- A- Z :c -U) -U) 0 ~ i! - III. ... w. c:c. O::i! z :::» c:c. w... Z ::J: w Z. w :E ::E N :::::» (.) :::::» Z w. Zt- 0:: 0:: 0 c:c -0:: -00

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "- A- Z :c -U) -U) 0 ~ i! - III. ... w. c:c. O::i! z :::» c:c. w... Z ::J: w Z. w :E ::E N :::::» (.) :::::» Z w. Zt- 0:: 0:: 0 c:c -0:: -00"

Transkripsi

1 c:c - a! E D1 -U) w " ~ Z 0 Q Z <C - U) z ) ~,... i! z c:c co m N -0:: -00 t) C) Ul c :::::» Z w ~ o A- :::::» z m 0 w :c i! ::E N O::i! z w Z Zt- W :::» w... Z ::J: "0 C A- Q 0:: -U) 0 ~ i! w :E Z 0:: 0 c:c - A- Z :c U) c:c C) ~ W :::::» (.)... w U) 0:: z - Z A U) -~ < <C <

2

3

4 NSTRUKS PRESDEN REPUBLK NDONESA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPS TAHUN 2015 PRESD EN REPUBLK NDONESA, Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun 2015, dengan ini menginstruksikan: Kepada 1. Para Menteri Kabinet Kerja; 2. Sekretaris Kabinet; 3. Jaksa Agung; 4. Kepala Kepolisian Negara ndonesia; 5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non ; - 1

5 , "t ft1jl '" ttt,.utju" U~UO,.,t:SU- 6. Para Sekretaris Jenderal pada Lembaga Tinggi Negara; 7. Para Gubernur; 8. Para Bupati/Walikota. Untuk PERTAMA KEDUA KETGA Melaksanakan Aksi PPK Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam lampiran nstruksi Presiden ini. Semua, Lembaga Pemerintah Non, wajib berkoordinasi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Semua Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, wajib berkoordinasi dengan Menteri - 2

6 Dalam Negeri, serta didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan NasionaljKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. KEEMPAT... KEEMPAT Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionalj Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional: 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Aksi PPK jlembaga secara berkala; 2. Melakukan analisis, koordina si, dan fasilitasi untuk mengurai masalah dalam pelaksanaan Aksi PPK, didukung oleh Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 3. Menyampaikan laporan pelaksanaan Aksi PPK secara berkala dan mempublikasikannya kepada masyarakat. - 3

7 PR!1O! fu: t U"LM JtjHJ~L!t" KELMA KEENAM KETUJUH Menteri Dalam Negeri didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan NasionaljKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala Aksi PPK Pemerintah Daera h. Pemerintah Daerah yang memiliki inisiatif Aksi PPK di luar yang ditetapkan melalui nstruksi Presiden ini, berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan NasionaljKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Semua jlembaga dan Pemerintah Daerah mempublikasikan laporan capaian pelaksanaan nstruksi Presiden ini secara berkala pada setiap periode pelaporan. - 4

8 " ""f)tf~ i:e.ju.h... H ~a:1l..la KEDELAPAN Melaksanakan nstruksi Presiden ini dengan sungguhsungguh dan penuh tanggung jawab. nstruksi

9 nstruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 6 Mei 2015 PRESDEN REPUBLK NDONESA, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARAT KABNET R JOKO WDODO

10 ,."10 flhlf..!~ 1" ,41 )1 HP""'~ LAMPRAN NSTRUKS PRESDEN REPUBLK NDONESA NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL: 6 MEl 2015 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPS TAHUN 2015 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN PENCEGAHAN Reformasi Layanan Perizinan di /Lembaga dan Pemerintah Daerah 1. Pengembangan 1. Meningkatnya Terbangunnya sistem Three Lines of Keuanga n Koordina tor transparansi pengendaean ekspor dan Defense Fraud Bidang mekanisme ekspor impor yang terintegrasi Control System Pada Perekonomian dan impor antara Layanan Strategis di 2. Keuangan dan Bidang Kepabeanan Perdagangan Perdagangan dengan: dan Cukai Pertanian Perindustrian Lingkungan Hidup dan Pertanian Kehutana n 5. Kementeria n 3. Kementeria n Kelautan Lingkungan dan Perikana n Hidup dan 4. ESDM Kehutanan - 7

11 fa PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN 6. Kelautan dan Perikanan 7. ESDM 2. Perbaikan tata l. Bada n Terlaksananya l. Surat zin Usaha kelola penerbitan Kelautan dan Koordinasi penerbitan Perikanan (SUP) dan perizinan usaha Perikanan Penanaman perizinan u saha Surat zin Kapal perikanan ta ngkap Modal perikanan tangkap Penangkapan kan 2. Kementeria n (SP) diterbitkan Perhubungan mempertimbangkan: ') 0. - data potensi s tock Keuangan ikan - spesies yang boleh ditangka p Uenis d a n ukuran) - waktu penangkapan - ukuran kapal/gt - jenis d a n ukuran alat penangkapan ikan danj a tau aa t bantu penangkapan ikan - (AP/ABP) wilayah penangkapan 2. SUP, Surat zi n Ka t'a - 8

12 ... No. PENANGGUNG NSTANS KRlTERA TERKAT KEBERHASLAN Pengangkut/Pengump ul kan (SKP/SP) diberikan hanya bagi perusahaan perikanan yang jelas pemiliknya dan domisilinya 3. SUP, SKP/SP diberika n hanya bagi kapal perikanan yang berstatus sesuai ketentuan 3. Pe nerapan sistem perizinan online berbasis Teknologi nformasi (T) untuk usaha angkuta n penumpang maupun barang dengan fokus pada moda tra nsportasi penyeberangan dan laut Perhubungan 1. Kelautan dan Perikanan, 2. Badan Koordinasi Penanaman Moda l Meningkatnya transparansi dan proses penerbitan perizinan usaha angkutan penyeberangan dan laut Tersedianya sistem perizinan online dengan fa silitas tracking proses perizinan oleh pemohon 4. Evaluasi pelaksanaan Pelaya n an Tcrpadu Dalam Negeri Pemerintah Provinsi/ Kabupa t.en/ Tersedia informasi tentang pelaksanaan PTSP Laporan tentang manfaat dan da mpak pelaksanaan PTSP di pemerintah daerah

13 No. 1 Satu Pintu (PTSP) di pemerintah daera h PENANGGUNG 2 NSTANS TERKAT 3 Kota KRTERA KEBERHASLAN 4 di pemerinta h daera h 5 ya ng memu at : l. Jumla h daerah yang tela h membentuk PTSP 2. J u mlah daerah yang tela h melimpa hkan sebagian a ta l! seluruh kewenangan penerbita n izin dan non izi n kepada lembaga PTSP 3. Jumla h dacrah ya ng tela h memiliki Standard Operating Procedure (SO P) layanan perizinan lerpadu. serta ku alitas pelaksanaan SOP layanan perizina n 4. Jumlah daerah ya ng telah memiliki sarana dan prasarana penanganan pengaduan masyarakat serta tingkat penyelesaian pengaduan masyarakat ya ng tela h dita ngani - 10

14 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN :'. Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktekpraktek s uap maupun manfaa t bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah 6. Kendala pela ksanaan PTSP di daerah ::>. Pelimpahan selu ruh Pemerinta h 1. Ke mcntcria n Pe mberian dan 1. Diterbitkan dan kewena ngan Provinsi/ Kabu Dalam penandatanganan disosialisasikannya penerbitan izin dan paten/ Negeri, izin dan non izin Peraturan Kepala non izin di daerah Kota 2 S adan di daerah Daerah tentang kepada le mbaga (Gubernur/ Bu Koordinasi d ilaks8nakan oleh pelimpahan seluruh Pelayanan Te rpad u pari/ Penanaman lembaga PTSP kewenangan penerbitan Satu Pintu (PTSP) Walikota) Modal izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP 2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan

15 "f.t:out. ~ flrr""t.'''',.. ::-)~.!J No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN terpadu sa tu pintu (PTSP) 6. Pembcntukan Unit Kcmenteri a n Terbentuknya ULP Terlaksa nanya penerbitan Layanan Paspor Hukum da n di Kantor migrasi paspor secara cepa t pada (ULP) online di 5 Hak Asasi Kelas Khusus ULP di Ka ntor migrasi (lima) Kantor Manusia Medan, Kantor Kelas Khusu s Medan, migrasi migrasi Kelas Kantor migra si Kelas Tangerang, Kantor Ta ngera ng, Ka n tor migrasi migrasi Kelas Kelas Sema ra ng, Kantor Semarang, Kantor lmigrasi Kelas Makassar, migrasi Kelas da n Ka ntor migrasi Kelas Makassar, dan Ba nja rmasin yang Kantor migrasi mendekatka n layanan Kelas ma syaraka t Banjarmasin 7. mpleme ntasi Tersedianya Terlaksananya operasional Sistem nformasi Hukum dan fasilitas Sistem Sistem nformasi Antria n Antrian Hak Asasi nformasi Antrian Permohona n Paspor di 53 Pe rmohonan Paspor Manusia Permoh0nan (lima puluh tiga) Ka ntor Paspor di 53 (lima migrasi puluh tiga) Kantor migrasi - Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan Publik, Penguatan SPP, Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan - 12

16 No PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Perdagangan Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun a klivitas penyalahgunaan prosedur eksporimpor Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing system (WBS) dan jaminan perlindungan terhadap whistle blower/pelapor Kepolisian Negara ndonesia, Kejaksaan ndonesia, l. Hukum dan HAM. 2. Keuangan. Lembaga Perlindungan Saksidan Korban, Komisi Pemberantasan Korupsi Terlaksananya amanat pasal 46 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, untuk penerapan sanksi administratif berupa pencabutan izin, persetujuan, pengakuan dan/atau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis Meningkatnya efektifitas pelaksanaan WBS di /Lem baga l. Disahkannya Peraturan Menteri Perdagangan tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif 2. Terpublikasinya para pelaku usaha di bidang ekspor-impor yang mendapatkan sanksi karena tidak melaksanakan kewajibannya secara administratif l. Terbangunnya mekanisme koordinasi antara /Lembaga dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, Lembaga

17 No. 1 yang te rintegrasi di / Lembaga PENANGGUNG 2 Ke mente rian Agra ria dan Ta ta Ruang/ Ba dan Perta nahan Nasional, Ene rgi dan Sumbe r Daya Minera l, Kemente rian Pendidika n dan Kebu dayaan, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementeri a n Agam a, Kementeri a n Keseha ta n, Kcmen terian Pekerjaan Umum dan Perumaha n Rakyat, NSTANS TERKAT 3 KRTERA KEBERHASLAN 4 5 Perlindu n gan Saksi da n Karban da n ins tansi terka it 2. Termanfaatkannya WBS online secara online, ' - 14

18 "'"-RtitOLN " om.ql.,"" 1"OOHrt;.H\ No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Keuangan, Pertanian, Ketenagakcjaan, Sosial, Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Pe rhubungan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan - 15

19 No Peningkatan efe kti vitas pelaksanaan Whistle Blowing System (WBS) PENANGGUNG 2 Le mbaga Perlindungan Saksi dan Korban NSTANS TERKAT 3 Kepolisian Negara Re publik ndonesia, Kejaksaa n ndonesia, Kementeria n Agraria dan Ta ta Ruang/Badan Pertanaha n Nasiona l, Energi dan Sumber Oaya Mineral, Kementeri a n Pendidikan dan Kebudayaan, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Agama, Kesehata n, Keme nterian Pe kerjaa n KRTERA KEBERHASLAN 4 Meningkatnya koordinasi antara Lembaga Perlindungan Sa ksi dan Korba n dengan Ke menterian/lem baga da la m pe1a ksanaan WBS 5 Adanya hasil eva luasi pelaksanaan WBS di Kemente ria n /Lem baga. - 16

20 D[J' ~ " ' jt"uallfl' tal" No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Umum dan Perumahan Rakyat, Keuangan, Pertanian, Ketenagakerjaan, Kemcnterian Sosial, i Oesa, Pembangunan Oaerah Tertinggal dan Transmigrasi, Pcrhubungan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan - 17

21 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA ' TERKAT KEBERHASLAN 11. Pclaksanaa n upaya Ke men tcrian pengendalian Kesehatan gratifikasi di Kesehata n i Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refonnasi Birokra si, Komisi Pemberantasan Korupsi Meningkatnya efektivitas pengendalia n gratifikasi 1. Berfu ngs inya U nit Pengelola Gratifikasi UPG) pada satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit 2. Terbentuknya komitmen antara Satuan Kerp dengan Mitra Kerja tentang pengendalian gratifikasi 12. Optimalisasi upaya pengendalian gratifikasi Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Komisi Pemberantasan Korupsi Meningkatnya efektivitas pengendalian gratifikasi 1. Peraturan Sekretariat Jenderal tentang Pedoman Pelaksanaan UPG 2. Meningkatnya komitmen pada unit kerja dan mitra kerja K/L tentang pengendalian gratifikasi 3. Laporan pelaksanaan - 18

22 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN UPG 13. Optima Jisasi pelayana n Registrasi dan dentifikasi (Regide nt) kendaraan bermotor dan pengemudi 14. Pe na nganan ben turan kepentingan pada Kemente ri a n Badan Usaha Milik Negara Kepolisia n Negara ndonesia Badan Usaha Mili k Negara Kemenrena n Dalam Negeri, Keu a ngan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Re fo rmasi Birokrasi Te lvvujudnya 1. Terintegrasinya dan pelayanan terkoneksinya Regident database kendaraan kendaraan bermotor dan bermotor da n pengemudi di seluruh pengemudi ndonesia, dalam satu berbasis te knologi s is tem ja ringan informasi Regident kendaraan bermotor da n pengerrludidengan da ta Adminis trasi Kependudukan 2. Adanya laporan h asil evaluasi sistcm layanan pada regiden t kendaraan bermotor dan pengemudi Me ningkatnya La poran pela ksanaan transpa ra ns i Peratu ran Me nte ri Badan da lam Usaha Milik Negara tentang pengambila n penanganan benturan keputusan kepentingan ; - 19

23 ...-'JOrN "J'UhUt( U'~i::.~ No Penanganan benturan kepentingan pada Kelautan dan Perikanan PENANGGUNG 2 Kcmenterian Kelautan dan Perikanan NSTANS TERKAT 3 Kernen terian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi KRTERA KEBERHASLAN 4 Meningkatnya transparansi dalam penga m bilan keputusan 5 Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan 16. Penguatan Pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah dan/atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Keka aan Pejabat Negara Pelaksanaan Kepolisian Komisi Pimpinan l. loo'!() pejabat Kewajiban Negara Pemberantasan Kepolisian Negara Kepolisian Negara pelaporan harta Korupsi. ndonesia kekayaan Pejabat ndonesia ndonesia yang wajib melaporkan Kepolisian Negara memastikan kekayaannya menurut Repu blik ndonesia kewajiban ketentuan sesuai UU Nomor pelaporan Laporan menyampaikan LHKPN 28 Tahun 1999 Harta Kekayaan kepada Komisi (Keputusan Kepala Penyelenggara Pemberantasan Kepolisian Negara Negara (LHKPN) Korupsi. Rl Nomor: oleh anggota 2 Pengenaan sanksi bagi Kepj408jVj2011 Kepolisian Negara pejabat yang tidak dan Surat Telegram melaporkan LHKPN Kapolri Nomor: STj ndonesia sesuai ketentuan 1540jV j201 1) teraksana optimal - 20

24 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN Pelaksanaan Kejaksaan Komisi Kejaksaan. 100% pejabat kewajiban Pemberantasan Kejaksaan pelaporan harta ndonesia Korupsi ndonesia ndonesia yang wajib kekayaan Pejabat memastikan mejaporkan Kejaksaan kewajiban kekayaannya menurut ndonesia sesuai UU pelaporan Laporan ketentuan Nomor Tahun 1999 Harta Kekayaan menyampaikan LHKPN Penyelenggara kepada Komisi Negara (LHKPN) Pemberantasan Korupsi oleh 2. Pengenaan sanksi bagi Jaksaj pejabat pejabat yang tidak terkait melaporkan LHKPN sesuai ketentuan Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi, Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara dan Perbaikan Administrasi Kependudukan 18. Pelaksanaan Kepolisian Kepolisian Negara Terlaksananya koneksitas koneksitas data Dalarn Negeri Repubik data kependudukan dengan kependudukan ndonesia ndonesia dapat data Regident kendaraan dengan data mengakses dan berrnotor dan pengemudi. Registrasi dan memanfaatka n detifikasi (Regident) database kendaraan bermotor kependudukan dan pengemudi sebagai dasar penerbita n dokumen informasi pelayanan publik. - 21

25 PENANGGUNG NSTANS KRTERlA No. TERKAT KEBERHASLAN 19. Pembemukan dan Jumlah pegawai 200 (dua mtus) ora ng peningkatan Agraria dan Pendayagunaan yang memperoleh pegawai kapasitas Penyidik Tata Ruang/ Apamtur Negara sertifi ka t PPNS Agraria dan Tat a Pegawai Negeri Sipil Badan dan Reformasi Penataa n Ruang Ruang/ Badan Pertanaha n (PPNS) yang handal Pertanahan Birokrasi, Nasional tersertifikasi dalam rangka Nasional Kepolisian mendukung agenda Nega ra menjalankan Reformasi Birokrasi ndonesia, Hukum da n Hak Asasi Manusia, Pemerintah Daerah Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalam Perekrutan, Penempatan, Mutasi, dan Promosi, Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak, Kompetensi, dan ntegritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum 20. Pengisian jabatan Kejaksaan Kernenterian Adanya ketetapa n Diletapkannya Peratura n pimpinan tinggi Repllblik Pendayagunaan kebuakan tentang,/aksa Agung Kejaksaan ndones ia Aparatur Negara pengisian jabatan ndonesia tentang ndonesia seeara dan Reformas i pimpinan tinggi Pengisian Jabatan ransparan dan Birokrasi seeara tmnsparan Pimpinan Tinggi st'eara akuntabel dan akuntabel transparan dan akuntabel 21. Penerapan Kepolisian Adanya Standard Lapora n pelaksanaan kewajiban mu tasi Negara Pcndavagunaan Op erating Peratura n Menteri bagi staf Pegawai Aparatul' Negara Procedure lsop) Pendayagunaan Aparatur - 22

26 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN Negeri Sipil (PNS) ndonesia, dan Reformasi tentang mutasi Negara dan Reformasi yang telah Sekretariat Birokrasi periodik PNS di Birokrasi No. 13 Tahun menempati satu J enderal /Lem 2014 tentang Mutasi posisi lebih dati 3 Dewan baga Periodik (tiga) tahun Perwakilan Rakyat ndonesia 22. Pelaksanaan Kepolisian Meningkatnya Terlaksananya rekruitmen transparansi dalam Negara integritas dan Penyidik Markas Besar proses rekruitmen kualitas penyidik Kepolisian Negara Penyidik Kepolisian ndonesia Kepolisian Negara ndonesia secara Negara transparan dan akuntabel ndonesia ndonesia 23. Trans pa ransi proses pengangkatan pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Rcpublik ndonesia. J Kepolisian Negara ndonesia Komisi Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan - 23 Pengangkatan pejabat setingkat eselon dan eselon dilakukan secara ketat, transparan dan akuntabel. 1. Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan seeara ketat dan akuntabel melalui pentahapan, antara lain: - Verifikasi terhadap Laporan i

27 ,ult", ' -""'''''. "' " U"'"j; l r'b.i A No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan - Verifikasi terhadap kinerja dan integritas cajon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan interna l) - Evaluasi kinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya - 24

28 " No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN 2. Digunakannya hasil verifikasi di atas dalam pengusulan/ pengangkatan pejabat di pos strategis Kejaksaan ndonesia 24. Transparansi proses pengangkatan pejabat yang menempati jabatan stra tegis di Kejaksaan ndonesia Komisi Pcmberanta san Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keu a ngan Pengangkatan pejabat setingkat eselon dan eselon dilakukan secara ketat, transparan dan akuntabcl. l. Pemantauan pelaksanaan peraturan/kebijakan internal mengenai sistem dan prosedur pengangkatan pejabat struktural eselon dan secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetens i, yang antara lain menga tu r proses sebagai berikut: - permohona n informasi kewajaran harta kekayaan dan transaksi ke uangan dari Komisi - 25

29 r.~ ltl l.p,j ",,.,J",.'~ JH(l().N.t'Jl.A No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan - verifikas i terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal) - evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa) 2. Digunakannya hasil verifikasi di atas dalam pengusulanj pengangkatan pejabat struktural eselon dan eselon di dalam

