Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo"

Transkripsi

1 iwjasoarj JURNAL STUDIAGAMA DAN Program Studi Sosiologi MASYARAKAT Agama Fakultas Teologi UKSW y/jasxjtja MASYARAKAT Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere in the Perspective of Indonesia Izak Lattu Hubungan Antar Agama Kebhinekaan Indonesia (Studi Kasus Terhadap Hubungan Warga Jemaat GPIB Tamansari Pospel Kalimangli dengan Warga Muslim di Dusun Kalimangli) Jeneman Pieter, John Titaley Ketidakadilan Ekonomi di Bumi Pancasila Melkisedek Sni 'ut Tugas Pemuri Dalam Relasi Lintas Iman di Sumba Herlina Una Ratu Kenya Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo Gereja Konteks Relasi Negara Masyarakat (Sebuah Upaya Memahami Reposisi Peran Politis Gereja) Ronald Helweldery He!weldery Globalisasi Kearifan Lokal (Menyikapi Globalisasi, Refleksi terhadap komunitas Pattuvam Panchayat Pane at di India) Retnowati Vol. 2 No.2, Oktober 2014 ISSN

2 Christian religious institution. The nature of the word "go" and "baptism" in Matthew 28: Susunan Redaksi Christ and accept Waskita: baptism sprouts Jurnal out Studi of someone's Agama personal Masyarakat encounter with the quality orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teologi UKSW Pendahuluan Ketua Dewan Editor: Saya mengawali tulisan ini dengan analogi dipakai oleh Dr. Yewangoe Izak Lattu itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran kebenaran Editor Pelaksana: mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya agama Kristen saja. Ebenhaizer 1 Nuban Timo Beliau mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika seg turun hujan. Setelah hujan berhenti, ambillah gelas itu ajukanlah pertanyaan apakah Dewan Editor air hujan tertampung di gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya John Titaley sebagian kecil dari air hujan? Analogi Retnowati ini mengandung kebenaran mesti mendorong kita untuk terus mengupayakan David Samiyono kehidupan bersama walaupun agama Rama Tulus Pilakoannu menangkap kebenaran realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan agama. Jika demikian, Mitra agama Bestari harus dengan terbuka mengakui bahwa kebenaran mutlak Fachrizal Halim diyakininya (University merupakan of Saskatchewan, "pengalaman Kanada) subyektif personal" Kevin Fogg (Oxford University, Inggris) Muhammad Ali (The University of California, Riverside, Amerika Serikat) Sumanto Tak A1 dapat Qurtuby disangkali (King Fahd bahwa University kepelbagaian of Petroleum seringkali & Mineral, menjadi Arab masalah Saudi) karena masing-masing Sylvia Tiwon pihak (The mengklaim University of diri California, sebagai Berkeley, paling Amerika benar, Serikat) mayoritas dimaksudkan adalah Staf Administrasi/Distribusi bukan saja secara eksternal dimana kekristenan berhadapan dengan agama-agama Adi lain Setia tetapi juga secara internal kekristenan sehingga seolah-olah hanya ada Lay-out satu pemahaman / Setting benar.2 Pemahaman Adi Setia 1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", Teologi Dalam Silang Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015),

3 Christian religious institution. Pengantar The nature of the Redaksi word "go" and "baptism" in Matthew 28: Gereja adalah satu kenyataan sosial di antara berbagai realita sosial lainnya. Sebagai orientation realita dimaksud of discipleship, gereja which bukan commences hanya merupakan with the effort bagian to establish integral a more dari sistem sosial. la welcoming juga memiliki and embracing kesempatan understanding sama of ecclesiology. dengan In organisasi the case of atau GKS, paguyuban the choise sosial lainnya untuk memaknai peran aktif pembentukan opini publik, bahkan juga Pendahuluan proses pengambilan keputusan berdampak luas bag! kesejahteraan kesetaraan Saya semua mengawali warga masyarakat. tulisan ini dengan Secara analogi khusus, sebagai dipakai bagian oleh Dr. dari Yewangoe struktur masyarakat ketika beliau perkotaan, mengajar gereja mata berada kuliah Teologi dekat Agama-Agama dengan pusat-pusat pada strata kekuasaan satu waktu aktivitas-aktivitas itu. Menurut Yewangoe, terkait untuk dengan memahami penyelenggaraan bahwa pemerintahan, pengajaran pembangunan kebenaran mengenai pelayanan Allah masyarakat. tidak dapat itu berarti ditampung gereja sepenuhnya mempunyai akses agama untuk turut Kristen terlibat saja. Beliau ranah mengatakan publik tempatkanlah dapat mempengaruhi sebuah proses gelas di pembahasan halaman ketika serta seg pengambilan turun keputusan-keputusan hujan. Setelah hujan terkait berhenti, arah ambillah kebijakan gelas pemerintahan. itu ajukanlah pertanyaan apakah air Namun hujan diskursus tertampung praksis di publik gelas adalah seluruh ini hanya air hujan menjadi ataukah topik-topik hanya pinggiran sebagian kecil gereja. dari air ini hujan? berdampak Analogi ini pada mengandung ketidakjelasan kebenaran pemosisian mesti pemfungsian mendorong kita untuk gereja terus mengupayakan konteks dinamika kehidupan relasi bersama negara walaupun masyarakat. agama Tulisan menangkap ini berusaha kebenaran menunjukkan realitas bahwa Allah panggilan secara memasuki berbeda-beda. ruang Tangkapan publik, berbeda-beda tercipta dari relasi itulah dinamik kemudian antara negara menjadi kandungan masyarakat, dari sangat kitab penting suci masingmasing untuk ditanggapi serius agama. oleh Jika gereja. demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa Tulisan-tulisan tersaji edisi Waskita kali ini diramu di bawah tema: Pancasila Civil Society mengajak pembaca untuk melihat bagaimana peluang- peluang terbuka tadi seharusnya dimanfaatkan oleh gereja. izak Lattu membuka wacana dengan mengajukan sebuah tesis menarik bahwa civil society menciptakan peluang bahwa lembaga-lembaga masyarakat untuk ambil bagian pembentukan opini publik sekaligus mencermati struktur-struktur. Artikel dia persiapkan memfokuskan perhatian pada keterlibatan warga masyarakat menjembatani kesenjangan-kesenjangan relasi antara unit-unit sosial berbedasehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman benar.2 Pemahaman beda. Bertolak dari perspektif interdisiplin penulis mengkritisi pengembangan teori civil society konteks keilmuan. Di bagian penutup, penulis melakukan eksplorasi terhadap dua institusi keagamaan di Indonesia untuk menunjukkan urgensi civil society 1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", Teologi Dalam Silang Budaya, pentas ed Kees de relasi Jong, dkk, antar (Yogyakarta: umat beragama. TPK Fakultas Dalam Teologi relasi Universitas antara Kristen komunitas Duta Wacana, agama 2015),

4 berbeda-beda, Christian religious civil society institution. berperan The nature of sebagai the word "go" instrumen and "baptism" untuk in Matthew menjembatani 28: perbedaan-perbedaan itu sekaligus mendorong Indonesia menuju negara lebih demokratis komunitas damai ramah. Jeneman Pieter John Titaley menunjukkan kepada kita satu contoh dari orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more hasil penelitian welcoming di and dusun embracing Kalimangli understanding bahwa of ecclesiology. koeksistensi In the damai case of antara GKS, the pemeluk choise agama Kristen appropriate Muslim should bukan be the uma sebuah bungguru kemustahilan. ecclesiology. Agama-agama universal memiliki segug Pendahuluan referensi nilai memungkinkan koeksistensi tadi. Adalah tugas semua pemeluk agama, lembaga keagamaan pemerintah untuk mencermati Saya mengawali tulisan ini dengan analogi dipakai oleh Dr. Yewangoe menumbuhkembangkan nilai-nilai tadi. itu. Melkisedek Menurut Sni'ut Yewangoe, memperkaya untuk memahami diskursus bahwa edisi pengajaran kali ini dengan membedah kebenaran persoalan mengenai perekonomian Allah tidak di dapat Indonesia ditampung sepenuhnya semakin rumit karena agama roh Kristen kapitalis. saja. Hadirnya Beliau kapitalisme mengatakan tentu tempatkanlah saja memberi sebuah dampak gelas kemajuan di halaman tingkat ketika kehidupan seg turun income hujan. masyarakat, Setelah hujan tetapi berhenti, satu hal ambillah kurang gelas itu diperhatikan ajukanlah ialah pertanyaan makin lemahnya apakah kedaulatan air hujan ekonomi tertampung bangsa seiring di pemarginalisasian gelas adalah seluruh simpul-simpul air hujan ekonomi ataukah rakyat. hanya Sebuah sebagian contoh kecil kasus dari dari air Kabupaten hujan? Analogi Timor Tengah ini mengandung Selatan di Propinsi kebenaran Nusa Tenggara mesti Timur mendorong dia jadikan kita pijakan untuk terus untuk mengupayakan menolong kita kehidupan melihat persoalan bersama walaupun itu secara agama lebih men. menangkap kebenaran realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa Penulis selanjutnya, Herlina Ratu Kenya menarik perhatian kita pada simbolisme masyarakat suku sumba berwujud konsep rumah, uma bungguru. la jadikan konsep budaya tadi sebagai pijakan untuk mengembangkan sebuah eklesiologi, pemahaman tentang gereja menurutnya bersifat lebih ramah merangkul. Kalau diskursus tadi kita tempatkan bingkai besar tema edisi Waskita kali ini, menjadi jelas juga bahwa uma bungguru merupakan wacana civil society ya.ng tersimpan khasanah budaya kearifan lokal suku-suku unit-unit sosial di bumi Nusantara. Tulisan lahir sebagai hasil kolaborasi antara mahasiswa dosen, atas nama Selestyani Ebenhaizer 1 Nuban Timo menghadirkan kepada kita satu warna tersendiri kajian tema kali ini. Mereka mengajak gereja-gereja juga pembaca budiman untuk melakukan pengakuan dosa terhadap berbagai kelalaian ikut ambil 1 bagian membangun kehidupan bersama adil, akrab ramah. Melalui YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", Teologi Dalam Silang kajian Budaya, ed terhadap Kees de Jong, isi dkk, doa (Yogyakarta: pengakuan TPK dosa Fakultas Teologi liturgi Universitas peribadahan Kristen Duta Gereja Wacana, Protestan 2015),

5 Indonesia Christian bagian religious Barat, institution. mereka The menunjukkan nature of the word bahwa "go" pengakuan and "baptism" dosa in Matthew 28: diucapkan gereja ibadah-ibadah minggunya justru mengandung dosa, mengingat pengakuan dosa itu lebih banyak berhubungan dengan dosa-dosa kultus. Dosa-dosa sosial jarang disinggung orientation doa-doa of discipleship, tadi. which commences with the effort to establish a more Kembali kepada pokok bahasan civil society, Ronald Helweldery melalui artikel berjudul Gereja Konteks Relasi Negara Masyarakat (Sebuah Upaya Pendahuluan Memahami Reposisi Peran Politis Gereja) menyerukan kepada gereja untuk memanfaatkan Saya peluang-peluang mengawali tulisan terbuka ini dengan analogi masyarakat dipakai berkeadaban oleh Dr. [civil Yewangoe society] untuk ketika ikut beliau membentuk mengajar opini mata publik, kuliah Teologi mengawasi Agama-Agama struktur-stuktur pada strata kekuasaan satu waktu mempengaruhi itu. Menurut proses Yewangoe, pengambilan untuk keputusan memahami bahwa untuk pengajaran kesejahteraan kebenaran bersama. Dengan mengenai bantuan Allah teori tidak sosial dapat kritis ditampung Jurgen Habermas sepenuhnya penulis mendeskripsikan agama Kristen saja. memperkenalkan Beliau mengatakan karakteristik tempatkanlah ruang publik sebuah gelas civil di society. halaman Ruang ketika publik seg turun civil hujan. society Setelah merupakan hujan ruang berhenti, wahana ambillah strategis gelas itu bagi partisipasi ajukanlah pertanyaan gereja apakah keberpihakan air hujan kepada tertampung masyarakat di di hadapan gelas kekuasaan adalah seluruh air (negara) hujan ataukah hanya relasi kolutif sebagian dengan kecil kekuasaan dari air ekonomi. hujan? Analogi ini mengandung kebenaran mesti mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama Edisi Waskita kali ini ditutup dengan tulisan Retnowati^ membahas pokok menangkap kebenaran realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan mengenai Globalisasi Kearifan lokal. Menurut penulis, Globalisasi sebagai sebuah agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa proses sejarah sekaligus sebuah proyek ekonomi memberi pengaruh terhadap struktur sosial tingkat kesejahteraan manusia. Ada pengaruh bersifat positif seperti tersedianya informasi dapat diakses secara cepat, masif, ekonomis serta terjalinnya kehidupan manusia oleh jaringan komunikasi transaksi global. Namun ada pula pengaruh negatif seperti persaingan sosial, budaya, agama,, bisnis, kerusakan lingkungan alam akibat eksploitasi eksplorasi sumber daya alam berlebihan. Menyikapi pengaruh negatif dari globalisasi ia mengajak kita untuk belajar dari komunitas Pattuvam Panchayat di India menurut dia memberi inspirasi bagi kita bahwa perlunya belajar dari kearifan komunitas lokal ketika berhadapan dengan gempuran keras globalisasi. Inilah pokok pikiran digumuli oleh para penulis Jurnal Waskita kali ini. Dengan gaya khas tetapi juga menantang, para kontributor edisi ini menyodorkan 1 YusakTridarmanto, bagi kita "Teologi citra Interkultural berpikir Dalam berlogia Perspektif Kosmis", secara baru Teologi Dalam segar Silang Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015), menyikapi kehidupan civil society boleh dibilang sebagai budaya populer bagi iii

6 masyarakat Christian masa religious kini. institution. Sambil The mengucapkan nature of the word puji "go" syukur and "baptism" kepada in Matthew Allah 28: ikut menyelenggarakan kegiatan penerbitan kembali Jurnal Waskita, kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis berkenan menyisihkan waktu luang di antara kesibukan orientation rutin untuk of discipleship, mempersiapkan which commences tulisan-tulisan with the effort dimuat to establish a edisi more ini. Terima welcoming kasih and embracing juga kepada understanding dewan of redaksi ecclesiology. In bekerja the case of keras GKS, the untuk choiseedisi ini. Dorongan appropriate para alumni should be the pencinta uma bungguru jurnal ecclesiology. ini agar segera memperoleh edisi penerbitan kembali, Pendahuluan juga merupakan motivasi bagi terbitnya jurnal ini. Kepada semua pihak tidak bisa disebutkan Saya mengawali satu-persatu tulisan ini kami dengan juga mengucapkan analogi dipakai terima oleh kasih Dr. disertai Yewangoe doa: "Tuhan ketika memberkati beliau mengajar jerih mata juang kuliah kita." Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran kebenaran mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya agama Kristen saja. Beliau mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika seg turun hujan. Setelah hujan berhenti, ambillah gelas itu ajukanlah pertanyaan apakah air hujan tertampung di gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya sebagian kecil dari air hujan? Analogi ini mengandung kebenaran mesti mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama menangkap kebenaran realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa 1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", Teologi Dalam Silang Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015), iv

