BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Green Information and Communication Technology (ICT) Pengertian Green ICT Menurut Philipson (2010, p4) Green ICT lebih dari sekedar mengurangi emisi karbon ataupun mengurangi konsumsi energi ICT perusahaan. Green ICT adalah pusat teknologi keberlanjutan. Green IT menyediakan: (1) alat pengukuran, (2) tempat penyimpanan data, (3) mekanisme pelaporan, dan (4) teknik mitigasi yang memungkinkan keberlanjutan. Menurut Stollenmayer (2011, p8) dalam artikel yang berjudul How the Earth can benefit from Green ICT, Green ICT adalah hal kritis yang penting dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan. Bidang ICT sangatlah luas, pengurangan emisi karbon hanya salah satu contohnya. Menurut Webber (2009, p1) Green technologies adalah pengurangan dampak lingkungan dari Departemen TI. Kuncinya adalah menemukan peralatan tepat yang mudah dioperasikan serta mudah diolah sewaktu tidak dapat digunakan lagi. Menurut Webber (2009, p2) terdapat tiga karakteristik utama dari Green ICT: (1) peralatan TI harus efisien, (2) kapasitas peralatan TI harus sesuai dengan tugasnya, dan (3) biaya kepemilikan peralatan TI harus sudah termasuk biaya pengolahan ulang yang tepat. Menurut Tomlinson (2010, p3) Green ICT dapat diartikan sebagai cara membuat industri TI lebih berkelanjutan. Green ICT mempunyai manfaat dalam area ekonomi, dan lingkungan. Selain itu juga membantu mengurangi dampak e-waste, memungkinkan desain interaksi berkelanjutan, dan mengurangi konsumsi energi dengan sistem

2 7 komputerisasi. Menurut Roy (2008, p64) dalam jurnal yang berjudul Green Computing New Horizon of Energy Efficiency and E-Waste Minimization World Perspective vis-àvis Indian Scenario, Green Computing adalah praktik penggunaan sumber daya komputasi secara efisien. Tujuannya adalah mengurangi penggunaan bahan baku berbahaya, memaksimalkan efisiensi energi dalam masa hidup produk, dan mempromosikan pengolahan ulang dari limbah produk. Menurut Velte (2008, p3) Green IT mempunyai banyak arti antara lain sebagai berikut: (1) membeli teknologi yang lebih efisien, (2) mengurangi konsumsi energi dari Data center, dan (3) membeli hardware yang ramah lingkungan. Menurut Chakraborty (2009, p33) dalam jurnal yang berjudul Green computing: Practice of Efficient and Eco- Friendly Computing Resources, Green Computing, studi dan praktek sumber daya komputasi yang efisien dan ramah lingkungan, kini di bawah perhatian tidak hanya organisasi lingkungan, tetapi juga bisnis dari industri lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan dalam industri komputer telah menyadari bahwa going Green adalah kepentingan terbaik perusahaan, baik dalam hal hubungan masyarakat dan mengurangi biaya. Menurut Hird (2008, p16) Green IT adalah sekumpulan strategi dan taktik inisiatif mengenai: (1) secara langsung mengurangi emisi karbon perusahaan, (2) menggunakan TI untuk mengurangi emisi karbon, (3) mendukung green behavior dari pelanggan, pegawai, dan pemasok, dan (4) memastikan keberlanjutan sumber daya yang digunakan TI. Menurut Carinhas (2009, p2) Green IT dapat menurunkan biaya energi, dan juga mengurangi polusi lingkungan. Walaupun permintaan energi semakin meningkat, masih banyak teknologi dan metode untuk menghematnya. Perusahaan diharapkan bisa mengurangi emisi energi, dan mempertahankan kinerja komputasinya.

3 8 Terdapat empat alasan perusahaan harus menggunakan Green IT atau komputasi hemat energi: (1) perubahan iklim, (2) penghematan, (3) persediaan energi, dan (4) data center kehabisan energi dan pendingin karena tingginya tingkat penggunaan Taksonomi Green ICT Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), taksonomi adalah (1) klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek; (2) cabang biologi yang menelaah penamaan, perincian, dan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya; (3) Ling klasifikasi unsur bahasa menurut hubungan hierarkis; urutan satuan fonologis atau gramatikal yang dimungkinkan dalam satuan bahasa. Gambar 2.1: Taksonomi Green ICT Sumber: Visser (2011) Menurut Viser (2011, p9) Green ICT dapat dibedakan menjadi dua yaitu menghijaukan TI itu sendiri atau menghijaukan dengan TI. Dimana green data center merupakan bagian dari penghijauan TI itu sendiri.

