BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional untuk mengetahui kadar estradiol serum pada wanita menopause dengan sindroma vasomotor dan tanpa sindroma vasomotor serta penelitian analitik untuk mengetahui perbedaan kadar estradiol serum wanita menopause dengan sindroma vasomotor derajat ringan, sedang, dan berat Waktu dan Tempat Penelitian - Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran - RSUP Haji Adam Malik Medan, Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan, dan Laboratorium Klinik Prodia Medan. - Waktu penelitian dimulai bulan Februari 2015 sampai dengan April

2 3.3. Populasi Penelitian Populasi Target Populasi target adalah wanita yang telah memasuki masa menopause di RSUP Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan Populasi Terjangkau Wanita menopause berumur tahun yang bekerja di RSUP Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan yang mengalami sindroma vasomotor dan tanpa sindroma vasomotor Kriteria Penelitian Kriteria Inklusi a. Wanita berusia tahun dengan menopause fisiologis. b. Telah berhenti haid minimal dalam 12 bulan sampai dengan maksimal 24 bulan berturut-turut dengan dan tanpa sindroma vasomotor. c. Tidak pernah mendapat pengobatan sulih hormon. d. Tidak pernah mengalami operasi pengangkatan rahim dan kedua indung telur. e. Tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik (Kejiwaan). f. Tidak menderita penyakit keganasan. g. Tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, diabetes mellitus, osteoporosis, dan tekanan darah tinggi. 34

3 h. Tidak memiliki kebiasaan minum alkohol. i. Tidak memiliki kebiasaan merokok Kriteria Eksklusi a. Sampel darah rusak dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan. 3.5 Sampel dan Besar Sampel Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dimana setiap sampel yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan ke dalam penelitian. Dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel untuk menguji perbedaan dua rata-rata yaitu : Besar sampel penelitian dihitung secara statistik berdasarkan rumus : 21 2 n1 = n2 = X1 X2 Dimana : Z α = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai α yang ditentukan. Nilai α = 0,05 Z α = 1,96 Z β = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai β yang ditentukan. Nilai β = 0,10 Z β = 1,28 S = Simpangan baku gabungan = 5,05 pg/ml ((Joanne Kaye Mansfield, 2011) 49 35

4 X1-X2 = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna = 4 pg/ml n 1 = n 2 = 24,99 dibulatkan menjadi 25 orang (jumlah sampel masing-masing kasus dan kontrol), N= 50 orang. 3.6 Variabel Penelitian A. Variabel Dependan - Wanita menopause dengan sindroma vasomotor B. Variabel Independen - Kadar estradiol serum 3.7 Batasan Operasional No Variable Definisi Cara dan alat ukur Kategori Skala 1 Menopause kejadian dimana tidak mendapatkan menstruasi minimal dalam 12 bulan berturut-turut dengan atau tanpa keluhan subjektif. Anamnesa dan diagnosa Menopause dari perhitungan jumlah bulan lamanya amenore selama 12 bulan berturutturut 1.Wanita Menopause dengan sindroma vasomotor (kasus) 2.Wanita menopause tanpa sindroma vasomotor (kontrol) Skala nominal 2 Usia Usia dalam tahun dihitung Kalender dalam Menghitung jumlah tahun Usia tahun 36

5 berdasarkan tahun kelahiran. hitungan tahun dari sejak tahun kelahiran sampai serum diambil Usia tahun Usia tahun Usia tahun (Skala ordinal/variabel kategorik) 3 Usia saat menopause Usia dalam tahun dihitung berdasarkan tahun kelahiran. Kalender dalam hitungan tahun Menghitung jumlah tahun dari sejak tahun kelahiran sampai periode terjadinya menopause Usia tahun Usia tahun Usia > 55 tahun (Skala ordinal/variabel kategorik) 4 Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh berdasarkan kriteria WHO tahun Alat pengukur berat badan/timb angan dalam satuan kilogram serta alat pengukur tinggi badan dalam satuan meter dan kalkulator untuk menghitung indeks massa tubuh. Dihitung berdasarkan rumus berat badan dalam satuan kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan (m 2 ) hasilnya akan menunjukka n klasifikasi IMT tertentu berdasarkan kriteria WHO tahun Klasifikasi IMT berdasarkan kriteria WHO untuk regio Asia-Pasifik tahun 2000 adalah sebagai berikut: Underweight < 18,5 kg/m 2 Normal Range18,5 22,9 kg/m 2 Overweight 23-24,9 kg/m 2 Obese>25 kg/m 2 (Skala ordinal/variabel kategorik) 37

6 5 Lama menopause wanita berusia di atas 40 tahun yang sudah tidak mengalami menstruasi selama 1 tahun. Kalender dalam hitungan tahun Dihitung dari tahun saat tidak terjadi haid dalam satuan tahun. Jumlah tahun sudah mengalami menopause 6 Kadar estradiol serum Hormon estrogen alamiah dengan gugus kimiawi phenolic alcohol C 18 H 24 O 2 yang secara umum disekresi oleh ovarium Chemilumin enescent Melihat hasil Chemilumine nescent Nilai kadar ( dari laboratorium) 7 Sindroma vasomotor Sindroma yang terjadi akibat menurunnya estrogen yang berakibat pada gangguan sistem parasimpatik yang berdampak pada reaksi vasomotorik Anamnesis Ringan Sedang Sensasi panas tanpa berkeringat Sensasi panas Sampai Berkeringat tapi tidak mengganggu pekerjaan Berat Sensasi panas sampai berkeringat yang mengakibatkan gangguan seperti tidur 38

7 dan kegiatan seharihari 3.8. Proses Penelitian Pengambilan dan pengiriman sampel Wanita menopause yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan dalam penelitian dengan mendapat penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian dan menandatangani persetujuan untuk mengikuti penelitian. Dilakukan wawancara berupa anamnesa keluhan dan pemeriksaan fisik pada setiap sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu wanita menopause dengan sindroma vasomotor dan wanita menopause tanpa sindroma vasomotor. Kemudian dilakukan pengambilan sampel darah dari masing-masing kelompok sebanyak 5 cc dari vena mediana cubiti dengan spuit 5 cc dan sampel darah kemudian dikirim segera ke Laboratorium Klinik Prodia Medan. Prosedur pemeriksaan kadar estradiol serum : - Bahan : Serum diperoleh dari darah yang diambil dari vena mediana cubiti sebanyak 5 cc, dipisahkan secara pemusingan. - Alat / instrumentasi : a. Tabung (botol) dan jarum disposibel 39

8 b. Kapas dan alkohol 76 % c. Pembendung / tourniquet yang mudah dilepas d. Tabung pemeriksaan e. Sentrifuge f. Label nama / identitas penderita g. Chemiluminenescent, Automatic Chemistry Analyzer (Advia) Prinsip pemeriksaan kadar estradiol serum : Estradiol endogen yang terkandung didalam satu sampel dilepaskan dari protein pengikatnya oleh senyawa pelepas. Kemudian, satu antibodi monoklonal anti-estradiol yang dilabeli dengan acridinium ester ditambahkan agar dapat berikatan dengan estradiol yang tersedia. Akhirnya, satu fase kaptur padat turunan estradiol ditambahkan kedalam reaksi untuk berkompetisi dengan estradiol di dalam pengikatan antibodi yang dilabeli acridinium. Setelah dilakukan pembilasan, asam dan basa akan dikeluarkan untuk menginisiasi satu reaksi chemiluminescent. Sistem ini akan secara otomatis melakukan kerja berikut ini: 1. Mengeluarkan 80 ul sampel dan 75 ul reagen Ancillary pack kedalam cuvettei dan akan di inkubasi selama 4,5 menit pada suhu 37 0 C. 2. Mengeluarkan 75 ul Reagent Lite dan akan di inkubasi selama 2,75 menit pada suhu 37 0 C. 40

9 3. Mengeluarkan 100 ul Reagent fase padat dengan 25 ul Ancillary well dan akan di inkubasi selama 5,5 menit pada suhu 37 0 C. 4. Memisahkan, mengaspirasi, dan membilas cuvettel dengan Wash Mengeluarkan masing 300 ul dari reagen asam dan basa untuk menginisiasi satu reaksi chemiluminescent. Jumlah estradiol yang dijumpai didalam sampel pasien berbanding terbalik dengan jumlah unit cahaya relatif (RLU) yang terdeteksi oleh sistem. 3.9 Analisa data Data di analisa secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi dari karakteristik, nilai mean, dan standard deviasi serta data numerik. Distribusi data-data karakteristik subjek penelitian dan kadar estradiol serum dari wanita menopause dengan sindroma vasomotor dan non vasomotor kemudian ditentukan. Untuk mengetahui perbedaan rerata kadar estradiol serum pada penderita sindroma vasomotor berdasarkan derajat ringan, sedang, dan berat dilakukan uji statistik Anova. Sementara, korelasi karakteristik wanita menopause dengan dan tanpa sindroma vasomotor terhadap kadar estradiol serum ditentukan dengan memakai korelasi Spearman. 41

10 3.10. Etika penelitian a. Mendapat persetujuan dari subjek yang diteliti dengan menandatangani persetujuan mengikuti penelitian. b. Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Fakultas Kedokteran untuk mendapatkan ethical clearance. c. Semua biaya penelitian dan komplikasi penelitian ditanggung oleh peneliti. d. Nama subjek penelitian dirahasiakan. 42

11 3.11. Alur penelitian Wanita Menopause yang memenuhi Kriteria Inklusi Sampel Penelitian Sindroma Vasomotor (+) Sindroma Vasomotor (-) Ringan Sedang Berat Pemeriksaan Kadar Estradiol Serum (pg/ml) Analisis Data 43

12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan dengan total sampel sebanyak 60 orang dengan masing-masing kasus Sindroma Vasomotor sebanyak 34 orang dan kasus Non Sindroma Vasomotor sebanyak 26 orang. Setiap kelompok diambil serum estradiolnya dan kemudian diperiksakan di Laboratorium Klinik Prodia Medan. Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian Kelompok Penelitian Karakteristik Menopause Sindroma Vasomotor Menopause Non Sindroma Vasomotor Jumlah N % N % Usia (Tahun) , ,6 22 (36,7%) ,4 4 15,4 15 (25,0%) ,2 0,0 14 (23,3%) ,4 0,0 9 (15,0%) IMT Normoweight ,0 0,0 34 (56,7%) Obese 0, ,6 22 (36,7%) Overweight 0,0 4 15,4 4 (6,7%) Jumlah , ,0 60 (100,0%) 44

13 Usia Menopause (Tahun) , ,1 25 (41,7%) ,6 1 3,9 25 (41,7%) ,4 0,0 10 (16,7%) Jumlah , ,0 60 (100,0%) Lama Menopause (Tahun) , (51,7%) , (15,0%) ,8 0,0 20 (33,3%) Jumlah , ,0 60 (100,0%) Tabel di atas menunjukkan bahwa kelompok kasus Sindroma Vasomotor pada penelitian ini sebagian besar dijumpai pada kelompok usia tahun (41,2%) dan diikuti pada kelompok usia tahun (32,4%) dan yang terendah pada kelompok usia tahun (26,4%). Pada kelompok kasus Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai pada kelompok usia tahun (84,6%) dan diikuti pada kelompok usia tahun (15,4%) dan tidak ada yang berumur diatas 56 tahun. Disini perlu dicatat bahwa, usia subjek adalah usia pada saat sampel darah diambil, dan bukan usia pada saat menopause dimulai. Usia ini dicantumkan untuk menentukan sudah berapa lama masa menopause berlangsung dengan mengurangi usia sekarang dengan usia pada saat menopause dimulai. Berdasarkan status IMT, kelompok kasus Sindroma Vasomotor seluruhnya dengan status normoweight (100,0%) sedangkan pada 45

14 kelompok kasus Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai dengan status obese (84,6%) dan terendah status overweight (15,4%). Temuan ini bertolak belakang dengan temuan oleh Amabebe E et al pada tahun 2014 yang menunjukkan adanya hubungan yang secara signifikan positif antara IMT dan tingkat dan volume keringat yang disekresi. Peningkatan IMT di identifikasi sebagai faktor resiko peningkatan keringat selama menopause khususnya selama masa perimenopause. 59 Temuan yang bertolak belakang lainnya dilaporkan oleh SWAN (N=3,302), dimana wanita yang tidak dijumpai atau jarang mengalami VMS memiliki IMT 28 kg/m 2, sementara subjek yang sering mengalami keluhan VMS (mengalami VMS paling lama 6 hari dalam 2 minggu terakhir) dijumpai dengan IMT 31 kg/m 2. Hubungan antara VMS dan IMT yang lebih tinggi ini tetap bertahan walaupun telah dikontrol dengan faktor resiko yang terkait. 60,61 Akan tetapi, sudah lama diketahui bahwa obesitas malah merupakan faktor yang melindungi terhadap VMS karena androgen yang diaromatisasi menjadi estrogen di dalam lemak tubuh. Wanita dengan jaringan adiposa yang lebih banyak diperkirakan beresiko lebih rendah untuk mengalami VMS karena kadar estrogen yang dimiliki lebih tinggi. 58 Berdasarkan usia menopause, kelompok Sindroma Vasomotor sebagian besar mengalami menopause pada usia tahun (70,6%) dan terendah pada usia tahun (29,4%). Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai mengalami 46

15 menopause pada usia tahun (96,1%). Hal ini menunjukkan bahwa pada kasus Non Sindroma Vasomotor mengalami menopause lebih dini daripada kasus Sindroma Vasomotor. Penelitian oleh Stanford et al menunjukkan bahwa umur median pada saat menopause alami terjadi di negara maju rata-rata adalah tahun. 62 Penelitian lain oleh Kwawukume EY et al tentang usia menopause pada wanita dari negara berkembang menunjukkan bahwa usia alami pada saat menopause adalah 4 tahun lebih dini dari usia menopause negara yang sudah maju. 63 Menopause yang terjadi sebelum usia 46 tahun dihubungkan dengan tingkat mortatilitas yang bermakna. 64 Dalam satu penelitian oleh Stefanopoulou E pada tahun 2014, usia median menopause alami di Uni Emirat Arab adalah 48 tahun dan usia harapan hidup rata-rata seorang wanita adalah 76,2 tahun. 65,66 Vehid S et al juga menunjukkan bahwa usia menopause alami adalah 47,5 ± 3,9 tahun, sementara usia mediannya adalah 47 tahun, dengan usia onset menopause terendah 32 tahun dan tertinggi 58 tahun. 46 Ola Orun pada tahun 2009 melaporkan usia mean menopause secara keseluruhan berdasarkan wawancara adalah 48.5 ± 4.6 tahun, dengan usia median 49 tahun. Diantara yang mengalami menopause dalam penelitian ini dengan usia mean responden adalah 52.6 ± 4.8 tahun dan menopause terjadi antara usia 31 dan 60 tahun. Tiga belas wanita (2,7%) mengalami menopause secara prematur (30-39 tahun), sementara 38 wanita (7,8%) mengalami menopause alami pada usia yang lebih lanjut (55 tahun ke atas)

16 Tabel di atas menjelaskan bahwa kelompok Sindroma Vasomotor lebih banyak dengan lama menopause 5 tahun (58,8%) dan terendah dengan lama menopause 1-2 tahun (14,7%). Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor seluruhnya dengan lama menopause 1-2 tahun (100%). Tabel 4.2. Kadar Estradiol Serum Antara Kelompok Penelitian Kel.Penellitian N Mean Rank Kadar Estradiol (pg/ml) Sindroma Vasomotor 34 17,50 Non Sindroma Vasomotor 26 47,50 Total 60 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mean rank kadar esteradiol serum kelompok penelitian non sindroma vasomotor lebih tinggi daripada mean rank kelompok penelitian sindroma vasomotor. Menurut penelitian Wahdi tahun 2003, melaporkan bahwa rerata kadar estradiol serum pada seluruh subjek adalah 9,557 pg/ml. Sedangkan rerata kadar estradiol serum pada kelompok non vasomotor adalah 14,160 pg/ml, dan pada kelompok vasomotor adalah 4,953 pg/ml. Hasil pengujian statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,01) dimana wanita menopause dengan sindroma vasomotor memiliki kadar estradiol yang lebih rendah dibandingkan wanita menopause tanpa sindroma vasomotor

17 Kekurangan estrogen akan berpengaruh pada sistem parasimpatis sehingga menyebabkan reaksi vasomotorik, berupa gejolak panas, banyak berkeringat, pusing dan jantung berdebar-debar, serta insomnia. 11,26 Ketidakstabilan vasomotor ini disebabkan defisiensi estradiol yang menghilangkan prekursor sintetis estrogen-katekolamin, sehingga terjadi penurunan kendali simpato-hipotalamik yang mempengaruhi pengaturan panas dan sistem kardiovaskuler. Selama masa prodromal terjadi semburan panas, kadar adrenalin serum meningkat dan mengakibatkan palpitasi. Kira-kira 30 detik kemudian, noradrenalin serum menurun yang mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Vasodilatasi terbatas pada kulit muka, lengan atas dan tangan. Vasodilatasi dan peningkatan aliran darah meningkatkan temperatur kulit dan mengakibatkan perseperasi. Semburan panas dan keluarnya keringat yang berlebihan merupakan mekanisme kompensasi untuk mengadakan sinkronisasi antara temperatur sentral dengan menghilangkan panas perifer. 15,31,43 49

18 Tabel 4.3. Perbedaan Rerata Kadar Estradiol Serum Wanita Menopause Dengan Sindroma Vasomotor Berdasarkan Derajat Keluhan DERAJAT Kadar Estradiol (pg/ml) N Mean Std. Deviation p* RINGAN 4 25,80 2,34 0,0001 SEDANG 15 15,58 2,64 BERAT 15 11,80 0,00 *) Uji Anova Dari tabel 4.3. di atas didapatkan rerata kadar estradiol wanita menopause dengan sindroma vasomotor derajat ringan, sedang, dan berat berturut-turut adalah 25,80 ± 2,34 pg/ml; 15,58 ± 2,64 pg/ml; 11,80 pg/ml. Analisa statistik dengan uji Anova didapatkan perbedaan yang bermakna terhadap kadar estradiol wanita menopause pada berbagai tingkatan derajat keluhan vasomotor dengan p value 0,0001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin berat derajat sindroma vasomotor maka kadar estradiol serum semakin rendah. Sejauh ini belum ada penelitian yang melaporkan perbedaan kadar estradiol berdasarkan derajat sindroma vasomotor yang dijumpai. Wahdi pada tahun 2003 melaporkan bahwa 63% subjek dalam penelitiannya merasakan keluhan dalam 1 2 tahun setelah berhenti haid, 30% merasakan keluhan sejak 1 2 tahun sebelum berhenti haid sampai 50

19 dengan 1 2 tahun setelah berhenti haid, dan 7% merasakan keluhan dalam 1 tahun setelah berhenti haid. 43 Tabel 4.4. Korelasi Karakteristik Wanita Menopause Dengan Kadar Estradiol Serum Kadar Estradiol (pg/ml) Spearman's rho Usia (tahun) Correlation Coefficient -,859 ** Sig. (2-tailed),000 N 60 Indeks Massa Tubuh (kg/m2) Correlation Coefficient,699 Sig. (2-tailed),316 N 60 Usia Menopause (tahun) Correlation Coefficient -,830 ** Sig. (2-tailed),000 N 60 Spearman's rho Lama Menopause (tahun) Correlation Coefficient -,880 ** Sig. (2-tailed),000 N 60 Berdasarkan tabel 4.4 menjelaskan bahwa ada korelasi negatif yang kuat dan bermakna antara usia wanita menopause dengan kadar estradiol dengan nilai r = -0,859 yang menunjukkan bahwa peningkatan 51

20 usia akan merendahkan kadar estradiol serum. Indeks Massa Tubuh juga menunjukkan adanya korelasi positif yang bermakna dengan nilai r = 0,699 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT maka kadar estradiol serum semakin tinggi. Tabel di atas menjelaskan bahwa ada korelasi negatif yang bermakna antara usia menopause dengan kadar estradiol dengan nilai r = -0,830 yang menunjukkan bahwa usia menopause yang lebih lama akan merendahkan kadar estradiol. Demikian juga ada korelasi negatif yang bermakna antara lama menopause dengan kadar estradiol dengan nilai r = -0,880 yang menunjukkan bahwa semakin lama menopause akan merendahkan kadar estradiol. Sejauh ini, belum ada penelitian yang melaporkan hubungan antara karekteristik usia, usia menopause, lama menopause, dan IMT dengan kadar estradiol serum. Laporan oleh Col NF pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 205 wanita menopause yang diikuti selama 13 tahun tampaknya mendukung fakta bahwa durasi rata rata sindroma vasomotor yang mengganggu adalah 5 tahun, yang secara bermakna lebih lama dibandingkan laporan laporan sebelumnya. Blumel JE juga menunjukkan bahwa dari seluruh wanita yang terlibat dalam penelitiannya, 54,5% dijumpai dengan VMS (derajat berapapun), dengan 9,6% yang dijumpai dengan keluhan yang mengganggu. Tingkat VMS secara signifikan meningkat dari satu tahap menopause ke tahap menopause berikutnya, dengan puncak yang di 52

21 jumpai pada wanita pasca menopause dini (68,5%) dan penurunan yang lebih lanjut pada subjek dengan pasca menopause lanjut (60,6%). Lebih dari setengah (63,6%) wanita dengan rentang onset menopause tahun tetap dijumpai dengan VMS. 46 Menurut Wahdi (2003) juga melaporkan adanya hubungan karekteristik yang bermakna dalam hal usia responden, usia menopause, lama menopause, IMT, dan paritas terhadap kadar estradiol serum. Sedangkan usia menars, status pernikahan, pendidikan, dan pekerjaan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Usia wanita menopause yang lebih tua dan lama menopause yang lebih lama memperlihatkan kadar estradiol serum yang lebih rendah. Sedangkan wanita menopause gemuk memiliki kadar estradiol serum lebih tinggi

22 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 1. Karakteristik subjek penelitian kelompok penelitian Sindroma Vasomotor pada penelitian ini sebagian besar dijumpai pada kelompok usia tahun, sedangkan pada kelompok penelitian Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai pada kelompok usia tahun. 2. Berdasarkan karakteristik Indeks Masa Tubuh (IMT), kelompok Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai dengan kondisi normoweight, sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai dengan kondisi obese. 3. Berdasarkan usia menopause, kelompok Sindroma Vasomotor sebagian besar mengalami menopause pada usia tahun. Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor sebagian besar mengalami menopause pada usia tahun. 4. Kelompok Sindroma Vasomotor lebih banyak dengan lama menopause 5 tahun dan terendah dengan lama menopause 1 2 tahun. Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor seluruhnya dengan lama menopause 1-2 tahun. 5. Kadar estradiol serum kelompok penelitian Sindroma Vasomotor memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan Non Sindroma Vasomotor. 54

23 6. Ada perbedaan yang bermakna terhadap kadar estradiol serum wanita menopause pada berbagai tingkatan derajat keluhan vasomotor. Semakin berat derajat sindroma vasomotor maka kadar estradiol serum semakin rendah. 7. Dijumpai korelasi yang bermakna pada masing-masing karakteristik terhadap kadar estradiol serum wanita menopause SARAN 1. Pada wanita usia vasomotor oleh karena kadar estradiol serum lebih rendah daripada yang tidak mengalami keluhan. Dengan demikian wanita usia tahun dengan sindroma vasomotor sebaiknya memeriksakan diri untuk mendapatkan penanganan yang memadai. 2. Penulis menganjurkan perlu dilakukan penelitian lanjutan di dalam hal ini, terutama untuk menentukan titik potong kadar estradiol serum untuk penderita sindroma vasomotor derajat ringan, sedang, dan berat. Hal ini pada gilirannya dapat di tindak lanjuti dengan penelitian prospektif yang meneliti tentang pemberian dosis terapi sulih hormon, terutama estrogen, dan lebih spesifik lagi seberapa banyak dosis yang dapat diberikan untuk masing masing derajat di atas. 55

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian. Kelompok Penelitian Menopause Menopause

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian. Kelompok Penelitian Menopause Menopause Karangan Asli Kadar estradiol serum pada wanita menopause dengan dan tanpa sindroma vasomotor di RSUP H Adam Malik dan RS Jejaring Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan Tri Sugeng Hariadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Variabel Bebas Jumlah Jam Tidur Variabel Tergantung Indeks Massa Tubuh (IMT) Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Variabel dan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi Klinik, dan Ilmu Gizi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, yakni mempelajari perbandingan variabel-variabel dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menopause didefinisikan sebagai 1 tahun tanpa menstruasi. dikarenakan semakin berkurangnya produksi estrogen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menopause didefinisikan sebagai 1 tahun tanpa menstruasi. dikarenakan semakin berkurangnya produksi estrogen. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menopause 2.1.1. Definisi Menopause Menopause didefinisikan sebagai 1 tahun tanpa menstruasi dikarenakan semakin berkurangnya produksi estrogen. Meskipun beberapa wanita mungkin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana obyek penelitian hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi Kedokteran dan Ilmu Farmakologi-Toksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan data yang menyangkut variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Lampiran 2 Kepada Yth. Ibu yang saya hormati Nama saya dr.liza Marosa, M.Ked (OG) saat ini saya sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik, dengan desain cross-sectional. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Klinik dan Ilmu Penyakit Dalam. disetujuinya proposal sampai April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Klinik dan Ilmu Penyakit Dalam. disetujuinya proposal sampai April 2016. 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Ilmu Biokimia, Patologi Klinik dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan imunonutrisi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) dimana peneliti melakukan pengukuran variabel pada saat tertentu. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional untuk mengetahui kadar MMP 9 dan TNF α pada ketuban pecah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup bidang ilmu yang diteliti adalah bidang ilmu Patologi Klinik sub bidang hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang ilmu kebidanan dan kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Faktor risiko dan etiologi: - Faktor lingkungan - Faktor neurogenik - Faktor hormonal - Faktor genetik Overweight dan obesitas Body Mass Index

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menjadi 2 kelompok, yaitu 16 orang sebagai kelompok kontrol dan kelompok

BAB IV METODE PENELITIAN. menjadi 2 kelompok, yaitu 16 orang sebagai kelompok kontrol dan kelompok BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Eksperimental dengan metode Prepostest Control Group Design. Pada subyek kelompok penelitian ditentukan pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kandungan dan Kebidanan. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi a. Populasi target

Lebih terperinci

3 BAB III METODE PENELITIAN

3 BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Tumbuh Kembang. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi lingkup Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian/smf Obstetri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup penelitian bidang ilmu Fisiologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup penelitian bidang ilmu Fisiologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup penelitian bidang ilmu Fisiologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan tujuan menentukan kadar ureum serum sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga dan Fisiologi Respirasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari dinamika pengaruh antara

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik. 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case 64 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control, dimana kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol berdasarkan status

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini bertempat di Instalasi Rekam Medik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, penyakit metabolik dan perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi 47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode pre and post

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode pre and post III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode pre and post design (rancangan pre pasca test dalam satu kelompok). Penelitian dilakukan sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Ilmu Kesehatan Anak dan Fisiologi. 3.2 Jenis penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu anatomi dan kinesiologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. 3.2 Tempat dan Waktu 3.2.1 Tempat Penelitian dilakukan di unit hemodialisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yaitu observasi atau pengukuran variabel penelitian dilakukan pada satu waktu saja untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pengambilan data cross sectional. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi a. Populasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan pre-post test only one group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu Obstetri Ginekologi dan ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Semarang. 3.1.2. Lingkup Waktu Penelitian dilakukan sejak

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Anestesiologi dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di instalasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional untuk melihat hubungan adekuasi hemodialisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah ABSTRAK Menurut WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah satu jenis kanker yang tingkat kejadiannya

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. 2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuwan : Anestesiologi 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang 3. Ruang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 2 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu menopause dengan Sindroma Mulut Terbakar (SMT).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi lingkup Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Ilmu Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eplanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih dengan rancangan

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Biologi dan Ilmu Kesehatan Anak.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Biologi dan Ilmu Kesehatan Anak. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Biologi dan Ilmu Kesehatan Anak. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Semarang untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang. dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang. dengan kriteria inklusi dan eksklusi. 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif - analitik komparatif dengan pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi

Lebih terperinci

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep PGK dengan HD Etiologi Compliance (Kepatuhan Pasien, kualitas HD) Asupan cairan Asupan Garam dan nutrisi IDWG BIA Komposisi cairan Status

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain dalam waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami dalam kehidupan perempuan sejak masa pubertas dan akan berakhir saat menopause. Perdarahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anestesia. Lokasi penelitian ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya parasitologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui. 1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat penelitian : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci