mayat yang di kuburkan secara massal. Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "mayat yang di kuburkan secara massal. Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB."

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN BENCANA ALAM TSUNAMI DI LPI AL-ISHLAH AL-AZIZIYAH LUENG BATA BANDA ACEH A. Latar Belakang Masalah Tidak terasa sudah 7 tahun peristiwa yang sangat memilukan terjadi di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan tsunami Aceh pada hari minggu pagi, 26 Desember Kurang lebih nyawa melayang dalam sekejab di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan samudra Hindia. Di daerah Aceh merupakan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan bangunan hancur lebur, ribuan pula mayat hilang dan tidak ditemukan dan ribuan pula mayat yang di kuburkan secara massal. Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur N E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh (Nasir, 2012; 2). Bhugra (dalam Syafrilsyah, 2009; 51) menjelaskan bahwa bencana tsunami Aceh mempunyai pengaruh yang kuat pada sosial dan fungsi jiwa ketika individu dinampakkan secara langsung dan tidak langsung kejadian tersebut. Tanggapan tanggapan dan penanganan yang secara strategis digunakan oleh individu dan kelompok kelompok secara kuat dipengaruhi untuk membantu korban korban tsunami. Tragedi ini menimbulkan kekhwatiran besar secara internasional (Syafrilsyah, 2009; 51).

2 Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam sejarah kegempaan bumi, yaitu sekitar detik (sekitar 10 menit). Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Korban tewas di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI adalah orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban tsunami diperkirakan sebanyak jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, Sedangkan total lukaluka sebanyak orang, diperkirakan diantaranya dialami rakyat Aceh. Menurut U.S. Geological Survey korban tewas mencapai , orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Menurut PBB, korban orang hilang dan tewas. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Pemerintahan daerah Aceh lumpuh total, saat terjadi gempa bumi dan tsunami Aceh (Nasir, 2012; 3). Seperti informasi yang didapat dari DIBA (2011). Banyak korban yang berjatuhan hingga mencapai ribuan orang, puluhan ribu mengalami luka-luka tertimpa bangunan dan terbawa oleh ombak air laut. Ratusan rumah mengalami kerusakan dari yang rusak ringan sampai kerusakan total. Hal ini menyebabkan banyak korban bencana alam tsunami yang kehilangan tempat tinggal. Sarana dan prasarana umum seperti tempat ibadah, gedung sekolah dan gedung pemerintahan juga banyak yang rusak. Kehilangan tempat tinggal juga merupakan pukulan berat bagi mereka yang harus menyaksikan rumahnya yang dibangun dengan berbagai cara, hancur berantakan. Bagi korban tsunami kehilangan rumah yang roboh bukan sekedar kehilangan fisik bangunan semata, akan

3 tetapi kehilangan kenangan dan sejarah, karena banyak rumah yang sudah berumur puluhan tahun yang mempunyai nilai sejarah bagi penghuninya. Berikut Data dan Informasi Bencana Aceh (DIBA) tsunami dan gempa 26 Desember 2004 Pemerintah Daerah Banda Aceh. Tabel 1 Data Korban Bencana Alam Tsunami Aceh, 2004 No Kejadian Data 1. Meninggal Rumah hancur Terimbas Dievakuasi Pusat pendidikan Rumah sakit Kerusakan lahan Ha Kerusakan jalan KM (Sumber: DIBA, 2011) Data-data di atas menunjukkan bahwa masyarakat Aceh telah kehilangan sumber ekonomi, keluarga, pendidikan, tempat tinggal. Tidak hanya itu, masyarakat Banda Aceh juga mengalami kecemasan akan masa depan dan rasa trauma setelah kejadian tersebut. Terlihat dari data korban yang meninggal begitu banyak atas kejadian tersebut. Sehingga keluarga yang ditinggalkan mengalami kecemasan menghadapi masa depan yang merupakan salah satu gangguan secara psikologis dalam batas normal yang berkepanjangan tersebut tentu saja akan dapat mempengaruhi kehidupan mereka di masa yang akan datang (Maslim, 2001; 72). Kecemasan yang berkepanjangan akan menyulitkan bagi mereka korban tsunami yang mengalami kejadian tersebut. Kecemasan tidak hanya menimpa orang-orang dewasa, kecemasan yang paling berbahaya justru kecemasan yang dialami oleh anak-anak dan remaja, karena menimbulkan dampak yang sangat mengerikan, sehingga menjadi beban bagi anak dan remaja

4 tersebut untuk dapat berkembang dan maju dalam meraih masa depan yang lebih baik (Al Aqshari, 2007; 17). Namun, pada sisi lain hal ini sangat mempengaruhi perilaku dan sikap remaja yang juga ikut menyaksikan kejadian tersebut. Terdapat sejumlah remaja korban bencana alam tsunami di LPI Al-Ishlah Al Aziziyah Lueng Bata Banda Aceh. Berikut Data pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Data Korban Bencana Alam Tsunami/Konflik di LPI Al-Ishlah Al Aziziyah Banda Aceh Korban Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki Jumlah Tsunami Konflik Total (Sumber; Lembaga Pendidikan Islam anak korban Tsunami dan Konflik Al-Ishlah Al-Aziziyah Banda Aceh ). Banyaknya problematika yang diakibatkan oleh tsunami yang melanda Banda Aceh, di mana sejumlah remaja korban tsunami yang sampai saat ini masih mengalami kecemasan yang tidak menentu. Lembaga LPI Al-Ishlah Al-Aziziyah yang didominasi siswa ini sebagian besar merupakan korban tsunami dan konflik yang kehilangan keluarga, rumah dan lain-lain. Salah satu cara untuk mengurangi kecemasan menghadapi masa yang akan datang pada remaja tersebut yaitu dengan meningkatkan religiusitas dalam diri remaja tersebut. Leuba (dalam Sururin, 2004; 4) mengatakan religiusitas adalah cara bertingkah laku, sebagai sistem kepercayaan atau sebagai emosi yang bercorak khusus. Agama yang dirasa dalam hati, pikiran dan dilaksanakan dalam tindakan serta memantau dalam sikap dan cara menghadapi hidup pada umumnya.

5 Kecemasan menghadapi masa depan yang berkepanjangan dialami remaja korban bencana alam tsunami yang usianya berkisar tahun, yang berada di LPI (Lembaga Pendidikan Islam) Al Ishlah Al Aziziyah Lueng Bata Banda Aceh. Beberapa remaja yang diwawancarai oleh penulis di lingkungan LPI Al Ishlah Al Aziziyah Lueng Bata Banda Aceh pada tanggal 28 Maret Rz, 15 tahun Tsunami adalah bencana yang sangat besar bagi saya karena waktu itu saya masih kecil dan air tsunami itu sangat hitam warnanya, sesekali ada teringat dan timbul perasaan sangat sedih kalau ingat kejadian itu. Coba kalau tidak ada tsunami pasti mamak dan ayah saya masih hidup. Sekarang tidak ada tempat untuk bermanja lagi, terkadang saya berpikir bagaimana saya kedepan menghadapi hidup. Tetapi saya yakin ada petunjuk dari Allah. Saya pernah berkata untuk apa kita memikirkan masa depan padahal masa depan itu perlu untuk kita karena kita harus meraih cita cita. Oz, 13 tahun Saya waktu tsunami di rumah dengan ibu yang lagi hamil 2 bulan, jam 8 gempa dengan 8, 6 skala Richter ayah lagi tangkap ikan di empang tambak udang. Kami empat orang abang tiga orang. Pas kencang kali gempa kami lari sama mamak ayah terbawa tsunami sampai Peunayoung setelah dua hari setelah kejadian tsunami ayah meninggal, Oz merasa sedih ayah gak ada lagi biasanya mandi di empang sama ayah. Oz merasa cemas setelah tiada ayah lagi karena sebelumnya Oz pengen bahagiain Orang tua terutama ayah tapi sekarang ayah sudah tidak ada lagi. Kalau aku sedih suka teringat ayah sampai terbawa mimpi ayah minta tolong. Berdasarkan dari hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa remaja yang mengalami bencana tsunami di LPI Al-Ishlah Al-Aziziyah, dapat berdampak pada kecemasan mereka dalam menghadapi masa depan dan merasa sangat kehilangan orang tua serta keluarga terdekat lainnya. Berbagai tekanan psikologis yang terjadi membuat luka dalam yang memerlukan pemulihan jangka panjang. Terlebih kejadiannya begitu mendadak dan mereka menyaksikan keluarga meninggal secara langsung. Sebagaimana yang dikemukakan oleh ahli psikologi yang mengartikan kecemasan dari segi dzatnya, yaitu suatu perasaan yang tajam tentang adanya bahaya dan sensitivitas yang menyebar dengan mengandung rasa takut dan khawatir. Dia

