PERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG. ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG. ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK"

Transkripsi

1 PERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang perilaku konsumtif dan faktor yang memengaruhi perilaku konsumtif anggota komunitas hijabbers Semarang. Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Subyek dalam penelitian ini adalah anggota dari komunitas hijabbers Semarang yang merupakan anggota aktif dalam komunitas tersebut dan yang selalu mengikuti acara-acara dari komunitas hijabbers Semarang yang berjumlah tiga orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku konsumtif yang ditunjukakan subjek sebagai anggota komunitas hijabbers Semarang pada dasarnya memiliki aspek-aspek pembelian berlebihan dan pembelian secara tiba-tiba. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumtif pada anggota komunitas hijabbers Semarang, antara lain faktor sosial, faktor pribadi, faktor kebudayaan, dan faktor psikologis yang mendasarinya. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh besar terhadap perilaku konsumtif pada anggota komunitas hijabbers Semarang. Kata Kunci : perilaku konsumtif, komunitas hijabbers Semarang CONSUMER BEHAVIOR OF THE HIJABBERS COMUNNITY SEMARANG ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRACT This study uses a qualitative method, which aims to find a picture of consumer behavior and the factors that influence consumer behavior hijabbers community Semarang members. The methods used were interviews and observation. The subjects in this study were hijabbers community Semarang is an active member in the community and are always followed events from hijabbers community Semarang that numbered three. The informant research is the subject closest friends and community committees and as many as three people hijabbers Semarang. The results showed that consumer behavior is subject indicated as hijabbers community Semarang members has basically redundant aspects of purchase and the purchase of a sudden. The factors that influence consumer behavior in Semarang hijabbers community members, among other social factors, namely peers, reference groups, and family, personal factors, cultural factors, and the underlying psychological factors. Keywords : consumer behavior, hijabbers community Semarang 251

2 Pendahuluan Dewasa ini, fashion memang bukan hal yang tidak wajar untuk digandrungi kaum perempuan, karena beberapa diantaranya beranggapan bahwa salah satu cara agar diakui dalam pergaulan adalah dengan mengikuti fashion yang sedang trend saat ini, ada juga yang mengikuti trend fashion karena merasa, semakin up to date fashion yang dikenakannya, maka semakin cantik penampilannya. Saat ini banyak orang khususnya wanita, berlombalomba mempercantik dirinya sehingga menimbulkan perasaan selalu tidak puas. Hardipranata, (1997: 6) mengamati bahwa wanita mempunyai kecenderungan lebih besar untuk berperilaku konsumtif dibandingkan pria. Seperti halnya dengan fashion busana muslim saat ini yang sedang trend dimasyarakat, dengan banyaknya model busana muslim dan jilbab yang kian beragam, sudah menjadi trend di kalangan wanita muslimah jaman sekarang. Munculnya perancang busana muslimah, membuat model busana muslim dan jilbab semakin menarik dan digemari oleh sebagian besar masyarakat. Seperti yang diketahui dulu, bahwa model busana muslim dan jilbab selalu monoton, tetapi tidak untuk sekarang. Model busana muslim dan jilbab sekarang semakin modern dan tidak monoton seperti yang dulu, sehingga membuat banyak wanita muslim untuk mencoba berbagai model busana muslim dan jilbab yang sekarang telah menjadi trend. Hal ini menjadikan wanita berhijab tidak akan merasa bosan dan kehabisan ide untuk berbusana muslimah. Sebagai fashion, jilbab berkembang mengikuti model dan gaya terkini. Berbagai model seperti abaya, gamis, kaftan, blus, kemeja, dan batik yang selalu hadir dengan gaya modern. Variasi dengan gaya feminim, elegan, glamor, santai, simpel atau trendi dapat dipilih sesuai konteks dan kesukaan dari hijabbers. Penggunaan bahan kain seperti sifon, tile, sutra, katun, kaos, dan lain-lain bisa membantu hijabbers agar terlihat sangat trendi dan lebih berwarna. Kepintaran dalam mengkreasikan jilbab seperti membuat jilbab berlapis atau dengan menggunakan bandana serta mengkombinasikan jilbab dengan jenis pakaian lain, seperti corak yang berwarna agar hijabbers terlihat tampil modis. Adanya model-model busana hijab yang semakin banyak, muncul suatu komunitas baru dalam masyarakat, yaitu komunitas Hijabbers. Munculnya komunitas hijabbers membuat trend berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi sangat menarik. Era berbusana para muslimah pun kini menjadi makin modis dan gaya, dibandingkan beberapa tahun kebelakang. Sebut saja Dian Pelangi, seorang desainer muda asal Jakarta, bersama rekan-rekannya membentuk sebuah komunitas 252

3 hijab yang berfokus pada syiar melalui cara-cara yang lebih modern, bergaya khas anak muda, namun tetap patuh pada kaidah. Tak terlalu sulit bagi Dian Pelangi dan kawan-kawan untuk membangun image komunitas ini mengingat Dian Pelangi merupakan seorang muslim fashion designer muda sekaligus pemilik Butik Dian Pelangi. Tepatnya pada Maret 2011, komunitas ini diluncurkan. Hijabbers Community ini kemudian tumbuh sebagai satu komunitas fashion style dalam hal jilbab/hijab, yang merupakan satu komunitas jilbab kontemporer yang berisikan wanita-wanita muslimah cantik dengan pakaian atau jilbab yang penuh gaya dan tidak biasa. Komunitas ini kemudian berkembang dengan nilai-nilai, identitas, dan aktivitas yang berbeda. Sekarang, ada banyak wanita yang semakin tertarik dan ingin bergabung dalam komunitas ini (Hardiyanti, 2012). Perkembangan Hijabbers Community sangat cepat, dengan adanya Hijabbers Community yang dibentuk oleh desainer muda Dian Pelangi di Jakarta langsung diikuti dengan munculnya berbagai hijabbers community lainnya diberbagai kota besar, salah satunya di kota Semarang. Komunitas Hijabbers Semarang di bentuk oleh salah satu mahasiswa Fisip Undip sekitar awal tahun 2011, yang sekarang beranggotakan lebih dari 250 orang. Kebanyakan anggota dari hijabbers community Semarang adalah mahasiswa dan pelajar, dan setiap sebulan sekali mereka mengadakan pengajian. Perilaku konsumtif sebagai sebuah gaya hidup menjadi pola kehidupan yang serba berlebihan. Barang yang kurang produktif dan mahal harganya telah menjadi sebuah simbol dan tanda untuk sebuah pengakuan jati diri, juga bagi sebuah status sosial. Keputusannya bersifat kurang rasional, bersifat emotif dan cenderung dilakukan karena rayuan temanteman atau kelompoknya. Lina & Rasyid (dalam Fardhani dan Izzati, 2013: 01) mengatakan bahwa, pembelian karena mengikuti dorongan-dorongan keinginan untuk memiliki dan bukan didasarkan pada kebutuhan itulah yang disebut sebagai perilaku konsumtif. Sementara itu, Loundon dan Bitta (dalam Bilson, 2000: 2) menekankan perilaku konsumtif sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa. Sumartono (dalam Fardhani dan Izzati, 2013: 10) juga menambahkan bahwa perilaku konsumtif ditandai dengan adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesarbesarnya serta adanya pola hidup manusia 253

4 yang dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata. Kata konsumtif sering diartikan sama dengan kata konsumerisme. Padahal kata yang terahkir ini mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal (Tambunan, 2001). Simamora (2004:3) mengatakan bahwa perilaku konsumtif yaitu suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk. Penyebab perilaku konsumtif adalah semakin membaiknya keadaan sosial ekonomi sebagai masyarakat, membanjirnya barang-barang produksi, efektifnya sarana periklanan termasuk didalamnya media massa berkembangnya gaya hidup, mode, masih tebalnya sikap gengsi dalam suatu komunitas dan status sosial. Perilaku konsumen adalah tindakantindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya, (Mangkunegara, 2002 : 4). Komunitas Hijabbers hadir dengan berbagai macam gaya unik yang ahkirnya banyak kaum hawa terinspirasi oleh adanya komunitas hijabbers ini dan ahkirnya mereka memutuskan untuk bergabung dalam komunitas hijabbers. Adanya berbagai macam gaya berbusana dan berjilbab, begitu juga butik-butik yang menyediakan busana hijab modern akan menyebabkan para anggota dari komunitas hijabbers ini selalu berusaha membeli apa yang sedang menjadi trend saat itu juga. Akhirnya memunculkan perilaku yang berlebihan dalam membeli suatu produk dengan alasan agar tidak ketinggalan jaman. Padahal Jilbab pada masa Nabi Muhammad SAW ialah pakaian luar yang menutupi segenap anggota badan dari kepala hingga kaki perempuan dewasa. Terbuat dari kain dengan potongan sederhana. Serta diupayakan untuk tidak berlebihan dalam memakai aksesoris atau perhiasan yang mengundang perhatian orang lain. Pengaturan Allah ada dalam segala hal, termasuk cara berpakaian bagi kaum wanita. hai nabi, katakanlah kepada istriistrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan hijabnya ke seluruh tubuh mereka, hal itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan karena itu mereka tidak diganggu, (QS. Al- ahzab, 33;59). 254

5 Berhijab pun harus sesuai dengan syariat Islam, yaitu menutup dada, tidak ketat, tidak transparan dan ciput untuk kerudung tidak terlalu tinggi, serta assesoris yang digunakan tidak berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan. hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian yang indah untuk perhiasan, dan pakaian taqwa itulah yang paling baik, yang demikian adalah bagian dari tanda kekuasaan Allah, agar mereka selalu ingat (QS. Al- a raf, 7;26) Seiring pada perkembangannya kini, persepsi jilbab itu sendiri tidak lagi sederhana. Komunitas Hijabbers memperkenalkan gaya terbaru yang selanjutnya untuk mengubah pola pikir perempuan berjilbab bahwa merekapun mampu tampil modis dan stylish dan menjadi tidak sesederhana lagi seperti konsep sebelumnya. Menggunakan jilbab yang harusnya didasari dengan syariat Islam yang telah ditentukan dan tidak secara berlebihan, menjadi sangat berbeda di jaman sekarang. Hadirnya sebuah komunitas hijabbers yang menggunakan fashion hijab yang lebih modern membuat para anggota hijabbers ini mengikuti gaya-gaya yang bermunculan sehingga menimbulkan adanya perilaku konsumtif di diri penguna hijab atau yang sering disebut dengan hijabbers. Hal ini dikuatkan dengan observasi dan wawancara yang penulis lakukan dalam acara pengajian bulanan yang dilakukan oleh komunitas hijabbers Semarang. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumtif Arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam arti luas konsumtif adalah berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah- mewah (Albarry, 1994). Machfoedz (2005: 37) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah tindakan yang dilakukan seseorang dalam pembelian dan pemanfaatan suatu produk. Loudon dan Bitta (dalam Mangkunegara 1998: 3) mengatakan bahwa perilaku konsumtif didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. Perilaku konsumtif mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler, 2005: 201). Engel, (1995: 3) mengemukakan bahwa perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai 255

6 tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang medahului dan menentukan tindakan- tindakan tersebut. Menurut Mowen (2001: 6) perilaku konsumtif didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Sumarwan (2004: 26) mengatakan bahwa perilaku konsumtif pada hakikatnya untuk memahami why do consummer what they do, bahwa perilaku konsumtif adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa. Menurut Amirullah (2002:3) perilaku konsumtif adalah sejumlah tindakan nyata individu yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang diinginkannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif adalah tindakan individu yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor psikologis dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang serta jasa yang didasarkan pada pengalaman untuk memuaskan kebutuhan semata. Engel, (1955: 37) mengatakan bahwa aspek dari perilaku konsumtif adalah: a. Pembelian Berlebihan Perilaku yang dilakukan oleh konsumen dalam mencukupi kebutuhan secara berlebih hanya untuk mencapai faktor keinginan atau keputusan saja, seperti: motivasi dan harga diri pada konsumen atau hanya konsumen membeli karena adanya potongan harga. b. Pembelian Berulang-ulang Perilaku konsumen dimana pembelian mensyaratkan pemecahan yang berlanjut karena kekecewaan dengan alternatif yang dibeli sebelumnya, seperti: perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan, memberikan kepuasan pada konsumen, pengamatan dari proses belajar, keputusan dalam membeli barang. c. Pembelian berdasarkan kebiasaan Pembelian dilakukan berdasarkan pada loyalitas merk dan kebiasaan yang didasarkan pada motivasi yang menyebabkan pengambilan keputusan, yang disebabkan tidak adanya insentif yang memadai untuk mempertimbangkan merk alternatif lainnya, seperti: loyalitas merk, produk-produk yang sering dibeli, harga yang lebih rendah. d. Pembelian karena impulsif ( tiba-tiba) Pembelian yang dilakukan secara tibatiba yang dicetuskan oleh peragaan produk atau promosi di tempat jualan, seperti : 256

7 pengaruh iklan melalui media cetak maupun elektronik, pengaruh mode saat ini, pengaruh tampilan fisik produk tersebut, peragaan atau promosi, dan potongan harga. Menurut Kotler, (2005: 204) faktorfaktor yang memengaruhi perilaku konsumtif adalah faktor kebudayaan, terdiri dari budaya dan kelas sosial, faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status, faktor pribadi terdiri dari usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap Komunitas Hijabbers Semarang Komunitas hijabbers Semarang pertama kali dibentuk di Semarang sejak awal 2011 yang terispirasi dari komunitas hijabbers Jakarta. Hijabbers Semarang beranggotakan para remaja muslim yang sudah mengenakan jilab maupun yang masih belajar mengenakan jilbab. Kini anggotanya sudah mencapai lebih dari 1000 orang yang tercatat di media jejaring sosial seperti twiter dan facebook. Anggota dari komunitas hijabbers Semarang ini selalu menunjukkan eksistensinya melalui kegiatan-kegiatan positif sesuai dengan ajaran Islam yang selalu didukung oleh pengusaha muda busana muslim modern, yang juga merupakan anggota dari komunitas hijabbers (Adlina, 2013). Adapun tujuan dari terbentuknya komunitas hijabbers Semarang (Simpang5: 27) : a. Memberikan informasi akan pentingnya menutup aurat, menambah pengetahuan, dan ilmu tentang Islam b. Memperkenalkan Hijabers Semarang kepada masyarakat umum. c. Menjadi wadah berkumpul dan berbagi informasi seputar muslimah dan hijab. Metode Penelitian Berdasarkan pendekatan dan jenis data yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam (Moleong, 2005: 31). Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dikarenakan peneliti ingin mengetahui gambaran mengenai perilaku konsumtif pada komunitas hijabbers Semarang dan faktor yang memengaruhi perilaku konsumtif pada anggota hijabbers Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah perempuan berjilbab yang mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas hijabbers Semarang. Dalam hal ini subjek yang dipilih terlihat lebih modis dengan gaya berbusana hijab yang modern dibanding dengan lainnya. Subjek yang akan diambil sebanyak 3 orang, 257

8 dengan pertimbangan khusus untuk mewakili jumlah data yang diperoleh di dalam analisis penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono, (2011: 85) mengatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif. Pada penelitian ini, proses analis data menggunakan analisis tematik. Boyatzis, (dalam Poerwandari, 2011: 173) mengatakan bahwa analisis tematik adalah proses yang dapat digunakan dalam hampir semua metode kualitatif, dan memungkinkan penerjemahan gejala atau informasi kualitatif menjadi data kualitatif seperlu kebutuhan peneliti. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena, dan secara maksimal memungkinkan interpretasi fenomena. Pembahasan Perilaku konsumtif diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan seseorang (Schiffman dan Kanuk, 1994: 25). Dalam penelitian ini perilaku konsumtif sangat berkaitan dengan komunitas hijabbers Semarang yang saat ini komunitas tersebut sedang menjadi trend dikalangan masyarakat Indonesia. Komunitas hijabbers adalah komunitas yang beranggotakan para wanita berjilbab. Komunitas tersebut membawa perubahan sekaligus pandangan baru mengenai wanita yang menggunakan jilbab. Saat ini fashion jilbab sangat berkembang mengikuti model dan gaya terkini. Berbagai model baju muslim bermunculan ditengah masyarakat seperti, abaya, gamis, blus, kaftan, dan lainnya. Pada dasarnya perilaku konsumtif memiliki aspek-aspek, antara lain pembelian berlebihan, pembelian berulang-ulang, pembelian kebiasaan, dan pembelian secara tiba-tiba. Subjek mempunyai kebiasaan dalam melakukan pembelian, karena label sebagai anggota hijabbers membuat para anggota selalu ingin tampil cantik dalam setiap penampilannya. Aspek-aspek perilaku konsumtif seperti pembelian berlebihan dan pembelian kebiasaan banyak dilakukan oleh para subjek. Hal ini dapat dilihat dari perilaku-perilaku yang dilakukan oleh subjek seperti, ketika para subjek melihat baju disalah satu butik atau online shop, subjek merasa tertarik dan akhirnya memutuskan untuk membeli baju 258

9 tersebut, padahal sebelumnya subjek baru saja membeli baju hijab disalah satu mall. Anggota hijabbers memiliki selera berpakaian masing-masing, ketiga subjek mempunyai fashion style tersendiri, sehingga ketiga subjek memiliki butik yang sudah menjadi langganan subjek. Tidak hanya berdasarkan merk, tetapi masingmasing subjek lebih memperhatikan bahan dari baju tersebut sehingga subjek merasa nyaman dalam mengenakannya. Engel (1994: 37) mengatakan bahwa pembelian kebiasaan adalah berdasarkan pada loyalitas merk. Pada penelitian ini juga terdapat faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumtif, salah satunya yang paling berpengaruh adalah faktor sosial. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Kotler (2011: 203) bahwa perilaku konsumtif adalah tindakan individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan psikologis dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa yang didasarkan pada pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan. Pada penelitian ini faktor sosial seperti teman sebaya dan kelompok referensi atau konformitas sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif anggota komunitas hijabbers Semarang. Pengaruh faktor sosial lainnya adalah faktor teman sebaya dan keluarga, secara umum teman sebaya merupakan faktor pengaruh pertama dalam setiap pembelian yang diinginkan oleh anggota hijabbers dukungan dari teman membuat para anggota hijabbers lebih percaya dalam pengambilan keputusan saat melakukan pembelian karena teman sebaya yang juga mengetahui tentang perkembangan fashion hijab yang sedang menjadi bahan perbincangan masyarakat luas. Selain itu, dengan melihat fashion-fashion dari teman sebaya yang membuat anggota hijabbers terinspirasi sehingga ingin membeli ketika melihat teman menggunakan baju hijab yang menarik dan sedang trend-nya di masyarakat. Faktor psikologis juga sangat berpengaruh dalam perilaku konsumtif terhadap komunitas hijabbers Semarang. Adanya pengaruh faktor sosial tidak lepas dari pengaruh faktor psikologis didalamnya. Amirullah, (2002: 03) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah sejumlah tindakan nyata individu yang dipengaruhi oleh faktor kejiawaan (psikologis) yang mengarahkan individu tersebut untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang diinginkannya. Secara psikologis, seperti motivasi membeli dan persepsi terhadap fashion hijab yang sedang menjadi trend menjdi salah satu faktor yang mampu berpengaruh terhadap perilaku konsumtif anggota komunitas hijabbers Semarang. Dari hal diatas, oleh karena itu anggota hijabbers harus lebih mampu mempertimbangkan dalam berbagai hal dalam 259

10 melakukan pembelian agar tidak terkesan boros dan dipandang oleh masyarakat sebagai komunitas hijabbers yang tidak glamour. Selama ini kebanyakan masyarakat yang tidak tahu mengenai informasi komunitas hijabbers hanya memandang komunitas hijabbers sebagai komunitas yang hanya mementingkan soal fashion yang bermewah-mewahan. Menurut anggota komunitas hijabbers sendiri, fashion bagi komunitas hijabbers hanyalah sebuah pendukung, ketika komunitas hijabbers mampu menciptakan karya berbusana muslim yang baik, modis, tanpa meninggakan syariat Islam diharapkan bisa menginspirasi para wanita untuk menggunakan jilbab, karena dengan melihat komunitas hijabbers Semarang. Berhijab secara syariat Islam tetapi tidak terkesan kuno. Penutup Simpulan 1. Gambaran perilaku konsumtif pada anggota komunitas hijabbers Semarang Perilaku konsumtif yang ditunjukan subjek sebagai anggota komunitas hijabbers Semarang pada dasarnya memiliki berbagai aspek pembelian secara berlebihan dan pembelian secara tiba-tiba. Pembelian secara berlebihan dilakukan subjek karena keinginan subjek ketika melihat baju atau jilbab yang sedang menjadi trend, tidak peduli meskipun subjek sudah mempunyai ketika ada baju yang keluar dengan model terbaru subjek langsung ingin membelinya. 2. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumtif pada anggota komunitas hijabbers Semarang Faktor- faktor yang memengaruhi perilaku konsumtif pada komunitas hijabbers Semarang, antara lain faktor sosial, pribadi, kebudayaan, dan psikologis. Masing-masing faktor seperti sosial, pribadi, kebudayaan, dan psikologis sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif anggota komunitas hijabbers Semarang. Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh tersendiri bagi setiap pembelian yang dilakukan oleh anggota komunitas hijabbers Semarang pada setiap barang atau produk yang diinginkannya sehingga mampu menonjolkan perilaku konsumtifnya. Terutama adalah faktor sosial seperti dukungan teman sebaga dan kelompok referensi. Daftar Pustaka Amirullah Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu Engel, J, F dan Blacwell, R,D Perilaku Konsumen Jilid 1. Alih Bahasa F X. Budiyanto. Jakarta: Binarupa Aksara Kotler, P Manajemen Pemasaran jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia 260

11 2005. Manajemen Pemasaran jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia Kusumawardhani, R, D Evektivitas Strategi Komunitas Hijabbers Semarang Terhadap Sikap Mahasiswi Fisip Undip Untuk Menggunakan Jilbab.Universitas Diponegoro Machfoedz, M Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Moleong, L Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poerwandari, K Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia Simamora, B Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sudiantoro, Hedonisme, gaya hidup konsumtif mencari bentuk. Jurnal psikodimensia. Volume 3 Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sumarwan, U Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia Tambunan, R Remaja dan Perilaku Konsumtif. Jakarta: artikel 261

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan hal yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakang lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan Negara Muslim terbesar didunia, dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 88% atau ± 205 juta jiwa (Indonesia halal food expo, 2016). Belakangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, hijab yang lebih sering merujuk pada kerudung atau jilbab ditunjukkan sebagai sesuatu yang selalu digunakan untuk menutupi bagian kepala hingga dada wanita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu memiliki rasa untuk terus bersama dengan orang lain. Hal ini dikemukakan oleh seorang tokoh sosiologi dunia, Aristoteles (384-322 SM) dalam buku Sosiologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan seorang muslimah, menutup aurat merupakan sebuah kewajiban yang tidak dapat dihindari. Dalam menutup aurat tersebut, ajaran Islam menyerukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika pergantian mode dalam fashion yang ada di dunia selalu berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru bermunculan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapa yang tidak mengenal istilah jilbab? Jilbab atau kerudung merupakan istilah yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia mengenakan jilbab atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 217 juta jiwa dari total penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), Fashion is good place to start as any, dari bahasa latin Faction yang berarti make or to do. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Dalam interaksi, dibutuhkan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Pada kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam pengembangannya teknologi memberikan kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Fashion atau mode saat ini semakin berkembang di Indonesia, begitu pula dengan perkembangan jilbab. Saat ini semakin banyak wanita yang memakai jilbab. Selain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan jilbab merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslimah sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa Arab yang artinya baju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini banyak kita lihat perempuan yang menggunakan jilbab dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia pada saat ini bermula dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang sebagian besar adalah kaum wanita. Kaum wanita muslim di wajibkan agar menggunakan hijab

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja pada umumnya memang senang mengikuti perkembangan trend agar tidak ketinggalan jaman. Seperti yang dikutip dari sebuah berita alasan remaja menyukai belanja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai terjadinya variasi penggunaan hijab di masyarakat perkotaan, dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang menimbulkan pembentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota BAB II LANDASAN TEORI II. A. Pria Metroseksual II. A. 1. Pengertian Pria Metroseksual Definisi metroseksual pertama kalinya dikemukakan oleh Mark Simpson (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam,

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam, berhijab diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Adapun pengertian hijab ini sebenarnya sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern. Pada konteks sejarah manusia, tercatat beberapa kali telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan canggih menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Adapun kemajuan teknologi tersebut tidak lepas

Lebih terperinci

Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67

Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67 Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67 Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian Hijab Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jilbab berasal dari bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib yang artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.Pengertian Perilaku Konsumtif A.Perilaku Konsumtif Konsumtif merupakan istilah yang biasanya dipergunakan pada permasalahan, berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Aktivitas berbelanja merupakan suatu aktivitas yang awam atau umum dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU Oleh : INDAH IRYANTININGSIH SUSILO WIBISONO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan pokok atau primer maupun kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen merupakan sebuah fenomena yang unik untuk dipelajari dan diamati. Perilaku Konsumen disini lebih mengacu pada proses yang dilalui oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan, individu sudah memiliki naluri bawaan untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Gejala yang wajar apabila individu selalu mencari kawan baik

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep belanja ialah suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan menukarkankan sejumlah uang sebagai pengganti barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan banyak manfaat apabila memahami pengetahuan ini. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan banyak manfaat apabila memahami pengetahuan ini. Terutama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era berkembang seperti sekarang, sejarah mode memberi kesempatan untuk mengetahui wujud busana manusia dari masa ke masa. Tentu saja hal ini dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena pilihan, kesukaan dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING A. Profil Butik Alam Bening Butik Alam Bening didirikan oleh Indanawati atau yang sering disapa dengan Ibu Iin pada Tahun 2013. Pada awalnya beliau hanya coba-coba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah realita kehidupan pada era globalisasi seperti sekarang ini masih terbilang cukup unik. Karena dengan menawarkan begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang La Belle Epoque merupakan jaman keemasan dan jaman kemakmuran di Perancis. Periode La Belle Epoque dalam sejarah Perancis yang konvensional di mulai pada tahun 1871

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini penggunaan hijab dikalangan remaja telah mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga menggunakannya dalam

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Definisi Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah sebagai bagian dari aktivitas atau kegiatan mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa di masa depan yang diharapkan dapat memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan pendidikan akademis dengan belajar, yang berguna bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan di mana segala sistem kemasyarakatan yang bersifat tradisional dilepaskan menjadi tatanan yang mengimplikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada berbagai lapisan masyarakat. Fenomenanya terlihat pada gaya hidup yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penampilan menjadi suatu perhatian utama bagi seluruh kalangan terlebih pada kaum wanita. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA HIDUP FASHION DENGAN CITRA DIRI PADA KOMUNITAS HIJABERS DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Oleh:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA HIDUP FASHION DENGAN CITRA DIRI PADA KOMUNITAS HIJABERS DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Oleh: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA HIDUP FASHION DENGAN CITRA DIRI PADA KOMUNITAS HIJABERS DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: FADILAH NUR KOMARIYAH F 100 080 082 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

TREND FASHION HIJAB TERHADAP KONSEP DIRI HIJABERS KOMUNITAS HIJAB MEDAN

TREND FASHION HIJAB TERHADAP KONSEP DIRI HIJABERS KOMUNITAS HIJAB MEDAN TREND FASHION HIJAB TERHADAP KONSEP DIRI HIJABERS KOMUNITAS HIJAB MEDAN Khairun Nisa, Rudianto Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Kapten Mukhtar Basri No 3 Medan 20238 Abstract His study aims

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era moderen seperti ini seseorang sangatlah mudah untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk produk fashion pada masa sekarang ini memiliki banyak model dan menarik perhatian para pembeli. Mulai dari jenis pakaian, tas, sepatu, alat make up, dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri mahasiswa/i pendatang

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat 1 BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat diberikan kepada peserta didik yang kelak akan menjadi pemimpin masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan peniti saat ini semakin pesat. Bisa dikatakan kerajinan yang sudah ada sejak dulu ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari perkembangan tersebut, berkembang pula peradaban manusia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Intensitas Membaca, Daya Tarik dan Perilaku Imitasi

ABSTRAK. Kata Kunci : Intensitas Membaca, Daya Tarik dan Perilaku Imitasi Nama NIM Judul : Dubha Kaldota Diptapramana : D2C009058 : Hubungan Intensitas Memperoleh Informasi dari Majalah Hijabella dan Daya Tarik Konten dengan Perilaku Imitasi Hijab Modern Syar i. ABSTRAK Busana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah china, India, dan Amerika Serikat. Saat ini Indonesia menempati posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di bidang industri kreatif masih terbuka luas untuk para pelaku usaha di Indonesia, karena kekayaan budaya dan tradisi Indonesia bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik khas yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup yang membedakan dirinya dengan makhluk hidup yang lain,

Lebih terperinci

Psikologi Kelas E 2014

Psikologi Kelas E 2014 Perilaku Konsumtif Nama Anggota Kelompok : Antung Yasmita Dini (2014-241) Elsa Tri Mardiyati (2014-267) Hastari Ajeng Mukti Rahayu (2014-278) Rival Maulana (2014-284) Olly Rizqi Hanifah (2014-290) Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang sering dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama hidup, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap wanita ingin tampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini membawa dunia usaha pada perkembangan sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku usaha. Setiap

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi akan memaksa produsen untuk beradu dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi akan memaksa produsen untuk beradu dalam menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang sangat tajam pada saat ini merupakan sebuah tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri. Persaingan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat Islam wajib melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis handphone Global System For Mobile Communication (GSM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, bahkan menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai ladang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jilboobs berasal dari kata jilbab dan boobs. Jilbab adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala sampai dada yang dipakai oleh wanita muslim, sedangkan boobs berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak remaja yang mengalami perubahan khususnya dalam segi penampilan dan hal ini mendorong remaja untuk terus memenuhi

Lebih terperinci