METODE Desain dan Waktu Penelitian Perlakuan Jenis suplemen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE Desain dan Waktu Penelitian Perlakuan Jenis suplemen"

Transkripsi

1 METODE Desain dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah randomized control trial (RCT). Penelitian ini terdiri dari tiga perlakukan, dan alokasi sampel ke dalam kelompok perlakuan tersebut dilakukan secara acak (random assignment). Ketiga kapsul perlakuan untuk suplementasi mempunyai bentuk, ukuran, dan warna yang sama, sehingga masing-masing sampel tidak mengetahui jenis perlakuan yang dikenakan terhadap dirinya. Demikian pula di dalam pelaksanaan intervensi, baik petugas distribusi, asisten peneliti, dan tenaga laboran tidak mengetahui komposisi dari masing-masing label kapsul, serta kode sampel darah yang dianalisis. Protokol pelaksanaan studi ini sudah mendapatkan ethical clearance dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Departemen Kesehatan) No: KS (Lampiran 1). Subyek penelitian adalah remaja wanita (late adolescent) yang berusia tahun dan bersedia mengikuti studi (informed consent). Sampel dikelompokkan secara acak kedalam tiga kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan suplemen terdiri dari kontrol (plasebo), kapsul besi-folat (B-F), dan kapsul besimultivitamin (B-MV), dengan komposisi zat gizi disajikan Tabel 2. Kelompok kontrol diberikan kapsul plasebo berupa selulosa (avizel). Kelompok B-F diberikan kapsul standar (besi-folat) berisi 60 mg elemental besi (ferro sulfat) dan 250 ug asam folat. Kelompok B-MV diberikan kapsul besi-multi vitamin (B-MV) berupa zat besi elemental 60 mg, asam folat 800 ug, vitamin A (retinyl acetate) 4200 ug, vitamin B12 (cyanocobalamin) 16,8 ug, dan vitamin C (ascorbic acid) 500 mg. Tabel 2. Rancangan kelompok perlakuan dan jenis suplemen Perlakuan Jenis suplemen Kontrol Plasebo Besi-folat (B-F) Zat besi 60 mg dan asam folat 250 ug Besi-multi vitamin (B-MV) Zat besi 60 mg, asam folat 800 ug, vitamin A 4200 ug, vitamin C 500 mg, vitamin B12 16,8 ug

2 46 Studi ini didalam pelaksanaannya terintegrasi dengan kegiatan pemberian makanan tambahan (feeding program) pada mahasiswa IPB oleh SEAFAST Centre IPB. Selain masalah gizi mikro, kelompok remaja juga sering mengalami kekurangan energi dan protein. Angka prevalensi gizi kurang (stunted) yang sangat tinggi di Asia diantaranya akibat kekurangan zat gizi makro yang kronis (World Bank 2003; UNS-SCN 2004). Di Indonesia prevalensi gizi kurang (kurus) pada remaja sebesar 17,4 % (Permaesih dan Herman 2005). Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap mahasiswi IPB, rata-rata mengalami defisit energi sebesar kkal (Fitri 2005). Hal tersebut dapat terjadi karena keterbatasan uang saku untuk belanja pangan atau perilaku makan yang tidak tepat. Pada studi ini kepada seluruh sampel diberikan makanan tambahan (PMT) berupa snack dan minuman yang sama untuk menambah kekurangan energi. Tujuan utama PMT adalah untuk menambahkan energi sebesar kkal per hari, maka setiap sampel memperoleh 2-3 porsi (serving size) per hari, misalnya dalam bentuk kombinasi biskuit dan susu, roti dan juice dan lainnya. Estimasi kandungan energi dan zat gizi dari PMT yang diberikan kepada sampel disajikan pada Lampiran 2. Berkaitan dengan desain studi ini, pemberian makanan tambahan tersebut dianggap sebagai homogenisasi sampel agar terjadi optimalisasi metabolisme zat besi. Proses metabolisme zat besi di dalam tubuh mulai dari absorpsi, transportasi, dan mobilisasi simpanannya tidak terlepas dari keberadaan penyediaan energi dan protein tubuh (Beard et al. 1996). Keseluruhan kegiatan penelitian mulai dari persiapan sampai dengan pengumpulan data akhir dilaksanakan bulan September 2005 sampai Mei Periode suplementasi kapsul dilakukan bulan November 2005 Mei Formula Kapsul Suplemen Penggunaan dosis suplemen besi-folat atau disebut kapsul standar berdasarkan rekomendasi Departemen Kesehatan RI (2003), yaitu dosis 60 mg (besi elemental) dan 250 ug asam folat. Kapsul ini didalam bahasa program disebut tablet tambah darah (TTD) yang digunakan untuk program perbaikan gizi besi pada WUS, ibu hamil dan ibu nifas. Penggunaan ferrous sulfate (Fe 2 SO 4 ) sebagai suplemen dengan dosis 60 mg, dengan penyerapan 3% diperkirakan akan mensuplai zat besi terabsorpsi sekitar 1,8 mg (Lotfi et al. 1996). Kapsul standar

3 47 ini (B-F) digunakan sebagai pembanding efikasinya terhadap kapsul kontrol dan besi-multivitamin (B-MV). Formulasi kapsul besi-multivitamin dimaksudkan untuk lebih meningkatkan efektifitas metabolisme zat besi dan proses eritropoiesis. Dosis zat besi ditetapkan sama sebesar 60 mg, karena review berbagai studi dari tahun dengan dosis 60 mg mampu meningkatkan kadar Hb pada ibu hamil secara signifikan sekitar 10 g/l (Ekstrom 2001) atau 7,7 g/l (Suharno & Muhilal 1996). Didalam perkembangannya sejak tahun 1968, penggunaan dosis zat besi tersebut tetap dipertahankan oleh INACG/WHO/UNICEF pada rekomendasinya yang terbaru tahun Asam folat berperan didalam perbaikan anemia gizi besi, meskipun tidak ada rekomendasi yang spesifik untuk dosis penggunaannya (Ekstrom 2001). Stoltzfus dan Dreyfuss (1998) merekomendasikan penambahan asam folat sebesar 400 ug per hari untuk program suplementasi kelompok wanita usia subur. Studi Angeles-Agdeppa et al. (1999) menggunakan tambahan asam folat 500 ug per minggu. Belum terdapat studi tentang bioavalibilitas asam folat pada suplemen, namun bioavalibilitas pada konsumsi pangan harian umumnya kurang dari 50% (Gregory 2001). Hasil evaluasi terhadap asupan asam folat sintetis (SFA) dari fortifikasi dan suplementasi di USA pada kelompok WUS, bioavailibilitas bervariasi antara 68-87% (Lewis et al. 1999), sehingga dosis asam folat pada ujicoba suplemen ini ditetapkan sebesar 800 ug atau dua kali AKG (Setiawan & Rahayuningsih 2004). Berbagai studi menunjukkan bahwa vitamin A berperan didalam perbaikan anemia gizi besi (Semba & Bloem 2002). Penggunaan dosis vitamin A ditetapkan sebesar 7 (tujuh) kali AKG (Muhilal & Sulaeman 2004), sehingga diperoleh dosis 4200 ug. Efek suplementasi vitamin A dapat meningkatkan kadar Hb sebesar 3,7 g/l (Suharno & Muhilal 1996). Studi pada remaja dengan penambahan vitamin A pada suplemen besi-folat pernah dilakukan oleh Angeles-Agdeppa et al. (1999) dengan dosis 6000 ug/minggu, sedangkan Ahmed et al. (2001) dan Dillon (2005) dengan dosis 2424 ug/minggu. Vitamin C berperan didalam proses penyerapan zat besi di dalam intestin. Pada studi ini penambahan dosis vitamin C dilakukan sebesar 7 (tujuh) kali AKG

4 48 (Setiawan & Rahayuningsih 2004), sehingga diperoleh dosis 500 mg. Penambahan vitamin C untuk kapsul besi-folat berturut-turut sebesar 60 mg dan 100 mg per minggu pernah dilakukan berturut-turut oleh Angeles-Agdeppa et al. (1999) serta Jayatissa dan Piyasena (1999). Vitamin B12 terutama berperan didalam produksi sel-sel darah merah (eritropoiesis). Tidak terdapat informasi global tentang prevalensi defisit vitamin B12, dan belum banyak informasi tentang peranan vitamin B12 didalam meningkatkan efikasi besi-folat (Allen 2002). Studi penambahan vitamin B12 sebesar 2,6 ug sebagai salah satu komponen suplemen multi-micro nutrient (MMN) pada remaja wanita pernah dilakukan oleh Ahmed et al. (2005), pada ibu hamil oleh Sunawang (2005) dan Ramakrishnan et al. (2005). Pada studi ini, penambahan dosis vitamin B12 ditetapkan 7 (tujuh) kali AKG (Setiawan & Rahayuningsih 2004), sehingga diperoleh dosis 16,8 ug. Dosis zat gizi pada kapsul besi-multivitamin yang ditetapkan tersebut di atas masih berada pada batas aman (safe level intake). Menurut IOM (2001) nilai UL (upper limit) untuk asam folat 1000 ug, vitamin C 2000 mg, dan vitamin B mg. Dosis safe range intake untuk vitamin A menurut Lachance (1998) adalah ug. Formulasi zat gizi pada ketiga kelompok perlakuan tersebut berupa serbuk berwarna putih kekuningan yang dikemas di dalam satu butir kapsul warna hitammerah dengan ukuran 0 (sedang). Sebagai filler untuk kapsul plasebo, B-F dan B- MV digunakan selulosa (avizel). Seluruh suplemen untuk penelitian tersebut diproduksi oleh PT Kimia Farma di Bandung. Hasil pengujian oleh Lab Analisis Kimia Farma dengan melakukan pemeriksaan bentuk, warna, isi, waktu hancur, dan kadar zat gizi, disimpulkan formula tersebut telah memenuhi persyaratan seperti yang diinginkan. Cara Penentuan Sampel Populasi penelitian adalah remaja wanita (17-20 tahun), berasal dari mahasiswi TPB-IPB yang mengikuti kegiatan pemberian makanan tambahan di Asrama IPB pada tahun ajaran 2005/2006. Kebijakan IPB bahwa seluruh mahasiswa TPB-IPB (tingkat satu) wajib tinggal di Asrama selama satu tahun

5 49 ajaran. Keseluruhan mahasiswa tersebut sudah menempati Asrama TPB-IPB sejak bulan Juli 2005 (USMI) dan bulan Agustus 2005 (SPMB). Jumlah minimal sampel yang ditetapkan untuk penelitian ini menggunakan asumsi bahwa α=5% (Z α =1,96); power of test=90% (Z ß =1,28); Sd (Hb)=10,6 g/l; d ( Hb)=7,1 g/l (Angeles-Agdeppa et al. 1997; Dillon 2005). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: n 2 (Sd) 2 (Z ß + Z α ) 2 d 2 sehingga diperoleh jumlah minimum sampel 47 orang per perlakuan. Dengan asumsi peserta drop-out dari penelitian sebesar 10-15%, maka jumlah sampel minimal adalah orang. Untuk tiga kelompok perlakuan diperlukan jumlah minimum sampel Daftar keseluruhan mahasiswa tingkat satu (TPB-IPB) yang diperoleh dari Direktorat Kemahasiswaan IPB sebanyak 2743 orang (1525 wanita dan 1218 putra). Untuk kegiatan pemberian makanan tambahan, serangkaian seleksi dilakukan untuk memperoleh mahasiswa dengan persyaratan berasal dari keluarga yang sosial ekonominya rendah dan nilai IMT <25,0 kg/m 2. Akhirnya diperoleh sebanyak 497 mahasiswa (298 wanita dan 199 pria) yang memperoleh bantuan snack/minuman dari IPB selama enam bulan. Jumlah subyek yang bersedia untuk mengikuti penelitian ini sebanyak 298 mahasiswi, yang ditunjukkan oleh pengisian informed consent (Lampiran 3. Untuk menghindari bias perlakuan, maka semua peserta harus menerima kapsul suplementasi yang sama. Tiga jenis perlakuan yang didesain untuk penelitian ini memerlukan 224 sampel (kontrol 75, B-F 75, dan B-MV 74), sedangkan sisanya sebanyak 74 mahasiswi digunakan untuk keperluan studi lainnya. Penempatan sampel untuk ketiga jenis perlakuan yang berbeda dilakukan secara acak. Khusus untuk analisis STfR dan SF masing-masing kelompok dipilih 55 sampel per perlakuan yang mempunyai tingkat compliance tinggi, tidak ikut donor darah, tidak sedang hamil, tidak mempunyai penyakit kronis, dan tidak sedang sakit saat pengambilan sampel darah.

6 50 Pelaksanaan Suplementasi Keseluruhan kapsul diproduksi pada waktu yang bersamaan oleh PT Kimia Farma Bandung. Setiap jenis kapsul plasebo dan perlakuan diproduksi sebanyak 2250 butir yang dibungkus dalam plastik tertutup sebanyak 5 (lima) buah dengan diberi label A, B dan C. Keseluruhan kapsul disimpan di dalam tabung plastik hampa udara (diberi silica gel) yang berbeda sesuai dengan labelnya. Pada setiap minggu, ketiga jenis kapsul dipindahkan kedalam ketiga tabung obat yang berbeda dengan ukuran lebih kecil. Pada setiap tabung diberi kode A, B, C yang diberikan kepada petugas distribusi di asrama. Petugas distribusi tidak mengetahui perbedaan komposisi yang terdapat pada tabung obat sampai kegiatan suplementasi ini selesai. Pada setiap tabung obat distribusi hanya disediakan sejumlah kapsul sesuai dengan sampel yang akan diberi per minggu, sehingga setiap minggu peneliti menyiapkan kapsul untuk didistribusikan. Petugas distribusi sebanyak dua orang, yang sudah dilatih sebelumnya tentang cara distribusi, cara minum kapsul, dan pengumpulan laporan mingguan. Kapsul didistribusikan setiap hari Rabu pada jam bertempat di dekat Kantor Pengelola Asrama (pintu gerbang Asrama Putri IPB). Distribusi dilakukan sore hari bersamaan dengan selesainya perkuliahan dan pengambilan makanan tambahan, dan kemudian mereka kembali ke kamar asrama. Untuk menjaga kepatuhan konsumsi kapsul (compliance), dilakukan berbagai upaya diantaranya melalui sosialisasi pada awal kegiatan, penjelasan pada saat pengumpulan data baseline, penyuluhan gizi di acara seminar dan social gathering, dan penjelasan saat pengambilan PMT. Untuk meningkatkan compliance suplemen, diusahakan kapsul langsung ditelan menggunakan air minum di depan petugas distribusi. Bagi sampel yang sedang puasa, belum makan siang, atau sedang merasakan mual, kapsul boleh dibawa dan berjanji untuk diminum di kamar. Bagi peserta yang berhalangan mengambil kapsul pada hari Rabu, kapsul diberikan pada hari Kamis - Jum at antara jam Kapsul suplementasi diberikan kepada sampel satu kali seminggu. Metaanalisis yang dilakukan oleh Beaton dan McCabe menunjukkan bahwa suplementasi harian dan mingguan keduanya dapat menurunkan prevalensi

7 51 anemia dan anemia gizi besi (Allen 2002). Studi Ridwan (1995) menunjukkan pemberian suplementasi 60 mg besi harian dan 120 mg mingguan, keduanya dapat meningkatkan Hb pada ibu hamil 8 g/l. Berbagai studi suplementasi besi mingguan pada remaja yang dapat memperbaiki status besi remaja adalah Jayatissa dan Piyasena (1999), Angeles-Agdeppa et al. (1997), Viteri, Ali, dan Tujague, (1999), Tee et al. (1999). Suplementasi mingguan akan menurunkan efek samping, meningkatkan compliance, mengurangi oksidatif stress, biaya murah, dan masih dapat mempertahankan simpanan besi jika suplemen diberhentikan (Allen 2002; Gross et al. 1997). Oleh karena itu, INACG (2003) merekomendasikan program kapsul mingguan untuk pencegahan anemia pada kelompok wanita usia subur (WUS). Lama suplementasi suplemen dilakukan dalam 25 minggu (25 kapsul). Umur sel darah merah adalah 120 hari (4 bulan), dimana sel-sel darah merah akan mengalami kerusakan, sehingga sebagian besar suplementasi besi diberikan dalam jangka waktu 3-6 bulan (Ekstrom, 2001). Beberapa studi suplementasi pada remaja dilakukan selama 3 (tiga) bulan (Ahmed et al. 2001; Soekarjo et al. 2004; Ahmed et al. 2005) atau kelipatannya, misalnya 6 bulan (Angeles-Agdepa et al. 1997; Viteri, Ali dan Tujague 1999; Tee et al. 1999). Karena terdapat pola suplementasi besi yang berbeda yaitu harian dan mingguan, maka pendekatan selain lama suplementasi adalah berdasarkan jumlah kapsul yang diminum. Respon hemoglobin terjadi pada saat konsumsi tablet ke-20, dan tidak ditemukan pengaruh yang signifikan setelah konsumsi tablet ke-40 (Ekstrom 2001). Pelaksanaan suplementasi selama periode 25 minggu, yang dimulai dari November 2005 Mei Seminggu sebelum suplementasi kepada seluruh sampel diberikan kapsul antihelminth (pirantel pamoat 250 mg) yang diminum di tempat. Pada waktu liburan alih semester (16 Januari 11 Pebruari 2006) kebanyakan mahasiswa pulang kampung (keluar asrama). Namun selama liburan sampel tetap diberi kapsul untuk dibawa pulang liburan. Kapsul diberikan dalam plastik (sealed) dan diberi petunjuk cara penggunaan kapsul dan dilaporkan setelah kembali ke Asrama.

8 52 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Peubah yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian meliputi karakteristik sampel, riwayat dan keluhan menstruasi, konsumsi pangan, alokasi pengeluaran, status kesehatan dan riwayat penyakit, ukuran anthropometri, biokimia darah, dan penggunaan kapsul (Tabel 3). Peubah tersebut dikumpulkan melalui pengisian dan wawancara dengan kuesioner, pengukuran langsung, dan analisis laboratorium. Sebelum mengisi kuesioner, sampel selalu diberi penjelasan cara pengisiannya (Lampiran 4). Kuesioner yang telah diisi oleh sampel kemudian diverifikasi pada waktu akan dikumpulkan. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang dibantu asisten peneliti tiga orang, tiga orang petugas klinik kesehatan, dan seorang dokter medis. Asisten peneliti dan dokter sebelumnya sudah diberi penjelasan tentang recana penelitian, berbagai data yang akan dikumpulkan dan cara pengumpulannya. Tabel 3. Jenis peubah dan cara pengumpulan data No Peubah Cara Pengumpulan 1. Karakteristik sampel Pengisian kuesioner 2. Riwayat dan keluhan Pengisian kuesioner menstruasi 3. Konsumsi pangan Pengisian & wawancara dengan kuesioner 4. Alokasi pengeluaran Pengisian kuesioner 5. Status kesehatan Pemeriksaan dan wawancara 6. Anthropometri (BB, TB) Pengukuran berat dan tinggi badan 7. Biokimia darah (Hb, STfR, SF) Analisis laboratorium 8. Penggunaan PMT dan kapsul Pengisian form (self reported) Sebelum pengumpulan data dilakukan, calon sampel diundang untuk diberi penjelasan umum tentang rencana umum feeding program dan bentuk perlakuan. Setelah itu calon peserta yang bersedia ikut kegiatan, secara berturut-turut diperiksa kesehatan, pengukuran anthropometri, pengambilan sampel darah, dan dilanjutkan dengan serangkaian pengisian kuesioner untuk baseline (23

9 53 September 4 Oktober 2005). Kuesioner endline dikumpulkan setelah dilakukan pengambilan darah untuk analisa biomarker (Hb, SF, STfR) (22 30 Mei 2006). Identitas sampel yang dikumpulkan meliputi tanggal lahir, lokasi kamar asrama, sumber beasiswa, jumlah uang kiriman dan asal daerah. Selain itu juga dikumpulkan data tentang status perkawinan, kehamilan, kecelakaan dan perdarahan (donor darah), pekerjaan dan alamat orangtua. Riwayat menstruasi yang ditanyakan meliputi umur pertama mengalami menstruasi. Selain itu juga dikumpulkan data tentang siklus menstruasi, keteraturan, lama menstruasi, dan gangguan menjelang dan saat menstruasi. Peubah pengeluaran yang dikumpulkan meliputi alokasi untuk pangan dan non-pangan. Alokasi ditanyakan dalam bentuk rata-rata pengeluaran harian, mingguan atau bulanan. Jangka waktu pengeluaran ditanyakan 3-5 bulan sejak sampel mulai tinggal di Asrama TPB (Juli 2005 mahasiswa USMI dan Agustus 2005 mahasiswa SPMB). Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh seorang dokter yang meliputi pemeriksaan fisik, anamnesa keluhan dan riwayat penyakit. Data riwayat kesehatan (checklist) diisi oleh sampel dan kemudian diverifikasi oleh dokter. Data anthropometri dikumpulkan sebelum dan setelah suplementasi, yang meliputi berat dan tinggi badan. Sebelum pengukuran anthropometri peserta diminta untuk mengenakan baju seminimal mungkin, dengan melepaskan jaket, mengeluarkan isi saku/kantong baju/celana, dan tidak mengenakan sepatu, sandal, dan topi. Untuk pengukuran berat dan tinggi badan menggunakan alat timbang (SECA ketelitian 0,1 kg) dan stadiometer (ketelitian 0,1 cm). Data konsumsi pangan yang dikumpulkan meliputi kebiasaan makan, frekuensi konsumsi pangan, dan konsumsi pangan di hari kuliah (Senin-Jum at) dan hari libur (Sabtu-Minggu). Pencatatan dilakukan selama empat hari (baseline) dan dua hari (endline), yang dilakukan pada hari kuliah dan hari libur. Metode pengumpulan data konsumsi pangan dengan food record, yaitu form konsumsi pangan diberikan kepada sampel pada waktu pemeriksaan kesehatan dan dijelaskan cara pengisiannya, meliputi jenis makanan, jumlah yang dimakan (URT), harga makanan, dan tempat membeli makanan. Pada minggu berikutnya

10 54 form yang telah diisi sampel dikembalikan kepada tim peneliti untuk diverifikasi satu-persatu. Data frekuensi konsumsi pangan dikumpulkan dengan menanyakan kebiasaan konsumsi menurut kelompok pangan selama tinggal di asrama, dengan membandingkan sebelum dan selama suplementasi. Jawaban pertanyaan dalam bentuk pilihan tertutup, dengan alternatif pilihan: a) Selalu: 5-7 hari per minggu, b) Kadang-kadang : 3-4 hari per minggu, c) Jarang : 1-2 hari per minggu, dan d) Tidak pernah. Pengambilan sampel darah pada awal dan akhir suplementasi dilakukan secara serentak pada pagi (jam ) selama tiga hari berturut-turut. Sampel diminta untuk tidak makan dan minum sejak jam sebelum pengambilan darah dilakukan di pagi hari. Sampel darah diambil sebanyak 5 ml (baseline) dan 3 ml (endline) melalui pembuluh vena yang diambil oleh tenaga kesehatan yang terlatih (3 orang) dari RS PMI Bogor. Sampel darah dibagi kedalam dua tabung yang berbeda, yaitu ke tabung EDTA (anti koagulan) sebanyak 1-2 ml dan ke tabung tanpa koagulan 2-3 ml. Kedua tabung diletakkan dalam ice box dan segera dibawa ke Laboratorium Biokimia SEAMEO-UI (1-2 jam berikutnya) untuk dilakukan analisa Hb darah dan separasi serum. Pemisahan serum dilakukan dengan cara sentrifuse dan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Serum disimpan di dalam freezer pada suhu C sebelum dilakukan analisis secara bersama-sama antara baseline dan endline untuk serum tranferrin receptor (STfR) dan serum ferritin (SF). Untuk analisa Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin dengan spektofotometer Coulter T series model T890 made in USA (Lampiran 5). Analisis SF dan STfR dengan metode sandwich ELISA menggunakan Multiskan Ascent made in Germany (Lampiran 5). Serum untuk analisis yang digunakan adalah Liquicheck, Bio-Rad, USA. Prosedur untuk analisa SF dan STfR mengacu metode yang dikembangkan oleh Erhard et al. (2004). Jumlah sampel yang dianalisa untuk Hb sebanyak sampel per perlakuan, sedangkan untuk STfR dan SF masing-masing sebanyak 55 sampel per perlakuan. Selama suplementasi, setiap awal minggu kepada mahasiswa dibagikan formulir untuk melaporkan (self reported) penggunaan kapsul yang telah

11 55 diberikan. Selain itu sampel juga diminta mengisi formulir tentang manfaat yang dirasakan, keluhan yang ditimbulkan, sakit yang dialami, dan obat-obatan yang digunakan. Selama pelaksanaan suplementasi peserta direkomendasikan untuk tidak minum suplemen apapun, kecuali obat-obatan yang resepnya diberikan oleh dokter. Pengolahan dan Analisis Data Data yang sudah dikumpulkan diolah dan dianalisis menggunakan software Microsoft Excell 2003 dan SPSS versi 13. Sebelum dilakukan uji statistik lanjut, seluruh peubah hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk statistik elementer (rataan, standar deviasi, rentang, dan frekuensi). Data konsumsi pangan dari food record direkap untuk diidentifikasi berbagai jenis dan ukuran pangan yang telah dikonsumsi oleh sampel. Kemudian dari daftar tersebut dilakukan survai pangan ke warung-warung di sekitar (luar dan dalam) kampus untuk mendapatkan harga dan porsinya (gram). Daftar ini yang digunakan sebagai panduan pada waktu melakukan konversi konsumsi pangan dari URT menjadi gram. Data konsumsi yang sudah lengkap kemudian dikonversi kedalam zat gizi yang meliputi energi, protein, vitamin C, vitamin A, dan zat besi. Konversi kedalam asam folat dan vitamin B12 tidak dilakukan karena tidak tersedia di dalam database DKBM. Untuk konversi ke dalam zat gizi menggunakan DKBM (tahun 1970, 1995, 2001, 2005). Selain itu untuk melengkapi database konversi zat gizi juga dilakukan survei label pangan, dan juga dari software NUTRISURVEY. Untuk mengetahui asupan energi dan zat gizi selama hari kuliah dan hari libur, maka analisa dibedakan antara dua hari kuliah dan dua hari libur. Untuk menghitung tingkat kecukupan energi dan zat gizi kelompok remaja menggunakan Angka Kecukupan Gizi (WNPG 2004). Kelompok umur remaja pada WNPG (2004) dibagi pada kategori dan tahun, untuk beberapa zat gizi ditetapkan dengan angka yang berbeda. Berdasarkan kelompok umur tersebut, secara berturut-turut kebutuhan energi 2200 kkal dan 1900 kkal, protein 55 g dan 50 g, vitamin C 75 mg, vitamin A 600 ug dan 500 ug, dan zat besi 26 mg. Kategori tingkat konsumsi energi dan protein berdasarkan Depkes (1999) yaitu <70% defisit berat, 70-80% defisit sedang, 80-90% defisit ringan, %

12 56 normal, >110% kelebihan. Untuk vitamin A, vitamin C, dan zat besi menggunakan batas 70% AKG (Gibson 2005). Kategori anemia adalah jika konsentrasi Hb <120,0 g/l, kategori defisiensi zat besi eritropoiesis jika serum transferrin receptor (STfR) >8,3 mg/l dan kategori deplesi zat besi jika serum ferritin (SF) <15 ug/l. Kategori untuk peubah lainnya adalah: 1) tingkat compliance kapsul (<80%; >80%), 2) Indeks Massa Tubuh (IMT) kurus (< 18,5 kg/m 2 ), normal (18,5-25,0 kg/m 2 ) dan obese (> 25,0 kg/m 2 ). Estimasi terhadap jumlah besi di dalam tubuh dilakukan dengan menggunakan formula Cook et al. (2003) yang dihitung dari rasio STfR dan SF. Jumlah besi di dalam tubuh (mg/kg) = - [log (STfR:SF) 2,8229] : 0,1207. Nilai positif artinya terjadi surplus zat besi di dalam simpanan (storage compartment), dan nilai negatif menunjukkan defisit zat besi di dalam jaringan (functional compartment). Uji statistik untuk mengetahui perbedaan keragaman data keseluruhan peubah antar kelompok perlakuan (data baseline dan endline). Uji Chi-square digunakan untuk menguji kesamaan distribusi peubah non-parametrik antar kelompok perlakuan. Uji paired-sample t-test digunakan untuk membandingkan signifikansi peubah parametrik sebelum dan sesudah suplementasi. Uji ANOVA digunakan untuk membandingkan perbedaan peubah parametrik sebelum perlakuan, seperti biomarker (Hb, SF, STfR), umur, IMT, uang saku, belanja pangan, asupan dan tingkat kecukupan gizi (energi, protein, besi, vitamin C dan vitamin A). Uji efikasi suplementasi dilakukan berdasarkan selisih nilai biomarker sebelum dan setelah suplementasi ( Hb, SF, STfR) pada ketiga perlakuan menggunakan uji ANOVA (Munro, 1997). Untuk itu dilakukan terlebih dahulu uji normalitas terhadap data biomarker menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, sedangkan uji homogenitas varian menggunakan Lavene. Kriteria pengujian adalah p>0,05 untuk menerima hipotesis (Ho) bahwa data berdistribusi normal, dan varians kelompok perlakuan identik (homogen) (Kirkwood 1988; Santoso 2002). Data biomarker yang tidak normal, kemungkinan distribusinya skew positif untuk itu transformasi yang dianjurkan logaritmik (log), atau data skew ke

13 57 kiri transformasinya kedalam bentuk kuadratik. Nilai transformasi tersebut digunakan untuk uji signifikansi ANOVA, sedangkan untuk penyajian hasil dan pembahasannya menggunakan nilai aktual peubah Hb, STfR dan SF (Kirkwood, 1988). Uji ANCOVA digunakan untuk mengkoreksi (adjusted) peubah perancu (confounder) (Munro, 1997). Peubah perancu ini diduga berpengaruh terhadap besaran selisih biomarker setelah suplementasi ( Hb, SF dan STfR), yaitu: 1) konsentrasi biomarker awal hemoglobin, serum transferrin receptor atau serum ferritin, 2) indeks massa tubuh, 3) compliance kapsul, 4) compliance makanan tambahan 4) tingkat kecukupan energi, protein, zat besi, vitamin A dan vitamin C.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

-LATAR BELAKANG- Akan menurunkan kemampuan fisik dan prestasi akademik. Upaya pemerintah: suplementasi zat besi

-LATAR BELAKANG- Akan menurunkan kemampuan fisik dan prestasi akademik. Upaya pemerintah: suplementasi zat besi PENGEMBANGAN MODEL PERBAIKAN ANEMIA GIZI BESI DI SEKOLAH UNTUK PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK SISWA DR.IR. DODIK BRIAWAN, MCN DR.IR. SITI MADANIJAH, MS DR. FITRAH ERNAWATI, MSc SEAFAST Center LPPM - Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dijumpai di berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Wanita muda memiliki risiko yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. Prevalensi anemia di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pekerja wanita usia subur (WUS) selama ini merupakan sumber daya manusia (SDM) yang utama di banyak industri, terutama industri pengolahan pangan yang pekerjaannya masih banyak

Lebih terperinci

EFIKASI SUPLEMENTASI BESI-MULTIVITAMIN TERHADAP PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA DODIK BRIAWAN

EFIKASI SUPLEMENTASI BESI-MULTIVITAMIN TERHADAP PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA DODIK BRIAWAN EFIKASI SUPLEMENTASI BESI-MULTIVITAMIN TERHADAP PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA DODIK BRIAWAN SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS persisten, RCT 2. Zn + Vit,mineral 3. plasebo, durasi 6 bln BB KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BB, PB Zn dan Zn + vit, min lebih tinggi drpd plasebo Kebutuhan gizi bayi yang tercukupi dengan baik dimanifestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global baik di negara berkembang maupun negara maju. Anemia terjadi pada semua tahap siklus kehidupan dan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia karena defisiensi besi merupakan kelainan gizi yang paling sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Saat ini diperkirakan kurang

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

EFIKASI SUPLEMENTASI BESI-MULTIVITAMIN TERHADAP PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA DODIK BRIAWAN

EFIKASI SUPLEMENTASI BESI-MULTIVITAMIN TERHADAP PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA DODIK BRIAWAN EFIKASI SUPLEMENTASI BESI-MULTIVITAMIN TERHADAP PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA DODIK BRIAWAN SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik, yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Secara konseptual, variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan variabel dependent seperti gambar berikut : Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 23 A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan pretestposttest control group design" karena terdapat suatu kelompok diberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11) anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Boyolali III, Puskesmas Ampel I, Puskesmas Ampel II, Puskesmas Sambi I, Puskesmas Andong, Puskesmas Selo

Lebih terperinci

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami PENDAHULUAN Latar belakang Anemia zat besi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah gizi dan merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian. Anemia zat besi akan berpengaruh pada ketahanan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 35 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dengan intervensi pemberian susu selama 4 bulan, bertempat di Asrama Putra Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan prepost test with control design (Bhisma 2003), karena analisis dilakukan sebelum

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik dan mental yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Intik gizi yang tidak cukup dan infeksi merupakan penyebab langsung gizi kurang pada bayi dan anak (UNICEF, 1999). Hal ini berdampak tidak saja terhadap kekurangan gizi makro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 15 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini seluruhnya menggunakan data dasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang ditimbulkan cukup serius dengan spektrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien KONSULTASI GIZI.. A. PENGERTIAN Serangkaian proses komunikasi dua arah untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus meningkat setiap tahun. Anemia yang paling banyak terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk explanatory research di bidang gizi masyarakat, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan yaitu untuk mengetahui hubungan kausal antara

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, protein,

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka teori yang ada, tidak semua variabel akan diteliti, tetapi peneliti memilih variabel yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi baru pembangunan kesehatan direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi Indonesia Sehat 2010. Tahun 2010 dipilih dengan pertimbangan bahwa satu dasawarsa merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan baseline dari penelitian Dr. Ir. Sri Anna Marliyati MSi. dengan judul Studi Pengaruh Pemanfaatan Karoten dari Crude Pal Oil

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMENTASI MULTIVITAMIN MINERAL TERHADAP STATUS GIZI DAN KADAR SENG (Zn) SERUM PADA WANITA PEKERJA USIA SUBUR. Alia Latifah Hanum

PENGARUH SUPLEMENTASI MULTIVITAMIN MINERAL TERHADAP STATUS GIZI DAN KADAR SENG (Zn) SERUM PADA WANITA PEKERJA USIA SUBUR. Alia Latifah Hanum PENGARUH SUPLEMENTASI MULTIVITAMIN MINERAL TERHADAP STATUS GIZI DAN KADAR SENG (Zn) SERUM PADA WANITA PEKERJA USIA SUBUR Alia Latifah Hanum PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBER DAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gizi adalah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, baik zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan pretest post-test dengan kelompok kontrol (pre-test post-test with control group).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

METODE Disain, Lokasi dan Waktu

METODE Disain, Lokasi dan Waktu METODE Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan disain Randomize Community Control Trial yaitu studi yang menggunakan prosedur acak untuk mengalokasikan contoh

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia bisa terjadi pada segala usia. Indonesia prevalensi anemia masih tinggi, insiden anemia 40,5% pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia dimulai sejak di dalam kandungan ibu. Sehingga calon ibu perlu mempunyai kesehatan yang baik. Kesehatan dan gizi ibu hamil merupakan kondisi yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) seseorang dalam darah lebih rendah dari normal sesuai dengan nilai batas ambang menurut umur dan jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu golongan dari suatu kelompok usia yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsinya. Taraf kesehatan

Lebih terperinci

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi ialah suatu kondisi anemia dan terdapat bukti yang jelas akan kehilangan zat besi. Anemia defisiensi besi merupakan tahap berat dari defisiensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Sukoharjo 1. Keadaan Demografis SMK Negeri 1 Sukoharjo terletak di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci