BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Sumber Data Dalam perancangan komunikasi visual film pendek animasi ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung dan referensi visual yang sesuai dalam pembuatan animasi pendek yang berjudul Bum ini. Beberapa cara yang dilakukan ialah literature buku, literatur internet, dan referensi video agar film pendek ini menjadi lebih dekat dengan lingkungan yang sebenarnya Literatur Buku Penulis merancang film pendek animasi ini dengan mempelajari beberapa literatur buku juga e-book, baik untuk memperdalam pengertian penulis akan tema dan juga sebagai referensi style animasi. Berikut beberapa judul buku dan e-book yang penulis gunakan: Kebijakan Sosial (Soehartono, Irawan. 2007), The Illusion of Life (Frank Thomas, Ollie Johnston), Animator Survival Kit (Richard Williams), See Your Film Before Shooting (Nicholas Proferes), THE VISUAL STORY (Bruce Block), The Five C s of Cinematography (Joseph V. Mascelli, A.S.C.) Literatur Internet Penulis juga menggunakan literatur internet untuk mendapatkan materi dan sumber yang di jadikan acuan, diantaranya adalah berita, artikel, gambar atau makalah-makalah terdahulu yang berkaitan dengan tema dalam perancangan film pendek animasi ini. Materi dan sumber-sumber tersebut di jadikan penulis untuk memperkaya dan faktor pendukung utama dalam konsep cerita yang ada dalam animasi ini, sehingga penulis dapat merancang konsep secara terperinci dan matang. Antara lain academia.edu, kompas.com, tribunnews.com, jawapos.com, merdeka.com, youtube.com, vimeo.com Referensi Video 3

2 4 Referensi video di gunakan penulis sebagai sumber analisis, baik untuk studi bentuk, studi alur, dan studi visual bagi film pendek ini sendiri maupun referensi pembanding. Beberapa video yang digunakan Penulis sebagai referensi adalah sebagai berikut : The Black Hole (Short Film), Backwater Gospel (Short Film), The Chase (Short Film), Dark Noir (Short Film), Tsume (Short Film) 2.2. Data Umum Tentang Animasi Pengertian Animasi Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti jiwa, hidup, semangat. Animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bias berupa tulisan, bentuk benda, warna dan spesial efek. Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan. Secara umum ilusi gerakan merupakan perubahan yang dideteksi secara visual oleh mata penonton sehingga tidak harus perubahan yang terjadi merupakan perubahan posisi sebagai makna dari istilah gerakan. Perubahan seperti perubahan warna pun dapat dikatakan sebuah animasi. Pada proses pembuatannya sang pembuat animasi atau yang lebih dikenal dengan animator harus menggunakan logika berfikir untuk menentukan alur gerak suatu objek dari keadaan awal hingga keadaan akhir objek tersebut. Perencanaan yang matang dalam perumusan alur gerak berdasarkan logika yang tepat akan menghasilkan animasi yang menarik untuk disaksikan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan animasi, yaitu Objek/ gambar dan alur gerak Film Pendek

3 5 Film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia perfilman. Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema. Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita panjang, karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk para pemainnya Data Umum Tentang Pengemis Pengertian Pengemis Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Mengemis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang karena membutuhkan uang, makanan, tempat tinggal atau hal lainnya, bahkan jabatan atau pekerjaan dari orang yang mereka temui atau dari orang yang memiliki pengaruh. Kegiatan ini dilakukan karena mereka tidak dapat memenuhi apa yang mereka butuhkan, entah itu karena keterbatasan pengetahuan, fisik, keterampilan, informasi, ataupun hal lainnya. Tetapi, di dalam makalah ini yang kami maksud dengan mengemis/meminta-minta adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengharapkan sedikit belas kasihan orang di tempat-tempat umum, baik itu uang recehan ataupun sedikit makanan untuk mengganjal perut mereka. Di kota-kota besar kegiatan mengemis/meminta-minta yang dilakukan oleh orang-orang yang disebut pengemis ini adalah fenomena yang banyak

4 6 dan sering kita saksikan. Hampir di setiap perempatan atau stopan lampu lalu lintas, fenomena pengemis ini dapat kita temui. Mereka yang mengemis/meminta-minta biasanya menggunakan gelas, kotak kecil, topi atau benda lainnya yang dapat dimasukan uang dan kadang-kadang menggunakan pesan seperti, "Tolong, aku tidak punya rumah" atau "Tolonglah korban bencana alam ini Penampilan mereka pun beragam, tetapi tujuannya sama yaitu untuk menarik simpati dan belas kasih orang yang melihatnya. Penampilan mereka untuk menarik simpati dan belas kasihan orang pun bermacam-macam, ada yang memakai pakaian compangcamping, tubuhnya di cat warna perak, dsb Jenis Jenis Pengemis Kita dapat menyaksikan sendiri bahwa pengemis tidak hanya mereka yang sudah lanjut usia, tetapi hampir di setiap tingkatan usia ada yang menjadi pengemis. Berikut adalah beberapa jenis pengemis yang dapat penulis identifikasi dari berbagai sumber, di antaranya: 1. Pengemis Dengan Anak Pengemis dengan anak adalah orang-orang yang meminta-minta di muka umum dengan cara memperalat anak baik anak kandung ataupun anak pinjaman untuk mendapat belas kasihan orang lain. Tapi tidak semua anak yang mereka bawa adalah keinginan si anak, ada juga yang karena paksaan dari orang tuanya walaupun anak melawan dan mereka hanya ingin bermain, jika si anak melawan orang tuanya kadang memukul atau memarahi mereka agar menuruti apa kemauan dari sang orang tua. 2. Pengemis Bocah Pengemis bocah adalah anak-anak yang meminta-minta di muka umum atau di jalanan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain. Bocah disini berusia antara 3-17 tahun. Motif dari mereka melakukan ini karena untuk membantu orang tua dari mereka yang mungkin dalam keadaan susah, orang tuanya sedang sakit ataupun sudah meninggal atau

5 7 barangkali mereka dipekerjakan oleh seseorang yang menjadi mafia pengemis ini atau bahkan oleh orang tuanya sendiri. 3. Pengemis Cacat atau Disabilitas Pengemis cacat atau disabilitas adalah pengemis yang memiliki keterbatasan baik secara fisik, mental atau ganda. Umumnya mereka mengemis karena tidak ada hal lain yang bisa mereka lakukan selain dengan meminta-minta di jalanan. 4. Pengemis Professional dan Terorganisir Pengemis professional yaitu orang-orang yang meminta-minta di tempat umum untuk mendapat belas kasihan orang lain sebagai profesinya untuk memeroleh pendapatan. Professional di sini maksudnya bahwa mereka punya strategi dan cara-cara khusus untuk menarik simpati orang lain sehingga mau berbelas kasih kepada mereka. Selain mereka dikategorikan profesinal, mereka juga terorganisir. Terorganisir disini maksudnya bahwa kegiatan atau aksi yang mereka lakukan biasanya sudah ada yang menaunginya. Biasanya mereka adalah orangorang yang sengaja ditampung oleh seseorang atau kelompok tertentu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan bagi seseorang atau kelompok tersebut. Cara-cara yang mereka lakukan (pengemis professional) biasanya dengan berpura-pura cacat fisik, cacat mental, maupun cacat ganda. Selain itu dengan sengaja berpakaian lusuh atau sengaja membawa anak atau menyewanya dari orang lain untuk dijadikan alat bagi mereka memeroleh belas kasihan orang lain Hubungan Masalah Pengemis dengan Nilai-Nilai Nilai adalah suatu sistem kepercayaan mengenai sesuatu yang dianggap baik atau buruk. Penilaian ini memang sangat dipengaruhi kebudayaan apa yang dianut oleh masyarakat penganut nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, setiap kelompok masyarakat memiliki nilai-nilai yang bisa saja sama atau berbeda dengan kelompok lainnya.

6 8 Berikut nilai-nilai ini yang menyebabkan fenomena pengemis saat ini banyak bermunculan, di antaranya: 1. Nilai agama yang menyatakan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, artinya memberi adalah lebih baik daripada meminta. Dengan demikian, setiap orang akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa memberi/bersedekah kepada orang lain dan berusaha untuk tidak meminta-minta. Ketika di tengah masyarakat banyak yang meminta-minta, tentu fenomena ini akan dinilai sebagai suatu masalah dari pandangan agama sendiri, walaupun kita tahu bahwa mengemis itu tidaklah dilarang oleh agama. 2. Budaya gotong-royong dan saling membantu satu sama lain di dalam masyarakat sepertinya mulai pudar, kebanyakan masyarakat saat ini cenderung individualis dan mengabaikan orang lain, kalau tidak diminta jarang sekali orang itu memberi. Kepekaan sosial sepertinya mulai pudar sedikit demi sedikit, sehingga fenomena pengemis pun mulai bermunculan. 3. Paham kapitalis yang menjadikan masyarakat sangat ketergantungan dan tidak bisa berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Siapa yang punya modal, maka ia yang menguasai pasar. Sumber-sumber penghidupan seperti air, tanah, barangbarang kebutuhan pokok, dan sebagainya banyak dikuasai para kapital/pemilik modal, sehingga masyarakat yang tidak memiliki modal tidak bisa berbuat banyak dalam memenuhi kebutuhankebutuhannya. Oleh karena itu, mengemis sepertinya menjadi salah satu jalan yang dapat memenuhi kebutuhannya, tidak butuh modal yang besar, hanya mengharapkan belas kasih orang itu sudah cukup. 4. Sikap permisif masyarakat yang memandang permasalahan pengemis ini sebagai suatu hal yang wajar dan biasa terjadi, sehingga mereka pun memakluminya. Hal ini mengakibatkan fenomena pengemis semakin banyak bermunculan.

7 9 5. Nilai-nilai yang dianut masing-masing individu pun berpengaruh besar dalam kaitannya dengan permasalahan pengemis ini. Bagaimana kita lihat saat ini, kualitas diri yang kami kira rendah, sehingga mereka yang mengalami permasalahan ekonomi lebih memilih menjadi seorang pengemis daripada bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga Pihak Yang Terlibat Dalam Kaitannya Dengan Pengemis Pihak yang terlibat dalan kaitannya dengan masalah pengemis ini, di antaranya: 1. Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari sebuah kehidupan dalam bermasyarakat dimana di sinilah proses dibentuknya suatu kepribadian dan menjadi awal mula pembentukan pola prilaku seseorang. Apabila seseorang masih memiliki keluarga yang utuh, atau keluarga yang masih mampu menjalankan fungsi sosialnya dengan baik, tidak mungkin keluarga tersebut membiarkan salah seorang dari anggota keluarganya menjadi pengemis. Oleh karena itu, dalam menangani masalah pengemis ini, perlu ditinjau mengenai kondisi keluarganya baik secara ekonomi, pendidikan, maupun keberfungsian sosial keluarga tersebut dalam memenuhi kebutuhan anggotanya. 2. Masyarakat Dengan pengemis hidup dalam sebuah masyarakat, seharusnya terbentuk relasi antara satu dengan yang lainnya sehingga dalam melakukan pemenuhan kebutuhan mereka, masyarakat ini bisa dijadikan sumber dan perantara bagi mereka untuk tidak menjadi seorang pengemis, tapi sayangnya kebanyakan dari mereka yang menjadi pengemis ini, memiliki hubungan atau relasi di masyarakat yang tidak berjalan baik sehingga, dalam mencapai pemenuhan kebutuhan mereka pun menjadi sulit dan memilih untuk mejadi pengemis di jalanan. 3. Pemerintah

