PENERAPAN ENTERPRISE SERVICE BUS (ESB) SEBAGAI MIDDLEWARE INTEGRASI BERBASIS SOA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ENTERPRISE SERVICE BUS (ESB) SEBAGAI MIDDLEWARE INTEGRASI BERBASIS SOA"

Transkripsi

1 PENERAPAN ENTERPRISE SERVICE BUS (ESB) SEBAGAI MIDDLEWARE INTEGRASI BERBASIS SOA Wiranto Herry Utomo Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga ABSTRAKS ESB merupakan salah satu pilar SOA, pilar lainnya adalah WS dan BPEL. ESB merupakan infrastruktur untuk koneksi layanan SOA dan pertukaran pesan. Fungsionalitas utama ESB adalah melakukan rute, transformasi protokol serta transformasi pesan atau data. Dengan adanya fungsi transformasi protokol dan pesan pada ESB ini maka ketidaksesuaian protokol dan data dapat diatasi. ESB juga memudahkan koneksi dan mediasi, menyederhanakan integrasi serta memudahkan penggunaan ulang komponen-komponen layanan, sehingga skalabilitas integrasi menjadi tinggi. Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan integrasi beberapa web services yang berasal dari ebay, Yahoo, Amazon dan Paypal dengan menggunakan ESB sebagai middleware integrasi. Melalui integrasi web services ini telah dapat diketahui pula peran ESB dalam melakukan routing, dan transformasi pesan dan protocol. Kata Kunci: ESB, SOA, s, BPEL, integrasi 1. LATAR BELAKANG MASALAH Sistem bisnis biasanya berkembang dengan kecepatan yang berbeda dibandingkan dengan sistem informasi. Seiring waktu, hal ini akan mengakibatkan persoalan yaitu keselarasan sistem bisnis dan sistem informasi. Masalah ini juga akan mengakibatkan aplikasi yang tidak sepenuhnya mendukung tugas-tugas bisnis. Kadangkala ada suatu departemen dalam perusahaan yang terlepas dari proses bisnis utama dan tidak mendukung kebutuhan bisnis. Akibatnya organisasi menjadi kurang fleksibel sulit beradaptasi dengan perubahan di pasar. Hanya perusahaan-perusahaan yang aplikasinya dengan cepat dan efisien disesuaikan dengan perubahan kebutuhan bisnis bisa tetap kompetitif di pasar global. Ketidakselarasan antara sistem bisnis dan sistem informasi ini biasa terjadi di hampir tiap perusahaan atau organisasi. Untuk memperbaiki ketidakselarasan ini biasanya kurang membawa hasil karena disebabkan oleh dua hal yaitu 1) kompleksitas arsitektur TI yang berasal dari aplikasi yang heterogen, yang dibangun dari arsitektur dan bahasa pemrograman yang berbeda, serta pada platform yang berbeda serta 2) aplikasi yang sudah ada ini harus tetap berjalan pada saat diperbaiki.untuk menyelaraskan sistem bisnis dan sistem informasi tersebut diperlukan integrasi yang berperan sebagai mediasi antara kedua lapisan tersebut (Juric, 2010). Dalam mengelola masalah keselarasan sistem bisnis dan sistem informasi, telah diajukan beberapa metode, namun hal ini sulit dicapai dengan hanya menggunakan pendekatan tradisional. Pendekatan arsitektural yang terakhir yang berkaitan dengan keselarasan sistem bisnis dan informasi ini yang berkaitan dengan integrasi sistem ini adalah SOA. Menurut Shahzadam (2008), SOA merupakan solusi yang dapat digunakan untuk menyelaraskan teknologi informasi dengan tujuan bisnis. Dengan mengadopsi SOA akan dapat membawa ke arah keseragaman dalam departemen TI/SI yang dapat pula membawa pada peningkatan penggunaan sumber daya luar perusahaan. Selain itu, menurut Juric et al (2010) SOA bukan merupakan arsitektur baru yang tiba-tiba saja muncul, tetapi merupakan hasil evolusi metode integrasi dan arsitektur terdistribusi. Sebelum SOA telah berkembang metode integrasi antar aplikasi yang diacu sebagai EAI (Enterprise Application Integration). EAI awalnya memusatkan pada integrasi aplikasi di dalam perusahaan (intra-eai). Dengan berkembangnya kebutuhan integrasi antar perusahaan (B2B, business-to-business), maka fokus EAI telah diperluas menjadi inter-eai. Integrasi intra-eai berarti mengintegrasikan aplikasi-aplikasi di dalam perusahaan dengan cara menciptakan layanan-layanan sebagai fungsionalitas aplikasi yang sudah ada. Integrasi B2B atau inter- EAI berkaitan dengan pertukaran pesan yang berasal dari layanan di luar perusahaan. SOA telah memperbaiki dan memperluas fleksibilitas dari metode integrasi sebelumnya (EAI) dan arsitektur terdistribusi dan memusatkan pada penggunaan aplikasi dan sistem yang sudah ada, interoperabilitas dan integrasi aplikasi, serta komposisi proses bisnis dari layanan-layanan atau fungsionalitas yang disediakan oleh aplikasi. Adapun sebagai proof of concept integrasi menggunakan ESB maka akan dibangun aplikasi e- Shop yang mengintegrasikan Amazon, ebay, Yahoo!Shoping, dan Paypal (Lihat Gambar 1). 85

2 Basisdata Lokal Client (Web Browser) Enterprise Service Bus (Java Business Integration) Amazon ebay Yahoo!Shooping Paypal Gambar 1. Model aplikasi Eshop 2. ARSITEKTUR INTEGRASI Menurut Juric (2007), ada empat arsitektur integrasi yaitu 1) point-to-point, 2) hub-and-spoke, 3) enterprise message bus (JMS) dan 4) ESB / SOA. Arsitektur point-to-point merupakan sekumpulan sistem independen yang dikoneksikan melalui sebuah jaringan. Arsitektur hub-and-spoke merepresentasikan tahap berikutnya dalam evolusi integrasi sistem, dengan menggunakan hub sentral untuk komunikasi antar jaringan. Dalam arsitektur enterprise message bus, sistem independen diintegrasikan menggunakan sebuah message bus. Arsitektur integrasi berbasis SOA, menggunakan layanan-layanan yang dilewatkan melalui middleware yang disebut ESB. Model integrasi point-to-point mempunyai kelemahan tidak dapat diperluas dan sulit dalam pemeliharaan. Hal ini berkaitan dengan kompleksitas dalam mengintegrasikan secara pointto-point. Pada model integrasi secara point-to-point ini maka integrasi antara N aplikasi terhadap N aplikasi lain memerlukan jumlah antarmuka sebesar N(N-1)/2. Misalkan akan dilakukan integrasi 6 aplikasi maka akan diperlukan 15 antarmuka, sedangkan untuk melakukan integrasi 150 aplikasi maka akan diperlukan antarmuka. Dengan semakin banyaknya aplikasi yang akan diintegrasikan secara point-to-point, akan semakin sulit dilakukan modifikasi aplikasi tersebut, demikian pula dalam hal pemeliharaan aplikasi. Model integrasi hub-and-spoke mirip dengan model integrasi point-to-point. Yang membedakan adalah adanya tambahan sebuah hub yang menghubungkan seluruh aplikasi. Transformasi pesan dan routing terjadi di dalam hub. Model integrasi ini merupakan peningkatan dari solusi point-to-point dengan mengurangi jumlah koneksi yang diperlukan untuk integrasi. Karena aplikasi tidak terkoneksi secara langsung dengan aplikasi lain, maka aplikasi dapat dihilangkan dari topologi integrasi dengan menghilangkan dari hub. Hal ini akan mengurangi kekacauan dalam pengaturan integrasi. Namun ada kelemahan dalam arsitektur hub-and-spoke, yaitu terletak pada sifat hub yang terpusat. Jika hub mengalami kegagalan maka keseluruhan integrasi juga akan kegagalan. Selain itu model integrasi hub and spoke mempunyai persoalan yaitu teknologi integrasinya berkepemilikan yang terkunci oleh vendor. Konsep integrasi aplikasi berbasis SOA pada awalnya hadir sebagai solusi terhadap masalah kompleksitas integrasi point-to-point serta integrasi hub-and-spoke tersebut. SOA merupakan arsitektural pengembangan aplikasi perangkat lunak berbasis layanan, maka dalam integrasi layananlayanan akan terjadi ikatan-longgar. Hal ini memungkinkan penggunaan ulang layanan-layanan yang sudah ada dan menghasilkan aplikasi yang dapat dibangun dan dirubah secara mudah dan cepat. Orkestrasi menggunakan WS mempunyai dua kelemahan yaitu dalam hal skalabilitas dan belum mampu mengatasi ketidaksesuaian protokol dan ketidaksesuaian data. Untuk mengatasi hal ini, pada saat ini telah dikembangkan orkestrasi WS dengan menggunakan ESB. ESB merupakan infrastruktur untuk koneksi layanan SOA dan pertukaran pesan. Fungsionalitas utama ESB adalah melakukan rute, transformasi protokol serta transformasi pesan atau data. Dengan adanya fungsi transformasi protokol dan pesan pada ESB ini maka ketidaksesuaian protokol dan data dapat diatasi. ESB juga memudahkan koneksi dan mediasi, menyederhanakan integrasi serta memudahkan penggunaan ulang komponen-komponen layanan, sehingga skalabilitas integrasi menjadi tinggi. Kelebihan lain orkestrasi WS dengan ESB adalah memungkinkan lapisan bisnis dan sistem informasi mempunyai relasi yang lebih dekat, karena orkestrasi WS disajikan pada abstraksi level tinggi yang dinamakan proses bisnis dengan menyembunyikan obyek middleware tradisional yang telah digunakan untuk mendukung interaksi bisnis-ke-bisnis. Selain itu, kebutuhan bisnis dapat secara langsung diterjemahkan ke dalam aplikasi proses bisnis melalui komposisi WS 3. SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE SOA merupakan kerangka kerja di dalam arsitektur perusahaan dan bertujuan untuk mencapai sasaran bisnis yang sama: meminimalkan biaya kepemilikan, dan menciptakan solusi bisnis yang fleksibel yang memperbaiki kekokohan bisnis, mengurangi waktu ke pasar, dan menyediakan dukungan ekspansi global. SOA secara substansial berdampak pada keseluruhan aspek kunci dari arsitektur enterprise. Layanan bisnis yang diajukan oleh SOA membentuk dasar dari arsitektur bisnis dan arsitektur proses. SOA membentuk arsitektur bisnis karena fungsi bisnis dieskpose sebagai layanan yang dapat dibagi dan dapat digunakan ulang. Proses bisnis, layanan dan event dikonversi untuk layanan aplikasi yang sesuai yang menciptakan dan mendukung arsitektur layanan. 86

3 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: Layanan sendiri membentuk arsitektur aplikasi, sementaraa itu arsitektur informasi dicapai melalui standardisasi data dan ketersediaan data melalui antarmuka layanan (Vos-Matthee, 2011) SOA merupakan arsitektur perangkat lunak yang dibangunn menggunakan prinsip-prinsip perancangan berorientasi layanan (Erl, 2005; Sterff, 2006; Kanchanavipu, 2008; Nikayin, 2009; Reddy et al, 2009; Li et al, 2010), sedangkan orientasi layanan merupakan konsep dalam rekayasa perangkat lunak yang merepresentasikan pendekatann berbeda untuk memisahkan kepentingan. Hal ini berarti bahwa fungsionalitas sistem dipecah ke dalam unit lojik yang lebih kecil yang dinamakan layanan. Layanan-layanan ini lepas satu sama lain, tetapi mempunyai kemampuan untuk berinteraksi satu sama lain melalui mekanisme komunikasi tertentu. Karena itu, Erl (2005) mendefinisikan komponen SOA sebagai layanan, deskripsi, dan pesan. Layanan berkomunikasi dengan yang lain melalui pesan yang memungkinkan interaksi antar layanan-layanan, yang ditetapkan oleh deskripsi. Dua layanan berkomunikasi satu sama lain yang diacu sebagai peminta layanan dan penyedia layanan. Peminta layanan adalah layanan yang memanggil layanan lain, sedangkan yang dipanggil disebut penyedia layanan. Selain definisi SOA oleh Erl, masih ada beberapa definisi SOA yang mirip dari sumber lain. Kadang kala definisi SOA ini dinamakan sebagai framework WS, yang secara umum dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Service Oriented Architecture (Erl, 2005; Luthria et al, 2009; Andary-Sage, 2010) Layanan menyediakan layanan ke publik, berperan sebagai penyedia layanan yang menyediakan deskripsi layanan nya ke pendaftaran layanan. Peminta layanan, meminta pengiriman layanan dari penyedia layanann menggunakan pendaftaran layanan ini. Dua layanan ini diikat satu sama lain, untuk pertukaran data dan menggunakan fungsionalitas lain. Ini sesuai dengan definisi Erl yang diperluas dengan pendaftarann layanan. Pada pendaftaran layanan ini, layanan dapat didaftarkan dengan deskripsi layanan nya, sehingga layanan ini dapat ditemukan oleh peminta layanan. Dalam hal ini Erl memperluas definisinya tentang SOA yang masih sangat mendasar dengann menggunakan framework WS, yang merupakan definisi SOA yang konkrit yang didasarkan pada WS. Framework WS ini merupakan framework teknologi yang didasarkan secara standard, yang dipetakan ke dalam model SOA sebagai berikut: a. b. c. d. Layanan-layanan direalisasikan sebagai WS Pesan dideskripsikan oleh protokol SOAP Deskripsi ditetapkan oleh WSDL Pada model ini, pendaftaran layanan menggunakan UDDI Hal ini pada dasarnya sesuai dengann korelasi ditunjukkan pada Gambar 2. Pengertian umum tentang SOA ini digunakan di banyak artikel. Namun definisi SOA ini hanya berurusan dengan aspek teknologi SOA. Hal ini sangat berkaitan erat dengan solusi berbasis WS dan kebutuhannya, tetapi konsep ini dapat diabstraksikan untuk membangun fondasi SOA secara umum. SOA adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang mengikuti prinsip-prinsip berorientasi layanan (Erl, 2005). Konsep berorientasi-layanan ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan layanan kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Setelah seluruh permasalahan dapat dibagi dalam beberapaa layanan, solusi dari permasalahan tersebut harus bisa diselesaikan dengan memungkinkan seluruh layanan berpartisipasi dalam sebuah orkestrasi. Untuk itu ada beberapa permasalahan yang harus dimiliki oleh layanan, yaitu bagaimanaa layanan berhubungan, bagaimana layanan berkomunikasi, bagaimana layanan didesain, dan bagaimana pesan antar layanan didefinisikan Erl (2005). Seperti yang telah dinyatakan pada latar belakang masalah, bahwa konsep SOA Delivery menurut Erl (2005) ini belum memadai untuk melakukan integrasi berbasis SOA. Karena itu penelitian ini tidak hanya mengacu pada konsep SOA Delivery saja, melainkan akan mengacu pada konsep lain yang telah memanfaatkan ESB sebagai middleware integrasi. Juric (2006) sudah memanfaatkan berbasis SOA. ESB sebagai arsitektur integrasi 4. ENTERPRISE SERVICE BUS (ESB) ESB merupakan infrastruktur untuk mengintegrasikan aplikasi dan layanan. ESB memperkuat SOA melalui pengurangann jumlah, ukuran, dan kompleksitas antarmuka antara aplikasi dan layanan-layanan. ESB digunakan untuk melakukan koneksi komponenn perangkat lunak yang sudah ada dan yang baru untuk membangun sebuah SOA. ESB diperlukan untuk melakukan koneksi ke beberapa sumberdaya TI. ESB harus fleksibel untuk menggabungkann dan memasang ulang komponen sesuai dengan perubahan kebutuhan bisnis. ESB melakukan koneksi komponen yang terikat longgar, sehingga menyediakan kemampuan untuk mengintegrasikan sistem ke dalam SOA dan men- deploy secara bertahap (Juric, 2007; Andary-Sage, 87

4 2010). Pendekatan services bus untuk integrasi adalah menggunakan teknologi yang menyediakan bus untuk integrasi aplikasi. Aplikasi-aplikasi yang berbeda tidak berkomunikasi satu sama lain secara langsung melainkan berkomunikasi melalui backbone middleware SOA. Fitur arsitektur ESB yang paling membedakan adalah sifat terdistribusi dari topologi integrasi. ESB merupakan sekumpulan middleware layanan-layanan yang menyediakan kemampuan integrasi. Middleware layanan-layanan ini merupakan jantung arsitektur ESB yang menempatkan pesan untuk dapat diroutekan dan ditransformasikan (Juric, 2007; Andary-Sage, 2010). Arsitektur umum dari ESB dengan komponen yang terkoneksi dapat dilihat pada Gambar 3. Komponen dapat mengambil peran penghasil layanan atau pemakai layanan. Layanan-layanan dapat berupa komponen spesial seperti mesin orkestrasi, adapter untuk sumberdaya data atau adapter untuk sistem eksternal dengan transformasi pesan atau konversi transport protokol. ESB melakukan mediasi pesan antar komponen, memutuskan lokasi untuk rute pesan, dan transformasi pesan. ESB memerlukan memori persisten seperti terkoneksi dengan basisdata (Juric, 2007; Andary-Sage, 2010). Menurut Juric (2007) dan Andary-Sage (2010), satu pendekatan dalam mendefinisikan arsitektur umum ESB adalah spesifikasi Java Business Integration. JBI merupakan standard untuk ESB, sedangkan ESB sendiri merupakan sebuah pola arsitektural untuk SOA. Spesifikasi JBI mendeskripsikan arsitektur pluggable bagi kontainer untuk penyedia layanan dan pemakai komponen. Layanan melakukan koneksi melalui Binding Component (BC) atau dapat di-host kedalam kontainer sebagai bagian dari Service Engine (SE). Layanan-layanan dideskripsikan menggunakan WSDL. Pesan selalu diterjemahkan ke dalam format pesan umum dan dirutekan oleh Normalized Message Router (NMR). Gambar 3. Arsitektur ESB secara umum (Juric, 2007; Andary-Sage, 2010) ESB menyediakan infrastruktur komunikasi antar layanan yang kuat, dapat diandalkan, aman dan dapat diperluas. ESB juga menyediakan kendali komunikasi dan kendali atas penggunaan layananlayanan yang mencakup (Juric, 2007): a. Kemampuan menangkap pesan, yang memungkinkan untuk menangkap pesan request untuk layanan-layanan dan pesan response dari layanan, serta memberikan pemrosesan tambahan. Dengan cara ini, ESB dapat bertindak sebagai intermediary. b. Kemampuan routing, yang memungkinkan ESB melakukan routing pesan ke layanan-layanan yang berbeda didasarkan pada isi (content), asal, atau atribut lain. c. Kemampuan transformasi, yang memungkinkan transformasi pesan sebelum dikirimkan ke layanan-layanan. Untuk pesan format XML, transformasi semacam ini dilakukan menggunakan XSLT (Extensible Stylesheet Language for Transformations) atau mesin XQuery. d. Kendali atas deployment, penggunaan dan pemeliharaan layanan-layanan. Hal ini memungkinkan adanya logging, profiling, load balancing, performance tuning, ongkos penggunaan layanan-layanan, distributed deployment, on-the-fly reconfiguration, dsb. Fitur manajemen lain yang mencakup definisi korelasi antar pesan, definisi path komunikasi yang handal, definisi security constraints yang berkaitan dengan pesan dan layanan-layanan, dsb. 5. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 5.1 Diagram Use Case Diagram Use Case ini menggambarkan kebutuhan sistem. Diagram Use Case digunakan untuk mendeskripsikan yang akan dikerjakan sistem, mendeskripsikan kebutuhan fungsional sistem, serta mendeskripsikan fungsionalitas sistem yang diinginkan dan lingkungannya. Spesifikasi pelengkap merupakan kebutuhan yang belum dipetakan pada spesifikasi Use Case yang berisi kebutuhan non fungsional, seperti pemeliharaan kode, kehandalan, kinerja dan dukungan atau kendala sistem, serta keamanan. Gambar 4 menunjukkan kebutuhan system dari aplikasi eshop. 5.2 Diagram Kelas Diagram Kelas berisi kelas-kelas analisis yang menyajikan model konseptual awal untuk things (benda) dalam sistem yang mempunyai property dan perilaku. Diagram Kelas pada perancangan statik ini terdiri dari empat komponen kelas yaitu Kelas Boundary, Kelas Kontrol, Kelas Entitas dan Kelas Layanan (Gambar 5). Kelas layanan sendiri terdiri dari inbound service dan outbound service. 88