30 PRC&lrtf U:f1ut!..lk NOO..., No. PENANGGUNG NSTANS TERKAT KRTERA KEBERHASLAN proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assessment kompetensi, dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut : - Telah menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Pe nyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahuna n (SPT) - Verifikasi terhadap kinerja dan in tegri tas calon berdasarkan has il pengawasan interna l - Evaluasi kinerja dalam oenangana n - 27

31 , "'.:... U;ltN ~H.u.U PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa) Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Termasuk Pengaduan Masyarakatl dan Pemrosesan Pihak yg Menyalahlnmakan Wewenane: 2 5. Penanganan pengaduan Agraria d a n Lingkungan masyarakat terkait Tata Ruang/ Hidup dan pertanahan Badan Kehutanan, Pertanahan Nas ional Kementeria Dalam Nege ri, Ke menterian Pertanian, ESDM, Pekerjaan Umum dan Perumahan Ra kyat, Ombudsman ndonesia - 28 Tertanganinya pengaduan masyarakat terkait masalah tana h oleh pihak Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanaha n Nasional l. Tersedianya portal layanan publik untuk menyampaikan pengaduan masyarakat terkait masalah tanah di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi secara online 2. Penyampaian penjclasan dari pihak Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional kepada masyarakat yang menyampaikan pengaduan mela lui portallayanan publik

32 t~.:-lut)t N.~t,f'J'l U(,. ~ t'~.,.",.i No. 1 PENANGGUNG 2 NSTANS TERKAT 3 Komisi Pemberantasan Korupsi KRTERA KEBERHASLAN 4 5, Pemantapan Administrasi Keuangan Negara, Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget, dan Mempublikasikan Penerimaan Hibah/Bantuan/Donor di Badan PubHk dan Partai Politik Peningkatan Pusat Kepolisian Memperkuat Semua pertukaran implementasi sistem Pelaporan dan Negara koordinasi antara informasi LHA antara pertukaran Analisis ndonesia, penegak hukum PPATK dengan instansi informasi Laporan Transaksi Kejaksaan dengan dukungan terkait dilakukan melalui Hasil Analisis Keuangan Teknologi Secure Online ndonesia, nformasi Communication (SOC) Komisi Pemberantasan Korupsi, Keuangan, Badan Narkotika Nasional Optimalisasi dan Pusat Kemenko Bidang Proses Terpublikasinya jumlah akuntabilitas tindak Pelaporan dan Polhukam, penanganan LHA LHA Pusat Pelaporan dan lanjut Laporan Hasil Analisis Kepolisian Pusat Pelaporan AnaJisis Transaksi Analisis (LHA) Pusat Transaksi dan Ana lisis Keuangan yang diterima Pelaporan dan Keuanoan ndonesia, Transaksi dan diselesaikan oleh - 29

33 --~. - No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Analisis Transaksi Keuanga n Kejaksaan ndonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi Keuanga n dilaksanakan seca ra akuntabel d a n optimal Kepolisian, Kejaksaan dan KPK di website PPATK dan Kemenko Bidang Polhukam secara pe riodik 28. mplementasi Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian melalui Electronic Data Capture (EDC) 29. nterkoneksi a n tara PPATK dengan / Lemba ga Terkait Hukum dan Hak Asasi Manusia Pusat Pela poran dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan Keuangan, Dalam Negeri, Ke polisia n Negara ndonesia, Agra ria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Komisi Pemberantasan Korupsi, - 30 Tersedianya fa silitas Electronic Da ta Capture (EDC) di seluruh Kantor migrasi Sumber data /Lem baga dapat diakses oleh PPATK berba sis teknologi informas i Terlaksananya Pembayaran PNBP Keimigrasian mela lui Electronic Data Capture (EDC) di seluruh Ka ntor migrasi Adanya interkoneksi antara Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keua ngan dengan Keuangan, Kcmenterian Dalam Negeri, Kepolisia n Nega ra ndonesia, Agraria dan Tata Ruang! Badan Pertanahan Nasional, Komis i Pemberantasan Korupsi, Hukum dan Hak Asa~i Manus ia,

34 ""!:~Dr:N ft. PURl. '" "'~ttu t 4f_''''' No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Hukum dan Hak Asasi Manusia, Otoritas Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Kejaksaan Meningkatnya akuntabilitas ndonesia pengelolaan PNBP 30. Publikasi secara reguler jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari penanganan perkara oeh Kejaksaan ndonesia (pengembaian kekayaan negara, denda dan barang rampasan) Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan TerpubJikasikannya data perolehan PNBP Kejaksaan, yang terdiri dari: a. Jumlah potensiftagihan PNBP yang dipero'leh berdasarkan putusan pengadilan b. Jumah PNBP yang sudah dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website Kejaksaan ndonesia 3l. Transparansi proses pengusulan, kriteria penerima program sampai dengan penyaluran Dana Aokasi Khusus (OAK) bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Keuangan, Kemente rian Perencanaan Pembangunan NasionafBadan Perencanaan Terlaksananya transparansi proses pengusulan, kriteria penerima program sampai dengan Terpublikasinya data usulan dan penerima bantuan OAK bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat pada website Pekerjaan Umum dan - 31

35 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pembangunan Nasional, Dalam Negeri, Pertanian, Perhubungan, Pemerintah Daerah penyalura n DAK bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat Perumahan RaJ..:yat. Pelaksanaan E-Government dan Keterbukaan nformasi Publik 32. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah Pemerintah Provinsi/Kabu paten/ Kota (Gubernurj Bu pati/ Walikota) Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Dalam Negeri - 32,.. Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang trans pa ran dan akuntabel Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerinta h Daerah, yaitu : l. Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD) 2. Ringkasan Rencana Kcrja dan Anggaran- Pejabat Pengelola Keu a ngan Daera h (RKA-PPKD) 3. Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan

36 No. PENANGGUNG NSTANS KRiTERA TERKAlT KEBERHASLAN dan Belanja Daerah (APBD) 4. Pera tu ran Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 5. Rancangan Peraturan Daera h te ntang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 6. Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 7. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kcrja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) 8. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD) - 33

37 A No. 1 PENANGGUNG 2 NSTANS TERKAT 3 KRiTERlA KEBERHASLAN Lapora n Re a lisasi Anggaran (LRA) selumh SKPD 10. La poran Realisasi Anggaran Pejaba t Pengelola Keuangan Daerah LRA-PPKD 11. La pora n Kinelja Pemerintah Daera h (LKPD) yang suda h audit 12. Opini atas La poran Kinerja Pemerinta h Daerah (LKPD) 33. Publikasi dokumen Rencana Pembanguna n Daerah dan Rencana Kerj a Sa tuan Pera ngkat Daera h Pemerintah Provinsi/Ka bu paten/ Kota(Gubernur / Bupati/ Wa lik ota) Sa tuan Kerja Pera ngka t Daera h (SKPD) te rka it dan Dalam Nege ri, Kemente ria n Keuangan Tersedia nya a kses masyaraka t terhadap dokumen renca na pembanguna n d aerah (Rencana Pemba ngunan Jangka Pa nja ng Daera h (RPJ PD), Rencana Pe mbanguna n J a ngka Me nengah Terpublika sika nnya mela lui website masing-masing Pemerinta h Provins i/ Kabupaten/ Kota, yaitu : 1. Rencana pemba nguna n daera h (RPJ PD, RPJ MD dan RKPD) serta 2. Dokumen Renca na Sa tua n Kerja Pera ngkat Daerah - 34

38 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN! (RPJMD) dan Rencana Kerja (Renstra SKPD dan Renja SKPD) Pemerintah Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD) Pemerintah Provinsi/ Kabu Dalam Negeri, paten/ Kota Komisi nformasi (Gubernur/Bu Pusat pati/ Walikota) 34. Pembentukan da n penguatan tugas pokok dan fungsi Pejaba t Pengelola nformasi dan Dokumentasi (PPO) utama dan pembantu - 35 Terlaksananya kewajiban Pemerinta h Provinsi / Kabupaten/Kota terkait pembentukan infrastruktur pelaksanaan dan publikasi informasi dasar sebagai-mana diamanatkan Undang Undang Nomor 14 Tahun Terbentuknya Pejabat Pengelola lnformasi dan Dokumentasi (PPO) da n diterbitka n Standard Operating Procedur (SOP) layanan infonnasi publikasi serta dipublikasi daftar infonnasi di website Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota

39 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERlA TERKAT KEBERHASLAN 2008 tentang Keterbukaan nformasi Publik. dan peraturan pelaksananya 35. Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan nformasi Publik Komunikasi dan nformatika Semua KcmenterianjLe mbaga,partai Politik. dan Pemerintah Daerah Teridcntifikasinya capaian dan kendala implementasi UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan nformasi Publik Tersedianya Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kcterbukaan nformasi Publik Pencegah an Terhadap Praktek Korupsi dari mplementasi UU Desa Dalam Negeri 36. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa. terutama dalam hal penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan penyusunan laporan Desa, Pembangunan Daerah Te rtinggal, dan Transmigrasi, Percncanaan Pembangunan NasionaljBadan Perencanaan Aparatur pcmerintahan desa memiliki keterampilan dalam menyusun dokumen APBDes maupun dokumen laporan pertanggungjawab an APBDes Tersedianya aparatur pemerintah desa yang kompetcn dalam penyusunan APBDes di 150 Desa (masing-masing 50 (lima puluh) desa di wilayah barat. tengah dan timur ndonesia). -, - 36

40 ",'U;"Ullr:',.~ru,,, 'M "'Al00.tr... PENANGGUNG NSTANS KRlTERA No. TERKAT KEBERHASLAN pertangggungjawab an APBDes Pembangunan Nasional, Keuangan, Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 37. Penerapan model Para pihak terkait Terlaksananya model perencanaan Desa, Pe rencanaan (aparatur perencanaan penganggaran penganggaran desa secara partisipatif dan terpadu yang mengintegrasikan seluruh tahapan mulai dari Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Tra,nsmigrasi Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, pemerintah desa, Badan Perwakilan Desa (BPD), organisasi masyarakat tingkat desa) perencanaan Dalam Negeri, terlibat dalam program/kegiatan, pembahasan dan Keuangan, proses penyusunan penetapan anggaran anggaran, pelaksanaan (pengadaan barang dan jasa) serta pertanggungjawaba Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pendapatan dan belanja desa (APBDes) n pelaksanaan - 37 APBDes secara partisipatif di 150 (seratus lima puluh) Desa (rnasing-masing 50 (lima puluh) desa di wilayah barat, tengah dan timur ndonesia)

41 No. anggaran 38. Optimalisasi peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Dalam Negeri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementeria n Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Anggota BPD memiliki kemampuan dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa Laporan pengawasan atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) secara partisipatif di 150 Desa (masing-masing 50 desa di wilayah barat, tengah dan ti.mur ndonesia) mplementasi Sistem Jaminan Sosia! Nasional Kemcnterian Sosial 39. Updating kepesertaan penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Dalam Negeri, Keuangan, Pemerintah Daerah - 38 Diperbaharuinya data kepesertaan penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional di seluruh provinsi dan kabupaten/kota Tc rpublikasiny a data penerima jaminan kesehatan seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Sosial dan Pemerintah Daerah.

42 rorrtlchn.t' ; "~Jnl.l~ Noo,JraJ,A No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASlLAN Kesehatan 40. Transparansi pelaksanaan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) BPJS Kesehatan, Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Dalam Negeri Masyarakat dapat mengakses informasi tentang layanan JKN di seluruh rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan 1. Tersedianya aturan yang memuat rumah sakit mitra BPJS Kesehatan wajib: a. mempublikasikan komponen layanan yang ditanggung oleh BPJS b. mempublikasikan ketersediaan ruang rawat inap bagi peserta BPJS c. Mekanisme pengaduan masyarakat 2. Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra BPJS yang melakukan pelanggaran 4l. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi terhadap Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Kesehatan, Dalam Negeri, Sosial. Meningkatnya kepatuhan dan kualitas pelayanan JKN Adanya laporan monitoring, evaluasi dan rekomendasi terhadap penyelenggaraan JKN - 39

43 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Ombudsman Repubik ndonesia, Pemerintah Daera h, Dewan J aminan Sosial Nasional (DJSN), BPJS Kesehatan Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional 42. Pengawasan secara Terlaksa na nya Terpublikasinya informasi ketat terhadap Perta nian Lingkungan berbagai progra m hasil pemantauan berkala berbagai program Hidup dan subs idi secara terhadap pelaksanaan subsidi eli bidang Kehutana n, te pa t ta npa berbagai program subsidi pertania n penyimpangan yang mendukung Kelauta n dan swasembada pa ngan di Perikanan, website Pe rtanian Agraria dan Ta ta Ruang/ Bada n Pertanahan Nasional, Energi dan Sumber Daya '-- Minera l,

44 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN Kernen terian Ketcnagakerjaan, Kernenterian Sosial, Kernenterian Kesehatan, Pendidikan dan Kebudayaan Mendorong Tata Kelola Hutan, Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan, Pertambangan dan Minerba 4 3. Percepata n Kemcnterian Badan nforrnasi Mincrbo One Map Tersedwnya data peta pcmbentukan Energi dan Geospasial ndonesia rninerba yang akurat Minerbo One Mop Sumber Oaya digunakan sebagai ndonesia (MOM) Mineral acuan dalam tata kelola minerba. 44. Evaluasi Kinerja Kcmenterian Badan Adanya laporan Te rpublikasinya laporan Pelaksanaan Koordinator Pe ngawasan tenta ng rnanfaat hasil evaluasi kinerja Peral uran Presiden Bidang Keuangan dan dan darnpak pelaksanaan Perpres Nornor (Pe rpres) Nomor 26 Perekonomian Pernbangunan pelaksanaan 26 Tahun 2010 melalui Tal1U n 2010 lenta n g Pcrpres Nomor 26 website Kemenko Bidang Transparansi Tahun yang Pe rekonomian, Pendapatan dapa! diakses oleh Negara/Dacra h masyarakat yang diperole h da ri ndustri Ekstrakti f - 41

45 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAlT KEBERHASLAN Mengembangkan Rencana Tata Ruang yang Berkualitas, Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Rencana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi, nsentif, dan Pemberian Sanksi Secara Konsisten, Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan 45. Transparansi Kepolisian Adanya laporan Tcrpublikasinya laporan penerapan sanksi Negara tentang jenis pelanggaran secara konsisten ndonesia, Agra ria da n Ta ta dan sanksi yang diberikan atas berbagai Ruangj Bada n a tas tiap-tia p bentuk pelanggaran Dalam Negcri, Perta nah a n p cla nggaran rcncana tata pemanfaatan ruang Nasional ruang di webs it e berdasarka n UU Pekerjaan pela nggaran J\graria dan Nomor 26 Tahun Umum d an terhadap rencana Tata Ruangj Bada n 2007 tentang Peruma ha n tata ruang ya ng Pertanahan Nasional Penataan Ruang Rakyat, telah ditetapkan melalui berbagai Lingkungan peratu ran pusat Hidu p da n dan daerah Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerinta h Daerah 46. Perccpata n Badan lnformasi Meningkatnya Tersedian ya peta dasar Penyediaan Pcta Agra ria dan Geospasia l, pelaya na n publik pen anahan berbasi:; Dasar Pertanahan Tata Rua ngj Lem baga terkait perta nahan rek nologi informasi di 33 Bada n Penerbangan dengap berbasis rtiga pu luh tiga) Provins i - 42

46 l PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN Pertanahan da n Antariksa pada peta dasar yang dapat diakses sccara Nasional Nasional pertanaha n online 47. Peningkatan Kementcrian Meningkatnya Tersedia nya info rmasi transparansi Agraria dan Oalam Negeri, penyebaran tentang prosedur dan layanan informasi Tata Ruang/ Pem erintah informasi dan persyaratan pengurusan publik bidang Badan Daera h diseminas i terkait hak atas tanah di setiap Pertanahan di Pertanahan prosedur dan kantor perta naha n lingkungan Kantor Nasional pe rsyaratan ka bupaten/kota, provi nsi P<;; rl anahan. Ka ntor pengurusan hak dan pusat (online dan Wilayah dan Kantor atas tanah offline) di 33 (tiga puluh Pusa t sebagaimana tiga ) provinsi selama 24 Agraria dan Tata te rcantum dalam (dua puluh empat) jam Ruang/ Badan Peraturan Kepala sehari dan 7 (tujuh) hari Pertanahan Badan Pertanahan seminggu Nasional sesuai Nasional Nomor 1 prosedur Tahun 2010 opcrasional Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik 48. Pc la ksanaan Selu ruh Lembaga Meningkatnya 1 ) Pclaksanaan transparansi dan Kernenterian / L Kebijakan pclaksanaan pengembangan a klm tabili tas dala rn embaga da n Pengadaan transparansi dan kelcmbagaan. sumber mckanisme Pernerintah Barang/ Jusa a kuntabilitas daya ma nllsia dan tata pengadaan barang Oaerah Pernerintah pengadaan barang ke lola Unit Layana n danjasa dan jasa mela lui e- Pengadaan (ULP procurement - 43

47 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN 2) Diurnurnkannya rencana urnurn pengadaan di Sistern nforrnasi Rencana Urnurn Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsolidasi 3) Terlaksananya selu ru h pengadaan barang/ jasa pernerintah rnelalui Sis tern Pe ngadaan Secara Elektronik (SPSE) 4) Terlaksananya Pengadaan Barang/J asa Pernerintah rnela lui e-purchasing berdasarkan katalog elektronik bagi Kernenterian/Lernba ga 5) Tersedianya WBS yang dapat -- dirnanfaatkan oleh - 44

48 ! No. 49. PENANGGUNG NSTANS KRlTERlA TERKAlT KEBERHASLAN /Lemba ga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional 6) Peningka ta n Lembaga Tersedia kebij akan 1 ) Tersusunnya petunjuk kualitas pengadaan Perhubungan, Kcbijakan yang mendorong pelaksanaan hara ng da n j ~ls a Kcmenterian Pengadaan penerapan performance based mdalui p eljormance Pekcrjaan Ba rang/ J asa performance based contract di lingkungan bused contract Um um dan Pemcrinta h contract di Kementcrian Pe rumah a n lmgkungan Perhubungan sena Rakyat Kemen terian Pekerjaan Perhubungan Umum dan Perumahan Rakyat. 2) Tersedia rencana kegiatan tahu n 2016 yang akan dilaksanakan melalui mekanisme performance based contract di Kemcnteria n Perhubungan serta, Kc menterian Pekerjaan Umum dan Pe ru mahan Rakyat - 45

49 No. 50. Pengawasan pelaksanaan e- procurement PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN UKURAN KEB.ERHASLAN Badan Lembaga Pengawasan Kebijakan Keuangan dan Pengadaan Pembangunan Barang/Jasa Pemerintah Adanya anahsa dan rekomendasi atas praktek pelaksanaan pengadaan barang dan jasa melalui data-data e- p rocurement 1. Tersedianya laporan hasil a nalisa dan rekomendasi terkait keja nggalan dalam pelaksanaan pengadaan ba ra ng dan jasa berdasarkan datadata e-procuremcnt 2. Tersampaikaunya laporan hasii a nalisa dan rekomendasi kepada /Lembaga terkait mclalui unit pengawasan (lnspektorat Jenderai) masing-masing dan / atau aparat penegak hukum 3. Pelibatan masya rakat dalam pengawasan e- procurement 5 1. Peningkatan tr<j l1s pa ransi dan aku ntabilitas mekanisme Kementenan Perdaganga n Lembaga Kebij a ka n Pengadaan Barang/Jasa i\danya perba ikan kinerja Laya nan Pengadaan Secara Elektr onik (LPSE) 1. LPSE melakukan koordinasi secara berkala denga n Sat LlCln Kerj a dalam h a l - 46

50 No pe ngadaan barang jasa di Kementeria n Perdagangan Pcn ingka tan Tanspara nsi da n akuntabilitas meka nismc pe ngadaan barang jasa di Kernenterian Perindustria n PENANGGUNG 2 Kemenle ri a n Perindustrian NSTANS TERKAT 3 Pe merintah. Sadan Pengawasan Keua ngan d a n Pembanguna n Lembaga Kcbijakan Pe ngadaan Barang/ J asa Pemerinta h. Bada n Pe nga wasan Keuangan dan Pembangunan KRlTERA KEBERHASLAN 4 di Kemente ria n Perdaga ngan Ada nya perbaikan Sistem Pengadaan BaTa ng dan J asa secara Elektronik di Ke mentcria n Perindustrian 5 perba ikan da ta Rencana Umum Pengadaa n 2, LPSE melakukan penyeragama n format la pora n 1. Sis tcm Pengadaan Seeara Elek tronik (SPSE) dapat mengidentifikasi Sisa Kemampua n Nyata (SKN) dari setia p ealon penyedia barang/ ja sa yang me ngikuti pelela ngan sena mampu memproses secara elektronik beberapa ta hap evaluas i administrasi. teknis dan ha rga 2. Tersedia nya ha sil evajuas i atas syarat cialarn doku men!cla ng baik adm inistrasi da n teknis. yang bcrsifa( menggugurka n yang dipa ncia ng - 4 7

51 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN menghamba t persaingan u sa ha 3. Mcningkatnya efektjfitas WBS dalam mcmantau kerja Kelompok Kcrja (Pokja) 4. Tersedia nya Biddin g Room untuk para ca lon penyedia barangj jasa di be berapa lokasi cti ndonesia Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak Keuangan 53. Transpara n si Penerimaan Negara Bukan Pajak di bidang sumber daya alam Kemente rian Energi dan Sumber Daya Mineral, Li ngkungan Hidup dan Kehl1tanan, Kemente rian Penan ian, Kemenierian Kcla111 a n dan Pe ri kanan, Badan Pengawasan - 48 Masya rakat dapat mengakses informasi tentang jumlah penerimaan pajak dan bukan pajal< di bidang sumber daya a la m Terpublikasikannya jumlah penerimaan ncga ra buka n paja k di bidang sumbe r daya alam, yang telah diaudii di website Kementeria n Kcuangan dan instansi terkait - - -,

52 .. No. 54. Penyampaia n data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari kementerian, lembaga, dan insta ns i pemerintah 1 PENANGGUNG 2 Badan Koordinasi Penanaman Modal, Dalam Negeri, Kcmenterian j\graria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Perdagangan, Perhubungan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Lernbaga Penerbanga n dan Antariksa Nasiona l, Kemente ri a n NSTANS TERKAT 3 Keuanga n dan Pembangunan Keuangan - KRTERA KEBERHASLAN 4 Tingginya kepatuhan dalam penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan pe rpajaka n sesuai kctcntuan 5 Tersampaikannya datal informasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor3 1 Tahun 2012 dari /Lembaga/Sat uan Kerja Pcrangkat Daerah/ rn s ti tusi yang tereanlum sebagai insta nsi pemerintah,lembaga, asosiasi, dan pihak lain (LAP) pada PMK 16/PMK.03/ 2013 dan perubahannya ke Keuangan (Direktorat Jenderal Pajak) seeam rutin, tidak hanya terbatas pada jenis data yang telah diatur dalam PMK- 16 / PMK.03 /20 13 dan perubahan nya dalam bentuk da ta elektronik - 49

53 At:. U)(::;'N "U ) ij No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Kesehatan, Badan Pusat Statistik, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Komisi Pemilihan Umllm, Kepolisian Negara ndonesia, Kernenterian Ketenagakerjaa n, Kernenterian Pendidikan dan Kebudayaan, Agama, Kcmentcrian Badan Usaha Milik Negara, Hukum dan - 50

54 ..n"1 f Htt...Uil.... ~ ::1O..e.1A No. PENANGGUNG NSTANS TERKAT Hal< Asasi Manusia, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pertanian, Komunikasi dan lnformatika, Kelautan dan Perikanan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Keci! dan Me nengah, Kementeria n PekerJaan Umurn da n Perumahan Rakyat, KRTERA KEBERHASLAN 4 UKURAN KEBERHASlLAN

55 No. 1 PENANGGUNG 2 Pertahanan, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah NSTANS TERKAT 3 KRTERA KEBERHASLAN Pemanfaatan da ta da n informasi yang berkaitan dengan perpajakan da ri LAP (insta nsi, lembaga, asosiasi da n pihak lain) Pe nyempurnaa n sistem teknologi informasi pengelolaan da ta dan inform asi pajak Kementeria n Keuangan Keuangan Perencanaan Pembanguna n Nasional/Badan Perencanaan Pembanguna n Nasional Kementeria n Perencanaan Pemba nguna n NasionaJ / Bada n Pere ncanaan Pemba nguna n NasionaJ Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data LAP Tersu sunnya konsep dan Road Map sistem teknologi informasi pen gelolaan dan pcma nfaata n da ta da n informasi pajak Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan da ta dan informasi terkait perpajakan yang tela h diterima oleh Direktorat Jenderal Paiak Laporan implementasi sistem teknologi informasi pengelolaan data paja k yang terkoneksi dcngan Kemente ria n / Lembaga yang menyelenggarajmn laya nan pu blik 57. Pengatura n me ngenai Kewajiban Hukum da n Keua n gan Adanya la ndasa n hukum yang Dite rbitkannya pcratu fa n u ntuk mensyaratka n - 52

56 ..ft~"'d:." 1 ~l.:.'"..,nc:"hr No. PENANGGUNG NSTANS KRTERlA J AWAB TERKAT KEBERHASLAN melakuka n Hak Asasi mengatur Konfirmasi s ta tus Waj ib KonJirmasi status Ma nusia, pemenuhan Pajak dalam pemberian Wajib Pajak untuk kewajiban layanan publik kriteria layanan publik Energi dan perpajakan tertentu tertentu Sumber Daya sebelum Minera l, diberikannya layanan tcrtentu Lingkungan ole h Hidup dan /Lem Kehutanan, bagal Sa tuan Kementeria n Kerja Pera ngkat Kela utan dan Daerah/ lnstitusi Perika n a n, luinnya Dalam Negeri ~. ::>8. Supervlsi Pe ngaturan me ngenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Paja k untuk layana n publik te rte ntu Keuangan Hukum da n Hak Asasi Manusia, Encrgi dan Sumber Daya Mineral, Lingkungan Hidup dan Kehuta na n, Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturan Kementeria n /Lcm bagal Satuan Kerja Pera ngkilt Daerah [nstitusi lainnya untuk men syaratka n Konfirmasi status Waiib Paiak dalam Laporan hasil supervisi pembuatiln Peraturan u ntuk mensyaratka n Konfirmasi status Wajib Pajak da la m pemberian layanan publik kriteria tertentu - 53

57 " No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Kelautan dan pemberian Perikanan, layanan publik kriteria tertentu Oalam Negeri 59, Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara Keuangan Hukum dan Hak Asasi tv!anusia, Perencanaan Pembangunan Nasionai/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Pendayagunaan Aparatur [\egara d a n Rcformas i Birokrasi Tcrjadinva penguatan orga nisa si, tugas dan kewenangan pcnerimaan negara Lapora n hasil kajian dan rekomendasi tentang pcmbcntukan Bada n Penerimaan Negara Reformasi Regulasi 60, Penguatan pengintegrasian data pe raturan peruncta ngundangan pada Kem cnterian Hukum d a n Hak Asas i Manusia Keme nterian Perencanaan Pembangunan Nasionai/ Badan Perencanaan Tcrscdianya media informasi yang menyajikan data peratura n perundang- Tcrsed ianya clata perundang-unciangan ya n g ciapat di integra silzan dan djscbarluask a n melaju i PDSW Peraturan - 54

58 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN UKURAN KEBERHASlLAN Pembangunan Nasional Pusat Da ta dan Situs Web (PDSW) melalui kerjasama antar jlemba ga Harmonisasi dan S 6 1. Kajian untu k pe nyesuaian be rbagai Peraturan Mente ri Energi da n Sumber Daya Mine ral terkait pelaksanaan UU Mineral dan Batub<.lra undangan yang lengkap, asli atau otentik dan mudah diakses olch masyarakat inkronisasi Peraturan Perundang-U ndangan Terkait Mineral dan Batu Bara, Sumber Daya Air, Pertanahan, Tata Ruang, Serta dan Daerah Kemcnteri a n Energi dan Sumber Daya Mineral Kementcrian Koordinator Bidang Kemaritiman, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Pemerintah Daerah Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Badan Semua Koordinasi Kernen terian/ Le Penanaman mbaga Modal 62. Pe nyederhanaan perizina n dari sisi jumlah da n jcnis perizinan di tingkat pusat Adanya hasil kajian dan rekomendasi penyesuaian berbagai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Simplikasi (penghapusa.n, Penggabungan, Penyederhanaan dan Pelimpahan) izin usaha Perundang-undangan di Hukum dan HAM Masalah Bidang Kehutanan, Perimbangan Keuangan Pusat a. Tersedianya kajian dan rekomendasi terhadap berbagai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menyesuaikannya denga n UU Mineral dan Batubara b. Publikasi hasil kajian a. pcmetaan kewenangan izin dan non izin di / Lembaga b. tersusunnya road map simpliiikasi izin dan non i2in - 55

59 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN 63. Penyederhanaan Pemerintah Optimalisasi Tersedianya dan perizinan dari sisi ProvinsiKabu Dalam Negeri, pelaksanaan disosialisasikannya SOP jumlah, patenl Kota Sadan terkait Pcrizinan pada lembaga persyaratan, waktu, (GubernurBu Koordinasi penyederhanaan PTSP Provinsi dan maupun prosedur patil Penanama n perizinan melalui KabupatenKota pcrizinan di daerah Walikota) ModaL dan penyediaan Kementeria n / Le Standard mbaga terkait Operating Procedure (SO P) perizina n pada lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi. Ka bupatenj Kota Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional 64. Penyusunan Kementeri a n Te rsusunnya Laporan impiememasi laporan Luar Negeri Hukum dan Hak!aporan terkait UNCAC d i ndonesia yang pclaksanaan Asasi Manusia, im plementasi disampaikan pada implementasi Kepoli s ian UNCAC di pcncmua n -pertemuan Konvensi PSB Anti Negal"a ndonesia ya n g da.la m kerangka UNCAC Korupsi 2003 United ndonesia, disampaikan pada dan pertemuan anti- Na tions Convention Kejaksaan pcncmuan korupsi internasional Against. Co rruption l~ e publik pertcmuan dalam la in nya (UNC,\C) ndonesia, kerangka UNCAC Mahkamah da n berbagai

60 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Agung, Komisi pertemuan a nti Pemberantasan k orupsi Korupsi, Pusat in ternasional Pelaporan da n lainnya Analis is Transaksi Keuanga n, Perencanaan Pembangunan Nasional j Badan Perencanaan Pembanguna n Nasional, j Lembaga terkait PENEGAKAN HUKUM Pencegahan Praktek Kriminalisasi 65. Pembentu kan database online Sural Pcmbe ritah uan Dirnu l ai n ~l a Pcnyidikan (S PDPj yang terpusat Kepolisian Negara ndonesia Keja.ksaan Rcpublik ndonesia, Kcmenko Bida n g Polhuka m, Komisi Pem bera ntasan Korupsi 1. Data base online SPDP da pat d iakses oleh Aparat Pcnegak Huku m 2. SPDP 100% bisa diadministrasikan 1. Peraturan Ke pala Kepolisian Negara ndonesia tenta ng Tata Laksana SPDP seca ra online dan periodik 2. Tersedianya struktur dan SOP pengelolaa n SPDP, - 5 7

61 .. No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN secara on line da n pe riodik oleh Markas Besar Kepolisia n Negara Repu blik ndonesia dengan metode nomor sura t terpusat 3. Software terkait ta ta la ksana persuratan SPDP yang terpusar 4. Database online da n periodik da pa t diakses oleh Aparat Penegak Hukum 66. Pengernba nga n sistern adminis trasi penangana n perkara pidana urnurn dan pida n a khusus Keja ksaan ndonesia Kepolisia n Negara ndonesia, Kernenko Bidang Polhukam, Kornisi Pernbe ra ntasan Korupsi Tersedianya sistern a d rn inistrasi pena nga na n perka ra pidan a urnurn da n pidana khusu s l. Terirnplcrncntasika n nya sistern pena nganan perka ra pidana umum dan pida na khusus pada 18 (delapa n belas) lokasi. 2. Database online cla n periodik dapal d ia kscs oleh Apa rat Penegak Hukurn - 58

62 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAlT KEBERHASLAN Kepolis ia n a. Nega ra ndonesia, 6 7. Peningka ta n keterbukaa n proses penegakan hukum di Kepolisia n ndonesia,kepada masyarakat Kcmenko Bida ng Polhukam, Kejaksaan ndonesia, Komisi Pemberantasa n Korupsi, Komisi Kepolisian Nasiona l - 59 Meningkatnya akunta bilitas pe na nganan perkara tindak pidana sehingga publik dan Pimpinan dapat mengeta hui setidaknya: a. Prosentase laporan yang masuk dan laporan yang ditindaklanjuti ke tahap selanjutnya; b. Tersampaikan nya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas b. Publikasi status penanganan perkara per tiga bulan pada tingkat Polda pada website ( / ncic.polri.go.id / pusiknas) Publikasi statistik kriminal per tiga bulan pada tingkat Polda pada website ( pusiknas) i

63 No. 68. '-- 1 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan ndonesia kepada masyarakat PENANGGUNG 2 Kejaksaan ndonesia - NSTANS TERKAT 3 Kemenko Bida ng Polhuka m, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Kejaksaan ndonesia KRTERA KEBERHASLAN 4 Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidana sehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya: a. Prosentase laporan yang masuk dan laporan yang ditindaklanjuti ke tahap selanjutnya; b Tersampaikan nya dokumentasi tahapan penangana n pcrka ra kcpada para pihak yang bcrperkara dan masyarakat lu as 5 Publikasi status pe na nganan perkara pada website Kejaksaan - 60

64 No. 69. Kaj ia n pe ngem bangan siste rn database pena ngana n perkara seeara terpadu di scrnua lernbaga penegak hukurn PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Kerncnterian ) Koordinator Bidong Politik. Hukurn da n Ke81l1anan Kepolisian Negaro Rcpublik ndonesia, Kejaksaan ndonesia, Ma hk81l1ah Agung, Ma hka ma h Kon sli lus i, Komisi Pernberanlasan Korupsi, Kernentcrian Hukurn dan Ha k Asasi Manusia, Kern enterian Perenea n aan Pernbanguna n Nasional/ Badan Pereneanaan Pernba ngunan Nasional Adanya kesepakata n bersarna sernua lcrnbaga penegak hukurn untuk rnenggunakan Sistern database penanganan perkara berbasis tcknologi nforrnasi 2) Tersedianya hasil kajia n yang rnernuat sistern database pena nganan perkara seeara terpadu Oitandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) tentang penggunaan sistcm database pena ngana n perkara seeara terpadu oleh selunlh lembaga penegak hukurn - 61

65 .. No. 70. " PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Kejaksaan Kepolisian Terbangunnya l. Terlaksananya Negara sistem koordinasi anta ra ndonesia ndonesia pengawasan Kejaksaan penanganan perkara berbasis teknologi informasi Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara ndonesia melalui monitoring database online SPDP - -- ndonesia dan Kepolisian Negara ndonesia dalam rangka mendapatka n akses p~ngelol8 a n datanase Surat Pembcrita huan Dimulainya Penyidika n SPDP) dari Kepolisian Negara ndonesia seeara online. 2. Laporan pe riodik hasil pengawasan penanga n perkara di Kepolisian Negara Rcpublik ndonesia

66 PENANGGUNG NSTANS KRTERA N o. TERKAT KEBERHASLAN l. Pe ni ngkatan Kejaksaan Kementcrian Meningkatnya Tersedianya sistcm transpara nsi dan Hukum dan Hak transparansi dan penycjesaian perkara akunta bilitas ndonesia Asasi Manusia. akuntabilitas berbasis T (tuebsite) yang pe nyclesaian lvlahkamah pengawasan mudah diolah menjadi pe rkara berbasis Agung, masyarakat dalam database kajian dan Teknologi lnformasi penyelesaian pengawasan penanganan (Tl perkara perkara serta dapat diakses publik, yang memiliki fitur, antara lain: a) identitas tersangka te rdakwa termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website, identitas tersangkal terdakwa dijadikan inisia) b) jenis perkara dan nilai perkara; c) waktu pelaksanaan setiap tahap penanganan perkara dan hasilnya (muai dari menerima pengaduan si d pengajuan tuntutan) - 63

67 No. 72. Pelaksanaan koordinas i penanganan perkara antara Kejaksaan ndonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi 73. Evaluasi pclaksanaan pcncga ka n hukum PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN d) upaya paksa yang dilakukan (termasuk jenis/nilai aset yang disital e) pasal yang didak\vakan f) unsur memperbcratkan / memperingankan gl pida na yang dijatuhkan pengadila n Kcja ksaan ndonesia Keme nte ri a n Koordinator Bidang Polilik. Hukum da n Keamana n Komisi Pemberantasan Korupsi Kemenre ri a n Hukum da n Ha k \ sasi Manusia, Kepoli sian Negara Rcpublik ndonesia, Kejaksaan - 64 Me n ingkalnya koordinasi a n tara Kejaksaa n ndonesia dan Komis i Pemberantasan Korupsi dalam pe na ngana n perkara korupsi Meningka tnya kualitas penegakan hukum yang bcrdasarkan keadila n dan sesuai dcngan due process of law Tcrkirimnya tembusan semua Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidika n (SPDP) perkara tindak pidana korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Tersedianya basil c"alu a"i da n re komendasi unluk me ncega h pcnynla hgunaan wc\\'ena ng oleh apara t pe negak hukull1.

68 PENANGGUNG NSTANS KRTERA No. TERKAT KEBERHASLAN Agung, Ma hkamah Agung, da n Komisi Pemberantasan Korupsi, Komis i Kepolisia n Nasional, Komisi Kejaksaan Republi k ndonesia 7 4. Opti ma lisasi Kepolisian Komisi Me ningkatnya l. Seluruh pengaduan pelaksanaan Negara Pembera ntasan koordinasi a t as anggota Polri yang pengawasan Korupsi, Badan Kepolisian Negara disampaikan le mbaga eksternal dalam ndonesia Pemeriksa terkait seperti Komisi ke ra ngka EM Keua ngan, ndonesia dan Pembcrantasan (Pengawasan Ombudsman insta nsi pe ngawas Korupsi, Bada n Eksterna l eksternal Pemcriksa Keuangan, Me manfaatkan ndoncsia, Ombudsmnn Pengawasan Komisi ndonesia, Komisi nternal) d an ME Kepoli sia n Kepolisia n Nasional, (Pengawasa n Nasiona l d ~tn lain-lain d iproses n ternal Mendukung sesua i ketentua n yang PengawClson berlaku. Eks ternnl) 2. Publikasi s totistik penanganan - 6 5

69 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN pengaduan atas anggota Polri di website Polri. Kejaksaan ndonesia 75. Membangun sistem monitoring dan evaluasi yang dapat menjamin pelaksanaan pengawasa.n internal dan eksternal yang akuntabel Komisi Kejaksaan, Badan Pemeriksa Keuangan, Ombudsman RepubJik ndonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi Peningkatan akuntabilitas dan integritas Kejaksaan ndonesia. mela lui pengawasan internal dan eksternal 1 ) Tersedianya laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengawa san internal dan ckste rnal seeara bcrkala (Jaksa Agung ll'luda Pengmvasan (Jamwas) dan Komisi Kejal<saan (Komjak) saling memberi aporan) 2) Seluruh pengaduan yang disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan KOl-Upsi, Badan Pemeriksa Keua ngan, Ombudsman ndonesia, Komjak da n lain-lain diproscs scsua i ketf'ntuan yang berlaku Optimalisasi Penggunaan UU Penc ucian Uang, Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak H-,!~um _

70 No. 76. Optimalisasi pengguna a n UU Pencu cian Ua ng dala m penangana n perkara Korupsi PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN Kepolisian Pusat Pelaporan La poran me ngenai Negara dan Analisis penerapan UU TPPU dalam Transaksi penanganan kasus korupsi n donesia Kcuangan pada tahun Operasio nalisasi Peraturan Ma hkamah Agung RepubLik ndonesia Nomor 1 Ta hun ten ta ng Penyelesaian Penanganan Harta Kckayaan dalam Tindak Pidana Pc ncucian uang a tau tindak pida na lain 78. Evaluasi pcjaksanaan Peraturan Kepa la Ke polisian Ncgara ndonesia Nomor 14 Tahun 2011 te ntangkode Kepolis ia n ndonesia Kepolisian ndonesia Mahkamah Agung Kemenko Bidang Poli tik. Hukum dan Keamanan. Komisi Kepolisia n Nasiona l Digunakannya Pasal-Pasal UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dalam Penanganan Kasus Korupsi Diterapkannya Pe raturan Mahkamah Agung ndonesia Nomor 1 Tahun 2013 Meningkatnya akuntabilitas dan tra nspa ransi proses penegakan kode e tik dan di siplin anggota Kepo lisia n Negara Pendataan atas aset dari individu/perusahaan yang diduga melakuka n tindak pidana atau tersangka yang melarikan diri a tau tid a k ditemukan dan pengajuan permohonan perampasan seluruh aset tersebut ke Pengadilan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung ndonesia Nomor 1 Tahun 2013 Laporan evaluasi dan rekomendasi pclaksanaan Pera ruran Kepala Kepolisian Negara ndonesia Nomor 14 Ta hun tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara

71 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN ndonesia serta penjatuhan hukuman Etik Profesi Kepolisian Negara ndonesia dan Keputusan Kepolisian ndonesia Nomor 43 Tahun 2004 ten tang Tata eara Penyelesaian Pela nggaran Disiplin Anggota Kepolisian Negara ndonesia ndonesia da n Keputusan Kepolisian ndones ia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata eara Penyelesaian Pelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Negara ndonesia 79. Transparansi da n akuntabilitas penanganan dugaan pelanggaran oleh oknum Kepolisian Negara ndonesia Kepolisian ndonesia Kemenko Bidang Polhukam, Komisi Kepolisian Nasional. -- Meningkatnya kepereayaan publik terhadap Kepolisian Negara ndonesia Tersedianya database lengkap yang dipublikasikan di website Polri terkait dugaan pela nggaran disiplin/ kode etik dan pelanggaran penanganan perka ra serla proses pena nganannya, termasuk, antara lain: je nis dan bentuk dugaan pela nggara nnya, proses ya ng telah dilakukan untuk mcm eriksd. serta ' - 68

72 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN mengkla rifikasi dugaan tersebut serta kesirnpulan dan tindaklanjutnxa Kejaksaan ndonesia 80. Tra nspa ransi da n akunta bilitas penanganan dugaan pela nggaran oleh oknum Kejaksaan ndonesia Kemenko Politik, Hukum dan Keamanan, Komis i Kejaksaan Me ningkatnya kepercayaan publik terhada p Kejaksaan ndonesia Evaluasi Kinerja Kejaksaan ndonesia dan Kepolisian Negara ndonesia Badan Pusat Slatistik 81. Pcngukuran tingkat kepuasan m a syarakal a tas kine rj a Aparat Pe negak Hukun1 da lam penangan Kepolisian Nega ra ndonesia, Kejaksaan ndonesia, - 69 Men ingkatkan ke pe rcayaan publik te rhadap Apara t Penegak Hukum Tersedianya database lengkap yang dipublikasikan di website Kejaksaan R terkait dugaan pela nggaran di siplin/ kode etik dan pelanggaran penanganan pe rkara se rta proses penanganannya, termasuk, a ntara lain: jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya, proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta me ngklarifikasi dugaan tersebut serta kesimpulan da n tindaklanjutnya La poran tingka t kepuasan ma syarakat alas kine rja J\parat Pcncga k Hukum di 33 (tiga puluh tiga) Provin s i

73 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN perkara tindak Mahkamah pidana kompsi Agu ng, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Komisi Pemberan tasan Korupsi M emastikan dan M enguatkan Lemball a Pelaksana Otorit as Pu sat un t uk T ipikor Kcmenrerian Hukum da n Hak Asasi Manusia 82. Evaluasi pelaksanaa n fu ngsi Otoritas Pusat (Centra l Authority! CAl Kejaksaan ndonesia, Kepolisian Negara ndonesia, Lua r Nege ri, Komisi Pembera ntasan Korupsi, Pusar Pclapora n da n Anahsis Tra nsaksi Keu a ngan Teridenlifikasi kendala yang dihadapi dalam pela ksanaan fu ngsi Otoritas Pusar (Central Authority/ CA) La pora n hasil evalll8si dan rekomenda si tentan g Olorita s Pusat dala m menjala nkan fun gsinya yang me ncakup : l. a na lisa regu la si 2 a na lisa Su mber Daya Manu sia (SDM) 3. a nalisa hubungan kelembagaan - 70

74 No. il:3. PENANGGUNG NSTANS TERKAT Pembc.n tuka n Kcmenterian Kejaksnan Perja njian bilatcral Hukum clan Bantuan Timbal Hak Asasi ndonesia, Buli k/ Mutual Legal Manusia Kepolisian Assistallce (MLA) Negara dcng:m n egara- ndonesia, negara priori ras tcrkillt kasus tipikor Luar Negei, Komisi Pemberantasan Korupsi, Pusa t Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan KRTERlA KEBERHASLAN 4 Teridentifikasinya negara-negara prioritas ya ng akan dilakukan perjanjian bilateral Bantuan Timbal Balik/ Mutual Legal Assistance (M LA) 5 1. Dafta r prioritas negara -negara yang akan dilakukan kerjasama bilateral Bantuan Timba1 Balik/ Mutual Legal Assistance MLA) 2. Laporan status upaya kerjasama bila teral Bantuan Tim bal Balik/ Mutual Legal Assistance (MLA) clengan negara-negara prioritas 84. Transparansi Pengelolaan Aset HasH Korupsi Peningkatan Kejaksaan akllntabilitas dan Hukum dan transparansi Hak Asasi ndonesia, pengejolaan barang Manusia Kepolisian sitaan dan rampasan Negara Repllblik indones ia, Ko misi Pemberantasan Korupsi. Meningkatnya akllntabilitas dan transparansi pengelolaan aset ojeh Rumah Penyimpanan Benda Sitaa n Negara Rupbasanj Te rpllblikasi secara reguler dalam website Rupbasan atas pelaksanaan fungsi pengclolaan aset yang antara Jai n memuat informasi data barang sitaan yang d ikclola termasuk jumlah, jcnis, estimasi nilai, waktu mulai dikelola, kondisinya, dan - 71

75 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERlA TERKAT KEBERHASLAN tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan ba rang sitaan) 85. Peningka ta n koordinasi terka it penyimpa nan bara ng siraan dan rampasan Kepolisia n Negara ndonesia. Kejaksaan ndonesia Kementeria n Hukum dan Hak i\sasi Manusia Adanya akurasi da n kekinian data tcrkait barang sitaan da n rampasan yang disimpan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Ru pbasan) Terkirimnya pemberitahuan rutin setidaknya sctiap 3 (tiga) bulan dari Kepolis ian Negara RepLlbLik ndoncsin dan Kejaksa a n ndonesia ke Rupbasan tentang status penanga na n perkara ya ng ba ra ng s itaannya disimpan di Rupbasan a t au di tempat penilipan a ta u pe nyimpa nan baran g sitaan lain 86. Akuntabilitas pengelolaa n barang sitaan/bukti di Kepolisian Nega ra ndonesia Kcpolisian Nega ra Repu blik ndonesia Kemenlcri a n Hu kljm dall HAM, Kemen lerian Kcuangan, Kejaksaan Repu blik J1donesia Ada nya pcn gclol aan ba ra ng sitaan yang lebih baik 1. Pengawasan pelal<sanaan Peratu ran Kepolla Kepolis ia n Negara Re publik ndonesia terka it prosedll r pengelolaan ba ra ng bukti / s itaan, lermasuk: - 72

76 No. 87. Optimaisasi pe ngembalian da n pemanfaata n barang sitaan. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN a. pembentukan unit da n penunjukan petu gas pelaksana b. meka nis me pendataan, penyimpanan dan pemeliharaan c. lempat penyimpanan ba ra ng bukti/sitaan yang memadai 2. Pendataan barang sitaan/ bukti Kepolisian Negara Kepolis ia n Negara ndonesia Ke me nko Politik Hukum da n Keamanan, Kejaksaan ndonesia - 73 Berkura ngnya kejadia n penurunan nila i asct yang disita ndonesia Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kcpala Kepolisia n Negara Rcpublik ndonesia yang mewajibkan Polis i u ntuk segera menjual barang s itaan ya ng m udah rusak da n sulit/ma ha l untuk dikelola un tuk mengura ngi resiko penurunan nilai barang sitaan denga n

77 No. " PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan ndonesia OptimaJisasi pengembajian dan pemanfaatan aset sitaan dan rampasan Kejaksaan ndonesia Kemenko Bidang Politik, Hukum dan Keama na n - 74 Minimalisasi penu runan nilai aset sitaan l. Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rampasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara) 2. Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang m ewajibka n jaksa untuk segera menjual bara ng sitaan ya ng mudah rusak da n!lulil (termasuk mahal) dikclola untuk mcngura ngi resiko penuruna n nilai barang sitaan

78 .. No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN 3. Laporan pelaksanaan surat edaran 89. Optimalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) 90. Optimalisasi pengemba lia n / peng gantian uang negara yang dikorupsi 91. Audit aset sitaan ha sil korupsi Hukum dan Hak Asasi Manusia Kej aksaan ndonesia Badan Pengawasan Kcua ngan dan Pembangunan Kejaksaan ndonesia, Kepolisian Negara ndonesia Kemente rian Keuangan Kepolisian Ncgara Repubik ndonesia, Kejaksaan ndonesia Tersedianya Rupbasan yang ideal Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi Menguatnya upaya daam pengelolaan aset Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal, sedikitnya mencakup: a. nfrastuktur b. Manajemen pengelolaan c. SDM Tersetorkannya minimal 80%, uang pengganti dari perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadian (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya dilakukan Kejaksaan ndonesia) Terlaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Repubik ndonesia dan Kejaksaan - 75

79 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERlA TERKAT KEBERHASLAN ndonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang : 1. jenis, jumlah, kepemilikan, usia, dan kondisi barang yang dikelola 2. status penegakan hukum terkait barang terse but 3. estimasi nilainya 4. rekomendasi tindakan yang akan diambil terhadap barang yang ada (misalnya bara ng yang sudah rusakj statusnya tidak jelas) 5. rekomendasi pcrbaika n sistem, penegakan hukum pidana da n adminisuatif (j ika ditemuka n Eelang.garan serius) - 7 6

80 No. ')2. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAlT KEBERHASlLAN Kc polisian Ke rne nterian Meningkatnya Ne ga ra Keuangan akuntabilitas Rcpu blik pengelolaan aset ndonesia sitaan Pcningkatan tra nsparansi pcngelolaan aset s itaan 1. Tcrpublikasi secara reguler dalam situs Kepolisian Negara Lndonesia terkait pelaksanaan fungs i pengembalian aset, yang antara lain rnernuat inforrnasi data barang sitaan yang dikelola (terrnasuk nilainya, kondis inya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan) 2. Digunakannya rekening tunggal untuk rnenyirnpan uang hasil sitaan da n hasil penjuajan barang sitaan 93. Pc n ingkata n transpa ra n si pe ngclolaan aset sitaan da n rarnpasa n Keja ksaan Re publik ndonesia Kemen te rian Keu a ngan Me n ingkatnya akuntabilitas pe n gelo laan asc s itaan da n rarnpasan 1. Terpu blikasi seca ra reguler da la m si.tus Kejaksaan Rc publik ndones ia terka it pelaksanaan fungsi - 77

81 '4 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASlLAN pengembajian asel, yang antara lain memuat: a. Data barang sitaan dan rampasan yang dikelola (tennasuk nila inya, kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan) b. Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan c. Aset yang akan dilelang, estimasi nilainya, Lembaga pcnilai, \Va ktll clan - 78

82 No. PENANGGUNG NSTANS KRTERA TERKAT KEBERHASLAN tempat pelaksanaan lelang, nilai riil yang diterima, pemenang lelang, jumlah uang yang telah disetor ke negara, dll d. Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan in kracht, kapan barang/uang pengganti dieksekusi, kapan uang hasil lelang/rampasan disetor ke kas negara 2. Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan - 79

83 No Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan ndonesia PENANGGUNG 2 Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan NSTANS TERKAT 3 Kejaksaan ndonesia Keuangan, Mahka mah Agung, Hukum dan Hak Asasi Manusia KRTERA KEBERHASLAN 4 Teridenlifi kasinya hambalanhambatan eksekusi uang pengga nti 5 Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan ole h Kejaksaan ndonesia. 95. Optimalisasi Uang Pengganti melalui eksekusi aset terpidana kasus korupsi, Kejaksaa n ndonesia Kementeria n Agraria dan Tata Ruang/ Buda n Pertanahan Nasional, Bank ndonesia, Otoritas J asa Keu a ngan, Kementeri a n Hukum da n Ha k Asas i l'vlanusia Terlaksananya pertukaran data dan informasi antara Kejaksaan ndonesia dengan instansi terkait l. Adanya daflar Terpida na Korupsi yang belum melunasi Uang Pengganti da n belum melaksanakan Penjara Pengganti 2. Penyeraha n dafla r minimal 100 Terpidana Korupsi yang belu rn melunasi Ua ng Pcngganli kepadu Kemente rian Agra ria dan Tata Rua ng/badan Pertanahan Nasiolla l, Balli< ndonesia, - 80

84 "'UlftU'..tr;"' i:;u.. +<~ ~JUC:-""~''''A No. 1 PENANGGUNG 2 NSTANS TERKAT 3 KRTERA KEBERHASlLAN 4 UKURAN KEBERHASlLAN 5 Otoritas Jasa Keuangan, Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masing-masing instansi terkait. 3. Terlaksananya 50%, eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan informasi dari instansi terkait di atas 96. Optimalisasi Uang Pengganti rnelalui eksekusi aset terpidana kasus korupsi. Kernenterian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Kejaksaan ndonesia, Mahkarnah Agung,Kernenteri an Hukurn dan Hak Asasi Manusia --- j Tersedianya data hak atas tanah milik Terpidana Korupsi yang belurn rnelunasi Uang Pengganti - 81

85 "R ~~lf~~h t"1'''''.'(.'~ ""DOH.,"'" PRESDEN REPUBLK NDONESA, ttd. JOKO WDODO - 82

86 ... PPN, Bappenas Sekretariat Stranas PPK Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Jln. Taman Suropati No.2, Jakarta 10310; Telp.lfax: (021)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun

Lebih terperinci

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 6 MEI 2015 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 I PENCEGAHAN Reformasi Layanan Perizinan di /Lembaga dan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2014 BUPATI

Lebih terperinci

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 SELASA, 15 NOVEMBER 2016 RABU, 16 NOVEMBER 2016 KAMIS, 17 NOVEMBER 2016 JUM AT, 18 NOVEMBER 2016 RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 -

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI ( AD-PPK ) PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2015 OMBUDSMAN. Tata Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN No STRATEGI PENCEGAHAN LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10 Tahun 2016 TANGGAL : 22 September 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016-2017 AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANJAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Pennentan/ar.140/2/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANJAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Pennentan/ar.140/2/2015 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANJAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Pennentan/ar.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN UPAYA KHUSUS (UPSUS) PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI MELALUI

Lebih terperinci

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014 LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014 I STRATEGI PENCEGAHAN Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi (TI) Dengan

Lebih terperinci

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran SEKNAS FITRA Bekerjasama dengan KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KETERBUKAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan jumlah,

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2 Tahun 2014 TANGGAL : 21 Maret 2014 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014 I STRATEGI PENCEGAHAN Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi

Lebih terperinci

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut No.210, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Berusaha. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan jumlah,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENT ANG POKOK-POKOK PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN II (B.06)

AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN II (B.06) AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN II (B.06) Penanggung Instansi Kriteria Ukuran Ukuran Keberhasilan % Rencana Aksi Jawab Terkait Keberhasilan Keberhasilan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN DAN PEMOTONGAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA KEPUTUSAN BUPATI SERDANG BEDAGAI NOMOR 36/700 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA AKSI PROGRAM PEMBERANTASAN KORUPSI TERINTEGRASI PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, perlu

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi dengan ini menginstruksikan:

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 23, 201 3 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa u n tu k m ela ksan a ka n keten

Lebih terperinci

Kementerian PPNBappenas

Kementerian PPNBappenas Evaluasi Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi terkait Asset Recovery Kementerian PPNBappenas Hotel JS Luwansa, Jakarta, 21 November 2016 STRANAS PPK Salah satu upaya yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PEMANTAU INDEPENDEN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014 INSTANSI TERKAIT KEBERHASILAN

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014 INSTANSI TERKAIT KEBERHASILAN LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2 Tahun 2014 TANGGAL: 21 Maret 2014 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014. UKURAN I STRATEGI PENCEGAHAN Sistem Pelayanan Publik Berbasis

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pertemuan Pelaksana Teknis Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (Knpk) Tahun 2016

Laporan Hasil Pertemuan Pelaksana Teknis Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (Knpk) Tahun 2016 Laporan Hasil Pertemuan Pelaksana Teknis Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (Knpk) Tahun 2016 REFORMASI SISTEM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL Jakarta, 23 November

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN KEUANGAN DUKUNGAN PENGAWASAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. APBN. Tahun 2016. Pertanggungjawaban. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 191) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Paparan Draft Rencana Aksi

Paparan Draft Rencana Aksi Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 Open Government Indonesia Jakarta, 4 April 2016 Alur Pikir Renaksi CLUSTER I Penegakan Hukum dan Pencegahan Korupsi No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW No.734, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Kedeputian. Pembagian Tugas. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan adanya

Lebih terperinci

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr. Wb. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 mengamanatkan kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk melakukan pemantauan terhadap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM RENCANA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM RENCANA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2014 NO 6 STRATEGI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

KESEPAKATAN ANTARA GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 20

KESEPAKATAN ANTARA GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 20 1,1 1 KESEPAKATAN ANTARA GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 20 Rencana Aksi Penanggung Ukuran Keberhasilan Instansi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SAKIP SEKRETARIAT DAERAH KAB. LAMONGAN

IMPLEMENTASI SAKIP SEKRETARIAT DAERAH KAB. LAMONGAN IMPLEMENTASI SAKIP SEKRETARIAT DAERAH KAB. LAMONGAN 1 Disampaikan oleh Dr. YUHRONUR EFENDI, MBA STRUKTUR ORGANISASI SETDA KABUPATEN LAMONGAN 1.STAF AHLI BIDANG PEMERINTAHAN, HUKUM DAN POLITIK 2.STAF AHLI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan adanya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 1 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA BEKASI,

TENTANG WALIKOTA BEKASI, BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 35 2010 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017

GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017 GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017 LARWASDA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 MENINGKATKAN PENGAWASAN INTERNAL UNTUK MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK DI KABUPATEN SEMARANG DASAR

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI DAN SISTEM MANAJEMEN PERKARA TERPADU

REFORMASI BIROKRASI DAN SISTEM MANAJEMEN PERKARA TERPADU REFORMASI BIROKRASI DAN SISTEM MANAJEMEN PERKARA TERPADU Oleh: Sekretaris Jenderal KPK Jakarta, 23 November 2016 REFORMASI BIROKASI KPK 29 Des 2003 VISI DAN MISI KPK VISI Bersama Elemen Bangsa, Mewujudkan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI OLEH : MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI JAKARTA, 14 FEBRUARI 2012

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN I (B.04)

AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN I (B.04) AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN I (B.04) Penanggung Kriteria Ukuran Ukuran Keberhasilan % Rencana Aksi Instansi Terkait Jawab Keberhasilan Keberhasilan

Lebih terperinci

9. Para Bupati/Walikota.

9. Para Bupati/Walikota. PRESiDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN -REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya pelaksanaan pencegahan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHU N 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a bahwa

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5341 KEUANGAN NEGARA. Pertanggungjawaban. APBN 2011. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 178) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Pengawasan dan pengendalian; 7. Pemberian pertimbangan hukum; dan/atau. 8. Mitigasi risiko hukum dan non hukum.

Pengawasan dan pengendalian; 7. Pemberian pertimbangan hukum; dan/atau. 8. Mitigasi risiko hukum dan non hukum. - 2-6. Pengawasan dan pengendalian; 7. Pemberian pertimbangan hukum; dan/atau 8. Mitigasi risiko hukum dan non hukum. KEDUA : Melakukan penyelesaian masalah dan hambatan dalam pelaksanaan Proyek Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

.,~ (".., 'II ,,1'1.' l,", {~,,.",1, ~~n~ 4~~' I~~;j} I"I<I::;I[)I:I-I <I:I"I)(il..., II'J()()NI :;,;', PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

.,~ (.., 'II ,,1'1.' l,, {~,,.,1, ~~n~ 4~~' I~~;j} II<I::;I[)I:I-I <I:II)(il..., II'J()()NI :;,;', PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI ;,,,1'1 ',~ " (", 'II t~ ~"":-'~,r}, '~;\"I~,\, r, l,", {~,,",1, ~~n~ 4~~' I~~;j} 1;"",, "/ ~ ;I 'I'r If: tp l"'\'" ) 1 "(1\,,~I, "-', ",' ~",;,/ '::Co" -~, ;'-"," -':'' I"I

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan dalam Seminar Kemenpan dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13. DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA 1 PROGRAM PERCEPATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci