BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan jilbab merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslimah sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa Arab yang artinya baju kurung panjang, yaitu baju yang dipakai oleh kaum wanita untuk menutupi pakaian yang lain atau kain penutup kepala dan dada (Ali, 1995). Kewajiban mengenakan jilbab dalam Islam dasarnya adalah surat Al-Ahzab ayat 59, yaitu : Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah Ia adalah maha pengampun dan penyayang. Namun pada kenyataannya masih banyak muslimah yang enggan mengenakan jilbab dengan alasan akan menghambat aktivitas, tidak terlihat stylish, dan berbagai alasan lain yang berkaitan dengan penampilan. Melalui alasan ini maka terbentuklah sebuah komunitas muslimah sejak 27 November 2010 yang dikenal dengan Hijabers Community. Komunitas ini terbentuk berawal dari salah satu anggota mereka yang membuat sebuah group di BlackBerry. Saat itu, anggota yang tergabung di dalamnya hanya ada tiga orang, yakni Ria Miranda, Dian Pelangi dan Jenahara Nasution. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah anggota yang bergabung semakin bertambah. Karena itu pada akhirnya anggota ini sepakat untuk 1

2 membuat sebuah komunitas pengguna jilbab. Maka, mulailah komunitas ini aktif berkegiatan. Dan dari waktu ke waktu kegiatannya semakin beragam, mulai dari pengajian, hijab class, talk show, dan lain-lain. Sejumlah perempuan berjilbab ini membentuk komunitas bukan menciptakan eksklusivitas, tetapi menjadi ajang silaturahmi dan berbagi. Mereka juga berharap, meski berjilbab masih tetap bisa gaya dan yang penting, sesuai aturannya (Novitasari, 2014). Hijabers Community ini memiliki visi, yaitu sebagai komunitas yang dapat mewadahi para muslimah untuk memperluas networking dan belajar ilmu agama Islam. Yang membedakan mereka dengan komunitas muslimah lain, Hijabers Community ini melakukan gerakan dakwah melalui fashion dan wujud-wujud modernitas yang lain. Sebagaimana dituliskan dalam blog resminya (Hijabers Community, 2011) : From fashion to Islamic studies, from hijab style to learning Islam, anything that will make us a better muslimah insyaallah. And it is hoped through this community, every muslimah can meet new friends, get to know each other and learn from each other. Menurut Nalia Rifika, Public Relation & Marketing Communication Hijabers Community, tujuan dari dibentuknya komunitas ini adalah untuk memotivasi para perempuan yang masih ragu untuk menggunakan jilbab. Dengan adanya komunitas ini, perempuan yang ingin menggunakan jilbab bisa berkonsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan jilbab, mulai dari cara pemasangan, cara memadu-padankan pakaian, mode baju muslim, dan lain-lain (Novitasari, 2014). Seperti yang disampaikan Dian Pelangi dalam wawancaranya dengan Kompas Female, Komunitas Hijabers ini fokus melakukan syiar dengan cara yang lebih modern, bergaya khas anak muda, namun tetap patuh pada kaidah. (Fazriyati, 2011). Menurut Dian, kehadiran Hijabers Community 2

3 diharapkan bisa menonjolkan eksistensi perempuan muda berjilbab. Bukan sekadar eksis dengan gaya busana muslim yang modis. Namun juga muslimah bisa tampil bersyiar, dengan cara yang berbeda, melalui fashion dan kegiatan Islami bergaya anak muda (Fazriyati, 2011). Komunitas sosial dianggap salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan sebuah keputusan. Menurut Wellman (dalam Delanty, 2013) definisi komunitas adalah jaringan dari beberapa individu yang saling mengikat dalam meningkatkan sosialisasi sesama jaringan, saling mendukung, memberikan informasi, adanya rasa memiliki dan menjadi identitas sosial. Ikatan yang kuat dan dukungan dari sesama anggota komunitas memungkinkan adanya saling ketergantungan diantara anggota komunitas yang secara sadar maupun tidak terjadi interaksi saling memanfaatkan diantara anggota komunitas. Terbentuknya sebuah komunitas ini dapat menjadi wadah bagi individu untuk belajar dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Sebagaimana dijelaskan Sarason bahwa komunitas merupakan sebuah jaringan sosial yang terbentuk sebagai wadah dukungan dimana seseorang bisa bergantung dalam jaringan tersebut (dalam Dalton, Elias, & Wandersman, 2007). Sehingga dapat dikatakan komunitas merupakan wadah berinteraksi dan berkomunikasi bagi individu sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, komunitas dapat memberikan pengaruh kepada anggotanya dalam berperilaku baik positif maupun negatif, tergantung dari latar belakang komunitas tersebut. Untuk berperilaku yang positif seseorang perlu memahami kebutuhan, keinginan, atau tujuan orang lain, dan mencoba untuk saling mengisi. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari kebutuhan untuk saling berinteraksi 3

4 dengan manusia lainnya. Karena perilaku individu bergantung pada dimana individu tersebut berada (Kelly, 1983) Manusia akan memilih hubungan atau lingkungan dimana mereka dapat memberikan pengaruh atau mendapatkan manfaat untuk beberapa waktu tertentu. Individu memiliki keterlibatan dalam setiap sistem di tingkatan ekologi manusia, seperti keluarga dan teman, lingkungan kerja, dan lingkungan bertetangga (Dalton, Elias, & Wandersman, 2007). Maka dengan bergabung dalam komunitas seperti Hijabers Community ini menjadi salah satu perwujudan akan kebutuhan individu untuk saling berinteraksi dengan individu lain. Kehadiran Hijabers Community ini berhasil menggabungkan kegiatan dakwah dan fashion secara bersamaan. Mereka memberikan tuntunan berpakaian yang sesuai dengan ketentuan agama Islam dan merubah image bahwa menggunakan hijab bagi seorang muslimah lebih menyenangkan dan inspiratif. Hal itu yang membuat banyak wanita muslim menyukai komunitas ini dan menjadikan mereka fenomena komunitas yang dengan cepat berkembang. Kebutuhan untuk mendapatkan wawasan tentang agama dan dunia perempuan dalam pandangan Islam menjadi faktor pendukung bagi perempuan-perempuan muslim ini untuk bergabung dengan Hijabers Community. Menjalin relasi dengan landasan agama merupakan sebuah bentuk mengembangkan diri ke arah yang positif. Karena pada dasarnya agama mengajarkan untuk mengembangkan kebutuhan untuk saling menghormati dan bertanggung jawab (Rai & Fiske, 2011). Agama adalah kekuatan sosial yang kuat. Sejarah membuktikan bahwa kemampuan agama untuk fokus dan mengkoordinasikan usaha manusia, menciptakan kekaguman dan teror, untuk mendorong perang dan perdamaian, untuk menyatukan kelompok-kelompok sosial, dan untuk menggembleng mereka 4

5 terhadap satu sama lain. Selain sebagai kekuatan sosial, bagaimanapun, agama adalah kekuatan psikologis yang dapat mempengaruhi hasil dari kehidupan individu manusia, yaitu terkait dengan perilaku, dan hasil perilaku sosial yang bersifat religius akan berpengaruh di dalamnya (McCullough & Willoughby, 2009). Kehidupan beragama Islam atau muslim adalah kehidupan yang mengidentifikasikan diri kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. dengan dimanifestasikan di dalam keyakinan yang terdapat di dalam rukun iman dan dilaksanakan di dalam perkataan beserta perbuatan yang terdapat dalam rukun Islam (Nurdin, 1995). Bergabung dalam komunitas tertentu merupakan salah satu bentuk nyata individu membutuhkan jalinan hubungan dengan individu lain. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kehidupan sosial kita yang penting, yaitu membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan individuindividu lain. Terbentuknya Hijabers Community ini menimbulkan suatu relasi pertemanan yang baru diantara para aktivis komunitas ini, yang lebih dikenal dengan sebutan komite. Pertemanan, sebagai bentuk unik dari relasi sosial, membentuk serikat khususnya di kalangan individu yang memungkinkan mereka untuk mengatasi batas-batas yang beragam antara subjek individu. Perbedaan usia, jenis kelamin atau budaya, tidak selalu menjadi suatu kendala bagi individu dalam membangun pertemanan dan sebagai fenomena sosial, bahkan mungkin termasuk potensi untuk eksis secara independen berdasarkan ruang dan waktu (Dreher, 2010). Hubungan yang mereka jalin setelah menjadi bagian dari komunitas ini menunjukkan bahwa suatu relasi pertemanan terjadi diantara komite karena adanya kesamaan tujuan dan keinginan timbal balik, yaitu keinginan untuk menyampaikan pesan mengenai kewajiban muslimah untuk 5

6 berjilbab dan minat yang sama dalam mengembangkan fashion muslimah di Indonesia. Berkumpulnya perempuan-perempuan muslim dalam komunitas ini menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan pengaruh-pengaruh positif bagi sesama perempuan muslim lainnya. Khususnya mereka mampu menarik minat para perempuan musim yang awalnya masih tabu untuk berjilbab akhirnya tertarik untuk berjilbab dan mengetahui lebih dalam mengenai kewajiban seorang perempuan muslim. Berjilbab merupakan kewajiban bagi seorang muslimah dan sebuah bentuk perlindungan agama Islam dalam menjaga kehormatan para wanita muslim. Dan berjilbab merupakan bentuk ibadah antara manusia dengan Allah Swt (Habluminallah), jika wanita telah memutuskan untuk menggunakan jilbab maka menjadi tuntutan moral bagi para wanita-wanita muslim untuk menjaga perilaku mereka sebagai muslimah. Keberadaan Hijabers Community ini menjadi salah satu bentuk dorongan bagi para wanita modern dalam merubah pandangannya mengenai penggunaan jilbab. Melalui komunitas ini pula dorongan untuk bersilahturahmi antar sesama muslimah terjalin dan dari dorongan tersebut relasi pun terjadi antar sesama muslimah yang tergabung dalam komunitas ini. Munculnya hijabers community merupakan salah satu bentuk perubahan sosial di bidang agama karena mampu merubah pandangan mengenai jilbab bagi para muslimah saat ini. Berjilbab merupakan sebuah kewajiban bagi para wanita muslim dan yang sudah mengenakan jilbab akan memiliki tuntutan moral bagi dirinya sendiri dalam menjaga diri mereka dalam berinteraksi dengan kelompok. Kehadiran komunitas ini berhasil memberikan kesadaran bagi para wanita muslim tentang pentingnya menggunakan jilbab dan sekaligus merubah 6

7 stereotype negatif mengenai wanita yang berjilbab. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan bergabung dalam sebuah komunitas yang mampu memberikan pengaruh positif dan sudah dikenal dengan image yang positif akan memberikan pengaruh yang positif pula bagi kepada individu yang berada dalam komunitas tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam teori identitas sosial, setiap individu berusaha untuk meningkatkan self esteem mereka, usaha tersebut memiliki dua komponen, (1) identitas pribadi dan (2) berbagai identitas kolektif atau sosial yang didasarkan pada kelompok-kelompok yang mereka miliki. Dengan kata lain, individu dapat meningkatkan self esteem mereka melalui prestasi pribadi mereka sendiri atau melalui afiliasi dengan kelompok yang tergolong sukses atau memiliki nama baik (Kassin, Fein, & Markus, 2014). Dan adanya dukungan dari sesama anggota komunitas mengenai penampilan yang ingin mereka tonjolkan sebagai anggota dari komunitas akan membantu seorang individu menumbuhkan self esteem positif dalam dirinya (Hunter dkk, 2004). Dengan identitas sosial yang melekat dalam diri individu tersebut menunjukkan bahwa identitas tersebut membawa individu untuk mendapat kebanggaan dari relasi individu dengan orang lain, meskipun individu tersebut tidak menerima manfaat secara langsung dari orang lain. Setiap individu memiliki dorongan untuk memiliki identitas sosial yang positif, baik itu dalam kondisi yang menguntungkan maupun mengancam eksistensinya (Haslam, 2001). Adapun cara individu untuk mencari sumbersumber nilai yang dapat memberikan keuntungan terhadap identitas mereka, yaitu dengan mengadopsi nilai-nilai, kebiasaan, dan idnetitas kelompok atau budaya lain (Tajfel & Turner, 1979). Hijabers Community merupakan wujud sebuah komunitas yang mampu memberikan manfaat positif bagi perkembangan 7

8 penggunaan jilbab di Indonesia. Adanya komunitas ini membawa perempuanperempuan muslim di Indonesia berani menunjukkan prestasi mereka meskipun mereka menggunakan jilbab. Sehingga tidak heran banyak perempuan muslim yang termotivasi untuk bergabung atau sekedar mengikuti berbagai aktivitas yang mereka adakan. Keberhasilan Hijabers Community dalam memberikan pengaruh dan kesadaran perempuan muslim untuk mengenakan jilbab tersebut juga telah mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan industri fashion muslimah di Indonesia. Karena selain kegiatan-kegiatan talkshow atau tausyiah yang sering mereka adakan, tren busana yang mereka gunakan juga akan menjadi tren dan diikuti dikalangan komite dan perempuan-perempuan berjilbab lainnya. Adapun yang memperkuat perkembangan dunia fashion muslimah setelah adanya Hijabers Community ini dikarenakan beberapa pengurus Hijabers Community ini muncul sebagai perancang baru. Hal tersebut yang kemudian mampu menginspirasi kaum muda lain untuk sama-sama menyalurkan kemampuan mereka baik itu dalam menjahit atau mendesain model busana Muslim serta turut memproduksi dan memasarkan karyanya. Sehingga dapat menyumbang keberagaman busana Muslim di dunia industri, terbukti dengan munculnya label-label atau merek-merek baru dengan model-model yang beragam baik itu pakaian ataupun jilbab yang dipromosikan melalui media sosial. Belum adanya kajian penelitian psikologis yang membahas mengenai hijabers community menjadi alasan peneliti mengangkat tema relasi dalam komunitas ini. Komunitas dengan mayoritas beranggotakan perempuan berhijab didalamnya merupakan karakteristik yang menonjol yang membedakan komunitas ini dengan komunitas lainnya. Keberadaan komunitas ini pula memiliki pengaruh positif yang cukup besar bagi wanita muslimah di Indonesia beberapa 8

9 tahun terakhir. Adanya komunitas ini melahirkan suatu situasi sosial dimana agama dan fashion hijab menjadi landasan menjalin relasi begitu penting dalam membentuk perilaku bagi individu-individu. Situasi tersebut ditunjukkan dengan kehadiran komunitas ini salah satunya, misalnya ketika apapun yang dihasilkan oleh komunitas ini, seperti misalnya cara mereka mengenakan berpenampilan, akan mempengaruhi komite lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan untuk dapat meningkatkan self esteem dan nilai diri mereka. Dan dengan bergabung ke dalam sebuah komunitas yang telah memiliki nama baik dan juga pengaruh positif bagi masyarakat, khususnya perempuan muslim berhijab, merupakan salah satu cara individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Dalsky, Gohm, Noguchi, & Shiomura, 2008). Tidak hanya menguntungkan bagi diri individu tersebut, tetapi keberadaan para perempuan muslim sebagai komite di dalam komunitas ini juga memberi keuntungan bagi komunitas. Keberadaan mereka akan memberi pengaruh terhadap eksistensi komunitas dan juga dalam proses pencapaian tujuan dari komunitas ini. Tanpa adanya perempuan muslim yang pintar, menarik secara penampilan, dan kreatif di dalamnya komunitas ini tidak akan mampu mendapatkan nama yang baik dan juga respon yang begitu positif dari masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut penelitian ini berusaha mengupas lebih dalam mengenai relasi seperti apa yang terbangun dalam Hijabers Community, khususnya di Yogyakarta dan bagaimana dinamika psikologis yang terbentuk dalam relasi mereka sehingga mampu bertahan hingga saat ini. 9

10 B. Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, pertanyaan penelitian yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Model relasi seperti apa yang terbangun dalam Hijabers Community Yogyakarta? 2. Bagaimana peran relasi bagi komite Hijabers Community Yogyakarta dan bagi komunitas itu sendiri? 3. Bagaimana dinamika psikologis relasi antar komite Hijabers Community Yogyakarta? 10

11 C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai : a. Model relasi dalam Hijabers Community Yogyakarta. b. Peran relasi bagi komite Hijabers Community Yogyakarta dan bagi komunitas itu sendiri. c. Dinamika psikologis relasi antar komite Hijabers Community Yogyakarta. 2. Manfaat penelitian : Penelitian ini diharapkan akan memiliki kemanfaatan sebagai berikut : - Manfaat Teoritis : a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mempertajam ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Sosial terkait dengan relasi sosial dalam sebuah komunitas. b. Diharapkan dapat memperkaya kajian kajian mengenai komunitas, dan relasi interpersonal. 11

12 - Manfaat Praktis : a. Memberi masukan bagi anggota Hijabers Community agar dapat mengembangkan komunitasnya. b. Sumbangan keilmuan yang dapat berarti bagi peneliti yang memiliki ketertarikan tentang isu isu komunitas dan relasi interpersonal. D. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya Penelitian dengan judul kajian fenomenologis relasi anggota Hijabers Community di bidang psikologi, sepengetahuan peneliti belum ada. Namun terdapat beberapa penelitian yang mengkaji mengenai Hijabers community ini di bidang komunikasi, yang pertama penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardhani (2012) dengan judul : Efektivitas Strategi komunikasi Komunitas Hijabers Semarang Terhadap Sikap Mahasiswi Fisip Undip Untuk Menggunakan Jilbab. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas strategi komunikasi Hijabers community Semarang terhadap sikap mahasiswi Fisip Undip untuk menggunakan jilbab. Hasil dari penelitian ini adalah efektivitas strategi komunikasi benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap sikap mahasiswi menggunakan jilbab. Penelitian kedua dilakukan oleh Budi (2013) dengan judul Strategi komunikasi hijabers community regional yogyakarta dalam menarik minat penggunaan hijab ala hijabers. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian untuk mengetahui 12

13 bagaimana strategi komunikasi yang digunakan dari hijabers community regional Yogyakarta dalam menarik minat penggunaan hijab ala hijabers, bagaimana efektivitas komunikasi yang dilakukan hijabers community regional Yogyakarta sehingga menciptakan perubahan minat pada pengguna hijab mode konvensional menjadi ala hijabers. Serta mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnya ketertarikan terhadap penggunaan hijab ala hijabers. Hasil dari penelitian ini adalah Hijabers community belum seutuhnya menggunakan strategi komunikasi, karena tidak mempunyai landasan yang terstruktur dalam hal pemilihan media dan audiens serta dalam proses evaluasi. Akan tetapi, proses yang terjadi telah berhasil mengubah minat masyarakat untuk merubah penggunaan hijab dari konvensional menjadi ala hijabers. 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan seorang muslimah, menutup aurat merupakan sebuah kewajiban yang tidak dapat dihindari. Dalam menutup aurat tersebut, ajaran Islam menyerukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapa yang tidak mengenal istilah jilbab? Jilbab atau kerudung merupakan istilah yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia mengenakan jilbab atau

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai terjadinya variasi penggunaan hijab di masyarakat perkotaan, dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang menimbulkan pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Fashion atau mode saat ini semakin berkembang di Indonesia, begitu pula dengan perkembangan jilbab. Saat ini semakin banyak wanita yang memakai jilbab. Selain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu memiliki rasa untuk terus bersama dengan orang lain. Hal ini dikemukakan oleh seorang tokoh sosiologi dunia, Aristoteles (384-322 SM) dalam buku Sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penampilan menjadi suatu perhatian utama bagi seluruh kalangan terlebih pada kaum wanita. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan hal yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakang lingkungan,

Lebih terperinci

POPULARITAS HIJAB STYLE

POPULARITAS HIJAB STYLE POPULARITAS HIJAB STYLE Hijab style mulai dikenal di kalangan muslimah Indonesia sejak kemunculan Hijabers Community yang berdiri pada 27 November 2010. Komunitas ini didirikan oleh 30 perempuan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam,

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam, berhijab diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Adapun pengertian hijab ini sebenarnya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, hijab yang lebih sering merujuk pada kerudung atau jilbab ditunjukkan sebagai sesuatu yang selalu digunakan untuk menutupi bagian kepala hingga dada wanita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masih banyak sekali wanita wanita berhijab yang ingin tampil stylish tetapi masih kurang dalam mix n match gaya dengan berhijab. Maka dari itu mereka butuh panduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), Fashion is good place to start as any, dari bahasa latin Faction yang berarti make or to do. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan fashion yang sangat pesat di Indonesia disebabkan karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang, hal ini membuat Indonesia menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini banyak kita lihat perempuan yang menggunakan jilbab dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia pada saat ini bermula dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang sebagian besar adalah kaum wanita. Kaum wanita muslim di wajibkan agar menggunakan hijab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Terdapat perbedaan pada hak dan kewajiban antara pria dan wanita dalam menjalankan ajaran agama Islam. Perbedaan ini telah diatur dalam kitab suci Al-Quran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jilbab berasal dari bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib yang artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini penggunaan hijab dikalangan remaja telah mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga menggunakannya dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bergerak dalam bidang Agama, sosial dan safety fashion. (Sumber: Dokumen

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bergerak dalam bidang Agama, sosial dan safety fashion. (Sumber: Dokumen 58 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Komunitas Hijabers Lampung Hijabers Lampung adalah komunitas wanita berhijab di Lampung yang bergerak dalam bidang Agama, sosial dan safety fashion. (Sumber:

Lebih terperinci

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS D ISTRO BUSANA MUSLIMAH

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS D ISTRO BUSANA MUSLIMAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Pendidikan Tata Busana merupakan salah satu Program Studi yang terdapat di Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan, serta modal awal usaha. Pasar yang sangat besar ini

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan, serta modal awal usaha. Pasar yang sangat besar ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. E-Commerce Berbagai macam bisnis model telah banyak diterapkan di Indonesia, dalam proses perkembangan teknologi informasi saat ini, salahs atu bisnis model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Dalam ajarannya, Islam memerintahkan wanita yang telah memasuki usia akil baligh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam pengembangannya teknologi memberikan kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang cukup padat menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di Indonesia tumbuh cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dari hidup manusia yang mempunyai fungsi lebih yaitu sebagai etika

BAB I PENDAHULUAN. penting dari hidup manusia yang mempunyai fungsi lebih yaitu sebagai etika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pada awalnya busana dipakai sebagai pelindung tubuh dari panas matahari dan cuaca dingin, seiring berkembangnya zaman busana menjadi bagian penting

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA HIDUP FASHION DENGAN CITRA DIRI PADA KOMUNITAS HIJABERS DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Oleh:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA HIDUP FASHION DENGAN CITRA DIRI PADA KOMUNITAS HIJABERS DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Oleh: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA HIDUP FASHION DENGAN CITRA DIRI PADA KOMUNITAS HIJABERS DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: FADILAH NUR KOMARIYAH F 100 080 082 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hijab merupakan simbol komunikasi dan sebagai identitas bagi wanita,

BAB I PENDAHULUAN. Hijab merupakan simbol komunikasi dan sebagai identitas bagi wanita, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hijab merupakan simbol komunikasi dan sebagai identitas bagi wanita, sehingga wanita mudah dikenal melalui pesan penampilan atau hijab yang dikenakan. Melalui hijab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijab merupakan kewajiban bagi wanita umat Islam untuk menutup auratnya. Hijab sendiri kini tidak hanya digunakan oleh perempuan dewasa dan tua saja, akan tetapi sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran internet di tengah masyarakat saat ini, tentu membuat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran internet di tengah masyarakat saat ini, tentu membuat sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia yang dinamis adalah salah satu yang membuat berbagai perkembangan-perkembangan yang sangat menarik untuk di pelajari dan di ikuti.inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67

Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67 Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67 Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian Hijab Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari 33 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari geografisnya terletak di daerah Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 217 juta jiwa dari total penduduk

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG. ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

PERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG. ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK PERILAKU KONSUMTIF PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABBERS SEMARANG ANGGI MEILA SARI Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunitas-komunitas hijabers di Indonesia. 1. Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas hijabers mempunyai ciri

BAB I PENDAHULUAN. komunitas-komunitas hijabers di Indonesia. 1. Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas hijabers mempunyai ciri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaung perkembangan fashion muslim belakangan ini memang kian terdengar. Fashion muslim terus melakukan transformasi dari gaya konservatif menjadi lebih kontemporer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika pergantian mode dalam fashion yang ada di dunia selalu berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru bermunculan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di bidang industri kreatif masih terbuka luas untuk para pelaku usaha di Indonesia, karena kekayaan budaya dan tradisi Indonesia bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan individu lainnya untuk hidup. Dalam kehidupan setiap hari manusia selalu bertemu dengan manusia lainnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perusahaan di seluruh dunia mulai tersadarkan akan pentingnya kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang berpegang pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran agamanya dalam sikap atau tingkah laku serta keadaan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno (2009: 42) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide baru untuk menemukan cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sudah dari beberapa tahun belakangan, nama Indonesia sering disebut dalam pencarian referensi trend terbaru busana muslim dan hijab. Pada tahun 2016 ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jilboobs berasal dari kata jilbab dan boobs. Jilbab adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala sampai dada yang dipakai oleh wanita muslim, sedangkan boobs berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya komunitas hijabers dan muslimah. membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening.

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya komunitas hijabers dan muslimah. membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya komunitas hijabers dan muslimah tak ditampik membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening. Alhasil, era berbusana para muslimah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia industri fashion yang meningkat tanpa disadari ternyata juga memberikan peningkatan pada animo masyarakat dalam memilih fashion yang diinginkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap wanita ingin tampil

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Brand image berpengaruh positif pada sikap terhadap produk.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Brand image berpengaruh positif pada sikap terhadap produk. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang sesuai dengan pertanyaan

Lebih terperinci

- Meniti Jalan Keindahan 121. Daftar Pustaka 130

- Meniti Jalan Keindahan 121. Daftar Pustaka 130 DAFTAR ISI Ucapan Terimakasih 3 Daftar Isi 7 1 Mengenal Hijab 9 - apa itu Hijab 11 - Kenapa Mesti Berhijab 11 2 Catatan Hati Para Muslimah yang memperjuangkan hijab menjadi bagian dari hidupnya 15 - Aku

Lebih terperinci

TREND FASHION HIJAB TERHADAP KONSEP DIRI HIJABERS KOMUNITAS HIJAB MEDAN

TREND FASHION HIJAB TERHADAP KONSEP DIRI HIJABERS KOMUNITAS HIJAB MEDAN TREND FASHION HIJAB TERHADAP KONSEP DIRI HIJABERS KOMUNITAS HIJAB MEDAN Khairun Nisa, Rudianto Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Kapten Mukhtar Basri No 3 Medan 20238 Abstract His study aims

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah sekelompok kecil dari masyarakat yang berkesempatan mengembangkan kemampuan intelektualnya dalam mendalami bidang yang diminatinya di perguruan

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang mengenakan hijab. Hijab dimasa sekarang tidak lagi dengan warna dan motif yang gelap, seperti warna hitam,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI HIJABERS SEMARANG DALAM MENSYIARKAN HIJAB PADA MUSLIMAH MUDA

BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI HIJABERS SEMARANG DALAM MENSYIARKAN HIJAB PADA MUSLIMAH MUDA BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI HIJABERS SEMARANG DALAM MENSYIARKAN HIJAB PADA MUSLIMAH MUDA A. Mensyiarkan Hijab Pada Muslimah Muda Mengkaji masalah hijab tidak akan pernah lepas dari pembicaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini membawa dunia usaha pada perkembangan sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku usaha. Setiap

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG

2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religiusitas adalah suatu keadaan yang mendorong diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama yang dipeluknya. Religiusitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia pada 2010, total penduduk Indonesia mencapai 238 juta jiwa dan jumlah penganut agama Islam mencapai 87

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi (Hadi, 2015).Di samping itu, ternyata gaya busana muslim Indonesia kini menjadi trend setter di Asia

penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi (Hadi, 2015).Di samping itu, ternyata gaya busana muslim Indonesia kini menjadi trend setter di Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Perkembangan jilbab yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang cukup besar terhadap citra jilbab yang sebelumnya dipandang sebagai busana kuno dan tidak modis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hijab bagi wanita-wanita mukminah. 1 Berbusana tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hijab bagi wanita-wanita mukminah. 1 Berbusana tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perintah Allah mengenai hijab yang terkandung dalam Al-Quran selalu diawali dengan kata-kata wanita yang beriman, betapa asasinya kedudukan hijab bagi wanita-wanita

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan dibutuhkan dari masa ke masa. Busana adalah segala sesuatu yang dipakai seseorang dari mulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga berfungsi sebagai identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain disekitarnya. Kebutuhan akan keberadaan orang lain disekitar kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk produk fashion pada masa sekarang ini memiliki banyak model dan menarik perhatian para pembeli. Mulai dari jenis pakaian, tas, sepatu, alat make up, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISI DATA. A. Temuan Penelitian. Dari sajian data yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya,

BAB IV ANALISI DATA. A. Temuan Penelitian. Dari sajian data yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, 82 BAB IV ANALISI DATA A. Temuan Penelitian Dari sajian data yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, mengenai proses komunikasi komunitas Hijabee Surabaya ditemukan halhal sebagai berikut : 1. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin factio,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat Islam wajib melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data-data dan informasi yang didapat dan digunakan dalam membantu pelaksanaan tugas akhir ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Pengamatan Langsung di

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING A. Profil Butik Alam Bening Butik Alam Bening didirikan oleh Indanawati atau yang sering disapa dengan Ibu Iin pada Tahun 2013. Pada awalnya beliau hanya coba-coba

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. D jilbab tetap bisa eksis ditengah persaingan branding, melalui upaya

BAB V PENUTUP. D jilbab tetap bisa eksis ditengah persaingan branding, melalui upaya 133 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Untuk menjaga eksistensi suatu merek ini yang membuat Nisrina D jilbab tetap bisa eksis ditengah persaingan branding, melalui upaya membrending Nisrina D jilbab serta strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Memakai jilbab merupakan kewajiban bagi seorang muslimah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kehormatan perempuan dengan menutup aurat mereka. Di zaman jahiliyah dulu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media massa sangat pesat telah memberikan perubahan dalam segala sendi kehidupan masyarakat. Di Indonesia perkembangan industri media cetak termasuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Life style atau gaya hidup, salah satu unsur penting di kalangan masyarakat modern. Gaya hidup sudah menjadi bagian dari salah satu ciri-ciri masyarakat modern, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa, tidak hanya bagi individu yang menempuh pendidikan tersebut, tetapi juga berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap wanita ingin tampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tujuan pokok yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah untuk dapat menghasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Lebih terperinci