7 ISSN Christian religious institution. The nature of the word "go" and "baptism" in Matthew 28: Christ and accept baptism sprouts out 'WJASXIJA of someone's personal encounter with the quality Jurnal Studi Agama Masyarakat orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more Vol. 2, No. 2, Oktober 2014 Pendahuluan Saya mengawali tulisan ini DAFTAR dengan analogi ISI dipakai oleh Dr. Yewangoe itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran kebenaran Pengantar Redaksi i mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya agama Kristen saja. Daftar Beliau Isi mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika seg turun v Building hujan. Trust Setelah and hujan Social berhenti, Solidarity ambillah in the Public gelas Sphere itu in ajukanlah the Perspective pertanyaan of apakah Indonesia air hujan tertampung di gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya Izak Lattu 1 sebagian kecil dari air hujan? Analogi ini mengandung kebenaran mesti Hubungan mendorong Antar kita Agama untuk terus Kebhinekaan mengupayakan Indonesia kehidupan fstudi bersama Kasus Terhadap walaupun agama Hubungan Warga Jemaat GP1B Tamansari Pospel Kalimangli dengan Warga Muslim di Dusun menangkap Kalimangli) kebenaran realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan Jeneman berbeda-beda Pieter, John itulah Titaley kemudian menjadi kandungan dari kitab suci masing- 19 Ketidakadilan masing agama. Ekonomi Jika di demikian, Bumi Pancasila agama harus dengan terbuka mengakui bahwa Melkisedek kebenaran Sni'ut mutlak diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal" 67 Tugas Pemuri Dalam Relasi Lintas iman di Sumba Herlina Ratu Tak Kenya dapat disangkali bahwa kepelbagaian seringkali menjadi masalah karena 79 Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa Liturgi Gereja Protestan di Indonesia klaim-kalim bagian lainnya Barat sehingga (GP1B) melahirkan pola hidup eksklusif. Kepelbagaian SelestyanJ Ebenhaizer 1 Nuban Timo, 93 Gereja berhadapan Konteks dengan Relasi agama-agama Negara Masyarakat lain tetapi (Sebuah juga secara Upaya internal Memahami kekristenan Reposisi Peran Politis Gereja) Ronald diperhadapkan Helweldery dengan berbagai model penafsiran Alkitab dimutlakkan 123 Globalisasi Kearifan Lokal (Menyikapi Globalisasi, Refleksi terhadap komunitas Pattuvam Panchayat di India) Retnowati YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", Teologi Dalam Silang Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015), v

8 TUGAS Christian PEMURIDAN religious institution. DALAM The nature of RELASI the word "go" LINTAS and "baptism" IMAN in DI Matthew SUMBA 28: Christ and accept baptism sprouts Herlina out of someone's Ratu Kenya personal encounter with the quality orientation of discipleship, which commences Abstak with the effort to establish a more Perjumpaan gereja dengan kenyataan pluralitas agama pada masa sekarang, menuntut gereja untuk merumuskan paham orientasi bam terkait dengan pemaknaan terhadap Pendahuluan pengutusannya. Hal ini berarti gereja haras berjuang menemukan cara-cara barn memahami Alkitab sebagai sumber tradisi imannya. Metode Hermenutis Kosmis Saya mengawali tulisan ini dengan analogi dipakai oleh Dr. Yewangoe merapakan salah satu pilihannya dimana semua manusia dipang sebagai satu keluarga Allah tempatkan kosmis sebagai ramah bersama. Paham seperti ini dihidupi itu. oleh Menurut orang Sumba Yewangoe, ditunjukkan untuk memahami melalui fungsi ramah bahwa adat pengajaran sebagai uma bungguru kebenaran mengenai atari ramah Allah persekutuan. tidak dapat ditampung sepenuhnya agama Kristen saja. Beliau mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika seg turun GKS sebagai salah satu gereja di Sumba mendasarkan pengutusannya pada Injil Matins hujan. 28: Setelah 19 hujan dikenal berhenti, dengan amanat ambillah Agung. gelas Dengan itu menggunakan ajukanlah metode pertanyaan hermenutis apakah air hujan kosmis, ditemukan tertampung makna barn di bahwa tugas gelas gereja adalah untuk seluruh menjadikan air manusia hujan ataukah sebagai hanya murid Kristus tidak boleh dilakukan dengan cara haras dibaptis menjadikan mereka sebagian kecil dari air hujan? Analogi ini mengandung kebenaran mesti sebagai anggota institusi agama Kristen. Sifat kata "pergi" "baptisan" Matins mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama 28: 19 bukanlah perintah melainkan partisipan. Keputusan menjadi murid Kristus menangkap menerima baptisan kebenaran lahir dari perjumpaan realitas pribadi Allah seseorang secara berbeda-beda. dengan kualitas hidup Tangkapan Kristus berbeda-beda dihidupi itulah oleh orang percaya. kemudian Hal ini menjadi mengharaskan kandungan terjadinya perabahan dari kitab orientasi suci masingmasing pemuri agama. Jika dimulai demikian, dengan upaya agama membangun harus paham dengan eklesiologi terbuka lebih mengakui ramah bahwa merangkul. Bagi GKS pilihannya adalah eklesiologi uma bungguru. Tak dapat disangkali bahwa kepelbagaian Abstract seringkali menjadi masalah karena The encounter of the church with the present reality of religious plurality, requires the church to formulate a new concept and orientation related to the signification of its mission. dimaksudkan This means that adalah the church bukan should saja strife to secara find new eksternal ways to come dimana to understand kekristenan berhadapan the Bible as dengan the traditional agama-agama source of its faith. lain The tetapi Cosmic juga Hermeneutic secara method internal is one kekristenan of diperhadapkan its choices in which dengan all humans berbagai are regarded model as one penafsiran family, which Alkitab God has placed in dimutlakkan the cosmic realm as a communality in a common home. This concept is meaningfully lived out by the Sumbanese people, indicated by means of the function of the traditional ('adat') house as reflected in the existence of the uma bungguru or 'house of fellowship'. GKS as the local church in Sumba based its mission on Matthew 28: 19, known as the 1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", Teologi Dalam Silang Budaya, ed Great Kees de Commission. Jong, dkk, (Yogyakarta: By using the TPK Cosmic Fakultas Hermeneutic Teologi Universitas method, a Kristen new Duta meaning Wacana, is 2015), discerned, namely, that the task of the church to mould the people to be disciples of Christ should not be done in a way just to baptize and constitute them as members of the

9 WASXITX TYASJCITX Jurnal Studi Agama Masyarakat Christian religious institution. The nature of the word "go" and "baptism" in Matthew 28: of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one's, s orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more Pendahuluan Saya mengawali tulisan ini dengan analog! analogi dipakai oleh Dr. Yewangoe itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran kebenaran mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya agama Kristen saja. Beliau mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika seg turun hujan. Setelah hujan berhenti, ambillah gelas itu ajukanlah pertanyaan apakah air hujan tertampung di gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya sebagian kecil dari air hujan? Analog! Analogi ini mengandung kebenaran mesti mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama menangkap kebenaran realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa 1 sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman benar.2 2 Pemahaman 1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", Teologi Dalam Silang Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015),

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo y/jasxjtja JURNAL STUDI AGAMA DAN Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW MASYARAKAT Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere in the Perspective of Indonesia Izak Lattu Hubungan

Lebih terperinci

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo y/jasxjtja JURNAL STUDI AGAMA DAN Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW MASYARAKAT Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere in the Perspective of Indonesia Izak Lattu Hubungan

Lebih terperinci

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo y/jasxjtja JURNAL STUDI AGAMA DAN Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW MASYARAKAT Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere in the Perspective of Indonesia Izak Lattu Hubungan

Lebih terperinci

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo y/jasxjtja JURNAL STUDI AGAMA DAN Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW MASYARAKAT Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere in the Perspective of Indonesia Izak Lattu Hubungan

Lebih terperinci

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo y/jasxjtja JURNAL STUDI AGAMA DAN Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW MASYARAKAT Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere in the Perspective of Indonesia Izak Lattu Hubungan

Lebih terperinci

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo y/jasxjtja JURNAL STUDI AGAMA DAN Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW MASYARAKAT Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere in the Perspective of Indonesia Izak Lattu Hubungan

Lebih terperinci

TUGAS PEMURIDAN DALAM RELASI LINTAS IMAN DI SUMBA

TUGAS PEMURIDAN DALAM RELASI LINTAS IMAN DI SUMBA TUGAS PEMURIDAN DALAM RELASI LINTAS IMAN DI SUMBA Herlina Ratu Kenya Abstak Perjumpaan gereja dengan kenyataan pluralitas agama pada masa sekarang, menuntut gereja untuk merumuskan paham dan orientasi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA _ Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) Oleh : Ruth Dwi Rimina br Ginting 712007058

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia adalah negara yang sangat majemuk atau beraneka ragam, baik dilihat secara geografis, struktur kemasyarakatan, adat istiadat, kebiasaan,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latarbelakang Pluralitas agama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat lagi dihindari atau disisihkan dari kehidupan masyarakat umat beragama. Kenyataan akan adanya pluralitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 5.1 Kesimpulan 1. Tidak dapat dipungkiri persoalan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP PEMAHAMAN JEMAAT SOYA TENTANG SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teologi. Untuk Memenuhi Persyaratan

STUDI TERHADAP PEMAHAMAN JEMAAT SOYA TENTANG SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teologi. Untuk Memenuhi Persyaratan STUDI TERHADAP PEMAHAMAN JEMAAT SOYA TENTANG SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teologi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SARJANA SAINS TEOLOGI (S. Si. Teol) Oleh: Telma

Lebih terperinci

PENGARUH KEARIFAN LOKAL TERHADAP SIKAP ETNIS NIAS DALAM MENGHADAPI PARA PENDATANG DI KOTA GUNUNGSITOLI

PENGARUH KEARIFAN LOKAL TERHADAP SIKAP ETNIS NIAS DALAM MENGHADAPI PARA PENDATANG DI KOTA GUNUNGSITOLI PENGARUH KEARIFAN LOKAL TERHADAP SIKAP ETNIS NIAS DALAM MENGHADAPI PARA PENDATANG DI KOTA GUNUNGSITOLI TESIS Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh:

Lebih terperinci

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: RISON BEEH 752014018

Lebih terperinci

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Oleh David Sarman H Pardede Nim

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MAHASISWA FAKULTAS TEOLOGI ANGKATAN 2007 UKSW TENTANG MISI GEREJA YANG KONTEKSTUAL

PEMAHAMAN MAHASISWA FAKULTAS TEOLOGI ANGKATAN 2007 UKSW TENTANG MISI GEREJA YANG KONTEKSTUAL PEMAHAMAN MAHASISWA FAKULTAS TEOLOGI ANGKATAN 2007 UKSW TENTANG MISI GEREJA YANG KONTEKSTUAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA KONVERSI AGAMA (Studi Kasus Tentang Faktor-Faktor Penyebab dan Dampak Sosial Perpindahan Agama Dari Hindu Ke Kristen Protestan di Bukitsari, Bali) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

PERAN DAN STRATEGI GEREJA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER TARUNA DAN PEMUDA DI GPIB JEMAAT BUKIT SION BALIKPAPAN TESIS. Diajukan Kepada

PERAN DAN STRATEGI GEREJA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER TARUNA DAN PEMUDA DI GPIB JEMAAT BUKIT SION BALIKPAPAN TESIS. Diajukan Kepada PERAN DAN STRATEGI GEREJA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER TARUNA DAN PEMUDA DI GPIB JEMAAT BUKIT SION BALIKPAPAN TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS

Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Sosiologi Agama untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: Glenmideys Huwae NIM:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

Susunan Redaksi. Theologia: Jurnal Teologi Interdisipliner. Penanggung Jawab. Dekan Fakultas Teologi UKSW. Ketua Dewan Editor: Yusak B.

Susunan Redaksi. Theologia: Jurnal Teologi Interdisipliner. Penanggung Jawab. Dekan Fakultas Teologi UKSW. Ketua Dewan Editor: Yusak B. Susunan Redaksi Theologia: Jurnal Teologi Interdisipliner Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teologi UKSW Ketua Dewan Editor: Editor Pelaksana: Ira D. Mangililo Dewan Editor David Samiyono,, Daniel Nuhamara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pada saat ini, bangsa Indonesia dilanda dan masih berada di tengah-tengah krisis yang menyeluruh, krisis multidimensi. Kita dilanda oleh krisis politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

Renungan Harian Kampus

Renungan Harian Kampus Renungan Harian Kampus (Pandangan Mahasiswa Fakultas Teologi UKSW tentang Renungan Harian Kampus Tahun 2012 sebagai Sarana Pengembangan Spiritualitas) Oleh, IZAAC ALFONS 712009024 TUGAS AKHIR Dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

GEREJA DAN POLITIK. Tesis

GEREJA DAN POLITIK. Tesis GEREJA DAN POLITIK STUDI MENGENAI SIKAP POLITIK GEREJA TORAJA TERHADAP PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN TANA TORAJA Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia BAB IV Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia 4.1. Diakonia sebagai perwujudan Hukum Kasih Gereja dapat dikatakan sebagai gereja apabila dia sudah dapat menjalankan fungsinya, yaitu

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman senantiasa memberikan perubahan yang cukup besar pada diri manusia. Perubahan yang cukup signifikan pada diri manusia adalah gaya hidup (lifestyle).

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB POLITIK GPIB DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI POLITIK

TANGGUNG JAWAB POLITIK GPIB DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI POLITIK TANGGUNG JAWAB POLITIK GPIB DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI POLITIK TESIS Zeth Yunus Laritmas 752012016 Diajukan Kepada : Program Studi Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana Fakultas Teologi

Lebih terperinci

PEREMPUAN DALAM AMSAL 31:10-31 (Studi Antropologi Budaya Terhadap Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31:10-31)

PEREMPUAN DALAM AMSAL 31:10-31 (Studi Antropologi Budaya Terhadap Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31:10-31) PEREMPUAN DALAM AMSAL 31:10-31 (Studi Antropologi Budaya Terhadap Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31:10-31) Oleh : Anthony Richard Pietersz 71 2008 047 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA DI SUSUN OLEH ENDANG AYU PURWANINGTYAS (752013020) MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

DALANG DALAM GEREJA (Studi kasus Tentang Peranan Seorang Dalang Dalam GPIB ATK Sektor Tambakrejo Ditinjau dari Perspektif Sosio-Teologi) SKRIPSI

DALANG DALAM GEREJA (Studi kasus Tentang Peranan Seorang Dalang Dalam GPIB ATK Sektor Tambakrejo Ditinjau dari Perspektif Sosio-Teologi) SKRIPSI DALANG DALAM GEREJA (Studi kasus Tentang Peranan Seorang Dalang Dalam GPIB ATK Sektor Tambakrejo Ditinjau dari Perspektif Sosio-Teologi) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan hakekat keberadaan Gereja sebagai yang diutus oleh Kristus ke dalam dunia, maka gereja mempunyai hakekat yang unik sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

ANALISIS PANGGILAN YEHEZKIEL SEBAGAI PENJAGA ISRAEL BERDASARKAN TEORI KRITIK SOSIAL

ANALISIS PANGGILAN YEHEZKIEL SEBAGAI PENJAGA ISRAEL BERDASARKAN TEORI KRITIK SOSIAL ANALISIS PANGGILAN YEHEZKIEL SEBAGAI PENJAGA ISRAEL BERDASARKAN TEORI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelas Sarjana Sains Teologi

Lebih terperinci

JURNAL STUDIAGAMA DAN MASYARAKAT. Pemahaman dan Pemaknaan Pancasila Sebagai Agama Sipil Indonesia dalam Pelaksanaan Misi Agama-Agama I Made Priana

JURNAL STUDIAGAMA DAN MASYARAKAT. Pemahaman dan Pemaknaan Pancasila Sebagai Agama Sipil Indonesia dalam Pelaksanaan Misi Agama-Agama I Made Priana @ WASXJTA JURNAL STUDIAGAMA DAN MASYARAKAT Pemahaman dan Pemaknaan Pancasila Sebagai Agama Sipil Indonesia dalam Pelaksanaan Misi Agama-Agama I Made Priana TATA KELOLA MASYARAKAT MAJEMUK DALAM BINGKAI

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

Susunan Redaksi. Theologia: Jurnal Teologi Interdisipliner. Penanggung Jawab. Dekan Fakultas Teologi UKSW. Ketua Dewan Editor: Yusak B.

Susunan Redaksi. Theologia: Jurnal Teologi Interdisipliner. Penanggung Jawab. Dekan Fakultas Teologi UKSW. Ketua Dewan Editor: Yusak B. Susunan Redaksi Theologia: Jurnal Teologi Interdisipliner Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teologi UKSW Ketua Dewan Editor: Yusak B. Setyawan Editor Pelaksana: Ira D. Mangililo Dewan Editor David Samiyono,

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan kepada

TESIS. Diajukan kepada PEREMPUAN dan POLITIK (Studi Atas Peran Anggota Legislatif Perempuan Terhadap Faktor-faktor Minimnya Peluang Keterpilihan Caleg Perempuan Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Jumlah Keterpilihan Perempuan

Lebih terperinci

MISI DAN TUAIAN Sesi 1: Istilah Misi

MISI DAN TUAIAN Sesi 1: Istilah Misi MISI DAN TUAIAN Sesi 1: Istilah Misi PENDAHULUAN Seorang peneliti misi-misi yang terkenal, Dr. David Barrett dari Gereja Church of England, dalam penelitiannya telah menemukan bahwa ada 440 juta masyarakat

Lebih terperinci

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan 5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan di Indonesia pluralitas agama merupakan realitas hidup yang tidak mungkin dipungkiri oleh siapapun. Di negeri ini semua orang memiliki kebebasan

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL Lenda Dabora Sagala STT Simpson Ungaran Abstrak Menghadapi perubahan sosial, Pendidikan Agama Kristen berperan dengan meresponi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengaruh Perilaku Konsumtif terhadap Identitas Diri Remaja UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengaruh Perilaku Konsumtif terhadap Identitas Diri Remaja UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pengaruh Perilaku Konsumtif terhadap Identitas Diri Remaja Identitas merupakan bentuk dari eksistensi diri seseorang. Identitas berhubungan dengan tahap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL A.1. Pluralitas Agama di Indonesia Pluralitas agama merupakan sebuah realita yang wajib digumuli. Berbagai agama besar yang pemeluknya tersebar

Lebih terperinci

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD 25. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I 1. menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1.1 menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan 1.2 menerima dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Injil Lukas terdapat beberapa kisah tentang kesembuhan yang dialami oleh banyak orang melalui Yesus, mulai dari ibu mertua Petrus yang diserang demam berat dan

Lebih terperinci

1.2 Menegakkan Kerajaan Allah dalam Modernisasi Indonesia: O. Notohamidjojo...33

1.2 Menegakkan Kerajaan Allah dalam Modernisasi Indonesia: O. Notohamidjojo...33 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI...x DAFTAR SINGKATAN...xv DISSERTATION ABSTRACT... xvii PENDAHULUAN 1. Latar Belakang...1 2. Pokok Studi...5 2.1 Studi-Studi Sebelumnya dan Pentingnya Studi Ini...5

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pekabaran Injil (PI) atau penginjilan sering disebut juga dengan evangelisasi atau evangelisme, 1 merupakan salah satu bentuk misi Gereja. Kata Injil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. Gereja dalam kehidupan kekristenan menjadi tempat dan sarana orang-orang percaya kepada Kristus, berkumpul dan saling mendorong antara orang yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : 34 40 DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA Tesis Diajukan kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus BAGIAN IV TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. 4.1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Gereja ada dan eksis di dunia ini bukan untuk dirinya sendiri, juga bukan atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk melaksanakan misi-nya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN. a. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN. a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN a. Latar Belakang Masalah Kemajemukan agama yang ada di Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai keistimewaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun, dengan tujuh agama

Lebih terperinci

Kesimpulan. Bab Sembilan

Kesimpulan. Bab Sembilan Bab Sembilan Kesimpulan Rote adalah pulau kecil yang memiliki luas 1.281,10 Km 2 dengan kondisi keterbatasan ruang dan sumberdaya. Sumberdayasumberdaya ini tersedia secara terbatas sehingga menjadi rebutan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. relasi antara ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Dengan melihat penelitian yang

BAB V KESIMPULAN. relasi antara ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Dengan melihat penelitian yang BAB V KESIMPULAN Melalui penelitian yang diajukan penulis pada latar belakang masalah bahwa ada relasi antara ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Dengan melihat penelitian yang dilakukan dalam Ideologi

Lebih terperinci

KATEKISASI PRANIKAH (Pelaksanaan Katekisasi Pranikah dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Keluarga Kristen di Jemaat GMIT Kota Kupang) Oleh,

KATEKISASI PRANIKAH (Pelaksanaan Katekisasi Pranikah dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Keluarga Kristen di Jemaat GMIT Kota Kupang) Oleh, KATEKISASI PRANIKAH (Pelaksanaan Katekisasi Pranikah dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Keluarga Kristen di Jemaat GMIT Kota Kupang) Oleh, Cherly Samosir NIM: 712009028 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi:

Lebih terperinci

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah bagian terpenting dalam hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Komunikasi menyentuh sebagian besar kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Setidaknya khotbah selalu ada dalam setiap kebaktian minggu.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan The Meeting Place of World Religions. 1 Demikianlah predikat yang dikenakan pada Indonesia berkaitan dengan kemajemukan agama yang ada. Selain majemuk

Lebih terperinci

RERUM: Kumpulan Karya Ilmiah tentang Teologi dan Sosial

RERUM: Kumpulan Karya Ilmiah tentang Teologi dan Sosial RERUM: Kumpulan Karya Ilmiah tentang Teologi dan Sosial 2 RERUM: Kumpulan Karya Ilmiah tentang Teologi dan Sosial Tim Editor Agus Santoso & Arthur Aritonang STT Cipanas Press 2014 3 RERUM: Kumpulan Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja Kristen Pasundan (GKP) berada dalam konteks masyarakat Jawa bagian barat yang majemuk baik suku, agama, budaya daerah dan status sosial ekonomi.

Lebih terperinci

MEMAHAMI WARIWAA SEBAGAI SEBUAH PRANATA ADAT. matarumah di Negeri Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian.

MEMAHAMI WARIWAA SEBAGAI SEBUAH PRANATA ADAT. matarumah di Negeri Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian. MEMAHAMI WARIWAA SEBAGAI SEBUAH PRANATA ADAT (Kajian Sosio-Budaya terhadap hubungan persaudaraan kosmologis antar matarumah di Negeri Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat) TESIS Diajukan

Lebih terperinci

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme Skripsi Diajukan kepada Fakultas Teologi Dalam Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan

Lebih terperinci

KEPEDULIAN GKS TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP. Suatu Tinjauan Teoritis Dari Perspektif Pendidikan Lingkungan TESIS. Diajukan kepada

KEPEDULIAN GKS TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP. Suatu Tinjauan Teoritis Dari Perspektif Pendidikan Lingkungan TESIS. Diajukan kepada KEPEDULIAN GKS TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP Suatu Tinjauan Teoritis Dari Perspektif Pendidikan Lingkungan TESIS Diajukan kepada Program Studi: Magister Sosiologi Agama, Fakultas: Teologi Guna memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Agama Kota Kupang belum sepenuhnya membebaskan. keras dari penyuluh agama sendiri serta keyakinan mendalam, cinta kasih,

BAB V PENUTUP. Agama Kota Kupang belum sepenuhnya membebaskan. keras dari penyuluh agama sendiri serta keyakinan mendalam, cinta kasih, BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Pada akhirnya, dengan dilakukannya tinjauan kritis dari perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire, ditemukan bahwa model penyuluhan agama yang dilakukan oleh Penyuluh Agama

Lebih terperinci

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia 5 Bagian Pelayanan Orang Kristen Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net

Lebih terperinci

THE MISSION (part #A) - MISI (bagian #A)

THE MISSION (part #A) - MISI (bagian #A) Love God Love People with Passion #3 Mengasihi Tuhan Mengasihi Sesama dengan Segenap Hati #3 THE MISSION (part #A) - MISI (bagian #A) PEMBUKAAN Selama 2 minggu yang lalu kita sudah membahas tentang visi

Lebih terperinci

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Teologi merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk mencermati kehadiran Tuhan Allah di mana Allah menyatakan diri-nya di dalam kehidupan serta tanggapan manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB I PENDAHULUAN. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti tradisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III mengatakan Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan Pada Bab II telah dijelaskan bahwa cara pandang Jemaat Gereja terhadap

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Dwi yuliani NIM : 11.12.5832 Kelompok : Nusa Jurusan : S1- SI 07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

KONFLIK DAN PERPECAHAN JEMAAT. Studi Tentang Perpecahan Jemaat di GMIBM Lembah Yarden Dodap Pantai

KONFLIK DAN PERPECAHAN JEMAAT. Studi Tentang Perpecahan Jemaat di GMIBM Lembah Yarden Dodap Pantai KONFLIK DAN PERPECAHAN JEMAAT Studi Tentang Perpecahan Jemaat di GMIBM Lembah Yarden Dodap Pantai dari Perspektif Pengelolaan Konflik Dalam Organisasi TESIS Diajukan Kepada : Program Studi Magister Sosiologi

Lebih terperinci

SUKARNO DAN PANCASILA (KAJIAN ATAS RITUAL SIPIL SEBAGAI PRAKONDISI PANCASILA 1 JUNI 1945)

SUKARNO DAN PANCASILA (KAJIAN ATAS RITUAL SIPIL SEBAGAI PRAKONDISI PANCASILA 1 JUNI 1945) SUKARNO DAN PANCASILA (KAJIAN ATAS RITUAL SIPIL SEBAGAI PRAKONDISI PANCASILA 1 JUNI 1945) TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh:

Lebih terperinci

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang 5 Bab Empat Penutup Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang merupakan uraian singkat dari bab pendahuluan dan ketiga bab di atas, guna membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dan hal-hal

Lebih terperinci

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai

Lebih terperinci