BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Educational Animation Educational Animation adalah sebuah film atau video animasi yang berisi tentang pengetahuan akan suatu hal yang ditujukan sebagai pendidikan dan pembelajaran secara umum. Educational Animation mengedepankan animasi sebagai salah satu komponen penting dalam penyampaian ilmu kepada pemirsa, dan animasi memiliki nilai lebih yang mampu menarik perhatian pemirsa terutama pada sisi humor, dengan mengekpos sesuatu yang tidak mungkin terjadi dapat dilakukan didalam animasi, dan dengan animasi mampu melebih-lebihkan konten dari ilmu yang akan disampaikan untuk mampu menarik perhatian pemirsa Data Observasi Adanya kecendrungan seseorang melihat bahwa bahan bakar seperti Premium dan Pertamax hanya dari segi ekonomi, dan bahan bakar subsidi seperti Premium adalah bahan bakar yang mengandung timbal adalah salah, dan kesalahpahaman ini juga dimanfaatkan oleh beberapa produsen otomotif untuk saling berperang dalam bidang pemasaran untuk melawan produsen kendaraan lainnya, yang tidak langsung juga menyebarkan informasi yang tidak benar kepada masyarakat. 3

2 4 Gbr a poin nomor 3 pada brosur merek sepeda motor Yamaha yang menyebutkan bahwa bensin tanpa timbal adalah Pertamax, tidak termasuk Premium. Berikut adalah kutipan berita yang dirilis oleh Antara yang menjelaskan bahwa semua bahan bakar di Indonesia sudah bebas timbal : "Pertamina sudah melaporkan kepada kami bahwa mereka sudah tidak produksi lagi bensin pakai timbal, karena bila tetap dengan timbal dampaknya akan merusak otak terutama pada anak kecil. Sekarang ada dua pilihan pakai bensin tanpa timbal atau tidak perlu produksi bensin lagi bila harus tetap menggunakan timbal, karena itu sama aja dengan makan racun yang dampaknya ke otak manusia. Ini sudah bukan masalah ramah lingkungan tapi ramah kehidupan yang lebih penting ketimbang

3 5 lingkungan. Jadi, bila dijumpai dilapangan ada produksi bahan bakar minyak pakai timbal itu jelas melanggar keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Bila melanggar ini ada sanksinya dan Pertamina sudah berhasil produksi BBM tanpa timbal," - Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar Premium dan Pertamax dibedakan dengan kadar oktannya masing-masing. Premium memiliki kadar oktan 88 dan Pertamax memiliki kadar oktan 92. Apa arti nomor oktan tersebut? Angka kadar oktan atau yang dikenal dengan istilah Octane rating adalah petunjuk dalam produk bahan bakar untuk menentukan seberapa tingkat kompresi yang dibutuhkan oleh bahan bakar untuk dapat meledak didalam pembakaran mesin secara spontan. Bahan bakar dengan oktan tinggi membutuhkan kompresi lebih besar sebelum meledak, dan didalam ruang pembakaran, ledakan dalam siklus kompresi hanya boleh terjadi oleh percikan busi, bukan melalui ledakan kompresi. Apabila ledakan terjadi karena kompresi bukan karena busi, maka akan terjadi pembakaran spontan sebelum percikan busi yang sering disebut knocking. Ketika knocking terjadi bukan pada titik optimal atas piston pada siklus kompresi, busi akan tetap memercik pada siklus kompresi dan menyebabkan ada pembakaran tambahan yang tidak sempurna dan mampu menimbulkan tekanan balik ke dinding piston dan sekitar ruang pembakaran yang kalau terjadi secara terus menerus dapat merusak komponen piston dan mesin yang berhubungan lainnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan berapa tingkat kompresi mesin pada kendaraan untuk menentukan bahan bakar yang tepat. Berikut adalah tabel perbandingan kompresi dan oktan yang dibutuhkan dalam pembakaran :

4 6 Gbr b Perbandingan rasio kompresi mesin dengan kadar oktan Referensi Referensi visual yang didapat penulis adalah sebuah acara semi dokumenter yang diproduksi oleh BBC (Inggris) yang berjudul "Things You Need to Know", sebuah acara yang dibawakan oleh James May yang membahas mengenai hal-hal berbau ilmu pengetahuan sekitar kita sehari-hari, mulai dari tubuh manusia sampai perubahan iklim di dunia. Gbr a. James May dalam acara "Things you need to know" Penulis memilih acara ini sebagai referensi karena acara ini mampu menggabungkan nilai ilmu pengetahuan dalam bentuk animasi sederhana yang menghibur sehingga

5 mampu menarik perhatian pemirsa terhadap sesuatu berbau teknis dan matematis yang umumnya rumit dan cepat membosankan. 7 "Things You Need to Know" menggunakan banyak teknik Cutout Animation dari aset foto mengenai objek sedang dibahas dan tidak jarang terdapat distorsi bentuk dari karakter untuk menunjukkan ekspresi maupun keadaan yang terjadi pada karakter. Gbr b Beberapa potongan penggabungan live shoot dan animasi sederhana dalam salah satu footage "Things you need to know" Gbr c James May dalam episode "Einstein", merupakan gabungan syuting greenscreen dan footage tambahan yang kemudian dilakukan Color Grading ulang untuk menyelaraskan warna.

6 8 Gbr d Gaya animasi dalam acara "Things you need to know" sebagian besar merupakan animasi cut-out. Referensi visual yang kedua adalah sebuah acara dokumenter bertema luar angkasa yang dikemas dalam format Series sebanyak 13 episode yang berjudul "Cosmos : A Spacetime Odyssey", Dalam film ini penulis mendapatkan referensi dari scene animasi 2D yang merupakan hasil karya Seth MacFarlane. Gbr e Salah satu scene animasi 2D pada "Cosmos : A Spacetime Odyssey".

7 9 Gbr f Penataan perspektif pada salah satu scene animasi 2D "Cosmos : A Spacetime Odyssey". Seth MacFarlane menggunakan teknik penggabungan Animasi 2D konvensional dan Cutout Animation yang digabungkan footage Background yang sebagian besar merupakan hasil Posterized dari aset foto yang ditata ulang, dan beberapa merupakan digital illustration. Penataan perspektif juga dilakukan dengan camera mapping antara layer footage baik karakter maupun background, ditambah dengan efek Depth of field pada kamera untuk menentukan point of interest pada sebuah scene. Gbr g Footage background pada salah satu scene animasi 2D "Cosmos : A Spacetime Odyssey" yang merupakan hasil retouch pada sebuah foto yang digabungkan dengan aset visual yang lain. 2.2 Tinjauan Teori

8 Semiotika Desain Semiotika secara etimologi berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda. Jadi berdasarkan (Saussure, 2002) semiotika (semiologi) didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial yang membentuk sebuah psikologi sosial di lingkup publik. Selanjutnya Ferdinand de Saussure menjelaskan semiotika dalam bentuk gagasan dua elemen dalam sebuah tanda, yaitu signifier (penanda) sebagai bentuk objek yang terlihat atau terbaca secara visual dan signified (petanda) sebagai informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada penerima tanda. Gbr Rantai oktan yang berubah menjdi uang kerta, pada salah satu scene Animatic "The Horsepower Secret". Contoh penggunaan semiotika desain dapat dilihat pada contoh diatas, yang diambil dari salah satu scene The Horsepower Secret, dimana rantai oktan didalam bensin yang berubah menjadi kelompok uang kertas, menunjukkan bahwa harga bahan bakar minyak kendaraan empat langkah juga ditentukan dari kadar oktan didalamnya.

9 Teori dan Mood Warna Teori Warna David Brewster Berdasarkan (Brewster, 1835) teori warna adalah pengembangan dari teori cahaya yang dikemukakan David Brewster pada tahun 1831 dimana cahaya yang dibiaskan kedalam kristal optik 2 sisi merupakan gabungan dari tiga warna utama (warna primer) yaitu merah, kuning, dan biru. Selanjutnya dalam teori warna, pembagian ini dikategorikan kedalam 4 kelompok, yaitu warna primer, warna sekunder, warna tersier dan wana netral. Gbr a Lingkaran warna Brewster Kelompok warna ini kemudian dimasukkan kedalam Lingkaran warna Brewster yang kemudian dapat menjelaskan apa itu warna komplementer, warna split, triad, tetrad komplementer, dan warna analogus. Warna Primer Adalah warna dasar yang tidak didapatkan dari campuran warna lain. Warna primer adalah merah, biru dan kuning.

10 12 Warna Sekunder Adalah warna yang merupakan hasil campuran antara primer,is the result of mixing primary colors. Misalnya warna jingga yang merupakan campuran warna merah dan kuning. Warna Tersier Adalah warna yang didapatkan melalui campuran warna primer dan sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan yang merupakan campuran warna jingga dan kuning. Warna Netral Adalah warna yang dihasilkan dari campuran tiga warna primer, yang dalam warna cahaya adalah putih dan warna pigmen adalah hitam. Dua warna netral ini membangun tingkat gradasi yang disebut value, dalam terminologi warna, yang digunakan untuk menambahkan tingkat gelap dan terang dalam sebuah gambar. Warna Komplementer Warna komplementer adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180 ) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru. Warna Split Komplementer Warna split komplementer adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180 ). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan Warna Triad Komplementer Warna triad komplementer adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60. Warna Tetrad Komplementer Warna tetrad komplementer disebut juga dengan double komplementer, adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90 ).

11 13 Warna Analogus Warna analogus merupakan kombinasi dari warna-warna terdekat. Misalnya warna merah akan serasi dengan warna jingga, dan jingga akan terlihat harmonis dengan warna kuning. Begitu juga jika kuning dipadukan dengan hijau atau biru jika dipadukan dengan ungu, dan ungu jika dikombinasikan dengan pink. Mood dan Psikologi Warna Psikologi Warna Mood warna yang dikemukakan David Brewster kemudian didefinisikan (Elliott, 2007, pp ) sebagai psikologi warna yang merupakan bentuk rangsangan visual yang diterima manusia yang didalamnya terdapat informasi mengenai warna, yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku manusia sebagai penerima visual. Gbr b Lingkaran warna terbagi menjadi dua kategori psikologi warna. Warna Panas dan Dingin Lingkaran warna dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu warna dingin dan warna panas, dimana warna panas berada pada rentang warna hijau kekuningan sampai merah, dan warna dingin berada pada rentang merah keunguan sampai hijau. Warna Panas Merah : Agresif, dan bergejolak

12 14 Merah adalah warna yang memiliki nuansa emosional tinggi, memacu denyut jantung dan intensitas nafas, oleh karena itu merah kerap digunakan sebagai warna yang melambangkan emosionalitas, seperti lambang cinta, sampai warna mobil sport yang mampu mencapai kecepatan tinggi, memacu adrenalin pengemudinya. Kuning : warna matahari, tanda kemegahan dan kemilau. Kuning adalah warna yang menyilaukan mata dan mampu mencuri perhatian, oleh karena itu warna kuning sering digunakan sebagai marka jalan untuk menandakan perlunya perhatian lebih pada marka tersebut dibanding marka lain seperti marka hijau atau biru. Jingga: warna enerjik, dan segar. Jingga adalah warna yang mampu menunjukkan nuansa enerjik namun tidak terlalu menekan secara emosional, dan mampu membangun nuansa kenyamanan tanpa melepaskan rasa enerjiknya, oleh karena itu jingga kerap dimasukkan entah sebagai warna utama maupun warna pendamping untuk mendapatkan nuansa untuk meningkatkan mood. Warna dingin Biru : warna langit, ketenangan. Warna biru adalah warna langit dan lautan, menjadi salah satu warna yang populer karena sebagai warna penyeimbang dari merah karena biru menghasilkan nuansa yang berlawanan dari merah. Biru melambangkan ketenangan dan cocok dijadikan nuansa didalam kamar atau tempat istirahat. Nuansa ketenangan biru juga sering dijadikan sebagai simbol loyalitas dan rasa aman, untuk meyakinkan atau menenangkan seseorang untuk memberikan kepercayaan terhadap orang lain. Hijau : warna kehidupan, makanan, alam dan tanda kelestarian. Salah satu warna yang populer digunakan sebagi dekorasi, karena melambangkan warna alam. Hijau mudah diterima oleh mata dan meningkatkan tingkat penglihatan warna. Hijau juga salah satu warna yang melambangkan relaksasi, pengharapan, dan ketenangan, oleh karena itu ruangan di rumah sakit banyak menggunakan elemen warna hijau. Ungu : melambangkan kemewahan, tanda jabatan dan otoritas. Ungu melambangkan sebuah kemewahan, nuansa bangsawan dan juga tanda kekayaan. Di sisi lain ungu juga kerap dipakai untuk ditambahkan kedalam warna utama untuk menambahkan nuansa romantisme dan feminisme.