4 Manfaat Green ICT Menurut Stollenmayer (2011, p8) manfaat Green ICT adalah sebagai berikut: (1) pengurangan konsumsi energi, (2) pengurangan penggunaan bahan baku, (3) pengurangan penggunaan air, (4) pengurangan jumlah sampah, dan peningkatan jumlah daur ulang, dan (5) pengurangan polusi. Gambar 2.2: Manfaat Green ICT Sumber: Hanle (2009) Menurut Hanle (2009, p6) Green ICT mempunyai beberapa manfaat untuk stakeholder perusahaan. Manfaat untuk lingkungan: (1) mengurangi emisi karbondioksida, (2) mengurangi konsumsi sumber daya, dan (3) menaati peraturan (di masa depan). Manfaat untuk perusahaan: (1) hemat beban listrik, (2) mengurangi beban operasi Data center, dan (3) membutuhkan lebih sedikit hardware.

5 Data center Pengertian Data center Menurut Newcombe (2010, p2) data center adalah detak jantung dari setiap organisasi dan juga salah satu konsumen energi terbesar di perusahaan. Green Data center tidak hanya akan memberikan organisasi keuntungan strategis kuat dengan efisiensi baru, tetapi juga membantu menyelaraskan dengan tujuan lingkungan pemerintah Menurut Yulianti (2008, p11) data center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catu daya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik. Menurut Bullock (2009, p1) data center dikenal sebagai kumpulan server atau ruang komputer. Data center adalah ruangan di mana sebagian besar server dan penyimpanan data perusahaan terletak, beroperasi, dan diatur. Terdapat empat komponen utama data center: (1) white space, (2) infrastruktur pendukung, (3) peralatan TI, dan (4) operasi. Menurut Milojkovic (2010, p3) data center adalah penyimpanan pusat, baik fisik maupun virtual untuk media penyimpanan, manajemen, dan penghapusan data serta informasi dari bagian pengetahuan tertentu. Menurut Fadilah (2011, p38) terdapat beberapa definisi umum tentang data center: (1) suatu struktur fisik, biasanya berupa bangunan khusus atau tersendiri, yang dirancang sebagai rumah untuk berbagai macam komputer, data center dapat melayani

6 11 satu perusahaan saja atau beberapa perusahaan, (2) suatu fasilitas penyimpanan, pemeliharaan, dan membuat kumpulan data tersedia untuk kegunaan berkelanjutan dan aktifitas mendatang, dan (3) sebuah fasilitas yang digunakan untuk merumahkan peralatan elektronik dalam jumlah besar, biasanya komputer dan peralatan komunikasi. Data center adalah sebuah tempat aman untuk peralatan komputer, media penyimpanan, dan peralatan komunikasi serta jaringan yang digunakan untuk menyimpan, mendistribusikan, dan memelihara data dalam sebuah organisasi Servis Utama Data center Menurut Yulianti (2008, p11) servis utama yang secara umum diberikan oleh data center adalah: Business Continuance Infrastructure Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, lay-out ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingan dan fire suppression. DC Security Infrastructure Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat

7 12 diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian piranti lunak atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa piranti lunak keamanan seperti access control list, firewalls, IDSs dan host IDSs, fiturfitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan. Application Optimization Berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-toend error detection and correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan 11 kotak dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem. IP Infrastructure Infrastruktur IP menjadi servis utama pada Data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara server farms dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu yang terkait adalah memungkinkan fast convergence routed network (seperti

8 13 dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut Intelligent Network Services, meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara bersamaan), private LANS dan policy-based routing. Storage Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN, fibre channel switching, replikasi, backup serta archival Kriteria Perancangan Data center Menurut Yulianti (2008, p13) dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kriteria-kriteria berikut ini: Availability Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya. Scalability dan flexibility Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat. Juga ketika adanya jasa baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan berarti bagi data center secara keseluruhan.

9 14 Security Data center menyimpan berbagai aset berharga perusahaan, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik Konsumsi Dalam Data center Menurut Newcombe (2010, p15) data center adalah lingkungan kompleks, tempat menyimpan peralatan TI. Daya listrik yang masuk ke data center harus melalui berbagai tahapan dari transformasi voltase, distribusi dan pembersihan sebelum masuk ke peralatan TI. Sebagian besar dari energi dalam fasilitas diubah menjadi panas. Oleh karena itu data center membutuhkan kapasitas mesin pendingin dalam sirkulasi udara. Juga terdapat banyak sistem pendukung dalam data center seperti pencahayaan, generator, sistem pemadam kebakaran, area pegawai yang membutuhkan energi listrik. Gambar 2.3: Konsumsi Dalam Data center Sumber: BCS Data center Specialist Group

10 15 Gambar di atas menjelaskan arus energi serta arus energi yang hilang dalam data center. Energi masuk ke bangunan mulai dari kiri, lalu melewati rantai pengantaran energi hingga ke peralatan TI di kanan. Dalam setiap tahapan rantai pengantaran energi, pasti terdapat kehilangan yang tidak penting seperti yang digambarkan panah merah. Menurut Newcombe (2010, p15) implementasi aktual dari data center lebih kompleks dari gambar ini. Dalam suatu data center, bisa terdapat banyak variasi aliran energi. Seperti CRAC yang mendapatkan energinya dari UPS. Gambar ini digunakan untuk menyediakan pengertian umum bagaimana aliran energi dari fasilitas ke penerima. 2.3 Green Data center Pengertian Green Data center Menurut Bauer (2008, p20) Green data center adalah tempat penyimpanan, manajemen, dan penyebaran data di mana mesin, cahaya, listrik, dan sistem komputer dirancang untuk memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak ke lingkungannya. Menurut Milojkovic (2010, p4) Green data center berarti data center berkelanjutan secara efisien dalam proses, energi, dan peralatan yang digunakan. Menurut Toledo (2011, p2) Green data center serupa dengan data center biasa yang digunakan untuk media penyimpanan, manajemen, dan distribusi data. Yang membedakannya adalah hardware, elektrisitas, dan sistem komputer. Semuanya didesain untuk mencapai efisiensi maksimal, dan dampak lingkungan minimal. Menurut Bullock (2009, p2) Green data center adalah data center yang bisa beroperasi dengan efisiensi energi maksimal dan dampak lingkungan minimal.

11 16 Termasuk mesin, listrik, pencahayaan, elektrisitas, dan peralatan TI (server, jaringan, media penyimpanan). Perusahaan mulai beralih ke green data center dikarenakan tingginya biaya listrik sehubungan dengan operasional data center. Ini adalah cara untuk mengurangi biaya operasional perusahaan dalam infrastruktur TI Data Center Energy Efficiency Metrics Power Usage Effectiveness (PUE) Menurut Webber (2009, p181) PUE digunakan untuk mengukur seberapa efisien energi yang digunakan di Data center. Matriks ini diciptakan oleh Uptime Institute yang dipromosikan oleh Green Grid. Perhitungan ini dinilai dengan membagi jumlah kekuatan yang masuk dengan jumlah kekuatan yang digunakan oleh peralatan komputer dalam data center. Peralatan komputer yang dimaksud adalah semua yang berhubungan dengan servis komputasi, seperti server, media penyimpanan, dan peralatan komunikasi. Semakin kecil PUE data center, maka semakin efisien. Menurut Mamame (2009, p9) berikut adalah cara perhitungan PUE:

12 17 Gambar 2.4: Power Usage Effectiveness Sumber: Mamane (2009) Tabel 2.1: Kriteria Nilai PUE dan DCiE PUE DCiE 3,0 0,33 Very Inefficient 2,5 0,40 Inefficient 2,0 0,50 Average 1,5 0,67 Efficient 1,2 0,83 Very Efficient Sumber: Mamane (2009) Karena nilai kerugian distribusi listrik dan konsumsi listrik akan selalu positif, maka PUE tidak bisa kurang dari 1 ataupun DCiE lebih besar dari 100%.

13 Data Center Infrastructure Efficiency (DCiE) Menurut Webber (2009, p182) DCiE adalah kebalikan dari PUE. Penghitungan dinilai dengan membagi kekuatan yang digunakan peralatan komputer dalam data center dengan kekuatan yang masuk kedalam data center. DCiE dinyatakan dalam persentase, dengan nilai target 100%. Perhitungan ini menyatakan berapa persen energi yang dibayar, digunakan oleh peralatan komputasi dalam data center. Data center pada umumnya mempunyai DCiE 40%. Total Facility Power adalah energi total yang digunakan khusus dalam data center. Sedangkan IT Equipment Power adalah total energi yang dikonsumsi oleh peralatan yang digunakan untuk mengatur, memproses, menyimpan, ataupun mengantarkan data untuk komputasi. Pengukuran berkelanjutan akan memberikan pengertian yang lebih dalam terhadap infrastruktur data center. Serta memberikan penjelasan tetang faktor yang paling mempengaruhi efisiensi fasilitas secara keseluruhan. Menurut Verdun (2008, p5) penghitungan DCiE dirumuskan sebagai berkut:

14 19 Tabel 2.2: 3 Tingkat Analisis DciE Level 1 (Basic) Level 2 (Intermediate) Level 3 (Advanced) IT Equipment Power UPS PDU Server Total Facility Power Where Data center input power Data center input power less shared HVAC Data center input power less shared HVAC plus building lightning, security Minimum Measurement Interval 1 month / 1 week Daily Continuous (XX min) Sumber: Haas (2009) Tingkat 1 (Basic) melibatkan pengumpulan pengukuran energi bulanan atau mingguan dari peralatan UPS dalam Data center dan dari distribusi utama ke semua peralatan listrik digunakan untuk pendingin dan pemeliharaan Data center. Tingkat 2 (Intermediate) melibatkan pengumpulan data harian menggunakan pengukuran dari PDU dalam Data center dan dari sistem distribusi untuk menjalankan semua peralatan fasilitas. Tingkat 3 (Advanced) melibatkan pengumpulan data dari masing-masing peralatan TI dalam Data center dan dari masing-masing peralatan fasilitas secara berkelanjutan. Di mana: IT equipment power adalah semua beban yang berhubungan dengan peralatan TI, seperti komputasi, media penyimpanan, dan peralatan jaringan. Termasuk juga peralatan pendukung seperti KVM switches, monitor, workstations atau laptop yang digunakan untuk mengawasi atau mengatur Data center.

15 20 Total Facility Power adalah semua yang termasuk dalam point di atas, ditambah semua peralatan pendukung beban peralatan TI, seperti: o Komponen pengantar listrik seperti Uninterruptible Power Supply (UPS), switch gears, generators, Protocol Data Unit (PDUs), batteries, dan distribusi kerugian eksternal peralatan TI. o Komponen sistem pendingin seperti chillers, Computer Room Air Conditioning Units (CRAC s), Direct Expansion Air Handler (DX) units, pumps, dan cooler towers. o Komponen lainnya seperti pencahayaan Data center. Gambar 2.5: Sub Komponen DCiE Sumber: Verdun, Green Grid. (2008)

16 21 Tabel 2.3: Sub Komponen Data Center Subcomponent Core Contributor Facility Power Transfer Switch UPS DC Batteries / Rectifiers (non-ups Telco Nodes) Generator Transformer (step down) Power Distribution Unit (PDU) Rack Distribution Unit (RDU) Breakers Panels Distribution Wiring Lightning Heating Ventilation & Air Conditioning (HVAC) Cooling Tower Condenser Water Pumps Chillers Chilled Water Pumps Computer Room Air Conditioner (CRAC s) Computer Room Air Handlers (CRAH s) Dry Cooler Supply Fans Return Fans Air Economizer Water-side Economizer

17 22 Humidifier In-row, In-rack, & In-chassis Cooling Solutions Physical Security Fire Suppression Water Detection Physical Security Servers/Devices Building Management System Server / Devices used to control management of Data center Probes / Sensors IT Equipment Compute Devices Server Network Devices Switches Routers IT Support Systems Printers PC s / workstations Remote Management (KVM/console/etc.) Miscellaneous Devices Security encryption, Storage encryption, Appliances, etc Storage Storage Devices Switches, Storage Array Backup Devices Media Libraries, Virtual Media Libraries Telecommunication All Telco Devices Sumber: Verdun (2008)

18 23 DCiE dibagi menjadi dua sub komponen inti yaitu fasilitas dan peralatan TI. Metode yang digunakan haruslah konsisten dan menggunakan pengukuran yang aktual. 2.4 Perancangan Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi (PSSI/TI) Menurut Ward (2002, p151) proses dari formulasi strategi SI/TI adalah rumit. Banyak dimensi dengan ruang lingkup jelas serta kombinasi pendekatan dan alat ayng dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi, efektivitas, keunggulan bersaing atau nilai tambah perusahaan. Gambar 2.6: Model Strategis SI/TI Sumber: Ward (2002)

19 24 Perusahaan harus mempunyai input untuk formulasi strategi sebagai berikut: 1) lingkungan bisnis perusahaan, seperti strategi bisnis sekarang, tujuan, sumber daya, proses, budaya, serta nilai bisnis, (2) lingkungan bisnis dari luar, seperti iklim ekonomi, industri, dan persaingan di area organisasi beroperasi, (3) lingkungan SI/TI perusahaan, seperti portfolio dari sistem berjalan sekarang, dan (4) lingkungan SI/TI dari luar perusahaan, seperti trend teknologi, kesempatan, dan penggunaan SI/TI oleh pelanggan, pesaing, dan pemasok. Outputnya sendiri berupa: (1) strategi manajemen SI/TI, elemen umum dari strategi yang berlaku di seluruh perusahaan, (2) stategi bisnis SI, strategi aplikasi SI yang dikembangkan untuk unit bisnis dan model bisnis guna mencapai tujuan perusahaan, dan (3) strategi TI, kebijakan dan strategi untuk manajemen sumber daya spesialis dan teknologi. Gambar 2.7: Analisis Rantai Nilai Sumber: Ward (2002)

20 25 Gambar di atas adalah teknik yang dapat digunakan untuk menilai lingkungan internal. Tindakan primernya adalah proses perusahaan dari membeli bahan baku hingga menjadi produk. Di mana proses ini harus didukung infrastruktur perusahaan yang kuat, sumber daya terampil, serta pengembangan produk dan teknologi. Gambar 2.8: Kerangka Kerja Strategis Sumber: Ward (2002) Untuk analisis eksternal dapat dilakukan analisis PEST. Dapat dilihat di gambar 2.8, bahwa terdapat pengaruh dari lingkungan luar dalam memutuskan strategi SI/TI perusahaan.

21 Akuntansi Manajemen Menurut Hansen (2007, p7) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) perusahaan terdiri dari 2 subsistem inti: Sistem Akuntansi Manajemen, dan Sistem Akuntansi Keuangan. Sistem Akuntansi Manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan manajemen tertentu. Kegiatan yang dilakukan dalam akuntansi manajemen adalah mengumpulkan, mengukur, menyimpan, menganalisa, melaporkan, dan mengatur informasi. Informasi kejadian ekonomi diproses menjadi output yang tepat sesuai dengan tujuannya. Output bisa berupa laporan khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan komunikasi pribadi. Sistem Akuntansi Manajemen tidak dibatasi dengan ketentuan tetap yang menjelaskan syarat proses, input, dan output. Kriteria selalu fleksibel den berdasarkan tujuan dari manajemen. Sistem Akuntansi Manajemen mempunyai 3 tujuan umum: Menyediakan informasi untuk menghitung biaya jasa, produk, dan hal lain yang diinginkan pihak manajemen. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengawasan, evaluasi, dan perkembangan berkelanjutan. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem Akuntansi Manajemen membantu perusahaan mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja. Sistem Akuntansi Manajemen disebut juga internal accounting. Hal ini dikarenakan akuntansi manajemen menghasilkan laporan untuk internal perusahaan seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Akuntansi Manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengelompokkan,

22 27 dan melaporkan informasi yang berguna bagi pengguna internal dalam perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan. 2.6 Model Keputusan Investasi Modal Menurut Hansen (2007, p564) keputusan investasi modal berhubungan dengan perencanaan, penetapan tujuan, menyusun keuangan, dan menggunakan kriteria tertentu unutk memilih asset jangka panjang. Keputusan investasi modal merupakan keputusan penting yang harus dibuat manajer, karena menyangkut nominal dan resiko yang besar. Proses pembuatan keputusan investasi modal sering disebut sebagai capital budgeting. Terdapat 2 tipe dari proyek capital budgeting yang harus diperhatikan: (1) independent projects, dan (2) mutually exclusive projects. Independent projects adalah proyek yang bila diterima atau ditolak tidak mempengaruhi arus kas proyek lain. Mutually exclusive projects adalah proyek yang bila diterima bisa mempengaruhi penerimaan proyek lain. Keputusan investasi modal ini berhubungan dengan investasi aset modal jangka panjang. Dengan melakukan penilaian, manajer dapat memutuskan proyek mana yang diterima serta perbandingannya dengan yang lain. Menurut Hansen (2007, p 566), terdapat 2 model keputusan investasi modal: (1) model Nondiscounting, dan (2) model Discounting. Model Nondiscounting tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, sedang model Discounting sebaliknya. Penggunaan model Nondiscounting telah meningkat dari tahun ke tahun.

23 Model Nondiscounting: Payback Period Menurut Hansen (2007, p566) model penilaian ini tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Salah satu model yang sering digunakan adalah model payback period. Model ini menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengembalikan modal awal investasinya. Model penghitungannya sebagai berikut: Perusahaan menentukan berapa lama waktu maksimal yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi awal. Bila setelah dihitung dengan payback period, waktunya melebihi maka proyek akan ditolak. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi awal, maka semakin berbahaya juga investasi itu. Perusahaan yang bermasalah dengan likuiditasnya akan memilih waktu pengembalian yang singkat Model Discounting Net Present Value (NPV) Menurut Hansen (2007, p569) model ini memperhitungkan nilai waktu dari uang. Model ini juga menggabungkan konsep diskonto kas masuk dan kas keluar. Model yang dipakai adalah Net Present Value (NPV). NPV adalah perbedaan nilai sekarang dari kas masuk dan kas keluar. Model penghitungannya sebagai berikut: 1

24 29 Dimana: I = Nilai sekarang dari biaya proyek C = Arus kas masuk yang diterima dalam periode t, dengan t = 1.. n n = Lama waktu hidup proyek i = rate of return t = Lama waktu Menurut Weygandt (2010, p548) metode NPV merubah arus kas masuk ke nilai sekarang. Kemudian dibandingkan dengan nilai investasi awal. Perbedaan kedua nilai tersebut yang disebut sebagai Net Present Value (NPV). Suatu proyek diterima bila NPV nya 0 atau lebih positif. Semakin tinggi nilai NPV, maka semakin menarik investasi tersebut Internal Rate of Return (IRR) Menurut Hansen (2007, p570) model discounting lainnya adalah metode IRR. IRR didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang menentukan nilai arus kas masuk proyek sekarang sama dengan nilai proyek sekarang. Dengan kata lain adalah tingkat suku bunga yang membuat NPV proyek menjadi nol. Model penghitungannya sebagai berikut: 1

25 30 Dimana: C = Arus kas masuk yang diterima dalam periode t, dengan t = 1.. n n = Lama waktu hidup proyek i = rate of return t = Lama waktu IRR dapat ditemukan dengan trial dan error. IRR adalah salah satu teknik menilai investasi modal yang paling banyak digunakan. Menurut Weygandt (2010, p558) metode IRR berbeda dengan NPV. IRR adalah tingkat suku bunga yang membuat nilai sekarang investasi awal sama dengan nilai sekarang arus kas masuk (NPV = 0). 2.7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 Peraturan Pemerintah RI No. 70 tahun 2009 tentang konversi energi. BAB I: Ketentuan Umum Pasal 1 1. Konservasi energi adalah upaya sistematis terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. 2. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika. 3. Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi.

26 31 5. Badan usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis usaha bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan sesuai peraturan perundangundangan, serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pengusaha adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap yang melakukan pengusahaan energi termasuk produsen peralatan pemanfaat energi. 12. Peralatan hemat energi adalah piranti atau perangkat atau fasilitas yang dalam pengoperasiannya memanfaatkan energi secara hemat sesuai dengan benchmark hemat energi yang ditetapkan. BAB II: Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengusaha, dan Masyarakat. Bagian Keempat: Tanggung Jawab Pengusaha Pasal 7 (1) Pengusaha bertanggung jawab: a. Melaksanakan konservasi energi dalam setiap tahap pelaksanaan usaha; dan b. Menggunakan teknologi yang efisien energi; dan/atau c. Menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi. BAB III: Pelaksanaan Konservasi Energi Bagian Keempat: Konservasi Dalam Pemanfaatan Energi

27 32 Pasal 12 (1) Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien. (2) Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih besar atau sama dengan (enam ribu) setara ton minyak per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi. (3) Manajemen energi dilakukan dengan: a. Menunjuk manajer energi; b. Menyusun program konservasi energi; c. Melaksanakan audit energi secara berkala; d. Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan e. Melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing. BAB V: Kemudahan Insentif, dan Disinsetif Bagian Kesatu: Kemudahan dan Insentif Pasal 17 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah member kemudahan kepada pengguna energi dan produsen hemat energi di dalam negeri yang melaksanakan konservasi energi untuk memperoleh:

28 33 a. Akses informasi mengenai teknologi hemat energi dan spesifikasinya, dan cara/langkah penghematan energi; dan b. Layanan konsultasi mengenai cara/langkah pengehamatan energi. Pasal 18 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah member insentif kepada: a. Pengguna energi yang menggunakan energi lebih besar atau sama dengan (enam ribu) setara ton minyak per tahun; dan b. Produsen peralatan hemat energi di dalam negeri, Yang berhasil melaksanakan konservasi energi pada periode tertentu. Pasal 19 (1) Kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi bagi pengguna energi apabila dalam periode tertentu terjadi penurunan: a. Konsumsi energi spesifik; dan/atau b. Elastisitas konsumsi energy. Pasal 20 (1) Insentif yang diberikan kepada pengguna energi dapat berupa: a. Fasilitas perpajakan untuk peralatan hemat energi; b. Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak daerah untuk peralatan hemat energi; c. Fasilitas bea masuk untuk peralatan hemat energi;

29 34 d. Dana suku bunga rendah untuk investasi konservasi energi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau e. Audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh pemerintah. (3) Permohonan insentif dapat diajukan oleh pengguna energi dalam hal evaluasi atas laporan konservasi energi setiap tahun kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Fasilitas perpajakan diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah. Fasilitas bea masuk diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan. Bagian Kedua: Disinsentif Pasal 22 (1) Pengguna energi yang tidak melaksanakan konservasi energi melalui manajemen energi dikenakan disinsentifoleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing. (2) Disinsentif dapat berupa: a. Peringatan tertulis; b. Pengumuman di media massa; c. Denda ; dan/atau d. Pengurangan pasokan energi.

30 35 Pasal 23 Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggat waktu masing-masing 1 (satu) bulan. Pasal 24 Dalam hal pengguna sumber energi dan pengguna energi yang telah diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali tidak melaksanakan konservasi energy, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mengumumkan nama pengguna sumber energi dan pengguna energi yang bersangkutan di media massa. Pasal 25 (1) Dalam hal 1 (satu) bulan setelah nama pengguna diumumkan di media massa tetap tidak melaksanakan konsercasi energi, yang bersangkutan dikenai denda. (2) Denda dikenakan sebanyak 2 (dua) kali dari nilai pemborosan energi yang ditimbulkan. (3) Hasil denda disetorkan ke kas negara/kas daerah sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Pasal 26 (1) Dalam hal 1 (satu) bulan setelah pengenaan denda pengguna sumber energi dan pengguna energi tidak membayar denda, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya menetapkan pengurangan pasokan energi kepada yang bersangkutan.

31 36 (2) Pengurangan pasokan energi harus mendapatkan persetujuan Menteri. (3) Pengurangan pasokan energi tidak menghilangkan kewajiban pembayaran denda oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Manajemen, Kepemimpinan dan Tim

Manajemen, Kepemimpinan dan Tim MODUL PERKULIAHAN Manajemen, Kepemimpinan dan Tim Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah berhasil memudahkan manusia dalam aktivitas kesehariannya. Bila dilihat lebih lanjut dan dikaitkan dengan kelestarian lingkungan, tentunya

Lebih terperinci

DATA CENTER: PENDAHULUAN

DATA CENTER: PENDAHULUAN DATA CENTER: PENDAHULUAN Definisi, Fungsi dan Tujuan Data Center 2 Definisi Data Center (lanj)... komponen penting dari infrastruktur yang mendukung Internet dan perdagangan digital Juga sektor komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Green ICT Menurut Lamb (2009) dalam jurnal yang berjudul The Greening of IT: How Companies Can Make a Difference for the Environment, green ICT adalah tentang penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik sekarang maupun masa mendatang. Anggapan ini didukung dengan adanya 180

BAB 1 PENDAHULUAN. baik sekarang maupun masa mendatang. Anggapan ini didukung dengan adanya 180 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global dianggap sebagai salah satu masalah lingkungan yang serius baik sekarang maupun masa mendatang. Anggapan ini didukung dengan adanya 180 negara menandatangani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Green Computing Pengertian Green Computing

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Green Computing Pengertian Green Computing BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Green Computing 2.1.1 Pengertian Green Computing Green computing bukan masalah memperkenalkan perubahan dalam lingkungan kerja yang statis. Sebaliknya, green computing adalah menangani

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi merupakan

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan dan Implementasi Green Data Center Study kasus Data Center PT. ISN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan dan Implementasi Green Data Center Study kasus Data Center PT. ISN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya bisnis dan seiring bertambahnya waktu maka menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan yaitu meningkatnya kebutuhan akan kapasitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODOLOGI. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu BAB III METODOLOGI III.1 Kerangka Pikir Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Green Computing 2.1.1 Pengertian Green Computing Green computing bukan masalah memperkenalkan perubahan dalam lingkungan kerja yang statis. Sebaliknya, green computing adalah menangani

Lebih terperinci

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

PROGRAM KONSERVASI ENERGI PROGRAM KONSERVASI ENERGI Disampaikan pada: Lokakarya Konservasi Energi DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Bandung,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH Eva Khudzaeva Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Organisasi seringkali dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika didirikan pada tahun 1995 dengan tujuan pertama untuk mendukung peningkatan permintaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) menjadi manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban manusia khususnya bagi perusahaan maju maupun berkembang. Jenis pekerjaan yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul Rancanagan Green Data Center Universitas Udayana.Pada penelitian ini mengacu dari beberapa sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sosialisasi Program ICCTF 2010-2011 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur

Lebih terperinci

PENGANTAR DATA CENTER

PENGANTAR DATA CENTER Modul ke: 01 Hariesa Fakultas FASILKOM PENGANTAR DATA CENTER B.P, ST, MM Program Studi Sistem Informasi Pokok Bahasan Deskripsi pusat data. Pemilihan lokasi, layout dan setting gedung pusat data. Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Software Menurut O Brien (2010: 124), software merupakan istilah umum untuk berbagai jenis program yang digunakan untuk mengoperasikan dan memanipulasi komputer beserta alat disekitarnya.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini energi merupakan kebutuhan utama setiap manusia. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 1 Pertemuan 12 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL Organisasi sering dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. A. Jenis-jenis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Oleh : Kunaefi, ST, MSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Implementasi Menurut Usman (2002:70), implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar

Lebih terperinci

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANGAN GREEN DATA CENTER UNIVERSITAS UDAYANA KOMANG ERY RUSDIANA NIM

TUGAS AKHIR RANCANGAN GREEN DATA CENTER UNIVERSITAS UDAYANA KOMANG ERY RUSDIANA NIM TUGAS AKHIR RANCANGAN GREEN DATA CENTER UNIVERSITAS UDAYANA KOMANG ERY RUSDIANA NIM 1004405022 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ii LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) IFAC (2005) menjelaskan bahwa pada level organisasi, Environmental

BAB II LANDASAN TEORI Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) IFAC (2005) menjelaskan bahwa pada level organisasi, Environmental 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) IFAC (2005) menjelaskan bahwa pada level organisasi, Environmental Accounting (EA) terletak dalam konteks Akuntansi Manajemen

Lebih terperinci

DATA CENTER: PENDAHULUAN

DATA CENTER: PENDAHULUAN DATA CENTER: PENDAHULUAN Tujuan Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: mengetahui dan memahami fungsi, tujuan, dan komponen pembentuk sebuah data center disertai fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA PRASETYA FANDI HANTORO HERLI KURNIAWAN HATIF PRASETYO WAHYU SARDJONO ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN ialah mengukur

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metodologi Penelitian Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di kawasan Kabupaten Bangli, belum terintegrasi dan tersinkroninasi antar subsistem.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KEAMANAN FISIK DAN LOGIS. Titien S. Sukamto

PENGENDALIAN KEAMANAN FISIK DAN LOGIS. Titien S. Sukamto PENGENDALIAN KEAMANAN FISIK DAN LOGIS Titien S. Sukamto PENGENDALIAN KEAMANAN FISIK KEAMANAN FISIK Keamanan fisik merupakan dasar dari pengendalian lingkungan SI organisasi. Tujuan pengendalian ini adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I MANAJEMEN KEUANGAN P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I Siti Hailatul Fikriyah S.Ikom., MM PENGERTIAN CAPITAL BUDGETING Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

Perkembangan Komputer & Pusat Data. H. Aris Ihwan, SKom.,MMSI. Aplikasi Komputer 1 STIE Bina Bangsa

Perkembangan Komputer & Pusat Data. H. Aris Ihwan, SKom.,MMSI. Aplikasi Komputer 1 STIE Bina Bangsa Perkembangan Komputer & Pusat Data H. Aris Ihwan, SKom.,MMSI. Aplikasi Komputer 1 STIE Bina Bangsa Evolution of Computer 1940 1959 s (VT) 1959 1964 Transistor 1964 1970 s (IC) 1970 1990 s (VLSI) Now Future

Lebih terperinci

Gambar 1 Ruang Data Center

Gambar 1 Ruang Data Center Perancangan Jaringan Kmputer - Data Center Didha Dewannanta didhadewannanta@gmail.cm http://jarkmindnesia.tk Lisensi Dkumen: Seluruh dkumen di IlmuKmputer.Cm dapat digunakan, dimdifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang, berawal dari dibuatnya komputer dengan ukuran yang sangat besar hingga memasuki zaman virtualisasi dan cloud computing. Berkembangnya

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY. Titien S. Sukamto

TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY. Titien S. Sukamto TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY Titien S. Sukamto AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY Audit terhadap fasilitas pengolahan TI, biasanya merujuk pada Data Center, yang merupakan inti dari

Lebih terperinci

BAB II...3 PEMBAHASAN...3

BAB II...3 PEMBAHASAN...3 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB 1... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...1 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 PEMBAHASAN...3 2.1 Pengertian dan Arti Penting dari

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS A. Konsep Dasar Sistem Informasi Bisnis 1. Teknologi Informasi Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Technology) yang populer saat perkembangan ini adalah

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan oleh pemilik modal pada usaha atau unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

Audit Operasional TI. Budi Hermawan, S.Kom CISA, CISM, CGEIT. adita.si auditti.com Budi Hermawan, S.Kom, CISA, CISM, CGEIT

Audit Operasional TI. Budi Hermawan, S.Kom CISA, CISM, CGEIT. adita.si auditti.com Budi Hermawan, S.Kom, CISA, CISM, CGEIT Audit Operasional TI Budi Hermawan, S.Kom CISA, CISM, CGEIT Divisi Teknologi Informasi bertanggung jawab untuk memastikan operasional TI yang stabil, aman dan efisien secara keseluruhan, baik yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL Pemilihan pemasok merupakan proses penting dan diperhatikan karena hasilnya mempengaruhi kualitas produk, performa perusahaan dan rantai pasok. Karena pasar yang kompetitif pada

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Proses penelitian dalam rangka untuk memecahkan masalah diperlukan data-data dan informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dan berkaitan secara sistematis dengan masalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan laba. Cara yang dilakukan oleh pihak manajemen didalam mengantisipasi perubahan dan

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

Model Protokol dan Referensi Jaringan. Pertemuan 4

Model Protokol dan Referensi Jaringan. Pertemuan 4 Model Protokol dan Referensi Jaringan Pertemuan 4 Objectives Definisi dan Konsep Protokol Macam-macam protokol Desain Layer Model-Model Referensi OSI dan TCP/IP Konsep dan contoh format TCP/IP Perbandingan

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas

Lebih terperinci

SAN [storage area network] Muhammad Riza Hilmi,ST.

SAN [storage area network] Muhammad Riza Hilmi,ST. SAN [storage area network] Muhammad Riza Hilmi,ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Storage Area Network (SAN) merupakan solusi konfigurasi masa depan dalam media penyimpanan data dalam jumlah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data L 1 APPENDIX A Berikut ini adalah contoh simbol-simbol standar yang digunakan dalam diagram alir data yaitu : Simbol Nama Penjelasan Sumber dan Tujuan Data Orang dan organisasi yang mengirim data ke dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

DATA CENTER. Data Center memiliki istilah untuk menggambarkan dan membedakan pusat infrastruktur, sistem dan klasifikasi manajemen data.

DATA CENTER. Data Center memiliki istilah untuk menggambarkan dan membedakan pusat infrastruktur, sistem dan klasifikasi manajemen data. DATA CENTER Pengertian Data center adalah penyimpanan pusat, baik fisik maupun virtual untuk media penyimpanan, manajemen, dan penghapusan data serta informasi dari bagian pengetahuan tertentu, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perngertian Data Center Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 15-19 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA BENGKEL GAC AUTO SERVICE Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan yang didapat setelah melakukan wawancara dan observasi, yang hasilnya

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci