BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau jasa). Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu. Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Produksi dan teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru. Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam, spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti: keuangan, personalia, dll. 7

2 Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Sistem produksi memiliki komponen atau elemen structural dan fungsional yang berperan penting dalam menunjang kontinuitas operasional system produksi itu. Komponen atau elemen structural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi, tanah dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari: supervise, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Suatu sistem produksi selalu berada dalam lingkungan, sehingga aspek-aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah akan sangat mempengaruhi keberadaan sistem produksi itu Pengukuran Kinerja Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja digunkan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok indivdu. Kinerja dapat diketahui hanya jika individu atau kelompok individu mempunyai suatu kriteria keberhasilan yang ditetapkan, berupa tujuan atau target tertentu yang ingin dicapai sebagai tolak ukurnya. Pengukuran kinerja (performace measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Mahsun, 2006). Pengukuran kinerja didalamnya termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya 8

3 dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa. Hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan. Hasil pengukuran kinerja terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada dalam perusahaan dapat juga digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang pelaksanaan suatu rencana dan di titik mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perusahaan Blue Ocean strategy Blue Ocean Strategy adalah strategi yang menantang perusahaan untuk keluar dari Red Ocean persaingan berdarah, dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga kata kompetisi pun menjadi tidak relevan. Blue Ocean Strategy berfokus pada menumbuhkan permintaan dan menjauh dari kompetisi Inovasi Nilai: Batu-Pijak Strategi Samudra Biru Inovasi nilai merupakan batu pijak dari strategi samudra biru. Disebut demikian karena alih-alih berfokus menangani kompetisi, berfokus menjadi kompetisi itu tidak relevan dengan menciptakan lompatan nilai bagi pembeli dan perusahaan. Dengan demikian dapat membuka pasar baru tanpa pesaing. Inovasi nilai diciptakan dalam wilayah di mana tindakan perusahaan secara positif mempengaruhi struktur biaya dan tawaran nilai bagi pembeli. Penghematan biaya dilakukan dengan menghilangkan dan mengurangi faktor-faktor yang menjadi titik persaingan dalam industri. Nilai pembeli ditingkatkan dengan menambah dan menciptakan elemen-elemen yang 9

4 belum ditawarkan industri. Dalam perjalanan waktu, biaya berkurang lebih jauh ketika ekonomi skala bekerja setelah terjadi volume penjualan tinggi akibat nilai unggul yang diciptakan. Biaya Inovasi Nilai Nilai Gambar 2.1 Batu-Pijak Strategi Samudra Biru Upaya Bersamaan dalam Mengejar Diferensiasi dan Biaya Rendah Gambaran 2.1 menggambarkan dinamika diferensiasi biaya rendah yang mendasari inovasi nilai. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar diatas, penciptaan samudra biru adalah soal menekan biaya sembari meningkatkan nilai bagi pembeli. Dalam pengertian ini, inovasi adalah lebih dari sekedar inovasi. Inovasi nilai adalah soal strategi yang merangkul seluruh system kegiatan perusahaan. Inovasi nilai menuntut perusahaan untuk mengarahkan seluruh system pada tujuan mencapai lompatan dalam nilai bagi pembeli dan bagi perusahaan itu sendiri. Tanpa pendekatan integral semacam ini, inovasi akan selalu terpisah dari inti strategi. Cirri khas utama dari strategi samudra biru dan samudra merah adalah: 10

5 Table 2.1 Strategi Samudra Merah Versus Samudra Biru Strategi Samudra Merah Bersaing dalam ruang pasar yang sudah ada Memenangi kompetisi Mengeksploitasi permintaan yang ada Memilih antara nilai-biaya (value cost tradeoff) Memadukan keseluruhan system kegiatan perusahaan dengan pilihan strategis antara diferensiasi atau biaya rendah Strategi Samudra Biru Menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya Menjadikan kompetisi tidak relevan Menciptakan dan menangkap permintaan baru Mendobrak pertukaran nilai-biaya Memadukan keseluruhan system kegiatan perusahaan dalam mengejar diferensiasi dan biaya rendah Strategi samudra merah yang berbasiskan kompetisi mengasumsikan bahwa kondisi-kondisi structural itu terberi dan bahwa perusahaan dipaksa untuk berkompetisi dalam kondisi itu, sebuah asumsi yang didasarkan pada apa yang disebut akademis sebagai pandangan strukturalis, atau determiniasme lingkungan. Sebaliknya, inovasi nilai didasarkan pada pandangan bahwa batasan-batasan pasar dan struktur industry tidaklah terberi dan bisa direkonstruksi melalui tindakan dan keyakinan pelaku industri. Ini sebut sebagai pandangan rekonstruksionis. Dalam samudra merah, differensiasi menelan biaya besar karena perusahaan berkompetisi berdasarkan aturan praktis sukses yang sama. Dalam samudra biru, pilihan strategis bagi perusahaan adalah 11

6 mengejar baik differensiasi maupun biaya rendah. Di sisi lain, dalam pandangan rekonstruksionis, tujuan strategi adalah menciptakan aturan-aturan praktis sukses baru dengan mendobrak dilema atau pertukaran nilai biaya yang ada dan dengan demikian, menciptakan samudra biru. Merumuskan dan menerapkan Strategi Samudra Biru memiliki resiko karena strategi selalu melibatkan peluang dan resiko, baik itu inisiatif samudra biru, maupun samudra merah. Tetapi saat ini, nedan permainan sangat tidak seimbang, dengan kecenderungan lebih berat pada alat dan kerangka kerja analitis untuk berhasil dalam samudra merah. Selama hal ini berlangsung, samudra merah akan tetap mendominasi agenda strategis perusahaan, meskipun tuntutan bisnis untuk menciptakan samudra biru kian mendesak. Caranya bukanlah dengan berfokus pada perbedaan yang memisahkan pelanggan, melainkan dengan memanfaatkan kesamaan yang kuat diantara non pelanggan demi memaksimalkan ukuran dari samudra biru yang diciptakan serta memaksimalkan jumlah permintaan yang tumbuh, sekaligus memaksimalkan resiko skala (scale risk). Enam Prinsip Samudra Biru adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Enam Prinsip Samudra Biru Mencermati Kelompok-Kelompok Strategis dalam Indutri Prinsip-Prinsip Perumusan Merekonstruksi batasan-batasan pasar pada angka Focus pada gambaran besar, bukan pada angka Faktor Risiko yang Ditangani Setiap Prinsip Risiko pencarian Risiko perencanaan 12

7 Menjangkau melampaui permintaan yang ada Melakukan rangkaian strategi dengan tepat Prinsip-Prinsip Eksekusi / Pelaksanaan Mengatasi hambatan-hambatan utama dalam organisasi Mengintegrasikan eksekusi kedalam strategi Risiko skala Risiko model bisnis Faktor Risiko Yang Ditangani Oleh Setiap Prinsip Risiko organisasi Risiko manajemen Sebagaimana samudra biru sering bisa diciptakan dengan mencermati industry-industri alternatif, samudra biru juga bisa dengan mencermati kelompok-kelompok strategis. Istilah ini merujuk pada sekelompok perusahaan dalam industry yang mengejar strategi yang sama. Dalam kebanyakan industry, perbedaan strategis fundamental diantara pemain dalam industry hanya dimiliki oleh segelintir kelompok strategis. Kelompok-kelompok strategis secara umum bisa diperingkatkan dalam sebuah tatanan hierarkis kasar yang dibangun bedasarkan dua dimensi: harga dan kinerja. Setiap lonjakan harga cenderung melonjakkan pula sejumlah dimensi kinerja. Kebanyakan perusahaan lebih berfokus memperbaiki posisi kompetitif mereka didalam kelompok strategis. Kunci untuk menciptakan samudra biru melintasi kelompok-kelompok strategis yang ada adalah mendobrak wawasan sempit (tunnel vision) ini dengan memahami faktor-faktor apa yang menentukan keputusan konsumen berpindah naik atau turun dari satu kelompok ke kelompok lain Mencermati Rantai Pembeli 13