5 Gambar 6. Diagram Sequence Searching Diagram Sequence Searching pada Gambar 6 menunjukkan aliran pesan dari antarmuka (browser) menuju ke controller, kemudian ke WS internal (InboundSearching) dan akhirnya ke WS yang disediakan provider eksternal seperti Amazon.com, ebay.com, dan Yahoo.com. Fungsi diagram ini untuk menjalankan fungsi Searching yang dilakukan oleh pelanggan dengan menjabarkan dalam aliran pesan nya dari obyek satu ke obyek lainnya. Gambar 4. Diagram Use Case Eshop 5.4 Arsitektur Sistem Pada penelitian ini platform yang akan digunakan untuk merealisasikan integrasi ini adalah platform Java EE, dengan dukungan kakas OpenESB sebagai infrastruktur middleware ESB. Adapun arsitektur sistem yang akan digunakan untuk merealisasikan model integrasi ini dapat dilihat pada Gambar 7. Pihak ke 3 Amazon.com ebay.com Yahoo.com Glassfish ESB BPEL BPEL BPEL BPEL Enterprise Service Bus Gambar 5. Diagram Kelas Eshop 5.3 Diagram Sequence Diagram Sequence merepresentasikan aspek dinamik dari sistem. Perancangan ini menunjukkan interaksi dan kolaborasi antar kelas-kelas analisis. Dua elemen dasar yang digunakan pada Model Perilaku adalah obyek dan pesan. Obyek merupakan instan dari kelas, sedangkan pesan merupakan bentuk komunikasi antar obyek. Output dari fase ini berupa Diagram Sequence yang terdiri dari 6 Diagram Sequence yaitu: Diagram Sequence Searching, Diagram Sequence Shopping, Diagram Sequence UserRegistration, Diagram Sequence Payment, Diagram Sequence OrderFullfillment, dan Diagram Sequence OrderNotification. Database Server MySQL Client browser Gambar 7. Arsitektur sistem Eshop Adapun spesifikasi perangkat keras yang digunakan sebagai berikut: Prosesor Intel Pentium Core 2 Duo 2.0 Ghz, Memori 3.0 GB RAM DDR2, dan Hardisk 300 GB, sedangkan spesifikasi perangkat lunak yang digunakan adalah Sistem Operasi Microsoft WindoWS XP SP3, Java SDK Standard Edition versi update 20, Netbeans IDE 6.7.1, serta Glassfish ESB 2..1 (Open ESB). 89

6 5.5 Implementasi dengan Glassfish ESB Implementasi Proses Bisnis menggunakan BPEL 2.0 pada Glassfish ESB yang dapat dilihat pada Gambar 8. Pada Gambar 8 dapat dilihat proses bisnis searchingbp.bpel. Pada proses bisnis ini proses dimulai oleh pemakai layanan (TriggerSearchingBP) yang melakukan permintaan ke SearchingBP. Pemakai layanan diimplementasikan dengan WSDL yang dikirim dengan menggunakan SOAP BC, sedangkan penyedia layanan berupa Database BC yang dibungkus dengan WSDL. Kemudian response diterima oleh scsearchingbp berupa SOAP BC. Dari kasus ini tampak adanya perbedaan protokol maupun format pesan yang digunakan antara pemakai layanan dengan penyedia layanan. Pemakai layanan menggunakan SOAP, sedangkan penyedia layanan menggunakan basisdata. Gambar 8. Proses bisnis SearchingBP yang diimplementasikan menjadi SearchingBP. bpel Diagram Komponen akan diimplementasikan menggunakan Glassfish ESB dalam bentuk Aplikasi Komposit yang tersimpan pada file dengan ekstensi.zip yang dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Hasil implementasi Diagram Komponen SearchingCA menjadi Aplikasi Komposit SearchingBP.zip Gambar 9 merupakan hasil implementasi Diagram Komponen SearchingBP menjadi Aplikasi Komposit SearchingBP.zip, sedangkan pada Gambar 5.24 merupakan komponen penyusun Aplikasi Komposit yang dideploy ke server aplikasi Glassfish v ESB SEBAGAI MIDDLEWARE INTEGRASI ESB merupakan salah satu pilar SOA, pilar lainnya adalah WS dan BPEL. WS hanya menyediakan integrasi point-to-point saja yang tidak lagi cocok untuk mengintegrasikan aplikasi dalam jumlah banyak. Penyelesaian terhadap masalah ini adalah dengan koneksi secara tidak langsung antar aplikasi melalui ESB yang menyediakan fasilitas untuk melakukan routing pesan berbasis content atau context. Selain itu ada dua masalah heterogenitas yaitu ketidak cocokan antar protokol komunikasi yang digunakan antara pemakai layanan dan penyedia layanan. Ketidak cocokan ini tidak memungkinkan pemakai layanan untuk melakukan permintaan layanan yang disediakan oleh penyedia layanan. ESB dapat mengatasi masalah ini dengan menyediakan fasilitas untuk mengkonversi sebuah protokol transport/komunikasi ke dalam protokol lain yang diperlukan. Misalnya fasilitas ini akan mentransformasikan protokol HTTP ke dalam protokol SMTP. Melalui fasilitas ini, aplikasi dapat saling berkomunikasi walaupun protokol antara pemakai layanan dan penyedia layanan tidak sama. Masalah heterogenitas yang kedua berkaitan dengan ketidaksesuaian antara format pesan yang digunakan oleh pemakai layanan dan penyedia layanan. masalah ini dipecahkan oleh ESB yang menyediakan fasilitas untuk melakukan transformasi format pesan yang digunakan oleh penyedia layanan maupun pemakai layanan. Misalnya, fasilitas ini dapat melakukan transformasi pesan SOAP ke dalam format lain berbasis XML. Ketiga peran ESB dalam hal routing, transformasi protokol maupun transformasi pesan / data telah berhasil dijalankan dalam penelitian ini. Modul JBI yang telah dihasilkan dari penelitian ini telah membuktikan penggunaan ESB untuk melakukan routing dari pemakai layanan ke penyedia layanan lokal maupaun penyedia layanan eksternal (Amazon.com, ebay.com, dan yahoo.com). Demikian halnya dalam hal transformasi protokol juga telah berhasil dijalankan melalui ke modul JBI tersebut. Dari modul JBI tersebut, dapat dilihat komunikasi antara protokol HTTP dengan JDBC, atau antara HTTP dengan SMTP, atau antara HTTP dengan FILE. Demikian halnya untuk transformasi pesan dapat dilakukan melalui format data XML. 7. KESIMPULAN Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan integrasi beberapa web services yang berasal dari ebay, Yahoo, Amazon dan Paypal dengan 90

7 menggunakan ESB sebagai middleware integrasi. Melalui integrasi web services ini telah dapat diketahui pula peran ESB dalam melakukan routing, dan transformasi pesan dan protocol. Penggunaan ESB dalam metode integrasi ini juga dapat mengatasi kompleksitas arsitektur TI yang berasal dari aplikasi yang heterogen, yang dibangun dari arsitektur dan bahasa pemrograman yang berbeda, serta pada platform yang berbeda. PUSTAKA Andary, J.F. and Sage, A.P., 2010, The role of service oriented architectures in systems engineering, Information Knowledge Systems Management 9 (2010), IOS Press Erl, T., 2005, Service-Oriented Architecture: Concepts, Technology, and Design, Prentice Hall PTR, Upper Saddle River, New Jersey Erl, T., 2004, Service Oriented Architecture: A Field Guide to Integrating XML and Web services, Prentice Hall PTR, Upper Saddle River, New Jersey Erl, T., Karmarkar, A., Walmsley, P., Haas, H., Yalcina, U., Liu, C.K., Orchard, D., Tost, A., dan Pasley, J., 2008, Web service Contract Design and Versioning for SOA, Prentice Hall PTR, Upper Saddle River, New Jersey Juric, M.B., Loganathan, R., Sarang, P., dan Jennings, F., 2007, SOA Approach to Integration, Packt Publishing, Birmingham, B27 6PA, UK. Juric, M.B., Mathew, B., dan Sarang, P. 2006, Business Process Execution Language for Web services, Packt Publishing, Birmingham, B27 6PA, UK. Juric, M.B., Chandrasekaran, S., Frece, A., Hertis, M., dan Srdic, G., 2010, WS-BPEL 2.0 for SOA Composite Applications with IBM WebSphere 7, Packt Publishing Ltd. 32 Lincoln Road Olton Birmingham, B27 6PA, UK. Kanchanavipu, K., 2008, An Integrated Model for SOA Governance An Enterprise Perspective, Master Thesis, IT University of Göteborg Chalmers University of Technology and University of Gothenburg, Göteborg, Sweden Li, G., Muthusamy,V. and Jacobsen, H., 2010, A Distributed Service-Oriented Architecture for Business Process Execution, ACM Transactions on The Web, Vol. 4, No. 1, Article 2, Publication date: January Luthria, H. And Rabhi, F., 2009, Service Oriented Computing in Practice An Agenda for Research into the Factors Influencing the Organizational Adoption of Service Oriented Architectures, Journal of Theoretical and Applied Electronic Commerce Research, ISSN Electronic Version VOL 4 / ISSUE 1 / APRIL 2009 / 39-56, 2009 Universidad de Talca Chile Nikayin, F.A., 2009, Adopting A Theoretical Method For The Development Of A Service- Oriented Information System, Dissertation, Faculty of Computer Science and Information Technology, University of Malaya, Kuala Lumpur Reddy, V.K., Dubey, A., Lakshmanan, S., Sukumaran, S. and Sisodia, R., 2009, Evaluating legacy assets in the context of migration to SOA, Software Qual Journal (2009) 17:51 63, Springer Science+Business Media Shahzadam B.M., Jan, J., Wim, G., and Herwig, M., 2008, Aligning Technology With Business An Analysis Of The Impact Of Soa On Outsourcing, Journal of Theoretical and Applied Information Technology, published by Sterff, A., 2006, Analysis of Service-Oriented Architectures from a business and an IT perspective, Master Thesis, Technische Universität München, Fakultät für Informatik Vos, W., and Matthee, M.C., 2011, Towards A Service-Oriented Architecture: A Framework For The Design Of Financial Trading Applications In The South African Investment Banking Environment, South African Journal of Industrial Engineering May 2011 Vol 22(1) 91

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA Dengan melakukan penelusuran evolusi pola-pola integrasi, maka dapat ditunjukkan bahwa SOA merupakan teknik integrasi yang dibangun berdasarkan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple,

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Basis Data Terdistribusi Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, database yang saling berkaitan secara logik yang didistribusikan melalui

Lebih terperinci

BAB 2 Jenis-jenis dan Arsitektur Integrasi

BAB 2 Jenis-jenis dan Arsitektur Integrasi BAB 2 Jenis-jenis dan Arsitektur Integrasi Arsitektur integrasi biasanya dibangun secara sistematis dalam beberapa lapisan. Ide dibalik ini adalah untuk memecah problem ke dalam beberapa problem yang lebih

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1 BAB III ANALISIS 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA Penerapan proses BPM pada sebuah organisasi akan mengakibatkan sistem yang digunakan terus berubah untuk mencapai proses bisnis yang lebih efisien dan

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda no. 96 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 BPEL dan ESB 2.1 Business Process Execution Language (BPEL)

BAB 2 BPEL dan ESB 2.1 Business Process Execution Language (BPEL) BAB 2 BPEL dan ESB 2.1 Business Process Execution Language (BPEL) Di dalam perusahaan, BPEL digunakan untuk standardisasi EAI dan memperluas integrasi sistem yang masih terisolasi. Antar perusahaan, BPEL

Lebih terperinci

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan) 1. Pengenalan Web Service Definisi Web Service Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service

Lebih terperinci

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan Overview Web Service (sebagai software) adalah sebuah sistem didesain untuk mendukung mesin interoperabilitas untuk berinteraksi dalam jaringan. Seringnya Web service hanya berupa application programming

Lebih terperinci

BAB 3 Studi Kasus SOA

BAB 3 Studi Kasus SOA BAB 3 Studi Kasus SOA Sebagai pembuktian integrasi berbasis SOA maka akan dibangun aplikasi bisnis fiktif berupa kredit perbankan yang dinamakan aplikasi WHUBANK. Aplikasi WHUBANK ini merupakan proof of

Lebih terperinci

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12 WEB SERVICES Sistem terdistribusi week 12 Outline Kegunaan web service Sejarah bahasa pemrograman Perusahaan pengusul web service Arsitektur web service Keuntungan & kekurangan wes service Kegunaan web

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Saat berbicara mengenai SOA, maka terlebih dahulu harus dilakukan pembahasan mengenai services. Services adalah sebuah fungsi yang terdefinisi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-Agustus 2014, ISSN

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-Agustus 2014, ISSN ANALISIS KINERJA KOMPUTASI TERDISTRIBUSI DENGAN PLATFORM WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE REST REPRESENTATIONAL STATE TRANSFER Oleh : Yogiswara *) ABSTRAK Teknologi Komputasi terdistribusi seperti Common

Lebih terperinci

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Media Informatika Vol. 9 No. 1 (2010) PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

PROTOTIPE WEB SERVICE PADA SISTEM PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENERAPAN ENTERPRISE SERVICE BUS

PROTOTIPE WEB SERVICE PADA SISTEM PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENERAPAN ENTERPRISE SERVICE BUS Prosiding SNaPP2016 Sains dan Teknologi ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 PROTOTIPE WEB SERVICE PADA SISTEM PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENERAPAN ENTERPRISE SERVICE BUS 1 Ghifari Munawar 1 Jurusan Teknik Komputer

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION

SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION Ari Muzakir Teknik Informatika Universitas Bina Darma Palembang Jl. A. Yani No. 12 Palembang email : ariemuzakir@gmail.com Abstrak Web service

Lebih terperinci

By : Agung surya permana ( )

By : Agung surya permana ( ) By : Agung surya permana (5108100504) Latar belakang Rumusan masalah Permasalahan yang diangkat dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah: Bagaimana mengimplementasikan metode arsitektur SOA dari hasil

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI.

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI. Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI Rini Astuti Sekolah Tinggi Manajemen

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Riyanarto Sarno 1, Dwi Sunaryono 2, Gita Ventyana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Arsitektur Aplikasi Web

Arsitektur Aplikasi Web Web Engineering 2010 Arsitektur Aplikasi Web Husni husni@if.trunojoyo.ac.id Husni.trunojoyo.ac.id Komputasi.wordpress.com Outline Pendahuluan Metode dan Pendekatan Seluk beluk Arsitektur Web Komponen dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan STMIK AMIKOM Purwokerto merupakan perguruan tinggi komputer yang memiliki 2 program studi unggulan, yaitu program studi sistem informasi dan teknik

Lebih terperinci

3.1 Arsitektur Web Service

3.1 Arsitektur Web Service BAB 3 Web Service Seperti telah dijelaskan sebelumnya, SOA terdiri atas sekumpulan layanan. Menurut Luthria et al, (2009), jika layanan mencerminkan fungsi bisnis di dalam model komputasi berbasis layanan,

Lebih terperinci

Ghifari Munawar. Keywords: Service Oriented Architecture (SOA), Enterprise Service Bus (ESB), NServiceBus, Delivery Good System

Ghifari Munawar. Keywords: Service Oriented Architecture (SOA), Enterprise Service Bus (ESB), NServiceBus, Delivery Good System Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 63-68 PROTOTIPE WEB SERVICE SISTEM PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENERAPAN ENTERPRISE SERVICE BUS THE WEB SERVICE PROTOTYPE ON DELIVERY SYSTEM IN THE IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik 1 Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik F Kapojos, H.F. Wowor, A.M. Rumagit, A.P.R Wowor. Abstrak Service Oriented Architecture (SOA) suatu teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003, tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government bahwa agar terlaksannya penerapan e-government secara

Lebih terperinci

MODEL DESAIN BPEL UNTUK KOMPOSISI WEB SERVICE DALAM OPEN ESB

MODEL DESAIN BPEL UNTUK KOMPOSISI WEB SERVICE DALAM OPEN ESB MODEL DESAIN BPEL UNTUK KOMPOSISI WEB SERVICE DALAM OPEN ESB 1 Ricky Eka Putra1, Bayu Adhi Nugroho2 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Desain Sistem "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah

Lebih terperinci

Firewall & WEB SERVICE

Firewall & WEB SERVICE Firewall & WEB SERVICE Definisi Firewall Umumnya ditempatkan pada batas network untuk membangun batas pinggir keamanan (security). Firewall digunakan untuk melindungi internal network dari eksternal yang

Lebih terperinci

Integrasi Data dengan Framework (Utomo dan Ashari)

Integrasi Data dengan Framework (Utomo dan Ashari) sharing sumber daya, sedangkan OGSA-DAI merupakan sharing sumber daya data terstruktur (Lihat Gambar 1). Gambar 1 Sharing Data melalui OGSA-DAI merupakan Sharing Sumberdaya Data Terstruktur Implementasi

Lebih terperinci

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA)

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Implemented using Web Services SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 TUJUAN Mengerti konsep dasar dari Service Oriented Architecture (SOA). Memahami manfaat SOA. Mengerti kapan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI TESIS... i HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian penulis, aplikasi distribusi penjualan barang sudah ada. Dari aplikasi yang sudah ada tersebut penulis ingin mengembangkan lagi

Lebih terperinci

TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE

TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE Disusun Oleh : NAMA : Agung Septiansyah NIM : 13111095 TEKNIK INFORMATIKA Kelas Malam/22 PENERAPAN PRIVATE UDDI REGISTRY PADA APLIKASI WEB SERVICE INFORMASI HARGA

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, sistem pencarian buku di Perpustakaan UKDW sangat diperlukan untuk mempercepat pencarian buku. Sistem yang dikembangkan bisa secara

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Paradigma Pengembangan Terintegrasi Menggunakan Enterprise Service Bus (ESB)

Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Paradigma Pengembangan Terintegrasi Menggunakan Enterprise Service Bus (ESB) Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Paradigma Pengembangan Terintegrasi Menggunakan Enterprise Service Bus (ESB) M. Eka Wijaya*, Bambang Setiawan, Radityo Prasetianto Wibowo Jurusan Sistem

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Pengenalan Web App + Req. Web App Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran umum sistem Pada tugas akhir ini, akan dibuat sebuah aplikasi berbasis jaringan internet dimana aplikasi ini digunakan untuk membantu seorang admin dalam mengendalikan

Lebih terperinci

DAMPAK SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE TERHADAP DUNIA BISNIS DAN PENDIDIKAN

DAMPAK SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE TERHADAP DUNIA BISNIS DAN PENDIDIKAN DAMPAK SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE TERHADAP DUNIA BISNIS DAN PENDIDIKAN Ikhsan Putra Kurniawan* *Peserta Kuliah Seminar(A) Semester Genap 2007/2008 Kelompok 255 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

Lebih terperinci

PEMANFAATAN WEB SERVICES PADA PROTOTIPE INTEGRASI DATA SISWA SMK PENERIMA DANA BANTUAN KHUSUS MURID

PEMANFAATAN WEB SERVICES PADA PROTOTIPE INTEGRASI DATA SISWA SMK PENERIMA DANA BANTUAN KHUSUS MURID PEMANFAATAN WEB SERVICES PADA PROTOTIPE INTEGRASI DATA SISWA SMK PENERIMA DANA BANTUAN KHUSUS MURID Dyah Ayu Irawati 1, Ahmad Ashari 2, Khabib Mustofa 3 1) Politeknik Negeri Malang, 2,3) Universitas Gadjah

Lebih terperinci

Middleware Sebagai Jembatan Platform yang berbeda. Budi Susanto

Middleware Sebagai Jembatan Platform yang berbeda. Budi Susanto Middleware Sebagai Jembatan Platform yang berbeda Budi Susanto budsus@ukdw.ac.id, budsus@yahoo.com http://lecturer.ukdw.ac.id/budsus 1 Definisi Middleware Application Application Middleware Middleware

Lebih terperinci

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER PROSES TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER 1 Proses terdistribusi dapat diaplikasikan pada berbagai ruang kerja,

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan e-gov merupakan suatu konsep penyelenggaraan pemerintahan yang memfokuskan pada kepentingan warga negara terkait untuk pemberian layanan dan administrasi

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Rapor Rapor berasal dari kata dasar report yang berarti laporan. Rapor merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan yang disusun secara benar. Materi yang dilaporkan dalam hal

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi pengintegrasian layanan-layanan informasi perguruan tinggi akan dilakukan dengan menggunakan web services. Setiap layanan akan memiliki independency masing-masing,

Lebih terperinci

Penerapan SOA menggunakan Enterprise Service Bus pada Proses Pemeriksaan Status Perizinan Pemerintah Kabupaten Sleman

Penerapan SOA menggunakan Enterprise Service Bus pada Proses Pemeriksaan Status Perizinan Pemerintah Kabupaten Sleman IJCCS, Vol.10, No.2, July 2016, pp. 137~148 ISSN: 1978-1520 137 Penerapan SOA menggunakan Enterprise Service Bus pada Proses Pemeriksaan Status Perizinan Pemerintah Kabupaten Sleman Kabul Kurniawan* 1,

Lebih terperinci

Model Sistem Terdistribusi

Model Sistem Terdistribusi Model Sistem Terdistribusi Budi Susanto budsus@ukdw.ac.id dari Distributed System 3th, Colouris chap. 2 Model Tujuan Pengantar Menyediakan sebuah gambaran abstrak aspek yang relevan dengan sistem Menyediakan

Lebih terperinci

PROPOSAL. Hudi Kusuma Bharata /14/2009

PROPOSAL. Hudi Kusuma Bharata /14/2009 PROPOSAL Pengembangan Framework Aplikasi berbasis SOA (Service-Oriented Architecture) untuk Integrasi Aplikasi-2 Bisnis di PT XYZ Hudi Kusuma Bharata - 341208719 11/14/2009 Abstraksi: Membuat framework

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent 6 berbasis lokasi dan printer service tersedia bebas. Pengguna dapat terhubung ke LAN dan ia akan dilayani dengan teknologi mobile agent. Lalu, client dapat mencetak dokumen miliknya melalui mobile agent.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian ini menggunakan metodologi design science research (DSR). Penggunaan metodologi ini untuk memfokuskan pada pengmbangan dan peningkatan kenerja model/disain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Perkembangan teknologi informasi khususnya jaringan Internet telah membawa perubahan dalam tingkah laku sosial masyarakat dalam berinteraksi. Masyarakat sudah mengenal Internet

Lebih terperinci

BS603 PENGEMBANGAN APLIKASI ENTERPRISE Niko Ibrahim, S.Kom, MIT

BS603 PENGEMBANGAN APLIKASI ENTERPRISE Niko Ibrahim, S.Kom, MIT BS603 PENGEMBANGAN APLIKASI ENTERPRISE 2016 - Niko Ibrahim, S.Kom, MIT Silabus BS603 Aturan dan tata cara kuliah Tujuan Perkuliahan Materi kuliah Buku referensi Tugas dan Quiz Ujian Tengah dan Akhir Semester

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS WEB SERVICE

SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS WEB SERVICE SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS WEB SERVICE Susan Dian Purnamasari 1), Maulana 2), Fatoni 3) 1), 2) Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang 3) Manajemen Informatika Universitas Bina

Lebih terperinci

Implementasi Identifikasi Kendala Sistem Identifikasi Pengguna Administrator Pengujian Sistem Member Pengunjung atau umum HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Identifikasi Kendala Sistem Identifikasi Pengguna Administrator Pengujian Sistem Member Pengunjung atau umum HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Pada tahap ini CMS akan dibuat atau dikembangkan berdasarkan tahap-tahap pengembangan sistem yang telah dijelaskan sebelumnya dengan menggunakan software dan hardware yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

Implementasi Lingkungan Pengembangan Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem

Implementasi Lingkungan Pengembangan Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem terdiri dari informasi profil pelanggan, update password dan simulasi. Desain proses disajikan dalam bentuk flowchart dan bagan yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan. Implementasi Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studio Tugas Akhir (TA) merupakan bagian di Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU yang berperan dalam proses administrasi tugas akhir mahasiswa. Studio TA menangani

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SAAS (SOFTWARE AS A SERVICE) PADA APLIKASI PENGGAJIAN

PENERAPAN KONSEP SAAS (SOFTWARE AS A SERVICE) PADA APLIKASI PENGGAJIAN PENERAPAN KONSEP SAAS (SOFTWARE AS A SERVICE) PADA APLIKASI PENGGAJIAN Andy Prasetyo Utomo Fakultas Teknik, Program Studi Sistem Informasi Universitas Muria Kudus Email: andyutomo@gmail.com ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

Interoperabilitas. bagaimana mereka berkomunikasi?

Interoperabilitas. bagaimana mereka berkomunikasi? Interoperabilitas Contoh skenario: dua orang yang berbeda suku, budaya, bahasa, dan tradisi harus bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Masingmasing tidak mengetahui bahasa rekan kerjanya, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service digunakan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1. Pendahuluan Penulis mengambil topik tentang aplikasi Pencarian Mobil via handphone karena penulis melihat banyaknya calon pembeli mobil baru yang sulit untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

Tujuan 04/07/ :01

Tujuan 04/07/ :01 Sistem Basis Data : Perancangan Perangkat Lunak Tujuan Mahasiswa mampu memahami analisis dan desain model database Mahasiswa paham dan mengerti konsep desain database Mahasiswa mengerti desain arsitektur

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Code Sharing Sebagai Alat Bantu Media Interaktif Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pemrograman Web

Rancang Bangun Aplikasi Code Sharing Sebagai Alat Bantu Media Interaktif Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pemrograman Web 1 Rancang Bangun Aplikasi Code Sharing Sebagai Alat Bantu Media Interaktif Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pemrograman Web Ar-Razy Muhammad 1, Heri Priyanto 2, Novi Safriadi 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Dewasa ini penggunaan internet semakin banyak, hampir semua kalangan mengenal dan terbiasa menggunakan internet. Oleh karena itu teknologi internet menjadi sumber informasi

Lebih terperinci

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE Dwi Sunaryono 1, Wahyu Suadi 2, I Made Krisna Widhiastra 3 1,2,3 Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 60111 E-mail : dwi@its-sby.edu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya teknologi-teknologi yang mendukungnya. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem dan pencarian dokumen dengan memanfaatkan web service pada sistem yang berbeda sebagai sumber data dan index yang telah dibuat dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan. Data Warehouse sebagai sarana pengambilan keputusan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan. Data Warehouse sebagai sarana pengambilan keputusan, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Dalam menentukan dan mengambil suatu keputusan pada suatu perusahaan atau instansi diperlukan data-data yang diolah menjadi suatu informasi yang berguna bagi

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Ari Muzakir

Prosiding SNaPP2012Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Ari Muzakir Prosiding SNaPP2012Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN2089-3582 PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION Ari Muzakir Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 19 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Dasar Sistem Informasi II.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hartini (2006), sistem dapat didefinisikan dengan dua buah sudut pandang. Yang pertama adalah melihat suatu

Lebih terperinci

SISTEM TERDISTRIBUSI

SISTEM TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia MATA KULIAH SISTEM TERDISTRIBUSI SILABUS MATERI Silabus & Pengantar Sistem Terdistribusi Komunikasi Antar Proses Sistem Operasi Terdistribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan dengan judul penelitian oleh penulis mengenai Pengembangan Web api Pada Sistem Assesmen Dan Berbasis Tag Sebagai Pembantu Penyusunan Strategi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini informasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis perusahaan terkait dengan

Lebih terperinci

Fase pertama: single user, single tasking

Fase pertama: single user, single tasking Interoperabilitas Evolusi Pemanfaatan Komputer Fase pertama: single user, single tasking Komputasi dijalankan secara terbatas di satu mesin oleh satu pemakai yang hanya mengeksekusi satu aplikasi pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Perancangan Program Membaca Sebuah program dapat dibuat dengan cara Object Oriented Programming (OOP). OOP adalah konsep bahasa pemrograman yang menggunakan objek untuk membuat

Lebih terperinci

Pendahuluan Tinjauan Pustaka Service Oriented Architecture (SOA)

Pendahuluan Tinjauan Pustaka Service Oriented Architecture (SOA) 1. Pendahuluan Teknologi informasi dapat digunakan untuk membantu dalam peningkatan kinerja suatu bisnis atau organisasi. Untuk mengoptimalkan proses bisnisnya, perusahaan memanfaatkan teknologi informasi

Lebih terperinci

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk teknologi yang sedang berkembang di era digital ini adalah teknologi clouds. Aplikasi Clouds sudah banyak digunakan untuk berbagai keperluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam bidang pendidikan dan merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION

PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION 1 Ari Muzakir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, khususnya di dalam dunia teknik informatika, penting bagi pelaku industri yang berkecimpung di dunia

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HTTP adalah salah satu protokol paling populer di dunia internet. Dengan semakin banyaknya aplikasi multimedia yang berjalan di atas HTTP, banyak protokol yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Perangkat Lunak Arsitektur perangkat lunak adalah sekumpulan pernyataan yang menggambarkan komponen perangkat lunak dan fungsi-fungsi yang ada pada komponen tersebut.

Lebih terperinci

Rudi Sugihartono Suria. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Rudi Sugihartono Suria. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung Media Informatika Vol. 11 No. 3 (2012) PENGEMBANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI PENGUJIAN INFRASTRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN SAGA (STANDARD ARCHITECTURE FOR E-GOVERNMENT APPLICATION) (STUDI KASUS: PUSAT PENELITIAN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU 1 INFRASTRUKTUR TI Infrastruktur TI terdiri atas sekumpulan perangkat dan aplikasi piranti lunak yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BISNIS. Infrastruktur, Integrasi dan Agensi Software di dalam B2B

SISTEM INFORMASI BISNIS. Infrastruktur, Integrasi dan Agensi Software di dalam B2B SISTEM INFORMASI BISNIS Infrastruktur, Integrasi dan Agensi Software di dalam B2B Definisi Ø Internet adalah kumpulan dari orang-orang yang menggunakan komputer secara berdiri sendiri namun terhubung antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi komputer pada sisi perangkat lunak saat ini telah mengalami pergeseran yang cukup besar, yaitu dari aplikasi yang bersifat standalone menuju pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN I.1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN I.1. Gambaran Umum Sebuah komputer yang berdiri sendiri atau stand alone mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, yaitu bahwa untuk menggunakan bermacammacam perangkat tambahan, maka

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kecepatan proses transaksi menjadi sebuah standar bagi sebuah perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Proses transaksi menjadi sebuah kelemahan ketika proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu organisasi. Fungsi sistem informasi menurut Bodnar dan Hopwood adalah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin relatif sulit juga untuk mengambil keputusan terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin relatif sulit juga untuk mengambil keputusan terhadap suatu BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kehidupan nyata terdapat bermacam-macam jenis keputusan. Ada keputusan yang mudah diambil, dan sudah tentu ada juga keputusan yang baru dapat diambil setelah dipertimbangkan

Lebih terperinci

Pertemuan XI Database Connectivity Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Pertemuan XI Database Connectivity Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Pertemuan XI Database Connectivity Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id id 2014 Database Connectivity Database Connectivity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya perangkat perangkat teknologi informasi, hal ini seringkali dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. munculnya perangkat perangkat teknologi informasi, hal ini seringkali dikaitkan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi informasi seperti sekarang ini,mendorong munculnya perangkat perangkat teknologi informasi, hal ini seringkali dikaitkan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. 2.1 Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objek-objek dan method-method yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendapat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Membagi tanggung jawab bersama sama untuk mencapai tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI. pendapat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Membagi tanggung jawab bersama sama untuk mencapai tujuan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kolaborasi Kolaborasi bisa didefinisikan sebagai sebuah proses mencapai sebuah tujuan yang tidak akan mungkin bisa dilakukan secara individual. Termasuk didalamnya

Lebih terperinci

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Basis Data 2 Database Client / Server Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Tujuan Memahami bentuk-bentuk arsitektur aplikasi dalam database. Memahami konsep arsitektur: Single-Tier Two-Tier:

Lebih terperinci