MODIFIKASI BANNER BERLAMPU HIAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM KOORDINASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODIFIKASI BANNER BERLAMPU HIAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM KOORDINASI"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MODIFIKASI BANNER BERLAMPU HIAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM KOORDINASI OLEH : SYIFAHAYU, S.Pd NIP DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 HULU SUNGKAI TAHUN 2014

2 SURAT PENGESAHAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Hi. Darnadi, S.Pd NIP : Pangkat/ Gol : Penata/ III c Jabatan : Kepala Sekolah Temp. Tugas : SMPN 2 Hulu Sungkai Mengesahkan Laporan Hasil Penelitian Pembelajaran berupa modifikasi alat peraga pembelajaran IPA Terpadu Kelas IX dengan judul Modifikasi Banner Berlampu Hias Sebagai Media Pembelajaran Materi Sistem Koordinasi, yang dibuat oleh: Nama : Syifahayu, S.Pd NIP : Pangkat/ Gol : Penata Tk. I/ III d Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPA Temp. Tugas : SMPN 2 Hulu Sungkai Demikianlah surat pengesahan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya Hulu Sungkai, 30 September 2014 Kepala Sekolah, Hi. Darnadi, S.Pd NIP ~ 1 ~

3 PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa karya inovasi berupa modifikasi media pembelajaran sains dengan judul: Modifikasi Banner Berlampu Hias Sebagai Media Pembelajaran Materi Sistem Koordinasi, adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung segala resiko dan sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau jika ada tuntutan formal atau non-formal dari pihak lain berkaitan dengan keaslian karya saya ini. Mengetahui, Kepala Sekolah Hulu Sungkai, 30 September 2014 Guru IPA Terpadu, Hi. Darnadi, S.Pd NIP Syifahayu, S.Pd NIP ~ 2 ~

4 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas apa yang telah diberikan-nya kepada kita. Penelitian sebagai salah satu komponen penting dalam Pengembangan Karir bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan mendorong penulis untuk menyusun Laporan Hasil Penelitian Pembelajaran melalui Modifikasi alat peraga pembelajaran berupa Modifikasi Banner Berlampu Hias Sebagai Media Pembelajaran Sistem Koordinasi, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan high order thinking skills peserta didik. Penulis berharap laporan ini dapat diterima sehingga hasilnya dapat ditindak lanjuti untuk dapat menambah referensi dan memberikan manfaat tidak hanya kepada peneliti khususnya, selaku seorang guru yang berusaha menjadi tenaga pendidik yang profesional tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi rekan guru yang lain atau dunia pendidikan pada umumnya. Semoga bermanfaat dan dapat diterima. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan dan pengembangan media ini. Dan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan material hingga media ini selesai dibuat. Keberkahan semoga selalu tercurah untuk kita semua, amiin. Hulu Sungkai, 30 September 2014 Penyusun, SYIFAHAYU ~ 3 ~

5 ABSTRAK Syifahayu, S.Pd: MODIFIKASI BANNER BERLAMPU HIAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM KOORDINASI. Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membantu perkembangan kreativitas guru sebagai pendidik dan murid sebagai subjek belajar. Pertama, guru dapat memikirkan berbagai cara untuk menyajikan pelajaran dengan menggunakan media. Kedua, guru dapat menyajikan berbagai topik pelajaran lebih hidup dan menarik sehingga meningkatkan kebermaknaannya terhadap subjek belajar. Melalui media pembelajaran, guru dapat meningkatkan kompetensi pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, pada saat pembelajaran materi tentang Sistem Koordinasi (Sistem Saraf) merupakan konsep IPA yang bersifat abstrak, khususnya tentang proses-proses fisis, biologis dan kimiawi yang terjadi dalam system saraf. Hal ini tidak bisa dilihat, hanya bisa dimodelkan. Alat peraga sederhana (APS) Banner Berlampu Hias ini diharapkan dapat mengkonkritkan mekanisme gerak sadar dan gerak refleks dalam system saraf. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat belajar peserta didik dalam berkelompok, mengerjakan tugas-tugas, berfikir bersama, dan menjawab tes. menunjukkan peningkatan dari rerata angket di awal 71,25 menjadi 76,75 sehingga proses pembelajaran lebih kondusif dan dapat terlaksana sesuai rencana. Minat siswa meningkatnya ditunjukkan oleh perhatian, relevansi pembelajaran, rasa percaya diri dan kepuasaan yang ada pada diri tiap siswa dalam belajar. Hasil belajar siswa meningkat rerata nilai awal 59 di akhir pembelajaran menjadi 80. Kata kunci : media pembelajaran, banner berlampu hias, minat dan hasil belajar ~ 4 ~

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN DAN PENGESAHAN. 1 KATA PENGANTAR... 3 ABSTRAK. 4 DAFTAR ISI.. 5 BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup C. Tujuan.. 8 D. Manfaat 8 BAB II. Studi Pustaka A. Media Pembelajaran B. Gerak sadar dan Gerak Refleks BAB III. Langkah-langkah Pelaksanaan A. Rancangan Alat dan Bahan.. 13 B. Proses Pembuatan Alat dan Bahan C. Pedoman Penggunaan Alat dan Bahan. 14 D. Prosedur Penggunaan Alat dalam Pembelajaran.. 15 E. Evaluasi Kebermanfaatan Alat BAB IV. Laporan Hasil dan Pembahasan A. Deskripsi Hasil Pembelajaran.. 17 B.. Analisis Hasil Pembelajaran BAB V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Data dan Informasi Biodata Foto Kopi SK CPNS ~ 5 ~

7 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam yang diajarkan untuk membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Ruang lingkup IPA di SMP diantaranya adalah Sistem Koordinasi (Sistem Saraf dan Alat Indera). Materi utama yang harus disampaikan pada ruang lingkup Sistem Koordinasi (Sistem Saraf dan Alat Indera) adalah tentang Gerak Refleks dan Gerak Sadar. Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pada konsep Sistem Koordinasi (Sistem Saraf dan Alat Indera) khususnya pada sub konsep gerak refleks dan gerak sadar adalah mendeskripsikan mendeskripsikan system koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Berbeda dengan materi yang lainnya, konsep Sistem Koordinasi (Sistem Saraf dan Alat Indera) khususnya pada sub konsep gerak refleks dan gerak sadar dapat dikatakan materi baru bagi siswa kelas IX, karena belum diajarkan di tingkat Sekolah Dasar terlebih mekanisme prosesnya tidak dapat dilihat langsung. Di awal pembelajaran tentang gerak refleks dan gerak sadar penulis selalu bertanya pada siswa, pernahkah kalian mendengar tentang gerak refleks dan gerak sadar? siswa pasti menjawab pernah. Jawaban siswa tersebut memberikan gambaran kepada penulis bahwa tidak akan ada hambatan atau kesulitan bagi siswa dalam memahami materi tersebut. Kenyataan yang didapat berbeda dengan apa yang penulis bayangkan. Selama mengajarkan materi gerak refleks dan gerak sadar kepada siswa, penguasaan konsep tentang gerak refleks dan gerak sadar belum optimal. Data daya serap belajar siswa pada tahun tentang gerak refleks dan gerak sadar, dari 36 siswa hanya sebesar 49,39%. Kenyataan ini belum sesuai harapan yaitu 75% jumlah siswa mencapai dan memiliki daya serap terhadap mata pelajaran minimal sebesar 70%. Ketidaktercapaian pemahaman konsep gerak refleks dan gerak sadar harus diatasi karena materi tersebut sangat penting. Banyak hal yang berkaitan dengan gerak refleks dan gerak sadar terutama dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbagai contoh gerak refleks dan gerak sadar beserta mekanismenya secara fisika, biologi dan kimia. Siswa harus paham bagaimana cara kerja gerak refleks dan gerak ~ 6 ~

8 sadar sehingga dapat menimbulkan merespon impuls. Materi ini pun sebagai landasan awal pengetahuan jika siswa melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi di Sekolah Menengah Atas. Harus diingat pula bahwa keberhasilan proses pembelajaran di kelas juga sangat bergantung pada pemanfaatan alat peraga. Alat peraga sederhana IPA dalam proses pembelajaran merupakan bentuk variasi guru dalam mempermudah peserta didik memahami materi yang diajarkan. Karena peserta didik dalam menerima pengalaman belajar atau mendalami materi-materi pelajarannya masih banyak memerlukan benda-benda, kejadian-kejadian yang sifatnya konkrit, mudah diamati atau langsung diamati, sehingga pengalaman-pengalaman tersebut akan lebih mudah dipahami. Penggunaan alat peraga sederhana dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam memberikan pengalaman yang bermakna. Sama halnya dengan media pembelajaran, metode pembelajaran yang sering penulis gunakan selama ini dalam pembelajaran di kelas adalah metode ceramah. Penulis melihat bahwa dengan metode monoton ceramah sebagian siswa tidak memperhatikan apa yang dijelaskan. Ada yang asyik dengan aktivitas sendiri, bahkan ada siswa yang mengantuk dan ngobrol dengan teman sebelahnya. Ketika penulis bertanya apakah sudah mengerti atau belum, siswa diam saja. Jika penulis mengajukan pertanyaan lisan, sebagian siswa tidak dapat menjawab. Ketika Penulis berupaya menggunakan media yang berbasis TIK seperti power point dan animasi, prasarana yang dimiliki sekolah seperti LCD tidak tersedia di sekolah, bahkan ruang kelas dan laboratorium IPA tidak di dukung dengan instalasi listrik yang memadai. Hal ini menjadi kendala dalam penyampaian pembelajaran. Terlebih lagi jaringan internet di sekolah pun tidak berjalan optimal, sehingga siswa tidak bisa menambah wawasan materi bersamaan dengan penjelasan guru. Permasalahan yang timbul dalam pembelajaran Gerak Refleks dan Gerak Sadar selama ini membuat penulis berpikir untuk mengganti metode dan media yang digunakan. B. Ruang Lingkup Untuk memfokuskan pada pengembangan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi kemampuan dan keterampilan high order thinking skills peserta didik, maka laporan penelitian pengembangan hasil pembelajaran ini hanya terbatas pada masalah: ~ 7 ~

9 1) Media pembelajaran 3D 2) Materi gerak sadar dan gerak refleks 3) Hasil belajar peserta didik 4) Minat belajar peserta didik C. Tujuan Tujuan penulisan Laporan Hasil Penelitian Pembelajaran ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan media berupa Modifikasi Banner Berlampu Hias sebagai media pembelajaran materi Gerak Refleks dan Gerak Sadar dalam meningkatkan minat dan hasil belajar IPA peserta didik. D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa SMP bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut: a) Bagi guru, memberikan informasi dan wawasan tentang desain dan implementasi pengembangan media pembelajaran. b) Bagi peserta didik, memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dalam proses pembelajaran IPA. c) Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. d) Bagi peneliti lain, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian serupa pada pokok bahasan yang lain dan pengembangannya. ~ 8 ~

10 BAB II. STUDI PUSTAKA A. Media Pembelajaran Menurut Arif S. Sadiman (dalam Rohani, 2004:161) berpendapat bahwa, segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memugkinkan/ memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebagai sumber belajar. Sedangkan menurut Santoso S Samidjojo (Rustaman dkk, 2005:115) media dalam pembelajaran adalah: (1) media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran, yang biasanya sudah dituangkan dalam Standar Isi kurikulum dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Ada dua unsur yang terkandung dalam media pembelajaran (dalam Rustaman dkk, 2005:115),yaitu: (1) pesan atau bahan pembelajaran yang akan disampaikan, dengan istilah lain disebut perangkat lunak (software), dan (2) perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Dari ketiga definisi tentang media pembelajaran tersebut, dapat penulis simpulkan bahwasannya yang dimaksudkan dengan media pembelajaran adalah alat perantara dalam proses pembelajaran baik yang berupa perangkat lunak (software) maupun yang berupa perangkat keras (hardware) yang diberdayakan untuk memudahkan dalam belajar dan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar dan pembelajaran. Kaitannya dengan pengertian media pembelajaran tersebut di atas, maka dalam laporan ini penulis melakukan modifikasi gambar system gerak sadar dan gerak refleks pada banner yang diberi lampu hias untuk membantu dan memudahkan peserta didik belajar mekanisme dan alur impuls pada kedua jenis gerak tersebut. Penulis memandang hal ini sangat penting dilakukan mengingat fasilitas in focus (proyektor) yang ada di sekolah sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi untuk menayangkan video atau aplikasi virtual sejenis. Lebih dari itu sarana vital pendukung kegiatan belajar mengajar seperti listrik pun tidak tersedia di semua ruang kelas yang ada. ~ 9 ~

11 Maka penggunaan media banner berlampu hias dengan tema gerak sadar dan gerak refleks ini merupakan salah satu alternative dan solusi terbaik agar proses pembelajaran tetap menarik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. B. Gerak Sadar dan Gerak Refleks Sistem saraf manusia terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel tersusun dari badan sel, dendrit dan akson. Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan sel merupakan kumpulan reticulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. Sedangkan akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa selaput myelin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput myelin tersebut dibungkus oleh sel-sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yamg dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan myelin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh myelin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan. Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: 1. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera. 2. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor ysitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantar berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang. ~ 10 ~

12 3. Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel sraf sensorik dan sel saraf motorik. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetikolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis. Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut: a) Perubahan dari dingin menjadi panas. b) Perubahan dari yang tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan. c) Berbagai aroma yang tercium oleh hidung. d) Suatu benda yang menarik perhatian. e) Suara bising. f) Rasa manis, asam, asin dan pahit pada makanan. Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut: a. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut: Impuls Reseptor/ indera Saraf sensorik Efektor/ Otot Saraf motorik Sumsum tulang belakang b. Gerak refleks Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan sangat singkat dan tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut: ~ 11 ~

13 Impuls Reseptor/ indera Saraf sensorik Efektor/ Otot Saraf motorik otak Contoh gerak refleks sebagai berikut: 1) Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu. 2) Gerakan menutup bola mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata. 3) Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk. 4) Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh. 5) Gerakan tangan yang melepaskan benda yang bersuhu panas ~ 12 ~

14 BAB III. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN A. Rancangan Alat Rancangan alat ini di desain berdasarkan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Konsentrasi pada materi pembelajaran di kelas 9 tentang Sistem Koordinasi Manusia. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasarnya sebagai berikut: a. Standar Kompetensi Memahami berbagai system dalam kehidupan manusia b. Kompetensi dasar Mendeskripsikan system koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. c. Indicator Menjelaskan pengertian system koordinasi pada manusia d. Tujuan pembelajaran Setelah melakukan studi pustaka dan melakukan diskusi kelompok peserta didik dapat: a) Mengidentifikasi tentang gerak sadar dan gerak refleks. b) Menjelaskan mekanisme gerak sadar dan gerak refleks. c) Menyebutkan perbedaan gerak sadar dan gerak refleks. d) Memberikan contoh gerak sadar dan gerak refleks. e. Media pembelajaran Berhubung untuk materi ini media pembelajarannya tidak tersedia dalam KIT IPA, maka penulis mencoba membuat rancangannya sendiri dari banner bergambar yang merujuk pada gerak sadar dan gerak refleks. Agar tampilan media lebih menarik, penulis merancang banner tersebut dilengkapi dengan lampu hias. Fungsi lampu hias di sini adalah untuk menunjukkan alur impuls kepada peserta didik. B. Proses Pembuatan Untuk mewujudkan rancangan yang telah dibuat sebelumnya, maka penulis menyusun terlebih dahulu alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat media tersebut. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: ~ 13 ~

15 Alat dan bahan: 1. Triplek ukuran panjang 2 m dan lebar 1,5 m. 2. Lakban coklat 3. Obeng 4. Gunting 5. Lampu hias warna merah, kuning dan hijau. 6. Banner bergambar yang merepresentasikan gerak sadar dan gerak refleks. 7. Lem plastic. Cara pembuatan: 1. Download dari internet gambar yang merepresentasikan gerak sadar dan gerak refleks. 2. Bawa gambar hasil download tadi ke percetakan banner. 3. Cetak banner sesuai dengan ukuran dan gambar yang telah ditetapkan sebelumnya 4. Pasang banner di atas triplek, kemudian di lem yang kencang dan diberi list menggunakan lakban plastic coklat telah disiapkan. 5. Lubangi triplek yang sudah di pasang banner tersebut menggunakan obeng, jumlah lubang disesuaikan dengan banyaknya lampu hias yang tersedia. Ukuran lubang pun disesuaikan dengan besar-kecilnya ukuran lampu hias yang digunakan. 6. Pasang lampu hias pada lubang-lubang tersebut dengan ketentuan warna hijau untuk menunjukkan arus impuls yang bergerak di dendrite, warna merah untuk menunjukkan impuls yang bergerak di dalam badan sel interneuron dan warna biru untuk menunjukkan impuls yang bergerak di dalam sel saraf sensorik. 7. Nyalakan lampu hias dan perhatikan alur jalannya impuls untuk menguji alat dan lampu tersebut berfungsi dengan baik sesuai dengan rancangan atau tidak. C. Pedoman Penggunaan Agar media ini dapat dipergunakan secara optimal, maka perlu diperhatikan halhal berikut ini: 1) Letakkan media tersebut dalam posisi tergantung ~ 14 ~

16 2) Letakkanlah dekat dengan stop kontak listrik 3) Kondisikan ruangan tempat meletakkan media ini dalam keadaan remangremang atau gelap. 4) Pastikan tegangan listrik yang digunakan adalah 220 volt dan daya yang ada tidak kurang dari daya lampu. D. Prosedur Penggunaan Alat dalam Pembelajaran Dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa bahan dan peralatan untuk kegiatan pembelajaran yang menggunakan media ini. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah: 1) Kertas buffalo, untuk membuat atribut gerak sadar dan gerak refleks. 2) Kertas Koran, untuk menuliskan jawaban kelompok. 3) Kertas origami, untuk menulis jawaban individu peserta didik yang akan direkatkan di kertas Koran tersebut. 4) Spidol, 5) Gunting, 6) Lem kertas, 7) Double tip Agar media ini dapat dipergunakan secara optimal, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut ini dalam proses pembelajaran: 1) Nyalakan medianya dan peserta didik diminta untuk mengamati dan menuliskan alur gerak refleks dan gerak sadar. 2) Peserta didik kemudian diminta untuk mendiskusikan dalam kelompoknya bagian-bagian sel saraf yang berperan dalam gerak sadar dan gerak refleks serta menuliskannya atribut kedua jenis gerak tersebut di kertas buffalo yang telah disiapkan oleh guru. 3) Peserta didik mendiskusikan dan menjawab soal dan tugas yang diberikan oleh guru di atas kertas Koran. 4) Setelah selesai siswa mempresentasikan tugasnya di depan kelas menggunakan media banner berlampu hias tersebut dan memasang atribut gerak sadar dan gerak refleks sembari menjelaskan mekanisme kedua gerak tersebut. 5) Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, hasil kerja mereka di pajang di dinding menggunakan double tip. ~ 15 ~

17 6) Membuat kesimpulan materi yang telah didiskusikan bersama guru. E. Evaluasi Kebermanfaatan Alat Setelah dipergunakan media atau alat ini dapat diketahui bahwa: Media ini sangat membantu mempermudah bagi peseta didik dan guru dalam proses pembelajaran materi gerak sadar dan gerak refleks. Media ini memiliki daya tahan yang cukup lama, sehingga dapat dipergunakan berulangkali. Kerusakan pada lampu mudah untuk diperbaiki. Pembelajaran lebih efektif, efisien dan menyenangkan. ~ 16 ~

18 BAB IV. LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pembelajaran Siswa kurang bergairah, kurang aktif, kurang kreatif kemudian pembelajaran masih berpusat pada guru dan kelas tidak berpusat pada siswa merupakan masalah yang menyebabkan minat belajar dan hasil belajar siswa rendah. Melalui pembelajaran menerapkan model pembelajaran Project Exhibition dan Menggunakan Media Banner Lampu Hias Gerak Refleks dan Gerak Sadar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.. Salah satu keunggulan model dan media pembelajaran adalah siswa dapat menemukan dan menjelaskan alur mekanisme gerak refleks dan gerak sadar sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini terlihat dari minat belajar dan antusiasme siswa saat belajar menggunakan media pembelajaran ini. Karena minat didefinisikan sebagai aspek psikologis yang menunjukkan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan adanya motif untuk mencapai suatu tujuan diharapkan dapat meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran ini. Perhatikan tabel berikut: Tabel 1. Minat Peserta didik Prosentase Perhatian Relevansi Percaya diri Kepuasan Rerata sebelum ,25 sesudah ,75 RERATA ,5 72,5 74 Sedangkan hasil belajar sebagai hasil yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada suatu pokok bahasan juga teramati mengalami peningkatan. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Menggunakan Banner Berlampu Hias kriteria nilai sebelum 59 sesudah 80 rerata 69,5 ~ 17 ~

19 B. Analisis Hasil Pembelajaran Subjek penelitian adalah Siswa Kelas 9A SMP Negeri 2 Hulu Sungkai dengan jumlah siswa 36 orang, tahun pelajaran Data diperoleh melalui observasi, pemberian tes, dan penyebaran angket. Kemudian dianalisilis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat belajar peserta didik meningkat walau tidak terlalu besar peningkatanya dalam berkelompok, mengerjakan tugastugas, berfikir bersama, dan menjawab tes saat dibandingkan sebelum menggunakan dan setelah menggunakan media tersebut. Grafik 1. Minat Siswa perhatian relevansi percaya diri kepuasan sebelum sesudah Hasil belajar siswa meningkat pada saat sebelum menggunakan meida banner berlampu hias nilai rerata hanya 59, setelah menggunakan media tersebut rerata nilai menjadi 80. Grafik 2. Hasil Belajar Siswa nilai sebelum sesudah ~ 18 ~

20 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran setelah penulis memodifikasi banner berlampu hias yang digunakan untuk membantu memudahkan peserta didik belajar materi gerak biasa dan gerak refleks dapat disimpulkan bahwa sekecil apapun usaha yang kita lakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah tetap bernilai dan dapat membawa perubahan ke a rah yang lebih baik, meskipun peningkatan yang terjadi tidak terlalu besar. Akan tetapi bila dilakukan secara berkesinambungan penulis meyakini akan dapat memberikan perubahan lebih besar dan signifikan. Kuncinya adalah ulet, sabar dan tidak bosan untuk belajar. B. Saran Bagi guru yang akan menggunakan media seperti ini diharapkan dapat lebih menyempurnakan dan menyederhanakan kembali agar mudah digunakan dan dibawa. Mengingat ukuran dari media ini cukup besar. ~ 19 ~

21 DAFTAR PUSTAKA Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya. Purwoko, dkk. (2009). IPA Terpadu SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Rustaman, N,dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya. Depdikbud, Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP Ayusriadriani.wordpress.com, sel saraf [online] ~ 20 ~

22 LAMPIRAN Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat agar peserta didik mudah melakukan simulasi dan bekerja sama dalam kelompoknya. Setiap kelompok mendapatkan 1 (satu) paket perlengkapan untuk membuat project exhibition dan menjawab pertanyaan dalam LKS di lembar Project Exhibition mereka. Siswa menjawab pertanyaan dalam LKS: 1) Apakah yang dimaksud dengan gerak refleks dan gerak sadar? 2) Bagaimana mekanisme gerak refleks dan gerak sadar? (secara biologi, fisika, dan kimia)? 3) Apakah perbedaan antara gerak refleks dan gerak sadar? 4) Berikan contoh gerak refleks dan gerak sadar! (masing-masing 5 contoh). Proses Pembuatan Project Exhibition Proses Pasca Presentasi Project Exhibition ~ 21 ~

23 Proses Penggunaan Banner Lampu Hias Gerak Refleks dan Gerak Sadar ~ 22 ~

24 BIODATA 1. Nama Lengkap (dengan gelar) SYIFAHAYU, S.Pd 2. NIP NUPTK Pangkat/ Gol Penata Tk. I/ III d 5. Jabatan Guru 6. Tempat dan Tanggal Lahir Metro, 14 Februari Jenis Kelamin Perempuan 8. Agama Islam 9. Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu 10. Masa Kerja Guru 10 tahun 9 bulan 11. Judul Karya Tulis Ilmiah Modifikasi Banner Berlampu Hias sabagai Media Pembelajaran Materi Gerak Sadar dan Gerak Refleks 12. Pendidikan Terakhir S1/A-IV 13. Fakultas/Jurusan MIPA/ Pendidikan Fisika 14. Sekolah: a. Nama Sekolah b. Jalan c. Kelurahan/ Desa d. Kecamatan e. Kabupaten f. Provinsi g. Telepon h. website 15. Alamat rumah: a. Jalan b. Kelurahan/Desa c. Kecamatan d. Kabupaten e. Provinsi f. Telepon g Kegiatan peningkatan professional guru yang diikuti 17. Kegiatan Lomba Guru yang pernah diikuti SMPN 2 Hulu Sungkai Raya Simpang Tulung Buyut Lubuk Rukam Hulu Sungkai Lampung Utara Lampung - - Alamsyah RPN gg. Semeru 2, No, 137 Kelapa Tujuh Kotabumi Selatan Lampung Utara Lampung syifahayu6@gmail.com 1. Diklat Kepala Laboratorium IPA (LPMP Lampung, 2014) 2. Training Course Science Classroom Supervision (SEAMEO Qitep in Science, 2014) - Kotabumi, 30 September 2014 Mengetahui, Kepala Sekolah Peserta Lomba Hi. Darnadi, S.Pd NIP Syifahayu, S.Pd NIP ~ 23 ~

25 ~ 24 ~

26 ~ 25 ~

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus ABSTRAK Pembelajaran secara konvensional materi perubahan zat belum menghasilkan prestasi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DENGAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA SUBMATERI SISTEM SARAF DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SELIMBAU

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DENGAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA SUBMATERI SISTEM SARAF DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SELIMBAU ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DENGAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA SUBMATERI SISTEM SARAF DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SELIMBAU Libras Asa Saputri 1), Nuri Dewi Muldayanti 1), Anandita Eka Setiadi

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Struktur sel tumbuhan dan hewan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih mudah untuk memahami materi. Dengan adanya media

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini telah membelajarkan mitosis/meiosis diberbagai jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA (Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dimanapun dan kapan pun orang itu berada. Pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya pendidikan manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep yang harus dipahami siswa. Pemahaman dan penguasaan terhadap konsep tersebut akan mempermudah siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran

I. PENDAHULUAN. biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum berkembang seperti saat ini, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat ini, proses pembelajaran biasanya berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan, serta

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Tugu 11 yang didalamnya terdapat program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru dituntut untuk mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan. negara dan bangsa, sebab pendidikan bisa meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan. negara dan bangsa, sebab pendidikan bisa meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI PABELAN 01 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk

Lebih terperinci

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan mendorong perkembangannya

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. mengadakannya tergantung dari media yang dibutuhkan. karya harun yahya, Jaringan WIFI, lingkungan sekitar, benda- benda yang

BAB VI PENUTUP. mengadakannya tergantung dari media yang dibutuhkan. karya harun yahya, Jaringan WIFI, lingkungan sekitar, benda- benda yang BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Desain Pemanfaatan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik a. Menyampaikan materi yang sulit/abstrak dengan memanfaatkan media pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil

KATA PENGANTAR. menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas limpahan rahmat yang tidak terhingga penulis diberi kekuatan dan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan topik

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan dalam segala bidang. Peranan teknologi semakin dirasakan di berbagai sektor terutama dalam sektor

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia teknologi sudah berkembang sangat pesat, dan sudah merambah ke segala aspek kehidupan, baik itu di dalam pendidikan dan masyarakat luas pada umumnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan termasuk bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca dan menulis. Menguasai ilmu matematika, membaca, dan menulis berarti mempunyai harapan untuk

Lebih terperinci

Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA. Abstrak

Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA. Abstrak 34 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3. No. 1. Januari 2012 Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA Haratua Tiur Maria.S 1,

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD Nurliza SMP Negeri 1 Stabat, kab. Langkat e-mail: nurlizaroesdi@gmail.com Abstract: This study aims to determine the increase

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT Abstrak Sumaryatun Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar berupa aktivitas yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lepas

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang menurut UUR.I No. 2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang menurut UUR.I No. 2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat retensi siswa dengan menggunakan strategi peta konsep. Data penelitian

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah Rifiana Arief, Erlina rifiana@staff.gunadarma.ac.id Dosen Universitas Gunadarma Depok ABSTRAK : Kegiatan pelatihan

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Seiring dengan kebutuhan masyarakat atas informasi yang aktual. Peran teknologi semakin dilibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Di mana pun di dunia ini terdapat masyarakat, dan di sana pula terdapat pendidikan. Meskipun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dan tantangan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompleks, karena harus berpacu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH UNTUK PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION DI SMA PANCASILA I WONOGIRI Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K 4303042

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang sangat penting dan tidak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang sangat penting dan tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang sangat penting dan tidak terbatas waktu. Semua bidang kehidupan manusia tidak terlepas dari peranan pendidikan. Tingkat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut: BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan ini akan dilakukan penulis dengan merujuk pada hasil temuan penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini, diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

Lebih terperinci

MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU

MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU Oleh Dr. Budiyono Saputro, S.Pd, M.Pd 0 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, karya ilmiah berjudul Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu Berfokus Praktikum dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan penghubung antara sumber daya manusia dengan peradaban, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan ataupun kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan alam lahir dari pengamatan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan selama 5 tahun dan semestinya telah dilaksanakan secara utuh di setiap sekolah. Sekolah sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

TESIS. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan.

TESIS. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan. DAMPAK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP KEMAMPUAN INKUIRI, BERPIKIR KREATIF, DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN TESIS diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditunjukkan karena adanya peningkatan kualitas pendidikan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

PELATIHAN MENCIPTAKAN CLOTH BOOK EDUCATIF BAGI GURU-GURU PAUD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG

PELATIHAN MENCIPTAKAN CLOTH BOOK EDUCATIF BAGI GURU-GURU PAUD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG PELATIHAN MENCIPTAKAN CLOTH BOOK EDUCATIF BAGI GURU-GURU PAUD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG Sri Sulistyorini, Hardjono, Yuyarti Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

PENGHARGAAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN 2016

PENGHARGAAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN 2016 ITSF INDONESIA TORAY SCIENCE FOUNDATION PENGHARGAAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN 2016 INFORMASI TENTANG NOMINASI BAGI GURU UNTUK MENDAPATKAN PENGHARGAAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN SAINS 1. Latar Belakang Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cahyana (2005) Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat, dan perubahan materi serta perubahan energi yang menyertai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia kehidupan manusia. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 3 (2) (2014) 123-127 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii PEMBELAJARAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES BERBANTUAN POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah persaingan dibidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia, nomor: 20 tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 (PP. 19/2005)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung, atau siswa ditekankan untuk aktif dalam proses

Lebih terperinci