BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 2 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu menopause dengan Sindroma Mulut Terbakar (SMT). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu subjek diobservasi pada satu waktu yang sama Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan jumlah wanita yang berusia 45 tahun keatas yang diperkirakan sudah mengalami menopause ada sekitar 25 orang, sehingga dapat memenuhi jumlah sampel. Penelitian dimulai dari 6 Maret - 22 Maret Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian ini adalah wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru Sampel Sampel penelitian ini adalah wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan yang memenuhi kriteria penelitian. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability purposive sampling yaitu subjek dalam populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat terpilih yang didasari oleh kriteria yang ditentukan oleh peneliti. 33

2 Besar Sampel Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus uji hipotesis satu populasi pada data proporsi: 34 Keterangan : n [ o o ] o n = jumlah sampel minimal yang diperlukan nil i seb r n norm l b ku p d tertentu,96 nil i seb r n norm l b ku p d tertentu, 8 Po = proporsi penelitian sebelumnya yaitu 22,7% (Baharvad M, 214) 11 Pa = perkiraan proporsi penelitian 9,7% n [,96, (, ), 8, 9 (, 9 )] (, 9, ) n n [,8 9, 9],, 69, 69 n 8,9 8 or ng Jumlah sampel minimum yang didapat adalah 85 orang. Untuk menghindari bias penelitian, jumlah sampel ditambah dari jumlah sampel minimum menjadi 1 orang wanita menopause Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi 1. Wanita yang sudah menopause. 2. Tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik yang dapat menyebabkan SMT, seperti Diabetes Melitus. 3. Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan SMT, seperti obat antihipertensi golongan ACE inhibitor (captropil, enalapril, lisinopril). 4. Bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian.

3 Kriteria Eksklusi 1. Responden yang tidak kooperatif menjalani penelitian. 3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas : Menopause - Lamanya menopause 2. Variabel Terikat : Karakteristik SMT - Gejala penyerta - Lokasi - Intensitas 3. Variabel tak terkendali : Oral hygiene Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Menopause Berhentinya siklus Wawancara menstruasi secara dengan subjek permanen yang sudah penelitian terjadi dalam 12 bulan berturut-turut. 7 Lama Lamanya seorang Wawancara a. 1-1 tahun menopause wanita telah dengan subjek b. > 1 tahun mengalami penelitian menopause yang dihitung dari awal menopause sampai saat pengambilan data untuk penelitian ini. 6 Skala Ukur Ordinal

4 23 Sindrom Sensasi nyeri panas/ Wawancara a. Mengalami Nominal Mulut terbakar pada mukosa dengan subjek SMT Terbakar oral yang terjadi penelitian b. Tidak (SMT) secara kronis tanpa mengalami adanya kelainan SMT mukosa. 1 Gejala Keluhan penyerta Wawancara a. Mulut kering Nominal Penyerta yang dirasakan pasien dengan subjek b. Sulit SMT pada rongga mulutnya penelitian menelan yang berkaitan dengan c. Perubahan terjadinya SMT pengecapan seperti mulut kering, sulit menelan, dan perubahan pengecapan. 1 Lokasi Tempat terjadinya Wawancara a. Lidah Nominal SMT rasa nyeri terbakar dengan subjek b. Bibir pada mukosa rongga penelitian c. Tenggorokan mulut yang biasanya terjadi pada lidah, bibir, tenggorokan atau tempat lain di rongga mulut. 31

5 24 Intensitas Perasaan nyeri dan Menanyakan a. =Tidak Ordinal nyeri SMT rasa terbakar pada tingkat rasa sakit mukosa rongga mulut nyeri yang b. 1-3=Sakit yang diukur dengan dirasakan pasien ringan Visual Analog Scale dengan meminta c. 4-6=Sakit (VAS) -1, untuk pasien memilih sedang = tidak ada nyeri sama pada skala yang d. 7-9=Sakit sekali, dan seterusnya sudah berat sampai 1 = sangat ditetapkan. e. 1=Sakit nyeri. 35 sangat berat Oral Status kebersihan Hygiene rongga mulut seseorang yang dinilai menggunakan Indeks Oral Hygiene atau Indeks Oral Hygiene Simplified Sarana Penelitian Alat Penelitian 1. Lembar pemeriksaan subjek penelitian 2. Alat tulis 3. Alat diagnostik (Kaca mulut, sonde dan pinset) Bahan Penelitian 1. Masker 2. Sarung tangan 3. Desinfektan 4. Kapas

6 Metode Pengumpulan Data Penelitian dilakukan pada wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan. Subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Apabila subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka subjek diminta untuk menandatangani lembar informed consent. Selanjutnya dilakukan wawancara langsung untuk memperoleh identitas dan riwayat menopause dari subjek penelitian. Setelah itu, dilakukan anamnesis dengan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mendiagnosis dan mengetahui karakteristik SMT. Subjek yang mengeluhkan adanya rasa panas/terbakar maka dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan intraoral untuk melihat apakah ada lesi yang berhubungan dengan SMT pada rongga mulut subjek dan kemudian dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan. 3.7 Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan dari lembar hasil pemeriksaan pasien kemudian dianalisis sesuai dengan sifatnya. Analisis data statistik pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat Data Univariat Analisis univariat (analisis deskriptif) bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. 33 Data univariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi: 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia. 2. Distribusi frekuensi usia mulai mengalami menopause. 3. Distribusi frekuensi lama menopause. 4. Prevalensi SMT pada wanita menopause. 5. Distribusi frekuensi SMT berdasarkan lama menopause. 6. Distribusi frekuensi gejala penyerta SMT. 7. Distribusi frekuensi lokasi SMT.

7 26 8. Distribusi frekuensi intensitas SMT Data Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang diduga berhubungan atau berkolerasi. 33 Data bivariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi tabulasi silang antara lama menopause dengan SMT, tabulasi silang antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT, tabulasi silang antara lama menopause dengan lokasi SMT, dan tabulasi silang antara lama menopause dengan intensitas SMT. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji chi-square (X 2 ) untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan terjadinya SMT dan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan karakteristik (gejala penyerta, lokasi, dan intensitas) SMT. 37 Berdasarkan uji statistik tersebut dapat diputuskan: 33,37 Menol k Ho, jik diperoleh nil i p,. Menerima Ho, Jika diperoleh nilai p >,. 3.8 Etika Penelitian Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup hal sebagai berikut: 1. Ethical Clearance Peneliti mengajukan persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional, diperlukan untuk memenuhi aspek legal tatacara penelitian yang telah disepakati. 2. Lembar Persetujuan (Informed Consent) Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan terlebih dahulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian. Bagi responden yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) agar dapat berpartisipasi dalam penelitian.

8 27 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Data Univariat Data Demografi Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 1 orang wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Berdasarkan usia subjek penelitian, kelompok usia 41-5 tahun sebanyak 15 orang (15%), kelompok usia 51-6 tahun 32 orang (32%), kelompok usia 61-7 tahun 21 orang (21%), kelompok usia 71-8 tahun 24 orang (24%), dan kelompok usia > 8 tahun 8 orang (8%). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia di Kelurahan Padang Bulan Medan Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (%) > Total 1 1 Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa usia mulai mengalami menopause paling sering berada pada usia 46-5 yaitu 62 orang (62%), selanjutnya pada usia yaitu 21 orang (21%), dan usia yaitu 17 orang (17%). Hasil ini dapat dilihat pada tabel 2.

9 28 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia mulai Mengalami Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (%) Total 1 1 Tabel 3 menunjukkan karakteristik subjek penelitian berdasarkan lama menopause. Kelompok subjek yang sudah menopause 1-1 tahun ada 4 orang (4%) dan kelompok subjek yang sudah menopause > 1 tahun ada 6 orang (6%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lama Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan Lama Menopause (tahun) Jumlah (n) Persentase (%) 1-1 > Total Prevalensi SMT Tabel 4 menunjukkan prevalensi SMT pada wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan. Hasil penelitian ini diketahui dari 1 orang wanita menopause, 14 orang mengalami SMT sedangkan 86 orang tidak mengalami SMT. Tabel 4. Prevalensi SMT pada Wanita Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan SMT Jumlah (n) Persentase (%) Ya Tidak Total 1 1

10 29 Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 4 orang subjek yang sudah mengalami menopause selama 1-1 tahun, 1 orang (25%) diantaranya mengalami SMT. Subjek yang sudah menopause > 1 tahun ada 6 orang dan 4 orang (6,67%) diantaranya mengalami SMT. Tabel 5. Distribusi Frekuensi SMT berdasarkan Lama Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan Lama Menopause SMT Persentase Jumlah (n) (tahun) Ya Tidak (%) > Total Karakteristik SMT Penelitian pada 1 orang subjek diketahui 14 orang (14%) mengalami SMT. Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa gejala penyerta yang paling sering dikeluhkan adalah mulut kering yaitu 9 orang (64,29%), selanjutnya adalah sulit menelan 3 orang (21,42%) dan perubahan pengecapan 2 orang (14,29%). Hasil dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gejala Penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Gejala Penyerta SMT Jumlah (n) Persentase (%) Mulut kering Sulit menelan Perubahan pengecapan ,29 21,42 14,29 Total 14 1

11 3 Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa subjek yang mengalami SMT melaporkan bahwa lokasi yang paling sering terjadi yaitu pada lidah ada 7 orang (5%), selanjutnya pada tenggorokan ada 4 orang (28,58%), dan pada bibir ada 3 orang (21,42%). Tabel 7. Distribusi Frekuensi Lokasi SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Lokasi SMT Jumlah (n) Persentase (%) Lidah Bibir Tenggorokan ,42 28,58 Total 14 1 Pada tabel 8 menunjukkan hasil mengenai intensitas nyeri yang dirasakan subjek yang mengalami SMT. Intensitas nyeri yang dilaporkan paling banyak adalah sakit sedang 6 orang (42,85%), selanjutnya sakit ringan 5 orang (35,72%), sakit berat 3 orang (21,43%), dan tidak ada yang melaporkan tidak sakit ataupun sakit sangat berat. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Intensitas SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Intensitas SMT Jumlah (n) Persentase (%) Tidak sakit Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat Sakit sangat berat ,72 42,85 21,43 Total 14 1

12 Analisis Data Bivariat Hubungan antara Lama Menopause dengan SMT Penelitian dari 1 orang wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan, menunjukkan 14 orang (14%) mengalami SMT yang dikelompokkan berdasarkan lama menopause. Hasil uji statistik menggunakan Pearson Chi-Square memperlihatkan bahwa nilai p <,5 yaitu,13 maka Ho ditolak. Oleh karena itu, pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan SMT. Tabel 9. Hubungan antara Lama Menopause dengan SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Lama SMT n P Menopause Iya Tidak > ,13 Jumlah

13 Hubungan antara Lama Menopause dengan Karakteristik SMT Tabel 1 menunjukkan hubungan antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT yang diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan mendapatkan nilai p >,5 yaitu,76 maka Ho diterima. Oleh karena itu pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT. Tabel 1. Hubungan antara Lama Menopause dengan Gejala Penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Lama Gejala Penyerta SMT Menopause (Tahun) Mulut kering Sulit Menelan Perubahan Pengecapan n P > 1 4 4,76 Jumlah Tabel 11 menunjukkan hubungan antara lama menopause dengan lokasi SMT yang diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan medapatkan nilai p >,5 yaitu,92 maka Ho diterima. Oleh karena itu pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan lokasi SMT. Tabel 11. Hubungan antara Lama Menopause dengan Lokasi SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Lama Lokasi SMT Menopause n P Lidah Bibir Tenggorokan (Tahun) > ,92 Jumlah

14 33 Tabel 12 menunjukkan hubungan antara lama menopause dengan lokasi SMT yang diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan medapatkan nilai p >,5 yaitu,99 maka Ho diterima. Oleh karena itu pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan intensitas SMT. Tabel 12. Hubungan antara Lama Menopause dengan Intensitas SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Lama Intensitas Nyeri SMT Menopause (Tahun) Tidak Sakit Sakit Ringan Sakit Sedang Sakit Berat Sakit Sangat Berat n P > ,99 Jumlah

15 34 BAB 5 PEMBAHASAN Sindrom Mulut Terbakar (SMT) merupakan sensasi rasa terbakar atau panas yang dirasakan pada mukosa mulut tanpa ditemukan adanya kelainan pada mukosa mulut. 4,5 SMT banyak terjadi pada wanita yang sudah menopause karena pengaruh dari berkurangnya hormon estrogen. 27,31 Penelitian mengenai hubungan antara lama menopause dengan SMT ini dilakukan di lingkungan Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru yang terdiri dari 1 orang wanita menopause yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia 51-6 tahun, dimana mayoritas subjek mulai mengalami menopause pada usia 46-5 tahun. Penelitian Senolinggi dkk (215) mendapatkan hasil bahwa usia mulai menopause paling banyak pada usia tahun. 38 Menurut Boyke di Indonesia pada tahun 26, usia mulai menopause antara 45-5 tahun. 2 Hasil ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa usia seseorang mengalami menopause sangat bervariasi yaitu sekitar tahun karena dapat dipengaruhi banyak faktor seperti usia saat menstruasi pertama, pekerjaan, kebiasaan merokok, dan penyakit-penyakit tertentu yang dapat memicu menopause dini. 7,2,21 Prevalensi terjadinya SMT pada wanita menopause dalam penelitian ini adalah 14%. Penelitian Santosh dkk (213) terhadap wanita menopause, didapatkan prevalensi SMT sebesar 25,8%. 12 Prevalensi SMT pada populasi umum dilaporkan,7-15% dan terjadi lebih banyak pada wanita dibandingkan pria. 4,14 Prevalensi SMT pada wanita meningkat seiring bertambahnya usia, hal ini menunjukkan bahwa perubahan hormonal pada wanita menopause memiliki peran penting dalam terjadinya SMT. Usia rata-rata pasien SMT diperkirakan 4-5 tahun. Prevalensi SMT pada wanita menopause berkisar 1% sampai 4%. 1,4,14 SMT biasanya terjadi pada usia diatas 4 tahun, maka wanita pascamenopause memiliki faktor risiko lebih tinggi untuk mengalami SMT. 1-12,28

16 35 Berdasarkan lamanya menopause, subjek yang mengalami SMT pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa SMT paling banyak terjadi pada kelompok yang lama menopause 1-1 tahun. Hasil pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan terjadinya SMT. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sasireka dkk (213), 11 dan Santosh dkk (213), 12 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara menopause dengan SMT. Penelitian Santosh dkk (213) dilakukan pada 365 orang wanita menopause dan mendapatkan hasil bahwa SMT paling banyak terjadi 3-12 tahun setelah menopause. 12 Teori menyatakan bahwa keluhan pada wanita menopause akan memuncak pada awal menopause yaitu sekitar 1-3 tahun pertama sesudah menopause karena terjadi peningkatan kadar FSH dan LH. 24,39 Kadar FSH mengalami peningkatan yang tinggi sekitar 1-2 kali lipat dan kadar LH mengalami peningkatan sekitar tiga kali lipat. 24 Peningkatan ini menunjukkan telah terjadinya penurunan fungsi ovarium dalam memproduksi hormon estrogen. 39 Mukosa oral dan kelenjar saliva memiliki kemiripan dengan mukosa vagina secara histologi, begitu pula dengan responnya terhadap estrogen karena pada mukosa oral juga memiliki reseptor estrogen. 3,31 Sehingga perubahan estrogen yang dapat mempengaruhi mukosa vagina, juga dapat mempengaruhi mukosa oral secara langsung atau melalui mekanisme saraf yang salah satunya adalah SMT. 1,2,4 Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa gejala penyerta yang paling banyak dikeluhkan adalah mulut kering. Hasil yang sama pada penelitian Baharvand dkk (214) yang juga menyatakan bahwa keluhan penyerta SMT paling sering adalah mulut kering. 1 Mulut kering yang dikeluhkan penderita SMT berhubungan dengan berkurangnya produksi hormon estrogen yang mempengaruhi produksi saliva dan menurunnya aliran saliva. 31 Namun bila dikaitkan dengan lama menopause, penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT. Penelitian Baharvand dkk (214) mengatakan tidak ada hubungan signifikan antara gejala penyerta SMT dengan menopause. 1 Teori mengatakan gejala penyerta SMT yang sering dikeluhkan pasien dapat berupa mulut kering, perubahan persepsi rasa, sulit menelan, mati rasa, dan lain-lain. 26,31

17 36 Penelitian ini menunjukkan SMT terjadi pada beberapa lokasi dalam rongga mulut seperti lidah, bibir, tenggorokan. Lokasi SMT paling banyak dikeluhkan subjek adalah pada lidah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Baharvand, 1 Gao, 13 dan Colak, 14 yang mendapatkan hasil bahwa SMT paling sering terjadi pada lidah. Kepustakaan menjelaskan bahwa rasa nyeri sebagian besar lokasinya bilateral dan simetri pada lidah, biasanya pada dua per tiga anterior lidah. 4,5 Namun jika dikaitkan dengan lama menopause, dari uji statistik tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan lokasi SMT. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Baharvand, dkk (214) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara lokasi SMT dengan menopause. 11 Teori mengatakan bahwa SMT dapat terjadi pada beberapa daerah di dalam rongga mulut seperti lidah, palatum, bibir, tenggorokan, mukosa bukal, dasar mulut, dan daerah pendukung gigi tiruan. 5,26,31 Intensitas SMT pada penelitian ini diukur dengan Visual Analog Scale dengan memilih -1 sesuai intensitas nyeri yang dirasakan. Selanjutnya dari skala -1 dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu tidak sakit, sakit ringan, sakit sedang, sakit berat, dan sakit sangat berat. Penelitian ini menunjukkan subjek yang mengalami SMT paling banyak mengeluhkan rasa sakit sedang. Penelitian Colak dkk (211) mendapatkan hasil intensitas nyeri SMT paling sering adalah sakit sedang. Uji statistik menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan intensitas SMT. Penelitian Baharvand dkk (214) mendapat hasil bahwa tidak ada hubungan antara intensitas nyeri SMT dengan menopause. 1 Teori menyatakan bahwa intensitas nyeri SMT yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri sedang dan berat. 31

18 37 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan: 1. Ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=,13). 2. Prevalensi SMT pada wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah 14%. 3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=,76) 4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan lokasi SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=,92) 5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan intensitas SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=,99) 6.2 Saran Jumlah subjek pada penelitian ini di masing-masing kelompok lama menopause tidak seimbang dan masih ada faktor risiko SMT yang belum dieksklusikan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan lama menopause dengan karakteristik SMT dengan jumlah dimasingmasing kelompok lama menopause yang diseimbangkan dan faktor risiko SMT yang lain dieksklusikan. Selain itu dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan variabel lain yang juga merupakan faktor risiko dari SMT, misalnya: defisiensi nutrisi, penggunaan obat-obatan, kondisi psikologi, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui gambaran Oral Kandidiasis pada pengguna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional untuk mengetahui prevalensi Kandidiasis Eritematosa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. 1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 1. Ruang lingkup tempat. Bandarharjo, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. 1. Ruang lingkup tempat. Bandarharjo, Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan di Sentra

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015. 39 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu. deskripsi tentang keadaan secara obyektif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu. deskripsi tentang keadaan secara obyektif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang dilakukan hanya melakukan pengamatan saja tanpa intervensi. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. 3.2 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam dengan sub bidang geriatri dan endokrinologi serta bidang ilmu saraf dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian atau disebut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel 30 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan tujuan untuk mempelajari korelasi antara faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Radiologi dan Radioterapi. 3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Mulut. Ruang lingkup penelitian ini pencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sentra Pengasapan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain perubahan kadar hormon seksual yang terjadi pada saat pubertas, kehamilan, menstruasi dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Bandarharjo, Kota Semarang Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Bandarharjo, Kota Semarang Jawa Tengah. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penilitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan di Sentra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru. 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Onkologi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan rancangan penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu dilakukan tanpa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu waktu (Notoatmodjo, 2007 ) dengan tujuan untuk mencari hubungan usia,

BAB III METODE PENELITIAN. suatu waktu (Notoatmodjo, 2007 ) dengan tujuan untuk mencari hubungan usia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. Menurut Notoadmojo (2010) dalam penelitian cross sectional variabel sebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain cross sectional. B. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yaitu observasi atau pengukuran variabel penelitian dilakukan pada satu waktu saja untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari dinamika pengaruh antara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode ini merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang ilmu kebidanan dan kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni 2013. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu sebuah studi pada sekelompok orang pada satu titik waktu untuk mengetahui hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada satu titik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 21 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analatik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional study). Penelitian potong lintang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada kelompok pengrajin batik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian case control. Yakni efek penyakit atau status kesehatan (karsinoma kolorektal)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Sentra Pengasapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana obyek penelitian hanya diobservasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Masyarakat Ruang Lingkup keilmuan Ilmu Forensik dan Medikolegal dan Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan metode potong silang. Desain penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 27 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. JENIS PENELITIAN Eksperimental Klinis 4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 4.2.1. Tempat Penelitian : FKG UI 4.2.2. Waktu Penelitian : November 2008 4.3. POPULASI DAN SUBYEK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu Obstetri Ginekologi dan ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan ilmu kesehatan masyarakat. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik

BAB 3 METODE PENELITIAN. digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang akan digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik sampling dan sampel, tempat penelitian,

Lebih terperinci

PREVALENSI XEROSTOMIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PREVALENSI XEROSTOMIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PREVALENSI XEROSTOMIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10) BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang 3.1) Desain Penelitian, 3.2) Kerangka Operasional, 3.3) Populasi, Sampel, dan Sampling, 3.4) Kriteria Sampel, 3.5) Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 27 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. JENIS PENELITIAN Eksperimental Klinis 4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 4.2.1. Tempat Penelitian : FKG UI 4.2.2. Waktu Penelitian : November 2008 4.3. POPULASI DAN SUBJEK

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain dalam waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross sectional, yaitu mencari hubungan tingkat konsumsi rokok dengan tekanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana obyek penelitian hanya

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory study atau disebut juga dengan penelitian deskriptif, menggunakan kuesioner yang diisi oleh Odapus dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional.

BAB IV METODE. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. BAB IV METODE 4.1 Desain Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. 4.2 Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1 Lokasi penelitian : Penelitian dilakukan di TKIT Chiara Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data pengukuran pengetahuan, sikap dan kebiasaan minum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kampus Fakultas Kedokteran Undip pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kampus Fakultas Kedokteran Undip pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Anatomi, Kinesiologi dan Ergonomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu kesehatan masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu kesehatan masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu kesehatan masyarakat, gizi dan perilaku kesehatan. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada hubungan status gizi dengan kualitas hidup pada ODHA di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Biologi dan Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara cross-sectional. Cross-sectional yaitu penelitian yang mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. secara cross-sectional. Cross-sectional yaitu penelitian yang mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian yang dilakukan secara cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit 24 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. 2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

Lebih terperinci