13 Limited Animation Berawal dari permasalahan bagi perusahaan animasi yang masih berkembang pada saat itu tidak mampu menghasilkan animasi-animasi yang sangat detail setiap framenya seperti animasi hasil karya Walt Disney dari tahun 1930 sampai 1940-an, dikarenakan terlalu mahal dalam ongkos pengerjaan dan terlalu memakan waktu banyak, Limited Animation muncul sebagai solusi teknik dalam pembuatan animasi yang tidak memerlukan penggambaran keseluruhan frame, tapi lebih banyak menggunakan pengulangan dari beberapa gambar pada frame sebelumnya sehingga ongkos produksi dan terpangkas hampir setengah dari animasi Disney pada waktu itu. Dalam (Canemaker, 2005), dikemukakan bahwa Winsor McCay dalam filmnya tahun 1914, Gertie the Dinosaur ditampilkan dengan menganimasikan setiap elemen dalam filmnya termasuk background rumput dan bebatuan, namun dalam film lainnya The Sinking of Lusitania McCay membuat elemen dalam film dianimasikan dengan jumlah frame per second lebih sedikit dan banyak menggunakan pengulangan animasi yang digabungkan Prinsip Animasi 12 Prinsip Animasi pertama kali dicanangkan oleh Frank Thomas dan Ollie Johnston, dua dari sembilan orang core animator studio Disney pada era awal, yang telah menghasilkan karya-karya terbaik Disney seperti Snow White and Seven Dwarves, Alice in Wonderland, atau Bambi, yang kesembilan orang ini terkenal dengan julukan Disney's Old Men. Setelah lama bekerja dan banyak menghasilkan karya bagi Disney, akhirnya Frank dan Ollie merumuskan resep dasar bagaimana membuat sebuah pergerakan animasi yang realistis. Dasar utama 12 Prinsip Animasi ini adalah menggabungkan hukum fisika yang berlaku dalam setiap pergerakan karakter namun juga ditambahkan dengan berbagai macam aspek abstrak untuk menunjukkan ciri khas sebuah karakter animasi. Berdasarkan (Thomas, 1981) berikut adalah 12 Prinsip animasi tersebut : Squash and Stretch Squash and Stretch adalah pemberian gaya volume bentuk dan berat terhadap suatu karakter pada saat bergerak, contohnya adalah distorsi bentuk pada sebuah bola karet yang jatuh dan menghantam tanah sebelum akhirnya gaya elastisitas membuat bola tersebut terpental kembali keatas. Squash and Stretch juga berperan dalam animasi

14 16 pergerakan dialog dan ekspresi wajah. Seberapa banyaknya penggunaan Squash and Stretch tergantung gaya penggambaran karakter dan genre pada film animasi yang dikerjakan. Anticipation - Gerakan Antisipasi Gerakan antisipasi adalah gerakan awal yang dilakukan sebuah karakter sebelum melakukan pergerakan aksi utamanya. Misalnya dalam gerakan melompat, karakter akan melakukan gerakan antisipasi berupa menekuk lutut dan membungkuk sebelum akhirnya karakter tersebut melakukan gerakan utamanya meregangkan kaki dan melompat. Pengaturan timing dan jarak perubahan gesture tubuh juga mempengaruhi sekuat dan sejauh apa tenaga dan gerakan yang akan dilakukan karakter. Misalnya sebuah karakter yang akan melempar lembing dengan jarak jauh akan mengalami gerakan antisipasi perubahan gesture mulai dari punggung dan tangan pemegang lembing lebih jauh kebelakang sebelum akhirnya melakukan gerakan utama melempar lembing dengan cepat kedepan. Staging Penentuan Staging sebagai pembangun suasana dalam suatu adegan sangat berpengaruh dalam penyampaian pesan cerita kepada penonton. Kombinasi pose karakter dan lingkungan, dan penggunaan tipe shot dan timing transisi pada kamera mempengaruhi nuansa adegan secara keseluruhan dan continuity adegan satu ke lainnya. Dengan Staging, penonton diarahkan untuk ikut terbawa kedalam suasana yang dialami karakter, mulai dari suasana hati sampai pada kejadian yang dialami karakter. Straight Ahead and Pose to Pose Animation Straight ahead animation adalah teknik menggambar frame mulai dari awal sampai akhir frame secara berurutan dalam satu scene, namun memiliki kelemahan dalam kestablian ukuran, volume dan proporsi, tapi dapat membangun pergerakan baru yang spontan dan tidak terpaku pada ketentuan frame-frame terakhir. Pergerakan bertempo cepat dan gerakan aksi-aksi dalam waktu yang pendek banyak menggunakan teknik ini. Sedangkan Pose to Pose animation lebih mengutamakan key pose drawing pada frame tertentu untuk menentukan pergerakan inti yang kemudian baru diisi dengan gambar-gambar pada in-between frame. Dengan cara ini

15 proporsi, volume dan kestabilan ukuran karakter dapat lebih terjaga dan distorsi bentuk dapat dihindarkan. 17 Follow Through and Overlapping Action Ketika tubuh karakter berhenti dari pergerakan utama, anggota tubuh yang lain akan melakukan pergerakan tambahan satu per satu untuk mengimbangi perubahan aksi yang dilakukan yang dinamakan follow through action. Jadi tidak ada yang langsung berhenti dari pergerakan utama secara langsung. Misalnya karakter yang sedang berlari dan akan berhenti, tubuh bagian atas akan bergerak condong ke belakang untuk memindahkan massa tubuh melawan gaya potensial dari aksi berlari sementara kaki masih tetap melangkah dan semakin melambat sampai berhenti, barulah tubuh semakin menegak dan akhirnya aksi berlari dapat dikatakan berhenti. Overlapping action adalah pergerakan tambahan pada elemen yang menempel di karakter setelah pergerakan utama karakter terjadi. Misalnya sebuah karakter yang melakukan aksi jongkok dari berdiri, baju dan rambut karakter tidak serta merta ikut secara langsung namun beberapa frame kemudian ketika elemen baju dan rambut sampai pada jarak tegang maksimum dengan tubuh karakter utama, barulah baju dan rambut ikut bergerak mengikuti pola pergerakan karakter. Pengaturan timing mulainya overlapping action menjadi hal yang penting dalam menghasilkan pergerakan yang realistis. Slow-out and Slow-in Dalam melakukan perubahan pergerakan ada transisi timing pergerakan karakter dari lambat menuju cepat maupun sebaliknya. Dalam animasi 2D tradisional, gambar perubahan gesture per frame lebih banyak membuat aksi menjadi lambat dan gambar perubahan gesture per frame yang sedikit membuat aksi menjadi cepat. Pengaturan pemakaian gambar gesture per frame dari banyak menuju sedikit untuk membuat aksi lambat menuju cepat dan sebaliknya diantara dua keyframe pose dan sebaliknya ini membuat aksi dari sebuah karakter menjadi lebih realistis. Transisi timing pergerakan ini yang disebut dengan slow-out and slow-in action. Arcs Semua pergerakan karakter yang bersifat natural akan selalu mengikuti sebuah garis pergerakan imajiner yang berbentuk arc (busur) atau melingkar dan tidak kaku.

16 18 Garis gerak imajiner seperti arc ini yang membuat setiap animasi karakter menjadi lebih terlihat natural dan nyata. Misalnya sebuah tangan yang hendak melambai dari posisi bawah samping pinggul menuju keatas akan mengalami animasi dengan garis pergerakan imajiner yang berbentuk seperti busur. Secondary Action Secondary Action adalah bagian dari pergerakan utama yang membantu memperkaya gerakan utama dan menunjukkan kekhasan atau watak sebuah karakter dalam melakukan aksi. Misalnya sebuah karakter yang memiliki sifat percaya diri dan memiliki kesan kuat dan bertenaga dalam melakukan aksi berjalan, akan diperlihatkan dengan secondary action seperti dada yang membusung, kepala tegak, dengan gerakan tangan mengepal dan menekuk dengan tempo cepat yang diikuti juga dengan gerakan kaki berjalan dari siku menekuk sampai menapak dengan tempo cepat yang terlihat seperti setiap langkah kaki menghantam tanah dengan mantap. Timing Pengaturan timing atau waktu dan tempo sebuah karakter atau benda dalam animasi yang baik diperlukan untuk menguatkan karakter dan mempertegas animasi sebagai illusion of life yang tepat, dan juga membangun nuansa dan mood dalam suatu film animasi, dan pada akhirnya membuat penonton ikut terbawa ke dalam suasana dan cerita film. Pengaturan timing yang baik lebih banyak berasal dari pengalaman dan latihan yang terus menerus disamping belajar dari buku teori, dikarenakan timing banyak berhubungan dengan intuisi dan feel sang animator. Exaggeration Exaggeration adalah gaya berlebihan suatu karakter baik melalui gesture, ekspresi muka, animasi gerakan, maupun desain karakter itu sendiri. Ketika gaya yang disadur melalui live action dianggap terlalu kaku karena tidak sesuai dengan nuansa maupun desain karakter itu sendiri, maka Exaggeration diperlukan sebagai penyesuaian referensi dari dunia nyata menuju dunia maya, dan diharapkan mampu membuat suatu karakter lebih terlihat natural dan sesuai dengan dunia maupun konsep yang ada didalamnya.

17 19 Solid Drawing Solid Drawing adalah prinsip dasar dari penggambaran bentuk, beban, volume, perspektif, dan ilusi dimensi untuk meyakinkan pemirsa apakah dunia dan karakter tersebut terlihat nyata. Misalnya sebuah karakter yang digambarkan dengan outline sedikit lebih tebal pada sisi luar yang bersinggungan dengan background, dan dibuat dengan perspektif tiga per empat akan terlihat lebih nyata dan lebih meyakinkan pemirsa bahwa karakter tersebut "hidup". Appeal Appeal adalah daya tarik dari suatu karakter animasi, seperti desain bentuk karakter itu sendiri, watak, perilaku, peran dan gesture dalam gerakan animasinya. Dengan Appeal, suatu karakter mempunyai kekuatan untuk menarik perhatian pemirsa, membuat suatu animasi tidak menjadi membosankan. Misalnya karakter dapat menunjukkan Appeal dengan desain perut membulat, kepala besar, kaki lebar, memiliki sifat yang humoris dan kadang ceroboh, namun juga sering tersenyum dan tertawa, dengan cara berjalan tangan terombang ambing, perut maju kedepan dan kepala mengangguk-angguk kecil. 2.3 Analisa SWOT 2.3.a Strength (Kekuatan) : Penggunaan humor dalam penyampaian sesuatu yang berbau teknis menarik perhatian dan memudahkan pemirsa untuk dapat mencerna informasi karena humor akan membantu meredakan ketegangan pada psikologis pemirsa karena berusaha memahami dan menyerap hal berbau teknis. 2.3.b Weakness (Kelemahan) : Treatment ini sudah ada di luar negeri tapi belum ada di Indonesia, jadi adanya kelemahan bahwa treatment ini belum teruji tingkat efektivitasnya kepada pemirsa Indonesia.

18 c Opportunities (Peluang) : Topik bahasan ini bukan sesuatu yang asing dan sering dijumpai sehari-hari. Banyaknya saduran dan referensi yang sudah mudah didapat melalui dunia maya mampu memperkaya pemirsa untuk dapat mempelajari, dan beberapa mekanik dan ahli mesin sudah banyak yang paham mengenai hal ini dan dapat mudah mengajarkan atau memberi tahu kepada konsumen pengguna kendaraan bermotor. 2.3.d Threats (Ancaman) : Adanya indikasi bahwa treatment ini akan menjadi kurang digemari dan kurang didukung karena topik bahasan ini secara tidak langsung akan mengusik ranah kesalahan pengetahuan umum yang sudah menjadi bahan senjata pihak promosi produsen kendaraan bermotor yang berkompetisi.

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL EDUCATIONAL ANIMATION THE HORSEPOWER SECRET

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL EDUCATIONAL ANIMATION THE HORSEPOWER SECRET PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL EDUCATIONAL ANIMATION THE HORSEPOWER SECRET David Pangemanan 1200996650 Universitas Bina Nusantara Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021-534-5830

Lebih terperinci

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 1 PENDAHULUAN Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Animasi Sudah ada semenjak 15.000 tahun yang lalu, dengan ditemukannya lukisan bergambar pada dinding gua zaman

Lebih terperinci

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan )

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Animasi dapat dikembangkan

Lebih terperinci

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi 3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi a. Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan siswa dapat: Mengetahui12 Jenis Prinsip prinsip Animasi Memahami Prinsip Squash

Lebih terperinci

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright ANIMASI 2D Pengertian Animasi Jean Ann Wright Kata animate berasal dari kata kerja Latin animare, yang berarti membuat jadi hidup atau mengisi dengan nafas. Pada animasi kita benar-benar bisa merestrukturisasi

Lebih terperinci

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing 12 Prinsip Animasi Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup. Ke-12

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi 12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN Matakuliah Dasar Animasi Oleh: 1. Bayu Sedono 702012601 2. Dany Caesar 692013004 3. Rex Fritz Sidupa 682012027 4. Andrie Adriansyah 692012058 Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan 1. Animasi Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial.

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial. 20 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori. A. Teori Animasi Prinsip Animasi: 12 prinsip animasi dibuat dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Motion Graphic di indonesia saat ini cukup mengalami perkembangan, hal tersebut terlihat dari maraknya penggunaan

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Animasi Edukasi Animasi Edukasi adalah animasi yang berisikan jalan cerita berupa pengetahuan informasi yang dbaut bertujuan untuk menambah pengetahuan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Dalam perancangan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data-data dari berbagai media antara lain buku, video, dan artikel & jurnal. Semua sumber yang digunakan

Lebih terperinci

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 12 Prinsip Animasi Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 1. Pose dan gerakan antara (Pose-To-Pose and Inbetween) Misalkan kita mengambil adegan orang berjalan dengan menggunakan kamera. Bentangkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Film Animasi Prinsip-Prinsip dasar Animasi yang disebut juga Principal of Animation merupakan teknik mendasar dari animasi yang di kembangkan

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB 4. KONSEP DESAIN

BAB 4. KONSEP DESAIN BAB 4. KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Dua Belas Prinsip Animasi Menurut Ollie Johnston dan Frank Thomas ada dua belas prinsip dasar dalam animasi. Squash & Stretch Memberikan kesan berat dan luwes

Lebih terperinci

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds.

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds. KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil 2014-2015 DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds. Kombinasi/Komposisi Warna Adalah campuran/susunan warna-warna yang diatur untuk menciptakan warnawarna harmonis dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D dengan menggunakan background matte painting tentang anak pecandu video game. Dalam proses pembuatannya diperlukan teori-teori pendukung. Berikut

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN Produksi karya KARTA & LOBANG, merupakan sebuah film animasi yang dirancang dengan melalui banyak proses pengembangan ide kreatif mulai dari karakter, cerita hingga concept art dibangun.

Lebih terperinci

Algoritma Dasar Animasi. While (not done) { hapus_layar(); gambar_frame_ke(i); delay(n); i = i + 1; }

Algoritma Dasar Animasi. While (not done) { hapus_layar(); gambar_frame_ke(i); delay(n); i = i + 1; } Animasi Animasi Teknik untuk membuat gambar bergerak buatan Berbeda dengan video yang merupakan rekaman dari kejadian di dunia nyata Animasi sepenuhnya buatan manusia Animasi pada dasarnya adalah penampilan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah:

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah: BAB 4 KONSEP DESAIN 4. 1. Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Prinsip Animasi : Prinsip animasi dibuat di sekitar awal tahun 1930 oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini ada 12, digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Tinjauan Umum 2.1.1.1 Animasi Animasi yang akan penulis buat bertemakan Short animation. Dalam short animation ini penulis ingin menceritakan seorang

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R.

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. Yadi Rakhman Alamsyah, Citra Cynthia Agustriani Konsentrasi Multimedia & Desain Grafis, Program Studi Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

LANDASAN PERANCANGAN

LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Perancangan 2.1.1 Tinjauan Data Untuk mendukung pembuatan film animasi pendek ini, penulis melakukan riset untuk mendapatkan data sementara yang mendukung dan referensi

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)"

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial Dark Blood (Princess Odyssey) Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)" TUGAS AKHIR Oleh Gindu Siswo Kartapati / 1100011945 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 2012 Perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cerita Rakyat Leungli Cerita ini berasalah dari Jawa Barat. Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh bersaudara.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG Gunawan Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 gunawan.leman@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Promosi dan Multimedia Interaktif Dalam pembuatan interaktif promosi DIV Komputer Multimedia STMIK STIKOM Surabaya, penulis memerlukan sebuah definisi promosi dan multimedia

Lebih terperinci

BAGIAN III W A R N A

BAGIAN III W A R N A BAGIAN III W A R N A Warna merupakan unsur desain yang pertama paling menarik perhatian seseorang dalam kondisi apapun. Setiap permukaan benda akan tampak berwarna, karena benda tersebut menyerap dan memantulkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN 10 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Kerucut Pengalaman Edgar Dale Gambar 4.1 Teori Kerucut Edgar Dale Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar, Edgar

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA Muhamad Maladz Adli NIM 1400082033 PROGRAM STUDI D-3 ANIMASI JURUSAN TELEVISI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November 2016, TVKU sebagai televisi edukasi memberikan informasi yang berkaitan dengan guru melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, film adalah; 1. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Video animasi yang dirancang ini memiliki nilai edukasi tentang sejarah perkembangan komputer. Animasi ini akan dipertontonkan kepada murid murid

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA Oleh : Rangga Bagus P. Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain 25 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain komunikasi visual yang tepat, ada beberapa teori yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Gambar 5.1 Title Forgotten Untuk desain title, penulis menggunakan font "Appleberry" yang dimodifikasi agar memberikan kesan playfull namun tetap bold.

Lebih terperinci

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L 3404100122 Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91% disebabkan oleh faktor manusia,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH Achmad Arasy Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 flashblue12@yahoo.com Arik Kurnianto,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Dasar 12 Prinsip Animasi 12 Prinsip animasi pertama kali diperkenalkan di awal tahun 1930 oleh animator Walt Disney. Prinsip ini digunakan untuk memudahkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa. Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi

DAFTAR ISTILAH. Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa. Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi 95 A DAFTAR ISTILAH Action : aksi Animasi: ilusi gerak Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi Appeal: daya tarik; lihat prinsip animasi Astral

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk desain judul The Grammar Gear, penulis menggunakan jenis huruf Optimus Princeps karena font tersebut mencerminkan petualangan, keberanian, dan keagungan

Lebih terperinci

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D COLOR TEHORY Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Warna Primer Tidak dapat dibuat dengan kombinasi warna apa pun Red Blue Yellow Warna Sekunder Terbentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Data-data dan literatur didapat dari berbagai media buku, dan internet. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk membantu memperkuat data untuk cerita dan visual

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Felix Terahadi - 13510039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Animasi Komputer. Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom

Animasi Komputer. Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom Animasi Komputer Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom Tujuan Pembelajaran Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil mampu memahami pengertian animasi komputer Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kesenjangan. Serta pengertian Digital Audio Workstation.

BAB II LANDASAN TEORI. kesenjangan. Serta pengertian Digital Audio Workstation. BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan film pendek bergenre drama sosial berjudul Do it ini, maka akan digunakan beberapa landasan teori yang dibutuhkan. Landasan teori yang dipergunakan meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori / Metode 4.1.1. Prinsip Animasi Prinsip film animasi merupakan standar yang harus diketahui oleh para animator. Meskipun para animator punya hak untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Visual

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Visual BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Visual Dalam buku Illustration, A Theoritical and Contextual Perspective karya Alan Male (2007) dikatakan bahwa untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip Pada Bab III telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan menggunakan teknik compositing visual effect yang berjudul The Cambo dengan tujuan animasi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan teori 4.1.1 Teori Prinsip Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati seolah-olah menjadi hidup dan mempunyai nyawa. Dua animator professional

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Data dan Literatur Dalam perancangan short animation ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung tema dan referensi visual yang sesuai. Beberapa metode yang

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI No 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : BAB IV ANALISA DATA 4.1 Referensi karya Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : Jelajah Masa Lalu Lewat Wisata Sejarah Gambar 3.3 Buku Jelajah Masa

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH Dimas Eri Eka Prabowo NIM 1400089033 PROGRAM STUDI D-3

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Setelah mengetahui bahwa PT. Earth Color tidak memiliki Graphic Standard Manual, Penulis melakukan riset dan menanyakan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR Oleh Erwin Janssen / 1200976655 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG Albern Yafeta Setiabudi Universitas Bina Nusantara Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 albern_yafeta@yahoo.com

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar 2-D atau 3-D karya seni atau posisi model untuk membuat ilusi gerakan. Efeknya adalah ilusi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis memilih font Cheeseburger yang berkarakter tebal dan besar untuk melambangkan besarnya kekuatan karakter monster. Bertekstur dan menggunakan outline

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA 2.6 Psikilogi Warna Pada Ruang Psikologi warna menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya "Color Harmony" : a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana 10.12.4890 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh El Johan Kristama 09.11.2906 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks? Warna sejuk: Biru, Hijau, Ungu, Pirus dan Perak adalah warna-warna sejuk. Warna-warna sejuk cenderung berpengaruh memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. Meskipun digunakan sendiri, warna-warna

Lebih terperinci

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN 3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam desain

Lebih terperinci

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru 1A Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial,

Lebih terperinci

WARNA. Prodi D3 Manajemen Informatika WIU RHN TFN RYD

WARNA. Prodi D3 Manajemen Informatika WIU RHN TFN RYD WARNA Prodi D3 Manajemen Informatika WIU RHN TFN RYD Jenis Warna Berdasarkan kejadiannya warna dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Warna additive warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Warna pokok

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Desain Grafis Menurut kutipan yang diambil dari buku Bringing Graphic Design In-House, Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 52 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Trajan" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang digunakan adalah hitam atau putih tergantung

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan perkembangan industri perfilman. Sineas dalam negeri tertarik untuk bereksplorasi dan berkreasi lebih

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1. Data Umum 2.1.1. Pengertian E Learning E learning adalah penggunaan media elektronik dan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan. E learning secara luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat cepat. Segala aspek teknologi setiap saat mengalami

Lebih terperinci