6 mempunyai tanda tanda ketidakinginan, misalnya cepatnya denyut nadi dan naiknya tekanan darah (Al Aqshari, 2007; 27). Sebagaimana yang pernah diteliti oleh Hidayat (2008; 38) tentang hubungan antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi masa depan pada survivour gempa bumi DIY. Yaitu terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi masa depan. Hal ini menjelaskan bahwa ketika seseorang yang memiliki masalah dalam kehidupan akan merasa lebih mudah untuk menyelesaikannya bila memiliki religiusitas tinggi. Begitu juga pada individu yang pernah mengalami bencana tsunami, mereka akan lebih bisa tenang dalam menjalani hari-harinya apabila mempunyai tingkat religiusitas yang tinggi. Religiusitas adalah ruh dan doktrin yang hendaknya setiap remaja menanamkan ruh keagamaan dan menginternalisasikan pada jiwa sehingga mereka termotivasi untuk menyelesaikan masalah dunia yang mereka hadapi (Yayan Nurbayan, 2007; 60). Banyak pengaruh yang terjadi akibat tsunami yang melanda masyarakat Banda Aceh khususnya mengenai kecemasan menghadapi masa depan karena menurut peneliti kecemasan menghadapi masa depan secara psikologis mempunyai efek yang sangat besar pada remaja itu sendiri. Terutama bagaimana cara pandang remaja itu ketika memecahkan masalah sehingga kecemasan menghadapi masa depan yang berkepanjangan tidak selamanya tertanam dalam diri mereka. Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai hubungan religiusitas dengan kecemasan menghadapi masa depan pada remaja korban tsunami di LPI Al-Ishlah Al-Aziziyah Lueng Bata Banda Aceh. B. Rumusan Masalah

7 Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan negatif antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi masa depan pada remaja korban tsunami di LPI Al- Ishlah Al-Aziziyah Lueng Bata Banda Aceh? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan religiusitas dengan kecemasan menghadapi masa depan pada remaja korban tsunami di LPI Al-Ishlah Al-Aziziyah Lueng Bata Banda Aceh. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pamahaman dalam bidang psikologi, khususnya dalam psikologi agama dan klinis. 2. Secara praktis a. Diharapkan dapat menjadi acuan dan memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat umumnya dan remaja khususnya dalam mengatasi masalah yang ada. b. Jika penelitian ini diterima diharapkan dapat membantu memberikan informasi yang berguna terhadap guru dan remaja yang ada di LPI Al-Ishlah Al-Aziziyah Lueng Bata. Memberi motivasi untuk remaja subyek penelitian agar senantiasa selalu berpikir positif untuk mengahadapi masa depan

8 DAFTAR PUSTAKA Achmadi, A Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Agus. B Agama Dalama Kehidupan Manusia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Al-Aqshari Apakah Anda Cemas akan Masa Depan. Jakarta: Cendekia Sentra Muslim. Ali, M dan Asrori, M Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ali, M.D Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Andisti, A.M. dan Ritandiyono Religiusitas dan Perilaku Seks Bebas Pada Dewasa Awal.Jawa Barat: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Azwar, S Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin, J, P Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Departemen Agama RI Mushaf Al-Qur an dan Terjemah. Jakarta: Penerbit CV Pustaka Al-Kautsar. DIBA, Data Korban Tsunami Aceh. Diakses pada tanggal 28 Februari Gunarsa, S Psikologi Keperawatan. Jakarta. : BPK Gunung Mulia. Hawari, Pendekatan Psikoreligi Pada Trauma Bencana. Jakarta: FKUI. Hurluck, E.B Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Jalaluddin, Psikologi Agama (edisi Revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Psikologi Agama (edisi revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo. Persada Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kurniawan, H Hubungan Tingkat Religiusitas dengan Tingkat Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional (Studi Kasus pada Siswa Kelas VI Madrasah Mu allimin Muhammadiyah Aceh). Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Marsal,H Hubungan antara Religiusitas dengan Kecemasan Menghadapi Masa Depan pada Survivour Gempa Bumi DIY. Skripsi (tidak diterbitkan) Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Maslim. R Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III). Jakarta: PT Nuh Jaya.

9 Nevid, S Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Nurbayan Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: Refika Aditama. Pieter Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana. Nasir Tragedi Tsunami Aceh Paling Hebat di Dunia pada Abad ke-21. Blog: diakses pada tanggal 25- Feb-2012, 15:53:03 WIB. Rahman, F Gelombang Perubahan Dalam Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ramai ah, S Kecemasan. Jakarta. : Pustaka Populer Obor. Saputra Manajemen Emosi. Jakarta : Bumi Aksara. Safrilsyah, dkk Motivation Du comportement pro-social des Bénévoles de l acheness pour aider les Victimes de la catastrophe du tsunami. Journal Canadian Social Science Vol.5 No Pendidikan Nilai Tingkah Laku Prososial Dalam Agama: Upaya Meminimalisir Konflik Sosial Dalam Masyarakat Plural (Refleksi Pelaksanaan Pendidikan Damai di Nanngroe Aceh Darussalam). Surakarta: Annual Conference on Islamic Studies (ACIS). Santrock, J.W Adolescence. Jakarta: Erlangga. Sudarjo, A, W Pengantar Abnormal. Bandung : Refika Aditama. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suryabrata. S Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers. Johannes Kerusakan Akibat Tsunami dan Gempa Northen Sumatra 26 Desember 2004 Terhadap Banda Aceh dan Sirombu Nias Barat. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli. Thoules, R.H Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Press. Tomb. D.A Buku Saku Psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran. Triyono. J.A Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI SMK Negri 1 Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan) Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.. Yanti, H Hubungan Antara Efikasi Diri dan Religiusitas dengan Kemampuan Penyesuaian diri pada Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

DESI HARTIKA KELAS XII MIPA

DESI HARTIKA KELAS XII MIPA BAHASA INDONESIA TEKS CERITA SEJARAH D I S U S U N OLEH : DESI HARTIKA KELAS XII MIPA GURU BIDANG STUDY : FARRAH FITRIA, S.Pd SMA NEGERI 1 JAYA KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 TEKS CERITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk wilayah tanah air Indonensia. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bencana menurut Undang-Undang No.24 tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan

Lebih terperinci

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TYPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN Kampus STIE Kerjasama Tipikal keruntuhan karena desain kolom lemah balok kuat. Desain seperti ini tidak sesuai kaidah bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dibawah koordinasi Satkorlak Bencana Gempa dan Tsunami di Banda

BAB I PENDAHULUAN. Negara dibawah koordinasi Satkorlak Bencana Gempa dan Tsunami di Banda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada Tahun 2004, Indonesia dicengangkan dengan bencana dahsyat yaitu gempabumi yang kemudian yang disusul dengan gelombang tsunami yang terjadi di Aceh dan sekitarnya.

Lebih terperinci

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari upaya responsif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai dari gempa bumi berkekuatan 8.9 SR diikuti tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 silam

Lebih terperinci

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 GAMBARAN UMUM Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu sesuatu hal yang berada di luar kontrol manusia, oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersedia (Pemerintah Republik Indonesia, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tersedia (Pemerintah Republik Indonesia, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 26 tahun 2007 mengamanatkan perlunya suatu perencanaan pembangunan yang berbasis penatagunaan ruang yang mengharuskan setiap daerah menyusun

Lebih terperinci

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI Pengenalan Tsunami APAKAH TSUNAMI ITU? Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada lempeng bumi yang labil. Lempeng bumi ini berpotensi besar terjadinya gempa bumi pada dasar laut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bencana gempa bumi yang berkekuatan 8,9 skala Richter yang diikuti

BAB I PENDAHULUAN. Bencana gempa bumi yang berkekuatan 8,9 skala Richter yang diikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana gempa bumi yang berkekuatan 8,9 skala Richter yang diikuti gelombang tsunami yang melanda sebagian besar kawasan pesisir Aceh dan Nias pada hari Minggu tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Salah satu bencana paling fenomenal adalah terjadinya gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang melanda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggaunggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

Gempa Aceh. Gempa 6,4 SR di Aceh, Begini Potret Kepanikan Warga dan Bangunan yang Rusak Rabu 07 Dec 2016, 08:00 WIB Hestiana Dharmastuti - detiknews

Gempa Aceh. Gempa 6,4 SR di Aceh, Begini Potret Kepanikan Warga dan Bangunan yang Rusak Rabu 07 Dec 2016, 08:00 WIB Hestiana Dharmastuti - detiknews Gempa Aceh Gempa 6,4 SR di Aceh, Begini Potret Kepanikan Warga dan Bangunan yang Rusak Rabu 07 Dec 2016, 08:00 WIB Hestiana Dharmastuti - detiknews FOKUS BERITA:Gempa 6,5 SR Guncang Aceh Foto: Istimewa

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RELOKASI PEMUKIMAN PASCA BENCANA GEMPA BUMI DAN GELOMBANG TSUNAMI DI KELURAHAN KOTA ATAS SABANG Penekanan Desain Arsitektur Tradisional dan Bioklimatik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjelang pergantian tahun 2004, Indonesia dirundung bencana. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjelang pergantian tahun 2004, Indonesia dirundung bencana. Setelah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang pergantian tahun 2004, Indonesia dirundung bencana. Setelah Nabire, Papua dan Alor, Nusa Tenggara Timur, Aceh pun tak luput dari bencana. Bencana

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. Ariyadi, Ilmu Kesehatan Mental, Jakarta: UI Press, Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru, 1991

DAFTAR PUSTAKA. A. Ariyadi, Ilmu Kesehatan Mental, Jakarta: UI Press, Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru, 1991 DAFTAR PUSTAKA A. Ariyadi, Ilmu Kesehatan Mental, Jakarta: UI Press, 1983 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru, 1991 Adang Hambali, Psikologi Islam Bandung: Pustaka Setia, 2015 Ahmad.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vol.65, Jakarta: YPJ, 2010), hal. 17 1

BAB I PENDAHULUAN. vol.65, Jakarta: YPJ, 2010), hal. 17 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Tuhan menciptakan mahluk ciptaannya secara sempurna, termasuk manusia sebagai salah satu di antaranya, bahkan dikatakan sebagai mahluk segambar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/ atau faktor non alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permukiman kembali masyarakat pesisir di Desa Kuala Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat merupakan upaya membangun kembali permukiman masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

TSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi

TSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi TSUNAMI Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu = pelabuhan nami = gelombang laut tsunami secara harfiah berarti gelombang laut (yang menghantam) pelabuhan. Tsunami, adalah rangkaian gelombang laut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang. serta melampaui kemampuan dan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang. serta melampaui kemampuan dan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan peristiwa yang disebabkan oleh alam atau ulah manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang menyebabkan hilangnya

Lebih terperinci

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana Gempa dan Tsunami yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004 telah menimbulkan dampak yang sungguh luar

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA I. Umum Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar didunia, yang terletak di antara dua benua, yakni benua Asia dan benua Australia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia dipengaruhi oleh aktifitas lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Lempeng tektonik mengalami dislokasi atau pemindahan/pergeseran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah mengguncang dasar laut yang berjarak sekitar 150 km dari pantai Sumatera pada tanggal 26

Lebih terperinci

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*) POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA Oleh : Hendro Murtianto*) Abstrak Aktivitas zona patahan Sumatera bagian tengah patut mendapatkan perhatian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: LINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dan keadaan gawat darurat telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat secara signifikan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan data dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sosial kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Santrock, J. W. (2003). Adolescene: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

DAFTAR PUSTAKA. Santrock, J. W. (2003). Adolescene: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. DAFTAR PUSTAKA Santrock, J. W. (2003). Adolescene: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Bow. (2008). Tawuran Pelajar: Ditinjau dengan Perspektif Perilaku Agresi. Diambil tanggal 11 Maret 2010. Chaplin,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

menyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.

menyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengetahuan tentang kebencanaan belum sepenuhnya diketahui secara mendalam oleh peserta didik. Sehingga saat terjadi bencana, menimbulkan rasa panik dalam diri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Klaten terdiri dari 26 Kecamatan, terbagi atas 391 Desa dan 10 Kelurahan, dengan luas 65.556 ha. Kabupaten Klaten merupakan bagian provinsi Jawa Tengah yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seks pra-nikah. remaja Pondok Pesantren Modern sangat rendah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seks pra-nikah. remaja Pondok Pesantren Modern sangat rendah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seks pra-nikah remaja Pondok Pesantren Modern sangat rendah. b. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DUSUN PANJANG PANJANGREJO PUNDONG BANTUL

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DUSUN PANJANG PANJANGREJO PUNDONG BANTUL HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DUSUN PANJANG PANJANGREJO PUNDONG BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu 9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh global warming menyebabkan Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 9 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada akhir Desember 2004, terjadi bencana gempa bumi dan gelombang Tsunami yang melanda Provinsi Nanggroe Aceh Darusssalam (NAD) dan Sumatera Utara. Bencana ini mengakibatkan:

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGALAMI AMPUTASI. Skripsi

STRATEGI KOPING PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGALAMI AMPUTASI. Skripsi STRATEGI KOPING PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGALAMI AMPUTASI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Diajukan oleh : DONA ENDARJANTI

Lebih terperinci

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada hari minggu tanggal 26 Desember 2004 jam 08.30 WIB di bumi Aceh NAD merupakan peristiwa global pada sejarah abad 21.

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negeri yang rawan bencana. Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan gunung api terbesar di dunia. Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Kerusakan dan Kerugian

RINGKASAN EKSEKUTIF. Kerusakan dan Kerugian i RINGKASAN EKSEKUTIF Pada tanggal 27 Mei, gempa bumi mengguncang bagian tengah wilayah Indonesia, dekat kota sejarah, Yogyakarta. Berpusat di Samudera Hindia pada jarak sekitar 33 kilometer di selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita gangguan jiwa (skizofrenia). Sampai saat ini penanganan penderita gangguan jiwa masih sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif, Indo- Australia dan Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga belahan selatan Nusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala Richter sehingga dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Halini

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu. 56 DAFTAR PUSTAKA Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu. Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA Virgia Ningrum Fatnar, Choirul Anam Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan virgia_nfatnar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, komunikasi

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, komunikasi BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat dan pasien jiwa di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johhanes Kupang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2005 PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2005 BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Lebih terperinci

ADVOKASI PENDIDIKAN ISLAM DI DAERAH GEMPA

ADVOKASI PENDIDIKAN ISLAM DI DAERAH GEMPA ADVOKASI PENDIDIKAN ISLAM DI DAERAH GEMPA (Studi Kasus Asia Muslims Charity Foundation (AMCF) di Dukuh Banjarejo, Desa Kragilan, Kec. Gantiwarno, Kab. Klaten, Prop. Jawa Tengah Tahun 2006-2008) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruliani, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruliani, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geologis berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian Utara, dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan mengenai motivasi dan konsep diri pelaku konversi agama di. Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. disimpulkan mengenai motivasi dan konsep diri pelaku konversi agama di. Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut: 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan pembahasan masalah di atas, maka dapat disimpulkan mengenai motivasi dan konsep diri pelaku konversi agama di Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang tahun 1988, geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : Refti Yusminunita F 100 050

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak terjadi tindak kekerasan yang terjadi di berbagai tempat di lingkungan sekitar kita. Tindak kekerasan yang terjadi berbagai macam dan diantaranya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan

Lebih terperinci

Kritik Seni Pada Bentuk Bangunan Museum Tsunami Aceh

Kritik Seni Pada Bentuk Bangunan Museum Tsunami Aceh Kritik Seni Pada Bentuk Bangunan Museum Tsunami Aceh Oleh: I Made Wisnu Wardana Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email : madewisnuwardana@yahoo.com ABSTRAK Museum

Lebih terperinci

KEMATANGAN SOSIAL REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA ) Skripsi

KEMATANGAN SOSIAL REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA ) Skripsi KEMATANGAN SOSIAL REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA ) Skripsi Oleh : Beta Fitriasari 06810251 KEMATANGAN SOSIAL REMAJA YANG DI ASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA ) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY, yusmanwiyatmo@yahoo.com, HP: 08122778263 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia termasuk penyakit psikosis dengan cirinya berupa kekacauan dalam pikiran dan kepribadian yakni adanya fantasi, regresi, halusinasi, delusi, dan penarikan

Lebih terperinci

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami 13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami Rahmat Triyono, ST. Dipl. Seis, MSc, Kepala Stasiun Geofisika Silaing Bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang Mengingat : : a. bahwa untuk meringankan

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991. DAFTAR KEPUSTAKAAN Alsa, Program Belajar, Jenis Kelamin, Belajar berdasar Regulasi Diri dan Prestasi Belajar Matematika pada Pelajar SMA Negeri di Yogyakarta, Disertasi, (Yogyakarta: UGM, 2005). Alsa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gempa bumi tektonik yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada hari Sabtu, 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB. selama 57 detik merupakan gempa

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia) (edisi ke 10 Buku 2). Jakarta: Salemba.

DAFTAR PUSTAKA. Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia) (edisi ke 10 Buku 2). Jakarta: Salemba. DAFTAR PUSTAKA Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dewi, K. C. (2011). Proses

Lebih terperinci

POKOK DOA BENCANA ALAM TSUNAMI, GUNUNG MELETUS DAN BANJIR DI INDONESIA

POKOK DOA BENCANA ALAM TSUNAMI, GUNUNG MELETUS DAN BANJIR DI INDONESIA POKOK DOA BENCANA ALAM TSUNAMI, GUNUNG MELETUS DAN BANJIR DI INDONESIA Bapak/Ibu/Sdr/i terkasih dalam Tuhan, Indonesia sedang mengalami bencana alam yg bertubi-tubi melanda negeri tercinta ini. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mahasiswa termasuk dalam golongan remaja akhir yaitu berusia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mahasiswa termasuk dalam golongan remaja akhir yaitu berusia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap masalah kesehatan mental. Berdasarkan usia perkembangannya, mahasiswa termasuk dalam golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya conceptio antara sel telur dan sel kelamin laki-laki sampai menjadi tua, ia akan mengalami

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali Al Hasyimi, Muhammad, Be Smart Muslim, Jakarta: Ummah Publishing, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Ali Al Hasyimi, Muhammad, Be Smart Muslim, Jakarta: Ummah Publishing, 2011. DAFTAR PUSTAKA Ali Al Hasyimi, Muhammad, Be Smart Muslim, Jakarta: Ummah Publishing, 2011. Anwar, Rosihon, Akidah Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2008. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah

Lebih terperinci

RELIGIUSITAS SISWA PROGRAM AKSELERASI SKRIPSI. Oleh: ZENI FITRI NASIBAH

RELIGIUSITAS SISWA PROGRAM AKSELERASI SKRIPSI. Oleh: ZENI FITRI NASIBAH RELIGIUSITAS SISWA PROGRAM AKSELERASI SKRIPSI Oleh: ZENI FITRI NASIBAH 04810137 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011 i RELIGIUSITAS SISWA PROGRAM AKSELERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana serta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahwa: ada pengaruh diskusi kelompok kecil (buzz group discussion)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahwa: ada pengaruh diskusi kelompok kecil (buzz group discussion) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: ada pengaruh diskusi kelompok kecil (buzz group discussion) terhadap pemahaman dampak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai deskripsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai deskripsi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai deskripsi tersebut adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai karakteristik alam yang beragam. Indonesia memiliki karakteristik geografis sebagai Negara maritim,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pola asuh permisif orang tua berada pada tingkat tinggi dan rata-rata 68,82. dengan frekuensi siswa 71 orang dan prosentase 77,17 %.

BAB V PENUTUP. 1. Pola asuh permisif orang tua berada pada tingkat tinggi dan rata-rata 68,82. dengan frekuensi siswa 71 orang dan prosentase 77,17 %. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan pola asuh permisif orang tua terhadap kedisiplinan siswa di SMP Muhammadiyah 4 Banjarmasin, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di duniakarena posisi geografis Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia,

Lebih terperinci

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN Retno Yuli Hastuti, Esri Rusminingsih, Riya Dewi Wulansari Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk daerah yang rawan bencana dan memiliki jumlah penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam maupun akibat dari ulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Pemerintah Republik Indonesia tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik peningkatan sarana prasarana,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan

PENDAHULUAN. benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia sendiri yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang. Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang. Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang Perkawinan Terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi

BAB V PEMBAHASAN. A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi BAB V PEMBAHASAN A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui dinamika psikologis mahasiswa

Lebih terperinci