8 10 Peran pemerintah adalah membuat kebijakan-kebijakan dan pemberian bantuan material ataupun pelayanan untuk bisa mengurangi jumlah pengemis di seluruh wilayah di Indonesia. Namun, kebijakan yang dibuat ini harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Karena, apabila tidak disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan hanya menguntungkan sebagian orang saja maka kebijakan-kebijakan tersebut tidak akan berjalan dengan baik atau tidak akan mengurangi angka pengemis di Indonesia. 4. Pekerja Sosial Para pekerja sosial berkiprah dalam tiga tingkatan yaitu di ranah mikro, mezzo, dan makro. Di ranah mikro, pekerja sosial menolong individu berdasarkan relasi satu per satu. Di ranah mezzo, pekerja sosial membantu keluarga dan kelompok kecil lainnya. Sedangkan, di ranah makro, pekerja sosial memperbaiki organisasi dan komunitas atau mengupayakan perubahan-perubahan dalam kebijakan sosial dan peraturan hukum lainnya Penghasilan Pengemis Yang Ada Di Indonesia Dalam subbab ini penulis melakukan observasi terkait penghasilan pengemis yang ada di Indonesia. Sumber yang didapat melalui internet diantaranya video dan koran online seperti : kompas.com, tribunnews.com, merdeka.com, jawapos.co.id dan beberapa makalah ataupun skripsi terdahulu. 1. Walang dan Sa'aran mereka berhasil mengumpulkan uang sebesar 25 jt dalam waktu 15 hari. Walang dan Sa'aran memiliki tugas dan peran berbeda. Walang yang masih terlihat bugar bertindak sebagai pendorong gerobak. Adapun Sa'aran yang lebih tua dan kurus berpura-pura sebagai orang sakit yang berada di atas gerobak. 2. Cak To, pengemis asal Surabaya ini mengaku mendapatkan pemasukan bersih Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Berarti, dalam sebulan, dia punya pendapatan Rp 6 juta hingga Rp 9 juta. Cak To memikiki rumah di kawasan Surabaya Barat, dengan tanah seluas 400 meter persegi. Di kampung halamannya di Madura, Cak To

9 11 sudah membangun dua rumah lagi. Untuk ke mana-mana, Cak To memiliki dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V kinclong keluaran Pengunjuk rasa dari kalangan gelandangan pengemis dari kota Bandung meminta gaji 4-10jt kepada walikota Bandung Ridwan Kamil. Pengemis pengemis ini tidak menerima berkerja sebagai tukang sapu di Bandung dan hanya digaji 1,5 juta. 4. Ibu Nur pengemis Jakarta yang mengaku mendapatkan penghasilan 200rb - 300rb per hari dari hasil mengemis. 2.4 Data Cerita Cerita Asli Seorang pengemis yang memakai baju lusuh mengadahkan tangannya kepada para pejalan kaki dan pengendara motor di jalan raya. Pengemis tersebut terlihat lapar, kotor dan lebih tragis lagi kakinya sempurna tapi tidak bisa berjalan alias cacat sehingga dia harus dibantu dengan skateboard dibawah kakinya agar bisa berjalan. Dengan mengharapkan belas kasihan dari orang lain pengemis tersebut mengadahkan tangannya kepada para pejalan kaki dan pengendara motor berharap bisa mendapatkan sedikit rejeki untuk bisa makan sehari-hari. Waktupun berlalu dengan cepat dan tanpa terasa hari sudah menjelang malam tapi pengemis tersebut enggan pergi dari tempat tersebut jika keadaan disekitarnya belum sepi dan ketika keadaan di tempat tersebut benar-benar sepi. Pengemis tersebut beranjak pergi dari tempat tersebut untuk pulang menuju kerumahnya dan ajaibnya kakinya yang semula cacat bisa berjalan dengan normal sebagaimana mestinya dengan kata lain pengemis tersebut tidak cacat melainkan berpura-pura menjadi orang yang cacat.

10 12 Setelah pengemis tersebut sampai di rumahnya. Pengemis tersebut mulai menghitung uang yang dia dapatkan hasil dari mengemis yang dia dapatkan hari ini. Hari ini aku mendapatkan uang sebanyak ribu rupiah jika aku mendapatkan uang sebanyak ini dalam waktu 1 hari. Bagaimana kalau aku mendapatkan uang sebanyak ini dalam waktu 1 bulan pasti aku sudah kaya raya dan pendapatanku lebih dari 9 juta perbulan. Ujar pengemis tersebut sambil tersenyum. Pengemis tersebut tersenyum senang karena bisa mendapatkan uang sebanyak itu tanpa harus bekerja keras dan bersusah payah seperti kebanyakan orang lain dan menganggap orang yang memberikan uang kepadanya adalah orang bodoh yang bisa ditipu. Keesokan harinya pengemis tersebut kembali ke tempat tersebut untuk mengemis seperti biasanya dan ketika dia mengemis datanglah seorang pemuda berwajah tampan yang memakai kemeja abu-abu memberikannya uang sebesar seribu rupiah lalu pergi meninggalkannya. Keesokan harinya pemuda tersebut kembali ke tempat itu untuk memberikan uang kepada pengemis tersebut dan semakin harisemakin banyak uang yang diberikan pemuda tersebut kepada pangemis mulai dari 1000,2000,5000,10.000, hingga yang paling tinggi rupiah. Pengemis tersebut merasa senang karena ada orang dermawan bodoh yang memberikan uang kepadanya setiap hari dalam jumlah yang banyak. Keesokan harinya pemuda tersebut datang kembali seperti biasanya dengan membawa bungkusan plastik kecil yang berisi tumpukan uang sebesar satu juta dalam pecahan seratus ribu rupiah. Apakah kamu ingin mendapatkan uang yang ada didalam plastic ini. Tanya pemuda tersebut kepada pengemis Pengemis tersebut mengangguk

11 13 Dan ketika pemuda tersebut berniat memberikan bungkusan plastic kecil tersebut kepada si pengemis. Pemuda tersebut malah melempar bungkusan plastic kecil itu kejalan raya dan masuk kedalam lubang got yang ada di tengah jalan raya. Seketika itu juga pengemis tersebut berdiri dari skateboardnya dan berlari ke tengah jalan raya dan terlebih lagi dia sudah lupa kalau selama ini dia hanya berpurapura cacat dan yang saat ini dia pikirkan hanyalah bungkusan plastic kecil yang berisi uang sebesar satu juta rupiah yang masuk kedalam lubang got yang ada di tengah jalan raya. Dan ketika pengemis tersebut berada di tengah jalan raya, dia langsung berbaring dan memasukkan tangannya kedalam got untuk mendapatkan bungkusan plastic kecil yang berisi uang tersebut dan ketika dia berusaha untuk mendapatkan plastic kecil tersebut tiba-tiba saja sebuah truk melaju kencang dan melindas kaki pengemis tersebut. Hal ini sontak membuat pengemis tersebut menjerit kesakitan. Tolong-tolong aku. Jerit pengemis tersebut Tapi tidak ada satupun yang menolong pengemis tersebut baik pejalan kaki maupun pengendara motor karena mereka merasa tertipu dengan pengemis tersebut kemudian dia meminta tolong pada pemuda yang memberinya uang tetapi pemuda itu bukannya menolong tapi malah tersenyum. Tenang saja akan ada orang yang menolongmu. Ujar dia sambil tersenyum Kemudian sebuah truk besar melaju dengan kencang dan menghalangi pandangan antara pengemis tersebut dengan sang pemuda yang berada ditrotoar dan pemuda itu pun menghilang hingga akhirnya ada seseorang yang memakai pakaian serba hitam dan membawa sabit dipunggungnya tapi pengemis tersebut malah ketakutan dan berusaha lari.

12 14 Tidak, jangan dekati aku. Aku tidak ingin mati. Jerit pengemis tersebut sambil berusaha untuk lari walaupun kakinya tidak bisa digerakkan. Dan pada akhirnya orang yang memakai pakaian serba hitam itu tadi memegang sabit yang ada dipunggungnya dan mengayunkannya kearah pengemis tersebut. Akhirnya pengemis tersebut tewas seketika dan ditempat lain seorang pemuda yang sering memberikan uang kepadanya hanya bisa tersenyum melihat pemandangan yang indah tersebut dan kali ini penampilan pemuda tersebut berbeda dengan biasanya. Penampilan pemuda tersebut yang sekarang terlihat lebih rapih dan keren dengan memakai jas dan dasi. Kemudian pemuda tersebut meninggalkan tempat itu dengan senyum penuh kemenangan Wawancara Dalam mengumpulkan data-data terkait animasi pendek yang akan diangkat dari cerpen Pengemis Kematian, penulis melakukan wawancara secara online dengan penulis yang bersangkutan yaitu, Aitu Firdaus yang berdomisili di Tanggerang. Dalam wawancara penulis terlebih dahulu meminta izin mengangkat cerita pendek untuk dijadikan animasi pendek. Penulis juga menanyakan beberapa pertanyaan terkait tema seperti Inspirasi dan message yang ingin disampaikan beliau. Dari hasil wawancara, beliau menyampaikan mendapatkan inspirasi dari media seperti berita di tv dan koran tentang pengemis yang kebanyakan kaya dan coba menyampaikan pesan agar kita tidak menjadi orang yang pemalas Studi Existing Studi Alur ( Storyline ) The Black Hole (Short Film) The Black Hole adalah film pendek yang disutradarai oleh Philip Sansom and Olly Williams. Film ini mengisahkan seorang pria

13 15 bernama Charlie yang saat itu bekerja di kantor hingga larut malam. Saat itu semua orang yang bekerja sudah pulang kerumah sedangkan Charlie harus menyelesaikan pekerjaannya mengcopy tumpukan kertas. Pada saat sedang mengcopy salinan kertas, tiba tiba mesin printer yang dia gunakan mengeluarkan kertas yang bergambar lingkaran hitam. Charlie pun menumukan kalau kertas tersebut dapat menembus segala sesuatu dengan cara memasukkan tangan kedalam lingkaran hitam itu. Pada saat itu juga ia mencoba mengambil makanan yang ada didalam mesin penjual menggunakan kertas itu dan berhasil. Tidak ingin menyianyiakan kesempatan Charlie langsung berfikir untuk melakukan sesuatu yang lebih besar yaitu mengambil uang didalam berankas. Ia pun menempelkan kertas tersebut di pintu berankas lalu mulai mengambil uang didalam berankas itu. Perlahan lahan ia mengambilnya dengan tangan namun karena nafsu ingin mengambil uang lebih ia memasuki berankas tersebut dan ketika berada di dalam, kertas lingkaran hitam itu lepas dan Charlie terjebak didalamnya. Gambar 2.1 The Black Hole Untuk melakukan studi alur, penulis melakukan studi terhadap film The Black Hole. Alur pada kedua film ini disajikan secara linear

14 Studi Bentuk Penulis menganalisa bentuk bentuk karakter yang digunakan dalam animasi Backwater Gospel, The Chase dan Dark Noir. Ketiga film animasi tersebut mendesain karakternya dengan gaya karakter 2D namun menggunakan metode 3D animasi dalam pembuatan film pendek tersebut. Bentuk karakter khas dengan anatomi tubuh yang tidak proporsional dan dilebih-lebihkan memberikan nilai lebih dari segi artistik bagi ketiga animasi tersebut. Gambar 2.2 Scene dalam film Backwater Gospel Gambar 2.3 Scene dalam film The Chase 1b4489b79/51ce61d3e4b0d911b44a293b/ /1000w/Thechase p ng

15 17 Gambar 2.4 Scene dalam film Dark Noir Screenshot edegan film Studi Warna Warna mempunyai peranan penting dalam sebuah film karena warna merupakan simbol sebuah rasa atau mood.oleh sebab itu, warna mampu membawa suasana dan menjelaskan keadaan dalam sebuah adegan film. Dalam merancang animasi pendek ini, Penulis melakukan studi terkait dengan warna dengan mengacu pada film animasi Tsume dan film panjang Silent Hill. Dalam film animasi Tsume dan film Silent Hill, terlihat warna yang digunakan adalah warna analog, yaitu warna-warna senada atau berdekatan. Pilihan warna tersebut menciptakan sebuah kesatuan yang memberikan kesan tersendiri. Gambar 2.5 Tsume Gambar 2.6 Silent Hill

16 18 ision/latest?cb= Studi Art Direction Penulis melakukan studi mengenai art directiondengan merujuk pada film pendek animasi SOMEWHERE dan film Silent Hill.Dalam kedua film tersebut, terdapat banyak scene yang menggunakan golden rule dan negative space sebagai komposisinya. Dalam kedua animasi tersebut,terdapat pula beberapa adegan ditengah kota dan jalan raya yang komposisi pengambilan negative space sehingga memberi kesan sunyi dan sepi. Komposisinya dapat dijadikan acuan bagi animasi yang akan dibuat oleh Penulis. 2.6 Tinjauan Teori Prinsip Animasi Di dalam buku karya Frank Thomas, Ollie Johnston yang berjudul The Illusion of Life Thomas dan Johnston memberikan 12 prinsip animasi yang diadopsi dari animasi Walt Disney. Berikut 12 prinsip animasi: - Solid Drawing Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan baik proses maupun hasil sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya yang dapat dilatih melalui serangkaian observasi dan pengamatan, dimana dalam observasi itu salah satu yang harus dilakukan adalah menggambar. Meskipun kini peran gambar yang dihasilkan sketsa manual sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip menggambar akan menghasilkan animasi yang lebih peka. - Timing & Spacing Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang

17 19 menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. - Squash & Stretch Squash and stretch adalah upaya penambahan efek lentur pada objek atau figur sehingga -seolah-olah memuai atau menyusut sehingga memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada figur atau benda hidup akan memberikan enhancement sekaligus efek dinamis terhadap gerakan tertentu, sementara pada benda mati (misal: gelas, meja, botol) penerapan squash and stretch akan membuat benda-benda mati tersebut tampak atau berlaku seperti benda hidup. - Anticipation Anticipation adalah persiapan/awalan gerak atau ancangancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri.contoh pada gerakan memukul, sebelum tangan maju harus ada gerakan mundur dulu. - Slow In and Slow Out Sama seperti spacing yang berbicara tentang akselerasi dan deselerasi. Slow In dan Slow Out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat. - Arcs Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara smooth dan lebih realistik, karena pergerakan mereka

18 20 mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung. Pola gerak semacam ini diterapkan melalui graphic editor dari software. - Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi pusat perhatian sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama. - Follow Through and Overlapping Action Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari. Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling-silang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Pergerakan tangan dan kaki ketika berjalan bisa termasuk didalamnya. - Straight Ahead Action and Pose to Pose Dari sisi pengerjaan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuat animasi. Pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu per satu, frame by frame, dari awal sampai selesai. Teknik ini memiliki kelebihan: kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki kekurangan waktu pengerjaan yang lama. - Staging Seperti halnya yang dikenal dalam film atau teater, staging dalam animasi juga meliputi bagaimana lingkungan dibuat untuk mendukung suasana atau mood yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene.

19 21 - Appeal Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menghasilkan banyak gaya, animasi juga memiliki gaya yang sangat beragam. Sebagai contoh, anda tentu bisa mengidentifikasi gaya animasi buatan Jepang dengan hanya melihatnya sekilas. Anda juga bisa melihat ke-khas-an animasi buatan Disney atau Dreamworks. Hal ini karena mereka memiliki appeal atau gaya tertentu. - Exaggeration Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Contoh, bola mata yang melompat keluar karena kaget. Exaggeration kebanyakan digunakan dalam genre komedi Teori Pembuatan Cerita Penulis menggunakan teori untuk pembuatan sebuah cerita dalam buku yang berjudul The Visual Story oleh Bruce Bloc agar jalan cerita animasi dapat dimengerti. Teori Membuat Ide Cerita - Mengumpulkan data, mencari informasi sebanyak mungkin mengenai latar belakang, situasi dan kondisi dari sebuah cerita - Menyusun data, membuat kategori berdasarkan karakter dan situasi yang menghubungkannya, - Analisa, perhatikan karakter yang ada, apa yang akan dilakukan dan bagaimana karakter melakukan perannya dalam sebuah ide cerita. - Sintesa, mulai membangun ide baru dari informasi yang ada. Menganalisa Sebuah Cerita - Objek, apakah cerita tersebut mengenai perorangan / kelompok atau sesuatu. - Kejadian, mengenai apa yang terjadi? - Tempat, kapan kejadian itu terjadi, masa lalu, masa sekarang atau masa yang akan datang?

20 22 - Durasi, berapa lama cerita itu dibuat? - Sasaran, apa isi cerita atau tema cerita? Menganalisa dengan cara lain yaitu : - Setting, yaitu mengenai latar belakang atau lokasi cerita tersebut. - Tema, konsep dasar cerita. - Plot/alur, spesifikasi dari scenario atau storyline. - Struktur, type yang digunakan untuk mengembangkan cerita. - Karakter, tokoh atau orang yang ada dalam cerita Teori Warna Di dalam buku karya Anne Dameria yang berjudul Color Basic dijelaskan bahwa warna adalah bagian dari proses pelengkap identitas suatu karya. Dengan warna suatu karya desain akan memiliki arti. Warna juga mengatur emosi penonton dan menciptakan mood sesuai dengan visual yang sedang di lihat dalam film. Warna Primer Menurut teori ini, warna primer terdiri dari beberapa warna dasar, yang berarti bukan merupakan percampuran dari warna lainnya.misalnya, warna merah yang menyerupai warna darah, warna biru seperti warna langit cerah atau laut, serta warna kuning seperti kuning telur. Meskipun pada awalnya banyak pendapat yang menyatakan bahwa hijau juga termasuk dalam kelompok warna primer, namun teori dari Brewster ini membantahnya. Warna Sekunder Secara teoritis, warna jenis ini merupakan hasil percampuran dari 2 warna primer.seseorang dapat membayangkan warna sekunder ini hanya dengan mengkombinasikan warna, seperti warna merah dan kuning yang kemudian menghasilkan warna jingga,warna biru dan kuning yang akan menciptakan warna hijau (karena itu hijau tidak menjadi bagian dari warna primer), serta merah dicampur biru akan berkombinasi menjadi warna ungu. Warna Tersier

21 23 Warna tersier merupakan hasil pencampuran dari salah satu warna sekunder.kelompok warna iniumumnya disebut sebagai warna dengan kecenderungan mendekati warna lain. Contoh dari warna tersier adalah hijau kebirubiruan yang merupakan campuran dari warna kuning dengan hijau. Warna Netral Bagian terakhir merupakan jenis warna hasil dari campuran ketiga warna primer.jenis warna ini menjadi jenis warna yang dapat dikombinasikan dengan warna apapun.contoh dari warna netral adalah warna hitam dan kelabu. Para ahli menyebut campuran dari warna ini sebagai warna intermediate Teori Sinematografi Di dalam buku karya Joseph V. Mascelli, A.S.C. yang berjudul The Five C s of Cinematography dijelaskan bahwa perhatian audiens selama suatu adegan berlangsung bisa tertuju terhadap suatu pusat dengan prinsipprinsip sebagai berikut: 1. Posisi, Gerakan, Action, dan Suara Sebuah karakter bisa mendapatkan perhatian dari penonton jika diposisikan di bagian yang paling dominan dari sebuah komposisi, menggerakkan ke posisi terbaik ketika adegan berlangsung, menaruhnya terpencil dari karakter atau elemen-elemen lain, menempatkan di tempat yang kontrasnya lebih baik dengan background, serta gerak mendadak dari suatu pemain sebelumnya pasif. 2. Pencahayaan, Nilai Nada, dan Warna Secara normal, mata penonton akan lebih tertarik terhadap bagian yang mendapat cahaya lebih terang, nada yang paling cerah, atau bagian yang paling berwarna dari gambar. 3. Pemfokusan Secara Selektif Metode yang sangat efektif untuk menarik penonton ke pusat perhatian adalah dengan melakukan pengaturan fokus secara selektif dengan

22 24 menampilkan subjek yang signifikan dengan fokus yang tajam dan elemenelemen pendamping dengan fokus yang sedikit lebih lembut. Hal-hal tersebut nantinya akan penulis terapkan dalam sebagian besar penggarapan scene di film animasi ini terdapat banyak pengaturan fokus yang lebih di tekankan terhadap objek atau karakter, yang mana mata audience dapat mengerti apa yang dilakukan sang karakter di film ini nantinya Analisa Analisa S.W.O.T Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportuinity, Threat) merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang melingkupi suatu objek, dalam hal ini animasi short movie, sehinga dapat ditentukan langkah strategis untuk mengoptimalkan hasil. Berikut adalah analisis SWOT dari short movie ini : Strength Kekuatan film animasi pendek ini terletak pada kualitas visual, animasi dan implementasi prinsip prinsip cinematography, sehingga memungkinkan produk ini bisa dinikmati baik secara visual maupun penceritaan. Mengangkat cerita terkait permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Banyaknya penelitian penelitian dan pemberitaan terdahulu tentang keberadaan pengemis professional Weakness Tidak semua pengemis di Indonesia adalah pengemis professional Film animasi pendek ini lebih mengutamakan bentuk visual dan penyampaian pesan moral ketimbang menghibur penonton Waktu pengerjaan Film Pendek yang terbatas Opportunity Bisa diikutkan ke dalam perlombaan animasi Tema yang diangkat berkaitan dengan permasalahan pemerintah Threat Ekspektasi penonton yang selalu membandingkan animasi lokal dan luar

23

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing 12 Prinsip Animasi Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup. Ke-12

Lebih terperinci

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi 12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN Matakuliah Dasar Animasi Oleh: 1. Bayu Sedono 702012601 2. Dany Caesar 692013004 3. Rex Fritz Sidupa 682012027 4. Andrie Adriansyah 692012058 Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan )

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Animasi dapat dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan 1. Animasi Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan

Lebih terperinci

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi 3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi a. Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan siswa dapat: Mengetahui12 Jenis Prinsip prinsip Animasi Memahami Prinsip Squash

Lebih terperinci

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D dengan menggunakan background matte painting tentang anak pecandu video game. Dalam proses pembuatannya diperlukan teori-teori pendukung. Berikut

Lebih terperinci

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright ANIMASI 2D Pengertian Animasi Jean Ann Wright Kata animate berasal dari kata kerja Latin animare, yang berarti membuat jadi hidup atau mengisi dengan nafas. Pada animasi kita benar-benar bisa merestrukturisasi

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Motion Graphic di indonesia saat ini cukup mengalami perkembangan, hal tersebut terlihat dari maraknya penggunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial.

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial. 20 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori. A. Teori Animasi Prinsip Animasi: 12 prinsip animasi dibuat dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 1 PENDAHULUAN Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Animasi Sudah ada semenjak 15.000 tahun yang lalu, dengan ditemukannya lukisan bergambar pada dinding gua zaman

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Data-data dan literatur didapat dari berbagai media buku, dan internet. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk membantu memperkuat data untuk cerita dan visual

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN Produksi karya KARTA & LOBANG, merupakan sebuah film animasi yang dirancang dengan melalui banyak proses pengembangan ide kreatif mulai dari karakter, cerita hingga concept art dibangun.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Prinsip Dasar Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti untuk membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Seorang Animator profesional sepertinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Tinjauan Umum 2.1.1.1 Animasi Animasi yang akan penulis buat bertemakan Short animation. Dalam short animation ini penulis ingin menceritakan seorang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Film Animasi Prinsip-Prinsip dasar Animasi yang disebut juga Principal of Animation merupakan teknik mendasar dari animasi yang di kembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Animasi Edukasi Animasi Edukasi adalah animasi yang berisikan jalan cerita berupa pengetahuan informasi yang dbaut bertujuan untuk menambah pengetahuan pada

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Walaupun Di dalam Cerita tersebut banyak dialognya penulis ingin membuat film animasi ini menjadi pantomin yang diiringi dengan lagu yang tepat, juga ceritanya diubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Dalam perancangan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data-data dari berbagai media antara lain buku, video, dan artikel & jurnal. Semua sumber yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan 21 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori PSA Menurut buku Advertising by Design, iklan layanan masyarakat adalah iklan yang melayani ketertarikan public. Menurut Ad Council, tujuan dari iklan ini

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA Oleh : Rangga Bagus P. Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R.

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. Yadi Rakhman Alamsyah, Citra Cynthia Agustriani Konsentrasi Multimedia & Desain Grafis, Program Studi Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Prinsip Animasi Thomas Johnston A. Arcs B. Solid Drawing

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Prinsip Animasi Thomas Johnston A. Arcs B. Solid Drawing BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 12 Prinsip Animasi Animasi adalah membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Dua orang animator profesional Thomas dan Johnston memberikan 12 prinsip animasi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG Gunawan Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 gunawan.leman@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, film adalah; 1. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Dalam perancangan film animasi pendek ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung dan referensi visual atau style animasi yang sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cerita Rakyat Leungli Cerita ini berasalah dari Jawa Barat. Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh bersaudara.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut :

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : a. Fakta Kunci 1. Cerita kisah dan pengorbanan seorang laki

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori / Metode 4.1.1. Prinsip Animasi Prinsip film animasi merupakan standar yang harus diketahui oleh para animator. Meskipun para animator punya hak untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Dasar 12 Prinsip Animasi 12 Prinsip animasi pertama kali diperkenalkan di awal tahun 1930 oleh animator Walt Disney. Prinsip ini digunakan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan teori 4.1.1 Teori Prinsip Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati seolah-olah menjadi hidup dan mempunyai nyawa. Dua animator professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Menjamurnya pengemis di kota-kota besar nampaknya sudah menjadi pemandangan sehari-hari yang tidak dapat terelakkan. Pengemis adalah orangorang yang mendapatkan penghasilan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana 10.12.4890 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab III telah dijelaskan tentang

Lebih terperinci

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 12 Prinsip Animasi Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 1. Pose dan gerakan antara (Pose-To-Pose and Inbetween) Misalkan kita mengambil adegan orang berjalan dengan menggunakan kamera. Bentangkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Animasi Animasi berasal dari bahasa latin, anima, yang artinya jiwa, hidup, nyawa dan semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Data data dan literatur diperoleh dari berbagai media seperti buku, internet, video, wawancara dan survei. Seluruh sumber merupakan materi yang sangat membantu

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi 1. Pose to pose 2. Timing and Spacing 3. Stretch and Squash 4.

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi 1. Pose to pose 2. Timing and Spacing 3. Stretch and Squash 4. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Teori Prinsip Dasar Animasi : Dalam teori dasar animasi mempunyai 12 prinsip yang dipakai para animator sebagai pegangan untuk mengeksploitasi

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Perancangan 2.1.1 Tinjauan Data 2.1.1.1 Sumber Data Untuk merancang film animasi pendek ini penulis mengumpulkan datadata dan referensi visual dengan beberapa metode

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah:

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah: BAB 4 KONSEP DESAIN 4. 1. Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Prinsip Animasi : Prinsip animasi dibuat di sekitar awal tahun 1930 oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini ada 12, digunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan teknik motion

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan teknik motion BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan teknik motion graphic novel yang pewarnaanya menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode 4.1.1 Teori Analogi Desain Analogi menurut Arthoer Koestler (The Act of Creation) adalah sebuah proses penalaran tentang penyebab-penyebab atau dari penyebab-penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November 2016, TVKU sebagai televisi edukasi memberikan informasi yang berkaitan dengan guru melalui

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN

BAB III DATA PERANCANGAN BAB III DATA PERANCANGAN 3.1. Tabel Data Perancangan Kesiapan Data No. Rincian Data Sudah Belum 1. Data Objek Perancangan Referensi dan definisi fungsi Trotoar Pelanggaran fungsi Trotoar oleh pengendara

Lebih terperinci

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L 3404100122 Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91% disebabkan oleh faktor manusia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

Kriteria Penilaian Skrip CVC

Kriteria Penilaian Skrip CVC Kriteria Penilaian Skrip CVC No Kriteria Nilai 1 Ide Cerita* Sedang ada 2 Cerita dasar* Sedang Ada 3 Penjelasan Karakter Ada Ada 4 Penjelasan lokasi Ada Ada 5 Plot/Alur Cerita* Sedang Ada 6 Outline/Storyline

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk Desain judul Penulis menggunakan font Caviar dreams dan pada huruf a di beri garis agar tampak seperti mata kucing dan, pemberian kuping kucing

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Data dan Literatur Dalam perancangan short animation ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung tema dan referensi visual yang sesuai. Beberapa metode yang

Lebih terperinci

BAB 4. KONSEP DESAIN

BAB 4. KONSEP DESAIN BAB 4. KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Dua Belas Prinsip Animasi Menurut Ollie Johnston dan Frank Thomas ada dua belas prinsip dasar dalam animasi. Squash & Stretch Memberikan kesan berat dan luwes

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar 2-D atau 3-D karya seni atau posisi model untuk membuat ilusi gerakan. Efeknya adalah ilusi

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Penulis akan memberikan beberapa pembagian sebagai berikut guna memperlancar komunikasi: 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Kurangnya informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Animasi Animasi berasal dari kata pada bahasa latin anima, yang secara harafiah berarti jiwa (soul), atau animare yang berarti nafas kehidupan (vital

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara dengan jumlah kemiskinan yang tinggi. Pola pikir masyarakat miskin yang menganggap sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Antrian Tiket Bioskop Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket bioskop dan situasi-situasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru 1A Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK "THE GATOT KACA"

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK THE GATOT KACA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK "THE GATOT KACA" Willy Andrean Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 andrethemangaka@live.com Dermawan Syamsuddin,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. Merupakan prinsip-prinsip yang dibuat oleh animator di Walt Disney Studio pada

BAB 4 KONSEP. Merupakan prinsip-prinsip yang dibuat oleh animator di Walt Disney Studio pada BAB 4 KONSEP 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Teori Animasi Prinsip Animasi Merupakan prinsip-prinsip yang dibuat oleh animator di Walt Disney Studio pada tahun 1930an. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menjadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT Bayu Sanjaya Pamulang G.4 No.3, Tangerang, DKI Jakarta, Indonesia, 085776581770, bayuidolaku@yahoo.co.id Bayu Sanjaya, Ardiyan, S.Sn, Anam,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG Albern Yafeta Setiabudi Universitas Bina Nusantara Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 albern_yafeta@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI Inggrid Stefany Jl. Keadilan I No.3 RT 007/RW 04 Jakarta Barat 11120, 021 6289441 inggrid.stefany@gmail.com Inggrid Stefany, Ahmad Faisal Choiril

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI No 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER Reyhan Jl. Pasar no 22/24, Bogor 083819034579 reyhanwithsmile@yahoo.com ABSTRAK Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Educational Animation Educational Animation adalah sebuah film atau video animasi yang berisi tentang pengetahuan akan suatu hal yang ditujukan sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia.

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia. BAB III DATA PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Teoritis 3.1.1 Pengertian Desain Grafis & Multimedia. Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, membuat, mencipta, menyusun, dan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Gambar 5.1 Desain title Pada title, penulis menggunakan font Ahnberg Hand. Dikarenakan animasi pendek ini keseluruhan karakternya merupakan anak-anak,

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Video animasi dokumenter yang akan dibuat merupakan dua buah episode dari satu serial video animasi yang sama. Serial video dipilih karena video animasi yang akan

Lebih terperinci

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)"

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial Dark Blood (Princess Odyssey) Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)" TUGAS AKHIR Oleh Gindu Siswo Kartapati / 1100011945 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 2012 Perancangan

Lebih terperinci

LANDASAN PERANCANGAN

LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Perancangan 2.1.1 Tinjauan Data Untuk mendukung pembuatan film animasi pendek ini, penulis melakukan riset untuk mendapatkan data sementara yang mendukung dan referensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

abcdefghijklmno pqrstuvwxyz

abcdefghijklmno pqrstuvwxyz 54 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk desain judul, penulis menggunakan font Remachine Script yang memiliki karakteristik seperti tulisan tangan. Akan tetapi penulis memodifikasi

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP DASAR ANIMASI

PRINSIP-PRINSIP DASAR ANIMASI PRINSIP-PRINSIP DASAR ANIMASI Animasi menjadi hal yang paling berbeda dengan lukisan, patung, dan karya kriya karna memiliki pola yang membuat animasi di fokuskan pada perjalanan waktu. Dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR PEMIKIRAN. Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar

BAB II DASAR PEMIKIRAN. Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar BAB II DASAR PEMIKIRAN 2.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Video animasi yang dirancang ini memiliki nilai edukasi tentang sejarah perkembangan komputer. Animasi ini akan dipertontonkan kepada murid murid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan masyarakat, bahkan telah mendunia. Di Industri Film Lokal, berbagai jenis film sudah merebak, mulai dari genre

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Perancangan Video Virtual Reality Gunung Tangkuban Perahu ini termasuk dalam lingkungan non-fisik, yaitu sebagai media penyampaian cerita dongeng

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43)

BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43) BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori-teori yang Digunakan: Pada film pendek animasi ini, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan film animasi pendek yang akan dibuat,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH Achmad Arasy Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 flashblue12@yahoo.com Arik Kurnianto,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR Oleh Erwin Janssen / 1200976655 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Komunikasi Efek Komunikasi Teori Dasar Pembuatan Cerita

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Komunikasi Efek Komunikasi Teori Dasar Pembuatan Cerita BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Komunikasi Komunikasi didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat.

BAB II METODOLOGI. State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat. BAB II METODOLOGI 2.1 State Of The Art State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat. Reverensi karya: CD-Interaktif anak usia 4 8 tahun ( TK dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh Senja Permata Dewanti 10.11.4511 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PELATIHAN DESAIN ANIMASI UNTUK HALAMAN WEB BAGI GURU GURU SMA AL-CHASANAH

PELATIHAN DESAIN ANIMASI UNTUK HALAMAN WEB BAGI GURU GURU SMA AL-CHASANAH PELATIHAN DESAIN ANIMASI UNTUK HALAMAN WEB BAGI GURU GURU SMA AL-CHASANAH Kundang Karsono Juman Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Esa Unggul Jakarta Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

Lebih terperinci