam Keadaan Aktual dengan Keadaan Perencanaan (Pengoperasian pompa selama 24 jam/hari dan 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, PATM 55 0, b. Dengan Mesin (Pengoperasian pompa selama 12 jam/hari dan 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, Mesin 55 0,

20 Lampiran 12. (lanjutan) Perbedaan Pokok Pengangkatan PATM di Kabupaten Bone Bolango c. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 10 jam/hari dan 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, Mesin 55 0, d. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 8 jam/hari dan 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, Mesin 55 0,

21 Lampiran 12. (lanjutan) Perbedaan Pokok Pengankatan PATM di Kabupaten Bone Bolango e. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 6 jam/hari dan 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, Mesin 55 0, f. Dengan Mesin (Mengabaikan Perhitungan Bendung pada PATM dan pengoperasian selama 6 jam/hari untuk pompa mesin dan 24 jam/hari untuk PATM selama 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, Mesin 55 0,

22 Lampiran 12. (lanjutan) Perbedaan Pokok Pengangkatan PATM di Kabupaten Bone Bolango g. Dengan Mesin (Mengabaikan Perhitungan Bendung dan Hidrophore dan pengoperasian selama 6 jam untuk pompa mesin dan 24 jam untuk PATM selama 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, Mesin 55 0, h. Dengan pompa mesin (pengoperasian selama 6 jam/hari selama 300 hari/tahun dan penurunan effisiensi dari 65% menjadi 45%) dan PATM dalam pengoperasian selama 24 jam/hari selama 300 hari/tahun serta tanpa biaya pembangunan biaya bendung Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 55 0, Mesin 55 0,

23 Lampiran 13. Perhitungan Investasi PATM di Kabupaten Gorontalo No Nama Item Jumlah Umur Ekonomi (Tahun) Harga Awal (Rp) Harga Akhir (Rp) BIAYA INVESTASI 1 Pengadaan dan Pemasangan PATM Jaringan Perpipaan 1 25* ) Jaringan Pipa Hantar 1 25* ) Hidropore Pembangunan Bendungan 1 50* ) Pembangunan Bak penampung 1 50* ) *)Asumsi/dugaan umur ekonomi TOTAL Keterangan Harga akhir diperkirakan 0,1% dari harga awal 57

24 Lampiran 14. Perhitungan PATM di Kabupaten Gorontalo No I a b c d e f II a b c d e f Nama Item BIAYA TETAP PENYUSUTAN Pengadaan dan Pemasangan PATM Jaringan Perpipaan Pipa Hantar Hidropore Pembangunan Bendungan Pembangunan Bak penampung TOTAL BUNGA MODAL Pengadaan dan Pemasangan PATM Jaringan Perpipaan Pipa Hantar Hidropore Pembangunan Bendungan Pembangunan Bak penampung TOTAL Keterangan Tingkat bunga modal 10%/tahun * ) TOTAL BIAYA TETAP * ) Tingkat suku bunga komersial 58

25 Lampiran 15. Perhitungan Tak PATM di Kabupaten Gorontalo No Nama Item Volume (Kali/Tahun) Jumlah (Unit) BIAYA TAK TETAP Umur Ekonomi (Tahun) Harga Satuan (Rp/unit) 1 Pergantian Per 1, Pergantian Baut-baut Katup 0, Pergantian Katup 0, Pergantian Paking 0, Pergantian Handle 0, Pergantian As-Baud Segiempat 0, Pergantian Rangka/Klep 0, Gaji Operator 12, TOTAL BIAYA TIDAK TETAP BIAYA TOTAL TAHUNAN

26 Lampiran 16. Perbedaan Pokok PATM di Kabupaten Gorontalo a. Dalam Keadaan Aktual dengan Keadaan Perencanaan (Pengoperasian selama 24 jam/hari dan 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 13 0, PATM 13 0, b. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 12 jam/hari dan 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 13 0, Mesin 13 0,

27 Lampiran 16. (lanjutan) Perbedaan Pokok PATM di Kabupaten Gorontalo c. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 10 jam per hari untuk Mesin dan 24 jam/hari untuk PATM selama 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 13 0, Mesin 13 0, d. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 8 jam/hari untuk Mesin dan 24 jam/hari untuk PATM selama 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 13 0, Mesin 13 0,

28 Lampiran 16. (lanjutan) Perbedaan Pokok PATM di Kabupaten Gorontalo e. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 6 jam/hari untuk Mesin dan 24 jam/hari untuk PATM selama 300 hari/tahun) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 13 0, Mesin 13 0, f. Dengan Mesin dengan (Pengoperasian selama 6 jam/ hari untuk Mesin dan 24 jam/hari untuk PATM selama 300 hari/tahun serta Mengabaikan Perhitungan Bendung pada PATM) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 13 0, Mesin 13 0,

29 Lampiran 16. (lanjutan) Perbedaan Pokok PATM di Kabupaten Gorontalo g. Dengan Mesin (Pengoperasian selama 6 jam/hari untuk Mesin dan 24 jam/hari untuk PATM selama 300 hari/tahun serta Mengabaikan Perhitungan Bendung dan Hidrophore pada PATM) Jam/Hari Waktu Kerja Hari/Tahun Jam/Tahu n Tidak Volume Pokok PATM 13 0, Mesin 13 0, h. Dengan Mesin Pengoperasian selama 6 jam/hari untuk Mesin dan terjadi penurunan efisiensi dari 65% menjadi 45%, 24 jam/hari untuk PATM selama 300 hari/tahun serta Mengabaikan Perhitungan Bendung pada PATM) Waktu Kerja Jam/Hari Hari/Tahun Jam/Tahun Tidak Volume Pokok PATM 13 0, Mesin 13 0,

30 Lampiran 17. Perhitungan Ekivalen di Masa Depan dan Angsuran per Tahun NO NAMA ITEM JUMLAH (unit) UMUR EKONOMI (TAHUN) HARGA AWAL (Rp) Nilai Future (Rp) Angsuran Tahunan (Rp) BIAYA INVESTASI 1 Pengadaan dan pemasangan PATM * ) ** ) 2 Jaringan Perpipaan * ) ** ) 3 Jaringan Pipa Hantar * ) ** ) 4 Hidropore * ) ** ) 5 Pembangunan Bendungan * ) ** ) 6 Pembangunan Bak penampung * ) ** ) TOTAL * ) Tingkat inflasi Indonesia sebesar 5%/tahun (sumber: Laporan Perekonomian Indonesia oleh BI, 2010) Umur Ekonomi Nilai Future = Harga Awal (1 + 5%) ** ) Tingkat suku bunga Penjaminan 10%/tahun (sumber: Laporan Perekonomian Indonesia oleh BI, 2010) Angsuran Tahunan = Nilai Future (A/F, 10%, Umur Ekonomi) 64

31 Lampiran 18. Lokasi PATM di Kabupaten Bone Bolango 65

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Kondisi PATM Gorontalo merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat untuk pengembangan sumberdaya lokal berbasis pertanian agropolitan sehingga diperlukan inovasi

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN PENELITIAN

III. METODE PELAKSANAAN PENELITIAN III. METODE PELAKSANAAN PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Alale, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai

Lebih terperinci

SKRIPSI POMPA MESIN. Oleh: F DEPARTEMEN

SKRIPSI POMPA MESIN. Oleh: F DEPARTEMEN SKRIPSI PERBANDINGANN BIAYA POKOK PENGANGKATAN AIR DENGAN POMPA AIR TANPA MESIN (PATM) DAN DENGAN POMPA MESIN (Studi Kasuss Jaringan Irigasi Sistem Pompa Air Tanpa Mesin di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo)

Lebih terperinci

Gambar 1. Komponen PATM (Kalsim D, 2002)

Gambar 1. Komponen PATM (Kalsim D, 2002) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pompa Air Tanpa Mesin (PATM) 1. Deskripsi Pompa didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari level energi rendah ke level energi yang lebih

Lebih terperinci

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Spesifikasi roda besi yang diuji Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung Diameter Rim 900 mm 452 mm 700 mm Jumlah Rim 2 buah 2 buah 2 buah Lebar Rim 220

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan tebu milik PT. Laju Perdana Indah (LPI), Palembang, Sumatera Selatan. Tempat ini berada pada elevasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggalnya di daerah perbukitan dan memiliki lokasi mata air di bawah tempat

BAB I PENDAHULUAN. tinggalnya di daerah perbukitan dan memiliki lokasi mata air di bawah tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak perbukitan sehingga rumit dijangkau aliran listrik. Hal ini menyebabkan masyarakat yang tinggalnya di daerah

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi eksperimental adalah sebagai berikut: Alat a) Aparatus Test b) Multi Meter c) Alternator d) Pompa Sentrifugal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan

Lebih terperinci

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Jakarta, 26 Januari 2013 PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Nama : Gani Riyogaswara Npm : 20408383 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan :

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Mesin Diesel Mesin diesel dengan merk JIANGDONG R180N 4 langkah

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8-13 Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL SILINDER HEAD MOTOR DIESEL Oleh : Mahfud Ibadi NIM. 5201405015 Edy Setiawan NIM. 5201405031 Ali Muhtar NIM. 5201405514 Fery Dwi Harmoko NIM. 5201405541 Tujuan praktikum Mahasiswa dapat membongkar Mahasiswa

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA SKPA : Nama Pekerjaan : Lokasi : Kegiatan : Tahun Anggaran : No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Analisa Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Pembersihan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. 3.2. Alat Penelitian Sling pump skala laboratorium terdiri dari motor listrik, reducer, rangka sling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 Deskripsi Peralatan Pengujian Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Yamaha Crypton secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000

Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000 LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000 28 Lampiran 2. Perhitungan evapotranspirasi acuan 29 Lampiran 3. Perhitungan curah hujan efektif 30 Lampiran 4. Perhitungan kebutuhan air

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih 267 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.1 Kesimpulan Instalasi air Bersih Dari analisa Perencanaan instalasi air bersih pada gedung kantor Politekik Kediri diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1 Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1 (Rahardjo Tirtoatmodjo) Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1 Rahardjo Tirtoatmodjo Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN Eko Surjadi Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi BAB III PENGUJIAN MESIN Pengujian ini dilakukan sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi berelektroda masa empat pada mesin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC TUGAS AKHIR RM 1541 (KE) PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC RIZKY AKBAR PRATAMA 2106 100 119 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000

HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000 HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000 Spesifikasi: TRAKTOR TANGAN Merk/Model QUICK / G 1000 BOXER Kecepatan 1 Kecepatan Maju (2 ganti jalur pulley) Transmisi Kombinasi (Gear- Chain) / 4 Tingkat Gear Case Penggerak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Efektivitas Penyemprotan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pengaplikasian herbisida, terlebih dahulu diukur jumlah persentase gulma dilahan A, B, dan C. Menurut usumawardani (1997) penutupan gulma

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN 1 PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN Dani Nurdarojat (2010013005) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang 50 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 27 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Dalam rangka mempertahankan usaha peternak ayam di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dan spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1) Widya Teknika Vol.20 No.1; Maret 2012 ISSN 1411 0660 : 44-48 PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL Gatot Soebiyakto 1) ABSTRAK Mesin konversi energi ini dikenal dengan motor

Lebih terperinci

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat berasal dari bermacammacam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh kontraktor,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan. 43 Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian Mulai iii Menimbang Biji Kedelai Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan Digunakan Dihidupkan Alat Pembuat Sari Kedelai Dimasukkan Bahan Kedalam Alat Kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir.H.D.SUNGKONO, M.Eng.Sc. KAPASITAS BESAR Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS Theo

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KOMPRESI

PERBANDINGAN KOMPRESI Jalan paling efektif untuk meningkatkan BMEP adalah menaikkan perbandingan kompresi. BMEP adalah Brake Mean Effectife Presure (Tekanan efektif pengereman rata-rata) atau rata-rata tekanan di dalam silinder

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT

RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT Ir. Syawalludin,MM,MT 1.,Andre Mahendra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

Tabel 2.3 Daftar Faktor Pengotoran Normal ( Frank Kreit )

Tabel 2.3 Daftar Faktor Pengotoran Normal ( Frank Kreit ) h i = Konduktansi permukaan rata-rata fluida sebelah dalam pipa (Btu/h ft 2 F) R o = Tahanan pengotoran pada sebelah luar pipa (Btu/h ft 2 F) R i = Tahanan pengotoran pada sebelah dalam pipa (Btu/h ft

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT KAJIAN VARIASI KUAT MEDAN MAGNET PADA ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI MESIN SINJAI 2 SILINDER 650 CC Syarifudin (2105 100 152) Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT Latar belakang

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai

Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai 42 Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian mulai Mengukur luas lahan sawah Membagi menjadi 9 petakan Waktu pembajakan Pembajakan Kecepatan bajak: -1 m/s -1,4m/s -1,2 m/s Waktu pengglebekan Pengglebekan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI 2 SKALA SATUA TANGG 50 LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI 11 12 1 5 4 7 68 CM 6 9 10 8 8 10 CM 48 CM TAMPAK DEPAN 82 CM TAMPAK SAMPING FP USU P 36 51 LAMPIRAN 2. LANJUTAN GAMBAR TEKNIK ALAT

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan pertanaman Nanas ( Ananas comusus ) di lokasi 110A PG 2 PT Great

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL A. Dimensi Keseluruhan - Tipe/Merek : BEJE-UT 18 - Panjang : 1155 mm - Lebar : 780 mm - Tinggi : 1485 mm - Bobot operasi : 470 kg - B. Ruang Penggiling - Dimensi

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai 47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar 39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T r a k t o r Q U I C K dilengkapi dengan P A R T L I S T Edisi Januari 2004 2 TRAKTOR QUICK TL800 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

Studi terhadap prestasi pompa hidraulik ram dengan variasi beban katup limbah

Studi terhadap prestasi pompa hidraulik ram dengan variasi beban katup limbah Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 2, Desember (92 96) Studi terhadap prestasi pompa hidraulik ram dengan variasi Yosef Agung Cahyanta (1), Indrawan Taufik (2) (1) Staff pengajar Prodi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL RANCANGAN DAN KONSTRUKSI 1. Deskripsi Alat Gambar 16. Mesin Pemangkas Tanaman Jarak Pagar a. Sumber Tenaga Penggerak Sumber tenaga pada mesin pemangkas diklasifikasikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Nilam kering yang berasal dari Kabupaten Kuningan. Nilam segar yang terdiri dari bagian daun dan batang tanaman

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS oleh: Novian Eka Purnama NRP. 2108 030 018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN PENGAIRAN LAINNYA KEGIATAN : PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI PEKERJAAN : PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI MENU

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat 3.1.1 Waktu dan Tempat Pembuatan alat dilaksanakan dari bulan Maret 2009 Mei 2009, bertempat di bengkel Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo,

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A.WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Desain pembuatan prototipe, uji fungsional dan uji kinerja dilaksanakan di Bengkel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR Jansen A.Sirait / 4130610019 BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR 3.1. Bagian Yang Dirancang, Dirakit, Diuji dan Perhitungan Pompa Pada proses

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Data Hasil Penelitian Mesin Supra X 125 cc PGM FI yang akan digunakan sebagai alat uji dirancang untuk penggunaan bahan bakar bensin. Mesin Ini menggunakan sistem

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16. 38 BAB III PEMBAHASAN A. Spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16 Katup,DOHC,VVT-i Isi silinder

Lebih terperinci

1.8. Perencanaan Pompa Irigasi. 1.8.1. Kapasitas pompa irigasi

1.8. Perencanaan Pompa Irigasi. 1.8.1. Kapasitas pompa irigasi .8. Perencanaan Pompa Irigasi.8.. Kapasitas pompa irigasi Penentuan kapasitas pompa untuk irigasi tergantung pada Jadwal dan Pola tanam serta luasan setiap jenis tanaman. Perhitungan kapasitas pompa dihitung

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data meliputi durasi standard camshaft dan after market camshaft, lift standard camshaft dan after market

Lebih terperinci