BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sakit jantung, dan diperkirakan menyebabkan kematian sebanyak 23%. The

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sakit jantung, dan diperkirakan menyebabkan kematian sebanyak 23%. The"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker telah lama menjadi masalah dalam bidang kesehatan dan terkenal sebagai the silent killer. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah sakit jantung, dan diperkirakan menyebabkan kematian sebanyak 23%. The American Cancer Society memperkirakan setiap tahun di Amerika Serikat terdapat kasus kanker baru dan kematian akibat kanker yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2012 (Siegel et al., 2012). Pada wanita, kanker payudara menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian nomor satu untuk wanita dengan rentang usia 20 hingga 59 tahun (Siegel et al., 2012). Setiap tahun, kasus baru kanker payudara didiagnosa pada lebih dari 1,1 juta wanita dan kasus ini ditemukan pada lebih dari 10 persen dari seluruh kasus kanker (Anderson et al., 2006). Menurut penelitian Globocan (2008) yang dilakukan International Agency for Research on Cancer di Indonesia, kanker payudara merupakan kasus kanker yang paling banyak terjadi dengan angka kejadian 26 per perempuan dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kanker paruparu dan kanker kolon. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia yaitu sebesar 16,85% (Depkes, 2008). 1

2 2 Terapi kanker dilakukan dengan tiga cara utama yaitu operasi, radiasi dan kemoterapi. Walaupun sangat efektif untuk mengobati berbagai tipe kanker, operasi dan radiasi merupakan terapi yang hanya bersifat lokal. Kebanyakan pasien memiliki penyakit yang telah menyebar saat diagnosis sehingga terapi lokal sering gagal dalam mengeliminasi kanker secara keseluruhan. Pada sisi lain, kemoterapi dapat mencapai sirkulasi sistemik dan secara teoritis mampu mengobati tumor utama dan penyebarannya (Dipiro et al., 2009). Masalah utama dalam penanggulangan penyakit kanker adalah besarnya biaya perawatan dan waktu terapi yang panjang. Hal ini tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi (economic loss) bagi penderita tapi juga bagi keluarga dan pemerintah (Depkes, 2008). Biaya untuk kemoterapi mempunyai porsi 59% dari total biaya pengobatan pasien kanker di rumah sakit, sedangkan biaya obat lain dan pemeriksaan mempunyai porsi 25% dan 16% dari biaya pengobatan total (Maniadakis, 2009). Dengan meningkatnya perhatian terhadap biaya pada pelayanan kesehatan sekarang ini, apoteker dan penyedia layanan kesehatan lain membutuhkan data analisa biaya untuk mendapatkan informasi ekonomi kesehatan yang terkait dengan terapi obat (McCloskey, 2001). Kanker dan efek samping terapinya sering berhubungan dengan penurunan kualitas hidup. Walaupun kemajuan di bidang pengobatan kanker dapat meningkatkan hasil terapi dari pasien kanker, seperti tingkat kelangsungan hidup dan kondisi bebas penyakit, pasien tetap berlanjut merasakan dampak besar

3 3 dari kanker dan pengobatannya pada beberapa kondisi fisik dan psikososial (Perwitasari et al., 2011). Kanker payudara telah mendapatkan perhatian paling banyak diantara penelitian kualitas hidup pada pasien kanker karena beberapa alasan. Pertama, jumlah wanita dengan kanker payudara meningkat. Kedua, deteksi dini dan pengobatan kanker payudara mengalami peningkatan dan survivor hidup lebih lama. Ketiga, kanker payudara mempengaruhi identitas wanita (Montazeri, 2008). RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit rujukan untuk daerah Jawa Tengah dan sekitarnya. Sebagai rumah sakit pemerintah sekaligus rumah sakit pendidikan, RSUD Dr. Moewardi melayani persoalan-persoalan kesehatan dari segala aspek lapisan masyarakat. Di rumah sakit ini, pelayanan dalam penanganan kanker sudah cukup lengkap yaitu dengan adanya bangsal kemoterapi, meliputi pelayanan rawat inap dan rawat jalan, serta unit radioterapi (Anonim, 2013). Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa penelitian ini perlu dilakukan agar dapat diketahui bagaimana biaya medik langsung dalam pengobatan kemoterapi kanker payudara dan bagaimana kualitas hidup pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi?

4 4 2. Bagaimana rata-rata total biaya medik langsung per siklus kemoterapi yang harus dikeluarkan pasien kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi? 3. Bagaimana kualitas hidup pasien yang sedang menjalani kemoterapi pada pengobatan kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya medik langsung pada pengobatan kemoterapi kanker payudara dan kualitas hidup pasien yang sedang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi. b. Mengetahui biaya medik langsung yang dikeluarkan pasien dalam pengobatan kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi. c. Mengetahui kualitas hidup pasien yang sedang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat: 1. Bagi praktisi kesehatan Penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai tambahan pertimbangan dalam pemilihan obat kemoterapi bagi pasien kanker payudara dengan melihat kualitas hidup pasien yang sedang menjalani kemoterapi.

5 5 2. Bagi penelitian lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan acuan bagi penelitian lanjutan terhadap analisis biaya medik langsung dan kualitas hidup pasien yang sedang menjalani kemoterapi. 3. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai biaya medik langsung pada pengobatan kemoterapi kanker payudara dan kualitas hidup pasien yang sedang menjalani kemoterapi. E. Tinjauan Pustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Menurut The American Cancer Society (2012), kanker payudara adalah tumor ganas yang dimulai pada sel di payudara. Tumor ganas adalah sekelompok sel-sel kanker yang dapat berkembang ke jaringan di sekitarnya atau menyebar (metastasis) menuju area yang jauh di badan. Penyakit ini kebanyakan menyerang wanita, namun laki-laki juga memiliki kemungkinan menderita penyakit ini. Payudara wanita dewasa terletak di antara tulang rusuk kedua dan keenam dan antara tepi sternal dan linea midaxillaris. Payudara terdiri dari kulit, jaringan subkutan, dan jaringan payudara, dengan jaringan payudara termasuk elemen epitel dan stroma. Elemen epitel membentuk 10% sampai 15% dari massa payudara, dan sisanya adalah stroma. Setiap payudara

6 6 terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari kelenjar yang didukung oleh jaringan ikat fibrosa. Ruang antara lobus diisi dengan jaringan adiposa, dan jumlah jaringan adiposa berpengaruh dalam perubahan ukuran payudara. Pasokan darah di payudara berasal dari interna payudara dan arteri torakalis lateral (DeVita et al., 2008). Kanker payudara dapat tumbuh dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Pane, 2002). Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (DeVita et al., 2008). Kedua tahap tersebut diperjelas melalui gambar 1. Beberapa agen bertindak sebagai inisiator (Gambar 1), agen ini disebut karsinogen yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau sinar matahari. Selanjutnya agen menyebabkan perubahan permanen pada sel-sel namun tidak secara langsung menyebabkan kanker. Tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kontak dengan inisiator ini menyebabkan mutasi gen. Agen lain bertindak sebagai promotor, mengakibatkan perubahan sementara dan hanya menyebabkan kanker jika kontak terjadi terus-menerus pada sel yang telah diinisiasi oleh agen lain. Dari pandangan klinik, kanker muncul akibat paparan jangka lama oleh suatu agen (DeVita et al., 2008; Tobias & Hochhauser, 2010).

7 7 Gambar 1. Inisiator dan promotor pada karsinogenesis. Tahap A, kerusakan kromosom disebabkan oleh inisiator. Kerusakan ini bisa diperbaiki (tahap B) atau, akibat pengaruh promotor dapat menyebabkan pertumbuhan neoplastik (tahap C) (Tobias & Hochhauser, 2010) b. Tipe Kanker National Comprehensive Cancer Network (NCCN) Guidelines tahun 2012 membagi tipe kanker payudara menjadi 2 tipe utama yaitu: 1) Kanker payudara noninvasif a) Lobular carcinoma in situ (LCIS) LCIS merupakan diagnosis mikroskopik, bukan abnormalitas yang mencolok. Oleh karena itu, LCIS selalu tidak teraba dan hampir tidak mungkin dilakukan diagnosis dengan pemeriksaan klinik secara langsung (Dipiro et al., 2009). b) Ductal carcinoma in situ (DCIS) Tipe ini lebih sering ditemukan dibanding LCIS dengan rasio sekitar 6 hingga 3:1. Terdapat lima perbedaan pola histologi dari DCIS yaitu: comedo, cribriform, micropapillary, papillary, dan solid (Dipiro et al., 2009). Pada awalnya kanker muncul sebagai proliferasi atipikal dari epithel ductal yang akhirnya

8 8 mengisi dan menyumbat pembuluh dengan sel neoplastik. DCIS terlokalisasi tak dapat dirasakan dengan rabaan namun lebih sering nampak pada pemeriksaan mamografi sebagai daerah dengan mikrokalsifikasi. Tidak semua DCIS akan berkembang secara pasti, tetapi kemungkinan perkembangan kanker invasif diperkirakan sekitar 30-50% (Cassidy et al., 2002). 2) Kanker payudara invasif a) Ductal carcinoma Tipe ini terdapat pada 75% kanker payudara. Sel-sel ganas berasosiasi dengan stroma fibrosa sehingga berubah menjadi cairan kental (karsinoma scirrhous). Tumor menyerang melalui jaringan payudara ke dalam limfatik dan vaskular, untuk mendapatkan akses menuju noda regional (aksila dan, terkadang, internal mammae) dan sirkulasi sistemik. Tingkatan histologis tumor dinilai dari tiga fitur (pembentukan tubulus, pleomorfisme nuklir, dan frekuensi mitosis) dan prediksi perilaku tumor (Cassidy et al., 2002). Tipe ini sering kali mengalami metastasis ke tulang, liver, paru-paru atau otak (Dipiro et al., 2009). b) Lobular carcinoma Lobular carcinoma terjadi sekitar 5-10 % pada tumor payudara. Presentasi yang khas dari tipe ini adalah adanya penebalan di payudara, berbeda dengan adanya gumpalan yang menonjol pada ductal carcinoma. Tipe ini lebih umum mengalami

9 9 metastasis ke permukaan meningeal dan serosal serta bagian lainnya yang lebih jarang (Dipiro et al., 2009). c. Faktor Risiko Beberapa faktor risiko dari kanker payudara yaitu: 1) Usia Risiko perkembangan kanker payudara meningkat dengan bertambahnya umur. Menurut American Cancer Society (2012), sekitar 1 dari 8 kanker payudara noninvasif ditemukan pada wanita yang lebih muda dari 45 tahun, sementara sekitar 2 dari 3 kanker payudara invasif ditemukan pada wanita dengan umur 55 tahun atau lebih tua. Dibandingkan dengan kanker paru-paru, kejadian kanker payudara lebih tinggi pada usia yang lebih muda (McPherson et al., 2000). 2) Jenis Kelamin Wanita termasuk dalam faktor risiko terjadinya kanker payudara. Laki-laki dapat terkena kanker payudara namun penyakit ini 100 kali lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki (The American Cancer Society, 2012). 3) Riwayat Keluarga Riwayat keluarga pada kanker payudara diketahui berhubungan secara kuat dengan risiko terjadinya kanker payudara pada wanita. Perkiraan empiris dari risiko tersebut berhungan dengan pola tertentu pada riwayat keluarga, yaitu (Dipiro et al., 2009):

10 10 a) Memiliki garis keturunan pertama dengan penderita kanker payudara meningkatkan risiko 2 hingga 3 kali. b) Risiko lebih tinggi berhubungan dengan kanker payudara yang muncul pada usia lebih muda dari 45 tahun pada satu atau lebih garis keturunan pertama. c) Memiliki lebih dari satu garis keturunan pertama yang menderita kanker payudara secara tidak konsisten berhubungan dengan kenaikan risiko. d) Memiliki garis keturunan kedua yang menderita kanker payudara meningkatkan risiko sekitar 50%. e) Keluarga dari sisi maternal maupun paternal memiliki risiko yang hampir sama. 4) Gaya Hidup Diet dan berat badan merupakan beberapa faktor gaya hidup yang berhubungan dengan risiko kanker payudara. Terdapat korelasi antara kejadian kanker payudara dengan dietary fat intake, namun korelasi ini tidak kuat. Obesitas berhubungan dengan kenaikan dua kali lipat risiko kanker payudara pada wanita postmenopause sementara pada wanita premenopause berhubungan dengan penurunan kejadian kanker payudara (McPherson et al., 2000). 5) Periode Menstruasi Menstruasi pada usia dini yaitu menstruasi yang dimulai pada umur kurang dari 12 tahun. Penelitian menunjukkan risiko kumulatif

11 11 kanker payudara yang lebih besar dibanding menstruasi yang dimulai pada umur 16 tahun atau lebih (Dipiro et al., 2009). 6) Riwayat Kanker American Cancer Society pada tahun 2012 menjelaskan bahwa wanita dengan kanker pada salah satu sisi payudara memiliki peningkatan risiko 3 hingga 4 kali untuk kembali menderita kanker pada sisi lain dari payudaranya. d. Diagnosis 1) Pemeriksaan Klinik Pemeriksaan awal merupakan pemeriksaan pada pasien dalam posisi duduk dengan mengamati simetri, inversi puting, perubahan kulit dan kontur payudara (Barber et al., 2008). Pemeriksaan klinik ini direkomendasikan pada wanita dengan risiko menengah kanker payudara dan dimulai sejak awal umur 20an tahun. Pemeriksaan ini hendaknya menjadi pemeriksaan kesehatan periodik minimal setiap 3 tahun sekali. Wanita dengan umur di atas 40 tahun hendaknya melakukan pemeriksaan ini setiap tahun dan lebih ideal bila dilakukan sebelum mamografi rutin tiap tahun (Cassiato et al., 2009). 2) Teknik Imaging a) Mamografi Mamografi merupakan teknik yang paling sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker payudara. Payudara dikompresi

12 12 untuk meratakan jaringan payudara dan untuk mengurangi gerakan dan tumpang tindih bayangan. Ketebalan yang seragam dari jaringan meningkatkan kualitas gambar dan kontras. Radiasi rendah energi dipaparkan pada payudara sehingga menghasilkan gambar dengan kontras tinggi. Sekitar 7% wanita menyatakan pemeriksaan sangat menyakitkan, dan sebagian besar merasa tidak nyaman (Cassidy et al., 2002). Mamografi memungkinkan deteksi massa lesi, daerah distorsi parenkim, dan mikrokalsifikasi. Payudara relatif lebih padat pada wanita yang lebih muda maka mamografi biasanya tidak dilakukan pada mereka yang berusia di bawah 35 tahun (Barber et al., 2008). b) Ultrasonografi (USG) Pemeriksaan melalui USG dilakukan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang dilewatkan pada payudara, refleksi terdeteksi dan diubah menjadi gambar. USG payudara aman, tanpa rasa sakit, dan cocok untuk digunakan di segala usia. Pada pasien kanker, teknik ini berguna untuk memandu biopsi inti dan menilai ukuran, multifokalitas, dan adanya metastasis kelenjar getah bening (Barber et al., 2008). 3) Biopsi Jika pasien memiliki gambaran mamogram mencurigakan, dokter akan menjalankan biopsi. Ada dua cara unutk mendapatkan biopsi yang dilakukan hanya dengan sedikit operasi (David, 2010):

13 13 a) Biopsi aspirasi jarum halus (fine neddle aspiration biopsy) Jarum berongga sangat kecil dimasukkan ke dalam payudara. Sampel sel diambil dan diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini tidak meninggalkan bekas luka. b) Biopsi jarum inti (core needle biopsy) Jarum dengan ukuran lebih besar dimasukkan untuk mengambil beberapa sampel jaringan yang lebih besar dari area yang terlihat mencurigakan. Untuk melakukan metode ini, ahli bedah harus membuat sayatan kecil. Hal tersebut akan meninggalkan bekas luka kecil yang nyaris tak terlihat setelah beberapa minggu. e. Stadium Sistem yang paling sering digunakan untuk menggambarkan stadium adalah sistem TNM dari American Joint Committe on Cancer (AJCC). Klasifikasi stadium kanker berdasarkan stadium T, N, dan M. Huruf T berarti tumor (ukuran dan seberapa jauh penyebarannya pada payudara dan sekitarnya). Huruf N berarti penyebaran pada nodul limfa (sekumpulan sel sistem imun yang membantu melawan infeksi dan kanker). Huruf M berarti metastasis (menyebar ke organ yang jauh) (The American Cancer Society, 2012).

14 14 Tabel I. Kategori TNM pada kanker payudara (The American Cancer Society, 2012) Tumor primer (T) TX T0 Tis T1 T2 T3 T4 Limfa nodi regional (N) NX N0 N1 N2 N3 Metastasis (M) MX M0 M1 Keterangan Tumor primer tidak bisa diperkirakan Tidak ada tumor primer Karsinoma in situ; karsinoma intraduktal, karsinoma in situ lobular atau Paget disease pada puting susu tanpa adanya massa tumor Paling besar ukuran tumor 2 cm (3/4 inchi) Paling besar ukuran tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm (2 inchi) Paling besar ukuran tumor lebih dari 5 cm Tumor dengan ukuran berapapun yang berkembang pada dinding payudara atau kulit Limfa nodi regional tidak dapat diperkirakan (misalnya telah dibuang sebelumnya) Kanker belum menyebar ke limfa nodi regional Kanker telah menyebar ke 1 sampai 3 limfa nodi aksilar di bawah lengan Kanker telah menyebar ke 4 sampai 9 limfa nodi di bawah lengan Kanker telah menyebar ke 10 atau lebih limfa nodi di bawah lengan atau juga meliputi limfa nodi di daerah lain sekitar payudara Metastasis jauh tidak bisa diperkirakan Tidak ada penyebaran jauh Ada metastasis jauh Stadium klinis kanker payudara dapat ditentukan setelah dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ukuran tumor dan status limfa nodi regional dan pemeriksaan radiologik untuk melihat kemungkinan metastase jauh. Kepentingan stadium klinis ini adalah untuk merencanakan terapi dan meramalkan prognosis (Dipiro et al., 2009).

15 15 Tabel II. Pengelompokkan stadium kanker payudara menurut AJCC (Tobias & Hochhauser, 2010) Stadium Tumor Nodi Metastasis 0 Tis N0 M0 I T1 N0 M0 IIA T0 N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0 IIB T2 N1 M0 T3 N0 M0 IIIA T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0 IIIB T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0 IIIC T N3 M0 IV apapun T apapun N apapun M1 Mamografi dan USG dapat digunakan untuk memperkirakan ukuran tumor dan mendeteksi jaringan multifokal, melalui teknik imaging penilaian yang akurat akan lebih mudah diperoleh dibanding dengan pemeriksaan klinik. Pada saat diagnosis, USG secara luas digunakan untuk melihat keterlibatan nodul limfa aksilari. Metastasis jarang ditemukan pada wanita dengan kanker payudara stadium awal. Namun beberapa tes tetap perlu dilakukan seperti tes darah, urea, elektrolit, tes fungsi hati, kalsium dan Xray dada. Hal ini dilakukan unutk lebih memastikan keadaan pasien. Untuk pasien dengan risiko metastasis lebih tinggi seperti pasien dengan ukuran tumor yang besar, pembesaran nodul limfa aksilari, pemeriksaan

16 16 lebih lanjut dapat dilakukan meliputi pemeriksaan tulang, CT, maupun PET (Barber et al., 2008). f. Terapi Kanker Payudara 1) Terapi Lokal-Regional a) Pembedahan Hampir semua wanita yang menderita kanker payudara mendapatkan terapi dengan pembedahan. Dua tipe pembedahan yang paling umum adalah breast cancer conserving surgery dan mastektomi (NCCN, 2012). Quadrantektomi diperkenalkan pada awal 1970-an merupakan breast conserving surgery dengan menghilangkan kanker primer yang memiliki margin 2,0 cm dari jaringan payudara normal. Lumpektomi adalah operasi untuk menghilangkan massa tumor dengan jaringan normal yang terbatas (1 cm). Percobaan acak dengan membandingkan breast conserving surgery diikuti radioterapi dengan mastektomi menunjukkan tingkat kontrol lokal dan kelangsungan hidup. Breast conserving surgery tidak selalu cocok untuk wanita dengan penyakit multifokal dan tumor besar pada payudara yang kecil. Beberapa pasien memilih mastektomi karena kemungkinan dapat menghindari radioterapi (Cassidy et al., 2002).

17 17 b) Terapi radiasi Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar berenergi tinggi (atau partikel) untuk menghancurkan sel kanker yang tertinggal di belakang payudara, dinding dada, atau limfa nodi setelah pembedahan (NCCN, 2012). Iradiasi payudara telah terbukti mengurangi risiko kekambuhan lokal setelah operasi payudara dari sekitar 30% sampai <10% pada 10 tahun (Cassidy et al., 2002). 2) Terapi sistemik a) Kemoterapi Kemoterapi adalah terapi dengan obat yang dapat membunuh sel kanker yang dapat diberikan secara intravena atau peroral. Obat tersebut mengikuti aliran darah untuk mencapai sel kanker pada semua bagian tubuh. Kemoterapi direkomendasikan berdasarkan ukuran tumor, stadium tumor, serta ada atau tidaknya keterkaitan limfa nodi (The American Cancer Society, 2012). Efek samping umum dari kemoterapi diantaranya kelesuan, mual dan muntah, rambut rontok, mucositis, supresi sumsum tulang, dan tromboemboli. Antrasiklin jika diberikan dalam dosis besar kumulatif dapat menyebabkan kerusakan jantung dan taxanes berhubungan dengan kemungkinan tinggi sepsis neutropaenic dan neurotoksisitas (Barber et al., 2008). Pasien kanker payudara yang bebas penyakit setelah pengobatan lokal dan regional pengobatan tetap memiliki kemungkinan kambuh

18 18 dan metastase penyakit. Risiko metastasis rendah dalam kasus-kasus dengan karsinoma berukuran kecil dan noda negatif, risiko semakin meningkat dengan ukuran karsinoma primer dan jumlah noda metastasis aksila (Cassidy et al., 2002). Kemoterapi umumnya digunakan dalam pengaturan ajuvan setelah pengobatan lokal kanker payudara pada pasien dengan prognosis kanker moderat dan buruk. Terapi endokrin (yang mengurangi pembelahan sel-sel kanker) umumnya tidak digunakan bersamaan dengan kemoterapi. Kemoterapi juga dapat digunakan dalam pengaturan neo adjuvant untuk pengobatan awal pada kanker payudara dengan ukuran besar atau stadium lanjut, dalam upaya untuk mengurangi ukuran kanker agar memungkinkan dilakukan operasi (Barber et al., 2008). Beberapa rejimen kemoterapi yang umum digunakan untuk stadium awal kanker payudara antara lain (Swart, 2012): a) TAC yang terdiri dari Docetaxel (Taxotere), Doxorubicin (Adriamycin) dan Cyclophosphamide. b) AC diikuti dengan T yaitu: Doxorubicin, Cyclophosphamide kemudiaan diikuti dengan pemberian Paclitaxel. c) FAC yang terdiri dari Florouracil (5-FU), Doxorubicin (Adriamycin) dan Cyclophophamide. d) CMF yang terdiri dari Cyclophosphamide, Methotrexat dan Florouracil (5-FU).

19 19 e) FEC yang terdiri dari Florouracil (5-FU), Epirubicin dan Cyclophosphamide. b) Terapi hormonal Enam puluh persen dari kanker payudara memiliki estrogen reseptor positif. Tamoxifen dapat meningkatkan kelangsungan hidup dengan bebas penyakit secara keseluruhan pada semua wanita, terutama pasca-menopause. Manfaat dari terapi ini berkurang jika ER (estrogen receptor) diketahui negatif (Cassidy et al., 2002). Tamoxifen adalah modulator reseptor estrogen selektif yang memiliki aksi antagonis dalam kanker payudara dengan reseptor estrogen. Tamoxifen mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara sekitar 25% dan efektif dalam semua kelompok usia terlepas dari status menopause-nya. Dosis 20 mg perhari biasanya diberikan selama 5 tahun. Tamoxifen mengurangi risiko kanker payudara kontralateral antara 40 dan 50%, tetapi kurang efektif terhadap tumor dengan human epidermal growth factor receptor (HER)2-positif. Efek samping dari tamoxifen termasuk tromboemboli vena, hot flushes, gangguan pencernaan, vagina kering, perubahan libido, gangguan menstruasi, dan kanker endometrium (Barber et al., 2008). c) Terapi antibodi monoklonal HER2 diekspresikan secara berlebihan pada sekitar 20% dari kanker payudara. HER2 telah lama dikenal sebagai penanda prognosis yang buruk pada kanker payudara. Pada pasien dengan kanker HER2-

20 20 positif, pemberian trastuzumab sendiri atau dalam kombinasi dengan agen kemoterapi sitotoksik dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien dengan penyakit metastasis dan mengurangi kekambuhan bila diberikan dalam pengaturan ajuvan (Barber et al., 2008). Trastuzumab adalah antibodi monoklonal yang menghambat efek dari faktor pertumbuhan protein HER2, protein yang mengirim sinyal pertumbuhan ke sel kanker payudara. Pertuzumab merupakan antibodi monoklonal yang bisa dikombinasikan dengan trastuzumab dan kemoterapi lainnya. Antibodi monoklonal ini digunakan untuk mengobati pasien dengan kanker payudara HER2 positif yang telah bermetastasis (Anonim, 2012). 2. Farmakoekonomi a. Definisi Farmakoekonomi Farmakoekonomi didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis pada biaya terapi pengobatan di sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat. Secara lebih spesifik, penelitian farmakoekonomi adalah proses identifikasi, perhitungan, dan perbandingan biaya, risiko, dan keuntungan dari program, pelayanan atau pengobatan dan menentukan alternatif yang memberikan outcome kesehatan paling baik (Dipiro et al., 2009). Studi farmakoekonomi mempertimbangkan biaya obat alternatif dan regimen obat dibandingkan dengan hasil keluarannya (outcome), sebagai panduan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tentang obat

21 21 yang seharusnya digunakan, obat mana yang seharusnya dibayar oleh pemerintah atau pihak ketiga (asuransi). Pengaruh dari informasi farmakoekonomi kepada pembuat keputusan dalam pelayanan kesehatan tergantung pada sudut pandang analisis yang dilakukan. Dua komponen fundamental dalam studi farmakoekonomi adalah perhitungan biaya dan hasil keluaran (outcome) yang dinilai secara kuantitatif (Gattani et al., 2009). b. Perspektif Farmakoekonomi Evaluasi farmakoekonomi dapat dinilai dari satu atau lebih perspektif. Klasifikasi perspektif penting, karena hasil evaluasi ekonomi sangat tergantung dari perspektif yang diambil, dikarenakan perspektif menentukan biaya (cost) dan keluaran (consequence) yang akan dievaluasi (Bootman, 2005). Perspektif yang umum digunakan meliputi (Dipiro et al., 2009): 1) Perspektif Pasien Pada dasarnya, biaya dari perspektif ini adalah segala biaya yang harus dibayarkan pasien untuk suatu produk atau pelayanan. Akibatnya, dari perspektif ini, seluruh efek klinik baik positif dan negatif dari suatu program atau alternatif pengobatan dapat diketahui. 2) Perspektif Provider Biaya dari perspektif ini adalah pengeluaran yang sebenarnya karena produk atau pelayanan kesehatan. Provider dapat mencakup

22 22 rumah sakit atau klinik. Dari perspektif ini, biaya langsung seperti obat, biaya rawat inap, tes laboratorium, biaya jasa petugas kesehatan dapat diidentifikasi, dinilai dan dibandingkan. 3) Perspektif Payer Perusahaan asuransi atau pemerintah termasuk dalam payer. Biaya paling penting dalam perspektif ini adalah biaya langsung, namun biaya tidak langsung seperti hilangnya produktivitas kerja dapat berpengaruh pada biaya total layanan kesehatan. 4) Perspektif Masyarakat Perspektif ini merupakan perspektif yang paling luas karena mempertimbangkan keuntungan pada masyarakat sebagai keseluruhan. Secara teoritis, seluruh biaya langsung dan tak langsung termasuk dalam evaluasi ekonomi yang dilakukan dengan perspektif masyarakat. Biaya morbiditas dan mortalitas serta seluruh biaya dari pemberian dan penerimaan pelayanan kesehatan juga termasuk dalam perspektif ini. c. Biaya dalam Farmakoekonomi Evaluasi farmakoekonomi tidak dapat lepas dari isu biaya. Berdasarkan konsep ekonomi, biaya didasarkan pada penggunaan suatu sumber daya terhadap suatu jalan dengan mengesampingkan alternatifalternatif lain (Walley et al., 2004). Terdapat beberapa tipe biaya dalam cost analysis yaitu:

23 23 1) Biaya Medik Langsung Biaya medik langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk produk medis dan pelayanan medis yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi, atau mengobati penyakit. Contoh dari biaya ini adalah biaya untuk obat, alat dan bahan medis, tes diagnosis dan laboratorium, biaya rawat inap dan biaya kunjungan (Dipiro et al., 2009). 2) Biaya Non-medik Langsung Biaya ini adalah biaya untuk pelayanan non-medis akibat adanya penyakit namun tidak termasuk dalam pembayaran pelayanan medis. Contoh dari biaya ini meliputi biaya yanng dikeluarkan pasien untuk transportasi ke fasilitas pelayanan kesehatan, biaya hidup keluarga, biaya untuk makanan khusus, dan lainnya (Dipiro et al., 2009). 3) Biaya Tak Langsung (indirect cost) Biaya tak langsung adalah biaya-biaya dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan, seperti kehilangan penghidupan, hilangnya produktivitas, ongkos perjalanan ke rumah sakit dan lainnya. Biaya tersebut tidak hanya meliputi diri pasien tetapi juga masyarakat dan keluarga pasien (Walley et al., 2004). 4) Intangible Costs Biaya ini meliputi outcome non-finansial lain akibat adanya suatu penyakit (Dipiro et al., 2009). Contoh dari biaya ini yaitu: nyeri, kecemasan atau tekanan lain yang pasien atau keluarga derita akibat adanya penyakit. Jenis biaya ini cukup sulit jika dilihat dalam bentuk

24 24 mata uang namun dapat terlihat dengan pengukuran kualitas hidup. (Walley et al., 2004). d. Metode Evaluasi Farmakoekonomi Menurut Walley et al. (2004) evaluasi ekonomi adalah proses resmi untuk menghitung keuntungan dan biaya dalam sebuah analisis inkremental. Pada dasarnya merupakan sebuah kerangka yang menyusun keseimbangan antara keuntungan dan biaya untuk membantu pembuatan keputusan. Metode-metode evaluasi farmakoekonomi tersebut yaitu: 1) Cost-of-Illness (CoI) Evaluasi ini mengidentifikasi dan memperkirakan keseluruhan biaya dari suatu penyakit pada populasi tertentu, sering juga dianggap sebagai burden of illness. Evaluasi COI tidak digunakan untuk membandingkan terapi alternatif tetapi untuk memberikan estimasi beban finansial akibat suatu penyakit (Dipiro et al., 2009). 2) Cost-Minimization Analysis (CMA) Cost-Minimization Analysis (CMA) didefinisikan sebagai tipe analisis yang memilih biaya terendah dari dua atau lebih alternatif terapi dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Dengan CMA, alternatif terapi harus memiliki bukti mengenai keamanan, efikasi serta outcome yang dihasilkan sama atau mirip. Jika terbukti outcome tersebut ekivalen, biaya diidentifikasi, diukur, dan dibandingkan dalam nilai mata uang yang sesuai (Sanchez, 2005).

25 25 Contoh dari analisis ini adalah terapi dengan antibiotika generik dengan paten, outcome klinik (efek samping dan efikasi sama), yang berbeda adalah onset dan durasinya. Maka pemilihan obat difokuskan pada obat yang biaya perharinya lebih murah (Vogenberg, 2001). 3) Cost-Benefit Analysis (CBA) Pada analisis ini, keuntungan (benefit) dihitung sebagai keuntungan ekonomi yang berhubungan dengan suatu intervensi, sebagai contoh: nilai uang yang diperoleh dari kembali bekerja. Maka, baik biaya maupun hasil keluaran (outcome) dinilai dalam uang. Keunggulan dari tipe analisis ini adalah dapat membuat perbandingan antara area yang sangat berbeda, tidak hanya dalam bidang medis, sebagai contoh: perbandingan antara memperluas edukasi (keuntungan yang diperoleh dari peningkatan edukasi dan produktivitas) dengan menetapkan pelayanan untuk sakit punggung (meningkatkan produktivitas karena pasien dapat kembali bekerja) (Gattani et al., 2009). 4) Cost-Effectiveness Analysis (CEA) Analisis ini digunakan ketika keuntungan kesehatan dapat didefinisikan dan dinilai dalam unit natural (contoh: berapa tahun umur dapat diselamatkan) dan biaya dinilai dalam uang. CEA digunakan untuk membandingkan jenis terapi dengan hasil keluaran (outcome) yang secara kualitatif hampir sama. Tipe analisis ini paling sering digunakan pada analisis ekonomi dalam literatur, dan terutama dalam terapi dengan obat (Gattani et al., 2009). Hasil CEA dituliskan sebagai rasio yaitu

26 26 average cost-effectiveness ratio (ACER) atau sebagai incremental costeffectiveness ratio (ICER) (Dipiro et al., 2009). ACER menggambarkan total biaya program atau alternatif terapi dibandingkan dengan outcome, sehingga menghasilkan rasio harga dalam mata uang per outcome yang diperoleh (Sanchez, 2005). 5) Cost-Utility Analysis (CUA) Cost-Utility Analysis (CUA) adalah metode untuk membandingkan alternatif terapi dan HRQOL atau Health Related Quality of Life. CUA mampu membandingkan biaya, kualitas dan kuantitas. Biaya dinilai dalam mata uang dan hasil terapi dinilai dalam utility yang diterima pasien bukan unit fisik. Penilaian utility yang digunakan adalah quality-adjusted life years (QALY) yang diperoleh (Dipiro et al., 2009). QALY merupakan alat ukur status kesehatan dalam CUA, dikombinasikan dengan data morbiditas dan mortalitas (Sanchez, 2005). Walaupun CUA telah berhasil digunakan untuk membantu memutuskan suatu program kesehatan (misalnya pembedahan atau kemoterapi), akan tetapi instrumen yang handal dan sensitif masih dibutuhkan untuk mendeteksi perubahan akibat terapi (Skrepnek, 2005). 3. Kualitas Hidup WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap keadaan hidup dalam konteks sistem budaya dan nilai dimana mereka hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan dan standar masing-masing.

27 27 Hal ini memang memiliki rentang konsep yang luas yang dipengaruhi keadaan kesehatan fisik seseorang, kepercayaan dan hubungan terhadap lingkungan (WHO, 1997). Penelitian tentang kualitas hidup sangat meningkat sejak tahun Kualitas hidup menggambarkan efek penyakit pada pasien, sebagaimana dipersepsikan oleh pasien, dan merupakan data yang melengkapi informasi medis atau data epidemiologi yang sering digunakan sebagai hasil penelitian. Kualitas hidup merupakan tujuan akhir dari semua intervensi kesehatan (Wandel, 2005). Penderita kanker payudara pasca operasi dan yang telah mendapatkan kemoterapi akan mengalami perubahan kualitas hidup. Hal ini dapat diakibatkan karena penderita mengalami kecemasan, sulit tidur dan lainnya. Hal lain yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker payudara pasca operasi adalah kecemasan akan rasa nyeri, kecemasan terjadinya kekambuhan, perubahan secara kosmetik dan terjadinya gangguan perubahan sebagai wanita yang utuh. Selain hal-hal tersebut di atas, modalitas terapi yang diberikan pada penderita dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita sebagai akibat dari komplikasi yang terjadi dari terapi yang diberikan atau efek samping dari terapi tersebut (Hanafi, 2010). Kemoterapi sangat mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker payudara. Sebuah studi yang dilakukan Palmer et al. tentang kemoterapi adjuvan yang dberikan setelah operasi pada pasien kanker payudara noda positif (satu atau lebih noda aksilari) menyebutkan bahwa pasien yang

28 28 menerima agen tunggal atau regimen obat menyatakan pengobatan sangat menyakitkan. Studi lain oleh Kiebert et al. pada pasien kanker payudara dini yang menerima kemoterapi sebelum operasi menyatakan bahwa kemoterapi merupakan aspek yang paling memberatkan selama pengobatan (Montazeri, 2008). Mols et al. (2005) mengulas literatur tentang kualitas hidup pada survivor kanker payudara jangka panjang dan menemukan bahwa meskipun pasien merasakan beberapa masalah spesifik seperti nyeri dan masalah fungsi seksual namun kebanyakan dilaporkan memiliki kualitas hidup yang baik. Ulasan ini juga menyatakan bahwa kondisi kesehatan, dukungan sosial merupakan penyebab nilai positif dalam kualitas hidup dan penggunaan kemoterapi adalah penyebab negatifnya. 4. The European Organisation for Research and Treatment of Cancer (EORTC) QLQ-C30 EORTC QLQ-C30 merupakan kuesioner yang digunakan pada pasien kanker dan berisi 30 pertanyaan yang meliputi tiga skala yaitu skala fungsional (fisik, peran, emosi, sosial, kognitif), status kesehatan umum, skala gejala dan beberapa item pertanyaan tunggal. Kuesioner ini sudah diterjemahkan dan disahkan dalam 81 bahasa dan telah digunakan dalam lebih dari 3000 penelitian di seluruh dunia (Fredheim et al., 2007). Kuesioner ini dapat digunakan pada semua tipe kanker. Di Indonesia sendiri, kuesioner ini telah diterjemahkan dan divalidasi melalui penelitian

29 29 Perwitasari et al. (2010) dengan judul Translation and Validation of EORTC QLQ-C30 into Indonesian Version for Cancer Patients in Indonesia. F. Kerangka Konsep Karakteristik pasien kanker payudara: 1. Usia 2. Stadium kanker 3. Siklus kemoterapi Regimen obat kemoterapi Kualitas hidup pada skala EORTC QLQ- C30 Cara bayar Biaya medik langsung: a. Biaya obat b. Biaya tindakan c. Biaya jasa d. Biaya lainnya Gambar 2. Kerangka konsep penelitian G. Keterangan Empirik Penelitian dapat menggambarkan karakteristik pasien kanker payudara, biaya medik langsung dalam kemoterapi dan kualitas hidup pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi.

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC)

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak pada perempuan (McPherson, et al., 2000). Menurut data

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak pada perempuan (McPherson, et al., 2000). Menurut data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker terbanyak dengan insidensi yang terus meningkat di negara-negara maju dan Asia serta penyebab kematian terbanyak pada perempuan (McPherson,

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemerintah disibukkan dengan penyakit kanker payudara yang saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka kematian cukup tinggi pada wanita. Setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kanker payudara merupakan masalah besar di seluruh dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., 2009). Di Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel secara tidak terkendali, sering menyerang jaringan sekitar dan dapat bermetastasis atau menyebar ke organ lain (World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini menduduki peringkat kedua terbanyak penyakit kanker setelah kanker

Lebih terperinci

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA Buku Payudara Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA Dan Fakta Raising breast cancer awareness in Bali Meningkatkan kesadaran kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak terkontrol sehingga berubah menjadi sel kanker (1). Data Riset

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, kanker payudara merupakan penyakit dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, kanker payudara merupakan penyakit dimana terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, kanker payudara merupakan penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara yang mengakibatkan munculnya tumor ganas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin pada tubuh manusia yang terletak di bagian depan leher. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triodotironin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga sel-sel didalam payudara terjadi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Kanker Payudara

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Kanker Payudara 1.1. Konsep Kanker Payudara BAB II TINJAUAN TEORI 1.1.1. Pengertian Kanker Payudara Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara. Pada kanker

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan suatu penyakit yang menakutkan bagi kaum wanita tetapi pada laki-laki pun memiliki kemungkinan untuk terserang meskipun kemungkinan itu kecil.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah sel yang ada pada suatu jaringan merupakan kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya sel yang ada pada populasi. Masuknya sel ke dalam populasi jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia. Satu diantara 4 kematian di Amerika disebabkan karena kanker. Kanker kolorektal merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit kompleks yang dicirikan dengan dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkontrol. Kanker dapat terjadi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan merupakan penyebab kematian kedua pada wanita setelah kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. belahan dunia. Data International Agency for Research on Cancer (IARC) GLOBOCAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. belahan dunia. Data International Agency for Research on Cancer (IARC) GLOBOCAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan utama dalam sepuluh tahun terakhir dengan kecenderungan peningkatan angka kejadian yang signifikan di berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita diseluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru dan telah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit dewasa ini bergeser dari penyakit menular dan masalah gizi ke penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk keselamatan klien (Soemitro & Aksan, 2012). mammae (Masdalina Pane, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk keselamatan klien (Soemitro & Aksan, 2012). mammae (Masdalina Pane, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang, yang bersifat buruk, sifat tumbuhnya sangat cepat, merusak, menyebar dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, dipelihara, dan dibina sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat menyerang dan menyebar ke tempat yang jauh dari tubuh. Kanker dapat menjadi penyakit yang parah,

Lebih terperinci

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller. Kesulitan diagnosis dini pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan dengan usia rata-rata 55 tahun (Stoler, 2014). Diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru setiap

Lebih terperinci

Buklet ini ditujukan bagi mereka yang baru terdiagnosis

Buklet ini ditujukan bagi mereka yang baru terdiagnosis Buklet ini ditujukan bagi mereka yang baru terdiagnosis Buklet edukasi untuk pasien Buklet ini ditujukan bagi Anda yang baru saja terdiagnosis kanker payudara, untuk membantu Anda lebih memahami tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii KATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri 78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara Kanker payudara adalah sel-sel epitel ganas proliferasi yang berjajar disaluran atau lobulus payudara. (Lippman, 2005). Menurut National Cancer Institute,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit namun tidak merasa sakit tidak akan memeriksakannya ke layanan kesehatan, tetapi apabila mereka mendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan proliferasi maligna dari sel epitel pada duktus atau lobulus payudara (Fauci, 2008). Menurut data WHO, kanker payudara menempati posisi kedua

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak. BAB 2 TUMOR 2.1 Definisi Tumor Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL DAN APLIKASI UNTUK PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA OPERABLE DI RS KANKER DHARMAIS

PENGEMBANGAN MODEL DAN APLIKASI UNTUK PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA OPERABLE DI RS KANKER DHARMAIS PENGEMBANGAN MODEL DAN APLIKASI UNTUK PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA OPERABLE DI RS KANKER DHARMAIS OLEH DR DRA AGUSDINI BANUN SAPTANINGSIH, APT MARS Masalah dalam dunia kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insiden karsinoma kolorektal masih cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari kematian karena kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama di seluruh dunia dan menempati keganasan terbanyak pada wanita baik di negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak pada wanita. Karsinoma payudara merupakan penyakit heterogen dengan kemiripan secara histologis namun

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara merupakan masalah kesehatan di dunia, kejadian dan kematian akibat kanker payudara terus meningkat di semua negara, baik negara maju, berkembang, maupun

Lebih terperinci