8 Dalam sebagian besar indusrti, competitor memiliki kesamaan definisi mengenai siapa pembeli sasaran mereka. Tapi dalam pabrik, ada rantai pembeli-pembeli yang secara langsung / tidak langsung terlibat dalam keputusan pembelian. Pembeli yang membayar produk atau jasa mungkin berbeda dari pengguna sesungguhnya, dan pada sejumlah kasus juga ada pemberi pengaruh yang penting. Meskipun ketiga kelompok ini mungkin tumpang tindih, mereka sering kali berbeda. Ketika ini terjadi, kelompok-kelompok itu menganut definisi berbeda dengan nilai. Sebuah agen korporat, misalnya mungkin lebih peduli dengan biaya daripada pengguna korporat, yang cenderung lebih peduli dengan kemudahan pengguna. Perusahaan-perusahaan individual dalam suatu industri membidik segmen konsumsi yang berbeda, misalnya konsumen besar versus kecil. Tetapi, suatu industri umumnya berkerumun membidik satu kelompok pembeli. Industry farmasi misalnya, menempatkan focus berlebihan pada pemberi pengaruh dokter. Industry peralatan kantor sangat berfokus pada pembeli: departemen pembelian di perusahaan-perusahaan. Dan industri pakaian lebih memfokuskan penjualan kepada pengguna. Terkadang ada alasan ekonomi rasional yang kuat bagi fokus ini. Tetapi, ada alasan ekonomi rasional yang kuat bagi fokus ini. Tetapi, sering kali kondisi ini diakibatkan oleh pabrik-pabrik yang tidak pernah dipertanyakan dalam industri. Menentang kebijakan konvesioanal suatu industry mengenai kelompok pembeli mana yang harus dibidik bisa menggiring pada penciptaan samudra biru yang baru. Dengan mencermati Rantai Pembeli, maka pihak restoran melakukan perubahan dengan tidak terfokus hanya satu konsumen melainkan memperluas konsumen dari berbagai kelompok Mencermati Penawaran Produk dan jasa Pelengkap 14

9 Hanya sedikit produk dan jasa yang kedap dari pengaruh. Dalam kebanyakan kasus, produkproduk dan jasa-jasa lain mempengaruhi nilai suatu produk dan jasa. Tetapi, dalam kebanyakan industry, para pesaing saling bertemu dalam batas-batas penawaran produk dan jasa industri meraka. Nilai yang belum dieksploitasi sering tersembunyi dalam produk dan jasa pelengkap. Kuncinya adalah mendefinisikan solusi total yang dicari konsumen ketika mereka memilih suatu produk atau jasa. Cara sederhana untuk melakukan itu adalah dengan memikirkan apa yang terjadi sebelumnya, selama, dan sesudah produk anda digunakan Mencermati Waktu Semua industri tunduk pada tren eksternal yang mempengaruhi bisnis mereka sepanjang waktu. Lihat saja betapa cepatnya pertumbuhan internet atau pertumbuhan gerakan global dalam melindungi lingkungan. Melihat tren-tren ini dengan perspektif yang tepat bisa menunjukkan kepada anda menciptakan peluang-peluang samudra biru. Sebagian besar perusahaan beradaptasi secara bertahap dan terkadang secara pasif seiring tergelarnya berbagai peristiwa. Apakah itu kemunculan teknologi-teknologi baru atau perubahan besar dalam regulasi, manager cenderung berfokus pada memproyeksikan tren itu sendiri. Maksudnya adalah manager bertanya kearah mana teknologi itu akan tersedia dalam jumlah missal hingga harganya terjangkau. Manager menyesuaikan tindakan mereka untuk mengikuti perkembangan tren yang mereka amati. Tetapi, pengetahuan-pengetahuan penting mengenai strategi samudra biru jarang datang dari memproyeksikan tren. Sebaliknya, pengetahuan-pengetahuan penting muncul dari pengetahuanpengetahuan bisnis mengenai bagaimana tren tersebut akan mengubah nilai bagi konsumen dan mempengaruhi model bisnis. Dengan mencermati waktu dari nilai yang diberikan pasar saat ini 15

10 ke nilai yang mungkin diberikan pasar dimasa depan manager bisa secara aktif membentuk masa depan mereka dan membuka samudra biru baru. Mencermati waktu mungkin lebih sulit dari pendekatan-pendekatan yang sudah dibahas sebelumnya, tapi kegiatan ini bisa dijadikan pendekatan terdisiplin yang sama. Kita tidak berbicara soal meramalkan masa depan, sesuatu yang mustahil. Sebaliknya, kita berbicara soal mendapatkan pengetahuan atau wawasan mengenai tren-tren yang bisa diamati saat ini. Ada tiga prinsip penting dalam melihat tren-tren lintas waktu. Untuk membentuk dasar strategi samudra biru, tren-tren ini harus penting bagi bisnis anda, harus tidak bisa diputarbalikkan, dan harus memiliki lintasan yang jelas. Banyak tren bisa diamati pada waktu apa pun, misalnya diskontinuitas dalam teknologi, munculnya gaya hidup baru, atau perubahan peraturan atau lingkungan social. Tetapi, biasanya hanya satu atau dua saja yang akan memiliki dampak penting pada bisnis apa pun. Dan bisa saja, kita melihat suatu tren atau peristiwa besar tanpa mampu meramalkan arahnya. Tabel 2.3. dari kompetisi gontok-gontokan menuju penciptaan Samudra Biru Industry Kelompok Strategis Kelompok Pembeli Kompetisi Gontok-gontokan Berfokus pada pesaing dalam industri Berfokus pada posisi kompetitif dalam kelompok strategis. berfokus pada melayani kelompok pembeli secara baik Penciptaan Samudra Biru Mencermati industri alternatif Mencermati kelompok strategis dalam industri Mendefinisikan kelompok pembeli industri 16

11 Cakupan produk/ penawaran jasa Orientasi fungsional - emosional Waktu Berfokus pada memaksimalkan nilai produk dan penawaran jasa dalam batasan-batasan industri Berfokus pada memperbaiki kinerja harga dalam orientasi fungsioanal emosional industrinya Berfokus pada adaptasi terhadap tren-tren eksternal yang terjadi Mencermati produk dan penawaran jasa pelengkap Memikirkan ulang orientasi fungsional-emosional industrinya Berpartisipasi dalam tren eksternal sepanjang waktu Kanvas Strategi Kanvas strategi adalah kerangka aksi sekaligus diagnosis untuk membangun strategi samudra biru yang baik. Kanvas strategi memiliki dua fungsi. Pertama, ia merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal. Hal ini memungkinkan untuk memahami dimana kompetisi saat ini sedang tercurah, memahami faktor-faktor apa sedang dijadikan ajang kompetisi dalam produk, jasa, dan pengiriman serta memahami apa yang didapatkan konsumen dari penawaran kompetitif yang ada dipasar. Sumbu horizontal mewakili rentang factor-faktor yang dijadikan ajang kompetisi dan investasi oleh industry. Kita berpaling pada sumbu vertical pada kanvas strategi, yang merangkum tingkat penawaran yang didapatkan pembeli disemua factor kompetisi tadi. Dalam kasus harga, skor lebih tinggi menandakan harga lebih tinggi. 17

12 Kurva nilai, merupakan komponen dasar dari kanvas strategi, adalah penggambaran grafis mengenai kinerja relative perusahaan berkenaan dengan faktor-faktor mengenai kompetisi dalam industry Menjangkau Melampaui Permintaan yang Ada Menjangkau melampaui permintaan yang ada merupakan komponen kunci dalam mencapai inovasi nilai. Dengan meningkatkan permintaan terbesar atas sebuah penawaran yang baru, pendekatan ini mengurangi resiko skala yang mengiringi penciptaan pasar baru. Untuk mencapai hal ini, perusahaan harus menentang dua praktik strategi konvensional. Pertama, berfokus pada konsumen yang ada. Kedua, dorongan mempertajam segmentasi demi mengakomodasi perbedaan di pihak pembeli. Umumnya, untuk menumbuhkan pangsa meraka terhadap suatu pasar, perusahaan-perusahaan berupaya mempertahankan dan memperluas konsumen yang ada. Ini kerap mengarah pada segmentasi yang lebih tajam dan perancangan penawaran / produk secara lebih baik untuk bisa memenuhi preferensi konsumen. Semakin ketat kompetisinya, semakin besar penyesuaian / kustomisasi (customization) pada produk / penawaran secara rata-rata. Ketika perusahaan perusahaan bersaing untuk memenuhi preferensi konsumen melalui segmentasi yang lebih tajam, mereka beresiko menciptakan pasar sasaran yang terlalu kecil. Untuk memaksimalkan ukuran samudra biru, perusahaan harus mengambil jalan berlawanan. Alih-alih berkonsentrasi pada konsumen, mereka perlu melihat nonkonsumen. Dan alih-alih 18

13 berfokus pada perbedaan konsumen, mereka perlu mengembangkan hal-hal yang dihargai pembeli secara umum. Ini memungkinkan perusahaan untuk menjangkau melampaui permintaan yang ada demi membuka lahan massa konsumen baru yang sebelumnya tidak ada Kerangka Kerja dan Alat analisis Strategi Samudra Biru Seperangkat kerangka kerja dan alat analisis agar perumusan dan penerapan strategi samudra biru sama sistematis dan praktisnya dengan komperisi di perairan merah yang sudah dikenal. Perangkat analisis ini mengisi kekosongan utama di bidang strategi, yang selama ini telah mengembangkan sejumlah besar alat dan kerangka kerja mengesankan untuk bersaing dalam samudra merah Kerangka Kerja Empat Langkah Agar dapat mendobrak dilema / pertukaran antara diferensiasi dan biaya rendah serta agar dapat menciptakan kurva nilai baru, ada empat pertanyaan kunci untuk menantang logika strategi dari model bisnis sebuah industry: Factor apa saja yang harus dihapuskan dari factor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri? Factor apa saja yang harus dikurangi sehingga dibawah standar industri? Factor apa saja yang harus ditingkatkan sehingga diatas standar industri? Factor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan? Pertanyaan pertama memaksa untuk mempertimbangkan penghilang faktor-faktor yang sudah lama menjadi ajang persaingan bagi perusahaan-perusahaan dalam industri yang dijalani. 19

14 Seringkali faktor-faktor ini diterima begitu saja, meskipun faktor-faktor tersebut tidak lagi memiliki nilai atau bahkan mungkin mengurangi nilai. Terkadang ada perubahan fundamental dalam apa yang dihargai sebagai nilai oleh konsumen, tetapi perusahaan yang berfokus pada pembanding diri (benchmark) satu sama lain tidak menanggapi, atau bahkan tidak melihat perubahan itu. Pertanyaan kedua memaksa untuk menentukan apakah produk atau jasa selama ini dirancang terlalu berlebihan untuk mengikuti irama kompetisi dan mengalahkannya. Disini perusahaan terlalu berlebihan dalam melayani konsumen dan meningkatkan struktur biaya mereka tanpa menghasilkan apa-apa. Pertanyaan ketiga mendorong untuk menguak dan menghilangkan kompromi-kompromi yang dipaksakan industri kepada konsumen. Pertanyaan keempat membantu untuk menemukan sumber-sumber nilai sepenuhnya batu bagi Hapuskan Faktor yang harus dihapuskan dari factorfaktor yang telah diterima dengan begitu saja oleh industri Kurangi Faktor-faktor apa saja yang harus dikurangi hingga di bawah standar Kurva Nilai Baru Ciptakan Faktor-faktor apa yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan Tingkatkan Faktor-faktor apa yang harus ditingkatkan sehingga di atas standar industri? 20

15 pembeli dan menciptakan permintaan baru serta mengubah pemberian harga strategis industri. Gambar 2.2: Kerangka Kerja Empat Langkah (Bab II Kerangka Kerja dan Alat Analisis: hal 53) Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Alat ketiga yang penting dalam menciptakan samudra biru. Alat ini adalah analisis perlengkapan bagi kerangka kerja empat langkah. Alat ini disebut Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan- Ciptakan. Skema ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya menanyakan empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat langkah, tapi juga bertindak berdasarkan keempat pertanyaan itu untuk menciptakan suatu kurva nilai baru. Skema ini memberikan empat manfaat utama kepada perusahaan: Mendorong perusahaan untuk mengejar diferensiasi dan biaya murah secara bersamaan untuk mendobrak pertukaran nilai biaya. Menghantam perusahaan yang hanya berfokus pada upaya meningkatkan menciptakan, sehingga menaikan struktur biaya mereka, serta menghantam perusahaan yang sering memodifikasi produk dan jasa secara berlebihan, kesalahan umum dalam banyak perusahaan. Skema ini dengan mudah dipahami oleh manajer di level apa pun, sehingga menciptakan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam penerapannya. Penuntasan dalam upaya-upaya dalam skema ini merupakan tugas menantang, skema ini mendorong perusahaan untuk bersemangat dalam menganalisis setiap faktor industri yang menjadi ajang kompetisi, sehingga menemikan berbagai asumsi implicit yang mereka buat secara tak sadar dalam berkompetisi. 21

16 Gambar 2.3 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan pada Yellow Tail Tiga Ciri Strategi yang Baik 1. Focus Setiap strategi hebat memiliki fokus, dan suatu profil strategis atau kurva nilai perusahaan harus dengan jelas menunjukkan fokus tersebut. 2. Divergensi / Gerak Menjauh Ketika strategi suatu perusahaan dibentuk secara kreatif dalam usaha mengikuti irama kompetisi, strategi itu akan kehilangan keunikannya. 3. Moto yang Memikat 22

17 Sebuah strategi yang baik memiliki moto yang jelas dan memikat. Sebuah moto yang bagus tidak hanya harus mampu menyampaikan pesan secara jelas, tetapi juga menyampaikannya penawaran produk secara jujur. Cara yang tepat untuk menguji keefektifan dan kekuatan dari sebuah strategi adalah melihat apakah strategi itu mengandung suatu moto yang kuat dan autentik. Tiga criteria ini mengarahkan perusahaan dalam melaksnakan proses rekonstruksi demi mencapai terobosan nilai bagi pembeli dan diri mereka sendiri. Strategi Samudra Biru Ketika kurva nilai perusahaan, atau kurva nilai pesaingnya, memenuhi tiga kriteria yang mendefinisikan strategi samudra biru yang bagus, yaitu yang fokus, divergensi, dan moto memikat yang berbicara pada pasar, perusahaan itu berarti sedang berada di jalan yang benar. Tiga kriteria ini berfungsi sebagai alat uji litmus bagi daya tahan komersil dari ide-ide samudra biru. Ketika kurva nilai suatu perusahaan kurang fokus, struktur biayanya akan cenderung tinggi dan model bisnisnya cenderung kompleks untuk diimplementasikan dan dieksekusi. Jika tidak memiliki divergensi, strategi suatu perusahaan hanya menjadi imitator yang tidak bisa menonjol dalam ruang pasar. Jika tidak memiliki moto memikat yang mampu menarik pembeli, strategi perusahaan hanya akan menjadi wacana internal atau menjadi contoh klasik dari inovasi demi kepentingan inovasi semata, yang tidak memiliki potensi komersil dan kemampuan alamiah untuk lepas landas Rangakaian Strategi Samudra Biru 23

18 Dalam menciptakan Blue Ocean Strategy ada 4 urutan yang harus diikuti secara benar, yaitu: 1. Buyer Uniliti: Kunci utama dari Blue Ocean Strategy adalah nilai keuntungan / kepuasan luar biasa yang diciptakan. 2. Price: apakah harga yang ditawarkan dengan adanya nilai tersebut masih dapat terjangkau oleh target pembeli? 3. Cost: dapatkah mencapai target biaya untuk dapat menghasilkan profit pada target harga tersebut? 4. Adoption: untuk menjalankan strategi ini apakah dapat melewati hambatan-hambatan yang ada? Adaptasi apa saja baik internal atau eksternal yang harus kita lakukan? 24

19 Utilitas Bagi Pembeli Apakah dalam ide bisnis yang ada terdapat utilitas yang istimewa bagi pembeli Tidak pikirkan ulang Harga YA Apakah harga yang ada bisa terjangkau oleh pembeli? Tidak pikirkan ulang YA Biaya Bisakah mencapai biaya sasaran dengan mendapat keuntungan pada harga strategis? Tidak pikirkan ulang YA Pengadopsian Apakah hambatan-hambatan pengadopsian dalam mewujudkan ide bisnis tersebut? Apakah hambatan tersebut telah ada solusinya? Tidak pikirkan ulang YA Ide Samudra Biru Layak Gambar 2.4 Rangkaian strategi Samudra Biru 2.4. Manajemen Strategi 25

20 Manajemen Strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangankebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidangperilaku organisasi. Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi. Beberapa pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis dengan cara yang berbeda-beda. Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan 26

21 kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab dua pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti perusahaan dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan. Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda Posisi Strategi Porter (1996) mendefinisikan strategi sebagai "penciptaan posis unik dan berharga yang didapatkan dengan melakukan serangkaian aktivitas.. Porter menjabarkan tiga basis posisi strategis. Ketiganya tidak mutually exclusive dan seringkali saling bersinggungan. Basis pertama didapatkan dengan memproduksi bagian kecil (subset) sebuah produk dari industri tertentu. Porter menyebutnya sebagai variety-based positioning karena posisi ini berasal dari pemilihan produk, bukan berdasarkan segmentasi konsumen. Dengan kata lain, perusahaan berusaha 27

22 memenuhi sedikit kebutuhan dari banyak orang. Porter menyontohkan Jiff Lube International yang hanya memproduksi pelicin (lubricant) otomotif dan tidak menawarkan produk perawatan lainnya. Variety-based positioning efektif bila perusahaan memiliki kemampuan menciptakan produk subset tersebut dengan baik, jauh lebih unggul dibanding pesaingnya. Basis kedua adalah melayani sebagian besar atau bahkan seluruh kebutuhan dari sekelompok konsumen tertentu, yang disebut sebagaineeds-based positioning. Contohnya adalah IKEA yang berusaha memenuhi seluruh kebutuhan mebel, bukan hanya sebagian (subset), untuk target pasarnya. Posisi ini didapatkan dengan melakukan serangkaian aktivitas dengan cara berbeda dengan yang dilakukan pesaing. Apabila tidak ada perbedaan dalam aktivitas, konsumen tidak akan mampu membedakan perusahaan bersangkutan dengan pesaing. Varian dari model ini adalah memenuhi kebutuhan target pasar untuk waktu yang berbeda-beda. Seorang konsumen, misalnya, memilki kebutuhan yang berbeda ketika ia melakukan perjalanan untuk bisnis dan ketika dia melakukan perjalanan untuk liburan. Perusahaan bisa mengambil posisi untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda dari target market yang sama. Basis ketiga didapatkan dengan menarget konsumen yang dapat diakses dalam cara yang berbeda, yang disebut sebagai access-based positioning". Konsumen-konsumen ini, meskipun memiliki kebutuhan dan keinginan yang hampir sama dengan konsumen lainnya, membutuhkan konfigurasi aktivitas yang berbeda untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Porter mencontohkannya lewat Carmike Cinemas, yang mengoperasikan bioskop hanya di kota-kota kecil yang padat, namun dengan populasi kurang dari orang. Meskipun pasarnya kecil dengan kemampuan pembeliannya di bawah kota besar, Carmike Cinemas berhasil meraih keuntungan karena melakukan aktivitas berbeda dengan yang ditawarkan bioskop-bioskop di 28

23 kota besar, misalnya dengan melakukan standardisasi, membuka hanya sedikit studio, dan menggunakan teknologi proyektor yang lebih rendah dibanding dengan bioskop di kota besar Pembentukan Strategi Tugas pertama dalam manajemen strategis pada umumnya adalah kompilasi dan penyebarluasan pernyataan misi. Aktivitas ini mendokumentasikan kerangka dasar organisasi dan mendefinisikan lingkup aktivitas yang hendak dijalankan oleh organisasi. Setelah itu, organisasi bersangkutan akan melakukan pemindaian lingkungan untuk membangun keselarasan dengan pernyataan misi yang telah dibuat. Pembentukan strategi adalah kombinasi dari tiga proses utama sebagai berikut: Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro. Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang. Maka di sini juga termasuk di dalamnya penyusunan pernyataan visi (cara pandang jauh ke depan dari masa depan yang dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana peran organisasi terhadap lingkungan publik), tujuan perusahaan secara umum (baik finansial maupun strategis), tujuan unit bisnis strategis (baik finansial maupun strategis), dan tujuan taktis Komponen Proses Manajemen Strategi 29

24 Manajemen strategis secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi untuk membuat keputusan hari ini untuk memposisikan diri untuk kesuksesan di masa mendatang. Pandangan yang lebih tradisional dari manajemen strategis menggunakan pendekatan linear dimana pertama dilakukan pemantauan terhadap lingkungan organisasi (baik internal dan eksternal), strategi dirumuskan, strategi yang diimplementasikan dan lantas kemajuan organisasi terhadap strategi kemudian dievaluasi. Kecepatan pacu saat ini dari perubahan menyatakan bahwa tahap perumusan dan pelaksanaan harus lebih diintegrasikan lebih erat untuk memastikan bahwa sejalan terjadinya perubahan dan timbulnya masalah di implementasi, strategi tersebut kembali dikunjungi secara terus menerus. Pemantauan lingkungan harus mencakup baik internal dan komponen eksternal. Sementara sebagian besar organisasi merasa nyaman dengan pemindaian lingkungan internal, mereka masih memiliki lebih banyak kesulitan dengan bagian eksternal. Organisasi yang hanya melihat ke dalam masih kehilangan setengah dari persamaan utuh untuk membuat keputusan yang lebih efektif bagi perusahaan. Beberapa elemen yang biasa digunakan untuk memeriksa kondisi eksternal meliputik industri sebagai suatu keseluruhan (termasuk tren yang berdampak pada industri), dan tren sosial dalam empat bidang utama: ekonomi, teknologi, tren politik-hukum, serta sosial-budaya. Ada tiga tingkatan strategi dibuat dalam organisasi yang lebih besar, yakni meliputi strategi perusahaan, bisnis, dan fungsional (atau operasional). Sementara strategi perusahaan akan menentukan bisnis apakah yang perusahaan akan benar-benar beroperasi di sana, strategi bisnis akan menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing di masing-masing bisnis yang telah dipilih. Dan strategi tingkat operasional akan menentukan bagaimana masing-masing bidang fungsional (seperti sumber daya manusia atau akuntansi) benar-benar akan mendukung strategi- 30

25 strategi bisnis dan korporasi. Semua strategi ini harus berkaitan erat untuk memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang menyatu. Data dari pemantauan lingkungan ini kemudian digunakan untuk membuat rencana strategis bagi organisasi - yang kemudian dilaksanakan. Sebuah pepatah lama menyatakan bahwa "gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan untuk gagal. Jika sebuah organisasi tidak merencanakan arahnya, dia juga terbilang tidak mengambil kendali atas masa depannya. Tahap implementasi melibatkan hampir semua anggota organisasi. Akibatnya, perusahaan akan perlu melibatkan lebih banyak karyawan dalam tahap perencanaan. Sementara perhatian historis lebih diberikan untuk tahap perencanaan, organisasi saat ini yang cerdik juga menyadari sifat kritis dari aspek pelaksanaan. Rencana terbaik tak ada artinya jika implementasinya cacat. Komponen terakhir dari manajemen strategis adalah evaluasi dan pemantauan kemajuan perusahaan ke arah sasaran strategisnya. Organisasi-organisasi yang meyakini bahwa proses terbilang selesai setelah rencana diimplementasikan hanya akan menemukan diri mereka menemui gagal. Penting sekali bagi organisasi untuk terus memantau kemajuannya Tahapan dalam Manajemen Strategi Perencanaan strategis intinya adalah rencana permainan (game plan) perusahaan. Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Isu formulasi strategi mencangkup bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang ditinggalkan, bagaimana mengalkasikan sumberdaya, apakah harus melakukan ekspansi atau 31

26 diversifikasi bisnis, apakah harus memasuki pasar international, apakah harus merger atau membentuk join venture dan bagaimana menghindari pengambilalihan secara paksa Pernyataan Visi dan Misi Banyak Perusahaan sekarang mengembangkan pernyataan visi (vision statement) yang menjawab pertanyaan, Ingin menjadi apa kita?. Mengembangkan pertanyaan visi sering dianggap sebagai tahap pertama dalam perancangan strategis, bahkan mendahului pernyataan misi. Pernyataan misi (mission statement) adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakakn suatu perusahaan dengen perusahaan jenis lainnya. Pernyataan misi mengidentifikasi produk dan pasar. Mengembangkan pernyataan misi mengharuskan penyusunan strategi untuk berfikir tentang sifat dan cakupan operasi saat ini dan mengevaluasi potensi ketertarikan atas pasar dan aktivitas di masa depan. Pertanyaan misi secara kasar menggambarkan arah masa depan suatau organisasi Pentingnya Pernyataan Visi dan Misi Pentingnya pernataan visi dan misi untuk manakemen stategi yang efektif terdokumentasi dengan baik dalam literature, walaupun hasil penelitian bervariasi. Perusahaan dengan pernyataan misi yang diformulasikan memiliki tingkat pengembalian terhadap modal pemegang saham lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki pernyataan misi yang normal. Terdapat hubungan yang positif antara pernyataan misi dan kinerja organisasi. Pernyataan misi dapat dan nyatanya berbeda dalam panjang, isi, bentuk, dan kespesifikan. Pernyataan misi sering kali menjadi bagian yang paling kelihatan dan dilihat public dalam proses manajemen strategis. Komponen penting dalam pernyataan misi terdiri atas 9 komponen, yaitu: 1. Pelanggan- Siapa pelanggan perusahaan? 32

27 2. Produk atau jasa- Apa produk atau jasa utama perusahaan? 3. Pasar- Secara geografis, dimana perusahaan berkompetisi? 4. Teknologi- Apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru? 5. Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, profitabilitas- Apakah perusahaan berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik? 6. Filosofi- Apa dasar-dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika perusahaan? 7. Konsep diri- Apa kemempuan khusus atau keunggulan kompetitif perusahaan? 8. Perhatian akan citra public- Apakah perusahaan responsive terhadap pemikiran social masyarakat, dan lingkungan? 9. Perhatian akan perusahaan- Apa karyawan merupakan asset yang berharga bagi perusahaan? Manfaat Manajemen Strategi Manajemen strategis memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam membentuk masa depannya, kemungkinan perusahaan untuk memulai dan mempengaruhi (bukan hanya merespon) aktivitas dengan memiliki control terhadap nasibnya. Manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategi. Organisasi yang merupakan konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi lain yang tidak menggunakan. Selain membantu perusahaan menghindari kegagalan financial, manajemen strategis menawarkan manfaat nyata lainnya, seperti meningkatkan kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatkan produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan. 33

28 2.5. Balanced Scorecard Balanced scorecard (BSC) merupakan suatu pendekatan terhadap pengukuran kinerja erusahaan yang dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton tahun Balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi konsep tersebut. Balanced scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil masa depan. Jika kartu skor personil digunakan untuk merencanaka skor yang hendak diwujudkan di masa depan, personil tersebut harus memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan nonkeuangan, antara kinerja jangka panjang dan kinerja jangka pendek, serta antara kinerja yang bersifat intern dan bersifat ekstern. Balanced scorecard juga dapat diartikan sebagai suatu kerangka. Balanced scorecard juga dapat diartikan sebagai suatu kerangka yang melengkapi saperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran evaluasi kinerja diturunkan dari visi dan strategi perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000). Pendekatan BSC telah mengalami banyak perkembangan dan pembaharuan dalam hal fungsi dan implementasinya. BSC merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis strategi organisasi yang telah digunakan. Aplikasi pelaksanaannya pada organisasi bisnis dilakukan oleh Sukrisna (2004) yang melakukan analisis terhadap kerangka Balanced scorecard yang sebelumnya telah dikembangkan untuk menganalisis hubungan kesesuaian perspektif BSC dengan strategi yang dikembangkan perusahaan. Vadilasi terhadap peta strategi yang telah dirumuskan oleh perusahaan dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat peta strategi Balanced scorecard 34

29 tersebut terhadap kinerja aktual perusahan. Kemudian berdasarkan hasil evaluasi, peta strategi bar dirumuskan berdasarkan visi, misi, dan strategi perusahaan, kemudian diikuti penentuan tujuan strategis, penentuan Key Success Factors (KSF), dan penentuan indicator alternative baru. Pada perkembangannya, aplikasi BSC sebagai system pengendali kinerja dapat digunakan juga untuk organisasi non-profit. Evaluasi yang dilakukan oleh Gundogar (2009) terhadap kinerja universitas mmenghasilkan sistem pengukuran kinerja untuk organisasi non-profit berbaris pendidikan berupa aplikasi perangkat lunak Sakarya Univesity Balanced Scorecard (SABS). System pengukuran ini memiliki objective card untuk tiap posisi struktur operasi universitas, mulai dari rektor hingga staf di tiap program study. Scorecard ini diisi dengan rencana strategi organisasi beserta bobot kepentingan dan target yang ingin dicapai. Balanced scorecard juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengatur fungsi-fungsi dan divisi tertentu dalam perusahaan. Sandstorm dan Toivanen (2002) mengembangkan BSC sebagai solusi untuk mengatur dan menghubungkan fungsi product design ang development dalam perusahaan dengan tujuan strategis manajemen, khususnya tujuan ekonomis Perspektif dalam Balanced Scorecard 1. Perspektif Financial 35

30 Secara tradisional, laporan keuangan merupakan indikator historis, agregatif yang merefleksikan akibat dari implementasi dan eksekusi strategi dalam satu periode. Pengukuran kinerja akan menunjukkan apakh perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tecermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham. Kaplan dan Norton (2000) mempertimbangkan siklus kehidupan bisnis dalam menyusun pengukuran kinerja keuangan. Setiap tahap memiliki sasaran yang berbeda. a. Growth Tahapan ini merupakan tahap awal siklus kehidupan bisnis dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Pengembangan produk atau jasa baru, pengembangan fasilitas produksi, penambahan kemampuan operasi, pengembangan hubungan dengan pelaggan, merupakan titik berat pada tahapan ini. Sehingga, tolok ukur kinerja yang cocok dengan tahap ini misalnya tingkat pertumbuhan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. b. Sustain Pada tahap bertahan (sustain), perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat penegembalian terbalik. Dalam tahapan ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada dan kemungkinan mengembangkannya dengan investasi yang diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan 36

31 perbaikan opersional secara konsisten. Tolok ukur yang digunakan antara lain ROI, ROCE dan EVA. c. Harvest Tahap menuai (harvest) merupakan tahap terakhir, dimana perusahaan benar-benar menuai hasil investasi pada tahap sebelumnya. Tidak ada investasi besar dan titik berat perusahaan pada pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Tolok ukur yang digunakan berkaitan dengan usaha memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. 2. Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan dalam balanced scorecard menitikberatkan pada customer focus dan customer satisfication. Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dimana kinerja yang tidak baik pada perspektif ini akan menurunkan pelanggan di masa depan yang akan berdampak pada kinerja keuangan di masa mendatang. Kaplan dan Norton (2000) membuat suatu model generic perspektif pelanggan pada balanced scorecard menunjukkan komposisi indikator yang paling sering digunakan dalam pengukuran kinerja balanced scorecard. Terdapat dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, antara lain : 1. Customer core measurement Beberapa contoh komponen pengukuran yang termasuk ke dalam customer core measurement, antara lain : a. Maket Share : Komponen ini akan memperlihatkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan jumlah volume unit penjualan. 37

32 b. Customer retention : mengukur tingkat dimana perusahaan mampu mempertahankan hubungan dengan pelanggan. c. Customer acquisition : Mengukur tingkat dimana perusahaan mampu menarik pelanggan baru d. Customer Satisfaction : mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja dalam value proposition. e. Customer Profitability : mengukur laba bersih dari pelanggan setelah dikurangi biaya pelanggan. 2. Customer Value proposition Beberapa atribut yang termasuk dalam kategori customer value proposition antara lain: a. Product/ Service Atribut Meliputi fungsi, harga, dan kualitas suatu produk atau jasa. Setiap pelanggan memiliki preferensi berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan harus mengidentifikasi factor apa yang paling diinginkan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. b. Customer relationship Atribut ini menyangkut perasaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dipengaruhi oleh resposivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Penyelesaian transaksi atau pelayanan yang cepat akan berdampak pada kepuasan pelanggan. 38

33 c. Image and reputation Menggambarkan faktor-faktor yang bersifat intangibles yang menarik konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Analisis pada perspektif proses bisnis internal dilakukan dengan mengidentifikasi proses-proses bisnis kritis yang harus diunggulkan perusahaan dan mempunyai pengaruh besar dalam proses pencapaian kesesuaian produk atau jasa yang ditawarkan dengan spesifikasi pelanggan. Indikator yang disusun berpedoman pada proses-proses tersebut. 1. Proses Inovasi Proses inovasi dimulai dengan penggalian pemahaman tentang kebutuhan pelanggan untuk kemudian menciptakan produk dan jasa yang dibutuhkan. 2. Proses Operasi Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa. Aktifitas dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian, yaitu proses pembuatan produk atau jasa dan proses peyampaian produk atau jasa kepada pelanggan. Pengukuran kinerja terkait proses produksi termasuk waktu, kualitas, dan biaya. 3. Proses Pelayanan Purna Jual Proses ini merupakan jasa pelayanan papa pelanggan setelah penjualan produk/ jasa dilakukan. Aktifitas yang terjadi pada tahap ini misalkan penanganan garansi dan perbaikan penaganan atas barang rusak dan pembayaran ganti rugi pelanggan. 39

34 4. Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan Proses pembelajaran dan pertumbuhan suatu organisasi bersumber dari factor sumber daya manusia, system, dan prosedur organisasi. Investasi yang dilakukan pada ketiga faktor tersebut akan mendorong perusahaan menjadi organisasi pembelajar (learning organization). Beberapa tolok ukur yang dapat dikembangkan dalam perspektif ini antara lain : 1. Employee Capabilities Salah satu perkembangan pemikiran manajemen dari era industrial ke era informasi yaitu adanya pertimbangan bagaimana pegawai menyumbangkan seluruh keampuan bagi perusahaan. Perencanaan dan implementasi penguatan kemampuan pegawai dapat dimaksimalkan untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Informasi System Capabilities Kemampuan informasi yang baik diperlukan untuk menunjang motivasi dan keahlian pegawai dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Dengan ketersediaannya system informasi yang memadai, kebutuhan manajemen dan karyawan terhadap informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan baik Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Lingkungan eksternal bisnis atau perusahaan merupakan semua bentuk organisasi yang berada diluar perusahaan, seperti supplier, lembaga keunagna, pelanggan (klien), serta pemerintah. Hal ini perlu dianalisis untuk mengetahui seberapa besar ketergantungan dan hubungan perusahaan 40

35 dengan lingkungannya. Ada beberapa tools yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal bisnis Five Forces Porter Ada lima kekuatan persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tersebut digunakan untuk memahami dan mengevaluasi struktur dari lingkungan bisnis industri dan ancaman kompetisi terhadap perusahaan serta menentukan potensi keuntungan dalam industri yang diukur berdasarkan pengendalian jangka panjang terhadap model yang diinvestasikan. Lima kekuatan persaingan tersebut antara lain: masuknya pendatang baru, kekuatan supplier, ancaman produk pengganti, kekuatan pembeli, serta persaingan diantara para pesaing yang ada merefleksikan kenyataan bahwa persaingan dalam industri tidak hanya terbatas pada pemain konvensional yang ada. Kelima kekuatan persaingan tersebut bersamaan menentukan intensitas persaingan dan kemampuan dalam industri. Dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi. Kelima kekuatan yang dimaksud digambarkan pada gambar dibawah ini. 41

36 Pendatang Baru Kekuatan Pemasok Ancaman Pendatang Baru Pemasok Persaingan Industri Pembeli Ancaman Produk/ Jasa Pengganti Produk Pengganti Kekuatan Pembeli Gambar 2.5 Model Kompetitif Porter Kelima kekuatan pada gambar tersebut adalah: 1. Ancaman pendatang baru. Ancaman pendatang baru merupakan sesuatu yang dapat mengancam persaingan yang ada. Pendatang baru tersebut dapat berupa perusahaan baru atau perusahaan yang mengubah strategi bisnisnya yang berkeinginan merebut pangsa pasar, serta beberapa memiliki sumber daya yang sangat besar. Perusahaan akan memasuki suatu industry yang kemungkinan dipengaruhi dari fungsi dua faktor, yaitu hambatan memasuki industri dan reaksi dari perusahaan yang ada. Terdapat beberapa hambatan untuk memasuki industri, diantaranya: skala ekonomi, perbedaan barang, persyaratan modal, biaya peralihan supplier akses kesaluran distribusi, kebijakan pemerintah, dll. 2. Kekuatan supplier. Kekuatan supplier merupakan hal yang mengacu pada perusahaan penyedia barang atau jasa bagi industry yang memberikan kontribusi kepada kedudukan kompetitif perusahaan. Supplier dapat melakukan kenaikan haga serta penurunan kualitas terhadap barang atau jasa yang dijual. Hal yang terjadi pengaruh yang kuat antara 42

37 supplier dengan perusahaan yaitu jika perusahaan tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur harganya, maka kemampuan perusahaan tersebut dapat menurun karena tindakan supplier tadi. Supplier memiliki tawar menawar jika: a. Didominasi oleh sedikit perusahaan b. Produknya adalah unik c. Industry tersebut bukanlah pelanggan yang penting d. Supplier memperlihatkan ancaman 3. Ancaman produk pengganti. Ancaman produk pengganti merupakan barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ancamannya adalah apabila produk pengganti tersebut mempunyai perbandingan harga dan kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produkproduk suatu industri. 4. Kekuatan pembeli. Kekuatan pembeli merupakan para pembeli yang membeli barang dengan harga termurah yang dapat diperolehnya. Namun untuk mengidentifikasi pembeli terkadang mudah tetapi bisa saja sulit dari yang diperkirakan. Pembeli biasanya meminta kualitas yang lebih baik, dan dengan harga yang lebih murah. Biasanya kekuatan pembeli meningkat jika terjadi situasi berikut: a. Membeli dalam jumlah besar b. Produk yang dibeli adalah produk standard an tidak terdiferensiasi c. Pembeli menempatkan melakukan suatu ancaman melakukan integrasi kehulu untuk membuat produk industry 5. Pesaing industri. Pesaing industri merupakan kompetisi yang sama antar perusahaan yang memiliki pengaruh besar terhadap para pesaingnya yang dapat mendorong perlawanan 43

38 untuk menjadi lebih baik. Untuk mendalami persaingan industry ini, diperlukan pemahaman terhadap: a. Ukuran industri b. Pasar dan kinerja perusahaan c. Perusahaan yang dominan d. Strategi kompetitif yang bias digunakan e. Kompetensi yang diperlukan f. Implikasi global g. Tren saat ini atau yang akan datang PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi) Ada enam faktor utama yang biasanya dianalisis oleh perusahaan. Faktor faktor tersebut biasanya dihadirkan bersamaan pada level pemikiran strategi, dengan menggunakan metode pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi). Dua faktor lainnya, yaitu faktor legal biasanya sudah termasuk didalam faktor politik dan faktor ekologi biasanya sudah termasuk di dalam faktor sosial. 44

39 Gambar 2.6 PEST (Political, Economical, Social, and Technology) Dengan memperhatikan faktor faktor tersebut dapat membawa kepada kesempatan bisnis yang lebih signifikan atau dapat juga mengidentifikasikan ancaman-ancaman yang mungkin, sehingga dapat disediakan waktu untuk mengambil aksi dan meminimalisasi efek yang timbul. 1. Politik. Aspek politik dalam metode PEST menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap proses bisnis perusahaan. Faktor legal yang dapat digolongkan ke dalam aspek politik merupakan hokum atau undang-undang yang berkaitan dengan proses bisnis. 2. Ekonomi. Aspek ekonomi memberikan pengaruh terhadap proses bisnis perusahaan, seperti kebijakan moneter, standar nilai inflasi dan deflasi negara dan juga keadaan ekonomi global. 45

40 3. Social. Aspek sosial turut juga memberikan dampak terhadap strategi perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek sosial tersebut adalah kebudayaan, ketenagakerjaan, lingkungan kerja, dan lingkungan hidup. 4. Tekologi. Aspek teknologi yang terus berkembang juga memberikan dampak pada perusahaan. Perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan produk dan jasa guna mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat mungkin Analisis Lingkungan Internal Bisnis Lingkungan internal bisnis adalah hal yang menjadi pertimbangan utama dalam melakukan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi. Tujuan dari analisis lingkungan internal bisnis adalah untuk mengetahui detil dari bisnis yang ada didalam perusahaan seperti rantai nilai Rantai Nilai (Value chain) Menurut Ward dan Peppard (2002, p264-p265), value chain merupakan teknik untuk mendapatkan dan mengembangkan cara bagaimana perusahaan beroperasi. Selain itu juga untuk memisahkan apa yang perusahaan lakukan dan bagaimana perusahaan melakukannya. Value chain terbagi atas dua bagian besar yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung: 1. Aktivitas utama adalah semua hal yang membuat perusahaan memenuhi perannya dalam value chain industri dan membangun kepuasan terhadap pelanggan, sebagai pihak yang melihat secara langsung pengaruh dari seberapa baik aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan. 2. Aktivitas pendukung adalah semua hal yang penting untuk mengawasi dan membangun bisnis sepanjang waktu dan secara tidak langsung menambah nilai. 46

41 Aktivitas pendukung yang ada pada value chain adalah sebagai berikut: 1. Support Activities Infrastructure. Aktivitas yang ada pada bagian ini adalah aktivitas yang berhubungan dengan perencanaan strategis, mencakup Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan mekanisme lain untuk perencanaan dan pengendalian seperti departemen accounting. 2. Human Resources Management. Tenaga kerja merupakan sumber daya yang mahal dan vital. Sebuah organisasi hams mengelola perekrutan dan pemilihan, pelatihan dan pengembangan, serta penghargaan dan penggajian. Misi dan tujuan organisasi menjadi kekuatan pendorong yang tersirat dalam strategi Human Resources Department (FIRD). 3. Product and Technology Development. Teknologi merupakan sumber penting keunggulan kompetitif. Perusahaan perlu melakukan inovasi untuk mengurangi biaya dan untuk melindungi dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Hal ini mencakup teknologi produksi, kegiatan pemasaran Internet, learn manufacturing, Customer Relationship Management (CRM), dan banyak perkembangan teknologi lainnya. Evaluasi dan infrastuktur yang ada dan layanan teknologi informasi dan sumber daya melalui pendekatan teknologi. Menurut Ward dan Peppard (2002, p198), Analisis lingkungan internal SI/TI terdiri dari: a. Mengevaluasi aplikasi portofolio saat ini dan aplikasi yang sedang dibangun untuk memutuskan konten, cakupan, dan kontribusinya. b. Evaluasi yang sama dan sumber daya informasi yang ada. 4. Procurement. Aktivitas ini bertanggung jawab untuk semua pembelian barang dan jasa. Tujuannya adalah mengamankan harga terendah untuk memungkinkan pembelian dengan kualitas tertinggi. Aktivitas ini bertanggung jawab atas outsourcing (kompenen atau operasi yang biasanya dilakukan oleh pihak atau organisai lain), dan epurchasing 47

42 (menggunakan TI dan teknologi berbasis web untuk mencapai tujuan pengadaan). Aktivitas utama yang ada pada value chain adalah sebagai berikut : 1. Inbound logistic: termasuk aktivitas untuk mendapatkan, menerima, menyimpan dan menetapkan kunci input dan sumber daya pada kualitas serta kuantitas yang benar. 2. Operation: mengubah input menjadi barang atau jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan. 3. Outbound logistic: mendistribusikan barang kepada pelanggan baik secara langsung atau dengan menggunakan saluran distribusi lainnya. 4. Marketing and Sales: menyediakan cara-cara untuk membuat pelanggan mengetahui barang dan jasa serta cara untuk mendapatkannya, termasuk bagaimana cara untuk membelinya. 5. After Sales Services: menambahkan nilai pada barang atau jasa dengan menjamin bahwa pelanggan mendapatkan keuntungan yang sepenuhnya dan barang pada saat mereka membelinya. Aktivitas utama dan aktivitas pendukung value chain dapat digambarkan seperti gambar berikut ini. Support Activities Infrastructure: Legal, Accounting, Financial Management Human Resource Management: Personal, Pay, Recruitment' Training, etc Product and Technology Development: Product and Process Design, Production engineering, etc Procurement: Supplier Management, Funding, Subcontracting, etc Value Added Cost = Profit 48

43 Inbound Operation Outbound Sales 8: Servicing - Quality -Manufacturing - Loaistic Marketing - Warranty Control - Packaging - Finishing Receiving Good - Raw Material Control - Production Control - Order Handling - Dispatch - Delivery - Customer Management - Order Taking - Promotion Market - Maintenance - Education & Training Gambar 2.7 Value Chain SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman, proses pengambilan keputusan strategis yang ada juga selalu berkaitan dengan pengembangan misis, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. 1. Kekuatan (Strength). Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang dibandingkan dengan para pesaingnya. Kekuatan perusahaan menunjuk pada kemungkinan adanya beberapa strategi tertentu yang diharapkan dan akan berhasil dalam tujuan perusahaan. 2. Kelemahan (Weakness). Kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kelemahan perusahaan menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang harus segera diperbaiki oleh perusahaan guna memperoleh laba yang maksimal. 3. Peluang (Opportunities). Peluang pemasaran suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroprasi secara menguntungkan. 49

44 4. Ancaman (Threats). Ancaman atau tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemesanan dengan sikap bertahan. Strategi yang efektif adalah strategi yang mengambil peluang yang ada dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dan menghilangkan ancaman dengan menghindari atau memperbaiki kelemahan yang ada Matriks SWOT Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor faktor strategi perusahaan. Matriks ini menggambarkan bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan secara internal serta peluang dan ancaman dari factor eksternal. Tabel 2.4 Matriks SWOT Berdasarkan matriks SWOT di atas, ada empat strategi penting yang didapat, yaitu: 50

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 2.1.1. Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) ditandai oleh ruang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Formulasi Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos. Strategos terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Metode studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi strategi Dalam buku Manajemen Strategik-Pengetahuan yang dikutip oleh Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos dalam bahasa yunani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

Ramlan Ruvendi Strategi Samudera Biru

Ramlan Ruvendi Strategi Samudera Biru Ramlan Ruvendi Strategi Samudera Biru Bagaimana menciptakan ruang pasar tanpa pesaing dan membuat kompetisi tidak relevan Strategi Samudera Biru Vs Strategi Samudera Merah STRATEGI SAMUDERA MERAH Bersaing

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David 41 digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David (2006:104) sebagai identifikasi dan evaluasi trend dari kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

Pertumbuhan yang menakjubkan.

Pertumbuhan yang menakjubkan. 1 2 Inspirasi Kim.. Cirque Du Soleil Didirikan 1984 oleh sekolompok pementas jalanan, dipimpin oleh Guy Laliberte. Karyanya disaksikan hampir 40 juta orang di 40 negara Tingkat pemasukan dalam kurun kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Pendidikan Pemasaran pendidikan adalah usaha berbasis pemasaran jasa yang itu berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam pemasaran barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Strategik-Pengetahuan, Strategi berasal dari kata Yunani strategos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Strategik-Pengetahuan, Strategi berasal dari kata Yunani strategos 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi 2.1.1. Definisi Strategi Di dalam kutipan buku karangan Kusumadmo (2013) yang berjudul Manajemen Strategik-Pengetahuan, Strategi berasal dari kata Yunani strategos

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai komponen masyarakat di bidang ekonomi sangat dibutuhkan. Setiap orang dituntut untuk dapat memperbaiki

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak Negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat ) SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat ) Mahasiswa Program Strata Satu ( S-1 ) Jurusan Akuntansi Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembang sedemikian rupa, hingga melewati batas-batas wilayah dan antar negara. Kondisi

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan

Lebih terperinci

Distinctive Strategic Management

Distinctive Strategic Management Modul ke: 07 Distinctive Strategic Management Strategik Plan and Business Model Flatform Fakultas Sekolah Pasca Sarjana Dr. Chaerudin, MM Program Studi Magister Manajemen Program Kelas Karyawan (PKK) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Manajemen Strategik 2.1.1. Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategeia, yang berarti kepemimpian dalam ketentaraan. Menurut Freddy (1997), strategi merupakan

Lebih terperinci

Efektifitas Kinerja. Materi 3

Efektifitas Kinerja. Materi 3 Materi 3 Efektifitas Kinerja Subpokok bahasan : Manajemen kinerja yang efektif Kriteria Efektifitas Pemahaman tentang Balanced Scorecard dan Penerapannya pada perusahaan. 1) Manajemen kinerja yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I. Manajemen Strategi : - Tidak lagi terbatas bagi kalangan militer - Bukan hanya sekedar bagaimana merancang bentuk strategi yang efektif saja.

BAB I. Manajemen Strategi : - Tidak lagi terbatas bagi kalangan militer - Bukan hanya sekedar bagaimana merancang bentuk strategi yang efektif saja. BAB I Manajemen : - Tidak lagi terbatas bagi kalangan militer - Bukan hanya sekedar bagaimana merancang bentuk strategi yang efektif saja. Pengertian Manajemen : - Sejumlah keputusan & tindakan yg mengarah

Lebih terperinci

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap : Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci