MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG KTL.IO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG KTL.IO"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

2 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KATA PENGANTAR Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi. Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang yang mengacu pada SKKNI Sektor Listrik Sub Sektor Ketenagalistrikan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Nomor : 170/MEN/IV/ Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif. Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja. Jakarta, Nopember 2013 DIREKTUR STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN KUNJUNG MASEHAT, SH, MM NIP Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 1 dari 67

3 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) B. Unit Kompetensi Prasyarat C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BAB II MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup D. Pengertian Istilah E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi F. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB a. Gambar Kerja Satu Garis PHB Berdasarkan Ketentuan dalam PUIL b. Gambar Satu Garis yang Berkaitan dengan Pengoperasian PHB sesuai dengan Dokumen yang Ditetapkan Perusahaan dan SOP - 25 c. Menyusun Rencana Kerja d. Menyiapkan Alat Kerja e. Menyiapkan Alat K f. Penyiapkan Alat Bantu sesuai SOP dalam Kondisi dapat Bekerja dengan Baik dan Aman g. Cara Menghubungi Personil Berwenang untuk Memastikan bahwa Pekerjaan telah Dikoordinasikan secara Efektif dengan Pihak Terkait Lainnya sesuai SOP h. Memeriksa Perintah yang Diterima untuk Memastikan bahwa Instruksi dapat Dilaksanakan sesuai SOP Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 2 dari 67

4 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik i. Aplikasi Ketentuan dan Prosedur K3 sesuai Standar yang Berlaku Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang a. Penerapkan Peraturan dan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama Pelaksanaan Pekerjaan b. Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB sesuai Gambar Konstruksi dan SOP c. Mengukur Rangkaian Pembumian, Tahanan Isolasi, dan Polaritas d. Pemasangan Sepatu Kabel pada PHB sesuai Standar Konstruksi dan Instruksi Manual e. Memeriksa Karakteristik dan Rating Pembatas Arus yang Dipasang pada PHB dan Nilainya harus sesuai dengan Standar Operasi PHB f. Melaksanakan Pemberian Tegangan pada PHB dan Instalasi Percabangan PHB sesuai Standar Operasi Memeriksa Operasi PHB a. Memeriksa dan Mengukur Tegangan Setiap Fase pada PHB sesuai SOP b. Memeriksa PHB dan Peralatannya Sedemikian Rupa sehingga Tidak Mengurangi Tingkat (IP) Pengamanan yang Telah Ditetapkan c. Memeriksa Urutan Fase R, S dan T pada PHB dengan Tester Putaran Fase sesuai SOP d. Pengukuran Beban PHB untuk Masing-masing Jurusan Instalasi dan Percabangan sesuai SOP e. Mengidentifikasi Kejadian Penyimpangan Operasi f. Menetapkan Alternatif Pemecahan jika Terjadi Penyimpangan dan Melaporkannya sesuai SOP Membuat laporan a. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi b. Membuat Laporan Pengoperasian sesuai Prosedur Perusahaan Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 3 dari 67

5 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIANKOMPETENSI A. Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Pustaka Buku Referensi B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Daftar Peralatan/Mesin Daftar Bahan Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 4 dari 67

6 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) 1. KODE UNIT : 2. JUDUL UNIT : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang 3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang diperlukan untuk mengoperasikan PHB utama dan PHB cabang tegangan rendah fase tunggal dan fase tiga, sesuai instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku. ELEMEN KOMPETENSI 01. Merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. 1.2 Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. 1.3 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu disiapkan sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman. 1.4 Personil berwenang dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. 1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP Ketentuan dan Prosedur K3 dipahami sesuai standar yang berlaku. Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 5 dari 67

7 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 02. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang. 2.1 Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2 Pemasangan dan fisik PHB diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP. 2.3 Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan estándar Operasi. 2.4 Pemasangan sepatu kabel pada PHB dilaksanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. 2.5 Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. 2.7 Pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB dilaksanakan sesuai standar operasi. 03. Memeriksa operasi PHB 3.1 Tegangan pada PHB setiap fase diperiksa dan diukur sesuai SOP. 3.2 PHB dan peralatannya diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengu-rangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. 3.3 Urutan fase R, S dan T pada PHB diperiksa dengan tester putaran fase sesuai SOP. 3.4 Pengukuran beban PHB untuk masingmasing jurusan instalasi dan percabangan dilaksanakan sesuai SOP. 3.5 Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya dan dilaporkan sesuai SOP. 04. Membuat laporan 4.1 Berita Acara Serah Terima Operasi dibuat sesuai prosedur perusahaan. 4.2 Laporan pengoperasian dibuat sesuai prosedur perusahaan. Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 6 dari 67

8 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BATASAN VARIABEL Dalam melaksanakan unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya: 1. Standing Operation Procedure (SOP) pengoperasian instalasi perlengkapan hubung bagi (PHB) tegangan rendah. 2. Prosedur perusahaan tentang pembuatan laporan dan Berita Acara. 3. Instruksi Manual dari instalasi dan perlengkapan hubung bagi PHB tegangan rendah. 4. Lembar Laporan/chek list yang ditetapkan oleh perusahaan. 5. Peralatan K3 dan peralatan bantu yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini. 6. Kompetensi yang diketahui sebelumnya adalah : 6.1. Melaksanakan ketentuan mengenai K Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk mengoperasikan PHB Menginterpretasikan gambar teknik dan instalasi Menggunakan peralatan ukur besaran listrik. PANDUAN PENILAIAN 1. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan : 1.1. Pengetahuan : Bahan Listrik Teori Listrik Dasar Alat ukur dan pengukuran besaran listrik Peralatan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR) Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan SOP Keterampilan : Dasar operasi dan pemeliharaan jaringan tegangan rendah Orientasi lapangan pada operasi dan peralatan JTR PUIL Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 7 dari 67

9 Sub Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 2. Ruang Lingkup Pengujian: Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 3. Aspek Penting: 3.1. Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal Klasifikasi pendidikan formal : Setara SLTA (SMK Listrik atau SMU IPA) Melaksanakan pekerjaan yang konsisten pada setiap elemen Kompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen Kompetensi dengan menggunakan, teknik-teknik dan standar perusahaan sesuai dengan tempat kerja Menunjukan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan tersebut. KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1 2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 1 3. Merencanakan dan mengatur kegiatan 1 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1 5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan Teknologi 1 Judul Modul: Mengopersikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 8 dari 67

10 Sub Bidang Ketenaga Listrikan B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Judul Unit Kompetensi : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Kode Unit Kompetensi : Deskripsi Unit Kompetensi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang diperlukan untuk mengoperasikan PHB utama dan PHB cabang tegangan rendah fase tunggal dan fase tiga, sesuai instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku. Prakiraan Waktu Pelatihan : 495 Menit Tabel Silabus Unit Kompetensi : Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 1. Merencanakan 1.1 Gambar satu dan menyiapkan garis yang pengoperasian PHB berkaitan de ngan pengo perasian HB diperiksa se suai doku men yang di tetapkan pe rusahaan dan SOP. Dapat menjelaskan gambar kerja satu garis PHB berdasarkan ketentuan da lam PUIL Dapat menjelaskan cara memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. Gambar kerja satu garis PHB berdasarkan ketentuan dalam PUIL Cara memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP Memeriksa gambar sa tu garis yang berkai tan dengan pengo pe rasian PHB, sesuai de ngan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. Cermat Teliti Mampu memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP Harus bersikap cermat, teliti, Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 9 dari 67

11 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 1.2 Rencana ker ja disusun a gar pekerja an dapat di laksanakan sesuai SOP. Dapat menjelaskan cara me nyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksana kan sesuai SOP Mampu menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP spesifikasi yang berlaku. Menjelaskan cara menyusun rencana kerja Menyusun rencana ker ja agar pekerjaan da pat dilaksanakan sesu ai SOP. Cermat Teliti Taat Azas Harus bersikap cermat dan teliti,taat azas 1.3 Alat kerja, a lat K3 dan alat bantu di siapkan sesu ai SOP dala kondisi da pat bekerja dengan baik dan aman. Dapat menjelaskan prosedur menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat be kerja dengan baik dan a man. Mampu menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman. Menjelaskan prosedur menyi apkan alat kerja Menjelaskan prosedur meny apkan alat K3 Menjelaskan prosedur menyi apkan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kon disi dapat bekerja de ngan baik dan aman. Cermat Teliti Harus cermat,teliti Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 10 dari 67

12 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 1.4 Personil ber wenangdihu bungi untuk memas ikan bahwa peke rjaan dikoor dinasikan se cara efektif dengan pi hak terkait lainnya sesu ai SOP. Dapat menjelaskan cara menghubungi personil ber wenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah di koordinasikan secara efe ktif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP Mampu menghubungi per sonil berwenang untuk me mastikan bahwa pekerja an telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP Cara menghubungi personil berwenang untuk memas tikan bahwa pekerjaan telah dikoor-dinasikan secara efek tif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP Menghubungi personil berwenang untuk me mastikan bahwa peker jaan telah dikoordinasikan secara efek tif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. Cermat Teliti Harus bersikap cermat, teliti, taat asas. 1.5 Perintah yang diteri ma diperiksa untuk memastikan bahwa ins truksi dapat dilaksanakan sesuai SOP Dapat menjelaskan cara memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP Cara memeriksa Perintah yang diterima untuk memas tikan bahwa instruksi dapat dilak-sanakan sesuai SOP Memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP Cermat Teliti Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 11 dari 67

13 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Mampu memeriksa Perin tah yang diterima untuk me mastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesu ai SOP Harus bersikap cermat, teliti, taat asas. 1.6 Ketentuan dan Prosed ur K3 dipa hami sesuai standar yan g berlaku. Dapat menjelaskan cara me ngaplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai stan dar yang berlaku. Mampu mengaplikasikan Ke tentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku Cara mengaplikasikan keten tuan dan Prosedur K3 Mengaplikasikan ke ten tuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku. Cermat Teliti Harus bersikap cermat, teliti, taat asas Asesmen Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 12 dari 67

14 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 2. Mengoperasikan 2.1 Peraturan PHB Utama dan dan prose- PHB Cabang. dur kesela matan dan kesehatan kerja diterap kan selama pelaksanaan pekerjaan Dapat menjelaskan cara menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan. Mampu menerapkan Peratur an dan prosedur K3 selama pelaksanaan peker jaan Menjelaskan cara mene rapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pe laksanaan pekerjaan Menerapkan Peraturan dan prosedur K3 se lama pelaksanaan pe kerjaan cermat, teliti, taat asas Harus bersikap cermat, teliti, dan taat asas. 2.2 Pemasangan dan fisik PH B diperiksa sesuai gam bar konstruk si dan SOP. Dapat menjelaskan cara me meriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. Mampu memeriksa pema sangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. Menjelaskan cara memerik sa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar kons truksi dan SOP. Memeriksa pemasang an dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. termat, teliti, dan taat asas Harus bersikap termat, teliti, dan taat asas Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 13 dari 67

15 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 2.3 Setiap rang kaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pe m bumian, tahanan iso lasi, dan po laritas sesua i stándar ko nstruksi dan setándar O perasi Dapat menjelaskan cara mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, taha nan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi. Mampu mengukur setiap rangkaian listrik untuk me mastikan tahanan pembu mian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi. Cara mengukur rangkaian pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas Mengukur setiap rang kaian listrik untuk me mastikan tahanan pe mbumian, tahanan iso lasi, dan polaritas sesuai stándar kons truksi dan setándar Operasi. Cermat Teliti Taat asas Harus bersikap termat, teliti, dan taat asas 2.4 Pemasangan sepatu kabel pada PHB di laksanakan sesuai stan dar konstruk si dan instr uksi manual. Dapat menjelaskan cara me laksanakan pemasangan se patu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan ins truksi manual. Menjelaskan cara melaksa nakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual Melaksanakan pema sangan sepatu kabel pada PHB sesuai sta ndar konstruksi dan instruksi manual. Cermat Teliti Taat asas Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 14 dari 67

16 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Mampu melaksanakan pema sangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruk si dan instruksi manual Harus bersikap cermat, teliti, taat asas 2.5 Karakteristik dan rating pembatas a rus yang di pasang pada PHB diperik sa dan nilai nya harus se suai dengan standar ope rasi PHB. Dapat menjelaskan cara memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. Mampu memeriksa karakteri stik dan rating pembatas a rus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB Cara memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB Memeriksa karakte ristik dan rating pem batas arus yang di pasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar ope rasi PHB cermat, teliti,,taat asas Harus bersikap cermat, teliti, taat asas Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 15 dari 67

17 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 2.6 Pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabanga n PHB dilak sanakan se suai standar operasi. Dapat menjelaskan cara me laksanakan pemberian tega ngan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. Mampu melaksanakan pem berian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi Harus bersikap cermat, teliti, taat asas. Cara melaksanakan pemberi an tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi Melaksanakan pem berian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesu ai standar operasi cermat, teliti,,taat asas Asesmen 3. Memeriksa operasi PHB 3.1 Tegangan pada PHB se tiap fase di periksa dan diukur sesu ai SOP Dapat menjelaskan cara me meriksa dan mengukur tega ngan setiap fase pada PHB sesuai SOP. Mampu memeriksa dan me ngukur tegangan setiap fa se pada PHB sesuai SOP. Cara memeriksa dan meng ukur tegangan setiap fase pada PHB Memeriksa dan meng ukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP Teliti Cermat Taat asas Harus bersikap cermat, teliti, taat asas Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 16 dari 67

18 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 3.2 PHB dan per alatannya di periksa sede mikian rupa sehingga ti dak me ngu rangi tingkat (IP) penga manan yang telah ditetap kan. Dapat menjelaskan cara me meriksa PHB dan per alat annya sedemikian rupa se hingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. Mampu memeriksa PHB dan peralatannya sedemi kian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) penga manan yang telah ditetap kan Cara memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) peng amanan yang telah dite tapkan Memeriksa PHB dan peralatannya sedemi kian rupa sehingga ti dak mengu-rangi ting kat (IP) pengama nan yang telah di tetapkan cermat, teliti, taat asas Harus bersikap cermat, teliti, taat asas 3.3 Urutan fase R, S dan T pada PHB di periksa de ngan tester putaran fase sesuai SOP. Dapat menjelaskan cara memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tes ter putaran fase sesuai SOP. Mampu memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. Cara memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. Memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. Cermat Teliti Harus bersikap cermat, teliti, taat asas Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 17 dari 67

19 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 3.4 Pengukuran beban PHB untuk asing -masing ju rusan insta lasi dan per cabangan di laksanakan sesuai SOP. Dapat menjelaskan cara me laksanakan pengukuran be ban PHB untuk masingmasing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. Mampu melaksanakan peng ukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan ins talasi dan percabangan se suai SOP Cara melaksanakan peng ukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan ins talasi dan percabangan sesuai SOP. Melaksanakan peng ukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. Cermat Teliti Harus bersikap cermat, teliti, taat asas 3.5 Penyimpang an operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. Dapat menjelaskan cara me lakukan identifikasi pe nyim pangan operasi yang terjadi sesuai SOP. Mampu melakukan identifi kasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. Cara mengidentifikasi kejadi an penyimpangan operasi. Melakukan identifikasi penyimpangan opera si yang terjadi sesuai SOP. Cermat Teliti Harus bersikap cermat, teliti, taat asas Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 18 dari 67

20 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 3.6 Penyimpang an yang ter jadi ditetap kan alterna tif pemecah annya dan dilaporkan sesuai SOP. Dapat menjelaskan cara me netapkan alternatif peme cahan jika terjadi penyim pangan dan melaporkannya sesuai SOP. Mampu menetapkan alter natif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melapor kannya sesuai SOP. Menjelaskan cara menetap kan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP Menetapkan alternatif pemecahan jika terja di penyimpang an dan melaporkan nya sesuai SOP. Cermat Teliti Harus bersikap cermat, teliti, taat asas Asesmen 4. Membuat laporan 4.1 Berita Acara Serah Terima Operasi dibuat sesu ai prosedur perusahaan. Dapat menjelaskan cara me mbuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai pro sedur perusahaan. Mampu membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan Cara membuat Berita Acara Serah Terima Operasi Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur peru sahaan.. Cermat Teliti Harus bersikap cermat, teliti, taat asas Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 19 dari 67

21 Sub Bidang Ketenaga Listrikan Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Prakiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 4.2 Laporan pe ngoperasian dibuat se suai prose dur perusa haan. Dapat menjelaskan cara membuat laporan pengo pe rasian sesuai prosedur peru sahaan. Mampu membuat laporan pengoperasian sesuai prose dur perusahaan Cara membuat laporan pe ngoperasian sesuai prose dur perusahaan Membuat laporan pe ngoperasian sesuai prosedur perusahaan. Cermat Teliti Taat asas Harus cermat, teliti,,taat asas. Asesmen Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 20 dari 67

22 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB II MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik dewasa ini semakin meningkat, karena listrik telah digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga sampai ke dunia industri. Untuk itu, kontinuitasnya perlu mendapat perhatian. Sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan, mulai dari proses pembangkitan sampai pada proses pemakaiannya. Untuk menghindarkan gangguan tersebut, agar tidak bebahaya bagi peralatan dan bagi manusia, maka gangguan harus dipisahkan dari beban dan PHB Utama maupun PHB Cabang harus dioperaskikan menurut SOPnya. Aktivitas pengontrolan penyaluran listrik membutuhkan komponen-komponen kontrol beserta rangkaiannya/wiring yang harus ditempatkan pada lemari/box khusus (panel), sehingga pelayanannya bisa dilakukan dengan mudah dan aman. Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana vital dalam menjaga kelancaran penyaluran listrik dari jaringan sumber tenaga listrik ke konsumen atau beban. Pengopersian PHB Utama dan PHB Cabang harus dilakukan dennan prosedur yang benar dan melalui tahapan tertentu. Sehingga kontinyuitas Jaringan Listrik yang di suplai tetap terjaga dan bagian-bagian pengguna tenaga listrik yang lain tidak akan terganggu. B. Tujuan Tujuan Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang : 1. Merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB. 2. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang sesuai SOP. 3. Memeriksa operasi PHB. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Mengoperasikan PHB Utama dan PHB adalah : Penerapan prosedur dan penanggulangan masalah operasi yang diperlukan untuk mengoperasikan PHB tegangan rendah fase tunggal dan fase tiga yang digunakan untuk penerangan bangunan gedung/industri, sesuai instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 21 dari 67

23 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik D. Pengertian-pengertian Istilah 1. PHB ( Panel hubung Bagi) Adalah perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayanannya berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel, terbuat dari bahan konduktif atau tidak konduktif yang dipasang pada suatu rangka yang dilengkapai dengan perlengkapan listrik seperti sakelar, kabel. 2. PUIL Adalah buku Petunjuk Umum yang diterbitkan oleh LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ) berisi tentang Petunjuk Umum Instalasi Listrik, yang memuat segala peraturan yang berhubungan dengan pemasangan dan atau pemakaian Tenaga Listrik di wilayah Negara Republik Indonesia. 3. Earth Tester Adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mengukur besaran Tahanan Bumi untuk keperluan instalasi penangkap petir. 4. Electrode bumi Adalah Bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat Kontak langsung memberikan hubungan listrik dengan bumi. 5. Perlengkapan Hubung Bagi dengan atau tanpa kendali ( P H B ) : Suatu perlengkapan untuk membagi tenaga listrik dan/atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat listrik mencakup sakelar pemutus sirkit, papan hubung bagi tegangan rendah dan sejenisnya. 6. PHB Cabang : Semua PHB yang terletak sesudah PHB utama atau sesudan PHB utama subinstalasi. 7. PHB Utama : PHB yang menerima tenaga listrik dari saluran utama konsumen dan membagikannya ke seluruh instalasi konsumen. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 22 dari 67

24 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi - Daftar Alat - Gambar - Rencana Kerja Memeriksa Gambar Satu Garis sesuai Dokumen Perusahaan Menyusun Rencana Kerja, agar Pekerjaan dapat dilaksanakan Menyiapkan Alat Kerja, Alat K3. Dan Alat Bantu. MULAI Memahami Ketentuan dan Prosedur K3 sesuai Standar yang berlaku. Memeriksa Perintah yang diterima dan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan Menghubungi Personil yang berwenang untuk memastikan Koordinasi. Menerapkan Peratuan dan Prosedur K3 dalam Pekerjaan. Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB sesuai gambar Konstruksi. Mengukur Tahanan Pembumian, Tahan an Isolasi Dan Polaritas sesuai Standar Operasi Melaksanakan Pemberian Tegangan pada PHB dan Instalasi Percabangan PHB. Mememeriksa Karakteristik dan Rating Arus yang terpasang Sesuai Standar. Memasang Sepatu Kabel sesuai Standar Konstruksi dan Manual Memeriksa dan Mengukur Tegangan setiap Fasa sesuai SOP Memeriksa PHB dan Peralatannya Tanpa mengurangi tingkat IP Memeriksa Urutan Fase R,S,T dengan Tester Putaran sesuai SOP. Menetapkan Alternatif Pemecahan Penyimpangan dan Melaporkan. Melakukan Identifikasi Penyimpangan yang terjadi sesuai SOP. Melaksanakan Pengukuran beban PHB masing-masing jurusan Instalasi dan Percabangan. Membuat Laporan dan Berita Acara SELESAI = PREPARATION = TRANSPORTATION = MANUAL OPERATION = DECISION Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 23 dari 67

25 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik F. Mengoperasikan Phb Utama dan Phb Cabang 1. Merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB Pengetahuan yang diperlukan dalam Merencakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB meliputi : A. Gambar Kerja Satu Garis Phb Berdasarkan Ketentuan dalam Puil Dalam teknik listrik, pada dasarnya ada 2 (dua) cara menggambar instalasi yang harus dikerjakan oleh pemasang instalasi, yaitu : 1) Gambar skema instalasi : Adalah gambar pemasangan instalasi yang sesungguhnya, sehingga alat penghubungnya/ saklar dan beban instalasi/lampu nampak tergambar juga jumlah kawat/penghantar yang harus dipasang dan ditunjukkan juga arah pemasangan dan sambungannya. 2) Gambar diagram satu garis : Gambar pemasangan yang hanyaditunjukkan dengan gambar satu garis saja. Sedangkan saklar dan lampu ditunjukkan dengan gambar symbol, dan jumlah kawat/penghantar yang harus terpasang hanya ditandai dengan garis kecil yang dibuat miring pada penghantarnya. Garis kecil miring dua (2) garis, menunjukkan bahwa jumlah penghantar yang terpasang adalah dua saluran. Jika jumlah penghantar yang harus dipasang lebih dari dua, maka digunakan tanda garis kecil miring dan disertai angka yang menujukkan julah penghantarnya. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 24 dari 67

26 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Gambar 1 : Diagram satu garis Panel Hubung Bgi ( PHB ) B. Gambar Satu Garis yang Berkaitan Dengan Pengoperasian PHB Sesuai dengan Dokumen yang Ditetapkan Perusahaan dan SOP 1) Saklar Masuk Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang setidaknya tidaknya satu sakelar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak tidaknya dipasang satu proteksi arus. Sebagai alternative untuk sakelar dengan proteksi arus lebih, atau pengaman lebur, dapat juga dipakai sakelar yang didalamnya terdapat proteksi arus yang dikehendaki, seperti pemutus sirkit (Mini Circuit Breaker / MCB) sebagai tetera pada gambar. Apabila hal ini diterapkan maka pemutus sirkit yang akan digunakan harus dipilih yang sesuai, yaitu memiliki ketahanan arus hubung pendek paling tidak sama besar dengan arus hubung pendek yang mungkin terjadi dalam sirkit yang diamankan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 25 dari 67

27 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Saklar masuk harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada pengaman lebur dan gawai lainnya yang menjadi bertegangan, kecuali volt meter, lampu indicator dan pengaman lebur utama yang dipasang sebelum sakelar masuk, jika sakelar masuk itu dalam keadaan terbuka. 2) Sakelar Keluar Pada sirkit keluar PHB harus dipasang sakelar keluar jika sirkit tersebut : Mensuplai tiga buah atau lebih PHB yang lain. Dihubungkan ke tiga buah atau lebih motor/perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut dayanya masing masing lebih kecil atau sama dengan 1,5 kw dan letaknya dalam ruangan yang sama, kecuali untuk tegangan menengah. Dihubungkan ke tiga buah atau lebih kotak kontak yang masing masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 A. Mempunyai arus nominal 100 A atau lebih. 3) Pengelompokan Sirkit Pada PHB yang mempunyai banyak sirkit keluar fase tunggal dan fase tiga, baik untuk instalasi tenaga dan instalasi penerangan, gawai proteksi, sakelar, dan terminal yang serupa harus dikelompokan sehingga : a. tiap kelompok melayani sebanyak banyak nya enam buah sirkit. Kelompok perlengkapan instalasi tenaga terpisah dari kelompok instalasi penerangan. Kelompok perlengkapan fase tunggal, fase dua, dan fase tiga merupakan kelompok sendiri sendiri yang tyerpisah. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 26 dari 67

28 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Instalasi Penerangan Lab Instalasi Penerangan Lab CNC /Cad Instalasi Penerangan bengkel A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A B Q35 A C Q35 A D Q35 A F2 80 A 2 NYY 5 x 35 mm 2 NYY 4 x 10 mm Q 100 A F4 25 A NYY 5 x 10 mm 2 F5 25 A NYY 5 x 10 mm2 2 M6 M7 M8 M1 M2 M3 Instalasi Tenaga Lab CNC Instalasi Tenaga bengkel Bubut Gambar 3 : Pengelompokan Perlengkapan sirkit 4) Pengaman Lebur, NFB, MCB, Sakelar dan Rel Jika pengaman lebur, NFB, MCB dan sakelar kedua duanya terdapat pada sirkit masuk, sebaiknya alat pengaman dipasang sesudah sakelar. Apabila system proteksi tidak menggunakan pengaman lebur tetapi menggunakan pemutus sirkit serjenis MCB (Min Circuit Breaker), maka ketentuan dalam ayat dan ayat ini tidak berlaku, tetapi diterapkan ketentuan seperti tersebut dalam ayat Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 27 dari 67

29 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Kemampuan sakelar [pada suatu sirkit sekurang - kurang nya harus sama dengan kemampuan pengaman lebur pada sirkit tersebut. Bagian PHB tidak boleh diberi beban terus menerus dengan arus, tegangan atau frekuensi yang melebihi kemampuannya ( Gb.2.28 ) PHB harus tahan terhadap arus hubung pendek yang dapat timbul didalamnya dengan cara memperhitungkan kerja gawai proteksi yang terpasang didepannya. 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A B Q35 A 10 A 10 A 10 A 10 A A C Q35 A D Q35 A F2 80 A NYY 4 x 10 mm NYY 5 x 35 mm 2 F3 60 A NYY 5 x 10 mm 2 25 A 25 A Q 100 A F4 25 A NYY 5 x 10 mm 2 25 A F5 25 A NYY 5 x 10 mm 2 F6 100 A NYY 5 x 10 mm 2 M6 M7 M8 M1 2 M2 M3 NFB / MCB berfungsi ganda yaitu : Selain berfungsi sebagai Sakelar Keluar juga sebagai Pengaman Arus Gambar 2 : Kedudukan saklar masuk dan saklar keluar Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 28 dari 67

30 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 30 A Arus beban 28 A NYY 5 x 4 mm2 KHA = 34 A 60 A 30 A 30 A M NYY 5 x 2,5 mm2 KHA = 25 A Gambar 4 : Penempatan pengaman c. Menyusun Rencana Kerja 1. Perencanaan dan persiapan pengoperasian PHB adalah kegiatan awal yang harus dilakukan, meliputi : - Memeriksa gambar / diagram satu garis. - Menyusun rencana kerja. - Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu. - Menyiapkan peralatan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan persyaratan K-3 yang berlaku untuk pekerjaan. 2. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang, antara lain : - Menerapkan Peraturan dan Prosedur K3. - Memeriksa fisik PHB sesuai gambar dan SOP. - Mengukur tahanan pembumian, tahanan isolasi, polaritas sesuai satndar Operasi. - Memasang sepatu kabel pada setiap sambungan pada PHB. - Memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus. - Memeriksa teganga kerja pada PHB. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 29 dari 67

31 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 3. Memeriksa operasi PHB, antara lain : - Memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB. - Memeriksa urutan fase R,S,T dengan tester urutan fasa. - Melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing percabangan. - Mengidentifikasi dan metapkan alternatif pemecahannya, jika terjadi penyimpangan sesui SOP. 4. Membuat laporan, meliputi : - Membuat laporan pengoperasian PHB sesuai dengan SOP. - Membuat Berita Acara serah terima Operasi, kepada pihak terkait. d. Menyiapkan Alat Kerja 1) Peralatan tangan Peralatan tangan yang digunakan dalam pekerjaan mengoperasikan PHB adalah : a) Kunci-kunci (1) Kunci Pas, Kunci Ring, Kunci Sock, Kunci inggris ( adjustable wrench es ) (2) Tang (Pliers) Tang Kombinasi /tang standar Tang Slip Joint Tang Gunting / Potong (Diagonal Cutting Pliers) Tang Sirklip /Mulut Buaya (Circlip Pliers) b) Obeng(Screwdrivers) Obeng Minus (Obeng Standar) Obeng Plus (Obeng Phillips) Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 30 dari 67

32 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 2) Alat Ukur Listrik a. Multimeter ( AVO Meter Analog dan Digital ) b. Tang Ampere c. Megger d. Earth tester Hijau Merah Kuning E P C Elektroda bumi 5-10 m 5-10 m Earth Tester Gambar 5 : Peralatan ukur dan uji kelistrikan e. Menyiapkan Alat K3 Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja, antara lain : - Mencegah dan mengurangi kecelakaan. - Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. - Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. 1) Penyebab Kecelakaan Kerja Kecelakaan yang timbul sewaktu melakukan aktifitas dibengkel atau dimana saja pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 31 dari 67

33 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 2) Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) misalnya ; helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain sebagainya. Gambar 6 : Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3 3) Lingkungan kerja yang tidak aman dalam melakukan aktifitas seperti tempat kerja berantakan atau tidak teratur dengan baik, menempatkan peralatan yang tidak teratur, tempat kerja yang tidak bersih (oli berserakan) dan sebagainya. Gambar 7 : Lingkungan/ bengkel kerja listrik yang tidak aman 4) Tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja Sebelum melakukan aktifitas di bengkel lingkungan kerja harus betulbetul aman dari gangguan, baik secara langsung maupun tak langsung terhadap aktifitas yang dilakukan. Apakah terhadap sipekerja maupun pada benda kerja Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 32 dari 67

34 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Gambar 8 : Sikap dan Lingkungan kerja/ bengkel listrik yang aman dan baik untuk bekerja. 5) Usaha pencegahan terhadap bahaya listrik antara lain : Gambar 9 : Bahaya akibat listrik a) Dilarang melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan bertegangan. b) Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan kerja yang berisolasi. c) Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas. d) Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan. e) Menggunakan alat pelindung ( sarung tangan karet elektrik dan sepatu ). f) Memasang tanda adanya pekerjaan yang berbahaya. g) Bekerja pada instalasi listrik dalam keadaan sehat ( tidak mengantuk, tidak mabuk ) Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 33 dari 67

35 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik h) Hindari bercanda sewaktu bekerja. i) Lakukan perawatan peralatan dan perkakas secara berkala/teratur 6) Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/ Bengkel. Untuk menghindari kecelakan terhadap pekreja dan benda kerja ter lebih dahulu harus memahami tindakan bekerja yang aman sebelum bekerja: Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya. Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain. Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan kerja. Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti yang ditunjukan. Laporkan pekerjaan dan situasi yang diperkirakan tidak aman. Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak aman. Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk pekerjaan yang dilakukan. Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika kemungkinan terjadi. Jangan melakukan sesuatu yang belum difahami, tidak punya keterampilan atau kewenangan melakukannya. Kerja sama dan partisipasi dalam membentuk tempat kerja aman sangat diperlukan. F. Penyiapkan Alat Bantu Sesuai SOP dalam Kondisi dapat Bekerja dengan Baik dan Aman. Alat Bantu yang harus disiapkan dan Prosedur Pemasangannya antara Lain : 1) Saklar dan Pemutus Menurut PUIL 2000 : saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 34 dari 67

36 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik a) Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus. b) Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimumsama besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut. c) Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain. d) Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama. e) Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masingmasing mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper. f) Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih. 2) Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan : a) Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri. b) Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup. c) Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurangkurangnya 115 % dari arus beban penuh. d) Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurangkurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh. e) Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 35 dari 67

37 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik f) Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain berdekatan dengan motor, atau sebagai g) gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka. h) Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus tersendiri untuk setiap sumber daya. Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga tidak membahayakan operator. Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: ): 3) Sarana Pengontrol Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar kelangsungan penyaluran sumber energi listrik. a) Saklar tombol tekan (Push button) (1) Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB. (2) Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi tertutup. Pengoperasian antara NO dengan NC saling bertolak belakang. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 36 dari 67

38 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Gambar 10 : Konstruksi Push Button b) Kontaktor Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun membuka rangkaian listrik secara berulang-ulang. Kontaktor terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu : kontak utama, kontak bantu, dan koil magnetic. Prinsip kerja kontaktor berdasarkan induksi elektromagnetik dimana koil magnetic kontaktor tersebut di supply sumber tegangan listrik AC / DC. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 37 dari 67

39 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Gambar 11 : Pandangan Luar kontaktor. Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran % ukuran kerja tegangan arus bolak-balik atau arus searah. c) Transformator Arus Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan antara arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan diukur. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 38 dari 67

40 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Gambar 12 : Transformator d) Alat Ukur dan Lampu Indikator Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan harus ada petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang ditunjukkan. Untuk piranti ukur digunakan beberapa alat ukur yaitu: (1) Alat Ukur Ampermeter Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini pemasangannya seri. Gambar 12 : Alat ukur Ampermeter Sebelum dihubungkan langsung ke ampermeter piranti ukur ini biasanya menggunakan trafo CT (Current Transformer). Trafo arus Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 39 dari 67

41 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik ini digunakan untuk menyesuaikan arus yang diukur dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus yang mengalir pada rangkai an instalasi sebesar 100 A maka akan terbaca pada ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang dipasang. (2) Alat Ukur Voltmeter Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran tegangan yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop voltega) ataupun naik (over voltege). Gambar 14 : Alat ukur Voltmeter Besaran tegangan yang diukur adalah besaran tegangan fase dengan fase dan fase dengan netral. Karena pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali maka diperlukan suatu media perantara untuk mengalihkan satu pengukuran ke pengukuran yang lain yaitu menggunakan saklar rotasi switch. (3) Lampu Indikator Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R/L1), kuning (fase S/L2), dan hijau (fase T/L3) yang dipasang pada pintu panel. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 40 dari 67

42 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Gambar 15 : Lampu Indikator. e) Penghantar Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan telah dikeluarkan atau telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah LMK (Lembaga Meterologi Kelistrikan). G. Cara Menghubungi Personil Berwenang untuk Memastikan bahwa Pekerjaan Telah Dikoordinasikan Secara Efektif dengan Pihak Terkait Lainnya Sesuai SOP Menguhubungi personil yang berwenang adalah untuk koordinasi agar pekerjaan pengoperasian PHB tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya. Koordinasi itu melibatkan personil-personil : 1. Pengawas pekerjaan 2. Penanggung jawab Panel listrik atau PHB 3. Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik 4. Pekerja yang menggunakan tenaga listrik. H. Memeriksa Perintah yang Diterima untuk Memastikan bahwa Instruksi dapat Dilaksanakan Sesuai SOP Perintah yang diterima harus : 1. Dibaca dan dipelajari serta dicerna isi dan maksudnya. 2. Jika merasa yakin bahwa isinya dan maksudanya dapat dilaksanakan. Maka perintah tersebut segera dibalas bahwa siap untuk dilaksanakan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 41 dari 67

43 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 3. Melaksanakan isi perintah tersebut dengan penuh tanggungjawab 4. Melaporkan hasil pelaksaan perintah. I. Aplikasi Ketentuan dan Prosedur K3 sesuai Standar yang Berlaku Aplikasi ketentuan dan prosedur K3 bagi petugas pengoperasian PHB, meliputi : 1. Menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) 2. Menggunakan alat ukur dan alat uji kelistrikan menurut ketentuan dan aman. 3. Bertindak hati-hati dalam menjalankan semua pekerjaan. 4. Pengoperasian PHB harus mengikuti SOP yangtelah ditentukan. Aplikasi K3 dalam Pengoperasian PHB dilaksanakan untuk segala pekerjaan yang meliputi: 1. Pemeriksaan Tanda isayarat. 2. Melakukan Pengukuran arus. 3. Melakukan Pengukuran tegangan. 4. Memeriksa fungsi tombol ON-OFF. 5. Memeriksa fungsi Tombol Emergensi untuk keadaan darurat. Keterampilan diperlukan dalam Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB adalah : a. Memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. b. Menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. c. Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman d. Menghubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. e. Memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP f. Mengaplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 42 dari 67

44 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB adalah : a. Bersikap cermat b. Bersikap Teliti c. Melakukan aktivitas berdasarkan SOP 2. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Pengetahuan yang diperlukan dalam mengoperasikan PHB utama dan PHB Cabang, meliputi : A. Penerapkan Peraturan dan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama Pelaksanaan Pekerjaan Untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal dan untuk keamanan pribadi serta keamanan peralatan listrik PHB, maka petugas yang berwenang untuk melakukan pengoperasian PHB harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1) Pengoperasian PHB harus sesuai dengan SOP yangn telah ditentukan. 2) Dilarang melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan bertegangan. 3) Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan kerja yang berisolasi. 4) Dilarang menggunakan alat ukur dan alat uji listrik yang isolasinya sudah mengelupas. 5) Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan. 6) Menggunakan alat pelindung diri ( sarung tangan karet elektrik dan sepatu ). 7) Memasang tanda adanya pekerjaan yang pengoprasian PHB. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 43 dari 67

45 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik b. Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB sesuai Gambar Konstruksi dan SOP Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB dengan urutan memeriksa bagianbagian dan Papan Dialogis yang terdiri dari: 1. Tanda isayarat : Lampu indicator tegangan Fase satu (merah) : Lampu indicator tegangan fase dua (Kuning) : Lampu indicator tegangan fase tiga (Hitam) 2. Pengukur arus : Amper 1 mengukur arus listrik pada fase satu : Amper 2 mengukur arus listrik pada fase dua : Amper 3 mengukur arus listrik pada fase tiga 3. Pengukur tegangan : VSS (Voltage Selector Switch) + Volt meter, : mengukur tegangan Len : RS SR TR = 380 V : mengukur tegangan fase: RN SN TN = 220 V 4. Fungsi ON-OFF : Tombol hijau untuk pengoperasian ON : Tombol merah untuk pengoperasian OFF 5. Emergensi : Tombol merah untuk pengoperasian saat darurat. Bagian-bagian tersebut akan dioperasikan dan diamati pada waktu pengoperasian PHB. Pemasangan fisik PHB Terdiri dari beberapa bagian/komponen yang dapat diamati secara Visual, meliputi : Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 44 dari 67

46 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Badan PHB Pelindung penghantar MCB 1 fasa MCB 3 Fasa Salkar Utama Penghantar masuk Penghantar keluar Gambar 16 : Bagian-bagian yang diperiksa secara visual C. Mengukur Rangkaian Pembumian, Tahanan Isolasi, dan Polaritas Cara pengukuran Panel Hubung Bagi ( PHB ) dilakukan pada saat Kondisi tidak bertegangan dan Kondisi bertegangan. 1. Pengujian Polaritas (kode warna kabel power) Standar kode warna isolasi kabel pada PHB sangat berkaitan dengan keselamatan system PHB itu sendiri karena akan memudahkan para teknisi dalam proses pengerjaan PHB. Cara pengujian Polaritas Warna adalah menginspeks isolasi kabel apakah sudah sesuai dengan ketentuan dalam PUIL. 2. Pengujian Kebocoran Resistansi/Tahanan Isolasi Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa isolasi konduktor, aksesories dan perlengkapan berada dalam kondisi yang laik operasi terhindar dari timbulnya arus-arus bocor yang membahayakan diantara Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 45 dari 67

47 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik konduktor dengan konduktor dan konduktor dengan pentanahan. Pengujian ini mengindikasikan apakah terjadi hubung pendek. Kanal PVC Outgoing Cable NYY 5 x 35 mm 2 Outgoing Cable NYY 5 x 25 mm 2 Outgoing Cable NYY 5 x 4 mm 2 F1,F2,F3, F4 SDP CNC F2 125 A SDP BUBU T F3 125 A SDP PENE RANGAN F4 30 A X1 F5 E X2 C A A A N V1 V V2 Z X4 F 1,2-2 m F1 300 A CT B A X3 PE D N R Y B V1 V2 Incoming Cable NYY 4 x 95 mm 2 Grounding Wire BC 50 mm 2 BKT Gambar 17 : Pengujian Kebocoran Resistansi Isolasi Prosedur Pengujian dengan Alat Ukur Insulation Tester/Megger 1. Tegangan pada kabel power incoming dimatikan dari panel induk, selama pengujian PHB dilarang dalam keadaan bertegangan. Beri tanda peringatan. 2. F1, F2, F3 dan F4 dalam posisi OFF 3. Pengaman volt meter dan lampu indicator F5 di lepaskan dari rumah sekring. 4. Kabel penghubung pada Volt meter, Amper meter dan lampu indicator dilepaskan dari setiap terminalnya. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 46 dari 67

48 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 5. VSS dalam posisi OFF 6. Kabel kabel out going fasa1, fasa2, fasa3, Netral dan PE diyakinkan dalam keadaan terbuka. 7. Tabel pengukuran dibuat agar pengujian terencana dengan baik dan sistimatis, meliputi : Pengujian kebocoran isolasi antar kabel fasa Pengujian kebocoran isolasi antar kabel fasa dan kabel Netral Pengujian kebocoran isolasi antar kabel fasa dan kabel PE/BKT Pengujian kebocoran isolasi konduktor dengan isolasinya Pengujian kebocoran isolasi antar kabel lampu indicator Pengujian kebocoran isolasi antar kabel Volt meter dan Amper meter Pengujian kebocoran isolasi antar kabel power fasa 3. Pengujian Rangkaian Pembumian PHB yang laik operasi harus aman saat pengoperasian maupun saat pemeliharaan. Untuk itu maka setiap bagian konduktor terbuka yang bertegangan harus diisolasi dari kemungkinan-kemungkinan terjadinya gangguan akibat adanya benda asing yang terhubung dengan bagian PHB yang bertegangan. dengan cara menutup bagian dalam PHB dengan bahan isolator ( Plat PVC, Vertinak dll) dan dan di Bumikan/Grounding. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan Pengukuran Grounding dan inspeksi terhadap kelengkapan Peralatan Listrik dalam panel, apakan sudah memenuhi syarat keamanan PHB dan penggunanya. d. Pemasangan Sepatu Kabel pada PHB sesuai Standar Konstruksi dan Instruksi Manual Setiap sambungan antara penghantar/konduktor dengan terminal pada rel pengumpul atau busbar dilakukan dengan sambungan sekrup yang menggunakan sepatu kabel. Sepatu kabel yang dipasang disesuaikan dengan penampang konduktor yang akan dipasang sesuai dengan ketentuannya. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 47 dari 67

49 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Salah satu Sambungan yang Menggunakan Sepatu Kabel Sepatu Kabel Berbagai Ukuran Gambar 18 : setiap sambungan yang menggunakan sepatu kabel e. Memeriksa Karakteristik dan Rating Pembatas Arus yang Dipasang pada PHB dan Nilainya Harus sesuai dengan Standar Operasi PHB. 1) Karakteristik dan Rating Pembatas Arus paa PHB a) MCB (Miniature Circuit Breaker) Miniature Circuit Breaker atau yang dikenal dengan MCB pada dasarnya adalah suatu alat yang bekerja dengan cara semi otomatis yang dapat digunakan untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat. MCB dapat memutuskan rangkaian arus listrik dengan cara mekanis ataupun secara otomatis. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 48 dari 67

50 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Gambar 19 : Pandangan Luar MCB 1 Phase Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus ran yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri (Instalasi Listrik II Muhaimin ) : (1) MCB tipe Z (rating dan breaking capacity kecil). Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo trafo tegangan yang peka. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 49 dari 67

51 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (2) MCB tipe K (rating dan breaking capacity kecil). Digunakan untuk Pengaman Alat-alat Rumah Tangga ( Home Appliance. (3) MCB tipe G ( rating besar) untuk pengaman motor. (4) MCB tipe L untuk pemgaman kabel atau jaringan. (5) MCB tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan. Aturan instalasi listrik yang berlaku seperti PUIL, BKI harus diikuti. Standar yang diacu baik local atau internasional seperti SPLN, IEC harus diperhatikan. Penanaman tipe MCB beragam, tergantung pada pabrik pembuat, data pemakaian yang perlu adalah karakteristik tiap MCB untuk disesuaikan dengan kebutuhan sistem. b) MCCB (Mould Case Circuit Breaker) Mould Case Circuit Breaker adalah salah satu pemutus rangkaian udara dalam bentuk kontak cetakan. Pemutus ini dirakit dalam unit terpadu dalam kotak bahan isolator. Gambar 20 : Pandangan Luar MCCB Tiga Pole. Pada dasarnya MCCB fungsi dan kegunaannya sama dengan MCB tiga pole, yakni menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada rangkaian tiga fasa. Perbedaannya adalah pemutusan arus pada MCCB dapat diatur dengan persentase 100 % sampai dengan 250 % dari arus nominal beban penuh sedangkan pada MCB rating arusnya tidak dapat diatur. Besarnya rating nominal sebagai pengaman motor Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 50 dari 67

52 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik untuk MCCB adalah 2,5 x In beban dan untuk MCB adalah sebesar 1,25 x In beban. c) ELCB Prinsip pengaman ini berdasarkan pada arus bocor yang terjadi. Arus bocor ini berdasarkan standar, umumnya tidak lebih dari 30 ma, alasan penetapan ini berdasarkan pada resistansi tubuh bila dikenai tegangan. Komponen ini tidak memiliki pengaman thermal dan magnetis, sehingga ELCB harus diamankan terhadap hubung singkat dan beban lebih oleh MCB di sisi atasnya. ELCB mempunyai mekanisme trip tersendiri dan juga dapat dioperasikan secara manual seperti saklar. Alat ini digunakan jika pengamanan arus bocor dibutuhkan pada sekelompok circuit yang maksimum terdiri dari 4 circuit. Gambar 21 : ELCB F. Melaksanakan Pemberian Tegangan pada PHB dan Instalasi Percabangan PHB Sesuai Standar Operasi Panel Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) harus memenuhi persyaratan: 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) 2. Kemampuan hubung pendek 3. Kemampuan kondisi klimatik (Tingkat IP) 4. Kemampuan mekanis Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 51 dari 67

53 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Prosedur dan langkah pemberian tegangan harus dilakukan berurutan, adapaun langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Matikan semua saklar yang menuju PHB cabang. 2. Matikan/off semua alat pengaman 3. Meter control dan lampu indicator dalam posisi Off/mati. 4. Sambungkan/On saklar utama ( Main switch ) 5. Amati bahwa meter control dan lampu indikator, menyala. 6. Sambungkan Saklar/penghubung yang menuju ke PHB Cabang. Keterampilan Diperlukan dalam Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang adalah : a. Menerapkan Peraturan dan prosedur K3 selama pelaksanaan pekerjaan. b. Memeriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. c. Mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi. d. Melaksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. e. Memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB f. Melaksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang adalah : a. Bersikap cermat b. Bersikap Teliti c. Melakukan aktivitas berdasarkan SOP Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 52 dari 67

54 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 3. Memeriksa Operasi PHB Pengetahuan yang diperlukan dalam Memeriksa Operasikan PHB utama dan PHB Cabang, meliputi : a. Memeriksa dan Mengukur Tegangan setiap Fasa pada PHB sesuai SOP Memeriksa dan Mengukur tegangan pada PHB harus disesuaikan dengan ketentuan PUIL 2000, yang mengatur penggunaan listirk di Indonesia. Dibawah ini adalah table Warna dan lambang pengenal penghantar. Tabel 1 : Warna dan lambang pengenal penghantar (PUIL 2000 : 300) Inti atau Rel Dengan Huruf Pengenal Dengan Lambang Dengan Warna Instalasi arus bolak-balik: fasa satu fasa dua fasa tiga netral Instalasi perlengkapan listrik: fasa satu fasa dua fasa tiga Instalasi arus searah: positif negatif kawat tengah Ll/R L2/S L3/T Nasional U/X V/Y W/Z L + L M + - Merah Kuning Hitam Biru Merah Kuning Hitam Biru Penghantar netral N Biru Penghantar pembumian PE Loreng hijau-kuning Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 53 dari 67

55 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 1. Pengukuran PHB Tanpa Tegangan Listrik No. Hubungan Instalasi Semua MCB OFF 1. L1 terhadap N 2. L2 terhadap N 3. L3 terhadap N 4. L1 terhadap PE 5. L2 terhadap PE 6. L3 terhadap PE 7. N terhadap PE. Semua MCB ON 8. L1 terhadap N 9. L2 terhadap N 10. L3 terhadap N 11. L1 terhadap PE 12. L2 terhadap PE 13. L3 terhadap PE 14. N terhadap PE Hasil Pengukuran ( 0) Hasil Pengukuran (1) * Keterangan : 0 = Tidak ada hubungan, 1 = ada hubungan. 2. Pengukuran PHB dengan Tegangan Listrik No. Hubungan Instalasi Hasil Pengukuran 1. L1 terhadap N L2 terhadap N L3 terhadap N L1 terhadap PE L2 terhadap PE L3 terhadap PE N terhadap PE 1 8. L1 terhadap L L1 terhadap L3 378 Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 54 dari 67

56 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 10. L2 terhadap L Electric Cooker 3 PhaseL1 terhadap N L2 terhadap N L3 terhadap N Mesin Cuci 1 PhaseL1 terhadap N Lampu TL 2 x 40 WattL2 terhadap N Lampu Pijar 100 WattL3 terhadap N 215 B. Memeriksa PHB dan Peralatannya Sedemikian Rupa sehingga Tidak Mengurangi Tingkat (IP) Pengamanan yang Telah Ditetapkan Tingkat pengaman ( IP ) untuk PHB adalah : 1. Tidak terhindar dari debu ( 0 ) 2. Terhindar dari Air/hujan ( 1 ) Maka untuk Pemeriksaan PHB Indeks tersebut harus dipatuhi, agar tingkat pengamannya dapat terpenuhi. c. Memeriksa Urutan Fase R, S dan T pada PHB Dengan Tester Putaran Fase sesuai SOP Memeriksa urutan fasa dilakukan dengan dengan tester putaran, dimana : Diawali dengan identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000): 1. Pengunaan Warna Loreng Hijau-Kuning Warna loreng-hijau hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, dan penghantar pengaman. 2. Penggunaan Warna Biru Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R/L1), kuning (fase S/L2), dan hijau (fase T/L3) yang dipasang pada pintu panel. 3. Penggunaan Warna Untuk Pengawatan Dengan Kabel Berinti Tunggal. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 55 dari 67

57 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya menggunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan dua poin di atas. Komponen-komponen PHB yang lainnya adalah : 1. Busbar Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi. Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung tenaga listrik guna menyalurkannya ke komponen lainnya. Pada penggunaanya busbar dipasang untuk keperluan fasa, netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat dengan warna yang berbeda yakni: 1) Fasa R (L I ) dicat dengan warna merah 2) Fasa S (L 2 ) dicat dengan warna kuning 3) Fasa T (L 3 ) dicat dengan warna hitam 4) Netral (N) dicat dengan warna biru Busbar yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang memenuhi persyaratan sebagai penghantar listrik. Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan suhu rel lebih dari 65 C. Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan (PU1L: 2000: ). Pemasangan busbar untuk keperluan fasa dan netral di dalam sebuah panel listrik dipasang dengan menggunakan penyangga dari bahan isolasi, sedangkan untuk arde/pembumian langsung dihubungkan dengan bodi panel tersebut 2. Terminal Blok Terminal blok merupakan sederetan terminal yang berguna untuk penyambungan dari rangkaian panel ke pemakaian. Terminal blok ini Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 56 dari 67

58 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik dapat dikategorikan sebagai pelengkap dan merupakan tempat penampungan. Terminal ini harus terbuat dari paduan tembaga atau logam lain yang memenuhi persyaratan yang berlaku serta mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan saklar dari sirkit yang bersangkutan. Dudukan terminal harus terbuat dari bahan isolator yang tidak mudah pecah,rusak oleh gaya mekanis dan termis dari penghantar yang disambung pada terminal tersebut (PUIL 2000 : ) Menentukan Urutan Fasa pada PHB dengan Tester Putaran Fasa Untuk menentukan urutan fase R,S,T/L1,L2,L3 gunakan alat ukur tester putaran fase: Jika Putaran Lampu pada Tester kearah Kanan maka urutan fasa adalah Betul. Jika Putaran Lampu pada Tester kearah Kiri maka urutan fasa adalah Salah, maka untuk membetulkannya adalah dengan menukar fasa yang masuk. Arah putaran lampu ke kanan = BETUL Arah putaran lampu kekiri = Salah Gambar 22 : Arah Putaran Lampu pada tester tegangan Pengukuran Tegangan setiap fasa dilakukan pada setiap busbar/rel pengumpul, dengan menggunakan alat ukur Voltage. Hasil Ukur setiap fasa pada beban yang harus disuplai harus menunjukkan hasil yang sama : Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 57 dari 67

59 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Fasa R dan Netral = 220 V Fasa S dan netral = 220 V Fasa T dan netral = 220 V Fasa R dengan Fasa S = 380 V Fasa S dengan Fasa T = 380 V Fasa T dengan Fasa R = 380 V d. Pengukuran Beban PHB untuk Masing-masing Jurusan Instalasi dan Percabangan sesuai SOP Beban PHB untuk masingh-masing cabang harus dibuat sama, agar kinerja generator pada pusat tenaga listrik beroperasi/berjalan normal. Maka untuk contoh dibawah ini: 1) Beban pada setiap percabangan harus sama besar. 2) Instalasi yang melulu untuk penerangan ( Instalasi Penerangan ), hanya menggunakan sistem 1 Fasa ( Fasa dan Netral ) 3) Untuk Instalasi Tenaga menggunakan Sistem jaringan 3 fasa dan netral, Dimana jaringan 3 fasa untuk menggerakkan mesin-mesin dan jarinag 1 fasa untuk lampu penerangan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 58 dari 67

60 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Instalasi Penerangan Lab Instalasi Penerangan Lab CNC /Cad Instalasi Penerangan bengkel A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A B Q35 A C Q35 A D Q35 A F2 80 A 2 NYY 5 x 35 mm 2 NYY 4 x 10 mm Q 100 A F4 25 A NYY 5 x 10 mm 2 F5 25 A NYY 5 x 10 mm2 2 M6 M7 M8 M1 M2 M3 Instalasi Tenaga Lab CNC Instalasi Tenaga bengkel Bubut Gambar 23 : Bagian beban PHB pada percabangan yang harus diukur. e. Mengindentifikasi Kejadian Penyimpangan Operasi Penyimpangan dapat terjadi jika Beban pada salah satu instalasi melebihi kapasitas pembagian yang telah ditentukan, Untuk mengamati terjadinya penyimpangan adalah dengan : 1) Lampu indikator yang selalu berkedip-kedip sebagai tanda terdapat beban yang over kapasitas. 2) Tegangan listrik yang tidak stabil, yang dapat terlihat pada Volt meter yang terpasang pada PHB 3) Putaran Genset ( jika menggunakan) tidak stabil dan cenderung berdengung. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 59 dari 67

61 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik f. Menetapkan Alternatif Pemecahan Jika Terjadi Penyimpangan dan Melaporkan Sesuai SOP Menetapkan alternative pemecahan adalah langkah akhir yang dapat memperbaiki kinerja genartor pada pusat tenaga listrik. Sifat dan penetapan alternative bergantung pada sifat penyimpangan yang terjadi. Alternatif pemecahan secara umum dapat dilakukan dengan : 1) Mengurangi/mematikan beban yang berlebih. 2) Mengalihkan beban kepada PHB percabangan yang lain. 3) Bagian-bagian tersebut akan dioperasikan dan diamati pada waktu pengoperasian PHB Lampu indikator A A A Amper Meter V Volt Meter VSS ON OFF Tombol ON - OFF Tombol Darurat PHB Gambar 24 : Papan Dialogis PHB Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 60 dari 67

62 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Langkah-langkah Pengoperasian Panel Hubung Bagi 1) Persiapan : Buka pintu PHB Periksa bagian dalam PHB yakinkan semua gawai proteksi (NFB) dalam posisi ON, pintu PHB tutup kembali. 2) Menghidupkan PHB Tekan tombol hijau, bila lampu indicator nyala sakelar penghubung berfungsi. 3) Pengecekan Tegangan Kerja a) Tegangan Len Gerakan VSS dari posisi Off ke arah putaran kiri secara bertahap ; pada posisi : RS volt meter harus menunjukan harga 380 V ST volt meter harus menunjukan harga 380 V TR volt meter harus menunjukan harga 380 V b) Tegangan Fase Gerakan VSS ke posisi Off seterusnya gerakan ke arah putaran kanan secara bertahap ; pada posisi : RN volt meter harus menunjukan harga 220 V SN volt meter harus menunjukan harga 220 V TN volt meter harus menunjukan harga 220 V Setelah yakin kondisi tegangan kerja baik, gerakan kembali VSS ke posisi RN agar volt meter pada PHB menunjukan harga 380 V. 4) Mematikan PHB dalam kondisi normal Tekan tombol merah. Lampu indicator dan volt meter mati. 5) Mematikan PHB dalam kondisi darurat Tekan tombol darurat berwarna merah yang letaknya dibawah tombol ON OFF, lampu indicator dan volt meter mati. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 61 dari 67

63 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Standard Operation Procedure (SOP) Perlengkapan Hubung Bagi A A A V ON OFF PHB Gambar 25 : 1) Persiapan : Buka pintu PHB Periksa bagian dalam PHB yakinkan semua gawai proteksi (NFB) dalam posisi ON, pintu PHB tutup kembali. 2) Menghidupkan PHB Tekan tombol hijau, bila lampu indicator nyala sakelar penghubung berfungsi. 3) Pengecekan Tegangan Kerja (a) Tegangan Len Gerakan VSS dari posisi Off ke arah putaran kiri secara bertahap ; pada posisi : RS, volt meter harus menunjukan harga 380 V ST, volt meter harus menunjukan harga 380 V TR, volt meter harus menunjukan harga 380 V (b) Tegangan Fase Gerakan VSS ke posisi Off seterusnya gerakan ke arah putaran kanan secara bertahap ; pada posisi : Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 62 dari 67

64 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik RN, volt meter harus menunjukan harga 220 V SN, volt meter harus menunjukan harga 220 V TN, volt meter harus menunjukan harga 220 V Setelah yakin kondisi tegangan kerja baik, gerakan kembali VSS ke posisi RS agar volt meter pada PHB menunjukan harga 380 V. 4. Mematikan PHB dalam kondisi normal Tekan tombol merah. Lampu indicator dan volt meter mati. 5. Mematikan PHB dalam kondisi darurat Tekan tombol darurat berwarna merah yang letaknya dibawah tombol ON OFF, lampu indicator dan volt meter. Keterampilan Diperlukan dalam Memeriksa Operasi PHB, adalah : a. Memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP. b. Memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan c. Memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP d. Melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. e. Melakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP.. f. Menetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP.. Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Memeriksa Operasi PHB adalah : a. Bersikap cermat b. Bersikap Teliti c. Melakukan aktivitas berdasarkan SOP Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 63 dari 67

65 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 4. Membuat laporan Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan, meliputi : a. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi Membuat laporan sesuai dengan format yang berlaku Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan/menyajikan informasiinformasi faktual secara ringkas (concise) dan akuarat, tanpa rincianrincian yang tidak relevan. Tujuannya untuk membantu dalam penga mbilan keputusan, menetapkan perubahan dan/atau peningkatan (improvement) serta pemecahan masalah. Laporan memuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personal dan dipe ngaruhi oleh sujektivitas pempbuat laporan. 1) Susunan suatu laporan Jika membuat laporan, maka harus jelas apa yang akan disampaikan dan bagaimana susunan dan isi laporannya. Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementa ra kepada pembaca tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada catatan kecil yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan. 2) Isi laporan Isi laporan merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin disampaiakan dan atau berisikan analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena masalah yan berbeda-beda, maka tidak ada ketentuan yang baku untuk penulisan isi laporan. Laporan mungkin berkenaan dengan : a. Tujuan pekerjan dan lamanya pekerjaan. b. Gambar gambar Kerja dan cara pembacaannya c. Bahan dan Peralatan yang digunakan d. Prosedur kerja ( SOP ) e. Commitioning / Quality Control f. Kesimpulan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 64 dari 67

66 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak hal, maka perlu membuat judul dan sub judul, sehingga jelas bagi yang membuatnya maupun sipembaca dapat memahaminya. 3) Rekomendasi Rekomendasi adalah suatu saran berdasarkan fakta yang ada pada isi laporan. Rekomendasi dapat diitemasi. Saran yang diajukan harus didifiniskan dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara cermat dan tepat. b. Membuat Laporan Pengoperasian sesuai Prosedur Perusahaan Berita acara kegiatan adalah laporan suatu kegiatan yang memuat keterangan meliputi ; nama kegiatan, orang yang melaksanakan, waktu pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan atau tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterampilan diperlukan dalam Membuat Laporan, adalah : a. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan.. b. Membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Membuat Laporan adalah : a. Bersikap cermat b. Bersikap Teliti c. Melakukan aktivitas berdasarkan SOP Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 65 dari 67

67 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB III SUMBER-SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A. Sumber-sumber Perpustakaan 1. Daftar Pustaka a. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Pusat Latihan Kerja Industri Bandung, Diktat PUIL dan Instalasi Pemasangan, Bandung 1975 b Teknik Ketenaga Listrikan, Bidang Distribusi, Sub Bidang Pemeliharaan PHB, DIS HAR.006 (1), PT. PLN (PERSERO) c. Sri Waluyanti, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Direktoran Pembinaan SMK, Dep. Pendidikan Nasional, Jakarta d ; Petunjuk Umum Instalasi Listrik, LIPI e. Ganti Depari, Drs. M.Pd, Keterampilan Listrik, Bandung, 2006 f. Soedjono, B.Sc, dkk, Instalasi dan Alat-alat Listrik, Bandung, 1996 g Badan Standarisasi Nasional, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Yayasan PUIL, 2000 h. P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat I,Binacipta, 1981 i. Hermagasantos Z. Ir. Msc, Aplikasi Instalasi Listrik. Bandung Th 1995 j. Muhaimin, Instalasi listrik 1, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Bandung 2. Buku Referensi a. Judul : Teknik Listrik Instalasi Penerangan Pengarang : F. Suryatmo Penerbit : Rineka Cipta Tahun Terbit : 2002 b. Judul : Sistem Distribusi Daya Listrik Pengarang : A.S. Pabla dan Ir. Abdul Hadi Penerbit : Erlangga Tahun Terbit : 1991 c. Judul : Materi Kursus/Pembekalan Uji keahlian Teknik Tenaga Listrik Pengarang : APEI Penerbit : Pengurus APEI Pusat Tahun Terbit : 2004 Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 66 dari 67

68 Sektor Bidang instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 1. Daftar Peralatan/Mesin No. Nama Peralatan/Mesin 1. Peralatan Tangan 2. Peralatan Uji / Ukur L:istrik 3. Perlengkapan K3 4. Mesin Bor 5. Kikir Keterangan 2. Daftar Bahan No. Nama Bahan 1. Panel Hubug Bagi ( PHB ) 2. MCB 3. NFB 4. Saklar Induk 3 fasa 5. Bush Bar 6. Kabel NYAF 7. Kabel NYA 8. Rel Pembagi Keterangan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 67 dari 67

69 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG BUKU KERJA KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

70 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup BAB II TUGAS TEORI DAN PRAKTIK A. Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB Tugas Teori Tugas Praktik B. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Tugas Teori Tugas Praktik C. Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan Tugas Teori Tugas Praktik BAB III TUGAS UNJUK KERJA BAB IV CEK LIS TUGAS Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 1 dari 34

71 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelatihan berbasis kompetensi mengharuskan proses pelatihan memenuhi unit kompetensi secara utuh yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Dalam buku informasi Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang telah disampaikan informasi apa saja yang diperlukan sebagai pengetahuan yang harus dimiliki untuk melakukan praktik/keterampilan akan unit kompetensi tersebut. Setelah memperoleh pengetahuan dilanjutkan dengan latihan-latihan guna mengaplikasikan pengetahuan yang telah dimiliki tersebut. Untuk itu diperlukan buku kerja Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang ini sebagai media praktik dan sekaligus mengaplikasikan sikap kerja yang telah ditetapkan karena sikap kerja melekat pada keterampilan. B. Tujuan Adapun tujuan dibuatnya buku kerja ini adalah: 1. Prinsip pelatihan berbasis kompetensi dapat dilakukan sesuai dengan konsep yang telah digariskan, yaitu pelatihan ditempuh elemen kompetensi per elemen kompetensi, baik secara teori maupun praktik; 2. Prinsip praktik dapat dilakukan setelah dinyatakan kompeten teorinya dapat dilakukan secara jelas dan tegas; 3. Pengukuran unjuk kerja dapat dilakukan dengan jelas dan pasti. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI Bidang Listrik, Sub Bidang Listrik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 2 dari 34

72 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB II TUGAS TEORI DAN PRAKTIK A. Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB 1. Tugas Teori 1 a. Nama Tugas : Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB b. Perintah Tugas : Jawablah soal di bawah ini pada kertas yang telah disediakan c. Waktu Penyelesaian Tugas : 30 menit Soal Tugas : 1. Jelaskan gambar kerja satu garis PHB berdasarkan ketentuan dalam PUIL Meliputi apa saja jika akan menyusun Rencana Kerja Persiapan PHB. Jelaskan! Sebutkan empat (4) macam tang yang digunakan dalam pekerjaan Pengoperasian PHB! Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 3 dari 34

73 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 4. Alat ukur listrik apa saja yang akan digunakan dalam pengoperasian PHB. Sebutkan! Untuk apa sebenarnya peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diterapkan dalam setiap pekerjaan. Jelaskan! Ada 2 macam penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Sebutkan dan jelaskan! Jelaskan fungsi menguhubungi personil yang berwenang untuk mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang. Jelaskan! Meliputi apa saja aplikasi ketentuan dan prosedur K3 bagi petugas pengoperasian PHB. Jelaskan! Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 4 dari 34

74 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Lembar Evaluasi Tugas Teori Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Merencanakan dan menyiapkan pengope- rasian PHB dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 5 dari 34

75 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 2. Tugas Praktik 1 1. Nama Tugas : Merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB 2. Waktu Penyelesain Tugas I : 150 menit 3. Tujuan Pelatihan : Setelah menyelesaikan tugas merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB peserta mampu: a. Memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. b. Menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. c. Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman d. Menghubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. e. Memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP f. Mengaplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku. 4. Daftar Alat/Mesin dan Bahan : NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN A. ALAT 1. Pensil HB, standar bulat penandaan 2. Papan berjalan Bahan triplek/fiber, 40 X 30 X 0,3 3. Peralatan Ukur / uji Standar 4. Peralatan K3 Standar 5. B. BAHAN 1. Gambar kerja PHB Telah diverifikasi dan divalidasi Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 6 dari 34

76 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 5. Indikator Unjuk Kerja (IUK): a. Mampu memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. b. Mampu memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP c. Mampu menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. d. Mampu menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman e. Mampu menghubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. f. Mampu memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilak-sanakan sesuai SOP g. Mampu mengaplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku 6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah : a. Memperhatikan jam kerja sehingga tidak kecapaian, antara jam kerja dan istirahat proporsional b. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan sehingga diperoleh hasil seperti yang diharapkan, jangan sampai terjadi kesalahan karena ketidaktelitian dan tidak taat asas. c. Waktu menggunakan peralatan kerja, alat batu dan alat lainnya mengikuti petunjuknya masing-masing yang sudah ditetapkan. 7. Standar Kinerja a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang ditetapkan. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 7 dari 34

77 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada kesalahan kegiatan kritis. 8. Instruksi Kerja a. Peroleh gambar kerja satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, dari pemberi kerja (dalam hal ini instruktur) b. Susun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. c. Siapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman d. Hubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. e. Periksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP f. Aplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku. 9. Langkah Kerja a. Memperoleh gambar kerja satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, dari pemberi kerja (dalam hal ini instruktur) b. Memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP c. Menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. d. Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman e. Menghubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. f. Memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP g. Mengaplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 8 dari 34

78 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 10. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas I NO. DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK 1. Peroleh gambar kerja satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, dari pemberi kerja (dalam hal ini instruktur) Kesesuaian gambar dengan order PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK Memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP Susun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. Siapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman Hubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. Periksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilak-sanakan sesuai SOP Aplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku Langkah memeriksa gambar Susunan rencana kerja Alat kerja yang disiapkan Hasil koordinasi dengan pihak lain Hasil pemeriksaan perintah Pengaplikasian ketentuan K3 Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 9 dari 34

79 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik B. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang 1. Tugas Teori 2 a. Nama tugas : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang. b. Perintah Tugas : Jawablah soal di bawah ini pada kertas yang telah disediakan c. Waktu Penyelesain Tugas : 30 menit Soal Tugas 1. Sebutkan dan jelaskan Peraturan Pengoperasian PHB Pemeriksaan apa saja yang haus dilakukan dalam kegiatan Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB. Sebutkan! Apa fungsi dari Menguji Kebocoran Resistansi/Tahanan Isolasi. Jelaskan! Jelaskan aturan penggunaan sepatu kabel dan pemasangannya Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 10 dari 34

80 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 5. Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri (Instalasi Listrik II Muhaimin ). Sebutkan dan jelaskan! Prosedur dan langkah apa saja yang harus dilakukan pada waktu melakukan pemberian tegangan pada PHB Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 11 dari 34

81 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Lembar Evaluasi Tugas Teori Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 12 dari 34

82 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 3. Tugas Praktik 2 1. Nama Tugas : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang. 2. Waktu Penyelesain Tugas : 180 menit 3. Tujuan Pelatihan : Setelah menyelesaikan tugas Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang, peserta mampu: a. Menerapkan peraturan dan prosedur K3 selama pelaksanaan pekerjaan. b. Memeriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. c. Mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar operasi. d. Melaksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. e. Memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. f. Melaksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. 4. Daftar Alat/Mesin dan Bahan : NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN A ALAT/MESIN 1 Peralatan Tangan Standar 2 Peralatan Uji / Ukur Listrik Standar 3 Peralatan K3 Standar B. BAHAN 1. PHB Utama dan PHB Cabang Standar 2. Bush Bar Standar 3. MCB Standar 4. NFB Standar 5. Sepatu Kabel Standar 6. Kabel NYA Standar 7. Kabel Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 13 dari 34

83 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 5. Indikator Unjuk Kerja (IUK): a. Mampu menerapkan peraturan dan prosedur K3 selama pelaksanaan pekerjaan. b. Mampu memeriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. c. Mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar operasi. d. Mampu melaksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. e. Mampu memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. f. Mampu melaksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. 6. Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah : a. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang telah digariskan. b. Kuasai gambar/wiring diagram beserta spesifikasinya dengan benar. c. Ikuti petunjuk pemasangan dan pengoperasian yang telah ditentukan. d. Kuasai penggunaan alat ukur sesuai dengan ketentuannya. 7. Standar Kinerja a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang ditetapkan. b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada kesalahan pembacaan gambar. 8. Instruksi Kerja a. Terapkan peraturan dan prosedur K3 selama pelaksanaan pekerjaan. b. Periksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. c. Ukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar operasi. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 14 dari 34

84 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik d. Laksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. e. Periksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. f. Laksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. 9. Langkah Kerja a. Menerapkan peraturan dan prosedur K3 selama pelaksanaan pekerjaan. b. Memeriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. c. Mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar operasi. d. Melaksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. e. Memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. f. Melaksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 15 dari 34

85 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A B Q35 A C Q35 A D Q35 A F2 80 A 2 NYY 5 x 35 mm 2 NYY 4 x 10 mm Q 100 A F4 25 A NYY 5 x 10 mm 2 F5 25 A NYY 5 x 10 mm2 2 M6 M7 M8 M1 M2 M3 Untuk Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang, ikutilah perintah di atas tentang: a. Instruksi Kerja b. Langkah kerja Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 16 dari 34

86 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 10. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas II NO. DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK 1. Terapkan Peraturan dan prosedur K3 selama pelaksanaan pekerjaan. 2. Periksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. 3. Ukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi. 4. Laksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. 5. Periksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. 6 Laksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Mengoperasikan dan Memasang PHB Utama dan PHB Cabang telah dilaksanakan dengan benar dan dalam waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 17 dari 34

87 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik C. Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan 1. Tugas Teori 3 a. Nama Tugas : Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan. b. Perintah Tugas : Jawablah soal di bawah ini pada kertas yang telah disediakan c. Waktu Penyelesain Tugas : 30 menit Soal Tugas 1. Standar warna dan wode apa saja yang digunakan pada Instalasi Arus Bolak- Balik. Sebutkan dan jelaskan! Pada titik/line mana saja jika akan melakukan pengukuran KHA tanpa tegangan listrik. Jelaskan! Ada berapa buah dan apa fungsinya lampu indikator yang dipasang pada PHB Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 18 dari 34

88 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 4. Apa saja yang harus diperhatikan dala pembebanan, agar kinerja generator pada pusat tenaga listrik beroperasi/berjalan normal. Jelaskan! Jelaskan tanda-tanda terjadinya penyimpangan pada panel PHB! Jelaskan alternatif pemecahan secara umum yang dapat dilakukan jika terjadi penyimpangan pada PHB! Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 19 dari 34

89 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Lembar Evaluasi Tugas Teori Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan telah dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 20 dari 34

90 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 2. Tugas Praktik 1. Nama Tugas : Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan 2. Waktu Penyelesain Tugas : 90 menit 3. Tujuan Pelatihan : Setelah menyelesaikan tugas Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan peserta mampu: a. Memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP. b. Memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. c. Memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. d. Melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. e. Melakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. f. Menetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP. g. Membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan. h. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan. 4. Daftar Alat/Mesin dan Bahan : NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN A. ALAT 1. Peralatan Tangan Standar 2. Peralatan Uji / Ukur Listrik Standar 3. Peralatan K3 Standar B. BAHAN 1. PHB Utama dan PHB Cabang Standar 2. Bush Bar Standar 3. MCB Standar 4. NFB Standar 5. Sepatu Kabel Standar 6. Kabel NYA Standar Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 21 dari 34

91 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 5. Indikator Unjuk Kerja (IUK): a. Mampu memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP. b. Mampu memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. c. Mampu memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. d. Mampu melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. e. Mampu melakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. f. Mampu menetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP. g. Mampu membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan. h. Mampu membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan. 6. Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah : a. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang telah digariskan. b. Ikuti petunjuk penggunaan alat ukur dan alat tangan. 7. Standar Kinerja a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang ditetapkan. b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada kesalahan aspek kritis. 8. Instruksi Kerja a. Periksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP. b. Periksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 22 dari 34

92 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik c. Periksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. d. Laksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. e. Lakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. f. Tetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP. g. Buat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan. h. Buat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan. 9. Langkah Kerja a. Memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP. b. Memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa, sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. c. Memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. d. Melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. e. Melakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. f. Menetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melapor kannya sesuai SOP. g. Membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan. h. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 23 dari 34

93 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A 10 A B Q35 A C Q35 A D Q35 A F2 80 A 2 NYY 5 x 35 mm 2 NYY 4 x 10 mm Q 100 A F4 25 A NYY 5 x 10 mm 2 F5 25 A NYY 5 x 10 mm2 2 M6 M7 M8 M1 M2 M3 Untuk dapat mengisi Tabel Data Hasil Pengukuran, ikutilah : a. Instruksi Kerja b. Langkah Kerja TABEL DATA HASIL PENGUKURAN A. Pengukuran Tanpa Tegangan No. Hubungan Instalasi Hasil Pengukuran (0) Hasil Pengukuran (1) Semua MCB OFF 1. L 1 terhadap N 2. L 2 terhadap N 3. L 3 terhadap N 4. L 1 terhadap PE 5. L 2 terhadap PE 6. L 3 terhadap PE 7. N terhadap PE Semua MCB ON 8. L 1 terhadap N 9. L 2 terhadap N 10. L 3 terhadap N 11. L 1 terhadap PE 12. L 2 terhadap PE 13. L 3 terhadap PE 14. N terhadap PE Keterangan : 0 = tidak ada hubungan, 1 = ada hubungan Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 24 dari 34

94 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik D. Pengukuran Dengan Tegangan No. Hubungan Instalasi Hasil Pengukuran 1. L 1 terhadap N 2. L 2 terhadap N 3. L 3 terhadap N 4. L 1 terhadap PE 5. L 2 terhadap PE 6. L 3 terhadap PE 7. N terhadap PE 8. L 1 terhadap L 2 9. L 1 terhadap L L 2 terhadap L3 11. Electric Cooker 3 PhaseL1 terhadap N L 2 terhadap N L 3 terhadap N 12. Mesin Cuci 1 PhaseL1 terhadap N 13. Lampu TL 2 x 40 WattL2 terhadap N Lampu Pijar 100 WattL3 terhadap N Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 25 dari 34

95 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 10. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas IV NO. DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK 1. Periksa dan ukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP 2. Periksa PHB dan peralatannya sede mikian rupa sehingga tidak mengu-rangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan 3. Periksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. 4. Laksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. 5. Lakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. 6. Tetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP. 7. Buat laporan pengoperasian sesuai pro sedur perusahaan 8. Buat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan Langkah Pemeriksaan dan pengukuran Prosedur pemeriksaan PHB Cara memeriksa urutan fase RST Prosedur dan langkah pengikukuran beban Langkah identifikasi penyimpangan Alternatif pemecahan yang ditetapkan Laporan pengoperasian Hasil Berita Acara PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Memeriksa Operasi PHB dan Membuat Laporan telah dilaksanakan dengan benar dan dalam waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 26 dari 34

96 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB III TUGAS UNJUK KERJA Tugas Unjuk Kerja I a. Memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. b. Melaksanakan Rencana kerja disusun agar pekerjaan sesuai SOP. c. disiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman. d. Menghubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. e. Memeriksa perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP. f. Memahami Ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku. Tugas Unjuk Kerja II a. Menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan. b. Memeriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. c. Mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan stándar operasi. d. Melaksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. e. Memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. f. Melaksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. Tugas Unjuk Kerja III a. Memeriksa dan mengukur tegangan pada PHB pada setiap fase sesuai SOP. b. Memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 27 dari 34

97 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik c. Memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. d. Melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. e. Melakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. f. Menetapkan alternatif pemecahan penyimpangan yang terjadi dan melaporkan sesuai SOP. Tugas Unjuk Kerja IV a. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan. b. Membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 28 dari 34

98 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB IV CEK LIS TUGAS NO. TUGAS UNJUK KERJA PENILAIAN K BK TGL 1. Tugas Unjuk Kerja I 2. Tugas Unjuk Kerja II 3. Tugas Unjuk Kerja III 4. Tugas Unjuk Kerja IV Apakah semua tugas unjuk kerja Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang telah dilaksanakan dengan benar dan dalam waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 29 dari 34

99 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KUNCI JAWABAN BUKU KERJA A. Tugas Teori Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB 1. Gambar diagram satu garis : Gambar pemasangan yang hanya ditunjukkan dengan gambar satu garis saja. Sedangkan saklar dan lampu ditunjukkan dengan gambar simbol, dan jumlah kawat/penghantar yang harus terpasang hanya ditandai dengan garis kecil yang dibuat miring pada penghantarnya. Garis kecil miring dua (2) garis, menunjukkan bahwa jumlah penghantar yang terpasang adalah dua saluran. Jika jumlah penghantar yang harus dipasang lebih dari dua, maka digunakan tanda garis kecil miring dan disertai angka yang menujukkan jumlah penghantarnya. 2. Menyusun rencana kerja dan persiapan pengoperasian PHB adalah kegiatan awal yang harus dilakukan, meliputi : - Memeriksa gambar / diagram satu garis. - Menyusun rencana kerja. - Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu. - Menyiapkan peralatan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan persyaratan K-3 yang berlaku untuk pekerjaan. 3. Macam-macam Tang (Plier) Tang Kombinasi/Tang standar Tang Slip Joint Tang Gunting/Potong (Diagonal Cutting Pliers) Tang Sirklip/Mulut Buaya (Circlip Pliers) 4. Alat Ukur Listrik a. Multimeter ( AVO Meter Analog dan Digital ) b. Tang Ampere c. Megger d. Earth tester 5. Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja, antara lain : - Mencegah dan mengurangi kecelakaan. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 30 dari 34

100 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik - Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. - Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. 6. Penyebab Kecelakaan Kerja a. Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) misalnya ; helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain sebagainya. b. Lingkungan kerja yang tidak aman dalam melakukan aktifitas seperti tempat kerja berantakan atau tidak teratur dengan baik, menempatkan peralatan yang tidak teratur, tempat kerja yang tidak bersih (oli berserakan) dan sebagainya. 7. Koordinasi itu melibatkan personil-personil : 1. Pengawas pekerjaan 2. Penanggung jawab panel listrik atau PHB 3. Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik 4. Pekerja yang menggunakan tenaga listrik 8. Aplikasi ketentuan dan prosedur K3 bagi petugas pengoperasian PHB, meliputi : a. Menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) b. Menggunakan alat ukur dan alat uji kelistrikan menurut ketentuan dan aman. c. Bertindak hati-hati dalam menjalankan semua pekerjaan. d. Pengoperasian PHB harus mengikuti SOP yangtelah ditentukan. B. Tugas Teori Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang. 1. Peraturan Pengoperasian PHB. a. Pengoperasian PHB harus sesuai dengan SOP yangn telah ditentukan. b. Dilarang melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan bertegangan. c. Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan kerja yang berisolasi. d. Dilarang menggunakan alat ukur dan alat uji listrik yang isolasinya sudah mengelupas. e. Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 31 dari 34

101 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik f. Menggunakan alat pelindung diri ( sarung tangan karet elektrik dan sepatu ). g. Memasang tanda adanya pekerjaan yang pengoprasian PHB. 2. Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB dengan urutan memeriksa bagian-bagian dan Papan Dialogis yang terdiri dari: a. Tanda isayarat b. Pengukur arus c. Pengukur tegangan d. Fungsi ON-OFF e. Fungsi Emergensi 3. Pengujian Kebocoran Resistansi/Tahanan Isolasi dilakukan untuk memastikan bahwa isolasi konduktor, aksesories dan perlengkapan berada dalam kondisi yang laik operasi terhindar dari timbulnya arus-arus bocor yang membahayakan diantara konduktor dengan konduktor dan konduktor dengan pentanahan. Pengujian ini mengindikasikan apakah terjadi hubung pendek. 4. Fungsi Sepatu kabel dan Aturan Pemasangannya. Setiap sambungan antara penghantar/konduktor dengan terminal pada rel pengumpul atau busbar dilakukan dengan sambungan sekrup yang menggunakan sepatu kabel. Sepatu kabel yang dipasang disesuaikan dengan penampang konduktor yang akan dipasang sesuai dengan ketentuannya. 5. Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri (Instalasi Listrik II Muhaimin ) : a. MCB tipe Z (rating dan breaking capacity kecil). Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo trafo tegangan yang peka. b. MCB tipe K (rating dan breaking capacity kecil). Digunakan untuk Pengaman Alat-alat Rumah Tangga ( Home Appliance. c. MCB tipe G ( rating besar) untuk pengaman motor. d. MCB tipe L untuk pemgaman kabel atau jaringan. e. MCB tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan. 6. Prosedur dan langkah pemberian tegangan harus dilakukan berurutan, adapaun langkahnya adalah sebagai berikut : a. Matikan semua saklar yang menuju PHB cabang. Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 32 dari 34

102 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik b. Matikan/off semua alat pengaman c. Meter control dan lampu indicator dalam posisi Off/mati. d. Sambungkan/On saklar utama ( Main switch ) e. Amati bahwa meter control dan lampu indikator, menyala. f. Sambungkan Saklar/penghubung yang menuju ke PHB Cabang. C. Tugas Teori Memeriksa Operasi PHB dan membuat Laporan. 1. Tanda Warna Isolasi Penghantar pada Instalasi arus bolak-balik. fasa satu Ll/R Merah fasa dua L2/S Kuning fasa tiga L3/T Hitam netral Nasional Biru 2. Pengukuran tanpa t4gangan dilakukan pada: 1. L1 terhadap N 2. L2 terhadap N 3. L3 terhadap N 4. L1 terhadap PE 5. L2 terhadap PE 6. L3 terhadap PE 7. N terhadap PE 3. Penggunaan Tanda Warna untuk Lampu Indikator. Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R/L1), kuning (fase S/L2), dan hijau (fase T/L3) yang dipasang pada pintu panel. 4. Pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan dibuat sama, agar kinerja generator pada pusat tenaga listrik beroperasi/berjalan normal. Maka untuk contoh dibawah ini: Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 33 dari 34

103 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik a. Beban pada setiap percabangan harus sama besar. b. Instalasi yang melulu untuk penerangan ( Instalasi Penerangan ), hanya menggunakan sistem 1 Fasa ( Fasa dan Netral ) c. Untuk Instalasi Tenaga menggunakan Sistem jaringan 3 fasa dan netral, Dimana jaringan 3 fasa untuk menggerakkan mesin-mesin dan jarinag 1 fasa untuk lampu penerangan. 5. Tanda/indolator terjadinya Penyimpangan dapat terjadi jika Beban pada salah satu instalasi melebihi kapasitas pembagian yang telah ditentukan, Untuk mengamati terjadinya penyimpangan adalah dengan : a. Lampu indikator yang selalu berkedip-kedip sebagai tanda terdapat beban yang over kapasitas. b. Tegangan listrik yang tidak stabil, yang dapat terlihat pada Volt meter yang terpasang pada PHB c. Putaran Genset (jika menggunakan) tidak stabil dan cenderung berde ngung. 6. Menetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dilakukan dengan a. Mengurangi/mematikan beban yang berlebih. b. Mengalihkan beban kepada PHB percabangan yang lain. c. Bagian-bagian tersebut akan dioperasikan dan diamati pada waktu pengoperasian PHB Judul Modul : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Buku Kerja Versi: 2013 Halaman: 34 dari 34

104 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

105 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Metoda Penilaian BAB II PENILAIAN TEORI A. Lembar Penilaian Pengetahuan BAB III PENILAIAN PRAKTIK A. Lembar Penilaian Keterampilan BAB IV PENILAIAN SIKAP KERJA A. Lembar Penilaian Sikap Kerja Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 1 dari 19

106 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buku penilaian untuk unit kompetensi Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang dibuat sebagai konsekuensi logis dalam pelatihan berbasis kompetensi yang telah menempuh tahapan penerimaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja melalui buku informasi dan buku kerja. Setelah latihan-latihan (exercise) dilakukan berdasarkan buku kerja, maka untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya perlu dilakukan uji komprehensif secara utuh per unit kompetensi dan materi uji komprehensif itu ada dalam buku penilaian ini. B. Tujuan Adapun tujuan dibuatnya buku penilaian ini, yaitu untuk menguji kompetensi peserta pelatihan setelah selesai menempuh buku informasi dan buku kerja secara komprehensif dan berdasarkan hasil uji inilah peserta akan dinyatakan kompeten atau belum kompeten terhadap unit kompetensi Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang C. Metoda Penilaian 1. Metoda Penilaian Pengetahuan a. Tes Tertulis Untuk menilai pengetahuan yang telah disampaikan selama proses pelatihan terlebih dahulu dilakukan tes tertulis melalui pemberian materi tes dalam bentuk tertulis yang dijawab secara tertulis juga. Untuk menilai pengetahuan dalam proses pelatihan materi tes disampaikan lebih dominan dalam bentuk obyektif tes, dalam hal ini jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, dan pilihan ganda. Tes essay bisa diberikan selama tes essay tersebut tes essay tertutup, tidak essay terbuka, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor subyektif penilai. Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 2 dari 19

107 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik b. Tes Wawancara Tes wawancara dilakukan untuk menggali atau memastikan hasil tes tertulis sejauh itu diperlukan. Tes wawancara ini dilakukan secara perseorangan antara penilai dengan peserta uji/peserta pelatihan. Penilai sebaiknya lebih dari satu orang. 2. Metoda Penilaian Keterampilan a. Tes Simulasi Tes simulasi ini digunakan untuk menilai keterampilan dengan menggunakan media bukan yang sebenarnya, misalnya menggunakan tempat kerja tiruan (bukan tempat kerja yang sebenarnya), obyek pekerjaan disediakan atau hasil rekayasa sendiri, bukan obyek kerja yang sebenarnya. b. Aktivitas Praktik Penilaian dilakukan secara sebenarnya, di tempat kerja sebenarnya dengan menggunakan obyek kerja sebenarnya. 3. Metoda Penilaian Sikap Kerja a. Observasi Untuk melakukan penilaian sikap kerja digunakan metoda observasi terstruktur, artinya pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar penilaian yang sudah disiapkan sehigga pengamatan yang dilakukan mengikuti petunjuk penilaian yang dituntut oleh lembar penilaian tersebut. Pengamatan dilakukan pada waktu peserta uji/peserta pelatihan melakukan keterampilan kompetensi yang dinilai karena sikap kerja melekat pada keterampilan tersebut. Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 3 dari 19

108 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB II PENILAIAN TEORI A. Lembar Penilaian Pengetahuan: Unit kompetensi : Pelatihan : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Waktu : 30 menit PETUNJUK UMUM Jawablah materi tes ini pada lembar jawaban/kertas yang sudah disediakan. Modul terkait dengan unit kompetensi agar disimpan. Bacalah materi tes secara cermat dan teliti. Isian Lengkapilan kalimat di bawah ini dengan cara mencari jawabannya pada kolom sebelah kanan dan tuliskan jawabannya saja pada kertas yang tersedia. 1. Suatu perlengkapan untuk membagi tenaga listrik dan/atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat listrik adalah Semua PHB yang terletak sesudah PHB utama atau sesudan PHB utama subinstalasi disebut PHB yang menerima tenaga listrik dari saluran utama konsumen dan membagikannya ke seluruh instalasi konsumen adalah Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan, adalah salah satu Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo trafo tegangan yang peka adalah... a) PHB Cabang b) PHB Utama c) Volt Meter d) Kontaktor e) Fasa/Line f) MCB Tipe K g) ELCB h) P H B i) Busbar j) Push button. k) MCB Tipe Z l) Penerapan K3 Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 4 dari 19

109 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 6. Saklar yang berfungsi sebagai saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB. 7. Saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun membuka rangkaian listrik secara berulangulang Prinsip pengaman ini berdasarkan pada arus bocor yang terjadi. Arus bocor ini berdasarkan standar, umumnya tidak lebih dari 30 ma Alat yang digunakan untuk mengetahui besaran tegangan yang mengalir pada suatu rangkaian instalasi listrik beban PHB adalah merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi yang berfungsi sebagai penampung tenaga listrik dalam PHB. Benar-Salah Nyatakan pernyataan di bawah ini benar atau salah dengan cara menulis huruf B kalau Benar dan huruf S kalau Salah. B B S S 1. Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus menggunakan terminal sehingga listrik dapat dengan mudah dapat mengalir dan didistribusikan. 2. Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi dan ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung tenaga listrik guna menyalurkannya ke komponen lainnya. B S 3. Terminal kabel kendali harus ditempatkan menjadi satu dengan terminal saluran daya. B B S S 4. Kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung baik berbentuk solid atau berserabut. Penyatuan atau penyambungan satu atau lebih inti umumnya dilengkapi dengan selubung. 5. Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang setidaknya tidaknya satu sakelar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak tidaknya dipasang volt meter Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 5 dari 19

110 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik B S 6. PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan pelayan mudah dan aman, dan bagian penting mudah dicapai. B S 7. PHB harus dipasang pada tempat yang tersembunyi dan tidak terlihat karena meruoakan pusat listrik. B S 8. Kemampuan sakelar pada suatu sirkit harus dibawah kemampuan pengaman lebur pada sirkit tersebut. B B S S 9. Semua komponen yang ada pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti instrument ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayani dengan mudah dan aman dan bagian yang penting mudah dijangkau. 10. Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya menggunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan dua poin di atas. Pilihan Ganda Jawablah pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan cara memilih pilihan jawaban yang tepat dan menuliskan huruf a/b/c/d yang sesuai dengan pilihan tersebut. 1. Prinsip pengaman pada arus bocor yang terjadi dan arus bocor ini berdasarkan standar umumnya tidak lebih dari 30 ma, adalah pengaman: a. MCB b. MCCB c. ELCB d. NFB 2. Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo trafo tegangan yang peka adalah... a. MCB tipe Z b. MCB tipe K c. MCB tipe G d. MCB tipe H 3. Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini Harus dipasang secara... a. Paralel dengan sumber tegangan. b. Seri dengan sumber tegangan. c. Paralel dengan beban. d. Seri dengan beban. Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 6 dari 19

111 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 4. Untuk menandakan bahwa suatu penghantar atau rel/busbar dikhususkanuntuk Netral (Nol), maka menurut buku PUIL isolasi atau busbar kabel tersebut berwarna...: a. Kuning b. Biru c. Merah d. Hitam 5. Pada momen kegiatan pemeliharaan, perbaikan saat ada gangguan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah melaksanakan prosedur... a. putus - hubung b. putus pengukuran arus c. pengukuran - hubung d. lepas komponen - sambung Essay 1. Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat dengan warna yang berbeda. Warna apa saja yang digunakan untuk menandai Fasa R,S,T dan Netral. Jelaskan. 2. Jelaskan prinsip pengamanan arus bocor dengan ELCB. Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 7 dari 19

112 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik CEK LIS PENILAIAN PENGETAHUAN NO. KUK NO. SOAL KUNCI JAWABAN JAWABAN PESERTA KETERANGAN K BK Isian A.1. P H B A.2. PHB Cabang A.3. PHB Utama A.4. Penerapan K3 A.5. MCB Tipe Z A.6. Push Button A.7. Kontaktor A.8. ELCB A.9. Volt meter A.10. Busbar B-S B.1. S B.2. B B.3. S B.4. B B.5. S B.6. B B.7. S B.8. S B.9. B B.10. B P G C.1. C C.2. A C.3. D C.4. B C.5. A Essay D.1 Terlampir D.2 Terlampir Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 8 dari 19

113 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik BAB III PENILAIAN PRAKTIK A. Lembar Penilaian Keterampilan Tugas Unjuk Kerja : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang 1. Waktu : 180 Menit 2. Alat : Peralatan tangan, Peralatantan Ukur, Peralatan K3, Blanko pemeriksaan dan pengujian PHB. 3. Bahan : PHB Utama dan PHB Cabang yang sudah terpasang leng kap dengan beban berupa Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga. 4. Indikator Unjuk Kerja : a) Mampu merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB. b) Mampu mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang. c) Mampu memeriksa operasi PHB. d) Mampu membuat laporan.. 5. Standar Kinerja a) Selesai dikerjakan tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan. b) Toleransi kesalahan 5% (lima persen), tetapi tidak pada aspek kritis. 6. Instruksi Kerja a) Periksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. b) Susun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. c) Siapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman. d) Hubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. e) Periksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai SOP Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 9 dari 19

114 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik f) Aplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlakukonfirmasi data yang meragukan atau tidak jelas kepada sumber terkait, bisa melalui telpon, internet, atau kunjungan langsung. g) Terapkan Peraturan dan prosedur K3 selama pelaksanaan pekerjaan. h) Periksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. i) Ukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi. j) Laksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. k) Periksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. l) Laksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. m) Periksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP n) Periksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengu-rangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan o) Periksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. p) Laksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. q) Lakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. r) Tetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP. s) Buat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan t) Buat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan. 7. Langkah Kerja a) Memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. b) Menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. c) Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman. Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 10 dari 19

115 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik d) Menghubungi personil berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoor-dinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP. e) Memeriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP. f) Mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi. g) Melaksanakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. h) Memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB. i) Melaksanakan pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi. j) Memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP k) Memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan. l) Memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP. m) Melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP. n) Melakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP. o) Menetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melapor kannya sesuai SOP. p) Membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan. q) Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan. Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 11 dari 19

116 Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Terminal Saluran Keluar Terminal Saluran Masuk Buku Penilaian Versi: 2013 Halaman: 12 dari 19

LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG OPERASI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MERAKIT DAN MEMASANG PHB PENERANGAN BANGUNAN INDUSTRI KECIL BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB IV PEMBAHASAN.  P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL) Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih

Lebih terperinci

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG I. TUJUAN 1. Praktikan dapat melakukan pengasutan serta membalik putaran motor tiga fase

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S. SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...

Lebih terperinci

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat memahami prinsip kerja dan penggunaan magnetic contactor untuk menjalankan motor induksi tiga fase

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT DAN PERLENGKAPAN PEMASANGAN SISTEM FIRE ALARM F III 08 02

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT DAN PERLENGKAPAN PEMASANGAN SISTEM FIRE ALARM F III 08 02 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK TEKNISI FIRE ALARM MENGGUNAKAN ALAT DAN PERLENGKAPAN PEMASANGAN SISTEM FIRE ALARM 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI INSTALATIR PENERANGAN

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI INSTALATIR PENERANGAN PROGRAM BERBASIS INSTALATIR PENERANGAN KODE PROGRAM : C.3314900.01.14 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERALPEMBINAAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT STANDARDISASI DAN PROGRAM LATIHAN

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan KWH meter 2. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan kabel twist dari tiang listrik

Lebih terperinci

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SOAL PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA P 3 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Teknik Instalasi

Lebih terperinci

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding) Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA KATA PENGANTAR Modul Pratikum Instalasi Listrik merupakan bahan ajar panduan praktikum mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SOAL PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA P 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Teknik Instalasi

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan bintang-delta, serta mengetahui

Lebih terperinci

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal : Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT STANDARDISASI

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2016 DAFTAR ISI Level 1 6 Kode Unit KTL.DHR.1.1001.1.2016

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PEMELIHARAAN

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PEMELIHARAAN DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PEMELIHARAAN LEVEL 1 5 Kode Unit : DIS.HAR.005(1).B... 6 Judul Unit : Memelihara saluran udara tegangan rendah

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

SUB BIDANG PERANCANGAN

SUB BIDANG PERANCANGAN 5 2010, No.321 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM MRP.MS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM MRP.MS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

SUB BIDANG PERANCANGAN

SUB BIDANG PERANCANGAN LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

SUB BIDANG KONSTRUKSI

SUB BIDANG KONSTRUKSI LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 07 Tahun 2008 TANGGAL : 17 Maret 2008 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memasang APP Fasa Tunggal : DIS.KON.001(2).A : 20 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 1 2 1 1 1 1 1 KONDISI KINERJA Dalam Melaksanakan

Lebih terperinci

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING DEPERTEMEN

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : BAB I PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : A. Tahapan pengendalian motor listrik pada sistem kendali elektromagnetik

Lebih terperinci

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis

Lebih terperinci

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid KODE UNIT : D.35EBT24.008.1 JUDUL UNIT : Memasang Instalasi Kelistrikan PLTS Tipe Terpusat (Komunal) On-Grid DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG INSPEKSI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG INSPEKSI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG INSPEKSI LEVEL 3 Kode Unit : DIS.INS.004(3).B... 4 Judul Unit : Menginspeksi jaringan kabel tanah tegangan rendah

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN

Lebih terperinci

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo JOB SHEET MESIN LISTRIK 2 Percobaan Paralel Trafo UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK 2 Materi Judul Percobaan Waktu : Transformator : Percobaan

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan agustus 2014 sampai febuari 2015, dilakukan laboratorium terpadu teknik elektro universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN

Lebih terperinci

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat menginstalasi lampu pijar dengan hubungan seri-paralel (DIM). 2. Agar praktikan dapat menginstalasi penerangan satu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 A. Materi Jenis kegiatan yang dilombakan adalah

Lebih terperinci

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya PERINGATAN!! Apakah anda sudah tau peralatan instalasi listrik rumah tangga beserta fungsinya masing masing? AWASS... BAHAYA bila anda belum tau.

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah (091321076) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontaktor Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay. Prinsip

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT Desy Kristyawati [1], Rudi Saputra [2] Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

Bagian 2 Persyaratan dasar

Bagian 2 Persyaratan dasar Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya

Lebih terperinci

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : TES TERTULIS LEVEL : KODE UNIT : KTL.PH.20.121.02 JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi TEKNO, Vol : 19 Maret 2013, ISSN : 1693-8739 MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi Abstrak : Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT PANDAAN SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang Kode Unit : DIS.HAR.026(2).A PETUGAS : 1. Pengawas 1 orang 2. Pelaksana 2 orang KOORDINASI : 1. Koordinator Perencanaan

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2016 DAFTAR ISI Level 1 4 Kode Unit KTL.DUP.2.4001.1.2016

Lebih terperinci