Bab III Konsentrat. Universitas Gadjah Mada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III Konsentrat. Universitas Gadjah Mada"

Transkripsi

1 Bab III Konsentrat Konsentrat (Concentrate) adalah: Bahan pakan rendah serat kasar dan tinggi kandungan nutrien yang lain. Dapat dinyatakan pula bahwa bahan pakan konsentrat adalah: Setiap bahan pakan yang kandungan serat kasarnya kurang dan 18% dan TDN nya di atas 60% berdasarkan bahan kering, mi berarti pula bahwa konsentrat merupakan kebalikan dan rofase. Nutrien lain yang tinggi kandungannya dapat hanya satu macam nutnen atau lebih, dan gunanya untuk : menambah atau mempertinggi nutrien di dalam campuran pakan atau ransum agar terpenuhi apa yang dibutuhkan ternak. Berdasar macam nutnen yang terkandung di dalamnya, maka ada 2 macam bahan pakan konsentrat utama, yaitu: 1. Konsentrat energy 2. Konsentrat protein Disamping itu ada: 1. Konsentrat mineral (sumber mineral) 2. Konsentrat vitamin (sumber vitamin) 1. Konsentrat Energi Yaitu : Semua macam bahan pakan yang merupakan sumber energi dan memenuhi syarat tertentu (serat kasar < 18%, dinding sel <35% dan protein < 20%). Kegunaannya antara lain: Terutama untuk menaikkan jumlah konsumsi energi atau untuk menaikkan densitas energi di dalam ransum. Konsentrat Energi meliputi: - Berbagai macam bahan pakan butiran sebangsa padi termasuk hasil sampingnya - Berbagai macam umbi - Berbagai macam tetes dan yang sejenis - Berbagai macam minyak dan lemak

2 Energi yang terkandung di dalam konsentrat energi terutama berasal dari karbohidrat yang mudah larut ataupun minyak dan lemak Bahan pakan yang tinggi kandungan energinya (DE, ME atau NE) pada umumnya mengandung protein rendah sampai sedang, walaupun ada beberapa macam yang mengandung protein tinggi. Ternak lebih mudah mendapat energi dari konsentrat energi daripada yang berasal forase walaupun energi bruto atau gross energy (GE) hampir sama. Konsentrat energi yang dibicarakan di sini adalah bahan pakan sumber energi yang kandungan proteinnya < 20% Jagung Yang dimaksud jagung di sini adalah : Butiran jagung yang merupakan hasil utama tanaman jagung. Jagung sering disebut the king of cereal atau the golden grain, hal ini karena: mempunyai mulai nutrien yang tinggi. Beberapa sifat jagung antara lain: - palatabel - serat kasar rendah - nilai kecernaannya tinggi yaitu TDN nya sekitar 80% Nilai energi jagung digunakan sebagai standar untuk membandingkan dengan energi dan bahan pakan butiran lain. Bila energi jagung diberi 100 ternyata nilai energi butiran yang lain adalah <100. Pengunaan jagung sebagai pakan dapat diberikan ternak dalam keadaan: - masih dalam bentuk bulir utuh - sudah digiling kasar - digiling kasar bersama tongkol - masih dalam keadaan segar bersama tongkolnya Disamping terdapat jagung kuning dan putih, ada juga opaque-2 yaitu jagung yang lebih tinggi kandungan lisin nya. Namun karena produksi bulirnya rendah, maka kurang diminati. Kelebihan dan Kekurangan jagung antara lain: 1. Jagung kuning mengandung pigmen kriptosantin yang sebagian dapat diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh ternak. 2. Kadungan protein (zein) dan mineral rendah. 3. Kandungan sistin tinggi, tetapi metionin, lisin, dan triptofan rendah 4. Kandungan lisin dan triptofan pada jagung apoque-2 tinggi. 5. Dapat diberikan kepada semua jenis ternak.

3 Penggunaan jagung dalam jumlah yang tinggi pada ransum babi sebaiknya dihentikan atau dikurangi selama ± 1 bulan sebelum babi dipotong. Hal ini bertujuan untuk menghindari terbentuknya lemak yang lembek disebabkan karena jagung mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi. Dengan terdapatnya kriptosantin pada jagung kuning akan dapat mempengaruhi warna lemak babi. Sebaliknya penggunaan jagung kuning pada ayam akan dapat meningkatkan warna kuning pada kuning telur dan memberi warna pada dagingnya. Di pasaran terdapat beberapa macam bahan pakan asal jagung, yaitu: - jagung bulir (jagung masih dalam keadaan bulir utuh) - jagung giling (jagung bulir yang digiling) - beras jagung (jagung giling tanpa dedak dan tanpa bekatul) - jagung tongkol giling (jagung bulir bersama tongkol digiling) - dedak jagung atau jenjet (kulit bulir bersama lembaga dan proses awal pembuatan beras jagung) - bekatul jagung (bagian halus dan proses akhir pembuatan beras jagung) Khusus jagung-tongkol giling mempunyai komposisi 75% - 80% bulir jagung dan 20% - 25% tongkol jagung. Berhubung digiling bersama tongkolnya, maka kandungan serat kasarnya lebih tinggi dan TDN nya lebih rendah dari bulir jagung giling. Penggunaan jagung tongkol giling adalah khusus untuk ternak ruminansia, kuda dan babi dewasa tetapi tidak baik untuk penggemukan babi muda karena dapat mengakibatkan pertumbuhannya lambat. Disamping itu ada yang disebut maize gluten meal atau corn gluten meal (CGM). CGM ini merupakan salah satu hasil samping dan pembuatan pati jagung (pati maizena) dan sebagai bahan pakan merupakan konsentrat protein karena kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu diatas kandungan protein bungkil kedelai Cantel Tanaman ini mirip jagung, yaitu dapat digunakan sebagai forase dan juga dapat dipanen hasil utamanya yang berupa bulir. Terdapat banyak vatrietas cantel, tetapi yang terkenal untuk pakan butiran ada 2 macam jenis utama, yaitu: 1. Cantel merah 2. Cantel putih Disamping itu ada yang punya rasa manis (batangnya) sehingga jenis ini lebih banyak digunakan sebagai forase. Bulir cantel lebih kecil daripada bulir jagung, tetapi

4 dalam penggunaannya untuk ternak akan lebih baik bila digiling kasar dahulu dan diasah kulit hasilnya agar lebih mudah untuk dicerna, hal ini dikarenakan kulitnya keras, dilapisi lilin dan bila tidak digiling maka tidak sedikit yang ditelan masth dalam keadaan utuh. Untuk domba, babi dan unggas dapat diberikan masih dalam keadaan utuh, namun hasilnya tetap lebih baik pada yang digiling kasar. Penggilingan terlalu halus bahkan akan mengakibatkan penurunan jumlah konsumsi pakan. Cantel mengandung energi dan TDN yang lebih rendah daripada jagung, yaitu sebesar 75-78%. Secara umum komposisi kimia cantel mirip dengan jagung bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi pada cantel. Asam amino limitan pada cantel adalah lisin dan treonin. Disamping itu cantel mengandung tanin yang merupakan antikualitas, dan kurang atau sedikit mengandung provitamin A, sehingga dalam penggunaannya diperlukan suplementasi vitamin A. Sebagai pakan ternak cantel dapat digunakan sebagai pengganti jagung sampai sebanyak 50% tanpa menimbulkan akibat yang jelek, tetapi penggantian sampai sebanyak 100% dapat menurunkan pertambahan bobot badan sampai 10% bahkan mungkin dapat lebih besar. Hasil samping dari jagung disebut corn gluten meal (CGM) sedangkan hasil samping dari cantel adalah sorghum gluten meal (SGM). SGM ini juga merupakan konsentrat protein karena kandungan proteinnya cukup tinggi yaitu di atas kandungan protein bungkil kedelai tetapi dibawah kandungan protein CGM Gabah Gabah atau bulir padi yang merupakan hasil utama tanaman padi jarang diberikan kepada ternak pada umumnya. Gabah hanya khusus digunakan sebagai bahan pakan untuk kuda dan unggas. Untuk ternak kuda disebabkan karena kuda dapat menngunyahnya dengan sempurna, sehingga gabah mempunyai nilai yang tinggi bagi kuda. Dari gabah terdapat diperoleh hasil utama yang berupa beras sebagai bahan pangan dan hasil samping yang berupa dedak/bekatul yang dapat digunakan sebagai bahan pakan. Dari proses penggilingan gabah akan diperoheh: - beras 50% - 60% - menir 1% - 20% - sekam 20% - 25% - dedak/bekatul 10% - 15%

5 Kesemuanya ini tergantung dari macam dan keadaan gabahnya sendiri serta metode penggilingannya. Khusus hasil samping yang berupa dedak/ bekatul menipakan bahan pakan yang cukup baik nilai nutritifnya yaitu sebagai sumber energi dan vitamin B. Dedak/ bekatul tersusun dari : - sekam - lembaga - selaput putih beras - menir - pati Bila kandungan sekam tinggi disebut dedak. Bila kandungan sekam rendah disebut bekatul. Dedak/ bekatul cukup tinggi kandungan minyaknya maka mudah tengik. Untuk menghindari ketengikan dilakukan pemanasan/ pengeringan segera setelah proses penggilingan gabah. Ketengikan bisa tercegah akibat rusaknya enzim lipolitik (lipase) yang terdapat pada dedak/ bekatul. Dedak atau bekatul padi dapat digunakan untuk semua jenis ternak dan cukup palatabel, tetapi tergantung dari tinggi rendahnya kandungan serat kasarnya (sekam). Maksimal penggunaannya di dalam ransum adalah: - 40% untuk sapi - 30% - 40% untuk babi - 25% untuk unggas Penggunaan dedak/bekatul padi untuk babi sebaiknya dikurangi atau dihentikan menjelang satu bulan sebelum babi dipotong, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya lemak tubuh lembek. Disamping dedak/ bekatul padi terdapat pula dedak/ bekatul gandum. Pemberian nama detik ataupun bekatul tergantung pada bahan penyusunnya. Disebut bekatul bila bahan tersebut tersusun dari kulit berasnya dan pati yang menempel, tetapi bila tercampur juga dengan kulit luarnya (sekam) beserta lembaganya lebih tepat disebut dedak, atau lebih dikenal dengan nama wheat pollard. Penggunaan wheat pollard di dalam ransum sering dibatasi karena mempunyai ringan per unit volume (bulky), namun demikian cukup palatabel bagi semua jenis ternak. Disamping sebagai sumber energi juga sumber vitamin larut kecuali niasin.

6 1.4. Gaplek Gaplek adalah ubi kayu yang telah dikupas kulitnya dan telah dikeringkan. Salah satu tujuan dari pengeringan adalah untuk dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, mudah penanganannya dan mengurangi atau menghilangkan kandungan ghekosida (linamarin) yang dapat menghasilkan HCN oleh adanya aktifitas enzim tertentu. Ada 2 varietas ubi kayu: 1. vanetas palut 2. varietas manis Pada vanetas pahit terkandung HCN yang lebih tinggi (0,02% - 0,03%) daripada yang terkandung di dalam varietas manis (<0,01%). Oleh karena itu di dalam penggunaanya sebagai pakan harus diproses terlebih dahulu terutama yang varietas pahit, sedang yang varietas manis dapat digunakan masih dalam keadaan segar. Sebagian besar ubi kayu yang ditanam adalah dari vanetas manis. Ubi kayu segar ataupun kering (gaplek) dapat digunakan sebagai bahan pakan sumber energi untuk berbagai jenis ternak. Pemberiannya dapat dalam bentuk irisan cacahan ataupun tepung. Sebagai sumber energi dapat digunakan untuk pengganti seluruh bahan pakan butiran bagi babi akhir pertumbuhan, asal protein yang dibutuhkan telah tercukupi, begitu juga baik bagi babi bunting dan babi menyusui. Dalam pembuatan tapioka (pati ubi kayu) dihasilkan ampas yang disebut onggok. Walaupun onggok merupakan ampas dari pembuatan tapioka, namun kenyataannya masih cukup baik untuk digunakan sebagai bahan pakan sumber energi terutama bagi ternak ruminansia. Hal ini disebabkan masih cukup tingginya kandungan karbohidrat yang mudah larut (pati), dan tinggi rendahnya kandungan pati tersebut tergantung dari proses pembuatan tapioka. Semakin baik prosesnya akan semakin kurang kandungan karbohidrat yang mudah larut (pati) nya. Onggok sebagai bahan pakan pada umumnya disimpan dalam keadaan kering dan diberikan kepada ternak dalam bentuk tepung kasar/ giling kasar Tetes Adalah tetes yang merupakan hasil samping dari pembuatan gula tebu. Tanaman tebu sendiri terdiri dari bagian batang (60%) yang merupakan bahan utama untuk pembuatan gula, pusuk tebu (30%) dan daun (10%) yang dapat digunakan sebagai bahan pakan (forase). Dari batang tebu yang digunakan pada pembuatan gula akan didapat:

7 1. ampas (15%) : - ampas kasar 70% - ampas halus 30% 2. cairan : - air 70% - gula 10% - tetes 3% - bahan sisa2% Ampas halus tersebut juga dapat dipakai sebagai bahan pakan khususnya bagi ternak ruminansia. Tetes mengandung gula cukup tinggi, yaitu diatas 48%, terdiri dari: - 25% - 40% sukrosa - 12% - 25% gula yang lain Tetes merupakan bahan pakan sumber energo yang cukup baik (55% 75% TDN). Walaupun tetes berupa cairan, tetapi kenyataannya cukup tinggi kandungan bahan keringnya, yaitu: 70% 80% dan abunya 8% 10% dengan mineral utama K, Ca, Cl dan garam sulfat. Ada 4 macam prinsip penggunaan tetes di dalam pakan, yaitu: 1. Pada Pakan Kering Tujuan: - menaikkan palatabilitas - mengurangi pendebuan - sebagai bahan perekat Sebagai ancar-ancar penggunaan tetes: - 15 % untuk sapi dan babi - 8% untuk pedet - 5% untukunggas 2. Pada pembuatan Silase Tujuan: untuk mempercepat proses fermentasi dan memperbaiki palatabilitas Penggunaannya: cukup sebanyak 5% atau sebanyak 50 kg untuk setiap m 3 forase Bagi forase yang rendah kandungan proteinnya penggunaannya sebaiknya ditambah urea sebagai sumber NPN. Dapat juga tetes disemprotkan pada hei dengan tujuan untuk menghindari rontoknya daun. 3. Pada penggunaan Urea Tujuan : untuk pembawa urea dalam campuran bentuk cair (urea tetes) sebagai suplemen untuk ternak ruminansia Di dalam campuran:

8 Ureanya cukup tinggi yaitu sekitar 10% kadang-kadang lebih tinggi Walaupun begitu konsumsi tetes pada campuran ini masih cukup rendah yaitu sekitar 0,5 kg/ ekor/ hari. 4. Pada situasi dan kondisi tertentu Pada daerah pabrik gula tidak jarang tersedia tetes melimpah dan kenyataannya ada yang belum dimanfaatkan secara optimal. Apalagi dengan kurang tersedianya bahan pakan butiran sebangsa padi. Dengan situasi dan kondisi tersebut maka tetes dapat digunakan sebagai pengganti bahan pakan butiran sebangsa padi. Tetapi perlu diketahui bahwa penggunaan tetes yang banyak dalam ransum kemungkinannya dapat mendatangkan keracunan apalagi dengan terbatasnya air minum. Gejala-gejala keracunan : Turunnya suhu tubuh Kondisi lemah Pernapasan cepat atau terengah-engah 1.6. Lemak/ Minyak Tersedianya lemak sebagai hasil samping dari pemotongan ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, unggas) dan juga banyak tanaman (kelapa, sawit, kacang, dan lainlain) maka lemak/ minyak sering digunakan sebagai bahan pakan sumber energi di dalam ransum komersial, namun penggunaannya tergantung dari harganya. Lemak sebagai pakan : terutama berasal dari lemak ternak yang sudah tidak digunakan sebagai bahan pangan. Begitu juga minyak sebagai bahan pakan baru digunakan bila sudah tidak digunakan sebagai bahan pangan, sebab minyak tanaman lebih menguntungkan bila dipakai sebagai bahan pangan atau yang lain (minyak goreng, margarin, sabun, cat, dan yang lain hasil industri) yang lebih menguntungkan daripada untuk pakan ternak. Lemak/ minyak tanaman baru digunakan bila dibutuhkan kandungan energi yang lebih tinggi di dalam ransum, hal ini disebabkan karena minyak/ lemak mempunyai nilai energi 2,25 kali energi karbohidrat. Penggunaannya bertujuan: untuk menghindari pendebuan pakan memperbaiki tekstur pakan menaikkan palatabilitas memperlancar proses pembuatan pelet

9 Penggunaan lemak/ minyak tanaman sebaiknya ditambah anti oksidan, bila tidak maka pakan tersebut harus segera diberikan kepada ternak. Bagi ruminansia, lemak/ minyak digunakan pada kondisi tertentu saja, misalnya: untuk menghindari terjadmya bloat digunakan di dalam pakan pengganti susu (milk replacer), yaitu dapat sebanyak 15% 30% - 2-4% untuk sapi dewasa dan sapi perah % untuk pakan babi (creep diets) - 2 5% untuk unggas Baru digunakan bila harganya bersaing murah dengan bahan pakan butiran. 2. Konstrat Protein Yaitu: Semua macam bahan pakan yang mengandung protein kasar > 20%. Penggunaan konsentrat protein terutama ditujukan untuk ternak muda, ternak tumbuh cepat dan ternak produksi tinggi. Berdasarkan sumbernya, konsentrat protein berasal dari: - ikan laut - hewan darat - tanaman - asam amino sintetik Konsentrat protein terdiri dari tiga macam, yaitu: 1. Konsentrat protein hewan 2. Konsentrat protein nabati 3. Konsentrat protein sinteti 2.1. Konsentrat protein hewani Terutama digunakan untuk ransum ternak non-ruminansia yang omnivora (babi, unggas). Ransum ternak tersebut bila tanpa konsentrat protein hewan maka akan sukar menghindari terjadinya defisiensi asam amino essensial dan beberapa macam vitamin terutama vitamin B 12. Oleh karena itu walaupun penggunaan di dalam ransum dalam jumlah tidak banyak, tetapi telah dapat dengan segera memperbaiki nilai nutritif dari ransum tersebut.

10 - Tepung lkan Tepung ikan adalah konsetrat sumber protein hewani yang sangat penting dan paling banyak digunkan dalam membuat ransum untuk ternak non ruminansia, khususnya untuk pakan unggas. Hampir sepertiga dari hasil tangkapan ikan laut di dunia digunakan untuk keperluan pembuatan tepung ikan yang digunakan dalam pembuatan pakan ternak. Produser terbesar dunia dalam membuat tepung ikan adalah USA, Peru, Chili dan Denmark. Dilaporkan oleh Swick (2002), produksi tepung ikan dunia pada tahun 2000 mencapai 7,2 juta metrik ton, dan produksi ini memang bervariasai dari tahun ketahun, tetapi ada kecenderungan meningkat pada beberapa tahun terakhir ini Pembuatan tepung ikan pada umumnya dengan cara memasak ikan terlebih dahulu, setelah itu di press untuk membuang minyak dan air yang terkandung didalamnya, kemudian dikeringkan dan akhirnya dibuat tepung. Sebagaian besar tepung ikan berwarna kecoklatan dengan nilai nutritif yang sangat baik. Rata-rata kandungan protein kasarnya bervariasi dari 50 sampai 70%, kandungan lemak kasarnya antara 2 sampai 12%, tergantung dari proses yang dilakukan. Untuk tepung ikan yang tidak diektraksi lemaknya maka kadar lemak kasarnya dapat mencapai 12% atau lebih. Tepung ikan pada dasarnya sangat kaya akan asam amino, khususnya asam amino lisin bial dibanding dengan sumber protein lainya, misalnya: bungkil kedelai. Sedangkan kandungan asam-asam lemak sangat tergantung dari jenis ikannya. Seperti halnya tepung ikan lemuru (sardine) sangat kaya dengan asam lemak omega- 3. Kandungan garam (NaCI) dan tepung ikan sangat tergantung dari proses pembuatanya, tepung ikan-tepung ikan yang diproduksi secara industri relatif kecil berkisar antara 1,3 sampai 4%. Adapun kandungan nutrien dan tepung ikan impor yang sering digunakan dalam pakan untuk ternak unggas bila dibanding dengan bahan pakan sumber protein lainnya tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan nutrien dari tepung ikan dan bahan pakan lainnya(%) 1) Bahan Protein air lemak Serat abu lisin Metonin kasar Tepung ikan 62,2 8,8 8,9 0,8 20,2 4,04 1,61 Bungkil kedelai 44,0 11,7 2,5 5,2 6,0 2,64 0,60 Rapeseed meal 37,4 10,1 2,3 10,7 9,1 1,69 0,73 1) Sumber dari Swick, 2002.

11 Tepung ikan lokal Pada umumnya dibuat dari : hasil samping pada pembuatan minyak ikan dan berbagai macam ikan laut sisa yang sudah tidak dijual untuk dikonsumsi manusia. Ada dua prinsip pembuatan tepung ikan, yaitu: 1. Bahan dikukus terlebih dahulu sebelum dikeringkan, tepung ikannya disebut tepung ikan kukus. 2. Bahan tidak dikukus tetapi langsung dikeringkan, tepung ikannya disebut tepung ikan non kukus. Tepung ikan kukus berasal dari seluruh tubuh ikan yang telah dikukus dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya, kemudian ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung ikan kukus. Tepung ikan non kukus berasal dari seluruh tubuh ikan kecil dan berbagai macam ikan sisa tanpa dikeluarkan minyaknya, langsung dikeringkan dan digiling menjadi tepung ikan non kukus. Oleh karena itu kandungan minyak pada tepung ikan non kukus adalah cukup tinggi, yaitu di atas 10%. Pembuatan tepung ikan kukus dalam skala kecil, sebagai berikut: - ikan dicacah, kemudian direbus dalam waktu singkat - air dan minyaknya dipisahkan dengan kain saring - ampasnya dikeringkan dengan jalan dijemur di bawah terik matahari atau dengan udara panas (oven) pada suhu C sampai kering. - bila sudah kering kemudian digiling menjadi tepung ikan Tepung ikan merupakan bahan pakan yang cukup mahal harganya, oleh karena itu penggunaannya hanya untuk ternak non ruminansia (babi, unggas). Tepung ikan juga merupakan bahan pakan standar bagi kedua ternak tersebut yang gunanya untuk memenuhi kekurangan asam amino esensial di dalam ransumnya. Disamping sebagai sumber protein (sekitar 60% protein kasar), juga mengandung mineral Ca dan P yang cukup tinggi. Penggunaan tepung ikan di dalam ransum menunjukkan respon yang lebih baik daripada menggunakan konsentrat protein lain. Penggunaannya: - didalam ransum babi 7% - didalam ransum unggas sekitar - 10% untuk masa pertumbuhan - 8% untuk masa akhir ayam pedaging

12 - 5-6% untuk masa produksi telur Penggunaan tepung ikan dalam aras yang tinggi mengakibatkan bau amis/anyir pada produk daging atau produk telurnya. - Tepung Udang Bahan bakunya adalah berupa udang yang tidak layak dikonsumsi manusia dari hasil sisa perusahan udang beku ataupun perusahaan ebi yang terdiri dari kepala dan kulit. Bahan baku tersebut selanjutnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung udang cukup tinggi, sehingga bila digunakan di dalam ransum unggas tidak perlu adanya suplementasi kholin, namun kandungan khitin nya tinggi, dan khitin ini dapat dikatakan hampir/ tidak dapat dicerna. Walaupun cukup tinggi kandungan protein kasar di dalam tepung udang, tetapi sebetulnya 10% protein kasarnya dan 50% nitrogen dalam kulitnya adalah berasal dari khitin. Nilai nutritif tepung udang mirip dengan tepung daging, namun penggunaan tepung udang untuk ransum babi dan unggas sebaiknya dicampur dengan konsentrat protein yang lain. - Tepung Daging Berasal dari daging afkir dari berbagai jaringan lunak lain yang tidak dikonsumsi manusia dari pemotongan ternak (rumah potong), juga dapat berasal dari ternak yang mati. Oleh karena itu kualitasnya tergantung dari: - komposisi bahan asal - metode - suhu pembuatannya Nilai nutritifnya lebih rendah daripada tepung ikan. Kandungan proteinnya umumnya berkisar 45 55%. Diberi nama tepung daging bila kandungan mineral P < 4,4%. Jika kandungan mineral P > 4,4% maka disebut tepung daging tulang. Tingginya kandungan mineral P dibarengi dengan tingginya kandungan mineral Ca, hal ini dikarenakan keduanya penyusun utama dari tulang. Oleh karena itu maka diberi nama tepung daging tulang. Penggunaan daging/ tepung daging tulang akan lebih baik bila dicampur dengan sumber protein hewan yang lain, terutama bila digunakan untuk menyusun ransum babi dan unggas. Disamping itu jumlah penggunaannya

13 juga dibatasi tidak lebih dari 5% di dalam ransum babi penggemukan fase pertumbuhan akhir dan tidak lebih dan 10% di dalam ransum babi induk dan unggas. - Tepung Darah Berasal dari : darah hasil samping pemotongan ternak (rumah potong). Darah yang sudah membeku direbus terlebih dahulu, kemudian dikeringkan menjadi tepung darah. Dan bobot ternak seberat 1000 kg nantinya hanya dapat diperoleh sekitar 6 kg tepung darah. Tepung darah mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu 80 85%, namun nilai kecernaan dan kualitas proteinnya lebih rendah daripada protein hewan yang lain, yaitu rendah kandungan asam amino isoleusin. Disamping itu kandungan mineral Ca dan P nya juga rendah, oleh karena itu penggunaannya akan lebih baik bila dicampur dengan sumber protein lain. Sebagai sumber protein, tepung darah kurang populer dan penggunaannya dibatasi yaitu tidak lebih dari 5% di dalam ransum babi dan unggas, namun untuk ransum sapi dan campuran susu untuk pedet penggunaannya dapat lebih tinggi. - Tepung Susu Mengandung hampir semua nutrien yang dibutuhkan temak. Walaupun susu merupakan pakan yang sangat baik, namun karena harganya mahal dan juga membutuhkan tempat yang besar maka penggunaannya terutama hanya untuk ternak muda. Kekurangan yang ada pada susu, yaitu: Defisiensi mineral Fe dan Cu. Oleh karena itu bila ternak muda diberi susu (tidak disapih) terlalu lama tanpa diberi tambahan pakan sumber Fe dan Cu maka akan dapat menderita anemia. Khusus pada anak sapi (pedet) yang diberi susu dalam waktu yang lama akan dapat menghasilkan daging anak sapi (veal) yang berwarna pucat yang dikenal dengan nama White Veal. Untuk menghindari tempat yang besar dan lebih mudah untuk disimpan maka susu cair dibuat menjadi tepung susu yaitu berupa tepung susu skim dan tepung susu penuh. Tepung susu skim adalah tepung susu yang telah diambil lemaknya termasuk vitamin yang larut dalam lemak, tetapi proteinnya masih penuh (>35%).

14 Proteinnya mempunyai nilai biologis dan kecernaan yang tinggi serta sumber vitamin B yang baik kecuali vitamin larut lemak. Adanya defisiensi vitamin larutan lemak (vitamin A dan D) maka sebaiknya dalam penggunaannya ditambah dengan sumber vitamin tersebut minyaknya minyak ikan (cod-liver oil). Penggunaan di dalam ransum pedet dan babi fase awal adalah sebanyak 5-20% dan di dalam ransum ayam sebanyak 2-3%. Tepung susu penuh adalah susu penuh yang dikeringkan menjadi tepung. Jadi di sini semua macam nutrien yang terkandung di dalam susu masih lengkap. Dengan demikian maka nilai nutritifinya secara umum masih lebih baik daripada tepung susu skim, namun kandungan proteinnya adalah lebih rendah. Penggunaan tepung susu penuh ditujukan sebagai pengganti susu (milk replacer) dan ransum sapih awal pedet dan babi. Pembuatan tepung susu skim dan tepung susu penuh sebetulnya untuk pangan, oleh karena itu yang digunakan untuk pakan adalah tepung susu yang baru saja kadaluwarsa sebagai pangan namun masih baik sebagai pakan. - Tepung Bulu Yang dimaksud bulu di sini adalah bulu ayam yang berasal dan rumah potong ayam. Tepung bulu adalah bulu ayam yang telah mengalami hidrolisis dengan jalan pengukusan pada suhu dan tekanan tinggi, kemudian dikeringkan dan digiling menjadi tepung bulu Tepung bulu mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu: sebesar 75 80% dengan nilai kecernaan protein diantara 32-75%, bila proses pembuatannva baik maka kecernaan protein kasarnya dapat maksimum (± 75%). Kandungan nutrien tepung bulu yang pernah di laporkan oleh Han dan Parsons (1991) tertera pada Tabel 2.

15 Tabel 2. Kandungan nutrien tepung bulu berdasarkan bahan kering udara Salah satu kekurangan dari tepung bulu adalah defisiensinya beberapa asam amino esensial penyusun protein bulu (misalnya asam amino metionim) dan juga rendahnya nilai kecernaan asam amino lisin. Oleh karenaa itu dalam penggunaan tepung bulu di dalam ransum disarankan adanya tambahan bahan pakan sumber protein hewan yang lain, misalnya tepung ikan ataupun tepung daging agar macam dan jumlah asam amino esensial di dalam ransum tercukupi.

16 Sebagai ancar-ancar dalam penggunaan tepung bulu di dalam ransum adalah sebanyak tidak lebih dari 5% untuk monogastrik dan disarankan dengan tambahan tepung ikan sekitar 2,5% Konsentrat Protein Nabati Terdapat banyak varietas biji-bijian dan buah-buahan yang ditanam untuk diambil minyaknya. Beberapa di antaranya ada yang digunakan untuk pakan ternak, tetapi lebih banyak dan umum yang digunakan sebagai bahan pakan adalah sampingnya yang disebut bungkil. Yang disebut bungkil adalah hasil samping pembuatan minyak nabati dari biji-bijian dan buah-buahan. Pada Bungkil: - kandungan proteinnya umumnya tinggi - kandungan karbohidratnya rendah - kandungan minyaknya tergantung pada metode yang digunakan untuk mengeluarkan minyak tersebut. Ada beberapa macam biji-bijian yang kulit bijinya dikupas terlebih dulu sebelum diproses untuk mendapatkan minyaknya, maka hasil sampingnya (bungkilnya) akan mengandung lebih sedikit serat kasamya, sehingga nilai nutritif bungkil tersebut akan lebih baik bila dibandingkan dengan bungkil dan biji-bijian yang kulit bijinya tidak dikupas terlebih dahulu. Pengeluaran minyak dan biji-bijian dapat dilakukan dengan jalan: - pengepresan - pelarutan Pada proses pengepresan ada 2 type, yaitu: 1. Pengepresan Hidrolik - Caranya : biji-bijian digiling terlebih dulu, kemudian dipanasi dan selanjutnya dibungkus kain sebelum dipres. - Sisa minyak pada bungkil dan tipe ini adalah sedikit lebih tinggi daripada dengan yang menggunakan pengepresan putar. 2. Pengepresan Putar - Lebih umum disebut dengan proses pengeluaran (expelling process) yang terus berlanjut. - Biji-bijian dipres putar lewat tabung yang ujungnya berlubang-lubang kecil. - Dengan tekanan yang tinggi maka akan terjadi kenaikan suhu yang selanjutnya akan mempermudah minyak keluar tabung. - Pengeluaran minyak dengan jalan Pelarutan (solvent extraction)

17 - Akan didapat bungkil yang rendah kandungan minyaknya, yaitu dapat <2%. - Cara: Biji-bijian yang telah digiling dimasukkan pada tempat ekstraksi dan selanjutnya pelarut dipompakan ke dalam dan terus dialirkan keluar. - Proses ini dilakukan berulang kali, sehingga minyak yang masih tertinggal di dalam biji-bijian tersebut begitu rendah, sehingga betul-betul sudah tidak mempunyai nilai yang ekonomis. - Bungkil Kedelai Biji kedelai adalah : biji-bijian yang tertinggi kandungan proteinnya (± 42%). Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi kandungan airnya, oleh karena itu perlu diturunkan kandungan airnya (< 15%) agar dapat tahan lama disimpan. Bila digunakan sebagai bahan pakan perlu digiling dulu agar mudah dicampur dengan bahan pakan butir-butiran. Bagi ternak ruminansia : penggunaan biji kedelai tidak perlu diperlakukan terlebih dahulu, tetapi bagi ternak non ruminansia (babi muda dan unggas) perlu adanya perlakuan pemanasan pada suhu 115 C selama 10 menit agar antikualitas (anti tripsin atau trypsin inhibitor) yang disebut soyin menjadi tidak aktif, sehingga tidak mengganggu proses pencernaan protein. Biji kedelai jarang digunakan sebagai pakan ternak, sebab merupakan bahan pangan sumber protein nabati yang sangat baik. Khusus untuk ternak, yang digunakan sebagai bahan pakan adalah bungkilnya yaitu merupakan hasil samping dan pembuatan minyak kedelai. Bungkil kedelai adalah : salah satu bahan pakan konsentrat protein nabati yang sangat baik. Kandungan asam amino esensialnya mendekati asam amino esensial dari protein susu kecuali metionin dan lisin (rendah), sumber vitamin B kecuali vitamin B12 yang sangat rendah yaitu tidak seperti yang terkandung di dalam konsentrat protein hewani. Sebagai setandar, bungkil kedelai mengandung protein kasar: - 50% untuk yang berasal dan kedelai tanpa kulit biji (khusus untuk bahan pakan ayam daging) - 44% untuk yang berasal dan kedelai yang masih mengandung kulit biji (khusus untuk bahan pakan babi) Secara umum bungkil kedelai mempunyai kelebihan, yaitu: - kecernaannya tinggi - bau sedap

18 - dapat menaikkan palatabilitas ransum - Bungkil Kacang tanah Kacang tanah (biji) termasuk biji-bijian yang tinggi kandungan proteinnya (± 33%). Agar kacang tanah dapat tahan lama disimpan, juga harus dibuat rendah kandungan airnya, sebab kacang tanah mudah sekali tercemar oleh jamur Aspergillus flavus yang menghasilkan toksin (aflatoxin). Aspergillus flavus dapat tumbuh bila kacang tanah tersebut masih mengandung air di atas 9%, pada suhu C. Untuk menghindari tumbuhnya jamur, maka cara yang paling mudah adalah: penanganan yang baik saat panen disamping pengeringan yang cepat dan disimpan di tempat yang kelembabannya rendah. Biji kacang tanah seperti halnya biji kedelai yaitu jarang/ tidak digunakan sebagai bahan pakan ternak, tetapi sebagai bahan pangan sumber protein yang baik. Yang digunakan sebagai bahan pakan adalah bungkilnya yang merupakan hasil samping dari pembuatan minyak kacang tanah Tinggi rendahnya nilai nutritif bungkil kacang tanah tergantung dari macam kacang dan proses pembuatan minyak kacang tanah tersebut. Pada saat sekarang, bungkil kacang tanah kurang tersedia di pasaran. Dilihat dari kandungan nutriennya, bungkil kacang tanah merupakan bahan pakan sumber protein nabati yang baik (± 45%) untuk semua jenis ternak. Namun perlu diketahui bahwa bungkil kacang tanah juga tercemar jamur Aspergillus flavus yang menghasilkan toksin (aflatoxin). Oleh karena itu dalam penggunaan harus betul-betul bebas dan aflatoxin tersebut. - Bungkil Kelapa Disebut pula sebagai bungkil kopra. Disebut bungkil kopra karena disebabkan bahan baku yang diambil minyaknya adalah kopra. Kopra adalah daging kelapa yang sudah dikeringkan sampai kadar airnya tinggal kurang dan 6% dengan maksud agar kopra tersebut tidak rusak. Dari 1000 butir daging kelapa akan menghasilkan sekitar 110 kg minyak dan 55 kg bungkil. Kandungan protein bungkil kelapa banya sekitar 20%, hal ini tergantung dari kualitas kopranya dan macam peralatan yang digunakannya. Kualitas proteinnya termasuk rendah, karena defisiensi asam amino lisin, disamping itu juga tinggi kandungan serat kasarnya.

19 Namun demikian, bungkil kelapa untuk ransum sapi perah dapat digunakan sampai sebanyak 1,5 2,0 kg/ ekor/ hari dengan hasil memperbaiki kadar lemak susu dan bila untuk pembuatan mentega akan menghasilkan mentega yang balk. Begitu juga penggunaan bungkil kelapa untuk ransum babi dapat memperbaiki kualitas lemak tubuh yaitu lemak tubuhnya menjadi kenyal. Untuk unggas, bungkil kelapa dapat digunakannya dalam ransum juga, asal disuplementasi dengan asam amino metionin dan lisin, begitu juga energinya perlu disuplementasi dengan minyak tanaman atau lemak hewan. - Bungkil Kelapa Sawit Dan buah kelapa sawit dihasilkan 2 macam mmyak: 1. minyak dan sabut buah 2. minyak dan inti atau minyak daging buah Yang dimaksud bungkil kelapa sawit di sini adalah bungkil dan pembuatan minyak inti atau daging buah kelapa sawit, oleh karena itu sering disebut sebagai bungkll inti sawit. Bungkil inti sawit banyak digunakan sebagai bahan pakan sapi, bahkan untuk sapi perah (1,5 kg/ ekor/ hari) dapat menghasilkan susu yang bila dibuat mentega akan menghasilkan mentega yang keras. Untuk sapi dewasa dapat diberi bungkil inti sawit sebanyak 2 3 kg/ ekor/ hari. Hasil yang baik juga terjadi pada babi bila ransumnya mengandung bungkil inti sawit sebanyak 20 30% (0,5 kg/ ekor/ hari), yaitu dengan terbentuknya lemak tubuh yang kenyal, sehingga akan menaikkan kualitas daging. Untuk ransum ayam jarang digunakan bungkil inti sawit, namun penggunaan sampai sebanyak 20% di dalam ransum tetap dapat mempertahankan produksinya. Kandungan protein kasar adalah lebih rendah (<20%) daripada bungkil kelapa. Kandungan serat kasarnya cukup tinggi, sehingga nilai kecernaannya juga lebih rendah daripada bungkil kelapa. - Bungkil Kapok Yang dimaksud bungkil kapok adalah bungkil dari biji kapok. Biji kapok merupakan hasil samping dari tanaman kapok, oleh karena itu lebih tepat disebut bungkil biji kapok. Hasil utama dan tanaman kapok adalah kapoknya sendiri yang digunakan untuk berbagai jenis bantal tahan air. Bungkil kapok kecernaannya agak rendah, sebab terdapatnya serat kasar di dalamnya (± 25%).

20 Penggunaan sebagai bahan pakan sumber protein (± 30%) hanya khusus untuk ternak ruminansia, sebab bungkil kapok kurang disenangi oleh ternak non ruminansia, apalagi terdapatnya bau yang tidak disukai bahkan mungkin dapat mendatangkan keracunan. Lain halnya dengan biji kapok giling ternyata dapat digunakan di dalam ransum ternak ruminansia dalam jumlah yang cukup tinggi. Perlu diketahui bahwa biji/ bungkil kapok tidak mengandung pigmen gossypol seperti yang terdapat pada biji/ bungkil biji kapas. - Bungkil Kapas Bungkil Kapas adalah bungkil dari biji kapas, oleh karena itu lebih tepat disebut bungkil biji kapas. Biji kapas merupakan hasil samping tanaman kapas, sedang hasil utamanya adalah serat kapasnya yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Ada 2 macam bungkil kapas, yaltu: 1. Bungkil dari biji kapas tanpa kulit dengan kandungan protein ± 45%. 2. Bungkil dari biji kapas bersama kulitnya dengan kandungan protein ±26%. Sebagai sumber protein, bungkil kapas rendah kandungan asam amino sistin, metionin dan lisin. Dilihat dari kandungan proteinnya, bungkil kapas tanpa kulit merupakan konsentrat protein nabati kedua setelah bungkil kedelai. Bungkil kapas terutama digunakan sebagai suplemen protein untuk temak ruminansia, tetapi untuk ternak non ruminansia penggunaannya dibatasi karena mengandung pigmen kuning (gossypol) yang bersifat racun bila penggunaannya berlebihan. Disamping itu penggunaan bungkil kapas di dalam ransum unggas dapat mengakibatkan penurunan kualitas telur yang dihasilkan yaitu terjadinya wama kehijau-hijauan pada yolk dan warna kemerah-merahan (pink) pada albumen. Salah satu cara untuk menetralkan sifat racun dan gossypol adalah mencampurnya dengan FeSO 4 atau garam Fe yang lain ke dalam bungkil kapas. 3. Sumber Mineral Mineral yang terkandung di dalam ransum ternak kadarnya relatif rendah, tetapi keberadaannya sangat penting. Hal ini tampak dan adanya penambahan/ suplementasi mineral tertentu ke dalam ransum agar terpenuhi sesuai dengan yang dibutuhkan temak.

21 Namun demikian penambahan mineral tersebut berbeda-beda, diantaranya tergantung pada: - Spesies dan umur temak - Macam produk dan temak tersebut - Macam bahan pakan penyusun ransum Khusus bahan pakan yang berasal dan tanaman, kandungan mineral di dalamnya terutama tergantung dan kesuburan tanah tempat tumbuhnya. Pada lazimnya, mineral-mineral yang perlu mendapat perhatian meliputi garam dapur (NaCl), Ca, P. Mg, dan kadang-kadang S yang merupakan mineral makro. Dan mineral mikro meliputi Cu, Fe, I, Mn, Se, dan Zn yang sering terjadi defisiensi pada ternak serta Co yang mungkin juga dapat terjadi defisiensi pada ternak ruminansia. Tercukupinya kadar dan keseimbangan antara masing-masing mineral adalah sangat penting, hal ini dikarenakan adanya interelasi diantara mineral tersebut. Adanya kelebihan salah satu mineral dapat mempengaruhi ketersediaan salah satu atau lebih mineral lain. Sebagai contoh: Kelebihan mineral Ca dapat menyebabkan penuruan ketersediaan mineral P. Mg, dan Zn. Begitu juga macam sumber mineral harus dapat larut dan mineralnya dapat diabsorpsi yang selanjutnya dapat digunakan oleh ternak. Feri Oksida (Fe 2 O 3 ) adalah hampir tidak larut, oleh karena itu Fe 2 O 3 jarang digunakan sebagai sumber mineral Fe bagi ternak. Namun bisa terjadi keracunan mineral, bila kadarnya di dalam ransum melebihi batas maksimal Tepung Tulang Tulang yang digunakan untuk pembuatan tepung tulang berasal dari: - rumah potong ternak - hotel - rumah makan yang berupa tulang sampah Selanjutnya tulang yang diperoleh tersebut diproses menjadi berbagai macam tepung yaitu: - tepung tulang rebus - tepung tulang kukus - tepung arang/ abu tulang Tepung tulang rebus dibuat dengan jalan merebus tulang sampai semua sisa jaringan yang menempel terlepas dan selanjutnya tulang dikeringkan dan digiling menjadi tepung tulang (tepung tulang rebus).

22 Tepung tulang kukus dibuat dengan jalan mengukus tulang di bawah tekanan untuk melepaskan sisa daging dan lemak, selanjutnya tulang dikeringkan dan digiling menjadi tepung (tepung tulang kukus). Tepung arang/ abu tulang dibuat dengan jalan membakar tulang khususnya tulang sampah agar menjadi steni dan menghilangkan semua senyawa organik, selanjutnya arang/ abu tulang digiling menjadi tepung (tepung arang/abu tulang). Semua macam tepung tulang merupakan sumber utama mineral Ca dan P di dalam ransum ternak. Kandungan Ca dan P di dalam ketiga jenis tepung tulang adalah sebagai berikut: - tepung tulang rebus mengandung ± 22% Ca dan ± 10% P - tepung tulang kukus mengandung ± 32% Ca dan ± 15% P - tepung arang/ abu tulang mengandung ± 34% Ca dan ± 16% P 3.2. Garam Dapur (NaCl) Kandungan utamanya adalah NaCl, merupakan sumber Na dan Cl. Garam dapur sering ditambahkan ke dalam ransum ternak. Garam dapur bersifat palatabel dan dapat menambah nafsu makan, sehingga sering digunakan sebagai bahan pembawa (carrier) untuk mineral lain yang dibutuhkan ataupun untuk pembawa lain seperti pestisida, obat-obatan dan sebagainya dalam jumlah 40% NaCl di dalam campuran. Garam dapur biasanya dibutuhkan oleh ternak yang berproduksi tinggi (laktasi) dan berbagai spesies yang punya kelenjar keringat. Pada umumnya pemberian garam dapur adalah sebanyak 0,5% - 1,0% untuk pakan komersial ternak ruminansia dan kuda serta di dalam pakan konsentrat sebanyak 1 3%. Untuk ransum unggas dan babi biasanya ditambahkan sebanyak 0,25 0,50% garam dapur. Selain garam dapur diberikan bersama-sama ransum, juga sering pula disediakan tersendiri di dalam kandang. Kelebihan garam dapur (NaCl) mengakibatkan problem bagi semua spesies ternak terutama ternak babi dan unggas apalagi bila air minumnya terbatas. Di dalam campuran, garam dapur harus betul-betul dalam keadaan halus. Yang umum digunakan adalah garam dapur beryodium yang mengandung tidak kurang dari 0,007% I. Bila yang digunakan dalam bentuk garam KI, maka perlu adanya tambahan stabilisator agar dapat mempertahankan kandungan yodiumnya. Lain halnya bila yang digunakan dalam bentuk garam K10 3 atau dalam bentuk asam diyodosalisilat.

23 3.3. Tepung Batu Kapur (C a Co 3 ) Batu kapur atau yang senng disebut batu bintang (watu lintang) adalah: sumber mineral Ca yang digunakan di dalam ransum temak. Batu kapur yang baik hampir murni tersusun dari: kalsium karbonat (CaCo 3 ) yang mengandung 36 38% Ca. Tinggi rendahnya kandungan Ca tergantung dari kemurnian dari CaCo 3 yang terdapat di dalam batu kapur tersebut. Petunjuk sederhana kemurnian batu kapur adalah makin putih/ jernih warna batu kapur tersebut akan makin tinggi kandungan CaCo 3 nya, yang berarti pula makin tinggi kandungan Ca nya. Tepung batu kapur dapat dibuat dengan jalan menggiling batu kapur menjadi tepung (tepung batu kapur). Sebagai sumber Ca, tepung batu kapur yang halus dapat dicampur di dalam ransum temak, dan tepung batu kapur yang kasar dapat diberikan tersendiri yaitu tidak dicampur di dalam ransum khusus untuk ternak tertentu (ayam) Kulit Kerang Giling Yang dimaksud kulit kerang di sini termasuk juga kulit siput. Kulit kerang tersusun dan hampir murni kalsium karbonat (95 99% CaCO3), merupakan sumber Ca yang baik untuk semua jenis ternak. Kulit kerang sebagai sumber Ca mengandung ± 37% Ca. Ada 2 macam kulit kerang giling, yaitu: 1. Kulit kerang giling kasar ini khusus digunakan untuk ayam masa produksi telur dan pemberiannya dapat dicampur di dalam ransum atau diberikan tersendiri. 2. Kulit kerang giling halus ini digunakan untuk semua jenis ternak dan pemberiannya dicampur di dalam ransum Sumber Mineral yang lain Ada berbagai macam senyawa anorganik yang dapat digunakan sebagai sumber mineral tertentu untuk ingredien ransum. Macam senyawa anorganik tersebut seperti tertera pada Tabel 3.

24 4. Sumber Vitamin

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive) M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Jenis Bahan Pakan Konsentrat (Concentrate) Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive) 1 Bahan-bahan Konsentrat

Lebih terperinci

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA Indonesia adalah negara TROPIS Dengan ciri khas kualitas rumput yang rendah Pemberian pakan hanya dengan rumput Pemberian pakan campuran rumput dan konsentrat hijauan hijauan

Lebih terperinci

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat: Jenis Bahan Pakan Konsentrat (Concentrate) Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive) M.K. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan Bahan-bahan Konsentrat Sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Ayam Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan kepada ayam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan penyuplai kebutuhan daging terbesar bagi kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan yang sedang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung, 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Konsentrat Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus 18 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dalam ransum terhadap persentase potongan komersial karkas, kulit dan meat bone ratio dilaksanakan

Lebih terperinci

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39 Ketersediaan sumber pakan hijauan masih menjadi permasalahan utama di tingkat peternak ruminansia. Pada musim kemarau tiba mereka terpaksa harus menjual dengan harga murah untuk mengatasi terbatasnya hijauan

Lebih terperinci

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Pakan ternak Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Melalui proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme SUMBER ENERGI (JERAMI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. (2015) kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.

Lebih terperinci

Butir-butiran dan limbahnya

Butir-butiran dan limbahnya Klasifikasi pakan nabati PBMT 6: Butir-butiran dan Limbahnya 1. Butir-butiran (cereal grains) dan limbahnya 2. Umbi-umbian (tubers) dan limbahnya 3. Limbah industri perkebunan 4. Limbah pertanian 5. Hijauan:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)

Lebih terperinci

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah: Wafer Pakan (Feed Wafer) Roti/Wafer pakan merupakan salah satu teknologi pengolahan pakan yang efektif dan diharapkan dapat menjaga kontinuitas ketersediaan pakan ternak, terutama pada musim kemarau. Stevent

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI I. Pendahuluan Ternak ruminansia diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39 Jawabannya tentu tidak. Ada beberapa teknologi pengawetan hijauan pakan ternak seperti silase, hay, amoniasi, fermentasi. Namun masing-masing teknologi tersebut mempnuyai kekurangan dan kelebihan. Salah

Lebih terperinci

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46 Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan sistem produksi

Lebih terperinci

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28 Selasa, 28 September 2010 10:03 Update Terakhir Selasa, 28 September 2010 13:28 Ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) telah lama dipelihara oleh masyarakat Indonesia, bahkan pemeliharaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Tanaman koro pedang telah lama dikenal di Indonesia, namun kompetisi antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam skala luas.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF) 3.1 Landasan Teori PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF) Berbagai ragam bahan makanan ternak telah dikenal dan dipergunakan sebagai bahan penyusun Pakan untuk memenuhi kebutuhan ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Pakan merupakan bahan baku yang telah dicampur menjadi satu dengan nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang penting untuk perawatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelinci adalah salah satu ternak penghasil daging yang dapat dijadikan sumber protein hewani di Indonesia. Sampai saat ini masih sangat sedikit peternak yang mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan usaha ternak ayam sangat ditentukan oleh penyediaan pakan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas, karena pakan merupakan unsur utama dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5 TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci domestik (Oryctolagus cuniculus) merupakan keturunan dari kelinci liar Eropa yang berasal dari negara sekitar Laut Mediterania dan dibawa ke Inggris pada awal abad 12 (NRC,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Saat ini jamur yang sangat populer untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas

Lebih terperinci

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi menimbulkan dampak positif bagi perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak negatifnya berupa makin banyaknya limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, namun perlu dipahami bahwa makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA 1 Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi bahan, metode pembuatan dan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan yang dikonsumsi menjadi susu sebagai produk utamanya baik untuk diberikan kepada anaknya maupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc PENGETAHUAN BAHAN PAKAN Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan : Mempunyai nilai gizi yang tinggi Mudah diperoleh Mudah diolah Mudah dicerna

Lebih terperinci

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28 Selasa, 28 September 2010 10:03 Update Terakhir Selasa, 28 September 2010 13:28 Dalam rangka terus membina pengembangan ternak, maka perlu dikenalkan berbagai teknologi tepat guna kepada masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Salah satu limbah yang banyak

Lebih terperinci

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang 1 NUTRISI UNGGAS 11/8/2016 Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang 11/8/2016 POKOK-POKOK BAHASAN 1. JENIS-JENIS NUTRISI UNGGAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pakan yang cukup, berkualitas, dan berkesinambungan sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan akan meningkat seiring

Lebih terperinci

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996 PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996 KATA PENGANTAR Usahatani ayam buras merupakan salah satu usaha yang telah lama dilakukan oleh para peternak di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi kambing di Indonesia berjumlah 18 juta ekor. Jumlah ini sangat besar dibandingkan dengan jenis ternak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta memiliki wilayah kepulauan yang

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut PENGANTAR Latar Belakang Populasi ternak khususnya ruminansia besar yaitu sapi potong, sapi perah dan kerbau pada tahun 2011 adalah 16,7 juta ekor, dari jumlah tersebut 14,8 juta ekor adalah sapi potong

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan Konsumsi Bahan Kering (BK) HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2010, bertempat di kandang C Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi 1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien dan Asam Fitat Pakan Pakan yang diberikan kepada ternak tidak hanya mengandung komponen nutrien yang dibutuhkan ternak, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot

Lebih terperinci

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar JENIS PAKAN 1) Hijauan Segar Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternakdalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada tahun 2012 menjadi

Lebih terperinci

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN MADU MADU ADALAH SUBSTANSI PEMANIS BUATAN ALAMI YANG DIPRODUKSI OLEH LEBAH MADU YANG BERASAL DARI BEBERAPA BUNGA ATAU SEKRESI TUMBUHAN. Kandungan Madu Gula

Lebih terperinci

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid RUANG LINGKUP BUDIDAYA PEMELIHARAAN JANGKRIK KALUNG KUNING A. UDJIANTO Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Ciawi Bogor RINGKASAN Komoditas jangkrik ini dapat memberikan tambahan penghasilan disamping

Lebih terperinci

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA 0 KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Persilangan Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami proses persilangan, ayam ini dapat dipanen lebih cepat yaitu 2 bulan (Munandar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pakan Penelitian Kandungan nutrisi pakan tergantung pada bahan pakan yang digunakan dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi pakan penelitian dari analisis proksimat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Pendidikan Bahasa Indonesia dari Dosen : Rika Widiawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang-kacangan (Leguminosa), seperti kacang hijau, kacang tolo, kacang gude, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang tanah, sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani, terutama daging kambing, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

Temu Tekrus Fungsional non Peneliti 2000 Tujuan penulisan makalah ini memberikan informasi bagaimana cara menentukan kualitas dari beberapa bahan baku

Temu Tekrus Fungsional non Peneliti 2000 Tujuan penulisan makalah ini memberikan informasi bagaimana cara menentukan kualitas dari beberapa bahan baku Temu Teknis Fungsional non Penebti 2000 PENENTUAN KUALITAS BAHAN BAKU PAKAN DENGAN CARA ORGANOLEPTIK Bambang kushartono Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Pakan merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai konsekuensi logis dari aktivitas serta pemenuhan kebutuhan penduduk kota. Berdasarkan sumber

Lebih terperinci

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi Salah satu masalah yang umum dihadapi oleh peternak tradisional adalah rendahnya mutu pekan dengan kandungan serat kasar yang

Lebih terperinci

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB EFEK PAKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS AIR SUSU Suryahadi dan Despal Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB PENDAHULUAN U Perkembangan sapi perah lambat Populasi tidak merata, 98% di P. Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

ANALISIS NUTRIEN D R H. F I K A Y U L I Z A P U R B A, M. S C. 1 4 F E B R U A R I

ANALISIS NUTRIEN D R H. F I K A Y U L I Z A P U R B A, M. S C. 1 4 F E B R U A R I ANALISIS NUTRIEN D R H. F I K A Y U L I Z A P U R B A, M. S C. 1 4 F E B R U A R I 2 0 1 4 SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu menjelaskan: Macam bahan pakan, nutrien, anti

Lebih terperinci

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba) Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba) Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D. HP: 0815-7810-5111 E-mail: Laboratorium Teknologi Makanan Ternak Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas

Lebih terperinci

IV BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS

IV BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS IV BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS Penyediaan pakan yang berkualitas baik untuk ayam kampung masih mempunyai kendala yaitu kesulitan dalam mendapatkan bahan pakan yang tidak bersaing dengan kebutuhan manusia,

Lebih terperinci

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol

Lebih terperinci

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU TIK : Setelah mengikuti kuliah II ini mahasiswa dapat menjelaskan peranan ternak perah dalam kehidupan manusia Sub pokok bahasan : 1. Peranan susu dan produk susu dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan salah satu jenis unggas lokal yang berpotensi sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama yang bertempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah FH merupakan sapi yang memiliki ciri warna putih belang hitam atau hitam belang putih dengan ekor berwarna putih, sapi betina FH memiliki ambing yang

Lebih terperinci

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt Sampah merupakan limbah yang mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI Definisi : * Bahan makanan olahan yang harus diolah kembali sebelum dikonsumsi manusia * Mengalami satu atau lebih proses pengolahan Keuntungan: * Masa simpan lebih panjang

Lebih terperinci